x ipa 3
Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang yang berpuasa
agar mendapatkan balasan dan keutamaan-keutamaan yang telah Allah SWT
janjikan. Di antaranya:
1. Setiap muslim harus membangun ibadah puasanya di atas iman kepada Allah
dalam rangka mengharapkan ridha-Nya, bukan karena ingin dipuji atau
sekedar ikut-ikutan keluarganya atau masyarakatnya yang sedang berpuasa.
2. Menjaga anggota badannya dari hal-hal yang diharamkan Allah SWT, seperti
menjaga lisannya dari dusta, ghibah, dan lain-lain.
Begitu pula menjaga matanya dari melihat orang lain yang bukan mahramnya
baik secara langsung atau tidak langsung seperti melalui gambar-gambar atau
film-film dan sebagainya.
Juga menjaga telinga, tangan, kaki dan anggota badan lainnya dari bermaksiat
kepada Allah SWT.Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang tidak
meninggalkan perkataan dusta dan perbuatannya, maka Allah SWT tidak
peduli dia meninggalkan makan dan minumnya." (ShahihHR. Al-Bukhari no.
1804)
3. Bersabar untuk menahan diri dan tidak membalas kejelekan yang ditujukan
kepadanya.
Rasulullah bersabda dalam hadits Abu Hurairah ra: "Puasa adalah tameng,
maka apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah dia berkata
kotor dan janganlah bertengkar dengan mengangkat suara. Jika dia dicela dan
disakiti maka katakanlah saya sedang berpuasa." (Shahih, HR. Muslim)
Dari hadits tersebut bisa diambil pelajaran tentang wajibnya menjaga lisan.
Apabila seseorang bisa menahan diri dari membalas kejelekan maka tentunya
dia akan terjauh dari memulai menghina dan melakukan kejelekan yang
lainnya.
Sesungguhnya puasa itu akan melatih dan mendorong seorang muslim untuk
berakhlak mulia serta melatih dirinya menjadi sosok yang terbiasa menjalankan
ketaatan kepada Allah SWT.
Namun, mendapatkan hasil yang demikian tidak akan didapat kecuali dengan
menjaga puasanya dari beberapa hal yang tersebut di atas.
Puasa itu ibarat sebuah baju. Bila orang yang memakai baju itu menjaganya
dari kotoran atau sesuatu yang merusaknya, tentu baju tersebut akan menutupi
auratnya, menjaganya dari terik matahari dan udara yang dingin serta
memperindah penampilannya.
Puasa adalah salah satu cara untuk memahami bagaimana rasanya lapar agar
kita bisa bersimpati kepada orang yang kurang beruntung. Puasa untuk
merasakan simpati dan menjadi lebih murah hati mungkin merupakan hikmah
Ramadhan bagi sebagian orang.
Meskipun begitu, mereka yang hidup dalam kemiskinan juga diwajibkan untuk
berpuasa. Apakah tujuan puasa bagi mereka adalah untuk memahami sesuatu
yang sudah mereka ketahui?
Dia pergi menyendiri dan menjadikannya mawas diri terhadap dunia. Dia
melihat keserakahan manusia yang memperlakukan kepada mereka yang
lemah, tamak kekuasaan, dan penyembahan berhala yang merajalela.
Poin tambahan yang tak kalah mulia adalah membaca Al-Quran selama bulan
Ramadhan. Pahala akan berlipat ganda ketika melafazkan setiap huruf di
dalam kitab suci. Sebagaimana Rasululullah pernah bersabda:
"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran, maka ia akan mendapat satu
kebaikan dan dari satu kebaikan itu berlipat menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak
mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf
dan mim satu huruf." (HR. Bukhari).
Jihad merupakan bagian dari ibadah yang tinggi nilainya. Namun Jihad yang
sebenarnya adalah yang dapat memerangi hawa nafsunya.
Syekh Muhammad Zakariyya menyampaikan di dalam istilah para sufi hal itu
dinamakan jihad akbar. Rasulullah saw juga bersabda seperti itu. Allamah
Syami rah.a berkata. "Keutamaan jihad sangat banyak.
"Betapa tidak karena sesuatu yang paling dicintai manusia yakni nyawa
dikorbankan di jalan Allah SWT dan demi mendapat ridho Allah ia
menanggung segala penderitaan," katanya.
Dan yang lebih tinggi dari jihad adalah melawan hawa nafsu untuk taat kepada
Allah SWT dan menyelamatkannya dari keinginan-keinginannya. Oleh karena
itu, ketika Rasulullah SAW kembali dari suatu peperangan beliau bersabda.
"Kita kembali dari jihad yang kecil menuju jihad besar."
Dalam riwayat yang lain yang diriwayatkan oleh Jabir r.a. berapa orang yang
baru pulang dari perang datang kepada Rasulullah SAW Rasulullah SAW
bersabda. "Kedatangan kalian sangat bagus karena kalian datang dari jihad
kecil menuju jihad besar, yakni mujahadah seorang hamba terhadap nafsunya
sendiri." (At-Tasyarruf:2).
Maka dari itu, apabila mereka mencampakkan diri mereka dalam kesusahan,
maka tidak ada penentang lagi. Mencampakkan diri dalam kesusahan demi
untuk mengalahkan musuh mendatangkan pahala, bukannya malah
ditentang.
Rasulullah SAW bersabda: "Musuhmu yang paling besar adalah nafsumu sendiri
yang berada di antara dua lambungmu."
"Semoga Allah SWT juga memberikan kepada hamba yang hina ini sedikit dari
keberkahan dan pencerahan rohani manusia mulia tersebut. Dia Maha
Pemurah dan Maha Pemberi kepada siapa yang dia kehendaki," katanya.