Anda di halaman 1dari 13

Standar Operating Procedure (SOP)

Sentralisasi obat

Pengertian Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2011).
Tujuan 1. Mampu melaksanakan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi
obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat
dengan benar.
2. Mampu mengelola obat pasien, pemberian obat secara tepat dan benar
sesuai dengan prinsip 6 T + 1 W (tepat pasien, tepat obat, tepat dosis,
tepat waktu, tepat cara pemberian, tepat pendokumentasian, waspada
efek samping obat).
3. Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.
4. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat
dalam pengelolaan sentralisasi obat.
5. Meningkatkan kepuasan klien dan keluarga terhadap asuhan
keperawatan yang telah diberikan
6. Meningkatkan keamanan dalam pengelolaan dan penyimpanan obat.
Petugas Dilaksanakan oleh perawat-perawat diruangan.
Persiapan 1. Persiapan alat
Alat a. Alat tulis
b. Buku serah terima obat
c. Format pemberian obat oral/injeksi
Prosedur 1. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan
kepada perawat dan keluarga menerima tanda bukti serah terima obat.
2. Perawat menuliskan nama pasien, registrasi, jenis obat, jumlah
(sediaan) dan diketahui oleh keluarga/ klien dalam format pemberian
obat. Keluarga / klien selanjutnya mendapatkan informasi bila mana
obat tersebut akan habis.
3. Klien / keluarga selanjutnya mendapatkan tanda bukti serah terima obat
yang berisi nama obat, jumlah, dosis obat yang diberikan perawat.
4. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kotak obat.
5. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat.
6. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat, dengan terlebih dahulu di cocokkan dengan terapi di
dalam advis dokter.
7. Pada saat pemberian obat perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, efek samping obat. Usahakan tempat obat kembali
setelah obat dikonsumsi. Pantau adanya efek samping pada pasien.
8. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala
ruangan / petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam format
pemberian obat pada kolom sisa.
 Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat:

1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang


secara optimal dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta dalam mengontrol
penggunaan obat.
3. Penerimaan obat :
a. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat
yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat
dengan menerima lembar terima obat.
b. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan dalam kartu kontrol, serta diketahui (ditanda tangani) oleh
keluarga atau pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien
selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana obat
tersebut akan habis, serta penjelasan tentang 5T (jenis, dosis,
waktu, pasien dan cara pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang
harus diminum beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat (Nursalam,2007).
4. Pembagian obat :
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya dicatat dalam format
pemberian obat oral/injeksi.
b. Obat-obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam daftar
pemberian obat oral/injeksi dengan terlebih dahulu dicocokkan
dengan terapi yang diinstruksi dokter.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping obat. Obat yang
diterima oleh perawat disimpan di kotak obat.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh
petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk
obat. Obat yang hampir habis akan diinformasikan kepada
pasien/keluarga dan kemudian dimintakan kepada dokter
penanggung jawab klien.
e. Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada
keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu
dilanjutkan) kepada dokter penanggungjawab pasien
(Nursalam,2007).
5. Penambahan obat baru :
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
jadwal pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam
format pemberian obat oral/injeksi.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat
(Nursalam,2007).
6. Obat khusus.
a. Obat disebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup
mahal, menggunakan rute pemberian yang cukup sulit, memiliki
efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan pada waktu
tertentu.
b. Pemberian obat khusus didokumentasikan di format pemberian
obat (tidak ada format khusus)
c. Informasi yang diberikan pada klien/ keluarga yaitu nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian dan tempat obat sebaiknya diserahkan/ ditunjukkan pada
keluarga setelah pemberian. Usahakan terdapat saksi dari keluarga
saat pemberian obat ( Nursalam, 2007). Seorang manajer
keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan
cara berikut ini.
1) Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai,
dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf.
2) Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan
dan gantungkan di dinding.
3) Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab pemborosan
obat.
4) Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam
obat.
5) Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai
satu jenis obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf.
6) Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana
di perpustakaan (McMahon,1999).
 Pengembalian Obat
Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka obat
dikembalikan kepada klien/keluarga dengan ditanda tangani oleh
klien/keluarga serta tanggal dan waktu penyerahan.

