Anda di halaman 1dari 3

INTEGRASI NASIONAL

PENGERTIAN
Istilah integrasi nasional terdiri dari dua unsur, yaitu “integrasi” dan “nasional”. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Tahun 2002 (dalam Agus, 2016), disebutkan bahwa istilah integrasi
memiliki arti “bercampur atau menyatu menjadi satu kesatuan yang utuh atau utuh”. Sedangkan istilah
"nasional" mempunyai arti sebagai berikut: 1) Kebangsaan 2) Berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri
3) Meliputi suatu bangsa, misalnya cita-cita nasional, tarian nasional, dan sebagainya.
Integrasi secara etimologis berasal dari kata integrate yang berarti memberi tempat kepada suatu
unsur demi keseluruhan. Secara teoritis, integrasi dapat digambarkan sebagai keterkaitan antara bagian-
bagian yang menjadi satu (Kusrahmadi, 2017). Integrasi nasional merupakan upaya dan proses untuk
menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada dalam suatu negara sehingga tercipta kerukunan dan
kerukunan nasional (Agus, 2016).
Menurut Sartono Kartodirdjo ( 1993) dalam Kusrahmadi (2017), integrasi nasional diawali
dengan integrasi teritorial dan merupakan integrasi geopolitik yang dibentuk oleh transportasi, navigasi,
dan perdagangan, sehingga tercipta komunikasi ekonomi, sosial, politik, dan budaya yang lebih luas dan
intensif. Pada zaman prasejarah terbentuk jaringan navigasi yang kemudian berkembang dan mencapai
puncaknya pada masa Sriwijaya dan Majapahit dan yang pada masa Hindia Belanda diintensifkan melalui
ekspedisi militer. Pada masa NKRI diperkuat dengan sistem administrasi terpusat melalui sistem
pendidikan, militer, dan komunikasi (Sartono Kartodirdjo, 1993: 85 dalam Kusrahmadi, 2017).
Integrasi nasional pada hakikatnya adalah penyatuan suatu bangsa yang menempati suatu wilayah
tertentu dalam suatu negara yang berdaulat. Dalam realitas integrasi nasional, dapat dilihat dari aspek
politik yang biasa disebut integrasi politik, aspek ekonomi (integrasi ekonomi, saling ketergantungan
ekonomi antar daerah yang bersinergi), dan aspek sosial budaya (sosial-budaya). integrasi budaya,
hubungan antar suku, lapisan dan golongan) (Suroyo, 2002).
Istilah integrasi nasional terdiri dari dua unsur, yaitu “integrasi” dan “nasional”. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Tahun 2002 (dalam Agus, 2016), disebutkan bahwa istilah integrasi
memiliki arti “pencampuran atau perpaduan menjadi satu kesatuan yang utuh atau utuh”. Sedangkan
istilah "bangsa" mempunyai arti sebagai berikut: 1) Kebangsaan 2) Tentang atau berasal dari bangsa
sendiri 3) Meliputi suatu bangsa, misalnya cita-cita nasional, tarian nasional, dan sebagainya.
Myron Weiner dalam Agus (2016) memberikan lima definisi integrasi, yaitu:
1. Integrasi adalah proses menyatukan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu wilayah dan
proses pembentukan identitas nasional, membangun rasa kebangsaan dengan menghilangkan
kesetiaan pada ikatan yang lebih sempit.
2. Integrasi mengacu pada masalah penentuan kewenangan pusat kekuasaan nasional atas unit-unit
sosial yang lebih kecil yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial budaya masyarakat tertentu.
3. Integrasi mengacu pada masalah keterhubungan antara pemerintah dan yang diperintah. Dekati
perbedaan aspirasi dan nilai-nilai elit dan massa.
4. Integrasi mengacu pada konsensus tentang nilai-nilai minimum yang diperlukan untuk menjaga
ketertiban sosial.
5. Integrasi mengacu pada penciptaan perilaku yang terintegrasi dan diterima untuk mencapai tujuan
bersama.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa integrasi adalah suatu proses
penyatuan dengan menghubungkan berbagai kelompok budaya dan sosial yang beraneka ragam dalam
satu wilayah, kemudian terbentuklah suatu pusat kekuasaan nasional yang kemudian bertujuan untuk
membangun rasa kebangsaan dengan menghilangkan kesetiaan pada ikatan yang lebih sempit. Integrasi
berarti menggabungkan semua bagian menjadi satu kesatuan dan setiap bagian diberi tempat, sehingga
membentuk satu kesatuan yang serasi dalam bernegara. Integrasi nasional merupakan hal yang
didambakan yang dapat mengatasi perbedaan suku, antargolongan, ras, dan agama (SARA).
Keberagaman ini merupakan aset bangsa Indonesia jika diterima dengan ikhlas untuk saling menerima
dan menghormati dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

