Anda di halaman 1dari 2

Title of SOP : Sleeping Blasting (Peledakan Tidur)

SOP No. 03/DB-SOP/Mining/2000 Status Draft


Prepared by BI Date Prepared 13 Februari 2000
Reviewed by FF, JDC, SM Date Reviewed
Approved by SMW Date Approved

1.0 Tujuan

Tujuan standar operasional prosedur ini adalah untuk memastikan cara kerja yang aman saat
melaksanakan sleeping blasting (peledakan tidur).

2.0 Tanggung Jawab

2.1 D&B Supervisor bertanggung jawab terhadap prosedur ini dan pelaksanaan
sleeping blasting. Jika ada kesulitan-kesulitan atau masalah dalam pelaksanaan
prosedur tersebut harus dilaporkan kepada Production Superintendent sebagai
Pejabat Kepala Teknik, yang akan meninjau kelengkapan dan efisiensi prosedur
ini serta menyarankan revisi – revisi yang sesuai.
2.2 Blast Foreman dan Semua Blasting Crew bertanggung jawab untuk
melaksanakan prosedur ini.
2.3 Mine Production Supervisor bertanggung jawab terhadap pelaksanaan prosedur
ini, pengawasan keamanan daerah peledakan yang ditidurkan selama 24 jam
berkoordinasi dengan Chief Security.
2.4 Chief Security bertanggung jawab terhadap pengawasan dan pengamanan
daerah peledakan yang ditidurkan tersebut selama 24 jam.

3.0 Referensi

Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi no. 555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan


dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum pasal 78

4.0 Lingkup Kerja

Standar operasional prosedur ini berlaku untuk kegiatan sleeping blasting (peledakan tidur) .

5.0 Prosedur Kerja

5.1 Blasting Foreman harus seawal mungkin memastikan apakah daerah peledakan
akan berstatus peledakan tidur (sleeping blasting). Berkoordinasi dengan D&B
Supervisor, Drilling&Blasting Engineer dan Mine Planning Engineer.
5.2 Koordinasi harus mempertimbangkan jarak aman terhadap daerah kerja alat
berat , aspek keamanan dan keselamatan.
5.3 Kepastian status tersebut dikeluarkan sebelum pelaksanaan perangkaian Nonel
MS Surface Delay dan Nonel Lead-In Line.
5.4 Blasting Foreman harus melaporkan status tersebut untuk mendapatkan
persetujuan kepada D&B Supervisor, Mine Superintendent dan Regional Mine
Manager sebagai Kepala Teknik.
5.5 Blasting Foreman dan Crew-nya memastikan bahwa tahapan kegiatan pada
daerah peledakan yang akan ditidurkan hanya meliputi : pengukuran kedalaman
lubang ledak (measuring), pengisian Nonel MS In-Hole Delay dan Primer
(priming), pengisian bahan peledak (charging) dan stemming.
5.6 D&B Supervisor memastikan bahwa pelaksanaan tahapan kegiatan tersebut pada
item 5.5 hanya sampai jam 17.00 sore atau saat area diperkirakan tidak pada
kondisi aman lagi.
5.7 Kemudian Blasting Foreman dan Crew blasting harus menutup dan mengisolir
daerah peledakan dengan menempatkan tanda-tanda larangan, berupa : pita
pembatas mengelilingi daerah peledakan radius 10 m dari area , tanda
larangan masuk tertulis “ SLEEPING BLASTING : DILARANG
MENDEKAT DAN MEMASUKI AREA INI KECUALI BLASTING
FOREMAN DAN BLASTING CREW “, tanda larangan merokok radius 10 m
dari pita pembatas, menempatkan lampu flash minimal empat sudut,
menempatkan bendera merah minimal dua buah.
5.8 Mine Production Supervisor harus menyiapkan sarana lampu penerangan di
sekitar daerah peledakan.
5.9 D&B Supervisor/Foreman harus mengumumkan adanya sleeping blasting
meliputi nama pit, nama block dan elevasi kepada semua orang melalui semua
chanel radio komunikasi terutama yang terlibat di lapangan. Pesan yang
disampaikan ke channel operasi tambang adalah “ PERHATIAN KEPADA
SEMUA PENGGUNA RADIO : MULAI SAAT INI TERDAPAT STATUS
SLEEPING BLASTING DI LOKASI PIT HANOMAN BLOCK 77 ELEVASI
+30, DILARANG MENDEKAT DAN MEMASUKI AREA TERSEBUT
KECUALI BLASTING FOREMAN DAN BLASTING CREW “, disampaikan
minimal satu kali.
5.10 Blasting Crew harus menuliskan pada papan blasting (blasting board) yang ada,
berupa “ SLEEPING BLASTING DI BLOCK 77 “ dengan huruf menyala.
5.11 Mine Production Supervisor, Chief Security dan Contractor Supervisor (jika ada)
harus tetap mengawasi dan memastikan daerah sleeping blasting dalam keadaan
aman selama 24 jam terus menerus.
5.12 Blasting Foreman, D&B Supervisor, D&B Engineer dan Mine Planning Engineer
memastikan bahwa sleeping blasting dilakukan selama maksimal tiga malam
atau jika dipandang perlu lebih dari itu maka harus merujuk pada data teknis
produk yang diterbitkan PT. Orica Mining Services (atau kontraktor resmi saat
itu).
5.13 Sebelum area sleeping blasting dirubah menjadi status blasting, Blasting
Foreman memastikan bahwa area tersebut tetap dalam keadaan aman untuk
kegiatan perangkaian penyalaan berikutnya.
5.14 Setelah itu, D&B Foreman harus mengumumkan pencabutan sleeping blasting
kepada semua orang melalui semua chanel radio komunikasi terutama yang
terlibat di lapangan. Pesan yang disampaikan ke channel tambang adalah “
PERHATIAN KEPADA SEMUA PENGGUNA RADIO : SAAT INI STATUS
SLEEPING BLASTING DI LOKASI PIT HANOMAN BLOCK 77 ELEVASI
+30 DICABUT DAN AKAN DILEDAKKAN PADA HARI INI JAM 15.30
SORE “, disampaikan minimal satu kali.
5.15 Jika diperlukan tindakan-tindakan khusus pengamanan keselamatan selain dari
yang tersebut diatas, D&B Supervisor harus menghubungi para Supervisor yang
diperlukan.
5.16 Orang atau siapapun yang melanggar dari prosedur ini terlebih memasuki area
sleeping blasting (kecuali Blasting Foreman dan Blasting Crew) akan dikenakan
tindakan disiplin.
5.17 Blasting Foreman yang mempunyai wewenang terhadap area sleeping blasting.
Jika dipandang terdapat hal-hal mencurigakan berkaitan dengan area sleeping
blasting, Mine Production Supervisor yang bertugas harus menjemput Blasting
Foreman untuk langkah lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai