Anda di halaman 1dari 290

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BUKU HARIAN

DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN TEKNIK MODELING
PADA SISWA KELAS VIIE SMP NEGERI 30 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2008/2009

SKRIPSI
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Nama : Rumi Zakhiatus Sholikhah
Nim : 2101405625
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
SARI

Sholikhah, Rumi Zakhiatus, 2009. Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian dengan
Menggunakan Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method Instruction) dan
Teknik Modeling pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang. Skripsi.
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing I Dr.Subyantoro, M.Hum., Pembimbing II Drs.
Wagiran, M.Hum.

Kata kunci: keterampilan menulis buku harian, metode pembelajaran langsung (direct
method instruction) dan teknik modeling.

Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para siswa setiap
harinya. Namun, pada kenyataannya banyak siswa yang mengeluh jika kegiatan belajar
sampai pada pokok pembelajaran menulis. Banyak siswa yang merasa belum mampu
menyusun dan menggunakan kalimat dengan struktur yang baik dan benar. Banyak
siswa juga belum bisa menuangkan gagasan dalam bahasa tulis yang baik, keadaan ini
akan menghambat keberhasilan pembelajaran menulis di kelas. Salah satunya adalah
keterampilan menulis buku harian yang merupakan keterampilan yang harus dimiliki
pada jenjang sekolah menengah pertama. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia diketahui bahwa tingkat keterampilan
menulis buku harian siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang masih rendah.
Rendahnya keterampilan siswa dalam menulis buku harian disebabkan oleh faktor
metode dan teknik pembelajaran yang digunakan guru masih kurang sesuai dan bersifat
konvensional. Selain itu, guru hanya memberikan materi pembelajaran menulis buku
harian saja tidak disertai dengan memberikan contoh-contoh buku harian, sehingga
ketika siswa disuruh menulis buku harian siswa benar-benar kesulitan. Selain itu dalam
menulis, pilihan kata yang digunakan oleh siswa kurang bervariasi. Hal ini terbukti
bahwa siswa sering mengulang-ulang kata yang sama pada kalimat/paragraf berikutnya.
Dalam penggunaan ejaan dan tanda bacanya masih kurang tepat, kalimat yang dibuat
siswa kurang padu (dalam hal ini ada kaitannya dengan kohesi dan koherensi), dan
bahasa yang digunakan kurang tepat, sehingga hasil karangannya kurang menarik untuk

ii
dibaca. Untuk mengatasi rendahnya keterampilan menulis buku harian tersebut,
peneliti memberikan solusi pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
langsung(direct method instruction) dan teknik modeling.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu (1) bagaimanakah


peningkatan keterampilan menulis buku harian pada siswa kelas VII E SMP Negeri 30
Semarang tahun ajaran 2008/2009 setelah pembelajaran menulis buku harian dengan
menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik
modeling, dan (2) bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas VII E SMP Negeri 30
Semarang tahun ajaran 2008/2009 setelah diadakan pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung(direct method instruction) dan teknik modeling.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis
buku harian pada siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang tahun ajaran 2008/2009
setelah pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran
langsung (direct method instruction) dan teknik modeling, dan (2) mendeskripsikan
perubahan perilaku siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang tahun ajaran 2008/2009
setelah diadakan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran
langsung(direct method instruction) dan teknik modeling. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan tes dan nontes.
Alat pengambilan data yang digunakan berupa pedoman observasi, jurnal, wawancara,
dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik kuantitatif dan
kualitatif.

Berdasarkan hasil analisis data tes dapat diketahui bahwa keterampilan menulis
buku harian siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang tahun ajaran 2008/2009 setelah
mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran
langsung(direct method instruction) dan teknik modeling telah terbukti mengalami
peningkatan. Hasil tes pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 67,32, sedangkan
pada siklus II terjadi peningkatan yang mencolok, yaitu memeroleh nilai rata-rata kelas
sebesar 78,40. Hal ini menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 16,44 %.
Peningkatan keterampilan menulis buku harian tersebut diikuti dengan perubahan
perilaku siswa ke arah positif, yaitu semakin aktif dan antusias dengan pembelajaran
menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung(direct method instruction)
dan teknik modeling.

Dari hasil penelitian tersebut, saran yang dapat peneliti rekomendasikan antara
lain (1) guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kiranya dapat memanfaatkan
metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling sebagai
iii
salah satu alternatif teknik pembelajaran dalam penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Dengan metode dan media tersebut telah terbukti dapat meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis teks berita. Selain itu, metode dan teknik ini juga
membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan meyenangkan. Hal ini
disebabkan siswa diajak untuk belajar bekerjasama secara berkelompok dengan disertai
media koran untuk bisa dimanfaatkan siswa dalam menambah wawasan. Penerapan
metode metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling
diharapkan mampu membuat proses pembelajaran bahasa khususnya pada aspek
keterampilan menulis menjadi lebih bervariasi; (2) siswa hendaknya bisa memanfaatkan
metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dalam
pembelajaran yang lebih lanjut. Dengan metode dan teknik tersebut dapat diketahui
kemampuan siswa dalam bekerjasama untuk memecahkan masalah, sehingga siswa
akan semakin semangat untuk mengembangkan keterampilan yang dimilikinya
kemudian hari. Tidak menutup kemungkinan bagi siswa untuk menggunakan metode
pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling pada pelajaran
yang lain; dan (3) peneliti-peneliti yang lain kiranya dapat melakukan penelitian-
penelitian pengembangan yang lebih lanjut mengenai keterampilan menulis buku
harian. Upaya-upaya peningkatan keterampilan siswa, khususnya keterampilan menulis,
akan menambah wawasan dan pengetahuan serta akan membantu guru untuk
memecahkan hambatan-hambatan yang sering kali muncul dalam proses pembelajaran.

iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

Semarang, Juni 2009

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Dr. Subyantoro, M.Hum. Drs. Wagiran, M.Hum.

NIP 132005032 NIP 132050001

v
PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, pada:

hari : Selasa

tanggal : 23 Juni 2009

Panitia Ujian Skripsi

Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. Rustono, M.Hum. Drs. Haryadi, M. Pd.

NIP 131281222 NIP 132058082

Penguji I, Penguji II, Penguji III,

Drs. Suparyanto Drs. Wagiran, M.Hum. Dr. Subyantoro, M.Hum.

NIP 130516901 NIP 132050001 NIP 132005032

vi
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.

Semarang, Juni 2009

Rumi Zakhiatus Sholikhah

NIM 2101405625

vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

1) Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya. Dan yakinlah
bahwa Allah akan memberikan rahmat dan pertolongan-Nya bagi hamba-Nya yang
selalu tawakal dalam hidup (QS. Al-Baqarah: 286).
2) God has a perfect plan for us. He never do it all at once, but step by step, because he
wanna teach us to “ walk by faith and not by sight” (penulis).
3) Kenalilah Allah pada saat engkau dalam kelapangan, niscaya Allah akan
mengenalimu saat engkau dalam kesulitan (penulis).
4) Kita tidak bisa membunuh waktu tapi waktu bisa membunuh kita, maka
manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya (penulis).

Persembahan

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1) Bapak Mawarno dan Ibu Sulastri serta adikku Kurniawan.


2) Keluarga besar bapak Sawardi.
3) Keluarga besar kost Beautiful House
4) Sahabat-sahabatku tercinta angkatan 2005.
5) Guru dan Dosen.
6) Almamater.
7) Seorang keturunan Adam yang telah hadir dan mengisi hidupku.

viii
PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan bagi Allah Swt., yang telah
memberikan rahmat serta hidayah kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Buku


Harian dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method Instruction)
dan Teknik Modeling pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang, penulis banyak
mengalami hambatan-hambatan yang menghalangi kelancaran dalam penyelesaian skripsi
ini. Berkat bantuan dan dorongan dari semua pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih secara tulus dan
mendalam kepada :

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan fasilitas-fasilitas kepada penulis.
2. Prof. Dr. Rustono, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah memberikan izin
kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini.
3. Drs. Wagiran, M.Hum., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan izin kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini.
4. Dr. Subyantoro, M.Hum., Pembimbing I yang dengan bijaksana memberi bimbingan,
pengarahan, dan gagasan kepada penulis.
5. Drs. Wagiran, M.Hum., Pembimbing II yang dengan sabar membimbing dan memberi
nasihat kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan bekal
ilmu dan pengetahuan selama kuliah.
7. Drs. AL Bekti Wisnu Tomo, M.M, Kepala SMP Negeri 30 Semarang yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 30 Semarang.

ix
8. Mardiyah, S.Pd., Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII E yang telah
membantu penulis selama proses penelitian.
9. Bapak Mawarno dan Ibu Sulastri, kedua orang tuaku yang telah dengan sabar dan ikhlas
mencurahkan waktu untuk mendidik, memberi kasih sayang, menasihati, dan
membimbing penulis.
10. Ayah Jumaat bin Katri dan Ibu Erni Sumarni, sebagai orang tua keduaku yang telah
memberikan semagat, doa, kasih sayang, dan nasihat kepada penulis.
11. Suratno, S.S yang telah memberikan doa, semangat, dan nasihat kepada penulis.
12. Keluarga besar bapak Sarwadi yang telah memberikan doa dan dukungan kepada
penulis.
13. Adik-adikku, Kurniawan dan Dewi, yang selalu memberikan doa dan kasih sayang
kepada penulis.
14. Tantowi yang selalu memberi semangat, doa, perhatian, tempat keluh kesah, dan
mengisi hidupku.
15. Sahabat-sahabatku, Heny, Aisya, Eri, Wulan, Wenty, Rikna, Galuh, Novi, Dian, dan Lilis,
yang selalu menjadi penyemangatku, sahabat suka duka, tempat keluh kesahku, dan
telah mengajari penulis arti sebuah persahabatan.
16. Mas Fahmi seseorang yang menjadi panutan dan selalu memberikan semangat,doa,
nasihat, perhatian, dan tempat keluh kesah penulis.
17. Teman seperjuanganku, Lukman Leksono dan Septian yang selalu memberikan
semangat, dukungan, bantuan dan berjuang bersama untuk menyusun skripsi.
18. Teman-teman PBSI Paralel C angkatan 2005, yang telah berbagi suka duka selama
kuliah.
19. Teman-teman kos, Garin, Puput, Siska, Sekar, Nisa, Mudah, Kiki, Tia, Novi, Asni, Reta,
Astuti dan Rani yang telah banyak membantu penulis, memberikan semangat, dan
menjadi tempat keluh kesah penulis.
20. Semua pihak yang telah membantu hingga selesai skripsi ini, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.

x
Semoga Allah senantiasa membalas kebaikan mereka dan senantiasa melimpahkan
pahala sebesar-besarnya.

Semarang, Juni 2009

Rumi Zakhiatus Sholikhah

xi
DAFTAR ISI

SARI .................................................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv

PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................................. v

SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii

PRAKATA ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvii

DAFTAR DIAGRAM.........................................................................................xix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah.................................................................................... 8

1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................... 10

1.4 Rumusan Masalah .................................................................................... 11

1.5 Tujuan Penelitian...................................................................................... 11

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................... 12


xii
BAB II LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 14

2.2 Landasan Teoretis .................................................................................... 21

2.2.1 Hakikat Menulis..................................................................................... 21

2.2.1.1 Pengertian Menulis............................................................................. 22

2.2.1.2 Tujuan Pengajaran Menulis................................................................. 23

2.2.1.3 Manfaat Menulis ................................................................................ 24

2.2.2 Hakikat Buku Harian ............................................................................. 25

2.2.2.1 Pengertian Buku Harian ..................................................................... 26

2.2.2.2 Manfaat Buku Harian ......................................................................... 27

2.2.2.3 Cara Menulis Buku Harian .................................................................. 28

2.2.3 Hakikat Metode Pembelajaran Langsung

(direct method instruction) ................................................................... 29

2.2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran Langsung

(direct method instruction) ................................................................... 29

2.2.3.2 Ciri-ciri Metode Pembelajaran Langsung

(direct method instruction) ................................................................ 31

2.2.3.3 Langkah-langkah Metode Pembelajaran Langsung

(direct method instruction) ................................................................ 31

2.2.3.4 Tujuan Pembelajaran Metode Pembelajaran Langsung


xiii
(direct method instruction) ................................................................ 32

2.2.4 Hakikat Teknik Pemodelan (modeling) ................................................... 33

2.2.5 Kriteria Penilaian Pembelajaran Menulis Buku Harian dengan

Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction)

dan Teknik Modeling ............................................................................ 38

2.2.6 Pembelajaran Keterampilan Menulis Buku Harian dengan Metode

Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction) dan

Teknik Modeling ................................................................................... 39

2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 40

2.4 Hipotesis Tindakan ................................................................................... 42

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian...................................................................................... 43

3.1.1 Proses Tindakan Siklus I ......................................................................... 44

3.1.1.1 Perencanaan ...................................................................................... 44

3.1.1.2 Tindakan............................................................................................. 45

3.1.1.3 Observasi............................................................................................ 48

3.1.1.4 Refleksi ............................................................................................... 50

3.1.2 Proses Tindakan Siklus II ........................................................................ 52

3.1.2.1 Perencanaan ...................................................................................... 52

3.1.2.2 Tindakan............................................................................................. 53
xiv
3.1.2.3 Observasi............................................................................................ 56

3.1.2.4 Refleksi ............................................................................................... 57

3.2 Subjek Penelitian ...................................................................................... 58

3.3 Variabel Penelitian ................................................................................... 59

3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Buku Harian ......................................... 59

3.3.2 Variabel Metode Pembelajaran Langsung

(direct method instruction) dan Teknik Modeling............................................ 60

3.4 Instrumen Penelitian ................................................................................ 61

3.4.1 Instrumen Tes ....................................................................................... 62

3.4.2 Instrumen Nontes.................................................................................. 68

3.4.2.1 Pedoman Observasi ............................................................................ 68

3.4.2.2 Pedoman Jurnal .................................................................................. 69

3.4.2.3 Pedoman Wawancara ......................................................................... 70

3.4.2.4 Pedoman Dokumentasi....................................................................... 71

3.5 Teknik Pengambilan Data ......................................................................... 72

3.5.1 Teknik Tes ............................................................................................. 72

3.5.2 Teknik Nontes ....................................................................................... 73

3.5.2.1 Observasi............................................................................................ 74

3.5.2.2 Jurnal ................................................................................................. 74

3.5.2.3 Wawancara ........................................................................................ 76


xv
3.5.2.4 Dokumentasi ...................................................................................... 77

3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................. 77

3.6.1 Teknik Kuantitatif .................................................................................. 78

3.6.2 Teknik Kualitatif..................................................................................... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian......................................................................................... 81

4.1.1 Siklus I ................................................................................................... 81

4.1.1.1 Hasil Tes Siklus I ................................................................................. 82

4.1.1.1.1 Keterampilan Menulis Buku Harian Siklus I ...................................... 82

4.1.1.1.2 Penilaian Indikator Kualitas Isi Buku Harian ..................................... 84

4.1.1.1.3 Penilaian Indikator Kelengkapan Unsur Buku Harian ....................... 86

4.1.1.1.4 Penilaian Indikator Ejaan dan Tanda Baca ....................................... 87

4.1.1.1.5 Penilaian Indikator Pilihan Kata ....................................................... 88

4.1.1.1.6 Penilaian Indikator Keefektifan Kalimat ........................................... 89

4.1.1.1.7 Penilaian Indikator Kohesi dan Koherensi ........................................ 91

4.1.1.1.8 Penilaian Indikator Kerapian Tulisan ............................................... 92

4.1.2.2 Hasil Nontes Siklus I ............................................................................ 93

4.1.2.2.1 Observasi......................................................................................... 93

4.1.2.2.2 Jurnal............................................................................................... 99

4.1.2.2.3 Wawancara ................................................................................... 104


xvi
4.1.2.2.4 Dokumentasi ................................................................................. 107

4.1.2.3 Refleksi Siklus I ................................................................................. 115

4.1.3 Siklus II ................................................................................................ 117

4.1.3.1 Hasil Tes Siklus II............................................................................... 117

4.1.3.1.1 Keterampilan Menulis Buku Harian Siklus II ................................... 118

4.1.3.1.2 Penilaian Indikator Kualitas Isi Buku Harian ................................... 120

4.1.3.1.3 Penilaian Indikator Kelengkapan Unsur Buku Harian ...................... 121

4.1.3.1.4 Penilaian Indikator Ejaan dan Tanda Baca ...................................... 122

4.1.3.1.5 Penilaian Indikator Pilihan Kata ..................................................... 123

4.1.3.1.6 Penilaian Indikator Keefektifan Kalimat.......................................... 124

4.1.3.1.7 Penilaian Indikator Kohesi dan Koherensi....................................... 125

4.1.3.1.8 Penilaian Indikator Kerapian Tulisan ............................................. 126

4.1.3.2 Hasil Nontes Siklus II ......................................................................... 127

4.1.3.2.1 Observasi....................................................................................... 127

4.1.3.2.2 Jurnal............................................................................................. 132

4.1.3.2.3 Wawancara ................................................................................... 137

4.1.3.2.4 Dokumentasi ................................................................................. 141

4.1.3.3 Refleksi Siklus II ................................................................................ 148

4.2 Pembahasan........................................................................................... 149

4.2.1 Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian dengan


xvii
Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction)

dan Teknik Modeling .......................................................................... 149

4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa setelah Dilakukan Pembelajaran

Menulis Buku Harian dengan Metode Pembelajaran Langsung

(direct method instruction) dan Teknik Modeling ................................ 156

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ................................................................................................ 173

5.2 Saran ...................................................................................................... 174

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 176

LAMPIRAN ................................................................................................... 181

xviii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Aspek Penilaian Tes Menulis Buku Harian ......................................... 62

Tabel 2 Aspek Penilian Kriteria, Skor, dan Kategori Buku Harian .................... 63

Tabel 3 Kategori dan Rentangan Skor Komulatif ............................................. 66

Tabel 4 Rekapitulasi Nilai Siswa ...................................................................... 67

Tabel 5 Perbandingan Nilai Komulatif Tiap Siklus............................................ 68

Tabel 6 Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus I ................................................ 82

Tabel 7 Penilaian Indikator Kualitas Isi Buku Harian ....................................... 85

Tabel 8 Penilaian Indikator Kelengkapan Unsur Buku Harian ......................... 86

Tabel 9 Penilaian Indikator Ejaan dan Tanda Baca .......................................... 87

Tabel 10 Penilaian Indikator Pilihan Kata ....................................................... 88

Tabel 11 Penilaian Indikator Keefektifan Kalimat . .......................................... 90

Tabel 12 Penilaian Indikator Kohesi dan kohensi . .......................................... 91

Tabel 13 Penilaian Indikator Kerapian Tulisan ................................................ 92

Tabel 14 Hasil Observasi Aspek Positif Siklus I ................................................ 94

Tabel 15 Hasil Observasi Aspek Negatif Siklus I ............................................... 97

Tabel 16 Keterampilan Menulis Buku Harian Siklus II .................................... 118

Tabel 17 Penilaian Indikator Kualitas Isi Buku Harian .................................... 120

Tabel 18 Penilaian Indikator Kelengkapan Unsur Buku Harian ...................... 121

xix
Tabel 19 Penilaian Indikator Ejaan dan Tanda Baca ...................................... 122

Tabel 20 Penilaian Indikator Pilihan Kata ..................................................... 123

Tabel 21 Penilaian Indikator Keefektifan Kalimat . ........................................ 124

Tabel 22 Penilaian Indikator Kohesi dan kohensi. ......................................... 125

Tabel 23 Penilaian Indikator Kerapian Tulisan . ............................................. 126

Tabel 24 Hasil Observasi Aspek Positif Siklus II.............................................. 128

Tabel 25 Hasil Observasi Aspek Negatif Siklus II ............................................ 130

Tabel 26 Perbandingan Peningkatan Keterampilan

Menulis Buku Harian Siklus I dan II ............................................... 151

Tabel 27 Perbandingan Nilai Tiap Indikator Siklus I dan II ............................ 152

xx
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Desain Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 43

Gambar 2 Aktivitas Siswa Menerima Penjelasan Peneliti Siklus I................... 108

Gambar 3 Aktivitas Siswa Bertanya kepada Peneliti Siklus I .......................... 109

Gambar 4 Aktivitas Siswa Menulis Buku Harian Siklus I ................................. 110

Gambar 5 Aktivitas Siswa Diskusi Mengerjakan Tugas dengan

Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction)

dan Teknik ModelingSiklus I ....................................................... 111

Gambar 6 Aktivitas Siswa saat Menjawab Pertanyaan dan

Mempresentasikan Hasil Pekerjaan Kelompoknya

Siklus I ........................................................................................ 113

Gambar 7 Aktivitas Siswa Mengisi Lembar

Jurnal Siswa Siklus I ..................................................................... 114

Gambar 8 Aktivitas Siswa Menerima Penjelasan

Peneliti Siklus II ........................................................................... 142

Gambar 9 Aktivitas Siswa ketika Bertanya

kepada Peneliti Siklus II ............................................................... 143

Gambar 10 Aktivitas Siswa Menulis Buku Harian Siklus II .............................. 144

Gambar 11 Aktivitas Siswa Berdiskusi Mengerjakan Tugas dengan


xxi
Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction)

dan Teknik Modeling Siklus II ..................................................... 145

Gambar 12 Aktivitas Siswa saat Menjawab Pertanyaan dan

Mempresentasikan Pekerjaan Kelompoknya Siklus II ............... 146

Gambar 13 Aktivitas Siswa Mengisi Lembar

Jurnal Siswa Siklus II................................................................. 147

Gambar 14 Perbandingan Aktivitas Siswa ketika Memperhatikan

Penjelasan Peneliti................................................................... 168

Gambar 15 Perbandingan Aktivitas Siswa ketika Bertanya

kepada Peneliti ........................................................................ 168

Gambar 16 Perbandingan Aktivitas Siswa Menulis Buku Harian ................. 169

Gambar 17 Perbandingan Aktivitas Siswa Berdiskusi Mengerjakan

Tugas dengan Metode Pembelajaran Langsung

(direct method instruction) dan Teknik Modeling ....................... 170

Gambar 18 Perbandingan Aktivitas Siswa saat Menjawab Pertanyaan

dan Mempresentasikan Pekerjaan Kelompoknya ..................... 171

Gambar 19 Perbandingan Aktivitas Siswa Mengisi Lembar

Jurnal siswa ............................................................................. 172

xxii
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus I ........................................... 84

Diagram 2 Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus II ........................................ 119

xxiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................... 181

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .............................. 191

Lampiran 3 Pedoman Observasi Siklus I dan II .............................................. 201

Lampiran 4 Pedoman Jurnal Siswa Siklus I dan II........................................... 204

Lampiran 5 Pedoman Jurnal Guru Siklus I dan II............................................ 206

Lampiran 6 Pedoman Wawancara Siklus I dan II ........................................... 208

Lampiran 7 Pedoman Dokumentasi Siklus I dan II ......................................... 210

Lampiran 8 Daftar Nilai Siklus I ..................................................................... 211

Lampiran 9 Daftar Nilai Siklus II .................................................................... 213

Lampiran 10 Model Buku Harian ................................................................. 215

Lampiran 11 Soal Tes Siklus I ........................................................................ 218

Lampiran 12 Soal Tes Siklus II ....................................................................... 219

Lampiran 13 Contoh Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus I .......................... 220

Lampiran 14 Contoh Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus II ......................... 223

Lampiran 15 Hasil Observasi Siklus I ............................................................. 226

Lampiran 16 Hasil Observasi Siklus II ............................................................ 229

Lampiran 17 Lembar Jurnal Siswa Siklus I ..................................................... 232

Lampiran 18 Lembar Jurnal Siswa Siklus II .................................................... 242


xxiv
Lampiran 19 Rekapitulasi Jurnal Siswa Siklus I .............................................. 252

Lampiran 20 Rekapitulasi Jurnal Siswa Siklus II ............................................. 253

Lampiran 21 Hasil Jurnal Guru Siklus I .......................................................... 254

Lampiran 22 Hasil Jurnal Guru Siklus II ......................................................... 257

Lampiran 23 Hasil Wawancara Siklus I .......................................................... 259

Lampiran 24 Hasil Wawancara Siklus II ......................................................... 263

Lampiran 25 Surat-surat ............................................................................... 268

xxv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa

memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman,

saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa

sebagai medium berkomunikasi hanya akan bermanfaat sebaik-baiknya bila bahasa

itu dikuasai oleh mereka yang masuk dalam lingkaran komunikasi tersebut baik

secara lisan maupun tulisan.

Keterampilan berbahasa yang diajarkan di Sekolah Menengah Pertama,

bertujuan untuk mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa, yang

meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu

keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk diajarkan sejak dini. Karena

menulis merupakan keterampilan bawaan, apabila seseorang menginginkan terampil

menulis harus banyak berlatih dengan tekun dan harus dilakukan secara terus-

menerus.

Dari uraian yang telah dikemukakan, menunjukkan bahwa untuk mendapatkan

keterampilan menulis tidak cukup dengan mempelajari pengetahuan tentang teori

menulis. Dengan menulis dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri.

Sehingga dapat mengetahui sampai di mana pengetahuan tentang suatu topik. Dalam
1
2

mengembangkan topik harus mengetahui bagaimana cara berpikir, menggali

pengetahuan, dan pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawah sadar

(Akhadiah dkk 1988:1).

Menurut Akhadiah (1998:1-3) menulis merupakan suatu kegiatan

penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan itu

merupakan isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan yang merupakan

sebuah sistem komunikasi antar manusia. Komunikasi tersebut biasanya

menggunakan simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati cara

pemakaiannya.

Dilihat dari segi kemampuan berbahasa, menulis adalah kemampuan

berbahasa paling akhir dikuasai. Kemampuan menulis lebih sulit dikuasai, bahkan

oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan oleh

kemampuan menulis yang menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan

unsur di luar bahasa itu sendiri (Nurgiyantoro 2001:296).

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulan bahwa kegiatan

menulis adalah sebuah aktivitas yang harus dimiliki oleh semua orang atau siswa.

Hal ini bertujuan supaya siswa dengan mudah dapat memecahkan masalah-masalah

yang dihadapinya. Sebaliknya siswa yang tidak mempunyai keterampilan menulis,

kemungkinan besar akan menghadapi kendala dalam berkomunikasi. Dengan menulis

siswa dapat mengungkapkan/mengekspresikan gagasan/pendapat, pemikiran, dan


3

perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas

siswa dalam menulis.

Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para siswa setiap

harinya. Namun, pada kenyataannya banyak siswa yang mengeluh jika kegiatan

belajar sampai pada pokok pembelajaran menulis. Banyak siswa yang merasa belum

mampu menyusun dan menggunakan kalimat dengan struktur yang baik dan benar.

Banyak siswa juga belum bisa menuangkan gagasan dalam bahasa tulis yang baik,

keadaan ini akan menghambat keberhasilan pembelajaran menulis di kelas. Siswa

dapat belajar dengan baik jika berada dalam kondisi yang ideal dengan kasih sayang,

kehangatan, dorongan, dan dukungan dari orang tua, teman, dan masyarakat sekitar.

Bila hal itu terus berlanjut, kesenangan dan kecepatan belajar dapat melekat erat

dalam diri siswa.

Dari uraian yang telah dikemukakan, untuk mendapatkan keterampilan

menulis tidak hanya mempelajari pengetahuan tentang tata bahasa dan mempelajari

pengetahuan tentang teori menulis. Hal ini dikarenakan bahwa dalam kemampuan

menulis, siswa harus benar-benar mengusai berbagai unsur kebahasaan dan unsur di

luar bahasa yang akan menjadi isi karangan.

Pembelajaran keterampilan menulis diharapkan dapat mencapai standar

kompetensi yang terdapat dalam kurikulum. Standar kompetensi yang harus dicapai

dalam pembelajaran menulis adalah siswa mampu menulis pengalaman, pikiran, dan
4

perasaan pada buku harian dengan memperhatikan cara pangungkupan dengan bahasa

yang baik dan benar. Adapun menulis buku harian adalah salah satu kompetensi dasar

yang ada dalam pembelajaran menulis.

Efisiensi dan efektivitas yang tinggi sangat diperlukan dalam kegiatan belajar

mengajar. Dalam rangka pencapaian efektivitas yang tinggi suatu KBM, para

pengajar utama dituntut untuk selalu aktif dan dinamis, sehingga dapat menyesuaikan

diri dan kondisi lingkaran belajar.

Berdasarkan pengamatan melalui efektivitas interaksi guru dan siswa dalam

KBM, kebanyakan para guru lebih condong menggunakan metode ceramah sebagai

metode yang dipergunakan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Hal ini terjadi

dengan alasan metode ini mudah untuk digunakan dan memerlukan persiapan yang

relatif singkat dan sederhana. Tetapi di sisi lain metode ini juga banyak memiliki

kelemahan, diantaranya adalah metode ini dapat menimbulkan kebosanan dan

kejenuhan pada siswa. Sehingga siswa cenderung mengurangi keaktifan siswa dalam

kegiatan belajar mengajar, dan memunculkan rasa malas pada siswa untuk belajar.

Hal ini dikarenakan kebanyakan pembelajaran di kelas cenderung teoretis dan tidak

terkait dengan lingkungan tempat anak itu berada.

Lemahnya keterampilan menulis siswa juga tidak terlepas dari faktor guru.

Pengajaran yang bersifat satu arah artinya guru aktif berceramah sedangkan siswa

hanya peserta yang pasif masih sering dijumpai dalam pembelajaran di sekolah.
5

Selain itu, guru juga kurang kreatif menyuruh siswa untuk berlatih menulis di rumah,

misalnya pengalaman pribadi siswa yang ditulis dalam buku harian.

Menulis buku harian sangat baik untuk dilakukan. Di dalam buku harian kita

dapat mengenali siapa diri kita sebenarnya. Hal ini akan menjadi sesuatu yang

menyenangkan bagi seseorang yang biasa menulis, tapi lain halnya dengan seseorang

yang tidak terbiasa. Bagi mereka yang tidak terbiasa menulis akan merasa sulit

mengungkapkan segala pengalaman, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki.

Sebuah buku harian mencatat kejadian-kejadian dan pikiran-pikiran yang

benar, tidak menyimpang dengan dibesar-besarkan dan harus lengkap tanpa

meringkas-ringkas apa yang ada. Kenyataannya, ini harus merupakan catatan yang

terus terang dan terbuka tanpa sesuatu yang disembunyikan dan dihilang-hilangkan

dari konteksnya. Catatan seperti itu membuat mudah bagi orang untuk melihat

kedalam dirinya dengan kejujuran yang mutlak, dimana penilaian kondisi atas diri

sendiri menjadi sederhana dan mudah, seseorang juga dapat perlahan-lahan mulai

menerima dirinya sendiri sebagaimana adanya tanpa merasa malu atau bersalah.

Bersamaan dengan itu, orang mampu untuk melakukan tindakan perbaikan melalui

metode yang sudah tersedia.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru bahasa Indonesia, kemampuan

siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang, dalam menulis buku harian masih

kurang bahkan ada yang belum tahu bagaimana cara menulis buku harian. Hal ini

terjadi karena guru hanya memberikan materi pembelajaran menulis buku harian saja
6

tidak disertai dengan memberikan contoh-contoh buku harian, sehingga ketika siswa

disuruh menulis buku harian siswa benar-benar kesulitan. Selain itu dalam menulis,

pilihan kata yang digunakan oleh siswa kurang bervariasi. Hal ini terbukti bahwa

siswa sering mengulang-ulang kata yang sama pada kalimat/paragraf berikutnya.

Dalam penggunaan ejaan dan tanda bacanya masih kurang tepat, kalimat yang dibuat

siswa kurang padu (dalam hal ini ada kaitannya dengan kohesi dan koherensi), dan

bahasa yang digunakan kurang tepat, sehingga hasil karangannya kurang menarik

untuk dibaca. Oleh karena itu, dengan melihat kenyataan tersebut maka pembelajaran

keterampilan menulis buku harian pada siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang,

perlu dilakukan peningkatan sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam

menulis buku harian.

Selain fenomena di atas, siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang, tidak

terbiasa menulis buku harian sehingga mengalami kesulitan untuk mengungkapkan

pengalaman, perasaan maupun pemikiran yang dimiliki. Hal ini terjadi dikarenakan

guru tidak pernah memberikan contoh model buku harian, sehingga siswa belum

mengetahui gambaran yang jelas mengenai bentuk dan isi buku harian itu seperti apa.

Menurut guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VII, kelas VII E

siswa-siswanya banyak yang pintar, tetapi masih banyak yang sulit diajak untuk

berdiskusi. Siswa bisa diajak berdiskusi tetapi dilatar belakangi oleh rasa takut

kepada guru yang mengajar bahasa Indonesia, karena siswa beranggapan guru bahasa

Indonesia tersebut sangat galak. Siswa kelas VII E masih kurang aktif dalam
7

pembelajaran atau dapat dikatakan kelas tersebut pasif, sehingga guru yang mengajar

di kelas harus pandai-pandai memilih strategi yang sesuai agar siswa di kelas tersebut

menjadi aktif.

Pembelajaran keterampilan menulis buku harian memang tidak mudah,

apalagi yang diajar adalah siswa SMP kelas VII, yang pada dasarnya baru beralih dari

bangku sekolah dasar, sehingga kosa kata yang dimilikinya pun masih sedikit. Oleh

karena itu, dalam pembelajaran keterampilan menulis siswa SMP kelas VII

diperlukan suatu metode dan teknik pembelajaran yang tepat. Metode dan teknik itu

adalah metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik

modeling. Dengan metode dan teknik ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih

bermakna bagi siswa.

Mengingat sifat ini penting sekali bagi guru untuk mempersiapkan situasi

pembelajarannya harus matang. Harus yakin benar bahwa siswa memahami tugas

yang diberikan harus bahan yang dijadikan stimulus. Serta bisa melakukan

brainstorming dengan menulis data-datanya pada kertas. Pada proses ini guru

memperoleh dari siswa kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang berguna untuk

langkah berikutnya. Langkah ini sangat berguna bagi siswa yang tidak terbiasa

menulis buku harian dan sulit untuk mengungkapkan pikirannya yang akan

dituangkan kedalam bentuk tulisan.

Oleh karena itu, dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian siswa

kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang, diperlukan suatu metode pembelajaran yang
8

tepat. Metode pembelajaran itu adalah metode pembelajaran langsung (direct method

instruction) dan teknik modeling. Metode pembelajaran bertujaan supaya siswa dapat

berinteraksi langsung dengan guru dan diberi contoh dari buku harian, sehingga siswa

mengetahui bagaimana bentuk dan jenis penulisan buku harian yang baik. Dengan

metode dan teknik pembelajaran ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna

bagi siswa.

Pendekatan dan strategi pembelajaran juga merupakan hal yang harus

dipertimbangkan oleh guru agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat

mencapai sasaran atau kompetensi yang harus dikuasai siswa. Strategi atau cara-cara

yang akan digunakan oleh guru untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan

selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan

mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan, dan karakteristik

peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu

(Hamzah 2001:3).

1.2 Identifikasi Masalah

Pembelajaran keterampilan menulis buku harian perlu dibelajarkan pada siswa

kelas VII. Pembelajaran ini berguna untuk mengembangkan daya pikir siswa dan

melatih kreativitas siswa. Akan tetapi pembelajaran keterampilan menulis buku

harian di SMP terutama kelas VII belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
9

Penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menulis buku harian

diidentifikasi melalui beberapa faktor yaitu : faktor guru, faktor siswa, faktor

lingkungan, dan faktor sarana. Faktor guru yaitu dalam penggunaan pendekatan

konvensional oleh guru yang lebih menekankan pada teori menulis dari pada praktik

dan guru tidak pernah memperlihatkan contoh buku harian kepada siswa. Cara

mengajar guru sering menggunakan metode ceramah sehingga pembelajarannya satu

arah, sehingga siswa tidak menjadi aktif melainkan pasif karena tidak adanya

interaksi antara guru dan siswa.

Faktor siswa yaitu kurang minatnya siswa pada pembelajaran menulis, siswa

jarang atau tidak pernah menulis buku harian, sehingga siswa memiliki tingkat

kognitif yang kurang dan kesulitan untuk mengungkapkan pengalamannya. Siswa

malas untuk berlatih dan belajar dalam menulis buku harian, karena siswa lebih

memilih untuk bermain dari pada berlatih dalam menulis buku harian.

Faktor lingkungan yaitu kurangnya dukungan atau motivasi dari keluarga

untuk belajar. Kebanyakan siswa lebih suka bermain jarang sekali mereka belajar,

karena bagi mereka pelajaran bahasa Indonesia gampang, hal ini terkesan siswa

sangat meremehkan mata pelajaran bahasa Indonesia. Siswa juga merasa asyik

bermain sehingga siswa lebih memilih untuk bermain dari pada belajar individu

ataupun kelompok.
10

Faktor sarana yaitu kurangnya sarana di sekolah tersebut untuk pembelajaran

bahasa Indonesia. Tidak lengkapnya buku ajar untuk siswa dan media pembelajaran

yang mendukung untuk kelancaran proses belajar mengajar.

Pembelajaran menulis buku harian di SMP memerlukan metode pembelajaran

yang tepat agar menunjukkan hasil yang memuaskan. Metode pembelajaran yang

sesuai dan dapat menghasilkan hasil yang bermakna bagi siswa adalah metode

pembelajaran langsung. Adapun komponen metode pembelajaran langsung yang

sesuai dalam pembelajaran menulis buku harian adalah komponen pemodelan yang

bertujuan agar siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai buku harian.

1.3 Pembatasan Masalah

Terdapat berbagai masalah yang berkaitan dengan pembelajaran keterampilan

menulis yang berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas. Tetapi

karena adanya keterbatasan yang ada pada peneliti, maka peneliti akan membatasi

permasalahan tersebut, yaitu siswa dalam menulis buku harian sangat rendah dalam

mengungkapkan pengalaman, pikiran, dan perasaan dengan kalimat yang baik dan

benar.

Dalam pembelajaran menulis buku harian peneliti menerapkan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan

keterampilan menulis buku harian. Dalam pembelajaran peneliti menggunakan


11

metode pembelajaran langsung (direct method instruction) yang bertujuan agar siswa

bisa mengembangkan belajarnya tentang pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan

tentang sesuatu, hal ini diharapkan siswa dapat mengerti apa itu buku harian. Selain

pengetahuan deklaratif siswa juga harus mengetahuai pengetahuan prosedural yaitu

pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, yaitu mengetahui bagaimana

cara menulis buku harian yang baik dan benar.

Selain metode pembelajaran langsung yang digunakan, peniliti juga menerapkan

teknik modeling untuk meningkatkan keterampilan menulis buku harian kelas VII E

SMP Negeri 30 Semarang. Dalam pembelajaran, peneliti

menunjukkan/memperlihatkan beberapa contoh model buku harian, sehingga siswa

dapat menemukan gambaran mengenai buku harian dan unsur apa saja yang harus

ada dalam buku harian. Adapun bentuk buku harian yang ditunjukkan kepada siswa

yaitu buku harian yang berisi pengalaman, pemikiran, dan perasaan.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1) Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis buku harian pada siswa kelas

VII E SMP Negeri 30 Semarang, setelah mengikuti pembelajaran menulis buku


12

harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan

teknik modeling?

2) Bagaimana perubahan perilaku siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang,

dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran langsung

(direct method instruction) dan teknik modeling?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, penelitian tentang peningkatan

keterampilan menulis buku harian melalui metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling bertujuan untuk :

1) Mengetahui peningkatan keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siswa kelas VII E SMP

Negeri 30 Semarang.

2) Untuk mengetahui perubahan perilaku siswa kelas VII E SMP Negeri 30

Semarang, dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua manfaat, yaitu:

1.6.1 Manfaat Teoretis


13

Dapat menambah khazanah penelitian pengajaran bahasa terutama

pembelajaran keterampilan menulis buku harian dalam bidang metode

pembelajaran.

1.6.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, dengan

kegunaan proses dan hasil penelitian bagi para praktisi pembelajaran, khususnya

bagi siswa, guru, dan sekolah tentang menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling.

1.6.2.1 Bagi Guru

1) Guru bahasa Indonesia akan semakin terbuka karena mengajarnya masih

banyak kekurangan, sehingga akan berusaha selalu meningkatkan cara

pengajarannya demi tercapainya tujuan pengajaran bahasa Indonesia

dalam pembelajaran menulis.

2) Memberikan masukan pada guru mengenai metode pembelajaran

keterampilan menulis buku harian dalam pembelajaran langsung dengan

teknik modeling kepada siswa tentang buku harian.

1.6.2.2 Bagi Siswa

1) Siswa akan semakin giat belajar dan berlatih menulis, karena sadar

akan kepentingan kegunaan menulis.

2) Meningkatkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis.


14

3) Membiasakan diri siswa dalam menulis buku harian dan meningkatkan

kualitas dalam menulis buku harian.

1.6.2.3 Bagi Sekolah

1) Sekolah akan semakin tahu bahwa menulis itu penting bagi siswa,

maka perlu disediakan sarana yang memadai untuk melatih siswa

menuangkan idenya dengan banyak menulis.

2) Meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi siswa dalam hal

menulis.
BAB II

LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian tindakan kelas yang mengkaji tentang keterampilan berbahasa,

khususnya keterampilan menulis bukanlah merupakan penelitian baru dalam bidang

pendidikan. Telah banyak pakar, praktisi bidang pendidikan bahasa maupun

mahasiswa yang melakukan penelitian tindakan kelas, guna memperbaiki

pembelajaran keterampilan menulis yang selama ini berlangsung. Pembelajaran

keterampilan menulis diarahkan pada tercapainya kemampuan dan kemahiran

menulis pada siswa dalam berbagai kesempatan, sehingga diharapkan dapat

menghasilkan siswa-siswa yang terampil menulis.

Pustaka yang mendasari penelitian ini yaitu karya-karya berupa hasil

penelitian mengenai keterampilan berbahasa khususnya yang mengkaji keterampilan

menulis dewasa ini telah banyak dilakukan. Beberapa peneliti yang telah mengangkat

permasalahan tentang keterampilan menulis antara lain dilakukan oleh Winarti

(2001), Lestari (2005), Gilangsari (2005), Pramukawati (2006), dan Istiqomah

(2006).

Winarti (2001) menulis skripsi tentang kemampuan menulis, dengan judul

Peningkatan Keterampilan Menulis Catatan Harian dengan Pendekatan

15
Keterampilan Proses pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Warung Asem Tahun

Ajaran 2000/2001. Hasil penelitian tersebut menunjukkan ada peningkatan prestasi

belajar siswa setelah menggunakan pendekatan proses. Peningkatan tersebut dapat

dilihat dari hasil siklus I, yang mencapai nilai rata-rata 66,54 dibandingkan dengan

hasil siklis II yang mencapai nilai rata-rata 70,22. Ini berarti meningkat 3,64. Selain

itu, dengan digunakan pendekatan keterampilan proses siswa lebih tertarik dan

antusias belajar. Siswa yang semula belum memahami tentang pembelajaran menulis

dapat menjadi lebih tertarik dan berusaha menuliskan pengalamannya atau peristiwa

yang menarik dalam cacatan harian.

Pada penelitian Winarti (2001) dan penelitian kali ini terdapat kajian

perbedaan yaitu pada penelitian Winarti dalam meningkatkan keterampilan menulis

buku harian menggunakan pendekatan keterampilan proses, sedangkan penelitian kali

ini menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan

teknik modeling. Tetapi di sisi lain terdapat persamaan yaitu sama-sama

meningkatkan keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan bahasa yang

baik dan benar pada siswa SMP kelas VII.

Lestari (2005) dalam penelitian yang berjudul Peningkatan Tujuh Aspek

Keterampilan Menulis Surat Pribadi dengan Pendekatan Kontekstual Komponen

Pemodelan pada Siswa Kelas V SDN Pedurungan Tengah 02 Semarang Tahun

Pelajaran 2004/2005, mengkaji peran komponen pemodelan dalam peningkatan

keterampilan menulis surat pribadi dan perubahan tingkah laku siswa. Hasil yang
diperoleh adalah adanya peningkatan dari pratindakan, siklus I sampai siklus II.

Sebelum dilakukan tindakan nilai rata-rata kalsikal menulis surat pribadi sebesar

58,5. Pada siklus I ada peningkatan 10,2 % dengan nilai rata-rata kelas 68,76 dan

siklus II terdapat peningkatan 14,87 % dengan nilai rata-rata kelas 83,65. Peningkatan

keterampilan menulis surat pribadi siswa itu diikuti dengan perubahan tingkah laku

negatif menjadi positif. Pada siklus II siswa semakin aktif dan antusias dalam

pembelajaran. Hal ini disebabkan siswa mulai senang dan menikmati pembelajaran

menulis surat pribadi dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan yang

diterapkan guru.

Pada penelitian Lestari (2005) dan penelitian kali ini terdapat kajian

perbedaan yaitu pada penelitian Lestari meneliti peningkatan keterampilan menulis

surat pribadi dengan menggunakan pendekatan kontekstual, sedangkan penelitian kali

ini meningkatkan keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Selain

perbedaan juga terdapat persamaan yaitu penelitian keduanya sama-sama meneliti

keterampilan menulis siswa dengan menggunakan model.

Kemudian penelitian oleh Gilangsari (2005) juga menunjukkan hal yang

positif. Penelitian berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Pengalaman Pribadi

Melalui Teknik Modeling dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas VII D

SMP Negeri 38 Semarang Tahun Ajaran 2004/2005, ini juga menunjukkan

peningkatan hasil keterampilan menulis pengalaman pribadi, yaitu dari rata-rata kelas
65,38 pada siklus I menjadi 70,42 pada siklus II. Perubahan sikap dan perilaku siswa

juga mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik, yaitu siswa mulanya tidak

terfokus menjadi terfokus dalam menulis setelah mendapatkan pembelajaran menulis

pengalaman pribadi melalui teknik modeling dengan pendekatan kontekstual.

Pada penelitian Gilangsari (2005) dan penelitian kali ini terdapat kajian

perbedaan yaitu Gilangsari pada penelitiannya meneliti peningkatan keterampilan

menulis pengalaman pribadi dengan pendekatan kontekstual, sedangkan penelitian

kali ini meneliti peningkatan keterampilan menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Selain

perbedaan juga terdapat persamaan yaitu penelitian keduanya sama-sama meneliti

keterampilan menulis siswa dengan menggunakan model buku harian.

Peneliti lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Pramukawati

(2006) yang berjudul Peningkatan Kemampuan Masyarakat Belajar pada Siswa

Kelas VII E SMP Negeri 40 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006. Peneliti ini

menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menceritakan pengalaman yang

mengesankan para siswa, yaitu dari rata-rata kelas 64,86 pada siklus I menjadi 77,56

pada siklus II atau meningkat sekitar 12,7 %. Peningkatan kemampuan menceritakan

pengalaman yang mengesankan siswa pada tiap siklus diikuti perubahan tingkah laku

yang positif, terlihat pada keaktifan dan ketertarikan siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa merasa senang dan berminat dalam
mengikuti pembelajaran menceritakan pengalaman yang mengesankan melalui

pendekatan kontekstual komponen masyarakat belajar.

Pada penelitian Pramukawati (2006) dan penelitian kali ini terdapat kajian

perbedaan yaitu Pramukawati pada penelitiannya meneliti kemampuan masyarakat

belajar, sedangkan pada penelitiannya ini meneliti peningkatan keterampilan menulis

buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan

teknik modeling. Selain perbedaan juga terdapat persamaan dalam penelitiaan yaitu

keduanya sama-sama meningkatkan keterampilan dalam pembelajarannya.

Istiqomah (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Optimalisasi

Keterampilan Menulis Buku Harian dengan Pendekatan Kontekstual Komponen

Pemodelan pada Siswa Kelas VII A SMPN 1 Wonodringgo, Kabupaten Pekalongan

Tahun Pelajaran 2005/2006. Membahas masalah kebermanfaatan pendekatan

kontekstual komponen pemodelan dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa

SMPN 1 Wonopringgo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam meningkatkan

keterampilan menulis melalui pendekatan kontekstual komponen pemodelan pada

siswa kelas VII A SMPN 1 Wonopringgo mengalami peningkatan sebesar 40,37%,

ini terbukti dengan hasil rata-rata keterampilan menulis buku harian pada siklus 1

sebesar 74,12% atau 24,43% dan pada siklus 11 83,62% atau 12,82%. Dengan

demikian, pendekatan kontekstual komponen pemodelan berhasil meningkatkan

keterampilan menulis buku harian siswa. Dari hasil nontes siswa lebih termotivasi

dan merasa lebih mudah mempelajari buku harian.


Pada penelitian Istiqomah (2006) dan penelitian kali ini terdapat kajian

perbedaan yaitu Istiqomah pada penelitiannya meneliti optimalisasi keterampilan

menulis buku harian dengan pendekatan kontekstual, sedangkan pada penelitiannya

ini meneliti peningkatan keterampilan menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Selain

perbedaan juga terdapat kajian persamaannya yaitu penelitian keduanya sama

bertujuan meningkatkan keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan

pemodelan buku harian.

Beberapa penelitian tersebut dapat memberikan inspirasi bagi penulis untuk

melakukan penelitian lain, tapi penelitian yang dilakukan penulis masih berkaitan

dengan penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu keterampilan

menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct

method instruction) dan teknik modeling, karena dengan adanya pembelajaran

langsung dengan beberapa contoh pembelajaran siswa kelas VII E SMP Negeri 30

Semarang dalam menulis buku harian bisa meningkat dengan meggunakan bahasa

yang baik dan benar.

Berdasarkan kajian pustaka tersebut dapat diketahui bahwa penelitian

tindakan kelas tentang menulis buku harian belum banyak dilakukan. Penelitian yang

telah ada tersebut memiliki kekhasan masing-masing. Begitu juga dengan penelitian

yang dilakukan penulis kali ini. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan

keterampilan menulis buku harian dengan memperhatikan cara pengungkapan dan


bahasa yang baik dan benar, seperti yang telah dilakukan oleh Winarti (2001) dan

Istiqomah (2006). Namun penelitian ini mempunyai perbedaan dengan penelitian

sebelumnya. Winarti (2001) menerapkan pendekatan keterampilan proses untuk

meningkatkan keterampilan siswa menulis buku harian dan Istiqomah (2006)

menerapkan pendekatan CTL untuk meningkatkan keterampilan siswa menulis buku

harian, sedangkan penelitian kali ini menerapkan metode pembelajaran langsung

(direct method instruction) dan teknik modeling.

Penelitian yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk melengkapi penelitian

sebelumnya mengenai menulis terutama dalam penulisan buku harian. Penelitian ini

memberikan alternatif lain bagi pembelajaran menulis khususnya menulis buku

harian. Alternatif lain dalam penelitian ini berupa penggunaan teknik pembelajaran

dan model pembelajaran. Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling.

Menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung

(direct method instruction) dan teknik modeling dapat melatih keaktifan siswa dalam

pembelajaran. Siswa dituntut untuk bisa menemukan sendiri pengetahuan yang

didapat dari proses belajar di kelas. Dari hasil mengamati dan menganalisis contoh

model-model buku harian yang diberikan oleh guru, siswa dapat menemukan sendiri

mengenai bagian-bagian dari buku harian serta cara penulisannya dengan baik dan

benar. Dengan adanya pembelajaran langsung ini diharapkan siswa tidak hanya
mengetahui apa itu buku harian saja, tetapi bisa mengetahui bagaimana cara menulis

buku harian yang baik dan benar.

Peningkatan ini mengkaji tentang peningkatan keterampilan menulis buku

harian dan perubahan tingkah laku siswa VII E SMP Negeri 30 Semarang, setelah

mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran langsung (direct method

instruction) dan teknik modeling. Pada penelitian ini guru mengkaitkan materi yang

diajarkan dengan dunia nyata siswa secara langsung dan guru menghadirkan contoh

atau model buku harian saat pembelajaran, sehingga siswa dapat menulis buku harian

dengan baik. Dengan demikian, keterampilan menulis buku harian pada siswa kelas

VII E SMP Negeri 30 Semarang dapat meningkat. Variabel penelitian adalah variabel

peningkatan keterampilan menulis buku harian dan variabel metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII E SMP

Negeri 30 Semarang.

2.2 Landasan Teoretis

Landasan teoretis dalam penelitian ini meliputi banyak hal antara lain: hakikat

menulis, tujuan pengajaran menulis, hakikat buku harian, manfaat buku harian, cara

menulis buku harian, aspek-aspek yang dinilai dalam menulis buku harian, hakikat

metode pembelajaran langsung (direct method instruction), ciri-ciri metode

pembelajaran langsung (direct method instruction), langkah-langkah metode


pembelajaran langsung (direct method instruction), tujuan metode pembelajaran

langsung (direct method instruction), dan hakikat pemodelan (modeling).

2.2.1 Hakikat Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis bukan berasal dari faktor bawaan. Jika seseorang ingin

terampil menulis harus banyak latihan yang dilakukan secara terus menerus. Pada

subbab ini dipaparkan pendapat para ahli mengenai pengertian, tujuan, serta manfaat

menulis.

2.2.1.1 Pengertian Menulis

Sujanto (1998) menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang

menjadi tujuan setiap pengajaran bahasa yang secara langsung memberikan saran dan

membuka jalan bagi para siswa untuk benar-benar mampu melakukan kegiatan

akademik.

Dilihat dari segi kemampuan berbahasa, menulis adalah aktivitas aktif

produksi, aktivitas menghasilkan bahasa, dilihat secara umum menulis adalah

aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Aktivitas yang pertama

menekankan unsur bahasa, sedangkan yang kedua adalah gagasan (Nurgiyantoro

2001:298).
Menurut konsep ini kegiatan menulis merupakan kegiatan untuk

mengungkapkan segala sesuatu yang ada dipikiran dan perasaan seseorang kepada

orang lain dalam bentuk tulisan. Dilihat secara leksikal, kata menulis mempunyai dua

arti. Pertama, menulis berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-

tanda yang dapat dilihat. Kedua, kata menulis mempunyai arti kegiatan

mengungkapkan gagasan secara tertulis (Wiyanto 2004:1-2).

Berdasarkan beberapa urain tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis

adalah kegiatan mengkomunikasikan gagasan, perasaan atau pesan yang dituangkan

dalam bentuk tulisan dan dapat disampaikan kepada orang lain tanpa bertatap muka

secara langsung. Menulis juga merupakan suatu kegiatan yang produktif dan

tentunya keterampilan ini harus selalu dilatih dengan disertai praktik yang teratur.

2.2.1.2 Tujuan Pengajaran Menulis

Adapun tujuan dari pengajaran menulis adalah (1) membantu para siswa

memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat melayani mereka, dengan jalan

menciptakan situasi-situasi di dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis dan

kegiatan menulis; (2) mendorong para siswa menggunakan bentuk yang tepat dan

serasi dalam ekspresi tulis; dan (3) mengembangkan pertumbuhan terhadap dalam

menulis dengan sejumlah cara dengan penuh keyakinan pada diri sendiri secara

bebas (Peck dan Schulz dalam Tarigan 1986:9).


Keraf dalam Akhadiah (1997:6-7) membagi tulisan berdasarkan tujuan

umum yang tersirat, yaitu: (1) eksposisi merupakan penulisan yang memenuhi

keinginan manusia untuk memberi informasi kepada orang lain, atau dari sudut

pembaca berkeinginan untuk memperolah informasi dari orang lain yang menguasai

suatu hal; (2) argumentasi adalah penulisan yang mempunyai keinginan untuk

meyakinkan pendengar atau pembaca mengenai suatu kebenaran dan lebih jauh

mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Sedangkan dari pihak pembaca dan

pendengar, mereka ingin mendapatkan kepastian tentang kebenaran ini; (3) persuasif

merupakan sebuah varian dari argumentasi. Tulisan ini lebih condong untuk

mempengaruhi manusianya dari pada mempertahankan kebenaran mengenai suatu

objek tertentu; (4) deskripsi merupakan penulisan atau pembicara yang berkeinginan

untuk menggambarkan atau menceritakan bagaimana bentuk atau wujud suatu objek,

atau mendeskripsikan cita rasa suatu benda, hal, atau bunyi; dan (5) narasi adalah

penulis atau pembicara berkeinginan menceritakan pada orang lain kejadian-

kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik yang dialami sendiri maupun

yang didengarnya melalui orang lain. Dengan cara ini, ia menemukan pula

kebutuhan para pendengar atau pembacanya untuk memperoleh informasi tentang

kejadian itu.

Berdasarkan pendapat di atas, tujuan pengajaran menulis adalah agar siswa

memiliki keterampilan menulis sehingga siswa mampu mengekspresikan gagasan

dan perasaan yang memiliki dalam bentuk tulis. Tujuan menulis juga dapat memberi
arahan, menjelaskan sesuatu yang berlangsung, disuatu tempat pada suatu waktu,

meringkas atau membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi singkat.

2.2.1.3 Manfaat Menulis

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa yang

semakin penting untuk dikuasai. Hal ini sejalan dengan pengabdian kebudayaan

industrial kemampuan yang terpenting adalah membaca dan menulis. Berdasarkan

uruaian tersebut kegiatan menulis mempunyai banyak manfaat diantaranya, (1)

dengan menulis kita dapat merangsang pemikiran kita; (2) dengan menulis dapat

memunculkan ide baru; (3) menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan

menjernihkan berbagai konsep atau ide yang kita miliki; (4) dengan menulis dapat

melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang; (5) dengan kegiatan menulis

dapat menyerap dan memproses informasi; (6) dengan menulis dapat melatih

memecahkan beberapa masalah sekaligus; dan (7) dengan kegiatan menulis

menjadikan kita untuk aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi (Hairston

dalam Darmadi 1996:3)

Kegiatan menulis ini tidak dapat dikatan mudah karena penulis tidak hanya

cukup menyampaikan ide, gagasan pendapat kepada pembaca. Menyerap, mencari

serta menguasai informasi yang berhubungan topik tulisan. Menulis juga merupakan

suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Sehingga dengan
wawasan itu pembaca menjadi ketagihan membaca tulisannya karena pembaca

merasa puas. Hal-hal itulah yang menyebabkan kegiatan menulis merupakan sesuatu

yang sulit.

Berdasarkan uraian pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa manfaat

menulis tiap personal dapat melatih seorang penulis dalam mengkomunikasikan

gagasannya secara runtut dan sistematis. Dengan kegiatan menulis secara intensif dan

terencana akan membiasakan penulis dalam berpikir dan berbahasa secara tertib serta

penggunaan kegiatan menulis secara bijaksana dapat memperbaiki kualitas kehidupan

bagi manusia.

2.2.2. Hakikat Buku Harian

Dalam subbab ini akan dibahas mengenai pengertian buku harian, manfaat

buku harian, dan cara menulis buku harian.

2.2.2.1 Pengertian Buku Harian


Buku harian merupakan rekaman masa lalu yang berisi kegiatan atau

tindakan yang telah kita lakukan, yang berisi pemikiran kita setelah melihat berbagai

kehidupan yang lalu dan menjadi inspirasi dan pemikiran dalam menghadapi

keadaan yang sama (Tim Cendekia 2004: 14)

Menurut Kosasih (2005: 399) buku harian adalah buku yang berisikan

catatan yang bersifat pribadi, berupa kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan ataupun

pengalaman-pengalaman berkesan yang dialami setiap hari dalam bentuk curahan

hati dan pikiran.

Buku harian adalah catatan tentang apa yang kita kerjakan hari ini dan masa

lampau, juga merupakan sumber informasi penting tentang peristiwa, apa, kapan,

siapa, bagaimana, mengapa, dan dimana, yang berhubungan dengan diri kita, untuk

mengungkapkan segala sesuatu yang tidak mungkin diungkapkan kepada orang lain

(Nurhadi 2007: 9). Buku harian merupakan salah satu bentuk tulisan pribadi. Tulisan

pribadi adalah suatu pernyataan dari gagasan-gagasan serta perasaan kita mengenai

pengalaman-pengalaman kita sendiri, yang ditulis baik bagi kesenangan kita sendiri

ataupun bagi kepentingan dan kenikmatan sanak keluarga atau sahabat karib.

Menulis buku harian sangat baik untuk dilakukan karena dalam menulis buku

harian kita akan dapat mengenali siapa diri kita sebenarnya. Meskipun bersifat

pribadi, buku harian memiliki makna-makna baik secara tersurat maupun tersirat.
Melalui kegiatan menulis setiap hari, seseorang dapat mengekspresikan diri

sehingga memunculkan sifat dan karakternya yang asli. Lama-kelamaan, kita

mengetahui emosi dan keinginan diri yang terpendam. Buku harian bukan sekadar

agenda kegiatan apa yang akan dilakukan seseorang. Fungsinya murni sebagai

wadah untuk menuangkan perasaan dan emosi dari hari ke hari. Dengan

menuliskannya ke buku harian, seseorang dapat mengeksplorasi diri hingga ke hal-

hal yang sensitif.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa buku

harian adalah sebuah buku yang berisi tulisan pribadi yang berupa ungkapan

perasaan, pengalaman seseorang atau berupa catatan tentang apa yang dikerjakan

hari ini maupun masa lampau.

2.2.2.2 Manfaat Buku Harian

Menurut Kosasih (2005: 399-401) ada beberapa manfaat yang diperoleh dari

mengisi buku harian antara lain: (1) teman di waktu luang yaitu buku harian menjadi

tempat mengadu semua perasaan yang tidak dapat diungkapkan kepada orang lain,

seperti rasa marah, kesal, atau senang kepada orang lain; (2) bahan biografi yaitu

buku harian dapat menjadi catatan perjalanan hidup seseorang; (3) arena rekreasi dan

ajang kreativitas dalam menulis yaitu dengan menulis buku harian kita dapat

menuangkan ide-ide berharga yang muncul secara tiba-tiba dalam benak kita dapat

kita selamatkan; (4) museum gagasan yaitu dengan menulis buku harian kita dapat
mencatat ide-ide atau gagasan yang sering muncul secara tiba-tiba kapanpun dan

dimanapun; (5) alat untuk bercermin diri yaitu dengan membaca kembali catatan-

catatan dalam buku harian, kita dapat menilai sikap, tindakan, atau perjalanan hidup

yang telah kita lalui; dan (6) membentuk kepercayaan diri, karena untuk berkata

jujur, mengungkapkan kelebihan, dan mengakui kekurangan, seringkali menjadi

sesuatu yang menakutkan bagi sebagian orang. Maka dengan menuliskannya dalam

buku harian ketakutan-ketakutan itu dapat dihindari.

2.2.2.3 Cara Menulis Buku Harian

Hal-hal yang perlu dilakukan ketika menulis buku harian adalah sebagai

berikut: (1) tentukan masalah atau topik utama yang akan dicatat, yaitu sebelum

menulis pengalaman kita kedalam buku harian, terlebih dahulu harus ditentukan

topik apa yang akan ditulis supaya dalam penulisannya isinya sama dengan topik

yang akan kita tulis; (2) tuangkan apa yang ingin kita catat itu secara bebas dan

leluasa, maksudnya dalam penuangan pengalaman pribadi harus bebas dan leluasa

tanpa ada ruang pikir yang membatasinya saat menulisnya di dalam buku harian,

tetapi harus dengan bahasa yang baik dan benar; (3) tidak mununda-nunda waktu,

maksudnya selagi kita ingin menulis kisah kita ke dalam buku harian tidak boleh

menunda waktu penulisannya. Hal ini supaya isinya lebih sempurna; dan (4)

cantumkan jam serta tanggal pada setiap kali membuat catatan, maksudnya setiap

kita menulis pengalaman kita ke dalam buku harian harus dicantumkan jam serta
tanggal, hal ini dianjurkan supaya kita mengetahui kapan kisah itu terjadi (Kosasih

2005:401).

2.2.3 Hakikat Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method Instruction)

Dalam subbab ini akan dibahas mengenai pengertian metode pembelajaran

langsung (direct method instruction), pengertian metode pembelajaran langsung,

ciri-ciri metode pembelajaran langsung, langkah-langkah metode pembelajaran

langsung, dan tujuan pembelajaran langsung.

2.2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method Instruction)

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah terbentuknya kemampuan

bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui komponen berpikir kritis, logis,

sistematis, dan memiliki sifat objektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu

permasalahan baik dalam bidang bahasa Indonesia, bidang lainnya, maupun dalam

kegiatan sehari-hari.

Namun, keadaan di lapangan belum sesuai dengan yang diharapkan. Hasil

studi menyebutkan meskipun adanya peningkatan mutu pendidikan yang cukup

menggembirakan, namun pembelajaran dan pemahaman siswa SMP (pada berapa

materi pelajaran termasuk bahasa Indonesia) menunjukkan hasil yang kurang

memuaskan. Pembelajaran di SMP cenderung text book oriented dan kurang terkait

dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran cenderung abstrak dan dengan

metode ceramah, sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa atau sulit dipahami.
Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan

kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran

bermakna, metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibatnya

motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung

menghafal dan mekanistik.

Mencermati hal tersebut di atas, kini sudah saatnya untuk diadakan

pembaharuan, inovasi ataupun gerakan perubahan mind set kearah pencapaian tujuan

pendidikan di atas. Pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya lebih bervariasi

metode maupun strateginya guna mengoptimalkan potensi siswa. Upaya-upaya guru

dalam mengatur dan memperdayakan dari berbagai variabel pembelajaran,

merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang

direncanakan. Karena itu pemilihan metode, strategi dan pendekatan dalam

mendesain model pembelajaran guna tercapainya iklim pembelajaran aktif yang

bermakna adalah tuntutan yang harus dipenuhi pada para guru.

Pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk menggambarkan

terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Menurut Nur

Muhammad (2001) menyebutkan bahwa metode pembelajaran langsung khusus

dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan

pengetahuan deklaratif, yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi

selangkah.
Lebih lanjut disebutkan pula, pengetahuan deklaratif (yang dapat

diungkapan dengan kata-kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan

pengetahun prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.

2.2.3.2 Ciri-ciri Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method Instruction)

Richards dan Rodgers dalam Tarigan (1991:112) menyatakan bahwa

pembelajaran langsung mempunyai ciri-ciri serta prosedur sebagai berikut: (1)

pengajaran kelas secara eksklusif dilaksanakan dalam bahasa sasaran; (2) kosakata

dan kalimat-kalimat sehari-hari yang diajarkan; (3) keterampilan berkomunikasi

lisan dibangun secara bertahap dan teratur dengan pertukaran tanya-jawab antar guru

dan siswa dalam kelas kecil dan intensif; (4) tata bahasa diajarkan secara induktif;

(5) butir-butir pengajaran baru diperkenalkan secara lisan; (6) kosakata konkret

diajarkan melalui demonstrasi, objek-objek, atau gambar-gambar kosakata abstrak

diajarkan dengan asosiasi ide-ide; (7) baik pemahaman berbicara, menyimak,

maupun menulis diajarkan; dan (8) ucapan dan tata bahasa yang tepat sangat

diperhatikan.

2.2.3.2 Langkah-langkah Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method

Instruction)

Langkah-langkah dalam model pembelajaran langsung secara garis besar ada

lima langkah dalam pengajaran langsung dimana model ini masih berpusat pada
guru, antara lain sebagai berikut : (1) fase persiapan, dalam fase ini guru

menjelaskan informasi latar belakang pelajaran, pentinganya pelajaran, dan

mempersiapkan siswa untuk belajar; (2) fase demonstrasi, dalam fase ini guru

mendemonstrasikan keterampilan dengan benar atau menyajikan informasi tahap

demi tahap; (3) fase pelatihan terbimbing, dalam fase ini guru merencanakan dan

memberikan bimbingan awal; (4) fase umpan balik, yaitu fase di mana guru harus

mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan

memberikan umpan balik; dan (5) fase pelatihan lanjut (mandiri), yaitu fase di mana

guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian

khusus pada penerapan kepada situasi yang lebih kompleks dan kehidupan sehari-

hari, (Depdiknas 2005:26).

2.2.3.3 Tujuan Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method Intruction)

Dalam pembelajaran langsung, umumnya guru merencanakan kegiatan

belajar mengajar secara terstruktur dan ketat. Pada awal pembelajaran, guru

menerapkan pemberi informasi dan pendemonstrasi yang aktif dan mengharapkan

siswa menjadi pendengar aktif dan baik. Keberhasilan metode langsung memerlukan

lingkungan yang baik untuk presentasi dan demonstrasi, yakni ruangan yang tenang

dengan penerangan cukup, termasuk alat pandang yang sesuai.

Metode langsung menekankan tujuan pembelajaran yang harus berorintasi

kepada siswa dan spesifik, mengandung uraian yang jelas tentang situasi penilaian
(kondisi evaluasi), dan mengandung tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan

(kriteria keberhasilan). Tujuan pembelajaran langsung ini adalah di mana siswa

harus bisa mengetahui pengetahuan yang didasari menjadi dua yaitu: (1)

pengetahuan tentang sesuatau (deklaratif), dan (2) pengetahuan tentang bagaimana

melakukan sesuatu (prosedural) (Depdiknas 2005:25).

2.2.4 Hakikat Teknik Pemodelan (Modeling)

Maksud pemodelan adalah dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau

pengetahuan, ada model yang harus ditiru (Depdiknas 2003:16). Pemodelan pada

dasarnya membahas gagasan yang dipikirkan, mendemontrasikan guru

menginginkan siswanya melakukan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemodelan dapat diartikan sebagai kegiatan

pemberian model dengan tujuan untuk mendemonstrasikan bagaimana siswa untuk

belajar atau melakukan sesuatu yang diinginkan.

Komponen pemodelan akan digunakan oleh peneliti dalam pembelajaran

keterampilan menulis buku harian. Pemodelan dalam pembelajaran keterampilan

menulis buku harian yaitu guru memperlihatkan contoh buku harian kepada siswa.

Hal ini dilakukan karena selama ini guru belum pernah menghadirkan model buku

harian di kelas sehigga siswa hanya mengira-ngira sendiri/membayangkan sendiri

bagaimana bentuk dari buku harian tersebut.


Buku harian memiliki sifat yang sangat pribadi (rahasia), maka bentuk dan

cara penulisan catatan harian bersifat bebas pula. Walaupun bersifat bebas, unsur-

unsur yang harus ada dalam penulisan buku harian tetap sama yaitu tempat kejadian,

waktu dan hal-hal/kejadian-kejadian yang terjadi. Sifat bebas yang dimiliki oleh

buku harian ini berpengaruh pada model (bentuk) penulisan buku harian. Menurut

Nurhadi, dkk (2007: 11-12) ada beberapa contoh model (bentuk) penulisan buku

harian antara lain:

Model 1

Senin, 6 Agustus 2007.

06.00 am. Hari pertama liburan di Singapura.

Pagi ini aku merasa senang karena hari ini merupakan hari pertama di

Singapura, aku liburan di tempat keluargaku di Blok 244.04 613, Jurong

East Street 24.

Selasa, 7 Agustus 2007.

17.00 pm. Menjemput adik pulang sekolah.

Aku berjalan sendirian menjemput adik pulang sekolah karena ayah dan

ibu masih kerja dan yang biasa jemput adik tante Maria sedang sakit.

Walaupun aku masih takut pergi sendiri karena bahasa inggrisku masih

berantakan aku tetap memberanikan diri menjemput adik. Untungnya


kemarin pagi aku diajak ibu mengantar adik sekolah jadi sudah tahu

tempatnya.

Rabu, 8 Agustus 2007.

13.00 pm. Jalan-jalan di Bukit Junction

Aku bersama ayah dan adik jalan-jalan di Bukit Junction, di sana

tempatnya distro dan butik-butik anak muda. Aku senang sekali karena

belanja adalah hobiku. Aku dibelikan ayah baju, tas, dan sepatu saat itu

hatiku sangat senang.

Kamis, 9 Agustus 2007.

10.00 am- 18.00 pm. Hari Jadi Singapura

Hari ini kami sekeluarga pergi ke Marina Bay untuk merayakan hari

lahirnya negara Singapura. Aku melihat dan masuk di durian runtuh yaitu

sebuah bangunan yang mirip dengan buah durian di dalamnya terdapat

museum. Banyak pesawat tempur yang berkeliling diseluruh kawasan

negara Singapura sambil membawa bendera yang begitu besar. Pantai

Marina begitu indah, karena disamping pantai ada patung singa kecil.

Hari mulai gelap dan kembang api yang begitu banyak dan besar mulai

dinyalakan. Begitu indah kembang api itu dan ini merupakan pengalaman
yang paling mengesankan. Karena waktu sudah malam aku bersama

keluargaku pulang ke rumah.

Model 2

Semarang

Kamis, 19 Maret 2009

Pukul 19.00 WIB

Aku baru saja bercerita pada teman sekamarku tentang kejadian lucu yang

aku alami hari ini. Kini saatnya berbagi cerita pada buku harianku yang menjadi

sahabatku saat aku senang maupun sedih. Saat aku sedang berjalan-jalan di Mall

Ciputra bersama Heny, kami memasuki setiap butik untuk melihat-melihat baju.

Lama sekali kami berbelanja akhirnya kamipun mendapatkan baju yang kami

sukai.

Karena lapar akhirnya kami makan di Solaria. Selesai makan kami pergi

melihat-lihat tas, akhirnya aku mendapatkan tas yang aku idam-idamkan. Karena

hari sore akhirnya kami pulang.

Setiba di parkiran aku mengambil helm di tempat penitipan. Tiba-tiba

ayahku telepon dan selesai ayah telepon aku langsung naik motor, tapi apa yang

terjadi ternyata motor yang aku naiki bukanlah Heny yang di motor itu melainkan

seorang cowok yang sedang menunggu ceweknya mengambil helm.

Aku sangat malu ternyata Heny disebelah kiri cowok itu, karena motornya

sama jadi aku salah naik, akupun ditertawakan Heny dan orang-orang disekitar
parkiran. Sepanjang perjalanan pulang kekos kami tertawa terus keingat

kecerobohan aku tadi di parkiran. “Hari ini aku benar-benar apes mimpi apa aku

semalam, walaupun tidak kenal sama cowok itu tapi bagiku malunya setengah

mati,” kataku dalam hati.

Model 3

Timbangan

Karya friend Zakhia

Terbayang sosok bayang dalam bayang-bayang

Bayang – bayang bergerak menutupi bayangan yang terbayang

Mencoba membayangkan dalam gelapnya bayang-bayang

Bayangan ada karena terang terhalang tidak lagi telanjang

Gelapnya bayang karena tiadanya terang

Kegelapan akan tiada bila kedatangan terang

Kehidupan selalu memiliki bayangan sebagai timbangan

Biarkan aku hidup dengan bayangan

Sebagai timbangan dalam mengarungi kehidupan

Mungkin terang, bayangan dan kegelapan adalah satu kesatuan

7 Mei 2009
Menulis buku harian dapat menggunakan kalimat yang ekspresif, yaitu

kalimat yang menyatakan pikiran dan perasaan secara mendalam. Dalam kalimat itu,

biasanya digunakan idiom dan pilihan kata tertentu yang menunjukkan arti ‘sangat’,

yang merupakan gabungan kata yang menyatakan satu ungkapan makna.

Tujuan dari penulisan buku harian untuk mencatat peristiwa atau kejadian

yang berkesan dalam kehidupan sehari-hari, dengan mengungkapkan pengalaman,

pemikiran, dan perasaanmu dengan bahasa nonformal atau sehari-hari (Nurhadi dkk

2007: 8).

Berdasarkan contoh bentuk/model penulisan buku harian, dalam hal ini

penulis hanya memfokuskan pada bentuk/model buku harian yang berisi tentang

pengalaman, perasaan, dan pemikiran. Hal ini disebabkan kerena indikator yang harus

dicapai dalam pembelajaran menulis buku harian adalah siswa mampu menulis

pengalaman, pemikiran, dan perasaan pada buku harian dengan memperhatikan cara

pengungkapkan dan tidak lupa mencantumkan waktu penulisan.

2.2.5 Kriteria Penilaian Pembelajaran Menulis Buku Harian dengan Metode

Pembelajaran Langsung (Direct method Instruction) dan Teknik Modeling

Buku harian adalah catatan tentang apa yang kita kerjakan hari ini dan masa

lampau, juga merupakan sumber informasi penting tentang peristiwa, apa, kapan,

siapa, bagaimana, mengapa, dan dimana, yang berhubungan dengan diri kita, untuk

mengungkapkan segala sesuatu yang tidak mungkin diungkapkan kepada orang lain
(Nurhadi 2007: 9). Buku harian merupakan salah satu bentuk tulisan pribadi. Tulisan

pribadi adalah suatu pernyataan dari gagasan-gagasan serta perasaan kita mengenai

pengalaman-pengalaman kita. Aspek-aspek yang dapat dinilai dalam menulis buku

harian antara lain: (1) kualitas isi; (2) kelengkapan unsur buku harian dengan bahasa

yang baik dan benar; (3) ejaan dan tanya baca; (4) pilihan kata; (5) keefektifan

kalimat; (6) kohesi dan koherensi; dan (7) kerapian tulisan (Nurhadi 2007: 10).

2.2.6 Pembelajaran Keterampilan Menulis Buku Harian dengan Metode

Pembelajaran Langsung (Direct method Instruction) dan Teknik

Modeling

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan

menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik

modeling merupakan pembelajaran yang bertujuan siswa bisa mengerti apa itu buku

harian dan bagaimana untuk menulisnya. Tujuan pembelajaran menulis buku harian

yang dimaksud adalah keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan

bahasa yang baik dan benar sesuai dengan langkah-langkah penulisannya

berdasarkan pengalaman pribadi siswa. Dalam menulis buku harian juga harus
disertai sumber informasi yang penting yaitu tentang peristiwa apa, kapan, siapa,

bagaimana, mangapa dan di mana, yang berhubungan dengan diri kita.

Teknik modeling digunakan sebagai alat untuk memberikan contoh-contoh

buku harian yang baik dan benar dalam penulisannya dan bahasanya. Selain itu

siswa juga bisa mengetahui berbagai model buku harian. Teknik modeling ini juga

memudahkan siswa dalam membuat buku harian, sehingga siswa dengan mudah

mempunyai gambaran yang benar dalam menulis buku harian. Jadi, teknik modeling

ini dapat membantu siswa untuk lebih mudah mengingat model-model dan cara

penulisan bahasa dengan baik dan benar dalam menulis buku harian.

Penggunaan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan

teknik modeling dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian sangatlah

mudah, yaitu: (1) siswa terlebih dahulu diberitahu apa yang dimaksud dengan buku

harian; (2) siswa diberitahu bagaimana cara penulisan buku harian yang baik dan

benar dengan bahasa yang baku; (3) siswa diberi contoh-contoh beberapa model

buku harian; (4) siswa memilih salah satu model buku harian yang terdapat dalam

contoh yang diberikan oleh guru; (5) siswa mengidentifikasi model buku harian

tersebut berdasarkan aspek-aspek penulisan buku harian yang baik dan benar

menliputi: kualitas isi, kelengkapan unsur buku harian, ejaan dan tata aca, pilihan

kata, keefektifan kalimat, kohesi dan koherensi, dan kerapihan tulisan, siswa

menuliskan peristiwa yang pernah dialaminya atau pengalaman yang menarik sesuai

dengan peraturan yang telah ditentukan dalam penulisan buku harian tanpa melihat
model dalam contohnya; dan (5) siswa selesai menulis pengalaman pribadinya,

kemudian hasil tulisannya dicocokkan dengan cara penggunaan bahasa dan tulisan

yang baik dan benar tersebut secara seksama.

2.3 Kerangka Berpikir

Pada pembelajaran menulis buku harian untuk siswa kelas VII SMP

sangatlah penting karena pada dasarnya siswa kelas VII adalah anak yang baru

mengalami masa peralihan dari SD ke SMP dan pengetahuannya mengenai menulis

pun masih dangkal. Selain itu, pembelajaran menulis buku harian ini dapat

bermanfaat bagi kehidupan siswa sehari-hari. Buku harian dapat digunakan untuk

melatih siswa menuangkan gagasan, pendapat atau pemikirannya dalam bentuk

tulisan dan juga melatih kreativitas anak.

Pada kenyataanya, keterempilan menulis buku harian siswa kelas VII E SMP

Negeri 30 Semarang belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat pada hasil penulisan

buku harian siswa rata-rata masih rendahnya keterampilan dalam menulis buku

harian, hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor siswa dan faktor guru. Faktor

siswa yaitu siswa jarang menulis buku harian di rumah, sehingga siswa sulit untuk

menuliskan pengalaman, pemikiran, dan perasaannya. Padahal siswa setiap hari pasti

mengalami suatu peristiwa atau memiliki perasaan baik senang maupun sedih yang

dapat dituliskan di buku harian.


Adapun dari faktor guru, selama ini guru di sekolah tersebut masih

menggunakan pendekatan konvensioanl yang lebih menekankan pada teori menulis,

bukan pada praktik. Hal ini disebabkan selama ini guru hanya berorientasi pada nilai

bukan pada keterampilan apa yang akan diperoleh setelah siswa lulus nanti, dan

pembelajaran menulis buku harian belum dilakukan secara optimal dan guru juga

belum pernah memperlihatkan contoh buku harian kepada siswa, sehingga sebagian

besar siswa di kelas tersebut kurang tahu bentuk dan isi buku harian yang baik.

Berdasarkan permasalah tersebut, peneliti mengadakan penelitian tindakan

kelas dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method

intruction) dan teknik modeling sebagai upaya mengatasi rendahnya kemampuan

menulis buku harian. Karena dalam metode pembelajaran langsung (direct method

intruction) dengan pemanfaatan model atau contoh buku harian yang ditunjukkan

oleh guru, dan dengan langkah-langkah pembelajaran dalam metode pembelajaran

langsung secara garis besar ada lima langkah dalam metode pengajaran langsung di

mana model ini masih berpusat pada guru, yaitu mulai dari fase persiapan,

demonstrasi, pelatihan terbimbing, umpan balik, dan pelatihan lanjut (mandiri).

Dengan adanya langkah-langkah tersebut dapat membantu siswa dalam proses

penulisan buku harian yang benar. Dengan adanya keterampilan menulis buku harian

siswa dengan pelatihan-pelatihan baik di sekolah maupun di rumah secara mandiri

akan lebih melatih siswa berpikir untuk menemukan cara menulis buku harian

dengan menggunakan pemikiran, perasaan, dan gagasan yang ada dalam diri siswa.
Sehingga kekreatifan siswa dalam menulis buku harian akan lebih aktif dan

termotivasi, sehingga kejenuhan yang dialami siswa saat pembelajaran menulis

dapat hilang.

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah setelah digunakannya metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling yaitu dengan

pemanfaatan contoh berbagai macam model buku harian yang ditunjukkan oleh

guru, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis buku harian dan tingkah

laku siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang mengalami perubahan ke arah

yang positif.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), artinya penelitian yang

berbasis kelas atau sekolah. Dalam penelitian tindakan kelas ini berisi refleksi awal

dan perencanaan umum. Penelitian ini bertujuan agar dapat memperbaiki dan

meningkatkan praktik pembelajaran di kelas.

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk proses pengkajian berdaur

yang terdiri atas empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I bertujuan untuk mengetahui

keterampilan menulis buku harian siswa pada tahap awal tindakan penelitian. Siklus

ini sekaligus dipakai sebagai refleksi untuk melakukan siklus II. Siklus II ini

digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis buku harian setelah

dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar yang

didasarkan pada siklus I.

Berikut merupakan gambar siklus penelitian tindakan kelas.

P RP

R T R T

O O

O O
Siklus I Siklus II

46
Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas

Keterangan :

P : Perencanaan
T : Tindakan
O : Observasi
R : Refleksi
RP : Revisi perencanaan

3.1.1 Proses Tindakan Siklus I

Proses tindakan siklus I terdiri atas empat tahap yaitu tahap perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi.

3.1.1.1 Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan tahap penyusunan rencana kegiatan dengan

menentukan langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah.

Masalah yang dialami dalam pembelajaran menulis buku harian selama ini adalah

masih rendah karena cara pembelajarannya yang digunakan kurang sesuai dengan

karakteristik siswa dan materi pembelajaran. Upaya untuk mengatasi masalah

tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang cocok dengan

kehidupan siswa sehari-hari yaitu menerapkan metode pembelajaran langsung (direct

method instruction) dan teknik modeling. Rencana yang dilakukan adalah menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam tahap perencanaan ini peneliti

mempersiapkan proses pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan


menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik

modeling dengan langkah-langkah :

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran menulis buku harian dengan

menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan

teknik modeling;

2) Menyiapkan contoh buku harian yang akan dijadikan model dalam pembelajaran.

Buku harian yang dibuat sesuai dengan jumlah kelompok dengan berbagai macam

cara penulisannya untuk pembelajaran menulis buku harian di kelas;

3) Menyusun instrumen nontes dan tes; dan

4) Bekerjasama dengan guru mata pelajaran dan teman sejawat.

3.1.1.2 Tindakan

Tindakan adalah perbuatan yang dilakukan oleh guru sebagai upaya perbaikan

keterampilan menulis buku harian untuk siswa SMP Negeri 30 Semarang, khusunya

kelas VII E. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti secara garis besar adalah

melaksanakan proses pembelajaran menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Tindakan ini

dilaksanakan dalam tiga tahap pertemuan, yaitu tahap pendahuluan, tahap inti

pembelajaran, dan tahap penutup. Tindakan pada masing-masing pertemuan

dijabarkan sebagai berikut.

1) Pertemuan Pertama
Pada tahap pendahuluan dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut :

(1) guru memberikan ilustrasi tentang buku harian kepada siswa dengan

menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (2) guru

mengadakan tanya jawab kepada siswa, pernahkah mereka menulis buku harian;

dan (3) guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu, yaitu menulis buku

harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan

teknik modeling.

Tahap inti pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah dalam

pembelajaran, yaitu : (1) guru menjelaskan informasi latar belakang tentang

menulis buku harian, pentingnya pembelajaran menulis buku harian, dan

mempersiapkan siswa untuk belajar menulis buku harian secara terbimbing; (2)

siswa dikondisikan dalam kelompok-kelompok kecil terdiri atas 4-5 siswa; (3)

siswa menyimak lembar contoh pengalaman pribadi dalam buku harian yang

dibacakan guru sebagai bahan acuan menulis; (4) siswa dan guru mendiskusikan

tentang cara-cara menulis buku harian dengan bahasa yang baik dan benar dalam

pembelajaran langsung; (5) siswa diberi penguatan oleh guru mengenai hasil

diskusi; (6) siswa ditugasi untuk menulis buku harian model ke-1 sesuai dengan

pengalaman pribadi siswa secara individu dalam berkelompok pada peristiwa

tertentu dalam satu hari; (7) siswa mengumpulkan hasil penulisan buku harian

sebagai bahan penilaian individu dalam kelompoknya masing-masing; (8) guru

memilih hasil tulisan pengalaman pribadi terbaik dari masing-masing kelompok


dipilih satu tulisan untuk dipersentasikan di depan kelas; (9) kelompok lain

memberikan penilain berdasarkan rubrik penilaian; dan (10) siswa mendapatkan

penjelasan dari guru bahwa apa yang telah dilakukan merupakan kegiatan menulis

buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method

instruction) dan teknik modeling.

Tahap selanjutnya adalah tahap penutup dengan kegiatan berikut: (1) guru

bertanya kepada siswa tentang kesulitan-kesulitan menulis buku harian dengan

bahasa yang baik dan benar dalam pembelajaran langsung; (2) guru dan siswa

melakukan refleksi tentang proses pembelajaran pada hari itu dan membuat

kesimpulan terhadap hasil pembelajaran; dan guru memberikan motivasi atau

dorongan kepada siswa untuk belajar lebih rajin; dan (3) siswa mendapatkan tugas

untuk menulis pengalaman pribadi model ke-2 dengan bahasa yang baik dan

benar sesuai langkah-langkah penulisannya.

2) Pertemuan Kedua

Pada tahap pendahuluan dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:

(1) guru menanyakan apakah siswa telah berlatih menulis buku harian

berdasarkan pengalamannya baik yang menyedihkan maupun yang

menyenangkan berdasarkan penugasan pada pertemuan pertama; dan (2) guru

menjelaskan bahwa kegiatan hari itu yaitu menemukan definisi menulis buku

harian, manfaat dan tujuannya, dan perbedaan penyajiaanya berdasarkan model-


model buku harian dalam metode pembelajaran langsung (direct method

instruction).

Tahap inti pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah dalam

pembelajaran, yaitu: (1) siswa diminta untuk mendefinisikan buku harian

berdasarkan pengetahuan siswa ketika diberikan beberapa contoh model buku

harian oleh guru; (2) guru dan siswa mendiskusikan dan menyimpulkan definisi

buku harian; (3) guru dan siswa berdiskusi tentang manfaat buku harian, cara

menulis buku harian yang benar, dan perbedaan penyajiannya sesuai model-

model buku harian; (4) siswa mendapat penjalasan dari guru tentang menulis

buku harian; (5) siswa berlatih secara individu dalam kelompok untuk menulis

buku harian berdasarkan model ke-3; (6) guru meminta siswa untuk saling

menukarkan catatan hariannya dengan kelompok lainnya; (7) siswa dengan

kelompoknya mendiskusikan kesalahan dan kekurangan yang ada, kemudian

membenahinya; (8) guru memilih salah satu kelompok untuk membacakan hasil

diskusinya dan meminta anggota kelompok lain mendengarkan, kemudian

kelompok lain memberikan tanggapan atau masukan untuk kelompok yang

diminta untuk membaca hasil diskusinya; (9) guru dan siswa mendiskusikan

kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan catatan harian yang telah dibuat oleh

siswa; dan (10) guru memberikan penguatan dan kesimpulan terhadap hasil

diskusi siswanya.
Pada tahap selanjutnya adalah tahap penutup dengan kegiatan berikut : (1)

guru bersama siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar pada

hari itu; dan (2) siswa diberi tugas untuk membuat buku harian berdasarkan tiga

model berserta judulnya, dengan bahasa yang baik dan benar.

3.1.1.3 Observasi

Observasi adalah mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang

dilakukan siswa dalam proses pembelajaran menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling.

Pengamatan ini dilakukan sejak awal, selama proses pembelajaran dan akhir

pembelajaran. Observasi ini peneliti tidak hanya sendirian, tetapi dibantu oleh tiga

orang teman, dua laki-laki dan satu perempuan, yaitu yang laki-laki satu mengambil

video dan yang satunya membantu dalam tahap wawancara kepada beberapa siswa

serta mengambil foto pada setiap kegiatan pembelajaran. Teman perempuan

membantu saat membagikan beberapa contoh model buku harian dan kertas asturo

dan kerta lipat untuk membuat majalah dinding. Dalam observasi ini data diperoleh

dengan mengaitkan antara hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi

dengan data tes yang dilakukan pada setiap siklus. Dalam proses observasi ini data

diperoleh melalui beberapa cara seperti yang disebutkan diatas, antara lain: (1) tes

yang digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa serta peningkatan

keterampilan menulis buku harian setelah dilakukan dua siklus; (2) observasi untuk

mengetahui perilaku/aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung; (3) jurnal


penelitian diberikan untuk mengungkapkan segala hal yang dirasakan siswa selama

pembelajaran berlangsung, jurnal berisi mengenai pesan dan kesan siswa setelah

mengikuti metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik

modeling. Sebagaimana jurnal siswa dan jurnal guru berisi mengenai ungkapan

persaan setelah melakukan pembelajaran menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (4)

wawancara digunakan untuk memperoleh data melalui pendapat siswa yang

dilakukan di luar kegiatan pembelajaran. Wawancara ini dilakukan kepada siswa

yang mempunyai nilai tinggi, sedang, dan rendah masing-masing satu siswa. Hal ini

dilakukan untuk mengungkapkan data secara lengkap; dan (5) dokumentasi

digunakan untuk mendapatkan data nontes yang berupa gambar (foto) dan video

digunakan sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa selama penelitian. Hal

ini akan memperkuat data yang lain, yaitu memperjelas dan mendukung data. Seluruh

data tersebut dijelaskan dalam bentuk deskripsi secara lengkap.

3.1.1.4 Refleksi

Pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran lansung dan

teknik modeling yang dilakukan pada siklus I ini mulai disukai oleh siswa. Hal ini

terlihat dari antusiasme siswa terhadap proses pembelajaran. Hasil tes menulis buku

harian siklus I hanya tiga kategori yang menunjukkan kategori baik yaitu pada

indikator kualitas isi, ejaan dan tanda baca, dan kerapian tulisan. Ada tiga indikator
yang menunjukkan kategori cukup yaitu pada indikator kelengkapan unsur buku

harian, pilihan kata, dan kohesi dan koherensi. Pada hasil tes siklus I terdapat satu

kategori yang menunjukkan kategori kurang yaitu pada indikator keefektifan kalimat.

Keterampilan siswa dalam menulis buku harian juga perlu diperbaiki. Hal ini terlihat

ketika proses menulis buku harian, siswa masih melakukan hal-hal yang harus

dihindari dalam menulis buku harian seperti, melamun saat guru memberikan materi,

menulis buku harian dengan menganggu temannya, menulis buku harian sambil

mengobrol, dan kurang konsentrasi terhadap pengalaman pribadinya yang akan

ditulis dalam buku harian. Kesulitan lain yang dihadapi siswa adalah masih kurang

paham dalam mengembangkan unsur-unsur menulis buku harian dan

mengembangkan pengalaman pribadinya ke dalam bentuk buku harian.

Hal-hal tersebut nantinya harus diperbaiki ke arah yang lebih baik pada siklus

II. Untuk mengatasi kebiasaan yang salah dalam menulis buku harian nantinya dapat

dilakukan dengan cara memberikan penjelasan kepada siswa mengenai cara menulis

buku harian yang benar. Kemudian, guru memberikan motivasi kepada siswa agar

terus berlatih menulis buku harian. Sementara itu, upaya mengatasi kesulitan siswa

dalam menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling nantinya akan dilakukan penjelasan dan pelatihan kembali. Selain itu, guru

akan memberikan sebuah contoh model buku harian yang lainnya dari pengalaman

peneliti sendiri dengan unsur-unsur buku harian yang baik dan benar. Hal ini

diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas kepada siswa.


Kriteria nilai ketuntasan pada siklus I sebesar 70 juga belum dicapai karena

secara keseluruhan nilai yang dicapai baru sebesar 67,32. Untuk mencapai nilai

ketuntasan sebesar 70, peneliti akan lebih memotivasi siswa dan membantu kesulitan-

kesulitan yang masih dihadapi siswa pada pembelajaran menulis buku harian dengan

metode pembalajaran langsung dan teknik modeling siklus II.

Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi terlihat

perilaku siswa yang beragam. Mulai dari perilaku positif hingga perilaku negatif.

Beberapa siswa tertarik dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling, tetapi ada pula siswa yang masih belum

tertarik dengan pembelajaran tersebut karena berbagai alasan seperti tidak menyukai

keterampilan menulis buku harian dan mengalami kesulitan, tetapi masih malu untuk

bertanya. Keaktifan siswa dalam bertanya juga nantinya perlu ditingkatkan pada

siklus II. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang masih sulit berkonsentrasi pada

pembelajaran dan masih suka mengganggu siswa yang lain.

Untuk memperbaiki perilaku siswa agar lebih ke arah yang positif, pada

pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling siklus II nantinya akan direncanakan pembelajaran yang lebih matang,

penciptaan suasana belajar yang lebih kondusif, dan proses pembelajaran yang lebih

menarik dan menyenangkan serta pemberian motivasi kepada siswa untuk terus

berlatih menulis buku harian.


3.1.2 Proses Tindakan Siklus II

Proses tindakan kelas siklus II dilakukan berdasarkan perbaikan-perbaikan

siklus I seperti mengupayakan atau mengkondisikan kelas tenang saat kegiatan

menulis berlangsung, langkah-langkah dari siklus II yaitu :

3.1.2.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II, peneliti mempersiapkan hal-hal yang akan

dilaksanakan pada siklus II dengan berpedoman pada refleksi pada siklus I. Pada

tahap perencanaan siklus II ini, peneliti sebelumnya bekerja sama dengan guru yang

mengampu mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk membicarakan hal-hal

yang akan diajarkan untuk mengatisipasi kejadian-kejadian yang akan muncul dalam

pembelajaran. Peneliti juga mempersiapkan rencana pembelajaran yang telah

diperbaiki dan di sempurnakan.

Rencana tindakan yang akan dilaksanakan adalah : (1) membuat perbaikan

rencana pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dengan

mempertimbangkan hasil penelitian tindakan pada siklus I; (2) memotivasi siswa agar

berpartisipasi lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam menulis buku harian; (3)

menyiapkan perangkat tes menulis pengalaman pribadi yang akan digunakan dalam

evaluasi hasil belajar siklus II yang berupa data nontes dan tes. Data nontes berupa

lembar observasi, lembar wawancara, lembar jurnal, dan dokumentasi rekaman video

dan foto sedangkan data yang berupa instrumen tes yaitu soal esai terbuka beserta
penilainnya; (4) menyiapkan media berupa contoh model buku harian yang akan

memberikan gambaran contoh model buku harian yang baik dan benar; dan (5)

bekerjasama dengan guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia.

3.1.2.2 Tindakan

Peneliti ini dilaksanakan selama proses belajar mengajar di kelas. Tindakan

yang diberikan pada siklus II ini adalah penyempurnakan tindakan pada siklus I.

Tindakan yang dilakukan peneliti dalam meneliti proses pembelajaran menulis buku

harian dalam metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik

modeling. Tindakan itu dilaksanakan dalam tiga tahap pertemuan yaitu tahap

pendahuluan, inti pembelajaran, dan penutup. Tindakan pada setiap pertemuan

dijabarkan di bawah ini.

1) Pertemuan Pertama

Pada tahap pendahuluan siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses

pembelajaran. Peneliti mengawali dengan langkah-langkah berikut : (1) guru

memberikan umpan balik mengenai hasil yang diperoleh pada siklus I; (2) guru

menegaskan kembali mengenai metode dan teknik yang digunakan dalam

pembelajaran; dan (3) guru memberikan penjelasan mengenai tujuan serta

manfaat yang diperoleh setelah pembelajaran berlangsung.

Tahap inti pembelajaran dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran

menulis buku harian. Pada tahap ini dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

(1) guru mengevaluasi salah satu hasil tulisan siswa pada siklus I, sehingga siswa
menjadi tahu kesalahan mereka dan dapat menulis buku harian dengan baik; (2)

siswa yang memperoleh nilai tertinggi pada siklus I untuk mempersentasikan

hasil pekerjaannya; (3) Guru menjelaskan pembelajaran menulis buku harian

dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik

modeling; (4) guru menyuruh siswa membentuk kelompok baru, satu kelompok

4-5 siswa; (5) siswa menerima contoh model buku harian yang baik dan benar

dengan beberapa model yang berbeda; (6) guru menugasi pada setiap kelompok

untuk membuat catatan harian berdasarkan contoh model ke-3 yang telah

dibagikan; (7) guru menugasi siswa untuk menukarkan hasil catatan hariannya

dengan antarkelompok; (8) guru menugasi siswa untuk mencari ejaan yang masih

salah dari catatan harian dan menyimpulkan pokok-pokok menulis buku harian

dengan bahasa yang ekspresif; (9) guru memilih hasil terbaik dari masing-masing

kelompok untuk mempersentasikan di depan kelas; (10) siswa menyimak dan

memberi komentarnya; (11) guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi

siswanya; dan (12) guru menjelaskan materi yang belum dikuasai siswa pada

pembelajaran siklus I.

Tahap selanjutnya adalah penutup. Pada tahap ini yang dilakukan adalalah

refleksi terhadap kegiatan pembelajaran pada hari itu yaitu guru dan siswa

merefleksi terhadap tugas yang diberikan dan membuat kesimpulan terhadap hasil

pembelajaran dan siswa mendapatkan tugas untuk berlatih menulis buku harian

dengan menggunakan model ke-3 dan menuliskan pokok-pokok pengalaman


pribadi yang terjadi dalam satu hari dengan bahasa yang ekspresif, baik dan

benar.

2) Pertemuan Kedua

Pada tahap pendahuluan dilakukan dengan kegiatan guru dan siswa

bertanya jawab tentang tugas siswa untuk menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dengan

menulis kegiatan yang terjadi dalam satu hari yang akan dilakukan pada hari itu,

yaitu siswa mampu menuliskan pokok-pokok pengalaman pribadi dengan bahasa

yang baik dan benar.

Pada tahap inti guru melakukan pembelajaran dengan langkah-langkah

berikut : (1) guru menuliskan pokok-pokok pengalaman pribadi yang terjadi

dalam satu hari; (2) siswa mengembangkan pokok-pook pengalaman pribadi

menjadi sebuah catatan harian dengan mengggunakan bahasa yang ekspresif

melalui metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik

modeling; (3) guru menugasi pada setiap kelompok secara individu untuk

membuat catatan harian model ke-2 berupa majalah dinding dengan

menggunakan bahan-bahan yang telah dibagikan oleh guru; (4) secara

berkelompok siswa berkreasi menyusun majalah dinding dari hasil catatan

hariannya dengan sebaik dan seindah mungkin; (5) setiap kelompok

mengumpulkan majalah dindingnya untuk ditempel di papan tulis; (6) siswa


berkelompok menilai hasil majalah dinding kelompok lainnya dengan rubrik yang

sudah disepakati kemudian menyuntingnya; (7) siswa memperbaiki tulisannya

berdasarkan hasil suntingan teman; (8) guru dan siswa memilih dua majalah

dinding catatan harian terbaik; (9) siswa memajang majalah dinding catatan

harian terbaik di dalam kelas; (10) tulisan terbaik diberi penjelasan; (11) siswa

menyimpulkan dan memberikan pendapatnya tentang pembelajaran hari itu; (12)

guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran menulis buku harian

dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik

modeling; dan (13) guru dan siswa mengadakan evaluasi secara keseluruahan dari

pembelajaran menulis buku harian.

Tahap selanjutnya adalah penutup. Pada kegiatan pembelajaran tahap

akhir ini guru dan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar

pada hari itu dan guru memotivasi siswa untuk terus meningkatkan keterampilan

menulis buku harian dengan tiga model contoh buku harian.

3.1.2.3 Observasi

Observasi pada siklus II masih sama dengan siklus I, peneliti masih dibantu

oleh kedua temannya, yang satu membantu mengambil gambar pada saat proses

pembelajaran berlangsung, sedangkan yang satu membantu pada tahap wawancara

yang dilakukan diluar proses pembelajaran.

Tujuan dilakukan observasi pada siklus II ini masih sama seperti pada siklus I,

yaitu untuk mengungkapkan segala peristiwa yang berhubungan dengan


pembelajaran, baik aktivitas selama melakukan kegiatan pembelajaran maupun

respon siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan melalui metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Data

observasi diperoleh dengan mengkaitkan antara hasil obeservasi, jurnal, dan

wawancara, dengan data tes yang dilakukan pada tiap siklus. Data-data dari observasi

ini kemudian dianalisis dan dideskripsikan untuk memperoleh hasil pengamatan yang

sempurna.

3.1.2.4 Refleksi

Pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan

teknik modeling pada siklus II ini mendapatkan perhatian siswa yang lebih daripada

pembelajaran siklus I. Siswa mulai tampak tertarik terutama pada tahap penerapan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling secara berkelompok karena pada

siklus II ini siswa lebih paham dalam mengembangkan unsur-unsur buku harian ke

dalam bentuk catatan harian dan pengalaman pribadi yang akan dijadikan sebuah

buku harian. Selain itu, kebiasaan siswa yang salah seperti, siswa melamun saat guru

memberikan materi, menulis buku harian dengan menganggu temannya, menulis

buku harian sambil mengobrol, dan kurang konsentrasi terhadap pengalaman pribadi

yang akan ditulis sudah berkurang. Bahkan siswa sudah mulai tahu cara menulis buku

harian yang benar dan memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk menulis.

Pada siklus II ini target nilai rata-rata kelas keseluruhan indikator atau nilai

komulatif sebesar 70 juga berhasil dicapai, bahkan terlampaui karena pada siklus II
ini nilai rata-rata kelas komulatif mencapai 78,4. Hal ini berarti terjadi peningkatan

dari nilai rata-rata pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan

dokumentasi, perilaku siswa pada pembelajaran di siklus II ini juga lebih positif

daripada siklus I, walaupun masih ada beberapa siswa yang masih sulit

berkonsentrasi dan mengganggu siswa yang lain. Jadi, pada siklus II ini pembelajaran

menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling

sudah sesuai dengan target, maka penelitian mengenai peningkatan keterampilan

menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling

tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah keterampilan menulis buku

harian siswa kelas VII. Adapun sumber datanya adalah siswa kelas VII E SMP

Negeri 30 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009. Rincian yang jelas tentang siswa kelas

VII E SMP Negeri 30 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009 berjumlah 40 siswa yang

terdiri atas 16 siswa putra dan 24 siswa putri. Penentuan subjek penelitian ini

didasarkan atas hasil wawancara dengan guru yang mengajar di kelas VII E SMP

Negeri 30 Semarang yang menyatakan bahwa keterampilan menulis buku harian

siswa masih kurang maksimal.

Pembelajaran menulis buku harian kurang diperhatikan, karena guru

menganggap bahwa kegiatan menulis buku harian akan membutuhkan banyak waktu
dan jam pelajaran yang tersedia sangat terbatas. Padahal seharusnya guru bisa

memberikan tugas rumah untuk berlatih sendiri membuat catatan pribadi dengan

ketentuan-ketentuan yang telah diterapkan oleh guru. Kurangnya praktik dan latihan

menjadikan siswa tidak tertarik dengan kegiatan menulis buku harian. Dengan

demikian keterampilan menulis buku harian siswa kelas VII E perlu ditingkatkan.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu variabel pertama

keterampilan menulis buku harian, variabel kedua metode pembelajaran langsung

(direct method instruction) dan teknik modeling.

3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Buku Harian

Keterampilan menulis buku harian adalah keterampilan siswa dalam

mengungkapkan gagasan, perasaan, pengalamanya dalam bentuk catatan harian.

Dalam pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat mencapai indikator pembelajaran

menulis buku harian yang terdapat dalam kurikulum standar isi 2006 yaitu mampu

menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara

pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar.

Siswa diharapkan terampil menulis buku harian sesuai aspek penilaian yaitu

(1) kualitas isi; (2) kelengkapan unsur buku harian dengan bahasa yang baik dan

benar; (3) ejaan dan tanya baca; (4) pilihan kata; (5) keefektifan kalimat; (6) kohesi

dan koherensi; dan (7) kerapian tulisan. Selain tujuh aspek itu siswa juga dituntut
untuk mampu menuliskan pokok-pokok pengalaman pribadi yang terjadi dalam satu

hari. Selain mampu menulis buku harian dengan bahasa yang baik dan benar, juga

mampu menulis catatan harian dengan menggunakan bahasa yang ekspresif. Pada

penelitian tindakan kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang dapat dikatakan berhasil

dalam pembelajaran menulis buku harian apabila telah mencapai nilai ketuntasan

belajar klasikal sebesar 70 dalam kategari baik.

3.3.2 Variabel Metode Pembelajaran Langsung (direct method instruction) dan

Teknik Modeling

Metode pembelajaran langsung dan teknik modeling merupakan pembelajaran

yang lengkap dan luas untuk pembelajaran membaca dan menulis. Melalui metode

pembelajaran langsung dan menggunakan teknik modeling dalam menulis buku

harian ini, peneliti mendeskripsikan langkah-langkah pembelajarannya, yaitu: 1)

membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang; 2) guru menghadirkan contoh

model buku harian, model catatan harian ini ditunjukkan kepada setiap siswa untuk

diamati; 3) siswa diminta untuk mendiskusikan segala sesuatu mengenai buku harian

setelah membaca dan mengamati buku harian yang dihadirkan guru, apakah ada kata-

kata yang tidak baku dan menulisnya pada selembar kertas; 4) setiap kelompok

mempresentasikan atau membacakan hasil kelompoknya; 5) guru dan siswa membuat

kesimpulan bersama; dan 6) penutupan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran

menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct

method instruction) dan teknik modeling diharapkan dapat meningkatkan


keterampilan menulis buku harian dan dapat mengubah siswa ke arah yang lebih

positif dalam pembelajaran menulis terutama menulis buku harian.

Pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang khusus dirancang

untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan

pengetahuan deklaratif, yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.

Pengetahuan deklaratif ( yang dapat diungkapan dengan kata-kata ) adalah

pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahun prosedural adalah pengetahuan

tentang bagaimana melakukan sesuatu. Pengetahuan deklaratif di sini siswa

ditekankan untuk dapat mengetahui pengetahun tentang menulis buku harian,

sedangkapkan pengetahuan prosedural di sini siswa diharapkan dapat mengetahui

bagaimana caranya untuk menulis buku harian yang baik dan benar baik dari segi

bahasanya juga dari segi cara penulisannya.

Dengan keterangan di atas diharapkan siswa dapat menulis buku harian

dengan bahasa yang baik dan ekspresif, untuk itu guru menekankan supaya siswa

aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian secara kelompok.

Kemudian siswa diberi sajian contoh buku harian dengan berbagai model yang akan

dijadikan sebagai bahan pengetahuan. Setelah itu, siswa secara berkelompoknya

menganalisis catatan harian yang disajikan oleh guru apakah bahasa yang dipakai

sudah baik dan ekspresif dengan memenuhi empat cara menulis buku harian yang

benar atau belum. Kemudian masing-masing siswa secara berkelompok berlatih

menulis buku harian dengan berbagai macam modelnya. Kegiatan terakhir adalah
guru dan siswa saling berinteraksi tentang apa saja yang menjadi kendala yang

dihadapi siswa selama pembelajaran berlangsug.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan instrumen

berupa tes dan nontes. Instrumen tes berisi soal yang harus dikerjakan oleh siswa

pada akhir kegiatan menulis buku harian. Instrumen nontes berupa lembar observasi,

jurnal, wawancara, dan dokumentasi rekaman video dan foto.

3.4.1 Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan untuk mengungkapkan data tentang keterampilan

menulis buku harian siswa dengan menggunakan metode pembelajaran langsung

(direct method instruction) dan teknik modeling. Untuk mengetahui tingkat

keterampilan siswa dalam menulis buku harian diperlukan alat ukur yang berupa tes

tertulis. Pada siklus I, siswa ditugasi untuk menulis pengalaman dalam bentuk

catatan harian yang di dalamnya tertera peristiwa, waktu, dan tempat terjadinya

peristiwa. Pada siklus II, siswa ditugasi untuk menulis ungkapan perasaan pada saat

mengalami suatu kejadian dalam bentuk catatan harian yang di dalamnya tertera

peristiwa, waktu, dan tempat terjadinya peristiwa. Tes ini dilakukan setelah siswa

mengamati dan mendiskusikan model buku harian yang dihadirkan oleh guru. Nilai

akhir siswa dalam menulis buku harian adalah jumlah keseluruhan skor dari masing-

masing aspek yang dinilai dalam menulis buku harian.


Tabel 1. Aspek Penilain Tes Menulis Buku Harian

Skor Skor
No. Aspek Penilaian SB B C K Bobot maks x
5 4 3 2 Bobot
1. Kualitas isi 4 20
2. Kelengkapan unsur 5 25
buku harian
3. Ejaan dan tanda baca 3 15
4. Pilihan kata 3 15
5. Keefektifan kalimat 2 10
6. Kohesi dan 2 10
koherensi
7. Kerapian tulisan 1 5
Jumlah skor komulatif maksimal 100

Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat diketahui tentang aspek-aspek penilaian

yang harus ditulis dalam lembar penilaian, skor, dan bobot yang diperoleh sehingga

akan mencapai skor komulatif maksimal. Aspek penilaian ini dimulai dari kualitas isi

sampai dengan kerapian tulisan.

Tabel 2. Aspek Penilaian, Kriteria Penelitian, skor, dan Kategori

Penilaian Menulis Buku Harian

Unsur yang
No. Bobot Kriteria Penelitian Skor Kategori
Dinilai
1. Kualitas Isi 4 Isi/topik yang 5 Sangat baik
dikemukakan
menarik.
Baik
Isi/topik yang 4
dikemukakan cukup
menarik.
Cukup baik
Isi/topik yang 3
dikemukakan
kurang menarik Kurang baik
Isi/topik yang 2
dikemukakan tidak
menarik

Kelengkapan 5 Unsur-unsurnya 5
Sangat baik
2. Unsur Buku lengkap (adanya
Harian peristiwa, waktu
terjadinya peristiwa,
tempat terjadinya
peristiwa, waktu dan
tempat penulisan).

Unsur-unsurnya 4
Baik
cukup lengkap
(kurang 1 unsur)

Unsur-unsurnya 3
Cukup baik
kurang lengkap
(kurang 2 unsur)

Unsur yang Bobot Kriteria Penelitian Skor


Kategori
No. Dinilai
Unsur-unsur tidak 2 Kurang baik
lengkap (kurang
lebih dari 2 unsur)

3. Ejaan dan 3 Jumlah kesalahan 5 Sangat baik


Tanda Baca kurang dari 5

Jumlah kesalahan 5 4 Baik


s.d. 10

Jumlah kesalahan 10 3 Cukup baik


s.d. 15

Jumlah kesalahan 2 Kurang baik


lebih dari 15
4. Pilihan Kata 3 Pilihan kata sesuai 5 Sangat baik
dengan situasi,
bervariasi, dan
ekspresif.

Pilihan kata cukup 4 Baik


sesuai dengan
situasi, kurang
bervariasi, dan
cukup ekspresif.

Pilihan kata kurang 3 Cukup baik


sesuai dengan
situasi, kurang
bervariasi, dan
kurang ekspresif.

Pililah kata tidak 2 Kurang baik


sesuai dengan
situasi, tidak
bervariasi dan tidak
ekspresif.

Unsur yang
No. Bobot Kriteria Penelitian Skor Kategori
Dinilai
5. Keefektifan 2 Kalimat sudah 5 Sangat baik
Kalimat efektif

Jumlah kesalahan 1 4 Baik


s.d. 3

Jumlah kesalahan 4 3 Cukup baik


s.d. 6

Jumlah kesalahan 2 Kurang baik


lebih dari 6
6. Kohensi dan 2 Keterpaduan 5 Sangat baik
Koherensi antarkalimat dan
antarparagraf jelas.

Keterpaduan 4 Baik
antarkalimat dan
antarparagraf cukup
jelas.

Keterpaduan 3 Cukup baik


antarkalimat dan
antarparagraf kurang
jelas.

Keterpaduan 2 Kurang baik


antarkalimat dan
antarparagraf tidak
jelas.

Kerapian Tulisan bagus, jelas 5 Sangat baik


7. 1
Tulisan terbaca dan bersih
(tidak ada coretan).

Tulisan cukup 4 Baik


bagus, terbaca dan
cukup bersih (ada
coretan antara 1 s.d.
5)

Unsur yang Kriteria Penelitian Skor Kategori


No. Bobot
Dinilai
Tulisan kurang 2 Cukup baik
bagus, terbaca dan
tidak bersih (ada
coretan antara 6 s.d.
10)

Tulisan tidak bagus, 3 Kurang baik


tidak terbaca dan
tidak bersih (ada
coretan lebih dari
10)

Tabel 2 tersebut memberikan informasi tentang aspek penilaian, unsur yang

dinilai, bobot, kriteria penilaian, skor, dan kategori penilaian.

Tabel 3. Kategori dan Rentang Skor Komulatif

No. Rentangan Skor Komulatif Kategori


1. ≥ 85 Sangat baik
2. 75-84 Baik
3. 65-74 Cukup
4. ≤ 64 Kurang

Berdasarkan tabel 3 peneliti dapat menilai dan mengetahui hasil tes menulis

buku harian dengan menggunakan pedoman penilaian. Misalnya siswa dikatakan

mencapai kategori sangat baik, jika memperoleh nilai 85-100, kategori baik 75-84,

kategori cukup 65-74, kategori kurang nilai 0-64.

Tabel 4. Rekapitulasi Nilai siswa

Aspek penilaian (skor


Nama Nilai
No. X bobot) Kategori Peringkat
Siswa Akhir
1 2 3 4 5 6 7
1.
2.
3.
4.
dst
Jumlah
Rata-rata

Keterangan :

1 = Kualitasa isi
2 = Kelengkapan unsur buku harian
3 = Ejaan dan tanda baca
4 = Pilihan kata
5 = Keefektifan kalimat
6 = Kohesi dan koherensi
7 = Kerapian tulisan

Tabel 4 tersebut memberikan informasi hasil rekapitulasi nilai siswa dalam

menulis buku harian.

Tabel 5. Perbandingan Nilai Komulatif Tiap Siklus


Nilai Komulatif
No. Nama siswa
Siklus I Siklus 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dst.
Jumlah
Rata-rata

Tabel 5 untuk memberikan informasi perbandingan nilai komulatif dari tiap

siklus yang telah dilakukan.

Berdasarkan pedoman penilaian di atas, peneliti dapat mengetahui hasil tes

siswa dalam menulis buku harian. Tes dilakukan satu kali tiap siklus yaitu

dilaksanakan pada akhir siklus. Apabila dalam siklus I hasilnya masih kurang atau

belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka diadakan tindakan siklus II.

3.4.2 Instrumen Nontes

Instrumen nontes terdiri atas pedoman observasi, pedoman jurnal, pedoman

wawancara, dan pedoman dokumentasi.

3.4.2.1 Pedoman Observasi

Observasi ini dilakukan pada saat proses kegiatan belajar berlangsung. Hal ini

guru harus secara cepat, cermat, dan sabar agar memeroleh data seakurat mungkin.

Untuk mengetahui respon siswa tentang pemahaman isi bacaan.


Aspek-aspek yang diamati dalam observasi ini adalah : 1) perilaku siswa

terhadap bacaan, 2) perilaku negatif siswa terhadap menulis buku harian, 3)

tanggapan positif siswa selama proses pembelajaran, 4) tanggapan negatif siswa

selama proses pembelajaran, 5) perilaku positif siswa terhadap cara yang digunakan,

6) perilaku negatif siswa terhadap cara yang digunakan, 7) tanggapan positif siswa

terhadap cara yang digunakan, 8) tanggapan negatif siswa terhadap cara yang

digunakan.

3.4.2.2 Pedoman Jurnal

Pedoman jurnal dibuat untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi dalam

proses pembelajaran dan untuk mengungkapkan kesulitan siswa dalam menulis buku

harian. Jurnal berupa jurnal guru dan siswa. Jurnal guru berisi mengenai uraian

kejadian yang dilihat saat pembelajaran berlangsung. Jurnal guru mengungkap

tentang (1) kesiapan dan minat siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian

dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan

teknik modeling; (2) respon/ tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan

pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran

langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (3) keaktifan siswa dalam

mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (4) tingkah

laku siswa dalam diskusi dan selama kegiatan pembelajaran menulis buku harian

menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik


modeling; (5) tanggapan siswa terhadap pembelajaran munulis buku harian dengan

menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik

modeling yang dilakukan peneliti; dan (6) catatan yang berisi kejadian-kejadian yang

muncul pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling.

Jurnal siswa berisi : (1) pendapat siswa tentang pembelajaran menulis buku

harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method

instruction) dan teknik modeling; (2) pendapat siswa tentang cara penjelasan guru; (3)

ketertarikan siswa terhadap metode pembelajaran langsung (direct method

instruction) dan teknik modeling; (4) pendapat siswa tentang kesulitan dari metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; dan (5)

pesan, kesan, dan saran siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung

(direct method instruction) dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis buku

harian.

3.4.2.3 Pedoman Wawancara

Dalam pedoman wawancara ini, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk

mengetahui tingkat pemahaman dan hambatan siswa dalam pembelajaran menulis

buku harian. Aspek yang diungkap dalam wawancara ini meliputi minat siswa dalam

pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct

method instruction) dan teknik modeling, dan hambatan yang dialami siswa dalam
pembelajaran menulis buku harian. Selain itu, wawancara juga digunakan untuk

mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan peneliti.

Hal-hal yang diungkapkan dalam wawancara yaitu: (1) pendapat siswa dalam

pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (2) pendapat

siswa tentang penjelasan guru mengenai metode pembelajaran langsung (direct

method instruction) dan teknik modeling; (3) pendapat siswa tentang metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (4) kesulitan

yang dihadapi siswa terhapat penggunaan metode pembelajaran langsung (direct

instruction) dan teknik modeling; (5) perasaan siswa dalam mengikuti pembelajaran

menulis buku harian melalui metode pembelajaran langsung (direct method

instruction) dan teknik modeling; dan (6) saran siswa terhadap pembelajaran menulis

buku harian dalam metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan

teknik modeling.

3.4.2.4. Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi isi digunakan secara tunggal untuk menganalisis data pada saat

kegiatan siswa berlangsung. Hal ini dilakukan dengan maksud sebagai bukti

penelitian peningkatan keterampilan menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling.

Dokumentasi ini berupa VCD dan foto, peneliti menggunakan vedio dan foto sebagai

alat untuk memperkuat data penelitian. Dokumentasi video dan foto dapat menjadi
gambaran perilaku siswa saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, dokumentasi

video dan foto juga berfungsi untuk mengetahui keruntutan penelitian dari awal

sampai akhir sehingga penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

Kegiatan yang didokumentasikan meliputi : (1) kegiatan penjelasan peneliti;

(2) kegiatan siswa bertanya kepada peneliti; (3) kegiatan siswa menulis buku harian;

(4) kegiatan diskusi kelompok dalam mengerjakan tugas dengan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (5) kegiatan

mempresentasikan hasil kerja, dan menanggapi hasil kerja; dan (6) kegiatan siswa

mengisi lembar jurnal. Setiap kegiatan dalam pembelajaran diambil empat foto

sebagai dokumen. Dengan cara ini diharapkan dapat memberikan gambaran

mengenai situasi kelas, respon siswa, dan sikap siswa selama pembelajaran

berlangsung.

3.5 Teknik Pengambilan Data

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik pengumpulan data yang

berbentuk tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam menulis buku harian dengan menggunakan perangkat tes, sedangkan teknik

nontes digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap teknik dan metode

pembelajaran yang digunakan, yaitu pembelajaran menulis buku harian dengan

menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik


modeling . Data nontes diperoleh dengan cara observasi, jurnal, wawancara, dan

rekaman video dan foto.

3.5.1 Teknik Tes

Data tes dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pekerjaan siswa yang dibuat

pada setiap siklus. Hasil tes pada siklus I dianalisis. Dari hasil analisis I tersebut,

maka peneliti dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada pada tes siklus

pertama. Kemudian siswa diberikan pendalaman tentang materi-materi yang kurang

pada siklus pertama untuk menghadapi tes pada siklus II. Tes ini dilakukan secara

individu, artinya tiap siswa menulis buku harian. Evaluasi proses pembelajaran

menulis buku harian ini digunakan tes esai yaitu berupa penulisan buku harian.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data dengan teknik tes

yaitu : (1) menyiapkan soal tes uraian; (2) siswa mengamati isi contoh model buku

harian yang disajikan oleh guru secara berkelompok; (3) siswa memilih topik utama

catatan harian yang telah ditentukan; (4) siswa menulis catatan harian; (5) guru

menilai dan mengolah data dari hasil pekerjaan siswa; dan (6) guru mengukur

kemampuan menulis buku harian berdasarkan hasil tes pada siklus I dan siklus II.

Tes menulis buku harian dilakukan sebanyak satu kali setiap siklus. Adapun

aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menulis buku harian yaitu aspek kualitas

isi, kelangkapan unsur buku harian, ejaan dan tanda baca, pilihan kata, keefektifan

kalimat, kohesi dan koherensi, dan kerapian tulisan.


3.5.2 Teknik Nontes

Teknik pengumpulan data nontes ini meliputi observasi, jurnal, wawancara,

dan rekaman video dan foto. Teknik nontes digunakan untuk mengetahui sejauh mana

perubahan sikap siswa setelah diadakan proses pembelajaran menulis buku harian

dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan

teknik modeling.

3.5.2.1 Observasi

Observasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang perilaku

siswa selama pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II tahapan dalam

observasi yaitu :

1) Peneliti mempersiapkan lembar observasi yang berisi butir-butir sasaran

pengamatan tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis buku harian

dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction)

dan teknik modeling;

2) Peneliti dan teman melaksanakan observasi selama proses pembelajaran;

3) Peneliti mencatat hasil observasi dengan mengisi lembar observasi yang telah

dipersiapkan; dan

4) Penelitia menganalisis dan memdeskripsikan data observasi.

3.5.2.2 Jurnal

Jurnal merupakan catatan harian yang ditulis siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Jurnal yang dinilai peneliti adalah jurnal aktifitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Sebelum pembelajaran, siswa diberi tahu

terlebih dahulu bahwa pada akhir pembelajaran siswa diminta untuk membuat jurnal

kegiatan selama mengikuti pembelajaran menulis buku harian berlangsung. Siswa

diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada di dalam jurnal siswa yang sudah

dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru. Pertanyaan tersebut antara lain mengenai : (1)

pendapat siswa tentang pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan

metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (2)

pendapat siswa tentang cara penjelasan guru; (3) ketertarikan siswa terhadap metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (4) pendapat

siswa tentang kesulitan dari metode pembelajaran langsung (direct method

instruction) dan teknik modeling; dan (5) pesan, kesan, dan saran siswa terhadap

penggunaan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik

modeling dalam pembelajaran menulis buku harian.

Sementara itu, guru juga mengisi jurnal yang sudah dipersiapkan sebelumnya

ketika pembelajaran sudah berakhir. Jurnal guru dipergunakan oleh guru untuk

mendeskripsikan atau mencatat fenomena-fenomena pada saat pembelajaran menulis

buku harian yaitu meliputi : (1) kesiapan dan minat siswa terhadap pembelajaran

menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct

method instruction) dan teknik modeling; (2) respon/ tanggapan siswa terhadap tugas

pada kegiatan pembelajaran menulis buku harian dengan menggukanan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (3) keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan

metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (4)

tingkah laku siswa dalam diskusi dan selama kegiatan pembelajaran menulis buku

harian menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan

teknik modeling; (5) tanggapan siswa terhadap pembelajaran munulis buku harian

dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan

teknik modeling yang dilakukan peneliti; dan (6) catatan yang berisi kejadian-

kejadian yang muncul pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan

menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik

modeling.

3.5.2.3 Wawancara

Teknik wawancara yang dilakukan oleh peneliti merupakan wawancara

terbuka yang dibantu oleh satu teman pada saat di luar kegiatan pembelajaran.

Wawancara terbuka merupakan wawancara yang subjeknya mengetahui sedang

diwawancarai dan mengetahui apa maksud wawancara. Tujuan dilakukannya

wawancara ini adalah untuk mengetahui pandangan, sikap, dan motivasi siswa dalam

pembelajaran menulis buku harian. Sasaran wawancara adalah para siswa yang

nilainya kurang, cukup, dan baik dalam menulis buku harian. Adapun jumlah siswa

yang menjadi sasaran wawancara pada setiap siklusnya (siklus I dan siklus II) adalah

enam siswa. hal ini dilakukan karena jika yang diwawancarai yang nilainya tinggi

saja, kemungkinan kesulitan siswa dalam menulis buku harian tidak dapat diketahui.
Begitu juga jika yang diwawancarai yang nilainya terendah saja, peneliti tidak akan

mengetahui apakah yang nilainya tinggi menemukan kesulitan atau tidak, karena

tidak selalu yang nilainya tinggi tidak menemui kesulitan.

Sasaran siklus I yaitu 1 siswa yang mendapatkan nilai baik, 1 siswa yang

mendapatkan nilai cukup, dan 1 siswa yang mendapatkan nilai kurang. Sasaran

wawancara siklus II yaitu 1 siswa yang mendapatkan nilai baik,1 siswa yang

mendapatkan nilai cukup, dan 1 siswa yang mendapatkan nilai kurang.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam pelaksanaan wawancara

yaitu :

1) Mempersiapkan lembar wawancara yang berisi daftar pernyataan yang akan

diajukan pada siswa;

2) Menentukan siswa yang hasil tesnya mempunyai nilai yang baik dan siswa yang

mempunyai nilai yang kurang kemudian diwawancarai; dan

3) Merekam dan mencatat hasil wawancara.

3.5.2.4 Dokumentasi

Penggunaan teknik dokumentasi dalam penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan data nontes yang berupa gambar (foto) dan rekaman video yang diambil

peneliti pada proses pembelajaran siklus I maupun siklus II. Data-data rekaman

dokumentasi berwujud video dan foto ini memuat segala perilaku siswa selama

pembelajaran berlangsung. Pengambilan gambar audio visual dan foto tersebut

dilakukan dengan cara meminta bantuan teman peneliti. Rekaman video yang telah
terkumpul selanjutnya dilaporkan secara deskriptif sesuai dengan kondisi yang ada.

Rekaman video dan foto ini merupakan bukti autentik mengenai keadaan tingkah laku

siswa pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling benar-benar

dan nyata dilakukan. Waktu yang direncanakan dalam pengambilan gambar yaitu

empat puluh menit setiap pertemuan.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Uraian

mengenai kedua teknik tersebut sebagai berikut.

3.6.1 Teknik Kuantitatif

Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dengan

tujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis buku harian setelah

proses pembelajaran. Data kuantitatif diperolah dari hasil tes yang dikerjakan siswa

pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode pembelajaran langsung

(direct method instruction) dan teknik modeling. Analisis tersebut dihitung secara

persentase dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Merekap nilai yang diperoleh siswa.

(2) Menghitung nilai masing-masing aspek.

(3) Menghitung nilai rata-rata.


(4) Menghitung persentasi nilai.

Nilai dari masing-masing siklus dihitung jumlahnya dalam satu kelas,

selanjutnya jumlah tersebut dihitung dalam persentase dengan rumus sebagai berikut.

K
P   100 %
R

P : Nilai persentase kemampuan siswa


K : Nilai komulatif (jumlah nilai) dalam satu kelas
R : Jumlah responden dalam satu kelas

Hasil penghitungan tes keterampilan menulis buku harian dengan

menggunakaan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik

modeling antara siklus I dan siklus II dibandingkan. Hasil ini akan memberikan

gambaran mengenai persentase peningkatan keterampilan menulis buku harian

dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan

teknik modeling. Dengan adanya peningkatan ini berarti pembelajaran menulis buku

harian pada siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang dapat berhasil optimal.

3.6.2 Teknik Kualitatif

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalis data kualitatif yang diperoleh

dari instrumen nontes yang berupa data observasi, jurnal, wawancara, dan

dokumentasi. Adapun langkah penganalisisan data kualitatif adalah dengan

menganalisis lembar observasi yang telah diisi saat pembelajaran dan

mengklarifikasinya dengan teman peneliti yang membantu dalam penlitian. Data


jurnal dianalisis dengan membaca seluruh jurnal siswa dan guru. Data wawancara

dianalisis dengan cara membaca lagi data hasil wawancara.

Hasil analisis-analisis tersebut dilakukan untuk mengetahui siswa yang

mengalami kesulitan dalam menulis buku harian, untuk mengetahui kelebihan,

kekurangan pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling.

Data yang diperolah dari siklus I dan siklus II dibandingkan dengan cara

melihat hasil tes dan nontes, sehingga akan dapat mengetahui adanya perubahan

perilaku siswa dan peningkatan dalam pembelajaran keterampilan menulis buku

harian untuk menemukan ide pokok dan permasalahan dalam pengungkapannya

dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar dengan metode pembelajaran

langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Salain itu juga untuk

mengetahui tanggapan siswa terhadap metode dan teknik pembelajaran yang

digunakan oleh peneliti.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian tindakan kelas yang berupa hasil

tes dan nontes. Hasil tes meliputi siklus I dan siklus II. Hasil tes siklus I merupakan

hasil tes keterampilan menulis buku harian untuk mengetahui kondisi awal

keterampilan siswa dalam menulis buku harian dengan menggunakan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hasil tes siklus II merupakan perbaikan

keterampilan menulis buku harian setelah dilakukan pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling yang diuraikan

dalam bentuk data kuantitatif. Hasil nontes berupa hasil observasi, jurnal, wawancara,

dan dokumentasi yang diuraikan dalam bentuk deskripsi data kualitatif.

4.1.1 Siklus I

Pembelajaran menulis buku harian pada siklus I ini merupakan pemberlakuan

tindakan awal penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan

teknik modeling. Tindakan pada siklus I ini dilaksanakan dengan tujuan untuk

memperbaiki keterampilan siswa dalam menulis buku harian dan memecahkan

masalah siswa yang muncul dalam keterampilan menulis buku harian. Hasil

87
pelaksanaan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling pada siklus I terdiri atas data tes dan nontes dengan

hasil penelitian sebagai berikut.

4.1.1.1 Hasil Tes Siklus I

Hasil tes pada siklus I merupakan hasil tes keterampilan menulis buku harian

dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hasil tes pada siklus I

dijabarkan di bawah ini dengan penjabaran hasil tes keterampilan menulis buku

harian dan hasil pada masing-masing indikator.

4.1.1.1.1 Keterampilan Menulis Buku Harian Siklus I

Tingkat keterampilan siswa dalam menulis buku harian pada siklus I

diperoleh setelah pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling. Hasil tes keterampilan menulis buku harian dengan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 6. Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus I


Jumlah
No. Kategori Rentang nilai Frekuensi Persentase (%)
Skor

1. Sangat baik ≥ 85 0 0 0
2. Baik 70 – 84 12 896 30
3. Cukup 60 – 69 26 1691 65
4. Kurang < 60 2 106 5
Jumlah 40 2693 100
Nilai rata – rata 2693
= 67,32
40

Tabel 6 menunjukkan tingkat keterampilan menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus I. Dari tabel tersebut

menunjukkan tidak ada siswa yang mencapai nilai dengan kategori sangat baik.

Kategori baik dengan rentang nilai 70-84 terdapat 12 siswa yang mencapai nilai

tersebut atau dengan persentase 30%. Adapun untuk kategori cukup dengan rentang

nilai 60-69 dicapai oleh 26 siswa atau dengan persentase 65%. Sementara untuk

kategori kurang dengan rentang nilai < 60 atau dengan persentase 5% ada dua siswa

yang masuk dalam kategori tersebut .

Nilai rata-rata kelas menulis buku harian dengan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling sebesar 67,32 dan termasuk dalam kategori cukup.

Jadi, target untuk rata-rata kelas sebesar 70 atau dengan kategori baik masih belum

tercapai, untuk itu peneliti akan menindaklanjuti penelitian ini untuk mencapai target

yang ditetapkan pada siklus II. Di bawah ini dijabarkan hasil penilaian siklus I pada

masing-masing indikator keterampilan menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling.

Hasil keterampilan menulis buku harian secara lengkap dapat dilihat pada

diagram batang berikut ini.


90
80
70
60
50
Resonden
40
Nilai
30
20
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39

Diagram 1. Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus I

Pada diagram 1 dapat diketahui hasil tes menulis buku harian siklus I bahwa

tidak ada siswa yang memeroleh nilai ≥ 85 atau dalam kategori sangat baik. Siswa

yang memeroleh nilai dalam kategori baik atau interval nilai 70–84 berjumlah 12

siswa. Siswa yang memeroleh nilai 60–69 berjumlah 26 siswa atau termasuk dalam

kategori cukup, sedangkan ada dua siswa yang mendapat nilai < 60 atau dalam

kategori kurang.

4.1.1.1.2 Penilaian Indikator Kualitas Isi Buku Harian

Indikator yang pertama adalah kualitas isi buku harian. Hasil tes pada

indikator ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


Tabel 7. Penilaian Indikator Kualitas Isi Buku Harian

Bobot Jumlah Persentase


No Kategori Nilai Frekuensi
aspek skor (%)
1 Sangat baik 5 1 20 2,5

2 Baik 4 27 432 67,5


4
3 Cukup 3 11 132 27,5

4 Kurang 2 1 8 2,5

Jumlah 40 592 100

Nilai rata - rata 592/40


× 100 = 74
20

Tabel 7 menunjukkan nilai indikator kualitas isi buku harian. Berdasarkan

tabel 7 tersebut, ada satu siswa dengan persentase 2,5% yang sudah mencapai

kategori sangat baik. Sebanyak 27 siswa atau dengan persentase 67,5% mendapatkan

nilai dengan kategori baik. Sementara itu untuk kategori cukup ada 11 siswa dengan

persentase 27,5% dan kategori kurang ada satu siswa dengan persentae 2,5%. Pada

indikator kualitas isi buku harian, nilai rata-rata kelas mencapai 74 yang termasuk

dalam kategori baik.


Kesalahan yang dilakukan oleh siswa pada indikator kualitas isi buku harian

yaitu pada bagian isi paragraf banyak terdapat kalimat-kalimat yang tidak

berkesinambungan dan bersifat umum serta kurang menarik untuk dibaca.

4.1.1.1.3 Penilaian Indikator Kelengkapan Unsur Buku Harian

Indikator kedua adalah kelengkapan unsur buku harian. Hasil tes pada

indikator ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 8. Penilaian Indikator Kelengkapan Unsur Buku Harian

Bobot Jumlah Persentase


No Kategori Nilai Frekuensi
aspek skor (%)

1 Sangat baik 5 0 0 0

2 Baik 4 3 60 7,5
5
3 Cukup 3 35 525 87,5

4 Kurang 2 2 20 5

Jumlah 40 605 100

Nilai rata – rata 605/40


× 100 = 60,5
25

Tabel 8 menunjukkan hasil tes siklus I indikator kelengkapan unsur buku

harian. Dari 40 siswa, tidak ada satupun siswa yang memeroleh kategori sangat baik.
Ada tiga siswa atau dengan persentase 7,5% mendapat nilai dengan kategori baik.

Sementara itu, untuk kategori cukup ada 35 siswa atau dengan persentase 87,5%.

Adapun untuk kategori kurang ada dua siswa dengan persentase 5%. Pada indikator

kelengakapan unsur buku harian ini, nilai rata-rata kelas mencapai 60,5 yang

termasuk dalam kategori kurang.

Pada siklus I, hanya ada dua siswa yang nilainya berkategori kurang. Siswa

hanya mampu menyebutkan tiga unsur kelengkapan menulis buku harian. Kesalahan

siswa terletak pada unsur tempat dan waktu penulisan yang sering lupa dituliskan

ketika menulis buku harian.

4.1.1.1.4 Penilaian Indikator Ejaan dan Tanda Baca

Indikator yang ketiga adalah ejaan dan tanda baca. Hasil tes pada indikator ini

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 9. Penilaian Indikator Ejaan dan Tanda Baca

Bobot Jumlah Persentase


No Kategori Nilai Frekuensi
aspek skor (%)

1 Sangat baik 5 0 0 0

2 Baik 4 3 45 7,5
3
3 Cukup 3 31 372 77,5

4 Kurang 2 6 54 15

Jumlah 40 471 100


Nilai rata – rata 471/40
× 100 = 78,5
15

Tabel 9 menunjukkan hasil tes siklus I keterampilan siswa dalam ejaan dan

tanda baca. Dari keseluruhan jumlah siswa, tidak ada siswa yang mampu

menggunakan kalimat dengan kategori sangat baik. Nilai dengan kategori baik

dicapai sebanyak tiga siswa dengan persentase 7,5%. Ada 31 siswa atau dengan

persentase 77,5% mencapai nilai dengan kategori cukup. Sementara itu untuk

kategori kurang ada enam siswa dengan persentase 15% mendapat nilai kategori

kurang. Pada indikator ejaan dan tanda baca nilai rata-rata kelas mencapai 78,5 yang

termasuk dalam kategori baik.

Siswa yang nilainya masih masuk dalam kategori kurang hasil pekerjaan

mereka masih menggunakan kata yang tidak baku dan masih banyak kesalahan dalam

menggunakan tanda baca. Sementara itu, siswa yang nilainya masuk dalam kategori

baik sudah mampu menggunakan kalimat yang baku dan menggunakan tanda baca

secara tepat.

4.1.1.1.5 Penilaian Indikator Pilihan Kata

Penilaian indikator pilihan kata mempunyai bobot nilai tiga. Jadi, skor

tertinggi untuk aspek ini adalah 15, sedangkan skor terendah adalah enam. Hasil tes

menulis buku harian pada aspek pilihan kata dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini.

Tabel 10. Penilaian Indikator Pilihan Kata


Bobot Jumlah Persentase
No. Kategori Nilai Frekuensi
aspek skor (%)
1. Sangat baik 5 0 0 0

2. Baik 4 18 216 40
3
3 Cukup 3 22 198 55

4 Kurang 2 0 0 0

Jumlah 40 414 100

Nilai rata – rata 414/40


× 100 = 69
15

Berdasarkan data pada tabel 10, dapat dilihat bahwa nilai rata–rata siswa

dalam menulis buku harian pada indikator pilihan kata mencapai 69 atau dalam

kategori cukup. Jumlah skor yang diperoleh 40 siswa adalah 414. Tidak ada siswa

yang memeroleh nilai dalam kategori sangat baik. Sementara itu, ada 18 siswa

dengan persentase 40% yang memeroleh nilai dengan kategori baik. Frekuensi

tertinggi adalah pada kategori cukup yang mencapai 22 siswa dengan persentase

55%. Adapun untuk kategori kurang tidak ada satupun siswa yang mencapai rentang

nilai tersebut.

Siswa yang nilainya masuk dalam kategori cukup umumnya disebabkan dalam

pemilihan kata kurang sesuai dengan situasi, kurang bervariasi, dan kurang ekspresif.

Selain itu, masih banyak ditemukan kata yang tidak baku dalam penulisan buku

harian. Berbeda dengan siswa yang nilainya masuk dalam kategori baik, mereka telah
mampu menggunakan kata secara variatif dan kata baku dalam penulisan buku

harian.

4.1.1.1.6 Penilaian Indikator Keefektifan Kalimat

Penilaian indikator keefektifan kalimat mempunyai bobot nilai tiga. Jadi, skor

tertinggi untuk indikator ini adalah 12, sedangkan skor terendah adalah enam. Hasil

tes menulis buku harian pada aspek keefektifan kalimat dapat dilihat pada tabel 11

berikut ini.

Tabel 11. Penilaian Indikator Keefektifan Kalimat

Bobot Jumlah Persentase


No. Kategori Nilai Frekuensi
aspek skor (%)

1 Sangat baik 5 0 0 0

2 Baik 4 0 0 0
2
3 Cukup 3 17 102 42,5

4 Kurang 2 23 92 57,5
Jumlah 40 194 100

Nilai rata – rata 194/40


× 100 = 48,5
10

Berdasarkan data pada tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai rata–rata siswa

dalam menulis buku harian pada indikator keefektifan kalimat mencapai 48,5 atau

dalam kategori kurang. Jumlah skor yang diperoleh 40 siswa adalah 194. Tidak ada

siswa yang memeroleh nilai dalam kategori sangat baik. Adapun untuk kategori baik

juga tidak ada satupun siwa yang mencapai nilai rentang tersebut. Sementara itu, ada

17 siswa dengan persentase 42,5% yang memeroleh nilai dengan kategori cukup.

Frekuensi tertinggi adalah pada kategori kurang yang mencapai 23 siswa dengan

persentase 57,5%.

Siswa yang nilainya masuk dalam kategori kurang pada umumnya masih

menggunakan kata-kata yang terlalu panjang sehingga mengurangi keefektifan

kalimat dalam penulisan buku harian. Kesulitan lain yang dialami siswa adalah siswa

kurang bisa merangkai kalimat secara singkat dan jelas.

4.1.1.1.7 Penilaian Indikator Kohesi dan Koherensi

Penilaian indikator kohesi dan koherensi mempunyai bobot nilai dua. Jadi,

skor tertinggi untuk aspek ini adalah sepuluh, sedangkan skor terendah adalah empat.
Hasil tes menulis buku harian pada aspek kohesi dan koherensi dapat dilihat pada

tabel 12 berikut ini.

Tabel 12. Penilaian Indikator Kohesi dan Koherensi

Bobot Jumlah Persentase


No. Kategori Nilai Frekuensi
aspek skor (%)

1. Sangat baik 5 1 10 2,5

2. Baik 4 8 64 20
2
3. Cukup 3 30 180 75

4. Kurang 2 1 4 2,5

Jumlah 40 258 100

Nilai rata – rata 258/40


× 100 = 64,5
10

Berdasarkan data pada tabel 12, dapat dilihat bahwa nilai rata–rata siswa

dalam menulis buku harian pada indikator kohesi dan koherensi mencapai 64,5 atau

dalam kategori cukup. Sebanyak satu siswa dengan persentase 2,5% memeroleh nilai

dalam kategori sangat baik. Sementara itu, ada delapan siswa dengan persentase 20%

memeroleh nilai dalam kategori baik. Frekuensi tertinggi adalah pada kategori cukup

yang mencapai 30 siswa dengan persentase 75%. Sementara itu ada satu siswa

dengan persentase 2,5% memeroleh nilai dalam kategori kurang.


Siswa yang memeroleh nilai dalam kategori kurang karena banyak ditemukan

kesalahan pada keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf tidak jelas dalam menulis

buku harian.

4.1.1.1.8 Penilaian Indikator Kerapian Tulisan

Penilaian indikator kerapian tulisan mempunyai bobot nilai satu. Jadi, skor

tertinggi untuk aspek ini adalah lima, sedangkan skor terendah adalah dua. Hasil tes

menulis buku harian pada aspek kerapian tulisan dapat dilihat pada tabel 13 berikut

ini.

Tabel 13. Penilaian Indikator Kerapian Tulisan

Bobot Jumlah Persentase


No. Kategori Nilai Frekuensi
aspek skor (%)
1. Sangat baik 5 5 25 12,5

2. Baik 4 29 116 72,5


1
3. Cukup 3 6 18 15

4. Kurang 2 0 0 0

Jumlah 40 159 100

Nilai rata – rata 159/40


× 100 = 79,5
5

Berdasarkan data pada tabel 13, dapat dilihat bahwa nilai rata–rata siswa

dalam menulis buku harian pada indikator kerapian tulisan mencapai 79,5 atau dalam

kategori baik. Sebanyak lima siswa dengan persentase 12,5% memeroleh nilai dalam
kategori sangat baik. Ada 29 siswa dengan persentase 72,5% memeroleh nilai dalam

kategori baik. Sementara itu, ada enam siswa dengan persentase 15% memeroleh nilai

dalam kategori cukup. Pada kategori kurang tidak ada satupun siswa yang memeroleh

kategori tersebut.

Siswa yang memeroleh nilai dalam kategori cukup karena banyak ditemukan

kesalahan pada kerapian tulisan, siswa kebanyakan tulisannya kurang bagus dan tidak

bersih sehingga masih banyak coretannya.

4.1.2.2 Hasil Nontes Siklus I

Data nontes pada siklus I ini diperoleh melalui observasi, jurnal, wawancara,

dan dokumentasi rekaman video serta foto. Berikut ini penjelasan mengenai hasil data

nontes.

4.1.2.2.1 Observasi

Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling. Kegiatan observasi dilakukan selama

proses pembelajaran berlangsung.

Pengamatan dilakukan dengan memperhatikan sikap positif dan sikap negatif.

Sifat positif siswa dalam proses pembelajaran antara lain: (1) siswa memperhatikan
pelajaran dengan sungguh-sungguh; (2) siswa berlatih menulis buku harian dengan

sungguh-sungguh; (3) siswa membaca buku harian dengan penuh perhatian; (4) siswa

aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran; (5) siswa

mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh; dan (6) siswa tidak

mengganggu teman. Adapun sifat negatif siswa antara lain: (1) siswa meremehkan

penjelasan dari peneliti; (2) siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian; (3)

siswa enggan melakukan kegiatan membaca buku harian; (4) siswa enggan bertanya

ketika mengalami kesulitan; (5) siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh peneliti; dan

(6) siswa suka mengganggu teman.

Pada hasil observasi siklus I terdapat beberapa siswa yang melakukan sikap

positif maupun sikap negatif dalam pembelajaran menulis buku harian dengan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hal ini dapat dipahami karena

proses pembelajaran yang dilakukan peneliti merupakan sesuatu yang baru yang

belum pernah diajarkan pada mereka sehingga diperlukan proses untuk

menyesuaikan. Hasil observasi siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 14. Hasil Observasi Aspek Positif Siklus I

No Aspek Observasi Frekuensi % Kategori

1. Siswa memperhatikan pelajaran menulis 23 53,49 C


buku harian dengan sungguh-sungguh.

2. Siswa menulis buku harian dengan 26 60,47 C


sungguh-sungguh.

3. Siswa membaca buku harian dengan 30 69,77 C


penuh perhatian.

4. Siswa aktif bertanya ketika mengalami 12 27,90 K


kesulitan selama pembelajaran.

5. Siswa mengerjakan tugas dari peneliti 31 72,09 B


dengan sungguh-sungguh.

6. Siswa tidak mengganggu teman. 39 90,69 SB

Keterangan:
1. SB = Sangat Baik : 81%-100%
2. B = Baik : 61%-80%
3. C = Cukup : 41%-60%
4. K = Kurang : < 40%

Tabel 14 menunjukkan hasil observasi pada aspek positif. Berdasarkan tabel

di atas dapat diketahui bahwa pada aspek observasi siswa memperhatikan pelajaran

dengan sungguh-sungguh masuk dalam kategori cukup karena hanya terdapat 23

siswa yang memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh. Siswa-siswa tersebut

memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan dengan sungguh-sungguh selama

proses pembelajaran berlangsung.

Pada tahap menulis buku harian, para siswa melakukan kegiatan menulis

harian dengan penuh konsentrasi. Waktu untuk menulis mereka manfaatkan seefektif

mungkin untuk mengembangkan unsur-unsur buku harian yang dicontohkan dalam

model-model buku harian. Aspek observasi ini masuk dalam kategori cukup karena

terdapat 26 siswa yang menulis buku harian dengan penuh perhatian.


Pada tahap membaca buku harian, siswa menunjukkan perilaku positif. Siswa

membaca model buku harian dari sebuah kutipan yang diberikan peneliti dengan

sungguh-sungguh. Aspek observasi ini masuk dalam kategori cukup karena terdapat

30 siswa yang dengan antusias membaca buku harian dengan sunguh-sungguh.

Selama proses pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, siswa masih mengalami

kesulitan-kesulitan. Untuk memecahkan kesulitan tersebut, beberapa orang siswa

sudah mulai aktif bertanya. Baik bertanya secara terbuka kepada peneliti maupun

bertanya ketika peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Aspek observasi ini masuk dalam kategori kurang

karena hanya 12 siswa yang sudah aktif bertanya ketika mengalami kesulitan.

Dalam pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling, peneliti memberikan tugas kepada siswa seperti tugas

untuk berlatih menulis buku harian di rumah, berlatih menerapkan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling untuk menulis buku harian, dan tugas

untuk mengerjakan soal tes yang berhubungan dengan unsur-unsur buku harian

setelah siswa melakukan kegiatan menulis buku harian. Ada berbagai perilaku siswa

yang muncul ketika peneliti memberikan tugas tersebut. Aspek observasi ini masuk

dalam kategori baik karena terdapat 31 siswa yang mengerjakan tugas dengan

sungguh-sungguh.
Aspek observasi yang terakhir adalah siswa tidak suka mengganggu teman.

Pada aspek ini terlihat sikap siswa yang sangat positif karena terdapat 39 siswa yang

tidak suka menggangu teman sehingga aspek ini masuk dalam kategori sangat baik.

Aspek negatif merupakan kebalikan dari aspek positif. Hasil observasi pada

aspek negatif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 15. Hasil Observasi Aspek Negatif Siklus I

No Aspek Observasi Frekuensi % Kategori

1. Siswa meremehkan penjelasan dari 20 46,51 C


peneliti.

2. Siswa meremehkan kegiatan menulis 17 39,53 K


buku harian.

3. Siswa enggan melakukan kegiatan 12 27,90 K


membaca buku harian.

4. Siswa enggan bertanya ketika 31 72,09 B


mengalami kesulitan.

5. Siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh 13 30,23 K


peneliti.

6. Siswa suka mengganggu teman. 4 9,30 K

Keterangan:
1. SB = Sangat Baik : 81%-100%
2. B = Baik : 61%-80%
3. C = Cukup : 41%-60%
4. K = Kurang : < 40%
Berdasarkan tabel 15 menunjukkan pada perilaku negatif siswa meremehkan

penjelasan peneliti, masuk dalam kategori cukup karena hanya 20 siswa yang

berperilaku negatif. Siswa tersebut tidak memperhatikan pelajaran dengan sungguh-

sungguh. Mereka masih sulit berkonsentrasi terhadap proses pembelajaran. Selain itu,

siswa-siswa tersebut menganggap mudah materi yang disampaikan peneliti dan

kurang tertarik dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling.

Pada tahap kegiatan menulis buku harian dengan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling yang merupakan materi yang baru bagi siswa, muncul

perilaku negatif, yaitu siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian dengan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Aspek observasi ini masuk

dalam kategori kurang karena hanya 17 siswa masih meremehkan kegiatan menulis

buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa-siswa

tersebut masih belum tertarik dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling dalam pembelajaran menulis buku harian.

Aspek observasi siswa enggan melakukan kegiatan menulis buku harian

masuk dalam kategori kurang karena hanya 12 siswa yang berperilaku negatif. Siswa-

siswa tersebut masih menulis buku harian dengan konsentrasi yang kurang. Selain itu,

mereka juga belum memanfaatkan waktu untuk menulis buku harian dengan sebaik-

baiknya.
Ketika mengalami kesulitan selama proses pembelajaran menulis buku harian

dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, beberapa orang siswa

sudah mulai berani mengajukan pertanyaan untuk memecahkan masalah mereka.

Sementara itu, sebanyak 31 siswa masih enggan mengajukan pertanyaan sehingga

aspek observasi ini masuk dalam kategori baik.

Selama proses pembelajaran, peneliti memberikan beberapa tugas kepada

siswa. Muncul berbagai respon dari siswa ketika mendapatkan tugas. Salah satunya

adalah siswa mengeluh ketika mendapatkan tugas. Aspek observasi tersebut masih

masuk dalam kategori kurang karena hanya 13 siswa yang masih mengeluh ketika

mendapatkan tugas.

Aspek observasi pada perilaku negatif yang terakhir adalah siswa suka

mengganggu teman. Aspek observasi ini masuk dalam kategori kurang karena hanya

empat siswa yang suka menggangu teman mereka. Siswa-siswa tersebut suka

memecahkan konsentrasi siswa yang lain selama proses pembelajaran sehingga

mengganggu jalannya proses pembelajaran.

Dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa selama proses

pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling jumlah siswa yang berperilaku positif lebih banyak daripada siswa yang

berperilaku negatif.

4.1.2.2.2 Jurnal
Jurnal yang digunakan dalam siklus I ini adalah jurnal siswa dan jurnal

peneliti. Jurnal siswa berisi pendapat dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran

keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling, sedangkan jurnal peneliti berisi hasil pengamatan

peneliti tentang keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran keterampilan menulis

buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling.

1) Jurnal Siswa

Jurnal siswa yang diberikan terdiri atas lima pertanyaan dan diisi secara

individu. Lima pertanyaan itu meliputi (1) pendapat siswa tentang pembelajaran

menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling; (2) pendapat siswa tentang cara penjelasan peneliti; (3) ketertarikan siswa

terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dan penerapannya pada

menulis buku harian; (4) pendapat siswa tentang kesulitan dari metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling; (5) pesan, kesan, dan saran siswa terhadap metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis buku

harian.

Berdasarkan hasil jurnal siswa diketahui bahwa sebanyak 35 siswa merasa

senang dan tertarik dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode
pembelajaran langsung dan teknik modeling karena mereka mempelajari hal baru dan

menambah pengalaman untuk meningkatkan keterampilan menulis buku harian.

Sementara itu, sebelas siswa merasa tidak senang dan tidak tertarik dengan

pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling karena mereka malas menulis buku harian dan merasa sulit untuk

menemukan unsur-unsur buku harian dalam model buku harian tersebut.

Tanggapan siswa terhadap penjelasan peneliti mengenai metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling, yaitu sebanyak 32 siswa merasa penjelasan peneliti

mudah dipahami karena materi pelajaran dijelaskan secara runtut dan disertai contoh.

Sementara itu, sebelas siswa merasa penjelasan peneliti masih sulit dipahami karena

materi pelajaran yang dijelaskan merupakan materi yang baru bagi mereka.

Ketertarikan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling sebanyak 35 siswa merasa tertarik dengan metode pembelajaran langsung

dan teknik modeling karena merupakan metode dan teknik yang baru pertama kali

dikenal dan digunakan dalam pembelajaran. Adapun delapan siswa merasa tidak

tertarik dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena terlalu

rumit dan masih mengalami kesulitan dalam menulis buku harian.

Dalam penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling,

sebanyak delapan siswa masih mengalami kesulitan karena merasa pengetahuan

mereka masih kurang sehingga masih kesulitan dalam menulis buku harian.
Sementara itu, 35 siswa sudah tidak mengalami kesulitan karena dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling memudahkan untuk menulis buku

harian.

Kesan, pesan, dan saran siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian

dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling sangat baik mereka

merasa senang dengan pembelajaran yang telah berlangsung. Sebanyak 40 siswa

memberikan saran yang mendukung terhadap pembelajaran yang akan datang.

Mereka mengharapkan pembelajaran mendatang akan lebih menarik dan

menyenangkan. Siswa merasa senang karena selama proses pembelajaran, peneliti

bisa menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Siswa juga

menyarankan agar suara peneliti ketika menjelaskan materi lebih keras lagi.

2) Jurnal Guru

Jurnal guru merupakan hasil pengamatan peneliti tentang perilaku siswa

selama mengikuti pembelajaran. Aspek-aspek pengamatan yang terdapat dalam jurnal

guru antara lain: (1) catatan mengenai kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran;

(2) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan

menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (3) catatan

tentang tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling; (4) catatan yang berisi tentang tanggapan siswa terhadap tugas pada

kegiatan pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling; dan (5) catatan yang berisi kejadian-
kejadian yang muncul pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan

menggunakan metode pembelajaran dan teknik modeling.

Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dapat terlihat ketika peneliti

memasuki kelas, para siswa telah siap di tempat duduk masing-masing. Suasana kelas

yang gaduh menjadi tenang ketika peneliti mulai menjelaskan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai. Siswa mulai tertarik dengan pembelajaran karena tertarik dengan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling yang baru pertama kali mereka

ketahui.

Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling ditunjukkan dari respon siswa

yang mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti selama proses

pembelajaran berlangsung. Beberapa orang siswa sudah tidak malu untuk

menanyakan hal-hal yang masih sulit bagi mereka. Ada yang bertanya ketika peneliti

menerangkan di depan kelas, ada pula yang bertanya ketika peneliti berjalan untuk

mengamati pekerjaan siswa. Sementara itu, masih banyak juga siswa yang malu

untuk bertanya kepada peneliti, meskipun mereka masih mengalami kesulitan.

Tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling dalam pembelajaran menulis buku harian, beberapa siswa masih mengalami

kesulitan ketika menulis buku harian secara berkelompok, namun sebagian besar
siswa sudah mampu menulis buku harian secara berkelompok dengan memanfaatakan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.

Tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan pembelajaran menulis buku

harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling

ditunjukkan ketika peneliti memberikan tugas untuk mengerjakan soal tes untuk

menulis buku harian berdasarkan model-model buku harian, siswa mengerjakan tugas

tersebut dengan sungguh-sungguh dan serius. Sementara itu, ada pula beberapa siswa

yang mengeluh ketika diberi tugas dan melihat pekerjaan teman mereka.

Selain hal di atas, kejadian lain yang muncul ketika proses pembelajaran,

yaitu adanya gangguan dari luar kelas. Hal tersebut menggangu proses pembelajaran

dan memengaruhi konsentrasi siswa dalam pembelajaran, yaitu suasana gaduh di luar

kelas karena beberapa kelas VII yang lain sedang tidak ada pelajaran. Beberapa siswa

dari kelas lain mengganggu suasana pembelajaran dengan mengetuk pintu berulang

kali. Selain itu, adanya pengumuman-pengumuman kelas IX mengurangi waktu

efektif pembelajaran.

4.1.2.2.3 Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan setelah pembelajaran siklus I selesai.

Wawancara dilakukan terbatas kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi, nilai

sedang, dan nilai rendah. Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk mengetahui

tanggapan yang diberikan siswa dalam pembelajaran menulis buku harian dengan
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hal-hal yang diungkap dalam

wawancara adalah (1) pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis

buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling; (2) pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling; (3) pendapat siswa tentang metode

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (4) kesulitan yang dihadapi

siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling

dalam kegiatan menulis buku harian, (5) perasaan siswa dalam dalam mengikuti

pembelajaran menulis buku harian melalui metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling; dan (6) saran siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan

menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.

Pertanyaan pertama adalah pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan

menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.

Untuk siswa yang memeroleh nilai tertinggi merasa senang dan tertarik dengan

pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling karena merupakan pembelajaran yang menarik dan

menantang. Untuk siswa yang mendapat nilai sedang merasa tertarik dengan

pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling karena dengan pembelajaran tersebut dapat menambah

wawasan dan memacu kita untuk bisa menulis buku harian dengan baik. Sementara

itu, siswa yang mendapat nilai rendah merasa kurang tertarik dengan pembelajaran
keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling karena kurang menyukai keterampilan menulis buku harian.

Pertanyaan kedua, pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa yang mendapat nilai

tertinggi merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena runtut dan disertai

contoh. Siswa yang mendapat nilai sedang juga berpendapat bahwa penjelasan

peneliti mudah dipahami karena peneliti dapat menciptakan suasana belajar yang

meyenangkan selama proses pembelajaran. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai

rendah berpendapat bahwa penjelasan peneliti masih belum bisa dipahami karena

masih belum paham tentang metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.

Pertanyaan ketiga, pendapat siswa tentang metode pembelajaran langsung dan

teknik modeling. Siswa yang mendapat nilai tertinggi merasa tertantang dengan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena baru pertama kali

mencoba serta sangat membantu dalam menulis buku harian dan meyenangkan.

Siswa yang mendapat nilai sedang merasa tertarik dengan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling karena metode dan teknik tersebut membantu untuk

menulis buku harian. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai rendah berpendapat

bahwa metode pembelajaran langsung dan teknik modeling terlalu rumit karena harus

mencari unsur-unsur buku harian dalam sebuah model buku harian dan menulis buku

harian secara berkelompok.


Pertanyaan keempat adalah kesulitan yang dihadapi siswa terhadap

penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam kegiatan

menulis buku harian. Siswa yang mendapat nilai tertinggi dan sedang merasa belum

menghadapi kesulitan yang berarti. Sementara siswa yang mendapat nilai rendah

merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling karena merasa kurang tertarik. Siswa tersebut mengakui bahwa tidak

mempunyai kebiasaan menulis buku harian.

Pertanyaan kelima adalah perasaan siswa dalam metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling pada kegiatan menulis buku harian. Siswa yang

mendapat nilai tertinggi merasa senang bisa menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling, meskipun baru pertama kali dipelajari.

Siswa yang mendapat nilai sedang merasa senang bisa menulis buku harian secara

berkelompok dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, walaupun

harus berlatih lagi. Sementara siswa yang mendapat nilai rendah merasa senang

ketika menerapkan buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling dan ingin berlatih lagi.

Pertanyaan terakhir adalah saran siswa terhadap pembelajaran menulis buku

harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.

Siswa yang mendapat nilai tertinggi memberikan saran agar pembelajaran yang akan

datang lebih menarik dan menyenangkan lagi. Siswa yang mendapat nilai sedang

memberikan saran kepada peneliti agar tetap bisa menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan suara peneliti diperkeras lagi. Sementara itu, siswa yang

mendapat nilai rendah memberikan saran agar dijelaskan kembali tentang metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling dan dilatih kembali cara menulis buku

harian.

4.1.2.2.4 Dokumentasi

Dokumentasi pada penelitian ini berwujud rekaman video kegiatan siswa

dalam pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling. Pengambilan dokumentasi dilakukan selama kegiatan

pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling siklus I berlangsung. Peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk mengambil

dokumentasi foto dan rekaman video selama pembelajaran berlangsung.

Dokumentasi foto dan rekaman video yang diambil terdiri atas (1) aktivitas

siswa ketika memperhatikan penjelasan peneliti tentang menulis buku harian; (2)

aktivitas siswa ketika bertanya kepada peneliti; (3) aktivitas siswa ketika menulis

buku harian; (4) aktivitas siswa ketika diskusi mengerjakan tugas dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling; (5) aktivitas siswa ketika menjawab

pertanyaan dan mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya; dan (6) aktivitas

siswa ketika mengisi jurnal siswa. Berikut ini adalah gambar dan penjelasan pada saat

pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling siklus I.
Gambar 2. Aktivitas Siswa Menerima Penjelasan Peneliti Siklus I

Gambar 2 menunjukkan kegiatan siswa ketika menerima penjelasan dari

peneliti tentang menulis buku harian. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan

pengetahuan tentang keterampilan menulis buku harian. Pada gambar di atas terlihat

bahwa siswa masih kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh

peneliti. Hal tersebut dapat diketahui dari sikap duduk siswa yang kurang teratur

ketika peneliti sedang menyampaikan materi pelajaran. Keadaan ini berubah ketika

peneliti menjelaskan materi tentang buku harian dengan contoh modelnya, para siswa

mulai memperhatikan penjelasan peneliti.


Selama proses pembelajaran berlangsung, sembari menjelaskan, peneliti juga

melakukan pengamatan yang nantinya dicatat pada jurnal peneliti. Selain itu,

observer juga melakukan pengamatan apakah siswa dengan sungguh-sungguh

memperhatikan penjelasan peneliti atau masih kurang memperhatikan penjelasan

peneliti yang dicatat dalam lembar observasi. Gambar selanjutnya adalah kegiatan

siswa ketika bertanya kepada peneliti.

Gambar 3. Aktivitas Siswa ketika Bertanya kepada Peneliti Siklus I

Gambar 3 menunjukkan situasi ketika siswa bertanya kepada peneliti.

Karakteristik siswa, yaitu masih malu untuk bertanya ketika mengalami kesulitan,

padahal peneliti sudah memberikan kesempatan untuk bertanya, tetapi masih belum
dimanfaatkan dengan baik oleh siswa. Siswa lebih suka bertanya ketika peneliti

sedang melakukan pengawasan dengan mendekati siswa, pada saat itulah siswa

berani bertanya kepada peneliti.

Dalam proses pembelajaran ketika ada siswa yang masih merasa kesulitan dan

membutuhkan penjelasan kembali, maka peneliti melakukan pendekatan dan

menjelaskan kembali bagian yang belum dipahami oleh siswa. Dengan mendekati

siswa secara langsung diharapkan informasi yang dibutuhkan oleh siswa dapat lebih

dipahami. Selain itu, ketika berhadapan secara langsung, siswa menjadi tidak malu

bertanya karena bertatap muka langsung dengan peneliti dan tidak diperhatikan oleh

teman yang lain. Gambar selanjutnya adalah aktivitas siswa ketika menulis buku

harian.
Gambar 4. Akivitas Siswa Menulis Buku Harian Siklus I

Gambar 4 menunjukkan kegiatan ketika siswa menulis buku harian. Pada

tahap ini, pertama-tama siswa memperhatikan berbagai contoh model buku harian

sebagai acuan untuk menulis buku harian. Kemudian, siswa membaca dan memahami

penggalan buku harian dari model-model buku harian tersebut dengan seksama

setelah dibagikan oleh peneliti. Berikutnya, siswa diminta untuk menentukan unsur-

unsur berita dalam buku harian tersebut. Terakhir, siswa berlatih menulis buku harian

dengan melihat model-model buku harian tersebut .

Aktivitas selanjutnya adalah diskusi mengerjakan tugas. Di bawah ini gambar

siswa sedang melakukan kegiatan diskusi mengerjakan tugas dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling .


Gambar 5. Aktivitas Siswa Diskusi Mengerjakan Tugas dengan Metode
Pembelajaran Langsung dan Teknik Modeling Siklus I
Gambar 5 menunjukkan siswa sedang melakukan kegiatan diskusi

mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Pada

proses ini siswa berdiskusi dengan menggunakan contoh model buku harian yang

telah dibagikan dan bekerja secara berkelompok. Dengan cepat siswa harus

memahami berbagai contoh model buku harian tersebut dan dengan tepat siswa harus

mampu mengembangkan pengalaman pribadinya kedalam buku harian sehingga

menjadi sebuah buku harian berdasarkan model yang telah ditentukan. Pada proses

tugas menulis buku harian masih banyak siswa yang melakukan kesalahan seperti

yang terlihat pada gambar di atas banyak siswa tidak serius ketika menulis buku

harian. Kesalahan lain juga terjadi seperti siswa masih mengobrol ketika menulis

buku harian.

Keterampilan menulis buku harian merupakan keterampilan yang

membutuhkan konsentrasi dan pemahaman yang cepat terhadap pengalaman

pribadinya yang akan ditulis menjadi buku harian, maka kesalahan-kesalahan tersebut

harus diperbaiki pada siklus II. Pada proses menulis buku harian, observer juga

melakukan pengamatan apakah siswa menulis buku harian dengan sungguh-sungguh

atau masih menyepelekan kegiatan menulis buku harian. Gambar selanjutnya adalah
kegiatan siswa saat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran

menulis buku harian.

Gambar 6. Aktivitas Siswa saat Menjawab Pertanyaan dan


Mempresentasikan Hasil Pekerjaan Kelompoknya Siklus I

Gambar 6 menunjukkan kegiatan siswa saat menjawab pertanyaan yang

berkaitan dengan pembelajaran menulis buku harian. Siswa menjawab pertanyaan

secara bergantian dengan serius, tapi masih ada juga siswa yang mengganggu

temannya saat menjawab pertanyaan. Peneliti melakukan tanya jawab kepada siswa
untuk menguji tingkat kepahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan

peneliti. Setelah itu, siswa juga disuruh mempresentasikan hasil pekerjaan

kelompoknya, namun pada siklus ini siswa masih malu untuk mempresentasikan hasil

kelompoknya di depan kelas. Gambar selanjutnya adalah kegiatan siswa dalam

mengisi jurnal siswa.

Gambar 7. Akivitas Siswa Mengisi Lembar Jurnal Siswa Siklus I

Gambar 7 menunjukkan siswa sedang mengisi lembar jurnal siswa yang

dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran menulis buku harian dengan

menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Jurnal diisi secara

individu untuk mengetahui pendapat dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran


menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran lansung dan teknik

modeling. Dengan jurnal siswa ini nantinya akan diketahui sejauh mana tanggapan

siswa tentang pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran

lansung dan teknik modeling.

4.1.2.3 Refleksi Siklus I

Pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran lansung dan

teknik modeling yang dilakukan pada siklus I ini mulai disukai oleh siswa. Hal ini

terlihat dari antusiasme siswa terhadap proses pembelajaran. Hasil tes menulis buku

harian siklus I hanya tiga kategori yang menunjukkan kategori baik yaitu pada

indikator kualitas isi, ejaan dan tanda baca, dan kerapian tulisan. Ada tiga indikator

yang menunjukkan kategori cukup yaitu pada indikator kelengkapan unsur buku

harian, pilihan kata, dan kohesi dan koherensi. Pada hasil tes siklus I terdapat satu

kategori yang menunjukkan kategori kurang yaitu pada indikator keefektifan kalimat.

Keterampilan siswa dalam menulis buku harian juga perlu diperbaiki. Hal ini terlihat

ketika proses menulis buku harian, siswa masih melakukan hal-hal yang harus

dihindari dalam menulis buku harian seperti, melamun saat guru memberikan materi,

menulis buku harian dengan menganggu temannya, menulis buku harian sambil

mengobrol, dan kurang konsentrasi terhadap pengalaman pribadinya yang akan


ditulis dalam buku harian. Kesulitan lain yang dihadapi siswa adalah masih kurang

paham dalam mengembangkan unsur-unsur menulis buku harian dan

mengembangkan pengalaman pribadinya ke dalam bentuk buku harian.

Hal-hal tersebut nantinya harus diperbaiki ke arah yang lebih baik pada siklus

II. Untuk mengatasi kebiasaan yang salah dalam menulis buku harian nantinya dapat

dilakukan dengan cara memberikan penjelasan kepada siswa mengenai cara menulis

buku harian yang benar. Kemudian, guru memberikan motivasi kepada siswa agar

terus berlatih menulis buku harian. Sementara itu, upaya mengatasi kesulitan siswa

dalam menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling nantinya akan dilakukan penjelasan dan pelatihan kembali. Selain itu, guru

akan memberikan sebuah contoh model buku harian yang lainnya dari pengalaman

peneliti sendiri dengan unsur-unsur buku harian yang baik dan benar. Hal ini

diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas kepada siswa.

Kriteria nilai ketuntasan pada siklus I sebesar 70 juga belum dicapai karena

secara keseluruhan nilai yang dicapai baru sebesar 67,32. Untuk mencapai nilai

ketuntasan sebesar 70, peneliti akan lebih memotivasi siswa dan membantu kesulitan-

kesulitan yang masih dihadapi siswa pada pembelajaran menulis buku harian dengan

metode pembalajaran langsung dan teknik modeling siklus II.

Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi terlihat

perilaku siswa yang beragam. Mulai dari perilaku positif hingga perilaku negatif.
Beberapa siswa tertarik dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling, tetapi ada pula siswa yang masih belum

tertarik dengan pembelajaran tersebut karena berbagai alasan seperti tidak menyukai

keterampilan menulis buku harian dan mengalami kesulitan, tetapi masih malu untuk

bertanya. Keaktifan siswa dalam bertanya juga nantinya perlu ditingkatkan pada

siklus II. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang masih sulit berkonsentrasi pada

pembelajaran dan masih suka mengganggu siswa yang lain.

Untuk memperbaiki perilaku siswa agar lebih ke arah yang positif, maka pada

pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling siklus II nantinya akan direncanakan pembelajaran yang lebih matang,

penciptaan suasana belajar yang lebih kondusif, dan proses pembelajaran yang lebih

menarik dan menyenangkan serta pemberian motivasi kepada siswa untuk terus

berlatih menulis buku harian.

4.1.3 Siklus II

Siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I yang sebelumnya telah

dilaksanakan. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada siklus

II ini. Siklus II ini dipersiapkan dan direncanakan lebih matang karena siklus ini

merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mengubah perilaku

siswa ke arah yang lebih positif daripada siklus I. Perencanaan pada siklus II ini
dengan melihat refleksi siklus I sehingga diharapkan siklus II berjalan dengan lebih

baik.

Pelaksanaan siklus II masih merupakan pembelajaran menulis buku harian

dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dengan segala perbaikan

untuk mengatasi masalah yang ada pada siklus I. Berikut hasil tes dan nontes siklus

II.

4.1.3.1 Hasil Tes Siklus II

Pada siklus II ini peneliti kembali memberikan pembelajaran keterampilan

menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling

dengan melakukan perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I. Hasil tes diperoleh

dari tes tertulis siswa setelah menulis buku harian. Tes tersebut untuk mengetahui

tingkat keterampilan siswa dalam menulis buku harian setelah dilakukan

pembelajaran menulis buku harian pada siklus II. Penjabaran hasil tes keterampilan

menulis buku harian pada siklus II dapat dilihat berikut ini.

4.1.3.1.1 Keterampilan Menulis Buku Harian Siklus II

Tingkat keterampilan siswa dalam menulis buku harian pada siklus II

diperoleh setelah dilakukan tes tingkat keterampilan menulis buku harian. Hasil tes

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


Tabel 16. Keterampilan Menulis Buku Harian Siklus II

Rentang Jumlah Persentase


No Kategori Frekuensi
nilai Skor (%)

1 Sangat baik ≥ 85 2 187 5

2 Baik 70 – 84 38 2949 95

3 Cukup 60 – 69 0 0 0

4 Kurang < 60 0 0 0

Jumlah 40 3136 100

Nilai rata – rata 3136


= 78,4
40

Tabel 16 menunjukkan skor kumulatif menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling. Dari 40 siswa, ada 2 siswa mencapai

kategori nilai sangat baik dengan rentang nilai lebih dari atau sama dengan 85.

Sebanyak 38 siswa mencapai kategori nilai baik dengan rentang nilai 70-84.

Sementara itu, tidak ada siswa yang masuk kategori cukup dan kategori kurang. Rata-

rata kelas dalam nilai komulatif menulis buku harian siklus II sebesar 78,4 dan

termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan target nilai rata-rata kelas yang ditetapkan

pada siklus II, yaitu 70, maka nilai rata-rata kelas telah sesuai dengan target.

Hasil keterampilan menulis buku harian lengkap dapat dilihat pada gambar

diagram batang berikut ini.


Diagram 2. Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus II

Pada diagram 2 dapat diketahui hasil tes menulis buku harian siklus II dapat

diketahui bahwa ada 2 siswa yang memeroleh nilai sangat baik, yaitu ≥ 85. Paling

banyak siswa memeroleh nilai dalam kategori baik, yaitu dalam rentang nilai 70–84

sebanyak 38 siswa. Dalam siklus II tidak ada siswa yang memeroleh nilai di bawah

kriteria ketuntasan minimal kompetensi menulis buku harian, yaitu 70.

4.3.1.1.2 Penilaian Indikator Kualitas Isi Buku Harian

Indikator yang pertama adalah kualitas isi buku harian. Hasil tes pada

indikator ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 17. Penilaian Indikator Kualitas Isi Buku Harian

No Kategori Nilai Bobot Frekuensi Jumlah Persentase


aspek skor (%)
1 Sangat baik 5 2 40 5

2 Baik 4 37 592 92,5


4
3 Cukup 3 1 12 2,5

4 Kurang 2 0 0 0

Jumlah 40 644 100

Nilai rata – rata 644/40


× 100 = 80,5
20

Tabel 17 menunjukkan nilai indikator kualitas isi buku harian. Berdasarkan

tabel 17 tersebut, ada 2 siswa dengan persentase 5% yang sudah mencapai kategori

sangat baik. Sebanyak 37 siswa dengan persentase 92,5% mendapat nilai dengan

kategori baik. Sementara itu untuk kategori cukup ada satu siswa dengan persentase

2,5%, dan tidak ada satupun siswa yang memeroleh katageri kurang. Pada indikator

kualaitas isi buku harian, nilai rata-rata kelas mencapai 80,5 yang termasuk dalam

kategori baik.

4.1.3.1.3 Penilaian Indikator Kelengkapan Unsur Buku Harian

Indikator kedua adalah keruntutan pemaparan. Hasil tes pada indikattor ini

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


Tabel 18. Penilaian Indikator Kelengkapan Unsur Buku Harian

Bobot Jumlah Persentase


No. Kategori Nilai Frekuensi
aspek skor (%)

1 Sangat baik 5 1 25 2,5

2 Baik 4 36 720 90
5
3 Cukup 3 3 45 7,5

4 Kurang 2 0 0 0

Jumlah 40 790 100

Nilai rata – rata 790/40


× 100 = 79
25

Tabel 18 menunjukkan hasil tes siklus II indikator kelengkapan unsur buku

harian. Dari 40 siswa, hanya satu siswa dengan persentase 2,5% sudah mampu

menulis buku harian secara runtut dengan kategori sangat baik. Sebanyak 36 siswa

dengan persentase 90% mendapat nilai dengan kategori baik. Sementara itu, tiga

siswa dengan persentase 7,5% masuk kategori cukup. Adapun nilai dengan kategori

kurang dengan tidak ada satupun siswa yang mencapai rentang nilai tersebut. Pada

indikator kelengkapan unsur buku harian ini, nilai rata-rata kelas mencapai 79 yang

termasuk dalam kategori baik.

4.1.3.1.4 Penilaian Indikator Ejaan dan Tanda Baca


Indikator yang ketiga adalah ejaan dan tanda baca. Hasil tes pada indikator ini

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 19. Penilaian Indikator Ejaan dan Tanda Baca

Bobot Jumlah Persentase


No. Kategori Nilai Frekuensi
aspek skor (%)

1 Sangat baik 5 4 60 10

2 Baik 4 34 408 85
3
3 Cukup 3 2 18 5

4 Kurang 2 0 0 0

Jumlah 40 486 100

Nilai rata – rata 486/40


× 100 = 81
15

Tabel 19 menunjukkan hasil tes siklus II keterampilan siswa dalam ejaan dan

tanda baca. Dari keseluruhan jumlah siswa, hanya ada empat siswa dengan persentase

10% mendapat nilai dengan kategori sangat baik. Sebanyak 34 siswa dengan

persentase 85% mencapai nilai dengan kategori baik. Adapun dua siswa dengan

persentase 5% mendapat nilai dengan kategori cukup. Adapun untuk kategori kurang

tidak ada satupun siswa yang mendapat nilai kategori tersebut. Pada indikator ejaan

dan tanda baca nilai rata-rata kelas mencapai 81 yang termasuk dalam kategori baik.

4.1.3.1.5 Penilaian Indikator Pilihan Kata


Penilaian indikator pilihan kata mempunyai bobot nilai tiga. Jadi, skor

tertinggi untuk aspek ini adalah lima belas, sedangkan skor terendah adalah enam.

Hasil tes menulis buku harian pada aspek pilihan kata dapat dilihat pada tabel 20

berikut ini.

Tabel 20. Penilaian Indikator Pilihan Kata

Bobot Jumlah Persentase


No. Kategori Nilai Frekuensi
aspek skor (%)

1 Sangat baik 5 0 0 0

2 Baik 4 40 480 100


3
3 Cukup 3 0 0 0

4 Kurang 2 0 0 0

Jumlah 40 480 100

Nilai rata – rata 480/40


× 100 = 80
15

Berdasarkan data pada tabel 20, dapat dilihat bahwa jumlah skor yang

diperoleh 40 siswa adalah 480. Tidak ada siswa yang memeroleh nilai dalam kategori

sangat baik, cukup, dan kurang. Semua siswa yang berjumlah 40 memeroleh nilai

dengan kategori baik dengan persentase 100%. Pada aspek pilihan kata semua siswa

sudah bisa memilih kata yang tepat sesuai dengan situasi dan cukup ekspresif. Pada

indikator pilihan kata nilai rata-rata kelas mencapai 80 yang termasuk dalam kategori

baik.
4.1.1.1.6 Penilaian Indikator Keefektifan Kalimat

Penilaian indikator keefektifan kalimat mempunyai bobot nilai tiga. Jadi, skor

tertinggi untuk indikator ini adalah dua belas, sedangkan skor terendah adalah tiga.

Hasil tes menulis buku harian pada aspek kelengkapan unsur berita dapat dilihat pada

tabel 20 berikut ini.

Tabel 21. Penilaian Indikator Keefektifan Kalimat

Bobot Jumlah Persentase


No. Kategori Nilai Frekuensi
aspek skor (%)
1 Sangat baik 5 4 40 10

2 Baik 4 22 176 55
2
3 Cukup 3 12 72 30

4 Kurang 2 2 8 5

Jumlah 40 296 100

Nilai rata – rata 296/40


× 100 = 74
10

Berdasarkan tabel 21 dapat diketahui ada empat siswa yang masuk dalam

kategori sangat baik dengan persentase 10%. Frekuensi pada kategori baik ada 22

siswa dengan persentase 55%. Kategori cukup mempunyai frekuensi 12 siswa dengan

frekuensi 30%. Adapun dua siswa untuk kategori kurang dengan persentase 5%. Dari
semua kategori yang ada diperoleh jumlah skor seluruh siswa sebesar 296 dengan

nilai rata – rata siswa 74 yang termasuk dalam kategori baik.

4.1.1.1.7 Penilaian Indikator Kohesi dan Koherensi

Penilaian indikator kohesi dan koherensi mempunyai bobot nilai dua. Jadi,

skor tertinggi untuk aspek ini adalah sepuluh, sedangkan skor terendah adalah empat.

Hasil tes menulis buku harian pada indikator kohesi dan koherensi dapat dilihat pada

tabel 22 berikut ini.

Tabel 22. Penilaian Indikator Kohesi dan Koherensi

Bobot Jumlah Persentase


No. Kategori Nilai Frekuensi
aspek skor (%)
1 Sangat baik 5 2 10 5

2 Baik 4 21 168 52,5


2
3 Cukup 3 17 102 42,5

4 Kurang 2 0 0 0

Jumlah 40 280 100

Nilai rata - rata 280/40


× 100 = 70
10

Berdasarkan data pada tabel 22, dapat dilihat bahwa nilai rata–rata siswa

dalam menulis buku harian pada indikator kohesi dan koherensi mencapai 70 atau
dalam kategori baik. Pada indikator kohesi dan koherensi ada dua siswa yang

memeroleh nilai dalam kategori sangat baik dengan persentase 5%. Sebanyak 21

siswa dengan persentase 52,5% memeroleh nilai dalam kategori baik, sedangakan 17

siswa dengan persentase 42,5% memeroleh nilai dalam kategori cukup. Pada

indikator ini tidak ada satupun siswa yang memeroleh nilai dalam kategori kurang.

4.1.1.1.8 Penilaian Indikator Kerapian Tulisan

Penilaian indikator kerapian tulisan mempunyai bobot nilai satu. Jadi, skor

tertinggi untuk aspek ini adalah lima, sedangkan skor terendah adalah dua. Hasil tes

menulis buku harian pada aspek kerapian tulisan dapat dilihat pada tabel 23 berikut

ini.

Tabel 23. Penilaian Indikator Kerapian Tulisan

Bobot Jumlah Persentase


No. Kategori Nilai Frekuensi
aspek skor (%)
1. Sangat baik 5 16 80 40

2. Baik 4 22 88 55
1
3. Cukup 3 2 6 5

4. Kurang 2 0 0 0

Jumlah 40 174 100

Nilai rata – rata 174/40


× 100 = 87
5
Berdasarkan data pada tabel 23, dapat dilihat bahwa nilai rata–rata siswa

dalam menulis buku harian pada indikator kerapian tulisan mencapai 87 atau dalam

kategori sangat baik. Sebanyak 16 siswa dengan persentase 40% memeroleh nilai

dalam kategori sangat baik. Ada 22 siswa dengan persentase 55% memeroleh nilai

dalam kategori baik. Sementara itu, ada dua siswa dengan persentase 5% memeroleh

nilai dalam kategori cukup. Pada kategori kurang tidak ada satupun siswa yang

memeroleh kategori tersebut.

4.1.3.2 Hasil Nontes Siklus II

Seperti pada siklus I, hasil nontes pada siklus II diperoleh dari hasil observasi,

jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini pemaparan hasil nontes siklus II.

4.1.3.2.1 Observasi

Observasi dilaksanakan selama pembelajaran keterampilan menulis menulis

buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Observasi

dilakukan untuk mengetahui tingkah laku siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Pada siklus II ini, pedoman yang digunakan dalam observasi sama dengan

pedoman observasi siklus I. Pedoman tersebut terbagi pada sikap positif dan sikap

negatif. Sifat positif siswa dalam proses pembelajaran antara lain: (1) siswa

memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh; (2) siswa berlatih menulis buku


harian dengan sungguh-sungguh; (3) siswa membaca buku harian dengan penuh

perhatian; (4) siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran;

(5) siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh; dan (6) siswa

tidak mengganggu teman.

Adapun sifat negatif siswa antara lain: (1) siswa meremehkan penjelasan dari

peneliti; (2) siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian; (3) siswa enggan

melakukan kegiatan membaca buku harian; (4) siswa enggan bertanya ketika

mengalami kesulitan; (5) siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh peneliti; dan (6)

siswa suka mengganggu teman.

Berikut ini adalah penjabaran hasil observasi terhadap perilaku siswa, baik

perilaku positif maupun negatif, selama proses pembelajaran menulis buku harian

dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II.

Tabel 24. Hasil Observasi Aspek Positif Siklus II

No. Aspek Observasi Frekuensi % Kategori


1. Siswa memperhatikan pelajaran
37 92,5 SB
dengan sungguh-sungguh.

2. Siswa menulis buku harian dengan


37 92,5 SB
sungguh-sungguh.

3. Siswa membaca buku harian dengan


35 87,5 SB
penuh perhatian.

4. Siswa aktif bertanya ketika


mengalami kesulitan selama 32 80 B
pembelajaran.
5. Siswa mengerjakan tugas dari peneliti
40 100 SB
dengan sungguh-sungguh.

6. Siswa tidak mengganggu teman. 39 97,5 SB

Keterangan:
1. SB = Sangat Baik : 81%-100%
2. B = Baik : 61%-80%
3. C = Cukup : 41%-60%
4. K = Kurang : < 40%

Berdasarkan tabel 24 pada siklus II ini, pengamatan terhadap perilaku siswa

pada aspek positif mengalami perubahan yang lebih baik. Pada aspek observasi ada

37 siswa yang memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh yaitu masuk dalam

kategori sangat baik, terutama pada penjelasan materi metode pembelajaran langsung

dan teknik modeling. Siswa ingin tahu lebih banyak tentang metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling sehingga mereka bisa memanfaatkan contoh model

buku harian secara berkelompok lebih baik daripada ketika melakukan pemanfaatan

contoh model buku harian secara berkelompok di siklus I.

Kesungguh-sungguhan siswa dalam memperhatikan pelajaran juga berdampak

pada perilaku siswa ketika menulis buku harian. Aspek observasi siswa menulis buku

harian dengan sungguh-sungguh masuk dalam kategori sangat baik karena jumlah

siswa yang bersungguh-sunguh dalam proses menulis buku harian sebanyak 37 siswa.

Para siswa menulis buku harian dengan serius sesuai model buku harian yang telah

ditentukan.
Pada tahap membaca model buku harian dari sebuah contoh catatan harian

yang telah dibagikan, 35 siswa melakukan kegiatan membaca dengan penuh

konsentrasi dan perhatian sehingga aspek observasi siswa membaca dengan sungguh-

sungguh masuk dalam kategori sangat baik. Siswa-siswa tersebut memanfaatkan

waktu seefektif mungkin untuk menemukan informasi-informasi penting yang ada

dalam buku harian yang mereka baca.

Selama pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling, sebanyak 32 siswa sudah mau mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi pembelajaran dan kesulitan

yang mereka hadapi sehingga aspek observasi ini masuk dalam kategori baik. Siswa-

siswa tersebut bertanya ketika peneliti menjelaskan materi ataupun ketika peneliti

melakukan pengamatan kepada siswa yang sedang mengerjakan tugas.

Ketika melakukan tugas yang diberikan oleh peneliti, seperti tes menulis buku

harian, sebanyak 40 siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh

sehingga aspek observasi ini masuk dalam kategori sangat baik. Ketika mengerjakan

soal yang berkaitan dengan pengalaman pribadi siswa yang telah mereka baca, siswa-

siswa tersebut mengerjakan soal tes dengan penuh kesungguhan dan konsentrasi.

Pada siklus II ini, sebanyak 39 siswa berperilaku positif dengan tidak suka

mengganggu teman. Aspek observasi ini masuk dalam kategori sangat baik. Para

siswa lebih suka memperhatikan pelajaran, mengerjakan tugas dari peneliti, atau
memecahkan kesulitan yang mereka hadapi. Hasil observasi pada aspek negatif dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 25. Hasil Observasi Aspek Negatif Siklus II

No. Aspek Observasi Frekuensi % Kategori

1. Siswa meremehkan penjelasan dari


2 5 K
peneliti.

2. Siswa meremehkan kegiatan menulis buku


4 10 K
harian.

3. Siswa enggan melakukan kegiatan


4 10 K
membaca buku harian.

4. Siswa enggan bertanya ketika mengalami


10 25 K
kesulitan.

5. Siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh


6 15 K
peneliti.

6. Siswa suka mengganggu teman. 1 2,5 K

Keterangan:
1. SB = Sangat Baik : 81%-100%
2. B = Baik : 61%-80%
3. C =Cukup : 41%-60%
4. K = Kurang : < 40%

Berdasarkan tabel 25 menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran selain

bersikap positif, beberapa orang siswa masih berperilaku yang kurang baik. Hal

tersebut masuk dalam aspek observasi negatif. Pada aspek observasi siswa

meremehkan penjelasan peneliti masuk dalam kategori kurang karena hanya ada dua

siswa yang meremehkan penjelasan peneliti. Keseluruhan siswa memperhatikan

penjelasan dengan baik.


Aspek observasi siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian masuk

dalam kategori kurang karena terdapat empat siswa yang masih meremehkan kegiatan

menulis buku harian. Kedua siswa tersebut menganggap mudah karena sudah merasa

bisa menulis buku harian, tetapi masih bingung dan tidak mau bertanya.

Aspek observasi siswa enggan melakukan kegiatan membaca model buku

harian dari sebuah contoh kertas model buku harian masuk dalam kategori kurang

karena ada empat siswa yang masih enggan membaca. Siswa tersebut masih terlihat

kurang berkonsentrasi ketika membaca dan masih sering terpengaruh dengan

lingkungan di luar kelas.

Aspek observasi siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan masuk

dalam kategori cukup karena ada 10 siswa yang masih malu untuk bertanya. Siswa-

siswa tersebut lebih suka bertanya kepada teman yang lain ketika mengalami

kesulitan atau menyuruh teman mereka untuk bertanya kepada peneliti.

Pada aspek observasi siswa mengeluh ketika mendapatkan tugas dari peneliti

masuk dalam kategori kurang karena ada enam siswa yang masih suka mengeluh

ketika peneliti memberikan tugas. Aspek yang terakhir, yaitu siswa suka mengganggu

teman. Pada aspek tersebut hanya ada satu siswa yang masih suka menganggu siswa

yang lain. Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa tersebut suka mengganggu

siswa lain diantaranya karena faktor tempat duduk. Kedua siswa tersebut berada pada

baris belakang sehingga merasa jauh dari pengamatan peneliti dan mengganggu siswa
yang lain. Selain itu, siswa tersebut juga terlihat kurang memiliki keseriusan dan

konsentrasi yang stabil selama proses pembelajaran.

Dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa selama proses

pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling siklus II jumlah siswa yang berperilaku positif lebih banyak daripada siswa

yang berperilaku negatif.

4.1.3.2.2 Jurnal

Jurnal yang digunakan pada siklus II ini sama dengan jurnal yang digunakan

pada siklus I, yaitu jurnal siswa dan jurnal peneliti. Berikut ini adalah uraian hasil

jurnal siswa dan jurnal peneliti.

1) Jurnal Siswa

Aspek-aspek yang harus diisi oleh siswa pada lembar jurnal siswa siklus II

meliputi: (1) pendapat siswa tentang pembelajaran menulis buku harian dengan

menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (2) pendapat

siswa tentang cara penjelasan peneliti; (3) ketertarikan siswa terhadap metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling dan penerapannya pada menulis buku

harian; (4) pendapat siswa tentang kesulitan dari metode pembelajaran langsung dan

teknik modeling; dan (5) pesan, kesan, dan saran siswa terhadap metode pembelajaran
langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis buku harian. Berikut ini

adalah data hasil jurnal siswa pada siklus II.

Aspek yang pertama, perasaan siswa terhadap pembelajaran menulis buku

harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, yaitu terdapat 37

siswa yang merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran tersebut. Alasan yang

diungkapkan siswa beragam, antara lain menambah pengetahuan, menambah

pengalaman, menarik, penting, dan mendapatkan bekal ilmu untuk pembelajaran

yang akan datang. Sementara itu, tiga siswa masih kurang senang dan kurang tertarik

dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan

teknik modeling karena masih kurang menyukai pembelajaran keterampilan menulis

termasuk menulis buku harian karena harus mengingat-ingat pengalaman pribadi,

menyusunnya kedalam kalimat yang efektif, dan harus menggunakan ejaan dan tanda

baca yang benar.

Aspek yang kedua, tanggapan siswa terhadap penjelasan peneliti mengenai

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Sebanyak 36 siswa menjawab

bahwa penjelasan peneliti mudah dipahami karena sudah dijelaskan sebelumnya

sehingga tinggal mendalami lagi, peneliti menjelaskan dengan menggunakan contoh

model buku harian sehingga lebih menarik, dan peneliti bisa membuat situasi kelas

yang meyenangkan. Sementara itu, empat siswa berpendapat bahwa penjelasan

peneliti masih sulit dipahami.


Aspek yang ketiga, ketertarikan siswa terhadap metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran. Siswa yang menjawab tertarik

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling sebanyak 38 siswa. Alasan

mereka beragam, seperti memudahkan untuk menemukan unsur-unsur buku harian,

dan dapat membantu dalam belajar menulis buku harian. Sementara itu, dua siswa

kurang tertarik dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dengan

alasan masih belum paham, belum bisa menerapkan metode pembelajaran langsung

dan teknik modeling secara berkelompok, dan masih mengalami kesulitan.

Aspek yang keempat, siswa mengalami kesulitan ketika menggunakan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran. Sebanyak empat

siswa merasa mengalami kesulitan ketika menggunakan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling dengan alasan masih kurang paham, bingung, dan

kurang pengetahuan yang berhubungan dengan buku harian. Sementara itu, 36 siswa

sudah tidak mengalami kesulitan ketika menggunakan metode pembelajaran langsung

dan teknik modeling.

Aspek yang kelima, siswa memberikan pesan, kesan, dan saran terhadap

penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam

pembelajaran. Pada aspek ini sebanyak 40 siswa memberikan pesan, kesan, dan saran

yang mendukung pembelajaran. Pesan yang disampaikan bahwa pembelajaran yang

telah dilakukan sangat baik untuk menambah pengetahuan dan pengalaman untuk

menggunakan metode yang baru dalam pembelajaran. Kesan setelah mengikuti


pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling di antaranya sebagian besar senang dengan pembelajaran yang telah

dilakukan, menjadi mudah dipahami, dan menambah pengalaman. Saran yang

diberikan siswa antara lain agar pembelajaran menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling juga dapat diajarkan di kelas VII yang

lain karena dapat menambah pengetahuan dan pengalaman.

2) Jurnal Guru

Jurnal guru merupakan hasil pengamatan peneliti tentang perilaku siswa

selama mengikuti pembelajaran. Aspek-aspek pengamatan yang terdapat dalam jurnal

guru antara lain: (1) catatan mengenai kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran;

(2) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan

menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (3) catatan

tentang tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling; (4) catatan yang berisi tentang tanggapan siswa terhadap tugas pada

kegiatan pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling; dan (5) catatan yang berisi kejadian-

kejadian yang muncul pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan

menggunakan metode pembelajaran dan teknik modeling.

Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II ini terlihat lebih
baik, walaupun setiap awal pembelajaran keadaan siswa selalu ramai dan lebih tenang

ketika peneliti mulai memberikan materi pembelajaran.

Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan

menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II ini

juga lebih baik daripada siklus I. Jumlah siswa yang bertanya mengenai kesulitan

yang mereka hadapi juga lebih banyak. Siswa lebih suka bertanya ketika peneliti

berkeliling mengamati pekerjaan siswa daripada ketika peneliti memberikan waktu

untuk bertanya.

Tanggapan siswa tentang metode pembelajaran langsung dan teknik modeling

beragam. Beberapa siswa dengan antusias berlatih dan berkreasi menulis buku harian

yang lebih baik daripada ketika siklus I. Selain itu, ada pula yang masih mengeluh

karena mengalami kesulitan dalam menulis buku harian, khususnya dalam

mengembangkan pengalaman pribadi menjadi sebuah buku harian yang baik dan

benar.

Tanggapan siswa ketika peneliti memberikan tugas juga beragam. Beberapa

siswa mengerjakan tugas dengan serius dan sungguh-sungguh. Hal itu terlihat ketika

peneliti memberikan tugas untuk mengerjakan soal tes menulis buku harian, siswa-

siswa tersebut memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk menyelesaikan soal dan

mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Hal yang sama juga terlihat ketika siswa

mendapat tugas untuk menulis buku harian, terlihat siswa berkonsentrasi dan
memanfaatkan waktu dengan baik untuk menemukan pengalaman pribadi yang

mengesankan yang disertai waktu dan tempat kejadian secara tepat. Sementara itu,

ada beberapa siswa yang masih belum bisa berkonsentrasi dengan baik dan belum

sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas.

Catatan lain tentang kejadian yang muncul ketika proses pembelajaran

berlangsung, yaitu ketika siswa sedang melakukan aktivitas menulis buku harian

dengan model yang telah ditentukan tiba-tiba mendapat gangguan dari luar, yaitu

kelas VII yang lain baru selesai pelajaran olahraga sehingga suasana sempat gaduh.

Gangguan dari luar tersebut memang tidak berpengaruh besar bagi siswa, tetapi

mengganggu konsentrasi siswa yang sedang menulis.

4.1.3.2.3 Wawancara

Wawancara pada siklus II ini juga dilakukan pada siswa yang memeroleh nilai

tertinggi, sedang, dan rendah. Pertanyaan yang diajukan pada wawancara siklus II ini

juga sama dengan siklus I yang meliputi: (1) pendapat siswa dalam pembelajaran

keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling; (2) pendapat siswa tentang penjelasan peneliti

mengenai metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (3) pendapat siswa

tentang metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (4) kesulitan yang

dihadapi siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling dalam kegiatan menulis buku harian, (5) perasaan siswa dalam dalam

mengikuti pembelajaran menulis buku harian melalui metode pembelajaran langsung


dan teknik modeling; dan (6) saran siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian

dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.

Pendapat siswa yang memeroleh nilai tertinggi tentang pembelajaran

keterampilan menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling bahwa siswa tersebut senang dan tertarik dengan

pembelajaran karena dapat mengetahui metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling serta penjelasan peneliti tentang materi pelajaran mudah dipahami. Untuk

siswa yang mendapat nilai sedang merasa senang dengan pembelajaran menulis buku

harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena proses

pembelajaran menyenangkan dan tidak monoton dalam pembelajaran menulis buku

harian dari biasanya karena pada siklus II ada kegiatan membuat majalah dinding.

Sementara itu, siswa yang mendapat nilai rendah juga berpendapat bahwa

pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling menyenangkan, walaupun dia merasa masih perlu banyak berlatih menulis

buku harian.

Pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling pada siklus II ini, untuk siswa yang memeroleh nilai

tertinggi merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena pernah dijelaskan

sebelumnya sehingga tinggal mengulang materi pembelajaran. Untuk siswa yang

mendapat nilai sedang merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena pada siklus

II ini peneliti menggunakan contoh model buku harian sehingga materi pembelajaran
menjadi lebih jelas dan menarik. Untuk siswa yang mendapat nilai rendah juga

merasa penjelasan peneliti mudah dipahami, tetapi dia masih kesulitan untuk

mengembangkan unsur-unsur buku harian menjadi sebuah kalimat yang efektif.

Pendapat siswa tentang metode pembelajaran langsung dan teknik modeling

pada pembelajaran menulis buku harian siklus II ini, untuk siswa yang memeroleh

nilai tertinggi berpendapat bahwa metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling dapat membantu dalam menulis buku harian secara berkelompok dan

bekerjasama. Siswa yang memeroleh nilai sedang berpendapat bahwa metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling sangat menarik dan membuat

pembelajaran menulis buku harian menjadi lebih menyenangkan. Sementara itu,

siswa yang memeroleh nilai rendah berpendapat bahwa metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling menarik, walaupun siswa tersebut masih mengalami

kesulitan karena merasa baru pertama kali belajar menulis buku harian dengan

metode ini.

Pada pertanyaan mengenai kesulitan yang dihadapi siswa terhadap

penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, siswa yang

memeroleh nilai tertinggi merasa sudah tidak mengalami kesulitan karena materi

pelajaran sudah diajarkan sebelumnya sehingga menjadi lebih paham. Siswa yang

memeroleh nilai sedang merasa kesulitan dalam penggunaan kalimat yang efektif dan

pengkondisian kelompok. Siswa yang mendapat nilai rendah merasa kesulitan ketika
menulis pengalaman pribadi karena masih bingung dalam mengembangkan unsur-

unsur buku harian menjadi sebuah buku harian dengan tiga modelnya.

Pada pertanyaan perasaan siswa dalam pembelajaran metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling pada kegiatan menulis buku harian, siswa yang

memeroleh nilai tertinggi dan sedang menjawab dengan jawaban yang serupa. Kedua

siswa merasa senang menulis buku harian pada siklus II ini karena bentuk model

buku harian menarik disertai contoh catatan harian yang lebih jelas sehingga siswa

bisa lebih memahami dalam menulis buku harian. Untuk siswa yang memeroleh nilai

rendah merasa senang ketika menulis buku harian, meskipun masih sulit menulis

buku harian dengan tiga model cara menulis buku harian karena jarang berlatih untuk

menulis.

Siswa yang memeroleh nilai tertinggi, sedang, dan rendah memberikan saran

terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa yang memeroleh nilai tertinggi

memberikan saran agar pembelajaran menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling dilanjutkan dan diajarkan di kelas yang

lain karena akan membuat pelajaran menjadi lebih menarik dan meyenangkan. Siswa

yang memeroleh nilai sedang memberikan saran agar pembelajaran menulis buku

harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling harus lebih

dikembangkan agar hasilnya lebih baik. Siswa yang memeroleh nilai rendah

memberikan saran agar metode pembelajaran langsung dan teknik modeling bisa
digunakan dalam pembelajaran keterampilan yang lain, tidak hanya keterampilan

menulis buku harian.

4.1.3.2.4 Dokumentasi

Dokumentasi siklus II ini berwujud rekaman video kegiatan siswa dalam

pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling. Pengambilan dokumentasi dilakukan selama kegiatan

pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling siklus II berlangsung.

Gambar yang diambil terdiri atas: (1) aktivitas siswa ketika memperhatikan

penjelasan peneliti tentang menulis buku harian; (2) aktivitas siswa ketika bertanya

kepada peneliti; (3) aktivitas siswa ketika menulis buku harian; (4) aktivitas siswa

ketika diskusi mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling; (5) aktivitas siswa ketika menjawab pertanyaan dan mempresentasikan

hasil pekerjaan kelompoknya; dan (6) aktivitas siswa ketika mengisi jurnal siswa.
Berikut adalah gambar dan penjelasan hasil rekaman video pada saat

pembelajaran menulis buku harian siklus II.

Gambar 8. Aktivitas Siswa Memperhatikan Penjelasan Peneliti Siklus II

Pada gambar 8 terlihat aktivitas siswa ketika sedang memperhatikan

penjelasan peneliti. Materi pembelajaran pada siklus II tidak jauh beda dengan siklus

I, namun peneliti lebih menekankan pada model kedua penulisan buku harian melalui

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa juga disuruh membuat
majalah dinding dengan menggunakan kertas lipat dan kertas asturo sesuai kreatifitas

setiap kelompok sehingga ketertarikan siswa dalam menulis buku harian meningkat.

Dengan adanya contoh model buku harian dan membuat majalah dinding buku harian

selain membantu siswa juga diharapkan membuat suasana belajar menjadi lebih

menarik. Gambar selanjutnya adalah aktivitas siswa ketika bertanya kepada peneliti

dan meminta penjelasan kembali dari peneliti.

Gambar 9. Aktivitas Siswa ketika Bertanya kepada Peneliti Siklus II

Pada gambar 9 terlihat aktivitas siswa ketika meminta penjelasan dari peneliti.

Perilaku siswa dalam bertanya kepada peneliti pada siklus II ini masih seperti ketika
siklus I, yaitu siswa lebih suka bertanya kepada peneliti ketika peneliti mulai

berkeliling untuk melihat pekerjaan siswa daripada ketika peneliti mempersilahkan

siswa untuk bertanya. Jumlah siswa yang bertanya pada siklus II ini lebih banyak

daripada siklus I. Terlihat pada gambar di atas salah seorang siswa bertanya kepada

peneliti dan meminta penjelasan kembali materi yang masih dianggap sulit. Dengan

bertanya ketika peneliti berkililing, siswa menjadi tidak malu untuk bertanya dan

menjadi lebih dekat dengan peneliti. Gambar selanjutnya adalah aktivitas siswa ketika

menulis buku harian.

Gambar 10. Aktivitas Siswa Menulis Buku Harian Siklus II


Pada gambar 10 terlihat aktivitas siswa ketika menulis buku harian. Pada

siklus II ini, siswa lebih antusias ketika menulis buku harian karena mereka sudah

paham dengan model buku harian yang akan dijadikan sebuah buku harian. Kegiatan

yang dilakukan mulai dari mengingat pengalaman pribadi sampai mengembangkan

unsur-unsur buku harian menjadi sebuah majalah dinding buku harian terlihat pada

gambar di atas. Gambar selanjutnya adalah aktivitas siswa ketika berdiskusi

mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.

Gambar 11. Aktivitas Siswa Berdiskusi Mengerjakan Tugas dengan


Pembelajaran Langsung dan Teknik Modeling Siklus II
Pada gambar 11 terlihat aktivitas siswa berdiskusi mengerjakan tugas dengan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling secara berkelompok untuk

menulis buku harian model kedua dijadikan sebuah majalah dinding. Pada siklus II

ini kebiasaan yang salah pada siswa ketika proses menulis buku harian, seperti terlalu

lama memikirkan pengalaman apa yang harus dijadikan buku harian, mengobrol, dan

menggangu teman sudah tidak dilakukan. Konsentrasi siswa ketika proses menulis

buku harian secara berkelompok juga sudah lebih baik. Gambar selanjutnya adalah

aktivitas siswa ketika mengerjakan siswa saat menjawab pertanyaan yang berkaitan

dengan pembelajaran menulis buku harian.


Gambar 12. Aktivitas Siswa ketika Menjawab Pertanyaan dan
Mempresentasikan Hasil Pekerjaan Kelompoknya Siklus II

Berdasarkan gambar 12 pada siklus II ini, siswa lebih bersungguh-sungguh

dalam menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti. Siswa lebih serius dan antusias

dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan tepat dan benar. Selain itu, siswa

juga sudah mulai percaya diri saat mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya di

depan kelas dengan diberi motivasi oleh peneliti. Gambar selanjutnya adalah aktivitas

siswa ketika mengisi lembar jurnal siswa.

Gambar 13. Aktivitas Siswa Mengisi Lembar Jurnal Siswa Siklus II


Pada gambar 13 terlihat aktivitas siswa ketika mengisi lembar jurnal siswa.

Lembar jurnal ini diisi pada akhir pertemuan kedua. Siswa menuliskan pendapat

mereka pada lembar jurnal yang telah disediakan. Dari lembar jurnal siswa tersebut

nantinya dapat diketahui sejauh mana tanggapan siswa tentang pembelajaran menulis

buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Jurnal siswa

ini merupakan salah satu sumber data nontes pada pembelajaran menulis buku harian

dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Dari jurnal siswa juga

nantinya dapat digunakan sebagai bahan refleksi siklus II.

4.1.3.3 Refleksi Siklus II

Pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan

teknik modeling pada siklus II ini mendapatkan perhatian siswa yang lebih daripada

pembelajaran siklus I. Siswa mulai tampak tertarik terutama pada tahap penerapan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling secara berkelompok pada siklus

II ini siswa lebih paham dalam mengembangkan unsur-unsur buku harian ke dalam

bentuk catatan harian dan pengalaman pribadi yang akan dijadikan sebuah buku

harian. Selain itu, kebiasaan siswa yang salah seperti, siswa melamun saat guru

memberikan materi, menulis buku harian dengan menganggu temannya, menulis

buku harian sambil mengobrol, dan kurang konsentrasi terhadap pengalaman pribadi

yang akan ditulis sudah berkurang. Bahkan siswa sudah mulai tahu cara menulis buku

harian yang benar dan memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk menulis.
Pada siklus II ini target nilai rata-rata kelas keseluruhan indikator atau nilai

komulatif sebesar 70 juga berhasil dicapai, bahkan terlampaui karena pada siklus II

ini nilai rata-rata kelas komulatif mencapai 78,4. Hal ini berarti terjadi peningkatan

dari nilai rata-rata pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan

dokumentasi, perilaku siswa pada pembelajaran di siklus II ini juga lebih positif

daripada siklus I, walaupun masih ada beberapa siswa yang masih sulit

berkonsentrasi dan mengganggu siswa yang lain. Jadi, pada siklus II ini pembelajaran

menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling

sudah sesuai dengan target, maka penelitian mengenai peningkatan keterampilan

menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling

tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

4.2 Pembahasan

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian

yang dapat memperbaiki dan membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi peneliti

dalam proses pembelajaran serta membantu dalam memecahkan berbagai

permasalahan yang dihadapi siswa. Penelitian ini terdiri atas dua siklus, yaitu siklus I

dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) perencanaan,

(2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Siklus II merupakan perbaikan

pembelajaran yang dilakukan pada siklus I.


Berdasarkan hasil tes siklus I dapat diketahui bahwa tingkat keterampilan

menulis buku harian siswa masih rendah, maka peneliti menindaklanjuti pada siklus

II untuk mencapai target yang telah ditentukan. Pembahasan dalam penelitian ini

meliputi pembahasan tentang peningkatan keterampilan menulis buku harian dan

perubahan perilaku siswa setelah dilakukan pembelajaran menulis buku harian

dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.

4.2.1 Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian dengan Metode

Pembelajaran Langsung dan Teknik Modeling pada Siswa Kelas VII E

SMP N 30 Semarang

Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada hasil siklus I dan siklus II.

Pembahasan hasil penelitian pada tiap siklusnya diperoleh dari data tes dan nontes.

Hasil tes dan nontes siklus I dan siklus II digunakan untuk mengetahui peningkatan

keterampilan siswa dalam menulis buku harian dan perubahan perilaku siswa setelah

dilakukan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung

dan teknik modeling.

Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan siswa dalam menulis buku

harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, maka dilakukan

tes siklus I. Hasil tes pada siklus I menunjukkan bahwa kemampuan awal para siswa

sebesar 67,32. Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa tingkat keterampilan awal

siswa dalam menulis buku harian masih di bawah target yang telah ditentukan untuk

siklus I dan II sebesar 70.


Untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam menulis buku

harian setelah dilakukan pembelajaran menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling digunakan data tes yang diperoleh dari

tes pada siklus I dan siklus II. Hasil tes pada siklus I akan dibandingkan dengan siklus

II untuk mengetahui perubahan keterampilan siswa dari kondisi awal hingga setelah

dilakukan pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling. Pada siklus I dan siklus II ditargetkan

nilai rata-rata kelas keseluruhan indikator atau nilai komulatif sebesar 70.

Berikut ini uraian peningkatan keterampilan menulis buku harian dengan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus I dan siklus II.

Tabel 26. Perbandingan Peningkatan Keterampilan Menulis Buku


Harian Siklus I dan II

Siklus I Siklus 2
No. Kategori
Frekuensi Bobot Frekuensi Bobot
1. Sangat Baik 0 0 2 187

2. Baik 12 896 38 2949

3. Cukup 26 1691 0 0

4. Kurang 2 106 0 0

Jumlah 40 2693 40 3136

Nilai rata-rata 2693 3136


= 67,32 = 78,4
40 40
Berdasarkan tabel 26 di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas pada siklus I

mencapai 67,32. Nilai rata-rata kelas tersebut termasuk dalam kategori cukup. Setelah

pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 78,4 dan termasuk

dalam kategori baik. Terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas atau nilai

komulatif setelah pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Peningkatan nilai rata-rata

kelas atau nilai komulatif dengan persentase sebesar 16,44%.

Tabel 27. Perbandingan Nilai Tiap Indikator Siklus I dan II

Nilai rata-rata Peningkatan


No. Indikator
Siklus I Siklus II (%)
1. Kualitas isi 74 80,5 8,8
2. Kelengkapan unsur buku
60,5 79 30,6
harian
3. Ejaan dan tanda baca 78,5 81 3,18
4. Pilihan kata 69 80 33,3
5. Keefektifan kalimat 48,5 74 7,30
6. Kohesi dan koherensi 64,5 70 6,90
7. Kerapian tulisan 79,5 87 8,60
Berdasarkan tabel 27 di atas dapat diketahui peningkatan yang terjadi pada tiap

indikator. Pada indikator kualitas isi, hasil tes keterampilan awal siswa menunjukkan

nilai rata-rata keterampilan awal siswa pada siklus I sebesar 74, sedangkan pada

siklus II 80,5. Berdasarkan hasil tersebut terlihat peningkatan keterampilan siswa

pada indikator ini sebesar 8,8%.

Awalnya siswa kurang mengerti kualitas isi yang harus ada dalam buku harian.

Mereka hanya tahu kalau buku harian hanyalah pencurahan isi hati saja tanpa

memperhatikan kualitas isi topik yang menarik untuk dibaca. Pada tahap siklus I,

kebanyakan siswa belum bisa membuat topik buku harian yang menarik. Saat

pembelajaran siklus II, siswa dibantu model buku harian kedua yang akan dijadikan

sebuah majalah dinding sehingga siswa tertarik dan bisa membuat topik yang

menarik. Hasilnya, pada siklus II 40 siswa mampu menuliskan topik buku harian

yang menarik. Nilai rata–rata siswa pada siklus ini masuk dalam kategori baik.

Pada Indikator yang kedua adalah kelengkapan unsur buku harian. Pada

indikator ini, nilai rata–rata pada tahap siklus I adalah 60,5. Pada siklus II terjadi

peningkatan sebesar 8,8% atau dengan nilai rata-rata siswa mencapai 79. Nilai

tersebut termasuk dalam kategori baik.

Pada tahap siklus I, dalam menulis buku harian siswa hanya mampu

menyebutkan tiga unsur menulis buku harian. Sehingga mereka memeroleh nilai rata-

rata dalam kategori kurang. Setelah melakukan pengamatan terhadap contoh model
buku harian pada siklus II, peneliti memberi penjelasan tentang semua unsur-unsur

buku harian sehingga siswa lebih mengerti dalam menuliskan unsur-unsur buku

harian. Hasilnya tulisan siswa pada siklus II masuk dalam kategori baik.

Pada Indikator ejaan dan tanda baca untuk tahap siklus I nilai rata–ratanya

adalah 78,5, sedangkan pada siklus II nilai rata–rata siswa menacapai 81. Jadi,

peningkatan keterampilan menulis buku harian pada indikator ini adalah 3,18%.

Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam penggunaan ejaan bahasa Indonesia

yang disempurnakan. Banyak sekali terdapat kesalahan yang peneliti temukan dalam

lembar hasil kerja siswa. Kesalahan–kesalahan yang ada antara lain dalam pemakaian

huruf kapital, kata hubung yang diletakkan di awal kalimat, serta pemakaian tanda

baca yang kurang tepat. Saat pembelajaran siklus II, peneliti menunjukkan

kekurangan–kekurangan yang terjadi pada penulisan buku harian tahap siklus I. Hal

serupa juga peneliti lakukan pada siklus II. Akhirnya, pada akhir pembelajaran nilai

rata–rata siswa dalam indikator ini masuk dalam kategori baik.

Pada Indikator yang keempat adalah pilihan kata. Pada indikator pilihan kata,

nilai rata–rata pada tahap siklus I adalah 69, sedangkan pada siklus II terjadi

peningkatan nilai rata–rata siswa mencapai 80. Jadi, dapat dihitung besarnya

persentase peningkatan pada indikator pilihan kata dari tahap siklus I sampai siklus II

sebesar 33,3%.
Hasil menulis buku harian siswa pada indikator pilihan kata tahap siklus I

termasuk dalam kategori cukup. Masih banyak dijumpai kata yang tidak sesuai

dengan situasi, kurang bervariasi, dan belum ekspresif dalam penulisan buku harian.

Siswa dalam menggunakan pilihan kata sudah baik, namun siswa kesulitan dalam

memanfaatkan kata–kata yang variatif. Akibatnya, hasil tulisan siswa pada tahap

siklus I belum mencapai dalam kriteria buku harian yang baik. Pada siklus II, peneliti

membagikan contoh model buku harian untuk diamati. Kegiatan pengamatan ini

sangat efektif untuk mengembangkan perbendaharaan kosakata siswa. Kegiatan

pengamatan di kelas serta imbauan peneliti untuk banyak membaca buku harian di

rumah menjadikan nilai siswa pada indikator ini masuk dalam kategori baik.

Pada indikator yang kelima adalah keefektifan kalimat. Hasil tes siklus I pada

indikator ini menunjukkan tingkat keterampilan siswa pada indikator tersebut sebesar

48,5, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan yang mencolok sebesar 74. Dari

hasil tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari siklus I sampai siklus II

sebesar 7,30%. Siswa mengalami kesulitan dalam penulisan kalimat efektif karena

mereka masih menggunakan kalimat yang panjang dan bertele-tele. Pada siklus II ini,

siswa sudah bisa menulis dengan menggunakan kalimat yang efektif dengan baik.

Mereka sudah mulai bisa menulis kalimat yang singkat, padat, dan jelas serta

menarik. Sehingga hasil nilai rata-rata untuk indikator ini berada dalam kategori baik.

Pada Indikator yang keenam adalah kohesi dan koherensi. Nilai rata-rata siswa

pada tahap siklus I berada dalam kategori cukup, yaitu 64,5, sedangkan pada siklus II
mencapai nilai rata-rata 70 dan termasuk dalam kategori baik. Jadi, persentase

peningkatan hasil tes menulis buku harian pada indikator kohesi dan koherensi

adalah 6,90%.

Pada siklus I siswa masih mengalami kesulitan menentukan kohesi dan

koherensi dalam menulis buku harian. Hal ini ditandai dengan hasil nilai rata-rata

siswa pada tahap siklus I yang masih dalam kategori cukup. Masih ada beberapa anak

yang belum melakukan keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf yang jelas.

Setelah dilakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling pada siklus II, kemampuan siswa dalam menentukan kohesi dan koherensi

dalam menulis buku harian semakin meningkat. Siswa telah mampu menentukan

kohesi dan koherensi yang saling berkaitan. Sehingga pada siklus II ini memeroleh

nilai rata-rata dalam kategori baik.

Pada indikator terakhir adalah kerapian tulisan. Nilai rata–rata siswa pada tahap

siklus I berada dalam kategori baik, yaitu 79,5, sedangkan pada siklus II mencapai

nilai rata-rata 87 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Jadi, persentase

peningkatan hasil tes menulis buku harian pada indikator ini adalah 8,60%.

Pada siklus I siswa masih mengalami kesulitan dalam merapikan tulisan karena

dalam menulis buku harian masih banyak terdapat coretan. Namun pada lembar kerja

siswa secara keseluruhan hasil tulisan buku harian mereka sudah mencapai kategori

baik. Setelah dilakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran langsung dan


teknik modeling pada siklus II, kemampuan siswa dalam menentukan kerapian tulisan

buku harian semakin meningkat. Siswa telah mampu belajar menulis buku harian

dengan rapi dan jelas tanpa ada coretan. Sehingga pada siklus II ini memeroleh nilai

rata-rata dalam kategori sangat baik.

Dari hasil pembahasan di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan

keterampilan menulis buku harian siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang

setelah dilakukan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling.

4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa setelah Dilakukan Pembelajaran Menulis

Buku Harian dengan Metode Pembelajaran Langsung dan Teknik

Modeling

Selama proses pembelajaran menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling dilakukan juga pengamatan terhadap

perilaku siswa. Pengamatan dilakukan mulai dari siklus I sampai siklus II berakhir.

Proses pengamatan dilakukan melalui instrumen nontes yang berupa observasi,

jurnal, wawancara, dan dokumentasi.

Dari hasil observasi dapat dilihat perubahan perilaku siswa. Pedoman

observasi yang digunakan pada siklus I sama dengan yang digunakan pada siklus II.

Aspek-aspek dalam observasi meliputi atas sikap positif dan sikap negatif. Sikap

positif siswa dalam proses pembelajaran antara lain: (1) siswa memperhatikan
pelajaran dengan sungguh-sungguh; (2) siswa menulis buku harian dengan sungguh-

sungguh; (3) siswa membaca buku harian dengan penuh perhatian; (4) siswa aktif

bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran; (5) siswa mengerjakan

tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh; dan (6) siswa tidak mengganggu teman.

Adapun sikap negatif siswa antara lain: (1) siswa meremehkan penjelasan dari

peneliti; (2) siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian; (3) siswa enggan

melakukan kegiatan membaca buku harian; (4) siswa enggan bertanya ketika

mengalami kesulitan; (5) siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh peneliti; dan (6)

siswa suka mengganggu teman.

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dan siklus II dapat diketahui

perubahan perilaku siswa. Terjadi penambahan jumlah siswa yang melakukan sikap

positif dan terjadi penurunan jumlah siswa yang melakukan sikap negatif.

Pada aspek observasi positif siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-

sungguh, jumlah siswa yang memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh pada

siklus II lebih besar daripada jumlah siswa pada siklus I. Sementara itu, aspek negatif

siswa siswa meremehkan penjelasan dari peneliti, jumlah siswa yang meremehkan

penjelasan dari peneliti pada siklus II lebih sedikit daripada jumlah siswa pada siklus

I.

Pada aspek observasi positif siswa menulis buku harian dengan sungguh-

sungguh, jumlah siswa yang menulis buku harian dengan sungguh-sungguh pada
siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, pada aspek negatif siswa

meremehkan kegiatan menulis buku harian, jumlah siswa yang meremehkan kegiatan

menulis buku harian pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I.

Pada aspek observasi positif siswa membaca buku harian dengan penuh

perhatian, jumlah siswa yang membaca buku harian dengan penuh perhatian pada

siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, pada aspek observasi negatif

siswa enggan melakukan kegiatan membaca buku harian, jumlah siswa yang enggan

membaca pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I.

Pada aspek observasi siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama

pembelajaran, jumlah siswa yang aktif bertanya pada siklus II lebih banyak daripada

siklus I. Sementara itu, pada aspek observasi negatif siswa enggan bertanya ketika

mengalami kesulitan selama pembelajaran, jumlah siswa yang enggan bertanya pada

siklus II lebih sedikit daripada siklus I.

Pada aspek observasi positif siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan

sungguh-sungguh, jumlah siswa yang mengerjakan tugas dari peneliti dengan

sungguh-sunguh pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, pada

aspek observasi negatif siswa mengeluh ketika mendapatkan tugas dari peneliti,

jumlah siswa yang mengeluh ketika mendapatkan tugas dari peneliti pada siklus II

lebih sedikit daripada siklus I.


Aspek observasi yang terakhir adalah siswa tidak mengganggu teman, jumlah

siswa yang tidak mengganggu teman pada siklus II lebih banyak daripada siklus I.

Sementara itu, pada aspek observasi negatif siswa suka mengganggu teman, jumlah

siswa yang mengganggu teman pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I.

Berdasarkan hasil observasi di atas jumlah siswa pada keseluruhan aspek

observasi positif meningkat pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa sebagian

besar siswa pada siklus II berperilaku positif daripada siklus I. Sementara itu, pada

aspek observasi negatif, jumlah siswa yang berperilaku negatif pada keseluruhan

aspek observasi negatif berkurang pada siklus II. Dengan kata lain bahwa sebagian

kecil siswa berperilaku negatif pada siklus I. Jadi, dari siklus I ke siklus II pada aspek

observasi perilaku positif mengalami peningkatan, sedangkan pada aspek observasi

negatif mengalami penurunan.

Perubahan perilaku siswa juga dapat dilihat dari jurnal, baik jurnal siswa

maupun jurnal peneliti. Pada jurnal siswa dapat diketahui pendapat siswa tentang

pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling. Jurnal siswa yang diberikan terdiri atas lima pertanyaan dan diisi secara

individu. Lima pertanyaan itu meliputi: (1) pendapat siswa tentang pembelajaran

menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (2)

pendapat siswa tentang cara penjelasan peneliti; (3) ketertarikan siswa terhadap

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dan penerapannya pada menulis

buku harian; (4) pendapat siswa tentang kesulitan dari metode pembelajaran langsung
dan teknik modeling; dan (5) pesan, kesan, dan saran siswa terhadap penggunaan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis

buku harian.

Pada aspek yang pertama, yaitu perasaan siswa terhadap pembelajaran

menulis buku harian. Jumlah siswa yang merasa senang pada siklus II lebih banyak

daripada siklus I. Sementara itu, jumlah siswa yang merasa tidak senang pada siklus

II lebih sedikit daripada siklus I.

Aspek yang kedua, yaitu tanggapan siswa terhadap penjelasan peneliti

mengenai metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Jumlah siswa yang

merasa penjelasan peneliti mudah dipahami pada siklus II lebih banyak daripada

siklus I. Sementara itu, jumlah siswa yang merasa penjelasan peneliti sulit dipahami

pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I.

Aspek yang ketiga, yaitu ketertarikan siswa terhadap metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran. Jumlah siswa yang merasa

tertarik terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II

lebih banyak daripada jumlah siswa pada siklus I. Sementara itu, jumlah siswa yang

merasa tidak tertarik, pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I.

Aspek yang keempat, yaitu siswa mengalami kesulitan ketika menggunakan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran. Jumlah

siswa yang mengalami kesulitan dalam menggunakan metode pembelajaran langsung


dan teknik modeling dalam pembelajaran pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I.

Sementara itu, jumlah siswa yang tidak mengalami kesulitan pada siklus II lebih

banyak daripada siklus I.

Aspek yang terakhir, yaitu siswa memberikan pesan, kesan, dan saran

terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam

pembelajaran. Pada siklus I maupun siklus II keseluruhan siswa memberikan pesan,

kesan, dan saran terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam

pembelajaran. Berdasarkan hasil jurnal siswa di atas, terjadi perubahan respon

pembelajaran ke arah yang lebih baik dari siklus I ke siklus II.

Jurnal guru merupakan hasil pengamatan peneliti tentang perilaku siswa

selama mengikuti pembelajaran. Aspek-aspek pengamatan yang terdapat dalam jurnal

guru antara lain: (1) catatan mengenai kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran;

(2) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan

menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (3) catatan

tentang tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling; (4) catatan yang berisi tentang tanggapan siswa terhadap tugas pada

kegiatan pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling; dan (5) catatan yang berisi kejadian-

kejadian yang muncul pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan

menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.


Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih baik pada siklus II

daripada siklus I. Hal ini terlihat ketika pembelajaran siklus I akan dimulai, masih

banyak siswa yang terkadang tidak memperhatikan pelajaran, sedangkan pada siklus

II, ketika pembelajaran dimulai, siswa mulai memperhatikan materi pelajaran yang

disampaikan peneliti.

Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan

menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II

lebih baik daripada siklus I. Hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa yang aktif

bertanya ketika mengalami kesulitan. Jumlah siswa yang aktif bertanya ketika

mengalami kesulitan selama pembelajaran pada siklus II lebih besar daripada siklus I.

Tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling dalam pembelajaran pada siklus I sebagian besar siswa masih merasa

kesulitan ketika proses merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat efektif ,

sedangkan pada siklus II menurun hingga sebagian kecil siswa yang masih

mengalami kesulitan sudah mulai bisa mengatasinya. Hal ini disebabkan peneliti

menggunakan media yang menarik berupa model buku harian dalam bentuk majalah

dinding. Peneliti juga berusaha menjelaskan aspek penggunaan kalimat efektif secara

langsung kepada siswa agar siswa lebih memahami cara merangkai kalimat yang

efektif.
Catatan-catatan lain tentang kejadian yang muncul selama proses

pembelajaran berlangsung hampir sama pada siklus I dan siklus II, yaitu adanya

gangguan dari luar. Pada siklus I gangguan dari luar ketika proses pembelajaran

pertemuan pertama, dan kedua muncul dari kelas yang lain karena kelas VII yang lain

sedang tidak ada pembelajaran. Sementara itu, gangguan pada siklus II muncul pada

pertemuan kedua ketika proses menulis buku harian, ada kelas yang baru selesai

mengikuti pelajaran olahraga sehingga membuat suasana gaduh dan mengganggu

konsentrasi.

Wawancara dilakukan di luar jam pelajaran terhadap siswa yang memeroleh

nilai tertinggi, sedang, dan rendah. Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk

mengetahui tanggapan yang diberikan siswa dalam pembelajaran menulis buku harian

dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hal-hal yang diungkap

dalam wawancara adalah (1) pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan

menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling; (2) pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling; (3) pendapat siswa tentang metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling; (4) kesulitan yang dihadapi siswa

terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam

kegiatan menulis buku harian; (5) perasaan siswa dalam kegiatan menulis buku harian

dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; dan (6)
saran siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.

Pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian

dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Untuk

siswa yang memeroleh nilai tertinggi pada siklus I maupun siklus II merasa senang

dengan pembelajaran dengan alasan dapat mempelajari metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling serta penjelasan peneliti mudah dipahami, selain itu

pembelajaran tersebut merupakan pembelajaran yang menarik dan menantang. Untuk

siswa yang memeroleh nilai sedang pada siklus I dan siklus II juga merasa tertarik

dengan pembelajaran karena pembelajaran menyenangkan dan dapat menambah

wawasan. Untuk siswa yang memeroleh nilai rendah pada siklus I merasa kurang

tertarik dengan pembelajaran karena kurang menyukai keterampilan menulis buku

harian, sedangkan siswa yang memeroleh nilai rendah pada siklus II merasa tertarik,

walaupun masih mengalami kesulitan.

Pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling, untuk siswa yang memeroleh nilai tertinggi pada

siklus I dan II merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena runtut dan disertai

contoh dan pada siklus I materi pembelajaran merupakan materi yang sudah diajarkan

sebelumnya. Untuk siswa yang memeroleh nilai sedang pada siklus I dan II juga

merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena selama proses pembelajaran

peneliti bisa menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan dan penggunaan metode
serta teknik yang tepat sehingga pembelajaran menjadi menarik. Untuk siswa yang

memeroleh nilai rendah pada siklus I dan siklus II merasa penjelasan peneliti masih

sulit dipahami karena siswa masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran.

Pendapat siswa tentang metode pembelajaran langsung dan teknik modeling,

untuk siswa yang mendapat nilai tertinggi pada siklus I merasa tertantang dengan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, sedangkan siswa yang mendapat

nilai tertinggi pada siklus II berpendapat bahwa metode pembelajaran langsung dan

teknik modeling dapat melatih kerjasama tim secara berkelompok dalam berdiskusi

memecahkan masalah. Untuk siswa yang mendapat nilai sedang pada siklus I dan

siklus II merasa tertarik dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling

karena dapat menambah pengetahuan dan membuat pelajaran jadi menarik. Untuk

siswa yang memeroleh nilai rendah pada siklus I merasa bahwa metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling sedikit membosankan, sedangkan siswa yang

memeroleh nilai rendah pada siklus II merasa metode pembelajaran langsung dan

teknik modeling menarik, walaupun masih mengalami kesulitan.

Kesulitan yang dihadapi siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling dalam kegiatan menulis buku harian, untuk siswa yang

memeroleh nilai tertinggi pada siklus I dan siklus II merasa belum mengalami

kesulitan yang berarti. Untuk siswa yang memeroleh nilai sedang pada siklus I

merasa kesulitan dalam menentukan kohesi dan koherensi saat penulisan buku harian,

sedangkan siswa yang memeroleh nilai sedang pada siklus II merasa kesulitan dalam
mengembangkan pilihan kata yang sesuai dengan situasi, dan kalimat yang ekspresif.

Untuk siswa yang mendapat nilai rendah pada siklus I dan siklus II sama-sama

merasa kesulitan karena kurang memiliki kemauan belajar yang tinggi untuk berlatih

menulis buku harian secara berkelompok.

Perasaan siswa dalam kegiatan menulis buku harian dengan menggunakan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Untuk siswa yang memeroleh

nilai tertinggi pada siklus I dan siklus II sama-sama merasa senang dapat menulis

buku harian. Untuk siswa yang memeroleh nilai sedang pada siklus I dan II juga

merasa senang dapat menulis buku harian, meskipun harus berlatih lagi. Untuk siswa

yang memeroleh nilai rendah pada siklus I merasa kesulitan dengan proses penerapan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dan ingin berlatih lagi,

sedangkan siswa yang memeroleh nilai rendah pada siklus II merasa senang,

walaupun masih mengalami kesulitan.

Saran siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan

menggunakan perasaan siswa kegiatan menulis buku harian dengan menggunakan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa yang memeroleh nilai

tertinggi, sedang, dan rendah pada siklus I memberikan saran, yaitu siswa yang

mendapat nilai tertinggi memberikan saran agar pembelajaran yang akan datang lebih

menarik dan menyenangkan lagi. Siswa yang mendapat nilai sedang memberikan

saran kepada peneliti agar tetap bisa menciptakan kondisi kelas yang meyenangkan

dan suara peneliti lebih diperkeras lagi. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai
rendah memberikan saran agar dijelaskan kembali tentang perasaan siswa kegiatan

menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling dan dilatih kembali cara menulis buku harian yang benar.

Siswa yang memeroleh nilai tertinggi, sedang, dan rendah pada siklus II

memberikan saran, yaitu siswa yang memeroleh nilai tertinggi memberikan saran

agar pembelajaran menulis buku harian metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling dilanjutkan dan diajarkan di kelas yang lain karena akan membuat pelajaran

menjadi lebih menarik. Siswa yang memeroleh nilai sedang memberikan saran agar

pembelajaran dapat lebih efektif dan meyenangkan. Siswa yang memeroleh nilai

rendah memberikan saran agar kegiatan menulis buku harian dengan menggunakan

metode pembelajaran langsung dan teknik modeling bisa digunakan dalam

pembelajaran keterampilan yang lain, tidak hanya keterampilan menulis buku harian.

Perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik juga dapat dilihat dari hasil

dokumentasi. Pengambilan dokumentasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran

menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik

modeling siklus I dan II berlangsung. Gambar yang diambil terdiri atas (1) aktivitas

siswa ketika memperhatikan penjelasan peneliti tentang menulis buku harian; (2)

aktivitas siswa ketika bertanya kepada peneliti; (3) aktivitas siswa ketika menulis

buku harian; (4) aktivitas siswa berdiskusi mengerjakan tugas dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling; (5) aktivitas siswa ketika menjawab

pertanyaan dan mempersentasikan hasil pekerjaan kelompoknya; dan (6) aktivitas


siswa ketika mengisi jurnal siswa. Berikut ini adalah perbandingan gambar pada

siklus I dan siklus II.

Siklus I Siklus II

Gambar 14. Perbandingan Aktivitas Siswa Ketika Memperhatikan


Penjelasan Peneliti
Pada gambar 14 terlihat perbandingan kondisi siswa ketika memperhatikan

penjelasan peneliti pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I tampak beberapa siswa

masih meremehkan penjelasan peneliti, tetapi pada siklus II siswa mulai

memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan peneliti.


Siklus I Siklus II

Gambar 15. Perbandingan Aktivitas Siswa ketika Bertanya kepada


Peneliti

Berdasarkan gambar 15 terlihat pada siklus I dan II beberapa orang siswa

berani bertanya kepada peneliti. Pada dua siklus, kebiasaan siswa masih sama, yaitu

berani bertanya ketika peneliti berkeliling untuk mengawasi pekerjaan siswa,

walaupun peneliti sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Perbedaan dari siklus I dan siklus II ada pada jumlah siswa yang bertanya. Pada

siklus II jumlah siswa yang bertanya lebih banyak dari siklus I.


Siklus I Siklus II
Gambar 16. Perbandingan Aktivitas Siswa Menulis Buku Harian

Gambar 16 menunjukkan pada proses menulis buku harian pada siklus I ada

siswa yang bersunguh-sunguh, namun ada pula yang meremehkan. Hal ini bertolak

belakang pada siklus II, yaitu siswa sudah mulai serius ketika menulis buku harian

tanpa meremehkan materi pelajaran. Perbedaan siklus I dan II, yaitu jumlah siswa

yang bersungguh-sunguh pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Hal ini

disebabkan siswa sudah paham tentang topik berita yang akan mereka tulis.

Siklus I Siklus II
Gambar 17. Perbandingan Aktivitas Siswa Berdiskusi Mengerjakan
Tugas dengan Metode Pembelajaran Langsung dan Teknik
Modeling
Pada gambar 17 terlihat perbandingan aktivitas siswa ketika berdiskusi

mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dan

pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I terlihat banyak siswa yang masih melakukan
kesalahan atau melakukan hal-hal yang membuat kegiatan diskusi menjadi kurang

efektif. Hal tersebut antara lain seperti mengangkat buku harian ketika membaca,

mengobrol, dan menganggu teman. Pada pembelajaran siklus II, peneliti memberikan

masukan kepada siswa tentang cara berdiskusi yang benar sehingga pada siklus II

kebiasaan melakukan hal-hal yang tidak perlu dilakukan ketika berdiskusi sudah

mulai berkurang.

Siklus I Siklus II
Gambar 18. Perbandingan Aktivitas Siswa ketika Menjawab Pertanyaan
dan Mempresentasikan Hasil Pekerjaan Kelompoknya
Gambar 18 merupakan perbandingan kondisi siswa ketika menjawab

pertanyaan dan mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya pada siklus I dan

siklus II. Pada siklus I beberapa siswa masih kurang serius ketika menjawab

pertanyaan yang diajukan peneliti, menanyakan jawaban kepada siswa yang lain dan

masih tidak berani saat mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya di depan

kelas. Peneliti melakukan pendekatan kepada siswa yang kurang berkonsentrasi

ketika menjawab pertanyaan dan mempresentasilkan hasil pekerjaannya. Pada siklus

II para siswa sudah mulai memanfaatkan waktu dengan baik untuk menjawab semua

pertanyaan yang diajukan dan lebih konsentrasi serta percaya diri ketika

mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya di depan kelas.

Siklus I Siklus II

Gambar 19. Perbandingan Aktivitas Siswa ketika Mengisi Jurnal Siswa


Pada gambar 19 terlihat perbandingan aktivitas siswa ketika mengisi lembar

jurnal siswa pada siklus I dan siklus II. Pada dua siklus tersebut, para siswa sudah

mengisi lembar jurnal siswa dengan baik sesuai dengan apa yang mereka alami.

Siswa-siswa memberikan pendapat, menyatakan perasaan mereka, dan memberikan

saran tentang proses pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran

langsung dan teknik modeling.

Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi

perubahan perilaku siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang ke arah yang lebih

positif setelah dilakukan pembelajaran menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling.


BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan data-data, analisis, dan pembahasan dalam penelitian ini yang

telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil simpulan sebagai

berikut.

1) Keterampilan menulis buku harian siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang

tahun ajaran 2008/2009 setelah mengikuti pembelajaran menulis buku harian

dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik

modeling telah terbukti mengalami peningkatan. Hasil siklus I diperoleh nilai

rata-rata sebesar 67,32, sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas

sebesar 78,4. Hal ini menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar

16,44%.

2) Perilaku siswa VII E SMP Negeri 30 Semarang tahun ajaran 2008/2009 setelah

mengikuti pembelajaran keterampilan menulis buku harian dengan metode

pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling

mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tingkah laku siswa ini dapat

dibuktikan dari hasil data nontes yang berupa observasi, jurnal, wawancara, dan

dokumentasi video. Perubahan tingkah laku siswa dapat dilihat secara jelas pada

185
saat pembelajaran. Berdasarkan hasil data nontes pada siklus I, masih tampak

tingkah laku negatif siswa saat pembelajaran berlangsung. Pada siklus II tingkah

laku negatif siswa semakin berkurang dan tingkah laku positif siswa semakin

bertambah.

5.2 Saran

Atas dasar simpulan hasil penelitian, maka saran yang dapat peneliti

sampaikan adalah sebagai berikut:

1) Guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kiranya dapat menggunakan

metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling

sebagai salah satu alternatif metode dan teknik pembelajaran dalam penyusunan

rencana pelaksanaan pembelajaran. Dengan teknik tersebut telah terbukti dapat

meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis buku harian. Selain itu, metode

dan teknik ini juga membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan

meyenangkan. Hal ini disebabkan siswa diajak untuk belajar bekerjasama secara

berkelompok dalam menulis buku harian dengan menggunakan model-model

buku harian yang dapat dimanfaatkan siswa untuk menambah wawasan dan

diharapkan mampu membuat proses pembelajaran bahasa khususnya pada aspek

keterampilan menulis menjadi lebih bervariasi;

2) Siswa bisa merasakan manfaat dari penggunaan metode pembelajaran langsung

(direct method instruction) dan teknik modeling dalam pembelajaran yang lebih
lanjut. Dengan metode dan teknik tersebut dapat diketahui kemampuan siswa

dalam bekerjasama untuk memecahkan masalah, sehingga siswa akan semakin

semangat untuk mengembangkan keterampilan yang dimilikinya kemudian hari.

Tidak menutup kemungkinan bagi siswa untuk menggunakan metode

pembelajaran langsung dan teknik modeling pada pelajaran yang lain; dan

3) Para peneliti yang menekuni bidang penelitian bahasa Indonesia kiranya dapat

melakukan penelitian-penelitian pengembangan yang lebih lanjut mengenai

keterampilan menulis buku harian. Upaya-upaya peningkatan keterampilan siswa,

khususnya keterampilan membaca, akan menambah wawasan dan pengetahuan

serta akan membantu guru untuk memecahkan hambatan-hambatan yang sering

kali muncul dalam proses pembelajaran bahasa.


DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.


Jakarta: Erlangga.

Akhadiah, Sabarti dkk. 1997. Menulis 1. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Darmadi. 1996. Tujuan dan Manfaat Menulis. Jakarta: Prestasi Aksara.

Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning,


CTL). Jakarta.

Depdiknas. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta.

Dina. 2008. Catatan Kilas Balik Perkembangan Psikologis. http://namae-wa-


dina.blogspot.com//html.2008/02/08/08:15pm.

Djuharie, Setiawan dan Suherli. 1997. Panduan Membuat Karya Tulis. Bandung:
Yamaha Widya.

Enre, Fachrudin Ambo. 1988. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Jakarta:


Depdikbud.

Freire, Paulo. 2000. Pendidikan sebagai Proses. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: ANDI.

Gilangsari. 2005. Peningkatan Keterampilan Menulis Pengalaman Pribadi melalui


Teknik Modeling dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas VII D
SMP Negeri 38 Semarang Tahun Ajaran 2004/2005. Skripsi.
Semarang:Unnes.

188
Hamzah. 2001. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamzah. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang


Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hastuti, Sri. 1996. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Hernanowo. 2006. Menulis Tentang Diri Sendiri.


http://pelitaku.sabda.org/menulis_tentang_diri_sendiri(15.12.2007/12:40 pm.

Hidayat, Kosadi dan Rahmina Iim. 1991. Perencanaan Pengajaran Bahasa


Indonesia. Bandung: Bina Cipta.

Istiqomah. 2006. Optimalisasi Keterampilan Menulis Buku Harian dengan


Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas VII A
SMPN 1 Wonodringgo, Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2005/2006.
Skripsi. Semarang:Unnes.

Kosasih, dkk. 2005. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP kelas 1,2, dan
3. Bandung: Pustaka Setia.

Larsen, Diane. 2001. Techniques and Principles in Language Teaching. London:


Oxford University Press.

Lestari. 2005. Peningkatan Tujuh Aspek Keterampilan Menulis Surat Pribadi dengan
Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas V SDN
Pedurungan Tengah 02 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. Skripsi.
Semarang:Unnes.

Maryati. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia 1 untuk SMP Kelas VII. Semarang:
Aneka Ilmu.

Masri, Ali. 2004. Memadukan Konsep Menulis Ilmiah. Palembang: Universitas


Sriwijaya.
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara.

Nasution. 2004. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, Denny. 2005. Pada Mulanya adalah Diari.


http://sophieway.wordpress.com/./2007/10/23/09:15pm.

Nugroho. 2007. Menulis untuk Sebuah Kenikmatan. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Nur. 2001. Pengajaran Langsung.www.pusker.net. (diunduh 01-18.2008 9:35 pm).

Nurhadi, dkk. 2007. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VII. Malang: Erlangga.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.


Yogyakarta: PT BPFE.

Parera, Jos Daniel. 1993. Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga.

Pardjimin. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesi untuk SMP/MTS Kelas VII. Bogor:
Yudhistira.

Pramukawati. 2006. Peningkatan Kemampuan Masyarakat Belajar pada Siswa Kelas


VII E SMP Negeri 40 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi.
Semarang:Unnes.

Prihatini, Mutia. 2007. Lewat Buku Harian Menggali Potensi Diri.


http://grelovejogja.wordpress.com/category/psikologi/15.10.07/12:34pm.

Riani. 2007. Menulis Buku Harian. http://id.wikipedia.org/wiki/buku_harian:(15


November 2007 12:17pm).

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sagala, Syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.


Subyakto, Sri Utari dan Nababan. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta:
Gramedia.

Subyantoro. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Rumah Indonesia.

Sudijono, Anas. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grasindo


Persada.

Sujanto. 1998. Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara untuk


Matakuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. FKIP Uncen Jayapura.

Sumardi, Muljanto. 1992. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan


Sastra. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.

Syafi’ie Imam, dkk. 1997. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Tarigan, Hendry Guntur. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Angkasa.

Tarigan, Hendry Gundur. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Tim Cendekia. 2004. Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Ganeca
Exact.

Tim Pelatihan Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Jakarta: Depdikbud.

Wagiran dan Doyin. 2005. Curah Gagasan Langkah Awal Menulis Karya Ilmiah.
Semarang: Rumah Indonesia.

Wardani, dkk. 2006. Penelitian Tidakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.


Wibowo, Mungin Eddy dkk. 2006. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang:
Unnes.

Wikipedia. 2008. Buku Harian. http://id.wikipedia.org/wiki/Buku_harian


/2008/03/20/10:18pm.

Winarti. 2001. Peningkatan Keterampilan Menulis Catatan Harian dengan


Pendekatan Keterampilan Proses pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Warung Asem Tahun Ajaran 200/2001. Skripsi. Semarang:UNNES.

Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.


193
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Nama Sekolah : SMP Negeri 30 Semarang

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/Semester : VII/I

Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian


dan surat pribadi.

Kompetensi Dasar : 4.1. Menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan
memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik
dan benar.

Indikator :

1) Mampu menuliskan pokok-pokok pengalaman yang


terjadi dalam satu hari.
2) Mampu secara rutin menulis dalam buku harian dengan
bahasa yang ekspresif.
3) Mampu menulis pengalaman, pikiran, dan perasaan pada
buku harian dengan memperhatikan cara
pengungkapannya.

Alokasi Waktu : 2 x 40 ( 2 x pertemuan )


1. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu menulis buku harian dengan bahasa yang baik dan benar.

2. Materi Pembelajaran
Penulisan dalam buku harian.

1. Contoh buku harian.


2. Unsur-unsur penulisan buku harian.
3. Cara penulisan buku harian.
4. Praktik penulisan buku harian.
3. Metode Pembelajaran
1. Pemodelan
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Kerja kelompok
5. Penguatan
6. Penugasan
7. Demontrasi
8. Inkuiri

4. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Pertama

a. Kegiatan Awal
a. Guru memberikan ilustrasi tentang buku harian kepada siswa dengan
menggunakan metode pembelajaran langsung (direct metod instruction)
dan teknik modeling;
b. Guru mengadakan tanya jawab kepada siswa, pernahkah mereka menulis
buku harian; dan
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu, yaitu menulis buku
harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction)
dan teknik modeling.

b. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan informasi latar belakang tentang menulis buku harian,
pentingnya pembelajaran menulis buku harian, dan mempersiapkan siswa
untuk belajar menulis buku harian secara terbimbing;
2. Siswa dikondisikan dalam kelompok-kelompok kecil terdiri atas 4-5
siswa;
3. Siswa menyimak lembar contoh pengalaman pribadi dalam buku harian
yang dibacakan guru sebagai bahan acuan menulis;
4. Siswa dan guru mendiskusikan tentang cara-cara menulis buku harian
dengan bahasa yang baik dan benar dalam pembelajaran langsung;
5. Siswa diberi penguatan oleh guru mengenai hasil diskusi;
6. Siswa ditugasi untuk menulis buku harian model ke-1 sesuai dengan
pengalaman pribadi siswa secara individu dalam berkelompok pada
peristiwa tertentu dalam satu hari;
7. Siswa mengumpulkan hasil penulisan buku harian sebagai bahan penilaian
individu dalam kelompoknya masing-masing;
8. Guru memilih hasil tulisan pengalaman pribadi terbaik dari masing-
masing kelompok dipilih satu tulisan untuk dipersentasikan di depan
kelas;
9. Kelompok lain memberikan penilain berdasarkan rubrik penilaian; dan
10. Siswa mendapatkan penjelasan dari guru bahwa apa yang telah dilakukan
merupakan kegiatan menulis buku harian dengan penggunaan metode
pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling.
c. Kegiatan Akhir
1. Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan-kesulitan menulis buku
harian dengan bahasa yang baik dan benar dalam pembelajaran langsung;
2. Guru dan siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran pada hari
itu dan membuat kesimpulan terhadap hasil pembelajaran, dan guru
memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa untuk belajar lebih
rajin; dan
3. Siswa mendapatkan tugas untuk menulis pengalaman pribadi model ke-2
dengan bahasa yang baik dan benar sesuai langkah-langkah penulisannya.

Pertemuan Kedua

a. Kegiatan Awal
1. Guru menanyakan apakah siswa telah berlatih menulis buku harian
berdasarkan pengalamannya baik yang menyedihkan maupun yang
menyenangkan berdasarkan penugasan pada pertemuan pertama; dan
2. Guru menjelaskan bahwa kegiatan hari itu yaitu menemukan definisi
menulis buku harian, manfaat dan tujuannya, dan perbedaan penyajiaanya
berdasarkan model-model buku harian dalam metode pembelajaran
langsung (direct instruction).

b. Kegiatan Inti
1. Siswa diminta untuk mendefinisikan buku harian berdasarkan
pengetahuan siswa ketika diberikan beberapa contoh model buku harian
oleh guru;
2. Guru dan siswa mendiskusikan dan menyimpulkan definisi buku harian;
3. Guru dan siswa berdiskusi tentang manfaat buku harian, cara menulis
buku harian yang benar, dan perbedaan penyajiannya sesuai model-model
buku harian;
4. Siswa mendapat penjalasan dari guru tentang menulis buku harian;
5. Siswa berlatih secara individu dalam kelompok untuk menulis buku harian
berdasarkan model ke-3;
6. Guru meminta siswa untuk saling menukarkan catatan hariannya dengan
kelompok lainnya;
7. Siswa dengan kelompoknya mendiskusikan kesalahan dan kekurangan
yang ada, kemudian membenahinya;
8. Guru memilih salah satu kelompok untuk membacakan hasil diskusinya
dan meminta anggota kelompok lain mendengarkan, kemudian kelompok
lain memberikan tanggapan atau masukan untuk kelompok yang diminta
untuk membaca hasil diskusinya;
9. Guru dan siswa mendiskusikan kesalahan dan kekurangan dalam
pembuatan catatan harian yang telah dibuat oleh siswa; dan
10. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan terhadap hasil diskusi
siswanya.

c. Kegiatan Akhir
1. Guru bersama siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar
pada hari itu; dan
2. Siswa diberi tugas untuk membuat buku harian berdasarkan tiga model
berserta judulnya, dengan bahasa yang baik dan benar.

5. Sumber Belajar
1. Contoh buku harian.
2. Buku Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII.

6. Penilaian
a. Penilaian proses
Penilaian ini dilakukan selama pembelajaran berlangsung yaitu: (a) keaktifan
yang meliputi keterampilan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru,
menjawab pertanyaan, dan memberikan komentar, (b) mengamati kegiatan
siswa saat proses menulis buku harian.
b. Penilaian hasil
Penilaian hasil dihitung berdasarkan instrumen yang digunakan untuk
menilai hasil menulis buku harian.

i. Teknik : Tes Tertulis


ii. Bentuk Instrumen : Tes Uraian

Tabel 1. Aspek Penilain

Skor Skor
maks x
No. Aspek Penilaian SB B C K Bobot
Bobot
5 4 3 2

1. Kualitas isi 4 20

2. Kelengkapan unsur 5 25
buku harian
3. Ejaan dan tanda 3 15
baca

Pilihan kata
4. 3 15
Keefektifan kalimat
5. 2 10
Kohesi dan
6. 2 10
koherensi

Kerapian tulisan
7. 1 5

Jumlah skor komulatif maksimal 100

Tabel 2. Aspek penilain, bobot, kriteria penelitian, skor, dan kategori

Unsur yang
No Bobot Kriteria Penelitian Skor Kategori
Dinilai

1. Kualitas Isi 4 Isi/topik yang 5 Sangat baik


dikemukakan menarik.

Isi/topik yang
dikemukakan cukup 4 Baik
menarik.
Isi/topik yang
dikemukakan kurang
menarik. 3 Cukup baik

Isi/topik yang
dikemukakan tidak
menarik.
2 Kurang
baik

2. Kelengkapan 5 Unsur-unsurnya lengkap 5 Sangat baik


Unsur Buku (adanya peristiwa, waktu
Harian terjadinya peristiwa,
tempat terjadinya
peristiwa, waktu dan
tempat penulisan).

Unsur-unsurnya cukup
lengkap (kurang 1 unsur)

4 Baik
Unsur-unsurnya kurang
lengkap (kurang 2 unsur)

Unsur-unsur tidak 3 Cukup baik


lengkap (kurang lebih
dari 2 unsur)

2 Kurang
baik
3. Ejaan dan 3 Jumlah kesalahan kurang 5 Sangat baik
Tanda Baca dari 5

Jumlah kesalahan 5 s.d.


10 4 Baik

Jumlah kesalahan 10 s.d.


15
3 Cukup baik

Jumlah kesalahan lebih


dari 15
2 Kurang
baik

4. Pilihan Kata 3 Pilihan kata sesuai 5 Sangat baik


dengan situasi,
bervariasi, dan ekspresif.

Pilihan kata cukup sesuai


dengan situasi, kurang
4 Baik
bervariasi, dan cukup
ekspresif.

Pilihan kata kurang


sesuai dengan situasi,
kurang bervariasi, dan
kurang ekspresif.
3 Cukup baik

Pililah kata tidak sesuai


dengan situasi, tidak
bervariasi dan tidak
ekspresif.
2 Kurang
baik

5. Keefektifan 2 Kalimat sudah efektif 5 Sangat baik


Kalimat

Jumlah kesalahan 1 s.d. 3 4 Baik

Jumlah kesalahan 4 s.d. 6 3 Cukup baik

Jumlah kesalahan lebih 2 Kurang


dari 6 baik

6. Kohensi dan 2 Keterpaduan 5 Sangat baik


Koherensi antarkalimat dan
antarparagraf jelas.

Keterpaduan
antarkalimat dan
4 Baik
antarparagraf cukup jelas

Keterpaduan
antarkalimat dan
antarparagraf kurang
jelas. 3 Cukup baik

Keterpaduan
antarkalimat dan
antarparagraf tidak jelas.
2 Kurang
baik

7. Kerapian 1 Tulisan bagus, jelas 5 Sangat baik


Tulisan terbaca dan bersih (tidak
ada coretan).

Tulisan cukup bagus,


terbaca dan cukup bersih
4 Baik
(ada coretan antara 1 s.d.
5)
Tulisan kurang bagus,
terbaca dan tidak bersih
(ada coretan antara 6 s.d.
10)
3 Cukup baik

Tulisan tidak bagus, tidak


terbaca dan tidak bersih
(ada coretan lebih dari
10)

2 Kurang
baik

Persentase kemampuan menulis buku harian siswa

P= x 100 %
P : Nilai persentase kemampuan siswa

K : Nilai komulatif (jumlah nilai) dalam satu kelas

R : Jumlah responden dalam satu kelas

Semarang, Mei 2009


Guru Mata Pelajaran, Peneliti,

Mardiyah, S.Pd Rumi Zakhiatus S.


NIP 131390188 NIM 210140562
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP N 30 Semarang

Drs. AL Bekti Wisnu Tomo, M. M


NIP 131612974
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II

Nama Sekolah : SMP Negeri 30 Semarang

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/Semester : VII/I

Standar Kompetensi : 4. Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian


dan surat pribadi.

Kompetensi Dasar : 4.1. Menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan
memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang
baik dan benar.

Indikator :

1) Mampu menuliskan pokok-pokok pengalam yang terjadi


dalam satu hari.
2) Mampu secara rutin menulis dalam buku harian dengan
bahasa yang ekspresif.
3) Mampu menulis pengalaman, pikiran, dan perasaan pada
buku harian dengan memperhatikan cara pengungkapan.

Alokasi Waktu : 2 x 40( 2 x pertemuan )


1. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu menulis buku harian dengan bahasa yang baik dan benar.

2. Materi Pembelajaran
Penulisan dalam buku harian.

a. Contoh buku harian.


b. Unsur-unsur penulisan buku harian.
c. Cara penulisan buku harian.
d. Praktik penulisan buku.

3. Metode Pembelajaran
a. Pemodelan
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. Kerja kelompok
e. Penguatan
f. Penugasan
g. Demontrasi
h. Inkuiri

4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Pertama
a. Kegiatan awal
1. Memberikan umpan balik mengenai hasil yang diperoleh pada siklus I;
2. Menegaskan kembali mengenai teknik dan metode yang digunakan dalam
pembelajaran; dan
3. Memberikan penjelasan mengenai tujuan serta manfaat yang diperoleh
setelah pembelajaran berlangsung.
b. Kegiatan inti
1. Guru mengevaluasi salah satu hasil tulisan siswa pada siklus I, sehingga
siswa menjadi tahu kesalahan mereka dan dapat menulis buku harian
dengan baik.
2. Siswa yang memperoleh nilai tertinggi pada siklus I untuk
mempersentasikan hasil pekerjaannya;
3. Guru menjelaskan pembelajaran menulis buku harian dengan metode
pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling;
4. Guru menyuruh siswa membentuk kelompok baru, satu kelompok 4-5
siswa;
5. Siswa menerima contoh model buku harian yang baik dan benar dengan
beberapa model yang berbeda;
6. Guru menugasi pada setiap kelompok secara individu untuk membuat
catatan harian berdasarkan contoh model ke-3 yang telah dibagikan;
7. Guru menugasi siswa untuk menukarkan hasil catatan hariannya dengan
antar kelompok;
8. Guru menugasi siswa untuk mencari ejaan yang masih salah dari catatan
harian dan menyimpulkan pokok-pokok menulis buku harian dengan
bahasa yang ekspresif;
9. Guru memilih hasil terbaik dari masing-masing kelompok untuk
mempersentasikan di depan kelas;
10. Siswa menyimak dan memberi komentarnya;
11. Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi siswanya; dan
12. Guru menjelaskan materi yang belum dikuasai siswa pada pembelajaran
siklus I.
c. Kegiatan akhir
1. Guru dan siswa merefleksi terhadap tugas yang diberikan dan membuat
kesimpulan terhadap hasil pembelajaran dan siswa mendapatkan tugas
untuk berlatih menulis buku harian dengan menggunakan model tiga dan
menuliskan pokok-pokok pengalaman pribadi yang terjadi dalam satu
hari dengan bahasa yang ekspresif, baik dan benar.

Pertemuan Kedua
a. Kegiatan awal
1. Guru dan siswa bertanya jawab tentang tugas siswa untuk menulis buku
harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction)
dan teknik modeling dengan menulis kegiatan yang terjadi dalam satu hari
yang akan dilakukan pada hari itu, yaitu siswa mampu menuliskan pokok-
pokok pengalaman pribadi dengan bahasa yang baik dan benar.

b. Kegiatan inti
1. Guru menuliskan pokok-pokok pengalaman pribadi yang terjadi dalam
satu hari;
2. Siswa mengembangkan pokok-pook pengalaman pribadi menjadi sebuah
catatan harian dengan mengggunakan bahasa yang ekspresif melalui
metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik
modeling ;
3. Guru menugasi pada setiap kelompok secara individu untuk membuat
catatan harian model ke-2 berupa majalah dinding dengan menggunakan
bahan-bahan yang telah dibagikan oleh guru;
4. Secara berkelompok siswa berkreasi menyusun majalah dinding dari hasil
catatan hariannya dengan sebaik dan seindah mungkin;
5. Setiap kelompok mengumpulkan majalah dindingnya untuk ditempel di
papan tulis;
6. Siswa berkelompok menilai hasil majalah dinding kelompok lainnya
dengan rubrik yang sudah disepakati kemudian menyuntingnya;
7. Siswa memperbaiki tulisannya berdasarkan hasil suntingan teman;
8. Guru dan siswa memilih dua majalah dinding catatan harian terbaik;
9. Siswa memajang majalah dinding catatan harian terbaik di dalam kelas;
10. Tulisan terbaik diberi penjelasan;
11. Siswa menyimpulkan dan memberikan pendapatnya tentang pembelajaran
hari itu;
12. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran menulis buku
harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction)
dan teknik modeling; dan
13. Guru dan siswa mengadakan evaluasi secara keseluruahan dari
pembelajaran menulis buku harian.

c. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar
pada hari itu dan guru memotivasi siswa untuk terus meningkatkan
keterampilan menulis buku harian dengan tiga model contoh catatan harian.

5. Sumber Belajar
a. Contoh buku harian.
b. Buku Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII.

6. Penilaian
a. Penilaian proses
Penilaian ini dilakukan selama pembelajaran berlangsung yaitu: (a) keaktivan
yang meliputi keterampilan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru,
menjawab pertanyaan, dan memberikan komentar, (b) mengamati kegiatan
siswa saat proses menulis buku harian.
b. Penilaian hasil
Penilaian hasil dihitung berdasarkan instrumen yang digunakan untuk
menilai hasil menulis buku harian.
- Teknik : Tes Tertulis
- Bentuk Instrumen : Tes Uraian
Tabel 1. Aspek Penilain

Skor Skor
maks x
No. Aspek Penilaian SB B C K Bobot
Bobot
5 4 3 2

1. Kualitas isi 4 20

2. Kelengkapan unsur 5 25
buku harian

Ejaan dan tanda


3. 3 15
baca

Pilihan kata
4. 3 15
Keefektifan kalimat
5. 2 10
Kohesi dan
6. koherensi 2 10
Kerapian tulisan

7. 1 5

Jumlah skor komulatif maksimal 100

Tabel 2. Aspek penilain, bobot, kriteria penelitian, skor, dan kategori

Unsur yang
No Bobot Kriteria Penelitian Skor Kategori
Dinilai
1. Kualitas Isi 4 Isi/topik yang 5 Sangat baik
dikemukakan menarik.

Isi/topik yang
dikemukakan cukup 4 Baik
menarik.

Isi/topik yang
dikemukakan kurang
menarik. 3 Cukup baik

Isi/topik yang
dikemukakan tidak
menarik.
2 Kurang
baik
2. Kelengkapan 5 Unsur-unsurnya lengkap 5 Sangat baik
Unsur Buku (adanya peristiwa, waktu
Harian terjadinya peristiwa,
tempat terjadinya
peristiwa, waktu dan
tempat penulisan).

Unsur-unsurnya cukup
lengkap (kurang 1 unsur)

4 Baik
Unsur-unsurnya kurang
lengkap (kurang 2 unsur)

Unsur-unsur tidak 3 Cukup baik


lengkap (kurang lebih
dari 2 unsur)

2 Kurang
baik

3. Ejaan dan 3 Jumlah kesalahan kurang 5 Sangat baik


Tanda Baca dari 5

Jumlah kesalahan 5 s.d.


10 4 Baik

Jumlah kesalahan 10 s.d.


15
3 Cukup baik

Jumlah kesalahan lebih


dari 15
2 Kurang
baik

4. Pilihan Kata 3 Pilihan kata sesuai 5 Sangat baik


dengan situasi,
bervariasi, dan ekspresif.

Pilihan kata cukup sesuai


dengan situasi, kurang
4 Baik
bervariasi, dan cukup
ekspresif.

Pilihan kata kurang


sesuai dengan situasi,
kurang bervariasi, dan
kurang ekspresif.
3 Cukup baik

Pililah kata tidak sesuai


dengan situasi, tidak
bervariasi dan tidak
ekspresif.

2 Kurang
baik

5. Keefektifan 2 Kalimat sudah efektif 5 Sangat baik


Kalimat

Jumlah kesalahan 1 s.d. 3 4 Baik

Jumlah kesalahan 4 s.d. 6 3 Cukup baik


Jumlah kesalahan lebih 2 Kurang
dari 6 baik

6. Kohensi dan 2 Keterpaduan 5 Sangat baik


Koherensi antarkalimat dan
antarparagraf jelas.

Keterpaduan
antarkalimat dan
4 Baik
antarparagraf cukup jelas

Keterpaduan
antarkalimat dan
antarparagraf kurang
jelas. 3 Cukup baik

Keterpaduan
antarkalimat dan
antarparagraf tidak jelas.

2 Kurang
baik
7. Kerapian 1 Tulisan bagus, jelas terbaca 5 Sangat baik
Tulisan dan bersih (tidak ada
coretan).

Tulisan cukup bagus,


terbaca dan cukup bersih
(ada coretan antara 1 s.d. 5) 4 Baik

Tulisan kurang bagus,


terbaca dan tidak bersih
(ada coretan antara 6 s.d.
10)

Tulisan tidak bagus, tidak 3 Cukup baik


terbaca dan tidak bersih
(ada coretan lebih dari 10)

2 Kurang baik

Persentase kemampuan menulis buku harian siswa

P= x 100 %

P : Nilai persentase kemampuan siswa

K : Nilai komulatif (jumlah nilai) dalam satu kelas

R : Jumlah responden dalam satu kelas


Semarang, Mei 2009

Guru Mata Pelajaran, Peneliti,

Mardiyah, S.Pd Rumi Zakhiatus S.


NIP 131390188 NIM 2101405625

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP N 30 Semarang

Drs. AL Bekti Wisnu Tomo, M. M


NIP 131612974

Lampiran 3. Pedoman Observasi Siklus I dan II

PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS I DAN II

Kategori
Nomor
No Positif Negatif
Responden
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

1. R. 01

2. R. 02
3. R. 03

4. R. 04

5. R. 05

6. R. 06

7. R. 07

8. R. 08

9. R. 09

10. R. 10

11. R. 11

12. R. 12

13. R. 13

14. R. 14

15. R. 15

16. R. 16

17. R. 17

18. R. 18

19. R. 19

20. R. 20

21. R. 21

22. R. 22

23. R. 23

24. R. 24
25. R. 25

26. R. 26

27. R. 27

28. R. 28

29. R. 29

30. R. 30

31. R. 31

32. R. 32

33. R. 33

34. R. 34

35. R. 35

36. R. 36

37. R. 37

38. R. 38

39. R. 39

40. R. 40

Jumlah

Kriteria:
Perilaku Positif:
1) siswa memperhatikan pelajaran menulis buku harian dengan sungguh-
sungguh,
2) siswa berlatih menulis buku harian dengan sungguh-sungguh,
3) siswa membaca buku harian dengan penuh perhatian,
4) siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran,
5) siswa mengerjakan tugas dari guru dengan sungguh-sungguh, dan
6) siswa tidak mengganggu teman.

Perilaku Negatif:
1) siswa meremehkan penjelasan dari guru,
2) siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian,
3) siswa enggan melakukan kegiatan membaca buku harian,
4) siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan,
5) siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh guru, dan
6) siswa suka mengganggu teman.

Pengisian:
√ : Melakukan
- : Tidak melakukan

Lampiran 4. Pedoman Jurnal Siswa Siklus I dan II

PEDOMAN JURNAL SISWA SIKLUS I DAN II


Nama siswa :
No. Absen :
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas : VII E
Hari/tanggal :
Tahun Pelajaran : 2008/2009

Uraikan pendapat Anda mengenai pertanyaan di bawah ini!

1. Bagaimana perasaan Anda selama mengikuti pembelajaran menulis buku harian


dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran
langsung (direct instruction)?
Jawab: ......................................................................................................................

...................................................................................................................................

2. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam menulis buku harian? Jika ya, tuliskan
kesulitan apa saja yang Anda alami dan jika tidak, tuliskan alasan mengapa Anda
tidak mengalami kesulitan?
Jawab: ......................................................................................................................

...................................................................................................................................

3. Apakah Anda tertarik dalam pembelajaran menulis buku harian dengan teknik
modeling dalam pembelajaran langsung (direct instruction)? Jika ya, tuliskan
ketertarikan apa saja yang Anda alami dan jika tidak, tuliskan alasan mengapa
Anda tidak tertarik dalam pembelajaran tersebut?
Jawab: ......................................................................................................................
...................................................................................................................................

4. Apakah Anda sekarang lebih paham dalam pembelajaran menulis buku harian
dengan teknik modeling dalam pembelajaran langsung (direct instruction)?
Mengapa?
Jawab: ......................................................................................................................

...................................................................................................................................

5. Tuliskan pesan, kesan, ataupun saran dalam pembelajaran menulis buku harian
yang telah dilakukan?
Jawab: ......................................................................................................................
..............................................................................................................................

Lampiran 5. Pedoman Jurnal Guru Siklus I dan II


PEDOMAN JURNAL GURU

Guru pengampu :
Sekolah : SMP Negeri 30 Semarang
Kelas : VII E
Hari/tanggal :

Pertanyaan

1. Bagaimanakah minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian


dalam metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik
modeling?
Jawab ........................................................................................................................

...................................................................................................................................

2. Bagaimanakah respon siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung?


Jawab ........................................................................................................................

...................................................................................................................................

3. Bagaimanakah keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku


harian dalam metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan
teknik modeling?
Jawab ........................................................................................................................

...................................................................................................................................

4. Bagaimanakah tingkah laku siswa di kelas pada saat diskusi kelompok


berlangsung?
Jawab………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….

5. Bagaimanakah suasana pembelajaran di dalam kelas setelah diterapkan dalam


metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling?
Jawab………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….

6. Uraikan fenomena-fenomena lain yang muncul pada saat pembelajaran


berlangsung?
Jawab ........................................................................................................................

...................................................................................................................................
Lampiran 6. Pedoman Wawancara Siklus I dan II

PEDOMAN WAWANCARA

Nama siswa :
No. Absen :
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas : VII E
Hari/tanggal :
Tahun Pelajaran : 2008/2009

Pertanyaan.

1. Apakah Anda senang menerima pembelajaran menulis buku harian dengan


metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik
modeling? Berikan alasannya?
Jawab: ................................................................................................................

............................................................................................................................

2. Bagaimana pendapat Anda dengan pembelajaran menulis buku harian dengan


metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik
modeling yang diberikan guru selama ini?
Jawab: ................................................................................................................
............................................................................................................................

3. Apakah Anda merasa kesulitan dalam menulis buku harian? Jika


ya,kesulitannya apa saja?
Jawab: ...............................................................................................................

............................................................................................................................

4. Apakah yang menyebabkan Anda mengalami kesulitan dalam menulis buku


harian?
Jawab: ................................................................................................................
............................................................................................................................

5. Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat dipahami?
Jelaskan!
Jawab: ...............................................................................................................

............................................................................................................................

6. Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis buku


harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan
teknik modeling?
Jawab: ................................................................................................................

............................................................................................................................
Lampiran 7. Pedoman Dokumentasi Siklus I dan II

PEDOMAN DOKUMENTASI SIKLUS I DAN II

Aktivitas siswa yang didokumentasikan adalah:

1) aktivitas siswa ketika memperhatikan penjelasan peneliti tentang menulis buku


harian;
2) aktivitas siswa ketika bertanya kepada peneliti;
3) aktivitas siswa ketika menulis buku harian;
4) aktivitas diskusi mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung (direct
method instruction) dan teknik modeling;
5) aktivitas siswa saat menjawab pertanyaan dan mempersentasikan hasil pekerjaaan
kelompoknya;
6) aktivitas siswa ketika mengisi jurnal siswa;
Lampiran 8. Daftar Nilai Siklus I

DAFTAR NILAI SIKLUS I

Indikator Penilaian
No. Responden Nilai Kategori
1 2 3 4 5 6 7

1. R-1 16 15 12 9 6 6 4 68 C

2. R-2 12 15 12 9 4 6 3 61 C

3. R-3 16 15 12 9 6 6 4 68 C

4. R-4 16 20 12 12 6 10 4 80 B

5. R-5 16 10 9 9 6 6 4 60 C

6. R-6 16 15 12 12 6 8 4 73 B

7. R-7 16 15 12 12 4 6 4 69 C

8. R-8 16 15 12 12 6 6 3 70 B

9. R-9 16 15 12 12 6 8 5 74 B

10. R-10 16 15 15 12 6 6 4 74 B

11. R-11 12 15 12 9 4 6 4 62 C
12. R-12 12 15 12 9 6 8 4 66 C

13. R-13 16 15 12 12 6 6 4 71 B

14. R-14 16 15 12 9 4 6 4 66 C

15. R-15 16 15 9 9 4 6 4 63 C

16. R-16 12 15 12 9 4 6 3 61 C

17. R-17 12 15 12 9 6 6 4 64 C

18. R-18 16 15 12 12 4 6 4 69 C

19. R-19 16 15 12 9 4 6 4 66 C

20. R-20 8 15 9 9 4 6 4 55 K

21. R-21 16 15 12 9 4 6 4 66 C

22. R-22 16 15 12 12 4 6 4 69 C

23. R-23 12 15 12 9 6 8 4 66 C

24. R-24 20 15 12 12 4 8 5 76 B

25. R-25 16 15 12 12 6 8 4 73 B

26. R-26 16 15 9 9 4 6 4 63 C

27. R-27 12 15 12 9 4 6 4 62 C

28. R-28 12 15 12 9 4 6 4 62 C

29. R-29 16 15 12 9 4 6 4 66 C

30. R-30 16 15 12 12 4 6 3 68 C

31. R-31 16 15 12 12 4 6 4 69 C

32. R-32 16 20 15 12 6 8 5 82 B

33. R-33 16 15 12 12 4 6 4 69 C
34. R-34 16 15 15 12 6 8 5 77 B

35. R-35 12 15 12 9 6 6 4 64 C

36. R-36 16 15 9 9 4 6 3 62 C

37. R-37 12 10 9 9 4 4 3 50 K

38. R-38 16 15 12 12 4 6 5 70 B

39. R-39 16 20 12 12 6 6 4 76 B

40. R-40 12 15 12 9 4 6 4 62 C

Jumlah 593 607 474 418 199 264 166 2693

Nilai rata-rata 67,32 C


Lampiran 9. Daftar Nilai Siklus II

DAFTAR NILAI SIKLUS II

Indikator Penilaian
No. Responden Nilai Kategori
1 2 3 4 5 6 7

1. R-1 16 20 12 12 6 8 5 79 B

2. R-2 16 20 15 12 8 6 4 81 B

3. R-3 16 20 12 12 8 8 5 81 B

4. R-4 16 20 15 15 10 10 5 91 SB

5. R-5 16 15 12 12 8 6 4 73 B

6. R-6 16 20 12 12 6 8 4 78 B

7. R-7 16 15 12 12 8 8 5 76 B

8. R-8 16 20 12 12 8 6 4 78 B

9. R-9 16 20 12 12 8 8 5 81 B

10. R-10 16 20 12 12 8 6 5 79 B

11. R-11 16 20 12 12 8 8 5 81 B

12. R-12 16 20 12 12 10 8 5 83 B

13. R-13 16 20 12 12 8 8 5 81 B
14. R-14 12 20 12 12 8 6 4 74 B

15. R-15 16 20 12 12 6 6 3 75 B

16. R-16 16 20 12 9 6 6 4 73 B

17. R-17 16 20 12 9 6 6 4 73 B

18. R-18 16 20 12 12 8 8 4 80 B

19. R-19 16 20 12 9 6 6 4 73 B

20. R-20 16 15 12 12 8 6 4 73 B

21. R-21 16 20 12 12 4 6 4 74 B

22. R-22 16 20 12 9 6 6 4 73 B

23. R-23 16 20 12 12 8 8 4 80 B

24. R-24 16 20 12 12 8 8 4 80 B

25. R-25 16 20 12 12 8 8 5 81 B

26. R-26 16 20 9 12 8 8 4 77 B

27. R-27 16 20 12 12 8 8 5 81 B

28. R-28 16 20 12 12 10 8 5 83 B

29. R-29 16 20 12 12 6 8 4 78 B

30. R-30 16 20 12 12 8 8 5 81 B

31. R-31 16 20 12 9 8 6 5 76 B

32. R-32 20 25 15 12 10 10 4 96 SB

33. R-33 16 20 12 12 4 6 5 75 B

34. R-34 20 20 12 12 6 8 4 82 B

35. R-35 16 20 12 9 8 8 4 77 B
36. R-36 16 20 15 9 6 6 4 76 B

37. R-37 16 20 9 9 8 6 3 71 B

38. R-38 16 20 12 12 6 8 4 80 B

39. R-39 16 20 12 12 8 8 5 81 B

40. R-40 16 20 12 9 6 6 4 73 B

Jumlah 645 792 489 460 301 296 181 3136

Nilai rata-rata 78,4 B


Lampiran 10. Model Buku Harian

Model 1 buku harian

Senin, 6 Agustus 2007.


06.00 am. Hari pertama liburan di Singapura.
Pagi ini aku merasa senang karena hari ini merupakan hari pertama di
Singapura, aku liburan di tempat keluargaku di Blok 244.04 613
Jurong East Street 24.

Selasa, 7 Agustus 2007.

17.00 pm. Menjemput adik pulang sekolah.

Aku berjalan sendirian menjemput adik pulang sekolah sendirian


karena ayah dan ibu masih kerja dan yang biasa jemput adik tante
Maria sedang sakit. Walaupun aku masih takut pergi sendiri karena
bahasa inggrisku masih berantakan aku tetap memberanikan diri
menjemput adik. Untungnya kemarin pagi aku sudah diajak ibu
mengantar adik sekolah jadi sudah tahu tempatnya.

Rabu, 8 Agustus 2007.

13.00 pm. Jalan-jalan di Bukit Junction


Aku bersama ayah dan adik jalan-jalan di Bukit Junction, disana
tempatnya distro dan butik-butik anak muda. Aku senang sekali karena
belanja adalah hobiku. Aku dibelikan ayah baju, tas, dan sepatu saat
itu hatiku sangat senang.

Kamis, 9 Agustus 2007.

10.00 am- 18.00 pm. Hari Jadi Singapura

Hari ini kami sekeluarga pergi ke Marina Bay untuk merayakan hari
lahirnya negara Singapura. Aku melihat dan masuk di durian runtuh
yaitu sebuah bangunan yang mirip dengan buah durian di dalamnya
terdapat museum. Banyak pesawat tempur yang berkeliling diseluruh
kawasan negara Singapura sambil membawa bendera yang begitu
besar. Pantai Marina begitu indah, karena disamping pantai ada patung
singa kecil.

Hari mulai gelap dan kembang api yang begitu banyak dan besar
mulai dinyalakan. Begitu indah kembang api itu dan ini merupakan
pengalaman yang paling mengesankan. Karena waktu sudah malam
akupun bersama keluargaku pulang ke rumah.

Model ke-2 Buku Harian

Semarang
Kamis, 19 Maret 2009
Pukul 19.00 WIB
Aku baru saja bercerita pada teman sekamarku tentang kejadian lucu
yang aku alami hari ini. Kini saatnya berbagi cerita pada buku harianku yang
menjadi sahabatku saat aku senang maupun sedih. Saat aku sedang berjalan-
jalan di Mall Ciputra bersama Heny, aku dan Heny memasuki setiap butik
untuk melihat-melihat baju. Lama sekali kami berbelanja akhirnya kamipun
mendapatkan baju yang kami sukai.
Karena lapar akhirnya kami makan di Solaria. Selesai makan kami
pergi melihat-lihat tas, akhirnya aku mendapatkan tas yang aku idam-
idamkan. Karena hari sore akhirnya kami pulang.
Setiba di parkiran aku mengambil helm di tempat penitipan. Tiba-tiba
ayahku telepon dan selesai ayah telepon aku langsung naik motor, tapi apa
yang terjadi ternyata motor yang aku naiki bukanlah Heny yang di motor itu
melainkan seorang cowok yang sedang menunggu ceweknya mengambil
helm.
Aku sangat malu ternyata Heny disamping kiri cowok itu, karena
motornya sama jadi aku salah naik, akupun ditertawakan Heny dan orang-
orang disekitar parkiran. Sepanjang perjalanan pulang kekos kami tertawa
terus keingat kecerobohan aku tadi di parkiran. “Hari ini aku benar-benar apes
mimpi apa aku semalam, walaupun tidak kenal sama cowok itu tapi bagiku
malunya setengah mati”, kataku dalam hati.

Model ke-3 Buku Harian


Timbangan
Karya friend Zakhia
Terbayang sosok bayang dalam bayang – bayang
Bayang – bayang bergerak menutupi bayangan yang terbayang
Mencoba membayangkan dalam gelapnya bayang – bayang

Bayangan ada karena terang terhalang tidak lagi telanjang


Gelapnya bayang karena tiadanya terang
Kegelapan akan tiada bila kedatangan terang

Kehidupan selalu memiliki bayangan sebagai timbangan


Biarkan aku hidup dengan bayangan
Sebagai timbangan dalam mengarungi kehidupan
Mungkin terang, bayangan dan kegelapan adalah satu kesatuan

7 Mei 2009

Lampiran 11. Soal Tes Siklus I

Soal Tes Siklus I

1. Berdasarkan contoh catatan harian tersebut, buatlah ketiga model buku


harian yang sesuai dengan pengalaman pribadi Anda tentang kejadian-
kejadian yang mengesankan dengan penggunaan bahasa yang baik dan
benar sesuai dengan aspek-aspek penulisan buku harian.
2. Tukarlah hasil catatan harian Anda kepada teman sebelah, dan koreksilah
hasil catatan hariannya, apakah masih ada atau tidak dalam penggunaan
bahasa yang tidak baku dan masih tidak sesuai dengan unsur-unsur
penulisan buku harian.
Lampiran 12. Soal Tes Siklus II

Soal Tes Siklus II

1. Berdasarkan contoh catatan harian tersebut, buatlah sebuah catatan harian


dengan menggunakan model ke-2 secara individu berkelompok yang
sesuai dengan pengalaman pribadi Anda tentang kejadian-kejadian yang
mengesankan dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar sesuai
dengan aspek-aspek penulisan buku harian, kemudian susunlah menjadi
sebuah majalah dinding dengan baik dan seindah mungkin.
2. Setiap kelompok mengumpulkan majalah dindingnya untuk ditempel di
papan tulis.
3. Setiap kelompok menilai hasil majalah dinding kelompok lainnya dengan
rubrik yang sudah disepakati kemudian menyuntingnya;
Lampiran 13. Contoh Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus I

Contoh Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus I

Tugas siswa tulisan tangan asli.

Lampiran 14. Contoh Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus II

Contoh Hasil Menulis Buku Harian Siklus II

Tugas siswa tulisan tangan asli.


Lampiran 15. Hasil Observasi Siklus I

HASIL OBSERVASI SIKLUS I

Kategori
Nomor
No Positif Negatif
Responden
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

1. R. 01 √ √ √ - √ √ - - - √ - -

2. R. 02 √ √ √ - √ √ - - - √ - -

3. R. 03 √ √ √ √ √ √ - - - - - -

4. R. 04 √ √ √ - √ √ - - - √ - -

5. R. 05 - - - - - - √ - √ √ √ √

6. R. 06 √ √ √ √ √ √ - - - - - -

7. R. 07 √ √ √ √ √ √ - - - - - -

8. R. 08 √ √ √ - √ √ - - - √ - -

9. R. 09 - √ √ - √ √ √ - - √ √ -

10. R. 10 √ √ √ - √ √ √ √ - √ - -

11. R. 11 √ √ √ - √ √ - - - √ - -
12. R. 12 √ √ √ - √ √ √ - - √ - -

13. R. 13 √ √ √ - √ √ - - √ √ - -

14. R. 14 √ √ - √ √ √ - - √ - - √

15. R. 15 √ √ - √ √ √ - - √ - - -

16. R. 16 √ √ √ √ √ √ - - - - √ -

17. R. 17 - - √ - √ √ √ √ √ √ - -

18. R. 18 √ - √ - √ √ √ √ - √ - -

19. R. 19 √ - √ - √ √ - √ - √ - √

20. R. 20 √ - √ - √ √ - √ - √ - -

21. R. 21 - √ - - √ √ √ - √ √ - -

22. R. 22 - √ - - - √ √ - √ √ √ -

23. R. 23 - √ - - - √ √ - √ √ √ -

24. R. 24 - - - - - √ √ √ √ √ √ -

25. R. 25 - - √ - - √ √ √ - √ √ -

26. R. 26 √ - √ - - √ - √ - √ √ -

27. R. 27 √ - √ - √ √ - √ - √ - -

28. R. 28 √ √ √ - √ √ - √ - √ - -

29. R. 29 - - √ √ √ √ √ √ - - √ -

30. R. 30 - - - - √ √ √ √ √ √ - √

31. R. 31 √ √ √ √ √ √ - - - √ - -

32. R. 32 √ √ √ - √ √ - - - √ - -

33. R. 33 - √ √ √ √ √ √ - - √ - -
34. R. 34 - - √ √ - √ √ √ - - √ -

35. R. 35 - - - √ - √ √ √ √ - √ -

36. R. 36 - √ √ - √ √ √ √ - √ √ -

37. R. 37 √ - √ √ √ √ - √ - √ - -

38. R. 38 - - √ - √ √ √ √ - √ - -

39. R. 39 - √ √ - √ √ √ - - √ √ -

40. R. 40 - √ - - - √ √ - √ √ √ -

Jumlah 23 26 30 12 31 39 20 17 12 31 13 4

Kriteria:

Perilaku Positif:

7) siswa memperhatikan pelajaran menulis teks berita dengan sungguh-


sungguh,
8) siswa berlatih menulis teks berita dengan sungguh-sungguh,
9) siswa membaca teks berita dengan penuh perhatian,
10) siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran,
11) siswa mengerjakan tugas dari guru dengan sungguh-sungguh, dan
12) siswa tidak mengganggu teman.

Perilaku Negatif:

1) siswa meremehkan penjelasan dari guru,


2) siswa meremehkan kegiatan menulis teks berita,
3) siswa enggan melakukan kegiatan membaca dan menulis teks berita,
4) siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan,
5) siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh guru, dan
6) siswa suka mengganggu teman.

Pengisian:

√ : Melakukan

- : Tidak melakukan

Lampiran 16. Hasil Observasi Siklus II

HASIL OBSERVASI SIKLUS II

No Nomor Kategori
Responden Positif Negatif

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

1. R. 01 √ √ √ √ √ √ - - - - - -

2. R. 02 √ √ - √ √ √ - - √ - - -

3. R. 03 √ √ √ √ √ √ - - - - - -

4. R. 04 √ √ √ √ √ √ - - - - - -

5. R. 05 - - - - √ √ √ √ √ - √ √

6. R. 06 √ √ - √ √ √ - - - - - -

7. R. 07 √ √ - - √ √ - - √ - - -

8. R. 08 √ √ √ - √ √ - - - - - -

9. R. 09 √ √ √ √ √ √ - - - - - -

10. R. 10 √ √ √ √ √ √ - - - - - -

11. R. 11 √ √ √ √ √ √ - - - - - -

12. R. 12 - √ √ √ √ √ - - - - - -

13. R. 13 √ √ √ - √ √ - - - - - -

14. R. 14 √ √ √ √ √ √ - - - - - -

15. R. 15 √ √ √ - √ √ - - - √ - -

16. R. 16 - √ √ - √ √ - - - √ - -

17. R. 17 √ √ √ √ √ √ - - - - - -

18. R. 18 √ √ √ √ √ √ - - - - - -

19. R. 19 √ √ √ - √ √ - - - √ - -

20. R. 20 √ √ √ - √ √ - - - √ - -
21. R. 21 √ √ √ - √ √ - - - √ - -

22. R. 22 √ √ √ √ √ √ - - - - - -

23. R. 23 √ √ √ - √ √ - - - √ - -

24. R. 24 √ √ √ - √ √ - - - - - -

25. R. 25 √ √ √ - √ √ - - - - √ -

26. R. 26 √ √ √ - √ √ - - - - - -

27. R. 27 √ √ √ - √ √ - - - - - -

28. R. 28 √ √ √ √ √ √ √ - - - - -

29. R. 29 √ √ √ √ √ √ - - - - √ -

30. R. 30 √ √ √ √ √ √ - - - - - -

31. R. 31 √ √ √ - √ √ - - - √ - -

32. R. 32 √ √ √ √ √ √ - - - √ √ -

33. R. 33 √ √ √ - √ √ - - - √ √ -

34. R. 34 √ √ √ √ √ √ - - - - - -

35. R. 35 √ √ √ √ √ √ - - - - - -

36. R. 36 √ √ √ - √ √ - - - √ - -

37. R. 37 √ - √ - √ √ √ √ - - - -

38. R. 38 √ - √ √ √ - - √ - - √ -

39. R. 39 √ √ - √ √ √ - - √ - - -

40. R. 40 √ √ √ √ √ √ - - - - - -

Jumlah 37 37 35 32 40 39 2 4 4 10 6 1
Kriteria:

Perilaku Positif:

1) siswa memperhatikan pelajaran menulis teks berita dengan sungguh-


sungguh,
2) siswa berlatih menulis teks berita dengan sungguh-sungguh,
3) siswa membaca teks berita dengan penuh perhatian,
4) siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran,
5) siswa mengerjakan tugas dari guru dengan sungguh-sungguh, dan
6) siswa tidak mengganggu teman.

Perilaku Negatif:

1) siswa meremehkan penjelasan dari guru,


2) siswa meremehkan kegiatan menulis teks berita,
3) siswa enggan melakukan kegiatan membaca dan menulis teks berita,
4) siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan,
5) siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh guru, dan
6) siswa suka mengganggu teman.

Pengisian:

√ : Melakukan

- : Tidak melakukan

Lampiran 17. Lembar Jurnal Siswa Siklus I

Tulisan tangan siswa asli.


Lampiran 18. Lembar Jurnal Siswa Siklus II

Tulisan tangan siswa asli.

Lampiran 19. Rekapitulasi Hasil Jurnal Siswa Siklus I

Rekapitulasi Hasil Jurnal Siswa Siklus I

No. Aspek yang Dinilai Frekuensi %


1. Perasaan siswa terhadap pembelajaran menulis
buku harian dengan metode pembelajaran langsung
(direct method instruction) dan teknik modeling.

a. Senang
b. Tidak senang

35 87,5

5 12,5

2. Tanggapan siswa terhadap penjelasan guru


mengenai metode pembelajaran langsung (direct
method instruction) dan teknik modeling pada
pembelajaran menulis buku harian.

a. Mudah dipahami
b. Sulit dipahami
30 75

10 25

3. Ketertarikan siswa terhadap dengan metode


pembelajaran langsung (direct method instruction)
dan teknik modeling pada pembelajaran menulis
buku harian.

a. Tertarik
b. Tidak tertarik
32 80

8 20

4. Siswa mengalami kesulitan ketika menggunakan


metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling pada pembelajaran
menulis buku harian.

a. Mengalami kesulitan
b. Tidak mengalami kesulitan
32 80

8 20

5. Siswa memberikan pesan, kesan, dan saran terhadap


metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling pada pembelajaran
menulis buku harian.

a. Siswa memberikan pesan, kesan, dan saran


b. Siswa tidak memberikan pesan, kesan, dan saran
40 100

- -

Lampiran 20. Rekapitulasi Hasil Junal Siswa Siklus II

Rekapitulasi Hasil Jurnal Siswa Siklus II

No. Aspek yang Dinilai Frekuensi %

1. Perasaan siswa terhadap pembelajaran menulis teks


berita dengan metode pembelajaran langsung
(direct method instruction) dan teknik modeling.

a. Senang
b. Tidak senang

37 92,5

3 7,5

2. Tanggapan siswa terhadap penjelasan guru


mengenai metode pembelajaran langsung (direct
method instruction) dan teknik modeling pada
pembelajaran menulis buku harian.

c. Mudah dipahami
d. Sulit dipahami
38 96

2 5

3. Ketertarikan siswa terhadap dengan metode


pembelajaran langsung (direct method instruction)
dan teknik modeling pada pembelajaran menulis
buku harian.

c. Tertarik
d. Tidak tertarik
39 97,5

1 2,5

4. Siswa mengalami kesulitan ketika menggunakan


metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling pada pembelajaran
menulis buku harian.

c. Mengalami kesulitan
d. Tidak mengalami kesulitan
39 97,5

1 2,5

5. Siswa memberikan pesan, kesan, dan saran terhadap


metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling pada pembelajaran
menulis buku harian.

c. Siswa memberikan pesan, kesan, dan saran


d. Siswa tidak memberikan pesan, kesan, dan saran
40 100
- -

Lampiran 21. Jurnal Guru Siklus I

HASIL JURNAL GURU SIKLUS I

Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan

metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dapat

terlihat ketika peneliti memasuki kelas, para siswa telah siap di tempat duduk masing-

masing. Suasana kelas yang gaduh menjadi tenang ketika peneliti mulai menjelaskan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa mulai tertarik dengan pembelajaran

karena tertarik dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan

teknik modeling yang baru pertama kali mereka ketahui.

Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan

metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling

ditunjukkan dari respon siswa yang mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Beberapa orang siswa

sudah tidak malu untuk menanyakan hal-hal yang masih sulit bagi mereka. Ada yang

bertanya ketika peneliti menerangkan di depan kelas, ada pula yang bertanya ketika
peneliti berjalan untuk mengamati pekerjaan siswa. Tetapi masih banyak siswa yang

malu untuk bertanya kepada peneliti meskipun mereka masih mengalami kesulitan.

Tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran langsung (direct method

instruction) dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis buku harian, sebagian

besar siswa masih mengalami kesulitan ketika mengembangkan pengalaman pribadi

sesuai dengan unsur-unsur buku harian menjadi kalimat yang baik dan benar (singkat,

padat, dan jelas). Tetapi, beberapa siswa sudah mampu menulis buku harian karena

sudah mengetahui unsur-unsur buku harian yang akan dikembangkan menjadi

kalimat yang baik dan benar (singkat, padat, dan jelas).

Perilaku siswa selama kegiatan menulis buku harian sudah baik. Hal ini

ditujunjukkan dengan perubahan perilaku kearah positif. Siswa merasa senang dan

antusias terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran

langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Sehingga, diharapkan

setelah diberikan pembelajaran perilaku siswa semakin baik.

Tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan pembelajaran menulis buku

harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct method

instruction) dan teknik modeling ditunjukkan ketika peneliti memberikan tugas untuk

mengerjakan soal tes yang berkaitan dengan pengalaman pribadi siswa dan

menulisnya sesuai dengan contoh model-model buku harian yang telah dibaca, siswa

mengerjakan tugas tersebut dengan sungguh-sungguh dan serius. Tetapi, ada pula
beberapa siswa yang mengeluh ketika diberi tugas dan melihat pekerjaan teman

mereka.

Selain hal di atas, kejadian lain yang muncul ketika proses pembelajaran yaitu

adanya gangguan dari luar kelas. Hal tersebut menggangu proses pembelajaran dan

mempengaruhi konsentrasi siswa dalam pembelajaran yaitu suasana gaduh di luar

kelas karena beberapa kelas VII yang lain sedang tidak ada pelajaran. Beberapa siswa

dari kelas lain mengganggu suasana pembelajaran dengan mengetuk pintu berulang

kali.
Lampiran 22. Jurnal Guru Siklus II

HASIL JURNAL GURU SIKLUS II

Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan

metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling pada

siklus II ini terlihat lebih baik walaupun setiap awal pembelajaran keadaan siswa

selalu ramai dan lebih tenang ketika peneliti mulai memberikan materi pembelajaran.

Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan

metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling pada

siklus II ini juga lebih baik daripada siklus I. jumlah siswa yang bertanya mengenai

kesulitan yang mereka hadapi juga lebih banyak. Siswa lebih suka bertanya ketika

peneliti berkeliling mengamati pekerjaan siswa daripada ketika peneliti memberikan

waktu untuk bertanya.


Tanggapan siswa tentang metode pembelajaran langsung (direct method

instruction) dan teknik modeling beragam. Beberapa siswa dengan antusias berlatih

dan berkreasi membuat buku harian dengan pengalaman pribadi yang lebih baik

daripada ketika siklus I. Tetapi, ada pula yang masih mengeluh karena mengalami

kesulitan dalam mengembangkan unsur-unsur buku harian dengan mengembangkan

pengalamannya menjadi sebuah buku harian sesuai dengan modelnya ke dalam

kalimat yang baik dan benar (singkat, padat, dan jelas).

Tanggapan siswa ketika peneliti memberikan tugas juga beragam. Beberapa

siswa mengerjakan tugas dengan serius dan sungguh-sungguh. Hal itu terlihat ketika

peneliti memberikan tugas untuk mencurahkan pengalaman pribadi mereka ke dalam

buku harian, siswa-siswa tersebut memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk

menyelesaikan soal dan mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Hal yang sama juga

terlihat ketika siswa mendapat tugas untuk menulis buku harian, terlihat siswa

berkonsentrasi dan memanfaatkan waktu dengan baik untuk membuat buku harian

sesuai dengan modelnya. Namun ada beberapa siswa yang masih belum bisa

berkonsentrasi dengan baik dan belum sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas.

Catatan lain tentang kejadian yang muncul ketika proses pembelajaran

berlangsung yaitu ketika siswa sedang melakukan aktivitas menulis buku harian tiba-

tiba mendapat gangguan dari luar yaitu kelas VII yang lain baru selesai pelajaran

olahraga sehingga suasana sempat gaduh. Gangguan dari luar tersebut memang tidak
berpengaruh besar bagi siswa tetapi mengganggu konsentrasi siswa yang sedang

menulis buku harian.

Lampiran 23. Hasil Wawancara Siklus I

HASIL WAWANCARA SIKLUS I

Nama siswa : Rahadiyar Puspawardani


No. Absen : 32
Kelas : VII E
Kategori Nilai : Tinggi (82)

Pertanyaan.

Peneliti : Apakah Anda senang menerima pembelajaran menulis buku harian


dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling? Berikan alasannya!
Siswa : Ya, saya sangat senang, karena saya lebih tahu cara menulis buku
harian dengan baik dan benar.
Peneliti : Bagaimana pendapat Anda dengan pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction)
dan teknik modeling yang diberikan guru selama ini?

Siswa : Saya sudah sangat mengerti tata cara menulis buku harian.
Peneliti : Apakah Anda merasa kesulitan dalam menulis buku harian? Jika
ya,kesulitannya apa saja?
Siswa : Tidak, guru saya sudah menjelaskan dengan baik, sehingga saya lebih
cepat mengerti.
Peneliti : Apakah yang menyebabkan Anda mengalami kesulitan dalam menulis
buku harian?
Siswa : Yang membuat saya sedikit kesulitan yaitu pemilihan kata yang baku.

Peneliti : Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat dipahami?
Jelaskan!
Siswa : Tentu saja karena selain memberikan contoh model buku harian ibu
guru juga menjelaskan dengan sangat jelas.
Peneliti : Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis
buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling?
Siswa : Supaya kedepan banyak orang yang lebih mengetahui cara menulis
buku harian dengan benar.

Nama siswa : Andita Rahmawati


No. Absen : 04
Kelas : VII E
Kategori Nilai : Sedang (80)

Pertanyaan.
Peneliti : Apakah Anda senang menerima pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction)
dan teknik modeling? Berikan alasannya!

Siswa : Senang, sebab dalam memberikan materi dapat diterima dengan


mudah.
Peneliti : Bagaimana pendapat Anda dengan pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction)
dan teknik modeling yang diberikan guru selama ini?
Siswa : Senang, karena dapat memahami dalam menulis buku harian.
Penulis : Apakah Anda merasa kesulitan dalam menulis buku harian? Jika
ya,kesulitannya apa saja?
Siswa : Kesulitan dalam memilih pilihan kata yang tepat dalam memilih
kalimat yang baku.
Penulis : Apakah yang menyebabkan Anda mengalami kesulitan dalam menulis
buku harian?
Siswa : Harus menggunakan bahasa yang baku dan pilihan kata yang tepat.

Penulis : Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat
dipahami? Jelaskan!
Siswa : Ya, karena bila ada kesulitan siswa dapat bertanya kepada guru.
Penulis : Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis
buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling?
Siswa : Harapan saya yaitu dapt menerapkan metode pembelajaran langsung
dan teknik modeling dalam menulis buku harian sehari-hari.

Nama siswa : Vega Alberta


No. Absen : 37
Kelas : VII E
Kategori Nilai : Rendah (50)
Pertanyaan.
Peneliti : Apakah Anda senang menerima pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction)
dan teknik modeling? Berikan alasannya!
Siswa : Ya, karena itu merupakan hal baru bagi saya.
Peneliti : Bagaimana pendapat Anda dengan pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction)
dan teknik modeling yang diberikan guru selama ini?
Siswa : Sidikit berbeda karena ini lebih terperinci.
Peneliti : Apakah Anda merasa kesulitan dalam menulis buku harian? Jika
ya,kesulitannya apa saja?
Siswa : Tidak, karena sudah diberi penjelasan yang sangat terperinci.
Peneliti : Apakah yang menyebabkan Anda mengalami kesulitan dalam menulis
buku harian?
Siswa : Pemilihan kata yang baku.

Peneliti : Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat dipahami?
Jelaskan!
Siswa : Ya, karena sangat jelas dan terperinci.
Peneliti : Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis
buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling?
Siswa : Agar menjadi lebih jelas dan terperinci lagi supaya mudah dimengerti
siswa.
Lampiran 24. Hasil Wawancara Siklus II

HASIL WAWANCARA SIKLUS II

Nama siswa : Rahadiyar Puspawardani


No. Absen : 32
Kelas : VII E
Kategori Nilai : Tinggi (96)
Pertanyaan.
Peneliti : Apakah Anda senang menerima pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling? Berikan alasannya!
Siswa : Ya, saya sangat senang dan tertarik, karena saya lebih tahu menulis
buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct
method instruction) dan teknik modeling dan cara menulis buku
harian dengan baik dan benar.
Peneliti : Bagaimana pendapat Anda dengan pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction)
dan teknik modeling yang diberikan guru selama ini?
Siswa : Saya sudah sangat mengerti tata cara menulis buku harian dengan
metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik
modeling, serta penjelasan ibu guru mudah dipahami.
Penulis : Apakah Anda merasa kesulitan dalam menulis buku harian? Jika
ya,kesulitannya apa saja?
Siswa : Kesulitan belum saya alami karena materi pelajaran juga sudah
dijelaskan sebelumnya dan guru saya sudah menjelaskan dengan
baik, sehingga saya lebih cepat mengerti.
Penulis : Apakah yang menyebabkan Anda mengalami kesulitan dalam menulis
buku harian?
Siswa : Yang membuat saya sedikit kesulitan yaitu pemilihan kata yang baik
dan benar yang sudah disempurnakan.

Penulis : Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat
dipahami? Jelaskan!
Siswa : Tentu saja karena selain memberikan contoh model buku harian ibu
guru juga menjelaskan dengan sangat jelas serta memberikan
contoh pembuatannya.
Penulis : Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis
buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling?
Siswa : Saran saya metode pembelajaran langsung dan teknik modeling
dalam menulis buku harian ini dapat diajarkan juga di kelas lain,
sehingga pelajaran menulis buku harian menjadi lebih menarik.

Nama siswa : Andita Rahmawati


No. Absen : 04
Kelas : VII E
Kategori Nilai : Sedang (91)

Pertanyaan.
Peneliti : Apakah Anda senang menerima pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling? Berikan alasannya!
Siswa : Ya senang, karena pelajaran kali ini lebih menyenangkan. Pelajaran
menulis buku harian tidak seperti biasanya, tidak monoton ada
metode dan tekniknya yang membuat jadi menarik dan
menyenangkan.
Peneliti : Bagaimana pendapat Anda dengan pembelajaran menulis buku
harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling yang diberikan guru selama ini?
Siswa : Senang, karena dapat memahami dalam menulis buku harian yang
lebih baik karena dihadirkannya model-model buku hariannya.

Penulis : Apakah Anda merasa kesulitan dalam menulis buku harian? Jika
ya,kesulitannya apa saja?
Siswa : Kesulitan yang saya alami ketika harus berkelompok, namun kondisi
belum tenang serta dalam memilih pilihan kata yang baku.
Penulis : Apakah yang menyebabkan Anda mengalami kesulitan dalam menulis
buku harian?
Siswa : Harus menggunakan bahasa yang baku, pilihan kata yang tepat, dan
harus menguasai aspek-aspek munilis buku harian yang benar.
Penulis : Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat
dipahami? Jelaskan!
Siswa : Ya, karena bila ada kesulitan siswa dapat bertanya kepada guru dan
cara penjelasannya suaranya keras dan sangat terperinci sehingga
mudah dipahami.
Penulis : Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis
buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling?
Siswa : Harapan saya yaitu dapat menerapkan metode pembelajaran langsung
dan teknik modeling tidak hanya keterampilan menulis buku
harian, tetapi dapat dipakai pada keterampilan yang lain.

Nama siswa : Vega Alberta


No. Absen : 37
Kelas : VII E
Kategori Nilai : Rendah (71)

Pertanyaan.
Peneliti : Apakah Anda senang menerima pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling? Berikan alasannya!
Siswa : Pelajaran menyenangkan dengan metode pembelajaran langsung
dan teknik modeling karena itu merupakan hal baru bagi saya.

Peneliti : Bagaimana pendapat Anda dengan pembelajaran menulis buku harian


dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction)
dan teknik modeling yang diberikan guru selama ini?
Siswa : Mudah untuk dipahami dan sidikit berbeda karena ini lebih terperinci.
Penulis : Apakah Anda merasa kesulitan dalam menulis buku harian? Jika
ya,kesulitannya apa saja?
Siswa : Tidak, karena sudah diberi penjelasan yang sangat terperinci.

Penulis : Apakah yang menyebabkan Anda mengalami kesulitan dalam menulis


buku harian?
Siswa : Kesulitan saya yaitu cara memilih kata yang baku dan menguasai
aspek-aspek yang telah ditentukan dalam menulis buku harian.
Penulis : Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat
dipahami? Jelaskan!
Siswa : Ya sangat mudah dipahami karena sangat jelas dan terperinci dalam
menyampaikan penjelasan model-model buku harian.
Penulis : Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis
buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling?
Siswa : Saran saya metode ini diajarkan di kelas lain juga.

Lampiran 25. Surat-surat

Asli

Anda mungkin juga menyukai