TIM PELAKSANA
Ir. Yaya Supriyatna Sumadinata (Koordinator Utama)
Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, M.T., IPU, ASEAN, Eng
(Koordinator Buku I)
Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. (Koordinator Buku II)
Nazib Faizal, S.T., M.Sc (Koordinator Buku III)
Dr. Ir. Putut Marhayudi, MM (Koordinator Buku IV)
Dr. Meylina Hasbullah, S.T., M.M.
Masayu Dian Rochmanti, S.T., MPSDA
Ir. Atik Niene Nierani Iskandar, M.Si
Nurasih Asriningtyas, S.T
Niken Dwi Pramesti, S.T., MBA
Kartika Indryhapsari Putri, S.Y
Dr. Taufan Madiasworo, S.T., M.T
Komang Sri Hartini, ST, M.Sc
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
Atina Dwi Palupi, S.Kom, MTI
PERUMAHAN RAKYAT
Diya Eka Wicaksana, S.T., M.Eng
Gedung Utama Kementerian PUPR
Dasdo Yessa, S.T., MM
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru
Dicki Rinaldi, S.T., M.T., M.Sc
Jakarta Selatan 12110
Dimas Bayu Susanto, S.T., MPSDA
Telepon/Fax: 021-7228497
Dyah Sitaresmi Budiarti, S.T., MMG, MPWK
Email: pupr@pu.go.id
Darti Tresnawati, S.E., M.T.
Badriya, S.H., M.Hum Hak cipta dilindungi Undang-undang.
Dipersilahkan mengutip atau memperbanyak sebagian buku
SEKRETARIAT ini dengan seizin tertulis dari penulis dan/atau penerbit.
Tri Berkah, S.H., M.H.
Eka Prasetyawati, S.T., M.Tech Copyright @Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Ahmad Agus Fitrah Akbar, S.T., M.T 2023
Yosaphat Bisma W., S.Sos., M. Ikom.
Evita Ayu Komaladewi Suyoto, S.T., MSE Cetakan Pertama, 31 Oktober 2023
Lya Trisnawati, S.H., M.Hum ISBN: 978-979-8230-52-3
Resdilla Septi, SAP Catatan Tim Penyusun: Artikel dalam buku Konstruksi
Shabrina Asmarani, S.T. Indonesia 2023 merupakan pendapat pribadi penulis dan
Agus Firngadi, SAP tidak mewakili tim penyusun Buku Konstruksi Indonesia
Hari Maradika, S.Ikom 2023 atau Kementerian PUPR
01 Pendahuluan 13
• Transformasi Digital Sektor
Konstruksi Menuju Pembangunan
yang Berkelanjutan 14
02 Pembangunan Infrastruktur 25
Berkelanjutan
2.1 Regulasi dan Implementasi
Kebijakan Konstruksi
Berkelanjutan 26
2.2 Roadmap Strategi Pengurangan
Belanja Impor Kementerian PUPR
dalam Mendukung Pembangunan
Infrastruktur Berkelanjutan 34
2.3 Perkembangan Penerapan
Investasi Hijau dalam Mendukung
Infrastruktur Berkelanjutan di 42
Indonesia
2.4 Peningkatan Kapasitas Pelaku
Jasa Konstruksi Indonesia untuk
Mendukung Penyelenggaraan
Konstruksi Berkelanjutan 56
2.5 Pembangunan Infrastruktur
Berkelanjutan di Ibu Kota
Nusantara 70
2.6 Penerapan Konstruksi
Berkelanjutan dalam
Pembangunan Infrastruktur
Jalan Tol Binjai-Langsa 84
2.7 Perencanaan Keselamatan
Konstruksi 94
6
Daftar Isi
Akselerasi Implementasi
04 Transformasi Digital Sektor 213
Konstruksi
4.1 Digitalisasi Penyelenggaraan
Konstruksi dalam Pembangunan 214
Ibu Kota Nusantara
SAMBUTAN MENTERI
PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
Transformasi pelaksanaan pembangunan dengan konsep berkelanjutan
merupakan upaya mengurangi dampak negatif pembangunan infrastruktur.
Penyelenggaraan pembangunan infrastruktur berkelanjutan diharapkan dapat
menjawab masalah yang saat ini dihadapi seluruh manusia, yaitu perubahan
iklim, hilangnya keanekaragamanan hayati, polusi dan limbah serta menciptakan
pemerataan pembangunan antar generasi serta keharmonisan antara manusia
dan lingkungan.
Saya menyambut baik hadirnya Buku Konstruksi Indonesia 2023 ini. Semoga
buku ini dapat menjadi sumber inspirasi dan literatur masyarakat jasa konstruksi
dalam mewujudkan tata kelola industri jasa konstruksi yang berdaya saing,
berkualitas dan infrastruktur berkelanjutan melalui transformasi digital.
M. Basuki Hadimuljono
KATA PENGANTAR
DIREKTUR JENDRAL
BINA KONSTRUKSI
Tahun ini menandakan 20 tahun penyelenggaraan Konstruksi Indonesia,
sejak yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2003. Buku Konstruksi
Indonesia 2023 diterbitkan sebagai bagian dari agenda tahunan Konstruksi
Indonesia, yang secara rutin dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang selalu memberikan keteladanan melalui leadership
dan membuka ruang untuk berinovasi sehingga buku ini dapat diterbitkan. Tak
lupa kami sampaikan terimakasih kepada para kontributor artikel dan semua
pihak yang telah mencurahkan tenaga dan pemikiran terbaiknya, sehingga
Buku Konstruksi Indonesia 2023 dapat hadir dan memperkaya khasanah
pengetahuan industri konstruksi. Semoga buku ini menjadi inspirasi dan
kekuatan bagi seluruh masyarakat Jasa Konstruksi untuk terus maju dan
berkarya membangun bangsa Indonesia dalam Transformasi Digital Sektor
Konstruksi untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan.
PENDAHULUAN
TRANSFORMASI DIGITAL
SEKTOR KONSTRUKSI
MENUJU PEMBANGUNAN
YANG BERKELANJUTAN
Arief Setiawan Budi Nugroho
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Aset, dan Sistem Informasi,
Universitas Gadjah Mada
Pulau Jawa yang tersebar di wilayah Kalimantan, Things (IoT) sebagai pendukung sistem monitoring
Sulawesi, Bali, maupun Sumatera [1, 2]. utilitas maupun kebencanaan [4]. Sensor-sensor
yang langsung mentransmisi data terkait polusi
Pembangunan infrastruktur tidak dapat udara, polusi suara, maupun kualitas air yang
dipisahkan dari rencana jangka panjang dapat memberikan pemantauan agar sistem
pembangunan ekonomi. Perencanaan dan pelayanan publik tetap terjaga sesuai dengan
pelaksanaan pembangunan infrastruktur tidak standar dipasang di beberapa tempat, termasuk
hanya dilakukan berdasarkan kajian kebutuhan pemantauan kondisi asap sebagai early warning
untuk menyelesaikan permasalahan yang system dari potensi kebakaran hutan.
dihadapi suatu daerah di masa sekarang, namun
juga harus lebih jauh diproyeksikan untuk dapat Rencana pengembangan IKN dilakukan bertahap
mendukung pembangunan ekonomi masyarakat yang mana pembangunan infrastruktur utama
dan bangsa di masa yang akan datang. dan dasar ditargetkan untuk dapat diselesaikan
sampai dengan tahun 2024, dilanjutkan dengan
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sektor pembangunan infrastruktur pendukung sektor
konstruksi berkontribusi rata-rata sebesar ekonomi prioritas sampai dengan tahun 2035, dan
10,56% dari tahun 2016 s.d. 2021 [3]. Selain pembangunan seluruh infrastruktur hingga 2045.
mempercepat perputaran roda ekonomi melalui Total kebutuhan anggaran pembangunan di IKN
potensi pembukaan investasi, seiring kebutuhan adalah sebanyak 466 Triliun [5]. Pembangunan
dan keterlibatan tenaga kerja pada tahap ini menjadi suatu mega proyek yang tentunya
pelaksanaan konstruksi yang cukup besar, memerlukan keseriusan dan dukungan semua
proyek infrastruktur juga berperan penting dalam pihak.
pembukaan lapangan kerja.
KOMPETENSI TENAGA AHLI MENENTUKAN
Seiring dengan pemerataan pembangunan, KESUKSESAN PEMBANGUNAN
Pemerintah Indonesia merealisasikan komitmen
pembangunan ibu kota baru (Ibu Kota Nusantara Pembangunan IKN yang merupakan Proyek
- IKN) di luar Pulau Jawa. IKN direncanakan Strategis Nasional menjanjikan manfaat sekaligus
melibatkan pembangunan berbagai infrastruktur tantangan dalam industri konstruksi Indonesia.
seperti jalan tol sepanjang 77,02 km yang Proyek konstruksi yang sangat kompleks dengan
terhubung dengan immersed tunnel, serta 6.671 standar kualitas tinggi namun harus dilakukan
Ha area pemerintahan untuk menjadi kota cerdas dengan sumber daya yang terbatas menuntut
(smart city) yang paling berkelanjutan di dunia inovasi dan efisiensi. Lima sumber daya utama
[4] [5]. Hal ini diterapkan melalui desain yang proyek konstruksi yaitu sumber daya manusia
aman dan menyatu dengan alam, konektivitas (man - SDM), bahan konstruksi (material), alat
tinggi, sirkuler, serta rendah emisi karbon. bantu konstruksi (machine), metode pelaksanaan
Tuntutan penggunaan teknologi informasi dalam konstruksi (method) dan tentunya adalah
pembangunan infrastruktur IKN juga tinggi anggaran (money) perlu serius memperoleh
khususnya terkait pemanfaatan Internet of perhatian.
Dari kelima sumber daya utama konstruksi, terjadinya kegagalan bangunan yang dapat
permasalahan sumber daya manusia (engineer menjadi sumber bencana kemanusiaan. Sekarang
- sarjana teknik) baik dari sisi jumlah maupun ini tercatat jumlah tenaga ahli konstruksi
kompetensi merupakan salah satu tantangan Indonesia hanya sebanyak 24.611 orang di tingkat
besar di Indonesia yang perlu dicari jalan keluarnya. muda, 28.933 orang di tingkat madya, dan 6.022
Kebutuhan lulusan sarjana teknik di Indonesia orang di tingkat utama [7]. Ketidak seimbangan
pada tahun 2025 diprediksi akan mencapai antara suplai (supply) dan kebutuhan (demand),
jumlah sebesar 276.298 orang, sedangkan menjadikan kualitas (kompetensi) tenaga kerja
ketersediaan lulusan hanya sekitar 27.721 orang konstruksi perlu menjadi perhatian serius.
[6]. Data tersebut menunjukan bahwa secara Penugasan tenaga professional konstruksi yang
teoritis seluruh lulusan seharusnya akan terserap kurang kompeten memunculkan potensi resiko
dunia kerja. Namun demikian, sebagai salah satu kerugian besar yang perlu dimitigasi.
industri yang dituntut hasil kerja dengan tingkat
keberhasilan bangunan dan keselamatan proses Sehubungan dengan kempetensi SDM di industri
pelaksanaan konstruksi yang tinggi, industri konstruksi, penguasaan pengetahuan yang
konstruksi menuntut sumber daya manusia diperoleh di bangku perkuliahan perlu didukung
dengan tingkat kompetensi yang tinggi pula. dengan pengalaman dan keterlibatannya dalam
Kesalahan dalam perencanaan, pelaksanaan, industri konstruksi. Banyaknya pembangunan
maupun pemeliharaan dapat mengakibatkan infrastruktur fisik di Indonesia merupakan
peningkatan efisiensi. Upaya setiap organisasi keterlibatan para ahli dalam implementasinya,
konstruksi dalam merangkul kemajuan teknologi serta dasar hukum (peraturan perundang-
dengan membuat strategi yang sesuai dengan undangan) yang melandasinya. Sosialisasi
nilai-nilai perusahaan dalam bentuk organizational peraturan menjadi peran penting agar telaah
change management perlu dilakukan. Hal ini implementasi atas peraturan yang diundangkan
menuntut keterlibatan dan komitmen dari senior oleh pemerintah dapat dipahami secara
managerial dalam menyusun kebijakan yang menyeluruh oleh para pemangku kepentingan.
mendorong perubahan budaya dan proses kerja Pemahaman mengenai tujuan, ruang lingkup,
organisasi. Selain itu, alokasi anggaran yang cukup dan implikasi dari kebijakan transformasi digital
untuk mendukung pelaksanaan pelatihan-pelatihan perlu dipahami untuk membentuk visi yang sama
peningkatan kompetensi yang berkelanjutan bagi guna meminimalisir konflik maupun kesalahan
seluruh pihak yang terlibat perlu disiapkan. Semua implementasi. Selain itu, diseminasi akan
itu dilakukan untuk menciptakan lingkungan kerja membentuk suatu sistem dukungan yang efektif
baru yang lebih adaptif yang mengedepankan dari seluruh pemangku kepentingan dan dapat
inovasi sehingga kemanfaatan adopsi teknologi menepis budaya skeptis terhadap perubahan
benar-benar dapat diperoleh. yang lebih baik. Pemahaman mengenai
kemanfaatan dan tantangan yang dihadapi perlu
Kebijakan strategi adopsi perlu dilakukan dikomunikasikan dengan baik guna mendapatkan
secara hati-hati sehubungan fenomena disrupsi strategi-strategi yang efektif.
teknologi yang tidak dapat dihindari. Disrupsi
teknologi dalam industri konstruksi meski Keamanan Data yang Didukung Teknologi
memberikan dampak positif berupa kemudahan Karya Anak Negeri
untuk mencapai keberhasilan pembangunan,
namun disisi lain dapat membawa dampak Penggunaan teknologi di industri konstruksi yang
negatif berupa perilaku “pseudo technology” berbasis perekaman langsung dan penyampaian
para pemangku kepentingan. Perilaku “pseudo data secara real-time, perlu diimbangi dengan
technology” adalah perilaku di mana teknologi sistem keamanan data yang terpadu. Hasil data
digunakan tanpa adanya tujuan, standar, maupun monitoring dapat menjadi dasar pengambilan
indikator keberhasilan. Untuk itu, kebijakan keputusan pihak-pihak terkait yang ada, dan bukan
adopsi harus dibentuk dalam suatu sistem yang merupakan data bebas yang dapat dimanfaatkan
secara intensif memuat framework pedoman oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan.
implementasi penggunaan informasi dari suatu Penyampaian data melalui platform atau cloud
teknologi. milik negara asing perlu dipahami merupakan
salah satu bentuk penyampaian data ke pihak lain
Sosialisasi dan Diseminasi Kebijakan yang tidak berkepentingan. Untuk itu, keamanan
Transformasi Digital data yang melindungi aset dokumen proyek
konstruksi khususnya proyek konstruksi vital
Penerapan suatu teknologi memerlukan kajian negara seperti IKN, selain perlu dikembangkan
detail terkait kebutuhannya di lapangan, dengan platform yang disediakan secara mandiri
manajerial yang rapi, teknologi terkini, dan Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR. Data Jalan
Tol Operasi, Bidang Operasi dan Pemeliharaan, Sekretariat
profesionalisme yang tinggi akan membentuk BPJT. 2023; Available from: https://bpjt.pu.go.id/konten/
konsep keberlanjutan kompetensi tenaga ahli. progress/beroperasi.
02
Pembangunan
Infrastruktur
Berkelanjutan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 25
2.1
Regulasi dan
Implementasi
Kebijakan Konstruksi
Berkelanjutan
Kimron Manik dan Tsasca Dewi Arsyia Asyiffa
Direktorat Keberlanjutan Konstruksi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
PENDAHULUAN
Berdasarkan data yang dirilis oleh US EPA pada tahun 2019 menyatakan
bahwa pembangunan infrastruktur turut menyumbang 23% polusi udara
dan emisi gas rumah kaca (GRK). Di samping itu, Intergovernmental Panel
on Climate Change (IPCC) melansir pernyataan bahwa terdapat peluang
kenaikan suhu global lebih dari 1,5˚C selama lima tahun ke depan. Tingginya
1. Energy* 453.2 1,669 1,355 1,407 314 441 11% 15.5% 6.7% 4.502
3. IPPU 36 69.6 66.85 66.35 2.75 3.25 0.105 0.11% 3.4% 0.10%
5. Forestry and 647 714 217 68 497 692 17.2% 24.5% 0.5% 2.70%
Other Land
Uses (FOLU)
Total 1,334 2,869 2,034 1,927 834 1,166 29% 41% 3.9% 3.20%
5. Media bertugas untuk mempublikasikan Tindak lanjut kegiatan tersebut, Indonesia telah
informasi penyelenggaraan konstruksi meratifikasi Paris Agreement melalui penetapan
berkelanjutan, pembangunan rendah karbon, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang
dan ekonomi hijau serta berperan penting Pengesahan Paris Agreement to the United
dalam wadah interaksi dengan publik. Nations Framework Convention on Climate
Change. Berdasarkan kebijakan-kebijakan
Perkembangan Kebijakan Pembangunan tersebut, Indonesia mencanangkan target NDC
Berkelanjutan di Indonesia dengan mengurangi emisi pada tahun 2030
sebesar 41% dengan dukungan internasional
Tahun 2016 atau 29% dengan upaya sendiri sebagaimana
Tak kalah dengan negara lain, Indonesia ditunjukkan pada Tabel 1.
telah berkomitmen untuk turut serta dalam
penanganan perubahan iklim. Kegiatan tersebut Tahun 2017
dimulai sejak tahun 2016 di mana Indonesia Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor
mengeluarkan First NDC Republik of Indonesia 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Undang-
yang selanjutnya diperbaharui melalui Enhanced undang tersebut menyatakan dalam Pasal 59
NDC Republik of Indonesia pada tahun 2021. bahwa:
Tahapan
Pekerjaan Konstruksi
Konsultasi Konstruksi
Pemrogaman
Perencanan Umum
secara ekonomi layak dan dapat meningkatkan Menteri PUPR nomor 10 tahun 2021 tentang
kesejahteraan masyarakat, menjaga pelestarian Pedoman SMKK, diamanatkan bahwa Penerapan
lingkungan, dan mengurangi disparitas sosial SMKK dilakukan guna mewujudkan pemenuhan
masyarakat. standar keamanan, keselamatan, kesehatan
dan keberlanjutan (Standar K4) yang menjamin
Berdasarkan Permen PUPR Nomor 9 Tahun keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan
2021, penyelenggaraan Jasa Konstruksi harus dan kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik
memenuhi 12 (dua belas) prinsip berkelanjutan dan lingkungan. Pemenuhan Standar K4 dalam
yang harus diterapkan pada seluruh sumber daya penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan
meliputi tanah, material, air, energi dan ekosistem diharapkan dapat mewujudkan infrastruktur
pada seluruh siklus hidup bangunan dan tahapan yang tangguh dan resisten terhadap bencana
penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan serta memiliki umur sesuai dengan rencana.
dimulai dari tahap perencanaan.
Implementasi penyelenggaraan konstruksi
Penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan tidak berkelanjutan perlu didukung dengan adanya
terlepas dari penerapan standar keamanan, pedoman dan pelaksanaan pengadaan
keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan berkelanjutan yang memuat kriteria-kriteria
(Standar K4). Hal ini sebagaimana tertuang pada terkait konstruksi berkelanjutan. Sebagai
Pasal 84 dalam PP Nomor 14 tahun 2021 tentang turunan dari Permen PUPR Nomor 9 Tahun 2021,
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah telah disusun Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja
Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan yang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun digunakan sebagai acuan baik bagi masyarakat
2017 Tentang Jasa Konstruksi dan Peraturan Jasa Konstruksi maupun tim penilai dalam
Selain itu, dukungan penyelenggaraan konstruksi 2. Kurangnya inovasi teknologi yang memadai;
berkelanjutan bertambah dengan adanya sinergi
penyelenggaraan Bangunan Gedung Hijau (BGH). 3. Kurangnya kesepahaman antara stakeholder
Penyelenggaraan BGH diatur dalam Peraturan mengenai manfaat penyelenggaraan
Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2021 tentang konstruksi berkelanjutan;
Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau dan
Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 1 Tahun 4. Kurangnya petunjuk teknis mengenai praktik
2022 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja konstruksi berkelanjutan;
Upaya untuk mendukung pelaksanaan ramah lingkungan” namun sebagai salah satu upaya
penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan peningkatan pemberdayaan sosial ekonomi di
perlu digiatkan mengingat besarnya dampak sekitarnya. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya
positif yang dihasilkan. Kementerian PUPR meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa
melalui Permen PUPR Nomor 9 Tahun 2021 mengorbankan keberlangsungan hidup generasi
telah mengatur adanya mekanisme pemberian mendatang. Giatnya penyelenggaraan konstruksi
predikat konstruksi berkelanjutan yang bertujuan berkelanjutan diharapkan terjadinya keselarasan
mendorong masyarakat Jasa Konstruksi pembangunan infrastruktur berkualitas yang
agar dapat menerapkan prinsip Konstruksi bersinergi dengan keberlangsungan alam dan
Berkelanjutan di sepanjang siklus bangunan manusia di dalamnya.
hidup bangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Kunci keberhasilan pelaksanaan penyelenggaraan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2021).
konstruksi berkelanjutan adalah dibutuhkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
komitmen serta pemahaman yang kuat terkait Rakyat Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja
Bangunan Gedung Hijau.
konstruksi berkelanjutan di seluruh lapisan
manajemen sehingga menjadi budaya yang Manik, K., Hartati, S., & Pramesti, N. D. (2021). Membangun
diterapkan pada setiap aktivitas kegiatan. Selain Budaya Konstruksi Berkelanjutan dalam Penyelenggaraan
Konstruksi. Dalam Kementerian Pekerjaan Umum dan
itu, diperlukan adanya sinergi dan kolaborasi Perumahan Rakyat, Era Baru Konstruksi: Berkarya Menuju
pemangku kepentingan di seluruh tingkat Indonesia Maju (hal. 80). Kementerian Pekerjaan Umum
manajemen pelaksanaan pekerjaan. Selanjutnya, dan Perumahan Rakyat.
manfaat konstruksi berkelanjutan tidak hanya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
dirasakan pada lingkup proyek namun lebih luas Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan
lagi, meliputi: Konstruksi Berkelanjutan. (t.thn.).
2. kuantitas volum limbah yang berkurang akibat Publikasi Otoritas Jasa Keuangan tentang Taksonomi Hijau
pendekatan yang tepat dalam melaksanakan Indonesia. (2021).
“menjalankan pembangunan infrastruktur yang World Bank. (2023). State and Trends of Carbon Pricing 2023.
ROADMAP STRATEGI
PENGURANGAN BELANJA
IMPOR KEMENTERIAN
PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN
Nicodemus Daud, Disaintina Ari Nusanti
dan Dwi Haryanti Putri
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi
PENDAHULUAN
peluang yang dimiliki. Untuk mengetahui 2. Pengendalian Penggunaan Barang Impor dan
faktor-faktor yang memengaruhi optimalisasi Tenaga Kerja Asing pada Pekerjaan Konstruksi
program dan strategi yang telah disusun dan
direncanakan, Kementerian PUPR melalui Tim Sesuai dengan Surat Menteri PUPR Nomor
P3DN Kementerian PUPR melakukan identifikasi PB0101-Mn/2075, penggunaan barang
dengan melakukan pemetaan terhadap kekuatan impor dan tenaga kerja asing perlu adanya
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang pembatasan penggunaanya dengan tujuan
(opportunities), dan ancaman (threats) yang untuk meningkatkan utilitas produk dalam
tertuang dalam Roadmap Pengurangan Impor negeri dan tenaga kerja lokal. Oleh sebab itu,
Kementerian PUPR. Kementerian PUPR melalui Tim P3DN telah
menyusun langkah-langkah pengawasan
Dari analisis SWOT tersebut, terdapat 4 (empat) dalam penggunaan barang impor dan tenga
langkah strategi yang telah disusun oleh Tim kerja asing di Kementerian PUPR, sebagai
Pelaksana P3DN Kementerian PUPR dalam berikut:
upaya untuk mencapai target pengurangan impor
a. melakukan kunjungan lapangan (proyek,
di Kementerian PUPR, yaitu:
produsen/pabrik);
1. Penguatan Regulasi b. melaksanakan Bimbingan Teknis dan
Sosialisasi; dan
Dalam penyelenggaraan negara, regulasi
merupa instrumen untuk merealisasikan c. melaksanakan verifikasi TKDN.
kebijakan-kebijakan negara dalam rangka
mencapai tujuan bernegara. Sebagai Selain itu perlu adanya dorongan dari
instrumen untuk merealisasikan setiap Kementerian PUPR untuk produsen dalam
kebijakan negara maka regulasi perlu dibentuk negeri (lokal) terutama pelaku usaha UMKK,
dengan cara yang benar sehingga mampu mendaftarkan produknya untuk memperoleh
mendorong terselenggaranya dinamika sosial sertifikat TKDN maupun SNI, sehingga
yang tertib serta mampu mendorong kinerja dapat meningkatkan nilai penggunaan dan
penyelenggaraan negara dalam mencapai jual produk tersebut terutama pada proses
target yang telah ditetapkan. Berdasarkan hal pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
tersebut, penguatan regulasi dan penyusunan Pemerintah.
kebijakan dengan mengutamakan
ketersediaan sumber daya dalam negeri 3. Perencanaan APBN dalam Pengutamaan
(lokal) yang tersertifikasi dalam upaya untuk Produk Dalam Negeri
mencapai tujuan P3DN di Kementerian PUPR
perlu dilaksanakan dengan baik sehingga Kementerian PUPR berkomitmen penuh dalam
target yang telah ditetapkan dapat berjalan penggunaan PDN Pada tahap perencanaan,
sesuai dengan rencana. ketersediaan PDN ber-TKDN merupakan salah
satu kriteria utama dalam menyusun rencana
kerja dan anggaran Kementerian pada setiap
tahunnya.
Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026
(10%) (5%) (5%) (4,5%) (4%)
Strategi
- Monev Penerapan - Monev Penerapan - Monev Penerapan - Monev Penerapan - Monev Penerapan
Evaluasi
Kementerian PUPR, Kementerian PUPR, Kementerian PUPR, Kementerian PUPR, Kementerian PUPR,
Instansi Terkait
Perkembangan
Penerapan
Investasi Hijau
dalam Mendukung
Infrastruktur
Berkelanjutan di
Indonesia
Yuki Yasarani dan Budiman Eka Saputra Rohman
Departemen Surveillance dan Kebijakan Sektor Jasa Keuangan
Terintegrasi Otoritas Jasa Keuangan
PENDAHULUAN
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat lebih Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan
jauh terkait kebutuhan infrastruktur, Rencana memiliki berbagai peran penting, salah
Pembangunan Jangka Menengah Nasional satunya adalah untuk mendukung capaian
(RPJMN) 2020 - 2024 telah menggambarkan target penurunan emisi dalam rangka
pentingnya infrastruktur yang berkelanjutan, mitigasi perubahan iklim maupun menjaga
antara lain ketahanan kebencanaan infrastruktur ketahanan terhadap perubahan iklim (adaptasi)
yang memiliki dampak cukup signifikan. Kerugian sebagaimana telah ditetapkan dalam Nationally
finansial akibat bencana alam dalam kurun waktu Determined Contribution Indonesia. Infrastruktur
2002-2015 di Indonesia mencapai 1,26 miliar berkelanjutan atau sustainable infrastructure
USD per tahun (International Disaster Database, didefinisikan sebagai jaringan prasarana dasar
2018). Risiko bencana semakin bertambah pendukung kegiatan sosialisasi ekonomi yang
seiring dengan meningkatnya dampak negatif terbangun secara harmonis dengan bentang
akibat perubahan iklim. Tingginya pemukiman di alam dan menggunakan teknologi yang ramah
berbagai kawasan yang rentan terhadap bencana lingkungan serta murah dalam hal pemeliharaan
alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, (Kementerian PUPR). Untuk mendukung
dan letusan gunung berapi menyebabkan tingkat pembiayaan infrastruktur berkelanjutan, OJK
keterpaparan masyarakat dan aset ekonomi telah menerbitkan rangkaian kerangka kebijakan
terhadap bencana semakin tinggi. Kondisi ini terkait Keuangan Berkelanjutan yang diharapkan
semakin menguatkan bahwa pembangunan dapat menarik pembiayaan dalam jangka panjang,
infrastruktur perlu dilakukan dengan tetap termasuk di dalamnya adalah untuk infrastruktur
memperhatikan aspek keberlanjutan. berkelanjutan.
document yang disusun dengan berkolaborasi kegiatan usaha yang tidak memenuhi kriteria/
bersama 8 kementerian utama, yakni Kementerian ambang batas Hijau dan Kuning.
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian
Perindustrian, Kementerian Kelautan dan Dalam mendukung infrastruktur berkelanjutan
Perikanan, Kementerian Energi dan Sumber Daya di Indonesia, THI telah memasukkan berbagai
Mineral, Kementerian Perhubungan, Kementerian aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan
Pertanian, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kegiatan konstruksi, antara lain meliputi 39
Kreatif, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan kelompok usaha pada KBLI 2017. Kelompok usaha
Perumahan Rakyat. dimaksud kemudian telah dilengkapi pula dengan
berbagai indikator/batasan dari Kementerian
THI merupakan milestone yang penting dalam Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
pengembangan Keuangan Berkelanjutan di maupun kementerian terkait lainnya, antara
Indonesia. Peranan THI menjadi sangat krusial lain seperti persyaratan kepemilikan Sertifikasi
mengingat dalam pengembangan Keuangan Bangunan Gedung Hijau yang digunakan dalam
Berkelanjutan, diperlukan adanya sebuah standar kriteria kategori hijau untuk kelompok usaha di
atau kesamaan bahasa dalam mendefinisikan bidang konstruksi.
serta melakukan klasifikasi atas berbagai
aktivitas ekonomi terhadap aspek keberlanjutan. Saat ini penerapan THI masih dalam tahap pilot
Saat ini telah terdapat 919 kelompok/aktivitas project dan terbatas. Namun demikian, dengan
ekonomi yang diadopsi dari Klasifikasi Baku masuknya berbagai kelompok usaha konstruksi
Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2017 serta pada THI, diharapkan ke depan THI dapat
198 kelompok/aktivitas ekonomi (potensi membantu mendorong berbagai pembiayaan/
pengembangan) yang disusun dalam THI investasi hijau pada sektor kelompok usaha
dan telah teridentifikasi ambang batas untuk tersebut.
masing-masing kategorinya (merah, kuning,
hijau). Kategori Hijau adalah kegiatan usaha yang Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan
melindungi, memperbaiki, meningkatkan kualitas (Green Bond)
atas perlindungan dan pengelolaan lingkungan Pasar Modal merupakan salah satu sumber
hidup serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, pembiayaan berkelanjutan yang memiliki
memenuhi standar tata kelola yang ditetapkan berbagai instrumen, diantaranya adalah Efek.
pemerintah, serta menerapkan praktik terbaik UU PPSK mengatur bahwa Efek adalah surat
di tingkat nasional dan internasional. Kategori berharga atau kontrak investasi baik dalam
Kuning merupakan kategori transisi atas kegiatan bentuk konvensional dan digital atau bentuk lain
usaha yang memenuhi beberapa kriteria/ambang sesuai dengan perkembangan teknologi yang
batas hijau, namun penentuan manfaat dari memberikan hak kepada pemiliknya untuk secara
kegiatan usaha ini terhadap perlindungan dan langsung maupun tidak langsung memperoleh
pengelolaan lingkungan masih harus ditetapkan manfaat ekonomis dari penerbit atau dari pihak
melalui pengukuran serta dukungan praktik tertentu berdasarkan perjanjian dan setiap
terbaik lainnya. Kategori Merah merupakan Derivatif atas Efek, yang dapat dialihkan dan/
• Sebelum adanya THI, sebagaimana di atur dalam Peraturan OJK No. 51/POJK.03/2017
tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan
Perusahaan Publik, secara bertahap Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, maupun Perusahaan
Publik di Indonesia telah melaporkan kinerja keberlanjutannya dalam Laporan Keberlanjutan.
Salah satu informasi yang dilaporkan adalah portofolio berdasarkan kegiatan usaha
berkelanjutan yang mengadopsi standardisasi definisi Kategori Kegiatan Usaha
Berwawasan Lingkungan (KUBL) sebagaimana diatur pada Pasal 4 Peraturan OJK No.
60/POJK.04/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan
Lingkungan (Green Bond). Salah satu kegiatan usaha yang tercakup dalam KUBL adalah
Bangunan Berwawasan Lingkungan yang Memenuhi Standar atau Sertifikasi yang Diakui
Secara Nasional, Regional, atau Internasional (Bangunan Berwawasan Lingkungan).
• Berdasarkan data Laporan Keberlanjutan dari 17 bank besar sepanjang tahun 2020 s.d.
2022, kredit/pembiayaan bank terhadap kegiatan usaha Bangunan Berwawasan
Lingkungan berturut-turut sebesar Rp 20.492,00 Miliar, Rp 28.027,00 Miliar, dan Rp
36.254,00 Miliar atau 6,52%, 7,01%, dan 8,03% dari total kredit/pembiayaan pada kegiatan
usaha berkelanjutan (tanpa memperhitungkan kredit/pembiayaan kepada Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah).
Sejak tahun 2017, OJK telah mengatur penerbitan dan persyaratan Green Bond dalam
Peraturan OJK No. 60/POJK.04/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat
Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond). Peraturan ini kemudian didukung juga oleh
berbagai insentif, antara lain insentif dari OJK berupa potongan biaya pungutan penerbitan
Green Bond menjadi 25% dari pungutan semula serta insentif dari Bursa Efek Indonesia berupa
potongan biaya pencatatan sebesar 50% dari biaya obligasi konvensional.
aset lain berupa instrumen uang, portofolio efek likuid. Hingga saat ini, instrument DINFRA telah
yang terdiri dari efek yang diterbitkan dalam memfasilitasi pembiayaan infrastruktur jalan tol.
negeri dan instrumen lain yang ditetapkan OJK,
dan dalam bentuk kas dan setara kas maksimum Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA)
sebesar 20 persen. Pembiayaan melalui DINFRA Untuk mengatasi backlog perumahan dan
akan mengakselerasi pembangunan infrastruktur penyediaan perumahan bagi Masyarakat
dan perekonomian daerah, dan untuk pemilik aset Berpenghasilan Rendah (MBR), Pemerintah
infrastruktur dapat memperoleh pendanaan baru menyediakan berbagai bantuan pembiayaan
serta mengubah aset yang tidak likuid menjadi perumahan, antara lain melalui program Subsidi
Selisih Bunga (SSB), Subsidi Bantuan Uang rangka memenuhi kebutuhan setiap orang yang
Muka (SBUM), Fasilitas Likuiditas Pembiayaan berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
Perumahan (FLPP) dan Tabungan Perumahan tinggal, mendapatkan lingkungan hidup yang baik
Rakyat (Tapera). dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.
Tapera adalah bentuk simpanan yang dilakukan
oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu Tapera dikelola oleh BP Tapera yang merupakan
tertentu yang hanya dapat dimanfaatkan untuk Lembaga Jasa Keuangan Khusus yang
pembiayaan rumah. Tapera dibentuk dalam dibentuk Pemerintah untuk menghimpun dan
DAFTAR PUSTAKA
UNOPS. 2021. Infrastructure for Climate Action. Diakses pada Pemenang Lomba Foto KI 2019
Juara Harapan 4 - Adityaariawan
29 September 2023 dari https://www.unops.org/news-
and-stories/news/infrastructure-for-climate-action
Peningkatan
Kapasitas Pelaku
Jasa Konstruksi
Indonesia
UNTUK MENDUKUNG PENYELENGGARAAN
KONSTRUKSI BERKELANJUTAN
Taufik Widjoyono, Agus Taufik Mulyono dan Syarif Burhanuddin
Pengurus LPJK Bidang VI (Monitoring dan Evaluasi)
periode 2020-2024
PENDAHULUAN
Peran Strategis Sektor Konstruksi
Hal tersebut, didukung oleh data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS), yang menyatakan bahwa kontribusi sektor konstruksi terhadap PDB
meningkat rata-rata 5% per tahun pada periode 2014 sampai dengan 2019
dengan nilai rata-rata kontribusi senilai 10,6% dari Adanya keterkaitan dengan sektor lainnya
PDB nasional. Sebagai perbandingan pada tahun tersebut membuat kolaborasi antar-stakeholder
2022, sektor konstruksi berkontribusi terhadap sektor konstruksi dengan sektor lainnya menjadi
PDB nasional sekitar 9,77% dan menempati hal yang mutlak dilaksanakan dan harus terjalin
urutan kelima dari sektor-sektor penyumbang dengan baik. Untuk itu, salah satu hal yang
pertumbuhan ekonomi Indonesia. dilakukan Pemerintah Indonesia adalah dengan
mengamanatkan adanya sebagian kewenangan
Selain itu, sektor konstruksi memiliki backward Pemerintah Pusat dalam penyelenggaraan Jasa
dan forward linkage dengan sektor ekonomi Konstruksi melalui suatu Lembaga, yang dibentuk
lainnya. Backward linkages sektor konstruksi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
adalah adanya kesempatan untuk memberikan Rakyat, yaitu Lembaga Pengembangan Jasa
peluang investasi bagi sektor lain, sementara Konstruksi (LPJK). Hal tersebut sesuai dengan
forward linkages dengan mengukur keterkaitan amanat amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun
ke depan, di mana sektor konstruksi menjadi 2017 tentang Jasa Konstruksi.
penyedia input bagi sektor ekonomi lainnya.
Pada praktiknya, konstruksi berkelanjutan Sebelum LPJK dibentuk sesuai dengan amanat
juga bertujuan untuk mendorong siklus hidup UU No. 2 Tahun 2017 dan penetapan Peraturan
bangunan yang lebih panjang, mengurangi limbah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
konstruksi, dan menciptakan lingkungan yang Nomor 9/PRT/M/2020 tentang Pembentukan
lebih sehat dan berkelanjutan bagi manusia dan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
di mana LPJK saat ini merupakan lembaga Sebagaimana tugas dan fungsi LPJK berdasarkan
nonstruktural (LNS) di bawah Menteri Pekerjaan UU No. 2 Tahun 2017 tersebut, serta Peraturan
Umum dan Perumahan Rakyat, maka sebelumnya Pemerintah No. 14 Tahun 2021, maka salah
terdapat LPJK pada tingkat nasional (LPJKN) dan satu hal yang dilakukan oleh LPJK dalam
tingkat provinsi (LPJKP) yang berdiri berdasarkan rangka peningkatan kapasitas pelaku usaha
UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Jasa Konstruksi, adalah dengan melaksanakan
Adanya perubahan bentuk kelembagaan tersebut penilaian akreditasi bagi asosiasi bidang Jasa
juga membuat adanya perbedaan yang signifikan Konstruksi, yang terdiri dari asosiasi badan usaha,
dalam hal pelaksanaan tugas dan fungsi. Sebagai asosiasi profesi, dan asosiasi terkait rantai pasok.
gambaran, perbandingan tugas dan fungsi dari Saat ini jumlah Asosiasi yang telah terakreditasi
LPJKN/LPJKP dengan LPJK disandingkan sesuai di LPJK sesuai dengan jenis asosiasinya dapat
tabel 1 berikut. dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
No Asosiasi Jumlah
Total 51
Selain itu, pelaksanaan kegiatan usaha Jasa Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). SKK-K
Konstruksi harus didukung oleh rantai pasok dan SBU tersebut merupakan bukti dan/atau
sumber daya konstruksi yang berkualitas dan pernyataan pemenuhan standar pelaksanaan
memenuhi standar keamanan, keselamatan, kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui suatu
kesehatan, dan keberlanjutan (K4) konstruksi proses sertifikasi yang diselenggarakan oleh
yang diimplementasikan sesuai dengan ketentuan lembaga sertifikasi Jasa Konstruksi.
peraturan perundang-undangan. TKK serta
BUJK merupakan pelaku usaha Jasa Konstruksi Saat ini, LPJK berdasarkan data dari Sistem
yang juga termasuk bagian dari unsur rantai Informasi Konstruksi Indonesia (SIKI) per tanggal
pasok sumber daya konstruksi. Dalam rangka 5 September 2023 mencatat jumlah SKK-K saat
penjaminan kualitas pelaksanaan kegiatan usaha ini adalah sebanyak 397.751 sertifikat dengan
Jasa Konstruksi, setiap TKK dan BUJK yang jumlah TKK pemilik sertifikat tersebut sebanyak
melaksanakan kegiatan usaha di bidang Jasa 335.133 orang. Detail dari jumlah SKK-K dan TKK
Konstruksi wajib memiliki Sertifikat Kompetensi tersebut dapat dilihat pada Tabel.3 di bawah ini.
Kerja Konstruksi (SKK-K) dan Sertifikat Badan
Usaha (SBU) Jasa Konstruksi yang telah Selanjutnya, untuk jumlah SBU Jasa Konstruksi
diregistrasi oleh Menteri melalui Lembaga yang saat ini telah tercatat di LPJK adalah
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, Untuk BUJK, proses penerbitan SBU dilaksanakan
bahwa proses sertifikasi kompetensi kerja oleh LSBU yang telah diberi lisensi dan tercatat di
konstruksi diselenggarakan oleh LSP yang LPJK, di mana saat ini berdasarkan data SIKI per
telah terlisensi oleh Lembaga independen dan tanggal 5 September 2023, jumlah LSBU yang
teregistrasi di LPJK. Saat ini, jumlah LSP yang saat ini telah terlisensi dan telah teregistrasi di
telah terlisensi dan teregistrasi di LPJK adalah LPJK adalah sebanyak 15 LSBU yang dibentuk
sebanyak 42 LSP (SIKI LPJK, 5 September oleh asosiasi badan usaha terakreditasi (ABUT).
2023). LSP dapat dibentuk oleh asosiasi profesi Ada pun rincian LSBU berdasarkan jenis kegiatan/
terakreditasi (APT) atau lembaga pendidikan usahanya adalah sebagaimana tabel 7 berikut:
dan pelatihan kerja (LPPK) di bidang Konstruksi
yang telah teregistrasi di LPJK, di mana saat ini LSBU dibentuk oleh ABUT yang telah teregistrasi
terdapat APT yang telah teregistrasi oleh LPJK di LPJK. Berdasarkan data SIKI tersebut, jumlah
sebanyak 33 dari 80 Asosiasi Profesi, sedangkan ABUT yang telah teregistrasi di LPJK adalah
untuk jumlah LPPK yang telah teregistrasi adalah sebanyak 17 dari 82 Asosiasi Badan Usaha. Ada
sebanyak 278 lembaga. Ada pun rincian LSP pun data jumlah unsur pembentuk LSBU dapat
beserta unsur pembentuknya dapat dilihat pada dilihat pada tabel 8 berikut.
tabel 5 berikut.
Selain melaksanakan tugas dan fungsinya
Sebelum mendapatkan lisensi dari lembaga tersebut, dalam mendukung pelaksanaan Jasa
independen, LSP harus terlebih dahulu Konstruksi, LPJK juga menerbitkan produk
Asosiasi Profesi 80 33 27
LPK Pemerintah 15 - 1
LPK Perusahaan 5 - 1
Lembaga
Pendidikan LPK Swasta 24 - 2
dan Pelatihan
Kerja (LPPK) Perguruan Tinggi 16 - 0
Politeknik 21 - 0
SMK 197 - 11
kebijakan untuk dapat memberikan arahan dalam Surat Keputusan dan Surat Edaran Ketua
terkait pelaksanaan Jasa Konstruksi agar LPJK. Ada pun produk kebijakan LPJK yang masih
dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan berlaku diantaranya dapat terlihat pada tabel 9
dan peraturan perundang-undangan. Produk sebagai berikut.
kebijakan yang diterbitkan oleh LPJK tertuang
Tabel 6. Jumlah Rekomendasi Lisensi berdasarkan Unsur Pembentuk, 5 September 2023
1 APT 41 38 72
2 LPK Pemerintah 11 1 12
3 LPK Perusahaan 2 0 2
4 LPK Swasta 13 5 16
5 LP Perguruan Tinggi 9 4 12
6 LP Politeknik 20 1 20
7 LP SMK 75 5 78
Total 15
Penilai Ahli
Penilai Ahli
Rekomendasi Lisensi
TKKA
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan Tantangan dan hambatan tersebut perlu disikapi
setelah mendapatkan rekomendasi lisensi dari oleh LPJK dengan melakukan upaya percepatan
Menteri PUPR, yang dalam hal ini rekomendasi terhadap proses lisensi dan operasionalisasi LSP
lisensi diberikan melalui LPJK. Proses lisensi dengan membentuk Satuan Tugas (SATGAS)
oleh lembaga independen ini idealnya memakan Percepatan Operaional LSP. Satgas yang
waktu paling lama 60 hari, sebagaimana diatur dibentuk oleh LPJK ini bertujuan untuk melakukan
dalam PP 14 Tahun 2021 Pasal 30 F ayat (3), upaya dan langkah percepatan operasional
namun saat ini, proses lisensi LSP membutuhkan LSP yang perlu dilakukan dengan melakukan
waktu yang lebih lama dari ketentuan tersebut, pendampingan serta koordinasi bersama LSP
sehingga banyak calon LSP yang belum dan lembaga independen yang melakukan lisensi
mendapatkan lisensi sehingga belum dapat kepada LSP. Dalam upaya percepatan, satgas
melaksanakan sertifikasi kompetensi sesuai telah mengidentifikasi masalah dan melakukan
ketersedian jabatan kerja masing-masing. Hal ini pengelompokan yaitu:
tentu saja akan menghambat proses sertifikasi • Kelompok pertama, LSP yang sudah
utamanya bidang keilmuan yang belum memiliki terlisensi namun belum beroperasi;
pengampu. Hasil monitoring LPJK terhadap LSP
yang berproses untuk mendapatkan lisensinya • Kelompok kedua, LSP yang sudah
di BNSP, tidak dapat ditentukan batasan waktu mendapatkan rekomendasi lisensi namun
terhadap proses lisensi LSP. Dari beberapa belum terlisensi; dan
LSP yang telah mendapatkan lisensi, terdapat • Kelompok ketiga Asosiasi Profesi yang
LSP yang terlisensi dalam kurun waktu di sedang membentuk LSP.
bawah 60 hari, namun lebih banyak LSP yang
terlisensi dengan waktu proses lisensinya lebih Dengan melakukan identifikasi dan masalah
dari 60 hari hingga mencapai tahunan. Hal ini, tersebut, telah menghasilkan beberapa kemajuan
tentu juga perlu menjadi bahan evaluasi ke walaupun masih belum maksimal.
depan, untuk dapat dicari letak masalahnya
sehingga dapat segera diatasi. Hal ini menjadi Saran Pengembangan dalam rangka
penting mengingat kebutuhan SKK-K semakin Peningkatan Kapasitas Satgas Pelaku Jasa
meningkat sejalan banyaknya kebutuhan untuk Konstruksi
kegiatan pengadaan barang dan jasa maupun Beberapa hal yang dapat dilaksanakan dalam
untuk kebutuhan perijinan berusaha. Disamping rangka memaksimalkan upaya LPJK untuk
itu jumlah pemegang SKA/SKK-K semakin peningkatan kapasitas pelaku Jasa Konstruksi
berkurang akibat masa berlakunya telah kedepan adalah:
berakhir sehingga dapat berpengaruh terhadap
percepatan pembangunan infrastruktur secara • Pertama, Pembentukan PTUK
nasional. Saat ini tercatat bahwa jumlah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
pemegang SKA yang akan berakhir sampai akhir 14 Tahun 2021 Pasal 6 ayat (1) poin f, salah
tahun 2023 sebanyak 63.333 sertikat atau satu wewenang masyarakat Jasa Konstruksi
50.542 TKK. yang dilakukan oleh LPJK adalah membentuk
LSP atau Panitia Teknis Uji kompetensi
Pembangunan
Infrastruktur
Berkelanjutan di Ibu
Kota Nusantara
Dendy Rahadian
Supporting Team Satuan Tugas Pembangunan Infrastruktur IKN Bidang
Pelaksanaan Penataan Kawasan, Kementerian PUPR
PENDAHULUAN
Samarinda
Balikpapan
Gambar 1. Posisi IKN Diapit Kota Balikpapan dan Samarinda
2. Dominasi dan kontribusi ekonomi per pulau 3. Kondisi ketersediaan air bersih di Jawa yang
terhadap PDB nasional belum merata. PDB tengah menghadapi krisis air khususnya DKI
2021 Pulau Jawa berkontribusi sebesar Jakarta dan Jawa Timur.
57,89 persen dari PDB 2021 yang mencapai
Rp16.970,8 trliun dengan PDB per kapita 4. Pulau Jawa telah banyak perubahan/konversi
mencapai Rp62,2 juta atau USD 4.349,5. fungsi lahan. Pemodelan dari Kajian Lingkungan
Mayoritas kontribusi PDB Pulau Jawa Hidup Strategis (KLHS) menjelaskan terdapat
tersebut berasal dari kawasan Jabodetabek proporsi yang tidak imbang bahwa Pulau
yang mencapai 20,85 persen. Jika dilihat Jawa lima kali lipat penggunaan lahan untuk
dari PDB per kapita DKI Jakarta mencapaI kebutuhan konsumsi dibandingkan Pulau
Rp.274,7 juta, sementara rata-rata nasional Kalimantan.
hanya mencapai Rp62,2 juta. Artinya PDB per
kapita DKI Jakarta lebih dari empat kalinya
PDB rata-rata nasional.
1%
13%
Kepadatan Penduduk
Politik, keamanan dan Sosial
Lokasi/Lingkungan Strategis
26%
60% Sumber daya yang dimiliki
Konstruksi sebagaimana mengalami perubahan Mari kita juga melihat dari sisi ketentuan turunan
minor pada klausul perizinan berusaha pada Perpu dari UU No. 2 Tahun 2017 beserta perubahannya
No. 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja, disebutkan pada Perpu No 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja,
“asas penyelenggaraan Jasa Konstruksi” dijelaskan pada PP No. 14 Tahun 2021 tentang
salah satunya berlandaskan Pembangunan Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 22
Berkelanjutan yang berarti bahwa penyelenggaraan Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
Jasa Konstruksi dilaksanakan dengan memikirkan UU No. 2 Tahun 207 tentang Jasa Konstruksi
dampak yang ditimbulkan pada lingkungan yang disebutkan bahwa untuk mewujudkan bangunan
terjaga secara terus menerus menyangkut aspek konstruksi yang kukuh, andal, berdaya saing
Ekologi, Ekonomi dan Sosial Budaya. tinggi, berkualitas dan berkelanjutan harus ada
upaya pengelolaan penyelenggaraan usaha Jasa
Selanjutnya diksi “Berkelanjutan” pada Undang- Konstruksi yang baik dan tepat. Kemudian secara
Undang tersebut dikaitkan dengan kalimat detail dijelaskan juga pada PP No.14 Tahun 2021,
“Pengembangan Usaha Berkelanjutan” yang Konstruksi Berkelanjutan merupakan sebuah
ditujukan pada Badan Usaha Jasa Konstruksi pendekatan dalam melaksanakan rangkaian
(Pekerjaan Konstruksi dan/atau Jasa Konsultansi) kegiatan yang diperlukan untuk menciptakan
atau salah satu stakeholder yang terlibat, yang suatu fasilitas fisik yang memenuhi tujuan
berarti didalamnya terdapat konteks sistem ekonomi, sosial dan lingkungan pada saat ini dan
manajerial, kompetensi, tata kelola sumber daya, pada masa yang akan datang.
dst, yang menjadi satu kesatuan. Dalam hal ini
tentu “Aspek Ekonomi” menjadi hal terhubung Pada tataran teknis dalam rangka melaksanakan
dengan 3 aspek yang sebutkan di awal. amanah peraturan peraturan tersebut, Konstruksi
Mengurangi disparitas
sosial masyarakat
01 Kota
Berkelanjutan 02 Penggerak Ekonomi
Indonesia di Masa Depan
di Dunia VISI
KOTA DUNIA
Aman dan Selaras
UNTUK SEMUA Peluang Ekonomi Nyaman dan Efisien
Terjangkau dengan Alam Tangguh untuk melalui Teknologi
Semua dan Inovasi
Net zero
emission
Sirkular dan
Tangguh 03 Simbol Identitas
Nasional
Keindahan Indonesia-
Terhubung, Aktif,
Bhineka Tunggal Ika
dan Mudah diakses
Infrastruktur Cerdas Kota Layak Huni Pemerintah yang efektif dan efisien
dan Konektivitas
Sumber: Perpres 63/2022 tentang Perincian Rencana Induk IKN dalam 1MPP Buku Panduan Implementasi OIKN, 2022
dikemukakan oleh Prof. Charles J. Kibert, Charles J. Kibert mengemukakan beberapa aspek
“Sustainable construction is the creation and konstruksi berkelanjutan yaitu reduce resource
responsible management of a healthy built consumption, reuse resource, use recycelable
environment based on resource efficient and resource, protect nature, eliminate toxics, apply
ecological principles” yang berarti, pembuatan life cycle costing, focus on quality dengan
dan pengelolaan yang bertanggung jawab dari menerapkan konsep konstruksi berkelanjutan
sebuah lingkungan pembangunan yang sehat pada pembangunan infrastruktur diharapkan
berdasarkan pengefisiensian sumber daya dan dapat memberikan manfaat yang semakin besar
prinsip ekologi. dengan dampak negatif yang semakin berkurang.
Awal mula istilah Konstruksi Berkelanjutan muncul International Council for Building (CIB) atau Dewan
akibat perubahan suhu (climate change) dan Internasional untuk Penelitian dan Inovasi dalam
sumber daya alam yang terbatas keberadaannya. Bangunan dan Konstruksi (Conseil International
Definisi
No Penjelasan
Konstruksi Berkelanjutan
1 Negara Finlandia Proses dan selama umur guna gedung, bertujuan untuk
meminimasi penggunaan energi dan emisi yang
berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan sekitar, serta
memberikan informasi yang bersangkutan bagi
konsumen dalam mereka membuat keputusan (Agenda
21. 1999).
du Bâtiment) adalah jaringan pakar bangunan Selanjutnya mari kita seksama masuk pada kata
dan konstruksi di seluruh dunia, mendefinisikan kunci ekonomi, Sosial dan Lingkungan pada tahapan
kerangka global Sustainable Construction pelaksanaan pembangunan infrastruktur IKN.
dengan pendekatan dan prioritas diserahkan ke
masing-masing negara. PEMBAHASAN
ekonomi.dalam rangka peningkatan produktivitas 2. Paket fisik persiapan dan proses tender
serta mendorong prinsip berkeadilan dengan sebanyak 19 paket dengan total 79 paket Total
berupaya menghilangkan disparitas antara 79 paket fisik tersebut dengan pembagian dua
wilayah Barat dan Timur. Penyediaan Infrastruktur batch, diantaranya:
yang memadai akan mempersatukan antar
a. Batch Pertama, jumlah paket fisik 40
wilayah menjadi satu kesatuan wilayah Indonesia
paket fisik (2020 – maret 2023), dengan
yang dapat membangkitkan dan meningkatkan
total pagu terkontrak (pekerjaan fisik) Rp.
daya saing negara di mata internasional dan
24,517 T dengan persentase Progres fisik
Indonesia sudah on the right track bahwa
45,928%; dan
pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara
sedang melaksanakan misi tersebut. b. Batch Kedua, jumlah paket fisik 39 paket
fisik (setelah Maret 2023 – 2024), dengan
Kemajuan Pembangunan Infrastruktur IKN total pagu terkontrak (pekerjaan fisik) +
terkontrak Rp. 30,566 T dengan progres
Kementerian PUPR sebagaimana diamanahkan fisik 0,2743%,
oleh Presiden Jokowi untuk melakukan penyediaan
atas infrastruktur dasar pada pembangunan Pembangunan per 14 September 2023
di IKN, mulai dari pembangunan Bendungan, termonitor sudah melibatkan 11.050 tenaga
Embung, Pengendali Banjir, Jalan, Jembatan, Akes kerja, ± 2.000 alat berat, serta jutaan meter kubik
Kerja, Jalan Tol, Pembangunan Gedung Kantor, material yang selalu bergerak dinamis di lapangan
Bangunan Rumah, Instalasi Pengelolaan Air dengan mayoritas terkonsentrasi di area KIPP
Minum, Pengelolaan Air Limbah, beserta Jaringan (Kawasan Inti Pusat Pemerintahan) pada luasan
Pipa Utama, Air Limbah, Landskap Kawasan, dan area 6.671 hektar (Ha) termasuk mobilisasi
Bangunan Pendukung, lainnya. tenaga kerja, material dan peralatan dengan
intensitas tinggi menuju akses keluar masuk jalan
Pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan, para darat dan pelabuhan menuju KIPP. Hal tersebut,
pihak yang terlibat terus melakukan upaya- suka atau tidak suka, akan mempengaruhi
upaya percepatan. Hingga saat ini Progres status kondisi lingkungan, sosial ekonomi masyarakat
data e-monitoring Pusdatin 14 September 2023 setempat.
pelaksanaan pembangunan infrastruktur IKN
secara fisik terus digenjot, terdapat total 79 paket Peningkatan Sosial dan Ekonomi
pekerjaan konstruksi (fisik) 2020-2024 dengan
total pagu anggaran pekerjaan fisik terkontrak Pergerakan tenaga kerja sekitar 10.000 orang
Rp. 55,084 T dengan Progres Fisik 20,594%, tersebut telah membawa dampak yang baik pada
terdiri atas: perekonomian masyarakat setempat. Media
Parlementaria, DPR RI (24/08) merilis bahwa
1. Paket fisik proses konstruksi sebanyak 50 dampak pembangunan IKN dapat dirasakan,
paket (Batch 1: 30 paket, selesai 10 paket, geliat ekonomi masyarakat terus bergerak naik,
Batch 2 : 20 Paket); dan lapangan kerja terbuka, UMKM (Usaha Mikro
Nada positif juga diungkapkan oleh Pemprov. Sementara itu, kajian kelompok riset nasional
Kalimantan Timur, mengutip dari laman website yang mengatakan pemindahan ibu kota Negara
diskominfo.kaltimprov.go.id (27/07), bahwa akan mendorong perdagangan antar wilayah
momentum IKN telah membuka banyak investasi Indonesia dengan perkiraan akan ada lebih dari
baru sebagai efek dari penetapan Kalimantan Timur 50% wilayah Indonesia yang ikut merasakan
sebagai ibukota negara (IKN). Daerah-daerah sebagai peningkatan arus perdagangan. serta akan
penyangga IKN dan lokasi utama IKN diperkirakan ada penurunan kesenjangan antarkelompok
menerima dampak positif bagi investasi di Kaltim. pendapatan dan penurunan indikasi ketimpangan
Pada triwulan pertama 2023, investasi terealisasi tingkat regional maupun di tingkat nasional
mencapai Rp. 15,42 Triliun. Realisasi investasi (indonesiabaik.id).
pada triwulan pertama Januari hingga Maret 2023
meningkat sebesar 3,03 persen dibandingkan Dari hasil riset tersebut tentu penduduk lokal
dengan periode yang sama 2022. Kalimantan Timur sangat penting peranannya,
merekalah yang merasakan langsung
Dari jumlah tersebut, investasi Penanaman dampaknya. Untuk mendorong multipllier etfect
Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp. 11,36 pembangunan tersebut, Kementerian PUPR
Triliun, dengan melibatkan 3.573 proyek yang mendorong penyedia jasa yang terlibat harus
tersebar di seluruh Kabupaten Kota. Sementara memanfaatkan 30-40% tenaga kerja konstruksi
itu, Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan lokal yang terlatih. Untuk mendukung hal
pertama tahun 2023 mencapai Rp. 4,06 Triliun, tersebut Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina
dengan melibatkan 448 proyek PMA yang Konstruksi secara khusus telah melakukan dan
tersebar di Provinsi Kalimantan Timur. akan terus melakukan sertifikasi tenaga kerja
konstruksi kepada masyarakat setempat.
Terdapat riset yang menunjukkan (Mazda,
2022) bahwa pemindahan Ibu Kota Negara Pada September 2022 lalu, para penyedia jasa
mampu menjadi solusi dalam menyelesaikan dapat memanfaatkan 817 orang TKK tersertifikat,
permasalahan yang terjadi sekaligus memberikan yang terdiri dari 500 orang peserta dengan
dampak positif terhadap jaminan sosial (social peserta berasal dari Kecamatan Sepaku sebanyak
security) bagi masyarakat baik di daerah DKI 121 orang, Kecamatan Penajam sebanyak 106
Jakarta maupun untuk masyarakat di daerah Ibu orang, Kecamatan Waru sebanyak 53 orang;
Kota Negara baru, Kalimantan Timur. Terminologi dan Kecamatan Babulu sebanyak 220 orang.
“Jaminan Sosial” pada riset Mazda tersebut Masyarakat setempat yang terlatih tersebut
adalah kemampuan masyarakat secara mandiri untuk berbagai jenis jabatan kerja, diantaranya:
untuk terus berkembang serta mewaspadai, Tukang Bangunan Umum dengan spesialisasi
mencegah, dan mengatasi terjadinya krisis, Tukang Plester Bangunan Gedung, Tukang
Ilustrasi IKN
Pasang Bata, Tukang Besi Beton, Tukang Pasang konstruksi adalah pada proses quantity take-
Rangka Atap Baja Ringan, dan Tukang Pasangan off. Metode perhitungan pada quantity take off
Keramik, Pelaksana Lapangan Pekerjaan Gedung, membutuhkan ketelitian yang tinggi sehingga
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan, Juru seringkali terjadi kekeliruan dalam perhitungan
Ukur/Asisten Surveyor. Selain itu sebanyak 317 volume, metode BIM dalam proses quantity take-
orang daring pelatihan BIM (Building Information off dapat mengantisipasi kekeliruan tersebut
Modeling) untuk Jabatan kerja BIM Modeller. karena perhitungan dilakukan secara digital
menggunakan program.
Terkait dengan pelatihan BIM, pemanfaatan
teknologi pembangunan Infrastruktur IKN Pengendalian Lingkungan
dengan menggunakan BIM juga menjadi aspek
yang harus dilakukan oleh semua penyedia jasa Pembangunan dan Lingkungan ibarat koin yang
yang terlibat di IKN. memiliki dua sisi. Dua hal tersebut bukan untuk
menentukan siapa yang harus lebih diprioritaskan,
BIM merupakan salah satu konsep digitalisasi keduanya tidak dapat dipertentangkan melainkan
konstruksi pada tahap perencanaan konstruksi. harus dikelola beriringan. Goal akhirnya adalah
BIM bertujuan untuk merencanakan dan manfaat yang optimal dari proses dan hasil
memonitoring suatu bangunan dalam life pembangunan infrastruktur dan kelestarian
cycle bangunan tersebut. Salah satu fungsi fungsi lingkungan agar tetap berjalan sesuai
implementasi BIM pada tahap perencanaan fungsi.
Ilustrasi IKN
2. Untuk pengendalian risiko bencana Pemenuhan dokumen lingkungan dalam hal ini
banjir penyedia jasa harus menggunakan Kementerian PUPR selaku pemrakarsa telah
titik referensi surface yang sama dan memiliki studi amdal yang mengacu pada PP
memperhatikan dan menjamin keberadaan No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
embung, riparian dan peil banjir Q100. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
dan Permen LHK No. 3/2021.
3. Untuk pengendalian dampak lalu lintas,
Kementerian PUPR telah berkoordinasi Kewajiban tersebut dilaksanakan sebagai
dengan instansi berwenang dalam menjaga implementasi amanah Undang-Undang Nomor
ketertiban lalu lintas, keselamatan, kesehatan 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
dan keamanan. Ditjen Perhubungan Darat Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Permen
Kementerian Perhubungan telah memberikan LHK No. 4/2021, Kementerian PUPR telah
Persetujuan Teknis kepada Kementerian menyelesaikannya sesuai dengan proses
PUPR Cq. Ditjen Bina Marga atas Hasil Analisis persetujuan lingkungan yang diharapkan
Dampak Lalu Lintas (Andalalin) Bangkitan sebagaimana tertuang dalam surat Keputusan
Tinggi Pembangunan IKN, melalui Surat Menteri LHK No. SK.1306 tahun 2022 tentang
Keputusan Nomor: KP.23/LT.408/DJPD- Kelayakan Lingkungan Hidup Kegiatan
Andalalin/2023. Pembangunan Kawasan Terpadu Ibu Kota
Nusantara dan Fasilitas Pendukungnya di
4. Kemudian untuk pemenuhan aspek Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kota
keselamatan dan kesehatan telah dilakukan Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur.
pembatasan tamu atau masyarakat yang
ingin melihat pembangunan, Selain itu, para Dokumen tersebut berisi tentang upaya
penyedia jasa harus mematuhi ketentuan penanganan dampak lingkungan yang ditimbulkan
pengangkutan tenaga kerja dengan dari kegiatan pembangunan baik yang bersifat
positif dan negatif serta upaya pemantauan Berkelanjutan menjadi salah satu acuan pada
komponen lingkungan hidup yang terkena dampak Pembangunan Infrastruktur di Indonesia
dari kegiatan Pembangunan tersebut. termasuk Pembangunan Infrastruktur IKN.
Pemindahan Ibu Kota Negara merupakan
PENUTUP implementasi dari Konstruksi Berkelanjutan pada
lingkup pembangunan nasional.
Bahwa Pemerintah Indonesia melalui Undang-
Undang No. 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara Prinsip “Konstruksi Berkelanjutan” pada
telah memutuskan pemindahan Ibu Kota Negara tahap teknis pembangunan infrastruktur
ke wilayah Provinsi Kalimantan Timur tepatnya di IKN merupakan implementasi pada tahapan
Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai upaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan
untuk mewujudkan tujuan bernegara sebagaimana konstruksi yang dilaksanakan dengan melakukan
amanat UUD Tahun 1945. pengendalian atas dampak yang ditimbulkan dan
berpengaruh pada kondisi Sosial, Ekonomi dan
Upaya memperbaiki tata kelola wilayah Ibu Kota Lingkungan setempat yang harus dikelola secara
Negara merupakan upaya untuk mewujudkan bertanggungjawab berdasarkan prinsip efisiensi
sarana pemenuhan kebutuhan masyarakat sumber daya dan kelestarian lingkungan.
Indonesia, serta untuk mewujudkan Ibu Kota
Negara yang aman, modern, berkelanjutan dan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur
berketahanan. Berkelanjutan di IKN merupakan sebuah
sistem besar dari pelaksanaan teknis pekerjaan
konstruksi yang melaksanakan sebuah sub- Komunikasi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Kementerian PUPR. Edisi 2. Tahun 2022.
sistem dari Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi (SMKK). SMKK fokus menghasilkan Siregar, M. Jehansyah. 2012. Kebijakan Pembangunan Kota
output/hasil konstruksi dengan menjamin Baru di Indonesia: Antara Fasilitasi Bisnis dan Pelayanan
Publik. Jurnal NALARs Volume 11 No 2 Juli 2012 :125-142.
kualitas dan mutu hasil pengkajian, perencanaan,
perancangan sekaligus kualitas dan mutu dari Sumadi, Pungki. 2020. Seminar “Pembangunan Ibu Kota
rencana teknis pembangunan, pengoperasian Negara Libatkan Masyarakat Lokal Hingga Kembangkan
Sektor Industri Digital Dan Inovasi” Siaran Pers Bappenas.
dan pemeliharaan, serta kualitas dan mutu atas 26 Feb – humas@bappenas.go.id ;
penggunaan metode pelaksanaan pekerjaan,
material dan peralatan yang dapat berimplikasi UU No. 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara beserta aturan
turunan;
langsung pada efisiensi biaya, waktu,
keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi sebagaimana
diubah oleh Perpu No. 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja,
publik dan lingkungan.
beserta aturan turunan;
Kementerian PUPR dalam melaksanakan Permen PUPR No. 9/ 2021 tentang Pedoman Penyeleng-
garaan Konstruksi Berkelanjutan;
Pembangunan Infrastruktur di IKN selalu
mengedepankan prinsip Sustainable Permen PUPR No. 10 /2021 tentang Pedoman Sistem
Cosntruction untuk menuju Visi Indonesia Manajemen Keselamatan Konstruksi;
2045 dengan empat pilar yaitu pembangunan
Pusdatin, Kementerian PUPR. 2023. Laporan Progres
manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan dan Pembangunan IKN_7 September.
teknologi (IPTEK), pembangunan ekonomi yang
Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR. 2022. Rencana
berkelanjutan, pemerataan pembangunan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan
pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola Lingkungan Hidup (RKL-RPL) – Rencana Kegiatan
pemerintahan, untuk mencapai pertumbuhan Pembangunan Kawasan Terpadu IKN dan Fasilitas
Pendukungnya Provinsi Kalimantan Timur.
ekonomi yang lebih inklusif dan merata melalui
akselerasi pembangunan Kawasan Indonesia (dn) https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190827093658
-32-424906/kenapa-harus-pindah-ibu-kota/1 ;
Penerapan
Konstruksi
Berkelanjutan
dalam Pembangunan
Infrastruktur Jalan
Tol Binjai-Langsa
Muhamad Rana Tirtayasa, Martin Hutagalung,
dan Mahmud Fakhruddin
PT Hutama Karya (Persero)
PENDAHULUAN
Sektor infrastruktur jalan merupakan salah satu sektor vital untuk memacu
pertumbuhan ekonomi. Pembangunan jalan memiliki fungsi aksesibilitas
untuk membuka keterisoliran daerah yang kurang berkembang dan
fungsi mobilitas untuk memacu daerah yang telah berkembang. Jalan tol
merupakan infrastruktur penting terutama di Pulau Sumatra yang memiliki
potensi komoditas perekonomian yang tinggi. Pembangunan jalan tol
tidak diberlatarbelakangi pembangunan infrastruktur saja, namun untuk
menghasilkan multiplier effect dalam pembangunan nasional, pertumbuhan
dan pemerataan ekonomi sekaligus. Hal itu akan tampak pada pembangunan
pabrik dan kawasan industri baru yang pasti akan menyebabkan tersedianya
banyak lapangan kerja dan menghasilkan dampak lanjutan meningkatkan
pendapatan keluarga, pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.
China
USA
India
EU12
Indonesia
Russian
Federation
LULUCF CO2
Brazil
Fosil C02 FFI,
International CH4, N2O, F-gases
transport
GtCO2e
-3 0 3 6 9 12 15
Berdasarkan Laporan United Nations Environment sektor industri yang menjadi penghasil emisi
Programme Report tahun 2022 Indonesia berada CO2 terbesar. Sektor konstruksi di Indonesia
di peringkat ke 5 setelah China, Amerika Serikat, menyumbang secara langsung 4% emisi CO2
india dan EU27 dalam hal penghasil emisi gas yang dihasilkan dari penggunaan energi untuk
rumah kaca (GRK) di dunia. Emisi GRK per kapita pembangunan dan operasional bangunan,
rata-rata dunia (termasuk LULUCF) adalah 6,3 dan secara tidak langsung 16% emisi gas CO2
ton setara CO2 (tCO2e) pada tahun 2020. Amerika akibat penggunaan listrik untuk pemanas dan
Serikat masih jauh di atas, yaitu 14 tCO2e, diikuti pendingin bangunan (Climate Transparency,
Rusia sebesar 13 tCO2e, Tiongkok di 9,7 tCO2e, 2020). Sehingga pembangunan dengan prinsip
sekitar 7,5 tCO2e di Brasil dan Indonesia, serta 7,2 berkelanjutan sangat dibutuhkan. Pembangunan
tCO2e di Uni Eropa. yang memenuhi aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan yang dapat menciptakan kualitas
Hal ini menimbulkan kekhawatiran, Industri hidup yang lebih baik bagi masyarakat saat ini
konstruksi sendiri merupakan salah satu dan bagi generasi yang akan datang.
proyek ini menunjukkan komitmen kuat untuk kurang lebih sebanyak 266 buah tersebar di
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan lokasi Interchange, Intersection, dan Gerbang Tol.
pengurangan dampak lingkungan. Cara kerja smart LED system pada PJU sendiri
menggunakan sistem interkoneksi & komunikasi
Penggunaan CSP di 29 lokasi dalam ruas yang dapat diatur secara terpusat dengan
jalan tol tersebut mencerminkan upaya nyata perangkat lunak cerdas (smart lighting system)
dalam menciptakan infrastruktur yang ramah salah satunya menggunakan koneksi WiFi.
lingkungan dan berkelanjutan. Solusi seperti Dengan penggunaan Smart LED System dapat
ini sebagai langkah maju dalam merespons memberikan kendali penuh pada lampu-lampu
tantangan perubahan iklim dan mengurangi jejak PJU di jalan Tol dari me-monitoring kondisi lampu
karbon industri konstruksi. secara real time hingga mengontrol pemakaian
dayanya. Ketika kondisi jalan tidak ramai dan
Berbagai bentuk konservasi juga diterapkan volume kendaraan yang melintasi menurun,
demi pembangunan berkelanjutan melalui sistem lampu ini memiliki kemampuan untuk
konservasi energi dan konservasi air. Konservasi mengurangi intensitas cahaya lampu, sehingga
energi dilakukan dengan efisiensi energi seperti konsumsi energi listrik dapat diminimalkan.
penggunaan lampu LED dan smart lamp sesuai Berdasarkan informasi dari Balitbang ESDM,
rancangan. Penggunaan solar cell pada flashing dengan mengatur Sistem PJU Pintar untuk
lamp dan CCTV merupakan inovasi yang meredupkan cahaya lampu jalan antara pukul
dilakukan dalam upaya konservasi energi. Lebih 23.00 – 04.30 WIB, konsumsi energi dapat
lanjut dalam rangka mengurangi penggunaan dikurangi hingga 30%.
energi di Jalan Tol Ruas Binjai–Langsa, Seksi
Binjai–Brandan telah digunakan lampu Smart Untuk mendukung konektivitas jalan tol Ruas
LED system. Sistem pencahayaan ini dipasang Binjai–Langsa, seksi Binjai-Brandan, terdapat
kebutuhan untuk membangun jembatan yang kondisi lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu,
tidak hanya aman dan nyaman untuk pengguna, desain awal telah direvisi dalam rencana teknik
tetapi juga ramah lingkungan, khususnya terhadap akhir, di mana Jembatan Sei Wampu kini didesain
ekosistem sungai yang ada. Pembangunan ini dengan struktur baja menerus atau continuous
harus selaras dan berkesinambungan dengan truss bridge, dengan total bentang sepanjang
peraturan daerah Provinsi Sumatra Utara dalam 231 meter dan main span 130 meter, tanpa pilar
rangka menjaga kelestarian, fungsi air, dan di penampang basah sungai.
mempertimbangkan keberlanjutan penggunaan
sumber daya air. Pemilihan desain ini dimaksudkan untuk menjaga
stabilitas morfologi sungai dan untuk tidak
Desain awal jembatan ini telah dibuat dengan mengurangi penampang basah yang sudah ada.
mempertimbangkan penggunaan beton balance Seluruh perubahan dalam rencana teknik akhir ini
cantilever yang memiliki bentang tengah dilakukan untuk menghasilkan desain jembatan
sepanjang 100 meter dan pilar yang terletak di yang dapat memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
badan sungai. Namun, setelah melalui serangkaian mengorbankan kebutuhan generasi mendatang.
kajian dan rekomendasi teknis, penting untuk
memastikan bahwa pembangunan jembatan Penggunaan teknologi dan inovasi dalam
tidak akan merubah perilaku aliran sungai dan perencanaan maupun pelaksanaan konstruksi
DAFTAR PUSTAKA Arifah, Luthfi Fajar. Sunarjo, Deden Achmad (2021). Analisis
Keterkaitan Antar Industri di Sumatra Utara dan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Pengaruhnya terhadap Perekonomian Indonesia Tahun
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2021 Tentang Pedoman 2016 (Analisis IO dan IRIO) United Nations Environtment
Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan Programme (2022).
Buku Saku Green Construction dan Green Road #Edisi Lembaga Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional
01/2021 PT Hutama Karya (Persero) 2007, Konstruksi Indonesia 2030 untuk kenyamanan
Lingkungan Terbangun, Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi Nasional, Jakarta.
Climate Transparency, 2020. Climate Transparency Report
2020 Indonesia.
Perencanaan
Keselamatan
Konstruksi
Akhmad Suraji
KK MKI Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Andalas
PENGANTAR
Peribahasa “If you fail to plan then you plan to fail” sangat relevan dalam
memastikan bahwa keselamatan konstruksi harus direncanakan dengan
cermat dan tepat. Tujuan tulisan ini adalah mendesiminasikan ilmu pengetahuan
perencanaan keselamatan konstruksi. Tulisan ini menjelaskan tentang konsepsi
dan metodologi sebagai prinsip dan kerangka dasar dalam merencanakan
keselamatan suatu pekerjaan konstruksi. Penyusunan substansi tulisan ini
didasarkan hasil riset dan pengalaman keterlibatan penulis sejak 2018 sebagai
anggota Komite Keselamatan Konstruksi (K2K) Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat. Tulisan ini terdiri dari 2 (dua) bagian bahasan utama.
Bagian pertama tulisan ini mencakup pengertian dan pemahaman tentang apa
itu keselamatan konstruksi dan bagian kedua menyajikan bahasan tentang
mengapa perencanaan keselamatan konstruksi sangat penting dan bagaimana
metoda merencanakan keselamatan konstruksi.
proyek pemerintah maupun swasta, serta kerja Konstruksi masih menjadi industri dengan risiko
sama pemerintah dan swasta dalam menyusun tinggi terhadap kecelakaan yang menimbulkan
ketentuan pemilik (owner’s requirements) atau korban manusia, kerusakan harta benda dan
ketentuan pejabat pembuat komitmen (PPK), lingkungan (Suraji & Arman, 2023; Mahfudiyanto
kontraktor rancang bangun atau kerangka acuan et al, 2022). Budaya berkeselamatan masih
kerja bagi konsultan perencana atau perancang menjadi tantangan besar di industri ini (DJBK,
dalam menyusun rancangan konseptual sistem 2019). Kematangan budaya keselamatan di
manajemen keselamatan konstruksi (RK- tingkat perusahaan konstruksi di Indonesia masih
SMKK) pada tahapan perencanaan maupun pada tingkat reaktif (Mahfudiyanto, et al 2020).
perancangan suatu bangunan baik gedung Tata kelembagaan dan kebijakan afirmatif serta
maupun sipil. Disamping itu, tulisan singkat ini penegakan penerapan standar dalam sistem
juga diharapkan menjadi panduan umum bagi manajemen proyek masih sangat terfragmentasi
konsultan pengawas dalam menyusun rencana inter dan antarorganisasi proyek. Beragam
keselamatan konstruksi (RKK) pengawasan perundangan terkait keselamatan masih belum
dan kontraktor dalam menyusun rencana konvergen penerapannya dan terdistribusi parsial
keselamatan konstruksi penawaran atau rencana berdasarkan sektoral pengampunya. Undang-
keselamatan konstruksi pelaksanaan. undang Nomor 1 Tahun 1970 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 menjadikan
KONSEPSI KESELAMATAN KONSTRUKSI keselamatan di industri konstruksi masih
dipersepsikan hanya tanggung jawab kontraktor
Keselamatan konstruksi adalah keadaan tanpa (Suraji et al, 2012). Undang-Undang Nomor 2
bahaya (free from hazard) yang berpotensi Tahun 2017 secara tegas mengatur bahwa para
menimbulkan korban manusia, kerusakan penyelenggara konstruksi baik pemilik, para
harta benda dan lingkungan serta secara konsultan dan kontraktor wajib menerapkan
agregat menimbulkan kerugian bisnis dalam standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan
penyelenggaraan konstruksi. Keselamatan keberlanjutan (Standar K4). Standar tersebut
konstruksi juga dapat dimaknai pelaksanaan meliputi standar material, standar peralatan,
pekerjaan konstruksi yang selamat dari kejadian standar prosedur, standar keselamatan dan
yang membayakan mereka yang sedang bekerja kesehatan kerja, dan standar perlindungan
(people) dan/atau mereka para masyarakat lingkungan (DJBK, 2018).
umum (public) dan/atau harta benda (property)
baik di dalam maupun di luar lapangan dan/ Suraji (2002) mengungkap bahwa urusan
atau lingkungan (environment) baik lingkungan keselamatan di industri konstruksi merupakan
hidup (natural enviornment) maupun lingkungan urusan pemilik, konsultan desain, konsultan
sosial budaya dan perekonomian (socio-cultural pengawas, kontraktor dan semua rantai
environment) atau lingkungan terbangun (built pasoknya. Symbersky (1996) menyatakan
environment). bahwa tahapan desain memiliki kemampuan
mempengaruhi keselamatan sangat tinggi.
Proses protokol keselamatan wajib dimulai sejak
pra-konstruksi (Suraji et al, 2012). Endroyo et keseluruhan bangunan yang dapat menimbulkan
al (2016) menemukan bahwa semakin matang korban tenaga kerja dan/atau korban masyarakat
perencanaan keselamatan pada pra-konstruksi dan/atau kerusakan harta benda dan/atau
semakin tinggi resiliensi keselamatan pada saat kerusakan lingkungan. Keselamatan konstruksi
konstruksi. Proyek konstruksi yang mengalami diwujudkan melalui penerapan standar keamanan,
kejadian bahaya yang menimbulkan korban keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan
manusia dan kerusakan harta benda dan dalam perencanaan, perancangan, pengadaan,
lingkungan memiliki kematangan perencanaan pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan
keselamatan sangat rendah. Permen PUPR 10 dan pembongkaran sebagian atau keseluruhan
Tahun 2021 menjelaskan bahwa keselamatan bangunan gedung maupun bangunan sipil oleh
konstruksi adalah keselamatan keteknikan, pemilik, konsultan, kontraktor dan semua rantai
keselamatan tenaga kerja, keselamatan publik pasok industri konstruksi.
dan keselamatan lingkungan. Suraji (2019)
mendefinisikan keselamatan konstruksi adalah Mematangkan budaya keselamatan konstruksi
ketiadaan potensi kejadian bahaya selama masih memerlukan tata kelembagaan dan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, operasi dan kebijakan publik yang solid. Mahfudiyanto et
pemeliharaan serta pembongkaran sebagian atau al (2022) mengajukan teori bahwa struktur,
perilaku dan kinerja organisasi proyek menjadi (CDM) Regulation (UK, 2017), perencanaan
prasyarat terbangunnya sistem manajemen yang keselamatan dibedakan dalam tahapan-tahapan
mampu menumbuhkan kematangan budaya siklus hidup proyek. Perencanaan keselamatan
keselamatan dan selanjutnya memberikan dilakukan sejak pre tender plan dan final plan
kinerja keselamatan yang tinggi. Kasus-kasus (Fink, 1997). Pre tender plan dilaksanakan oleh
kecelakaan konstruksi melibatkan banyak planning supervisor dan menjadi bagian dari
ragam penyebab mulai dari kegagalan teknis, dokumentas tender yang disampaikan kepada
kegagalan manajemen dan kegagalan manusia. para kontraktor sebagai peserta tender. Pre
Suraji & Arman (2023) mengajukan prinsip tanpa tender safety plan menginformasikan semua
kegagalan (no failure) – tanpa kecelakaan (no resiko teridentifikasi terhadap keselamatan yang
accident). Ragam kegagalan tersebut dapat berkaitan dengan pelaksanaan proyek konstruksi
dipicu oleh substandar atas mutu sistem, mutu dan memberi kesempatan kepada kontraktor
layanan, mutu prosedur, mutu barang dan mutu untuk mengembangkan sistem manajemen
manusia yang terjadi pada berbagai tingkat dan dan prosedur keselamatan sesuai dengan
tahapan dari penyelenggaraan konstruksi mulai proyek tersebut. Final safety plan merupakan
desain hingga pelaksanaan di lapangan. tanggungjawab kontraktor pemenang tender.
Kontraktor wajib mengembangkan pre-tender
URGENSI PERENCANAAN KESELAMATAN safety plan menjadi dokumen final safey
KONSTRUKSI plan. Pemilik proyek harus memastikan bahwa
rencana keselamatan akhir telah secara lengkap
Keselamatan konstruksi tidak hanya tugas dan dikembangkan dengan tepat sebelum mereka
tanggungjawab para pihak yang melaksanakan mengijinkan kontraktor memulai pekerjaan
kegiatan konstruksi di lapangan (Suraji & konstruksi di lapangan. Semua perubahan yang
Sulaiman, 2006). Banyak studi menyimpulkan dilakukan oleh kontraktor terhadap pre tender
bahwa kecelakaan konstruksi dapat dihindari safety plan harus dikonfirmasikan kepada pihak
atau dicegah dengan kematangan perencanaan planning supervisor sebelum diimplementasikan
keselamatan (Maitra, 2003). Namun demikian, di lapangan (Fink,1997).
perencanaan keselamatan sering hanya
dipersepsikan sebagai bagian dari perencanaan Proses perencanaan merupakan tahapan
kegiatan konstruksi oleh kontraktor. Padahal kunci kesuksesan proyek konstruksi (Callahan
studi mutakhir tentang kecelakaan konstruksi et al 1992). Keselamatan konstruksi perlu
menyimpulkan bahwa faktor-faktor organisasional diwujudkan dengan baik dan maka diperlukan
dan manajerial yang berada di hulu (upstream/ suatu perencanaan keselamatan yang telah
pre-construction) berkontribusi terhadap disusun sebelum tahap konstruksi. Rekomendasi
faktor-faktor penyebab kecelakaan konstruksi dari Barrie (1990), Koehn (1995), Hinze (1997),
di lapangan. Oleh karena itu, perencanaan Oberlender (2000), dan Suraji (2000), para pihak
keselamatan pra-konstruksi merupakan faktor proyek melakukan perencanaan keselamatan
kunci bagi keselamatan konstruksi di lapangan. konstruksi yang sedini mungkin dan selanjutnya
Dalam Construction Design Management perencanaan keselamatan itu harus dilaksanakan
100 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Pembangunan
Infrastruktur Berkelanjutan
profesional dan kompetensi untuk berperilaku sedang bekerja (people) dan/atau masyarakat
mengutamakan keselamatan untuk semua, (public) Ragam bahaya tersebut berkaitan
dengan mode kegagalan (failure modes)
Komponen utama dalam perencanaan dari material, peralatan, struktur sementara,
keselamatan konstruksi mencakup: tempat kerja, kondisi tanah/lahan termasuk
akses dan lorong/jalan kerja, topografi, cuaca,
1. Menyusun uraian pekerjaan atau work temperatur, kelembaban, dan bangunan yang
breakdown structure (WBS) termasuk analisis sedang dikerjakan. Identifikasi bahaya ini
tahapan (stage analysis). Uraian pekerjaan ini didasarkan pada beragam teori kecelakaan
sampai level 4 atau 5 atas kegiatan (task) dari konstruksi (Suraji, 2001) dan hukum Murphy
suatu satuan pekerjaan. Penyusunan WBS ini yang menyatakan anything that can go wrong
didasarkan pada daftar lingkup pekerjaan dan will go wrong atau jika suatu hal bisa terjadi
volumenya (BoQ), gambar rancangan (DED) maka hal tersebut kemungkinan terjadi.
dan spesifikasi teknis, serta dokumen kontrak Data statistik dan hasil audit keselamatan
lainnya, dan investigasi kecelakaan konstruksi,
serta engineering judgement para insinyur
2. Membuat rumusan metoda kerja atau lapangan/pakar/praktisi dapat digunakan
work method statement (WMS) termasuk sebagai rujukan.
keberadaan sumber daya sebagai input,
termasuk lokasi pekerjaan, dan rangkaian 4. Analisis keselamatan konstruksi selanjutnya
prosedur pekerjaan termasuk apa saja rencana adalah menghitung besaran risiko atas bahaya
inspeksi dan pengujian (ITP) dan gambar kerja yang teridentifikasi berbasis analisis risiko
(shop drawing) serta perhitungan teknis, berganda atau multiple risk analysis (MRA).
standard & code sebagai standar proses (SOP) Analisis risiko ini menghasilkan skala besaran
serta keluaran (output). Penyusunan WMS ini risiko setiap kejadian yang membahayakan
didasarkan pada daftar lingkup pekerjaan dan (hazard/dangerous occurrence). Analisis risiko
volumenya (BoQ), gambar rancangan (DED) berganda ini dimaksudkan untuk menghitung
dan spesifikasi teknis, serta dokumen kontrak besaran potensi kemungkinan kejadian bahaya
lainnya. Gambar 1 berikut ini menjelaskan p(Eh) dan potensi kemungkinan besaran
model korespodensi antara uraian pekerjaan dampak dari kejadian bahaya tersebut p(Ih).
(WBS) dan rumusan metoda kerja (WBS) dan Dalam hal ini Ih meliputi tingkat keparahan
identifikasi banyak bahaya (MHI). korban manusia dan/atau tingkat kerusakan
harta benda misalnya material, peralatan,
3. Melakukan analisis keselamatan konstruksi struktur sementara, dan aset infrastruktur
(AKK) dengan pertama kali mengidentifikasi atau fasilitas publik, dan/atau kerusakan
ragam bahaya atau multi hazard identification lingkungan alam berupa flora dan fauna, air,
(MHI) dari setiap jenis kegiatan (task) dan udara, tanah dan/atau lingkungan sosial
metoda kerjanya. Bahaya adalah peristiwa ekonomi berupa kegiatan sosial, produksi,
yang dapat mencelakakan orang yang konsumsi dan distribusi.
102
Gambar 1. Contoh Identifikasi Multi Bahaya
Pembangunan
Infrastruktur Berkelanjutan
5. Persamaan 1.1 di bawah ini rumus dasar analisis kerja. Sedangkan tindakan pengendalian
risiko berganda bahwa satu kejadian bahaya manajemen (management control) mencakup
(E) dan menimbulkan lebih dari satu dampak tindakan detail rencana inspeksi, pengawasan,
dan maka perlu perhitungan risiko agregat dari pengujian, dan evaluasi, koordinasi, kolaborasi
semua kategori dampak (I). Matrik risiko baik dan organisasi. Tindakan pengendalian
kriteria nilai probabilitas kejadian bahaya dan manusia (human control) dapa berupa training,
kriteria tingkat keparahan dampaknya dapat mentoring, induksi, pemanduan, peningkatan
merujuk pada Permen PUPR No. 10 Tahun kesadaran, kompetensi. Gambar 2 ini
2021 atau sumber lain yang terpecaya. menunjukan format AKK.
LINGKUNGAN
KEGIATAN P(E) RISIKO
PROPERTI
PEKERJA
KEJADIAN ENGINEERING MANAGEMENT
PUBLIK
(K) OF WORKS (R)
P(I)
BAHAYA(E) CONTROL CONTROL
104 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Pembangunan
Infrastruktur Berkelanjutan
SAFETY ANALYSIS
ANALISIS RISIKO SISA/RESIDUAL RISKAN ALYSIS
CONTROL
CONSEQUENCE/DAMPAK P(I)
DOKUMEN BIAYA TOTAL
RESPONSIBLE P(E) P(I) RISIKO KET.
LINGKUNGAN
KESELAMATAN KESELAMATAN
PROPERTI
PERSON
PEKERJA
KONSTRUKSI KONSTRUKSI
HUMAN SISA
PUBLIK
CONTROL
(1)
DOK
LAMPIRAN
Lokakarya K3 Konstruksi 11-12 Desember 2008. Jakarta: Efansyah, M. Noor. (2007). OHSAS 18001:1999- Sistem
Dir. Pengawasan Norma K3. Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Modul
Pelatihan. Yogyakarta: Deras Training Center.
Barrie, Donald S. et. al. (1990). Manajemen Konstruksi
Profesional. Terjemahan oleh Sudinarto. Jakarta: Penerbit B. Endroyo, and A. Suraji, Model Penilaian untuk Kematangan
Erlangga. Perencanaan Keselamatan dalam Tahap Pra-Konstruksi,”
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL, vol. 20, no. 2, pp. 167-
Chua, D.K.H dan Y M Goh (2004) Incident Causation Model 178, Oct. 2015. https://doi.org/10.14710/mkts.v20i2.9258
for Improving Feedback of Safety Knowledge. Journal of
Construction Engineering and Management, July/Aug Everett, John and Willard S Thompson (1995) Experience
2004 Modification Rating for Workers Compensation Insurance.
Journal of Construction Engineering and Management,
Davies, V J and K. Tomasin (1996). Construction safety March 1995
Handbook. London: Thomas Telford Publishing
Fang, Dongping et. al. (2006) safety Climate in
Elbeltagi, Emad. et al (2004) Dynamic Layout of Construction Construction Industry: A Case Study In Hong Kong. Journal
Temporary Facilities Considering Safety. Journal of of Construction Engineering and Management, June 2006
Construction Engineering and Management, July/Aug
2004 Franshurullah, M Asa. el al (2005) Pemetaan model Sistem
Manajemen Mutu Untuk Jasa Konstruksi di Indonesia.
ECI-Europan Construction Institute (1995) Total Project Makalah pada peringatan 25 tahun Pendidikan MRK di
Management of Construction Safety, Health and Indonesia.
Environment. Thomas Telford.
Fink, Susan (1997). Health and Safety Law for The Mohamed, Sherif (2003). Scorecard Approach to
Construction Industry. London: Thomas Telford Publishing Benchmarking Organizational Safety Culture in
Construction. Journal of Construction Engineering and
Gambatese, A John. et al (2005). Viability of Designing for Management, January-February 2003.
Construction Worker Safety. Journal of Construction
Engineering and Management, September 2005 Suraji, Akhmad dan A. Roy Duff (2000). Constraint-Response
Theory of Construction Accident Causation. The
Hinze, W Jimmie and Debra Bosma Russell (1995). Analysis International Conference on Designing for Safety, ECI/CIB/
of Fatalities Recorded by OSHA. Journal of Construction HSE, London
Engineering and Management, June 1995
Suraji, Akhmad. ( 2001). Incorporating Constructability Factors
Hinze, W Jimmie (1997). Construction Safety. Prentice-Hall, into Design for a Safe Construction Process.
Inc.
Suraji, Akhmad, et. al. (2001). Development of Causal Model of
Howarth, Tim. et.al (2000). A Review of The Construction Construction Accident Causation. Journal of Construction
(Design and Management) Regulations. Sixteenth Annual Engineering and Management, July-August 2001 hal. 343
Conference 2000 September 6-8, Glasgow Caledonian
University Volume 1. Suraji, Akhmad and Khairuddin Sulaiman (2004). Total
Safety Control. International Building Control Conference,
Jaselskis, Edward J. et. al. (1996). Strategies for Achieving Kualalumpur, Mei 2004.
Excellence in Construction Safety Performance. Journal of
Construction Engineering and Management, March 1996 Tom Will (2004). Working Safely in Global Construction, Rohm
and Haas Company.
Johnson, Holly M. et. al. (1998). Fall Protection Analysis for
Workers on Residental Roofs. Journal of Construction Wirahadikusumah, Reini D dan Febby Feisal (2005). Kajian
Engineering and Management, Sept-Okct 1998. Penerapan Pedoman Keselamatan Kerja pada Pekerjaan
Galian Konstruksi. Journal Teknik Sipil Volume 12 No. 2,
Koehn, Enno et. al. (1995) Safety in Defeloping Countries: April 2005.
Professional and Bureaucratic Problems. Journal of
Construction Engineering and Management, September
1995 hal. 261 – 265
106 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Pembangunan
Infrastruktur Berkelanjutan
03
Transformasi
Digital Sektor
Konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 109
3.1
ROADMAP
TRANSFORMASI DIGITAL
SEKTOR KONSTRUKSI
2045
Mochammad Natsir
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
PENDAHULUAN
110 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Sektor konstruksi juga memiliki hubungan/ konsep Industri 4.0 yang berbasis pada kerja
keterkaitan ke belakang (backward linkage) sama global secara fleksibel antara sistem
dan hubungan/keterkaitan ke depan (forward manufaktur virtual dan fisik yang kemudian
linkage) dengan sektor ekonomi yang lain. mengubah paradigma berbagai industri (Pribadi
Tingkat keterkaitan ke belakang dapat diukur dan Soemardi, 2021). Selanjutnya revolusi industri
dengan indeks daya penyebaran, sementara ke 4 ini mendorong munculnya gelombang
tingkat keterkaitan ke depan dapat diukur dengan terobosan di berbagai bidang teknologi yang
indeks derajat kepekaan. Studi ”Pengembangan saling berinteraksi dalam domain fisik, digital dan
Satellite Account Sektor Konstruksi Tahun biologi yang membedakannya dengan revolusi
2012” yang dilaksanakan atas kerja sama industri terdahulu (Pribadi dan Soemardi, 2021).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Badan Selanjutnya, revolusi tersebut mampu membuka
Pusat Statistik melaporkan berbagai kegiatan berbagai peluang usaha baru yang menimbulkan
pekerjaan konstruksi di Kementerian Pekerjaan dampak ekonomi sangat luas karena dapat
Umum yang memiliki tingkat daya penyebaran meningkatkan efektivitas operasional berbagai
dan/atau derajat kepekaan yang lebih besar industri serta mengembangkan berbagai model
dari sektor ekonomi yang lain. Disamping itu, bisnis, layanan dan produk-produk baru (Lassi
Sektor Konstruksi juga sering menjadi solusi dkk., 2014 dalam Pribadi dan Soemardi, 2021).
dalam upaya pemulihan dampak pasca-”bencana
ekonomi” termasuk dampak pandemi Covid-19, Sebagaimana dikutip Pribadi dan Soemardi
yaitu diantaranya melalui kegiatan pekerjaan (2021), Bahrin et al. (2016) merangkum bidang-
konstruksi padat karya. bidang teknologi yang menjadi pendukung
kunci dari Industri 4.0, yaitu mencakup integrasi
Memperhatikan peran strategis tersebut, sudah sistem horizontal dan vertikal, Internet of Things
seharusnya Sektor Konstruksi dikelola (diatur, (IoT), cybersecurity, Cloud, analisis Big Data,
diberdayakan dan diawasi) dengan serius untuk simulasi, additive manufacturing (3D printing),
menunjang terwujudnya tujuan pembangunan augmented reality dan robotika. Lebih lanjut,
nasional serta menjamin ketertiban dan kepastian Pribadi dan Soemardi (2021) mengutip Lee &
hukum dalam penyelenggaraan konstruksi. Lee (2015) yang menyatakan bahwa Internet of
Things atau Internet of Everything atau Industrial
Sektor Konstruksi di Era Industri 4.0 Internet merupakan suatu paradigma teknologi
baru berupa jaringan global mesin-mesin dan
Sejak diperkenalkan pada tahun 2011 (Lassi dkk., peralatan yang mampu berinteraksi satu sama
2014 dalam Pribadi dan Soemardi, 2021), “Industri lain, yang menghasilkan berbagai jenis produk
4.0” menjadi topik yang menarik perhatian dan layanan baru. Lima teknologi IoT yang saat
kalangan dunia usaha, para peneliti di perguruan ini telah sukses berkembang meliputi radio
tinggi maupun pusat-pusat penelitian (Herman frequency identification (RFID), wireless sensor
dkk, 2015 dalam Pribadi dan Soemardi, 2021). networks (WSN), middleware (perangkat lunak
Pada tahun 2016, Klaus Schwab, pendiri dan CEO yang menghubungkan berbagai perangkat lunak
dari World Economic Forum, memperkenalkan lainnya, popular dengan sebutan API-Application
112 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Sebagaimana dikutip Pribadi dan Soemardi justru mempercepat masuknya teknologi digital
(2021), Hossain & Nadeem (2019) juga melalui keharusan bekerja dari rumah (WFH).
menyatakan, bahwa tujuan utama dari Hal tersebut menjadi pendorong bagi penerapan
Konstruksi 4.0 adalah untuk menciptakan teknologi digital lebih lanjut yang menjadi cikal
situs digital konstruksi yang dapat memantau bakal Konstruksi 4.0 untuk meningkatkan
seluruh progress dalam seluruh daur hidup produktivitas dan efektifitas konstruksi Indonesia
proyek konstruksi yang melibatkan berbagai dalam menghadapi tuntutan pembangunan
teknologi. Dengan demikian, Konstruksi 4.0 tidak infrastruktur yang semakin besar. Di samping itu,
hanya mengubah proses konstruksi, tetapi juga berbagai negara di Asia termasuk negara-negara
mengubah struktur organisasi dan proyek serta tetangga di wilayah ASEAN juga sudah memulai
mengubah pendekatan terfragmentasi menjadi transformasinya ke arah Konstruksi 4.0, sehingga
suatu industri yang terintegrasi. Selanjutnya menjadi ancaman pesaingan bagi industri
Hossain & Nadeem (2019) dalam Pribadi dan konstruksi nasional, khususnya menghadapi
Soemardi (2021) memperkenalkan prinsip-prinsip momentum pasar terbuka ASEAN 2025.
rancangan Konstruksi 4.0 yang meliputi: BIM
model yang didukung oleh: 1) interconnection Selanjutnya, Pribadi dan Soemardi (2021)
and interoperability dengan mengeksplor menyarankan agar pembinaan konstruksi
potential interoperability issues in construction Indonesia untuk mewujudkan Konstruksi 4.0
for effective communication and coordination; harus menjadi bagian dari pengembangan dan
2) information transparency melalui virtual pembinaan konstruksi di Indonesia, yang pada
reality and augmented reality in construction; dasarnya merupakan suatu proses transformasi
3) decentralized decision melalui BIM cloud; dari Jasa Konstruksi yang semula: 1) menggunakan
dan 4) technical assistance melalui robotics in teknologi konstruksi tradisional yang berfokus
construction (drone, robots, 3D printing, etc.). pada aspek transaksional dari perdagangan
konstruksi, 2) sangat terfragmentasi, dan 3)
Indonesia telah memulai mendorong industri memiliki tingkat produktivitas, kualitas produk
manufaktur menuju penerapan Industri 4.0 konstruksi dan keselamatan dan kesehatan
melalui program Making Indonesia 4.0 yang telah kerja serta keselamatan konstruksi yang rendah,
diluncurkan oleh Kementerian Perindustrian. menjadi industri konstruksi yang: 1) maju dan
Oleh karena itu, Pribadi dan Soemardi (2021) kokoh, 2) menerapkan teknologi digital dari
berkesimpulan, bahwa momentum Making Industri 4.0, dan 3) memiliki tingkat integrasi
Indonesia 4.0 merupakan saat yang tepat untuk horizontal dan vertilal yang lebih tinggi di seluruh
memulai proses pemanfaatan teknologi Industri rantai nilainya, sehingga produktivitas dan
4.0 dalam industri konstruksi yang pembinaannya efektivitasnya meningkat dan memiliki daya
menjadi tanggung jawab Kementerian PUPR. saing global yang lebih tinggi.
Peluang untuk ini terbuka lebih lebar dengan
adanya kebangkitan konstruksi Indonesia Memperhatikan uraian-uraian tersebut di atas,
sejalan dengan percepatan pemulihan dari maka transformasi digital Sektor Konstruksi
dampak pandemi Covid 19, yang salah satunya sebagai salah satu sektor ekonomi adalah
MASUKAN STAKEHOLDER
1. STUDI KEBIJAKAN TERKAIT
FGD KUISIONER
2. STUDI ROADMAP TERDAHULU
DAN
3. RENCANA STRATEGIS INDUSTRI
KONSTRUKSI NEGARA LAIN
ROADMAP PEMBINAAN
KONSTRUKSI 2045
SELF ASSESMENT PELAKSANAAN VISI MISI
KEWENANGAN UU 2/2017
AGENDA STRATEGI
Transformasi digital Sektor Konstruksi merupakan Pendekatan pertama adalah studi literatur dan
bagian dari pengembangan dan pembinaan self-assessment yang dilaksanakan melalui 4
konstruksi nasional. Oleh karena itu, Roadmap (empat) tahapan, yaitu:
Transformasi Digital Sektor Konstruksi 2045 yang
akan diuraikan pada kesempatan ini merupakan 1. Studi kebijakan terkait, khususnya studi
bagian dari Roadmap Pembinaan Konstruksi terkait kebijakan Visi Indonesia 2045 agar
2045 yang telah dikembangkan dan diterbitkan Roadmap Pembinaan Konstruksi 2045 dapat
oleh Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (DJBK), menjadi salah satu bagian dari pencapaian
114 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Visi Indonesia 2045 tersebut. Studi kebijakan Construction 2025” dan “Construction
lainnya dilakukan atas kebijakan dan Sector Deal”, Middle East Technical University,
pengaturan dalam: Undang-Undang Jasa Ankara, “Turki Innovation Vision of the Turkish
Konstruksi Nomor 2 Tahun 2017 dan Undang- Construction Industry: A Comparative
Undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020 Qualitative Content Analysis off Strategic
beserta peraturan pelaksanaannya, Rencana Roadmaps”, dan Ministry of Labour Ontario,
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Canada “Construction Health and Safety
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Action Plan”;
Nasional (RPJMN), Rencana Strategis
Kementerian PUPR, serta Rencana Strategis 4. Self-assessment pelaksanaan kewenangan
DJBK; Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang
Jasa Konstruksi untuk mengetahui kondisi
2. Studi Roadmap terkait pengembangan dan eksisting di lingkungan DJBK, Kementerian
pembinaan konstruksi yang meliputi: Roadmap PUPR yang meliputi: pencapaian pelaksanaan
Strategi Pembinaan Konstruksi DJBK amanat dan tanggung jawab penyelenggaraan
(2015), Roadmap Harmonisasi Rantai Pasok Jasa Konstruksi sesuai yang tercantum dalam
Konstruksi (dalam Buku Konstruksi Indonesia Pasal 4 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017,
2012), Roadmap Pembinaan Sumber Daya data jumlah dan persentase program yang
Konstruksi (dalam Buku Konstruksi Indonesia dikategorikan berdasarkan target cakupan
2013), dan Roadmap Konstruksi Indonesia dari program, pembagian 51 kewenangan
2030 dalam Konstruksi Indonesia 2030 Pemerintah Pusat yang diamanatkan oleh
untuk Kenyamanan Lingkungan Terbangun Undang-Undang Jasa Konstruksi Tahun 2017
(Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi diantara unit kerja Eselon II di lingkungan
Nasional/LPJKN); DJBK, analisis kesesuaian tugas dan fungsi
DJBK dibandingkan dengan kewenangan
3. Studi trend industri konstruksi global dalam yang tercantum dalam Undang-Undang
rangka memahami arah perkembangan Jasa Konstruksi Tahun 2017 khususnya
industri konstruksi dunia, yang meliputi: kewenangan pada level unit kerja Eselon II,
World Economic Forum “Shaping the Future serta analisis kondisi Sumber Daya Manusia
of Construction: A Breakthrough in Mindset (SDM) yang ada di lingkungan DJBK.
and Technology”, Mc Kinsey Global Institute
“Reinventing Construction: a Route to Higher Pendekatan ke dua adalah dengan mengadakan
Productivity”, Mc Kinsey & Company “The diskusi-diskusi atau Focus Group Discussion
Next Normal in Construction: How Disruption (FGD) yang dilakukan secara inclusive bersama
in Reshaping the World’s Largest Ecosystem”, dengan 5 (lima) klaster pemangku kepentingan
HM Government Industrial Strategy jasa terkait terkait sebagaimana ditunjukkan
“Government and Industry in Partnership pada Gambar 2 di bawah ini.
Topik-topik yang dibahas dalam FGD disesuaikan fungsi unit kerja dilingkungan DJBK yang terlibat
dengan lingkup substansi yang menjadi domain dalam penyusunan Roadmap ini dalam rangka
tiap-tiap klaster pemangku kepentingan yang pendalaman/identifikasi terhadap 1) potret
dilibatkan. Kegiatan FGD tersebut ditujukan untuk pelaksanaan pembinaan konstruksi saat ini, 2)
menggali masukkan, pendapat, dan pandangan Permasalahan dalam pembinaan konstruksi saat
dari tiap-tiap pemangku kepentingan dalam ini, 3) Agenda dan program-program pembinaan
penyusunan Roadmap sehingga diharapkan akan konstruksi ke depan, dan 4) Kolaborasi antar-
dapat dirumuskan hasil akhir berupa visi, misi, dan pemangku kepentingan dalam mendukung
agenda utama Roadmap Pembinaan Konstruksi pembinaan konstruksi nasional. Selanjutnya
sampai dengan Tahun 2045. pendalaman identifikasi ini disusun menjadi 20
butir pertanyaan dalam bentuk kuisioner.
Pendekatan ke tiga adalah penyusunan
dan pembagian kuesioner kepada seluruh Rumusan Roadmap Pembinaan Konstruksi
pemangku kepentingan terkait. Pertanyaan- 2045
pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner Berdasarkan studi literatur, self-assessment,
telah disesuaikan dengan lingkup tugas dan
116 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Untuk dapat menjabarkan Visi dan Misi ke dalam 2. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja
Agenda Utama dan Program Pembinaan, perlu konstruksi (sertifikasi TKK);
dirumuskan Komponen Visi yang nantinya
dapat terkait langsung dengan Agenda Utama. 3. Membangun Sistem Informasi Jasa Konstruksi
Komponen Visi tersebut meliputi: Terintegrasi;
1. Berdaulat:
4. Modernisasi pengadaan Jasa Konstruksi;
• Menjadikan industri konstruksi nasional
sebagai tuan rumah di negeri sendiri dan 5. Mendorong keseimbangan antara kebutuhan
unggul di pasar konstruksi internasional. dan ketersediaan material peralatan
• Memanfaatkan produksi dalam negeri. konstruksi utama;
2. Maju:
Mewujudkan industri konstruksi unggul yang Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur
Modernisasi pengadaan jasa konstruksi Reposisi kelembagaan
VISI
Meningkatkan Mewujudkan konstruksi Mewujudkan konstruksi
Mendorong peningkatan
produktivitas kemampuan BLK nasionalnasional
nasional yang (aksesyangpermodalan dan penjaminan)
konstruksi berkualitas berkeselamatan
12 AGENDA
UTAMA Meningkatkan kompetensi tenaga kerja Mewujudkan
konstruksi
Mewujudkan industri tata(sertifikasi
kelola TKK)
konstruksi berbasis inovasi penyelenggaraan konstruksi
dan teknologi yang baik
MISI
Mendorong keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan material peralatan konstruksi
Meningkatkan penggunaan produk dan jasa konstruksi dalam negeri (tingkat TKDN konstuksi)
Meningkatkan penguasaan pangsa pasar jakon dalam negeri oleh BUJK nasional
Modernisasi pengadaan jasa konstruksi Reposisi kelembagaan
Meningkatkan penguasaan pangsa pasar jakon dalam negeri oleh BUJK nasional
Meningkatkan penerapan smkk dan penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan
Meningkatkan penerapan teknologi mutakhir dalam penyelenggaraan konstruksi
Meningkatkan penetrasi pangsa pasar jakon internasional oleh BUJK nasional
Membangun sistem informasi jasa konstruksi terintegrasi
Tenaga kerjaMendorong
konstruksi (TKK)r&d sektor konstruksi
peningkatan BUJK Kelembagaan jasa konstruksi
118 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
ADIL Modernisasi
Mewujudkan Industri Konstruksi Keselarasan dalam Bertransaksi Pengadaan
Peluang yang Sama Bagi Semua Pihak
Unggul yang Berdaulat, Maju,
Adil dan Makmur.
MAKMUR Keseimbangan
Profitable antara Kebutuhan Reposisi
Bertumbuh dana ketersediaan Kelembagaan
MPK Utama
Berkelangsungan & Berkelanjutan
BERDAULAT Penguasaan
Peningkatan
Penetrasi pangsa penggunaan
Tuan Rumah di Negeri Sendiri & Unggul di pangsa pasar
pasar jakon produk dan jasa
Pasar Konstruksi Internasional jakon
internasional konstruksi dalam
dalam negeri
Memanfaatkan Produksi DAlam Negeri negeri
Pentahapan Roadmap Pembinaan Konstruksi dibagi menjadi 3 (tiga) jangka waktu, yaitu:
2045
Roadmap Pembinaan Konstruksi 2045 adalah 1. Jangka Pendek (periode Tahun 2022-2024) ;
rangkaian agenda dan program pembinaan
konstruksi yang dituangkan dalam kerangka 2. Jangka Menengah (periode Tahun 2025-
waktu sampai dengan tahun 2045. Roadmap 2034); dan
ini disusun dengan pendekatan fast track,
yaitu agenda dan program yang disusun dapat 3. Jangka Panjang (periode Tahun 2035-2045).
dilaksanakan lebih cepat dari jadwal semula
serta dapat pula dilanjutkan pada kurun waktu Pentahapan Roadmap Pembinaan Konstruksi
selanjutnya, menyesuaikan dengan situasi dan 2045 secara garis besar ditunjukkan pada
kondisi yang dihadapi. Pentahapan Roadmap Gambar 5.
PROGRAM LINGKUP
• Berkesinambungan Konstruksi
• Kompetitif Nasional
2035-2039
4 Determinasi Pembinaan • Tertib Penyelenggaraan
• Berkeselamatan
2030-2034 Proyek
3 Perluasan Jangkauan Pembinaan Strategis
• Harmonisasi Regulasi
MENEGAH
(Swasta) Swasta
• Kolaborasi dan Insentif
2025-2029 • Pengembangan Program
Proyek
2 Perluasan Jangkauan Pembinaan Pembinaan Pengawasan
Strategis
(Pemerintah Lintas K/L/D) K/L/D
• Penguatan Regulasi
PENDEK
120 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Agenda 11, dan Agenda 12), Sasaran, Strategi, Jenderal Bina Konstruksi (DJBK), Kementerian
Pentahapan dan Program Roadmap Transformasi Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
Digital Sektor Konstruksi 2045, secara garis pada Tahun 2022, khususnya terkait dengan 3
besar mengacu pada Roadmap Pembinaan Agenda Utama, yaitu: Agenda 3 (Membangun
Konstruksi 2045. Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi),
Agenda 11 (Meningkatkan penerapan teknologi
PENUTUP mutakhir dalam penyelenggaraan konstruksi), dan
Agenda 12 (Mendorong peningkatan penelitian
Transformasi digital Sektor Konstruksi adalah dan pengembangan Sektor Konstruksi). Roadmap
suatu keniscayaan selaras dengan proses tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi
transformasi digital Industri 4.0 yang sedang para pemangku kepentingan Sektor Konstruksi
dan akan terus berlangsung dalam rangka dalam mengembangkan dan melaksanakan
mewujudkan industri konstruksi yang: 1) maju kegiatan pengembangan dan pembinaan
dan kokoh, 2) menerapkan teknologi digital dari konstruksi. Program terkait transformasi digital
Industri 4.0, dan 3) memiliki tingkat integrasi Sektor Konstruksi yang telah diuraikan di atas
horizontal dan vertikal yang lebih tinggi di perlu dielaborasi lebih rinci menjadi rencana
seluruh rantai nilainya, sehingga produktivitas kegiatan serta dukungan sumber daya yang
dan efektivitasnya meningkat dan memiliki daya diperlukan.
saing global yang lebih tinggi. Untuk memberikan
arah dan pentahapan proses transformasi yang DAFTAR PUSTAKA
jelas, terstruktur dan terukur, diperlukan suatu
Pribadi, Krishna Suryanto dan Soemardi, Biemo W.,
peta jalan (Roadmap) proses transformasi “Penyelenggaraan Jasa Konstruksi di Era Industri 4.0”,
digital Sektor Konstruksi yang dapat menjadi Buku Konstruksi Indonesia 2021, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat RI, Jakarta, 2021;
acuan bagi seluruh pemangku kepentingan
Sektor Konstruksi dalam merencanakan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian Pekerjaan
dan mengalokasikan sumber daya yang Umum dan Perumahan Rakyat, “Roadmap Pembinaan
Konstruksi 2045”, Jakarta, 2022.
dimilikinya untuk mewujudkan sasaran bersama
pengembangan Sektor Konstruksi nasional.
PENGEMBANGAN
PROSES BISNIS
DALAM SISTEM
INFORMASI JASA
KONSTRUKSI
TERINTEGRASI (SIJKT)
Dewi Chomistriana, Tri Berkah dan Atina Dwi Palupi
Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Ahmad Agus Fitrah Akbar dan Masayu Dian Rochmanti
Sekretariat Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
PENDAHULUAN
122 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
ini dapat dilihat dari besarnya kontribusi sektor secara signifikan dari sistem analog/manual ke
konstruksi terhadap Produk Domestik Bruto digital di berbagai aspek kehidupan agar menjadi
(PDB) sebesar 9,45% terhadap PDB (sumber: lebih cepat, mudah, dan praktis. Transformasi
Konstruksi Dalam Angka 2022, BPS). Mengingat digital terdiri atas 3 (tiga) tahapan, yaitu:
peran sektor konstruksi yang strategis tersebut
sudah selayaknya sektor konstruksi harus 1. Digitization;
dikelola, dibina, diatur, dan diberdayakan,
serta diawasi dalam rangka menunjang tujuan 2. Digitalization;
pembangunan nasional. Salah satunya dengan
mengimplementasikan transformasi digital pada 3. Digital Transformation.
sektor konstruksi.
1 2 3
DIGITIZATION DIGITALIZATION DIGITAL
TRANSFORMATION
124 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
OUT REPLACE/
REDESIGN REWORK REMOVING SOURCING OUTOMATION
Rancangan ulang Pengerjaan ulang Pengurangan atau Alih daya yang Proses/sub-proses
proses proses penghilangan disebabkan keterbatasan yang ada dapat
• Pengulangan • Onsite ke Online proses yang tidak kapasitas (keterampilan, digantikan
• Duplikasi • Tanggungjawab perlu dilakukan di SDM, teknologi, dll.) sepenuhnya oleh
• Inefisiensi bbrp orang ke kondisi tertentu proses/sub-proses lain
satu orang
126 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
SIKI:
EXISTING : DJBK & LPJK
Sertifikat Badan Usaha,
1. Sistem Informasi Pengalaman BUJK & TKK Sertifikat Tenaga Kerja,
DATA SOURCES BI PRESENTATION
(SIMPAN) Asosiasi Jasa Konstruksi,
LAYER
2. Sistem Informasi Konstruksi Indonesia (SIKI)
INTERNAL PUPR Lembaga Sertifikasi
3. Pemberdayaan Tenaga Kerja Konstruksi SIKI:
EXISTING : DJBK & LPJK INTEGRASI
(DAYANAKER) Sertifikat Badan Usaha,
SIMPANAN:
4. Sistem1.Informasi
Sistem Informasi Pengalaman BUJK & TKK
Material dan Peralatan INTEGRASI DATA
Sertifikat Tenaga Kerja,
(SIMPAN) Pegalaman
Asosiasi Jasa Konstruksi, BUJK, a. Profilling BUJK anatara
Konstruksi (SIMPK)
2. Sistem Informasi Konstruksi Indonesia (SIKI) Lembaga Sertifikasi
Pengalaman Profesional lain: data umum BUJK,
5. Sistem3.Informasi Pengadaan
Pemberdayaan JasaKonstruksi
Tenaga Kerja
Tenaga Kerja INTEGRASI kemampuan BUJK,
Konstruksi (SIPBJ)
(DAYANAKER)
SIMPANAN: Pernaglaman BUJK,
6. Sistem4.Pelaporan
Sistem Informasi
Tahunan Material dan Peralatan
(SILAPTA) & INTEGRASI DATA
Pegalaman BUJK,
Konstruksi (SIMPK) a. Profilling BUJK anatara
paket on going, kinerja
Sistem Informasi Jasa Konstruksi Asing PengalamanSIPBJ:
Profesional lain: data umum BUJK,
5. Sistem Informasi Pengadaan Jasa BUJK, Data peralatan on
(SIJAKA). Konstruksi (SIPBJ) Tenaga KerjaData Paket Pekerjaan kemampuan BUJK,
6. Sistem Pelaporan Tahunan (SILAPTA) & PUPR, Pernaglaman BUJK, going.
Sistem Informasi Jasa Konstruksi Asing SIPBJ: Pemenang Pekerjaan, paket on going, kinerja
UNIT ORGANISASI TERKAIT
(SIJAKA). Data Paket Pekerjaan
Data Personil on going, b. Profiling
BUJK, Data peralatan on TKK antara lain
1. Data Pegawai PUPR (E-HRM PUPR) PUPR, going. data umum, kompetensi
Peralatan on-going
UNIT ORGANISASI TERKAIT Pemenang Pekerjaan, TKK, pengalaman TKK,
Data Personil on going, b. Profiling TKK antara lain
1. Data Pegawai PUPR (E-HRM PUPR) SIMPK: data umum, kompetensiperkerjaan on going,
Peralatan on-going
Datawarehouse Data Material dan TKK, pengalaman TKK,kinerja TKK
EKSTERNAL PUPR SIJ K SIMPK: Peralatan
perkerjaan on going,
Datawarehouse kinerja TKK
1. Data NIK Nasional Ditjen Kemendagri
EKSTERNAL PUPR Terintegrasi
SIJK
Data Material dan c. Dasboard Irisan
2. Data Pengalaman Lelang (SIPSE Kementian PUPR Peralatan Aplikasi
1. Data NIK Nasional Ditjen Kemendagri
dan SIKAP Nasional)
Terintegrasi DAYANAKER: c. Dasboard Irisan
2. Data Pengalaman Lelang (SIPSE Kementian PUPR
DAYANAKER:Pembinaan Jasa KonstruksiAplikasi
3. Data Wajibdan
Pajak (KSWP)
SIKAP Nasional)
Pembinaan Jasa Konstruksi
3. Data Wajib Pajak (KSWP)
ON GOING ON 2023
ON GOING ON 2023
1. Sistem 1.Informasi Kontrak dan Manajemen
Sistem Informasi Kontrak dan Manajemen
Pengendalian Pelaksanaan
Pengendalian Kontrak
Pelaksanaan (SIKOMPAK)
Kontrak (SIKOMPAK)
TABLEAU SERVER
TABLEAU SERVER
2. OSS, BKPM
2. OSS, (viaBKPM
Pusdatin).
(via Pusdatin).
3. AHU, Kementrian Hukum dan HAM
3. AHU, Kementrian Hukum dan HAM (via Pusdatin) (via Pusdatin)
Tulisan ini bertujuan untuk melakukan analisis Proses Bisnis Layanan Sertifikasi dan Registrasi
perkembangan proses bisnis dalam SIJKT BUJK mengalami perbaikan dari masa ke masa
terkait Layanan Sertifikasi dan Registrasi dan salah satu sistem informasi pada SIJKT yang
Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) dengan digunakan untuk mendukung layanan ini adalah
menggunakan metode Rekayasa Proses Bisnis Sistem Informasi Konstruksi Indonesia (SIKI).
atau Business Process Re-engineering (BPR). Analisis perbaikan dan perkembangan Proses
Layanan Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha Bisnis Layanan Sertifikasi dan Registrasi BUJK
Jasa Konstruksi yaitu layanan middle tier atau dalam tulisan ini dibagi menjadi 3 periode, di
penghubung (simulasi database) antara portal antaranya seperti tertuang pada Tabel 1 berikut
perizinan PUPR dengan Sistem Informasi layanan ini:
Sertifikasi di LSBU (Lembaga Sertifikasi Badan
Usaha).
2 Mulai tahun 2015 • Peraturan Menteri PUPR nomor 51 tahun 2015 tentang
Tata Cara Pemilihan Pengurus, Masa Bakti, Tugas Pokok
dan Fungsi, serta Mekanisme Kerja Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi. (status : tidak berlaku)
• Surat Edaran Menteri PUPR nomor 06/SE/M/2019
tentang Sertifikat Badan Usaha, Sertifikat Keahlian, dan
Sertifikat Keterampilan dalam bentuk Elektronik. (status :
berlaku)
• Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
Nasional Nomor: 3 Tahun 2017 tentang Sertifikasi dan
Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi.
128 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Tabel 2. Alur Proses Permohonan SBU pada periode mulai tahun 2011
ALUR PROSES PERMOHONAN SBU BARU Pada gambar tersebut, secara umum alur proses
(Badan Usaha yang memiliki Asosiasi) permohonan SBU baru bagi BUJK yang sudah menjadi
BADAN USAHA anggota Asosiasi sebagai berikut:
1 1. Badan Usaha anggota asosiasi mengajukan
SURAT PERMOHONAN
permohonan SBU kepada Asosiasi;
ASOSIASI
2. Asosiasi melakukan proses Verifikasi dan Validasi
Ver/Val
Tidak
Awal;
Ya
3. Jika data permohonan tidak lengkap, maka
Upload ke STI
dikembalikan ke pemohon / badan usaha;
2
4. Jika data permohonan lengkap, maka asosiasi
Berita acara Ver & Val
mengunggah data pemohon SBU ke Sistem Teknologi
Print Logo &
Informasi (STI) LPJK;
Ttd
5. Asosiasi membuat Berita Acara Verifikasi dan Validasi;
6. Asosiasi mencetak logo dan memberikan tanda tangan
LPJK
Ketua Asosiasi pada halaman belakang SBU;
No
Verifikasi 7. LPJK Nasional oleh Unit Layanan Sertifikat Nasional
Yes atau LPJK Daerah oleh Unit Layanan Sertifikat Daerah
3
Unit Layanan Sertifikat sesuai kewenangannya melakukan penilaian klasifikasi
Nasional/Daerah
dan kualifikasi dengan mengunduh data Badan Usaha
dari pangkalan data LPJK;
Cetak SBU
8. SBU dicetak dalam bentuk hardcopy.
ALUR PROSES PERMOHONAN BARU SBU Pada gambar tersebut, secara umum alur proses
(Badan Usaha yang belum menjadi anggota Asosiasi) permohonan SBU baru bagi BUJK yang belum menjadi
BADAN USAHA anggota Asosiasi sebagai berikut:
1. Badan Usaha anggota asosiasi mengajukan
SURAT PERMOHONAN
permohonan SBU kepada LPJK;
LPJK
2. LPJK melakukan proses Verifikasi dan Validasi;
Tidak
3. Jika data permohonan tidak lengkap, maka
Ver/Val
dikembalikan ke pemohon / badan usaha
Ya
ULSN/D
4. Jika data permohonan lengkap, maka LPJK
Upload ke STI mengunggah data pemohon SBU ke Sistem Teknologi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 129
Informasi (STI) LPJK;
Penetapan Kualifikasi
5. LPJK Nasional oleh Unit Layanan Sertifikat Nasional
Yes atau LPJK Daerah oleh Unit Layanan Sertifikat Daerah
3
Unit Layanan Sertifikat sesuai kewenangannya melakukan penilaian klasifikasi
Nasional/Daerah
dan kualifikasi dengan mengunduh data Badan Usaha
dari pangkalan data LPJK;
Cetak SBU
8. SBU dicetak dalam bentuk hardcopy.
ALUR PROSES PERMOHONAN BARU SBU Pada gambar tersebut, secara umum alur proses
(Badan Usaha yang belum menjadi anggota Asosiasi) permohonan SBU baru bagi BUJK yang belum menjadi
BADAN USAHA anggota Asosiasi sebagai berikut:
1. Badan Usaha anggota asosiasi mengajukan
SURAT PERMOHONAN
permohonan SBU kepada LPJK;
LPJK
2. LPJK melakukan proses Verifikasi dan Validasi;
Tidak
3. Jika data permohonan tidak lengkap, maka
Ver/Val
dikembalikan ke pemohon / badan usaha
Ya
ULSN/D
4. Jika data permohonan lengkap, maka LPJK
Upload ke STI mengunggah data pemohon SBU ke Sistem Teknologi
Informasi (STI) LPJK;
Penetapan Kualifikasi
5. LPJK Nasional oleh Unit Layanan Sertifikat Nasional
Print SBU atau LPJK Daerah oleh Unit Layanan Sertifikat Daerah
sesuai kewenangannya melakukan penilaian klasifikasi
BADAN USAHA
dan kualifikasi dengan mengunduh data Badan Usaha
dari pangkalan data LPJK;
6. SBU dicetak dalam bentuk hardcopy.
ALUR PROSES PERPANJANGAN/REGISTRASI Pada gambar tersebut, secara umum alur proses
ULANG SBU
permohonan perpanjangan/registrasi SBU bagi BUJK
BADAN USAHA sebagai berikut:
SURAT PERMOHONAN 1 1. Badan Usaha anggota asosiasi mengajukan
permohonan SBU kepada Asosiasi;
ASOSIASI
2. Asosiasi melakukan proses Verifikasi dan Validasi
Tidak
Ver/Val Awal;
Ya
3. Jika data permohonan tidak lengkap, maka
Upload ke STI dikembalikan ke pemohon / badan usaha;
2
4. Jika data permohonan lengkap, maka asosiasi
Berita acara Ver & Val
mengunggah data pemohon SBU ke Sistem Teknologi
Informasi (STI) LPJK;
Print Logo &
Ttd 5. Asosiasi membuat Berita Acara Verifikasi dan Validasi;
6. Asosiasi mencetak logo dan memberikan tanda tangan
LPJK
Ketua Asosiasi pada halaman belakang SBU;
Verifikasi
Tidak 7. LPJK Nasional oleh Unit Layanan Sertifikat Nasional
Ya
atau LPJK Daerah oleh Unit Layanan Sertifikat Daerah
3
Unit Layanan Sertifikat
sesuai kewenangannya melakukan penilaian klasifikasi
Nasional/Daerah dan kualifikasi dengan mengunduh data Badan Usaha
dari pangkalan data LPJK;
Cetak SBU
8. SBU dicetak dalam bentuk hardcopy.
130 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
ALUR
ABU LPJK SBU DIUNDUH OLEH
PERMOHONAN PERMOHONAN
VVA (Proses Sertifikasi)
SBU
BUJK MELALUI SIKI
LAMA
ALUR PORTAL
LPJK
LSBU (Pencatatan SBU DIUNDUH OLEH
PERMOHONAN PERMOHONAN OSS PERIZINAN
(Proses Sertifikasi) pada
SBU
BUJK MELALUI SIKI
PUPR
LAMA SIJKT/SIKI)
Proses Bisnis Layanan Sertifikasi dan Pemilihan Pengurus, Masa Bakti, Tugas Pokok
Registrasi Badan Usaha Jasa Konstruksi dan Fungsi, Serta Mekanisme Kerja Lembaga
(BUJK) Mulai Tahun 2015 Pengembangan Jasa Konstruksi, Mekanisme
Registrasi Badan Usaha, yaitu sebagai berikut:
Gambar 4 menunjukkan perubahan proses bisnis
pengajuan permohonan Sertifikat Badan Usaha 1. Pemohon mengajukan dokumen aplikasi
(SBU) yang terdiri dari alur permohonan yang kepada asosiasi.
lama (sesuai Peraturan Menteri PUPR nomor
51 tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan 2. Asosiasi melakukan verifikasi awal dan
Pengurus, Masa Bakti, Tugas Pokok dan Fungsi, validasi awal terhadap dokumen aplikasi.
serta Mekanisme Kerja Lembaga Pengembangan
Jasa Konstruksi) dan alur permohonan yang baru 3. Asosiasi mengajukan dokumen aplikasi yang
(sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia sudah diverifikasi awal dan validasi awal
nomor 5 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan kepada Kesekretariatan Lembaga.
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko)
4. Kesekretariatan Lembaga memeriksa
Pada gambar 5, proses bisnis layanan sertifikasi kelengkapan dokumen aplikasi mengacu
dan registrasi BUJK ditunjukkan pada Alur pada Peraturan Lembaga. Dalam hal dokumen
Permohonan Lama. Berdasarkan Peraturan aplikasi tidak lengkap maka dokumen aplikasi
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan dikembalikan kepada Asosiasi.
Rakyat Nomor 51 Tahun 2015 tentang Tata Cara
API SIJK
PJBU, PJTBU,
Data Administrasi Pengalaman Peralatan
PJSKBU
PJBU, PJTBU,
Data Administrasi Pengalaman Peralatan
PJSKBU
- Identitas Perusahaan Data Refrensi TKK - Data Referensi Pengalaman Lampau Data Refrensi
- Akte Pendirian
- Identitas Perusahaan (DataData
Personal,
Refrensi TKK -- Data
DataReferensi
Pengalaman Terverifikasi
Pengalaman Lampauhasil Data RefrensiPeralatan
- Saham - Akte Pendirian Klasifikasi/Subklasifikasi,
(Data Personal, Sertifikasi
- Data Pengalaman Terverifikasi hasil Peralatan
- Saham Kualifikasi, Jenjang)
Klasifikasi/Subklasifikasi, Sertifikasi
Kualifikasi, Jenjang)
Gambar 5. Alur
Gambar 5. Alur
Permohonan
Permohonan Sertifikasi SBU
Sertifikasi SBU Jasa
Jasa Konstruksi
Konstruksi
Sumber
Sumber : LembagaPengembangan
: Lembaga Pengembangan Jasa
JasaKonstruksi.
Konstruksi.
132 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
134 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
LPJK yang selanjutnya disebut SIKI-LPJK c. Sistem Informasi Material dan Peralatan
Nasional adalah sistem informasi berbasis Konstruksi (SIMPK) yang memuat data
teknologi informasi yang dikembangkan material dan peralatan Konstruksi.
dan dimiliki oleh LPJK Nasional. SIKI
Selain itu, Sistem Informasi pendukung lainnya,
juga merupakan Aplikasi tunggal untuk
antara lain:
mendukung proses bisnis Layanan
Sertifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi. • Online Single Submission (OSS). Sistem
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
• Proses To-Be (sesudah dilakukan BPR)
Elektronik (Online Single Submission)
Sesuai Peraturan Menteri PUPR Nomor 8
yang selanjutnya disebut Sistem OSS
tahun 2022 tentang Tata Cara Pelaksanaan
adalah sistem elektronik terintegrasi
Pemenuhan Sertifikat Standar Jasa
yang dikelola dan diselenggarakan oleh
Konstruksi dalam Rangka Mendukung
Lembaga OSS untuk penyelenggaraan
Kemudahan Perizinan Berusaha bagi
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
Pelaku Usaha Jasa Konstruksi, Sistem
Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi • Portal Perizinan PUPR. Dalam hal proses
(SIJKT) untuk mendukung pelaksanaan permohonan SBU baik permohonan baru,
perizinan berusaha sektor Pekerjaan perpanjangan, maupun perubahan data
Umum dan Perumahan Rakyat meliputi: belum dapat dilakukan melalui Sistem OSS,
permohonan pengajuan SBU dilakukan
a. Sistem Informasi Konstruksi Indonesia
melalui portal perizinan Kementerian.
(SIKI);
136 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
B. Metode: Rework
REWORK
Pemohon bisa
men-download
softcopy sertifikat
melalui Aplikasi SIKI.
Pemohon bisa
men-download
softcopy sertifikat
melalui Aplikasi SIKI.
Tahun 2019:
QR Code pada SBU
hanya bisa dibaca oleh
LPJK Scanner.
REPLACE / AUTOMATION
140 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
PENINGKATAN
KAPASITAS
PENYEDIA JASA
DALAM DIGITALISASI
PENYELENGGARAAN
KONSTRUKSI
Amy Rachmadhani Widyastuti
Senior Analyst Digital Construction PT Hutama Karya (Persero)
PENDAHULUAN
142 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
DIGITAL IN
THE BUSINESS THE CORE
DIGITAL
(AT THE
SIDELINE)
FROM... ...TO
144 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Process Technical
Data exchange Security
Collaborative working & coordination Technical information
Information management Validation
System engineering Use
146 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Framework yang menjadi komponen kunci antara praktisi, akademisi dan pelaku industri
untuk memastikan tersedianya kapasitas konstruksi dalam Institut BIM Indonesia pada
organisasi sebagai penyedia jasa tidak hanya 2017 dengan pihak regulator di Indonesia
melalui penyediaan pelatihan bagi sumber daya untuk bersama menumbuhkan ekosistem
manusia, namun secara komprehensif mereka BIM di Indonesia. Lahirnya Peraturan Menteri
harus didukung dalam menghadapi digitalisasi Pekerjaan Umum No 22 Tahun 2018 mengenai
konstruksi melalui 4 aspek sebagai berikut: penggunaan BIM wajib pada Bangunan gedung
Negara tidak sederhana dengan luas diatas
1. Policy 2000m2 menjadi pemicu gerakan yang lebih
meluas untuk masing-masing stakeholder
Aspek policy atau kebijakan bergantung pada mengejar ketertinggalan dalam melakukan
faktor internal dan eksternal dalam suatu implementasi BIM, yang kemudian dilanjutkan
organisasi. Faktor eksternal yang berpengaruh dengan pembuatan dokumen-dokumen yang
adalah adanya regulasi yang berlaku secara menjadi acuan implementasi BIM.
nasional sebagai dorongan dari pemerintah.
148 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
150 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
dan tujuan yang jelas dengan perencanaan dan oleh pelaku yang berani untuk mengambil langkah
persiapan yang matang. Transformasi besar pada awal sebagai early adopter dalam menyiapkan
industri konstruksi—yang sudah lama tertunda— kapasitas organisasinya yang agile dan inovatif.
kini tidak bisa dihindari, di mana manfaatnya
tidak hanya dirasakan oleh level organisasi atau Perjalanan dalam mengembangkan kapasitas
sektoral, melainkan dapat memberikan dampak organisasi penyedia jasa membutuhkan
perekonomian nasional dan global. endurance yang baik dan pada prosesnya akan
mempertanyakan alasan untuk mau menjalani
Pelaku pasar akan dipaksa untuk bekerja sama transformasi ini. Disaat itulah prinsip untuk
lebih erat dibandingkan saat ini untuk bersama- mendapatkan Value terhadap proses kerja
sama bergerak dan mengambil keputusan menjadi bahan bakar bagi organisasi untuk terus
strategis untuk meningkatkan kolaborasi yang bergerak. Beberapa value yang menjadi manfaat
mendukung pertumbuhan ekosistem pendukung digitalisasi konstruksi yaitu:
digitalisasi industri konstruksi. Berbagi dan
berkolaborasi menjadi kunci dari pertumbuhan 1. Aspek time/waktu: dapat mengakselerasi
industri ini, di mana pasar Indonesia adalah pengambilan keputusan dengan basis data
unik dan memiliki tantangan spesifik, sehingga yang akurat dan berkualitas.
peluang mencapai keunggulan akan didapatkan
individu-individu unggul untuk menjadikannya Jusron, D. Global Infrastructure Hub (GIH) dan Penyediaan
sebagai kesempatan dengan segala Infrastruktur. Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan
tantangannya dalam mengkuantifikasi hasil dari Usaha Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
https://kpbu.kemenkeu.go.id/read/1160-1476/umum/
proses panjang ini. Kepemimpinan yang hadir kajian-opini-publik/global-infrastructure-hub-gih-dan-
untuk siap beradaptasi terhadap zaman akan penyediaan-infrastruktur
menjadi kunci dalam setiap organisasi memegang
kendali terhadap masa depannya, dan semuanya
harus bergerak secara kolaboratif, sekarang.
152 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
PENYIAPAN TENAGA
KERJA KONSTRUKSI
DALAM MENDUKUNG
AKSELERASI
DIGITALISASI SEKTOR
KONSTRUKSI
Riky Aditya Nazir, Tisky Anisha Azwen,
Byondita Primadewi dan Khairul
Direktorat Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi
PENDAHULUAN
Digitalisasi dan Tenaga Kerja Konstruksi
154 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
modal memang cenderung skeptis mengadopsi mereka. Dengan kata lain, pandemi ini telah
teknologi mengingat pemanfaatan teknologi menjadi katalisator percepatan perubahan di
membutuhkan investasi yang tidak sedikit dan hampir semua industri dengan meningkatnya
nilai manfaat yang baru dapat dirasakan pelaku penggunaan teknologi kolaboratif, termasuk
usaha dalam jangka panjang, seringkali membuat konstruksi, yang sudah lama tidak berinovasi
banyak badan usaha Jasa Konstruksi enggan dengan kecepatan dan skala yang seharusnya.
untuk beralih ke digitalisasi.
Sebelum Pandemi Covid-19 menyerang, Sebagai katalis, pandemi ini menuntut percepatan
industri konstruksi sudah menghadapi berbagai arus digitalisasi untuk masuk pada seluruh
tantangan yang cukup besar seperti produktivitas sektor ekonomi, salah satunya sektor industri
yang rendah dan jumlah waste yang tinggi. Hal ini konstruksi. Dunia konstruksi memang tidak akan
terjadi karena kurangnya pemanfaatan teknologi pernah lepas dengan perkembangan digitalisasi
konstruksi dalam pembangunan infrastruktur. dan perkembangan teknologi yang semakin hari
Namun, selama masa lockdown, masyarakat dari semakin tumbuh dan berkembang dengan cukup
berbagai sektor mau tidak mau harus mengadopsi pesat. COVID-19 juga mendorong perubahan
teknologi digital untuk mempertahankan bisnis sikap terhadap teknologi digital dalam praktik
Berdasarkan survei Procore pada tahun 2020, di masa depan. Untuk mewujudkan cita-cita
78% dari pemilik perusahaan konstruksi akan bersama menjadi Indonesia Digital yang maju,
meningkatkan penggunaan teknologi terutama hilirisasi atas implementasi digitalisasi pada
yang dapat mendukung kolaborasi antar semua sektor termasuk sektor konstruksi perlu
stakeholders di sepanjang rantai pasoknya dan dikawal dan dilaksanakan secara simultan.
56% sepakat akan pentingnya peningkatan
pemanfaatan teknologi keselamatan di proyek- Kesiapan ekosistem digital menjadi sebuah poin
proyek konstruksi. Kedua teknologi ini menjadi penting untuk mengembalikan daya saing dan
sorotan perusahaan-perusahaan konstruksi produktivitas sektor-sektor ekonomi nasional
selama pandemi Covid 19. Oleh karena itu, termasuk sektor konstruksi. Transformasi
transformasi digital diprediksi akan terus digital dalam sektor konstruksi dapat menjadi
meningkat dan akan menjadi standar baru bahkan pemicu utama untuk mewujudkan peningkatan
156 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), Salah satu tantangan terbesar dalam adopsi
Cloud Computing, Analitik Data dan Kecerdasan teknologi di sektor konstruksi yaitu kurangnya
Buatan (Artificial Intelligence). kemampuan serta sulitnya merekrut digital
talents di sektor konstruksi padahal hal
158 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Modelling (BIM), prefabrication, wireless sensors, dan penyedia layanan untuk merancang,
3D printing and automated, and robotic membangun, serta mengelola bangunan. BIM
equipment mempengaruhi industri konstruksi sendiri bisa menghasilkan pemodelan 2D
secara keseluruhan. hingga 5D. Di Indonesia sendiri, BIM ditemukan
Boston Consulting Group (BCG) menggambarkan paling banyak pada pemodelan 3D kolaboratif
konstruksi di masa depan dengan implementasi yang bertujuan untuk meningkatkan
penuh teknologi sebagai “Future of akurasi dan mengurangi revisi pada tahap
Construction” pada World Economic Forum. perencanaan (clash detection), mempermudah
BCG mengidentifikasi setidaknya terdapat 10 dokumentasi, mempermudah koordinasi,
teknologi digital yang akan mengubah sektor visualisasi & simulasi pemodelan 3D,
konstruksi secara radikal, di antaranya: mempermudah komunikasi, mempermudah
kolaborasi, permintaan eksternal (pasar,
1. Building Information Modelling (BIM) client), mengurangi Request For Information
Building Information Modeling (BIM) adalah (RFI), dan integrasi software.
konsep atau cara kerja menggunakan
pemodelan 3D digital (virtual) yang di BIM sendiri juga dapat diintegrasikan dengan
dalamnya berisi semua informasi pemodelan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) untuk
yang terintegrasi untuk fasilitas koordinasi, mendukung kegiatan survei dan pemetaan.
simulasi, serta visualisasi antar semua pihak Teknologi tersebut dapat menggunakan data
yang terkait, sehingga dapat membantu owner ortofoto yang diperoleh dari pengolahan foto
160 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
9. Wireless Monitoring & Connected Equipment untuk membangun rekonstruksi 3D dari objek
Merupakan model pengumpulan secara yang difoto sehingga dapat mengefektifkan
otomatis yang memungkinkan penggunaan pekerjaan tenaga kerja konstruksi.
teknologi gabungan untuk memeriksa
kondisi mesin, kinerja, dan terjadinya Teknologi digital akan menjadi terobosan baru bagi
penyimpangan secara sekilas. Teknologi ini industri konstruksi, mempercepat modernisasi,
162 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
dan memberikan jawaban terhadap tantangan 2019). Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi
dan peluang. Proyek-proyek konstruksi dapat tenaga konstruksi perlu mendapat perhatian
dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien karena produktivitas SDM akan mempengaruhi
dengan memanfaatkan kekuatan dari teknologi kinerja pembangunan infrastruktur.
yang telah disebutkan di atas. Dalam beberapa
tahun ke depan, semakin banyak perusahaan Lebih lanjut, jika ditinjau dari jumlah TKK
konstruksi di seluruh dunia yang akan beralih bersertifikat, menunjukan bahwa jumlah TKK
ke teknologi baru di mana akan menghasilkan bersertifikat mengalami penurunan yang sangat
sektor konstruksi yang lebih tangguh, efisien, signifikan pada tahun 2023 jika dibandingkan
dan berkelanjutan serta mengubah cara pandang dengan tahun 2020. Penurunan terbesar
dalam merancang, membangun, dan memelihara (hingga 66%) bahkan terjadi pada tahun 2022
bangunan serta infrastruktur. Pada akhirnya, jika dibandingkan dengan tahun 2021 dan
sektor konstruksi berikut rantai pasoknya akan tren penurunan ini masih terlihat hingga tahun
beradaptasi dengan teknologi secara simultan 2023 di mana tenaga kerja konstruksi yang
guna mencapai peningkatan produktivitas dan bersertifikat menjadi 335.133 atau hampir
efisiensi yang optimal. separuh dari jumlah sertifikat kompetensi tahun
2020. Penurunan jumlah sertifikat kompetensi
TENAGA KERJA KONSTRUKSI INDONESIA: merupakan salah satu dampak perubahan
KINI DAN NANTI pengaturan di bidang Jasa Konstruksi dengan
ditetapkannya Peraturan Pemerintah No. 14
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2021 yang salah satunya berupaya untuk
industri konstruksi berkontribusi sebesar 9,45% mencapai tertib pelaksanaan sertifikasi serta
dari total PDB Nasional pada Triwulan III 2022. kepemilikan sertifikat kompetensi yang sejalan
Di sisi lain, sektor konstruksi menempati posisi dengan kompetensi tenaga kerja konstruksi.
ke-5 dengan penyerapan tenaga kerja terbanyak Jumlah sertifikat kompetensi kerja konstruksi
setelah pertanian, perdagangan, industri diprediksi akan terus bertumbuh seiring dengan
pengolahan, akomodasi dan makanan/minuman pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
dengan persentase 6,27% dari angkatan kerja yang semakin meningkat serta bertumbuhnya
nasional atau setara dengan 8,4 juta jiwa. awareness terhadap kepemilikan sertifikat
kompetensi kerja konstruksi bagi seluruh tenaga
Transformasi dan akselerasi pembangunan kerja konstruksi di Indonesia.
infrastruktur membutuhkan kualitas tenaga kerja
konstruksi yang andal. Berdasarkan data BPS Implementasi era revolusi 4.0 akan menjadi
pada 2017, tenaga konstruksi didominasi pekerja tantangan bagi 8,4 juta angkatan kerja di sektor
tukang atau pembantu tukang, yakni sebanyak konstruksi. Dinamika digitalisasi ini menciptakan
74 persen. Apabila ditarik rentang tahun 2015 shifting keahlian yang mengharuskan
hingga 2019, tenaga kerja konstruksi masih penyesuaian penerapan teknologi dalam proses
didominasi lulusan SMA ke bawah, yakni sebesar bisnis yang dijalankan. Tenaga kerja konstruksi
70 persen dari total tenaga kerja konstruksi (BPS, baik di level Ahli hingga operator, tidak hanya
164 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
organisasi, mulai dari cara dan tempat orang meningkatkan pola pikir digital masyarakat dinilai
bekerja, cara pekerja berkomunikasi, dan cara tinggi dan memerlukan berbagai upaya untuk
suatu proses dibangun. Akan tetapi, kesiapan mempersiapkannya dengan mengupayakan self
pola pikir digital nyatanya masih minim di sektor regulation, self motivation, dan self leadership.
konstruksi di mana masih terdapat kesenjangan Self regulation merupakan dorongan yang
pengetahuan terkait industri 4.0 dan hard skills perlu dilakukan individu untuk dapat menerima
individu. “Kesenjangan tersebut menandakan keberadaan teknologi baru dan memiliki
perlu adanya akselerasi intervensi program pada pemikiran bahwa teknologi hadir untuk dipelajari
organisasi atau perusahaan dalam meningkatkan secara disiplin dan konsisten. Sementara itu,
pengetahuan dan hard skills berdasarkan self motivation merupakan cara membangun
komponen yang sesuai dengan konsep pola kepercayaan diri dalam menggunakan teknologi
pikir digital,” (Hendrawan, 2021). Beberapa baru sehingga tumbuh daya inovasi, eksplorasi,
tantangan membentuk suatu digital mindset dan kesanggupan dalam mengambil risiko.
di sektor konstruksi diantaranya, adanya gap Sedangkan, self leadership mengacu pada
antara pekerja lintas generasi, keraguan terhadap kemampuan dalam mengembangkan pola pikir
perubahan, dan kurangnya pelatihan yang digital secara mandiri, optimistis, dan visioner
memadai. Setiap badan usaha Jasa Konstruksi supaya mampu menjadi pemimpin digital bagi diri
harus mengembangkan alat dan pendekatan sendiri.
peningkatan keterampilan agar pembelajaran
terkait digitalisasi tersedia, didorong, dan menjadi Dengan demikian, organisasi yang gagal
kebiasaan di seluruh organisasi. menciptakan pola pikir digital akan tertinggal
dengan organisasi yang melakukan transformasi
Oleh karena itu, dalam mendorong pola pikir digital secara cepat dan permanen. Hal ini tidak
digital perlu memperhatikan komponen kognitif hanya berfokus pada adopsi teknologi dan
atau pengetahuan di mana dapat ditingkatkan proses baru, tetapi juga memastikan pekerja
melalui peran aktif individu dalam literansi digital merasa nyaman dan terbuka terhadap fungsi dan
melalui sumber multimedia, program knowledge efisiensi yang dihasilkan oleh teknologi tersebut.
sharing, pelatihan bertema digital, teknologi, IT,
maupun konteks lain terkait industri 4.0, atau B. Adopsi Keterampilan dan Kompetensi Digital
bahkan dengan mengambil program pendidikan (digital skills)
singkat.
Perkembangan teknologi dan inovasi dalam
Peningkatan kesiapan pola pikir digital ini tentu metode konstruksi telah mengubah tuntutan
tidak hanya menjadi tanggungan bagi masing- terhadap keterampilan tenaga kerja. Keterampilan
masing perusahaan atau organisasi. Di sisi akan berubah secara bertahap sebagai
lain, pemerintah juga telah menggaungkan konsekuensi dari transformasi digital. Perusahaan
program akselerasi percepatan transformasi di sektor konstruksi perlu memperoleh sumber
digital 4.0. Oleh karena itu, urgensi dalam daya manusia dengan keterampilan digital
166 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
namun hal ini juga berarti memikirkan kembali Untuk menciptakan tenaga kerja konstruksi
(bahkan menciptakan kembali) organisasi dan dengan digital, manajerial serta leadership skill,
model bisnis yang sejalan dengan konsep-konsep maka perlu disesuaikan kurikulum pendidikan
digitalisasi teknologi. Akibatnya, tidak hanya bagi calon lulusan teknik pada setiap jenjang
keterampilan teknis yang akan terkena dampak pendidikan mulai dari pendidikan vokasi hingga
proses digitalisasi, namun juga keterampilan perguruan tinggi. Penggunaan teknologi
manajerial dan leadership. Keterampilan lunak dimasukan ke dalam kurikulum pendidikan
juga menjadi semakin penting dalam industri teknik sebagai contoh penggunaan BIM bagi
konstruksi yang semakin terhubung dan calon lulusan dari lembaga pendidikan akan
kolaboratif dengan pemanfaatan teknologi bekerja sebagai drafter hingga manager BIM,
informasi. Lebih lanjut, kemampuan komunikasi, atau penggunaan drone dalam survey pemetaan.
kepemimpinan, dan manajemen waktu Lebih lanjut, pelatihan dan sertifikasi tenaga kerja
memainkan peran sentral dalam kesuksesan konstruksi juga hendaknya mengusung konsep
proyek dan keberlangsungan karir seorang teknologi digital. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pekerja konstruksi. kaji ulang Standar Kompetensi Kerja dan modul
pelatihan yang ada saat ini untuk mengadopsi
Penggunaan teknologi baru membutuhkan implementasi teknologi digital. Perusahaan
tingkat pengetahuan khusus/tertentu. Oleh konstruksi juga perlu berinvestasi dalam program
karena itu, perlunya memikirkan kembali konsep pelatihan yang mencakup penggunaan teknologi
dasar pendidikan dan pelatihan bidang konstruksi terbaru, praktik berkelanjutan, dan keterampilan
agar dapat memenuhi tujuan membekali tenaga manajemen proyek. Pelatihan berkelanjutan
kerja konstruksi saat ini dan masa depan akan membantu membangun keterampilan yang
168 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
relevan seiring dengan perubahan teknologi di E. Kesenjangan Antara Pekerjaan Tingkat Tinggi
industri konstruksi di masa mendatang. Dengan dan Tingkat Rendah Akan Semakin Besar
adanya pendekatan pelatihan berbasis teknologi,
diharapkan akan membentuk SDM yang dapat Beberapa riset menyimpulkan bahwa salah
memahami teknologi konstruksi sehingga dapat satu dampak digitalisasi yang tidak diinginkan
mewujudkan pembangunan infrastruktur yang adalah resiko hilangnya pekerjaan yang bersifat
lebih aman dalam mencapai zero accident. teknis secara bertahap. Sebagai contoh,
sumber daya seperti operator wheel loader atau
D. Kolaborasi badan usaha Jasa Konstruksi operator excavator yang terampil menghadapi
dengan lembaga pendidikan risiko dikeluarkan dari peran mereka karena
diperkenalkannya sistem mengemudi otonom.
Pelaksanaan pelatihan mengenai penggunaan Dengan penerapan sistem mengemudi otonom,
teknologi baru di lokasi merupakan hal yang keterampilan yang dahulu dibutuhkan untuk
biasa bagi perusahaan konstruksi. Namun, mengoperasikan mesin tidak lagi berguna
kebutuhan akan keterampilan dan kompetensi karena siapapun dapat mengemudikan mesin
baru juga memerlukan kolaborasi yang lebih digital. Dengan demikian, akan ada penurunan
erat dengan sistem pendidikan di semua jumlah operator berketerampilan rendah di lokasi
tingkatan. Jika kolaborasi dengan lembaga proyek. Di sisi lain, pekerjaan tersebut akan
pendidikan merupakan hal yang mendasar, digantikan oleh posisi tingkat yang lebih tinggi
maka perusahaan di sektor konstruksi perlu (yaitu pengembang perangkat lunak, pemrogram
menemukan bentuk kolaborasi baru dengan aplikasi) yang nantinya akan bertanggung
sekolah dan universitas untuk menciptakan jawab untuk menciptakan solusi inovatif atas
program pendidikan baru yang bertujuan untuk permasalahan di lapangan. Oleh karena itu,
mengedukasi dan melatih karyawan dalam tenaga kerja konstruksi harus meningkatkan
pemanfaatan teknologi konstruksi terkini di kemampuan penggunaan teknologi sesuai bidang
masa yang akan datang. Beberapa perusahaan keahliannya agar nantinya mampu bersaing di
telah bekerja sama dengan sekolah bisnis dan era industri 4.0.
teknik untuk menyelenggarakan seminar dan
kegiatan umum lainnya guna merangsang F. Digitalisasi dapat Mengatasi Permasalahan
kesadaran (awareness) terhadap implementasi Generasi dan Gender
teknologi 4.0. Bentuk kolaborasi ini diperkirakan
akan terus tumbuh di tahun-tahun mendatang. Sektor konstruksi merupakan salah satu
Sekolah dan universitas dapat memainkan peran industri yang mengalami “generational issue”
yang sangat penting dalam menciptakan talenta- di mana terdapat gap antara generasi tua (yang
talenta digital baru di sektor konstruksi sehingga merepresentasikan mayoritas dari tenaga kerja
dapat mengatasi salah satu hambatan utama konstruksi di banyak negara) dengan keahlian dan
dalam proses digitalisasi yaitu kurangnya digital pengalaman yang kuat namun cenderung kurang
talents. terbuka terhadap adopsi teknologi digital, dengan
generasi muda yang memiliki literasi digital yang
170 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Konstruksi berkelanjutan sendiri pada Peraturan Sejalan dengan itu, telah ditetapkan pula Instruksi
Menteri PUPR Nomor 9/2021 tentang Pedoman Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan Rakyat Nomor 4/IN/M/2022 tentang Strategi
dijelaskan lebih lanjut sebagai penyelenggaraan Pencegahan Risiko Penyimpangan Dalam Proses
konstruksi berkelanjutan yang dilakukan secara Pengadaan Barang/Jasa Kementerian Pekerjaan
terpadu dan efisien dengan memperhatikan: Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2022
-2024 yang mengamanatkan untuk mendorong
a. Prinsip konstruksi ramping; dan/atau
implementasi BIM pada proyek strategis nasional
b. Penggunaan teknologi pemodelan sejak tahap perencanaan sampai dengan
informasi bangunan (Building Information tahap operasi dan pemeliharaan, mendorong
Modelling) pelaksanaan kegiatan pelatihan dan sertifikasi
penggunaan teknologi BIM, dan mendorong
Di sisi lain, secara lebih teknis untuk bangunan penetapan Rancangan SKKNI BIM menjadi
gedung negara, Peraturan Pemerintah No. 16 SKKNI.
Tahun 2021 dan Peraturan Menteri PUPR No. 22
Tahun 2018 mewajibkan Penggunaan Building Oleh karena itu, dalam rangka mencetak tenaga
Information Modelling (BIM) wajib diterapkan kerja konstruksi yang memiliki kemampuan BIM,
pada Bangunan Gedung Negara tidak sederhana Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal
dengan kriteria luas di atas 2.000 m2 dan Bina Konstruksi telah melaksanakan pelatihan
di atas 2 (dua) lantai. Untuk sektor jalan dan BIM dengan bekerja sama dengan vendor BIM
jembatan, telah ditetapkan pula Surat Edaran yaitu Trimble Solution sejak tahun 2022 yang
Direktur Jenderal Bina Marga No. 11 Tahun 2021 lalu. Hingga saat ini sudah terlatih lebih dari 1.000
tentang Penerapan BIM pada Perencanaan tenaga kerja konstruksi dengan standar pelatihan
Teknis, Konstruksi, dan Pemeliharaan Jalan dan BIM yang berskala internasional.
Jembatan di Direktorat Jenderal Bina Marga.
Sekalipun telah ditetapkan SKKNI bidang Dalam beberapa dekade terakhir, digitalisasi
Building Information Modelling (BIM) berikut telah mengubah banyak sektor perekonomian,
modul pelatihan bidang BIM, namun hingga saat termasuk konstruksi. Penerapan teknologi baru
ini sertifikasi bidang BIM masih menggunakan dan alat digital telah merevolusi cara proyek
sertifikasi oleh vendor aplikasi BIM. Lembaga konstruksi pada perencanaan, perencanaan,
Sertifikasi Profesi (LSP) bidang konstruksi pembangunan, dan pengelolaan. Digitalisasi juga
diharapkan segera dapat mengakomodir memungkinkan pengurangan biaya dan waktu
skema sertifikasi di bidang Building Information konstruksi. Alat perencanaan dan desain digital
Modelling (BIM) guna memastikan kompetensi memungkinkan pengguna mengidentifikasi dan
tenaga kerja konstruksi yang terstandardisasi menyelesaikan masalah sebelum pekerjaan
secara nasional dan mencetak lebih banyak konstruksi dimulai, sehingga mengurangi biaya
tenaga kerja konstruksi bersertifikat. dan waktu pengerjaan. Digitalisasi memungkinkan
172 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
proyek secara signifikan terlebih jika pekerja bpiw.pu.go.id. 2022. Kementerian PUPR Dorong
bergantung sepenuhnya pada teknologi dan Pembangunan Infrastruktur untuk Pertumbuhan dan
tidak terbiasa dengan pola kerja tradisional. Pemerataan Ekonomi. Badan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Diakses pada 25 September 2023 pada https://
g. Kesenjangan generasi bpiw.pu.go.id/article/detail/kementerian-pupr-dorong-
pembangunan-infrastruktur-untuk-pertumbuhan-dan-
Industri konstruksi sering menghadapi pemerataan-ekonomi.
kesenjangan generasi dalam pengetahuan
English.sv.ugm.ac.id. 2021. Education: “Digital Content
teknologi. Mengintegrasikan tenaga kerja
Creation” Course. Universitas Gadjah Mada. Diakses
yang lebih muda yang terbiasa dengan pada 25 September 2023 pada https://english.sv.ugm.
teknologi dengan pekerja senior yang mungkin ac.id/2021/06/08/education-digital-content-creation-
course/
kurang akrab dengan teknologi bisa menjadi
tantangan manajemen. Europeanbuildingsummit.com. 2014. Digitization In The
Construction Industry Benefit. European Building Summit
Barcelona. Diakses pada 25 September 2023 pada
Untuk mengatasi tantangan-tantangan https://europeanbuildingsummit.com/en/digitization-in-
ini, diperlukan strategi yang cermat dalam the-construction-industry-benefits/
penyiapan tenaga kerja konstruksi dan
Frontiersin.org. 2016. Information Communication Technology
melibatkan pendidikan dan pelatihan yang Use for Public Safety in the United States. Frontiers.
kuat, perubahan budaya stakeholders bidang Diakses pada 25 September 2023 pada https://www.
frontiersin.org/articles/10.3389/fcomm.2016.00008/full
konstruksi, dukungan dari pemerintah dan
industri, serta investasi dalam teknologi dan Gocontractor.com. 2017. What Workforce Challenges Does
keamanan data. The Construction Industry Face. GoContractor. iakses
174 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
pada 25 September 2023 pada https://gocontractor.com/ Journeyapps.com. 2019. Which Industries Are the Most Digital,
blog/construction-workforce-challenges/ and Why?. McKinsey Global Institute Analysis. Diakses
pada 25 September 2023 pada https://journeyapps.com/
Hordemarketing.com. The Important Of Quality Digital Content blog/which-industries-most-digital-why/
Creation. Horde Marketing. Diakses pada 25 September
2023 pada https://hordemarketing.com/articles/the- Naraga, C. dkk. 2020. Buletin Konstruksi Edisi 3. Kementerian
importance-of-digital-content/ Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Indonesia.go.id. 2023. Transformasi Digital Wujudkan Sategna, L. G., Meinero, D., Volontà, M. 2019. Digitalizing the
Pembangunan Berkelanjutan. Portal Informasi Indonesia. Construction Sector: Unlocking the potential of data
Diakses pada 25 September 2023 pada https://indonesia. with a value chain approach. Committee for European
go.id/kategori/editorial/7230/transformasi-digital- Construction Equipment.
wujudkan-pembangunan-berkelanjutan?lang=1
Schwab, K, 2016, The Fourth Industrial Revolution, World
Ivtinternational.com. UK to Showcase Autonomous Economic Forum.
