1575 6543 2 PB
1575 6543 2 PB
Hubungan Minat Membaca dengan Prestasi Belajar Mata... Nur Ari Marlina
ISSN: 2085-0344 (Print)
ISSN: 2503-1864 (Online)
Journal homepage: www.ejournal.almaata.ac.id/literasi
Journal Email: literasi_stia@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat minat membaca siswa kelas III dan
hubungan antara minat membaca dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas III
SD Karanggayam baik secara parsial maupun secara keseluruhan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas III SD Karanggayam tahun pelajaran 2018/2019 dan sampel penelitian ini adalah
siswa kelas III dengan jumlah 21 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu angket untuk
mengukur minat membaca, sedangkan untuk prestasi belajarnya didapat dari nilai ulangan siswa
pada mata pelajaran IPS. Analisis data menggunakan korelasi person dengan program aplikasi
komputer SPSS Versi 20 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) minat membaca
siswa SD Karanggayam masuk dalam kategori cukup baik dilihat dari hasil tabulasi angket yaitu
sebesar 76%; 2) Koefisien Pearson menunjukan hasil nilai signifikansi sebesar 0,581 dengan
taraf signifikan 5% atau dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
minat membaca dengan prestasi belajar IPS siswa SD Karanggayam.
lagi dalam pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan keinginan yang kuat diiringi usaha dari
Sosial) di sekolah yang menuntut siswa seseorang guna melaksanakan kegiatan
memahami sejarah yang begitu banyaknya, membaca dengan dilandasi kesadaran dari
sehingga siswa mau tidak mau harus membaca diri sendiri 6. Dalam pembelajaran di SD,
sejarah tersebut untuk memahami materi IPS. pengertian tersebut memberikan penekanan
Nilai Ujian Akhir Semester siswa kelas III bahwa keinginan membaca muncul dari
SD Karanggayam pada materi IPS menunjukkan diri siswa sendiri tanpa adanya paksaan dari
hasil yang belum maksimal. Sebanyak 65% pihak lain. Guna membangun minat baca ini,
siswa memperoleh nilai di bawah KKM perlu pembiasaan bagi siswa untuk membaca
(kriteria ketuntasan minimal), berarti bahwa berbagai sumber belajar baik yang tersedia di
hanya 35% siswa yang telah tuntas KKM, perpustakaan sekolah maupun tempat lainnya.
dengan KKM yang ditetapkan adalah 75. Hal Adapun aspek yang mempengaruhi minat
ini diduga karena metode guru dalam mengajar membaca diantaranya adalah 1) kesenangan
mata pelajaran IPS masih didominasi dengan terhadap kegiatan membaca; 2) frekuensi waktu
ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Aktifitas yang diluangkan untuk membaca; 3) banyaknya
siswa mengunjungi perpustakaan untuk buku yang telah dibaca; dan 4) kesadaran
mencari referensi materi pelajaran IPS belum terhadap manfaat membaca 7.
dioptimalkan. Selain itu siswa juga kurang Aspek pertama yang perlu dibangun adalah
antusias pada bacaan, sehingga sedikit sekali kesenangan terhadap kegiatan membaca, hal ini
anak yang mau membaca di saat mereka diberi dapat dilakukan oleh guru dengan memberikan
tugas oleh guru untuk memahami bacaan. Hal motivasi berupa penjelasan manfaat membaca
ini diduga menjadi penyebab siswa kurang bagi setiap siswa. Frekuensi waktu membaca dan
antusias dalam memanfaatkan waktu istirahat banyaknya buku yang dibaca juga menunjukkan
untuk mengunjungi perpustakaan. Sejalan minat membaca dari peserta didik. Semakin
dengan pendapat Magdalena 5 yaitu kurangnya sering seseorang meluangkan waktu untuk
minat baca siswa sekolah dasar disebabkan membaca, menunjukkan bahwa tingkat minat
kurangnya kemauan dari siswa sendiri untuk membacanya semakin tinggi.
terlibat dalam kegiatan membaca, serta guru Terdapat faktor yang dapat menghambat
belum melibatkan siswa secara internsif dalam minat membaca bagi siswa di lingkungan
kegiatan membaca buku saat pembelajaran sekolah 8 diantaranya adalah 1) kurangnya
ataupun sebelum pembelajaran. teladan oleh orang tua atau guru, 2) kurangnya
Perlu adanya kajian lebih lanjut hubungan bahan bacaan yang bermutu untuk memenuhi
antara minat baca siswa dengan prestasi keinginan membaca anak, dan 3) tidak adanya
belajar siswa (khususnya) dalam materi IPS. pendidikan dan pembinaan membaca di sekolah.
Oleh karena itu dalam penelitian ini ingin Berdasarkan faktor-faktor penghambat tersebut,
menganalisis: 1) tingkat minat membaca siswa tampak bahwa pembiasaan membaca di sekolah
kelas III pada materi IPS di SD Karanggayam, 2) merupakan salah satu faktor penting dalam
hubungan antara minat membaca siswa dengan membangun budaya membaca di sekolah.
prestasi belajar siswa kelas III pada materi IPS 6
F Rahim, Pengajaran Membaca Di Sekolah
di SD Karanggayam. Dasar, Bumi Aksara, 2007; Ajip Rosidi, Pembinaan Minat
Minat Membaca Baca: Bahasa Dan Sastera, ed. by Adriyani Kamsyach
Minat membaca dapat diartikan sebagai (Bandung, 2016).
7
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa (Ed.Revisi), Revisi (Bandung:
5
Magdalena Elendiana, ‘Upaya Meningkatkan CV Angkasa, 2015).
Minat Baca Siswa Sekolah Dasar’, Junal Pendidikan Dan 8
Hernowo, Mengikat Makna Update : Membaca
Konseling, 1.2 (2020), 63–68 <https://doi.org/https://doi. Dan Menulis Yang Memberdayakan, ed. by Budhyastuti
org/10.31004/jpdk.v1i2.572>. (Bandung: Kaifa, 2009).
Tabel di atas menunjukkan bahwa secara hasil penelitian Wiyani Windrawati, dkk yang
keseluruhan, minat membaca siswa kelas III mengemukakan bahwa budaya membaca harus
SD Karanggayam masuk dalam kategori diawali sedini mungkin melalui lingkungan
cukup. Hasil angket minat membaca untuk keluarga sehingga lebih mudah menanamkan
setiap indikator juga dikonsultasikan pada table kebiasaan membaca yang baik 18.
kategori minat membaca 15 sebagai berikut: Faktor lain yang membangun rasa senang
membaca adalah dukungan dari kurikulum/
Tabel. 6. Kategorisasi Indikator Kesenangan pendidikan yang diberlakukan sekolah/
Membaca madrasarh. Selain lingkungan keluarga,
Frekuensi lingkungan sekolah/madrasah juga dapat
Rentang membangun rasa senang membaca. Kurikulum
No Fre Persen Kategori
Skor
kuensi tase yang kurang tegas mencantumkan kegiatan
1 X ≥ 24 4 19 % Baik membaca pada suatu bahan kajian, serta guru
2 16< X <24 16 76 % Cukup yang kurang memberikan motivasi siswa untuk
3 X ≤ 16 1 5% Kurang membaca akan menjadi faktor penghambat
Total 21 100 %
dalam menumbuhkan rasa senang membaca
bagi siswa 19. Dua faktor ini merupakan faktor
strategis yang dapat membangun rasa senang
Tabel di atas menunjukkan bahwa
membaca dengan melihat sebagian besar waktu
sebanyak 76% siswa masuk dalam kategori
siswa dijalani di rumah dan di sekolah.
