Anda di halaman 1dari 1

PUASA ITU SEPARUH DARI SABAR

Dyah Ratnasari, S.Pd

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh


Alhamdulillahirobbil alamin. Wabihi nastaiin…’Alaa umuriddun ya waddin…Wassholatu
wassalamu “alal mursaliin sayyidina Muhammadin Wa’ala alihi washohbihi ajma’in

Amma Ba’du:
Bapak ibu, anak-anakku semua… jamaah yang dirahmati Allah SWT.
Ibadah puasa memiliki makna dan hikmah yang sangat dalam bagi umat muslim.
Selain sebagai bentuk ketaatan kepada perintah Allah SWT, puasa juga merupakan
pelajaran tentang kesabaran dan pengendalian diri,
Melalui ibadah puasa, kita belajar untuk menahan diri dari hal-hal yang dilarang oleh
Allah SWT, baik dalam bentuk makanan, minuman, maupun perbuatan buruk lainnya.
Dengan mengendalikan hawa nafsu dan menguatkan ketahanan diri, kita dapat
meraih kebaikan dan mendapatkan keberkahan dari-Nya.
Rasulullah saw bersabda yang artinya “Puasa itu separuh dari sabar" (HR. At-Turmudzi).

Hadits ini menunjukan bahwa ibadah puasa identik dengan kesabaran,


mereka yang menjalankan ibadah puasa diperlukan kesabaran yang cukup
Menurut Imam Ibnu Rajab Al-Hambali, sabar ada 3 macam :
pertama, sabar atas ketaatan kepada Allah.
Kedua, sabar atas hal-hal yang diharamkan Allah dan
ketiga, sabar atas ketetapan Allah yang pahit atau susah.

Nilai keimanan, keikhlasan, niat, bersyukur dan kesabaran, menjadi langkah ikhtiar
bagi setiap orang dalam menjalankan ibadah puasa.
Rasa bersyukur dan bersabar dalam berpuasa akan meningkatkan kualitas puasa
seseorang yang berdampak pada peningkatan kualitas iman.
Kesabaran menjadi kekuatan dalam menangkal segala emosi yang timbul selama
berpuasa.

Nilai kesabaran dalam berpuasa adalah keniscayaan, artinya jika kesabaran tidak
dimiliki atau lepas kontrol maka yang didapatkan dari ibadah puasa adalah lapar dan
haus saja, sebagaimana sabda Rasulullah saw yang artinya “Berapa banyak orang
berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja.”

Hal tersebut terjadi karena ia tidak berpuasa dari apa yang Allah haramkan, ia seakan
menganggap bahwa puasa itu hanya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan
puasa saja. Sehingga tidak menahan diri dari berkata dusta, fitnah, ghibah
(mengatakan aib orang lain) dan sifat buruk lainnya. Seperti Rasulullah saw sampaikan
bahwa “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan selalu
mengamalkannya, maka Allah Ta’ala tidak butuh kepada puasanya.” (HR. Al-Bukhari).

Kesabaran adalah benteng dari kualitas ibadah seseorang, tanpa kesabaran ibadah
puasa kita akan sia-sia belaka.

Sekian kultum singkat kali ini. Semoga ada guna dan manfaatnya. Terima kasih atas
segala perhatian dan mohon maaf atas segala kekurangan.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kultum Ramadhan 1445H SMKN 09 Malang

Anda mungkin juga menyukai