Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL JOURNAL RIVIEW

PERUSAHAAN WIRAUSAHA CERDAS, dengan case study Xhale dan Vestagen:


Memecahkan Masalah yang Sama dengan Cara Berbeda

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Irmaya Sari (4212131010)


2. Nengsi Mita Hutabarat (4213131023)
3. Nur Fadillah (4213131059)
4. Putri Nur Afiananda (4213131043)
5. Veronica Liasta Singarimbun (4211131011)

Mata Kuliah : Kewirausahaan

Dosen Pengampu : Dr. Sri Adelila Sari, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHIAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan dosen
pengampu mata kuliah kewirausahaan.

Penulis berterimakasih kepada dosen Pengampu Ibu Dr.Sri Adelila Sari, M.Si.
yang telah memberikan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
Critica Jurnal Riview ini sebagai pelengkap tugas yang telah diberikan Dosen
Pengampu.Tentunya tigas ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu penulis
meminta saran dan masukkan yang mendukung sebagai bahan evalusi tim penulis.

Penulis berterimakasih terhadap seluruh tim yang terlibat dan semoga tugas ini
dapat memberikan manfaat tidak hanya untuk penulis tetapi juga untuk kita semua.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Medan, 24 September 2023

Penulis
PERUSAHAAN WIRAUSAHA CERDAS, Dengan Case Study Xhale dan Vestagen :
Memecahkan Masalah Yang Sama Dengan Cara Berbeda.

Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi dan belajar
mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam mewujudkan
cita-citanya. Kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif, jeli melihat peluang
dan selalu terbuka untuk setiap masukan dan perubahan yang positif yang mampu membawa
bisnis terus bertumbuh serta memiliki nilai. Salah satu pendorong terciptanya inovasi selain
perubahan dan keharusan untuk beradaptasi adalah kesadaran akan adanya celah antara apa yang
ada dan apa yang seharunya ada, dan antara apa yang diinginkan oleh masyarakat dengan apa
yang sudah ditawarkan ataupun dilakukan oleh pemerintah, sektor swasta maupun Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM). Bisnis sebaiknya memiliki nilai dan bermanfaat. Hal ini bisa
dicapai melalui kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menerapkan konsep kewirausahaan
sosial. Di Indonesia sendiri, pemerintah telah menghabiskan banyak sumber daya untuk
menangani masalah sosial dan bekerjasama dengan berbagai Negara asing di seluruh dunia.
Tetapi ternyata hal ini tidaklah cukup, oleh karena itu dibutuhkan individu-individu atau
lembagalembaga yang dapat melihat peluang dan mengeluarkan ide-ide inovatif untuk
menyeleaikan permasalahan-permasalahan sosial tersebut.

Ketika mencoba memecahkan masalah satu hal yang harus diperhatikan adalah bahwa
biasanya ada lebih dari satu cara untuk mengatasinya. Contoh nyata dari hal ini adalah masalah
yang dihadapi penduduk Desa Kayen ini adalah kemampuan yang masih kurang dalam mengolah
hasil pertanian dan perkebunan khususnya ubi-ubian yang merupakan sumber bahan pangan non
beras menjadi produk olahan pangan. Pelatihan pengolahan jajan pasar SEUKAPE dari ubi kayu
ini penting dilakukan agar Desa Kayen memiliki produk olahan pangan yang dapat menjadi ciri
khas daerah sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat Desa setempat. Kegiatan ini juga
mendukung program pemerintah dalam pangan berbasis pangan lokal non beras.
Pertanyaan Untuk Berpikir Kritis

1. Evaluasi ide Xhale dan ide Vestagen pada keempat dimensi peluang. Beri peringkat
setiap ide pada skala 1 sampai 5 (5 tinggi) tentang seberapa kuatnya memenuhi
empat dimensi.
Jawaban :
Ide Xhale : yaitu berupa kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk
mengenalkan sebuah inovasi pembuatan produk makanan dari bahan ubi kayu untuk bisa
menambah wawasan bagi masyarakat khususnya pemuda desa bahwa dari hasil pertanian
bisa diolah menjadi produk makanan lezat dan bisa menjadi produk khas dari Desa
Kayen berupa keripik. Pelaksanaan kegiatan pelatihan produk diawali dengan workshop
singkat terkait peranan wirausaha muda dalam peningkatan ekonomi desa, lalu
dilanjutkan dengan demonstrasi dan praktek pembuatan SEUKAPE.
Ide Vestagen : dalam menangani hal tersebut dapat membuat produk UMKM berupa
makanan tradisonal berupa getuk, cenil, ongol-ongol dan lain-lain sehingga dapat di
sebarluaskan ke semua kalangan masyarakat.

2. Selain "memecahkan masalah", kekuatan ide wirausaha Xhale dan Vestagen juga
didukung oleh tren lingkungan? Jika demikian, seberapa kuat tren ini dan seberapa
kuat mereka memperkuat konsep wirausaha Xhale dan Vestagen?
Jawaban :
Kedua ide tersebut didukung oleh trend lingkungan dibeberapa daerah di
Indonesia dimana terdapat banyak petani ubi kayu. Ubi kayu merupakan salah satu bahan
pangan pengganti beras yang cukup penting peranannya dalam menopang ketahanan
pangan suatu wilayah. pengembangan ubi kayu sangat penting artinya di dalam upaya
penyediaan bahan pangan karbohidrat non beras, diversifikasi atau penganekaragaman
konsumsi pangan lokal, pengembangan industri pengolahan hasil dan agroindustri dan
sebagai sumber devisa melalui ekspor serta upaya mendukung peningkatan ketahanan
pangan dan kemandirian pangan. Kelebihan lain dari tanaman singkong adalah memiliki
kemampuan konversi terbesar dalam mengubah energi matahari menjadi karbohidrat
terlarut per satuan luas. Ubi kayu memiliki potensi besar sebagai tanaman penyokong
keamanan pangan paling menjanjikan dan dapat tumbuh sepanjang tahun, bahkan di
lahan ketersediaan nutrisi rendah dan tahan kekeringan.
Di Indonesia sentra produksi singkong (Ubi Kayu) tersebar di 8 provinsi. Delapan
besar provinsi penghasil singkong ada Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat ,
DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan. Saat ini kita masih kalah
dari Thailand, bahkan dari Nigeria,” katanya. Dimana Indonesia merupakan negara
penghasil ubi kayu terbanyak kelima dunia.

3. Lakukan riset jurnal/dan internet untuk mempelajari tentang pendiri Xhale dan
Vestagen. Sejauh mana masing-masing pendiri mencerminkan karakteristik
pribadi yang cenderung membuat beberapa orang lebih baik dalam mengenali
peluang daripada yang lain?
Jawaban :
Karakteristik wirausaha adalah Menurut Abdullah dan Mansor (2018),
memainkan peranan penting dalam menjamin kesuksesan usaha UMKM. Menurut Islam
et.al (2011), karakteristik wirausaha menunjuk pada karakteristik demografi,
karakteristik individu, sifat pribadi, orientasi berwirausaha dan kesiapan berwirausaha.
Secara detail karakter wirausaha menunjuk pada karakter yang fokus dalam jangka
panjang, memiliki banyak ide, percaya diri, tidak mudah menyerah , mandiri, berani
mengambil risiko, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan.
Karakteristik wirausahawan yang mencakup karakteristik demografi, karakteristik
individu, perilaku personal dan kesiapan menjadi entrepreneur. Karakteristik demografi
menunjuk pada usia dan jenis kelamin. Menurut Reynolds et al. (2000) usia antara 22 -
44 tahun adalah usia yang paling produktif untuk menjadi wirausahawan. Penelitian yang
dilakukan oleh Kristiansen, Furuholt dan Wahid (2003) menemukan bahwa terdapat
korelasi antara umur dengan kesuksesan bisnis.Wirausahawan yang berusia diatas 25
tahun terbukti lebih sukses dibandingkan dengan yang berusia lebih muda. Untuk faktor
usia, penelitian Mazzarol et al (1999) menyimpulkan bahwa kaum perempuan lebih
kurang berhasil sebagai pendiri usaha baru daripada kaum laki-laki. Temuan ini diperkuat
oleh penelitian Kolvereid (1996) yang menyimpulkan bahwa kaum laki-laki mencapai
kesuksesan lebih tinggi dalam berwirausaha daripada kaum perempuan.
Karakteristik wirausaha memiliki peran penting dalam membentuk sikap mental
seseorang, daya inovasi, kreatifitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, daya
juang yang bersinergi dengan pengetahuan keterampilan dan kewaspadaan menentukan
keberhasilan usaha (Soearsono, 1988). Pengusaha yang memiliki karakteristik wirausaha
dapat menghadapi permasalahan dan hambatan yang dihadapinya. Suryana (2014)
mengungkapkan bahwa karakteristik wirausaha memiliki motif berprestasi. Seorang
wirausaha (entrepreneur) adalah seseorang yang kreatif dan inovatif, berani mengambil
risiko melalui pemanfaatan kesempatan usaha yang potensial dan mensinergikan aset-aset
dan kapabitas sehingga aset dan kapabilitas tersebut dapat dikapitalisasikan (Zimmerer, et
al 2008).
Berikut ini beberapa karakteristik pribadi yang cenderung membuat beberapa
orang lebih baik dalam mengenali peluang daripada yang lain.
Kreativitas : Menurut Goman (1991) dalam Buchari (2013) mendefinisikan kreativitas
adalah memunculkan suatu gagasan baru, sedangkan inovasi adalah penerapan secara
praktis gagasan yang kreatif. Diungkapkan pula oleh Suryana (2011), kreativitas
merupakan kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan solusi dalam memecahkan
masalah sekaligus menemukan peluang baru. Pada intinya, kreativitas merupakan
kemampuan seseorang untuk melahirkan suatu gagasan (ide-ide) baru, baik dapat berupa
gagasan maupun suatu karya nyata, yang berbeda dengan apa yang sudah ada
sebelumnya (Supriadi,1994 dalam Buchari, 2013). Adapun Semiawan (1984) dalam
Buchari (2013) menyatakan kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan
suatu produk baru. Produk baru artinya tidak perlu seluruhnya baru, tetapi dapat
merupakan bagian-bagian produk saja.
Pengembangan Kreativitas : Pengembangan kreativitas merupakan kenaikan atau
peningkatan potensi kreativitas individu atau kelompok untuk menghasilkan ide-ide atau
gagasan-gagasan baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang. Pada
dasarnya setiap orang memiliki potensi kreatif dan kemampuan mengungkapkan dirinya
secara kreatif dalam berbagai bidang dengan cara yang berbeda-beda. Namun yang
penting dalam pendidikan adalah bahwa bakat kreatif dapat dan perlu ditingkatkan dan
dikembangkan sejak dini. Menurut Guilford dalam Buchari (2013) terdapat lima sifat
yang menjadi ciri kemampuan berfikir kreatif, yaitu: kefasihan (fluency), keluwesan
(flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration), dan perumusan kembali
(redefinition). Kefasihan adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
Keluwesan adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau
pendekatan terhadap masalah.
DAFTAR PUSTAKA

Chusnah, M., Puspaningrum, Y., Chumaidi, M., & Ismianah, N. (2021). Upaya
Peningkatan Motivasi Kewirausahaan Pemuda Desa Kayen Melalui Pelatihan
Produk Olahan Ubi Kayu. Jumat Pertanian: Jurnal Pengabdian Masyarakat,
2(2), 83-86.
Harianti, A., & Margaretha, Y. (2014). Pengembangan Kreativitas Mahasiswa dengan
Menggunakan Metode Brainstorming dalam Mata Kuliah Kewirausahaan.
Jurnal Manajemen Maranatha, 13(2).
Indarto, I., & Santoso, D. (2020). Karakteristik wirausaha, karakteristik usaha dan
lingkungan usaha penentu kesuksesan usaha mikro kecil dan menengah. Jurnal
Riset Ekonomi Dan Bisnis, 13(1), 54-69.

Anda mungkin juga menyukai