Dosen Pengampu:
Dra. Hj. Nunung Sobarnngsih, M.Pd.
Rikrik Nurdiansyah, M.Pd.
Disusun Oleh :
Melia Amanda M (1212050101)
Semester V/C
Puji syukur penulis ucapkan terima kasih atas ke hadirat Allah SWT karena berkat dan
karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan uji coba soal dan penyuntingan
dalam penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan bimbingan dan arahan dari semua pihak.
Tidak lupa penulis berterima kasih kepada Ibu Dra.Hj.Nunung Sobarningsih, M.Pd dan Bapak
Rikrik Nurdiansyah, M.Pd. dosen mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika.
Diharapkan laporan ini dapat berguna dan bermanfaat serta menambah wawasan. Dalam
pembuatan laporan ini penulis menyadari masih ada kekurangan dan masih perlu saran untuk
perbaikannya. Oleh karena itu penulis sangat berterima kasih jika ada saran dan kritikan demi
perbaikan laporan ini.
Semoga laporan yang sederhana ini mudah dimengerti dan dapat dipahami maknanya.
Penulis meminta maaf apabila ada kesalahan kata dan kalimat dalam penulisan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
B. Validitas ........................................................................................................................... 5
C. Reliabilitas ....................................................................................................................... 6
K. Rangking ........................................................................................................................ 15
D. Validitas ......................................................................................................................... 25
E. Reliabilitas ..................................................................................................................... 27
iii
G. Daya Pembeda ................................................................................................................ 34
H. Tingkat Kesukaran ......................................................................................................... 38
M. Ranking .......................................................................................................................... 49
A. Simpulan ........................................................................................................................ 52
B. Saran .............................................................................................................................. 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................................... 54
2. Soal ................................................................................................................................ 61
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 4.35 ................................................................................................................................. 84
Gambar 4.36 ................................................................................................................................. 84
Gambar 4.37 ................................................................................................................................. 85
Gambar 4.38 ................................................................................................................................. 85
Gambar 4.39 ................................................................................................................................. 85
Gambar 4.40 ................................................................................................................................. 85
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar evaluasi?
2. Bagaimanakah gambaran umum mengenai pelaksanaan uji coba soal?
3. Bagaimanakah rekap hasil jawaban siswa pada soal yang telah diuji cobakan?
4. Apa yang dimaksud dengan validitas dan bagaimana validitas soal yang diujikan?
1
5. Apa yang dimaksud dengan reliabilitas dan bagaimana tingkat reliabilitas soal yang
diujikan?
6. Apa yang dimaksud dengan validitas item dan bagaimana validitas item untuk tiap item
soal yang di ujikan?
7. Apa yang dimaksud dengan daya beda dan bagaimana daya beda untuk item yang di
ujikan?
8. Apa yang dimaksud dengan tingkat kesukaran dan bagaimana tingkat kesukaran pada
soal yang di ujikan?
9. Apa yang dimaksud dengan kualitas pengoceh dan bagaimana kualitas pengecoh untuk
opsi pengecoh pada soal yang diijikan?
10. Apa yang dimaksud dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma
(PAN) dan Bagaimana konversi nilai menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan
Penilalan Acuan Norma (PAN) pada soal yang telah diujicobakan?
11. Apa yang dimaksud dengan daya serap bagaimana daya serap pada soal yang diuji coba?
12. Apa yang dimaksud dengan ketuntasan belajar dan baigaimana ketuntasan belajar pada
soal yang di uji cobakan?
13. Apa yang dimaksud dengan ranking dan bagaimana Ranking siswa dari hasil uji coba soal
yang telah dilaksanakan?
14. Bagaimana Rekap hasil analisis butir soal pada soal yang telah diuji coba?
2
BAB II
LANDASAN
TEORI
3
maka pengukuran bersifat kuantitatif (skor/angka) yang diperoleh dengan menggunakan suatualat
ukur (Arifin, 2012 : 2).
1. Tujuan Evaluasi
Pembelajaran ada tujuan umum secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah:
a. Untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang
menyangkut tentang tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan
maupun sistem penilaian itu sendiri.
b. Untuk menghimpunbahan keterangan (data) yang dijadikan sebagai bukti mengenai
tarap kemajuan anak didik dalam mengalami proses pendidikan selama jangka waktu
tertentu.
2. Tujuan-Tujuan Khusus
a. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelaj aran yang telah ditetapkan. Untuk itu, guru
harus mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu tertentu melalui
berbagai jenis dan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian
kemajuan belajar peserta didik.
b. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam
proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti
proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu melakukan penilaian untuk
mengetahui bagian mana dari materi yang sudah dikuasai peserta didik dan bagian
mana dari materi yang belum dikuasai.
c. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan
kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga guru
dapat dengan cepat mencari alternatif solusinya.
d. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat digunakan guru untuk
menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak yang berkepentingan.
4
pembelajaran bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana efisiensi proses pembelajaran
yang dilaksanakan dan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
B. Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (Arikunto S. , 2009), validitas tes dikatakan valid apabila tes
tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Suatu tes akan menjadi tes yang kuat apabila sesuai
dengan tujuan utama dari tes tersebut. Kekonsistenan ini yang disebut dengan validitas dari soal
tes tersebut (Zein & Darto, 2012).
1. Validitas Logis
Validitas logis atau validitas penalaran adalah Instrumen instrument yang syarat nya
memenuhi syarat dari penalaran akal pikiran. Artinya, validitas ini dapat tercapai bila memenuhi
syarat-syarat yang ada. Dibawah ini merupakan macam macam dari validitas logis menurut
(Zein & Darto, 2012):
a. Validitas Isi
Validitas isi instrument atau ketetapan yang berasal dari mata pelajaran serta tujuan
intinya. Hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang telah ahli di bidangnya.
b. Validitas Konstruk
Validitas konstrak adalah validitas yang disusun berfokus pada diri seseorang. Konstruk
(construct) sesuatu yang tidak dapat dilihat. Hal ini merupakan hal yang paling penting dalam
menyusun suatu penilaian
2. Validitas Empiris
Validitas eksternal atau empiris sebuah instrument yang di lakukan pengujian berdasarkan
fakta fakta yang ada. Berikut macam-macam dari validitas empiris menurut (Zein & Darto,
2012):
a. Validitas Ada Sekarang
Validitas ada sekarang (concurrent validity) adalah intrumen yang sesuai dengan validitas
yang sudah ada sebelumnya. Sebuah data dikatakan valid bila sesuai dengan pengalaman yang
telah dicapai sebelumnya.
b. Validitas Prediksi
Validitas prediksi (predictive validity) adalah validitas yang instrumennya sudah
diprediksikan sebelumnya, dan hasilnya sama.
Alat ukur dikatakan berfungsi dan sesuai dengan kebenaran yang ada bila alat ukur
tersebut dapat mengukur dan menghasilkan apa yang diukur tepat sasaran dan hasilnya sesuai.
Dengan kata lain validitas itu sesuai dengan “ketepatan” dan alat ukur. Tes merupakan suatu
5
alat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran yang dilakukan oleh siswa atau
orang yang ingin diukur kemampuannya tersebut. Untuk menguji validitas instrument digunakan
rumus korelasi produk momen dengan angka kasar, yaitu (Widoyoko, 2009):
𝑁. ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑣 =
√(𝑁. ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ). √(𝑁. ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 )
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi antara variabel x dan y
𝑁 : jumlah siswa yang mengikuti tes
𝑋 : skor siswa pada uji coba soal
𝑌 : skor bandingan siswa
Koefisien Klasifikasi
Interval
0,80 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,0 Sangat tinggi
0,60 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,60 Cukup
0,20 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,40 Rendah
0,0 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,20 Sangat rendah
C. Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan
pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif
sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Konsep reliabilitas
dalam arti reliabilitas alat ukur berkaitan erat dengan masalah kekeliruan pengukuran.
Kekeliruan pengukuran sendiri menunjukkan sejauh mana inkonsistensi hasil pengukuran terjadi
apabila dilakukan pengukuran ulang terhadap kelompok subyek yang sama. Sedangkan konsep
reliabilitas dalam arti reliabilitas hasil ukur berkaitan erat dengan kekeliruan dalam pengambilan
sampel yang mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan ulang pada
kelompok yang berbeda.
Djaali (2000: 81) menyatakan bahwa reliabilitas dibedakan atas dua macam, yaitu
reliabilitas konsistensi tanggapan, dan reliabilitas konsistensi gabungan butir. Reliabilitas
konsistensi tanggapan responden mempersoalkan apakah tanggapan responden atau obyek ukur
6
kemudian dilakukan pengukuran kembali terhadap obyek ukur yang sama, apakah hasilnya
masih tetap sama dengan pengukuran sebelumnya. Jika hasil pengukuran kedua menunjukkan
ketidakkonsistenan maka jelas hasil pengukuran itu tidak mencerminkan keadaan obyek ukur
yang sesungguhnya.
Untuk mengetahui apakah tanggapan terhadap tes atau instrumen itu mantap, konsisten
atau tidak plin-plan, dapat dilakukan dengan cara memberikan tes yang sama secara berulang
kali (dua kali) kepada obyek ukur atau responden yang sama. Pengetesan dua kali merupakan
syarat minimal untuk mengetahui apakah tanggapan obyek ukur terhadap tes tersebut konsisten
atau tidak. Dalam pelaksanaan pengetesan dua kali ini dapat ditempupuh berbagai cara yaitu
kita melakukan pengetesan dua kali dengan tes sama terhadap obyek ukur yang sama, atau
dengan melakukan pengetesan sekali dengan menggunakan dua tes yang butir- butirnya setara.
Jika kita menggunakan pengetesan sekali maka kesamaan atau kesetaraan tes yang digunakan
merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi, karena kemantapan atau konsistensi tanggapan
terhadap butir-butir yang akan diperiksa.
Pada teknik belah dua ini pengukuran dilakukan dengan dua kelompok butir yang setara
pada saat yang sama. Karena setiap kelompok butir merupakan separuh dari seluruh tes, maka
biasanya kelompok butir pertama diambil dari butir-butir tes yang bernomor ganjil, sedangkan
kelompok butir yang kedua diambil dari butir-butir tes yang bernomor genap. Perlu diketahui
bahwa reliabilitas dengan teknik ini sangat relatif, karena reliabilitas akan tergantung pada cara
penomoran dan pengelompokan butir yang diambil. Di sini pengukuran dilakukan dengan
menggunakan dua tes yang dibuat setara kemudian diberikan kepada responden atau obyek tes
dalam waktu yang bersamaan. Skor dari kedua kelompok butir tes tersebut dikorelasikan untuk
mendapatkan reliabilitas tes.
Berikut beberapa rumus dalam pengujian reliabilitas :
1. Rumus Spearman-Brown
𝑁. ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑁. ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ). √(𝑁. ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 )
2𝑟𝑥𝑣
𝑟11 =
(1 + 𝑟𝑥𝑣 )
𝑟11: koefisien reliabilitas
rxy: koefisien korelasi antara dua belahan instrument
𝑁 : jumlah siswa yang mengikuti tes
𝑋 : Jumlah skor soal ganjil
: Jumlah skor soal genap
7
2. Koefisien alpha (𝛼) dari Cronbach
Koefisien alpha digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas tes bentuk uraian yang
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: (Ekawati & Sumaryanta, 2011)
𝑘 ∑ 𝑆𝑖2
𝑎= . (1 − 2 )
Keterangan: 𝑘−1 𝑆𝑡
𝛼 : koefisien alpha
𝑘 : jumlah butir soal
𝑆𝑖2: varians dari skor soal
𝑆𝑡2: varians dari skor total
3. Formula Kuder-Richardson 20 (KR-20)
Untuk mencari koefisien reliabilitas tes objektif bentuk pilihan ganda dapat digunakan
rumus KR-20 sebagai berikut: (Ekawati & Sumaryanta, 2011)
𝑘 𝑆𝑡2 − ∑ 𝑝𝑖 𝑞𝑖
r11 = .( )
𝑘−1 𝑆𝑡2
Keterangan :
𝑟11 : koefisien
reliabilitas
𝑘: jumlah butir soal
𝑆𝑡2: varians total
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑘𝑒−𝑖
𝑝𝑖 = :proporsi peserta tes yang menjawab benar
pada soal k-i
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑡𝑒𝑠
𝑞𝑖 : proporsi peserta tes yang menjawab salah pada soal ke-I atau 𝑞 = 1 − 𝑝
∑ 𝑝𝑖𝑞𝑖 : jumlah perkalian antara p dan q
4. Formula Kuder-Richardson 21 (KR-21)
Untuk mencari koefisien reliabilitas tes bentuk objektif dapat pula digunakan rumus KR-
21sebagai berikut: (Ekawati & Sumaryanta, 2011)
𝑘 𝑀(𝑘 − 𝑀)
𝑟11 = . (1 − )
𝑘−1 𝑘. 𝑆𝑡2
𝑡 𝑆2 :
Keterangan :
varians
𝑟11 : koefisien total
reliabilitas
𝑘 : jumlah butir soal
𝑀 : rata-rata skor
8
Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh
sesuai dengan tabel berikut (Arikunto, 2009) :
Koefisien Kriteria
Korelasi Reliabilitas
0,80< 𝑟 ≤1,0 Sangat tinggi
0,60< 𝑟 ≤0,80 Tinggi
0,40< 𝑟 ≤0,60 Cukup
0,20< 𝑟 ≤0,40 Rendah
0,0< 𝑟 ≤0,20 Sangat rendah
D. Validitas Item
Validitas item adalah sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang
besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah.
Dengan kata lain dapat dikemukakan disini bahwa sebuah item memiliki validitas yang tinggi
jika skor pada item mempunyai skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi
sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi berikut ini :
𝑁. ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑁. ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ). √(𝑁. ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 )
𝑀𝑖 − 𝑀𝑡 𝑝𝑖
𝑟𝑃𝑏𝑖 = ×√
𝑆𝐷𝑡 𝑞𝑖
9
Keterangan :
𝑟𝑃𝑏𝑖 : koefisien validitas item
𝑀𝑖 : rata-rata skor total yang menjawab benar pada item/soal ke-i
𝑀𝑡 : rata-rata total
𝑆𝐷𝑡 : standar deviasi total
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑘𝑒−𝑖
:proposisi peserta tes yang menjawab benar pada soal ke-i
𝑝𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑡𝑒𝑠
𝑞𝑖: proporsi peserta tes yang menjawab salah pada soal ke-I atau 𝑞 = 1 − 𝑝
Sebuah soal dikatakan valid apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan nilai 𝛼 = 5%, dan
sebaliknya soaal dikatakan tidak valid apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Untuk menghitung validitas
item soal uraian, bisa menggunakan rumus product moment pearson.
E. Daya Beda
Daya beda soal merupakan suatu pemisah atau pembeda untuk memisahkan danmenandai
siswa berkemampuan tinggi dan juga siswa yang berkemampuan kurang (Arikunto
S. , 2009). Daya beda pada umunya diukur dengan rumus :
1. Daya beda soal pilihan ganda
𝑗𝐵𝑎 − 𝐽𝐵𝑏
𝐷𝑃 =
𝑁𝑎
Atau
𝑗𝐵𝑎 − 𝐽𝐵𝑏
𝐷𝑃 =
𝑁𝑏
Keterangan:
𝐷𝑃 : daya pembeda
𝐽𝐵𝑎 : jumlah jawaban benar kelas atas
𝐽𝐵𝑏 : jumlah jawaban benar kelas bawah
𝑁𝑎 : jumlah siswa kelas atas
𝑁𝑏 : jumlah siswa kelas bawah
10
Tabel 2.3 : Kriteria Daya Beda
Interval Keterangan
<0 Buruk
0,0-0,19 Jelek
0,2-0,39 Cukup
0,4-0,69 Baik
0,7-1,0 Baik sekali
F. Tingkat Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesuakaran
(Diffuculty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran
ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa
soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar dan
sebaliknya indeks 1,0 menunjukan bahwa soalnya terlalu mudah. (Drs. Asrul, 2015)
Rumus mencari P yaitu :
𝐵
𝑃=
𝐽𝑆
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
G. Kualitas Pengecoh
Pengecoh (distractor) adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban.
