Anda di halaman 1dari 6

Nama: I Gusti Agung Wirasatya Dinata

NPM: 202122121091
Kelas: IAN 21 PAGI
UAS ETIKA ADMINISTRASI

RANGKUMAN PERMASALAHAN (1 HALAMAN)


Permasalahan di vidio tersebut adalah pejabat dan anggota keluarganya pamer harta
kekayaan. Semua ASN sekaligus pejabat memiliki kode etik dalam suatu budaya
organisasi pemerintahan sehingga semua perilaku tinggah laku ASN, pejabat, dan
keluarganya diatur. Kode etik ini mencerminkan moralitas seseorang, namun masih
saja asn, pejabat, dan keluarganya melakukan Flexing atau memamerkan harta
kekayaannya merupakan sebuah perbuatan tidak bermoral yang melanggar. Apabila
kita berbicara tentang pejabat negara perbuatan flexing ini bisa juga dikatakan sebagai
perbuatan yang melanggar kode etik yang seharusnya sudah diperiksa oleh dewan
pengawas KPK. Adapun aksi pamer harta para pejabat di media sosial menggunakan
barang yang KW itu pun juga pelanggaran hukum dan hak cipta. Akhir-akhir ini sangat
diprihatinkan yang banyak melakukan aksi flexing atau memamerkan harta kekayaan
penyelenggara negara, pejabat negara bahkan keluarganya juga ikut serta dalam aksi
flexing ini mereka yang berani memamerkan kekayaannya dan tidak takut karena
memiliki kelainan jiwa. Jika dilihat salah satu nilai atau value integritas yaitu
kesederhanaan. Apabila ada seseorang yang memamerkan harta kekayaan berarti
seseorang tesebut tidak berprilaku sederhana, karena seharusnya manusia itu harus
didorong untuk hidup sederhana apabila manusia tidak sederhana selalu berlebihan dan
bermewah-mewahan melakukan perilaku menyimpang.
ANALAISIS PERMASALAHAN (3 HALAMAN)

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan seperangkat aturan yang mengatur
perilaku dan tata cara kerja bagi para pegawai negeri. Kode Etik ini bertujuan untuk
menegakkan standar tinggi dalam pelayanan publik serta mengatur moralitas dan
integritas dalam melaksanakan tugas sebagai seorang PNS. Kode Etik PNS biasanya
mencakup nilai-nilai moral, prinsip-prinsip integritas, kewajiban, dan tanggung jawab
PNS. Permasalahan Di video tersebut yaitu bagimana “oknum” PNS/ASN
memamerkan harta mereka, dimana di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara: Merupakan dasar hukum yang mengatur mengenai
ASN, termasuk dalam hal perilaku, kewajiban, hak, dan tanggung jawab ASN. Dan
juga di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil: Mengatur mengenai sanksi disiplin bagi PNS yang melanggar
ketentuan dalam menjalankan tugasnya. Dari peraturan tersebut bagimana, peraturan
tersebut sudah mengatur bagimana etik PNS/ASN Dalam materi etika administrasi Dia
melanggar ETIKA PROFESI, ETOS KERJA, DAN JUGA HEDONISME. Etika
profesi merujuk pada seperangkat nilai-nilai, prinsip, dan norma-norma moral yang
mengatur perilaku dan tindakan individu dalam konteks profesinya. Ini adalah panduan
moral yang membantu para profesional dalam mengambil keputusan yang tepat,
bertanggung jawab, dan etis dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Etika profesi
Sikap mengenai sebuah kesediaan untuk memberi pelayanan profesional pada
masyarakat. Caranya adalah dengan berbagai keahlian, serta terlibat secara penuh
dalam rangka pelaksanaan. Dalam video teresebut permasalahannya dimana beberapa
oknum PNS/ASN melakukan felxing pamer harta kekayaan mereka dimana hal
tersebut berlawanan dengan etika profesi seseorang bila dia menjadi seorang
PNS/ASN. Dalam video tersebut para oknum pejabat negara melakukan aksi pamer
hartanya di sosial media mereka, bahkan keluarga dari oknum terebut pun ikut
melakukan aksi flexing.
Dampak Terhadap Citra Pelayan Publik, Fenomena ini mengakibatkan
ketidakpercayaan masyarakat terhadap ASN sebagai pelayan publik yang seharusnya
memberikan contoh integritas dan keterbukaan dalam menjalankan tugas mereka.
Tindakan Hukum dan Peraturan ASN: Pemerintah telah mengeluarkan aturan dan
larangan terkait perilaku pamer bagi ASN, namun implementasinya masih terus
menjadi perdebatan dan tantangan. Pameran kekayaan dan gaya hidup oleh ASN tidak
hanya menjadi perhatian publik tetapi juga menjadi isu serius yang menunjukkan
perlunya penegakan aturan dan etika dalam tubuh pemerintahan. Diperlukan kesadaran
ASN untuk kembali pada prinsip-prinsip integritas, etika, dan pelayanan yang
seharusnya menjadi landasan dalam menjalankan tugas sebagai pelayan publik.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan tentang sumber pendapatan ASN yang
seharusnya tidak sebanding dengan gaya hidup mewah yang mereka tampilkan. Hal ini
menimbulkan dugaan terhadap kemungkinan keterlibatan dalam praktik korupsi atau
penyalahgunaan kekuasaan, dimana hal ini menjadi rentan terjadinya praktik dugaan
korupsi dikarenakan bagimana para oknum tersebut memiliki gaya hidup yang tinggi,
sehingga dengan hal itu membuat para oknum pns itu terkena kasus korupsi. Para ASN
mungki juga menyadari dampak negatif dari perilaku pamer ini terhadap citra lembaga
pemerintahan dan kepercayaan masyarakat. Mereka mungkin juga kurang memahami
peran dan tanggung jawab mereka sebagai pelayan publik. Prinsip yang di langgar nuga
etos kerja, ada pun pendapat menurut para ahli tentang ETOS KERJA:
1.Emile Durkheim: Sebagai seorang sosiologis lain yang terkenal, Durkheim
menekankan pentingnya solidaritas sosial dan integrasi dalam masyarakat. Etos kerja
dianggapnya sebagai kontribusi individu terhadap masyarakat, dengan bekerja keras
untuk kepentingan bersama dan memperkuat ikatan sosial.
2.Richard Sennett: Sebagai sosiolog kontemporer, Sennett menyoroti bagaimana
perubahan dalam struktur ekonomi dan teknologi telah mengubah etos kerja. Ia
menekankan pentingnya fleksibilitas, keterampilan, dan adaptabilitas dalam dunia
kerja yang terus berubah.
Sehingga bila ditarik secara garis besar etos kerja adalah konsep yang mengacu pada
sikap mental, nilai-nilai, dan norma-norma yang mendorong seseorang untuk bekerja
