Anda di halaman 1dari 7

FENOMENA OPTIK

KELOMPOK 1 :

RAHMA (4202121003)

KELAS : PENDIDIKAN FISIKA C 2020

MATA KULIAH : PENGEMBANGAN RISET INTERDISIPLIN

PENDIDIKAN FISIKA

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. SAHYAR, M.S., M.M.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FEBRUARI 2023
1. Mengidentifikasi fenomena optik pada bidang fisika

Jawab

Ada banyak sekali fenomena optik yang dapat kita rasakan salah satunya yaitu melihat
menggunakan Indra mata. Mata merupakan organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang
dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan
sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk
memberikan pengertian visual. Banyak pengetahuan yang kita peroleh melalui suatu
penglihatan. Untuk membedakan gelap dan terang tergantung atas penglihatan seseorang.
Cahaya memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, dapat kita jumpai di ruang
lingkup sehari-hari. Contohnya sebagai sumber energi.

Coba deh kamu bayangkan bila tidak terdapat cahaya di muka bumi ini. Setiap benda dapat
kita lihat karena adanya cahaya yang merambat mengenai benda tersebut. Terdapat banyak
sekali benda-benda yang dapat memancarkan cahaya. Benda-benda semacam ini dinamakan
sumber cahaya. Benda-benda yang bukan sumber cahaya juga dapat kita lihat karena benda
itu memantulkan cahaya yang mengenainya.

Sehingga sedikit dari penjelasan diatas bahwa kondisi manusia bisa melihat suatu benda
dipengaruhi oleh cahaya. Itu membuktikan bahwa pada saat malam hari kamu tidak dapat
melihat suatu benda kecuali benda tersebut memiliki cahayanya sendiri.

Terdapat beberapa fenomena optik yang dapat kita jumpai, antara lain rabun jauh (miopi),
rabun dekat (hipermetropi), Asigmatisma (silindris), keadaan air yang dilihat dangkal, dan
fatamorgana.

1. Rabun jauh (miopi)

Berdasarkan penjelasan diketahui bahwa rabun jauh merupakan salah satu cacat mata dimana
mata tidak dapat melihat benda benda yang jauh. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat
memipih sebagaimana mestinya, sehingga bayangan yang terbentuk jatuh di depan retina
(tidak jatuh tepat pada retina). Mata rabun jauh mempunyai titik jauh pada jarak tertentu dan
titik dekatnya lebih kecil daripada titik dekat mata normal.

Pada penjelasan fisika didapati bahwa Miopia terjadi karena cahaya yang masuk ke dalam
mata, jatuh di depan retina mata. Kondisi ini dapat disebabkan oleh struktur panjang bola
mata yang terlalu panjang ataupun kemampuan mata yang terlalu kuat dalam memfokuskan
cahaya, sehingga obyek yang jauh tampak buram.

2. Rabun dekat (Hipermetropi)

Ada dua bagian dari mata yang bertanggung jawab untuk memfokuskan cahaya yang masuk:
kornea dan lensa. Kornea adalah permukaan mata yang berada paling depan dan berwarna
jernih. Lensa adalah struktur di dalam mata yang dapat berubah bentuk (cembung-cekung)
agar bisa fokus terhadap penglihatan jauh dan dekat.

Kornea dan lensa bekerja sama untuk membiaskan ataupun membelokkan cahaya. Kemudian
cahaya yang masuk bisa difokuskan ke permukaan retina. Retina adalah struktur yang terletak
di belakang bola mata. Retina menerima informasi visual dan mengirimkannya ke saraf optik.
Saraf optik inilah yang membawa informasi ke otak sehingga kita bisa melihat.

Pada kondisi normal, lengkungan kornea, elastisitas lensa serta panjang bola mata berada
dalam kombinasi yang pas sehingga cahaya yang masuk bisa difokuskan ke retina mata.
Namun, apabila kornea terlalu datar, lensa tidak elastis, ataupun bola mata yang terlalu
panjang sehingga membentuk kombinasi yang tidak pas, maka mata tidak bisa memfokuskan
cahaya dengan benar sehingga penglihatan menjadi kabur. Pada hipermetropi cahaya yang
masuk di fokuskan ke belakang retina, hal ini bisa terjadi apabila kornea terlalu datar, bola
mata terlalu pendek, atau lensa yang tidak bisa mencembung (tidak elastis, khususnya pada
presbiopi).

