Hanisyah Irani Lubis - Fulltext
Hanisyah Irani Lubis - Fulltext
SKRIPSI
OLEH
188400150
FAKULTAS HUKUM
2023
HALAMANPENGESAHANSKR~I
Judul Sknps1 : Penegakan Hukum Piuana Terhadap Pelaku Kejahatan Tanpa Hak
NPM 188400150
Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing
Dekan
memperoleh gelar sarjana merupakan hasil karya tulis saya sendiri. Adapun
bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya
orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah
dan etika penulisan ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar
akademik yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainnya dengan peraturan yang
berlaku, apabila di kemudian hari ditemukan adanya plagiat dalam skripsi ini.
ii
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-----------------------------------------------------
Document Accepted 17/4/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)17/4/23
Hanisyah Irani Lubis - Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Kejahatan Hak...
Sebagai civitas akademik di Universitas Medan Area, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :
NPM : 188400150
Fakultas : Hukum
atas skripsi saya yang berjudul : “Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku
Dengan hak bebas royalti non ekslusif ini, Universitas Medan Area berhak
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
ABSTRAK
OLEH :
HANISYAH IRANI LUBIS
NPM : 188400150
BIDANG HUKUM PIDANA
ABSTRACT
BY :
HANISYAH IRANI LUBIS
NPM : 188400150
FIELD OF CRIMINAL LAW
1. Data Pribadi
Agama : Islam
Ibu : Wati
3. Pendidikan
KATA PENGANTAR
vi
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena telah
Skripsi yang diajukan untuk melengkapi Tugas Akhir untuk memperoleh Gelar
3058/Pid.Sus/2021/PN.Mdn)”
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis telah mendapatkan banyak bimbingan, arahan
dan dukungan dari banyak pihak baik dukungan moril maupun materil. Pada
1. Bapak Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng, M.Sc, selaku Rektor Universitas
Medan Area atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada seluruh
3. Ibu Anggreini Atmei Lubis, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang
4. Ibu Arie Kartika, S.H., M.H., selaku Ketua Bidang Hukum Pidana
5. Ibu Dr. Aulia Rosa Nasution, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing I
vii
7. Ibu Dr. Utary Maharany Barus, S.H., M.Hum., selaku Ketua Sidang Meja
Hijau. Terimakasih atas kesediaan waktu dan saran-saran yang telah ibu
9. Bapak, Ibu Dosen, serta seluruh jajaran staf adiministrasi pada Fakultas
Hukum Universitas Medan Area yang telah turut membantu penulis baik
10. Kedua orang tua penulis, ayahku Sampara Lubis dan Ibuku Wati, yang
yang luar biasa dalam setiap langkah hidup penulis, yang merupakan
11. Kepada keluarga besar penulis yang telah senantiasa mendukung dan
kepada penulis.
dukungan yang tiada habisnya kepada penulis yaitu Rina Tiwa, Yuni Sari
13. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama perkuliahan
dan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna dalam penyusunan skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis memohon maaf. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
ix
UNIVERSITAS MEDAN AREA
-----------------------------------------------------
Document Accepted 17/4/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)17/4/23
Hanisyah Irani Lubis - Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Kejahatan Hak...
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
ABSTRACT ..................................................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2.. Perumusan Masalah ........................................................................ 6
1.3.. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
1.4.. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
1.5.. Hipotesis .......................................................................................... 8
1.6.. Keaslian Penelitian .......................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.. Tinjauan Umum Tentang Hukum Pidana ....................................... 11
2.1.1..Pengertian Hukum Pidana Pidana ........................................ 11
2.1.2..Ruang Lingkup Hukum Pidana ............................................ 14
2.1.3..Fungsi Hukum Pidana ............................................................ 16
2.1.4..Sifat Hukum Pidana ............................................................... 17
2.1.5..Tindak Pidana ........................................................................ 19
2.1.6..Penegakan Hukum Pidana ..................................................... 20
2.2.. Tinjauan Umum Tentang Kejahatan ............................................... 22
2.2.1..Pengertian Kejahatan ............................................................. 22
2.2.2..Pelaku Kejahatan ................................................................... 25
2.2.3..Tipe-Tipe Penjahat ................................................................. 27
2.2.4..Unsur-Unsur Kejahatan ......................................................... 29
2.3.. Tinjauan Umum tentang Senjata Tajam .......................................... 31
2.3.1..Pengertian Senjata Tajam ...................................................... 31
2.3.2..Jenis-Jenis Senjata Tajam ...................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 37
3.1.1..Waktu Penelitian .................................................................... 37
3.1.2..Tempat Penelitian .................................................................. 37
3.2.. Metodologi Penelitian ..................................................................... 38
3.2.1..Jenis Penelitian ...................................................................... 38
3.2.2..Sifat Penelitian ....................................................................... 39
3.3.. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 39
3.4.. Analisis Data ................................................................................... 40
BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN
4.1. Hasil Penelitian
4.2. Pengaturan Hukum Tentang Pelaku Kejahatan Tanpa Hak
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
sampai menghilangkan nyawa orang lain dan juga dapat mempengaruhi seseorang
untuk melakukan tindak penganiayaan terhadap orang lain atau juga dapat
tajam yang dapat melukai orang lain yang mungkin berdalih untuk melindungi
diri sendiri. Sebab, melindungi seseorang dari adanya suatu tindak pidana
dengan tanpa hak yang sifatnya tidak sesuai dengan kegunannya ini dapat
ditangkap oleh pihak berwajib. Hal tersebut dikarenakan telah diatur beberapa
menyatakan bahwa seseorang yang dengan sengaja membawa senjata tajam yang
termasuk di Kota Medan yang antara lain beberapa peristiwa tindak pidana yang
dikutip dari suara.com memberitakan bahwa dua pendemo berhasil dibekuk polisi
karena membawa senjata api dan senjata tajam jenis sangkur di Kantor Bawaslu
Sumatera Utara, Jalan H. Adam Malik, Medan pada Tahun 2019, dimana pada saat
aksi Tolak Hasil Pemilu 2019.2 Kemudian peristiwa kejahatan dengan membawa
senjata tajam terulang kembali berdasarkan berita yang dikutip dari Medan
Kompas menyatakan bahwa terdapat tiga orang yang kedapatan membawa senjata
tajam berukuran kecil hingga panjang yang melibatkan remaja di bawah umur
pada aksi unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja pada Tahun 2020.3
Peristiwa kejahatan tanpa hak membawa dan menggunakan senjata tajam juga
terjadi di Medan Helvetia pada Tahun 2021. Berdasarkan berita dari Tribun Medan,
Rumah Polisi di Medan diserang puluhan orang, pelaku membawa senjata tajam.
1
Jeklin Marsya Langi, 2016, Tindak Pidana Oleh Anak Membawa Senjata Tajam
Sebagaimana Dimaksud Dalam Undang-Undang No. 12/DRT/1951, Lex Crimen, Vol V, No 5, Juli.
Halaman 127.
2
Https://www.suara.com/news/2019/05/22/213340/bawa-senjata-api-dan-sajam-dua-
pendemo-22-mei-di-medan-dibekuk-polisi Diakses Pada Hari Sabtu, Tanggal 9 Juli 2022, Pukul
2100. Wib.
3
Https://www.kompas.com/tag/remaja+bawa+senjata+tajam Diakses Pada Hari Sabtu,
Tanggal 9 Juli 2022, Pukul 21.00 Wib.
4
Https://m.tribunnews.com/amp/regional/2021/10/31/rumah-polisi-di-medan-diserang-
puluhan-orang-pelaku-membawa-senjata-tajam?page=all Diakses Pada Hari Sabtu, Tanggal 9
Juli 2022, Pukul 21.00 Wib.
hak pasti akan terus terjadi disetiap tahunnya seperti adanya peristiwa pidana
tajam pada tempat dan waktu yang tidak tepat atau dengan penggunaan senjata
tajam yang bukan pada tujuan dan fungsinya justru sering menjadi pertanda
bahwa akan terjadi suatu peristiwa tindak pidana yang akan dilakukan oleh si
pembawa, karena biasanya pada kondisi tersebut fungsi senjata tajam akan
mempertahankan diri. Disamping itu, penggunaan senjata tajam dengan tanpa hak
juga dapat mendorong niat seseorang untuk melakukan kejahatan dengan cara
menyerang orang lain, sehingga penguasaan atau membawa senjata tajam dengan
tanpa hak digolongkan sebagai tindakan kejahatan atau tindakan kriminal yang
dapat dihukum.
