Anda di halaman 1dari 10

ESSAY DINAMIKA INTEGRASI NASIONAL DI INDONESIA

KELOMPOK 3

Dyan Prayoga (207230077)

Hanifatul Khoirinnisa (207230029)

Ulqi Rowiyana Maghfiroh (207230013)

Rahma Aulia Nur Hamidah (207230034)

A. PENGERTIAN INTEGRASI NASIONAL

Kata integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi diartikan sebagai integrasi sosial dan pluralisme sosial. Sementara itu,
integrasi dapat berarti adaptasi antara dua kebudayaan atau lebih sesuai dengan sejauh mana
unsur-unsur kebudayaannya berbeda atau bertentangan untuk membentuk suatu sistem
kebudayaan yang harmonis. Integrasi Nasional merupakan upaya dan proses mempersatukan
perbedaan-perbedaan yang ada dalam suatu negara untuk mewujudkan persatuan dan keselarasan
nasional. Sebagaimana kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari
segi budaya maupun luas wilayahnya. Selain membawa dampak positif bagi bangsa, karena kita
bisa memanfaatkan sumber daya alam Indonesia secara bijak atau mengelola kekayaan
budayanya yang melimpah untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, hal ini pada akhirnya
juga membawa permasalah baru. 1

Istilah “nasional” memiliki pengertian sebagai berikut:

1) Bersifat kebangsaan

2) Berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri


3) Meliputi suatu bangsa, misalnya cita-cita nasional, tarian nasional, perusahaan nasional dan
sebagainya.

Dari penjelasan kedua istilah di atas maka integrasi nasional mempunyai pengertian suatu proses
penyatuan atau penggabungan berbagai aspek sosial budaya menjadi satu kesatuan dan
terbentuklah identitas nasional atau bangsa yang harus mampu menjamin terwujudnya
keharmonisan, keserasian dan kesimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu

1Eunike Rambu Pullang Watuwa, Integrasi Nasional Sebagai Salah Satu Parameter Persatuan dan Kesatuan Bangsa Negara
Republik Indonesia, hlm. 1
bangsa. Myron Weiner dalam Juhardi (2014) memberikan lima definisi mengenai integrasi
yaitu :2
1. Integrasi berarti menyatunya berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu wilayah dan
terbentuknya identitas nasional, terbangunnya rasa nasionalisme dengan cara menghapus
kesetiaan pada ikatan-ikatan yang lebih sempit.

2. Integrasi mengacu pada masalah penguatan kekuasaan pemerintah pusat suatu negara terhadap
unit-unit sosial yang lebih kecil yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial budaya tertentu.

3. Integrasi menunjuk pada masalah menyatukan antara pemerintah dengan yang diperintah.
Melakukan pendekatan terhadap perbedaan-perbedaan aspirasi dan nilai antara elompok elit dan
massa.

4. Integrasi menunjuk pada adanya pemahaman bersama tentang nilai nilai minimum yang
diperlukan untuk menjaga dan memelihara ketertiban sosial.

5. Integrasi berarti menciptakan perilaku yang terintegrasi dan yang diterima untuk mencapai
tujuan bersama.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dinyatakan bahwa Integrasi adalah suatu proses penyatuan
dengan menghubungkan berbagai kelompok budaya dan sosial yang berbeda-beda dalam satu
wilayah, sehingga membentuk suatu wewenang kekuasaan negara terpusat, yang bertujuan untuk
membangun rasa nasionalisme dengan cara menghilangkan kesetiaan pada ikatan-ikatan yang
lebih sempit. Sunyono Usman (1998) berpendapat, bahwa suatu kelompok masyarakat dapat
berintegrasi apabila :

1) masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai-nilai inti yang dapat dijadikan acuan
bersama

2) masyarakat bersatu sebagai satu kesatuan sosial dan waktu bersifat “croos cutting affiliation”
(anggota dari kesatuan sosial yang berbeda), yang menghasilkan “croos cutting loyality”
(loyalitas ganda) dari anggota masyarakat terhadap berbagai unit kesatuan sosial.

3) masyarakat didasarkan pada ketergantungan di antara unit-unit sosial yang terhimpun di


dalamnya dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi.

PENTINGNYA INTEGRASI NASIONAL

Integrasi nasional umumnya dianggap tugas penting suatu negara, apalagi negara bangsa (nation
state) yang baru merdeka. Hal ini disebabkan tujuan negara hanya akan dapat dicapai apabila
terdapat suatu pemerintah yang mampu menggerakkan dan mengarahkan seluruh potensi

2 Eunike Rambu Pullang Watuwa hlm.2


masyarakat agar mau bersatu dan bekerja sama.
Kemampuan ini tidak hanya dapat dijalankan melalui kewenangan menggunakan kekuasaan fisik
yang sah tetapi juga persetujuan dan dukungan rakyatnya terhadap pemerintah itu. Jadi,
diperlukan hubungan yang ideal antara pemerintah dengan rakyatnya sesuai dengan sistem nilai
dan politik yang disepakati.
Hal demikian memerlukam integrasi politik. Nagara-negara baru seperti halnya indonesia pada
tahun 1945, membangun integrasi juga menjadi tugas yang penting.

DINAMIKA INTEGRASI NASIONAL DI INDONESIA

Sejak kita menjadi negara pada tahun 1945, upaya membangun integrasi secara terus-menerus
dilakukan. Banyak perkembangan dan dinamika dari integrasi yang terjadi di Indonesia.
Dinamika integrasi yang sesuai dan sejalan dengan tantangan zaman. Kita dapat
mengilustrasikan dinamika peristiwa integrasi berdasarkan 5 jenis integrasi sebagai berikut:

1. Integrasi bangsa
Pada tanggal 15 Agustus 2005, pemerintah Indonesia berhasil mengajak Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) untuk bersatu dan setia mempertahankan kedaulatan bersama Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) melalui nota kesepahaman yang ditandatangani di Vantaa. Proses tersebut
berhasil menyelesaikan kasus disintegrasi yang terjadi di Aceh antara tahun 1975 sampai 2005.
2. Integrasi wilayah

Dengan deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, pemerintah Indonesia mendeklarasikan


kedaulatan wilayah Indonesia, yaitu lebar laut teritorial yang memiliki luas 12 mil diukur dari
garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-pulau Negara Indonesia.
Deklarasi ini menyatukan integrasi wilayah- wilayah di Indonesia. Wilayah Indonesia
merupakan satu kesatuan wilayah dan laut bukan lagi menjadi pemisah pulau-pulau, melainkan
penghubung antar pulau-pulau di Indonesia.

3. Integrasi nilai
Pengalaman pengembangan Pancasila sebagai nilai pemersatu terus diterapkan, misalnya melalui
kegiatan pendidikan Pancasila baik dengan mata kuliah di perguruan tinggi. Melalui kurikulum
1975, mulai diberikannya mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di sekolah. Saat ini,
melalui kurikulum 2013 terdapat mata pelajaran PPKn. Melalui pelajaran ini, Pancasila sebagai
nilai bersama dan sebagai dasar filsafat negara disampaikan kepada generasi muda.

4. Integrasi elit-massa

Dinamika integrasi elit–massa bercirikan bahwa pemimpin seringkali melakukan pendekatan


dengan rakyatnya melalui berbagai kegiatan. Misalnya kunjungan ke daerah, pertemuan dengan
kader PKK, dan kotak surat presiden. Kegiatan yang mendekatkan elit dan massa akan
memleekuat dimensi vertikal integrasi nasional.
5. Integrasi perilaku

Perilaku integratif dicapai melalui pembentukan lembaga-lembaga politik dan pemerintahan,


termasuk birokrasi. Lembaga dan birokrasi yang terbentuk dan mapan memungkinkan
masyarakat bekerja secara terintegratif sesuai aturan dan pola kerja yang terorganisir, sistematis,
dan terarah. Terbentuknya lembaga politik dan birokrasi di Indonesia diawali dari hasil sidang I
PPKI yang diselenggarakan pada tanggal 18 Agustus 1945 yaitu pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden. Pada sidang kedua PPKI tanggal 19 Agustus 1945 diputuskan pembentukan dua belas
kementerian dan delapan provinsi di Indonesia.

Adapun jenis dari integrasi nasional sebagai berikut:

1. Integrasi Asimilasi adalah penggabungan dari dua atau lebih kebudayaan yang
menghilangkan ciri khas kebudayaan aslinya yang diterima oleh masyarakat. Negara
berusaha meleburkan beberapa kebudayaan agar menjadi satu kebudayaan yang bisa
diterima oleh masyarakat yang bertujuan agar dapat mewujudkan integrasi nasional di
tengah keberagaman budaya dan sosial masyarakat. Cara tersebut sangat efektif untuk
mencegah adanya sifat etnosentrisme.

2. Integrasi akulturasi merupakan penggabungan dari dua atau lebih kebudayaan tanpa
menghilangkan ciri khas kebudayaan asli. Pemerintah dapat menggunakan cara ini
sebagai suatu hal yang inovatif dalam membangun kesatuan dan persatuan masyarakat.
Meskipun tetap mengharagai dan memelihara nilai-nilai budaya tertentu dengan baik
sebagai identitas.

