Anda di halaman 1dari 12

Perbedaan Aktivitas Antibakteri Bahan Tekstil ........

(Agustin Erviana) 43

PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAHAN TEKSTIL DILAPISI NANOPARTIKEL


PERAK YANG DIPREPARASI OLEH Corynebacterium glutamicum FHCC-0062

Antibacterial Activities Differences in Silver Nanoparticles Coated Textile Materials that were
Prepared by Corynebacterium glutamicum FHCC-0062

Oleh:
Agustin Erviana1, Anna Rakhmawati, M.Si.2, Dr. Eli Rohaeti3, Evy Yulianti, M.Sc.4
1
Jurusan Pendidikan Biologi Program Studi Biologi FMIPA UNY, Karangmalang Yogyakarta 55281
2,4
Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY, Karangmalang Yogyakarta 55281
3
Dosen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY, Karangmalang Yogyakarta 55281
Email: 1erviana186@gmail.com, 2wannawijaya2@gmail.com, 3rohaetieli@yahoo.com, 4evy_yulianti@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Corynebacterium glutamicum FHCC-0062
dalam mereduksi perak nitrat menjadi nanopartikel perak dan kemampuan antibakteri bahan tekstil
dilapisi nanopartikel perak terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25924 dan Escherichia coli ATCC
35218. Pembuatan nanopartikel perak dalam penelitian ini menggunakan metode green chemistry dengan
cara larutan AgNO3 direduksi Corynebacterium glutamicum FHCC-0062. Pelapisan nanopartikel perak
pada bahan tekstil dilakukan dengan memasukkan sampel bahan tekstil steril ke dalam koloid
nanopartikel perak dan digojok kemudian dikeringkan. Uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus
aureus ATCC 25924 dan Escherichia coli ATCC 35218 dari bahan tekstil dilapisi nanopartikel perak
menggunakan metode Kirby Bauer. Pengamatan zona hambat untuk mengetahui aktivitas antibakteri
dilakukan setiap 6 jam sekali selama 48 jam waktu inkubasi. Data zona hambat dianalisis menggunakan
one way ANOVA dan uji lanjut LSD. Hasil penelitian menunjukkan Corynebacterium glutamicum
FHCC-0062 dapat mereduksi perak nitrat menjadi nanopartikel perak. Hasil uji zona hambat menunjukan
bahan tekstil dilapisi nanopartikel perak mempunyai sifat antibakteri terhadap S. aureus ATCC 25924 dan
E. coli ATCC 35218. Terdapat perbedaan aktivitas antibakteri di antara kain katun, nilon, poliester,
spandek dilapisi nanopartikel perak terhadap S. aureus ATCC 25924 dan E. coli ATCC 35218.

Kata kunci: nanopartikel perak, Corynebacterium glutamicum FHCC-0062, Staphylococcus aureus


ATCC 25924, Escherichia coli ATCC 35218

Abstract
The aims of this study were to find out the ability of Corynebacterium glutamicum FHCC-0062
in reducing silver nitrate into silver nano particles and antibacterial activity of textile material coated
silver nanoparticles against Staphylococcus aureus ATCC 25 924 and Escherichia coli ATCC 35218. The
preparation of silver nanoparticles in this study was done using green chemistry method by reducing
AgNO3 solution using Corynebacterium glutamicum FHCC-0062. The textile material was coated with
silver nanoparticles by dipping the sterile samples of textile into the silver nanoparticles colloidal,
shaking, then drying. Kirby Bauer’s method was used to test the antibacterial activity toward
Staphylococcus aureus ATCC 25924 and Escherichia coli ATCC 35218 by textile material coated with
silver nanopartilcles. Inhibition zone test to find out the activity of the bacteria was done every 6 hours in
48 hours of incubation time. Inhibition zone data then analyzed using one-way ANOVA and LSD test.
The result showed that Corynebacterium glutamicum FHCC-0062 could reduce silver nitrate to silver
nanoparticles. The inhibition zone test showed that textile material coated with silver nanoparticles has
antibacterial properties against S. aureus ATCC 25 924 and E. coli ATCC 35218. There were differences
in the antibacterial activity among cotton, nylon, polyester, and spandex coated silver nanoparticles
against S. aureus ATCC 25 924 and E. coli ATCC 35218.

