Anda di halaman 1dari 7

Gerakan Pemberdayaan Ekonomi Kader dengan Basis Ideologi

Oleh : IMMawan Kahar∗


(Ditulis dalam rangka persyaratan Calon Formatur DPP IMM)
Gerakan mahasiswa dimanapun berada senantiasa memiliki peran yang signifikan dan
strategis dalam mewujudkan sebuah perubahan. Gerakan mahasiswa menurut Anthony Giddens
memenuhi karakteristik dasar sebuah gerakan sosial, yakni dari segi kolektifitasnya, kesengajaan
pengorganisasiaannya, kesinambungan tujuan dan kepentingan bersama yang dilakukan di luar
institusi yang ada dan bertujuan jangka panjang. Kelahiran IMM merupakan sebuah keniscayaan
sejarah, karena perubahan membutuhkan penggerak atau actor perubahan yang lahir dari rahim
sejarah itu sendiri. Kelahiran IMM adalah sebuah keharusan sejarah, dimana kondisi umat Islam
dan bangsa Indonesia yang mengalami pengrusakan dari dalam dan luar menuntut lahirnya
gerakan mahasiswa yang independent, murni dan bermoral.

Anggun dalam moralitas dan unggul dalam intelektualitas bukan sekedar bahasa jargon
organisasi, melainkan nilai mulia yang senantiasa harus terinternalisasi dalam diri kader IMM,
sebagai identitas. Ilmu amaliah amal ilmiah, merupakan logika gerakan IMM dalam
membumikan setiap gagasannya dan mempertanggung jawabkan setiap gerakannya.

IMM telah menegaskan diri melakukan keberpihakan kepada yang lemah (mustadhafin),
tetapi tidak ditempatkan dalam konstruk perjuangan kelas. IMM juga tanpa berhenti terus
menerus melakukan pergulatan dalam studi-aksi-refleksi, menyiapkan diri tidak sekedar sebagai
agen perubahan, melainkan akan mendorong diri sebagai pelaku dalam arus perubahan
peradaban (agent of historical change)

IMM dalam lintasan arus Zaman yang sekarang telah memasuki pusaran globalisasi
harus senantiasa eksis dalam menjalankan aktivitas keorganisasiannya, meskipun begitu banyak
problema yang dihadapi dan tantangan zaman yang begitu konpleks. Oleh karena itu IMM harus
punya dasar ideologi yang kuat dalam merespon tantangan zaman tersebut. Seorang kader IMM
mempunyai tanggung jawab penuh terhadap penguatan ideologi tersebut sebagai dasar
perjuangannya. Oleh karena itu setiap kader tentunya harus mengetahui apa dan bagaimana
ideologi IMM itu sendiri.
Dengan mengacu kepada tri kompetensi dasar IMM yaitu Spritualitas,intelektualitas,dan
humanitas maka setiap kader harus mampu menginterpretasikan hal tersebut sebagai basis
gerakan. Kembali kepada problematika yang muncul baik itu datangnya dari dalam maupun dari
luar ikatan menjadi tantangan tersendiri bagi IMM. Untuk tantangan dari luar kita bisa melihat
bagaimana negara kita diserang habis habisan dengan produk kapitalisasi baik kapitalisasi dalam
hal pendidikan,ekonomi,sosial,budaya,dan politik. Maraknya korupsi yang terjadi, tindakan-
tindakan asusila sampai kepada pelemahan gerakan mahasiswa secara sistematis itu semua
merupakan tantangan dakwah bagi Ikatan Mahasiswa muhammadiyah.

