Anda di halaman 1dari 23

PANDUAN MENGHADAPI

HAMBATAN PASIEN ( FISIK BAHASA


BUDAYA DAN PENGHALANG LAIN)

RS SEMEN GRESIK

2019
BAB I

DEFINISI

A. Pengertian
Rumah Sakit semen Gresik sering kali melayani pasien dengan berbagai macam ragam
yang mungkin telah berusia tua atau menderita cacat, bahasa, atau dialeknya beragam,
juga budayanya atau hambatan lain yang membuat proses pelayanan kesehatan
( perawatan ) sangat sulit.
1. Hambatan mobilisasi fisik adalah : keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu
atau lebih ekstermitas secara mandiri dan terarah.
2. hambatan komunikasi hambatan atau halangan yang dialami dalam konteks
komunikasi
3. Disabilitas adalah kelainan fisik atau mental yang dapat mengganggu atau
menghambat bagi yang menderitanya untuk melakukan kegiatan secara normal
Aspek fisik :
a. Tuna netra ( gangguan penglihatan )
b. Tuna daksa ( cacat akibat suatu penyakit )
c. Tuna rungu ( gangguan pendengaran )
d. Tuna wicara ( gangguan bicara )
4. Hambatan dalam proses komunikasi
5. Jenis hambatan lain
a. Kurang pengetahuan
b. Ketakutan dan ketidak percayaan
c. Rasisme
d. Bias dan etnosentrisme
e. tsereotip perilaku
6. hambatan bahasa :
a. bahasa asing
b. Perbedaan dialek dan regionalisme
c. Idiom dan berbicara jalanan
7. Efektifitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar
hambatan komunikasi yang terjadi.
a. Hambatan psikologis ( tenang, cemas marah dan tertekan )
b. Hambatan mental ( sadar, terdapat masalah perilaku )
c. Hambatan sosial ekonomi ( tinggal sendiri, kos atau keluarga ) hubungan
dengan keluarga / teman / lingkungan sekitar baik atau tidak baik.
d. Hambatan budaya ( ada / tidak ada )
BAB II
RUANG LINGKUP
I. Lingkup Area
1. Staf yang terlibat dalam pelaksanaan panduan ini adalah :
a. Staf Perawat
b. Staf Bidan
c. Staf Medis
d. Staf Administrasi
e. Security
2. Instalasi yang terlibat dalam pelaksanaan panduan ini :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi Rawat Inap
d. Instalasi Bedah Sentral
e. Intensive Care Unit
f. Instalasi Penunjang
g. Umum ( Administrasi , Keamanan dan Rumah Tangga )
II. Ada beberapa cara untuk mengatasi hambatan
1. Gunakan umpan balik ( feedback )Setiap orang yang berbicara memperhatikan
umpan balik yang diberikan lawan bicaranya baik bahasa verbal dan non verbal,
kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan balik itu secara benar.
2. Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik.
3. Setiap individu merupakan pribadi yang khas yang beda baik dari latar belakang
psikologis, social, ekonomi, budaya dan pendidikan, Dengan memahami,
seseorang dapat menggunakan taktik yag tepat dalam komunikasi.
4. Gunakan komunikasi face to face : Komunikasi langsung dapat mengatasi
hambatan komunikasi karena sifatnya lebih persuasive.
5. Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal.
6. Disamping kata – kata yang selektif dapat pula digunakan kontak mata, mimic
wajah, bahasa tubuh lainya dan juga meta – language ( isyarat di luar bahasa )
yang membuat komunikasi lebih berdaya guna.
7. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah.
8. Kosa kata yang digunakan hendaknya dapat di mengerti dan dipahami jangan
menggunakan istilah – istilah yang sukar di mengerti pendengaran.
9. Gunakan pola kalimat sederhana ( kanonik ) karena kalimat yang mengandung
banyak anak kalimat membuat pesan sulit di mengerti.