Keywords: Corynebacterium glutamicum FHCC-0062, Escherichia coli ATCC 35218, silver


nanoparticles, Staphylococcus aureus ATCC 25 924
44 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 1 Tahun 2017

PENDAHULUAN Namun demikian, nanopartikel perak


Bahan tekstil merupakan salah satu biasanya disintesis secara kimia menggunakan
kebutuhan pokok masyarakat yang digunakan reduktor dan bahan penstabil tertentu. Metode
sebagai pelindung tubuh. Bahan tekstil yang sintesis kimia yang memakai bahan kimia
umum beredar di pasaran adalah katun, nilon, memiliki efek negatif berupa sifat toksik pada
poliester, dan spandek. Fenomena produk dan menyebabkan terjadinya pencemaran
kecenderungan permintaan pasar terhadap lingkungan (Margareta Dian Permatasari, 2015:
produk tekstil yang tahan terhadap serangan 11). Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya
mikroba merupakan salah satu pendorong alternatif bahan antibakteri yang dipreparasi
penerapan teknologi nano pada bahan tekstil, secara ramah lingkungan dan tidak bersifat
terutama yang mempunyai sifat antibakteri toksik bagi lingkungan.
(Agus Haryono dan Sri Budi Harmami, 2010: 1). Nanopartikel perak dapat dipreparasi secara
Bahan tekstil dengan sifat antibakteri dapat green chemistry meggunakan sintesis biologis.
dikembangkan malalui pelapisan nanopartikel Green chemistry adalah penerapan prinsip
perak, nanopartikel perak dapat membunuh penghilangan dan pengurangan senyawa
berbagai jenis mikroba dalam spektrum luas berbahaya dalam aplikasi produk kimia. Aspek
(Agus Haryono dan Sri Budi Harmami, 2010: 1- Green Chemistry adalah meminimalisasi zat
4). Aplikasi nanopartikel perak pada bahan berbahaya pada penggunaan katalis reaksi,
tekstil telah terbukti efektif dan hemat biaya penggunaan reagen tidak beracun, penggunaan
untuk meningkatkan kinerja sifat antibakteri sumber daya dapat diperbaharui, peningkatan
serat kain terhadap bakteri Escherichia coli efisiensi atom, penggunaan pelarut ramah
(Agus Haryono dan Sri Budi Harmami, 2010: 5). lingkungan, dan dapat didaur ulang sebagai
Nanopartikel perak berinteraksi dengan mana diungkapkan oleh Maria Ulfa, Praptining
membran sel bakteri yang mengandung protein Rahayu, Lussana Rossita Dewi (2013: 1).
dengan gugus fungsi sebagai komponen Sintesis biologis memberikan kemajuan metode
utamanya, kemudian senyawa perak menyerang kimia dan fisika karena biaya murah, ramah
rantai metabolisme bakteri, dan juga berinteraksi lingkungan, dapat digunakan dalam sintesis
dengan molekul DNA hingga pada akhirnya sel skala besar (Elumalai et al., 2011: 88).
bakteri mengalami kerusakan dan mengalami Sintesis biologi dapat dilakukan
kematian (Song et al., 2006: 58). Nanopartikel menggunakan mikroorganisme, salah-satunya
perak telah banyak digunakan karena bakteri. Sneha et al. (2010: 989) menyatakan
menunjukkan toksisitas rendah terhadap sel Corynebacterium glutamicum merupakan bakteri
mamalia (Agus Haryono dan Sri Budi Harmami, bersifat tidak patogen pada manusia dan dapat
2010: 5). membentuk nanokristal perak bersifat
antibakteri.
Perbedaan Aktivitas Antibakteri Bahan Tekstil ........ (Agustin Erviana) 45
Uji antibakteri dilakukan terhadap bakteri Populasi nanopartikel perak yang
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. dipreparasi C. glutamicum FHCC-0062. Sampel
Penggunaan kedua bakteri dikarenakan bakteri nanopartikel perak yang didepositkan pada kain
tersebut patogen pada manusia. Selain itu, kedua katun, kain nilon, kain poliester, kain spandek
jenis bakteri patogen ini merepresentasikan yang berukuran 6 mm x 6 mm.
karakteristik bakteri gram positif dan bakteri
Prosedur
gram negatif (Kane dan Kandel, 2006: 385).
Preparasi nanopartikel perak oleh C.
Tujuan dari penelitian ini adalah
glutamicum FHCC- 0062 diawali dengan
mengetahui kemampuan C. glutamicum FHCC-
perbanyakan C. glutamicum FHCC-0062 pada
0062 dalam mereduksi perak nitrat menjadi
media Nutrient Broth (NB) dengan perbandingan
nanopartikel perak dan kemampuan antibakteri
1:10 dimana dalam 250 mL NB diberi 25 mL
bahan tekstil yang dilapisi nanopartikel perak
starter, yang kemudian digojok menggunakan
terhadap S. aureus ATCC 25924 dan E.
shaker selama 240 jam dengan kecepatan 121
coliATCC 35218.
rpm pada suhu ruangan. Selanjutnya dilakukan
METODE PENELITIAN pemanenan bakteri dengan cara mensentrifus
Desain/Rancangan Penelitian pada kecepatan 2500 rpm selama 35 menit.
Penelitian ini merupakan eksperimen Filtrat (C. glutamicum FHCC-0062) yang telah
dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) tiga diperoleh kemudian didiamkan selama 24 jam,
faktorial. Faktor pertama adalah variasi jenis selanjutnya dibilas menggunakan akuades steril
bahan kain, faktor ke dua adalah variasi bakteri dengan cara disentrifus selama 15 menit pada
uji dan faktor ke tiga adalah variasi perlakuan kecepatan 2500 rpm, dimana pembilasan
pada bahan tekstil dilakukan sebanyak 2 kali (Sneha, 2010: 990).
Filtrat C. glutamicum FHCC-0062 hasil
Waktu dan Tempat Penelitian
sentrifus ditambahkan pada larutan AgNO3
Penelitian dilaksanakan bulan Maret
(0,006 M) yang digojok menggunakan shaker
2016 hingga November 2016. Pelaksanaan
pada suhuruangan selama 6 jam dengan
preparasi nanopartikel perak, pelapisan
kecepatan 121 rpm dalam kondisi tanpa cahaya
nanopartikel perak pada bahan tekstil, uji
(Sneha, 2010: 990). Setelah itu keberadaan
antibakteri pada bahan tekstil di Laboratorium
produk berupa nanopartikel perak dikarakterisasi
Mikrobiologi Jurusan Pendidikan Biologi
menggunakanUV-Vis spectrophotometer.
FMIPA UNY, sedangkan pengukuran
Pelapisan nanopartikel perak pada bahan
keberhasilan pembentukan nanopartikel perak
tekstil katun, nilon, poliester, spandek yang
dengan spektrofotometer UV-Vis dilaksanakan
berukuran 6 mm x 6 mm diawali sterilisasi kain
di Laboratorium Analisis Jurusan Pendidikan
dengan cara dicuci, dikeringkan menggunakan
Kimia FMIPA UNY.
oven dengan suhu 70 °C, dan kemudian di UV

