Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan institusi rumah sakit semakin dituntut untuk memberikan pelayanan
prima dalam bidang kesehatan kepada masyarakat. Kebutuhan ini sejalan dengan dua hal
penting yaitu semakin ketatnya kompetisi sektor rumah sakit yang didasari tuntutan
klien/custumer terhadap kualitas pelayanan rumah sakit.
Pada sisi lain semakin banyaknya rumah sakit dibangun dengan metode pelayanan
yang semakin baik, maka setiap rumah sakit dituntut untuk semakin memperbaiki kualitas
pelayanannya. Tingkat keberhasilan rumah sakit sangat tergantung pada aspek efisiensi,
efektivitas pelayanan, kemudahan, kecepatan, kemutakhiran, keamanan dan kenyamanan.
Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat dalam pelayanan rumah
sakit, maka rumah sakit harus selalu siap dalam menghadapi segala macam hambatan
dalam populasi pasien, baik dari segi hambatan fisik maupun bahasa. Karena hal tersebut,
maka rumah sakit melengkapi sarana dan prasarana rumah sakit dalam mengatasi
hambatan-hambatan tersebut, misalnya menyediakan loket khusus pendaftaran untuk
lansia dan pasien yang mengalami disabilitasi dan menyediakan translater bahasa untuk
pasien- pasien asing atau tidak bisa berbahasa Indonesia.

1
BAB II
IDENTIFIKASI HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN

A. Pengertian
Identifikasi hambatan dalam populasi pasien adalah mencari dan menemukan segala
macam kendala dalam memberikan pelayanan pada pasien maupun keluarga. Dimana
petugas di rumah sakit harus bisa menemukan dan mengatasi hambatan yang terjadi saat
pasien menerima pelayanan dari petugas rumah sakit, sehingga pasien merasa aman dan
nyaman dalam menerima pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.
Identifikasi hambatan dilakukan saat pertama kali pasien masuk ke rumah sakit,
baik itu di loket pendaftaran rawat jalan, maupun saat pasien masuk IGD. Petugas harus
cepat tanggap dalam menerima pasien yang memiliki hambatan tersebut.

B. Jenis-Jenis Hambatan
Jenis hambatan yang biasa ditemui di rumah sakit terdiri dari :
1. Pasien Usia Lanjut
2. Pasien disabilitas (Tuna Netra, Tuna Rungu, Tuna Wicara, Tuna Daksa dan Tuna
Grahita)
3. WNA atau pasien dari daerah yang tidak bisa berbahasa Indonesia

C. Cara Mengatasi Hambatan


Banyak hal yang telah dilakukan oleh rumah sakit dalam mengatasi hambatan
tersebut, baik dari sarana maupun prasana. Hal- hal yang disiapkan oleh rumah sakit antara
lain :
1. Saat penerimaan pasien untuk berobat jalan, untuk Lansia dan pasien disabilitas
memiliki loket khusus untuk pendaftar lansia dan disabilitas yang tidak didampingi oleh
keluarga.
2. Saat pasien masuk ke IGD petugas IGD langsung menyambut pasien dan membantu
pasien untuk diperiksa.
3. Di setiap sudut atau dinding rumah sakit dipasang pegangan, sehingga pasien yang
memiliki kelemahan pada anggota gerak bisa berjalan perlahan dengan berpegangan
pada dinding.

2
4. Rumah sakit juga menyediakan translater untuk Warga Negara Asing yang tidak bisa
berbahasa Indonesia.
5. Rumah Sakit juga menerima petugas dari semua daerah di Aceh untuk mengatasi
hambatan pada pasien daerah yang tidak bisa berbahasa Indonesia.

D. Pelaporan
Semua hal mengenai hambatan populasi pasien yang ditemui harus dilaporkan pada
manajemen. Terutama mengenai hambatan dalam bahasa. Mengenai hambatan pada
pasien lansia dan disabilitas bila dapat ditangani, akan langsung ditangani oleh petugas.
Bila hambatan tersebut tidak dapat ditangani, bila ada pasien bangsa Asing yang tidak bisa
berbahasa Indonesia atau Inggris, maka petugas yang menemukan hambatan tersebut
melapor pada atasannya. Kemudian atasannya akan segera melapor secara tertulis kepada
bidang Pelayanan Medis. Berdasarkan surat tersebut, Bidang Pelayanan Medis akan
menghubungi Lembaga Bahasa Asing dan meminta secara tertulis untuk mengirimkan
tenaga ahli bahasa asing yang dimaksud.

E. Kerjasama
Rumah sakit dalam mengatasi hambatan dalam bahasa asing juga telah bekerja sama
dengan Lembaga Bahasa Asing Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Sehingga bila
rumah sakit menerima pasien asing yang tidak bisa berbahasa Indonesia dan Inggris akan
menghubungi Lembaga Bahasa Asing tersebut.
Untuk pasien yang mengalami tuna rungu dan tuna wicara rumah sakit
kemungkinan akan berusaha untuk bekerja sama dengan Sekolah Luar Biasa yang ada di
Banda Aceh.

F. Dokumentasi
Segala macam hambatan populasi pada pasien yang ditemui harus tercatat di rekam
medik pasien dengan lengkap dan jelas. Untuk pasien rawat jalan akan tertulis di rekam
medik elektronik dan tertulis dalam resume medis rawat jalan.

Anda mungkin juga menyukai