Anda di halaman 1dari 3

TEKSTOLOGI: ESSAY

PERBANDINGAN CERITA “LUTUNG KASARUNG”

DI JAWA TENGAH DAN JAWA BARAT

KELOMPOK 1:

1. VANY APRILIA
2. NANDA SARI
3. DIMAS ADI

Naskah dengan cerita “Lutung Kasarung” ini menceritakan kisah yang diambil dari
sumber tertulis, yaitu dari:
1. https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/resource/doc/files/
109._Isi_dan_Sampul_Lutung_Kasarung.pdf
2. https://epusdaku.kuningankab.go.id/file/ebook/tempat_file/Kumpulan%20Cerita
%20Rakyat%20Provinsi%20JABAR.pdf
dengan menggunakan kedua sumber diatas, penulis tertarik untuk sumber bahasan yang
digunakan sebagai penelitian pada mata kuliah Tekstologi. Kedua sumber tersebut
berbahasa Indonesia. Pada hasil pembahasan ini, bisa diakses dengan mudah pada web
yang sudah disediakan secara gratis. Alasan penulis memilih cerita Lutung Kasarung
adalah cerita tersebut mengandung 2 unsur berbeda, yaitu cerita rakyat dan legenda.
Naskah dengan cerita “Lutung Kasarung” menceritakan kisah perjalanan hidup
seorang Lutung Kasarung dan memiliki 3 saudara dengan nama Banyak Catra, Banyak
Blebur, Dewi Pamungkas, dan Banyak Ngampar . Penulis membandingkan cerita
tersebut dimulai dengan Teks 1 dengan judul “Lutung Kasarung” yang digunakan untuk
sumber belajar pada jenjang sekolah dasar dan menengah. Teks 1 ini menceritakan
cerita rakyat Lutung Kasarung atau Banyak Catra di Jawa Tengah. Banyak Catra yang
mengalami kesedihan karena setelah penobatan Raja Pajajaran oleh Prabu Siliwangi,
Banyak Catra harus memenuhi keinginan ayahnya sendiri (Prabu Siliwangi) yaitu
segera memiliki permaisuri. Akan tetapi, banyak Catra belum menemukan pilihan
wanita yang sesuai dengan keinginannya seperti ibunya sendiri, lalu Banyak Catra pergi
meninggalkan Pajajaran untuk memenuhi seorang guru yang bernama Ki Ajar
Wirangrong. Kemudian guru tersebut mengutus Banyak Catra pergi ke kerajaan
Pasirluhur dengan menyamar sebagai Kamandaka, yang disana terdapat wanita yang dia
idamkan seperti ibunya. Setelah itu, bertemulah dengan Patih Reksanata dan
Kamandaka diangkat sebagai anak olehnya. Di kerajaan Pasirluhur terdapat putri cantik
bernama Dewi Ciptarasa yang cantik dan baik budi pekertinya. Setelah itu pada Teks 1
terdapat dialog antara Dewi Ciptarasa dan para embannya tentang Kamandaka. Dewi
Ciptarasa semakin mengagumi dan mereka saling jatuh cinta. Tidak berselang lama,
terjadilah perang antara raja dari kerajaan Pasirluhur dan Kamandaka. Kemudian pada
Teks 1 tersebut disebutkan bahwa Banyak Catra mengalami luka dan berlari ke Hutan
Batur Agung bersama sahabatnya Rekajaya yang kemudian bertapa dan menerima
pakaian yang apabila dipakai akan menyerupai seperti binatang yaitu Lutung. Singkat
cerita, pada Teks 1 menceritakan Dewi Ciptarasa berdialog dengan menyuruh ayahnya,
untuk menangkap seekor Lutung di hutan dan mendapatkannya. Lutung tersebut yaitu
kamandaka yang dicintai oleh putrinya sendiri. Kemudian Dewi Ciptarasa dipinang oleh
Prabu Pulebahas dan terjadilah pertarungan antara Lutung dan Prabu Pulebahas. Setelah
mengalami beberapa kejadian, Teks 1 menceritakan bahwa Banyak Catra atau Lutung
Kasarung itu merupakan pangeran dari Kerajaan Pajajaran. Di akhir cerita pada Teks 1,
Banyak Catra dan Dewi Ciptarasa direstui hubungannya oleh Adipati Kandadaha. Akan
tetapi, Banyak Catra tidak dapat menjadi Raja Pajajaran karena pada suatu kejadian di
hutan tertusuk Kujang Pamungkas oleh adiknya sendiri.

Kemudian pada awal Teks 2, menceritakan 2 putri bernama Purbasari dan


Purbararang. Mereka anak dari Prabu Tapa, yang keduanya memiliki sifat berbeda. Pada
teks tersebut disebutkan bahwa Purbasari memiliki sifat baik hati dan penyayang,
sedangkan Purbararang memiliki sifat iri dan dengki. Dikisahkan dengan menggunakan
bahasa yang khas seperti cerita legenda, Purbararang mengusir Purbasari dan memantrai
yang dilakukan oleh penyihir, karena Purbasari akan memimpin kerajaan ayahnya.
Dengan kelembutan hatinya, Purbasari pergi ke hutan dengan badan penuh totol hitam.
Kemudian bertemulah dengan Lutung Kasarung yang sedang bertapa ditengah hutan.
dan Lutung Kasarung membuatkan danau untuk Purbasari mandi untuk sembuh dari
penyakitnya. Purbasari menjadi cantik, kemudian Lutung Kasarung membuatkan istana.
Setelah itu, pada teks 2 terdapat dialog antara Purbasari dan Purbararang di hutan.
Singkat cerita, Purbasari diejek oleh Purbararang karena memiliki tunangan seekor kera.
Seketika Lutung Kasarung bersemedi dan berubah menjadi lelaki tampan dan pada saat
itu Purbararang mengakui kekalahannya. Purbararang meminta maaf kepada Purbasari
atas kesalahannya, dan kemudian pada teks 2 ini akhir cerita Lutung Kasarung menikah
dengan Lutung Kasarung dan hidup bahagia di istananya.
Kesimpulan yang dapat diambil kedua teks tersebut adalah, perbedaan alur cerita
yaitu pada teks 1 menceritakan bertemunya lutung kasarung dengan wanita cantik yang
diidamkan yaitu Dewi Ciptarasa di Kadipaten Pasirluhur dan pada teks 2 menceritakan
bertemunya Purbasari dengan Lutung Kasarung di hutan ditempat dia bertapa. Pada
kedua teks cerita tersebut memiliki ciri khas masing-masing yaitu pada teks 1,
berlatarkan tempat di Kerajaan Mataram dan Lutung Kasarung sebagai penolong utama.
Dan pada teks 2, berlatarkan tempat di Kerajaan Pasundan dan peran Lutung Kasarung
sebagai lutung putih yang memiliki kemampuan ajaib. Latar belakang teks 1 yang
merupakan cerita rakyat dari jawa tengah dan teks 2 merupakan cerita legenda dari Jawa
Barat yang memiliki alur berbeda. Kesamaan dari kedua teks tersebut hanya pada tokoh
utama yaitu Lutung kasarung yang sama-sama merupakan jelmaan dari seorang
manusia.

Anda mungkin juga menyukai