(Agustin Erviana) 43
Antibacterial Activities Differences in Silver Nanoparticles Coated Textile Materials that were
Prepared by Corynebacterium glutamicum FHCC-0062
Oleh:
Agustin Erviana1, Anna Rakhmawati, M.Si.2, Dr. Eli Rohaeti3, Evy Yulianti, M.Sc.4
1
Jurusan Pendidikan Biologi Program Studi Biologi FMIPA UNY, Karangmalang Yogyakarta 55281
2,4
Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY, Karangmalang Yogyakarta 55281
3
Dosen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY, Karangmalang Yogyakarta 55281
Email: 1erviana186@gmail.com, 2wannawijaya2@gmail.com, 3rohaetieli@yahoo.com, 4evy_yulianti@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Corynebacterium glutamicum FHCC-0062
dalam mereduksi perak nitrat menjadi nanopartikel perak dan kemampuan antibakteri bahan tekstil
dilapisi nanopartikel perak terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25924 dan Escherichia coli ATCC
35218. Pembuatan nanopartikel perak dalam penelitian ini menggunakan metode green chemistry dengan
cara larutan AgNO3 direduksi Corynebacterium glutamicum FHCC-0062. Pelapisan nanopartikel perak
pada bahan tekstil dilakukan dengan memasukkan sampel bahan tekstil steril ke dalam koloid
nanopartikel perak dan digojok kemudian dikeringkan. Uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus
aureus ATCC 25924 dan Escherichia coli ATCC 35218 dari bahan tekstil dilapisi nanopartikel perak
menggunakan metode Kirby Bauer. Pengamatan zona hambat untuk mengetahui aktivitas antibakteri
dilakukan setiap 6 jam sekali selama 48 jam waktu inkubasi. Data zona hambat dianalisis menggunakan
one way ANOVA dan uji lanjut LSD. Hasil penelitian menunjukkan Corynebacterium glutamicum
FHCC-0062 dapat mereduksi perak nitrat menjadi nanopartikel perak. Hasil uji zona hambat menunjukan
bahan tekstil dilapisi nanopartikel perak mempunyai sifat antibakteri terhadap S. aureus ATCC 25924 dan
E. coli ATCC 35218. Terdapat perbedaan aktivitas antibakteri di antara kain katun, nilon, poliester,
spandek dilapisi nanopartikel perak terhadap S. aureus ATCC 25924 dan E. coli ATCC 35218.
Abstract
The aims of this study were to find out the ability of Corynebacterium glutamicum FHCC-0062
in reducing silver nitrate into silver nano particles and antibacterial activity of textile material coated
silver nanoparticles against Staphylococcus aureus ATCC 25 924 and Escherichia coli ATCC 35218. The
preparation of silver nanoparticles in this study was done using green chemistry method by reducing
AgNO3 solution using Corynebacterium glutamicum FHCC-0062. The textile material was coated with
silver nanoparticles by dipping the sterile samples of textile into the silver nanoparticles colloidal,
shaking, then drying. Kirby Bauer’s method was used to test the antibacterial activity toward
Staphylococcus aureus ATCC 25924 and Escherichia coli ATCC 35218 by textile material coated with
silver nanopartilcles. Inhibition zone test to find out the activity of the bacteria was done every 6 hours in
48 hours of incubation time. Inhibition zone data then analyzed using one-way ANOVA and LSD test.
The result showed that Corynebacterium glutamicum FHCC-0062 could reduce silver nitrate to silver
nanoparticles. The inhibition zone test showed that textile material coated with silver nanoparticles has
antibacterial properties against S. aureus ATCC 25 924 and E. coli ATCC 35218. There were differences
in the antibacterial activity among cotton, nylon, polyester, and spandex coated silver nanoparticles
against S. aureus ATCC 25 924 and E. coli ATCC 35218.
Populasi dan Sampel Penelitian pada LAF selama 15 menit. Sampel bahan tekstil
46 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 1 Tahun 2017
yang sudah steril dimasukkan dalam koloid awalnya putih susu berubah menjadi kuning
nanopartikel perak dalam Erlenmeyer, kemudian kecoklatan yang ditunjukkan oleh Gambar 2.
dishaker pada kecepatan 121 rpm selama 24 jam
dan dikeringkan dalam oven pada suhu 700C
(Duran et al., 2007: 206).
Uji antibakteri bahan tekstil dilapisi
nanopartikel perak, kain tanpa dilapisi apapun
(kontrol negatif), kain yang dilapisi
Gambar 1. C. glutamicum FHCC-0062 pada
kloramfenikol (kontrol positif) terhadap S. Pengamatan Mikroskopik Perbesaran 1000x
aureus ATCC 25924 dan E. coli ATCC 35218
dilakukan dengan metode Kirby Bauer.
Pengamatan dilakukan setiap 6 jam sekali
selama 48 jam inkubasi. Pengukuran diameter
zona hambat dilakukan dengan mengukur jarak
dari tepi sampel uji ke batas lingkaran zona
hambat menggunakan jangka sorong (ketelitian
0,02 mm) pada 3 sisi sampel uji (Michael et al., Gambar 2. Koloid Nanopartikel Perak
2009: 786). Koloid nanopartikel perak hasil reduksi
dari larutan AgNO3 berwarna kuning
Teknik Analisis Data
kecoklatan menunjukkan telah terbentuknya
Data kemampuan C. glutamicum FHCC- nanopartikel perak. Hal tersebut merujuk
0062 dalam mensintesis larutan perak nitrat pada Zielinska et al. (2009: 1566)
menjadi nanopartikel perak dianalisis secara menyatakan bahwa koloid nanopartikel
deskriptif. Data kemampuan antibakteri bahan perak mempunyai warna kuning, krem,
tekstil yang dilapisi nanopartikel perak pada S. hitam, abu-abu, dan ragam warna lainnya.
aureus ATCC 25924 dan E. coli ATCC 35218 Warna yang muncul tergantung pada bentuk
dianalisis menggunakan One Way Analysis of dan ukuran nanopartikel (Sneha et al., 2010:
Variance (ANOVA) dengan Uji lanjut LSD 993).
(Least Significance Different) dengan taraf 5% Karakterisasi larutan AgNO3 dan
pada SPSS versi 20. nanopartikel perak dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometer UV-vis.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Menurut Sileikaite et al. (2006: 289)
Kemampuan C. glutamicum FHCC-0062
menyatakan bahwa koloid nanopartikel
dalam mereduksi perak nitrat menjadi
perak memiliki panjang gelombang dengan
nanopartikel perak yaitu larutan AgNO3 yang
rentang 350-550 nm pada analisis
ditambahkan C. glutamicum FHCC-0062
spektrofotometer UV- Vis. Analisis larutan
(Gambar 1) setelah 5 hari warna larutan yang
AgNO3 dan nanopartikel perak pada
48 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 1 Tahun 2017
coliATCC 35218berdasarkan Jam
Pengamatan.
Gambar 7. Grafik Zona Hambat Semua sama dengan jam ke-42. Peningkatan
Perlakuan pada Bahan Tekstil terhadap E. diameter zona hambat merupakan aktivitas
Perbedaan Aktivitas Antibakteri Bahan Tekstil ........ (Agustin Erviana) 49
eksponensial bakteri, sedangkan zona berinteraksi dengan membran sel bakteri
hambat mengalami stagnasi karena koloni yang mengandung protein dengan gugus
bakteri sudah dalam posisi fase kematian fungsi sulfhidril sebagai komponen
(Kane dan Kandel, 2006: 385). utamanya, kemudian senyawa perak
Hasil uji one way ANOVA dengan taraf menyerang rantai metabolisme bakteri, dan
5% menunjukkan nilai Sig. = 0,000, karena juga berinteraksi dengan molekul DNA
nilai sig. < 0,05 maka berarti variasi bahan hingga pada akhirnya sel bakteri mengalami
tekstil dilapisi nanopartikel perak memiliki kerusakan dan mengalami kematian.
pengaruh yang signifikan terhadap zona Aktivitas antibakteri bahan tekstil
hambat pada bakteri uji S. aureus ATCC dilapisi nanopartikel perak terhadap S.
25924 dan E. coli ATCC 35218. aureus ATCC 25924 menunjukkan rerata
Tabel 1. Hasil uji lanjut LSD Semua zona hambat lebih besar dibandingkan
Perlakuan pada Bahan Tekstil terhadap S.
dengan E. Coli ATCC 35218. Hal tersebut
aureus ATCC 25924 dan E. coliATCC
35218 menurut M. H. Anshari (2011: 46) S. aureus
Perlakuan Perbedaan Rerata Zona hanya mempunyai membran plasma tunggal
Hambat
S1 terhadap S2 dan S3 Signifikan dan E. coli memiliki sistem membran ganda,
S2 terhadap S1 dan S3 Signifikan
dimana membran plasmanya diselimuti oleh
S3 terhadap S1 dan S2 Signifikan
membran luar permeabel. Dengan demikian
Berdasarkan uji lanjut LSD dengan taraf
partikel nanopartikel perak lebih mudah
5% pada semua perlakuan bahan tekstil
melakukan difusi pada S. aureus karena
terhadap S. aureus ATCC 25924 dan E.
mempunyai hambatan lebih kecil.
coliATCC 35218 dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan deskripsi tersebut
Bahan tekstil yang tidak dilapisi mempunyai
diketahui bahwa aktivitas antibakteri bahan
perbedaan rerata zona hambat yang
tekstil dilapisi nanopartikel perak termasuk
signifikan terhadap bahan tekstil dilapisi
dalam aktivitas bakteriosidal berspektrum
nanopartikel perak dan bahan tekstil dilapisi
luas. Aktivitas bakteriosidal berspektrum
kloramfenikol begitupun sebaliknya. Hal
luas adalah aktivitas antibakteri yang
tersebut bermakna bahwa bahan tekstil
membunuh bakteri patogen dari golongan
dilapisi nanopartikel perak mempunyai
gram positif maupun gram negatif (Sylvia T.
pengaruh antibakteri yang nyata terhadap
Pratiwi, 2008: 154). Aktivitas bakteriosidal
kedua bakteri uji tersebut.
berspektrum luas pada bahan tekstil dilapisi
Menurut Song et al. (2006: 58),
nanopartikel perak dipengaruhi oleh ukuran
mekanisme antibakteri dapat dijelaskan
partikel nano, dalam penelitian ini nano
melalui interaksi nanopartikel perak
yang digunakan dimungkinkan berukuran 12
mendekat pada membran sel bakteri uji
nm. Menurut Agus Haryono dan Sri Budi
selama proses difusi sel berjalan dan masuk
Harmami (2010: 4), aktivitas antibakteri
ke dalam sel bakteri. Nanopartikel perak
pada nanopartikel perak didukung oleh luas
50 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 1 Tahun 2017
permukaan partikel besar, sehingga kain spandek. Perbedaan zona hambat pada
memungkinkan terjadinya kontak sangat keempat kain terhadap S. aureus ATCC
baik dengan mikroorganisme. 25924 dan E. coli ATCC 35218 disebabkan
Perbedaan aktivitas antibakteri di antara oleh perbedaan banyak sedikitnya celah
kain katun, nilon, poliester, dan spandek pada serat kait. Semakin banyak celah maka
yang dilapisi nanopartikel perak terhadap S. nanopartikel perak yang tertempel semakin
aureus ATCC 25924 dan E. coli ATCC banyak. Selain itu, disebabkan ada tidaknya
35218 dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9. pasangan elektron bebas pada gugus fungsi
polimer bahan tekstil katun, nilon, poliester,
dan spandek. Pasangan elektron bebas
tersebut akan berikatan kovalen kordinasi
dengan nanopartikel perak. Ikatan kovalen
kordinasi terjadi dengan cara pemakaian
bersama pasangan elektron yang berasal dari
salah satu atom pasangan elektron bebas
pada kain, sedangkan nanopartikel perak
Gambar 8. Grafik Zona Hambat Bahan (Ag0) hanya menyediakan orbital kosong
Tekstil dilapisi Nanopartikel Perak terhadap
S. aureus ATCC 25924 berdasarkan Jenis yang menerima pasangan elektron yang dan
Bahan Tekstil. digunakan bersama (Wulan Yunianingsih
dan Suyono, 2013: 4).
Bahan tekstil nilon mempunyai struktur
kimia berupa rantai senyawa panjang
poliamida sintetik dengan gugus berulang -
CONH. Gugus –CONH mempunyai
pasangan elektron bebas pada atom O dan
N, sehingga kemungkinan mengikat
nanopartikel perak lebih banyak. Selain itu,
serat poliamida mempunyai penampang
Gambar 9. Grafik Zona Hambat Bahan
Tekstil dilapisi Nanopartikel Perak terhadap melintang paling umum adalah bentuk
E. coli ATCC 35218 berdasarkan Jenis trilobal dan bulat yang menyebabkan
Bahan Tekstil.
banyaknya celah antar serat pada kain nilon
Berdasarkan grafik pada Gambar 8 dan
(Noerati dkk., 2013: 19), sehingga
9 diketahui bahwa bahan tekstil yang
nanopartikel perak banyak menempel pada
mempunyai daya hambat paling besar
celah antar kain nilon. Berdasarkan Gambar
terhadap S. aureus ATCC 25924 dan E. coli
8 dan 9 bahwa zona hambat kain nilon lebih
ATCC 35218 adalah kain nilon, kemudian
besar dari pada poliester, katun, dan
poliester, katun, dan yang terkecil adalah
spandek. Hal tersebut karena nilon
Perbedaan Aktivitas Antibakteri Bahan Tekstil ........ (Agustin Erviana) 51
mempunyai pasangan elektron bebas pada tersebut karena katun mempunyai
atom O dan N, sedangkan poliester dan permukaan serat yang luas dan katun
katun hanya mempunyai pasangan elektron bersifat hidrofilik, sehingga menjadikan
bebas pada atom O serta spandek tidak katun sebagai media yang baik untuk
mempunyai pasangan elektron bebas. pertumbuhan mikroorganisme (Agus
Poliester tersusun atas gugus fungsi – Haryono dan Sri Budi Harmami, 2010: 5).
COO. Gugus –COO mempunyai pasangan Spandek merupakan serat buatan
elektron bebas pada atom O yang berpolimer yang mempunyai ciri khas
berinteraksi dengan nanopartikel perak adanya gugus fungsi uretan (-NHCOO-)
membentuk ikatan –OAg. Secara umum dalam rantai utama polimer. Gugus -
serat poliester berbentuk silinder lurus untuk NHCOO tidak mempunyai pasangan
penampang membujur dan bulat untuk elektron bebas. Hal tersebut terjadi karena
penampang melintang yang menyebabkan adanya interaksi di antara rantai polimer
banyaknya celah antar serat pada kain pada spandek. Spandek mempunyai
poliester (Noerati dkk., 2013: 17), sehingga penampang membujur silinder lurus dan
nanopartikel perak banyak yang menempel penampang melintang berbentuk tulang
pada celah antar kain poliester. Berdasarkan anjing, ketika dibuat benang permukaan
Gambar 8 dan 9 diketahui bahwa zona antar serat cenderung menempel satu sama
hambat poliester lebih kecil dari pada nilon, lain, sehingga menyebabkan jumlah celah
akan tetapi perbedaan itu tidak signifikan. antar serat sedikit (Noerati, dkk., 2013: 23).
Perbedaan yang tidak signifikan Berdasarkan Gambar 8 dan 9 diketahui
dikarenakan kain nilon dan poliester sama- spandek mempunyai rerata zona hambat
sama mempunyai celah antar serat yang paling rendah di antara nilon, poliester, dan
banyak. katun. Hal tersebut karena permukaan antar
Katun memiliki gugus berupa –OH, serat spandek cenderung menempel satu
yang mempunyai pasangan elektron bebas sama lain menyebabkan sedikitnya celah
pada atom O yang dapat berinteraksi dengan antar serat dan tidak adanya pasangan
nanopartikel perak membentuk ikatan – elektron bebas pada gugus fungsi uretan,
OAg. Serat kapas mempunyai bentuk seperti sehingga nanopartikel perak yang menempel
pita terpilin pada penampang membujur dan pada serat kain spandek lebih sedikit dari
pada penampang melintang seperti ginjal nilon, poliester, dan katun.
dengan lubang ditengah disebut lumen yang
menyebabkan banyaknya celah antar serat Tabel 2. Hasil uji lanjut LSD Zona Hambat
Bahan Tekstil dilapisi Nanopartikel Perak
pada kain katun (Noerati dkk., 2013: 7).
terhadap S. aureus ATCC 2592 dan E. coli
Berdasarkan Gambar 8 dan 9 diketahui ATCC 35218
bahwa katun mempunyai rerata zona hambat
lebih rendah dari nilon dan poliester. Hal
52 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 1 Tahun 2017