Comc 2
Comc 2
Disusun oleh:
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rida
dan berkah yang diberikan-Nya lah kami dapat menyelesaikan Proposal Manajemen Asuhan
Kebidanan Berkesinambungan (CoMC) pada Ny. Z Di PMB Bidan Rini Hartini, S.Tr.Keb
dengan baik.
Selama proses penyusunan proposal, kami memperoleh bimbingan, masukkan, serta
dukungan dari berbagai pihak yang membantu mempermudah proses penyusunan, maka dari
itu, pada kesempatan ini, kami ingin menghaturkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III
2. Ketua Program Studi Profesi Bidan
3. Bidan Rini Hartini, S.Tr.Keb selaku pembimbing lahan
4. Dosen Pembimbing kami, ibu Nina Primasari, M.Keb
5. Pasien dan keluarga yang telah terlibat dalam kegiatan ini
Kami sadar bahwa didalam proposal ini masih banyak kekurangan, baik dalam
penyusunan, tata penulisan, maupun pembahasan yang ada didalamnya. Untuk itu, agar kami
dapat berkembang lebih baik kedepannya, maka kami mengharapkan saran serta masukkan
dari berbagai pihak, sehingga dalam melakukan asuhan ataupun dalam proses penyusunan
laporan selanjutnya dapat menjadi lebih baik.
Selain itu, kami selaku tim penulis dan pemberi asuhan memohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam proses penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Tujuan..........................................................................................................................3
1.2.1. Tujuan Umum...................................................................................................... 3
1.2.2. Tujuan Khusus......................................................................................................3
1.3. Identitas Klien............................................................................................................. 3
BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KASUS...............................................................5
2.1. Hasil anamnesis...........................................................................................................5
2.1.1. Kondisi biologis ibu............................................................................................. 5
2.1.2. Kondisi psikologis ibu..........................................................................................7
2.1.3. Kondisi sosio klien...............................................................................................8
2.1.4. Kondisi Kultural...................................................................................................8
2.1.5. Kondisi Spiritual.................................................................................................. 8
2.2. Hasil pemeriksaan Fisik Umum dan Khusus...............................................................9
2.2.1. Pemeriksaan Umum............................................................................................. 9
2.2.2. Tanda-tanda vital..................................................................................................9
2.2.3. Pemeriksaan fisik................................................................................................. 9
2.2.4. Pemeriksaan Penunjang........................................................................................9
2.2.5. Hasil Identifikasi Lingkungan Fisik dan Sosial..................................................10
2.3. Assesment..................................................................................................................10
2.4. Perencanaan...............................................................................................................11
BAB III REKOMENDASI HASIL RISET TERKAIT KASUS........................................ 14
3.1. Indikator keberhasilan dan rekomendasi...................................................................14
BAB IV IMPLEMENTASI KEGIATAN.............................................................................19
BAB V DISKUSI DAN PEMBAHASAN.............................................................................24
BAB VI KESIMPULAN........................................................................................................ 27
6.1. Kesimpulan................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 28
LAMPIRAN............................................................................................................................29
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pada realisasinya, seringkali dalam pemberian asuhan berkesinambungan, seorang
bidan justru dihadapkan dengan kompleksitas situasi yang dialami oleh perempuan dalam
bermasyarakat. Tantangan terhadap sistem sosial dan budaya yang ada, seperti kultur
patriarki dapat mempengaruhi upaya pemenuhan status kesehatan ibu dan anak. Budaya
patriarki sendiri merupakan sistem sosial yang menempatkan laki – laki sebagai
pemegang kekuasaan dan pemegang seluruh kendali dalam peran sosial. Hal ini seringkali
membuat perempuan sulit terlibat dalam pengambilan keputusan ataupun memperoleh
akses kesehatan yang memadai tanpa harus melibatkan laki – laki dalam menentukan
keputusan tentang hidupnya sendiri.
Pada akhirnya kebijakan ataupun rencana pembangunan yang dimunculkan oleh
pemerintah masih belum efektif dalam menangani problematika yang ada, karena setiap
area kebijakan dan program turunannya masih belum dapat memberikan akses bagi
perempuan untuk berpartisipasi secara bermakna dalam kehidupan sosial. Akibatnya,
kebijakan dan program yang dihasilkan tidak mencerminkan kontribusi bidan secara
nyata. Padahal bidan sangat berperan penting dalam layanan kesehatan reproduksi
perempuan di Indonesia (IBI, 2020).
Peranan bidan di masyarakat ditunjukkan melalui data Riskesdas tahun 2013, yang
menampilkan bahwa sebagian besar perempuan (87%) memilih untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan oleh bidan, serta 63% perempuan ingin persalinannya ditolong
oleh bidan sebagai tenaga kesehatan (IBI, 2020). Oleh karena itu, sebagai upaya
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, bidan perlu memberdayakan perempuan
dengan memaksimalkan aspek bio-psiko-sosial yang dimiliki oleh perempuan. Hal inilah
yang mendasari munculnya filosofi kebidanan bahwa bidan dalam memberikan asuhan
harus berfokus pada perempuan atau women centered care, sebagaimana tertuang dalam
dokumen inti International Confederation of Midwives (ICM) tentang Filosofi dan Model
Layanan Kebidanan yang Respectfully Midwifery Care (RMC) (IBI, 2020).
Berdasarkan tinjauan diatas, kami penulis sebagai mahasiswi program studi Profesi
Bidan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III tertarik memberikan asuhan
kebidanan secara komprehensif dan berkesinambungan pada Ny. Z di TPMB Rini Hartini,
S.Tr.Keb dengan berbasis responsive gender dengan pendekatan Respectful Midwifery
Care (RMC). Pemberian asuhan ini dilakukan dengan tujuan agar Ny. Z dapat
memberdayakan kesehatan dirinya sehingga ia memiliki kapasitas dalam merawat dirinya
2
dan keluarganya. Proposal ini disusun sebagai kerangka acuan dalam memberikan asuhan
kepada Ny. Z.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Kebidanan yang Komprehensif dan berkesinambungan
pada Ny. Z di TPMB Bdn. Rini Hartini, S.Tr. Keb yang berbasis responsive
gender dengan pendekatan Respectful Midwifery Care (RMC)
Klien
Nama : Ny. ZA
Usia : 21 th
Agama : Islam
Pernikahan : 1x, lamanya 6 bulan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kp. Rawa Bogo 05/04, Jatimekar, Jatiasih
3
Pasangan
Nama : Tn. MF
Hubungan klien : Suami
Usia : 21 th
Pernikahan : 1x, lamanya 6 bulan
Agama : Agama
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
4
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KASUS
Kajian dilakukan sejak kontak pertama yaitu pada saat ibu bersalin tanggal 4
September 2023, pukul 13.00 wib di bidan Rini Hartini, dengan hasil kajian sebagai
berikut ini :
5
28/5/ Mual 110/70 71 25 w 20 Kepala (+) Pemberian Bdn
23 cm 149 TT2, Rini
Hartini
6
Rujuk lab
ke pkm,
terapi oral
gestiamin
1x1
05/6/ Mual 119/77 69 26 w 24 Kepala (+) Hb : Kie PKM
23 cm 133 11,5 ketidak Jati
gr/dL nyamanan mekar
HIV :
NR
Sifilis :
NR
Hbsag:
NR
26/6/ T.a.k 100/70 72 29 w 25 Kepala (+) Pemberian Bdn
23 cm Puka terapi oral Rini
148 Fe, Kalk Hartini
07/8/ T.a.k 100/72 74 35 w 30 Kepala, (+) Persiapan Bdn
23 cm masuk Puka birthplan, Rini
pap 144 anjuran Hartini
usg,
pemberian
terapi oral
Fe, Kalk
7
- Pola kebiasaan sehari hari :
1. Asupan Nutrisi
Ibu makan 3x sehari dengan lauk pauk, nasi, dan sayur. Sejak hamil porsi
makan ibu menjadi porsi banyak. Ibu makan terakhir pukul 12 siang
(sudah makan 2x), minum sering ±1L
2. Istirahat
Biasanya ibu tidur 5-7 jam setiap malamnya dan tidur siang. Namun
karena saat ini ibu merasakan kontraksi, ibu belum cukup tidur
3. Aktivitas
Sehari – hari ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu,
mengepel, tugas pekerjaan rumah dibagi bersama ibunya. Ibu juga sering
jalan – jalan pagi. Suami memiliki kebiasaan merokok diluar rumah.
Suami jarang terlibat di pekerjaan rumah tangga, namun suami seringkali
membantu aktivitas ibu seperti jalan pagi.
4. Eliminasi
Ibu tidak memiliki keluhan dalam berkemih dan defekasi. Ibu sudah BAB
dan BAK sebelum masuk ruangan
8
dan canggung ketika berinteraksi dengan klien karna suami merasa terkejut
karna tiba tiba istrinya sudah memasuki waktu lahiran. Selain itu, selama masa
kehamilan suami jarang menemani ibu untuk melakukan ANC
- Dukungan keluarga: Keluarga Ny. Z tampak memberikan dukungan emosional berupa
memberikan motivasi agar Ny. Z dapat terus mempertahankan kehamilannya dan
mendengarkan keluh kesah Ny.Z selama kehamilan hingga proses persalinan ini, memberikan
dukungan instrumental seperti persiapan dana untuk periksa hamil dan biaya bersalin,
memberikan dukungan informasi seperti mengingatkan ibu mengenai informasi yang
disampaikan bidan dan menjadi teman diskusi bagi ibu, selain itu dukungan penghargaan
seperti apresiasi kepada Ny.Z juga diberikan oleh ibu klien. Klien sendiri merasakan bahwa
kekuatan yang membuat ia dapat mempertahankan kehamilannya berasal dari ibunya. Selain
dari pihak ibu, pihak mertua turut memberikan dukungannya dalam memotivasi ibu, bahkan
ibu mertua pun mengatakan bahwa ia akan mendampingi proses persalinan klien hingga
selesai
9
2.2. Hasil pemeriksaan Fisik Umum dan Khusus
2.2.1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Klien tampak gelisah, namun ibu klien kerap
membantu menenangkan
2.2.2. Tanda-tanda vital
TD 110/80 mmHg, N 85 x/m, P 20 x/m, S 36,6°C
1
0
2.2.5. Hasil Identifikasi Lingkungan Fisik dan Sosial
Penilaian lingkungan dilakukan keesekokan harinya (saat ibu pulang pasca
bersalin). Keluarga Ny.Z tinggal dirumah yang berisikan ibu klien, ayah klien,
suami, dan klien. Lingkungan rumah klien berada di lingkungan padat penduduk,
dan berdekatan dengan keluarga besar dari pihak ibu. Rumah Ny.Z dekat dengan
mushola dan TK. Lingkungan sekitar rumah Ny. Z tampak bersih.
Namun, pascasalin Ny.Z akan tinggal di rumah uwanya selama 40 hari dengan
alasan masa pengasuhan akan dibantu oleh ibu dan uwanya, kamar mandi yang
dimiliki juga cukup baik, ventilasi cukup baik, dan kondisi rumahnya bersih. Air
dirumah tersebut berasal dari air pam. Ny.Z diberikan kamar sendiri bersama
suaminya, sehingga privasi kedua pasangan terjamin.
Berdasarkan hasil pengkajian sosial, kami menemukan bahwa Ny. Z sendiri
tidak berpartisipasi dalam bekerja, ia dibebankan tugas mengasuh anak dan
suaminya berperan sebagai pencari nafkah. Hal ini membuat Ny. Z cenderung
mendominasi peran reproduktif, namun tidak dengan peran produktif.
Pengambilan keputusan dalam keluarga berada di suami dari Ny.Z. Selama
masa kehamilan sendiri, suami jarang menemani Ny. Z untuk melakukan ANC
ataupun memotivasi Ny. Z untuk melakukan ANC secara rutin. Hal ini membuat
Ibu dari Ny. Z sering membantu pekerjaan domestik dan menemani Ny. Z dalam
pemeriksaan kehamilan.
2.3.Assesment
1) G1P0A0, 39 minggu, Inpartu kala I fase aktif
2) JTHIU-PK, TBJ 3410 gr
3) Klien dengan kecemasan/kekhawatiran saat bersalin
4) Kurangnya dukungan suami
5) Dukungan keluarga tampak baik (dapat memenuhi kebutuhan bio-psiko klien)
10
2.4.Perencanaan
Tujuan Asuhan Rencana Implementasi Sasaran Potensi dan Kondisi Media Indikator keberhasilan
Klien dan Keluarga
Persalinan - Memastikan Klien, suami - Klien KIE - Persalinan
berlangsung dengan persalinan berlangsung kooperatif berlangsung secara
aman dan nyaman dengan fisiologis selama diberikan KIE spontan dan ibu memiliki
- Memfasilitasi - Klien control serta kepercayaan
pendamping persalinan dapat diri terhadap dirinya
sesuai birthplan yang mengontrol tubuhnya sendiri selama proses
telah direncanakan oleh - Ibu persalinan
klien dari klien dapat - Suami dan keluarga
- Melibatkan suami menjembatani dapat mendampingi dan
dalam setiap asuhan keterlibatan suami memenuhi kebutuhan ibu
persalinan dan bayi baru selama proses asuhan secara bergantian
lahir - Kebutuhan biologis
- Memastikan dan psikis ibu dapat
kebutuhan ibu bersalin terpenuhi selama proses
terpenuhi dan persalinan berlangsung
memberdayakan ibu
selama proses persalinan
Perawatan diri - Memastikan luka laserasi Klien, - Perawatan diri klien Buku KIA - Luka jahitan sembuh
pascasalin sembuh tanpa infeksi keluarga, dibantu oleh ibunya dengan baik
berlangsung dengan suami
11
baik dan Kondisi - Ibu dapat - Orangtua klien Skrining - Proses Involusi
Psikologis ibu mobilisasi secara sangat suportif dan psiskologis uterus berlangsung baik
pascasalin berada mandiri tanpa keluhan pekerjaan rumah dibantu (EPD) - Ibu dapat
dalam batas stabil - Memastikan oleh ibu mobilisasi tanpa
involusi uterus ibu - Lingkungan hambatan
baik rumah klien memadai - Penyulit pada
- Memberikan untuk perawatan masa nifas dapat dideteksi
asuhan pascasalin diri klien yang baik dan segera di intevensi
sesuai kebutuhan - Ibu tidak
- Memastikan ibu mengalami gejala depresi
mendapatkan dukungan postpartum dan mampu
dalam menjalani menjalankan perannya
perannya dengan baik
- Melakukan
skrining kejiwaan dan
memfasilitasi ibu untuk
berdiskusi selama masa
nifas hingga pengasuhan
- Melibatkan suami dalam
perawatan diri ibu
12
Proses menyusui - Memberikan ibu Klien, suami, Klien mau KIE Pemberian ASI secara
secara ekslusif edukasi menyusui keluarga mengusahakan untuk ekslusif tanpa sufor
berlangsung dengan pascasalin menyusui bayinya selama periode
baik - pemantauan berlangsung
- Memastikan ASI
berlangsung ekslusif dan
melakukan tindaklanjut
jika ditemui masalah
selama pemberian ASI
berlangsung
- Melibatkan suami dalam
proses menyusui
Klien dapat - Mengajak ibu dan Klien dan Suami tampak Klop KB Ibu dapat menjarakkan
menjarakkan suami untuk berdiskusi suami mendukung proses kehamilan dan suami
kehamilan selanjutnya mengenai pemilihan alat penjarakkan kehamilan terlibat perencanaan
kontrasepsi yang Ibu memiliki keluarga
diinginkannya dan keinginannya dalam
menyesuaikan kondisi ibu menggunakan alat
- Memberikan alat kontrasepsi
kontrasepsi sesuai
dengan keinginan ibu
13
BAB III
REKOMENDASI HASIL RISET TERKAIT KASUS
14
mencegah anemia (namun dengan melihat kondisi bayi),
dan segera lakukan skin-to-skin kontak pada ibu dan bayi
termasuk pemberian IMD.
Pada kala 3, manajemen aktif kala 3 yang tepat akan
meminimalisir terjadinya perdarahan, oleh karena itu,
pemberian uterotonika dengan tepat sangat penting pada
masa ini. Pada saat tanda pelepasan plasenta terlihat,
manuver brand Andrew sangat disarankan untuk
dilakukan, karena manuver ini dapat menurunkan resiko
pengeluaran plasenta secara manual, dan secara statistic,
manuver ini signifikan dalam menekan durasi kala 3
persalinan, kehilangan darah hingga perdarahan. Setelah
plasenta lahir, pastikan seluruh bagian plasenta lengkap.
Lalu periksa apakah ada luka laserasi perineum yang
harus diperbaiki.
(Desai and Tsukerman, 2023)
2. Pendamping persalinan Ketika bersalin dukungan psikologis sangat dibutuhkan.
dapat meningkatkan Untuk mengurangi rasa nyeri dan trauma saat persalinan,
motivasi ibu selama provider dapat memberikan 3 manajemen, yaitu self
bersalin management, emotional support, dan spiritual support.
Pendamping persalinan sangat membantu ibu bersalin
dalam mengatasi ketakutannya dan mengurangi nyeri pada
saat bersalin, karena ketika ada pendamping persalinan ibu
akan merasa mampu mengatasi kondisi yang sulit dan
merasa nyaman dan lega (Khamechian, et all. 2020).
Hal ini juga didukung penelitian Puspitasari (2019) yang
mengungkapkan bahwa tingginya dukungan suami dan
keluarga sebagai faktor eksternal dari support system
memiliki korelasi yang kuat dengan intensitas nyeri
persalinan yang rendah bagi ibu bersalin.
NIFAS
Masa nifas berlangsung secara Menurut ACOG (2021), pada saat masa postpartum
fisiologis tanpa adanya infeksi berlangsung terdapat beberapa komponen yang perlu
dan ibu dapat melakukan
15
mobilisasi dengan baik, serta diperhatikan untuk memaksimalkan proses pemulihan ibu
ibu tidak mengalami gejala postpartum diantaranya adalah:
depresi postpartum 1. Kesejahteraan emosional : untuk menunjang proses
ini dengan baik, maka diperlukan skrining depresi pp dan
kecemasan dengan instrument yang tervalidasi, bidan perlu
melakukan pendampingan dan pemberian dukungan
(melibatkan sekitar ibu), Rujuk jika ibu terdeteksi
mengalami gangguan kesehatan mental atau jika ada
riwayat sebelumnya
2. Perawatan anak dan menyusui : lakukan pengkajian
dan penyusunan strategi bersama ibu (dapat dimulai sejak
kehamilan) terhadap strategi menyusui, siapa yang
mengasuh anak jika ibu kerja/sekolah kembali, memastikan
anak dapat mengakses perawatan kesehatan, kaji pula
kenyamanan dan kepercayaan diri ibu terkait menyusui
dengan KIE menyusui, pemberian ASI perah, proses
pengembalian kesuburan saat menyusui, meninjau
kekhawatiran ibu mengenai kontrasepsi hormonal
3. Seksualitas, kontrasepsi, dan penjarakkan anak :
KIE mengenai proses pemulihan organ untuk berhubungan
seksual, rencana memiliki anak dan menjarakkan
kehamilan selanjutnya, serta diskusi mengenai penggunaan
serta kekhawatiran terhadap kontrasepsi
4. Tidur dan kelelahan: diskusi mengenai cara
mengatasi kelelahan dan sulit tidur, libatkan suami dan
keluarga mengenai pengasuhan anak
5. Pengembalian fisik pasca bersalin : kaji apakah
pemulihan luka berlangsung baik atau terinfeksi, berikan
edukasi menggenai proses pemulihan ibu baik dalam
jangka waktu pendek hingga panjang, pantau apakah terjadi
inkontinensia urine dan rujuk jika ada,
serta berikan edukasi terkait mobilisasi ibu
16
6. Manajemen penyakit kronis : Kaji mengenai
kemungkinan terjadinya komplikasi yang muncul sejak
kehamilan dan dapat mempengaruhi masa nifas,
lakukan skrinining gula pada ibu dengan GDM, pantau
obat yang dikonsumsi ibu (tidak kontraindikasi dengan
menyusui), lakukan kolaborasi atau rujukan dengan
dokter spesialis jika ada kemungkinan penyakit
Menyusui
Pemberian ASI secara ekslusif Pemberian ASI secara ekslusif dipengaruhi oleh beberapa
tanpa sufor selama periode factor, oleh karena itu sebagai upaya memaksimalkan
pemantauan berlangsung proses menyusui, maka diperlukan penguatan terhadap
factor yang mendukung keberhasilan menyusui,
diantaranya adalah usia, karena pada usia 20 – 35 tahun
kelenjar mamae berada pada kondisi yang matur, sehingga
produksi asi lebih banyak dibandingan usia yang beresiko.
Selanjutnya adalah dukungan suami, dukungan yang
diperoleh ibu dari suami akan meningkatkan rasa dicintai
dan dihargai, hal ini membuat kepercayaan diri ibu
meningkat serta ibu akan memiliki pikiran positif ketika
melihat bayinya, sehingga produksi asi akan mengalami
peningkatan. Lingkungan sekitar yang mendukung ibu
untuk menyusui akan senantiasa memudahkan proses
produksi asi.
Teknik menyusui menjadi factor terpenting dalam
pemberian ASI. Teknik menyusui yang benar merupakan
cara pemberian asi pada bayi mulai dari posisi hingga
perlekatan pada payudara yang tepat mengingat
kenyamanan saat menyusui tidak semata – mata hanya
karena ibu nyaman saja, namun bayi harus ikut merasa
nyaman agar posisi menyusui tepat dan bayi tidak gelisah.
Oleh karena itu, pendampingan menyusui oleh tenaga
kesehatan sangat penting untuk diperhatikan (Laily, dkk.
2022).
17
Keluarga Berencana
Ibu dapat menjarakkan Perempuan memiliki otonomi penuh bagi dirinya dalam
kehamilan dan suami terlibat mengintervensi dan mengambil keputusan terkait
perencanaan keluarga kesehatan reproduksinya, seperti menjarakkan kehamilan,
menunda kehamilan, membatasi kehamilan, termasuk
pemilihan alat kontrasepsi yang dirasa nyaman dan aman
tanpa dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan budaya.
Namun, keterlibatan suami sendiri dalam pengambilan
keputusan penggunaan alat kontrasepsi masih sangat
mempengaruhi keputusan ibu. Oleh karena itu, suami perlu
terlibat dalam perencanaan keluarga, dengan peran
minimalnya adalah sebagai pemberi dukungan. Suami yang
memberi dukungan pada istrinya dalam penggunaan alat
kontrasepsi akan membuat istri termotivasi untuk
menggunakan alat kontrasepsi (Sudirman dan Herdiana,
2020)
18
BAB IV
IMPLEMENTASI KEGIATAN
19
2 4/9/20 Ibu mengatakan Pemeriksaan P1A0, Manajemen Menyuntikkan Melakukan
23 bahwa ia masih Umum KU Partus kala aktif kala III syntosinon 10 IU Pemantauan ibu
Jam merasa mulas baik, III, secara IM, dan bayi selama
16:25 kesadaran cm, terdapat Melahirkan plasenta, 2 jam
WIB emosional stabil. tanda melakukan postpartum
Pemeriksaan pelepasan pengecekkam
Obstetrik plasenta kelengkapan
Tinggi fundus uteri plasenta Plasenta
sepusat, tidak ada lahir spontan pada
janin kedua, pukul 16.30 wib,
kontraksi uterus lengkap
kuat, tali pusat
memanjang
3 4/9/20 Ibu merasa lega KU baik, kes cm, P1A0, Asuhan Mengatasi Menganjurkan
23 telah melahirkan emosional cemas, Partus kala pasca kecemasan ibu klien untuk
Jam bayinya, namun TD : 128/68 IV, ibu persalinan dengan memberikan mobilisasi
16:31 ibu takut akan mmHg, N : 85 dengan kala IV, afirmasi dan secara mandiri,
dijahit x/m, S 36,5°C, P kecemasan pemberian relaksasi, melakukan pemantauan
20x/m. TFU 2 jari dukungan penjahitan luka pengeluaran
dibawah pusat, emosional, laserasi, melakukan pervaginam,
kontraksi kuat, dan teknik mobilisasi dini. kontraksi ibu,
Kandung kemih relaksasi Suami diminta untuk dan pemenuhan
telah dikosongkan, nafas membatu dalam nutrisi dan
±50cc, Perdarahan mengasuh anak hidrasi secara
kala IV ±75 cc, selama ibunya mandiri, serta
terdapat robekan di sedang berada di memfasilitasi
perineum derajat 1 proses pemulihan rawat gabung
20
4 5/9/20 Ibu masih KU Baik, Kes CM, P1A0, Melakukan Telah dilakukan Kontrol ibu dan
23 merasakan mulas, Keadaan Postpartu KIE praktik menyusui bayi 1 minggu
Jam ibu masih merasa emosional: tampak m 14 jam, menyusui, dengan ibu dan telah di klinik,
06:30 takut dengan tenang. TD 110/70 ibu belum melibatkan di evaluasi. sekaligus
jahitannya. Ibu mmHg, N 80x/m, menyusui suami dalam Telah dilakukan skrining EPDS
sudah BAK dan P 19 x/m, S bayinya, proses teknik relaksasi
BAB, namun ibu 36,6°C, TFU 2 jari dan ibu menyusui, pernapasan bersama
belum menyusui bawah pusat, takut teknik dengan ibu, serta ibu
bayinya karna jahitan (+) dengan relaksasi diedukasi kembali
belum keluar ASI jahitan nafas dalam mengenai cara
dan masih ingin untuk perawatan luka.
istirahat mengatasi Telah dilakukan
ketakutan pemberian kie
ibu tentang nutrisi dan hidrasi
luka jahitan, untuk mempercepat
kie nutrisi pemulihan masa
dan hidrasi nifas
5 9/9/20 Ibu datang untuk TD 110/90, P 19 P1A0, Melakukan Telah dilakukan Melakukan
23 melakukan x/m, N 72 x/m, S Postpartum pengosongan kateterisasi ±60 cc, pemantauan
kontrol nifas, 37,3°C, 6 hari, TFU kandung TFU pertengahan personal
sekaligus untuk Pengeluaran ASI tinggi, KK kemih dengan pusat- simpisis. Ibu hygiene klien
menanyakan (+), TFU 2 jari penuh, luka kateter urine, diberikan edukasi dan memantau
mengenai keluhan bawah pusat, jahitan melakukan mengenai perawatan keluhan ayang –
yang ayang – kontraksi (+), belum edukasi luka dan menjaga ayangan ibu
ayangan. Kandung kemih kering, personal personal hygiene.
Menyusui tiap 2 penuh, Lochea mobilisasi hygiene pada Ibu dianjurkan untuk
jam sekali full alba, Terdapat rendah ibu, melakukan
ASI. kotoran di jahitan Menghimbau mobilisasi secara
21
Mobilisasi ibu ibu, jahitan basah ibu untuk aktif dan suami
masih terbatas Skrining EPDS melakukan diminta untuk
hanya tidur dan hasil = 3 (tidak ada mobilisasi membantu proses
duduk, sesekali gejala depresi) secara aktif pemulihan ibu
berjalan ke kamar dan meminta
mandi saja karna suami untuk
adat 40 hari tidak memotivasi
boleh keluar ibu dalam
mobilisasi
6 15/09/ Ibu mengatakan Tidak dapat P1A0, Memberikan Mengajarkan ibu Evaluasi senam
2023 bahwa saat ini dilakukan karena Postpartum edukasi gerakan kegel kegel dengan
masih merasakan via wa (terlampir) 12 hari mengenai melalui media video pasien secara
ayang – ayangan dengan senam kegel youtube dan ibu langsung, dan
namun tidak retensio melalui diminta untuk melakukan
nyeri, mobilisasi urine media video melakukan secara konseling KB
ibu sudah mulai youtube mandiri dirumah dan pada KF3
banyak, dan ibu dilakukan
mengatakan pemantauan melalui
bahwa ia wa
menyusui
semakin sering.
