Isu Terkini Terkait Ritel Online - Edi Susilo
Isu Terkini Terkait Ritel Online - Edi Susilo
Tiktok shop secara resmi ditutup di Indonesia. Penutupan tersebut berlandaskan pada
temuan bahwa platform yang berbasis di China tersebut telah menyebabkan kerusakan
ekosistem penjualan pada UMKM lokal. Penjelasan lebih lanjut mengenai kenapa Tiktok
shop ditutup dapat disimak di bawah ini.
Presiden Joko Widodo telah meninjau kembali regulasi sosial niaga dengan merevisi
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 50 Tahun 2020 tentang Ketentuan Perizinan
Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Usaha Perdagangan Perdagangan Melalui
Sistem Elektronik. Peraturan yang direvisi tersebut memutuskan melarang media sosial
seperti TikTok untuk melakukan perdagangan atau transaksi langsung melalui sosial media
tersebut.
Dimulai dari laporan pedagang di Tanah Abang, para pedagang di pusat grosir
terbesar di Asia Tenggara ini mengeluhkan mengalami kerugian keuntungan lebih dari 50
persen karena mereka tidak dapat bersaing dengan produk impor yang dijual dengan harga
yang jauh lebih rendah melalui Tiktok Shop.
Fitur "live" TikTok yang memungkinkan orang menjual barang dinilai merugikan UMKM
local yang berdagang secara offline. Pemerintah kemudian menyoroti keprihatinan
masyarakat atas TikTok Shop yang berperan dalam penurunan omset UMKM lokal dan pasar
tradisional. Bahkan Presiden Joko Widodo telah menyuarakan keprihatinannya atas penjual
e-commerce yang menggunakan harga rendah di platform media sosial, hingga mengancam
pasar offline di Indonesia
Ke depannya TikTok masih boleh beroperasi di Indonesia tetapi hanya sebagai platform
untuk mengiklankan produk dan tidak boleh melakukan transaksi langsung. Sebagai konteks,
Indonesia adalah rumah bagi 64,2 juta usaha mikro, kecil, dan menengah yang berkontribusi
61 persen bagi produk domestik bruto. Jika TikTok shop terus beroperasi maka Tiktok shop
berpotensi memonopoli pasar karena pembeli online dapat dipengaruhi oleh percakapan
langsung di media sosial.
Tanggapan Tiktok
Pemilik grup, ByteDance yang berbasis di Beijing, meluncurkan TikTok Shop di Asia
pada tahun 2021 dan dengan cepat populer di beberapa negara Asia Tenggara, khususnya
Indonesia dan Filipina. Berbagai pemilik bisnis dan influencer menyiarkan langsung dan
menjual produk melalui keranjang oranye yang dapat diklik di layar aplikasi video pendek
viral tersebut.
Belakangan hal itu menjadi isu pelik yang mempengaruhi perputaran logistik ekonomi
kalangan UMKM di Indonesia. Oleh karenanya, pemerintah mulai melarang perdagangan
langsung melalui platform Tiktok.
Mengenai hal tersebut, pemilik grup tidak segera memberikan komentar tanggapan.
Akan tetapi, TikTok perwakilan Indonesia memberikan komentar bahwa sosial medianya
selama ini muncul sebagai solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi UMKM, guna
meningkatkan kunjungan ke toko mereka. TikTok Indonesia juga menekankan komitmen
mereka untuk patuh terhadap hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia.
"Perlu kami tegaskan kembali bahwa social commerce lahir sebagai solusi bagi
masalah nyata yang dihadapi UMKM untuk membantu mereka berkolaborasi dengan kreator
local guna meningkatkan traffic ke toko online mereka," kata Juru Bicara TikTok Indonesia
saat dikonfirmasi Liputan6.com, Senin (25/9/2023).
Dia mengutarakan, terkait aturan yang akan diteken oleh Menteri Perdagangan
Zulkifli Hasan soal larangan penjualan produk, TikTok Indonesia akan mengikuti aturan yang
berlaku.
"Kami akan tetap menghormati hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia,"
ujarnya.
Hanya saja, TikTok Indonesia meminta pemerintah mengkaji mengenai dampak dari
penerapan aturan pelarangan jual-beli produk di platform social-commerce yang banyak
digunakan itu. Utamanya, terkait jutaan pengguna TikTok Shop.