3. Integrasi normatif terjadi karena keberadaan norma-norma yang berlaku untuk


mempersatukan masyarakat sehingga integrasi lebih mudah dibangun. Dengan adanya
norma-norma tersebut dapat membuat masyarakatbersatu dan sepakat dalam menjalankan
dan menaati.

4. Integrasi instrumental terjadi dan tampak secara nyata sebagai akibat adanya
keseragaman antar pribadi di lingkungan masyarakat. Dapat terbentuk karena adanya
kesamaan antar pribadi ataupun kelompok dalam lingkungan tersebut.

5. Integrasi ideologis terjadi dan tampak nyata karena ikatan spiritual/ ideologis yang kuat
tanpa adanya paksaan.

6. Integrasi fungsional terjadi karena adanya berbagai fungsi tertentu dari semua pihak di
dalam masyarakat. Misal ketika ada kesamaan fungsi atau peran cenderung mudah
bersatu dalam menjalankan kehidupan.
7. Integrasi koersif terjadi karena adanya pengaruh dari penguasa dan bersifat paksaan. Jadi
tidak secara sukarela ketika bersatu dalam suatu hal atau dapat disebut bersifat terpaksa. 3

Dinamika integrasi nasional dibentuk oleh berbagai faktor, antara lain:

Struktur Politik: Sistem politik demokratis yang menjamin keterwakilan seluruh wilayah dan
komunitas menumbuhkan rasa inklusivitas dan persatuan.

Pembangunan Ekonomi: Pemerataan sumber daya dan peluang dapat mengurangi kesenjangan
ekonomi, sehingga mendorong integrasi nasional.

Kesetaraan Sosial: Memastikan kesetaraan dan keadilan sosial dapat membantu mengurangi
ketegangan sosial dan mendorong persatuan.

Pertukaran Budaya: Mendorong pertukaran dan pemahaman budaya dapat membantu


meruntuhkan hambatan dan mendorong persatuan.

B. ESENSI DAN URGENSI INTEGRASI NASIONAL

Integrasi nasional pada dasarnya memuat makna penyatuan visi dan misi suatu bangsa dari
perbedaan kepentingan masing-masing anggota masyarakat. Konsep integrasi nasional pada
dasarnya sejalan kondisi Indonesia pada saat ini. Yang mana terjadi konflik antar-etnik, konflik
antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta
sejumlah konflik kepentingan lain yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia.

Bertolak dari gambaran tersebut, maka pada dasarnya pluralitas bagi bangsa Indonesia adalah
takdir. Akan tetapi, perbedaan tersebut tidak selalu memisahkan, apalagi menimbulkan
pertentangan sepanjang masing-masing anggota masyarakat menyadari akan pluralitas tersebut.
Namun pluralitas yang ada di Indonesia tidak menutup kemungkinan akan terjadinya konflik
seperti yang terjadi akhir-akhir ini yang memicu pertentangan di antara sejumlah anggota
masyarakat..

Berdasarkan sejumlah gambaran tersebut, konsep tentang integrasi nasional menjadi penting
untuk dijadikan strategi kebudayaan bagi bangsa Indonesia yang telah berusia lebih dari enam
dasa warsa ini. Strategi kebudayaan dalam hal ini mengacu pada kekuatan budaya yang bertolak
pada kedekatan dan pandangan hidup pelaku kebudayaan dalam kaitannya dengan kompleksitas
kebudayaan yang dianut. Dengan demikian, mengembangkan konsep integrasi nasional sebagai
strategi kebudayaan Indonesia pada dasarnya menyatukan visi dan misi di antara sejumlah

3 Deli Bunga Sarasvitha, et al. Pendidikan Kewarganegaraan. (Bandung: Widhana Persada Bhakti. 2022). Hlm: 176-177
kepentingan dan identitas masing-masing anggota masyarakat berlatar belakang kebudayaan
yang kompleks.4

Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan, karena
setiap masyarakat di samping membawa potensi integrasi juga menyimpan potensi konflik atau
pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk bekerjasama, serta konsensus tentang
nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan potensi yang mengintegrasikan. 5 Selain adanya
hal-hal tersebut masyarakat di Indonesia memiliki banyak perbedaan dalam kehidupannya seperti
perbedaan suku, agama, ras dan juga budaya. Menanggapi perbedaan tersebut pasti diperlukan
integrasi. Sesuai dengan pengertiannya dalam KBBI, integrasi adalah pembauran hingga menjadi
kesatuan yang utuh dan bulat. Demi tewujudnya Indonesia yang jaya masyarakat Indonesia
haruslah menyatukan segala perbedaan yang ada. Kegagalan masyarakat untuk berintegrasi
merupakan kegagalan menciptakan kejayaan bangsa Indonesia.