Construction Scoring System. International Industrial
Vehicle Technology. Diakses pada 25 September Statisticaldataintegration.abs.gov.au. A Guide for Data
2023 pada https://www.ivtinternational.com/news/ Integration Projects Involving Commonwealth Data for
autonomous-vehicles/uk-to-showcase-autonomous- Statistical and Research Purposes. Commonwealth
construction-scoring-system.htm Arrangements. Diakses pada 25 September 2023
pada https://statisticaldataintegration.abs.gov.au/
Investor.id. 2021. Mempercepat Pembangunan Infrastruktur topics/secure-data-management/information-and-
Melalui Teknologi Digital. Diakses pada 29 September 2023 communication-technology-security
pada https://investor.id/opini/236171/mempercepat-
pembangunan-infrastruktur-melalui-teknologi-digital. Wirahadikusumah, R. dkk. 2021. Konstruksi Indonesia:
Era Baru Konstruksi Berkarya Menuju Indonesia Maju.
itb.ac.id. 2021. Hadapi Transformasi Digital, Minimnya Kesiapan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Pola Pikir Digital Masyarakat Perlu Dituntaskan. Diakses
pada 29 September 2023 pada https://www.itb.ac.id/
berita/hadapi-transformasi-digital-minimnya-kesiapan-
pola-pikir-digital-masyarakat-perlu-dituntaskan/58329.
KONSEPSI KEMBARAN
DIGITAL UNTUK
TRANSFORMASI DIGITAL
SEKTOR KONSTRUKSI
Muhamad Abduh dan Biemo W. Soemardi
Kelompok Keahlian Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, FTSL, ITB
PENDAHULUAN
Sektor konstruksi, di mana pun, saat ini tengah mencoba memperbaiki dirinya,
meski dengan kecepatan rendah namun lebih cepat dari periode-periode
sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya tantangan, tuntutan, serta peluang dari
berbagai hal seperti semakin tingginya harapan pemilik, tersedianya teknologi
dengan kemampuan yang semakin tinggi, adanya generasi pekerja konstruksi
yang baru, semakin banyaknya pengusaha baru yang inovatif di sektor
konstruksi, hadirnya kebijakan pemerintah terkait konstruksi yang mendukung,
serta banyaknya proyek-proyek infrastruktur yang menantang (Wyman,
2018). Oleh sebab itu, sektor yang tadinya diwakili oleh semen dan bata, serta
kerja keras berkeringat di lapangan untuk produksi, sudah selayaknya melihat
potensi bantuan dari teknologi informasi dan memasuki dunia digital, yang
sudah banyak digunakan oleh sektor dan industri lain, terutama manufaktur,
dan menunjukkan potensi peningkatan dan perbaikan yang signifikan.
Kerangka bertransformasi ke arah digitalisasi di industri manufaktur dikenal
dengan Industri 4.0; sedang di sektor konstruksi diperkenalkan dengan istilah
Konstruksi 4.0. Baik Industri 4.0 dan juga Konstruksi 4.0, penggerak utamanya
adalah upaya digitalisasi di semua aspek dan keterkaitan yang erat antara
176 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
dunia siber dan dunia fisik dalam sebuah sistem era digital, sehingga memotivasi sektor konstruksi
terpadu (Sahwney dkk, 2020). untuk mulai melakukan transformasi digitalnya.
Tidak akan ada KD jika tidak ada transformasi
Pembelajaran dari industri manufaktur tidak hanya digital di sektor konstruksi baik dalam tahapan
sekedar mengikuti saja, tetapi harus dibarengi proyek konstruksi (konstruksi cerdas) maupun
dengan adopsi yang mempertimbangkan tahapan operasi dan pemeliharaan produk
perbedaan karakter antara manufaktur dan konstruksi (bangunan cerdas).
konstruksi, dari segi filosofi produksi, pihak-
pihak yang terlibat, penggunaan tenaga kerja Konstruksi 4.0
dan peralatan, serta tingkat kematangan dalam Kerangka Konstruksi 4.0, dimotivasi oleh adanya
penggunaan teknologi. Misalnya terkait Industri Industri 4.0 yang merupakan era baru industri
4.0 ini, industri manufaktur menempatkan manufaktur yang menggunakan sistem fisik-
lingkupnya lebih kepada tahapan operasi atau siber dan teknologi Internet of Things atau IoT,
produksi secara masal, sedangkan Konstruksi data serta layanannya untuk menghubungkan
4.0 lebih kepada tahap operasi di lapangan untuk teknologi produksi dengan proses produksi yang
menghasilkan objek atau aset, yang disebut pintar. Sebagaimana Industri 4.0, komponen
sebagai daur hidup proyek konstruksi (project- pokok dari Konstruksi 4.0 ada dua, yaitu
based), bersifat unik, bukan pada tahap operasi ekosistem digital (digital ecosystem) dan sistem
dari objeknya itu sendiri atau pada tahap operasi siber-fisik (cyber-physical system) (Sawhney
dan pemeliharaan dalam suatu daur hidup aset; dkk, 2020). Ekosistem digital (ED) ini merupakan
yang pertama sering disebut smart construction, gabungan perusahaan, perorangan atau benda
dan yang kedua disebut smart building. Meskipun yang berbagi platform digital yang terstandar
demikian, terdapat konsep, kerangka kerja, untuk kebermanfaatan bersama; ini berarti
serta teknologi yang bersifat umum dapat ekosistem tidak bisa terbentuk jika tidak ada
digunakan dalam Industri 4.0 dan Konstruksi 4.0, standardisasi dan digitalisasi di semua pemangku
yang berbasis teknologi digital. Artinya untuk kepentingan sektor konstruksi. Adapun sistem
mendapatkan kebermanfaatan secara maksimal siber-fisik (SSF) merupakan teknologi yang
Konstruksi 4.0 yang merupakan Gerakan menjadikan dunia virtual (siber) dan dunia nyata
transformasi digital, maka langkah awalnya (fisik) menyatu untuk menciptakan dunia yang
adalah proses digitalisasi; yang sebelumnya benar-benar saling terhubung dengan bantuan
masih terbatas hanya upaya digitasi. objek-objek yang cerdas saling berkomunikasi
dan berinteraksi.
Artikel ini membahas konsep Kembaran Digital
(KD), atau Digital Twin, dan pengembangannya Gambar 1 secara konseptual menjelaskan
untuk dapat diterapkan di sektor konstruksi, bagaimana kerangka Konstruksi 4.0, dan
dalam kerangka Konstruksi 4.0. Konsep KD menegaskan bahwa Konstruksi 4.0 berfokus pada
yang awalnya digunakan oleh industri antariksa, penyelenggaraan proyek dan proses konstruksi
ditengarai akan banyak memberikan peluang di lapangan; meliputi upaya yang harus dilakukan
untuk memperbaiki kinerja sektor konstruksi pada pada saat tahapan desain dan juga pada
PENYELENGARAAN PROYEK
Perangkat Digital
Lapisan Digital
Sistem Cloud-Based VR/AR AI Ciber Security Big Data Blockchain Laser Scanner
Nirawak Udara PM
Data
Cloud-Based
BIM
CDE
Lapisan Fisik-Lokasi Proyek
IoT Aktuator
Sensor
Additive
Manufacturing
Robot &
Automasi Peralatan
dengan IoT
PROSES KONSTRUKSI
Gambar 1. Kerangka Konseptual Konstruksi 4.0 (Diadopsi dari Sawhney dkk, 2020)
Terlihat di gambar tersebut di atas, bahwa menyatukan semua anggota tim proyek
Building Information Modeling (BIM) dan Common (integrasi horizontal), dan pengelolaan
178 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
pengetahuan dan pembelajaran antar proyek sektor konstruksi, kebutuhan akan keahlian yang
(integrasi longitudinal). baru terkait transformasi digital, masih adanya
fragmentasi longitudinal pembelajaran dari
2. Menghubungkan lapisan (layer) fisik dan proyek satu ke proyek lainnya, masih rendahnya
lapisan digital untuk semua tahapan daur hidup standardisasi, permasalahan keamanan siber, dan
proyek dengan bantuan berbagai teknologi aspek legal dan ketidakpastian dalam kontrak
informasi dan komunikasi, serta robot. (Sawhney dkk, 2020).
DATA DATA
PENGINDERAAN
FISIK SIBER
Interaksi Manusia Interaksi Manusia
(Pekerja di lapangan) (Pengambil keputusan)
AKTUASI
AKSI AKSI
Gambar 2. Model Konseptual Sistem Siber-Fisik (Diadopsi dari Sawhney dkk, 2020)
180 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
mensyaratkan ketersediaan teknologi yang Selain itu penting juga disampaikan bahwa
harus dipenuhi pada tiga tingkatan berikut: telah ada model sistem arsitektur untuk SSF ini
dikembangkan, dan model SSF arsitektur tersebut
1. Persyaratan pada Tingkat Perangkat. dikembangkan sesuai dengan kebutuhannya,
Konektivitas, pertukaran data, identifiers, sehingga sulit menentukan mana yang lebih baik
dan interaksi manusia harus disediakan oleh dari yang lain. Model SSF arsitektur ini bertujuan
perangkat yang digunakan untuk mendukung sebagai petunjuk untuk pengembangan SSF.
SSF. Untuk koneksi, teknologi dapat berbasis Beberapa model SSF arsitektur tersebut adalah:
kabel atau nirkabel, sesuai ketersediaan di 5C Architectural Model, RAMI 4.0, dan IIRA
lokasi. Pertukaran data dapat berupa satu (Qureshi dkk, 2022).
arah, namun akan lebih baik jika dapat dua
arah antar perangkat. Identifier diperlukan agar Berkaitan dengan teknologi untuk mendukung
dapat diyakinkan perangkat yang terhubung SSF, menurut Whiteman dkk (2018) pada dasarnya
adalah yang telah dikenali dan diprogramkan, terdapat tiga lapisan yang saling terhubung, yaitu
sehingga dapat dilakukan pertukaran data. lapisan fisik yang merupakan lapisan persepsi,
Adapun interaksi manusia tetap diperlukan, lapisan jaringan yang merupakan lapisan aplikasi,
karena tingkat kematangan teknologi masih dan lapisan informasi yang merupakan lapisan
bervariasi dan kebutuhan untuk pengambilan transmisi (Gambar 3). Lapisan fisik terdiri dari
keputusan di lapangan. teknologi untuk dapat melakukan rekognisi atau
persepsi yang biasanya didukung oleh teknologi
2. Persyaratan pada Tingkat Platform. Platform sensor, aktuator, perangkat pribadi, model virtual,
di sini terdiri dari platform fisik dan platform serta konektivitas.
digital; platform fisik terdiri dari jaringan sensor
nirkabel, sedangkan platform digital terdiri dari
komputasi awan (cloud), BIM, atau internet.
Integrasi BIM, konektivitas, interoperabilitas,
dan keamanan siber merupakan persyaratan LAPISAN
JARINGAN
penting pada tingkat platform.
182 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Foundation Models
Web3
Decentralized Identity
Computational Storage
EXPECTETIONS
Superapps NFT
Cloud Data Ecosystems
Industry Cloud Platforms
Digital Humans
Dynamic Risk
Governance
Observability-Driven
Development
Cloud Sustainability
Data Observability
Platform Engineering
Causal AI Metaverse
Open Telemetry
Minimum Viable
Architecture Augmented FinOps
Digital Twin of Machine Learning
a Customer Code Generation
Generative Design AI
Autonomic Systems
Cybersecurity
Mesh
Architecture
Innovation Peak of Inflated Trough of Slope of Plateau of
Trigger Expectations Disillusionment Enlightenment Productivity
konsep ini diperluas ke proses produksi industri, tipologi dan geometrik struktur suatu produk
yang sebenarnya lebih untuk proses produksi (Qureshi dkk, 2022). Namun, secara umum, konsep
yang masal, dan saat ini mulai menarik perhatian dan komponen dari KD dapat digambarkan seperti
sektor konstruksi. pada Gambar 5, yang terdiri dari komponen fisik,
komponen virtual, dan keterhubungan data antar
Berdasarkan kerangka Industri 4.0, KD kedua komponen tersebut (Shahinmoghadam
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu dan Motamedi, 2019).
fenomena kembar, proses kembar, dan objek
kembar. Fenomena kembar merupakan simulasi Jika diperhatikan, Gambar 4 yang terkait dengan
suatu abstraksi proses produksi yang dapat KD, dan dibandingkan dengan Gambar 2 yang
dikomputasi, seperti getaran, kekasaran terkait SSF, sangat mirip, namun jika dilihat
permukaan, deformasi parsial, suhu pemotongan, definisinya, SSF adalah konsep yang lebih umum,
keausan pahat, dll. Proses kembar adalah sedangkan KD lebih kepada sisi digitalnya, yang
simulasi suatu abstraksi rencana produksi yang merupakan replika dari suatu objek fisik. Konsep
dapat dikomputasi, seperti bill of material (BOM), SSF adalah konsep keseluruhan dari interaksi
penjadwalan, perencanaan pesanan, dll. Adapun, antara dunia digital dan dunia fisik yang saling
objek kembar adalah simulasi suatu abstraksi terhubung. Dengan kata lain, KD adalah bagian
fasilitas yang dapat dikomputasi terkait dengan dari SSF, dari sisi dunia digitalnya. Memang dalam
DATA KD DATA
PRO
SES AN
UK
TEM
VIRTUAL
praktik di lapangan memang penggunaan kedua tahap awal perencanaan, kemudian desain,
istilah ini sering ditukar-tukar. Berdasarkan hal dan konstruksi; hingga serah terima pekerjaan
ini, maka komponen, teknologi dan tantangan konstruksi selesai.
implementasi KD akan juga merupakan hal sama
pada SSF. Dilain pihak, pendekatan KD, yang sebenarnya
mencoba membuat replika suatu objek fisik
Konsepsi Kembaran Digital Konstruksi ke dalam bentuk digitalnya untuk melakukan
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, simulasi dan juga mengendalikan, dapat diadopsi
Konstruksi 4.0 diadopsi dari Industri 4.0 yang untuk memodelkan bangunan yang sudah jadi
berfokus pada produksi manufaktur yang ke dalam dunia digital; sehingga terbentuklah
berulang, yang sebenarnya mirip dengan operasi kembaran digitalnya. Tentu saja pendekatan KD
konstruksi yang berulang. Dengan demikian, dibutuhkan dalam operasi dan pemeliharaan
untuk lingkup penyelenggaraan proyek, pada bangunan tersebut, misalnya dalam bentuk
daur hidup proyek, yaitu mulai dari desain hingga bangunan Gedung, sehingga disebut sebagai
konstruksi di lapangan, kerangka konseptual smart building atau bangunan cerdas. Yang jelas,
Konstruksi 4.0 (Gambar 1), dapat diadopsi untuk KD untuk bangunan cerdas ini pun menggunakan
mendukung apa yang dikenal sebagai smart konsep SSF.
construction atau konstruksi cerdas. Konstruksi
cerdas adalah penerapan dari konsep SSF pada Jika kedua pendekatan di atas digabungkan, maka
masa penyelenggaraan konstruksi, mulai dari dapat diilustrasikan sebuah konsepsi kembaran
184 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
digital di sektor konstruksi yang meliputi seluruh maka BIM dan CDE memegang peranan sentral.
daur hidup bangunan (aset), bukan saja daur
hidup proyek (lihat Gambar 6).
Perangkat Digital
Lapisan Digital
Sistem Cloud-Based VR/AR AI Ciber Security Big Data Blockchain Laser Scanner
Nirawak Udara PM
Facility
BIM
Data
Management
Cloud-Based CDE
Meskipun terlihat seperti ada dua pendekatan dan Peranan BIM dalam Kembaran Digital
dua bentuk kembaran digital untuk mendukung Konstruksi
konstruksi cerdas dan bangunan cerdas, pada
kenyataannya adalah sesuatu kebutuhan dan Building Information Modeling atau BIM
sebaiknya juga, bahwa kedua hal tersebut merupakan bagian dari upaya digitalisasi di sektor
terintegrasi dari awal hingga akhir mengikuti konstruksi dengan mengintegrasikan pemodelan
tahapan daur hidup aset tersebut. Terlihat di informasi bangunan yang akan dibuat yang
gambar tersebut, semua itu bisa terjadi, selain melingkupi seluruh daur hidup bangunan tersebut.
dari teknologi terkait perangkat digital dan robot, Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya,
Level 4 Level 5
Level 3
Level 2 BIM KD
BIM +
Level 1 BIM + AI
+ Sensor
BIM Simulasi
Gambar 7. Model Tangga BIM dalam Konteks KD (Diadopsi dari Deng dkk, 2021)
Sebagaimana digambarkan oleh studi yang konsep KD yang ideal di konstruksi, di mana
dilakukan oleh Deng dkk (2021) bahwa terdapat KD seperti ini dapat menyediakan pemantauan,
tingkatan atau level dari penggunaan BIM dalam perkiraan, dan menghasilkan sistem umpan balik
mendukung KD di konstruksi. Level 1 adalah otomatis secara real-time untuk mengontrol
upaya-upaya penelitian dan pemanfaatan penyesuaian parameter bangunan berdasarkan
sederhana terkait BIM, seperti menggunakan kebutuhan. KD Level 5 kadang disebut KD
kemampuan BIM secara umum, ini bisa generasi berikutnya atau Next-Generation Digital
dikategorikan sebagai KD yang sederhana. Untuk Twin atau (NGDT).
Level 2 adalah pemanfaatan BIM untuk simulasi,
seperti evaluasi kinerja energi bangunan, proses DIGITALISASI DAN IMPLEMENTASI BIM DI
konstruksi 4D, dll. Kemudian Level 3 mencakup INDONESIA
BIM yang sudah diintegrasikan dengan sensor,
dan juga teknologi IoT untuk pengelolaan proyek Baru ini Autodesk mengeluarkan laporan
bangunan secara real-time; untuk memantau bersama Deloitte yang menggambarkan kondisi
secara tepat status aktivitas yang sedang adopsi digital sektor konstruksi di negara
berlangsung. Level 4 menggambarkan BIM yang Australia, Jepang dan Singapura dengan cukup
sudah terintegrasi dengan Artificial Intelligence optimis, yaitu sudah 40% menggunakan BIM,
(AI). Dengan Level 4, bangunan terbangun dapat 34% menggunakan prefabrikasi dan modular,
diberdayakan dengan kontrol umpan balik 39% menggunakan perangkat lunak berbasis
186 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Cloud, 33% menggunakan data analitik, dan 33% melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan
menggunakan aplikasi di telepon genggamnya Perumahan Rakyat (PUPR) mulai menerapkan
(Deloitte, 2023). Kondisi ini memang masih belum teknologi BIM melalui Peraturan Menteri PUPR
baik jika dibandingkan dengan kondisi adopsi tentang Bangunan Gedung (PUPR, 2018), yang
digital di industri lain, di mana konstruksi masih mewajibkan penggunaan BIM pada Bangunan
selalu tertinggal, sebagaimana yang dilaporkan Gedung Negara tidak sederhana dengan kriteria
oleh McKinsey Global Institute (Agarwal dkk, luas di atas 2.000 m2 dan di atas 2 (dua) lantai.
2016), meskipun teknologi telah tersedia dengan
akses yang mudah. Kesenjangan juga terjadi Selanjutnya, Direktorat Jenderal Bina Marga
antara kematangan teknologi jika dibandingkan menerbitkan surat edaran tentang kewajiban
dengan tingkat adopsi baik oleh individu, bisnis, penggunaan BIM di lingkungan Ditjen Bina Marga,
dan pembuat kebijakan, yang secara berurutan yang isinya antara lain mewajibkan penggunaan
kesenjangannya ditengarai semakin tinggi. metode BIM di setiap kegiatan pembangunan
Bagaimana dengan tingkat implementasi yang memenuhi kriteria sebagai berikut: jalan
digitalisasi di sektor konstruksi di Indonesia? yang bersifat kompleks, jalan bebas hambatan,
jalan tol, terowongan jalan, dan jembatan khusus.
Karena BIM merupakan bagian penting dari Pada surat edaran tersebut juga dinyatakan
transformasi digital di sektor konstruksi, ada kewajiban penggunaan BIM 3D, 4D dan 5D
baiknya melihat sejauh mana implementasi BIM sementara BIM 6D, 7D dan 8D bersifat pilihan
di Indonesia. Semakin meyakinkan implementasi sesuai dengan kebutuhan. Untuk memfasilitasi
BIM oleh pemangku kepentingan di sektor koordinasi, kolaborasi, dan dokumentasi/
konstruksi Indonesia, maka akan semakin optimis publikasi, informasi digital yang dihasilkan dari
transformasi digital dapat terjadi, demikian pula BIM harus dipindahkan ke platform kolaborasi
penerapan konsep KD di sektor konstruksi. proyek (Common Data Environment - CDE Bina
Beberapa Catatan implementasi BIM di Indonesia Marga).
disampaikan pada bagian berikut ini.
Selanjutnya Soemardi dan Wirahadikusumah
Implementasi BIM di Indonesia (2023) menegaskan bahwa dibandingkan
Menurut Soemardi dan Wirahadikusumah (2023), dengan teknologi konstruksi lainnya, adopsi
meskipun pada awalnya hingga saat ini masih teknologi BIM di Indonesia dapat dikatakan
paling banyak digunakan dalam pengelolaan berlangsung dengan lebih cepat dan lebih baik.
proyek-proyek konstruksi bangunan gedung, Biaya investasi teknologi BIM dinilai relatif lebih
teknologi BIM mulai populer dan mulai banyak murah dibanding dengan investasi pengadaan
digunakan dalam perencanaan, perancangan, peralatan dan permesinan, yang merupakan
dan pembangunan infrastruktur lainnya. ciri dari industrialisasi konstruksi. Selain itu,
Hal ini sudah dimulai dari tahun 2000an, di semakin membaiknya ketersediaan infrastruktur
mana penggunaan BIM dimulai pada proyek teknologi informasi dan internet, serta semakin
perancangan pembangunan gedung sektor kondusifnya usaha teknologi dan layanan
swasta. Kemudian di sektor publik, pemerintah teknologi informasi, juga semakin mendorong
188 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
pemesanan material untuk subkontraktor kritik untuk perbaikan dalam implementasi BIM di
atau supplier. Untuk 6D, dikaitkan dengan Indonesia sebagai berikut:
upaya untuk mengidentifikasi pencahayaan
dan konsumsi energi pada gedung yang akan 1. Integrasi masih menjadi tantangan. Berbagai
dibangun. 7D berkaitan dengan manajemen aplikasi yang ada untuk membantu BIM
fasilitas; meskipun ini masih terbatas untuk dalam berbagai dimensi, masih terkendala
as-built drawing, dalam daur hidup gedung dengan kemudahan ekspor dan impor data.
tertentu, dan lemah pemahamannya. Dan 8D Masih ada upaya manusia dibutuhkan untuk
dikaitkan dengan aspek keselamatan untuk menyempurnakan hasil ekspor atau impor ini.
konstruksi di lapangan.
2. Automasi bukan Pemodelan Informasi.
4. Aplikasi BIM: Berbagai aplikasi telah banyak Berbagai software yang ada masih fokus
digunakan untuk mengimplementasikan membantu automasi terkait proses tertentu,
BIM dengan berbagai dimensinya tersebut. bukan memodelkan informasinya itu sendiri;
Penggunaan Common Data Environtment padahal BIM adalah pemodelan informasi.
(CDE) sudah banyak dilakukan dan berbagai
aplikasi tambahan untuk memanfaatkan model 3. Aliran Inisiasi BIM belum dari Hulu ke Hilir.
BIM untuk kebutuhan spesifik juga demikian. Masih banyak inisiasi BIM di mulai di tengah,
Terlihat sudah banyak vendor yang terlibat bukan dari hulu lalu ke hilir. Kontraktor banyak
untuk suatu proses tertentu. Hal ini tentu yang berinisiasi, dan menarik (pull) hulunya,
baik, sesuai dengan keterlibatan berbagai perencana dan owner, lalu mem-push hilirnya,
pihak pengguna BIM dan juga dimensi BIM yaitu subkon dan owner sebagai operator
yang diimplementasikan. Ini penting untuk produk konstruksi.
mendukung ED.
4. CDE belum umum dan optimal digunakan.
5. Inovasi: Beberapa kontraktor telah mencoba Sebagai platform untuk bertukar data
untuk menggunakan model BIM untuk dan model, CDE masih digunakan untuk
menyelesaikan kebutuhan kerja di lapangan, manajemen dokumen proyek BIM saja; belum
yang dikembangkan di luar aplikasi resmi dari menjadikan CDE sebagai pusat kegiatan
vendor. Ini tentunya sangat menggembirakan, pelaksanaan proyek berbasis BIM.
karena memang ketika integritas data dan
model BIM telah baik, maka akan banyak 5. Pemahaman terhadap dimensi BIM perlu
peluang penggunaannya untuk berbagai diluruskan. Banyak beredar aplikasi post
keperluan selama daur hidup bangunan processor BIM yang mengklaim merupakan
tersebut. Ini juga sangat mendukung dimensi dari BIM, misalnya 5D yang fokus ke
terjadinya ED. kuantitas, bukan cost-nya itu sendiri; 6D yang
lebih ditekankan untuk simulasi perancangan
Berdasarkan fakta-fakta hasil pengamatan pada bangunan berkaitan dengan penghematan
kompetisi di atas, dapat disampaikan beberapa energi (green), bukan keberlanjutan
190 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
sudah melewati puncak kurva awal; ini berkaitan secara lebih lengkap dan menyeluruh tentang
dengan kesiapan ekosistem digital masing- kondisi lapangan tersebut. Data spasial terkait
masing teknologi. visualisasi dimensi-geometri yang diperoleh
melalui pemantauan LiDAR dan drone maupun
Mengingat bahwa BIM merupakan teknologi data non-spatial seperti dokumen proyek
kunci untuk KD, dan juga melihat sejauh mana tentang waktu, produktivitas, biaya dan lainnya
tingkat implementasinya, termasuk kritisi akan sangat bermanfaat dalam pengambilan
terhadapnya, maka upaya digitalisasi melalui BIM keputusan konstruksi. Besarnya volume dan
harus menjadi prioritas. Dengan adopsi BIM yang beragamnya format data lapangan yang tidak
benar, maka peluang untuk dimanfaatkan lebih terstruktur merupakan tantangan tersendiri yang
lanjut oleh berbagai teknologi pendukung SSF juga harus dijawab. Dalam menjawab tantangan
akan lebih terbuka. tersebut Big Data Analytics mempunyai potensi
untuk diterapkan di konstruksi di Indonesia.
Selain itu, tidak kalah pentingnya, untuk Data tentang konstruksi, khususnya teknologi di
mendukung tercapainya ED atau ekosistem Indonesia diyakini sudah ada walaupun letaknya
digital yang kondusif dengan sektor konstruksi masih tersebar pada beberapa entitas dan tidak
di Indonesia, beberapa pekerjaan rumah terstruktur dengan baik (Soemardi, dkk., 2022).
yang belum tuntas harus dilakukan segera. Jika konsep Mahadata atau Big Data ini dapat
Sebagaimana disampaikan oleh Sahwney diimplementasikan tentunya akan meningkatkan
dan Odeh (2020) transformasi digital harus terwujudnya implementasi Digital Twin di
dibarengi dengan transformasi produk dan konstruksi di Indonesia.
tranformasi penyelenggaraan. Pekerjaan
rumah di ranah produk dan penyelenggaraan PENUTUP
masih banyak. Digitalisasi tidak akan efektif
jika standarisasi produk dan proses belum Artikel ini membahas konsepsi kembaran
ada, dan penyelenggaraan konstruksi masih digital (KD) atau yang lebih dikenal Digital
menggunakan pendekatan tradisional dengan Twin, dan bagaimana konsep ini bermanfaat
banyaknya pihak yang terlibat dan kontrak untuk menggerakkan sektor konstruksi
transaksional. meningkatkan upaya digitalisasinya, dalam
rangka transformasi digital, yang ujung-ujungnya
Selain hal-hal di atas perlu juga diperhatikan untuk memperbaiki produktivitasnya. Potensi
kembali fungsi utama dari kembaran digital, KD untuk menggerakan semua pihak di sektor
yakni memberikan informasi terkini (real konstruksi untuk melakukan transformasi digital
time) tentang kondisi konstruksi di lapangan sangat besar, dan menjanjikan peningkatan
agar dapat dijadikan landasan pengambilan kinerja semua pihak yang terlibat. Namun
keputusan yang paling tepat. Informasi visual demikian, sektor konstruksi di Indonesia masih
yang diperoleh melalui BIM akan jauh lebih sangat tergantung kepada kebijakan pemerintah
bermakna jika dibarengi dengan berbagai data dalam berbagai hal, sehingga beban transformasi
terkait yang relevan untuk menggambarkan digitalnya pun terletak pada pundak pemerintah.
Abduh, M. (2018). Harnessing Smart Construction Shahinmoghadam, M. and A. Motamedi. 2019. Review
Technologies In Indonesia. Construction +. BCI Asia. of BIM-centered IoT deployment: State of the art,
https://www.constructionplusasia.com/id/harnessing- opportunities and challenges. Proceedings of the 36th
smart-construction-technologies-in-indonesia/ International Symposium on Automation and Robotics in
Construction, ISARC 2019, (ISARC), 1268–1275. https://
Agarwal, R., Chandrasekaran, S., Sridhar, M. (2016). Imagining doi.org/10.22260/ISARC2019/0170
construction’s digital. McKinsey Global Institute. https://
www.mckinsey.com/~/media/mckinsey/industries/ Soemardi, B.W., dan Wirahadikusumah, R.D. (2023). Teknologi
capital%20projects%20and%20infrastructure/our%20 Building Information Modeling dalam Manajemen
insights/imagining%20constructions%20digital%20 Konstruksi Jalan Tol di Indonesia. Pengelolaan Aspek
future/imagining-constructions-digital-future.pdf Teknis dalam Perencanaan dan Pembangunan Jalan
Tol, editor: Santosa dkk. PT. PII dan Pustral UGM. https://
Alzubi, K.M., Alaloul, W.S., Qureshi, A.H. (2022). Technology institute.iigf.co.id/e-library/lainnya/58/kajian-kritis-
Requirements for Cyber Physical Systems Implementation pembangunan-jalan-tol-di-indonesia
in Construction. Cyber-Physical Systems in the
Construction Sector, Ed. Salah Wesam Alaloul. CRC Press. Soemardi, B. W., Putri, A., and Wibisono, H. (2022), Strategy for
the Development of Construction Technology Database,
Deloitte (2023). The State of Digital Adoption in Construction Proceedings of International Structural Engineering and
Report 2023. Autodesk. Construction, 9(2), 2022, CON-10-1 – CON-10-6
Deng, M., C. C. Menassa and V. R. Kamat. (2021). From BIM Whiteman, M. L., P. L. Fernández-Cabán, B. M. Phillips, F. J.
to digital twins: A systematic review of the evolution of Masters, J. A. Bridge and J. R. Davis. (2018). Multi-objective
intelligent building representations in the AEC-FM industry. optimal design of a building envelope and structural system
Journal of Information Technology in Construction, using cyber-physical modeling in a wind tunnel. Frontiers
26(November 2020), 58–83. https://doi.org/10.36680/j. in Built Environment, 4, 13. https://doi.org/10.3389/
itcon.2021.005 fbuil.2018.00013
Gartner. (2022). What’s New in the 2022 Gartner Hype Cycle Wyman, O. (2018). Digitalization of the Construction
for Emerging Technologies. https://emtemp.gcom.cloud/ Industry: The Revolution is Underway. Marsh&McLennan
ngw/globalassets/en/articles/images/hype-cycle-for- Company. https://www.oliverwyman.com/our-expertise/
emerging-tech-2022.png insights/2018/sep/digitalization-of-the-construction-
industry.html
Ghosh, A. K., A. S. Ullah, A. Kubo, T. Akamatsu and D.
M. D’Addona. (2020). Machining phenomenon twin
192 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
KESIAPAN OPD
DALAM PENERAPAN
DIGITALISASI
PENYELENGGARAAN
KONSTRUKSI
Teguh Marsetiawan
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan
Provinsi Kepulauan Riau
PENDAHULUAN
194 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Kewenangan OPD Sub-Urusan Jasa Konstruksi Kota dilaksanakan sesuai dengan norma,
Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan
pembangunan infrastruktur di daerah oleh Pemerintah Pusat pada sub-urusan Jasa
diamanahkan juga untuk dapat melakukan Konstruksi meliputi:
pembinaan bagi masyarakat konstruksi melalui
OPD yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah 1. penyelenggaraan pelatihan tenaga terampil
itu sendiri di Urusan Pemerintahan Bidang konstruksi;
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang pada
sub-urusan Jasa Konstruksi. Namun demikian 2. penyelenggaraan sistem informasi Jasa
terdapat pembagian kewenangan pemerintahan Konstruksi cakupan daerah kabupaten/kota;
daerah pada sub-urusan tersebut yang saat ini
tertuang pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 3. penerbitan Perizinan Berusaha kualifikasi
2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah kecil, menengah, dan besar; dan
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022
tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang yang 4. pengawasan tertib usaha, tertib
terdapat pada pasal 52 yaitu adanya beberapa penyelenggaraan, dan tertib pemanfaatan
ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 2 Jasa Konstruksi.
Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi yang
diubah, namun secara mendasar tidak mengubah Sedangkan kewenangan Pemerintah Pusat
urutan pasal kewenangan tanggung jawab tertuang pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun
Pemerintah Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/ 2017 tentang Jasa Konstruksi pasal 4 dan pasal
Kota yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 5 yang selanjutnya diubah beberapa ketentuan
2 Tahun 2017. Kewenangan Pemerintah Provinsi tercantum dalam Undang-Undang Nomor 6
terdapat pada pasal 7 yang mengamanatkan Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan
bahwa Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
dilaksanakan sesuai dengan norma, standar, Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-
prosedur, dan kriteria (NSPK) yang ditetapkan Undang terdapat pada pasal 52, sedangkan untuk
oleh Pemerintah Pusat pada sub-urusan Jasa mendukung pencapaian tujuan tanggungjawab
Konstruksi meliputi: Pemerintah Pusat pada pasal 4 maka diberikan
kewenangan Gubernur sebagai wakil pemerintah
1. penyelenggaraan pelatihan tenaga ahli Pusat di daerah sebagaimana tertuang pada
konstruksi; dan pasal 6 dengan mengubah beberapa ketentuan.
2. penyelenggaraan sistem informasi Jasa Peran OPD Sub-Urusan Jasa Konstruksi dalam
Konstruksi cakupan daerah provinsi. Penerapan Digitalisasi Penyelenggaraan
Konstruksi
Kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota
terdapat pada pasal 8 yang amanatkan bahwa Akselerasi transformasi digital sektor konstruksi
Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/ berguna untuk dapat mewujudkan pembangunan
196 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
2. Data dan informasi harus dimuat dalam Sistem 4. pengembangan sistem permodalan dan
Informasi Jasa Konstruksi terintegrasi yang sistem penjaminan usaha Jasa Konstruksi;
dikelola oleh Menteri.
5. perizinan badan usaha Jasa Konstruksi
3. Penyelenggaraan Sistem Informasi Jasa nasional;
Konstruksi cakupan daerah kabupaten/kota
meliputi tahapan: 6. perizinan perwakilan badan usaha Jasa
Konstruksi asing dan badan usaha Jasa
a. identifikasi data dan informasi Jasa
Konstruksi penanaman modal asing;
Konstruksi cakupan daerah kabupaten/
kota;
7. pengawasan tertib usaha Jasa Konstruksi
b. pengumpulan data dan informasi Jasa nasional;
Konstruksi cakupan daerah kabupaten/
kota; 8. pengawasan tertib usaha Jasa Konstruksi
asing dan penanaman modal asing;
c. analisis dan pengolahan data dan
informasi Jasa Konstruksi cakupan daerah 9. pengelolaan informasi pasar Jasa Konstruksi;
kabupaten/kota; dan
10. registrasi pengalaman badan usaha Jasa
d. pengelolaan sub-sistem informasi Jasa
Konstruksi;
Konstruksi cakupan daerah kabupaten/
kota merupakan bagian Sistem Informasi
Jasa Konstruksi yang dikelola Menteri. 11. pengembangan sistem pemilihan Penyedia
Jasa;
Sistem Informasi Jasa Konstruksi yang dikelola
Menteri mempunyai cakupan nasional dalam 12. pengelolaan kontrak kerja Konstruksi;
melaksanakan penyelenggaraan kebijakan
pengembangan Jasa Konstruksi dalam bentuk 13. pengelolaan pengaduan masyarakat dan
fasilitasi (pasal 102). Pengelolaan Sistem penyelesaian sengketa;
Informasi Jasa Konstruksi nasional antara lain
tertuang pada penjelasan Peraturan Pemerintah 14. pengembangan sistem kinerja Penyedia
Nomor 22 Tahun 2020 pasal 103 sebagai berikut: Jasa;
1. sertifikasi dan registrasi badan usaha; 15. pengembangan sistem manajemen mutu
Konstruksi;
2. akreditasi asosiasi perusahaan Jasa
Konstruksi dan asosiasi terkait rantai pasok; 16. pengembangan Standar Keamanan,
Keselamatan,Kesehatan, dan Keberlanjutan
3. lisensi lembaga sertifikasi badan usaha; Jasa Konstruksi;
23. pengelolaan sistem sertifikasi kompetensi 36. pengembangan sistem rantai pasok material
tenaga kerja Konstruksi; dan peralatan konstruksi dan teknologi
Konstruksi;
24. registrasi tenaga kerja Konstruksi;
37. peningkatan penggunaan produk dalam
25. registrasi pengalaman profesional tenaga negeri.
kerja Konstruksi;
38. peningkatan kapasitas kelembagaan
26. penyetaraan tenaga kerja Konstruksi asing; Masyarakat Jasa Konstruksi;
27. penetapan standar remunerasi minimal 39. penyelenggaraan forum Jasa Konstruksi;
tetraga kerja Konstruksi;
40. peningkatan partisipasi masyarakat dalam
28. pengawasan sistem sertifikasi, pelatihan, pengawasan dan usaha penyediaan
dan standar remunerasi minimal tenaga kerja bangunan; dan
Konstruksi;
41. peningkatan kapasitas OPD sub-urusan Jasa
29. akreditasi asosiasi profesi; Konstruksi.
30. lisensi lembaga sertifikasi profesi; Dengan adanya sistem digitalisasi yang sudah
berjalan maupun belum berjalan di atas, diperlukan
peran penting OPD sub-urusan Jasa Konstruksi
198 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Penyediaan Training Need Tersedianya Training Need Jumlah Dokumen Training Need Dokumen
Assessment (TNA) Pelatihan Tenaga Assessment (TNA) Pelatihan Assessment (TNA) Pelatihan Tenaga Kerja
Kerja Konstruksi Kualifikasi Ahli Tenaga Kerja Konstruksi Konstruksi Kualifikasi Ahli yang Disediakan
Kualifikasi Ahli
Pelatihan Tenaga Kerja Konstruksi Tenaga Kerja Konstruksi Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Orang
Kualifikasi Ahli Kualifikasi Ahli yang Kualifikasi Ahli yang Dilatih
mendapatkan Pelatihan
Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Jasa Konstruksi Jumlah Lembaga Jasa Konstruksi yang Lembaga
Kelembagaan Konstruksi yang mendapatkan Pembinaan Dibina dan Ditingkatkan Kapasitasnya
dan Peningkatan Kapasitas
Penyediaan SOP Penyelenggaraan Tersedianya SOP Jumlah Dokumen SOP Penyelenggaraan Dokumen
Pelatihan Tenaga Kerja Konstruksi Penyelenggaraan Pelatihan Pelatihan TKK Kualifikasi Ahli yang
Kualifikasi Ahli Tenaga Kerja Konstruksi Disediakan
Kualifikasi Ahli
Fasilitasi Sertifikasi Tenaga Kerja Terfasilitasinya Sertifikasi Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Orang
Konstruksi Kualifikasi Ahli Tenaga Kerja Konstruksi Kualifikasi Ahli Difasilitasi Sertifikasi
Kualifikasi Ahli
Pemantauan dan Evaluasi Terpantau dan Terevaluasinya Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Orang
Pelatihan Tenaga Kerja Pelatihan Tenaga Kerja Kualifikasi Ahli yang Dipantau dan
Konstruksi Kualifikasi Ahli Konstruksi Kualifikasi Ahli Dievaluasi Pelatihannya
Identifikasi Potensi Kerja Sama Teridentifikasinya Potensi Kerja Jumlah Lembaga Jasa Konstruksi yang Lembaga
dan Pemberdayaan Jasa Sama dan Pemberdayaan Jasa diidentifikasi Potensi Kerja Sama dan
Konstruksi Konstruksi Pemberdayaannya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 199
Pengembangan Kompetensi Terlaksananya Pengem-bangan Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi bagi OAP Orang
Keahlian dan Teknik konstruksi Kompetensi Keahlian dan yang Mengikuti Pengembangan
bagi OAP Teknik konstruksi bagi OAP Kompetensi Keahlian dan Teknik
Kualifikasi Ahli Tenaga Kerja Konstruksi Disediakan
Kualifikasi Ahli
Fasilitasi Sertifikasi Tenaga Kerja Terfasilitasinya Sertifikasi Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Orang
Konstruksi Kualifikasi Ahli Tenaga Kerja Konstruksi Kualifikasi Ahli Difasilitasi Sertifikasi
Kualifikasi Ahli
Pemantauan dan Evaluasi Terpantau dan Terevaluasinya Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Orang
Pelatihan Tenaga Kerja Pelatihan Tenaga Kerja Kualifikasi Ahli yang Dipantau dan
Konstruksi Kualifikasi Ahli Konstruksi Kualifikasi Ahli Dievaluasi Pelatihannya
Identifikasi Potensi Kerja Sama Teridentifikasinya Potensi Kerja Jumlah Lembaga Jasa Konstruksi yang Lembaga
dan Pemberdayaan Jasa Sama dan Pemberdayaan Jasa diidentifikasi Potensi Kerja Sama dan
Konstruksi Konstruksi Pemberdayaannya
Pengembangan Kompetensi Terlaksananya Pengem-bangan Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi bagi OAP Orang
Keahlian dan Teknik konstruksi Kompetensi Keahlian dan yang Mengikuti Pengembangan
bagi OAP Teknik konstruksi bagi OAP Kompetensi Keahlian dan Teknik
Konstruksi
Pengembangan Kompetensi Terlaksananya Pengem-bangan Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi bagi OAP Orang
Keahlian dan Teknik konstruksi Kompetensi Keahlian dan yang Mengikuti Pengembangan
bagi OAP Teknik konstruksi bagi OAP Kompetensi Keahlian dan Teknik
Konstruksi
Kegiatan Penyelenggaraan Sistem Informasi Jasa Konstruksi (SIPJAKI) Cakupan Daerah Provinsi
Pengawasan dan Evaluasi Jasa Konstruksi Provinsi dan Jumlah Paket Pekerjaan Jasa Konstruksi Paket
TertibPenyelenggaraan Jasa Lintas Kabupaten/ Kota yang Provinsi dan Lintas Kabupaten/ Kota yang Pekerjaan
Konstruksi Provinsi dan Lintas mendapatkan Pengawasan Diawasi dan Dievaluasi Tertib
Kabupaten/Kota dan Evaluasi Tertib Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
Pengawasan dan Evaluasi Tertib Jasa Konstruksi Provinsi dan Jumlah Bangunan Konstruksi Provinsi dan Bangunan
Pemanfaatan Produk Jasa Konstruksi Lintas Kabupaten/ Kota yang Lintas Kabupaten/ Kota yang Diawasi dan Konstruksi
Provinsi dan Lintas Kabupaten/Kota mendapatkan Pengawasan dan Dievaluasi Tertib
Evaluasi Tertib Pemanfaatan Pemanfaatan Produk
Produk
Pembinaan Tertib Usaha, Tertib Jasa Konstruksi yang Jumlah Lembaga Jasa Konstruksi yang Lembaga
Penyelenggaraan, dan Tertib mendapatkan Pembinaan Tertib Dibina Tertib Usaha,
Pemanfaatan Produk Jasa Konstruksi Usaha, Tertib Penyelenggaraan, TertibPenyelenggaraan, dan Tertib
dan Pemanfaatan Produk Pemanfaatan Produk
Pengawasan dan Evaluasi Tertib Usaha Jasa Konstruksi Provinsi dan Jumlah Badan Usaha Jasa Konstruksi Badan
Jasa Konstruksi Provinsi dan Lintas Lintas Kabupaten/ Kota yang Provinsi dan Lintas Kabupaten/Kota yang Usaha
Kabupaten/Kota mendapatkan Pengawasan dan Diawasi dan Dievaluasi Tertib Usaha
Evaluasi Tertib Usaha
Penyusunan Produk Hukum Daerah Tersusunnya Produk Hukum Jumlah Dokumen Produk Hukum Daerah Dokumen
terkait Penyelenggaraan Jasa Daerah terkait terkait Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Konstruksi di Provinsi Penyelenggaraan di Provinsi yang Disusun
Jasa Konstruksi di Provinsi
200 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
NOMENKLATUR URUSAN
KINERJA INDIKATOR SATUAN
KABUPATEN/KOTA
Penyediaan Training Need Assessment Tersedianya Training Need Jumlah Training Need Assessment (TNA) Dokumen
(TNA) Pelatihan Tenaga Kerja Assessment (TNA) Pelatihan Pelatihan Tenaga Kerja Konstruksi
Konstruksi Kualifikasi Jabatan Operator Tenaga Kerja Konstruksi Kualifikasi Jabatan Operator dan Teknisi
dan Teknisi atau Analis Kualifikasi Jabatan Operator atau Analis yang Disediakan
dan Teknisi atau Analis
Fasilitasi Sertifikasi Tenaga Kerja Terfasilitasinya Sertifikasi Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Orang
Konstruksi Kualifikasi Jabatan Operator Tenaga Kerja Konstruksi Kualifikasi Jabatan Operator dan Teknisi
dan Teknisi atau Analis Kualifikasi Jabatan Operator atau Analis yang Difasilitasi Sertifikasi
dan Teknisi atau Analis
Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Jasa Konstruksi Jumlah Lembaga Jasa Konstruksi yang Lembaga
Kelembagaan Jasa Konstruksi yang mendapatkan Pembi- Dibina dan Ditingkatkan Kapasitasnya
naan dan Peningkatan
Kapasitas
Identifikasi Potensi Kerja Sama dan Teridentifikasinya Potensi Kerja Jumlah Lembaga Jasa Konstruksi yang Lembaga
Pemberdayaan Jasa Konstruksi Sama dan Pemberdayaan Jasa Diidentifikasi Potensi Kerja Sama dan
Konstruksi Pemberdayaannya
Pemantauan dan Evaluasi Pelatihan Terpantau dan Terevaluasinya Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Dokumen
Tenaga Kerja Konstruksi Kualifikasi Pelatihan Tenaga Kerja Kualifikasi Jabatan Operator dan Teknisi
Jabatan Operator dan Teknisi atau Konstruksi Kualifikasi Jabatan atau Analis yang Dipantau
Analis Operator dan Teknisi atau dan Dievaluasi Pelatihannya
Analis
Penyediaan SOP Penyelenggaraan Tersedianya SOP Jumlah Dokumen SOP Penyelenggaraan Dokumen
Pelatihan Tenaga Kerja Penyelenggaraan Pelatihan Pelatihan Tenaga Kerja Konstruksi
Konstruksi Kualifikasi Jabatan Tenaga Kerja Konstruksi Kualifikasi Jabatan Operator, Teknisi atau
Operator, Teknisi atau Analis Kualifikasi Jabatan Operator, Analis yang Disediakan
Teknisi atau Analis
Pelatihan Tenaga Kerja Konstruksi Tenaga Kerja Konstruksi Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Orang
Kualifikasi Jabatan Operator, Teknisi Kualifikasi Jabatan Operator, Kualifikasi Jabatan Operator, Teknisi atau
atau Analis Teknisi atau Analis yang Analis yang Dilatih
mendapatkan Pelatihan
Pengembangan Kompetensi Terlaksananya Pengembangan Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi bagi OAP Orang
Keterampilan dan Ketehnikan Kompetensi Keterampilan dan yang Mengikuti Pengembangan
konstruksi bagi OAP Ketehnikan konstruksi bagi OAP Kompetensi Keterampilan dan Ketehnikan
Pengembangan Kompetensi Terlaksananya Pengembangan Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi bagi OAP Orang
Keterampilan dan Ketehnikan Kompetensi Keterampilan dan yang Mengikuti Pengembangan
konstruksi bagi OAP Ketehnikan konstruksi bagi OAP Kompetensi Keterampilan dan Ketehnikan
Kegiatan Penyelenggaraan Sistem Informasi Jasa Konstruksi Cakupan Daerah Kabupaten/ Kota
Penyediaan Perangkat Pendukung Tersedianya Perangkat Jumlah Perangkat Pendukung Layanan Perangkat
Layanan Informasi Jasa Konstruksi Pendukung Layanan Informasi Informasi
Kementerian Jasa Konstruksi
Pekerjaan Umum dan yang Pendukung
Perumahan Rakyat 201
Jasa Konstruksi Disediakan
Penyediaan Data dan Informasi Jasa Tersedianya Data dan Informasi Jumlah Dokumen Data dan Informasi Jasa Dokumen
Konstruksi Cakupan Kabupaten/Kota Jasa Konstruksi Cakupan Konstruksi Cakupan Kabupaten/Kota yang
mendapatkan Pelatihan
Pengembangan Kompetensi Terlaksananya Pengembangan Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi bagi OAP Orang
Keterampilan dan Ketehnikan Kompetensi Keterampilan dan yang Mengikuti Pengembangan
konstruksi bagi OAP Ketehnikan konstruksi bagi OAP Kompetensi Keterampilan dan Ketehnikan
Pengembangan Kompetensi Terlaksananya Pengembangan Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi bagi OAP Orang
Keterampilan dan Ketehnikan Kompetensi Keterampilan dan yang Mengikuti Pengembangan
konstruksi bagi OAP Ketehnikan konstruksi bagi OAP Kompetensi Keterampilan dan Ketehnikan
Kegiatan Penyelenggaraan Sistem Informasi Jasa Konstruksi Cakupan Daerah Kabupaten/ Kota
Penyediaan Perangkat Pendukung Tersedianya Perangkat Jumlah Perangkat Pendukung Layanan Perangkat
Layanan Informasi Jasa Konstruksi Pendukung Layanan Informasi Informasi Jasa Konstruksi yang Pendukung
Jasa Konstruksi Disediakan
Penyediaan Data dan Informasi Jasa Tersedianya Data dan Informasi Jumlah Dokumen Data dan Informasi Jasa Dokumen
Konstruksi Cakupan Kabupaten/Kota Jasa Konstruksi Cakupan Konstruksi Cakupan Kabupaten/Kota yang
Kabupaten/Kota Disediakan
Peningkatan Kapasitas Pengelola Meningkatnya Kapasitas Jumlah Pengelola SIPJAKI yang Orang
SIPJAKI Pengelola SIPJAKI Ditingkatkan Kapasitasnya
Operasionalisasi Layanan Informasi Beroperasinya Layanan Jumlah Layanan Informasi Jasa Layanan
Jasa Konstruksi Informasi Jasa Konstruksi Konstruksi yang Dioperasikan Informasi
Kegiatan Penerbitan Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional (Non Kecil dan Kecil) Konstruksi
Pemantauan dan Evaluasi Perizinan Terpantau dan Terevaluasinya Jumlah Dokumen Perizinan Berusaha Dokumen
Berusaha Berbasis Risiko Jasa Perizinan Berusaha Berbasis Berbasis Risiko Jasa Konstruksi yang
konstruksi Risiko Jasa Konstruksi Dipantau dan Dievaluasi
Penyusunan Produk Hukum Daerah Tersusunnya Produk Hukum Jumlah Dokumen Produk Hukum Daerah Dokumen
terkait Penyelenggaraan Jasa Daerah terkait terkait Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Konstruksi di Kabupaten/Kota Penyelenggaraan Jasa di Kabupaten/Kota yang Disusun
Konstruksi di Kabupaten/Kota
Kegiatan Pengawasan Tertib Usaha, Tertib Penyelenggaraan dan Tertib Pemanfaatan Jasa Konstruksi
Pengawasan dan Evaluasi Tertib Jasa Konstruksi Jumlah Paket Pekerjaan Jasa Konstruksi Paket
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Kabupaten/Kota yang Kabupaten/Kota yang Diawasi dan Pekerjaan
Kabupaten/Kota mendapatkan Pengawasan dan Dievaluasi Tertib Penyelenggaraan
Evaluasi Tertib
Penyelenggaraan
Pengawasan dan Evaluasi Tertib Jasa Konstruksi Jumlah Bangunan Konstruksi Bangunan
Pemanfaatan Produk Jasa Konstruksi Kabupaten/Kota yang Kabupaten/Kota yang Diawasi dan Konstruksi
Kabupaten/Kota mendapatkan Pengawasan dan Dievaluasi Tertib Pemanfaatan Produk
Evaluasi Tertib Pemanfaatan
Produk
Pembinaan Tertib Usaha, Tertib Jasa Konstruksi yang Jumlah Lembaga Jasa Konstruksi yang Lembaga
Penyelenggaraan, dan Tertib mendapatkan Pembinaan Tertib Dibina Tertib Usaha, Tertib
Pemanfaatan Produk Jasa Konstruksi Usaha, Tertib Penyelenggaraan, Penyelenggaraan, dan Tertib Pemanfaatan
dan Tertib Pemanfaatan Produk Produk
Pengawasan dan Evaluasi Tertib Usaha Jasa Konstruksi Jumlah Badan Usaha Jasa Konstruksi Badan
Jasa Konstruksi Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota yang Kabupaten/Kota yang Diawasi dan Usaha
mendapatkan Pengawasan dan Dievaluasi Tertib Usaha
Evaluasi Tertib Usaha
Penyusunan SOP/Pedoman Tertib Tersusunnya SOP/Pedoman Jumlah SOP/Pedoman Tertib Usaha, Dokumen
Usaha, Tertib Penyelenggaraan, dan Tertib Usaha, Tertib Tertib Penyelenggaraan, dan Tertib
Tertib Pemanfaatan Produk Jasa Penyelenggaraan, dan Tertib Pemanfaatan Produk Jasa Konstruksi
Konstruksi Pemanfaatan Produk Jasa yang Disusun
Konstruksi
202 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Dalam pembagian kewenangan cakupan daerah berlebel OPD Pekerjaan Umum atau OPD
Provinsi dan cakupan daerah Kabupaten/ Perumahan Permukiman akan tetapi terdapat
Kota terdapat 4 (empat) perspektif yang pelaksanaan pembangunan sektor konstruksi
perlu mendapat perhatian agar terwujudnya ini dikerjakan oleh beberapa Organisasi
tertib penyelenggaraan sistem informasi Jasa Pemerintah Daerah lainnya seperti Dinas
Konstruksi yaitu: Kesehatan yang membangun Rumah Sakit
atau Infrastuktur Kesehatan lainnya, Dinas
1. Kegiatan yang bukan pada kewenangan Pemuda dan Olah Raga yang membangun
Pemerintah Pusat infrastruktur Gedung Olah Raga, Dinas
Perhubungan yang membangun Terminal
2. Kegiatan konstruksi yang dibiayai dengan atau Pelabuhan, dan di beberapa Organisasi
dana APBD Provinsi atau APBD Kabupaten/ Pemerintah Daerah lainnya. Pelaksanaan
Kota. pembangunan infrastruktur oleh Organisasi
Pemerintah Daerah ini menggunakan
3. Lokasi kegiatan konstruksi berada di lintas pendanaan yang bersumber dari Anggaran
kabupaten/kota atau dalam satu kabupaten/ Pendapatan Belanja Daerah (APBD) baik dari
kota Provinsi maupun Kabupaten/Kota sehingga
capaian target keberhasilan pembangunan
4. Kegiatan yang dibiayai dengan dana infrastrukur tersebut tetap berada di OPD itu
masyarakat, swasta atau badan usaha sendiri termasuk di dalamnya bagaimana OPD
mengacu kepada lokasi kegiatan konstruksi. ini dapat menjalankan penerapan digitalisasi
penyelenggara konstruksi dengan beberapa
OPD dalam Penyelenggaraan Konstruksi sistem informasi jasa kontruksi yang sudah
Dalam rangka mewujudkan dan menjamin tata berjalan maupun dengan sistem digitalisasi
kelola penyelenggaraan konstruksi yang baik pendukung penyelenggaraan konstruksi
oleh Pemerintah Daerah diperlukan perangkat seperti Building Information Modelling (BIM)
organisasi yang dapat melaksanakan sesuai atau aplikasi digitalisasi lainnya.
dengan peran tugas yang diberikan. Untuk itu
terdapat 4 (empat) unsur utama yang berperan 2. OPD yang mempunyai Sub-Urusan Jasa
di Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan Konstruksi dalam melaksanakan tugas utama
konstruksi yaitu : melaksanakan pembinaan Pengembangan
Jasa Konstruksi di daerah sesuai dengan
1. OPD yang melaksanakan pembangunan kewenangan yang telah dijelaskan di atas.
infrastruktur konstruksi yang tugas tersebut Peran Sub-Urusan Jasa Konstruksi pada
diberikan tanggungjawab untuk dijalankan oleh dasarnya merupakan unsur perangkat lunak
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di organisasi (software) dalam pendukung terlaksananya
tersebut mulai dari tahap perencanaan hingga sistem Penyelenggaraan Konstruksi di daerah
serah terima pekerjaan. OPD penyelenggara untuk menjadi lebih baik.
konstruksi ini tidak hanya dilaksanakan yang
204 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Dibawah ini terdapat beberapa sistem informasi 18 Tahun 2020. Aplikasi SIPJAKI ini sayangnya
terkait penyelenggaraan konstruksi yang perlu belum termasuk dalam bagian pengembangan
diketahui dan dipergunakan oleh OPD. Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi
seperti informasi data paket pekerjaan dan
Penyelenggaraan Konstruksi menggunakan sertifikat kompetensi kerja yang dapat dibuat
proses digitalisasi Pengadaan Barang/Jasa saling terkoneksi dengan sistem lainnya.
Pemerintah secara umum di OPD pada dasarnya
telah dimulai sejak tahap perencanaan pada Dalam rangka Peningkatan Penggunaan Produk
aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Dalam Negeri (P3DN), Pemerintah Daerah
Pengadaan (SIRUP) berbasis web based melalui menggunakan aplikasi pelaporan melalui
laman https://sirup.lkpp.go.id yang fungsinya laman https://p3dn.sipd.kemendagri.go.id dan
untuk mengumumkan rencana umum pengadaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
yang dilaksanakan oleh OPD dan disamping itu layanan Sistem Informasi Pemerintah Daerah
saat ini memprioritaskan untuk menerapkan (SIPD) untuk pelaporan perencanaan dan
pengadaan barang/jasa menggunakan metode realisasi atas penggunaan produk dalam negeri
pemilihan e-Purchasing Pekerjaan Konstruksi yang terintegrasi termasuk didalam pekerjaan
yang sudah tercantum dalam katalog elektronik Konstruksi diselenggarakan oleh OPD.
atau toko daring melalui laman https://e-katalog.
lkpp.go.id hingga melaksanakan penilaian kepada Sistem informasi Material dan Peralatan
Penyedia Jasa melalui aplikasi Sistem Informasi Konstruksi (SIMPK) merupakan salah satu
Kinerja Penyedia (SIKAP) pada https://sikap.lkpp. sistem informasi dalam rangka menyelenggara
go.id. Konstruksi yang memuat Big Data rantai pasok
Material dan Peralatan Konstruksi (MPK) yang
Aplikasi Sistem Informasi Pembina Jasa dapat diakses pada https://simpk.pu.go.id.
Kontruksi (SIPJAKI) melalui situs https:// Pencatatan SDMPK diharapkan dapat dalam
sipjaki.pu.go.id merupakan bagian tugas pokok mengevaluasi pengelolaan sumber daya material
OPD sub-urusan Jasa Konstruksi dalam dan peralatan konstruksi serta mendukung
mengoperasikan layanan informasi konstruksi pembangunan pasok konstruksi di daerah. Salah
dengan berisi muatan Berita Penyelenggaran satu prinsip dasar yang perlu dilakukan adalah
Pembinaan Jasa Kostruksi, Produk Peraturan di membangun big data rantai pasok industri
daerah, Pelatihan yang dilaksanakan, Sertifikat konstruksi.
Kompetensi Kerja, Kecelakaan Kerja, Profil OPD
Sub-Urusan Jasa Konstruksi, Indikator Kinerja Sistem Informasi Pengalaman (e-SMPAN) yang
Konci (IKK) teridiri dari Data Paket Pekerjaan dikelola oleh Lembaga Pengembangan Jasa
dan Potensi Pasar, dan Pengawasan meliputi Konstruksi (LPJK) melalui laman https://simpan.
Tertib Usaha, Tertib Penyelenggaraan dan Tertib pu.go.id merupakan aplikasi yang mewajibkan
Pemanfaatan. Sebagian besar muatan unsur di Badan Usaha dan Tenaga Kerja Konstruksi untuk
atas merupakan bagian dari Laporan Dan Evaluasi mendaftarkan pengalaman Jasa Konstruksi yang
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai telah dilaksanakan. Sistem ini dapat dimafaatkan
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor pada proses pengadaan barang/jasa pemerintah
PENILAIAN KINERJA
E-KATALOG sikap.lkpp.go.id P3D N
e-katalog.lkpp.go.id p3dn.sipd.kemendagri.go.id
RUP SI P JA K I
sirup.lkpp.go.id sipjaki.pu.go.id
SI M PK
PERIZINAN BERUSAHA simpk.pu.go.id
perizinan.pu..go.id
oss.go.id BUILDING INFORMATION
MODELING (IBM)
206 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Sistem-sistem yang diatas bisa dimungkinkan pu.go.id sedangkan di pencatatan Sumber Daya
ke depannya mengarah kepada Information Peralatan Konstruksi (SDPK) masih banyak yang
Communication Technology (ICT). ICT hadir seiring belum tercatat di SIMPK. Kondisi dari informasi
munculnya paradigma baru dalam pemerintahan situs pencatatan sumber daya material dan
berjenjang (network) yang membutuhkan peralatan konstruksi ini juga hampir di semua
kolaborasi (collaborative governance) (Katharina, provinsi terutama di daerah luar pulau jawa.
2020).
1 Proses Validasi 64
Total 144
Sumber : Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi PUPR tanggal15 September 2023 (diolah kembali)
Kebutuhan Penerapan Digitalisasi oleh OPD Permasalahan diatas disebabkan sistem belum
Beberapa sistem informasi Jasa Konstruksi berjalan efektif terintergrasi dengan proses
telah berjalan maka OPD harus siap mengikuti pengadaan barang/jasa pemerintah dan belum
penerapan Sistem Informasi Jasa Konstruksi terdapat sanksi administratif sehingga kultur
Terintegrasi (SIJKT) terutama terintegrasi masyarakat “nanti saja” masih tertanam dalam
penuh dengan proses pengadaan barang/ aktifitas namun disamping itu masa berlaku
jasa pemerintah. Namun justru yang menjadi relatif setahun pada surat keterangan layak K3
prioritas tantangan adalah kesiapan pelaku dengan biaya yang dikeluarkan pelaku usaha
usaha konstruksi itu sendiri melakukan registrasi juga mempengaruhi kondisi perkembangan
maupun pencatatan aktifitas konstruksi yang pencatatan di sistem tersebut.
telah diberjalan ke dalam beberapa sistem
informasi Jasa Konstruksi yang telah ada saat ini. Dalam rangka mengoptimalkan pererapan
digitalisasi penyelenggaraan konstruksi terkait
Hal ini dapat dilihat berdasarkan sample di Provinsi dengan sistem informasi Jasa Konstruksi
Kepulauan Riau belum terdapat ada permohonan yang telah berjalan terdapat sedikitnya 5 (lima)
pencatatan Sumber Daya Material Konstruksi Kesiapan Penerapan yang dibutuhkan OPD yaitu
(SDMK) yang terdapat pada situs https://simpk. sebagai berikut.
208 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
4. OPD dapat berperan serta melakukan Peran Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
kegiatan fasilitasi pencatatan material dan perlu dioptimalkan di daerah sebagaimana amanat
peralatan konstruksi untuk meningkatkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang
kualitas produk rantai pasok konstruksi di Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
daerah, registrasi pengalaman pelaku usaha Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang
dalam rangka meningkatkan kemampuan Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang pada
dan kapasitas usaha Jasa Konstruksi, pasal 52 agar dapat mengakselerasi penerapan
registrasi klasifikasi dan kualifikasi pelaku digitalisasi penyelenggaraan konstruksi di daerah.
usaha Jasa Konstruksi secara elektronik
dalam rangka mendukung perizinan berusaha Dalam rangka menerapkan kesiapan digitalisasi
subsektor Jasa Konstruksi, dan memfasilitasi penyelenggaraan Konstruksi yang lebih baik lagi
berkesinambungan kepada pelaku usaha/ perlu koordinasi secara intensif dengan agenda
penyedia jasa untuk memasukkan produk periode tertentu untuk melakukan monitoring
lokal barang/Jasa Konstruksi di daerah ke dan evaluasi bersama-sama Kementerian PUPR
dalam katalog elektronik atau toko daring. dengan Pemerintah Daerah dalam hal ini minimal
Pemerintah Provinsi yang mengurusi Sub-
Urusan Jasa Konstruksi.
Pemenang
PemenangLomba
LombaFoto
FotoKonstruksi
KonstruksiIndonesia
indonesia2019
2023
Juara
JuaraHarapan
3 - Anom
3 -Harya
MufidWicaksana
210 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
04
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital
Sektor Konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 213
4.1
DIGITALISASI
PENYELENGGARAN
KONSTRUKSI DALAM
PEMBANGUNAN IBU
KOTA NUSANTARA
Nazib Faizal, Komang Sri Hartini, Muhammad Ihsan,
Rifda Dwi Lestari, dan Tashadda Fadhlur Razzaq
Pusat Data dan Teknologi Informasi
Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
PENDAHULUAN
Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara adalah sebuah pekerjaan besar
yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia untuk memindahkan ibu kota
negara dari Jakarta ke Penajam Paser Utara di Pulau Kalimantan. Tujuan dari
proyek ini adalah untuk mengurangi beban Jakarta yang menghadapi masalah
serius seperti kemacetan, banjir, dan penurunan tanah yang parah.
Perpindahan ibu kota adalah upaya yang kompleks dan menantang, tetapi IKN
memiliki potensi untuk membuka babak baru dalam perkembangan infrastruktur
dan permukiman di Indonesia serta menjadi contoh dalam penerapan konsep
ibu kota yang modern dan berkelanjutan. Perpindahan ibu kota ini diharapkan
dapat meratakan pembangunan di berbagai wilayah Indonesia dan mengurangi
beban Jakarta sebagai pusat pemerintahan, bisnis, dan populasi.
214 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
Digitalisasi penyelenggaraan konstruksi mengacu diselesaikan lebih cepat dengan lebih sedikit
pada penerapan teknologi digital dalam industri masalah.
konstruksi. Ini mencakup penggunaan berbagai
teknologi dan alat digital untuk merancang, Saat ini progres fisik konstruksi pada paket
membangun, mengelola, dan memelihara proyek pekerjaan IKN per tanggal 24 Agustus 2023
konstruksi dengan lebih efisien dan efektif. untuk batch 1 mencapai 42,2768% serta batch
Beberapa aspek utama dari digital konstruksi yaitu 2 mencapai 0,1160%. Dengan menerapkan
Building Information Modeling (BIM), Teknologi digitalisasi konstruksi di IKN, kita dapat me-
Sensor dan Pemantauan, Cloud Computing, monitoring serta mengevaluasi pekerjaan
Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), konstruksi mulai dari progres terhadap jadwal
Pengelolaan Proyek dan Kolaborasi, Pemantauan hingga mendeteksi dini potensi - potensi
dan Pemeliharaan, Teknologi Internet of Things bentrokan konstruksi (clash detection).
(IoT), Penggunaan Drone dan Keberlanjutan.
Dengan penerapan teknologi digital dalam industri
Digital konstruksi bertujuan untuk meningkatkan konstruksi, harapan untuk efisiensi, kolaborasi
efisiensi, mengurangi biaya, meningkatkan yang lebih baik, pengendalian biaya, dan proyek
kualitas, dan mengurangi risiko dalam industri berkelanjutan menjadi lebih tercapai. Manfaat
konstruksi. Dengan adopsi teknologi digital, ini tidak hanya dirasakan oleh para profesional
diharapkan bahwa proyek konstruksi dapat konstruksi, tetapi juga oleh pemilik proyek dan
216 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
IKN sebagai bentuk monitoring dan evaluasi oleh penggunaan BIM 3D untuk meningkatkan
pimpinan untuk setiap paket pembangunan di efisiensi, mengurangi biaya, meningkatkan
IKN Nusantara. Command Center IKN memiliki kualitas, dan mengurangi risiko. Penerapan
sembilan modul, yaitu: BIM 3D dalam pembangunan infrastruktur
di IKN salah satunya adalah clash detection.
1. Dashboard
Clash detection berperan sebagai alat bantu
2. Statistik dalam mendeteksi kesalahan - kesalahan dari
desain infrastruktur yang akan di bangun pada
3. Paket Pekerjaan tahapan perencanaan atau desain. Hal ini akan
menghemat biaya dan waktu jika dibandingkan
4. Data Pekerja
dengan clash yang baru terdeteksi pada tahap
5. Fleet Management konstruksi.
dibuat. Hal ini akan mempermudah proyek dan Pemanfaatan Common Data Environment (CDE)
meningkatkan efisiensi pekerjaan pembangunan di IKN
infrastruktur di IKN.
Pemanfaatan Common Data Environment
Penerapan BIM 3D dan BIM 4D di IKN (CDE) dalam digital konstruksi sangat penting
dilakukan sehingga pekerjaan pembangunan untuk meningkatkan efisiensi, kolaborasi, dan
infrastruktur dapat dimonitor dengan baik manajemen data. CDE adalah platform terpusat di
dan lebih efisien dalam melakukan pekerjaan mana semua data proyek dapat diintegrasikan dari
di lapangan. Penerapan BIM 3D dan BIM 4D berbagai sumber, termasuk gambar, spesifikasi,
dilakukan bersama dengan penerapan BIM 5D. jadwal, dan data lainnya. Ini memastikan bahwa
BIM 5D menghubungkan data biaya dengan semua pemangku kepentingan memiliki akses ke
daftar kuantitas yang dihasilkan dari model 3D, data yang konsisten dan terkini.
sehingga dapat memberikan estimasi biaya yang
lebih akurat. Penerapan BIM 5D dilakukan untuk Pemanfaatan CDE dalam digital konstruksi
meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya membantu mengatasi banyak tantangan, seperti
secara lebih maksimal. kompleksitas proyek, manajemen dokumen yang
rumit, dan kebutuhan akan kolaborasi yang kuat.
218 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
Ini meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko, telah disusun metode penilaian Key Performance
dan memastikan bahwa proyek konstruksi dapat Index (KPI) penerapan BIM di IKN. KPI tersebut
diselesaikan dengan lebih baik dan tepat waktu. memiliki 6 indikator, yaitu:
Nilai KPI untuk Monitoring dan Evaluasi Paket 1. Kelengkapan Dokumen dan Penunjang
Pekerjaan IKN Penerapan BIM;
100
90
85
82.05
78.6 74.7
80 57.75
77.85 75.05
66.97 65.5 68.13 73
70 68.3
71.5 61.06
63
60 66.2
55.2 63.25
50 SDA
39 BM
40
CK
30 P
April Mei Juni Juli Agustus
5. Kolaborasi antar Pihak melalui CDE; dan Berdasarkan riset oleh McKinsey mengenai
indeks digital industri tahun 2015, industri
6. Kesesuaian Implementasi BIM.
konstruksi menempati peringkat kedua
terendah hanya lebih baik dari perkebunan. Hal
Aturan KPI tersebut dituangkan dalam SOP
ini disebabkan, meskipun perencanaan sudah
Implementasi BIM untuk Pembangunan IKN.
banyak menggunakan teknologi digital, namun
Penilaian KPI dilakukan setiap 2 (dua) minggu
sebagian besar hanya untuk rencana bukan
oleh supervisi masing-masing paket pekerjaan,
untuk pelaksanaan lapangan. Pelaksanaan masih
kemudian dilaporkan setiap akhir bulan.
220 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
menggunakan gambar kertas dan antar pekerjaan of Things (IoT), dan Sistem Manajemen Proyek
belum terintegrasi. Faktor lain yang menyebabkan Digital adalah tantangan utama.
rendahnya nilai index digitalisasi pada bidang
2. Kekurangan Tenaga Kerja Terampil
konstruksi adalah regulasi yang belum mewajibkan
penggunaan platform konstruksi digital. Adopsi teknologi digital memerlukan tenaga
kerja yang memiliki keterampilan khusus dalam
Digital konstruksi baru berkembang pesat pada 5 penggunaan perangkat lunak dan perangkat
tahun terakhir. Regulasi mengenai pemanfaatan keras terkait. Kekurangan tenaga kerja
konstruksi digital baru ada pada Peraturan Menteri terampil yang memahami teknologi ini dapat
Nomor 22 Tahun 2018 tentang Pembangunan menjadi hambatan dalam memanfaatkan
Bangunan Gedung Negara. Dalam Permen potensi penuh dari inovasi digital.
tersebut disebutkan tentang kewajiban untuk 3. Keamanan Data
menggunakan Building Information Modeling
Penyimpanan dan pertukaran data digital
(BIM) dalam pembangunan bangunan negara
dalam konstruksi memerlukan perhatian
dengan luas minimal 2000 m2. Penggunaan
khusus terkait keamanan. Keamanan data dan
BIM dalam permen tersebut bukan hanya
perlindungan terhadap serangan siber menjadi
sebatas model 3D bangunan dengan utilitas
masalah penting yang harus diatasi.
didalamnya, namun meliputi jadwal pelaksanaan,
dan biaya dari setiap item dalam bangunan. 4. Perubahan Budaya Organisasi
Selain dari sisi regulasi pemerintah, di Indonesia Konstruksi tradisional cenderung memiliki
juga sudah berdiri Institut BIM Indonesia (IBIMI) budaya kerja yang konservatif. Mengubah
yang bertujuan untuk mengembangkan BIM di budaya organisasi untuk merangkul teknologi
Indonesia dan terdiri dari berbagai macam latar digital dan mempromosikan kolaborasi antar
belakang, baik akademisi, praktisi, dan regulator. tim serta inovasi adalah tantangan besar.
222 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
Tantangan ini berlaku untuk semua pihak. Untuk konstruksi memiliki potensi untuk membawa
regulator dalam hal ini pemerintah khususnya sejumlah manfaat signifikan, termasuk efisiensi,
Kementerian PUPR perlu membuat regulasi pengendalian mutu dan biaya, visualisasi, serta
yang sudah mengadopsi teknologi konstruksi pemeliharaan yang lebih terkelola dengan baik.
digital. Regulator wajib memahami fungsi-fungsi
dari teknologi digital sehingga dapat membuat Digital konstruksi adalah langkah penting
aturan yang dapat mempermudah bagi regulator dalam evolusi industri konstruksi dan memiliki
untuk merencanakan kegiatan dan mengawasi potensi untuk mengubah cara kita merancang,
kegiatan yang akan dilakukan. Untuk perusahaan membangun, dan mengelola proyek konstruksi
konstruksi perlu mengadopsi pendekatan yang di masa depan. Dengan adopsi teknologi yang
proaktif terhadap teknologi digital, memberikan tepat, proyek konstruksi dapat diselesaikan
pelatihan kepada tenaga kerja mereka, dan lebih efisien, lebih cepat, dan dengan dampak
berinvestasi dalam infrastruktur digital. lingkungan yang lebih rendah.
Dan terakhir di sektor akademik, perlu juga
mengimplementasikan teknologi dan regulasi Digitalisasi konstruksi akan mudah diadopsi
terbaru di dalam pengajaran sehingga lulusannya jika kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan
dapat langsung menguasai teknologi digital akademisi berkolaborasi dengan baik. Kolaborasi
sesuai dengan yang dibutuhkan dan disyaratkan. yang baik akan membuat kebutuhan regulator
Kolaborasi antar semua pihak tentunya akan dapat dipenuhi oleh swasta dan akademisi
membuat tantangan tersebut dilewati dengan atau universitas dapat menyiapkan kurikulum
lebih mudah. sehingga lulusannya siap untuk menghadapi
tantangan digitalisasi konstruksi
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Digital konstruksi adalah pendekatan modern
McKinsey Global Institute. 2016. Industry Digitization Index;
dalam industri konstruksi yang memanfaatkan 2015 or latest available data. New York: McKinsey &
teknologi digital untuk merancang, membangun, Company.
dan mengelola proyek konstruksi dengan lebih
Satuan Tugas Perencanaan dan Satuan Tugas Pelaksanaan
efisien dan efektif. Berdasarkan penggunaan Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Negara. 2023.
teknologi seperti Building Information Modeling Laporan Monitoring Progres Pembangunan Ibu Kota
Nusantara 24 Agustus 2023 16.00 WITA. Jakarta: Kantor
(BIM), sensor monitoring, cloud computing, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality
(VR), serta Internet of Things (IoT), digital
PERKEMBANGAN
DIGITALISASI DAN
KEBERLANJUTAN
DI BIDANG ARSITEKTURAL
Resza Riskiyanto, Arnis Rochma Harani
dan Dani Hermawan
Ikatan Arsitek Indonesia
PENDAHULUAN
Arsitektur dan Digitalisasi
224 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
luas (Burry, 2020; Ma et al., 2021; Mikalef et (Burry, 2011). Kedekatan alat digital menjadi lebih
al., 2019). Penggunaan berbagai alat digital di dekat dengan kebutuhan manusia menuntut
berbagai sekolah arsitektur, perusahaan kecil interaktivitas dan konektivitas terhadap data
dan besar sejalan dengan peningkatan minat virtual dan informasi digital sebagai isu penting
dari kehadiran teknologi ini. Bahkan sejauh ini dalam keberlanjutan (Atmodiwirjo et al., 2019).
bahkan hampir tidak ada proyek arsitektur yang Terkait hal ini, peningkatan potensi teknologi
tidak menggunakan alat digital, mulai dari proses digital menjadi peluang besar untuk mengubah
desain, pembuatan model arsitektur, pencetakan pemahaman kita bersama tentang dunia dari
3D, augmented reality untuk konstruksi hingga perspektif arsitektur. Melalui teknologi digital
penggunaan kecerdasan buatan dalam proses hubungan aktual-virtual (gambar 1) menjadi lebih
desain, Namun integrasi teknologi digital dalam luas, pemahaman abstrak dan konseptual menjadi
pengetahuan arsitektur masih berjalan cukup lebih operatif dan praktis dalam menghadirkan
baik sehingga menghasilkan pemahaman yang arsitektur (Redyantanu et al., 2023). Arsitektur
tidak kritis, dan cenderung menempatkan arsitek tidak lagi hanya bermanfaat bagi yang ada di
sebagai pengguna teknologi yang pasif (Johanes tempat secara aktual, namun dapat dirasakan
& Andri Yatmo, 2018). secara lebih luas.
Perkembangan teknologi digital ini juga menjadi Pertanyaan penting yang kemudian muncul
perhatian penting bagi industri arsitektur (Lynn, adalah bagaimana teknologi digital dan fabrikasi
2004; Ma et al., 2021; Mikalef et al., 2019). Pada digital dapat digunakan tidak hanya dalam
masa yang akan datang, penggunaan alat digital perancangan arsitektur, namun juga terkait
memungkinkan kita tidak hanya untuk dapat dengan bagaimana kita menghuni lingkungan
mengakses dan memanfaatkan informasi digital binaan? Apakah alat-alat digital dapat
dengan lebih mudah dalam kehidupan sehari-hari dikembangkan lebih dari sekedar metode yang
226 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
Revit 3D Max
Outlook
Rhino 3D Max
Rhino 3D Printer
Physical
Laser Model
Drawing Cutter
InDesign
Documentation
PhotoShop V-Ray
Fabrication Workflow
AutoCad
PowerPoint
Documentation Workflow
Illustrator
Presentation Workflow
pembuatan sketsa digital (Szalapaj, 2005), perangkat lunak dan perangkat keras yang
kemampuan untuk membuat bentuk lengkung semakin mumpuni. Revolusi perangkat digital
yang kompleks (Lynn, 2004), analisis model dimulai dari peran utamanya sebagai alat bantu
digital menggunakan perangkat lunak simulasi pekerjaan desain. Penggunaan perangkat lunak
terintegrasi, kemampuan untuk mengekspresikan Computer-Aided Design (CAD) merupakan salah
hubungan parametrik dan pembuatan prototype satu kemajuan paling signifikan di mana telah
cepat dari suatu model desain (Iwamoto, 2009; menjadi kebutuhan pokok di studio arsitektur
Peters & Peters, 2013). di seluruh dunia. Perangkat lunak CAD, dengan
beberapa perangkat lunak pendukung lainnya
Revolusi dan Potensi Penggunaan Perangkat memungkinkan arsitek untuk membuat gambar
Digital 2D dan 3D yang presisi, mewujudkan konsep
mereka dengan akurasi yang lebih tinggi dari
Kehadiran perangkat digital membawa profesi sebelumnya (gambar 3).
arsitek mengalami kebangkitan digital dalam
beberapa tahun terakhir (Oxman & Oxman,
2014; Spiller, 2008), berkat menjamurnya
Dreamcatcher released
Digital Project released
Parametricsm coined
Grasshoper released
Rhinoceros released
SketchUp released
Gmail released
Revit released
IFC developed
2000
2006
2009
2008
2004
2004
2003
2002
2007
1990
1998
1984
1993
2010
2016
1992
1982
1995
1985
1997
1987
2017
1981
2011
2000
2020
1990
1980
2010
2D MODELING AREA
3D MODELING AREA
ML ERA
Teknologi perangkat digital terus diperbarui konsep yang digambar tangan atau opsi
dan penggunaannya diperluas ke berbagai parametrik untuk desain generatif. Peran
sektor, terutama sektor pendidikan arsitektur beberapa perangkat digital ini memfasiliasi
yang berperan sebagai media pembelajaran proses iterasi yang lebih cepat, memungkinkan
arsitektur. Lebih jauh lagi, perangkat digital terus arsitek mengeksplorasi berbagai kemungkinan
dikembangkan dan disempurnakan pada kedua desain dengan cepat dan inovatif (gambar 4).
sektor. Perangkat digital tidak lagi hanya dilihat
sebagai sistem pendukung, melainkan bagian Pada perkembangan yang lebih jauh,
dari rangkaian sistem utama yang menjembatani perangkat lunak Building Information Modeling
ranah pendidikan arsitektur dan praktik profesi (BIM) telah mengantarkan era baru desain
arsitek. Perangkat digital menjadi medium kolaboratif dan kaya data. BIM memungkinkan
pembelajaran dan praktik arsitektur yang arsitek membuat model 3D cerdas yang
digunakan untuk merubah cara memahami ruang berisi informasi rinci tentang setiap aspek
hidup manusia dan ekosistem lain di dalamnya. bangunan, mulai dari komponen struktural
hingga spesifikasi material. Hal ini tidak hanya
1. Perangkat Digital sebagai Alat Bantu meningkatkan keakuratan desain tetapi
Awal mula kehadiran perangkat digital sebagai juga menyederhanakan kolaborasi dengan
alat bantu telah merevolusi tahap awal desain berbagai profesi dan disiplin ilmu lainnya.
arsitektur mulai dari pengembangan konsep
(Oxman & Oxman, 2014). Beberapa perangkat Kehadiran teknologi perangkat digital juga
digital berperan penting untuk menghasilkan berperan penting untuk membantu visualisasi
sketsa ide secara digital, menggunakan alat desain arsitektur. Alat digital telah menjadikan
seperti perangkat tertentu untuk membuat proses pembuatan visualiasi ini lebih mudah
228 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
Gambar 4. Ekplorasi Bentuk Secara Generatif dalam Pengajaran Studio Fabrikasi Digital
diakses, namun juga menjadi lebih menarik. Pemanfaatan perangkat digital dalam bidang
Perangkat lunak rendering waktu nyata seperti arsitektur tidak berhenti pada tahap desain.
dapat mengubah model 3D menjadi gambar dan Penggunaannya diperluas ke tahap konstruksi
video fotorealistik yang menakjubkan. Produk dan pasca-konstruksi. Alat digital telah
visual ini memberi klien pratinjau proyek akhir menyederhanakan proses konstruksi dengan
yang realistis, membantu mereka membuat memungkinkan pembuatan dokumentasi
keputusan yang tepat dan lebih memahami konstruksi yang tepat langsung dari model
desain. Virtual Reality (VR), Augmented BIM. Teknologi yang dihadirkan perangkat
Reality (AR) dan Mixed Reality (MR) semakin digital ini berpotensi mengurangi kesalahan,
menambah signifikansi dalam arsitektur dengan meningkatkan efisiensi konstruksi, dan
menyempurnakan model fisik dengan overlay memastikan bahwa bangunan akhir sesuai
digital, memungkinkan arsitek menampilkan dengan tujuan desain. Selain itu, pencetakan
desain dalam konteks dunia nyata (gambar 5). 3D dan teknologi CNC (Control Numeric
Sumber: https://designwanted.com/fologram/)
230 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
untuk menjadi medium pembelajaran yang konfigurasi spasial secara dinamis dan
melampaui manfaat kehadiran ruang kelas interaktif pada proses pembelajaran. Pada
semata. Seperti diantaranya pentingnya perkembangan perangkat digital berbasis
alat digital untuk meningkatkan kreativitas, parameter mendorong untuk berpikir kritis
menyederhanakan proses desain, dan algoritmik. Desain yang rumit menjadi
pembelajaran kolaboratif dan mempersiapkan mungkin dikerjakan dengan memanipulasi
arsitek masa depan untuk memenuhi tuntutan parameter, memupuk pemahaman yang lebih
profesi. mendalam tentang prinsip-prinsip desain,
dan kemampuan untuk menghasilkan solusi
Kehadiran perangkat digital sebagai medium inovatif
pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai
alat bantu, melainkan menjadi kanvas untuk Potensi lain dari pemanfaatan perangkat digital
menuangkan kreativitas dan eksplorasi terkait dengan penyampaian konsep desain
desain. Perangkat lunak seperti Computer- secara efektif. Teknologi yang berkembang
Aided Design (CAD) dan aplikasi Building saat ini memfasilitasi proses ini dengan
Information Modeling (BIM) merubah cara memungkinkan siswa membuat visualisasi
untuk menghasilkan ide menjadi desain dan presentasi yang realistis. Perangkat
nyata dengan presisi dan efisiensi (gambar lunak rendering memungkinkan siswa
6). Oxmann (2008) bahkan mengungkapkan mengubah model 3D mereka menjadi gambar
bahwa teknologi pada perangkat digital dan animasi fotorealistik, menjembatani
memungkinkan ekperimentasi bentuk kesenjangan antara imajinasi dan kenyataan.
arsitektur tanpa batas, material, dan Integrasi Virtual Reality (VR) dan Augmented
232 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
234 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
Selanjutnya tetapkan alur kerja dan protokol menawarkan peluang aksesibilitas, interaktivitas,
standar tentang penggunaan perangkat digital di personalisasi, dan jangkauan global. Transformasi
seluruh tim proyek. Tentukan konvensi penamaan, digital telah mengubah cara kita memperoleh
struktur organisasi file, dan proses kolaborasi pengetahuan dan keterampilan. Seiring dengan
untuk memastikan konsistensi dan efisiensi. terus berkembangnya teknologi, sangatlah
penting bagi para pendidik, pengambil kebijakan,
Proses kalibrasi tidak cukup hanya dilakukan dan masyarakat secara keseluruhan untuk
pada perangkat digital yang digunakan. Kalibrasi memanfaatkan potensi dari alat-alat tersebut.
juga perlu dilakukan pada tim perancangan
yang terlibat untuk memastikan seluruh Meskipun kehadiran teknologi pada perangkat
tim cukup mumpuni dalam menggunakan digital menawarkan potensi yang sangat besar,
perangkat yang dikalibrasi. Pelatihan sumber terdapat tantangan yang perlu diperhatikan.
daya untuk meningkatkan keterampilan Salah satunya termasuk masalah kesetaraan
penggunaan perangkat dapat memaksimalkan penguasaan/keahlian penggunaan perangkat
manfaat perangkat digittal yang dikalibrasi. digital, karena tidak semua memiliki akses yang
Umpan balik dari tim dan berbagai penyesuaian sama terhadap teknologi dan perangkat digital.
dapat dilakukan untuk lebih mengoptimalkan Oleh karena itu proses kalibrasi menjadi salah
konfigurasi alat. Peninjauan secara berkala satu hal penting yang perlu dilakukan untuk
efektivitas alat yang dikalibrasi selama proyek mengoptimalkan penggunaan berbagai perangkat
berlangsung dapat bermanfaat sangat penting digital agar selaras dengan persyaratan proyek
untuk mencapai tujuan keberlanjutan proyek. dan tujuan arsitektur tertentu, sehingga efisiensi
kerja perangkat sebagai sistem kolaboratif dapat
PENUTUP tercapai dengan optimal.
Pemikiran digital telah menjadi kunci utama Seiring dengan terus berkembangnya teknologi
inovasi dan kemajuan bidang pendidikan dan digital, para arsitek harus mengembangkan
praktik arsitektur. Arsitek yang menerima kemampuan berpikir digital yang dimiliki agar
perubahan paradigma ini tidak hanya sekedar tetap menjadi yang terdepan di bidangnya.
mendesain bangunan. Arsitek bertugas untuk Dengan memanfaatkan potensi perangkat
membentuk masa depan lingkungan binaan. dan metodologi digital, arsitek tidak hanya
Pemikiran digital memungkinkan arsitek untuk merancang struktur namun juga menciptakan
mendorong batas-batas desain yang ada saat ini, ruang yang dinamis, berkelanjutan, dan visioner
mengoptimalkan keberlanjutan, meningkatkan yang menentukan bentang arsitektur masa
presisi, dan menyederhanakan proses konstruksi. depan. Di era perubahan yang cepat dan tidak
terbatas, pemikiran digital menjadi arahan utama
Penggunaan berbagai perangkat digital untuk memandu para arsitek menuju penciptaan
telah menjadi bagian tak terpisahkan dari lingkungan binaan yang lebih inovatif dan
pendidikan dan praktik arsitektur di era modern. berkelanjutan.
Kehadiran teknologi pada perangkat digital
Doyle, S. (2016). Bringing Bauhaus Back: Digital Architecture + Oxman, R., & Oxman, R. (Eds.). (2014). Theories of the digital in
Contemporary Craft. Architecture Conference Proceedings architecture. Routledge, Taylor & Francis Group.
and Presentations, 89.
Peters, B., & Peters, T. (Eds.). (2013). Inside Smartgeometry:
Hermawan, D. (n.d.). Peranan dan Penggunaan Teknologi Expanding the architectural possibilities of computational
Digital dalam Proses Disain Arsitektur. design. John Wiley & Sons Ltd.
Indraprastha, A. (2018). Indraprastha, A. (2018). Learning to Picon, A. (2010). Digital culture in architecture: An introduction
Know and Think: Computing for Architecture Course. In for the design professions. Birkhäuser.
SHS Web of Conferences (Vol. 41, p. 05001). EDP Sciences.
41, 05001. Redyantanu, B. P., Yatmo, Y. A., & Atmodiwirjo, P. (2023).
Mapping The Actual-Virtual in Architecture Exhibition.
Iwamoto, L. (2009). Digital fabrications: Architectural and Archives of Design Research, 36(2), 45–61. https://doi.
material techniques. Princeton Architectural Press. org/10.15187/adr.2023.05.36.2.45
Johanes, M., & Andri Yatmo, Y. (2018). Composing the Layer Riskiyanto, R., Andri Yatmo, Y., & Atmodiwirjo, P. (2021).
of Knowledge of Digital Technology in Architecture. SHS Reading (Hidden) Dialogue of Organic Tectonics. The Plan
Web of Conferences, 41, 05002. https://doi.org/10.1051/ Journal, 6(2). https://doi.org/10.15274/tpj.2021.06.02.5
shsconf/20184105002
Spiller, N. (2008). Digital architecture now: A global survey of
Johnston, L. (2015). Digital handmade: Craftsmanship in the emerging talent. Thames & Hudson.
new industrial revolution: 541 illustrations in color and
black and white. Thames & Hudson. Szalapaj, P. (2005). The Digital Design Process in
Contemporary Architectural Practice. In Proc. Of the 23rd
Kuskoff, E., Buchanan, C., Ablaza, C., Parsell, C., & Perales, F. eCAADe Conf. on Digital Design, 751–759.
(2023). Media representations of social housing before
and during COVID-19: The changing face of the socially
excluded. Housing Studies, 38(1), 22–43. https://doi.org/1
0.1080/02673037.2022.2135173
236 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
PERKEMBANGAN
DIGITALISASI DAN
KEBERLANJUTAN
DI BIDANG KEINSINYURAN
Suhono Harso Supangkat dan Ayu Latifah
Persatuan Insinyur Indonesia
PENDAHULUAN
Pada saat yang sama, regulasi dan undang-undang yang mengatur konstruksi,
teknologi, dan keberlanjutan juga terus berkembang untuk mencerminkan
perubahan tersebut. Undang-undang ini menjadi landasan hukum yang penting
untuk memandu praktik-praktik keinsinyuran yang berkelanjutan dan digital di
Indonesia.
238 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
peran undang-undang dalam mengatur dan lebih cerdas, efisien, dan berkelanjutan. Wabah
mendorong perkembangan ini. Pada bagian ini COVID-19 telah menjadi pendorong tambahan
akan dieksplorasi bagaimana regulasi hukum yang mempercepat perubahan ini dan mendorong
telah beradaptasi untuk mendukung transformasi untuk mengeksplorasi bagaimana undang-
digital dan upaya untuk mencapai pembangunan undang saat ini mencerminkan perubahan-
yang lebih berkelanjutan. perubahan ini serta bagaimana regulasi di masa
depan harus merespons tantangan dan peluang
Dalam konteks ini, akan diidentifikasi beberapa yang terus berkembang ini.
undang-undang kunci yang berkaitan dengan
perkembangan digitalisasi dan keberlanjutan Pengaruh Digitalisasi Terhadap Proses Insinyur
di industri konstruksi, dan bagaimana undang-
undang tersebut memengaruhi praktik- Digitalisasi telah membawa dampak yang
praktik keinsinyuran. Selain itu, kami juga akan signifikan pada cara insinyur bekerja dan
membahas tantangan dan peluang yang terkait berkolaborasi dalam industri konstruksi.
dengan implementasi undang-undang ini serta Berikut adalah beberapa aspek penting tentang
dampaknya pada industri konstruksi secara bagaimana digitalisasi mempengaruhi proses
keseluruhan. insinyur:
Selama beberapa tahun terakhir, wabah 1. Building Information Modeling (BIM) (Zhang et
COVID-19 telah menjadi faktor penting yang al., 2015)
mendorong percepatan digitalisasi di berbagai
Building Information Modeling (BIM) adalah
sektor, termasuk konstruksi. Pembatasan fisik,
salah satu inovasi terbesar dalam industri
lockdown, dan perubahan dalam cara kerja telah
konstruksi. Dengan BIM, insinyur dapat
mendorong industri konstruksi untuk mencari
membuat model digital yang akurat dari
solusi digital yang memungkinkan pekerjaan
bangunan atau proyek konstruksi. Model ini
dilakukan secara efisien tanpa harus bertatap
mencakup semua informasi yang diperlukan
muka. Ini telah mempercepat penerimaan
tentang struktur, material, sistem mekanis,
teknologi digital dalam industri, termasuk
dan lainnya. Keuntungan utama BIM adalah:
penggunaan BIM untuk kolaborasi jarak jauh,
penggunaan perangkat lunak manajemen proyek a. Efisiensi Desain dan Perencanaan:
berbasis cloud, dan implementasi teknologi Digital BIM memungkinkan insinyur untuk
Twin untuk pemantauan jarak jauh. menciptakan model digital yang
komprehensif dari proyek konstruksi. Ini
Dengan pemahaman mendalam tentang memudahkan dalam perencanaan yang
undang-undang yang mengatur perkembangan lebih baik, pengidentifikasian konflik
digitalisasi dan keberlanjutan, insinyur, profesional desain yang mungkin, dan pengoptimalan
konstruksi, dan pemangku kepentingan lainnya struktur sebelum konstruksi fisik dimulai.
dapat berperan aktif dalam memandu industri
konstruksi Indonesia menuju masa depan yang b. Manajemen Proyek yang Lebih Baik:
Dengan BIM, insinyur dapat melakukan
Sumber: BIM to Digital Twins: Smart Construction in the AEC Industry, n.d.
240 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
Fire Security
Connected
Virtual Security
Service
Ops Center
Space Location
Utilization Operational
Services
Health
Automated Lighting
Workflows
CMMS AV/Digital
Asset Mgmt Signage
242 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
Selain itu, digitalisasi memungkinkan berbagi informasi proyek yang sensitif. Secara
desain dan model proyek dengan lebih mudah keseluruhan, digitalisasi telah menciptakan
melalui Building Information Modeling (BIM), lingkungan kerja yang lebih efisien, produktif, dan
Digital Twin dan sistem manajemen dokumen terhubung di bidang keinsinyuran konstruksi.
secara online. Insinyur dapat berkolaborasi
pada model digital yang komprehensif, 4. Peningkatan Efisiensi
mengidentifikasi konflik desain, dan membuat Digitalisasi dalam bidang keinsinyuran
perubahan sebelum konstruksi dimulai. konstruksi telah memberikan dampak
Analisis data yang mendalam juga menjadi positif yang signifikan pada peningkatan
mungkin, memungkinkan insinyur menggali efisiensi. Melalui pemantauan real-time, tim
wawasan dari data proyek untuk pengambilan insinyur dapat mengawasi proyek secara
keputusan yang lebih baik. akurat dan mengambil tindakan segera jika
terjadi masalah, menghindari penundaan
Pentingnya kolaborasi antar disiplin ilmu dan biaya tambahan yang tidak perlu.
juga dapat ditingkatkan melalui digitalisasi. Manajemen sumber daya seperti tenaga kerja,
Insinyur dapat bekerja sama dengan arsitek, material, dan peralatan menjadi lebih efisien
ahli lingkungan, dan kontraktor dengan lebih dengan bantuan teknologi, memungkinkan
efektif, menciptakan desain yang lebih holistik. pengoptimalan penggunaan sumber daya dan
Keamanan data dan pengelolaan akses yang meningkatkan produktivitas.
lebih baik juga menjadi fokus, melindungi
DIGITIZATION EFFIENCY
BIODIVERSITY COMPETITIVENESS
ALTERNATIVE POSITIVE USER
MOBILITY CONCEPTS EXPERIENCE
DURABLE INNOVATIVE CAPABILITY
ECONOMY
PRODUCTS QUALITY
BUSINESS
ALTERNATIVE SUSTAINABILITY
NUTRITIONAL CONCEPTS CUSTOMER LOYALTY
RENEWABLE
ENERGIES
ALTERNATIVE EDUCATION
URBAN CONCEPTS ECOLOGY SOCIETY HUMAN RIGHTS
ENVIRONMENT GENERAL EQUAL OPPORTUNITIES
PUBLIC HEALTH PROTECTION
INCLUSION
ETHICAL USE OF
TECHNOLOGIES
DATA & PRIVACY
PROTECTION
244 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
untuk perbaikan dan penggantian yang sering, Kota Pintar, Standar Kota Pintar, dan Kanvas
mengurangi limbah. Layanan Kota Pintar.
246 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
proyek konstruksi. Meskipun tantangan seperti Deng, M., Menassa, C., in, V. K.-J. of I. T., & 2021, undefined.
(n.d.). From BIM to digital twins: A systematic review of the
analisis data yang besar telah muncul, Digital Twin evolution of intelligent building representations in the AEC-
memberikan pemahaman yang lebih mendalam FM industry. Itcon.Org. Retrieved September 17, 2023,
tentang sistem dan fasilitas, yang berkontribusi from https://itcon.org/papers/2021_05-ITcon-Deng.pdf
pada pengambilan keputusan yang lebih baik dan Hosamo, H., Imran, A., … J. C.-C.-A. in C., & 2022, undefined.
pemeliharaan yang proaktif. Dengan demikian, (n.d.). A review of the digital twin technology in the AEC-FM
industry. Hindawi.Com. Retrieved September 17, 2023, from
penggunaan Digital Twin di bidang keinsinyuran
https://www.hindawi.com/journals/ace/ 2022/2185170/
konstruksi berpotensi membawa manfaat besar
dalam mencapai proyek yang lebih cerdas, lebih Optimize With Digital Twin Technology. (n.d.). Retrieved
September 17, 2023, from https://facilityexecutive.com/
efisien, dan lebih berkelanjutan.
optimize-with-digital-twin-technology/
DAFTAR PUSTAKA Tay, K. C. K. C., Supangkat, S. H., Cornelius, G., & Arman, A. A.
(2018). The SMART Initiative and the Garuda Smart City
BIM to Digital Twins: Smart Construction in the AEC Industry. Framework for the Development of Smart Cities. Proceeding
(n.d.). Retrieved September 17, 2023, from https://www. - 2018 International Conference on ICT for Smart Society:
indovance.com/knowledge-center/bim-to-digital-twins- Innovation Toward Smart Society and Society 5.0, ICISS
evolving-towards-smart-construction-in-the-aec- 2018. https://doi.org/10.1109/ICTSS.2018.8549961
industry/
UID | Why digitalization needs sustainability. (n.d.). Retrieved
Bosch-Sijtsema, P., Claeson-Jonsson, C., Johansson, M., & September 17, 2023, from https://www.uid.com/en/news/
Roupe, M. (2021). The hype factor of digital technologies in sustainable-digitalization
AEC. Construction Innovation, 21(4), 899–916. https://doi.
org/10.1108/CI-01-2020-0002/FULL/ Zhang, J., Seet, B. C., & Lie, T. T. (2015). Building information
modelling for smart built environments. Buildings, 5(1),
100–115. https://doi.org/10.3390/buildings5010100
DIGITALISASI
REGISTRASI ASEAN
CHARTERED
PROFESSIONAL
ENGINEER (ACPE)
DALAM RANGKA MENDORONG MOBILITAS
LINTAS BATAS NEGARA INSINYUR PROFESIONAL
Mochammad Natsir
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
PENDAHULUAN
248 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
sukarela). Adapun prinsip dasar yang diterapkan yang telah disepakati. Sedangkan untuk
dalam perundingan WTO meliputi: 1) demokratis kesepakatan perundingan plurilateral WTO,
dan transparan; 2) tidak mendikte negara anggota; seperti pengadaan barang/jasa pemerintah
dan 3) keputusan diambil melalui konsensus (government procurement), hingga saat ini
seluruh negara anggota dan bersifat mengikat. Indonesia belum menjadi signatory. Dengan
demikian, Indonesia masih memiliki kebebasan
Secara khusus, GATS bertujuan untuk: 1) dalam mengaturnya.
membentuk sistem peraturan perdagangan
jasa interbasional yang dapat dijadikan sebagai Liberalisasi perdagangan jasa di WTO meliputi
rujukan oleh seluruh negara anggota; 2) menjamin 12 (duabelas) klasifikasi sektor jasa, yaitu jasa: 1)
adanya perlakuan yang sama dan adil kepada bisnis; 2) komunikasi; 3) konstruksi; 4) distribusi;
seluruh negara anggota (non-diskriminatif); 5) pendidikan; 6) lingkungan; 7) keuangan; 8)
3) menggairahkan kegiatan ekonomi melalui kesehatan; 9) rekreasi, budaya dan olah raga;
berbagai kebijakan yang konsisten; dan 4) 10) pariwisata; 11) transportasi; dan 12) jasa-
memperkenalkan pengembangan arus bisnis jasa lainnya (Gambar 1.). Sektor jasa yang terkait
melalui liberalisasi perdagangan yang progresif. dengan konstruksi adalah Jasa Bisnis (Business
Services) yang di Indonesia kita kenal sebagai jasa
Kesepakatan perundingan multilateral WTO konsultansi dan Jasa Konstruksi (Construction
yang telah ditandatagani oleh seluruh anggota Services) yang di Indonesia dikenal dengan Jasa
(termasuk GATS di mana Indonesia menjadi Pekerjaan Konstruksi.
signatory), bersifat mengikat (binding), artinya
harus menjadi acuan bagi pengaturan domestik Untuk memfaslitasi pelaksaan perundingan
(domestic regulations) yang diterbitkan perdagangan jasa, baik di WTO, ASEAN maupun
setelahnya, sehingga tidak boleh ada pengaturan di fora regional dan bilateral, digunakan
perdagangan jasa yang lebih ketat dari komitmen klasifikasi jasa yang sama, yaitu Central Product
250 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
Classification (CPC) versi Provisional W/120 yang Adapun layanan jasa yang termasuk dalam
diterbitkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) kategori Mode 3: Commercial Presence adalah:
pada bulan Juli 1991. Adapun CPC yang terkait 1) Joint Venture (JV)/badan usaha patungan/
dengan Jasa Konstruksi meliputi: 1) Sektor Jasa perseroan terbatas penanaman modal asing (PT
Bisnis, mencakup jasa: CPC 8671 (Architectural), PMA) dengan badan usaha jasa lokal; dan 2) Joint
8672 (Engineering), 8673 (Integrated Operation/Kerja Sama Operasi dengan badan
Engineering), 86741 (Urban Planning), 86742 usaha jasa lokal didahului dengan pembetukan
(Landscape Architectural), 8675 (Engineering kantor perwakilan badan usaha asing. Badan
Related Scientific), dan 8676 (Technical Testing usaha JV (PT PMA) akan diperlakukan sebagai
and Analysis); serta (ii) Sektor Jasa Konstruksi, badan usaha nasional, sedangkan kantor
mencakup jasa: CPC 511 (Pre-erection Work at perwakilan asing akan diperlakukan sebagai
Construction Sites), 512 (Construction Work badan usaha jasa asing.
for Buildings), 513 (Construction Work for
Engineering), 514 (Assembly and Erection of ASEAN Economic Community
Prefabricated Construction), 515 (Special Trade
of Construction Works), 516 (Installation Works), Pada tanggal 15 Desember 1997, para
517 (Building Completion and Finishing Works), Kepala Negara/Pemerintahan Association of
and 518 (Ranting Services Related to Equipment Southeast Asian Nations (ASEAN) di Kuala
for Construction or Demolition). Lumpur menetapkan Visi ASEAN 2020,
yaitu mengembangkan suatu kawasan yang
Perdagangan jasa internasional dilakukan melalui terintegrasi dengan membentuk suatu komunitas
4 (empat) modalitas (Mode) sebagai berikut: Mode negara-negara Asia Tenggara yang terbuka,
1: Cross Border Supply (Layanan jasa lintas batas damai, stabil dan sejahtera, saling peduli, dan
negara di mana penyedia jasa dan pengguna diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis
jasa tetap di negara masing-masing, misalnya di Tahun 2020. Selanjutnya, dalam Konferensi
layanan jasa melaui online); Mode 2: Consumption Tingkat Tinggi (KTT) ke-9 Tahun 2003, para
Abroad (Pengguna jasa melintasi batas negara Kepala Negara/Pemerintahan mengesahkan
mendatangi penyedia jasa untuk mendapatkan Bali Concord II yang menyepakati pembentukan
layanan jasa, misalnya pembangunan kantor Komunitas ASEAN (ASEAN Community) yang
kedutaan besar asing yang dilaksanakan oleh terdiri atas 3 (tiga) pilar, yaitu Komunitas Politik-
penyedia Jasa Konstruksi setempat); Mode 3: Keamanan ASEAN (ASEAN Political-Security
Commercial Presence (Kehadiran penyedia jasa Community/APSC); Komunitas Ekonomi
asing melakukan layanan Jasa Konstruksi di ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC)
negara pengguna jasa, misalnya kehadiran badan dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN (ASEAN
usaha Jasa Konstruksi asing/BUJKA melakukan Socio-Cultural Community/ASCC).
layanan Jasa Konstruksi di Indonesia); dan Mode
4: Movement of Natural Persons/MNP (Kehadiran Seiring dengan upaya mewujudkan Komunitas
tenaga kerja konstruksi asing melaksanakan ASEAN, pada KTT ASEAN ke 13 bulan November
layanan Jasa Konstruksi di Indonesia). 2007 di Singapura telah ditandatangani Piagam
252 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
Komitmen Indonesia untuk sektor terkait Sesuai dengan Article 3 Dokumen MRA on
konstruksi selengkapnya ditunjukkan pada Engineering Services, persyaratan kualifikasi
Gambar 2, 3, dan 4). pokok untuk registrasi ACPE meliputi: 1) memiliki
gelar sarjana teknik (S1) dari program studi dan
ASEAN MUTUAL RECOGNITION perguruan tinggi keteknikan yang terakreditasi
ARRANGEMENT ON ENGINEERING SERVICES oleh badan akreditasi yang berwenang; 2) memiliki
sertifikat/registrasi untuk berpraktik sebagai
Dalam rangka memfaslitasi mobilitas profesional insinyur yang diterbitkan oleh Professional
(Mode 4), ASEAN telah menyepakati Mutual Regulatory Authority (PRA) yang berwenang di
Recognition Arrangement (MRA) on Engineering Negara asal (sementara ini, di Indonesia dapat
Services (CPC 8672) pada tanggal 5 Desember dalam bentuk sertifikat kompetensi kerja/SKA
2005. Secara garis besar, MRA on Engineering dari LPJK, sertifikat kompetensi kerja dari LSP-
Services mengatur persyaratan, kelembagaan BNSP, atau sertifikat kompetensi insinyur/surat
dan mekanisme registrasi ASEAN Chartered tanda registrasi insinyur dari PII); 3) memiliki
Professional Engineer (ACPE) dan Registered pengalaman praktik profesional sesuai bidang
Foreign Professional Engineer (RFPE). keahliannya tidak kurang dari 7 (tujuh) tahun
setelah kelulusan dari perguruan tinggi dan 2
(dua) tahun diantaranya merupakan pengalaman
254 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
2,726
1,507
847
625
342 237 328
32 106 17
ar
a
ia
ia
s
R
re
nd
am
D
ne
di
PD
es
ys
nm
po
ila
ei
bo
n
pi
on
ala
et
un
ga
a
so
ya
ilip
m
Th
Vi
d
n
Br
M
Ca
La
M
In
Ph
Si
400
151
200
90 94 96 110
0 21
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
256 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
Sejak di mulai pada Tahun 2008, implementasi Untuk menyelenggarakan layanan jasa di negara
registrasi ACPE berjalan cukup baik. Hal ini dapat tujuan (Host Country), seorang ACPE yang telah
ditunjukkan pada Gambar 7., bahwa sampai diregistrasi di negara asal (Country of Origin)
dengan Bulan Mei 2023, telah diregistrasi harus diregistrasi sebagai Registered Foreign
sebanyak 6.767 ACPE, 1.507 ACPE diantaranya Professional Engineer (RFPE) di negara tujuan oleh
dari Indonesia dan 2.726 ACPE dari Malaysia. Professional Regulatory Authority (PRA) negara
Sampai dengan tanggal 20 November 2020, tujuan. Sesuai dengan peraturan perundang-
jumlah ACPE Indonesia (1.192 orang) lebih undangan yang berlaku, yang dapat bertindak
banyak dari ACPE Malaysia (921 orang). Namun sebagai PRA untuk melakukan registrasi RFPE
sejak tanggal 21 Juni 2021, jumlah ACPE di Indonesia adalah Badan Nasional Sertifikasi
Malaysia (1.578 orang) mengungguli jumlah ACPE Profesi/BNSP (UU Ketenagakerjaan Nomor 13
Indonesia (1.230 orang). Sejak saat itu, jumlah Tahun 2003), Persatuan Insinyur Indonesia/
ACPE Malaysia lebih banyak dari jumlah ACPE PII (UU Keinsinyuran Tahun 2014) dan Lembaga
Indonesia. Pengembangan Jasa Konstruksi/LPKJ (UU Jasa
Konstruksi Tahun 2017). Untuk dapat diregistrasi
Gambar 7. juga menunjukkan riwayat sebagai RFPE, seorang ACPE dari negara asal
pertambahan registrasi ACPE Indonesia harus berkolaborasi dengan seorang Insinyur
Profesional dari negara tujuan yang memiliki mobilitas lintas batas Insinyur Profesional melalui
sertifikat kompetensi kerja sebagai insinyur. skema non-MRA. Beberapa aspek yang sejauh
Sampai dengan tanggal 16 Mei 2023 tercatatat ini dipandang sebagai penyebab hal tersebut
sebanyak 34 RFPE dari seluruh negara ASEAN, diantaranya adalah: 1) kurangnya dukungan
1 RFPE diantaranya berasal dari Indonesia yang Pemerintah negara-negara ASEAN untuk lebih
saat ini bekerja di Malaysia (49th ACPECC, membuka pasar Jasa Keinsinyuran domestik
2023). Alur proses registrasi ACPE menjadi RFPE mereka bagi Insinyur Profesional negara lain,
selengkapnya ditunjukkan pada Gambar 8. 2) informasi tentang pasar layanan Jasa
Keinsinyuran yang potensial di negara-negara
Mobilitas ACPE Lintas Batas Negara ASEAN masih terbatas, 3) pengaturan akses
pasar dalam “Komitmen Horisontal” yang masih
Meskipun jumlah ACPE yang telah teregistrasi mengharuskan mobilitas Insinyur Profesional
cukup banyak (6.767 orang), namun jumlah melalui skema Intra-Corporate-Transfer (ITC)
RFPE yang telah teregistrasi masih sangat di mana Insinyur Profesional hanya dapat
terbatas (27 orang). Hal ini menunjukkan, bahwa melakukan layanan jasa lintas batas negara
mobilitas lintas batas negara yang dilakukan oleh melalui badan usaha yang telah mendapat proyek
Insinyur Profesional melalui skema MRA masih di negara tujuan (Mode 4 mengikuti Mode 3), 4)
rendah, meskipun dapat diketahui banyaknya pengaturan tentang perpajakan dan keimigrasian
258 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
N-3 SEKRETARIAT
Recomendation Kompilasi daftar
rekomendasi
Registrasi
Pengiriman
rekomendasi
Confirm
SEKRETARIAT N-4
Pengesahan Conferment &
Sidang Komite Certification
Rilis hasil
sidang (Report)
Nomor
FINISH registrasi Confirm
Asean Chartered
Professional Engineer (ACPE)
di negara tujuan, 5) kurangnya pemahaman dan Adapun manfaat registrasi secara online
apresiasi pengguna jasa terhadap sertifikat diantaranya adalah:
ACPE, serta 6) kurangnya ketertarikan/keinginan
Insinyur Profesional untuk melakukan layanan 1. Meningkatkan transparansi dan obyektifitas
jasa lintas batas negara. registrasi ACPE, sehingga akan dapat
meningkatkan pemahaman dan apresiasi
Digitalisasi Registrasi Asean Chartered pengguna jasa terhadap sertifikat ACPE;
Professional Engineer
2. memperluas jangkauan dan mempermudah
Sejak bulan Juni 2021 registrasi ACPE bagi pemohon (Insinyur Profesional Indonesia),
diselenggarakan secara online melalui website khususnya yang berasal dari luar Jakarta/luar
http://www.imc.or.id/imc-eng/registration. Pulau Jawa;
MENU
memilih link REGISTRATION
Engineering Services ACPE REGISTER
STATISTIC
GALLERY
GRATIS CONTACT US
260 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
3. mengefisiensikan waktu dan biaya bagi Keinsinyuran lainnya. Forum ini dimaksudkan
Pemohon yang mengajukan permohonan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi
registrasi ACPE; hambatan yang menyebabkan masih rendahnya
mobilitas lintas batas negara Insinyur Profesional
4. mengefisiensikan waktu dan biaya bagi
yang dilakukan melalui skema MRA sebagaimana
IMCE yang melakukan penilaian terhadap
diindikasikan pada butir E. diatas. Adapun tujuan
kesesuaian kriteria ACPE;
penyelenggaraan ACPE Forum diantaranya
5. memperpendek alur proses registrasi antara adalah: 1) mempromosikan mobilitas Insinyur
Pemohon, Admin Sekretariat, dan IMCE ASEAN di pasar Jasa Keinsinyuran ASEAN,
dengan aplikasi berbasis data informasi dan dengan mempertimbangkan kepentingan
teknologi; dan pemegang registrasi ACPE dalam hal pengakuan
kompetensi, registrasi profesional asing, dan
6. mengakurasikan penyusunan/updating akses pasar ke seluruh negara ASEAN, 2)
database ACPE Indonesia bagi Sekretariat membangun jaringan bisnis yang potensial bagi
IMCE. seluruh pemegang ACPE dalam keterbukaan
peluang bisnis di industri sektor Jasa Keinsinyuran
Memperhatikan manfaat-manfaat tersebut di di berbagai Negara ASEAN, dan tentunya akan
atas, diharapkan digitalisasi registrasi ACPE akan dapat memperluas minat dan keterlibatan satu
dapat mendorong peningkatan mobilitas lintas sama lain, dan 3) membagi pengalaman bisnis
batas negara Insinyur Profesional melalui skema dan profesional untuk membuka wawasan
MRA. dalam mencari peluang mobilitas lintas batas
dan mengembangkan kapasitas kompetensi dan
Adapun diagram dan fitur-fitur yang tersedia daya saingnya.
pada aplikasi registrasi ACPE secara online
adalah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar ACPE Forum akan diselenggarakan pada tanggal
8., 9., dan 10. 2 November 2023 bertempat di Lantai 6 Gedung
Pusat Niaga, JIExpo, Kemayoran, Jakarta sebagai
ACPE Forum bagian dari Agenda Konstruksi Indonesia 2023.
Informasi selengkapnya ditumjukkan pada
ACPE Forum dirancang untuk mempertemukan Gambar 11.
para ACPE dengan instansi pemerintah/ lembaga
terkait bidang rekayasa, para Insinyur Profesional PENUTUP
ASEAN non-ACPE, badan usaha Jasa Konstruksi
dan industri, akademisi dan mahasiswa program Perdagangan antar negara adalah sebuah
studi keteknikan, serta Monitoring Committee keniscayaan yang tidak bisa dihindari oleh suatu
on Engineering Services dari negara-negara negara dalam memenuhi kebutuhan ekonominya,
ASEAN dalam suatu forum komunikasi untuk karena pada dasarnya tidak ada satu negara pun
berbagi wawasan dan pengalaman, serta yang dapat memenuhi kebutuhannya dari sumber
memperkuat jejaring profesional di antara daya yang dimilikinya sendiri. Agar perdagangan
ACPE dan pemangku kepentingan sektor Jasa
262 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
PENDAHULUAN
264 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
sebagai wakil Pemerintah Pusat di daerah memiliki melakukan pembayaran hasil layanan Jasa
kewenangan menyelenggarakan pengawasan Konstruksi, termasuk di dalamnya jaminan
Kontrak Kerja Konstruksi. atas pembayaran
e. Penggunaan Tenaga Kerja Konstruksi, m. Pelindungan terhadap pihak ketiga selain para
memuat kewajiban mempekerjakan tenaga pihak dan pekerja, memuat kewajiban para
kerja konstruksi bersertifikat; pihak dalam hal terjadi suatu peristiwa yang
menimbulkan kerugian atau menyebabkan
f. Cara Pembayaran, memuat ketentuan kecelakaan dan/atau kematian;
tentang kewajiban Pengguna Jasa dalam
a. Kesepakatan para pihak tentang pemberian Kemudian, ketentuan mengenai uraian minimal
insentif; yang harus tercantum dalam Kontrak Kerja
Konstruksi berlaku juga dalam hal Kontrak Kerja
b. Untuk layanan jasa perencanaan, Kontrak Konstruksi dilakukan antara Penyedia Jasa
Kerja Konstruksi harus memuat ketentuan dengan Subpenyedia Jasa. Selain itu, oleh karena
tentang hak kekayaan intelektual; Kontrak Kerja Konstruksi mengatur kewajiban
para pihak yaitu Pengguna Jasa dan Penyedia
c. Untuk kegiatan pelaksanaan layanan Jasa Jasa, maka salah satu kewajiban utama para
Konstruksi, dapat memuat ketentuan tentang pihak dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi
subpenyedia Jasa serta pemasok bahan, yaitu:
266 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
Penyedia Jasa dan/atau Subpenyedia Jasa Pengguna Jasa bertanggung jawab atas
wajib menyerahkan hasil pekerjaannya biaya Jasa Konstruksi sesuai dengan
secara tepat biaya, tepat mutu, dan tepat kesepakatan dalam Kontrak Kerja
waktu sebagaimana tercantum dalam Konstruksi.
Kontrak Kerja Konstruksi.
Penyedia Jasa dan/atau Subpenyedia Jasa Pengguna Jasa yang tidak menjamin
yang tidak menyerahkan hasil pekerjaannya ketersediaan biaya dan tidak melaksanakan
secara tepat biaya, tepat mutu, dan/atau pembayaran atas penyerahan hasil
tepat waktu dapat dikenai ganti kerugian pekerjaan Penyedia Jasa secara tepat
sesuai dengan kesepakatan dalam Kontrak jumlah dan tepat waktu dapat dikenai ganti
Kerja Konstruksi kerugian sesuai dengan kesepakatan dalam
Kontrak Kerja Konstruksi
Berkembangnya zaman dan teknologi serta Kebendaan, Buku III tentang Perikatan, dan Buku
dengan adanya revolusi industri 4.0 membuat IV tentang Pembuktian dan Daluwarsa. Mengingat
penyelenggaraan Jasa Konstruksi khususnya KUHPerdata berasal dari zaman pemerintahan
dalam pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Belanda dan merupakan warisan dari Peraturan
menjadi ke arah proses penggunaan sistem Peralihan Undang-undang Dasar Sementara,
digital. Akan tetapi, digitalisasi tersebut perlu maka KUHPerdata ini dilengkapi dengan daftar
dikaji lebih lanjut mengenai aspek hukum dan persoalan menurut abjad untuk memudahkan
bagaimana proses digitalisasi dapat mendukung istilah-istilah hukum yang asing.
keberlanjutan sektor konstruksi jangka panjang.
Kontrak Kerja Konstruksi secara prinsip harus
PEMBAHASAN memenuhi 3 (tiga) ketentuan dalam KUHPerdata
yaitu:
Aspek Hukum
Kontrak Kerja Konstruksi secara prinsip harus a. Pasal 1313 KUHPerdata:
memenuhi ketentuan dalam Kitab Undang- Pasal ini mengatur mengenai Definisi
Undang Hukum Perdata yang sering disebut Perjanjian di mana suatu perjanjian adalah
KUHPerdata. KUHPerdata yang memuat 1993 suatu perbuatan di mana satu orang atau lebih
pasal ini merupakan seperangkat peraturan mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau
hukum perdata yang terbagi atas empat buku, lebih.
yaitu Buku I tentang Orang, Buku II tentang
1) Kesepakatan mereka yang mengikatkan 2) Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali
dirinya; selain dengan kesepakatan kedua belah
pihak, atau karena alasan-alasan yang
2) Kecakapan untuk membuat suatu ditentukan oleh undang-undang.
perikatan;
3) Suatu perjanjian harus dilaksanakan
3) Suatu pokok persoalan tertentu; dengan itikad baik.
4) Suatu sebab yang tidak terlarang.
Kontrak Kerja Konstruksi yang merupakan salah
satu bentuk perjanjian tentunya memiliki Subjek
c. Pasal 1338 KUHPerdata
Hukum dan Objek Hukum tertentu. Subjek Hukum
Pasal ini mengatur mengenai Asas Kebebasan
yaitu para pihak (Pihak Pertama dan Pihak Kedua)
Berkontrak di mana:
yang melaksanakan Kontrak Kerja Konstruksi
dapat digambarkan sebagai berikut:
Swasta PA/KPA/PPK
Sumber Dana: Sumber Dana:
Non APBD/APBD APBN/APBD Sub Penyedia Rantai Pasok
268 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
6) target cost.
Berdasarkan tahapan tersebut di atas, maka para selanjutnya difasilitasi dengan jaringan internet
pihak melaksanakan pengendalian kontrak yang atau jaringan global.
berupa pengendalian lingkup, biaya, mutu, dan
waktu sesuai ketentuan yang tercantum dalam Beberapa program transformasi digital yang telah
masing-masing Kontrak Kerja Konstruksi sesuai dijalankan pemerintah sebagai berikut:
dengan paket pekerjaan konstruksi yang sedang
dilaksanakan. Oleh sebab itu, perlu adanya a. Building Information Modelling (BIM)
proses digitalisasi yang dapat membantu para
pihak dalam melakukan pengendalian kontraknya BIM adalah metode digital untuk merancang,
masing-masing. membangun, dan mengelola proyek
konstruksi. Dalam BIM, semua informasi
Digitalisasi Kontrak terkait proyek, termasuk desain, struktur,
material, dan jadwal, disimpan dalam model tiga
Perkembangan teknologi membuat kontrak dimensi yang terintegrasi. Ini memungkinkan
kerja konstruksi diharapkan menuju ke proses kolaborasi yang lebih baik antara berbagai
digital sehingga menimbulkan penerapan kontrak pemangku kepentingan, termasuk arsitek,
elektronik sebagai bentuk transformasi digital. insinyur, kontraktor, dan pemilik proyek.
Secara umum kontrak elektronik diartikan sebagai
270 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
d. Upload Kerangka Acuan Kerja (KAK); Dalam fitur E-Kontrak ini maka PPK diwajibkan
mengisi lengkap data dengan mengupload Surat
e. Input Form Surat Penunjukan Penyedia Perjanjian, SSKK, SPP, dan Pembayaran. Saat
Barang/Jasa (SPPBJ); melakukan pencatatan E-Kontrak tersebut, PPK
dapat mengisi dan/atau memperbaiki kodifikasi
f. Cetak SPPBJ; barang/jasa untuk item pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
g. Input dan Surat Perjanjian;
Di samping itu, khusus lingkungan Kementerian
h. Input dan Cetak Surat Perintah Kerja; PUPR terdapat aplikasi SIKOMPAK yang
dikembangkan dengan tujuan sebagai berikut:
i. Input dan Cetak Surat Pesanan (Barang);
a. Mendapatkan informasi sumber daya
j. Input dan Cetak Surat Perintah Mulai Kerja konstruksi yang akuntabel dan menghindari
(SPMK) untuk pengadaan selain Pengadaan duplikasi;
Barang;
b. Mendapatkan informasi waktu penyiapan
k. Upload Dokumen Lainnya; kontrak, tanda tangan kontrak, dan addendum
kontrak;
272 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
274 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
diselenggarakan oleh LKPP dan aplikasi – Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
SIKOMPAK yang dikembangkan oleh Kementerian
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
PUPR. Diharapkan penerapan E-Kontrak dan Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan
SIKOMPAK tersebut menjadi bukti nyata bahwa Konstruksi Berkelanjutan
DAFTAR PUSTAKA
PERAN PEJABAT
FUNGSIONAL PEMBINA
JASA KONSTRUKSI
DALAM ERA DIGITALISASI
KONSTRUKSI
Wahyu Triwidodo, Teni Agustina Rahyadi
dan Stevanus Susilo
Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi
PENDAHULUAN
276 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
dan meningkatkan efisiensi distribusi barang. TUGAS DAN FUNGSI PEMBINA JASA
Pemerintah juga telah membangun berbagai KONSTRUKSI
pembangkit listrik baru yang ramah lingkungan, Transformasi Jabatan Fungsional
seperti pembangkit listrik tenaga surya dan
pembangkit listrik tenaga angin, sehingga mampu Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan
menyediakan listrik yang cukup bagi masyarakat Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Indonesia. Dengan berbagai program dan inisiatif Manajemen Pegawai Negeri Sipil dan peraturan
ini, sektor infrastruktur di Indonesia terus perubahannya, jabatan fungsional merupakan
mengalami perkembangan dan kemajuan yang jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan
signifikan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan
perekonomian Indonesia serta kenyamanan dan pada keahlian dan keterampilan tertentu.
kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan tugas pejabat fungsional didasarkan
pada tugas dan fungsi serta ruang lingkup
Tentu hal ini tidak lepas dari peran SDM Aparatur organisasi, selain itu pejabat fungsional juga
Sipil Negara, khususnya pada sektor jasa memiliki kedudukan di bawah dan bertanggung
konstruksi, dimana SDM Pejabat Fungsional jawab secara langsung kepada pejabat pimpinan
Pembina Jasa Konstruksi memiliki peran yang tinggi pratama, pejabat administrator, atau
krusial. Dalam sektor jasa konstruksi, SDM pejabat pengawas yang memiliki keterkaitan
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi dengan pelaksanaan tugasnya.
memiliki kontribusi yang sangat penting dalam
memastikan penyelenggaraan konstruksi Sejalan dengan dinamika dan perubahan yang
berjalan sesuai dengan tertib penyelenggaraan terus terjadi, pengelolaan dan pembinaan
dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. terhadap jabatan fungsional perlu dilakukan
Dengan memiliki SDM Pejabat Fungsional terutama dalam mendukung pencapaian
Pembina Jasa Konstruksi yang handal, proyek tujuan organisasi. Pejabat fungsional, meskipun
konstruksi dapat dilaksanakan dengan efisien, didasarkan kepada keahlian yang spesifik,
aman, dan berkualitas tinggi, sehingga dapat dituntut untuk dapat melaksanakan tugas di luar
tercapai kualitas konstruksi yang diinginkan dan bidangnya apabila diperlukan oleh organisasinya,
mendukung percepatan akselerasi pertumbuhan oleh karena itu timbul semangat untuk melakukan
ekonomi. transformasi jabatan fungsional dan saat ini telah
dilakukan di instansi pemerintah.
Tulisan ini untuk memberikan penguatan sudut
pandang dalam transformasi jabatan fungsional Transformasi jabatan fungsional dapat dipahami
yang diimplementasikan pada tugas dan fungsi sebagai perubahan mendasar dalam struktur dan
Jabatan Fungsional Pembina Jasa Konstruksi tugas-tugas jabatan fungsional yang bertujuan
dengan peningkatan peran serta partisipasi untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi
dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia organisasi melalui peningkatan kinerja dan
khususnya pada sektor jasa kontruksi. produktivitas kerja dari Pejabat Fungsional sesuai
dengan ekpektasi organisasi. Transformasi ini
278 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi 14) tertib penyelenggaraan Jasa Konstruksi, 15)
dapat lebih fleksibel dalam menerima tugas dan pengembangan ke-Profesional-an Berkelanjutan
melaksanakan tugas dari atasan untuk memilih (PKB), Continuing Professional Development
dari ke-enam poin tersebut yang lebih sesuai (CPD), 16) teknologi dan penggunaan produk
dalam melaksanakan tugas dan berkontribusi dalam negeri bidang Jasa Konstruksi. 17)
bagi unit kerjanya. pemberian konsultasi/coaching/ mentoring/
fasilitasi pelaksanaan Jasa Konstruksi, 18)
Lalu, bagaimana contoh kontribusi kinerja Pejabat penyebarluasan informasi/publikasi produk
Fungsional dalam skala besar? Khususnya dalam Pembinaan Jasa Konstruksi, 19) pengembangan
proyek IKN, dukungan pembina jasa konstruksi peran serta kelembagaan masyarakat jasa
sangat penting untuk menjamin kelancaran dan konstruksi, 20) training of trainer bidang jasa
keberhasilan proyek. Pembina jasa konstruksi kontruksi, 21) penyiapan/penyusunan materi jasa
dapat membantu dalam perencanaan, pengadaan konstruksi, 23) pemantauan dan pengendalian
material, pengawasan pelaksanaan, serta mutu pelaksanaan Pembinaan Jasa Konstruksi,
pengendalian kualitas pekerjaan sebagaimana 24) pelaksanaan pemaparan/pemberian arahan
penugasan yang diterima. Dengan adanya tentang jasa konstruksi, 25) pelaksanaan
dukungan ini, diharapkan proyek IKN dapat kegiatan jasa konstruksi dalam rangka
berjalan dengan baik dan mencapai target yang mendukung penyelenggaraan sektor terkait,
diinginkan. dan 26) pembinaan penyelenggara konstruksi
selain Tenaga Kerja Konstruksi kegiatan lain yang
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi ditetapkan oleh Instansi Pembina.
Penyelenggaraan pembinaan Jasa Konstruksi Rencana Kinerja dan Rencana Aksi Jabatan
dapat mencakup beberapa kegiatan yang tidak Fungsional Pembina Jasa Konstruksi
terbatas pada ruang lingkup saja, namun lebi
spesifik dapat mencakup: 1) penyelenggaraan Dalam pelaksanaan kegiatan tugas jabatannya,
Jasa Konstruksi secara komprehensif, 2) pasar setiap Pejabat Fungsional Pembina Jasa
infrastruktur, 3) kontrak konstruksi, 4) konstruksi Konstruksi dapat ditugaskan di bawah Pejabat
berkelanjutan, 5) sistem manajemen keselamatan Pimpinan Tinggi atau Administrator atau dapat
konstruksi, 6) kelembagaan masyarakat Jasa juga ditugaskan di bawah Pejabat Pengawas
Konstruksi, 7) usaha jasa konstruksi, 8) usaha apabila ditempatkan di Unit Pelaksana Teknis.
rantai pasok sumber daya jasa konstruksi, 9) Pejabat Pimpinan Tinggi atau Administrator
tenaga kerja konstruksi, 10) produktivitas Jasa atau Pejabat Pengawas dapat menjadi atasan
Konstruksi, 11) kerja sama Jasa Konstruksi, 12) langsung bagi Pejabat Fungsional Pembina Jasa
sistem informasi Jasa Konstruksi terintegrasi Konstruksi dan menetapkan predikat kinerja baik
nasional, 13) dokumen pemilihan Jasa Konstruksi, periodik maupun tahunan.
Ahli Madya
56,25 37,5 28,13 18,75 9,375
37,5
Ahli Utama
75 50 37,50 25 12,50
50
Dengan demikian rencana kinerja setiap pejabat tetap mengacu pada rencana kinerja organisasi.
fungsional Pembina Jasa Konstruksi harus
mengacu pada pada rencana kinerja Pejabat Kemudian, bagaimana atasan langsung atau
Pimpinan Tinggi, Pejabat Administrator atau pimpinan unit kerja dapat mengetahui bahwa
Pejabat Pengawas yang menjadi pimpinannya. penugasan yang diberikan kepada Pejabat
Setiap pimpinan unit kerja bisa memiliki Fungsional Pembina Jasa Konstruksi sesuai
lebih dari satu Pejabat Fungsional Pembina dengan ekspektasinya? Melalui SE Menteri
Jasa Konstruksi, sehingga rencana kinerja PUPR No 6/SE/M/2023 tentang Petunjuk
satu unit kerja dapat terdistribusi kepada Teknis Pembinaan Jabatan Fungsional Pembina
beberapa Pejabat Fungsional Pembina Jasa Jasa Konstruksi, Pejabat Fungsional Pembina
Konstruksi. Berdasarkan SE Menteri PUPR No Jasa Konstruksi dapat mengetahui format dan
6/SE/M/2023, dalam rangka pengumpulan jenis bukti dari pelaksanaan kegiatan/tugas dari
bukti rencana aksi, setiap Pejabat Fungsional atasan pun atasan dapat mengetahui output yang
Pembina Jasa Konstruksi memiliki banyak tugas. dihasilkan oleh Pejabat Fungsional Pembina Jasa
Mengingat jenis dan besaran kegiatan pembinaan Konstruksi yang ditugaskannya. Output tersebut
Jasa Konstruksi dan pelaksanaan operasional dapat diselaraskan dengan rencana aksi melalui
tugasnya bervariasi maka jenis dan besaran penilaian oleh Tim Teknis yang dibentuk Pejabat
rencana kinerja pejabat fungsional Pembina Jasa Penilai Kinerja Jabatan Fungsional Pembina Jasa
Konstruksi relatif dinamis. Untuk itu, penysunan Konstruksi.
rencana kinerjanya harus bersifat fleksibel tetapi
280 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
Gambar 1. Format Laporan/Output Rencana Aksi Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi
Sumber: Surat Edaran Menteri PUPR No. 6/SE/M/2023
282 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
9. BKK 09: Manajemen Peningkatan zaman. Oleh karena itu, diperlukan SDM
Produktivitas Tenaga Kerja Konstruksi Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi
yang mampu menjawab tantangan zaman
10. BKK 10: Manajemen Rantai Pasok Material dengan teknologi dan metode yang sesuai
dan Peralatan Konstruksi dengan kebutuhan saat ini. Pejabat Fungsional
Pembina Jasa Konstruksi berperan memberikan
11. BKK 11: Manajemen Pengembangan pembinaan kepada perusahaan penyedia jasa
Teknologi Konstruksi supaya dapat mengikuti perkembangan teknologi
dan inovasi terbaru untuk meningkatkan efisiensi
12. BKK 12: Manajemen Peningkatan dan kualitas pekerjaan konstruksi. Pejabat
Penggunaan Produk/Komponen Dalam Fungsional Pembina Jasa Konstruksi turut
Negeri berperan aktif dalam mendorong penggunaan
teknologi terkini pada perencanaan, pelaksanaan,
13. BKK 13: Manajemen Pengembangan dan evaluasi proyek konstruksi yang dilakukan
Kelembagaan Jasa Konstruksi oleh penyedia jasa. Walaupun begitu, penting
juga untuk memperhatikan aspek keamanan dan
14. BKK 14: Manajemen K4 Konstruksi lingkungan dalam setiap pembangunan yang
dilakukan. Pejabat Fungsional Pembina Jasa
15. BKK 15: Manajemen Penjaminan dan Konstruksi yang bertanggung jawab dan memiliki
Pengendalian Mutu Konstruksi kesadaran tinggi terhadap hal-hal tersebut akan
memberikan nilai tambah bagi proyek yang
16. BKK 16: Manajemen Konstruksi Hijau. dikerjakan.
Dengan standar kompetensi teknis umum dan Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat
khusus, diharapkan Pejabat Fungsional Pembina dan mengikuti perkembangan zaman yang
Jasa Konstruksi dapat terus meningkatkan semakin cepat, Pejabat Fungsional Pembina
kemampuan sesuai kebutuhan penugasan Jasa Konstruksi harus mampu beradaptasi
khususnya pada perkembangan zaman di dan fleksibel dalam menangani setiap proyek
era digitalisasi yang semakin dinamis saat ini yang diberikan. Dengan begitu, pembangunan
guna mendukung capaian kinerja dirinya dan infrastruktur dapat dilakukan dengan baik dan
organisasi. memenuhi standar yang diharapkan.
284 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
yang telah ditetapkan. Mereka juga harus didukung dengan penggunaan teknologi.
memastikan bahwa semua peraturan keamanan Transformasi jabatan fungsional menyebabkan
dan keselamatan kerja dipatuhi oleh para pekerja pejabat fungsional Pembina Jasa Konstruksi
konstruksi. dapat ditugaskan untuk bekerja di luar lingkup
bidang jasa konstruksi, namun para pejabat
Selain itu, Pejabat Fungsional Pembina Jasa fungsional Pembina Jasa Konstruksi harus
Konstruksi juga harus memastikan bahwa proyek selalu mengembangkan kompetensinya dengan
konstruksi berjalan sesuai dengan jadwal yang meningkatkan pengetahuan dan wawasan di
telah ditetapkan. Jika terdapat masalah atau bidang jasa konstruksi mengingat kompetensi
keterlambatan, Pejabat Fungsional Pembina teknis bidang jasa konstruksi sangat diperlukan
Jasa Konstruksi harus segera mengambil untuk pengembangan karier seorang jabatan
tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki fungsional Pembina Jasa Konstruksi.
situasi tersebut. Dalam hal ini, Pejabat Fungsional
Pembina Jasa Konstruksi dapat diandalkan Pengembangan kompetensi pegawai dapat
sebagai pengawas karena mereka memiliki dilakukan dengan berbagai bentuk, Peraturan
pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2023 tentang
bidang konstruksi. Dengan pengawasan yang Pengembangan Kompetensi Pegawai
tepat, proyek konstruksi dapat selesai dengan Aparatur Sipil Negara menyebutkan bahwa
sukses dan memenuhi standar kualitas yang pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan
diharapkan. melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan
dilakukan dengan pemberian tugas belajar
Secara keseluruhan, peran Pejabat Fungsional melalui pendidikan formal, sementara pelatihan
Pembina Jasa Konstruksi sangat penting dalam merupakan proses pembelajaran dalam upaya
pembangunan infrastruktur pemerintah baik memenuhi persyaratan standar kompetensi
di pusat maupun di darah. Dengan melakukan jabatan yang diperlukan dalam melaksanakan
pembinaan, pengawasan, dan memberikan tugas. Pelatihan dapat dilaksanakan melalui
masukan terhadap kebijakan, diharapkan jalur klasikal maupun non klasikal, setelah
pembangunan infrastruktur dapat berjalan masa pandemi COVID 19, pelatihan tidak lagi
dengan baik dan memberikan manfaat yang hanya dilaksanakan secara tatap muka dan
besar bagi masyarakat serta sesuai kebutuhan dapat menggunakan metode daring sehingga
perkembangan zaman pada sektor infrastruktur para peserta tidak perlu meninggalkan tempat
di era digitalisasi saat ini. tugasnya untuk mengikuti pelatihan.
286 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Jasa Konstruksi dalam beradaptasi dengan
perlu memacu dirinya untuk meningkatkan perkembangan teknologi juga cukup penting
kapasitas dan kapabilitas dalam mendukung dalam meningkatkan akselerasi penyelesaian
Konstruksi Indonesia. Peran penting bagi pejabat tugas secara efektif dan efisien, serta
penilai kinerja dan pemangku kepentingan mendukung pengembangan kompetensi dari
lainnya untuk memberikan pembinaan secara Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi
intens kepada Pejabat Fungsional Pembina itu sendiri melalui selflearning. Proses ini
Jasa Konstruksi yang didukung ketersediaan sangat penting bagi Pejabat Fungsional
anggaran sehingga memberikan ruang bagi Pembina Jasa Konstruksi karena dapat
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi membantu meningkatkan keterampilan
untuk berkinerja sesuai ekspektasi. dan pengetahuan yang diperlukan dalam
menjalankan tugas pembinaan jasa
1. Pimpinan masing-masing unit kerja konstruksi sesuai ruang lingkupnya. Dengan
menginstruksikan Pejabat Fungsional Pembina melakukan self-learning, Pejabat Fungsional
Jasa Konstruksi yang menjadi tanggung jawab Pembina Jasa Konstruksi dapat memperoleh
pembinaannya untuk melakukan penyusunan informasi terbaru mengenai bidangnya
Rencana Kinerja Tahunan Berjalan. dan mengembangkan kemampuan yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugasnya.
2. Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi Oleh karena itu, Pejabat Fungsional Pembina
memastikan pelaksanaan kegiatan yang Jasa Konstruksi sebaiknya mengalokasikan
ditugaskan oleh atasannya dapat terlaksana waktu untuk melakukan selflearning secara
dengan baik sesuai dialog kinerja dan rutin agar dapat terus mengembangkan diri
ekspektasi atasan. Kontrol atas kinerja dan memenuhi tuntutan pekerjaan yang
dipantau secara intensif oleh atasan PF semakin kompleks pada zaman yang sangat
PJK guna mengetahui output dan kualitas dinamis saat ini.
kinerja Pejabat Fungsional Pembina Jasa
Konstruksi sesuai dengan penugasan yang 3. Digitalisasi manajemen ASN melalui berbagai
diberikan dan dengan hasil yang diinginkan. transformasi layanan kepegawaian pada
Pejabat Fungsional Pembina Jasa Konstruksi dasarnya dimaksudkan untuk menjawab
juga menggunakan seluruh sumber daya tantangan ASN kedepan dalam mewujudkan
yang dimiliki untuk mendukung pelaksanaan birokrasi yang profesional dan berkelas dunia,
dan penyelesaian tugas. Hal ini sesuai perbaikan indeks persepsi korupsi dan indeks
dengan arah kebijakan transformasi jabatan efektivitas pemerintahan yang semakin
fungsional yang lebih lincah dan profesional baik dan tentunya tujuan akhir mewujudkan
dengan mengedepankan hasil kinerja dalam peningkatan kualitas pelayan publik dan
mendukung target dan capaian organisasi. masyarakat semakin sejahtera.
Kemampuan Pejabat Fungsional Pembina
288 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Akselerasi Implementasi
Transformasi Digital Sektor Konstruksi
05
PENUTUP
PENUTUP
Krishna Suryanto Pribadi
Seperti halnya sektor industri lain di dunia, industri konstruksi secara global
pada saat ini juga sedang menghadapi dua tantangan besar, yaitu isu digitalisasi
dan keberlanjutan. Khususnya isu keberlanjutan sebagai bagian dari tujuan
pembangunan berkelanjutan atau (SDG), industri konstruksi yang dikenal
sebagai industri yang memiliki dampak sangat besar terhadap lingkungan, baik
dari sisi proses perubahan lingkungan alam menjadi lingkungan terbangun,
maupun dari sisi proses transformasi bahan mentah yang berasal dari
sumber daya alam menjadi produk-produk konstruksi. Industri konstruksi juga
membutuhkan energi yang sangat besar dalam proses-proses konstruksi,
menggunakan bahan-bakar fosil dan menghasilkan emisi karbon yang berperan
besar dalam perubahan iklim global. Badan Energi Internasional menyebutkan
bahwa, terkait dengan energi dan proses, industri konstruksi menghasilkan
39% emisi global dan menyerap 36% permintaan energi dunia. Selain itu, sektor
292 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Penutup
ini juga menyumbang 40% polusi air minum dan mendukung pencapaian SDG 9 dan 11, industri
23% polusi udara. konstruksi harus mendorong tersedianya
infrastruktur dan bangunan ramah lingkungan
Penelitian-penelitian mengenai dampak (bangunan hijau). SDG no 12, 13 dan 8 dapat
konstruksi terhadap pencapaian tujuan didukung pencapaiannya oleh industri konstruksi
pembangunan berkelanjutan (SDG) menunjukkan melalui penghematan energi untuk mengurangi
bahwa sektor ini dapat berkontribusi langsung jejak karbon, mengurangi limbah konstruksi
terhdap pencapaian SDG nomor 6, 7, 9 dan 11. dan penyediaan lapangan kerja yang aman dan
(Gambar 1). Pencapaian SDG 6 dapat dilakukan berkelanjutan.
294 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Penutup
Pada industri konstruksi, transformasi signifikan serta pengurangan jumlah bahan dan
digital dihasilkan melalui pengintegrasian produksi limbah. Mengoptimalkan proses desain
proses pelaksanaan proyek (mulai dari dan bangunan sebelum dimulainya konstruksi
desain, konstruksi, hingga pengoperasian) merupakan cara tepat untuk mengurangi risiko
memanfaatkan teknologi yang menyediakan kesalahan yang merugikan dan kerja-ulang yang
banyak data dan informasi, sehingga mengurangi menimbulkan pemborosan, keterlambatan dan
asimetri pengetahuan. Dalam proyek konstruksi penggunaan energi, air dan material yang lebih
di masa depan, para pemangku kepentingan banyak.
akan menggunakan teknologi digital untuk
berinteraksi dan berkolaborasi di seluruh tingkat Meminjam teori inovasi disruptif dari Clayton
produksi, implementasi, dan operasi, belajar dari Christensen (2015), teknologi digital dapat
data yang dikumpulkan dari masukan pengguna disebut sebagai inovasi disruptif yang mengubah
dan teknologi yang terhubung. Model informasi proses dan pola-pola bisnis dalam industri
bangunan kemungkinan besar akan menjadi konstruksi. Inovasi disruptif adalah jenis inovasi
pusat infrastruktur informasi ini. yang pada awalnya memberikan kinerja yang
lebih buruk dari solusi yang ada di pasar umum.
Penggunaan teknologi digital diharapkan akan Namun, seiring berjalannya waktu, inovasi
membawa peningkatan kinerja industri konstruksi, disruptif menjadi lebih kuat dan terjangkau, dan
misalnya pemanfaatan pencetakan 3D yang pada akhirnya menggantikan produk dan layanan
akan sangat menghemat waktu konstruksi yang sudah ada. Berbagai teknologi digital
dan penggunaan material serta menghilangkan seperti pemodelan informasi bangunan (BIM),
limbah konstruksi. Meskipun adopsi dalam skala drone, konstruksi modular, kecerdasan buatan
besar dari teknologi pencetakan 3D ini masih (AI), dan pencetakan 3D merupakan inovasi yang
membutuhkan waktu panjang, teknologi ini disruptif. Teknologi ini berpotensi merevolusi cara
diperkirakan menjadi masa depan bagi industri bangunan dirancang, dibangun, dan dioperasikan.
konstruksi. Pemanfaatan perangkat lunak
management konstruksi dan pengelolaan rantai Dalam industri konstruksi, klien dari teknologi
pasok akan meningkatkan efisiensi proses disruptif ini adalah para pemilik proyek, karena
dan mengurangi jumlah limbah konstruksi merekalah yang pada akhirnya bertanggung
secara signifikan. Pemanfaatan metode BIM jawab atas keberhasilan proyek konstruksi. Ketika
3D, 4D dan seterusnya, untuk mengoptimasi teknologi digital menjadi lebih luas dan terjangkau,
proses konstruksi akan sangat mendukung pemilik proyek akan semakin menuntut agar
pencapaian pembangunan berkelanjutaan dan perusahaan konstruksi menggunakan teknologi
SDG, melalui perhitungan penggunaan energi ini untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, dan
yang lebih akurat, pemilihan bahan bangunan keberlanjutan proyek mereka. Perusahaan
yang memenuhi persyaratan keberlanjutan, konstruksi yang lambat dalam mengadopsi
pengembangan dan pengujian rencana logistik teknologi digital berisiko terganggu oleh
pada lokasi proyek, analisis air dan pencahayaan pendatang baru yang memanfaatkan teknologi
untuk pengelolaan dan optimasi siklus hidup ini.
bangunan dan pengurangan jejak karbon secara
296 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Penutup
Pendekatan yang sama untuk transformasi memadai, baik milik swasta maupun BUMN, dan
digital pada skala industri juga dapat menerapkan yang sudah memiliki rencana strategis adopsi
langkah-langkah tersebut (Gambar 2). Strategi digital. Melalui perusahaan-perusahaan tersebut
pengembangan digital pada skala industri harus dikembangkan pemasaran layanan konstruksi
dipersiapkan, dan ini menyangkut identifikasi berbasis digital kepada berbagai pemilik proyek
segmen pasar yang potensial, kemudian yang berpotensi mengadopsi layanan digital,
identifikasi prioritas teknologi digital yang seperti developer property dan proyek-proyek
akan didorong maju, disesuaikan dengan skala infrastruktur strategis, Perusahaan-perusahaan
dan kemampuan badan usaha konstruksi champion in dapat diminta untuk berbagi ilmu
dan kemampuan penyerapan pasar, serta dan pengalaman melalui program-program
penanganan berbagai kendala transformasi digital seminar dan pelatihan yang disponsori oleh
pada industri konstruksi di Indonesia, disesuaikan pembina industri konstruksi (pemerintah, asosiasi
dengan karakteristik struktur industri yang perusahaan konstruksi dsb).
didominasi oleh badan usaha konstruksi kecil dan
menengah.
298 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Penutup
Dengan penerapan teknologi digital yang 1. regulasi perizinan konstruksi yang dapat
tepat, industri konstruksi di Indonesia dapat menghambat penerapan teknologi digital
meningkatkan kinerjanya dan menjadi lebih dalam proses konstruksi, seperti teknologi
kompetitif di pasar global. Beberapa langkah BIM yang membutuhkan data yang akurat
penting yang dapat dimulai untuk mempercepat dan terkini, sistem perizinan konstruksi secara
digitalisasi industri konstruksi di Indonesia untuk online yang terintegrasi dengan berbagai
mendukung konstruksi berkelanjutan yang instansi terkait akan sangat memudahkan
direkomendasikan antara lain: pertukaran data.
3. kerja sama perusahaan konstruksi dengan Mengingat bahwa banyak perusahaan konstruksi
lembaga penelitian dan pengembangan untuk , khususnya perusahaan kecil dan menengah,
mengembangkan teknologi digital baru untuk yang pasar konstruksinya bergantung kepada
konstruksi berkelanjutan. pasar konstruksi public (dana APBN, APBD
dan juga BUMN/BUMD), maka percepatan
Selain itu, untuk mengatasi masalah kendala transformasi digital juga perlu didukung dengan
investasi karena keterbatasan kapasitas perbaikan-perbaikan regulasi terkait skema
keuangan dan sering rendahnya margin pengadaan barang dan jasa pemerintah, yang
keuntugan dari proyek-proyek konbstruksi, saat ini masih bersifat konvensional dan dapat
insentif yang dapat diberikan pemerintah menghambat penerapan teknologi digital, antara
dapat berupa insentif fiskal dan non-fiskal lain : mengubah skema pengadaan barang dan
bagi perusahaan konstruksi yang menerapkan jasa pemerintah menjadi lebih fleksibel dan
300 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Penutup
2. meningkatkan sistem pengadaan barang dan 4. Peningkatan daya saing global bagi industri
jasa pemerintah secara online yang sudah konstruksi yang telah menerapkan teknologi
ada pada saat ini (eProcurement) agar dapat digital
mendukung penerapan teknologi digital dalam
proses pengadaan. 5. Tercapainya dukungan bagi pembangunan
berkelanjutan, karena industri konstruksi
3. mengembangkan skema pengadaan barang lebih mudah untuk memenuhi syarat2
dan jasa pemerintah dari tender terbuka pembangunan berkelanjutan, baik dari segi
menjadi tender terbatas atau penunjukan lingkungan, sosial, maupun ekonomi (ESG).
langsung, dengan syarat bahwa penyedia
barang dan jasa tersebut telah menerapkan Selain itu, teknologi digital juga dapat membantu
teknologi digital pemerintah untuk meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas dari proyek-proyek pemerintah.
4. memasukkan persyaratan penggunaan Misalnya, teknologi blockchain dapat digunakan
teknologi digital dalam spesifikasi teknis untuk melacak penggunaan dana proyek dan
barang dan jasa yang akan diadakan memastikan bahwa proyek tersebut sesuai
dengan rencana.
5. meningkatkan sistem pengadaan barang dan
jasa pemerintah secara online agar dapat Terakhir, beberapa prinsip dasar dari transformasi
diintegrasikan dengan sistem perizinan digital dalam sektor konstruksi di Indonesia:
konstruksi., untuk mempercepat proses supaya dapat berjalan dengan cepat dan berhasil
pengadaan dan mengurangi biaya pengadaan. membangun industri konstruksi Indonesia yang
mampu menerapkan konstruksi berkelanjutan
Dengan keberhasilan reformasi regulasi dan menghasilkan infrastruktur berkelanjutan
pengadaan barang dan jasa pemerintah agar yang perlu mendapat perhatian adalah:
dapat mendukung transformasi digital industri
konstruksi Indonesia, maka diharapkan akan 1. Prinsip keberlanjutan: Transformasi
tercapai: digital harus diarahkan untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan, baik dari segi
2. Prinsip kolaborasi: Transformasi digital Hess, T.; Matt, C.; Benlian, A.; Wiesböck, F. (2016), Options
tidak dapat dilakukan oleh satu pihak for Formulating a Digital Transformation Strategy, MIS
Quarterly Executive, Vol. 15, No. 2, pp. 103-119
saja. Pemerintah, perusahaan konstruksi,
akademisi, dan masyarakat perlu bekerja Information Systems (28:2), pp. 118-144.EU - Handbook
sama untuk mewujudkan transformasi digital Of Digital Maturity Growth For Construction SMEs,
https://digitalconstruction.ec.europa.eu/assets/content/
yang sukses. handbook/en/211122_Digital_maturity_growth_for_
construction_SMEs_handbook.pdf
3. Prinsip adopsi teknologi yang tepat: Tidak
Mordor Intelligence, https://www.mordorintelligence.com/
semua teknologi digital cocok untuk semua industry-reports/indonesia-construction-market/market-
proyek konstruksi. Perusahaan konstruksi size
perlu memilih teknologi digital yang tepat
Vadim Koscheyev, Viktoriya Rapgof, Viktoriya Vinogradova,
untuk kebutuhan mereka. 2019, Digital transformation of construction organizations,
IOP Conf. Series: Materials Science and Engineering
497 (2019) 012010 IOP Publishing doi:10.1088/1757-
4. Prinsip pemberdayaan tenaga kerja: Tenaga 899X/497/1/012010
kerja konstruksi perlu memiliki keterampilan
yang diperlukan untuk menggunakan Vial, G. 2019. “Understanding Digital Transformation: A Review
and a Research Agenda,” The Journal of Strategic https://
teknologi digital. Perusahaan konstruksi perlu investasi.kontan.co.id/news/wijaya-karya-wika-terapkan-
memberikan pelatihan dan pengembangan teknologi-building-information-modeling-pada-80-proyek
kepada tenaga kerja mereka.
Note : Beberapa pandangan yang muncul di dalam tulisan di
atas dirumuskan menggunakan Google BARD AI https://
DAFTAR PUSTAKA bard.google.com/?hl=id
302 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Penutup
304 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Penutup
Yuki Yasarani
Kepala Bagian/Analis Senior Departemen Surveillance dan Kebijakan Sektor
Jasa Keuangan Terintegrasi Otoritas Jasa Keuangan yang telah berkecimpung
di OJK sejak tahun 2012. Sebelumnya, penulis berkarir pada Kementerian
Keuangan dan salah satu Kantor Akuntan Publik Big4. Yuki menempuh
pendidikan Master of Public Policy (MPP) di University of Chicago – Harris
School of Public Policy serta Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia -
Fakultas Ekonomi.
Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, S.T., M.T., IPU., ASEAN Eng.
Menempuh Pendidikan S1 pada Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik UGM
dan lulus pada tahun 1989, Pendidikan S2 pada program Magister Sistem dan
Teknik Transportasi UGM dan lulus pada tahun 1998, kemudian Pendidikan S3
ditempuh pada program Doktor Teknik Sipil Undip dan lulus pada tahun 2007.
Selanjutnya beliau menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Insinyur pada
Fakultas Teknik UGM pada tahun 2018. Saat ini menjabat sebagai Pengurus
LPJK Bidang III (Penilai Ahli Kegagalan Bangunan), serta berperan aktif dalam
banyak organisasi antara lain sebagai Ketua Majelis Profesi Masyarakat
Transportasi Indonesia (2022-2025), Ketua Divisi Keselamatan Jalan Himpunan
306 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Penutup
308 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Penutup
dan tahun 2011 - 2019 menjadi co-promotor Program Doktor Teknik Sipil UI
Jakarta serta pernah tahun 2012 mengajar Manajemen Aset Infrastruktur
dan Manajemen Proyek pada program S2 MTSB UGM. Akhmad Suraji aktif
menulis publikasi di jurnal nasional dan internasional. Pada tahun 2003 – 2005
bekerja sebagai konsultan nasional ILO untuk Coordinating Team for Rurul
Infrastructure Development, Kantor Menko Perekonomian. Pada tahun 2006 –
2007 menjadi koordinator tim penyusun roadmap Konstruksi Indonesia 2030
untuk LPJK Nasional dan kemudian mendapat amanah sebagai Sekretaris 1
Dewan Pengurus LPJKN 2007 - 2011. Pada tahun 2008 menjadi konsultan
nasional ADB untuk Bappenas dalam pengembangan Standar Dokumen
Pengadaan (SDP) Barang/ Jasa Pemerintah. Pada tahun 2009 menjadi
konsultan Bank Indonesia untuk perumusan kebijakan pembiayaan perbankan
untuk investasi infrastruktur. Pada tahun 2010 menjadi konsultan ADB untuk
Kementerian Pekerjaan Umum dalam pengembangan National Strategic
Framework for HIV/AIDS Prevention in Construction dan modul-modul
pelatihan pencegahan HIV/AIDS di sektor konstruksi. Sejak tahun 2005 hingga
sekarang aktif sebagai nara sumber dan technical assistant di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Pemerintah DIY untuk perumusan kebijakan di bidang
konstruksi dan infrastruktur. Tahun 2006 – 2014 aktif sebagai kontributor dan
editor Buku Konstruksi Indonesia yang diterbitkan oleh Kementerian Pekerjaan
Umum dan menjadi anggota Dewan Juri Penghargaan Karya Konstruksi sejak
2009 hingga 2012. Tahun 2010, sebagai sekretaris kluster riset infrastruktur,
transportasi dan pertahanan, DPT Dikti untuk menghasilkan agenda riset
di bidang infrastruktur, transportasi dan pertahanan. Sejak tahun 2011 –
2021 mendapat amanah Ketua PII Wilayah DIY, Wakil Ketua Komite Tetap
KADIN Pusat Bidang Konstruksi, dan kemudian sebagai Wakil Ketua Bidang
Pendidikan dan Pelatihan PII Pusat 2012 – 2015 dan Ketua Komite Penjaminan
Mutu PII (2014 – 2017) dan Ketua Komite Advokasi Insinyur PII (2018 – 2021).
serta mendapat amanah sebagai Sekretaris Komite Litbang LPJKN (2011 –
2015). Tahun 2019 – 2022 mendapat amanah dari Kementerian PUPR sebagai
anggota Indonesia Monitoring Committee (IMC) on Engineering, MRA Asean.
Sejak tahun 2018 hingga sekarang mendapat amanah sebagai anggota Komite
Keselamatan Konstruksi Kementerian PUPR. Sejak 2021 diundang sebagai
pengajar di Program Magister Teknik Sipil UPH dan program Magister Rekayasa
Keselamatan Konstruksi UI. Tahun 2020, Akhmad Suraji menerbitkan buku
Introduction to Construction Accident Theory (Unand Press)
310 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Penutup
Khairul. S.H.
Staf di Direktorat Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi. Gelar Sarjana
(S.H) diperoleh dari Universitas Andalas dengan program kekhususan
Hukum Internasional, Saat ini terlibat sebagai Tenaga Analis di Subdirektorat
Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi
312 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Penutup
9 mata kuliah. Mata kuliah S2 lebih banyak diampu dibandingkan dengan mata
kuliah S1, karena pengutamaan khusus manajemen dan rekayasa konstruksi
(MRK) maupun pengutamaan Rekayasa dan Manajemen Infrastruktur (RMI)
adanya di jenjang magister teknik sipil, sedangkan pada jenjang sarjana teknik
sipil, keilmuan manajemen konstruksi merupakan pengenalan. Penulis juga
aktif dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat bekerja sama dengan
pemerintah, terutama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
yaitu dengan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, LPJK, dan LKPP. Pengabdian
kepada masyarakat untuk industri konstruksi, dilakukan dengan berinteraksi
dengan praktisi konstruksi, baik yang berskala kecil, menengah maupun besar;
baik melalui asosiasi profesinya maupun melalui perusahaannya langsung.
314 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Penutup
316 Transformasi Digital Sektor Konstruksi Untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Penutup
Prof. Dr. Ing. Krishna Suryanto Pribadi, DEA, AMPU, IPU, CMd.
Lahir di Bandung, 19 Februari 1953, memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil di
Institut Teknologi Bandung tahun 1977 dan menyelesaikan pendidikan Docteur
Ingenieur de Genie Civil di Institute Nationale des Sciences Appliquees (INSA)
Lyon di Perancis pada tahun 1985. Menjadi anggota pengurus LPJK Nasional
sebagai Ketua Komite Penelitian dan Pengembangan pada periode 2011-
2015, kemudian menjadi Wakil Ketua-2 Bidang Litbang, Diklat dan Kerjasama
LN, LPJK Nasional pada periode 2016-2020. Selain itu juga menjadi anggota
dari Indonesia Monitoring Committee for Engineering Services (IMC) dari tahun
2013 hingga 2022. Berbagai publikasinya meliputi pengembangan industri
konstruksi dan sumber daya manusianya, mitigasi bencana dan pemulihan
pasca bencana, perencanaan keberlangsungan usaha. Sebagai anggota IAMPI
memiliki SKA Utama Manajemen Proyek, juga memiliki sertifikat mediator
penyelesaian sengketa dan terdaftar sebagai Penilai Ahli di LPJK.