Sumber DAFTAR PUSTAKA:


rujukan Nursalam. 2011Menejemen Keperawatan: aplikasi Dalam praktek
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

SKENARIO ROLEPLAY SENTRALISASI OBAT

1. Kepala Ruangan :
2. Kepala Tim :
3. Perawat Pelaksana :
4. Keluarga Pasien :

Pada hari Kamis 09 Februari 2017 Sekitar pukul 09.00 WIB Pasien tn. S dengan diagnosis
Diabetes Mellitus dan Asma dari ruangan UGD di rujuk ke ruangan Melati Rumah RSUD Mardi
Waluyo Blitar. Pasien diantar oleh keluarga dan perawat UGD menuju ruang Melati dengan
brankart. Keadaan umum pasien lemah dan kesadaran compos mentis. Sesampai di ruang melati,
perawat ruangan dan perawat UGD melaksanakan serah terima pasien baru. Setelah pasien baru
(OB) diterima di Ruang melati kemudian perawat ruang akan melaksanakan kegiatan
desentralisasi/sentralisasi obat.

Katim memintakan ijin kepada Karu untuk melaksanakan desentralisasi/sentralisasi obat pasien

Katim : selamat pagi Ns. Flory

Karu : iya selamat pagi Ns. Nita, ada apa ini Ns?
Katim : ini Ns, kita memiliki pasien baru Tn. S dengan diagnose Diabetes Melitus+Asma dengan
keadaan umum pasien lemah dan kesadaran compos mentis, yang tadi sudah dilakukan
Penerimaan Pasien Baru oleh Ns. Tama, nah, sekarang saya akan melakukan
Desentralisasi/sentralisasi obat pasien baru, bagaimana menurut Ns. Flory?

Karu : Baik Ns. Nita, saya setuju untuk dilakukan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien

baru. Bagaimana tindakan pelaksanaan dan keperluan instrumennya?

Katim : Untuk tindakannya pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada

pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat. Tujuan pengelolaan obat

adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga

kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.

Instrument yang kita butuhkan antara lain :

1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat


2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki (kita sudah memiliki)
3. Tanda bukti serah terima obat dari farmasi
4. Format pemberian obat oral dan injeksi
Karu : Untuk formatnya biasaya lihat Ns?

Katim : Ini NS (menunjukan format).

Karu : Baik Ns. Nitha, saya rasa persiapannya sudah matang bias dilakukan sekarang

Katim : Baik Ns.Flory terimakasih untuk perijinannya.

PA : iya Ns. Nita

Katim : kita segera saja lakukan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien baru

PA : iya Ns. Nita Jadi yang harus saya lakukan sekarang apa Ns?

Katim : baik Ns. Yuven kita bagi tugas, saya persiapkan lembar persetujuannya, Ns. Yuven yang
memanggil keluarga pasien.

PA : baik Ns.Nita.. segera saya laksanakan.

Katim : terima kasih Ns.

PA : sama-sama Ns.

Perawat asosiet menuju ruang pasien

PA : selamat pagi, dengan keluarga pasien tn. S yang masuk pagi ini tadi?

KP : iya sus, saya orang tua Tn. S, ada apa ya sus?

PA : perkenal nama saya Ns. Yuven, saya perawat pelaksana dapa Dinas pagi hari ini.

Bapak tadi sudah dijelaskan maupun diorientasikan mengenai ruangan oleh Ns. Tama,

sesuai dengan prosedur keselamatan dan kenyamanan pasien selama dirawat di Ruangan
melati RSUD Mardi Waluyo Blitar, maka saya akan meminta persetujuan bapak untuk
pengaturan dan pengelolaan obat pasien, tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan
obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi. Bagaimana bapak setuju?

KP : baik sus, saya setuju.. selanjutnya bagaimana sus?

Kami belum memiliki obat apa pun sus.

PA : baik pak, nanti kami jelaskan secara lebih rinci di ruangan, sekarang bapak ikuti saya

keruangan, kepala tim keperawatan yang menjelaskannya.

KP : sebentar ya nak, bapak tinggal ke ruangan sebentar, biar kami segera mendapatkan

perawatan yang baik.


Perawat Asosiet dan keluarga pasien menuju ruangan

PA : selamat siang Ns. Nita

Katim : iya, selamat siang Ns. Yuven… ini yang keluarga Tn.S ?

KP : iya pak, Anak Tn. S

Katim : ohh iya pak silahkan duduk.. perkenalkan saya Ns.Nita saya bagian Kepala Tim

perawat Dinas Pagi diruangan ini, bapak sudah sedikit dijelaskan alasan bapak saya

undang keruangan hari ini?

KP : iya bu, saya tadi sedikit dijelaskan alasan saya diundang kemari, katanya Ns.Yuven
akan dilakukan pengaturan dan pengelolaan obat pasien dengan meminta persetujuan
saya.