Masalah integrasi nasional, sebagai upaya menuju integritas bangsa di Indonesia, sangat
kompleks dan multidimensional. Untuk mewujudkannya diperlukan keadilan kebijakan yang
diterapkan oleh pemerintah tanpa membedakan ras, suku, agama, bahasa dan sebagainya
Integrasi nasional tidak lain menunjukkan tingkat kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Integrasi nasional sebagai satu kondisi yang diimpikan, memerlukan prasyarat yang mendukung
terhadap pluralisme maupun multikulturalisme. 6

Integrasi nasional sangat penting karena alasan berikut: Meningkatkan Persatuan: Menumbuhkan
rasa persatuan dan rasa memiliki di antara berbagai kelompok, mengurangi risiko konflik dan
perpecahan.

Meningkatkan Demokrasi: Menjamin keterwakilan dan partisipasi yang setara dari semua
kelompok dalam proses demokrasi, memperkuat demokrasi.

Mendorong Pembangunan Ekonomi: Mendorong pemerataan sumber daya dan peluang, serta
meningkatkan pembangunan ekonomi.

Mencegah Konflik Sosial: Dengan memastikan kesetaraan dan keadilan sosial, hal ini membantu
mencegah konflik dan ketegangan sosial.

4Agus Maladi Irianto, Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia, E-Journal Undip Vol. 18
No. 2 (2013), 5.
5Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Buku
Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Ristekdikti, 2016), hlm. 82.

6Alif Lukmanul Hakim, Reorientasi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi Sebagai Wahana Sistemik
Peningkatan Integritas Nasional, Jurnal Filsafat Vol.17, Nomor 2 (Agustus 2007), hlm. 192.
C. TANTANGAN DALAM MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL

Integrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai perbedaan yang ada di
Indonesia. Tantangan yang dihadapi datang dari dimensi horizontal maupun dimensi vertikal.
Adapun tantangan dalam membangun integrasi nasional antara lain:

Dalam dimensi vertikal (antara kelompok elite dan kelompok biasa) dapat terhambat karena
banyaknya kelompok yang tidak sepaham. Tantangan yang ada berupa celah perbedaan antara
kelompok elite dan massa, dimana latar belakang pendidikan ke kotaan menyebabkan kaum elite
berbeda dari massa yang cenderung memiliki pandangan tradisional. Dalam contoh lain yaitu
kesediaan pemimpin untuk selalu ada dan berhubungan dengan rakyat. Pemimpin yang mau
mendengar keluhan rakyat, mau turun ke bawah dan dekat dengan kelompok yang merasa
dipinggir.7

Dalam dimensi horizontal tantangan yang ada berkaitan dengan pembelahan horizontal yang
berakar pada perbedaan suku, agama, ras, dan geografi, serta akibat adanya kesenjangan sosial,
isu-isu primordial dan kurangnya pendidikan masyarakat yang mudah diadu domba oleh isu
palsu (berita hoaks). Salah satu persoalan yang dialami oleh negera berkembang seperti
Indonesia dalam mewujudkan upaya membangun integrasi nasional adalah masalah
primordialisme yang masih kuat dan melekat. Titik pusat goncangan berkisar pada masalah
hubungan darah (kesukuan), jenis bangsa (ras), bahasa, daerah, agama, dan kebiasaan. Tingginya
ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil pembangunan yang menimbulkan
rasa tidak puas dan keputusasaan pada masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan),
gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi serta unjuk rasa dapat mengancam integrasi
horizontal di Indonesia.8

Tantangan dalam membangun Integrasi nasional Indonesia semakin tampak setealah memasuki
era reformasi pada tahun 1998. Konflik-konflik ini terjadi bersamaan dengan melemahnya
otoritas pemerintahan di pusat. Kebebasan demokrasi yang banyak disalahgunakan oleh
kelompok dalam masyarakat untuk bertindak seenaknya kemudian memunculkan gesekan antar
kelompok yang memicu terjadinya konflik dan kerusuhan antar masyarakat. Bersaman dengan
demonstrasi menentang kebijakan pemerintah yang seringkali diikuti dengan tindakan anarkis,
dan keinginan kuat pemerintah untuk mewujudkan keinginan masyarakat sehingga mewujudkan
kebijakan yang sejalan dengan harapan masyarakat dan mendapat dukungan dan kepatuhan dari
masyarakat merupakan tanda integrasi ke dalam vertikal, sebaliknya kebijakan yang tidak sesuai
dengan masyarakat dan mendapatkan penolakan sebagian besar masyarakat menggambarkan
kurangnya integrasi vertikal.

