Anda di halaman 1dari 2

Tutor 1 blok 10

1. Apa perbedaan antara tiap bonding agent?


2. Apakah ada cara untuk mencegah kebocoran dalam penggunaan resin
komposit?
3. Jelaskan proses polimerisasi!
Polimerisasi adalah reaksi kimia yang mengubah molekul-molekul kecil menjadi
polimer besar (Pires-de-Souza, et al., 2009). Proses polimerisasi dimulai oleh
activator (kimia atau sinar) yang menyebabkan molekul inisiator membentuk
radikal bebas. Proses polimerisasi terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap
inisiasi, propagasi dan terminasi (Powers & Sakaguchi, 2006). Tahap inisiasi
merupakan pembentukan radikal bebas dari suatu molekul yang diperlukan
untuk tahap propagasi. Radikal dapat dihasilkan dari inisiator radikal. Tahap
propagasi merupakan tahap reak si yang cepat karena radikal yang terbentuk
menyerang molekul lain dan menghasilkan radikal baru. Monomer yang telah
bereaksi dengan radikal bebas bereaksi dengan molekul lain sehingga terjadi
perpanjangan rantai. Pada tahap terminasi ini terjadi proses pemutusan rantai.
Terminasi terjadi karena reaksi penggabungan reaktan radikal yang membentuk
molekul tunggal (Handayani, 2010). Reaksi polimerisasi resin komposit self-
cured diinisiasi secara kimia oleh inisiator peroxida dan akselerator amine
sedangkan polimerisasi lightcured di inisiasi oleh sinar biru. Polimerisasi yang
terjadi pada resin komposit adalah polimerisasi crossed linked yang terjadi
karena adanya ikatan karbon ganda. Perbedaan polimerisasi pada resin
komposit light-cured dipengaruhi oleh jarak penyinaran dan durasi penyinaran
(Powers & Sakaguchi, 2006). Menurut Price et al., (2000), jarak sumber
penyinaran yang paling ideal adalah 1-2 mm dengan ketebalan material resin
komposit 1,5-2 mm. Jika jarak sumber mencapai 5-6 mm, maka sinar yang
diterima oleh resin komposit tidak dapat mempolimerisasi resin komposit
dengan baik. Polimerisasi yang tidak sempurna akan menurunkan sifat fisik dan
mekanis resin komposit.
4. Apa saja indikasi dan kontraindikasi penggunaan resin komposit?
Adapun indikasi dan kontraindikasi dalam penggunaan komposit yaitu sebagai
sealant pada restorasi resin preventif untuk mencegah terjadinya karies pada
daerah cekungan yang dalam dan sempit. Kontraindikasi penggunaan resin
komposit yaitu tekanan pengunyahan yang besar, pasien dengan insidensi karies
tinggi,dan pasien yang sensitivitas terhadap material komposit.
5. Bagaimana sifat resin komposit?
Menurut Anusavice (2003b), resin komposit memiliki beberapa sifat yang
menguntungkan sekaligus merugikan. Berbeda dengan amalgam, resin komposit
memiliki sifat yang lebih estetis. Namun, amalgam memiliki sifat manipulasi
yang mudah, sifat mekanik yang baik, tahan terhadap keausan, serta resiko
kebocoran tepi yang rendah. Meskipun demikian, resin komposit digunakan
secara luas karena sifat estetisnya, penghantar panas yang rendah, relatif
mudah dimanipulasi, tahan lama untuk gigi anterior dan tidak larut dalam cairan
mulut (Mukuan et al. 2013). Sifat merugikan yang dimiliki oleh resin komposit
adalah mudah terjadinya penyusutan/shrinkage. Penyusutan ini disebabkan
karena adanya matriks resin dengan berat molekul yang rendah. Salah satu
matriks resin yang memiliki berat molekuler rendah adalah TEDGMA. Matriks
resin tersebut memiliki berat molekuler 286,3 g/mol (Barszczewska-rybarek &
Jurczyk, 2015). Ada dua tehnik yang dapat digunakan untuk mengurangi resiko
terjadinya polimerisasi shrinkage pada resin komposit, yaitu dengan
pengaplikasian layer by layer atau dapat dilakukan restorasi indirect (inlay)
(Craig et al., 2004).
6. Apa kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dalam scenario?

Jawab:

1.

Anda mungkin juga menyukai