Suami ikut
bergantian
mengasuh
bayinya
22
7 30/9/2 Ibu merasa Td 110/70 mmHg, P1A0, Melakukan Melakukan evaluasi Terealisasinya
023 keluhan ayang – N 80x/m, P 19 Postpartum evaluasi senam kegel yang pemasangan
ayangannya x/m, S 36,7°C, 27 hari senam kegel telah dilakukan alat kontrasepsi
masih ada namun Pengeluaran ASI dengan yang Bersama dengan ibu
sudah berkurang, (+), TFU tidak retensio dilakukan dirumah, melakukan
ibu telah teraba, Kandung urine ibu dan konseling KB
melakukan senam kemih kosong, melakukan menggunakan klop
kegel beberapa Lochea alba. konseling KB
kali, selain itu ibu KB
datang untuk
mengetahui kapan
waktu yang tepat
untuk
pemasangan KB
8 13/11/ Ibu mengatakan Tidak dapat P1A0, Menanyakan Telah dilakukan Evaluasi asuhan
2023 tidak keluhan, dilakukan Akseptor terkait evaluasi secara pada Ny.Z
dan telah (terlampir) KB 3 keluhan atau langsung dan
menggunakan KB bulan ketidak dilakukan evaluasi
Suntik 3 bulan di nyamanan asuhan
Puskesmas pasca berkesinambungan
penggunaan selama beberapa
KB bulan
23
BAB V
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
24
- Per Selama proses persalinan, ibu diberikan pilihan Faktor pendukung : Selanjutnya proses
salinan berlangsung mengenai pendamping persalinan yang 1. Ibu dapat mengontrol pemantauan pada masa
secara spontan dan ibu diinginkannya, meskipun pada realisasinya dirinya sendiri karena telah nifas tetap dilangsungkan
memiliki control serta suami tidak dapat menjadi pendamping diberikan edukasi sebelum dengan memperhatikan
kepercayaan diri persalinan dikarenakan kurang memiliki memasuki inpartu kala 1 fase aktif penuh bagaimana
terhadap dirinya sendiri persiapan dalam menghadapi peralihan peran, 2. Keluarga klien dan mertua keterlibatan suami dalam
selama proses persalinan namun kami memberikan opsi Kembali, aktif dalam memberikan dukungan proses pengasuhan dan
- Suami dan sehingga klien memilih ibu mertuanya untuk dan membantu memenuhi pemulihan, serta
keluarga dapat mendampingi persalinan. Proses persalinan kebutuhan psikis dan biologis ibu mengupayakan agar
mendampingi dan diupayakan sealamiah mungkin, meskipun Faktor penghambat : proses nifas berlangsung
memenuhi kebutuhan ibu pada proses kala II tidak dapat dilakukan 1. Suami belum siap secara fisiologis
secara bergantian penundaan pemotongan tali pusat dan IMD menghadapi peralihan peran
- Kebutuhan dikarenakan kondisi janin yang sempat 2. Klien memiliki ketakutan
biologis dan psikis ibu mengalami asfiksia. Upaya komunikasi dengan terhadap penjahitan perineum
dapat terpenuhi selama klien terkait kondisi ibu dan janin terus karena cerita dari orang sekitar
proses persalinan dilakukan, sehingga klien
berlangsung mengerti kondisi yang dialaminya, dan mampu
25
melakukan control atas dirinya sendiri selama
proses bersalin. Selain itu, pemenuhan
kebutuhan biologis dan psikis ibu terus
dipenuhi hingga pasca persalinan guna
memberdayakan
diri klien.
- Luka jahitan Selama masa nifas berlangsung, klien, suami, Faktor pendukung : Klien mau Melakukan upaya
sembuh dengan baik dan keluarga klien saling membantu dalam mengusahakan untuk proses pemantauan dan
- Proses Involusi melaksanakan peran pengasuhan dan pemulihan dirinya, suami klien pemberian dukungan
uterus berlangsung baik membantu proses pemulihan ibu, sehingga dapat kooperatif selama masa ini, terhadap pemberian ASI
- Ibu dapat meskipun banyak kendala yang dialami selama serta keluarga klien turut Ekslusif
mobilisasi tanpa masa nifas, ibu dapat melewatinya dengan baik membantu klien mobilisasi dan
hambatan tanpa mengalami depresi postpartum dan baby mau mengantarkan klien ke
- Penyulit pada blues sempat dirasakan meski sebentar. fasilitas Kesehatan jika klien
masa nifas dapat Pemantauan yang ketat dan pemberian asuhan memiliki keluhan
dideteksi dan segera di komplementer, membantu klien dalam
intevensi mengatasi keluhan retensio urine yang Faktor penghambat : terdapat
- Ibu tidak dialaminya, sehingga penyulit dapat teratasi budaya 40 hari tidak boleh keluar
mengalami gejala depresi dengan baik. yang akhirnya menghambat
postpartum dan mampu mobilisasi ibu dan berimbas
menjalankan perannya kepada lambannya proses
dengan baik pemulihan ibu
26
Pemberian ASI secara Selama proses pemberian asuhan Faktor pendukung : Ibu dan Melakukan konseling
ekslusif tanpa sufor selama dilangsungkan, klien tidak memberikan susu keluarga mau mengupayakan pada ibu dan suami terkait
periode pemantauan formula ataupun makanan lainnya, dan hanya pemberian ASI Ekslusif penggunaan alat
berlangsung memberikan ASI Ekslusif. Sejak awal masa semaksimal mungkin kontrasepsi
postpartum, pemberian edukasi cara menyusui
yang tepat telah dilakukan, klien diupayakan Faktor penghambat : Tidak ada
untuk bisa menyusui bayinya, edukasi nutrisi hambatan yang berarti dalam
yang dibutuhkan untuk mendukung proses proses ini
menyusuipun telah dilakukan. Suami turut
diberdayakan untuk dapat membantu ibu dalam
memberikan ASI Ekslusif.
Ibu dapat menjarakkan Konseling KB dapat dilakukan tanpa kendala Faktor pendukung : ada kesadaran Melakukan evaluasi
kehamilan dan suami dan ibu melakukan pemasangan KB suntik, pada ibu dan suami untuk asuhan dan tetap
terlibat perencanaan selama masa antara ibu tidak berhubungan menjarakkan anak, selain itu melakukan asuhan
keluarga dengan suami mereka merasa belum siap jika berkesinambungan
nanti memiliki anak kedua dalam
jarak waktu dekat
27
BAB VI
KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
Dalam melaksanakan studi kasus ini penulis telah memberikan asuhan kebidanan
secara komprehensif dan berbasis responsif gender, partnership, dan women
center care pada Ny. Z sejak masa persalinan, nifas dan bayi baru lahir di TPMB
Rini Hartini. Asuhan yang telah diberikan pada Ny.Z dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pengkajian dan pendokumentasian data subjektif dan dilakukan sejak persalinan kala 1
fase laten berlangsung hingga masa nifas. Pengkajian dilakukan dengan memperhatikan
kondisi biologis psikologis dan sosial klien, dengan melibatkan suami dan keluarga klien
untuk dapat memaksimalkan pemberian asuhan
3. Masalah yang dialami dan kebutuhan yang diperlukan oleh Ny.Z pada masa persalinan,
nifas serta bayi baru lahir dapat teratasi secara baik dengan melakukan asuhan kebidanan
secara komprehensif, responsif gender, partnership, dan women center care.
4. Rencana asuhan yang menyeluruh selama masa bersalin, nifas dan bbl yang mencakup
asuhan secara fisik dan psikologis telah disusun berdasarkan diagnosa yang ditegakkan pada
setiap pemeriksaan. Rencana tersebut pemberian informasi yang jelas, dukungan dan
kerjasama dengan klien dan anggota keluarga.
5. Asuhan pada Ny.Z berlangsung secara komprehensif dan diupayakan se- fisiologis
mungkin, meskipun ditemui adanya kondisi penyulit dan masalah selama asuhan berlangsung,
seluruh masalah tersebut dapat diatasi hingga kondisi klien berada dalam kondisi stabil
kembali
28
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN
Formulir Pengkajian
21
0
Akses Link Form kuisioner kecemasan : https://forms.gle/V3qGQr62yBAQnZuMA
Cara penilaian :
1. Skor 0 : Tidak ada gejala sama sekali
2. Skor 1 : Satu gejala dari pilihan yang ada
3. Skor 2 : Dua atau lebih dari gejala pilihan yang ada
4. Skor 3 : Separuh atau lebih dari gejala pilihan yang ada
5. Skor 4 : Semua Gejala ada
Jika total skor :
< 14 : Kecemasan ringan
14 – 22 : Kecemasan sedang
> 22 : Kecemasan berat
Hasil jawaban :
1: 2 6:0 11 : 2
2: 2 7:1 12 : 1
3:1 8:0 13 : 0
4:0 9:1 14 : 2
5: 0 10 : 0
Total jawaban : 12, kecemasan ringan
30
Dokumentasi
31
Lampiran Screenshoot WA Pemberian asuhan pada 15/09/2023
32
Dokumentasi kegiatan asuhan pada 30/9/2023
33
Kartu KB Klien
34