7 Deli Bunga Sarasvitha, et al. Pendidikan Kewarganegaraan. (Bandung: Widhana Persada Bhakti. 2022). Hlm: 177

8 Ibid. Hlm: 177


Sementara itu jalinan hubungan serta kerjasama antar kelompok dan kesdiaan untuk hidup
berdampingan secara damai dan saling menghargai tanpa adanya pembedaan merupakan
pertanda adanya integrasi dalam arti horizontal. Harapan terwujudnya integrasi horizontal tidak
sepenuhnya menjadi harapan. Namun yang diharapkan adalah

pengelolaan konflik dan pencarian solusi yang baik tidak terlalu mengganggu upaya
pembangunan kesejahteraan masyarakat dan pencapaian tujuan nasional.

Pada era globalisasi seperti sekarang ini tantangan itu ditambah dengan adanya tarikan global
yang dimana keberadaan bangsa terasa sempit untuk mewadahi tuntutan global. Demikian negara
berada dalam dua tarikan sekaligus, yakni tarikan dari luar yang berupa globalisasi yang
mengabaikan batas-batas bangsa, dan tarikan berupa menguatnya ikatan-ikatan yang sempit
seperti etnis, kesukuan, atau kedaerahan. Disitulah nasionalisme nasional mengalami tantangan
semakin berat dan di sisi lain juga terdapat dalam aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

KESIMPULAN

Integrasi diartikan sebagai integrasi sosial dan pluralisme sosial. Sementara itu, integrasi dapat
berarti adaptasi antara dua kebudayaan atau lebih sesuai dengan sejauh mana unsur-unsur
kebudayaannya berbeda atau bertentangan untuk membentuk suatu sistem kebudayaan yang
harmonis. Integrasi Nasional merupakan upaya dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan
yang ada dalam suatu negara untuk mewujudkan persatuan dan keselarasan nasional.
Sebagaimana kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari segi budaya
maupun luas wilayahnya. Selain membawa dampak positif bagi bangsa, karena kita bisa
memanfaatkan sumber daya alam Indonesia secara bijak atau mengelola kekayaan budayanya
yang melimpah untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, hal ini pada akhirnya juga
membawa permasalah baru.

Integrasi nasional pada dasarnya memuat makna penyatuan visi dan misi suatu bangsa dari
perbedaan kepentingan masing-masing anggota masyarakat. Konsep integrasi nasional pada
dasarnya sejalan kondisi Indonesia pada saat ini. Yang mana terjadi konflik antar-etnik, konflik
antar-daerah, konflik antar-agama, konflik antar-partai politik, konflik antar-pelajar, serta
sejumlah konflik kepentingan lain yang hingga saat ini masih terus-menerus melanda Indonesia.

Integrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai perbedaan yang ada di
Indonesia. Tantangan yang dihadapi datang dari dimensi horizontal maupun dimensi vertikal.
Dalam dimensi vertikal (antara kelompok elite dan kelompok biasa) dapat terhambat karena
banyaknya kelompok yang tidak sepaham. alam dimensi horizontal tantangan yang ada berkaitan
dengan pembelahan horizontal yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras, dan geografi,
serta akibat adanya kesenjangan sosial, isu-isu primordial dan kurangnya pendidikan masyarakat
yang mudah diadu domba oleh isu palsu (berita hoaks).
Integrasi nasional umumnya dianggap tugas penting suatu negara, apalagi negara bangsa (nation
state) yang baru merdeka. Hal ini disebabkan tujuan negara hanya akan dapat dicapai apabila
terdapat suatu pemerintah yang mampu menggerakkan dan mengarahkan seluruh potensi
masyarakat agar mau bersatu dan bekerja sama.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset, Teknologi, dan


Pendidikan Tinggi. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Kewarganegaraan.
Jakarta: Ristekdikti.

Hakim, Alif Lukmanul. 2007. Reorientasi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi


Sebagai Wahana Sistemik Peningkatan Integritas Nasional, Jurnal Filsafat Vol.17, Nomor 2

Irianto, Agus Maladi. 2013. Integrasi Nasional Sebagai Penangkal Etnosentrisme di Indonesia,
E-Journal Undip Vol. 18 No. 2.

Sarasvitha, Deli Bunga. et al. 2022 Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Widhana Persada
Bhakti.

Watuwa, Eunike Rambu Pullang. Integrasi Nasional Sebagai Salah Satu Parameter Persatuan dan
Kesatuan Bangsa Negara Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai