Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN SKAL

ZIAROH WALI 8 & WISATA PARANG TRITIS


JAWA TIMUR – JAWA TENGAH

Oleh :
Kelompok 1
KELAS IXA

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KEDIRI


MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA SUMBERJO TUNGLUR BADAS
KABUPATEN KEDIRI

TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


LAPORAN SKAL
ZIAROH WALI 8 & WISATA PARANG TRITIS
JAWA TIMUR – JAWA TENGAH

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Kelulusan & Kenaikan Kelas

Disusun Oleh :
1. Alviatun Nurul Hikmah 5. Binti Maskurun
2. Amelia Adetia Putri 6. Fairuzia Amalia
3. Anggun Novia Habibah 7. Faradisa Naila
4. Aprilia Zusrotul Alfiyah 8. Lailatul Husnia

MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA SUMBERJO TUNGLUR BADAS


KABUPATEN KEDIRI
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KEDIRI


MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA SUMBERJO TUNGLUR BADAS
KABUPATEN KEDIRI

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Study Kenal Alam & Lingkungan (SKAL) serta Wisata di Jawa Timur & Jawa
Tengah yaitu :
1. KH. Hasyim As’yari
2. KH. Abdurrohman Wahid
3. Sy. Jumadil Kubro
4. R. Rohmatulloh/S. Ampel

Yang disusun oleh :


1. ALVIATUN NURUL HIKMAH
2. AMELIA ADETIA PUTRI
3. ANGGUN NOVIA HABIBAH
4. APRILIA ZUSROTUL ALFIYAH
5. BINTI MASKURUN
6. FAIRUZIA AMALIA
7. FARADISA NAILA
8. LAILATUL HUSNIA
telah disahkan kepada pembimbing pada tanggal ...... bulan ………………....... tahun….........

Pembimbing, Penulis,

MARIYA ULFAH, S.Pd. KELOMPOK 1

Mengetahui,
Kepala MTs. Al Huda, Ketua Panitia,

H. KHOIRUDIN, SE. SLAMET ERYANTO, S.Pd.I

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


HALAMAN MOTTO

 Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’. ( Qs. Al-Baqarah: 45 )
 Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai
(dari suatu urusan),kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain). ( Qs. Al-
Insyirah: 6-7 )
 Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang
yang sabar dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai
keberuntungan yang besar. ( Qs. Fussilat: 35 )
 Perbanyak bersyukur, kurangi mengeluh. Buka mata, jembarkan telinga, perluas hati.
Sadari kamu ada pada sekarang, bukan kemarin atau besok, nikmati setiap momen
dalam hidup,berpetualangla. ( Ayu Estiningtyas )

 Jangan kamu melihat hasil akhir tetapi lihatlah perjalanan menuju hasil akhir tersebut.

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


HALAMAN KESAN-KESAN

1. ALVIATUN NURUL HIKMAH


KESAN-KESAN SELAMA SKAL
Skal tahun ini sangat menyenangkan karena kita bisa menambah wawasan tentang
wali 8 dan kami juga ke pantai parangtritis , disana sangat menyenangkan sebelum
pulang ke mts al huda kami singgah ke masjid untuk sholat.

2. AMELIA ADETIA PUTRI


KESAN-KESAN SELAMA SKAL
Pengalaman study tour ini cukup senang,karena study tour ini kita dapat memilih
pengalaman menarik dan tentu saja menjadi kenangan terakhir kelas 9 di Mts Al-
Huda.

3. ANGGUN NOVIA HABIBAH


KESAN-KESAN SELAMA SKAL
Skal tahun ini sangatlah seru dan menarik. Semua siswa bisa dapat mengambil
pelajaran-pelajaran tentang para wali 8 terutama penyebaran agama islam di pulau
jawa. Saat berangkat ke wali 8 siswa bersemangat untuk ziaroh. Dan tentunya tidak
lupa berkunjung ke pantai parangtritis. Saat dipantai parangtritis semua siswa sangat
bergembira dan bersemangat, karena momentum ini tidak bisa terulang kembali. Dan
saat dipantai siswa kelas IXA foto bersama guru, karena foto itu akan kami kenang
selamanya. Dan kami juga mendapatkan pengalaman baru yang tidak akan kami
lupakan. Perjalanan skal tahun ini sangat singkat namun banyak kenangan yang tidak
terlupakan.

4. APRILIA ZUSROTUL ALFIYAH


KESAN-KESAN SELAMA SKAL
Skal adalah hal yang paling menarik semua siswa senang dan dapat mengambil ilmu
pelajaran islam dan semua siswa bergembira beziarah ke wali 8,dan yang paling
penting siswa senang main ke pantai parangtritis,dan yang paling penting momen ini
tidak bisa dilupakan.

5. BINTI MASKURUN
KESAN-KESAN SELAMA SKAL

Skal tahun ini sangat menyenangkan. Alhamdulillah kita bisa mengikuti skal dari awal
sampai selesai dengan baik dan seru dan selama mengikuti skal ini kita bisa
mendapatkan banyak ilmu dari tempat-tempat yng kita kunjungi, penampilan disana
sangat bagus dan tidak membosankan, tempat-tempat disana sangat memotivasi kita
dan kita mendapatkan banyak wawasan baru.

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


6. FAIRUZIA AMALIA
KESAN-KESAN SELAMA SKAL
Skal tahun ini sangat menyenangkan karena kita bisa mempelajari tentang
pengetahuan sejarah agama dan membuat kita menyadari bahwa sejarah penting untuk
pengetahuan.

7. FARADISA NAILA
KESAN-KESAN SELAMA SKAL
Skal adalah kagiatan yang bartujuan untuk mempelajari destinasi wisata langsung .
Siswa siswi sangat senang dan gembira . Kegiatan ini dapat menambah wawasan dan
pengalaman serta membiasakan siswa siswi belajar secara langsung mengenanal
tempat – tempat bersejarah dan budaya setempat .

8. LAILATUL HUSNIA
KESAN-KESAN SELAMA SKAL
Kesan kesan yang kami dapatkan selama kami mengikuti study wisata banyak sekali.
Kami merasa senang karena kami bisa mengikuti wisata bersama teman teman dan
guru.Selain itu kami juga mendapatkan pengalaman baru yang tidak akan pernah kami
lupakan.

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…
Puji syukur Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, kami sanjungkan kehadirat Allah SWT,
diatas taufiq serta hidayah-Nya yang telah diberikan kepada seluruh Panitia Studi Tour kali
ini. Shalawat salam yang seindah-indahnya kami sanjungkan keharibaan beliau Rosulallah
SAW, atas syafa’at dan tarbiyah-Nya. Salam ikraman wa ta’dhiman wa mahabbatan yang
tulus kepangkuan beliau Ghoutsu Hadzaz Zaman RA, khususnya kepada Bapak/Ibu Guru
yang telah membimbing, memberikan do’a restu, barokah serta nadhroh-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan SKAL Madrasah Tsanawiyah Al Huda Sumberjo Tunglur
Badas Tahun Pelajaran 2022/2023 dengan tanpa hambatan yang berarti.
Adapun maksud dari penyusunan laporan ini adalah sebagai persyaratan ujian tengah
semester genap. Dalam penyusunan laporan ini kami banyak mendapatkan bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dalam kesempatan yang berbahagia ini kami
ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Seluruh komponen yang berada didalam lingkungan Instansi Yayasan Lembaga
Pendidikan Ma’arif NU Al Huda
2. Kepala Madrasah Tsanawiyah Al Huda Sumberjo Tunglur Badas yang telah
menghaturkan kami untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik dan benar
3. Bapak Slamet Eryanto, S.Pd.I, selaku Ketua Panitia SKAL Tahun Pelajaran 2022/2023
yang telah memberikan pandangan-pandangan demi kesuksesan acara ini
4. Teman-teman panitia yang telah bekerja sama dengan kompak sehingga pelaksanaan
SKAL ini berjalan dengan harapan kita bersama
Semoga semua pihak yang telah memberikan segala jasa, bantuan serta kebaikan
dalam penyusunan laporan ini bermanfaat bagi kepanitiaan berikutnya.
Dalam menyusun laporan ini, kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan diri kami. Maka dari
itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Teriring do’a : “Jazaa Kumullahu Khoiroti Wa Sa’adatid Dunya Wal Akhiroh” Amin.
Semoga laporan ini dapar bermanfaat bagi kita semua dikemudian hari dan bagi
perjuangan Fafirru Ilallah wa Rosulihi SAW, serta bagi masyarakat jami’al ‘alamin. Amin.

Kediri, 24 Juli 2023


Penulis,

KELOMPOK 1

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................... ii
HALAMAN MOTTO......................................................................................................... iii
HALAMAN KESAN-KESAN........................................................................................... iv
KATA PENGANTAR........................................................................................................ vi
DAFTAR ISI....................................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................................ 1
B. Tujuan Objek Kunjungan............................................................................................... dst
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
A. Hasil Penelitian................................................................................................................
1. .......................................................................................................................................
2. .......................................................................................................................................
3. .......................................................................................................................................
4. .......................................................................................................................................
5. .......................................................................................................................................
B. Kelebihan dan Kelemahan Objek Kunjungan..................................................................
1. .......................................................................................................................................
2. .......................................................................................................................................
3. .......................................................................................................................................
4. .......................................................................................................................................
5. .......................................................................................................................................

BAB III PENUTUP............................................................................................................


A. Saran................................................................................................................................
B. Kesimpulan......................................................................................................................
LAMPIRAN........................................................................................................................
1. Dokumen Absensi..........................................................................................................
2. Dokumentasi (Foto) .......................................................................................................

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Skal adalah Studi Kenal Alam Dan Lingkungan. Setiap satu tahun sekali diadakan skal di
madrasah terutama pada kelas 8 akhir semester genap. Skal ini sebagai syarat kelulusan
sekolah. SKAL di Mts Al Huda lebih mengutamakan kunjungan religi,seperti ziaroh wali 8
dan mengunjungi salah satu pantai yaitu pantai parangtritis yang berada di daerah bantul
yogyakarta. Ziaroh ini dilakukan selama tiga hari dua malam. Tempat yang dikunjungi antara
lain:
1. KH. Hasyim As’yari
2. KH. Abdurrohman wahid
3. Sy. Jumadil kubro
4. R. Rohmatulloh/S. Ampel
5. Dll

B. Tujuan Kunjungan

Banyak manfaat yang kita peroleh dari ziaroh wali 8, Antara lain:
1. Untuk memperkenalkan para auliya’/wali ( penyebar agama islam dipulau jawa ).
2. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang para wali ( penyebar agama islam ).
3. Menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
4. Menambah ilmu tentang para wali 8 kepada siswa-siswi.
5. Mengembangkan ajaran agama islam.

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


BAB II
PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. KH. HASYIM ASY’ARI
Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy'ari adalah seorang ulama besar bergelar
pahlawan nasional dan merupakan pendiri sekaligus Rais Akbar (pimpinan tertinggi
pertama) organisasi Nahdlatul Ulama. Ia memiliki julukan Hadratussyaikh yang
berarti Maha Guru dan telah hafal Kutub al-Sittah (3 kitab hadits kuning), serta
memiliki gelar Syaikhu al-Masyayikh yang berarti Gurunya Para Guru.[1] Ia adalah
putra dari pasangan K.H. Asy'ari dengan Ny. H. Halimah, dilahirkan di
Desa Tambakrejo, Jombang, Jawa Timur, dan memiliki salah satu anak
bernama K.H. A Wahid Hasyim yang juga merupakan pahlawan daerah dan
perumus Piagam Jakarta, serta cucunya yakni K.H. Abdurrahman Wahid,
merupakan Presiden RI ke-4.