Katim : iya pak benar sekali, jadi saya jelaskan kembali ya pak, mohon diperhatikan dengan

baik dan jika ada yang kurang dimengerti silahkan ditanyakan.

Sesuai dengan Prosedur Standart keselamatan dan kenyamanan pasien kami akan

melaksanakan Prosedur Desentralisasi/sentralisasi Obat pasien. Sentralisasi obat adalah

pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan

pengelolaan sepenuhnya oleh perawat.

Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari
pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi. Hal-hal
berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu disentralisasi,
antara lain :

1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.


2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih murah
dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk mencoba“.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan
membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah
batas kadarluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu
sehingga dipakai berlebihan atau dicuri .
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.

1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara oprasional
dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
3. Penerimaan obat.
a. Obat yang telah diserapkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang telah diambil
oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar terima obat
b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan (bila
perlu) dalam kartu control, dan diketahui (ditandatangani) oleh keluarga atau
pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan
penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang
5T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum
beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak obat
4. Pembagaian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penmberian
obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat: dengan
terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada
pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat atau wadah obat kembali
keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efeksamping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau
petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat – obatan
yang hamper habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan
resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab pasien
Penambahan Obat:

a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur
pemberian oabat, maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk obat
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka dokumentasi
hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada
keluarga dengan kartu khusus obat
Obat khusus :

a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek sampingyang cukup
besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat, dilaksanakan
oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat, kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat
sebaiknya diserahkan atau ditunjukan kepada keluarga setelah pemberian,.
Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat
Bagaimana mbk, ada yang ditanyakan?

Atau sudah cukup jelas?

KP : sudah mbk, sudah sangat jelas..

Katim : baik pak mari saya bantu untuk mengisi berkas format persetujuan.

Ini berkasnya silahkan di baca terlebih dahulu.

KP : baik bu

Keluarga pasien mengisi format persetujuan Desentralisasi/sentralisasi obat.

KP : Sudah bu.

Katim : Baik pak, ini ada resep yang harus bapak tebus di apotik ruangan, dan ini untuk surat

pengambilan obat pak. saya tunggu diruangan untuk obat yang sudah ditebus silahkan

diantar kesini.

KP : Baik pak, saya tebus resep dulu bu.

Setelah keluarga pasien menebus obat

KP : Permisi bu, ini obat yang sudah saya tebus.

Katim : Baik pak, saya terima obatnya, saya cek dulu silahkan bapak duduk disini.

KP : Baik bu.

Katim : Pak ini ada obat …… (katim menunjukan obat yang sudah ditebus kepada keluarga

Pasien) .

Silahkan bapak bertandatangan di format pernyataan serah terima ini, tapi sebelumnya

silahkan dipelajari yang tertera didalam persetujuannya.


KP : Baik bu, saya setuju dan saya tanda tangan di sebelah sini pak.

Katim : Iya pak benar … baik bapak bisa kembali keruangan dan menemani Tn. S nanti

saat konsumsi obat di bawakan oleh Perawat.

Keluarga pasien keluar dari ruang Nurse station

SEKIAN…………….
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Untuk : ( ) Diri Sendiri ( ) Istri ( ) Suami
( ) Anak ( ) Orang Tua ( ) Lainnya
Nama Pasien :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Ruang :
No.reg :

Menyatakan (setuju/tidak setuju*) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah mendapatkan


penjelasan tentang sentralisasi obat yaitu pengaturan pemakaian obat yang diatur/dikoordinasikan oleh
perawat sesuai ketentuan dosis yang diberikan dokter.
Sentralisasi obat ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerjasama dalam pengelolaan sentralisasi obat.
2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat yang bertugas saat itu.
3. Obat dari apotik diserahkan kepada perawat.
4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima dan ditandatangani
oleh keluarga/pasien dan perawat yang menerima.
5. Obat akan disimpan dilemari obat di kantor perawatan.
6. Setiap hari perawat memberikan obat sesuai dengan program terapi dari dokter yang merawat.
7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan kepada
pasien/keluarga.

Dengan demkian saya menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan yang dibuat dan tidak akan
melakukan tuntutan/gugatan di kemudian hari atas tindakan tersebut.
Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana
mestinya.

Blitar,....................
Perawat yang Menerangkan Menyetujui

(........................................) (...................................)

Saksi 1:.........................(............................)
Saksi 2:.........................(............................)

NB: harap diisi dengan nama jelas dan tanda tangan


*) Coret yang tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai