Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya rencana dan pelaksanaan merupakan satu kesatuan

tindakan, walaupun hal ini jarang terjadi. Pengendalian diperlukan untuk

melihat sejauh mana hasil yang telah tercapai, apakah telah sesuai

dengan rencana atau malah terjadi kesenjangan akibat adanya

penyimpangan-penyimpangan untuk lebih jelasnya mengenai pengertian

pengendalian ada beberapa pendapat menurut para ahli:

Menurut Harold Koontz dan Cyrill O’donell dalam buku Nanang Fattah

(2020;175) menjelaskan bahwa: “controlling is the measuring and correcting

of activities of subordinates to assure hat events conform to plants atau

pengendalian adalah berhubungan dengan pembanding kejadian-kejadian

dengan rencana-rencana dan melakuka tindakan-tindakan koreksi yang

perlu terhadap kejadian-kejadian yang menyimpang dari rencana-rencana”.

Sedangkan menurut Sondang P. Siagian masih menjelaskan bahwa:

“Pengendalian adalah proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh

kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang

dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan”.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian

merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang tujuannya untuk

memberikan arahan agar pelaksanaan rencana dapat sesuai


(Mail et al., 2020)
dengan yang telah ditentukan

Dalam persediaan pengamanan agar perusahaan terhindar dari akibat

keterlambatan bahan, jumlah maksimum kuantitas bahan dalam

persediaan maka dengan adanya kebijakan persediaan bahan baku

yang diterapkan
dalam perusahaan, biaya persediaan dapat ditekan seoptimal mungkin

untuk meminimumkan biaya persediaan dengan menggunakan tiga

metode.

Economic Order Quantity (EOQ) didalam pengendalian persediaan

bahan baku, karena metode Economic Order Quantity (EOQ) merupakan

volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilaksanakan

pada setiap kali pembelian (Izzah et al., 2021).

Periodic Order Quantity (POQ) merupakan teknik ukuran lot yang

melakukan pesanan atau kuantitas yang dibutuhkan selama periode

yang telah ditetapkan sebelumnya. POQ merupakan kuantitas pesanan

yang mencangkup permintaan tertentu untuk interval tertentu. Kuantitas

setiap pesanan adalah menghitung kembali waktu terjadinya pesanan

dan tidak pernah menyisakanpersediaan lebih (Izzah et al., 2021).

Fixed Order Interval (FOI) adalah pemesanan dilakukan pada interval

yang tetap untuk semua unit produk yang dibutuhkan. Jumlah tiap unit

yang dipesan berbeda-beda tergantung permintaan setiap unit produk.

Persediaan pengaman dalam sistem ini tidak hanya dibutuhkan untuk

meredam fluktuasi permintaan selama tenggang waktu (lead time), tetapi

juga untuk seluruh konsumsi persediaan, sehingga dalam sistem ini

menggunakan persediaan pengaman yang besar. Sistem ini biasa

dipergunakan untuk menutup fluktuasi demand untuk stockoutcase lost sales

(Izzah et al., 2021).

QM adalah kepanjangan dari quantitatif method yang merupakan

perangkat lunak dan menyertai buku-buku teks seputar manajemen operasi.

QM for windows merupakan gabungan dari program terdahulu DS dan POM

for windows, jadi jika dibandingkan dengan program POM for windows yang

tersedia pada QM for windows lebih banyak.


1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum ini adalah:

1. Mampu membuat peramalan pada perencanaan dan pengendalian

produksi

a. Peramalan (Forecasting)

b. Metode-Metode Forecasting

2. Mampu membuat rencana pengendalian Inventory yang meliputi:

a. Metode Economic Order Quantity {EOQ)

b. Metode Economic Production Quantity (EPQ)

c. Economic Order Quantity (EOQ)

d. Quantity Discount (EOQ)

e. ABC Analysis

f. Reorder Point (Normal Distribution)

g. Reorder Point (Discrete Distribution)

h. Transportasi Metode Vogel

3. Mampu membuat rencana pada tahap perencanaan kebutuhan material:

a. Material Requirement Planning (MRP)

4. Mampu membuat rencana produksi yang meliputi: Aggregate Planning

5. Mampu membuat rencana keseimbangan lintasan: Line Balancing

6. Mampu mengatasi masalah distribusi (alokasi) dengan metode: Vogel

1.3 Alat dan Bahan Praktikum

Alat dan bahan pratikum yang digunakan, antara lain:

1. Laptop/Komputer

2. Software POM

3. Petunjuk Pengoprasian (modul)

4. Data-data dari asisten


5. Pulpen dan kertas
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peramalan (Forecasting)

Menurut Kushartini dan Almahdy (2021), peramalan adalah

proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang

meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi

yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang atau jasa.

Peramalan merupakan suatu kegiatan memperkirakan atau memprediksikan

kejadian di masa yang akan datang tentunya dengan bantuan penyusunan

rencana terlebih dahulu, di mana rencana ini dibuat berdasarkan kapasitas

dan kemampuan permintaan/produksi yang telah dilakukan di perusahaan

(Lusiana & Yuliarty, 2020).