Muhammad Hasyim Asy'ari

Gelar Hadratussyeikh
Nama Muhammad Hasyim Asy'ari
Lahir 14 Februari 1871
Tambakrejo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur
Meninggal 25 Juli 1947
Jombang
Kebangsaan Indonesia
Istri Nyai Nafiqoh
Nyai Masruroh
Keturunan Hannah, Khoiriyah, Aisyah, Azzah, Abdul Wahid,
Abdul Hakim (Abdul Kholiq), Abdul Karim,
Ubaidillah, Mashurroh, Muhammad Yusuf
Abdul Qodir, Fatimah, Chotijah, Muhammad
Ya’kub

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


Terbentuknya Nahdlatul Ulama atau NU sebagai wadah Ahlussunnah wal
Jama’ah atau ASWAJA bukan semata-mata karena K.H. Hasyim Asy’ari dan ulama-
ulama lainnya ingin melakukan inovasi, namun memang kondisi pada waktu itu
sudah sampai pada kondisi genting dan wajib mendirikan sebuah wadah. Di mana
saat itu, di Timur Tengah telah terjadi momentum besar yang dapat mengancam
kelestarian Ahlussunnah wal Jama’ah terkait penghapusan sistem khalifah
oleh Republik Turki Modern dan ditambah berkuasanya rezim Mazhab
Wahabi di Arab Saudi yang sama sekali menutup pintu untuk berkembangnya
mazhab lain di tanah Arab saat itu. Menjelang berdirinya NU, beberapa ulama
masyhur berkumpul di Masjidil Haram dan sangat mendesak berdirinya orgasnisasi
untuk menjaga kelestarian Ahlussunnah wal Jama’ah.

Setelah melakukan istikharah, para ulama di Arab Saudi mengirimkan sebuah


pesan kepada K.H. Hasyim Asy’ari untuk sowan kepada dua ulama besar di
Indonesia saat itu, apabila dua ulama besar ini merestui, maka akan sesegera
mungkin dilakukan tindak lanjut, dua orang itu adalah Habib Hasyim, Pekalongan
dan Syaikhona Kholil, Bangkalan. Maka K.H. Hasyim Asy’ari dengan didampingi
Kiai Yasin, Kiai Sanusi, Kiai Irfan, dan K.H. R. Asnawi datang sowan ke
kediamannya Habib Hasyim di Pekalongan. Selanjutnya dilanjutkan dengan sowan
ke Syaikhona Kholil Bangkalan, maka K.H. Hasyim dan ulama lainnya
mendapatkan wasiat dari Syaikhona Kholil untuk segera melaksanakan niatnya itu
sekaligus beliau merestuinya.

Kemudian pada tahun 1924, Syaikhona Kholil mengutus Kiai As'ad yang saat
itu berumur 27 tahun untuk mengantarkan sebuah tongkat ke Kiai Hasyim Asy'ari,
Tebuireng, Jombang dan menghafalkan Surat Thaha ayat 17-23 untuk dibacakan di
hadapan Kiai Hasyim. Berangkatlah Kiai As'ad dengan mengayuh sepeda, Kiai
As'ad telah dibekali uang oleh Syaikhona Kholil untuk di perjalanan, namun ia justru
berpuasa selama di perjalanan. Kemudian setibanya di Tebuireng, Kiai As’ad
menghadap Kiai Hasyim Asy'ari dan menyerahkan tongkat itu. Kiai Hasyim
bertanya “Apakah ada pesan dari Syaikhona?” Lalu Kiai As’ad membaca Surat
Thaha ayat 17-23 yang arti terjemahannya :

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


“Apakah yang ada di tangan kananmu, wahai Musa ? Dia (Musa) berkata, “Ini
adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku merontokkan (daun-daun)
dengannya untuk kambingku, dan bagiku masih ada lagi manfaat yang lain.” Allah
berfirman, “Lemparkanlah ia, wahai Musa!” Lalu ia melemparkan tongkat itu,
maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Dia (Allah)
berfirman, “Peganglah ia dan jangan takut, Kami (Allah) akan mengembalikannya
kepada keadaannya semula, Dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia
keluar menjadi putih (bercahaya) tanpa cacat, sebagai mukjizat yang lain, untuk
Kami perlihatkan kepadamu sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang
sangat besar”.

Berselang beberapa hari, Syaikhona Kholil kembali mengutus Kiai As'ad


untuk mengantarkan sebuah tasbih kepada Kiai Hasyim. Ketika Syaikhona Kholil
menyerahkan tasbihnya, Kiai As'ad enggan untuk menerima dengan tangannya, ia
memohon kepada Syaikhona untuk mengalungkan tasbih itu ke lehernya. Syaikhona
Kholil berpesan agar Kiai As'ad membaca "Yaa Jabbar Yaa Qahhar" hingga sampai
Tebuireng dan membacanya di hadapan Kiai Hasyim. Selama di perjalanan, Kiai
As'ad sama sekali tidak berani menyentuh tasbih itu, hingga sesampainya di
Tebuireng, Kiai As'ad segera menghadap Kiai Hasyim dan memohon Kiai Hasyim
untuk mengambil tasbih itu dari lehernya searaya ia membaca "Yaa Jabbar Ya
Qahhar".

KH. Hasyim Asy'ari telah menangkap dua isyarat kuat tersebut yang
mengartikan bahwasannya Syakhona Kholil telah memantapkan hati beliau dan
merestui didirikannya Jam'iyah Nahdlatul Ulama. Setahun kemudian, pada tanggal
31 Januari 1926 M / 16 Rajab 1344 H di Surabaya berkumpul para ulama se-Jawa-
Madura. Mereka bermusyawarah dan sepakat mendirikan organisasi Islam Nahdlatul
Ulama.

Kiai Hasyim wafat pada tanggal 25 Juli 1947 M atau 7 Ramadan 1366 H, saat itu di
Kiai Hasyim menerima kedatangan utusan Panglima Besar Jenderal
Sudirman dan Bung Tomo yang hendak mengabarkan keadaan negara setelah
terjadinya Agresi Militer I pada 21 Juli 1947. Kiai Hasyim kaget sebab mendengar
cerita dari utusan tersebut bahwa Singosari telah direbut oleh Jenderal Spoor.

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


Mendengar kabar itu, Kiai Hasyim sangat kaget hingga beliau jatuh pingsan, sempat
didatangkan dokter namun nyawanya tak bisa diselamatkan lagi, ia dimakamkan di
komplek Pondok Pesantren Tebuireng, Diwek, Jombang.

2. K.H. Abdurrahman Wahid

Dr. (H.C.). K.H. Abdurrahman Wahid (lahir dengan nama Abdurrahman


ad-Dakhil; 7 September 1940 – 30 Desember 2009), atau yang akrab disapa Gus
Dur,[1] adalah tokoh Muslim dan politisi Indonesia yang menjadi Presiden keempat
Indonesia dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B. J.
Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) hasil Pemilu
1999. Penyelenggaraan pemerintahannya dibantu oleh Kabinet Persatuan Nasional.
Masa kepresidenan Abdurrahman Wahid dimulai pada 20 Oktober 1999 dan
berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Pada 23 Juli 2001,
kepemimpinannya digantikan oleh Megawati Soekarnoputri setelah mandatnya
dicabut oleh MPR. Abdurrahman Wahid adalah mantan ketua Tanfidziyah (badan
eksekutif) Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Gus Dur mengalami gangguan penglihatan akibat glaukoma. Ia mengalami


kebutaan di mata kirinya dan mata kanannya hanya berfungsi 20%. Gus Dur adalah
presiden Indonesia pertama dan satu-satunya (hingga saat ini) yang memiliki
disabilitas.

Foto Gus Dur semasa muda

Abdurrahman Wahid merupakan anak dari pasangan Wahid Hasyim dan


Solichah. Ia lahir pada tanggal 4 Syakban 1359 Hijirah. Dalam kalender Masehi,
Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo
Abdurrahman Wahid lahir pada tanggal 7 September 1940. Kisa tentang tangga lahir
beliau terbilang cukup unik. Meski GusDur lahir pada tanggal 7 September,
sejumlah orang masih merayakan hari ulang tahun GusDur pada 4 Agustus.
[2]
Tempat kelahirannya di pesantren milik kakek dari pihak ibunya yang
bernama Bisri Syansuri. Pesantren ini terletak di Denanyar Jombang, Jawa Timur.[3]

Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil. "Addakhil" berarti "Sang


Penakluk".[4] Kata "Addakhil" tidak cukup dikenal dan diganti nama "Wahid", dan
kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. "Gus" adalah panggilan
kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati "abang" atau
"mas".

Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Gus Dur lahir dalam
keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dari
ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara
kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang
mengajarkan kelas pada perempuan.[5] Ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, terlibat
dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj.
Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang. Saudaranya
adalah Salahuddin Wahid dan Lily Wahid. Ia menikah dengan Sinta Nuriyah dan
dikaruniai empat putri: Alisa, Yenny, Anita, dan Inayah.

Gus Dur secara terbuka pernah menyatakan bahwa ia memiliki


darah Tionghoa. Abdurrahman Wahid mengaku bahwa ia adalah keturunan dari Tan
Kim Han yang menikah dengan Tan A Lok, saudara kandung Raden Patah (Tan Eng
Hwa), pendiri Kesultanan Demak.

Tan A Lok dan Tan Eng Hwa ini merupakan anak dari Putri Campa,
puteri Tiongkok yang merupakan selir Raden Brawijaya V. Tan Kim Han sendiri
kemudian berdasarkan penelitian seorang peneliti Prancis, Louis-Charles
Damais diidentifikasikan sebagai Syekh Abdul Qodir Al-Shini yang diketemukan
makamnya di Trowulan.

Pada tahun 1944, Wahid pindah dari Jombang ke Jakarta, tempat ayahnya
terpilih menjadi Ketua pertama Partai Majelis Syuro Muslimin
Indonesia (Masyumi), sebuah organisasi yang berdiri dengan dukungan
tentara Jepang yang saat itu menduduki Indonesia. Setelah deklarasi kemerdekaan

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Gus Dur kembali ke Jombang dan tetap berada
di sana selama perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda. Pada akhir perang
tahun 1949, Gus Dur pindah ke Jakarta dan ayahnya ditunjuk sebagai Menteri
Agama. Abdurrahman Wahid belajar di Jakarta, masuk ke SD KRIS sebelum pindah
ke SD Matraman Perwari. Gus Dur juga diajarkan membaca buku non-Muslim,
majalah, dan koran oleh ayahnya untuk memperluas pengetahuannya. [9] Gus Dur
terus tinggal di Jakarta dengan keluarganya meskipun ayahnya sudah tidak menjadi
menteri agama pada tahun 1952. Pada April 1953, ayah Gus Dur meninggal dunia
akibat kecelakaan mobil.

Pendidikan Gus Dur berlanjut dan pada tahun 1954, ia masuk ke Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Pada tahun itu, ia tidak naik kelas. Ibunya lalu mengirim
Gus Dur ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikannya dengan mengaji kepada
K.H. Ali Maksum di Pondok Pesantren Krapyak dan belajar di SMP. Pada tahun
1957, setelah lulus dari SMP, Wahid pindah ke Magelang untuk memulai
Pendidikan Muslim di Pesantren Tegalrejo. Ia mengembangkan reputasi sebagai
murid berbakat, menyelesaikan pendidikan pesantren dalam waktu dua tahun
(seharusnya empat tahun). Pada tahun 1959, Wahid pindah ke Pesantren
Tambakberas di Jombang. Di sana, sementara melanjutkan pendidikannya sendiri,
Abdurrahman Wahid juga menerima pekerjaan pertamanya sebagai guru dan
nantinya sebagai kepala sekolah madrasah. Gus Dur juga dipekerjakan sebagai
jurnalis majalah seperti Horizon dan Majalah Budaya Jaya.

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


Abdurrahman berdiri di antara ayah dan ibunya, dan di belakang saudara-saudara
kandungnya, dan seorang teman keluarganya, circa tahun 1952.

Pendidikan di luar negeri

Pada tahun 1963, Wahid menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk
belajar Studi Islam di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. Ia pergi ke Mesir pada
November 1963. Meskipun ia mahir berbahasa Arab, Gus Dur diberitahu oleh pihak
universitas bahwa ia harus mengambil kelas remedial sebelum belajar Islam dan
bahasa Arab. Karena tidak mampu memberikan bukti bahwa ia memiliki
kemampuan bahasa Arab, Wahid terpaksa mengambil kelas remedial.

Abdurrahman Wahid menikmati hidup di Mesir pada tahun 1964; ia suka


menonton film Eropa dan Amerika, dan juga menonton pertandingan sepak bola.
Wahid juga terlibat dengan Asosiasi Pelajar Indonesia dan menjadi jurnalis majalah
asosiasi tersebut. Pada akhir tahun, ia berhasil lulus kelas remedial Arabnya. Ketika
ia memulai belajarnya dalam Islam dan bahasa Arab tahun 1965, Gus Dur kecewa;
ia telah mempelajari banyak materi yang diberikan dan menolak metode belajar
yang digunakan Universitas.

Di Mesir, Wahid dipekerjakan di Kedutaan Besar Indonesia. Pada saat ia


bekerja, peristiwa Gerakan 30 September (G30S) terjadi. Mayor
Jenderal Suharto menangani situasi di Jakarta dan upaya pemberantasan komunis
dilakukan. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kedutaan Besar Indonesia di Mesir
diperintahkan untuk melakukan investigasi terhadap pelajar universitas dan
memberikan laporan kedudukan politik mereka. Perintah ini diberikan pada Gus
Dur, yang ditugaskan menulis laporan.

Gus Dur mengalami kegagalan di Mesir. Ia tidak setuju akan metode


pendidikan serta pekerjaannya setelah G30S sangat mengganggu dirinya. Pada tahun
1966, ia diberitahu bahwa ia harus mengulang belajar. Pendidikan prasarjana Gus
Dur diselamatkan melalui beasiswa di Universitas Baghdad. Gus Dur pindah
ke Irak dan menikmati lingkungan barunya. Meskipun ia lalai pada awalnya, Gus
Dur dengan cepat belajar. Gus Dur juga meneruskan keterlibatannya dalam Asosiasi
Pelajar Indonesia dan juga menulis majalah asosiasi tersebut.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Baghdad tahun 1970,


Abdurrahman Wahid pergi ke Belanda untuk meneruskan pendidikannya. Gus Dur
Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo
ingin belajar di Universitas Leiden, tetapi kecewa karena pendidikannya di
Universitas Baghdad kurang diakui. dari Belanda, Gus Dur pergi
ke Jerman dan Prancis sebelum kembali ke Indonesia tahun 1971.

Awal karier

Gus Dur kembali ke Jakarta mengharapkan bahwa ia akan pergi ke luar negeri lagi
untuk belajar di Universitas McGill Kanada. Ia membuat dirinya sibuk dengan
bergabung ke Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial
(LP3ES) organisasi yg terdiri dari kaum intelektual muslim progresif dan sosial
demokrat. LP3ES mendirikan majalah Prisma dan Gusdur menjadi salah satu
kontributor utama majalah tersebut. Selain bekerja sebagai kontributor LP3ES,
Gusdur juga berkeliling pesantren dan madrasah di seluruh Jawa. Pada saat itu,
pesantren berusaha keras mendapatkan pendanaan dari pemerintah dengan cara
mengadopsi kurikulum pemerintah. Gusdur merasa prihatin dengan kondisi itu
karena nilai-nilai tradisional pesantren semakin luntur akibat perubahan ini. Gusdur
juga prihatin dengan kemiskinan pesantren yang ia lihat. Pada waktu yang sama
ketika mereka membujuk pesantren mengadopsi kurikulum pemerintah, pemerintah
juga membujuk pesantren sebagai agen perubahan dan membantu pemerintah dalam
perkembangan ekonomi Indonesia. Gus Dur memilih batal belajar luar negeri dan
lebih memilih mengembangkan pesantren.

Abdurrahman Wahid meneruskan kariernya sebagai jurnalis, menulis untuk majalah


dan surat kabar. Artikelnya diterima dengan baik dan ia mulai mengembangkan
reputasi sebagai komentator sosial. Dengan popularitas itu, ia mendapatkan banyak
undangan untuk memberikan kuliah dan seminar, membuat dia harus pulang-pergi
antara Jakarta dan Jombang, tempat Gus Dur tinggal bersama keluarganya.

Meskipun memiliki karier yang sukses pada saat itu, Gus Dur masih merasa sulit
hidup hanya dari satu sumber pencaharian dan ia bekerja untuk mendapatkan
pendapatan tambahan dengan menjual kacang dan mengantarkan es. Pada tahun
1974 Gus Dur mendapat pekerjaan tambahan di Jombang sebagai guru di Pesantren
Tambakberas dan segera mengembangkan reputasi baik. Satu tahun kemudian Gus
Dur menambah pekerjaannya dengan menjadi Guru Kitab Al Hikam.

Pada tahun 1977, Gus Dur bergabung ke Universitas Hasyim Asy'ari sebagai dekan
Fakultas Praktik dan Kepercayaan Islam dan Universitas ingin agar Gus Dur

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


mengajar subjek tambahan seperti syariat Islam dan misiologi. Namun kelebihannya
menyebabkan beberapa ketidaksenangan dari sebagian kalangan universitas.

Pada tahun 1993, Gus Dur menerima Ramon Magsaysay Award, sebuah
penghargaan yang cukup prestisius untuk kategori Community Leadership.

Wahid dinobatkan sebagai "Bapak Tionghoa" oleh beberapa


tokoh Tionghoa Semarang di Kelenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok, yang selama
ini dikenal sebagai kawasan Pecinan pada tanggal 10 Maret 2004.

Ia mendapat penghargaan dari Simon Wiesenthal Center, sebuah yayasan yang


bergerak di bidang penegakan Hak Asasi Manusia. Wahid mendapat penghargaan
tersebut karena menurut mereka ia merupakan salah satu tokoh yang peduli terhadap
persoalan HAM. Gus Dur memperoleh penghargaan dari Mebal Valor yang
berkantor di Los Angeles karena Wahid dinilai memiliki keberanian membela kaum
minoritas, salah satunya dalam membela umat beragama Konghucu di Indonesia
dalam memperoleh hak-haknya yang sempat terpasung selama era orde baru. Wahid
juga memperoleh penghargaan dari Universitas Temple. Namanya diabadikan
sebagai nama kelompok studi Abdurrahman Wahid Chair of Islamic Study. Pada 21
Juli 2010, meskipun telah meninggal, ia memperoleh Lifetime Achievement
Award dalam Liputan 6 Awards 2010. Penghargaan ini diserahkan langsung kepada
Sinta Nuriyah, istri Gus Dur.

Tasrif Award-AJI

Pada 11 Agustus 2006, Gadis Arivia dan Gus Dur mendapatkan Tasrif Award-
AJI sebagai Pejuang Kebebasan Pers 2006. Penghargaan ini diberikan oleh Aliansi
Jurnalis Independen (AJI). Gus Dur dan Gadis dinilai memiliki semangat, visi, dan
komitmen dalam memperjuangkan kebebasan berekpresi, persamaan hak, semangat
keberagaman, dan demokrasi di Indonesia. Gus Dur dan Gadis dipilih oleh dewan
juri yang terdiri dari budayawan Butet Kertaradjasa, pemimpin redaksi The Jakarta
Post Endy Bayuni, dan Ketua Komisi Nasional Perempuan Chandra Kirana. Mereka
berhasil menyisihkan 23 kandidat lain. Penghargaan Tasrif Award bagi Gus Dur
menuai protes dari para wartawan yang hadir dalam acara jumpa pers itu. [74] Seorang
wartawan mengatakan bahwa hanya karena upaya Gus Dur menentang RUU Anti
Pornoaksi dan Pornografi, ia menerima penghargaan tersebut. Sementara wartawan
lain seperti Ati Nurbaiti, mantan Ketua Umum AJI Indonesia dan wartawan The

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


Jakarta Post membantah dan mempertanyakan hubungan perjuangan Wahid
menentang RUU APP dengan kebebasan pers.

Doktor kehormatan
Gus Dur juga banyak memperoleh gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris
Causa) dari berbagai lembaga pendidikan:

 Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum dari Universitas


Thammasat, Bangkok, Thailand (2000)
 Doktor Kehormatan dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand
(2000)
 Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan Politik, Ilmu Ekonomi dan
Manajemen, dan Ilmu Humaniora dari Pantheon Universitas
Sorbonne, Paris, Prancis (2000)
 Doktor Kehormatan dari Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Thailand
(2000)
 Doktor Kehormatan dari Universitas Twente, Belanda (2000)
 Doktor Kehormatan dari Universitas Jawaharlal Nehru, India (2000)
 Doktor Kehormatan dari Universitas Soka Gakkai, Tokyo, Jepang (2002)
 Doktor Kehormatan bidang Kemanusiaan dari Universitas
Netanya, Israel (2003)
 Doktor Kehormatan bidang Hukum dari Universitas Konkuk, Seoul, Korea
Selatan (2003)
 Doktor Kehormatan dari Universitas Sun Moon, Seoul, Korea Selatan (2003)

3. Syekh Jumadil Kubro

Makam Syekh Jumadil Kubro Troloyo di Desa Desa Sentonorejo, Kecamatan


Trowulan, Kabupaten Mojokerto berkaitan erat dengan Syekh Jamaluddin Al
Husain Al Akbar alias Sayyid Hussein Jumadil Kubro atau yang biasa disebut
Syekh Jumadil Kubro Sayyid Jumadil Kubro.

Setidaknya terdapat 19 nama yang dimakamkan di Makam Troloyo. Di


antaranya Syekh Al Chusen, Imamudin Sofari, Tumenggung Satim Singomoyo,
Patas Angin, Nyai Roro Kepyur, Syekh Jumadil Kubro, Sunan Ngudung, Raden

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


Kumdowo, Ki Ageng Surgi, Syekh Jaelani, Syekh Qohar, serta Ratu Ayu
Kenconowungu.

komplek Makam Troloyo mempunyai luas sekitar 3,5 acre atau 152 ribu kaki
persegi. Masing-masing kompleks dikelilingi oleh tembok khas Majapahit dan
memiliki empat plataran atau empat komplek makam yang cukup luas.

Tembok yang terbuat dari batu bata itu berdiri setinggi 1,8 meter. Antara
komplek satu dengan komplek yang lain dihubungkan dengan jalan setapak yang
melambangkan keterhubungan antar komplek.

Juru kunci, Arifin menceritakan, di Komplek Makan Troloyo ada tokoh yang
sangat terkenal, yakni Sayyid Jumadil Kubro. ‘Beliau ulama dari Samarkhan
yakni negeri perbatasan antara Azarbaijan dan Rusia. Beliau datang ke sini tahun
1399 didampingi anaknya,” ungkapnya, Sabtu (17/4/2021).

Sebelum ke Kerajaan Majapahit, Syekh Jumadil Kubro mampir ke Campa.


Salah satu negara yang ada di Kamboja untuk bertemu dengan salah satu anaknya
yang ada di sana dan kemudian ke tanah Jawa didampingi anaknya yang bernama
Maulana Ibrahim Asmorokondi.

“Beliau datang ke sini untuk dagang, karena selain ulama beliau juga dikenal
sebagai saudagar. Dagangnya bisa diterima di Kerajaan Majapahit tapi untuk siar
agama Islam masih sulit. Akhirnya beliau bertemu dengan salah satu
Tumenggung Majapahit, yakni Tumenggung Satin,” katanya.

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


Tumenggung Satin yang memberikan jalan dan memperkenalkan dengan
tokoh-tokoh bangsawan Majapahit. Karena mengubah kepercayaan orang tidak
mudah sehingga Syekh Jumadil Kubro mengalami kendala dan kesulitan. Karena
saat itu, Kerajaan Kerajaan Majapahit mayoritas penganut agama Hindu yang
kuat.

“Syekh Jumadil Kubro kembali, tapi bukan ke negaranya, namun ke negeri


Syekh Sayid Muhammad. Syekh Sayid Muhammad kemudian mengutus dan
mengumpulkan beberapa tokoh ada 9 yang masing-masing mempunyai keahlian
sendiri-sendiri. Sebanyak 9 orang, bersama Syekh Jumadil Kubro ke tanah Jawa,”
jelasnya.

Namun mereka tidak langsung ke Majapahit. Tapi menjalankan tugas pertama


karena Kerajaan Majapahit banyak pagebluk saat itu. Masyarakat juga tidak
percaya dengan adanya agama baru. Sehingga Syekh Jumadil bersama sembilan
orang tersebut membuat tumbal yang ditanam di Gunung Tidar.

“Untuk menyiarkan agama Islam di Kerajaan Majapahit sedikit terbuka,


meskipun belum secara terang-terangan. Untuk mengarahkan kepercayaan tidak
secara langsung tapi memperkenalkan pada Tuhannya dulu. Saat itu, Kerajaan
Brawijaya terakhir dan Majapahit mau hancur,” jelasnya.

Sebanyak sembilan orang yang menemani Syekh Jumadil Kubro ke tanah


Jawa masih mempunyai hubungan keluarga, mulai sari cucu hingga cicit. Seperti

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


Sunan Ampel, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kalijaga dan Sunan Gunung Jati.
Semua masih keturunan Syekh Jumadil Kubro.

“Untuk Sunan Kalijogo bukan keturunan Syekh Jumadil Kubro, namun


beliau adalah menantu dari Sunan Ampel. Sehingga 9 orang wali atau Wali
Songo merupakan satu kesatuan sehingga Troloyo disebut sebagai punjer Wali
Songo,”

4. SUNAN AMPEL

Sunan Ampel adalah seorang wali yang menyebarkan ajaran Islam di Tanah
Jawa. Ia lahir pada tahun 1401 di daerah Champa, Vietnam.

Beliau menjadi pemimpin Wali Songo menggantikan Sunan Gresik yang


wafat pada tahun 1419.

Sunan Ampel adalah Putra dari Syaikh Ibrahim As-Samarqandi dengan Dewi
Candrawulan. Sunan Ampel juga merupakan keponakan Dyah Dwarawati, istri Bhre
Kertabhumi raja Majapahit.

Dalam catatan Kronik Tiongkok dari Klenteng Sam Po Kong, Sunan Ampel
alias Bong Swi Hoo, cucu dari Haji Bong Tak Keng - seorang Tionghoa
(suku Hui beragama Islam mazhab Hanafi) yang ditugaskan sebagai Pimpinan
Komunitas Tionghoa di Champa oleh Sam Po Bo. Sedangkan Yang Mulia Ma Hong
Fu - menantu Haji Bong Tak Keng ditempatkan sebagai duta besar Tiongkok di
pusat kerajaan Majapahit, sedangkan Haji Gan En Cu juga telah ditugaskan sebagai
kapten Tionghoa di Tuban. Haji Gan En Cu kemudian menempatkan menantunya
Bong Swi Hoo sebagai kapten Tionghoa di Jiaotung (Bangil).

Keturunan

Isteri pertama adalah Dyah Candrawati alias Nyai Ageng Manila binti Arya Teja Al-
Abbasyi, berputera:

1. Maulana Mahdum Ibrahim/Raden Mahdum Ibrahim/ Sunan Bonang/Bong Ang


2. Syarifuddin/Raden Qasim/ Sunan Drajat
3. Siti Syari’ah/ Nyai Ageng Maloka/ Nyai Ageng Manyuran

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


4. Siti Muthmainnah
5. Siti Hafsah

Isteri kedua adalah Dyah Karimah binti Ki Kembang Kuning, melahirkan beberapa
anak yaitu :

1. Dewi Murtashiyah yang menjadi istri Sunan Giri.[3]


2. Dewi Asyiqah/ Istri Raden Patah
3. Raden Husamuddin (Sunan Lamongan)
4. Raden Zainal Abidin (Sunan Demak)
5. Pangeran Tumapel / Pangeran Lamongan/ Sayyid Maulana Hamzah, ayah dari
Sunan Tembayat.
6. Raden Faqih (Sunan Ampel 2)

Sejarah

Sunan Ampel (Raden Rahmat) datang ke pulau Jawa pada tahun 1443, untuk
menemui bibinya, Dyah Dwarawati. Dyah Dwarawati adalah seorang putri Champa
yang menikah dengan raja Majapahit yang bergelar Bhre Kertabhumi.