melanggar ketentuan hukum, yang dalam hal ini adalah hukum pidana sebagai
hukum publik dimana perbuatan tersebut merugikan baik si korban sebagai pihak
sebagai pihak yang tidak secara langsung menderita perbuatan tersebut karena
termasuk tindak pidana atau kejahatan maka ukuran dasarnya terkait pada asas
dalam hukum pidana yang dikenal dengan asas legalitas (principle of legality)
yaitu asas yang menentukan bahwa tiada perbuatan yang dilarang dan diancam
pidana jika tidak ditentukan oleh Undang-Undang, dalam bahasa latinnya asas ini
disebut “Nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali” yang dalam
hukum pidana Indonesia dapat ditemui pada Pasal 1 ayat (1) Kitab Undang-
mengatakan bahwa, kejahatan adalah segala tingkah laku manusia walaupun tidak
ditafsirkan sebagai tingkah laku atau perbuatan yang secara ekonomis atau
digolongkan bagi orang yang dengan tanpa hak membawa senjata tajam diluar
rumah dengan tujuan yang bukan untuk kepentingan atau keperluan untuk
kejahatan yang dengan sengaja menguasai dan membawa senjata tajam diluar
diluar rumah tentunya dapat mengarah kepada perbuatan atau tindak pidana yang
menguasai atau membawa senjata tajam tanpa hak. Oleh sebab itu jika tidak untuk
kepentingan atau keperluan pekerjaan dan atau tugas jabatan, maka dianjurkan
5
A. Rajamuddin, 2014, Tinjauan Kriminologi Terhadap Timbulnya Kejahatan yang
Diakibatkan Oleh Pengaruh Minuman Keras Di Kota Makassar, Jurnal Al-Daulah, Vol 3, No 2,
Desember. Halaman 185.
6
Saleh Muliadi, 2012, Aspek Kriminologis Dalam Penanggulangan Kejahatan, Fiat
Justitia Jurnal Ilmu Hukum, Volume 6, No 1, Januari-April. Halam 22.
untuk tidak membawa senjata tajam, karena dampak dari membawa dan
menguasai senjata tajam diluar rumah dengan alasan untuk jaga diri, tidak dapat
membawa senjata tajam. Dengan demikian kiranya setiap orang dapat bersikap
bijak agar tidak terjerat ancaman pidana membawa senjata tajam yang diatur
dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Darurat No. 12 Tahun 1951, seperti halnya
terdakwa Jefri Hutahaean als Jefri dan terdakwa Hermanto Sinarani als Herman
senjata penikam atau senjata penusuk tanpa hak yang dapat menimbulkan
dan terdakwa Hermanto Sibarani aliass Herman cukup menarik untuk dibahas dan
ditinjau lebih luas. Hal tersebut dikarenakan, terdakwa Jefri Hutahaean als Jefri
dan terdakwa Hermanto Sibarani als Herman yang pada waktu tertentu tahun 2021,
yang berada di daerah Kelurahan Belawan untuk mencari saudara Gino dengan
parang yang dibawa terdakwa dengan tanpa hak tersebut harus berurusan dengan
kepolisian untuk proses hukum lebih lanjut berkat informasi dari masyarakat
bernama Zill Purba kepada pihak kepolisian. Akibat dari perbuatan tanpa hak
dengan membawa senjata tajam tersebut juga harus berakhir di pengadilan negeri
3058/Pid.Sus/2021/PN.Mdn
keingintahuan peneliti tentang penegakan hukum pelaku kejahatan yang tanpa hak
ini dapat ditarik suatu perumusan masalah yang antara lain adalah dapat dilihat
sebagai berikut :
3058/Pid.Sus/2021/PN.Mdn.
ini tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan dalam penelitian
3058/Pid.Sus/2021/PN.Mdn.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
3058/Pid.Sus/2021/PN.MDN)
1.5. Hipotesis
dugaan tentatif tunggal digunakan menyusun teori atau eksperimen dan diuji.7
Darurat No. 12 Tahun 1951 dan Pasal 55 ayat (1) Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana.
Utara, sejauh ini telah ditemukan penelitian dengan topik yang sama namun
dengan ruang lingkup penelitian yang berbeda dengan penelian ini yang berjudul
3058/Pid.Sus/2021/PN.Mdn)”
7
Jim Ho Yam dan Ruhiyat Taufik, 2021, Hipotesis Penelitian Kuantitatif, Perspektif
Jurnal Ilmu Administrasi, Vol 3, No 2. Halaman 97.
8
Ibid.
ilegal.
tajam.
No.136/Pid.B/2013/PN.Mks).
membawa atau menyimpan senjata tajam tanpa hak oleh anak dalam
pidana pada anak yang membawa atau menyimpan senjata tajam tanpa
81/Pid.B/2019/PN.Jkt.Utr)
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Oleh karena itu penelitian ini
akademis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pidana berasal dari kata straf (Belanda) yang sering didefinisikan dalam
istilah “Hukuman” atau dengan definisi lain sebagai suatu penderita yang sengaja
dijatuhkan atau diberikan oleh negara-negara pada seseorang atau beberapa orang
sebagai akibat hukum (sanksi) baginya atas perbuatan yang telah melanggar
larangan hukum pidana. Larangan dalam hukum pidana secara khusus disebut
yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana
b. Menentukan kapan dan daalam hal-hal apa kepada mereka yang telah
tersebut.
9
Suyanto, 2018, Pengantar Hukum Pidana, CV Budi Utama, Yogyakarta. Halaman 1.
10
Ibid.
Hukum pidana mempunyai beberapa arti. Hal ini disebabkan karena para
memberikan suatu pengertian tentang hukum pidana. Pada penelitian ini, terdapat
beberapa pendapat para sarjana mengenai pengertian hukum pidana, yaitu sebagai
berikut :11
peraturan hukum yang dibuat oleh negara, yang isinya berupa larangan
larangan tersebut.
11
Ishaq, 2019, Hukum Pidana, PT. RajaGrafindo Persada, Depok. Halaman 22.
substantif atau materiel adalah hukum mengenai delik yang diancam dengan
hukum pidana. Kata hukum pidana pertama-tama ditunakan untuk merujuk pada
diperkenankan. Hukum pidana dalam artian ini adalah hukum pidana yang
berlaku atau hukum pidana positif yang juga disebut jus poenale.12 Hukum pidana
12
Fitri Wahyuni, 2017, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT. Nusantara Persada
Utama, Tanggerang Selatan. Halaman 1.
13
Ibid.
sebagai ketentuan yang bersifat umum (lex generalis), meliputi tempat terjadinya
delik (Locus Delicti) dan waktu terjadinya delik (Tempus Delicti).14 Adapun
tempat terjadinya perbuatan pidana (Locus Delicti), dalam lingkup untuk :15
teori ini maka yang menjadi locus delicti ialah tempat dimana pembuat
yang bersangkutan.
menjadi locus delicti ialah tempat di mana ada “uitwerking” alat yang
dipergunakan.
c. Teori akbiat (leer van het gevolg). Menurut teori ini yang menjadi locus
14
Lukman Hakim, 2020, Asas-Asas Hukum Pidana, CV Budi Utama, Yogyakarta.
Halalam 2.
15
Ibid.
16
Ibid.
berbuat.
pidana apapun;
rumah pendidikan;
17
Ibid
18
Ibid. Halaman 3.
Menurut Sudarto fungsi hukum pidana dibagi menjadi dua yaitu fungsi
umum dan fungsi khusus. Fungsi umum pidana sama seperti fungsi hukum pada
pidana. Fungsi khusus hukum pidana yaitu melindungi kepentingan hukum, maka
masyarakat dan kepentingan negara.19 Oleh sebab itu dalam KUHP ada pasal-
pasal yang berkaitan dengan kejahatan terhadap keamanan negara sebagai wujud
19
Fitri Wahyuni, Op.Cit. Halaman 11.
kepentingan hukum dalam konteks hukum pidana formil. Jika terjadi pelanggaran
terhadap kepentingan hukum negara, masyarakat dan atau individu, maka dalam
yang dilanggar.21
Sifat hukum pidana sebagai hukum publik antara lain dapat diketahui
a. Suatu tindak pidana itu tetap ada, walaupun tindakannya itu telah
20
Ibid.
21
Ibid.
22
Takdir, 2013, Mengenal Hukum Pidana, Laskar Perubahan, Yogyakarta. Halaman 18.
keinginan dari orang yang telah dirugikan oleh suatu tindak pidana
merupakan hukum publik. Hal ini didasarkan kepada hubungan hukum yang
diatur di dalam hukum pidana titik beratnya tidak berada pada kepentingan
pada hukum pidana, yaitu dalam hal penerapan hukum pidana pada hakekatnya
tidak tergantung kepada kehendak seorang individu, yang in concreto (dalam hal
sebagai wakil dari kepentingan umum. Misalnya dalam hal terjadinya tindak
pemerintah.23
dengan hukum pidana maka akan ditemukan ciri-ciri hukum publik sebagai
berikut :24
orang perorang;
23
Ibid.
24
Muhammad Iqbal, Suhendar dan Ali Imron, 2019, Hukum Pidana, Unpam Press,
Tanggerang. Halaman 5.
kewenangannya.
Istilah tindak pidana berasal dari bahasa Belanda yaitu “Strafbaar feit”
yang terdiri dari tiga suku kata yaitu; “Straf” yang berarti pidana, “Baar” yang
berarti dapat atau boleh dan “Feit” yang berarti perbuatan. Para pakar sendiri
belum ada keseragaman mengenai istilah yang tepat yang akan digunakan untuk
yang diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum, yang berhubungan
dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung
jawab.26
25
Wildan Muchladun, 2015, Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pencemaran
Nama Baik, Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion, Edisi 6, Volume 3. Halaman 3.
26
Suyanto. Op.Cit. Halaman 69.
dengan kesalahan27.
(gangguan terhadap hukum) yang dengan sengaja ataupun dengan tidak sengaja
telah dilakukan oleh seorang pelaku, dimana penjatuhan hukuman terhadap pelaku
yang berhubungan dengan kesengajaan atau kesalahan yang dilakukan oleh orang
tentang keadilan dalam hukum pidana untuk mencapai kepastian hukum dan
27
Ibid.
28
Fitri Wahyuni, Op.Cit. Halaman 37.
29
Ibid.
30
Safaruddin Harefa, 2019, Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana di Indonesia
Melalui Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam, UBELAJ, Volume 4, Number 1, April.
Halaman 38.
menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Hal ini berarti bahwa penegak
keadilan yang terkandung di dalam hukum. Lebih lanjut menurut Barda Nawawi
pada hakikatnya merupakan bagian dari usaha penegakan hukum pidana, sehingga
sering pula dikatakan bahwa politik hukum atau kebijakan hukum pidana
31
Peter Mahmud Marzuki, 2012, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Prenada, Jakarta.
Halaman 15.
32
Vivi Ariyanti, 2019, Kebijakan Penegakan Hukum Dalam Sistem Peradilan Pidana di
Indonesia, Jurnal Yuridis, Vol. 6, No. 2. Desember. Halaman 41.
33
Ibid. Halaman 42.
menerapkan hukum;
atau diterapkan;
e. Faktor budaya, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang
kejahatan. Secara etimologi, kriminologi berasal dari kata “crime” yang berarti
kejahatan dan “logos” yang berarti pengetahuan atau ilmu pengetahuan, sehingga
kriminologi adalah ilmu tentang kejahatan atau penjahat.35 Jadi secara etimologis,
apabila perbuatan itu merugikan masyarakat atau perorangan baik secara materil,
34
Sri Mulyani, 2016, Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Ringan Menurut Undang-
Undang Dalam Perspektif Restoratif Justice, Jurnal Penelitian Hukum Dejure, Vol. 6, No. 3,
September. Halaman 343.
35
Saleh Muliadi, 2012, Op.Cit. Halaman 3.
36
Ibid. Halaman 5.
“perilaku menyimpang” yang selalu ada dan melekat pada tiap bentuk masyarakat,
tidak ada masyarakat yang sepi dari kesejahteraan. Menurut Saparina Sadil,
perilaku menyimpang itu merupakan suatu ancaman yang nyata atau ancaman
dan merupakan ancaman riil atau potensi bagi berlangsungnya ketertiban sosial.37
Crime atau kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan
undang-undang pidana;
penjahat;
37
John Kenedi, 2017, Kebijakan Hukum Pidana (Penal Policy) Dalam Sistem Penegakan
Hukum di Indonesia, Pustaka Belajar, Yogyakarta. Halaman 167.
38
Sahat Maruli T, 2021, Buku Ajar Kriminologi, PT. Rajawali Buana Pusaka, Depok.
Halaman 66.
39
Ibid
masyarakat modern atau tingkah laku yang gagal dan melanggar hukum
dapat dijatuhi hukuman penjara, hukuman mati dan hukuman denda dan
seterusnya.
perbuatan atau tingkah laku (baik aktif maupun pasif), yang dinilai oleh
anti sosial, suatu pemerkosaan terhadap skala nilai sosial dan atau
perasaan hukum yang hidup dalam masyarakat sesuai dengan ruang dan
waktu.
yang oleh Hukum Pidana (statutory law atau case law) dibukti kan
40
Anggreany Haryani dan Ika Dewi Sartika Saimima, 2020, Kriminologi, Deepbulish,
Yogyakarta. Halaman 17.
Menurut Sue Titus Reid bahwa suatu perbuatan itu dikategorikan sebagai
yang diberikan kepada orang tertentu, yang menurut penilaian masyarakat tersebut
41
Emilia Susanti dan Eko Rahardjo, 2018, Buku Ajar Hukum dan Kriminologi, CV.
Anugerah Utama Raharja, Bandar Lampung. Halaman 113.
42
Sahat Maruli T, Op.Cit. Halaman 15.
masyarakat.43
seorang yang sangat egois, yang tidak pernah memikirkan kerugian yang timbul
pada korban akibat perbuatannya. Pengertian penjahat dapat dilihat dari beberapa
a. Aspek Yuridis
hukum dan telah dijatuhi vonis yang berkekuatan hukum tetap oleh
hakim.
b. Aspek Intelegensia
Menurut Vollmer, Penjahat adalah orang yang dilahrikan tolol dan tidak
c. Aspek Ekonomi
d. Aspek Sosial
43
Nursaini Simatupang dan Faisal, 2017, Kriminologi Suatu Pengantar, CV Pustaka
Prima, Medan. Halaman 95.
44
Ibid. Halaman 96.
e. Aspek Religius
f. Aspek Filsafat
Tipe-tipe penjahat sebagaimana hasil analisa para ahli seperti Osberne, dan
sadar dan tidak waras jiwanya, sehingga ia tidak mau tahu akibat
perilakunya.
45
Emilia Susanti dan Eko Rahardjo, Op.Cit. Halaman 114.
4) Orang yang betul-betul jahat, dalam hal ini termasuk orang yang
penjualan narkotik.
46
Wahyu Widodo, 2015, Kriminologi & Hukum Pidana, Universitas PGRI Semarang
Press, Semarang, Halaman 30.
menyambut tamunya.
i. The White Collar Crime, kejahatan yang dilakukan oleh seorang dari
unsur pokok saling berkaitan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :47
47
Sahat Maruli T, Op.Cit. Halaman 67.
f. Harus ada perbuatan antara kerugian yang telah diatur di dalam KUHP
dengan perbuatan;
kejahatan. Ada beberapa unsur kejahatan yang saling bergantungan dan saling
merugikan
sendiri
48
Bhakti Prasetyo, 2011, Sanksi Hukum Terhadap Pelaku Kejahatan Dengan Hypnosis
(Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surabaya), Jurnal Ilmu Hukum, Vol 7, No 13, Februari.
Halaman 37.
hanyalah manusia.
ketentuan pidana.
melawan hukum.
49
Wahyu Widodo, Op.Cit. Halaman 24.
tajam. Oleh karena itu pemilikan dan penggunaan senjata tajam merupakan hal
biasa dan diperlukan oleh masyarakat. Dengan demikian yang menjadi masalah
Dalam hal ini dapat dikemukakan suatu contoh sebagaimana dikemukakan oleh
lain-lain;
pekerjaannya.
Senjata adalah suatu alat yang digunakan untuk melukai, membunuh, atau
untuk mempertahankan diri, dan juga untuk mengancam dan melindungi. Apapun
yang dapat digunakan untuk merusak (bahkan psikologi dan tubuh manusia) dapat
50
Mawardi, 2019, Kriminologi Penggunaan Senjata Tajam, CV Zigie Utama, Bengkulu.
Halaman 23.
dikatan senjata.51 Senjata bisa dikatakan suatu alat yang sederhana seperti
Gambaran senjata tajam lazimnya adalah tentang benda atau alat yang
digunakan untuk mempertahankan diri atau menyerang pihak lain. Benda atau alat
yang dapat difungsikan sebagai senjata tapi tak digunakan untuk keperluan
pertahanan diri atau menyerang, memiliki sebutan sendiri yang bermakna netral.
Misalnya, pisau atau parang atau golok adalah nama netral untuk alat pemotong.
Namun kalau digunakan untuk menyerang orang lain maka pisau atau parang dan
golok tersebut berubah sebutan menjadi senjata tajam. Begitupun dengan pedang
dan samurai adalah senjata tajam atau penikam, karena dibuat untuk keperluan
menyerang.54
senjata tajam, seperti dijelaskan dalam Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor:
12/Drt/1951, Lembar Negara Nomor 1151-78 tentang senjata tajam berbunyi :55
51
Muhammad Musonif, Dkk, 2020, Tinjauan Yuridis Terhadap Seseorang yang
Membawa Senjata Tajam Ke Muka Umum Tanpa Hak (Studi Kasus Putusan Nomor
900/Pid.Sus/2014/PN.Jkt.Tim), Jurnal Krisna Law, Volume 2, Nomor 1. Halaman 151.
52
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Senjata Diakses Pada Hari Senin Tanggal 6 Juni 2022,
Pukul 20.00 Wib
53
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Senjata Diakses Pada Hari Senin Tanggal 6 Juni 2022,
Pukul 20.30 Wib.
54
http://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/senjata-tajam Diakses Pada Hari Sabtu
Tanggal 1 April 2023, Pukul 20.30 Wib.
55
Mawardi, Op.Cit. Halaman 24.
untuk dipergunakan guna pertanian atau untuk pekerjaan rumah tangga atau untuk
sebagai barang pusaka atau barang kuno atau barang ajaib (merkwaardigheid)”.
a. Senjata tajam bermata satu, seperti pisau, parang, kapak dan sebagainya.
Selanjutnya ada beberapa jenis senjata tajam yang ada di Indonesia yaitu
a. Badik
Jenis senjata tajam ini dapat berfungsi sebagai alat pengaman, dapat
b. Keris
Jenis senjata tanjam ini mempunyai fungsi sebagai alat yang digunakan
sebagai barang pusaka, barang kuno. Senjata ini jarang digunakan untuk
56
Ibid.
57
Latief Wiyata, 2002, Carok: Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura, LKIS
Aksara Pelangi, Yogyakarta. Halaman 38.
c. Tombak
tajam. Jenis senjata tajam ini berfungsi sebagai alat untuk melakukan
d. Celurit
Jenis senjata tajam ini berbentuk tipis dan melengkung yang bagian
e. Kapak
Kapak atau kadang disebut kampak adalah sebuah istilah yang biasanya
terbuat dari logam bermata yang diikat pada sebuah tangkai biasanya
dari kayu.
f. Parang
Parang adalah senjata tajam yang terbuat dari besi biasanya bentuknya
potong atau alat tebas. Parang ini juga digunakan dalam pertanian.
g. Pedang
Pedang ini terdapat dua sisi tajam dan ada juga satu sisi tajam saja.
h. Busur
Busur adalah sejenis senjata tajam yang dibuat dari batang besi. Dan
BAB III
METODE PENELITIAN
yang dilaksanakan sejak tanggal diterimanya judul pada bulan Maret 2022 sampai
dengan Agustus 2022, yang meliputi, pengumpulan data, pengolahan data dan
proses bimbingan, seminar proposal, seminar hasil, bimbingan skripsi, serta akan
2 Penulisan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Bimbingan Skripsi
5 Seminar Hasil
6 Pengajuan Berkas
Meja Hijau
7 Sidang
pengetahuan yang benar mengenai hukum. Mencari dan menemukan itu tentu saja
ada caranya, yaitu melalui metode.58 Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang
pula berdasarkan keragaman sifat, bentuk dan tujuan, antara lain penelitian hukum
memecahkan masalah.60
Terhadap Pelaku Kejahatan Tanpa Hak Membawa Senjata Tajam (Studi Putusan
yuridis normatif dengan tipe atau jenis penelitian hukum yang bersifat deskriptif
secara deskriptif analitis yaitu suatu upaya yang memberikan gambaran yang
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan digunakan yaitu
data sekunder dalam penelitian hukum normatif dilakukan dengan studi pustaka
terhadap bahan-bahan hukum, baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder,
maupun bahan hukum tersier. Penelusuran atau terkait dengan pencarian dan
pengumpulan data terhadap bahan hukum tersebut dapat dilakukan dengan cara
data sekunder, data yang didapat berdasarkan literatur teori-teori para ahli yang
landasan pemikiran yang bersifat teoritis. Data sekunder ini didapat dari peraturan
61
Moch Nazir, 2008, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Halaman 50.
62
Ibid.
Bahan hukum primer atau bahan hukum positif yaitu suatu norma
3) Putusan Pengadilan.
Bahan hukum tersier berupa Kamus Hukum dan Kamus Besar Bahasa
metode analisis kualitatif yaitu analisis yang sifatnya non-statistik atau non-
matematis. Data yang sudah telah diperoleh akan di analisis isinya dengan
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
data yang didapat terkait mengenai Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku
di olah, dan menemukan apa yang penting untuk dapat dipelajari sehingga
memutuskan hal yang terpenting untuk dapat diceritakan kepada orang lain
63
Lexy J Moleong, 2007, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Halaman 248.
BAB V
5.1. Kesimpulan
Adapun dari hasil penelitian yang telah diuraikan tersebut di atas, maka
dalam penelitian ini terdapat kesimpulan yang antara lain adalah dapat dilihat
sebagai berikut :
dibawa pada saat berpegerian tanpa adanya izin dari pihak yang berwajib.
dilihat dari adanya putusan hakim yang menyatakan bahwa para terdakwa
yaitu Jefri Hutahaean alias Jefri dan Hermanto Sibarani alias Herman
5.2. Saran
Indonesia Nomor 12 Tahun 1951 yang dirasa hampir tidak lagi memenuhi
memiliki izin dengan ancaman pidana minimal 1,5 (satu koma lima) tahun.
Nomor 12 Tahun 1951 menjadi suatu aturan hukum dengan versi yang
untuk masyarakat luas khususnya anak remaja, geng motor, anak sekolah
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
B. Peraturan Perundang-Undangan
Aulia Rosa Nasution, 2018, Penyelesaian Kasus Pelanggaran HAM Berat melalui
Pengadilan Nasional dan Internasional serta Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi, Mercatoria, Universitas Medan Area, Volume 11, No 1.
D. Website
Https://www.suara.com/news/2019/05/22/213340/bawa-senjata-api-dan-sajam-
dua-pendemo-22-mei-di-medan-dibekuk-polisi Diakses Pada Hari Sabtu,
Tanggal 9 Juli 2022, Pukul 2100. Wib.
Https://m.tribunnews.com/amp/regional/2021/10/31/rumah-polisi-di-medan-
diserang-puluhan-orang-pelaku-membawa-senjata-tajam?page=all
Diakses Pada Hari Sabtu, Tanggal 9 Juli 2022, Pukul 21.00 Wib.
Kepada Yth
Ketua Pengadilan Negeri Medan
dl·
Tempat
Dengan hormat, bersama surat ini kami mohon kepada Bapak/lbu untuk memberikan
lzin dan kesempatan kepada mahasiswa kami berikut ini :
RANG A~
Nomor: wz.Ull\ i /HK.OlflX/1011