Populasi dan Sampel Penelitian pada LAF selama 15 menit. Sampel bahan tekstil
46 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 1 Tahun 2017
yang sudah steril dimasukkan dalam koloid awalnya putih susu berubah menjadi kuning
nanopartikel perak dalam Erlenmeyer, kemudian kecoklatan yang ditunjukkan oleh Gambar 2.
dishaker pada kecepatan 121 rpm selama 24 jam
dan dikeringkan dalam oven pada suhu 700C
(Duran et al., 2007: 206).
Uji antibakteri bahan tekstil dilapisi
nanopartikel perak, kain tanpa dilapisi apapun
(kontrol negatif), kain yang dilapisi
Gambar 1. C. glutamicum FHCC-0062 pada
kloramfenikol (kontrol positif) terhadap S. Pengamatan Mikroskopik Perbesaran 1000x
aureus ATCC 25924 dan E. coli ATCC 35218
dilakukan dengan metode Kirby Bauer.
Pengamatan dilakukan setiap 6 jam sekali
selama 48 jam inkubasi. Pengukuran diameter
zona hambat dilakukan dengan mengukur jarak
dari tepi sampel uji ke batas lingkaran zona
hambat menggunakan jangka sorong (ketelitian
0,02 mm) pada 3 sisi sampel uji (Michael et al., Gambar 2. Koloid Nanopartikel Perak
2009: 786). Koloid nanopartikel perak hasil reduksi
dari larutan AgNO3 berwarna kuning
Teknik Analisis Data
kecoklatan menunjukkan telah terbentuknya
Data kemampuan C. glutamicum FHCC- nanopartikel perak. Hal tersebut merujuk
0062 dalam mensintesis larutan perak nitrat pada Zielinska et al. (2009: 1566)
menjadi nanopartikel perak dianalisis secara menyatakan bahwa koloid nanopartikel
deskriptif. Data kemampuan antibakteri bahan perak mempunyai warna kuning, krem,
tekstil yang dilapisi nanopartikel perak pada S. hitam, abu-abu, dan ragam warna lainnya.
aureus ATCC 25924 dan E. coli ATCC 35218 Warna yang muncul tergantung pada bentuk
dianalisis menggunakan One Way Analysis of dan ukuran nanopartikel (Sneha et al., 2010:
Variance (ANOVA) dengan Uji lanjut LSD 993).
(Least Significance Different) dengan taraf 5% Karakterisasi larutan AgNO3 dan
pada SPSS versi 20. nanopartikel perak dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometer UV-vis.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Menurut Sileikaite et al. (2006: 289)
Kemampuan C. glutamicum FHCC-0062
menyatakan bahwa koloid nanopartikel
dalam mereduksi perak nitrat menjadi
perak memiliki panjang gelombang dengan
nanopartikel perak yaitu larutan AgNO3 yang
rentang 350-550 nm pada analisis
ditambahkan C. glutamicum FHCC-0062
spektrofotometer UV- Vis. Analisis larutan
(Gambar 1) setelah 5 hari warna larutan yang
AgNO3 dan nanopartikel perak pada
48 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 1 Tahun 2017
coliATCC 35218berdasarkan Jam
Pengamatan.

Rerata diameter zona hambat keempat


bahan tekstil antibakteri terhadap S. aureus

(a) (b) ATCC 25924 dan E. coli ATCC 35218 pada


ketiga bahan uji (S1, S2, S3)
memperlihatkan bahan tekstil dilapisi
nanopartikel perak mempunyai rerata zona
hambat paling besar dibandingkan pada
kontrol negatif maupun kontrol positif
(c) (d)
seperti terlihat pada Gambar 6 dan Gambar
7. Bahan tekstil tidak dilapisi apapun
sebagai kontrol negatif tidak mempunyai
aktivitas antibakteri, yang ditunjukkan
dengan tidak adanya zona hambat pada
(e) (f)
semua sampel kain terhadap S. aureus
Gambar 5. Uji zona hambat, (a) katun
S2, (b) nilon S2, (c) poliester S2, (d) ATCC 25924 dan E. coli ATCC 35218.
spandek S2, (e) semua kain S1, (f) semua
Bahan tekstil dilapisi kloramfenikol sebagai
kain S3.
kontrol positif menunjukkan adanya zona
hambat, tetapi rerata zona hambatnya masih
di bawah rerata zona hambat bahan tekstil
dilapisi nanopartikel perak.
Berdasarkan Gambar 6 diketahui bahwa
zona hambat bahan tekstil katun, nilon,
poliester, spandek dilapisi nanopartikel
perak terhadap S. aureus ATCC 25924 dari
Gambar 6. Grafik Zona Hambat Semua
Perlakuan pada Bahan Tekstil terhadap S. pengamatan jam ke-6 hingga jam ke-36
aureus ATCC 25924 berdasarkan Jam mengalami peningkatan dan jam ke-36
Pengamatan.
hingga jam ke-48 mengalami stagnasi.
Berdasarkan Gambar 7 diketahui zona
hambat bahan tekstil katun, nilon, poliester,
spandek dilapisi nanopartikel perak terhadap
E. coli ATCC 35218 dari pengamatan jam
ke-6 hingga jam ke-42 mengalami
peningkatan dan jam ke-48 mempunyai nilai

Gambar 7. Grafik Zona Hambat Semua sama dengan jam ke-42. Peningkatan
Perlakuan pada Bahan Tekstil terhadap E. diameter zona hambat merupakan aktivitas
Perbedaan Aktivitas Antibakteri Bahan Tekstil ........ (Agustin Erviana) 49
eksponensial bakteri, sedangkan zona berinteraksi dengan membran sel bakteri
hambat mengalami stagnasi karena koloni yang mengandung protein dengan gugus
bakteri sudah dalam posisi fase kematian fungsi sulfhidril sebagai komponen
(Kane dan Kandel, 2006: 385). utamanya, kemudian senyawa perak
Hasil uji one way ANOVA dengan taraf menyerang rantai metabolisme bakteri, dan
5% menunjukkan nilai Sig. = 0,000, karena juga berinteraksi dengan molekul DNA
nilai sig. < 0,05 maka berarti variasi bahan hingga pada akhirnya sel bakteri mengalami
tekstil dilapisi nanopartikel perak memiliki kerusakan dan mengalami kematian.
pengaruh yang signifikan terhadap zona Aktivitas antibakteri bahan tekstil
hambat pada bakteri uji S. aureus ATCC dilapisi nanopartikel perak terhadap S.
25924 dan E. coli ATCC 35218. aureus ATCC 25924 menunjukkan rerata
Tabel 1. Hasil uji lanjut LSD Semua zona hambat lebih besar dibandingkan
Perlakuan pada Bahan Tekstil terhadap S.
dengan E. Coli ATCC 35218. Hal tersebut
aureus ATCC 25924 dan E. coliATCC
35218 menurut M. H. Anshari (2011: 46) S. aureus
Perlakuan Perbedaan Rerata Zona hanya mempunyai membran plasma tunggal
Hambat
S1 terhadap S2 dan S3 Signifikan dan E. coli memiliki sistem membran ganda,
S2 terhadap S1 dan S3 Signifikan
dimana membran plasmanya diselimuti oleh
S3 terhadap S1 dan S2 Signifikan
membran luar permeabel. Dengan demikian
Berdasarkan uji lanjut LSD dengan taraf
partikel nanopartikel perak lebih mudah
5% pada semua perlakuan bahan tekstil
melakukan difusi pada S. aureus karena
terhadap S. aureus ATCC 25924 dan E.
mempunyai hambatan lebih kecil.
coliATCC 35218 dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan deskripsi tersebut
Bahan tekstil yang tidak dilapisi mempunyai
diketahui bahwa aktivitas antibakteri bahan
perbedaan rerata zona hambat yang
tekstil dilapisi nanopartikel perak termasuk
signifikan terhadap bahan tekstil dilapisi
dalam aktivitas bakteriosidal berspektrum
nanopartikel perak dan bahan tekstil dilapisi
luas. Aktivitas bakteriosidal berspektrum
kloramfenikol begitupun sebaliknya. Hal
luas adalah aktivitas antibakteri yang
tersebut bermakna bahwa bahan tekstil
membunuh bakteri patogen dari golongan
dilapisi nanopartikel perak mempunyai
gram positif maupun gram negatif (Sylvia T.
pengaruh antibakteri yang nyata terhadap
Pratiwi, 2008: 154). Aktivitas bakteriosidal
kedua bakteri uji tersebut.
berspektrum luas pada bahan tekstil dilapisi
Menurut Song et al. (2006: 58),
nanopartikel perak dipengaruhi oleh ukuran
mekanisme antibakteri dapat dijelaskan
partikel nano, dalam penelitian ini nano
melalui interaksi nanopartikel perak
yang digunakan dimungkinkan berukuran 12
mendekat pada membran sel bakteri uji
nm. Menurut Agus Haryono dan Sri Budi
selama proses difusi sel berjalan dan masuk
Harmami (2010: 4), aktivitas antibakteri
ke dalam sel bakteri. Nanopartikel perak
pada nanopartikel perak didukung oleh luas
50 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 1 Tahun 2017
permukaan partikel besar, sehingga kain spandek. Perbedaan zona hambat pada
memungkinkan terjadinya kontak sangat keempat kain terhadap S. aureus ATCC
baik dengan mikroorganisme. 25924 dan E. coli ATCC 35218 disebabkan
Perbedaan aktivitas antibakteri di antara oleh perbedaan banyak sedikitnya celah
kain katun, nilon, poliester, dan spandek pada serat kait. Semakin banyak celah maka
yang dilapisi nanopartikel perak terhadap S. nanopartikel perak yang tertempel semakin
aureus ATCC 25924 dan E. coli ATCC banyak. Selain itu, disebabkan ada tidaknya
35218 dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9. pasangan elektron bebas pada gugus fungsi
polimer bahan tekstil katun, nilon, poliester,
dan spandek. Pasangan elektron bebas
tersebut akan berikatan kovalen kordinasi
dengan nanopartikel perak. Ikatan kovalen
kordinasi terjadi dengan cara pemakaian
bersama pasangan elektron yang berasal dari
salah satu atom pasangan elektron bebas
pada kain, sedangkan nanopartikel perak
Gambar 8. Grafik Zona Hambat Bahan (Ag0) hanya menyediakan orbital kosong
Tekstil dilapisi Nanopartikel Perak terhadap
S. aureus ATCC 25924 berdasarkan Jenis yang menerima pasangan elektron yang dan
Bahan Tekstil. digunakan bersama (Wulan Yunianingsih
dan Suyono, 2013: 4).
Bahan tekstil nilon mempunyai struktur
kimia berupa rantai senyawa panjang
poliamida sintetik dengan gugus berulang -
CONH. Gugus –CONH mempunyai
pasangan elektron bebas pada atom O dan
N, sehingga kemungkinan mengikat
nanopartikel perak lebih banyak. Selain itu,
serat poliamida mempunyai penampang
Gambar 9. Grafik Zona Hambat Bahan
Tekstil dilapisi Nanopartikel Perak terhadap melintang paling umum adalah bentuk
E. coli ATCC 35218 berdasarkan Jenis trilobal dan bulat yang menyebabkan
Bahan Tekstil.
banyaknya celah antar serat pada kain nilon
Berdasarkan grafik pada Gambar 8 dan
(Noerati dkk., 2013: 19), sehingga
9 diketahui bahwa bahan tekstil yang
nanopartikel perak banyak menempel pada
mempunyai daya hambat paling besar
celah antar kain nilon. Berdasarkan Gambar
terhadap S. aureus ATCC 25924 dan E. coli
8 dan 9 bahwa zona hambat kain nilon lebih
ATCC 35218 adalah kain nilon, kemudian
besar dari pada poliester, katun, dan
poliester, katun, dan yang terkecil adalah
spandek. Hal tersebut karena nilon
Perbedaan Aktivitas Antibakteri Bahan Tekstil ........ (Agustin Erviana) 51
mempunyai pasangan elektron bebas pada tersebut karena katun mempunyai
atom O dan N, sedangkan poliester dan permukaan serat yang luas dan katun
katun hanya mempunyai pasangan elektron bersifat hidrofilik, sehingga menjadikan
bebas pada atom O serta spandek tidak katun sebagai media yang baik untuk
mempunyai pasangan elektron bebas. pertumbuhan mikroorganisme (Agus
Poliester tersusun atas gugus fungsi – Haryono dan Sri Budi Harmami, 2010: 5).
COO. Gugus –COO mempunyai pasangan Spandek merupakan serat buatan
elektron bebas pada atom O yang berpolimer yang mempunyai ciri khas
berinteraksi dengan nanopartikel perak adanya gugus fungsi uretan (-NHCOO-)
membentuk ikatan –OAg. Secara umum dalam rantai utama polimer. Gugus -
serat poliester berbentuk silinder lurus untuk NHCOO tidak mempunyai pasangan
penampang membujur dan bulat untuk elektron bebas. Hal tersebut terjadi karena
penampang melintang yang menyebabkan adanya interaksi di antara rantai polimer
banyaknya celah antar serat pada kain pada spandek. Spandek mempunyai
poliester (Noerati dkk., 2013: 17), sehingga penampang membujur silinder lurus dan
nanopartikel perak banyak yang menempel penampang melintang berbentuk tulang
pada celah antar kain poliester. Berdasarkan anjing, ketika dibuat benang permukaan
Gambar 8 dan 9 diketahui bahwa zona antar serat cenderung menempel satu sama
hambat poliester lebih kecil dari pada nilon, lain, sehingga menyebabkan jumlah celah
akan tetapi perbedaan itu tidak signifikan. antar serat sedikit (Noerati, dkk., 2013: 23).
Perbedaan yang tidak signifikan Berdasarkan Gambar 8 dan 9 diketahui
dikarenakan kain nilon dan poliester sama- spandek mempunyai rerata zona hambat
sama mempunyai celah antar serat yang paling rendah di antara nilon, poliester, dan
banyak. katun. Hal tersebut karena permukaan antar
Katun memiliki gugus berupa –OH, serat spandek cenderung menempel satu
yang mempunyai pasangan elektron bebas sama lain menyebabkan sedikitnya celah
pada atom O yang dapat berinteraksi dengan antar serat dan tidak adanya pasangan
nanopartikel perak membentuk ikatan – elektron bebas pada gugus fungsi uretan,
OAg. Serat kapas mempunyai bentuk seperti sehingga nanopartikel perak yang menempel
pita terpilin pada penampang membujur dan pada serat kain spandek lebih sedikit dari
pada penampang melintang seperti ginjal nilon, poliester, dan katun.
dengan lubang ditengah disebut lumen yang
menyebabkan banyaknya celah antar serat Tabel 2. Hasil uji lanjut LSD Zona Hambat
Bahan Tekstil dilapisi Nanopartikel Perak
pada kain katun (Noerati dkk., 2013: 7).
terhadap S. aureus ATCC 2592 dan E. coli
Berdasarkan Gambar 8 dan 9 diketahui ATCC 35218
bahwa katun mempunyai rerata zona hambat
lebih rendah dari nilon dan poliester. Hal
52 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 1 Tahun 2017