Ajaran

Moh limo Mohlimo atau Molimo, Moh (tidak mau), limo (lima), adalah falsafah
dakwah Sunan Ampel untuk memperbaiki kerusakan akhlak di tengah masyarakat
pada zaman itu yaitu:

1. Moh Mabok: tidak mau minum minuman keras, khamr dan sejenisnya.
2. Moh Main: tidak mau main judi, togel, taruhan dan sejenisnya.
3. Moh Madon: tidak mau berbuat zina, homoseks, lesbian dan sejenisnya.
4. Moh Madat: tidak mau memakai narkoba dan sejenisnya.
5. Moh Maling: tidak mau mencuri, korupsi, merampok dan sejenisnya.

Makam

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


Makam Sunan Ampel di Kota Surabaya.

Pada tahun 1479, Sunan Ampel mendirikan Mesjid Agung Demak. Dan yang
menjadi penerus untuk melanjutkan perjuangan dakwah dia di Kota Demak adalah
Raden Zainal Abidin yang dikenal dengan Sunan Demak, dia merupakan putra dia
dari istri dewi Karimah.Sehingga Putra Raden Zainal Abidin yang terakhir tercatat
menjadi Imam Masjid Agung tersebut yang bernama Raden Zakaria (Pangeran
Sotopuro).

Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 di Demak. Namun, ia


dimakamkan di Kota Surabaya, Jawa Timur.[4] Lokasi makamnya berada di Masjid
Ampel.

B. Kelebihan dan Kekurangan Objek Kunjungan


A. Kelebihan Objek Kunjungan
1. Terdapat masjid disetiap sunan-sunan
2. Terdapat kamar mandi
3. Banyak penjual jajanan khas dari wali 8
4. Ada banyak tranportasi umum di beberapa sunan; seperti
motor,elp,angkot,becak,delman dll.
5. Banyak penjual makanan-makanan daerah.

B. Kekurangan Objek Kunjungan

1. Kurangnya kebersihan kamar mandi.


2. Tempat parkir bus kotor dan bau.
Contoh: Sunan kalijaga
Sy. Maulana malik ibrahim
Sunan ampel
Sunan giri
3. Banyak sampah yang berserakan ditempat parkiran bus.

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


4. Jalanan kurang bagus
5. Tidak bisa ke masjid agung demak dikarenakan parkiran kendaraan penuh dan
tidak bisa masuk.

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


BAB IV
PENUTUP

A. Saran
1. Tetap menjaga kebersihan lingkungan.
2. Menjaga sopan santun dan etika.
3. Membuang sampah ke tempatnya.
4. Bersikap toleransi.

B. Kesimpulan

A. Kesimpulan Tradisi ziarah ke makam Wali Songo merupakan aktivitas yang tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat yang menganut aliran tarikat Ahlussunah
Wal Jamaah. Ziarah merupakan bagian dari jalan hidup mereka untuk mendapatkan
keberkahan hidup. Hal ini karena keterbatasan manusia sebagai makhluk Tuhan untuk
berhubungan langsung dengan sang penciptanya. Segala sesuatunya harus melalui
perantara, perantara orang suci atau guru baik ketika dia masih hidup maupun ketia ia
sudah tiada. Ketika sang guru telah tiada maka ziarah ke makamnyalah salah satu cara
untuk mendekatkan diri kepadanya dan mendapatkan berkat darinya. Melalui tradisi
ziarah makam Wali Songo tercermin suatu sikap tetap menghormati, menjunjung
serta mengingat jasa-jasa guru yang telah berjasa dalam mengubah dunia menjadi
berilmu pengetahuan ini, menyadari diri bahwa seorang makhluk yang tidak berdaya
dan memiliki keterbatasan dihadapan Allah. Inilah pesan – pesan simbolik yang
terkandung dalam tradisi ziarah makam Wali Songo . Dengan melakukan tradisi
ziarah ini akan senantiasa memberikan keberkahan kesejahteraan, melindungi dan
mengaruniakan rezeki yang lapang bagi dirinya, menurut keyakinan jamaah
Ahlussunah Wal Jamaah.

B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang tradisi ziarah dan
aktivitas ekonomi yang ada di Nagari Ulakan, dalam hal ini terdapat beberapa
saran untuk beberapa pihak yaitu:
1. Bagi Masyarakat Sekitar Nagari Ulakan Masyarakat harus tetap menggali
potensi Nagari untuk meningkatkan pendapatan dan memanfaatkan keramaian
peziarah yang datang. Wilayah yang strategis merupakan modal yang harus
dimanfaatkan.

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


2. Bagi Peziarah
a. Sebaiknya peziarah minta pertolongan langsung kepada Allah, jangan
kepada hal – hal yang dianggap mistis dan tetap berusaha agar tercapai
tujuannya.
b. Berkah bisa kita dapatkan langsung dari Allah dengan tetap berusaha dan
berdoa, bukan dengan cara terlalu mengagung-agungkan guru atau dengan
ziarah ke makam guru.

3. Bagi Pemerintah
a. Hasil Sumbangan ke kotak Infaq yang berada dalam Makam Wali Songo
sebaiknya juga digunakan untuk pembangunan Nagari, jangan hanya untuk
kepentingan makam dan para pemilik tanah ulayat di kompleks makam
Wali Songo
b. Pemerintah harus giat lagi mempromosikan situs makam Wali Songo ini
sebagai wisata religi agar tetap dapat menopang perekonomian kelangsung
hidup orang banyak dan dapat menciptakan lapangan kerja

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo


LAMPIRAN

1. DOKUMEN ABSENSI

2. DOKUMENTASI ( berisi foto foto anda )

Makalah Skal 2023 MTs Al Huda Sumberjo

Anda mungkin juga menyukai