KONSEP
Menurut Nazaruddin Sjamsuddi dalam Tolib (2020), integrasi nasional ini merupakan proses
pemersatu bangsa yang meliputi seluruh aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi, dan
budaya. Integrasi juga mencakup aspek vertikal dan horizontal. Dalam dimensi vertikal, integrasi nasional
bertujuan untuk mengintegrasikan persepsi dan perilaku elit dan massa, yaitu dengan menghilangkan atau
mengurangi kesenjangan antara kelompok berpengaruh dan kelompok yang mereka pengaruhi.
Sedangkan secara horizontal, integrasi nasional berkaitan dengan derajat keterpaduan antar kelompok
masyarakat, yang prosesnya diarahkan pada upaya menjembatani perbedaan yang diciptakan oleh faktor
teritorial (termasuk budaya) dengan mengurangi kesenjangan yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut
(Hasibuan, 2018).
Kemajemukan bangsa Indonesia tercermin dari berbagai perbedaan, baik secara vertikal maupun
horizontal, namun di satu sisi perbedaan tersebut dapat menjadi penghambat dalam menciptakan integrasi
masyarakat, namun di sisi lain juga dapat menjadi aset dan kekayaan bangsa yang dapat memfasilitasi
pencapaian kemajuan bagi seluruh warga negara. Apakah perbedaan tersebut menjadi aset atau beban,
terletak pada bagaimana kita mengelola perbedaan tersebut.

SYARAT
Pada dasarnya, keberhasilan proses pemersatuan berbagai kelompok budaya dalam masyarakat sebagai
proses integrasi yang berhasil memerlukan persyaratan sebagai berikut (Tolib, 2020):
1. Anggota masyarakat merasa telah berhasil memenuhi kebutuhan satu sama lain. Syarat utama
untuk membangun keutuhan dan persatuan bangsa adalah kesadaran seluruh masyarakat bahwa
hubungan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Integrasi nasional hanya dapat dicapai
dengan kontribusi seluruh elemen masyarakat.
2. Terciptanya kesepakatan bersama (konsensus) mengenai norma dan nilai sosial yang dilestarikan
dan dijadikan pedoman. Norma dan nilai sosial dijadikan sebagai aturan baku dalam menjalankan
proses integrasi sosial.
JENIS
Ada tiga bentuk integrasi nasional yang sering dipraktikkan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara (Syukur, 2017), yaitu:
1. Integrasi Normatif
Integrasi yang terjadi karena adanya kesepakatan tentang nilai, norma, cita-cita bersama atau rasa
solodaritas (Wirutomo, 2012).
2. Fungsional
Integrasi fungsional didasarkan pada perspektif fungsional yang melihat bangsa Indonesia
sebagai sistem yang terintegrasi antara elemen-elemennya. Indonesia sebagai suatu sistem
memiliki unsur-unsur yang dipersatukan oleh adanya kebutuhan yang hanya dapat dipenuhi
melalui interaksi antar unsur-unsur yang ada (ketergantungan fungsional).
3. Koersif
Integrasi yang dicapai melalui hasil kekuatan yang mampu mengikat individu dan masyarakat
dengan kekuatan. Integrasi paksa dapat dicapai ketika pihak memiliki kekuatan yang lebih besar
dengan menggunakan institusi sosial. Negara melalui peraturan perundang-undangan, aparatur
negara, lembaga peradilan, polisi, tentara dan lain-lain memiliki kekuasaan untuk memaksa
masyarakat agar patuh.
Ketiga bentuk integrasi nasional (normatif, fungsional, dan koersif) tersebut merupakan kerangka yang
akan menopang kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks kehidupan bangsa Indonesia, ketiga
bentuk integrasi nasional tersebut biasanya selalu ada, meskipun dalam derajat dan waktu yang berbeda.
Ketiganya perlu dihadirkan secara proporsional dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.

SUMBER:
Agus, A. A. (2016). Integrasi Nasional Sebagai Salah Satu Parameter Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
Negara Republik Indonesia. Jurnal Sosialisasi, 3(3), 19-27.
Hasibuan, A. S., & Sulistyono, D. (2018). Peranan Ideologi dalam Intergasi Nasional. Jurnal Kebijakan
Pemerintahan, 1-10.
Kusrahmadi, S. D. (2017). Pentingnya Wawasan Nusantara dan Integrasi Nasional.
Suroyo, A. M. D. (2002). Integrasi Nasional Dalam Perspektif Sejarah Indonesia: Sebuah Proses yang
Belum Selesai.
Syukur, M. (2017). Menakar Integrasi Kebangsaan. In Prosiding Seminar Nasional Himpunan Sarjana
Ilmu-Ilmu Sosial (Vol. 2, pp. 293-300).
Tolib, T. (2020). Modul pembelajaran SMA PPKn Kelas X: integritas nasional dalam bingkai Bhineka
Tunggal Ika.

Anda mungkin juga menyukai