cukup senang dalam membaca. Hanya
terdapat 19% siswa yang memiliki kesenangan
Tabel. 7. Kategorisasi Indikator Kesadaran
membaca dalam kategori baik. Terdapat Manfaat Membaca
berbagai faktor yang dapat menjadi penyebab
masih kurangnya rasa senang membaca bagi Frekuensi
Rentang
siswa, diantaranya faktor lingkungan keluarga No Fre Persen Kategori
Skor
dan faktor kurikulum/pendidikan sekolah 16. kuensi tase
Faktor lingkungan keluarga memiliki peranan 1 X ≥ 39 3 14 % Baik
penting dalam menumbuhkan rasa senang dalam 2 26 < X < 39 17 81 % Cukup
membaca, dengan orang tua membiasakan putra/ 3 X ≤ 26 1 5% Kurang
putrinya membaca sedari kecil akan membangun Total 21 100 %
kebiasaan membaca 17. Kebiasaan ini akan
menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari Hasil pada indikator kesadaran manfaat
anak, sehingga rasa senang akan menjauhkan membaca tidak jauh berbeda dengan indikator
dari keterpaksaan membaca. Peran orang tua kesenangan membaca, yaitu sebanyak 81%
memang sangat penting dalam membangun rasa siswa masih dalam kategori cukup sadar manfaat
senang dalam membaca. Hal ini sejalan dengan membaca. Hal ini memberikan makna bahwa
perlu upaya dalam meningkatkan pemahaman
Saifuddin Azwar.
15
membangun persepsi siswa tentang peran cukup sedangkan pada indikator frekuensi
penting dari aktifitas membaca. membaca persepsi siswa lebih dominan
Keluarga sebagai lingkungan utama pada kategori baik. Jika dua indikator ini
peserta didik, dalam membangun kesadaran dikaitkan, semakin siswa memiliki rasa senang
manfaat membaca dapat dimulai dari orang terhadap kegiatan membaca maka frekuensi
tua. Orang tua dapat mendampingi peserta membaca juga akan semakin meningkat. Akan
didik dalam kegiatan membaca dan memberikan tetapi, dalam hasil kuesioner ini, frekuensi
pengertian pentingnya dari kegiatan membaca. membaca sudah masuk dalam kategori baik
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh orang tua tapi kesenangan membaca siswa masih dalam
diantaranya adalah kegiatan membaca bersama kategori cukup.
dengan anak, kegiatan mendongeng di rumah Beberapa hal yang menjadi penyebab
secara bergantian, dan masih banyak kegiatan terjadinya kondisi ini salah satunya adalah
yagn dapat dilakukan olerh orang tua dengan jenis motivasi membaca siswa. Seperti hasil
anak dalam membangun kesadaran pentingnya penelitian dari Riyadi yang menyebutkan
membaca. Seperti yang disampaikan oleh Peran bahwa sebagian besar siswa melakukan aktifitas
yang dapat diberikan oleh Tia Ulfa Amelia membaca karena terpaksa karena diminta oleh
dalam jurnalnya 21, bahwa semakin besar orang tua atau guru membaca 22. Dalam hal ini
motivasi membaca yang diberikan oleh orang motivasi untuk melakukan suatu aktifitas yaitu
tua kepada anaknya, maka anak akan semakin motivasi dari dalam diri sendiri dan motivasi dari
giat dalam melakukan aktifitas membaca. eksternal (seperti dari guru maupun orang tua).
Dengan kegiatan ini, anak akan semakin sadar Hal ini sejalan dengan pendapat Ajip Rosidi,
akan pentingnya kegiatan membaca dalam bahwa minat membaca adalah suatu rasa lebih
memperluas pengetahuan mereka. tertarik dan suka pada bahasa tulis (membaca)
tanpa ada yang menyuruh dan dilakukan dengan
Tabel. 8. Kategorisasi Indikator Frekuensi kesadaran akan motivasi membaca dari dalam
Membaca diri sendiri 23.
Frekuensi Minat membaca ini akan terbangun saat
Rentang kesenangan membaca telah muncul dari dalam
No Fre Persen Kategori
Skor
kuensi tase diri seorang siswa. Hal yang perlu dibangun
1 X ≥ 10 13 62 % Baik dalam diri siswa adalah rasa suka terhadap
2 2 < X < 10 8 38 % Cukup kegiatan membaca, dan dalam menumbuhkan
3 X≤2 0 0% Kurang rasa tersebut maka perlu stimulus dari
Total 21 100 %
lingkungan sekitarnya baik keluarga, sekolah,
maupun masyarakat.
Pada indikator frekuensi membaca
Hubungan Minat Membaca Dan Prestasi
menunjukkan hasil yang berbeda dengan
Belajar IPS
indikator yang lainnya, yaitu sebanyak 62%
Prestasi belajar mata pelajaran IPS kelas
siswa masuk dalam kategori baik untuk frekuensi
III SD Karanggayan, yang diperoleh dari hasil
membacanya, dan 38% masuk dalam kategori
ulangan harian ditunjukkan melalui diagram
cukup. Hal ini memberikan gambaran bahwa
batang di bawah ini.
siswa kelas III telah meluangkan waktu untuk
membaca. Hasil ini belum berbanding lurus
100% dengan hasil pada indikator kesenangan
membaca. Pada indikator kesenangan membaca, 22
Riyadi Dwi Prasetya, ‘Membangun Kesadaran
persepsi siswa lebih dominan pada kategori Aktif Membaca Prestasi Dan Motivasi Belajar Siswa’, 4.1
(2013), 26–38.
21
Amelia. 23
Rosidi.
57%
IPS digunakan uji korelasi dengan Pearson
60%
50% 43%
Correlation. Sebelum uji korelasi dilakukan,
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu
Persentase
40%
30%
20%
uji normalitas dan uji linearitas. Pada uji
10% normalitas digunakan Uji Kolmogorov-Smirnov
0%
Tidak Tuntas Tuntas Z, dengan nilai signifikansi 0,829. Karena nilai
Kriteria Ketuntasan
signifikansi lebih besar dari alpha (0,829 > 0,05)
maka data minat membaca memenuhi syarat
Gambar 1. Hasil Ulangan Harian IPS Siswa normalitas. Sedangkan untuk nilai signifikan
kelas III pada uji normalitas data prestasi belajar IPS
Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) di adalah 0,135, maka data prestasi belajar IPS
kelas III SD Karanggayam adalah 75, sehingga memenuhi syarat uji normalitas.
siswa dengan nilai lebih dari atau sama dengan Uji syarat berikutnya adalah uji linearitas,
75 akan dinyatakan tuntas. Artinya terdapat yang mana hasil uji linearitas antara variable
43% siswa kelas III pada ulangan harian IPS prestasi belajar IPS dengan Minat membaca
memperoleh nilai kurang dari 75. Data inilah menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,738
yang akan diolah untuk memperoleh hubungan yang berarti nilai ini lebih besar dari alpha
antara prestasi belajar dengan minat membaca (0,05) sehingga memenuhi syarat linearitas.
siswa SD Karanggayam. Setelah memenuhi uji prasyarat normalitas dan
Untuk menentukan hubungan antara linearitas, maka uji korelasi dapat dilakukan.
minat membaca siswa dengan prestasi belajar
Nilai signifikansi uji korelasi menggunakan Hasil korelasi ini, menunjukkan bahwa
rumus Pearson adalah 0,581 yang mana nilai siswa yang memiliki prestasi belajar mata
ini lebih besar dari alpha (0,05) yang berarti pelajaran IPS yang tinggi, belum tentu memiliki
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan minat membaca yang tinggi pula. Begitu pula
antara minat membaca dengan prestasi belajar sebaliknya, siswa yang memiliki prestasi belajar
IPS siswa SD Karanggayam. Hasil koefisien mata pelajaran IPS yang rendah, belum tentu
korelasi dari table 8 menunjukkan nilai koefisien memiliki minat membaca yang rendah. Terdapat
korelasi antara variable minat membaca dnegan beberapa dugaan terhadap hasil penelitian ini,
presetasi belajar IPS adalah 0,128. Nilai ini salah satunya adalah ruang lingkup materi tes
jika konsultasikan terhadap table 3 (pedoman prestasi belajar yang dikerjakan oleh siswa.
interpretasi koefisien korelasi) masuk dalam Lingkup materi dalam mata pelajaran IPS terdiri
tingkat hubungan yagn sangat rendah. Dapat dari 1) gejala lingkungan geografi, 2) masalah
diartikan pula bahwa tidak ada hubungan antara dan peristiwa social masyarakat, 3) sejarah, dan
prestasi belajar IPS dengan minat membaca.
4) bidang ekonomi 24. minat membaca dan prestasi belajar pada mata
Keempat ruang lingkup di atas tentu saja pelajaran IPS menunjukkan tidak terdapat
membutuhkan ketrampilan membaca untuk hubungan antara minat membaca dan prestasi
memahami materi tersebut. Tentu saja frekuensi belajar pada mata pelajaran IPS. Hasil ini
membaca dari keempat materi tersebut berbeda- diduga berkaitan dengan materi yang diujikan
beda, seperti materi sejarah membutuhkan pada tes mata pelajaran IPS, yaitu materi bidang
frekuensi membaca lebih dibandingkan bidang ekonomi.
ekonomi. Untuk bidang ekonomi, siswa akan Untuk penelitian berikutnya, yang ingin
lebih mudah memahami materi jika terlibat melihat hubungan antara minat membaca
langsung dalam kegiatan ekonomi seperti di dengan prestasi belajar diharapkan dapat
kantin sekolah/koperasi sekolah, atau di pasar. menentukan materi yang menuntut ketrampilan
Pada tes prestasi belajar yang digunakan dalam membaca lebih besar, diantaranya materi sejarah
penelitian ini adalah tes belajar pada materi: atau masalah dan peristiwa social masyarakat.
1) mengenal lingkungan alam dan buatan, dan Pemilihan materi yang tepat ini diharapkan
2) memelihara lingkungan alam dan buatan mampu menunjukkan hubungan antara minat
di sekitar rumah. Karakteristik dari materi ini membaca dengan prestasi belajar yang lebih
merujuk pada pembelajaran yang menekankan signifikan. Selain itu, untuk pembelajaran IPS di
pada kegiatan pengamatan yang didukung SD hendaknya secara terus-menerus melibatkan
dengan kegiatan membaca. Oleh karena itu aktifitas membaca baik membaca di lingkungan
dalam penelitian ini, hubungan antara variable kelas, sekolah, maupun rumah. Dengan kegiatan
minat membaca dengan prestasi belajar mata membaca yang rutin ini akan menguatkan minat
pelajaran IPS belum Nampak. membaca peserta didik.
Untuk keempat ruang lingkup materi IPS
tersebut, guru tetap harus membiasakan aktifitas DAFTAR PUSTAKA
membaca bagi peserta didiknya, karena tanpa Amelia, Tia Ulfa, ‘FAKTOR-FAKTOR YANG
membaca siswa akan mengalami kesulitan MEMPENGARUHI MINAT BACA
dalam memahami dan memecahkan masalah SISWA SD NEGERI 125 PEKANBARU’,
yang ada dalam mata pelajaran IPS tersebut. Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Materinya seperti apa, aktifitas membaca perlu Dasar, 2020 <https://doi.org/10.33578/
dijadikan bagian dari pelajaran IPS karena akan jpfkip.v9i1.7565>
membantu siswa dalam menumbuhkan rasa Arnold, R.M., Prijana, and Sukaesih, ‘Potensi
terbiasa membaca yang selanjutnya diharapkan Membaca Buku Teks’, Jurnal Kajian
dapat menjadi senang dalam membaca. Informasi & Perpustakaan, 2015
Asmara, Prestasi Belajar (Bandung: Remaja
KESIMPULAN Rosdakarya, 2009)
Minat membaca siswa kelas III SD Azwar, Saifuddin, Penyusunan Skala Psikologi
Karanggayam masuk dalam kategori cukup. Jika (Ed.2), Pustaka Pelajar, 2012
dilihat dari indikator minat membaca, indikator Azwar, Saifudin, Tes Prestasi, Fungsi Dan
yang memberikan kontribusi dominan pada Pengembangan Pengukuran Prestasi
kategori baik adalah frekuensi membaca. Minat Belajar, Pustaka Pelajar, 2015
membaca siswa kelas III SD Karanggayam pada Djaali, and Pudji Muljojo, Pengukuran Dalam
indikator frekuensi membaca masuk dalam Bidang Pendidikan, PT. Grasindo, 2008
kategori baik. Uji hipotesis korelasi antara Elendiana, Magdalena, ‘Upaya Meningkatkan
Minat Baca Siswa Sekolah Dasar ’,
24
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep Dan
Junal Pendidikan Dan Konseling, 1.2
Pembelajaran, Pendidikan IPS Konsep Dan Pembelajaran (2020), 63–68 <https://doi.org/https://doi.
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009). org/10.31004/jpdk.v1i2.572>
Hernowo, Mengikat Makna Update : Membaca Riady, Yasir, ‘LITERASI INFORMASI SEJAK
Dan Menulis Yang Memberdayakan, ed. DINI: PENGETAHUAN BARU BAGI
by Budhyastuti (Bandung: Kaifa, 2009) ANAK USIA DINI’, JIV, 2013 <https://
Indriyani, Melinda, ‘Upaya Untuk Meningkatkan doi.org/10.21009/jiv.0802.10>
Minat Literasi Terhadap Masyarakat Agar Rosidi, Ajip, Pembinaan Minat Baca: Bahasa
Dapat Membangun Masa Depan Yang Dan Sastera, ed. by Adriyani Kamsyach
Diinginkan’, Dinas Perpustakaan Dan (Bandung, 2016)
Kearsipan Daerah Kota Metro, 2018 Sapriya, Pendidikan IPS Konsep Dan
<https://dispusarda-metro.com/index. Pembelajaran, Pendidikan IPS Konsep
php?page=detail_artikel&&id=111#. Dan Pembelajaran (Bandung: Remaja
XyE3PzUxXIU> [accessed 29 July 2020] Rosdakarya, 2009)
Martin, Michael O, Ina V S Mullis, and Ann M Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan
Kennedy, PIRLS 2006 Technical Report, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, R &
TIMMS & PIRLS International Study D (Bandung: ALFABETA, 2015)
Center, 2007 ———, Metode Penelitian Pendidikan
Prasetya, Riyadi Dwi, ‘Membangun Kesadaran Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
Aktif Membaca Prestasi Dan Motivasi R&D (Bandung: ALFABETA, 2015)
Belajar Siswa’, 4.1 (2013), 26–38 Tarigan, Henry Guntur, Membaca Sebagai Suatu
Pratiwi, Anggi, and Eflinnida Nurul Komaril Keterampilan Berbahasa (Ed.Revisi), Revisi
Asyarotin, ‘Implementasi Literasi (Bandung: CV Angkasa, 2015)
Budaya Dan Kewargaan Sebagai Solusi Windrawati, Wiyani, Harun Gafur, Program
Disinformasi Pada Generasi Millennial Studi Pgsd, Universitas Pendidikan,
Di Indonesia’, Jurnal Kajian Informasi & and Muhammadiyah Sorong, ‘Analisis
Perpustakaan, 7.1 (2019), 65–80 <https:// Faktor Penghambat Belajar Membaca
doi.org/10.24198/jkip.v7i1.20066> Permulaan Pada Siswa Kelas I SD Inpres
Rahim, F, Pengajaran Membaca Di Sekolah 141 Matalamagi Kota Sorong’, 2.1 (2020),
Dasar, Bumi Aksara, 2007 10–16