Tujuan utama dari pemasangan distractor pada setiap butir soal itu adalah, agar dari sekian
banyak test yang mengikuti tes hasil belajar ada yang tertarik atau terangsang untuk
memilihnya, sebab mereka menyangka bahwa distractor yang mereka pilih itu merupakan
jawaban betul. Jadi mereka terkecoh, menganggap bahwa distractor yang terpasang pada itemitu
11
sebagai kunci jawaban item, padahal bukan. Distraktor baru dapat dikatakan telah dapat
menjalankan fungsinya dengan baik, apabila distraktor tersebut memiliki daya rangsang atau
daya Tarik demikian rupa, sehingga testee merasa bimbang dan ragu-ragu sehingga akhirnya
mereka terkecoh untuk memilih distractor sebagai jawaban betul, sebab mereka mengira
jawaban tersebut sebagai kunci jawaban yang betul, padahal bukan. Butir yang baik
pengecohnya akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya,
butir soal yang kurang baik, pengecohnya akan dipilih secara tidak merata. Jika semua peserta
didik menjawab benar pada butir soal tertentu (sesuai kunci jawaban) maka indeks pengecoh
(IP) = 0 yang berarti soal tersebut jelek, dengan demikian, pengecoh tidak berfungsi.
Interval Keterangan
76%-125% Sangat baik
51%-75% Baik
26%-50% Cukup
0%-25% Jelek
≥200% Sangat jelek
Pendekatan ini berpacu pada yang mampu dilakukan oleh siswa. Dapat dikatakan,
kemampuan yang mampu dicapai oleh siswa menyelesaikan satu dari sebagian besar apa yang
sudah diteliti. PAP ini meneliti seberapa besar kemampuan peserta didik lalu menyesuaikannya
dengan kriteria yang sesuai. Kriteria yang dimaksud adalah suatu tingkat pengalaman belajar
yang diharapkan tercapai sesudah selesai kegiatan belajar atau sejumlah kompetensi dasar yang
telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar berlangsung. Misalnya, kriteria yang
12
digunakan 75% atau 80%. Bagi peserta didik yang kemampuannya di bawah kriteria yang telah
ditetapkan dinyatakan tidak berhasil dan harus mendapatkan remedial (Arifin, 2012).
13
Tujuannya, untuk mengukur pasti kemampuan serta kompetensi yang telah ditetapkan
keberhasilannya. Akhirnya, hal ini akan bermanfaat dalam meningkatkan kualitas belajar dari
kriteria pada umumnya.
Tabel 2.5 : Interval Nilai PAP
Interval Nilai
80-100 A
70-79 B
60-69 C
50-59 D
<50 E
Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada
norma kelompok atau bisa dikatakan perbandingannya mengacu dengan perbandingan diantara
siswa dalam kelompok tersebut. PAN menggunakan prinsip-prinsip yang berlaku pada kurva
normal. Hasil-hasil perhitungannya dipakai sebagai acuan penilaian dan memiliki sifat relatif
sesuai dengan naik turunnya nilai rata-rata dan simpangan baku yang dihasilkan pada saat itu.
Penggunaan sistem PAN menjadikan siswa dapat berkembang sebebas bebasnya tanpa
berpatokan dengan nilai yang ada. Namun demikian guru tetap merumuskan Tujuan Khusus
Pembelajaran (TKP) sesuai dengan tuntutan kompetensi.. Batas kelulusan tidak ditentukan oleh
penguasaan minimal siswa terhadap kompetensi yang ditetapkan dalam TKP, melainkan
didasarkan pada nilai rata-rata dan simpangan baku yang dihasilkan kelompoknya. Dengan
demikian kelemahan sistem PAN dapat terlihat jelas bahwa tes apapun, dalam kelompok
apapun, dengan kadar prestasi yang bagaimanapun pemberian nilai dengan model pendekan
PAN selalu dapat dilakukan.
14
I. Daya Serap
Daya serap dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai kemampuan seseorang
atau sesuatu untuk menyerap. Daya serap diartikan sebagai suatu kemampuan peserta didik
untuk menyerap atau menguasai materi yang dipelajarinya sesuai dengan bahan mata pelajaran
yang diajarkan gurunya. Daya serap merupakan tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran yang diajarkan oleh seorang guru dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Pemahaman ini banyak dipengaruhi oleh faktor- faktor
seperti, minat peserta didik terhadap belajar, lingkungan yang nyaman atau kondusif, dan guru
yang bisa bersahabat (dekat) dengan peserta didiknya.
Abdul Wahid menulis tentang fungsi daya serap bagi anak sebagai berikut :
a. Daya serap dapat meningkatkan wawasan dan pola pikir anak
b. Daya serap sebagai tenaga pendorong yang kuat.
c. Prestasi selalu dipengaruhi daya serap yang tinggi.
d. Daya serap dapat meningkatkan minat belajar.
e. Untuk memahami, menyerap atau menguasai materi yang dipelajarinya sesuaidengan
bahan mata pelajaran yang diajarkan gurunya dalam proses kegiatan belajarmengajar.
f. Untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.
Untuk menghitung daya serap peserta didik digunakan rumus :
𝑁𝑆
𝐷𝑆 = × 100%
𝑆 × 𝑆𝑀𝐼
Keterangan :
𝐷𝑆 = Daya serap peserta didik
𝑁𝑆 = Jumlah nilai seluruh peserta didik
𝑆 = Jumlah peserta didik
𝑆𝑀𝐼 = Skor maksimal ideal
Untuk dapat mengkategorikan daya serap peserta didik, dapat dilihat dalam tabel
interpretasi dibawah ini :
Interval Interpretasi
0 – 39% Sangat Rendah
40% – 59% Rendah
60% – 74% Cukup
75% - 84% Tinggi
15
Interval Interpretasi
85% - 100% Sangat Tinggi
J. Ketuntasan Belajar
Menurut Permendikbud No. 104 tahun 2014 tentang Penilaian hasil belajar pada jenjang
Dikdasmen. Ketuntasan belajar adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar
dalam konteks kurun waktu belajar.
Ketuntasan belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar
dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar
KD yang merupakan tingkat penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat
penguasaan minimalatau di atasnya, sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu
belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran dan tingkat satuan
pendidikan.
K. Rangking
Ranking adalah letak seseorang siswa didalam urutan tingkatan. Untuk dapat diketahui
ranking dari siswa-siswa tersebut dari yang paling atas sampai yang paling bawah. Dengan
mengurutkan nilai-nilai maka dengan mudah dapat ditentukan nomor yang menunjukkan
kedudukan siswa dalam tingkatannya (Sudijono, 2013).
1. Dengan Ranking Sederhana (Simple Rank)
Simple Rank adalah urutan yang menunjukkan letak/ kedudukan seseorang dalam
kelompoknya dan dinyatakan dengan nomor atau angka biasa. Setelah ditentukan skorskornya,
kita perlu menyusun dan mengurutkan skor dari yang paling tinggi sampai skor yang paling
rendah, dengan urutan kebawah. Setelah itu kita tentukan urutan nomor dari atas. Perlu diingat,
apabila ada dua atau beberapa orang yang kebetulan memiliki skor sama, harus diberi nomor
urut atau ranking yang sama pula.
16
Tabel 2. 7 Perhitungan Ranking Skala Lima
̅ + 𝟏, 𝟓 (𝑺𝑫)
>𝑿 1 A Sangat baik
̅ + 𝟎, 𝟓(𝑺𝑫) − 𝑿
𝑿 ̅ + 𝟏, 𝟓 (𝑺𝑫) 2 B Baik
̅ − 𝟎, 𝟓(𝑺𝑫) − 𝑿
𝑿 ̅ + 𝟎, 𝟓 (𝑺𝑫) 3 C Cukup
̅ − 𝟏, 𝟓(𝑺𝑫) − 𝑿
𝑿 ̅ − 𝟎, 𝟓 (𝑺𝑫) 4 D Kurang
̅ − 𝟏, 𝟓 (𝑺𝑫)
<𝑿 5 E Sangat kurang
Langkah pertama untuk bisa menghitung kedudukan ranking skala lima, kita membuat tabel
distribusi frekuensi terlebih dahulu, kemudian mencari nilai rata-rata dan nilai simpangan baku
dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan :
𝑋 : Nilai siswa
𝑆𝐷 : Standar Deviasi
17
BAB III
PENGOLAHAN DATA/PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Nama Sekolah : SMP Negri 1 JATINANGOR
Kelas : IX-F
Waktu : Selasa, 28 November 2023
Banyaknya Soal : 18 Butir (16 Pilihan Ganda dan 2
Uraian)Jumlah Siswa : 32 siswa
Materi : Bentuk akar, Persamaan kuadrat, Fungsi kuadrat, dan
Transformasi Geometri
Dari jumlah siswa dalam kelas IX-F yang mengikuti tes uji coba soal matematika hanya24
siswa. Berikut daftar nama-nama siswa yangmengikuti test uji coba soal.
Tabel 3.1 : Daftar Nama siswa yang mengikuti Uji Coba Soal
18
E v a l u a s i P e m b e l a j a r a n M a t e m a t i k a | 19
Tabel 3.2 : Rekap hasil jawaban siswa pada soal pilihan ganda dan uraian
19
E v a l u a s i P e m b e l a j a r a n M a t e m a t i k a | 20
No. NAMA LENGKAP BUTIR SOAL PILIHAN GANDA BUTIRAN SOAL URAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2
D C A B C D B A C C D A C C B A 10 10
21 Rizky A D B B A B B D D C D B D B D D 0 10
22 Saila Zivanna A D C B B D D B B C C D B C B C A 1 10
23 Salsa Aprilia D C C B B D B C B B A D C C B B 4 10
24 Titing Kurniasari D D B B B B C B C C A B B A C B 0 2
Tabel 3.3 : Konversi nilai hasil jawaban siswa pada soal pilihan ganda dan uraian
20
E v a l u a s i P e m b e l a j a r a n M a t e m a t i k a | 21
21
E v a l u a s i P e m b e l a j a r a n M a t e m a t i k a | 22
22
C. Pembagian Kelas Atas dan Bawah
Pembagian kelompok atas dan bawah didapat dari pengolahan masing masing 50% dari nilai akhir. Karena jumlah siswa adalah 24 orang
(genap) maka didapat dua kelompok yang masing masing jumlahnya 12 orang. Kelompok tersebut dinamakan kelompok atas dan kelompok bawah.
Hasilnya sebagai berikut :
23
Tabel 3.5 : Kelompok Bawah Pilihan Ganda
24
Tabel 3.6 : Kelompok Atas Uraian
25
Tabel 3.7 : Kelompok Bawah Uraian
26
E v a l u a s i P e m b e l a j a r a n M a t e m a t i k a | 27
D. Validitas
Nilai validitas bandingan dapat dihitung dengan menggunakan formula korelasi product
moment, dengan x nilai uji coba soal dan y nilai dari guru
∑𝑋 = 1.059
∑𝑌 = 1.741
∑ 𝑋2 = 75.579
∑ 𝑌2 = 131.971
27
E v a l u a s i P e m b e l a j a r a n M a t e m a t i k a | 28
∑(𝑋)2 = 1.122.540
∑(𝑌)2 = 3.031.081
∑ 𝑋𝑌 = 1.843.719
24(1.843.719) − (1.059)(1.741)
𝑟𝑥𝑦 =
√(24(75.579) − (1.122.540). √(24(131.971) − 3.031.081)
44.249.256 − 1.843.719
𝑟𝑥𝑦 =
√(1.813.896 − (1.122.540). √3.167.304 − 3.031.081)
42.405.537
𝑟𝑥𝑦 =
√691.356. √136.223
42.405.537
𝑟𝑥𝑦 =
√94178588388
42.405.537
𝑟𝑥𝑦 =
306.885,30
𝑟𝑥𝑦 = 0,13818
Interpretasi :
Dari tabel analisis validitas soal diatas, diperoleh bahwa validitas dari soal adalah (0,13818).
Artinya soal memiliki interpretasi sangat rendah.
28
E v a l u a s i P e m b e l a j a r a n M a t e m a t i k a | 29
E. Reliabilitas
Tabel 3.9 : Reliabilitas Pilihan Ganda
NO NAMA LENGKAP X Y X2 Y2 XY
Anggela Berliana
1 Lusambudi 5 5 25 25 25
2 Arip Ramdani 2 2 4 4 4
3 Cahya Rezky Aditya 4 3 16 9 12
4 Carrina Laras Wati 4 5 16 25 20
5 Celsie Adellia 4 5 16 25 20
6 Delvira Ramadani 4 3 16 9 12
7 Farel Azzami A. F 4 5 16 25 20
8 Fatya Rahmadita 4 5 16 25 20
9 Fauziyah Khalda 0 3 0 9 0
10 Jihan Hakimah 4 6 16 36 24
11 Khanza Salsabillah 4 6 16 36 24
12 Kurniawan 2 4 4 16 8
13 M. Razwa Fadlan Albani 2 1 4 1 2
14 M. Rizal Fahrizi 2 2 4 4 4
15 Maya Agustina 2 3 4 9 6
16 Muhammad Akbar Firdaus 3 4 9 16 12
17 Nadira Queena Velocette 3 6 9 36 18
18 Najma Nuril Insani 5 4 25 16 20
19 Neng Qory Berlian 5 5 25 25 25
20 Rapi 4 6 16 36 24
21 Rizky 2 2 4 4 4
22 Saila Zivanna A 5 5 25 25 25
23 Salsa Aprilia 4 4 16 16 16
24 Titing Kurniasari 2 2 4 4 4
JUMLAH 80 96 306 436 349
Keterangan:
X = Soal Nomor ganjil
Y = Soal Nomor genap
Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes harus digunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut:
2𝑟𝑥𝑦
𝑟11 =
(1 + 𝑟𝑥𝑦 )
Keterangan:
𝑟11 = koefisien realibilitas yang sudah disesuaikan
𝑟𝑥𝑦 = korelasi antara skor-skor setiap butir tes (korelasi validitas)
29
E v a l u a s i P e m b e l a j a r a n M a t e m a t i k a | 30
Untuk mencari 𝑟𝑥𝑦 dapat dicari dengan rumus korelasi product moment:
𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥 )(∑ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥 2 )][𝑛 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦 2 )]
24(349) − (80)(96)
𝑟𝑥𝑦 =
√[24(306) − (306)][24(436) − (436)]
8.376 − 7.680
𝑟𝑥𝑦 =
√[7.344 − (306)][10.464 − (436)]
696
𝑟𝑥𝑦 =
√[7.038][10.028]
696
𝑟𝑥𝑦 =
√70.577.064
696
𝑟𝑥𝑦 =
8401,015
𝑟𝑥𝑦 = 0,0828
2𝑟𝑥𝑦
𝑟11 =
(1 + 𝑟𝑥𝑦 )
2(0,0828)
𝑟11 =
(1 + 0,0828)
0,1656
𝑟11 =
1,0828
𝑟11 = 0,1529
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman-
Brown didapatkan nilai reliabilitas sebesar 0,1529. Artinya soal memiliki interpretasi sangat
rendah.