Peramalan penjualan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan nilai produk

baru dan juga untuk meningkatkan jumlah produksi. Heizer dan Render

(2021: 113) menyatakan peramalan merupakan suatu seni dan ilmu

pengetahuan dalam memprediksi peristiwa pada masa mendatang. Ramalan

yang dilakukan umumnya akan berdasarkan pada data masa lampau yang di

analisis dengan menggunakan cara-cara tertentu. Data dari peramalan

penjualan dapat digunakan untuk dasar perencanaan produksi (Tatiana et

al., 2021).

Peramalan (Forecasting) adalah metode untuk memperkirakan suatu nilai

dimasa depan dengan menggunakan data masa lalu. Peramalan juga dapat

diartikan sebagai seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian pada masa

yang akan datang, sedangkan aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi

bisnis yang berusaha memperkirakan penjualan dan penggunaan suatu

produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat

(Wardah & Iskandar, 2021).


Menurut Subagyo, peramalan yang dibuat selalu diupayakan agar dapat,

yaitu:

1. Meminimumkan pengaruh ketidak pastian terhadap perusahaan.

2. Peramalan bertujuan mendapatkan peramalan (forecast) yang bisa

meminimumkan kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur

dengan MSE (Mean Squared Error), MAE (Mean Absolute Error), dan

sebagainya.

Peramalan yang baik adalah peramalan yang dilakukan dengan

mengikuti langkah-langkah atau prosedur penyusunan yang baik yang akan

menentukan kualitas atau mutu dari hasil peramalan yang disusun. Pada

dasarnya ada 3 langkah peramalan yang penting, yaitu:

1. Menganalisa data yang lalu, tahap ini berguna untuk pola yang terjadi

pada masa lalu.

2. Menentukan data yang dipergunakan. Metode yang baik adalah metode

yang memberikan hasil ramalan yang tidak jauh berbeda dengan

kenyataan yang terjadi.

3. Memproyeksikan data yang lalu dengan menggunakan metode yang

dipergunakan, dan mempertimbangkan adanya beberapa faktor

perubahan (perubahan kebijakan-kebijakan yang mungkin terjadi,

termasuk perubahan kebijakan pemerintah, perkembangan potensi

masyarakat, perkembangan teknologi dan penemuan-penemuan baru).

Sedangkan prinsip–prinsip peramalan yang perlu dipertimbangkan:

1) Peramalan melibatkan kesalahan (error), peramalan akan hanya

mengurangi ketidakpastian tetapi tidak menghilangkannya.

2) Peramalan sebaiknya memakai tolak ukur kesalahan peramalan,

pemakai harus tahu besar kesalahan, yang dapat dinyatakan dalam


satuan unit atau persentase (probability) permintaan aktual akan jatuh

dalam interval peramalan.

3) Peramalan famili produk lebih akurat dari pada peramalan produk

individu (item).

4) Peramalan jangka pendek lebih akurat dari pada peramalan jangka

panjang, karena peramalan jangka pendek, kondisi yang

mempengaruhi permintaan cenderung tetap atau berubah lambat,

sehingga peramalan jangka pendek lebih akurat.

5) Jika memungkinkan coba melakukan perhitungan permintaan dari

pada meramalkan permintaan.

Adapun karakteristik peramalan yang baik adalah:

a. Accuracy

b. Low Rupiah Cost Of Sofware Purchase Or Development

c. Low Computer Time Requirements

d. Low Computer Storage Requirements

e. On-line Capabilities

Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan

kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan

pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa yang akan

datang dengan suatu bentuk model matematis. Bisa juga merupakan

prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Atau bisa juga dengan menggunakan

kombinasi model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang

baik dari seorang manajer.

Meramalkan permintaan dari pasar yang dimasuki oleh perusahaan

adalah suatu pekerjaan yang perlu dilakukan oleh setiap manajer

perusahaan dalam rangka memprediksi berapa besar peluang pasar yang

tersedia di masa depan. Peramalan permintaan merupakan usaha untuk


mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan

datang dalam kendala satu set kondisi tertentu. ketidakpastian yang mungkin

terjadi di masa yang akan datang.

Hal yang perlu diingat adalah bahwa aktivitas peramalan permintaan

tidaklah dapat diartikan sebagai aktivitas yang bertujuan untuk mengukur

permintaan di masa yang akan datang secara pasti, melainkan sekedar

usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang berlawanan

antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi di kemudian hari dengan apa

yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain, hasil maksimal dari

aktivitas peramalan adalah melakukan minimisasi.

Menurut Rosnani Ginting peramalan dapat dilakukan dengan berbagai

metode, antara lain:

1. Peramalan Berdasarkan Sifat Penyusunnya

a. Metode peramalan subjektif

Peramalan subjektif didasarkan pada keputusan-keputusan hasil

diskusi, pendapat pribadi dan intuisi yang dapat memberikan hasil

yang baik dari orang yang menyusunnya.

b. Metode peramalan objektif

Peramalan objektif merupakan peramalan yang didasarkan pada

data masa lalu, dengan menggunakan teknik dan metode dalam

penganalisaannya.