Kader dan perberdayaan Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, Kapitalisasi global telah menarik pelaku ekonomi ke dalam
pusarannya dengan memasarkan produk-produk buatan luar negeri sehingga perputaran ekonomi
hanya terjadi dikalangan pemilik modal (Capitalis). Bagi kader IMM fenomena ini harusnya
menjadi warning mengingat keberadaan kader IMM sebagai masyarakat inti utama harus
mengambil peran dalam mencegah hal tersebut. Tentunya konstestasi global yang terjadi sekarng
ini menjadi tanggung jawab bagi setiap individu kader. Tentu semua itu harus diawali dari kader
dan diorganisisir oleh ikatan dengan merumuskan dan menjalankan gerakan pemberdayaan kader
IMM.

Di beberapa daerah di Indonesia posisi kader IMM dalam mengambil bagian


perekonomian belum memunculkan tanda-tanda baik, artinya kader IMM belum mengambil
peran dalam menggalakkan pemberdayaan ekonomi yang mestinya justru menjadi pelopor
pemberdayaan ekonomi bagi dirinya, keluarga maupun masyarkat sekitarnya sampai pada skala
Nasional. Dalam mengejawantahkan konsep gerakan ini bisa diawali dari Pimpinan Komisariat
dengan menghidupkan kembali semangat berwirausaha dikalangan kader, tentu ini dikawal oleh
Pimpinan Cabang dan Pimpinan DPD sehingga gerakan ini massif dan dapat diukur.

Semangat berwirausaha penting dikumbuh kembangkan dalam ikatan sebagai sebuah


respon terhadap realitas Ekonomi yag kian hari semakin dikuasai oleh Asing, dan Aseng. Potensi
Ekonomi kader ikatan sangat besar dengan mengambil kampus-kampus PTM sebagai basis
gerakan ditambah dengan Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta. Jika setiap kader IMM yang
tergabung dalam PTM maupun non PTM dapat membentuk koperasi Mahasiswa dengan kader
sebagai subjek dan objek. Artinya kader sebagai pengurus dan sekaligus anggota koperasi.

Ekonomi koperasi atau bisa juga disebut sebagai ekonomi kerakyatan bisa menjadi tamen
bagi perekonomian nasional, semangat ini pernah diproklamirkan oleh Bung Hatta yang dikenal
sebagai bapak ekonomi bangsa. Salah satu program ekonomi kerakyatan Hatta adalah
pembangunan koperasi sebagai soko guru perekonomian bangsa. Keberadaan koperasi di
Indonesia kian terpinggirkan akibat pasar bebas ekonomi global. Hal inilah yang harus
dihidupkan kembali oleh anak-anak bangsa khususnya kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Melalui pendirian koperasi itulah yang dapat dilakukan disetiap kampus PTM sehingga
gerakan pemberdayaan kader bisa dilakukan dan menjadi gerakan nasional yang massif.
Sehingga perputaran kesejahateraan bisa terjadi di antara anggota koperasi dalam hal ini adalah
kader IMM.

Basis Gerakan adalah Ideologi

Berbicara tantangan internal yakni terjadinya kebebalan1 yang merupakan lawan dari kata
intelektualitas, dimana dikalangan kader IMM sudah tersusupi oleh sifat tersebut. Berbicara
intelektual2 yang merupakan salah satu kompetensi dasar IMM berarti kita berbicara bagaimana
seorang kader meningkatkan kapasitas keilmuan dan responsipnya terhadap kondisi masyarakat
sekitarnya (mahasiswa). Dengan melihat konpleksitas problematika yang ada maka solusi yang
kemudian harus diambil oleh seorang kader adalah reideologi gerakan, atau kembali kepada
basic gerakan Ideologi ikatan.

Berikut penulis akan memaparkan bagaimana rumusan ideologi IMM yang harus dimiliki
oleh seorang kader.

1) Maksud dan tujuan IMM


2) Enam penegasan IMM

1
Kebebalan dilambangkan sebagai ketidaktahuan,kelesuhan,acuh tak acuh, kemalasan, dan
kedangkalan.karenanya,orang bebal berarti mereka yang tidak mempunyai daya antisipasi,tidak kreatif,serta
cenderung kurang rasional.
2
Intelektual berasal dari kata intellectus, yang berarti mengerti atau memahami (under-standing). Kata ini muncul
pertama kali pada abad 14 M hampir bersamaan dengan kata intelligentia (intellegere/intelligence) yang sering
dipadankan artinya.
3) Identitas kader IMM
4) Falsafah Gerakan IMM
5) Postur Kader IMM
6) Nilai Dasar Ikatan (NDI)
1. Maksud dan Tujuan IMM
Maksud didirikannya IMM adalah sebagai berikut :

1. Turut memelihara martabat dan membela kejayaan bangsa


2. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
3. Sebagai upaya untuk menopang, pelangsung, penyempurna cita-cita pembaruan dan amal
usaha Muhammadiyah
4. Membina, meningkatkan, dan memadukan iman dan ilmu serta amal dalam kehidupan
bangsa, umat dan persyarikatan

Tujuan didirikannya IMM adalah sebagai berikut :

Mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlaq mulia dalam rangka mencapai
tujuan Muhammadiyah (AD Pasal 6)

2. Enam Penegasan IMM


Peresmian berdirinya IMM di Gedung Dinoto ditandai dengan penandatanganan Enam
Penegasan IMM oleh KH Ahmad Badawi (Ketua Umum PP Muhammadiyah saat itu), yang
berbunyi :

1. IMM adalah gerakan mahasiswa Islam


2. Kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM
3. IMM adalah Eksponen Mahasiswa dalam Muhammadiyah
4. Fungsi IMM adalah organisasi yang sah dengan mengindahkan segala hukum, undang-
undang, peraturan, serta dasar dan falsafah Negara
5. Ilmu adalah amaliah dan amalan adalah ilmiah
6. Amal IMM adalah Lillahi Ta’ala dan senantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat
3. Identitas IMM
1. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi kader yang bergerak dibidang
keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan dalam rangka mencapai tujuan
Muhammadiyah
2. Sesuai dengan gerakan Muhammadiyah, maka Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
memantapkan gerakan dakwah ditengah-tengah masyarakat, khususnya dikalangan
mahasiswa
3. Setiap anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, harus mampu memadukan
kemampuan ilmiah (intelektual) dan aqidahnya (spiritual)
4. Oleh karena itu, setiap anggota harus tertib dalam beribadah, tekun dalam studi dan
mengamalkan ilmunya untuk menyatalaksanakan ketaqwaan dan pengabdiannya kepada
Allah SWT.
4. Falsafah Gerakan IMM
1. Semua amal gerak harus diabdikan kepada Allah SWT
2. Keikhlasan harus menjadi landasan gerak
3. Ridha Allah harus senantiasa menjadi ghirahnya, karena tidak ada perjuangan yang
berhasil tanpa ridha Allah
4. Tenaga perbuatan (power of action) sangat menentukan karena nasib kita tergantung
kepada usaha kita masing-masing (Ar Ra’du : 11)

5. Postur Kader IMM


i. Kompetensi dasar aqidah adalah kemampuan kader untuk memformulasikan kehidupan
berjiwa tauhid menurut ajaran Islam. Indikatornya adalah :
a. Aqidah yang terimplementasi dalam sikap hidup yang membebaskan diri dari
penghambaan terhadap segala sesuatu selain Allah dan terhadap sesama (penindasan,
ketundukan pada penguasa, dll)

b. Tertib dalam Ibadah juga terefleksikan dalam bentuk kepekaan dan kepedulian sosial,
yang dalam bahasa Al Qur’an mencegah dari perbuatan keji dan mungkar
c. Menggembirakan dakwah, artinya memiliki kreatifitas dalam merumuskan metode
dakwah, perjuangan atau aktivitasnya
d. Akhlakul karimah, yang menjadi bagian identitas dirinya selaku pemimpin
2. Kompetensi dasar intelektual adalah kemampuan untuk merngaktualisasikan diri melalui
berfikir sendiri, integral, liberatif, inovatif, dengan mengembangkan pemahaman serta
amaliah rasional sehingga akademisi terlibat secara kritis dengan nilai kehidupan yang
Islami, tujuan cita-cita yang mengatasi praktis sesuai dengan basis ilmu pengetahuan
yang diserap. Indikatornya adalah :
a. Bersikap kritis terhadap diri dan lingkungan
b. Tekun dalam studi dan pengembangan iptek secara profesional
c. Mengembangkan karakter kepemimpinan
d. Terbuka dan selektif terhadap pandangan baru secara Ijtihadiyah
e. Aktif dan reaktif
f. Memiliki tanggung jawab sosial dengan mengembangkan kesadaran, pengalaman
ilmu pengetahuan, dan tanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial.

3. Kompetensi dasar humanitas adalah kemampuan kader untuk mengimplementasikan


nilai-nilai dan ciri-ciri Muhammadiyah secara lahiriah, konsisten dan konsekuen dalam
suatu disposisi sikap, sehingga tampak memiliki identitas khusus. Indikatornya adalah :
Kader yang senantiasa setia terhadap keyakinan dan cita-citanya

a. Rasa solidaritas sosial dengan membantu para anggota khususnya dan mahasiswa
umumnya dalam menyelesaikan kepentingannya
b. Sikap konstruktif dalam menghadapi problema dan perubahan-perubahan dalam
bisang sosial pemahaman keagamaan dan kemahasiswaan
c. Kedewasaan sikap yang tercermin dari kedalam dan kejauhan wawasan hukum,
peraturan, undang-undang, dan falsafah negara RI
d. Berpribadi Muhammadiyah
6. Nilai Dasar Ikatan (NDI)
Berikut ini adalah butir butir Nilai Dasar Ikatan :
a. IMM adalah gerakan Mahasiswa yang bergerak dalam tiga bidang yaitu keagamaan,
kemahasiswaan, dan kemasyarakatan
b. Segala bentuk gerakan IMM tetap berlandaskan pada agama Islam yang hanif dan
berkarakter rahmat bagi sekalian alam
c. Segala bentuk ketidak adilan, kesewenang wenangan, dan kemungkaran adalah lawan
besar gerakan IMM perlawanan terhadapnya adalah kewajiban setiap kader IMM
d. Sebagai gerakan Mahasiswa yang berdasarkan islam dan berangkat individu-individu
mukmin, maka kesadaran melakukan syariat Islam adalah suatu kewajiban dan
sekaligus mempunyai tanggung jawab untuk mendakwahkan kebenaran di tengah-
tengah masyarakat.
e. Kader IMM merupakan inti masyarakat utama, yang selalu menyebarkan cita-cita
kemerdekaaan, kemuliaan dan kemaslahatan masyarakat sesuai dengan semangat
pembebasan dan pencerahan yang dilakukan Nabiyullah Muhammad Sallallahu alaihi
wasallam.,

Ideologi ikatan inilah yang memungkinkan seorang kader dapat meretas problema
zaman sehingga terlahir kader yang memiliki visi kedepan dan tetap menyala sebagai
agen perubahan dan pembaharuan yang mampu meramu spirit pembebasan agama dan
intelektualitas zamannya. Terakhir, tanpa organisasi, tanpa teori, tanpa disiplin, tanpa
usaha, tanpa refleksi terhadap praktek yang permanen, tidak akan ada perubahan yang
revolusiner. Wallahu a’lam bi al shawab


- Ketua Bidang Organisasi Pikom IMM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar periode 2013/2014.
- Sekretaris Umum PC IMM Kabupaten Takalar 2014-2015.
- Ketua Umum Pikom IMM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar periode 2014/2015.
- Ketua Umum PC IMM Kabupaten Takalar periode 2015-2016
- Ketua Bidang Organisasi DPD IMM Sulsel 2016-2018
- Sekretaris Umum DPD IMM Sulsel 2016-2018

Anda mungkin juga menyukai