BAB III
Sesuai Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit
Nomor : 118/Kpts/Ka.RSSG/2019

KEBIJAKAN

1. Rumah Sakit Semen Gresik menggunakan assesmen awal pasien dalam


mengidentifikasi pasien yang mengalami hambatan.
2. Dalam proses penerimaan pasien di rawat jalan, pasien rawat inap, pasien gawat
darurat memberlakukan jalur khusus pada pasien yang yang mengalami
hambatan.
3. Rumah Sakit Semen Gresik menggunakan get up and go tes pada pasien yang
masuk dalam kriteria mengalami hambatan
4. Memberikan fasilitas ruang tunggu khusus untuk pasien yang masuk dalam
mengalami hambatan.
5. Semua staf memahami dan mampu mengidentifikasi pasien yang mengalami
hambatan dan bisa memfasilitasinya.
6. Seluruh Instalasi wajib memahami tentang panduan pelayanan pasien dengan
kendala fisik, budaya bahasa dan penghalang lainya.
7. Semua pihak yang bertugas bertanggung jawab melakukan panduan pelayanan
pasien dengan kendala fisik, budaya, bahasa dan penghalang lainya.
8. Dalam memberikan pelayanan pada pasien difabel Rumah Sakit Semen Gresik
bekerja sama dengan Sekolah Luar Biasa Gresik .
9. Dalam proses pelayanan pada pasien dengan kendala bahasa asing tanpa
pendamping Rumah Sakit Semen Gresik menugaskan beberapa translatter yang
mumpuni datang untuk membantu menangani hambatan tersebut.
10. Pastikan alat bantu yang tersedia ( kursi roda, brankar )
11. Rumah Sakit Semen Gresik menyediakan akses jalan yang rata di samping tangga
untuk memudahkan pasien / keluarga yang menggunakan kursi roda atau brankar.

BAB IV
TATALAKSANA

A. Hambatan fisik
Untuk dapat memberikan kenyaman dan kemudahan dalam memberikan pelayanan
bagi pasien difabel, Rumah Sakit Semen Gresik memiliki sarana prasarana yang
mendukung seperti :
 Kursi roda merupakan alat yang digunakan oleh seorang yang mengalami
kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik karena penyakit , cedera maupun
cacat.
 Brankar merupakan tempat tidur pasien yang dapat didorong
 Akses jalan di Rumah Sakit semen gresik di buat rata di samping tangga untuk
memudahkan pasien / keluarga yang menggunakan kursi roda atau brankar.
Pelayanan yang diberikan untuk pasien difabel :
1. Hambatan fisik dari pasien atau keluarga pasien dapat di bantu oleh seorang
security.
2. Pasien difabel yang masih mampu berjalan pada saat masuk Rumah Sakit, dengan
di gandeng /memapah/ mengarahkan pasien difabel untuk regrestrasi rawat jalan /
admission rawat inap sesuai dengan kebutuhannya.
3. Setelah selesai proses pendaftaran petugas akan mengantar kembali pasien
difabel ke poliklinik / ruang rawat inap / instalasi yang di tuju.
4. Pasien difabel dengan kondisi tubuh pasien lemah pada anak pada saat masuk
rumah sakit, seorang security mengantar pasien difabel dengan menggunakan
kursi roda atau brancart.
5. Untuk kondisi darurat , maka pasien difabel akan langsung di antar ke Instalasi
Gawat darurat.

B. Hambatan sematik dan psikologis


Persiapan tatalaksana Pasien difabel untuk mengetahui hambatan tersebut dapat di
tanggulangi dengan cara sebagai berikut :
1. Mengecek arti atau maksud yang di sampaikan bertanya lebih lanjut pada si
komunikan apakah ia sudah mengerti apa yang komunikator bicarakan.
Contoh : Perawat bertanya pada pasien apakah sudah mengerti, pak ?
Panduan pelayanan pasien dengan kendala fisik, budaya, bahasa, dan penghalang
lainya.
2. Meminta penjelasan lebih lanjut , komunikator lebih aktif berbicara untuk
memastikan apakah ada hal lain yang perlu di tanyakan .
Contoh : apa ada hal lain yang kurang jelas ?
3. Mengecek umpan balik , komunikator dengan mengajukan pertanyaan mengenai
hal atau pesan yang telah disampaikan kepada komunikan .
Contoh : Tadi obatnya sudah diminum Pa ?
4. Mengulangi pesan yang disampaikan memperkuat dengan bahasa isyarat.
Contoh : obatnya diminum 3 kali se hari ya sambil menggerakan tangan.
5. Mengulangi pesan yang di sampaikan memperkuat dengan bahasa isyarat.
6. Mengakrapkan antara pengirim dan penerima dalam hal ini komunikator lebih
mendekatkan diri dengan berbincang mengenai hal hal yang menyangkut
keluarga, keadaan saat ini ( keluhan tentang penyakitnya )
7. Membuat pesan secara singkat, jelas dan tepat, komunikator sebaiknya
menyampaikan hal yang berhubungan dengan pasien ( yang ditanyakan pasien)

C. Hambatan komunikasi
Cara mengatasi hambatan komunikasi pada pasien difabel.
1. Tuna netra
Tuna netra memiliki keterbatasan dalam indera penglihatan sehingga untuk
melakukan kegiatan sehari harinya menekankan pada alat indera yang lain yaitu
indera peraba dan indera pendengaran. Untuk mempermudah dan melancarkan
penanganan pasien difabel maka petugas rs semen melakukan komunikasi
dengan pasien difabel dengan menggunakan :
a. Melakunan komunikasi efektif secara normal ( lihat panduan komunikasi
efektif ) Penyandang tuna netra memiliki daya dengar yang sangat kuat, pesan
pesan yang di terima melalui pendengaranya .
b. Membicarakan dan menjelaskan kepada keluarga pasien ( bila didampingi )
mengenai data pasien, hasil pemeriksaan pasien dan tindak lanjut yang harus
dilakukan. Bila tidak didampingi maka rumah sakit akan mendatangkan
bantuan dari sekolah luar biasa yang sudah bekerja sama dengan rumah sakit.
c. Perhatikan respon pasien
d. Perhatikan umpan balik yang di berikan pasien misalnya bicaranya baik
bahasa verbal maupun non verbal.
e. Berikan penafsiran terhadap umpan balik itu secara benar.
f. Catat dan dokumentasikan
2. Tuna Rungu dan tuna wicara
Karena memiliki hambatan dalam pendengaran, tuna rungu memiliki hambatan
dalam berbicara sehingga mereka biasa di sebut tuna wicara.
Cara berkomunikasi dengan pasien tuna rungu dan tuna wicara.
a. Lakukan pendekatan secara persuasive
b. Jalin hubungan agar pasien percaya.
c. Berbicara harus jelas dengan ucapan yang benar.
d. Menggunakan kalimat sederhana dan singkat.
e. Menggunakan komunikasi non verbal seperti gerakan bibir dan gerakan
tangan.
f. menggunakan pulpen dan kertas untuk menyampaikan pesan.
g. Berbicara sambil berhadapan muka.
h. Memberikan lieflet dan brosur untuk menambahkan informasi.
i. Membicarakan dan menjelaskan kepada keluarga pasien (bila di pendamping )
mengenai data pasien, hasil pemeriksaan pasien dan tindak lanjut yang harus
dilakukan. Bila tidak didampingi maka rumah sakit akan mendatangkan
bantuan dari sekolah luar biasa yang sudah bekerja sama dengan rumah sakit
untuk membantu dalam penggunaan bahasa isyarat.
j. Pastikan bahwa pasien sudah memahami apa yang dibicarakan.
3. Cara mengatasi hambatan komunikasi pasien tidak sadar dan anak anak yang
belum bisa komunikasi.
a. Untuk mengatasi hambatan komunikasi pasien yang tidak bisa berkomunikasi
karena tidak sadar, dapat melakukan komunikasi dengan keluarga.
b. Sedangkan untuk anak anak yang belum bisa berkomunikasi ( kurang 3 tahun )
dapat dilakukan komunikasi dengan orang tua.
c. Sedang untuk anak anak di atas 3 tahun yang sudah bisa berbicara bisa
dilakukan konfirmasi dengan orang tua atau pendamping.

D. Hambatan bahasa
1. Cara mengatasi hambatan bahasa asing
a. Jika staf RS Semen Gresik yang sedang bertugas saat itu memiliki
kemampuan bahasa asing maka staf tersebut dapat membantu menangani
hambatan pasien
b. Jika keluarga atau pendamping pasien dapat berbahasa indonesia, maka staf
dapat melakukan konfirmasi kepada keluarga atau pendamping tersebut.
c. Jika tidak ada keluarga yang bisa berbahas indonesiaatau staf yang dapat
berbahasa asing, dapat menggunakan isyaratatau dengan menunjukkan
gambar atau menunjukkan bagian organ yang sakit.
d. Hubungi translater Rumah Sakit yang telah di tunjuk ( bila diperlukan ).
e. Petungas translater rumah sakit mendatangi pasien dengan didampingi
perawat.
f. Petugas translater mencatat di dokumen pasien hasil kerjanya di CPPT dengan
memberi tanggal dan jam serta tanda tangan nama terang.
2. Cara mengatasi hambatan komunikasi pada situasi kusus
( Berkomunikasi dengan pasien lanjut usia )
a. Menunjukkan hormat dan prihatin.
b. Memastikan bahwa pasien di dengar dan di pahami.
c. Hindari Ageism ( kenali pasien usia lanjut sebagai satu pribadi dengan riwayat
dan penyelesaian yang jelas.
d. Cari tempat pribadi untuk berbicara. Bila mungkin mengambil pasien atau
anggota keluarga dan berbicara secara pribadi tentang keprihatinannya jika
tidak mungkin untuk pergi ke ruang terpisah, menciptakan lebih banyak
privasi dengan menutup tirai menutup pintu atau reposisi kursi.
e. Berikan pilihan apapun yang anda bias untuk pasien. Kebanyakan keputusan
dalam pengaturan kesehatan yang di buat untuk pasien dan keluarga.
f. Pilih kata kata anda dengan hati hati. Hindari menggunakan frase
penghakiman.
g. Pertimbangkan bahasa nonverbal, tersenyum dan dekati paasien dan keluarga
dengan cara yang tenang.
h. Dengar dan biarkan pasien atau keluarga bicara ( bercerita ), mungkin berbagi
keprihatinan, jangan berdebat.
i. Minta bantuan bila di perlukan.

BAB V
DOKUMENTASI
Semua hasil identifikasi kendala / penghalang lainya di catat di status rekam
medis IGD, Rawat Jalan, Rawat Inap Panduan Pelayanan Pasien dengan Kendala
Fisik, Budaya, bahasa dan penghalang lainya di formulir :
1. Form asesmen awal keperawatan pasien poli spesialis anak
2. Form asesmen awal keperawatan pasien Poli spesialis kandungan
3. Form asesmen awal keperawatan pasien geriatri
4. Form informasi dan edukasi terintegrasi rawat jalan
5. Form asesmen awal keperawatan pasien poli penyakit dalam
6. Form asesmen awal keperawatan pasien poli spesialis bedah
7. Form asesmen awal keperawatan kemoterapi
8. Form informasi dan edukasi terintegrasi
9. Form asesmen awal keperawatan pasien gawat darurat
10. Form asesmen awal keperawatan pasien rawat jalan

Anda mungkin juga menyukai