Anda di halaman 1dari 10

APBD KOTA DENPASAR TAHUN 2023

Nama Anggota Kelompok:


1. Anak Agung Made Silvia Awidyandari (01)
2. Anak Agung Ketut IndraPranajaya (03)
3. Dewa Ayu Made Puspita Dewi (04)
4. Ni Komang Putri Natasia (26)
5. Ni Putu Agni Santia Marwa Dewi (31)

SMA NEGERI 11 DENPASAR


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
selaku penulis makalah ini dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"APBD KOTA DENPASAR TAHUN 2023" dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Project Mata Pelajaran Ekonomi.
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai anggaran
pendapatan dan belanja daerah di Kota Denpasar bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna, maka dari itu penulis terbuka atas kritik/saran yang diberikan
untuk perbaikan dalam penyusunan makalah ini.

Denpasar, 4 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1-2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 3
2.1 Anggaran Pengeluaran dan Belanja Daerah Kota Denpasar .............. 3
2.2 Penyusunan APBD Kota Denpasar ................................................... 4-5
BAB III PENUTUP .............................................................................. 6
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 6
3.2 Saran................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan
tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah
daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD merupakan
rencana kerja tahunan untuk mewujudkan kegiatan-kegiatan Pemerintah Daerah
baik rutin maupun pembangunan yang diatur dan diperhitungkan dengan uang.
Pengelolaan keuangan daerah bertujuan untuk memenuhi prinsip ekonomis, efektif,
efisien serta memenuhi prinsip value for money baik dari sisi pendapatan maupun
belanja. Kinerja keuangan memperlihatkan posisi keuangan yang mewakili realitas
entitas dan potensi-potensi kinerja yang akan berkelanjutan. Analisis terhadap
kinerja keuangan suatu daerah dapat dilihat dari analisis rasio keuangan daerah
diantaranya rasio kemandirian, rasio efektivitas, rasio efesiensi, rasio aktivitas serta
rasio pertumbuhan. Penelitian ini menganalisis kinerja keuangan dari permerintah
kabupaten/kota di provinsi Bali periode 2011-2016. Hasil analisis memperlihatkan
bahwa daerah kabupaten/kota di Bali memiliki tingkat kemandirian yang beragam,
hanya kabupaten Badung, Gianyar, dan Karangasem yang sudah bisa lepas dari
pemerintah pusat. Efektivitas daerah di provinsi Bali termasuk efektif. Efisiensi
keuangan daerah berada pada kategori tidak efisien. Aktivitas belanja rutin
meningkat sedang aktivitas belanja pembangunan menurun, hal ini menunjukkan
adanya perbedaan aktivitas daerah terhadap belanja rutin. Pertumbuhan baik
terhadap pendapatan maupun belanja berfluktuatif.
Analisis rasio keuangan pada APBD dilakukan dengan membandingkan hasil
yang dicapai dari satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga
dapat diketahui bagaimana kecenderungan yang terjadi. Halim (2008) menyatakan
analisis kinerja keuangan adalah usaha mengidentifikasi ciri-ciri keuangan
berdasarkan laporan keuangan yang tersedia. Dalam organisasi pemerintah untuk
mengukur kinerja keuangan ada beberapa ukuran kinerja, yaitu rasio kemandirian,
rasio efektifitas, rasio efisiensi, rasio aktivitas, dan rasio pertumbuhan. Kinerja

1
keuangan adalah suatu ukuran kinerja yang menggunakan indikator keuangan.
Analisis kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk menilai kinerja di masa
lalu dengan melakukan berbagai analisis sehingga diperoleh posisi keuangan yang
mewakili realitas entitas dan potensi- potensi kinerja yang akan berlanjut. Rasio
kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana
ekstern. Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti bahwa tingkat
ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak ekstern (terutama pemerintah pusat
dan provinsi) semakin rendah dan demikian pula sebaliknya. Rasio kemandirian
juga menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah.
Semakin tinggi rasio kemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam
membayar pajak dan retribusi daerah akan menggambarkan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penyusunan APBD di Kota Denpasar?
2. Apakah APBD bisa mengatur keuangan Kota Denpasar dengan baik?
3. Apa saja anggaran yang ada didalam APBD Kota Denpasar?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penyusunan APBD di Kota Denpasar
2. Untuk mengetahui pengelolaan keuangan di Kota Denpasar
3. Untuk mengetahui anggaran yang ada didalam APBD Kota Denpasar

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anggaran Pengeluaran dan Belanja Daerah Kota Denpasar


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana
penerimaan dan pengeluaran pada pemerintah daerah selama satu tahun anggaran
yang ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD disusun oleh Kepala Daerah,
dibantu oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh
Sekretaris Daerah. Semua fraksi di DPRD Kota Denpasar, Bali, menyetujui
penetapan Raperda Perubahan APBD Kota Denpasar tahun anggaran 2023 dengan
total Belanja Daerah sebesar Rp2,70 triliun lebih. Dalam Sidang Paripurna DPRD
Denpasar di Denpasar, Selasa, Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara
memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas kerja keras bersama segenap
jajaran DPRD Denpasar sehingga RAPBD Perubahan 2023 dapat disepakati
bersama. Pendapatan Daerah Kota Denpasar yang sebelumnya dirancang sebesar
Rp2,12 triliun lebih dan setelah perubahan dirancang sebesar Rp2,29 triliun lebih.
Selanjutnya, Belanja Daerah dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2023
dirancang sebesar Rp2,70 triliun lebih atau bertambah sebesar Rp348,55 miliar
lebih dibandingkan dengan APBD Induk. Rancangan Perubahan APBD 2023
terjadi defisit sebesar Rp413,36 miliar. Rencana defisit ini akan ditutupi dari
pembiayaan daerah yang terdiri atas penerimaan pembiayaan yang bersumber dari
SILPA Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp448,94 miliar lebih dan pengeluaran
pembiayaan daerah sebesar Rp35,57 miliar lebih. Hal ini karena di masa mendatang
tantangan akan jauh lebih berat, sedangkan tuntutan masyarakat dan permasalahan
akan selalu lebih kompleks sejalan dengan dinamika masyarakat di berbagai bidang
kehidupan baik kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial budaya, maupun ketertiban
dan keamanan.

3
2.2 Penyusunan APBD Kota Denpasar
APBD adalah rancangan keuangan tahunan yang disusun oleh pemerintah
daerah atas hasil persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Penggunaan APBD sebagai prosedur utama dalam menentukan jumlah pengeluaran
serta pendapatan. Berikut adalah Anggaran Pengeluaran dan Belanja Daerah di
Kota Denpasar:

APBD KOTA DENPASAR


TAHUN 2023

Kode Uraian Jumlah


4 PENDAPATAN DAERAH
4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 899.495.659.600
4.1.01 Pajak Daerah 713.251.605.088
4.1.02 Retribusi Daerah 19.447.424.196

4.1.03 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 53.256.529.836


4.1.04 Lain-lain PAD yang Sah 113.540.100.480

4.2 PENDAPATAN TRANSFER 1.216.217.988.130


4.2.01 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 1.029.548.033.000

4.2.02 Pendapatan Transfer Antar Daerah 186.669.955.130


4.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 13.871.418.000
4.3.03 Lain-lain Pendapatan Sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang- 13.871.418.000
Undangan
2.129.585.065.730
Jumlah Pendapatan

5 BELANJA
5.1 BELANJA OPERASI 1.843.846.965.298
5.1.01 Belanja Pegawai 899.077.793.104
5.1.02 Belanja Barang dan Jasa 805.563.030.869
5.1.05 Belanja Hibah 136.458.691.325
5.1.06 Belanja Bantuan Sosial 2.747.450.000

5.2 BELANJA MODAL 309.670.874.153


5.2.01 Belanja Modal Tanah 346.500.000

5.2.02 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 42.625.270.438


5.2.03 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 160.989.744.826

5.2.04 Belanja Modal Jalan, Jaringan, dan Irigasi 87.668.990.889


5.2.05 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 18.040.368.000

5.3 BELANJA TIDAK TERDUGA 28.894.257.979


5.3.01 Belanja Tidak Terduga 28.894.257.979

5.4 BELANJA TRANSFER 177.584.904.000


5.4.01 Belanja Bagi Hasil 73.271.000.000
5.4.02 Belanja Bantuan Keuangan 104.313.904.000
Jumlah Belanja 2.359.997.001.430

4
Total Surplus/(Defisit) (230.411.935.701)

6 PEMBIAYAAN
6.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 234.988.340.789
6.1.01 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya 234.988.340.789

Jumlah Penerimaan Pembiayaan 234.988.340.789


6.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 4.576.405.088
6.2.02 Penyertaan Modal Daerah 4.576.405.088
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 4.576.405.088
Pembiayaan Netto 230.411.935.701
6.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Daerah Tahun Berkenaan 0

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendapatan Daerah Kota Denpasar yang sebelumnya dirancang sebesar
Rp2,12 triliun lebih dan setelah perubahan dirancang sebesar Rp2,29 triliun lebih.
Selanjutnya, Belanja Daerah dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2023
dirancang sebesar Rp2,70 triliun lebih atau bertambah sebesar Rp348,55 miliar
lebih dibandingkan dengan APBD Induk. Rancangan Perubahan APBD 2023
terjadi defisit sebesar Rp413,36 miliar. Rencana defisit ini akan ditutupi dari
pembiayaan daerah yang terdiri atas penerimaan pembiayaan yang bersumber dari
SILPA Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp448,94 miliar lebih dan pengeluaran
pembiayaan daerah sebesar Rp35,57 miliar lebih.

3.2 Saran
Penulis telah memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentan pengaruh
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Anggaran Pengeluaran dan Belanja
Daerah (APBD), maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) agar semakin baik
diperlukan meningkatkan pendapatan daerah. Dengan cara melakukan pembenahan
terhadap retribusi daerah, pajak daerah, pengawasan, pengendalian anggaran dan
tempat wisata. Terutama di dalam pengawsan yang dimana masih terdapat
kesalahan dalam hal mengawasi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ni Putu Santi Suryantini, dkk. (2017). Analisis Kinerja Keuangan


Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana. (https://repository.unja.ac.id/3836/47/424_433.pdf).
(diakses pada, 4 Maret 2024)

Anda mungkin juga menyukai