Bahan Tekstil Perbedaan Rerata


Zona Hambat
Katun terhadap Nilon Tidak signifikan
Katun terhadap Poliester Tidak signifikan
Katun terhadap Spandek Signifikan
Nilon terhadap Katun Tidak signifikan
Nilon terhadap Poliester Tidak signifikan
Nilon terhadap Spandek Signifikan
Poliester terhadap Katun Tidak signifikan
Poliester terhadap Nilon Tidak signifikan
Poliester terhadap Spandek Signifikan
Spandek terhadap Katun Signifikan
Spandek terhadap Nilon Signifikan
Spandek terhadap Poliester Signifikan
Perbedaan Aktivitas Antibakteri Bahan Tekstil ........ (Agustin Erviana) 53
Katun, nilon, dan poliester dilapisi 4. Terdapat perbedaan aktivitas antibakteri di
nanopartikel perak mempunyai perbedaan antara kain katun, nilon, poliester, dan
rerata zona hambat yang signifikan terhadap spandek yang dilapisi Nanopartikel Perak
kain spandek dilapisi nanopartikel perak terhadap E. coli ATCC 35218.
begitupun sebaliknya, sedangkan di antara Saran
kain katun, kain nilon, dan kain poliester 1. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk
dilapisi nanopartikel perak perbedaan zona mengetahui mekanisme
hambatnya tidak signifikan seperti terlihat biosintesisnanopartikel perak oleh
pada Tabel 2. Katun, nilon, poliester Corynebacterium glutamicum FHCC-0062
menunjukkan hasil uji perbedaan zona 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
hambat tidak signifikan dikarenakan jenis mengenai ukuran nanopartikel paling efektif
kain tersebut mempunyai gugus fungsi untuk digunakan sebagai agen antibakteri
bersifat elektronegativitas yang terdapat 3. Perlu dilakukan penelitian mengenai
pasangan elektron bebas dan sama-sama mekanisme antibakteri nanopartikel perak
mempunyai banyak celah antar seratnya. terhadap Staphylococcus aureus dan
Spandek menunjukkan perbedaan rerata Escherichia coli.
zona hambat signifikan di antara katun,
DAFTAR PUSTAKA
nilon, poliester karena spandek tidak
mempunyai pasangan elektron bebas dalam Agus Haryono dan Sri Budi Harmami. 2010.
Aplikasi Nanopartikel Perak Pada Serat
gugus fungsinya dan mempunyai sedikit Katun Sebagai Produk Jadi Tekstil
celah antar seratnya. Antimikroba. Jurnal KimiaIndonesia. 5 (1):
1-6.
SIMPULAN DAN SARAN Duran, N., Marcato, P. D., Souza, G. I. H. D.,
Alves, O. L., Esposito E.2007. Antibacterial
Simpulan
Effect of Silver Nanoparticles Produced by
Berdasarkan hasil penelitian dan Fungal Process on Textile Fabrics dan Their
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: Effluent Treatment.Journal of Biomedical
Nanotechnology.Vol.3,203-208.
1. Corynebacterium glutamicum FHCC-0062 Dwidjoseputro. 2008. Aktivitas Antimikroba
dapat mereduksi perak nitrat menjadi Bumbu Masakan Tradisional Hasil Olahan
Industri Terhadap Bakteri Patogen Dan
nanopartikel perak Perusak. Jurnal TeknologiPangan. Vol XI
2. Bahan tekstil dilapisi nanopartikel perak No.2. Jakarta: ISSN.