keras, bertanggung jawab, dan memiliki dedikasi tinggi terhadap pekerjaan mereka.
Dalam kasus ini para oknum pejabat negara tersebut sudah tidak menunjukan integritas
mereka dalam pekerjaan mereka, dengan memamerkan harta dengan itu melanggar
aturan dari pekerjaan tersebut. Prinsip hedonisme adalah pandangan yang menekankan
pada pencarian kesenangan atau kebahagiaan sebagai tujuan utama kehidupan. Dalam
konteks PNS yang memamerkan harta atau gaya hidup mewah, prinsip hedonisme
dapat menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku mereka. Hedonisme cenderung
menekankan pada kepuasan materi dan kenikmatan sensorik. Beberapa PNS mungkin
terpengaruh oleh pandangan ini, sehingga mereka terdorong untuk mengejar kekayaan
dan gaya hidup mewah sebagai cara untuk mendapatkan kebahagiaan atau status.
Hedonisme sering kali mengarah pada pandangan bahwa mencapai kebahagiaan atau
kesenangan pribadi merupakan hal yang paling penting. Beberapa PNS mungkin
memandang memamerkan kekayaan sebagai sarana untuk meningkatkan kepuasan diri
dan mendapatkan kebahagiaan pribadi, tanpa mempertimbangkan implikasi sosial atau
moral dari tindakan tersebut. Prinsip hedonisme bisa mendorong individu untuk
mengkonsumsi lebih banyak demi mencapai kebahagiaan. Dalam kasus PNS yang
memamerkan kekayaan, hal ini dapat tercermin dalam gaya hidup yang berlebihan atau
konsumtif untuk mendapatkan kesenangan atau kepuasan pribadi. Mimpi untuk
menyaksikan gaya hidup sederhana para pelayan publik merupakan harapan
masyarakat biasa. Hal ini sangat wajar mengingat masyarakat telah memberikan
banyak hal melalui pembayaran pajak dan retribusi kepada negara. Sejatinya, tanggung
jawab untuk hidup sederhana memang sangat berat, karena bagaimanapun juga naluri
dasar manusia ialah memamerkan hasil pekerjaan (berupa kekayaan) ke ruang publik
untuk mendapatkan eksistensi dan pengakuan. Yang perlu diatur ialah pembatasan atas
naluri tersebut.
REKMOENDASI DAN KESIMPULAN (1HALAMAN)
Fenomena tersebuut harus tidak boleh terjadi lagi, masalah dimana pejabat
melakukakan flexing, memang tidak di benarkan tetapi juga supaya tidak melanggar
aturan lainnya seperti korupsi, nepotisme. Ada beberapa saran menurut saya untuk
kasus flexing pejabat tersebut yaitu:
1.Penguatan Aturan dan Kode Etik: Pemerintah perlu memperkuat aturan yang
mengatur perilaku aparat pemerintahan terkait dengan pameran gaya hidup. Kode etik
yang jelas dan tegas harus diterapkan serta diawasi dengan ketat.
2.Pendidikan dan Pelatihan: Program pendidikan dan pelatihan yang menyasar aparat
pemerintahan tentang pentingnya etika, integritas, dan tanggung jawab sosial dalam
menjalankan tugas publik sangatlah penting. Ini dapat membantu meningkatkan
kesadaran mereka akan dampak negatif dari perilaku pamer.
3.Pengawasan Aktivitas Media Sosial: Lebih banyak fokus perlu diberikan pada
pemantauan aktivitas media sosial aparat pemerintahan. Audit atau pemantauan rutin
terhadap aktivitas online mereka dapat membantu mengidentifikasi perilaku pamer dan
mengambil tindakan yang sesuai.
4.Sanksi yang Tegas: Pemberian sanksi yang tegas dan konsisten kepada aparat yang
terbukti melakukan pameran gaya hidup yang tidak sesuai dengan kode etik dan
peraturan yang berlaku dapat menjadi deterrent efektif.
5.Pemberdayaan Ombudsman dan Lembaga Pengawasan: Mempertajam peran
lembaga pengawasan seperti ombudsman dalam mengawasi perilaku aparat
pemerintahan dan memberikan laporan transparan kepada publik tentang temuan
mereka.
6.Dorongan pada Keterbukaan dan Transparansi: Memotivasi aparat pemerintahan
untuk bersikap terbuka dan transparan terkait dengan kekayaan dan aset yang mereka
miliki. Ini bisa dilakukan dengan mengumumkan harta kekayaan secara terbuka dan
dapat diakses oleh publik.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-lahat/baca-artikel/15463/Etos-Kerja-
Pentingkah.html

https://money.kompas.com/read/2022/03/06/115413726/mengenal-hedonisme-
definisi-ciri-contoh-dan-dampaknya?page=all

https://www.gramedia.com/best-seller/gaya-hidup-hedonisme/

https://fahum.umsu.ac.id/etika-profesi-pengertian-sikap-manfaat-prinsip-dan-skill/

https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika-profesi/

Anda mungkin juga menyukai