Ada banyak jenis metode peramalan yang tersedia untuk digunakan,

namun yang lebih penting adalah bagaimana memahami karakteristik suatu

metode peramalan agar cocok untuk diterapkan pada kasus yang diteliti

berdasarkan data–data yang telah terjadi sebelumnya. Secara umum

metode peramalan dapat dibagi dalam dua ketegori utama, yaitu metode

kuantitatif dan metode kualitatif (Derry & Eko Setiawan, 2021).


Metode kualitatif yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif

masa lalu. Hasil peramalan yang ada tergantung pada orang yang

menyusunnya, karena peramalan tersebut sangat ditentukan oleh pemikiran

yang bersifat intuisi, judgement (pendapat) dan pengetahuan serta

pengalaman dari penyusunnya.

Menurut Appadurai, metode kualitatif dibagi menjadi dua metode, yaitu:

dapat dibagi ke dalam deret berkala atau kurun waktu (time series) dan

metode kausal, sedangkan metode kualitatif dapat dibagi menjadi metode

eksploratoris dan normative:

1) Metode eksploratif, pada metoda ini dimulai dengan masa lalu dan masa

kini sebagai awal dan bergerak ke arah masa depan secara heuristik,

sering kali dengan melihat semua kemungkinan yang ada.

2) Metode normatif, pada metode ini dimulai dengan menetapkan sasaran

tujuan yang akan datang, kemudian bekerja mundur untuk melihat

apakah hal ini dapat dicapai berdasarkan kendala, sumber daya dan

teknologi yang tersedia.

Metode kuantitatif yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif

pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat tergantung pada metode yang

digunakan dalam peramalan tersebut. Metode yang baik adalah metode

yang memberikan nilai-nilai perbedaan atau penyimpangan yang mungkin

sangat beragam dan setiap teknik memiliki sifat, ketepatan dan biaya

tertentu yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode tertentu. Untuk

menggunakan metode kuantitatif terdapat tiga kondisi yang harus dipenuhi,

yaitu:

a. Tersedia informasi tentang masa lalu

b. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk numerik

c. Diasumsikan bahwa beberapa pola masa lalu akan terus berlanjut


Peramalan permintaan (forecasting demand) merupakan tingkat

permintaan produk-produk yang diharapkan akan terealisasi untuk jangka

waktu tertentu pada masa yang akan datang. Menurut Render dan Heizer

dkk, terdapat tujuh tahap dasar dalam melakukan peramalan permintaan:

1) Menentukan penggunaan dari peramalan.

2) Memilih items atau kuantitas yang akan diramalkan.

3) Menentukan horizon dari peramalan.

4) Memilih model peramalan.

5) Mengumpulkan data yang diperlukan untuk memperoleh peramalan.

6) Melakukan peramalan.

7) Memvalidasi peramalan dan mengimplementasikan hasil peramalan.

Adapun 6 faktor utama yang diidentifikasikan sebagai teknik dan metode

peramalan menurut Rusdiana:

1. Horizon waktu yaitu ada dua aspek dari horizon waktu yang berhubungan

dengan masing-masing metode peramalan. Pertama adalah cakupan

waktu dimasa yang akan datang, dan kedua adalah jumlah periode untuk

peramalan yang diinginkan.

2. Pola data yaitu dasar utama dari metode peramalan adalah anggapan

bahwa macam-macam dari pola yang didapati di dalam data yang

diramalkan akan berkelanjutan.

3. Jenis dari model yaitu model-model merupakan suatu deret waktu dimana

waktu digambarkan sebagai unsur yang penting untuk menentukan

perubahan-perubahan dalam pola. Model-model perlu diperhatikan

karena masingmasing model mempunyai kemampuan yang berbeda

dalam analisis keadaan untuk pengambilan keputusan.

4. Biaya yaitu umumnya ada empat unsur biaya yang tercakup dalam

penggunaan dalam suatu prosedur peramalan, yaitu biaya


pengembangan, penyimpanan data, operasi pelaksanaan, dan

kesempatan dalam penggunaan teknik-teknik lainnya.

5. Ketepatan metode peramalan yaitu tingkat ketepatan yang dibutuhkan

sangat erat kaitannya dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam

suatu peramalan.

6. Kemudahan dalam penerapan yaitu metode-metode yang dapat

dimengerti dan mudah diaplikasikan merupakan suatu prinsip umum bagi

pengambilan keputusan.

Kemudian ada juga Naive Method, naïve method merupakan metode

peramalan yang sangat sederhana, mengganggap bahwa peramalan

periode berikutnya sama dengan nilai aktual periode sebelumnya. Dengan

demikian, data aktual periode waktu yang baru saja berlalu merupakan alat

peramalan terbaik untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang.

Metode Naive sering digunakan sebagai pembanding karena kemudahan

dalam memperoleh hasil peramalan (Arnita, 2020).

Teknik proyeksi trend (Trend projection) digunakan untuk mencocokkan

garis tren pada serangkaian data masa lalu, kemudian memproyeksikan

garis pada masa yang akan datang untuk peramalan jangka menengah atau

jangka panjang.

2.2 Quality Control (Pengendalian Kualitas)

2.2.1 Pengertian Kualitas

Menurut Philip B. Crosby dalam dalam Bayu Tasman et.al (2020)

kualitas adalah “conformance to requirement”, yaitu sesuai dengan

yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas

apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan.

Pengendalian kualitas dapat diartikan sebagai alat yang sangat

berguna dalam membuat produk sesuai dengan spesifikasi sejak dari


awal proses hingga akhir proses. Kualitas juga merupakan salah satu

faktor keputusan konsumen terpenting dalam pemilihan produk yang

diinginkannya, dengan pemilihan produk atau jasa yang berkualitas

akan membuat loyalitas pelanggan menjadi meningkat.

1. Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas adalah alat yang sangat berguna

dalam membuat produk sesuai dengan spesifikasi sejak dari awal

proses hingga akhir proses. Setiap proses produksi akan selalu

ada gangguan yang dapat timbul secara tidak terduga.

Gangguan tidak terduga dari proses ini relatif kecil, biasanya

dipandang sebagai gangguan yang masih dapat diterima atau

masih dalam batas toleransi. Gangguan proses yang relatif

besar atau secara kumulatif cukup besar dikatakan tingkat

gangguan yang tidak diterima

2. Tujuan Pengendalian Kualitas

Tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan

jaminan bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai

dengan standar kualitas yang telah ditetapkan dengan

mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah mungkin.

Pengendalian kualitas tidak dapat dilepaskan dari pengendalian

produksi, karena pengendalian kualitas merupakan bagian dari

pengendalian produksi. Pengendalian produks baik secara kualitas

maupun kuantitas merupakan kegiatan yang sangat penting dalam

suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena semua kegiatan

produksi yang dilaksanakan akan dikendalikan, supaya barang dan

jasa yang dihasilkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,


dimana penyimpangan-penyimpangan yang terjadi diusahakan

serendah-rendahnya.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas.

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas:

1) Fungsi Suatu Barang

Tingkat suatu kualitas tergantung pada tingkat pemenuhan

fungsi kepuasaan penggunaan barang yang dapat dicapai.

2) Wujud Luar

Salah satu faktor yang penting dan sering dipergunakan oleh

konsumen dalam melihat suatu barang pertama kalinya, untuk

menentukan mutu barang tersebut adalah wujud luar barang itu.

3) Biaya Barang Tersebut

Umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat

menemukan kualitas barang tersebut. Barang-barang yang

mempunyai biaya yang mahal, dapat menunjukkan bahwa

kualitas barang tersebut relatif lebih baik demikian pula

sebaliknya. Ini terjadi, karena biasanya untuk mendapatkan

kualitas yang baik dibutuhkan biaya yang tinggi.

2.2.2 Seven Tools

Menurut Varsh (2020) pengendalian kualitas merupakan aktivitas

manajemen dan teknik yang dapat mengukur ciri-ciri kualitas produk

serta dapat membandingkannya untuk mengambil tindakan

penyehatan. Pengendalian kualitas merupakan aktivitas keteknikan

atau manajemen. Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan

metode seven tools (Idris, dkk., 2021). Purwati dalam Idriss, et,

all, Kaoru Ishikawa, menyarankan untuk meningkatkan penggunaan

statistik dengan jalan melatih semua orang dalam organisasi agar


dapat menggunakan dan menguasai alat-alat statistik yang diperlukan

untuk pengendalian kualitas. Alat-alat statistik ini kemudian dikenal

dengan nama 7 Tools yaitu:

1. Check Sheet

Alat ini berupa lembar pencatatan data secara mudah dan

sederhana, sehingga menghindari kesalahan-kesalahan yang

mungkin terjadi saat pengumpulan data tersebut.

2. Grafik Histogram

Grafik Histogram merupakan data yang dinyatakan dalam

bentuk gambar, dikenal juga sebagai histogram distribusi frekuensi

(Rani dan Setiawan, 2019). Data yang semula mentah

disusun dalam kelompok data atau kelas-kelas data tertentu.

Pengelompokan data tersebut dengan cara mendistribusikan data

dalam kelas dan menetapkan banyaknya nilai yang termasuk dalam

setiap kelas (frekuensi kelas). Dengan distribusi frekuensi baik data

kualitatif maupun kuantitatif dapat disajikan dalam bentuk yang

ringkas dan jelas.

3. Fishbone Diagram

Dalam sistem pengendalian kualitas terdapat diagram yang

digunakan untuk mencari penyebab tidak terpenuhinya spesifikasi

pada karakteristik kualitas produk, yaitu diagram sebab akibat

(fishbone diagram). Diagram sebab akibat (Fishbone Diagram)

mengeksplorasi kemungkinan penyebab masalah yang terjadi,

dengan maksud untuk menemukan akar penyebab masalah

tersebut.
4. Pareto Chart (Diagram Pareto)

Diagram pareto adalah diagram yang dipergunakan untuk

mengidentifikasikan karakteristik mutu yang perlu mendapat

prioritas perbaikan dan pengendalian dikenalkan oleh seorang

ekonomi Italia bernama V. Pareto.

5. Flow Chart (Diagram Alir Proses)

Flowchart adalah diagram yang menyatakan aliran proses

dengan menggunakan anotasi bidang-bidang geometri, seperti

lingkaran, persegi empat, wajik, oval, dan sebagainya untuk

merepresentasikan langkah-langkah yang berhubungan kegiatan

beserta urutannya dengan menghubungkan yang masing-masing

langkah tersebut menggunakan tanda panah.

6. Scatter Diagram (Diagran Pencar)

Menurut Permana dan Simanjuntak (2020) Scatter diagram

atau diagram pencar atau juga disebut diagram sebar adalah

gambaran yang menunjukkan kemungkinan hubungan (korelasi)

antara pasangan dua macam variabel dan menunjukkan keeratan

hubungan antara dua variabel tersebut yang sering diwujudkan

sebagai koefisien korelasi.

7. Control Chart (Peta Kendali)

Menurut Permana dan Simanjuntak (2020) peta kendali adalah

suatu peta yang menggambarkan keadaan proses produksi yang

sedang berlangsung pada suatu departemen. Sementara itu,

Purwati dalam Idriss, et, all (2020) berpendapat bahwa peta

kendali merupakan satu dari banyak alat untuk memonitoring

proses dan mengendalikan kualitas. Alat-alat tersebut merupakan

pengembangan metode untuk peningkatan kualitas.


2.3 Inventory (Persediaan)

Inventory (Persediaan) ditunjukan untuk barang-barang yang tersedia

untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, dan dalam kasus perusahaan

manufaktur, maka kata ini ditunjukan untuk barang dalam proses produksi

atau yang ditempatkan dalam kegiatan produksi, tetapi pada perusahaan

jasa pun persediaan diperlukan untuk menyalurkan hasil yang telah diolah

dari persedaiaan tersebut.

2.3.1 Pengertian Persediaan Menurut Para Ahli

Adapun pengertian persediaan menurut para ahli sebagai berikut:

1) Menurut (Cahyani et al., 2020) mengatakan bahwa persediaan

adalah proses penyimpanan bahan baku atau barang untuk

memenuhi tujuan tertentu.

2) Persediaan menurut Assauri (2021),ialah suatu aktiva yang meliputi

barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam

suatu periode usaha yang normal,atau persediaan barang-barang

yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan

bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses

produksi.

3) Menurut Rangkuti (2020), persediaan merupakan suatu aktiva yang

meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk

dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-

barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi,

ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya

dalam suatu proses produksi.

Dapat disimpulkan dari beberapa definisi diatas bahwa perusahaan

memiliki persediaan karena persediaan adalah suatu aktiva yang


sangat mahal, aktiva dalam perusahaan ini dapat langsung dijual

kembali maupun diproses lebih lanjut pada saat periode tertentu.

Persediaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan karena

persediaan tersebut menghubungkan satu operasi ke operasi

selanjutnya yang berurutan dalam pembuatan suatu barang untuk

kemudian disampaikan ke konsumen. Persediaan dapat dioptimalkan

dengan mengadakan perencanaan produksi yang lebih baik, serta

manajemen persediaan yang optimal.

2.3.2 Jenis-Jenis Persediaan

Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai jenis-jenis

persediaan tersebut:

1) Persediaan bahan baku (Raw Materials Inventory)

Yaitu sebuah bahan baku yang belum memasuki proses

produksi memiliki kegunaan untuk memisahkan para pemasok dari

proses produksi.

2) Persediaan barang setengah jadi (Work in proses/ WIP)

Yaitu bahan baku atau komponen yang sudah mengalami proses

produksi tetapi masih berlum sempurna atau masih belum jadi

produk jadi.

3) MRO (Maintenance Repair Operating)

Maintenance Repair Operating atau pemeliharan perbaikan

operasi diperlukan untuk berjagajaga jika ada kerusakan mesin

dalam salah satu proses produksi. MRO harus dijadwalkan atau

diantisipasi

4) Persediaan barang jadi (Finished goods inventory)

Yaitu produk jadi dan siap untuk dijual atau dikirim kepada

penganggan.
2.3.3 Fungsi–Fungsi Persediaan

Menurut (Cahyani et al., 2019) fungsi persediaan terbagi atas Tiga

jenis yaitu: Fungsi Decoupling, Fungsi Economic Size, Fungsi

Antisipasi. Berikut penjelasnya:

1) Fungsi Decoupling

Persediaan yang memungkinkan suatu oraganisasi dapat

memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier.

Persediaan diadakan agar organisasi tidak akan sepenuhnya

tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu

pengiriman.

2) Fungsi Economic size

Penghematan-penghematan atau potongan pembelian, biaya

pengangkutan per unit menjadi lebih murah. Hal ini disebabkan

karena organisasi melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih

besar, dibandingkan dengan biaya yang timbul karena besarnya

persediaan (biaya sewa gedung, investasi, risiko)

3) Fungsi Antisipasi

Persediaan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat

diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data

masa lalu, yaitu permintaan musimal.

Menurut Herjanto (2020), persediaan dapat diartikan sebagai bahan

atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi

tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk

dijual kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin.

2.3.4 Economic Order Quantity


Penjelasan economic order quantity merupakan cara perhitungan

stock barang untuk manajemen persediaan supaya perusahaan dapat

terhindar dari penumpukan stock barang, adanya penumpukan stok

barang bisa saja didapat dari bahan baku atau barang yang bernilai

tinggi akibatnya penumpukan stok dari total biaya produksi atau harga

pokok produksi yang dapat diperoleh sangat tinggi secara

keseluruhan.

Penyebab resiko penumpukan stock bisa terjadi karena terlalu lama

barang disimpan digudang bahkan sampai kualitas barang yang

berkurang bagi konsumen. Dalam economic order quantity ada dua

faktor yang harus kita perhatikan untuk penyimpanan barang terdiri

dari faktor resiko dan biaya, biasanya biaya didapat dari biaya jaminan

barang, biaya asuransi atau biaya tenaga karyawan dan resiko didapat

dari barang yang rusak bahkan sampai barang hilang yang merugikan

perusahaan.

2.3.5 Period Order Quantity (POQ)

Period Order Quantity (POQ) merupakan pendekatan

menggunakan konsep jumlah pemesanan ekonomis agar dapat

dipakai pada periode bersifat permintaan diskrit atau beragam. Teknik

ini dilandasi oleh metode EOQ, dengan mengambil dasar perhitungan

pada metode pesanan ekonomis maka akan diperoleh besarnya

jumlah pesanan yang harus dilakukan untuk interval periode

pemesanannya dalam satu periode. Model ini dapat diterapkan ketika

persediaan secara terus menerus mengalir atau terbentuk sepanjang

suatu periode waktu setelah dilakukan pemesanan (Wicaksono, 2019).

2.3.6 Quantity Discount


Quantity discount adalah diskon yang ditawarkan untuk mendorong

konsumen membeli barang dalam jumlah yang lebih banyak. Model

quantity discount berarti model yang menjelaskan adanya potongan

kuantitas atau potangan harga bila perusahaan membeli dalam jumlah

yang besar.

2.3.7 ABC Analysis

Analisis ABC adalah adalah metode pengklasifikasian barang

berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan

dibagi menjadi 3 kelompok besar yang disebut kelompok A, B dan C.

Analisis ABC dapat membantu manajemen menentukan pengendalian

yang tepat untuk masing-masing klasifikasi barang dan menentukan

barang mana yang harus diprioritaskan untuk meningkatkan efisiensi

dan mengurangi biaya.

ABC adalah satu tahun. Analisis ABC dapat juga diterapkan

menggunakan kriteria lain, bukan hanya berdasarkan kriteria biaya,

tetapi tergantung pada faktor faktor yang menentukan kepentingan

suatu material. Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang

dikenal dengan nama Hukum Pareto (Ley de Pareto). Hukum Pareto

menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil

(20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Pada tahun

1940-an, Ford Dickie dari General Electric mengembangkan konsep

Pareto ini untuk menciptakan konsep ABC dalam klasikasi barang

persediaan.

2.3.8 Reorder Point (ROP)

Reorder point adalah waktu dimana pesanan harus diadakan

kembali sehingga kedatangan bahan yang dipesan tepat waktu saat

stok di atas persediaan pengaman sama dengan nol.


1. Distribusi Normal

Distribusi normal merupakan distribusi paling penting dalam

bidang statistika. Banyak gejala yang muncul di alam, industri, dan

penelitian yang dapat digambarkan dengan baik oleh kurva

distribusi normal. Kurva distribusi normal ini berbentuk seperti

lonceng atau genta, dan persamaannya pertama kali ditemukan

tahun 1733 oleh Abraham DeMoivre.

2. Distribusi Diskrit

Distribusi peluang diskrit adalah suatu ruang sampel yang

mengandung jumlah titik sampel yang terhingga atau suatu barisan

unsur yang tidak pernah berakhir tetapi yang sama banyaknya

dengan bilangan cacah.

2.4 Software POM For Windows

QM adalah kepanjangan dari quantitatif method yang merupakan

perangkat lunak dan menyertai buku-buku teks seputar manajemen

operasi. QM for windows merupakan gabungan dari program terdahulu DS

dan POM for windows, jadi jika dibandingkan dengan program POM for

windows modul yang tersedia pada QM for windows lebih banyak. Namun

ada modul-modul yang hanya tersedia pada program POM for windows,

atau hanya tersedia di program DS for windows dan tidak tersedia di QM

for windows. Berikut ini adalah contoh tampilan awal pada saat QM for

windows dijalankan (Ariyanti et al., 2021).

Pendekatan dalam pengambilan keputusan bisnis secara sederhana

dapat dibagi ke dalam dua bagian yakni pendekatan kualitatif dan

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan dengan

menggunakan pengalaman, intuisi, perkiraan, emosi dalam pengambilan

keputusan. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan ilmiah menggunakan


proses matematis untuk menentukan keputusan terbaik. Keputusan terbaik

tentu saja adalah keputusan yang dapat menggabungkan kedua

pendekatan tersebut secara harmonis (Ariyanti et al., 2021).