Salah satu penyebab rabun dekat atau hipermtopia adalah kornea datar, ini merupakan
penyebab tersering. Rabun dekat juga bisa terjadi jika bola mata lebih pendek dari normal.
Kondisi-kondisi ini menyebabkan cahaya yang masuk difokuskan di belakang retina mata,
padahal normalnya cahaya harus difokuskan di permukaan retina.

3. Asigmatisma (silindris)

Asigmatisma atau silindris merupakan cacat mata dimana mata tidak dapat membedakan
garis-garis horisontal dan vertikal secara bersamaan. Hal ini karena kornea mata tidak
mempunyai jari-jari kelengkungan yang tetap atau tidak berbentuk sferis. Cacat mata
asigmatisma dapat diatasi dengan menggunakan kacamata berlensa silindris.

Berdasarkan penjelasan interdisiplin ilmu pada bidang fisika diketahui bahwa "Mata silinder
terjadi akibat ketidakmampuan mata membiaskan cahaya sehingga titik fokus jatuh tidak
tepat di retina. Ini yang menyebabkan pandangan menjadi kabur."
Menurut ahli di American Academy of Opthalmology, mata silinder disebabkan oleh
kelengkungan kornea atau lensa mata yang tidak teratur. Bila kornea atau lensa mata tidak
melengkung secara merata, maka sinar cahaya tidak akan dibiaskan dengan benar. Inilah
yang membuat pandangan menjado kabur atau terdistorsi pada jarak dekat atau pun jauh.

Sehingga pada penjelasan di bidang fisika yakni pembiasan cahaya merupakan pembelokkan
gelombang cahaya yang disebabkan adanya perubahan kelajuan gelombang cahaya ketika
cahaya merambat melalui dua zat yang indeks biasnya berbeda.

4. Air kolam yang terlihat dangkal

Sumber : fisikaABC.com

Dimana Refraksi atau pembiasan cahaya didefinisikan sebagai perubahan arah rambat
partikel cahaya akibat terjadinya suatu percepatan. Peristiwa ini terjadi pada optika era optik
geometris dengan refraksi
cahaya yang dijabarkan dengan
hukum snellius.

Hukum Snellius atau hukum


pembiasan menyatakan bahwa:
Sinar datang, sinar bias, dan
garis normal terletak pada satu
bidang datar dan ketiganya
berpotongan di satu titik.
Apabila sinar melalui dua medium yang berbeda, maka hubungan sinar datang, sinar bias,
dan indeks bias medium dinyatakan oleh persamaan:
Sin i / Sin r = n1 / n2
Dasar kolam akan tampak seolah dangkal jika dilihat dari permukaan daratan. Hal ini
disebabkan karena cahaya yang datang dari udara (kurang rapat) menuju air (lebih rapat) dan
akan mengalami pembiasan menjauhi garis normal. Proses pembiasan cahaya ini akan
berlangsung di dalam kolam renang tersebut.

Hal ini menyebabkan seolah dasar kolam akan terlihat dangkal karena terjadi pembiasan
akibat bayangan dasar kolam bukan bentuk yang sesungguhnya.
5. Fenomena melihat pada fatamorgana

Sumber : Kumparan.com
Siapapun yang pergi di siang hari saat cuaca panas dan sinar matahari yang sangat terik maka
kita akan melihat bayang- bayang seperti sedang dibakar. Terkadang bayang- bayang ini
menyerupai air yang sedang terkena ombak. Bayangan- bayangan inilah yang sering kita
kenal sabagai fatamorgana. Fatamorgana yang sering dikatakan oleh banyak orang, seringkali
kita tidak tau maknanya apa. Fatamorgana seperti batas yang membatasi dunia kita dengan
dunia lain karena bentuknya yang seperti tirai alam. Fatamorgana biasa terjadi di padang
pasir (baca; gurun pasir terbesar di dunia), padang es (baca: hujan es) atau tempat- tempat
terbuka lainnya. Fatamorgana juga
sering terjadi di gunung Brocken
yang berada di Jerman. Sebenarnya
fatamorgana sendiri merupakan
sebuah fenomena alam yang berupa
pembiasan cahaya melalui kepadatan
yang berbeda. Hal ini akan
menciptakan ilusi sehingga membuat
sesuatu yang sebenarnya tidak ada
seolah- oleh menjadi ada. Nama
fatamorgana sendiri diambil dari
nama saudari Raja Arthur, yakni
Feye le Morgana, yakni seorang peri
yang bisa berubah- ubah rupanya.
Terjadinya Fatamorgana
Fatamorgana adalah fenomena alam yang nyata terjadi di sekitar kehidupan kita sehari- hari.
fatamorgana biasanya terjadi di sekitar udara yang panas, baik itu panas karena terkena sinar
matahari maupun panas karena api. Fatamorgana dapat terjadi karena beberapa proses alam.
Di gurun pasir sendiri fatamorgana menyerupai danau (baca: macam-macam danau) atau air
atau bahkan menyerupai sebuah kota. Hal ini sebenarnya merupakan pantulan dari langit
yang dipantulkan oleh udara yang panas. Udara panas ini berfungsi sebagai cermin. Selain
fatamorgana, sebenarnya ada fenomena alam lain yang juga terjadi karena pembiasan cahaya,
yakni pelangi (baca: proses terjadinya pelangi). Namun fatamorgana berbeda dengan pelangi,
karena letaknya saja berbeda maka proses keduanya juga berbeda. Beberapa proses alam
yang dapat menimbulkan fatamorgana antara lain sebagai berikut:
Terjadinya fatamorgana pada awalnya karena ada perbedaan kerapatan suhu antara suhu
udara dingin dan suhu udara panas yang berada di lapisan atmosfer bumi. Suhu udara
dingin mempunyai kerapatan yang lebih rapat dari pada suhu udara yang panas. Sebaliknya,
suhu udara panas memiliki kerapatan yang lebih rendah dan juga lebih ringan daripada suhu
udara dingin. Dengan perbedaan kerapatan suhu udara tersebut maka lapisan udara dengan
suhu yang panas akan berada dekat dengan tanah atau kerak bumi dan terperangkap oleh
lapisan udara yang suhunya lebih dingin berada di atasnya.
Hal ini akan membuat cahaya mengalami pembiasan ke arah garis horizontal pada
pandangan dan berjalan ke atas karena pengaruh internal total. Pemantulan internal total
ini merupakan proses pemantulan cahaya yang terjadi pada permukaan batas antara satu
medium dengan medium lainnya yang memiliki indeks bias yang lebih kecil apabila sudut
datang ke medium kedua melebihi suatu sudut kritis tertentu.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari fenomena fatamorgana dalam optik yakni Fatamorgana
terbentuk ketika ada perubahan kepadatan udara yang terjadi secara cepat di atmosfer. Ini
terjadi ketika udara di sebuah tempat lebih panas dibandingkan udara di sekelilinginya.
Ketika pancaran cahaya bergerak dari udara yang lebih dingin ke udara yang yang lebih
hangat, cahaya ini melengkung dan membentuk fatamorgana. Cahaya itu memantul ke mata
kita pada sudut yang berbeda dan membuat kita seperti sedang melihat cerminan gambar dari
benda yang ada di atasnya. Otak kita pun mengartikan ini sebagai bayangan dari air yang ada
di atas jalan.
Kesimpulan

Dari penjelasan diatas mengenai berbagai fenomena optik yang ada dalam kehidupan sehari-
hari. Tak lepas dari yang namanya cahaya, manusia dapat melihat suatu benda karena adanya
cahaya. Tak hanya itu berbagai sifat-sifat cahaya seperti pembiasan cahaya (refleksi),
kemampuan mata dalam memfokuskan cahaya, dan ilusi optik yang dihasilkan oleh mata
pada peristiwa fatamorgana merupakan contoh optik yang sering kita jumpai.
DAFTAR PUSTAKA

Saprudin, S. (2018). Analisis Kesiapan Dan Strategi Monitoring Evaluasi Program


Pengembangan Perkuliahan Gelombang Dan Optik Berbasis Game. JIPFRI (Jurnal
Inovasi Pendidikan Fisika Dan Riset Ilmiah), 2(1), 28-37.

Thressia, M. 2022. Buku Ajar Optika. Yogyakarta : Penerbit Deepublish

Sumber Website :

https://stafsite.untad.ac.id/upload/jurnal/49XII%20Alat-alat%20Optika.pdf

"Definisi dan Contoh Peristiwa Pembiasan Cahaya dalam Kehidupan Sehari-hari, Sudah
Tahu? - Semua Halaman - Kids" https://kids.grid.id/read/472686736/definisi-dan-contoh-
peristiwa-pembiasan-cahaya-dalam-kehidupan-sehari-hari-sudah-tahu?page=all X

Anda mungkin juga menyukai