30
E v a l u a s i P e m b e l a j a r a n M a t e m a t i k a | 31
Keterangan:
X = Soal Nomor ganjil
Y = Soal Nomor genap
Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes harus digunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut:
2𝑟𝑥𝑦
𝑟11 =
(1 + 𝑟𝑥𝑦 )
31
E v a l u a s i P e m b e l a j a r a n M a t e m a t i k a | 32
Keterangan:
Untuk mencari 𝑟𝑥𝑦 dapat dicari dengan rumus korelasi product moment:
𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥 )(∑ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥 2 )][𝑛 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦 2 )]
24(268) − (31)(148)
𝑟𝑥𝑦 =
√[24(97) − (97)][24(1320) − (1320)]
6.432 − 4.588
𝑟𝑥𝑦 =
√[2.328 − (97)][31.680 − 1320]
1.844
𝑟𝑥𝑦 =
√[2.231][30.360]
1.844
𝑟𝑥𝑦 =
√67.733.160
1.844
𝑟𝑥𝑦 =
8230,015
𝑟𝑥𝑦 = 0,2240
2𝑟𝑥𝑦
𝑟11 =
(1 + 𝑟𝑥𝑦 )
2(0,2240)
𝑟11 =
(1 + 0,2240)
0,448
𝑟11 =
1,2240
𝑟11 = 0,366
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman-
Brown didapatkan nilai reliabilitas sebesar 0,366. Artinya soal memiliki interpretasi sangat
rendah.
32
F. Validitas Item
33
Interpretasi :
Dari tabel perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa 8 soal pilihan ganda valid dan 8 soal tidak valid.
Tabel 3.12 : Validitas Item Uraian
34
R Hitung 0,7131 0,9666
r Tabel 0,404 0,404
Kriteria Valid Valid
Kategori Cukup
Interpretasi :
Dari tabel perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kedua soal valid
35
G. Daya Pembeda
36
Keterangan
Kelas Atas
Kelas
Bawah
37
38
E v a l u a s i P e m b e l a j a r a n M a t e m a t i k a | 39
Keterangan
Kelas Atas
Kelas
Bawah
Dari data pada tabel, diperoleh daya beda dengan klasifikasi buruk 2 butir soal jelek 2 butir soal, cukup 5 butir soal, dan baik 7 butir soal.
39
E v a l u a s i P e m b e l a j a r a n M a t e m a t i k a | 40
H. Tingkat Kesukaran
40
E v a l u a s i P e m b e l a j a r a n M a t e m a t i k a | 41
Dari tabel perhitungan diatas disimpulkan bahwa 6 soal kategori sukar, 2 soal kategori sangat sukar, 7 soal kategori sedang, dan 3 soal kategori
mudah dan 1 soal kategori mudah sangat.
Tabel 3.16 : Tingkat Kesukaran Uraian
41
Dari tabel perhitungan diatas disimpulkan bahwa 1 soal kategori mudah dan 1 soal kategori sangat sukar.
I. Kualitas Pengecoh
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa dari 16 soal pilihan ganda kualitas pengecohnya ada yang sangat baik, baik, cukup
, dan jelek.
42
J. Konversi Nilai PAP dan PAN
1. Konversi Nilai PAP
Skor pada uji coba ini kemudian skor mentah tersebut diolah menjadi nilai standar. Dalam konversi nilai dengan menggunakan Penilaian
Acuan Patokan (PAP) dengan skala 100.
43
Tabel 3.19 : Interval Nilai PAP
Interval Nilai
80-100 A
70-79 B
60-69 C
50-59 D
<50 E
Dari data pada tabel, diperoleh siswa yang mendapatkan Nilai C sebanyak 3 orang, siswa yang mendapatkannilai D sebanyak 8 orang, dan
siswa yang mendapatkan nilai E sebanyak 13 orang.
44
K. Daya Serap
Tabel 3.23 : Daya Serap
45
Menghitung Nilai Daya Serap:
𝑁𝑠
𝐷𝑆 = × 100
𝑆. 𝑁𝑖
1059
𝐷𝑆 = × 100
24(100)
1059
𝐷𝑆 = × 100
2400
𝐷𝑆 = 0,441 × 100
𝐷𝑆 = 44,1%
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh daya serap seluruh siswa adalah 44,1% artinya daya serap dari hasil pembelajaran siswa tergolong
“Rendah”
L. Ranking
1. Simple Rank
Simple rank Cara menentukan simple rank cukup dengan mengurutkan nilai terbesar hingga terkecil. Jika terdapat nilai yang sama pada peserta
tes, maka untuk menentukan rankingnya dapat ditentukan dengan menjumlahkan urutan yang sama kemudian dibagi sebanyak peserta yang memiliki
nilai sama tersebut.
46
Tabel 3.25 : Ranking Simple Rank
47
2. Ranking Skala Lima
Tabel 3.26 Perhitungan Mencari Standar Deviasi
48
Setelah mendapatkan nilai rata-rata dan standar deviasi, kita hitung skala lima untuk penilaian rangking skala lima, sebagai berikut:
49
M. Rekap Hasil Analisis Butir Soal
Tabel 3.26 : Rekap Hasil Analisis Butir Soal Tes
50
Dari data pada tabel, diperoleh 9 butir soal dipakai, dan 9 butir soal direvisi.
51
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Uji coba soal yang telah dilaksanakan di kelas XI IPS MA Wasilatul Huda dengan jumlah
soal 16 dan banyaknya siswa yang ikut dalam uji coba soal sebanyak 20 siswa pada 27
November 2021 menghasilkan 14 pilihan ganda dengan validitas 9 soal valid, 5 soal tidak valid
dan 2 uraian dengan validitas 2 soal valid.
Reliabilitas soal yang diujicobakan menghasilkan soal pilihan ganda memiliki reliabilitas
yang tinggi. Untuk daya beda didapat bahwa dari 20 soal terdapat 7 soal dengan daya beda
baik, 5 soal dengan daya beda cukup, 2 soal daya beda jelek, dan 2 soal dengan daya beda
buruk. Artinya sebagian soal-soal tersebut tidak dapat membedakan antara siswa yang pintar
dan kurang pintar. Sehingga dapat dikatakan bahwa soal yang diuji cobakan tidak efektif untuk
membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai.
Untuk tingkat kesukaran didapat bahwa dari 16 soal terdapat 5 soal dengan kategori
mudah, 4 soal dengan kategori sedang, dan 7 soal dengan kategori sukar. Dari perhitungan di
atas dapat disimpulkan bahwa dari 14 soal pilihan ganda kualitas pengecohnya ada yang sangat
baik, baik, kurang, dan buruk.
Ranking pertama mendapatkan skor total 30 dengan nilai 77 diraih oleh siswa bernama
Nazwa Fayza Aqilah, sedangkan ranking terakhir mendapatkan skor total 9 dengan nilai 23
adalah Apriyanto Surya Nugraha.
B. Saran
Dalam proses pengerjaan soal seharusnya lebih diawasi dan selalu diingatkan siswa-
siswanya serta jangan lupa komunikasi dengan siswanya langsung, tidak hanya dengan guru
karena jika tidak maka akan ada sedikit gangguan dari hal komunikasi yang sedikit terhambat
sampai mengakibatkan ada beberapa siswa yang mengisi dengan asal-asalan, kerjasama bahkan
sampai tidak mengerjakan sedikitpun. Dalam pembuatan soal juga harus paham dan mengerti
materi apa yang akan di uji coba kan agar lebih mempermudah pemeriksaan jikalau ada soal
yang kemungkinan jawabannya banyak ataupun siswa yang sangat kreatif dan kritis.
52
DAFTAR PUSTAKA
53
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Kisi – Kisi
a. Kisi-Kisi Sebelum bimbingan
Level Nomor
Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Bentuk Soal
Kognitif Soal
54
Diberikan soal yang berkaitan dengan operasi
aljabar, peserta didik mampu menentukan
L3 3 Pilihan Ganda
hasil penjumlahan dari bilangan berbentuk
akar dengan tepat
55
Diberikan suatu persamaan kuadrat, peserta
L2 didik mampu menentukan akar persamaan 7 Pilihan Ganda
kuadrat dengan tepat.
56
menggunakan sifat-sifat
fungsi kuadrat. Diberikan grafik fungsi kuadrat, titik puncak,
L3 dan melalui satu titik, peserta didik mampu 11 Pilihan Ganda
menentukan fungsi kuadratnya
57
3.5 Menjelaskan transformasi
geometri (refleksi, translasi, Transformasi Diberikan persamaan garis, peserta didik
rotasi, dan dilatasi) yang Geometri L3 mampu menentukan persamaan garis dengan 14 Pilihan Ganda
dihubungkan dengan bayangan hasil refleksi terhadap garis y= -x
masalah kontekstual.
58
59
b. Kisi-kisi sesudah bimbingan
Error! Not a valid embedded object.
60
4.2 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan Diberikan soal mengenai persamaan kuadrat.
persamaan kuadrat. L3 Peserta didik mampu menentukan faktor 6 Pilihan Ganda
persamaan kuadat dan menjumlahkan akar-
akar dari faktor persamaan kuadrat
61
3.3 Menjelaskan fungsi kuadrat
dengan menggunakan tabel, Diberikan beberapa fungsi yang terdiri dari
persamaan, dan grafik. fungsi kuadrat dan fungsi bukan kuadrat.
4.3 Menyajikan fungsi kuadrat L1 Peserta didik dapat memilih fungsi mana saja 9 Pilihan Ganda
menggunakan tabel, yang merupakan fungsi kuadrat.
persamaan, dan grafik. Fungsi
3.4 Menjelaskan hubungan Kuadrat
antara koefisien dan
diskriminan fungsi kuadrat Diberikan soal mengenai fungsi kuadrat,
dengan grafiknya. L3 peserta didik mampu menentukan nilai 10 Pilihan Ganda
4.4 Menyajikan dan maksimum fungsi kuadrat dalam bentuk
menyelesaikan masalah persamaan
kontekstual dengan
menggunakan sifat-sifat
fungsi kuadrat. Diberikan grafik fungsi kuadrat, titik puncak,
L3 dan melalui satu titik, peserta didik mampu 11 Pilihan Ganda
menentukan fungsi kuadratnya
62
Diberikan soal yang berkaitan dengan
L3 Keliling dan Luas bangun datar, peserta didik 1 Uraian
mampu menentukan Ymax dari Bangun datar
dengan detail
63
2. Soal
a. Soal sebelum bimbingan
64
65
66
67
68
b. Soal sesudah bimbingan
69
70
71
3. Surat Keterangan Dari Sekolah
72
Gambar 4.2 Surat Pernyataan dari Wakil Kepala Sekolah
73
Gambar 4.3 Surat Pernyataan dari Guru Pembimbing
74
4. Foto Hasil Observasi dan Uji Coba Soal
75
Gambar 4.8
Gambar 4.7
76
g
77
Gambar 4.11 Gambar 4.12
78
Gambar 4.13
79
Gambar 4.14
80
Gambar 4.15
81
82
Gambar 4.16
83
3 Jawaban Kelas Bawah
Gambar 4.17
84
Gambar 4.18
85
Gambar 4.19
86
87
Gambar 4.20
88
89
Gambar 4.21
90
Gambar 4.22
91
Gambar 4.23
92
Gambar 4.24
93
Gambar 4.25
94
95
Gambar 4.26
96
Gambar 4.27
97
Gambar 4.28
98