QM for Windows merupakan perangkat lunak yang dikembangkan dan

menyertai buku-buku teks seputar manajemen operasi yang diterbitkan

oleh Prentice-Hall‟. POM for Windows ialah paket yang diperuntukkan

untuk manajemen operasi; QM for Windows ialah paket yang diperuntukkan

untuk metode kuantitatif untuk bisnis dan DS for Windows berisi gabungan

dari kedua paket sebelumnya (Ariyanti et al., 2021).

2.4.1 Langkah-langkah Instal POM QM

Untuk dapat menjalankan program POM For Windows, konfigurasi

minimal komputer adalah sebagai berikut: Software Qm merupakan

software penghitungan yang usianya sudah cukup tua atau lama, dan

semakin tua software tersebut semakin susah untuk dioperasikan pada

sistem operasi yang terbaru, contohnya windows vista, windows 7

maupun windows 8 BETA, Dan dalam tutorial ini Kami telah mencoba

menginstal software QM pada windows 7 64 bit dan ternyata berhasil.

Contoh kasus: laptop DELL Vostro , Windows 7 ultimate 64Bit Berikut

contoh2 nya,

1. Pertama pada setup software QM digambar namanya

“QMSETUP_RS7,
Sumber : Feri Surya Arlanga, 2012

Gambar 2.1 Properties

2. Klik Kanan -> properties

3. Lalu akan muncul dialog box properties, disana pilih “Compatibility”

seperti pada gambar dibawah ini

Sumber : Feri Surya Arlanga, 2012

Gambar 2.2 Dialog Box Properties

4. Nah setelah itu lakukan seperti gambar diatas, yaitu centang “Run

this program in Compatibillity mode for:” , disitu cari yang windows

NT, dalam kasus saya, yaitu windows NT 4.0 (service pack 5).

5. Bila tidak mirip juga tidak apa apa yang terpenting pilih windows NT

4.0 , atau alternatif lain klik pada windows 2000 atau pun windows

xp. Setelah itu tekan OK, dan jalankan installernya.

2.4.2 Modul yang terdapat pada POM QM For Windows

Program POM for Windows adalah sebuah progam komputer yang

digunakan untuk memecahkan masalah dalam bidang produksi dan


manajemen operasi yang bersifat kuantitatif. Program ini menyediakan

20 modul yang berbeda penggunaannya, yaitu:

1. Aggregate Planning

2. Assigment (Penugasan)

3. Balancing Assembly Line

4. Break even / Cost-Volume Analysis

5. Decision Analysis

6. Forecasting

7. Inventory

8. Job Shop Scheduling

9. Learning Curve

10. Linier Programming (Pemrograman Linear)

11. Location

12. Lot Sizing

13. Material Requirement Planning

14. Operations Lay Out

15. PERT/CPM

16. Quality Control

17. Realibility

18. Simulation

19. Transportation (masalah transportasi)

20. Waiting Lines (antrian)

Program POM for Windows ini digunakan sebagai pelengkap

matakuliah Penelitian Operasional, sehingga dengan bantuan modul

tersebut, berbagai masalah dalam Research Operation dapat

diselesaikan dengan cepat.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sistematika

3.1.1 Latar Belakang

Dalam persediaan pengamanan agar perusahaan terhindar

dari akibat keterlambatan bahan, jumlah maksimum kuantitas

bahan dalam persediaan maka dengan adanya kebijakan

persediaan bahan baku yang diterapkan dalam perusahaan,

biaya persediaan dapat ditekan seoptimal mungkin untuk

meminimumkan biaya persediaan dengan menggunakan tiga

metode.

Economic Order Quantity (EOQ) didalam pengendalian

persediaan bahan baku, karena metode Economic Order

Quantity (EOQ) merupakan volume atau jumlah pembelian yang

paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap kali pembelian

(Izzah et al., 2021).

Periodic Order Quantity (POQ) merupakan teknik ukuran lot

yang melakukan pesanan atau kuantitas yang dibutuhkan

selama periode yang telah ditetapkan sebelumnya. POQ

merupakan kuantitas pesanan yang mencangkup permintaan

tertentu untuk interval tertentu. Kuantitas setiap pesanan adalah

menghitung kembali waktu terjadinya pesanan dan tidak pernah

menyisakanpersediaan lebih (Izzah et al., 2021).

3.1.2 Tujuan Pratikum

Tujuan Praktikum ini adalah:

1. Mampu membuat peramalan pada perencanaan dan

pengendalian produksi
a. Peramalan (Forecasting)
b. Metode-Metode Forecasting

2. Mampu membuat rencana pengendalian Inventory yang meliputi:

a. Metode Economic Order Quantity {EOQ)

b. Metode Economic Production Quantity (EPQ)

c. Economic Order Quantity (EOQ)

d. Quantity Discount (EOQ)

e. ABC Analysis

f. Reorder Point (Normal Distribution)

g. Reorder Point (Discrete Distribution)

h. Transportasi Metode Vogel’s

3. Mampu membuat rencana pada tahap perencanaan kebutuhan

material:

a. Material Requirement Planning (MRP)

Mampu membuat rencana produksi yang meliputi: Aggregate

Planning

4. Mampu membuat rencana keseimbangan lintasan: Line

Balancing

5. Mampu mengatasi masalah distribusi (alokasi) dengan metode:

Vogel

3.1.3 Alat-Alat Yang Digunakan

1. Laptop/Komputer

2. Software POM

3. Petunjuk Pengoprasian (modul)

4. Data-data dari asisten

5. Pulpen

6. Kertas
3.2 Pengambilan Data

Adapun data yang diambil dari penelitian ini adalah data yang ada di

Buku Penuntun Praktikum Sistem Produksi, Laboratorium Teknik Industri

yang telah ditentukan asisten untuk masing-masing Praktikan.

3.3 Pengolahan Data

Adapun pengolahan data yang dilakukan pada praktikum ini adalah:

1. Menghitung Peramalan Permintaan (Forecasting) dengan Bantuan

Software POM For Windows

2. Menghitung Quality Control (Pengawasan Kualitas) dengan bantuan

Software POM For Windows

3. Menghitung Persediaan (Inventory) dengan Bantuan Software POM For

Windows:

a. Economic Order Quantity (EOQ)

b. Production Order Quantity Model

c. Quantity Discount (EOQ) Model

d. ABC Analysis

e. Reorder Point (Normal Distribution)

f. Reorder Point (Discrete Distribution)

4. Transportasi Metode Vogel’s dengan Bantuan Software POM For

Windows

3.4 Analisa dan Pembahasan

Pada bagian ini membahas tentang bagaimana menganalisa serta

membahas tentang data peramalan (forecasting), Quality Control, Inventory

(persediaan) dan Transportasi metode Vogel.

3.5 Kesimpulan
Dengan melakukan analisa dan pembahasan maka dengan itu kita dapat

membuat peramalan pada perencanaan dan pengendalian produksi, kita

mampu membuat rencana pengendalian inventory, perencanaan kebutuhan

material, membuat rencana produksi mampu membuat rencana

keseimbangan lintasan serta mampu mengatasi masalah distribusi.


3.6 Flowchart

3.6.1 Metodologi Penelitian

Mulai

Latar Belakang

Tujuan Praktikum

Alat – alat yang digunakan:


1. Laptop/Komputer
2. Software POM
3. Petunjuk Pengoprasian
4. Data-data dari asisten

Pengambilan Data

Pengolahan Data:
1. Forecasting
2. Quality Control
3. Inventory
a. Economic Order Quantity (EOQ)
b. Production Order Quantity Model
c. Quantity Discount (EOQ) Model
d. ABC Analysis
e. Reorder Point (Normal Distribution)
f. Reorder Point (Discrete Distribution)
4. Transportasi Metode Vogel’s

Analisa dan Pembahasan


Ppembahasan
Penutup

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian


3.6.2 Forecasting

Mulai

Module

Forecasting

New File:
Time Series Analysis

Title

Number of Past Periods

Input Data

Pilih Metode:
1. Naive Method

2.Trend analysis

Solve and Tile

Selesai

Gambar 3.2 Flowchart Forecasting


3.6.3
Quality Control

Mulai

Module

Quality Control

New File:
P-charts

Title

Number of Past Periods

Input Data

Pilih Metode:
1. (1 Sigma)
2. (2 Sigma)
3. (3 Sigma)

Solve and Tile

Selesai

Gambar 3.3 Flowchart Quality Control


3.6.4 Inventory (EOQ)

Mulai

Module

Inventory

New File:
EOQ

Title

Computer Reorder Point

Input Data

Solve and Tile

Selesai

Gambar 3.4 Flowchart Quality Control


3.6.5 Inventory (POQ)

Mulai

Module

Inventory

New File:
POQ

Title

Computer Reorder Point

Input Data

Solve and Tile

Selesai

Gambar 3.5 Flowchart Inventory (POQ)


3.6.6 Inventory (Quantity Discount)

Mulai

Module

Inventory

New File:
Quantity Discount (EOQ)

Title

Computer Reorder Point

Input Data

Solve and Tile

Selesai

Gambar 3.6 Flowchart Inventory (Quantity Discount)


3.6.7 Inventory (ABC Analysis)

Mulai

Module

Inventory

New File:
ABC Analysis

Title

Computer Reorder Point

Input Data

Solve and Tile

Selesai

Gambar 3.7 Flowchart Inventory (ABC Anlysis)


3.6.8 Inventory (Reorder Point: Normal Distribution)

Mulai

Module

Inventory

New File:
Reorder Point (Normal Distribution)

Title

Computer Reorder Point

Input Data

Solve and Tile

Selesai

Gambar 3.8 Flowchart Inventory (Reorder Point: Normal Distribution)


3.6.9 Inventory (Reorder Point: Discrete Distribution)

Mulai

Module

Inventory

New File:
Reorder Point (Discrete Distribution)

Title

Computer Reorder Point

Input Data

Solve and Tile

Selesai

Gambar 3.9 Flowchart Inventory (Reorder Point: Discrete Distribution)


3.6.10 Transportation (Vogel’s Method)

Mulai

Module

Transportation

New File

Title

Input:
1. Number of Sourch
2. Number of Destination
3. Objective (Minimize)

Input Data

Starting Mathod:
Vogel’s Aproximation
Method

Selesai

Gambar 3.10 Flowchart Transportation (Vogel’s Method)

Anda mungkin juga menyukai