Luas area di bawah normal (baku) ini sudah ada tabelnya: A3 halaman 735-736 → Tabel Z di Appendix A3
Diketahui:
Jika usia bohlam dinyakan dengan peubah acak X, maka X N ( , 2 ) dengan X N (800,1600)
atau = 800 dan = 40 (atau = 1600 )
2
Ditanya:
P (778 X 834) = ?
Jawab:
x1 −
778 − 800 −22
x1 = 778 → z1 = = = = −0,55
40 40
x − 834 − 800 34
x2 = 834 → z2 = 2 = = = 0,85
40 40
P(778 X 834) = P(−0,55 Z 0,85) = P( Z 0,85) − P( Z −0,55) = 0,8023 − 0, 2912 = 0,5111
Peluang mendapatkan bohlam lampu berumur 778 sampai 834 jam adalah sebesar 0,5111 atau 51,11%
Contoh Aplikasi 3:
Pada suatu ujian memberikan hasil rata-rata 74 dengan simpangan baku 7. Jika 12% diantara peserta ujian akan diberi
nilai A, berapakah nilai terkecil agar mahasiswa mendapatkan nilai A tersebut? Diasumsikan nilai ujian itu berdistriibusi
normal.
Diketahui:
Nilai ujian X dengan = 74 dan = 7
Jawab:
dari tranformasi
x−
z= → P( Z z ) = 0,12 → P ( Z z ) = 1 − P ( Z z ) = 1 − 0,12 = 0,88 → z=1,175 (1,17 atau 1,18)
x− x − 74
z= → 1,175 = → x − 74 = 7(1,175) → x = 74 + 7(1,175) = 82, 225
7
Jadi minimal untuk dapat nilai A, skor ujian minimal 82,225 atau 83
3. Pendekatan (aproksimasi) Normal untuk Sebaran Binomial
X − X − n. p
Z= = N (0,1)
n. p.q
Contoh Ilustrasi:
Contoh 1:
Contoh 2:
X=9 → koreksi kekontinuitasan 8,5 atau 9,5 (tidak dikoreksi 9)
X=9,2 → koreksi kekontinuitasan 9,15 (bukan 8,7) atau 9,25 (bukan 9,7) (tidak dikoreksi 9,2)