Elumalai, E.K., Prasad, P.C. Nagajyothi dan E.
mempunyai sifat antibakteri terhadap David. 2011. A Bird’s eye view on Biogenic
Staphylococcus aureus ATCC 25924 dan Silver nanoparticles dan Their Application.
Pelagia Research Library, 2(2): 88-97.
Escherichia coli ATCC 35218 Kane, Mc. dan Kandel. 2006. Basic Food
3. Terdapat perbedaan aktivitas antibakteri di Micrbiology. New York: Van Nostrdan
Reinhold Company.
antara kain katun, nilon, poliester, dan Li, X., Xu, H., Chen, Z. S., Chen, G. 2011.
spandek dilapisi Nanopartikel Perak Biosynthesis of Nanoparticles by
Microorganisms dan Their
terhadap S. aureus ATCC 25924 Applications.Journal of Nanomaterials.ID
270974: 1-16.
54 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 1 Tahun 2017
M. H. Anshari. 2011. Pengaruh Penambahan Sneha, K., Sathishkumar, S., Mao, J., Kwak, I.
Senyawa Polisiloksan pada Komposit Katun S., Yun, Y. S. 2010. Corynebacterium
dan Poliester dengan Nanosilver terhadap glutamicum-mediated crystallization of
Stabilitas Antibakteri.Skripsi. Depok: silver ions through sorption dan reduction
Universitas Indonesia. processes. Journal of Chemical
Margareta Dian Purnomosari. 2015. Sintesis Engineering. Vol. 162 (989–996).
Antibakteri Nanopartikel Perak Solomon, S. D., Bahadory, M., Jeyarajasingam,
menggunakan Bioreduktor Ekstrak Daun V., Rutkowsky, S. A., dan Boritz, C.
Sirih (Piper betle linn) dengan Irradiasi 2007.Synthesis and Study of Silver
Microwave. Skripsi. Semarang: UNNES. Nanoparticles.Journal of Chemical
Maria Ulfa, Praptining Rahayu, Lussana Education.84 (2): 322-325.
Rossita Dewi. 2013. Konsep Pengetahuan Song, H. Y., Ko, K., OH, I., Lee, B. T. 2006.
Lingkungan Green Chemistry pada Program Fabrications of Silver Nanoparticles dan
Studi Pendidikan Biologi. Prosiding their Antimicrobial Mechanisms. Europan
Seminar Nasional X Pendidikan Biologi Cells dan Materials. 11 (1): 58.
FKIP UNS. 10 (3). Sylvia T. Pratiwi. 2008. Mikrobiologi Farmasi.
Michael, T., Martinko, J., Paul, D., Clark. 2009. Jakarta: Erlangga.
Biology of Microorganisms. Twelfth Wulan Yunianingsih dan Suyono.2013. Tingkat
Edition. San Francisco: Pearson Benjamin Keterampilan Berpikir Siswa Saling
Cummings. Bergantung(Dependen) dengan Tingkat
Noerati, Gunawan, M. Ichwan, Atin, S. 2013. Penguasaan Konsep Siswa pada IKatan
Teknologi Tekstil. Bahan Ajar Pendidikan Kimia.Journal of Chemical Education. 2
dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Sekolah (1): 1-10.
Tinggi Teknologi Tekstil: Bandung. Zielinska, A., Skwarek, E., Zaleska, A., Gazda,
Sileikaite, A., Prosycevas, I., Puiso, J., Juraitis, A., Hupka, J. 2009. Preparation of silver
A., Guobiene, A. 2006. Analysis of Silver nanoparticles with controlled particle size.
Nanoparticles Produced by Chemical Procedia Chemistry. 1: 1560–1566.
Reductionof Silver Salt Solution.ISSN
Materials Science.12 (4): 1392–1320.

Anda mungkin juga menyukai