DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN TEKNIK MODELING
PADA SISWA KELAS VIIE SMP NEGERI 30 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2008/2009
SKRIPSI
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nama : Rumi Zakhiatus Sholikhah
Nim : 2101405625
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia
Sholikhah, Rumi Zakhiatus, 2009. Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian dengan
Menggunakan Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method Instruction) dan
Teknik Modeling pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang. Skripsi.
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing I Dr.Subyantoro, M.Hum., Pembimbing II Drs.
Wagiran, M.Hum.
Kata kunci: keterampilan menulis buku harian, metode pembelajaran langsung (direct
method instruction) dan teknik modeling.
Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para siswa setiap
harinya. Namun, pada kenyataannya banyak siswa yang mengeluh jika kegiatan belajar
sampai pada pokok pembelajaran menulis. Banyak siswa yang merasa belum mampu
menyusun dan menggunakan kalimat dengan struktur yang baik dan benar. Banyak
siswa juga belum bisa menuangkan gagasan dalam bahasa tulis yang baik, keadaan ini
akan menghambat keberhasilan pembelajaran menulis di kelas. Salah satunya adalah
keterampilan menulis buku harian yang merupakan keterampilan yang harus dimiliki
pada jenjang sekolah menengah pertama. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia diketahui bahwa tingkat keterampilan
menulis buku harian siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang masih rendah.
Rendahnya keterampilan siswa dalam menulis buku harian disebabkan oleh faktor
metode dan teknik pembelajaran yang digunakan guru masih kurang sesuai dan bersifat
konvensional. Selain itu, guru hanya memberikan materi pembelajaran menulis buku
harian saja tidak disertai dengan memberikan contoh-contoh buku harian, sehingga
ketika siswa disuruh menulis buku harian siswa benar-benar kesulitan. Selain itu dalam
menulis, pilihan kata yang digunakan oleh siswa kurang bervariasi. Hal ini terbukti
bahwa siswa sering mengulang-ulang kata yang sama pada kalimat/paragraf berikutnya.
Dalam penggunaan ejaan dan tanda bacanya masih kurang tepat, kalimat yang dibuat
siswa kurang padu (dalam hal ini ada kaitannya dengan kohesi dan koherensi), dan
bahasa yang digunakan kurang tepat, sehingga hasil karangannya kurang menarik untuk
ii
dibaca. Untuk mengatasi rendahnya keterampilan menulis buku harian tersebut,
peneliti memberikan solusi pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
langsung(direct method instruction) dan teknik modeling.
Berdasarkan hasil analisis data tes dapat diketahui bahwa keterampilan menulis
buku harian siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang tahun ajaran 2008/2009 setelah
mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran
langsung(direct method instruction) dan teknik modeling telah terbukti mengalami
peningkatan. Hasil tes pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 67,32, sedangkan
pada siklus II terjadi peningkatan yang mencolok, yaitu memeroleh nilai rata-rata kelas
sebesar 78,40. Hal ini menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 16,44 %.
Peningkatan keterampilan menulis buku harian tersebut diikuti dengan perubahan
perilaku siswa ke arah positif, yaitu semakin aktif dan antusias dengan pembelajaran
menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung(direct method instruction)
dan teknik modeling.
Dari hasil penelitian tersebut, saran yang dapat peneliti rekomendasikan antara
lain (1) guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kiranya dapat memanfaatkan
metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling sebagai
iii
salah satu alternatif teknik pembelajaran dalam penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Dengan metode dan media tersebut telah terbukti dapat meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis teks berita. Selain itu, metode dan teknik ini juga
membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan meyenangkan. Hal ini
disebabkan siswa diajak untuk belajar bekerjasama secara berkelompok dengan disertai
media koran untuk bisa dimanfaatkan siswa dalam menambah wawasan. Penerapan
metode metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling
diharapkan mampu membuat proses pembelajaran bahasa khususnya pada aspek
keterampilan menulis menjadi lebih bervariasi; (2) siswa hendaknya bisa memanfaatkan
metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dalam
pembelajaran yang lebih lanjut. Dengan metode dan teknik tersebut dapat diketahui
kemampuan siswa dalam bekerjasama untuk memecahkan masalah, sehingga siswa
akan semakin semangat untuk mengembangkan keterampilan yang dimilikinya
kemudian hari. Tidak menutup kemungkinan bagi siswa untuk menggunakan metode
pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling pada pelajaran
yang lain; dan (3) peneliti-peneliti yang lain kiranya dapat melakukan penelitian-
penelitian pengembangan yang lebih lanjut mengenai keterampilan menulis buku
harian. Upaya-upaya peningkatan keterampilan siswa, khususnya keterampilan menulis,
akan menambah wawasan dan pengetahuan serta akan membantu guru untuk
memecahkan hambatan-hambatan yang sering kali muncul dalam proses pembelajaran.
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
v
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, pada:
hari : Selasa
Ketua, Sekretaris,
vi
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
NIM 2101405625
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
1) Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya. Dan yakinlah
bahwa Allah akan memberikan rahmat dan pertolongan-Nya bagi hamba-Nya yang
selalu tawakal dalam hidup (QS. Al-Baqarah: 286).
2) God has a perfect plan for us. He never do it all at once, but step by step, because he
wanna teach us to “ walk by faith and not by sight” (penulis).
3) Kenalilah Allah pada saat engkau dalam kelapangan, niscaya Allah akan
mengenalimu saat engkau dalam kesulitan (penulis).
4) Kita tidak bisa membunuh waktu tapi waktu bisa membunuh kita, maka
manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya (penulis).
Persembahan
viii
PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan bagi Allah Swt., yang telah
memberikan rahmat serta hidayah kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini.
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan fasilitas-fasilitas kepada penulis.
2. Prof. Dr. Rustono, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah memberikan izin
kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini.
3. Drs. Wagiran, M.Hum., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan izin kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini.
4. Dr. Subyantoro, M.Hum., Pembimbing I yang dengan bijaksana memberi bimbingan,
pengarahan, dan gagasan kepada penulis.
5. Drs. Wagiran, M.Hum., Pembimbing II yang dengan sabar membimbing dan memberi
nasihat kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan bekal
ilmu dan pengetahuan selama kuliah.
7. Drs. AL Bekti Wisnu Tomo, M.M, Kepala SMP Negeri 30 Semarang yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 30 Semarang.
ix
8. Mardiyah, S.Pd., Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII E yang telah
membantu penulis selama proses penelitian.
9. Bapak Mawarno dan Ibu Sulastri, kedua orang tuaku yang telah dengan sabar dan ikhlas
mencurahkan waktu untuk mendidik, memberi kasih sayang, menasihati, dan
membimbing penulis.
10. Ayah Jumaat bin Katri dan Ibu Erni Sumarni, sebagai orang tua keduaku yang telah
memberikan semagat, doa, kasih sayang, dan nasihat kepada penulis.
11. Suratno, S.S yang telah memberikan doa, semangat, dan nasihat kepada penulis.
12. Keluarga besar bapak Sarwadi yang telah memberikan doa dan dukungan kepada
penulis.
13. Adik-adikku, Kurniawan dan Dewi, yang selalu memberikan doa dan kasih sayang
kepada penulis.
14. Tantowi yang selalu memberi semangat, doa, perhatian, tempat keluh kesah, dan
mengisi hidupku.
15. Sahabat-sahabatku, Heny, Aisya, Eri, Wulan, Wenty, Rikna, Galuh, Novi, Dian, dan Lilis,
yang selalu menjadi penyemangatku, sahabat suka duka, tempat keluh kesahku, dan
telah mengajari penulis arti sebuah persahabatan.
16. Mas Fahmi seseorang yang menjadi panutan dan selalu memberikan semangat,doa,
nasihat, perhatian, dan tempat keluh kesah penulis.
17. Teman seperjuanganku, Lukman Leksono dan Septian yang selalu memberikan
semangat, dukungan, bantuan dan berjuang bersama untuk menyusun skripsi.
18. Teman-teman PBSI Paralel C angkatan 2005, yang telah berbagi suka duka selama
kuliah.
19. Teman-teman kos, Garin, Puput, Siska, Sekar, Nisa, Mudah, Kiki, Tia, Novi, Asni, Reta,
Astuti dan Rani yang telah banyak membantu penulis, memberikan semangat, dan
menjadi tempat keluh kesah penulis.
20. Semua pihak yang telah membantu hingga selesai skripsi ini, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
x
Semoga Allah senantiasa membalas kebaikan mereka dan senantiasa melimpahkan
pahala sebesar-besarnya.
xi
DAFTAR ISI
SARI .................................................................................................................. i
DAFTAR ISI...................................................................................................... xi
DAFTAR DIAGRAM.........................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN
3.1.1.2 Tindakan............................................................................................. 45
3.1.1.3 Observasi............................................................................................ 48
3.1.2.2 Tindakan............................................................................................. 53
xiv
3.1.2.3 Observasi............................................................................................ 56
3.5.2.1 Observasi............................................................................................ 74
4.1.2.2.1 Observasi......................................................................................... 93
4.1.2.2.2 Jurnal............................................................................................... 99
BAB V PENUTUP
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2 Aspek Penilian Kriteria, Skor, dan Kategori Buku Harian .................... 63
xix
Tabel 19 Penilaian Indikator Ejaan dan Tanda Baca ...................................... 122
xx
DAFTAR GAMBAR
xxii
DAFTAR DIAGRAM
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 13 Contoh Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus I .......................... 220
Lampiran 14 Contoh Hasil Tes Menulis Buku Harian Siklus II ......................... 223
xxv
BAB I
PENDAHULUAN
saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa
itu dikuasai oleh mereka yang masuk dalam lingkaran komunikasi tersebut baik
meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk diajarkan sejak dini. Karena
menulis harus banyak berlatih dengan tekun dan harus dilakukan secara terus-
menerus.
menulis. Dengan menulis dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri.
Sehingga dapat mengetahui sampai di mana pengetahuan tentang suatu topik. Dalam
1
2
merupakan isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan yang merupakan
menggunakan simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati cara
pemakaiannya.
berbahasa paling akhir dikuasai. Kemampuan menulis lebih sulit dikuasai, bahkan
oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan oleh
menulis adalah sebuah aktivitas yang harus dimiliki oleh semua orang atau siswa.
Hal ini bertujuan supaya siswa dengan mudah dapat memecahkan masalah-masalah
perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas
Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para siswa setiap
harinya. Namun, pada kenyataannya banyak siswa yang mengeluh jika kegiatan
belajar sampai pada pokok pembelajaran menulis. Banyak siswa yang merasa belum
mampu menyusun dan menggunakan kalimat dengan struktur yang baik dan benar.
Banyak siswa juga belum bisa menuangkan gagasan dalam bahasa tulis yang baik,
dapat belajar dengan baik jika berada dalam kondisi yang ideal dengan kasih sayang,
kehangatan, dorongan, dan dukungan dari orang tua, teman, dan masyarakat sekitar.
Bila hal itu terus berlanjut, kesenangan dan kecepatan belajar dapat melekat erat
menulis tidak hanya mempelajari pengetahuan tentang tata bahasa dan mempelajari
pengetahuan tentang teori menulis. Hal ini dikarenakan bahwa dalam kemampuan
menulis, siswa harus benar-benar mengusai berbagai unsur kebahasaan dan unsur di
kompetensi yang terdapat dalam kurikulum. Standar kompetensi yang harus dicapai
dalam pembelajaran menulis adalah siswa mampu menulis pengalaman, pikiran, dan
4
perasaan pada buku harian dengan memperhatikan cara pangungkupan dengan bahasa
yang baik dan benar. Adapun menulis buku harian adalah salah satu kompetensi dasar
Efisiensi dan efektivitas yang tinggi sangat diperlukan dalam kegiatan belajar
mengajar. Dalam rangka pencapaian efektivitas yang tinggi suatu KBM, para
pengajar utama dituntut untuk selalu aktif dan dinamis, sehingga dapat menyesuaikan
KBM, kebanyakan para guru lebih condong menggunakan metode ceramah sebagai
metode yang dipergunakan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Hal ini terjadi
dengan alasan metode ini mudah untuk digunakan dan memerlukan persiapan yang
relatif singkat dan sederhana. Tetapi di sisi lain metode ini juga banyak memiliki
kejenuhan pada siswa. Sehingga siswa cenderung mengurangi keaktifan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar, dan memunculkan rasa malas pada siswa untuk belajar.
Hal ini dikarenakan kebanyakan pembelajaran di kelas cenderung teoretis dan tidak
Lemahnya keterampilan menulis siswa juga tidak terlepas dari faktor guru.
Pengajaran yang bersifat satu arah artinya guru aktif berceramah sedangkan siswa
hanya peserta yang pasif masih sering dijumpai dalam pembelajaran di sekolah.
5
Selain itu, guru juga kurang kreatif menyuruh siswa untuk berlatih menulis di rumah,
Menulis buku harian sangat baik untuk dilakukan. Di dalam buku harian kita
dapat mengenali siapa diri kita sebenarnya. Hal ini akan menjadi sesuatu yang
menyenangkan bagi seseorang yang biasa menulis, tapi lain halnya dengan seseorang
yang tidak terbiasa. Bagi mereka yang tidak terbiasa menulis akan merasa sulit
meringkas-ringkas apa yang ada. Kenyataannya, ini harus merupakan catatan yang
terus terang dan terbuka tanpa sesuatu yang disembunyikan dan dihilang-hilangkan
dari konteksnya. Catatan seperti itu membuat mudah bagi orang untuk melihat
kedalam dirinya dengan kejujuran yang mutlak, dimana penilaian kondisi atas diri
sendiri menjadi sederhana dan mudah, seseorang juga dapat perlahan-lahan mulai
menerima dirinya sendiri sebagaimana adanya tanpa merasa malu atau bersalah.
Bersamaan dengan itu, orang mampu untuk melakukan tindakan perbaikan melalui
siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang, dalam menulis buku harian masih
kurang bahkan ada yang belum tahu bagaimana cara menulis buku harian. Hal ini
terjadi karena guru hanya memberikan materi pembelajaran menulis buku harian saja
6
tidak disertai dengan memberikan contoh-contoh buku harian, sehingga ketika siswa
disuruh menulis buku harian siswa benar-benar kesulitan. Selain itu dalam menulis,
pilihan kata yang digunakan oleh siswa kurang bervariasi. Hal ini terbukti bahwa
Dalam penggunaan ejaan dan tanda bacanya masih kurang tepat, kalimat yang dibuat
siswa kurang padu (dalam hal ini ada kaitannya dengan kohesi dan koherensi), dan
bahasa yang digunakan kurang tepat, sehingga hasil karangannya kurang menarik
untuk dibaca. Oleh karena itu, dengan melihat kenyataan tersebut maka pembelajaran
keterampilan menulis buku harian pada siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang,
Selain fenomena di atas, siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang, tidak
pengalaman, perasaan maupun pemikiran yang dimiliki. Hal ini terjadi dikarenakan
guru tidak pernah memberikan contoh model buku harian, sehingga siswa belum
mengetahui gambaran yang jelas mengenai bentuk dan isi buku harian itu seperti apa.
Menurut guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VII, kelas VII E
siswa-siswanya banyak yang pintar, tetapi masih banyak yang sulit diajak untuk
berdiskusi. Siswa bisa diajak berdiskusi tetapi dilatar belakangi oleh rasa takut
kepada guru yang mengajar bahasa Indonesia, karena siswa beranggapan guru bahasa
Indonesia tersebut sangat galak. Siswa kelas VII E masih kurang aktif dalam
7
pembelajaran atau dapat dikatakan kelas tersebut pasif, sehingga guru yang mengajar
di kelas harus pandai-pandai memilih strategi yang sesuai agar siswa di kelas tersebut
menjadi aktif.
apalagi yang diajar adalah siswa SMP kelas VII, yang pada dasarnya baru beralih dari
bangku sekolah dasar, sehingga kosa kata yang dimilikinya pun masih sedikit. Oleh
karena itu, dalam pembelajaran keterampilan menulis siswa SMP kelas VII
diperlukan suatu metode dan teknik pembelajaran yang tepat. Metode dan teknik itu
modeling. Dengan metode dan teknik ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih
Mengingat sifat ini penting sekali bagi guru untuk mempersiapkan situasi
pembelajarannya harus matang. Harus yakin benar bahwa siswa memahami tugas
yang diberikan harus bahan yang dijadikan stimulus. Serta bisa melakukan
brainstorming dengan menulis data-datanya pada kertas. Pada proses ini guru
langkah berikutnya. Langkah ini sangat berguna bagi siswa yang tidak terbiasa
menulis buku harian dan sulit untuk mengungkapkan pikirannya yang akan
Oleh karena itu, dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian siswa
kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang, diperlukan suatu metode pembelajaran yang
8
tepat. Metode pembelajaran itu adalah metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling. Metode pembelajaran bertujaan supaya siswa dapat
berinteraksi langsung dengan guru dan diberi contoh dari buku harian, sehingga siswa
mengetahui bagaimana bentuk dan jenis penulisan buku harian yang baik. Dengan
metode dan teknik pembelajaran ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna
bagi siswa.
dipertimbangkan oleh guru agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat
mencapai sasaran atau kompetensi yang harus dikuasai siswa. Strategi atau cara-cara
yang akan digunakan oleh guru untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan
peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu
(Hamzah 2001:3).
kelas VII. Pembelajaran ini berguna untuk mengembangkan daya pikir siswa dan
harian di SMP terutama kelas VII belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
9
diidentifikasi melalui beberapa faktor yaitu : faktor guru, faktor siswa, faktor
lingkungan, dan faktor sarana. Faktor guru yaitu dalam penggunaan pendekatan
konvensional oleh guru yang lebih menekankan pada teori menulis dari pada praktik
dan guru tidak pernah memperlihatkan contoh buku harian kepada siswa. Cara
arah, sehingga siswa tidak menjadi aktif melainkan pasif karena tidak adanya
Faktor siswa yaitu kurang minatnya siswa pada pembelajaran menulis, siswa
jarang atau tidak pernah menulis buku harian, sehingga siswa memiliki tingkat
malas untuk berlatih dan belajar dalam menulis buku harian, karena siswa lebih
memilih untuk bermain dari pada berlatih dalam menulis buku harian.
untuk belajar. Kebanyakan siswa lebih suka bermain jarang sekali mereka belajar,
karena bagi mereka pelajaran bahasa Indonesia gampang, hal ini terkesan siswa
sangat meremehkan mata pelajaran bahasa Indonesia. Siswa juga merasa asyik
bermain sehingga siswa lebih memilih untuk bermain dari pada belajar individu
ataupun kelompok.
10
bahasa Indonesia. Tidak lengkapnya buku ajar untuk siswa dan media pembelajaran
yang tepat agar menunjukkan hasil yang memuaskan. Metode pembelajaran yang
sesuai dan dapat menghasilkan hasil yang bermakna bagi siswa adalah metode
sesuai dalam pembelajaran menulis buku harian adalah komponen pemodelan yang
bertujuan agar siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai buku harian.
menulis yang berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas. Tetapi
karena adanya keterbatasan yang ada pada peneliti, maka peneliti akan membatasi
permasalahan tersebut, yaitu siswa dalam menulis buku harian sangat rendah dalam
mengungkapkan pengalaman, pikiran, dan perasaan dengan kalimat yang baik dan
benar.
pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
metode pembelajaran langsung (direct method instruction) yang bertujuan agar siswa
tentang sesuatu, hal ini diharapkan siswa dapat mengerti apa itu buku harian. Selain
teknik modeling untuk meningkatkan keterampilan menulis buku harian kelas VII E
dapat menemukan gambaran mengenai buku harian dan unsur apa saja yang harus
ada dalam buku harian. Adapun bentuk buku harian yang ditunjukkan kepada siswa
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
teknik modeling?
keterampilan menulis buku harian melalui metode pembelajaran langsung dan teknik
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siswa kelas VII E SMP
Negeri 30 Semarang.
pembelajaran.
kegunaan proses dan hasil penelitian bagi para praktisi pembelajaran, khususnya
bagi siswa, guru, dan sekolah tentang menulis buku harian dengan metode
1) Siswa akan semakin giat belajar dan berlatih menulis, karena sadar
1) Sekolah akan semakin tahu bahwa menulis itu penting bagi siswa,
menulis.
BAB II
menulis dewasa ini telah banyak dilakukan. Beberapa peneliti yang telah mengangkat
(2006).
15
Keterampilan Proses pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Warung Asem Tahun
dilihat dari hasil siklus I, yang mencapai nilai rata-rata 66,54 dibandingkan dengan
hasil siklis II yang mencapai nilai rata-rata 70,22. Ini berarti meningkat 3,64. Selain
itu, dengan digunakan pendekatan keterampilan proses siswa lebih tertarik dan
antusias belajar. Siswa yang semula belum memahami tentang pembelajaran menulis
dapat menjadi lebih tertarik dan berusaha menuliskan pengalamannya atau peristiwa
Pada penelitian Winarti (2001) dan penelitian kali ini terdapat kajian
keterampilan menulis surat pribadi dan perubahan tingkah laku siswa. Hasil yang
diperoleh adalah adanya peningkatan dari pratindakan, siklus I sampai siklus II.
Sebelum dilakukan tindakan nilai rata-rata kalsikal menulis surat pribadi sebesar
58,5. Pada siklus I ada peningkatan 10,2 % dengan nilai rata-rata kelas 68,76 dan
siklus II terdapat peningkatan 14,87 % dengan nilai rata-rata kelas 83,65. Peningkatan
keterampilan menulis surat pribadi siswa itu diikuti dengan perubahan tingkah laku
negatif menjadi positif. Pada siklus II siswa semakin aktif dan antusias dalam
pembelajaran. Hal ini disebabkan siswa mulai senang dan menikmati pembelajaran
diterapkan guru.
Pada penelitian Lestari (2005) dan penelitian kali ini terdapat kajian
Melalui Teknik Modeling dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas VII D
peningkatan hasil keterampilan menulis pengalaman pribadi, yaitu dari rata-rata kelas
65,38 pada siklus I menjadi 70,42 pada siklus II. Perubahan sikap dan perilaku siswa
juga mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik, yaitu siswa mulanya tidak
Pada penelitian Gilangsari (2005) dan penelitian kali ini terdapat kajian
kali ini meneliti peningkatan keterampilan menulis buku harian dengan metode
Peneliti lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Pramukawati
Kelas VII E SMP Negeri 40 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006. Peneliti ini
mengesankan para siswa, yaitu dari rata-rata kelas 64,86 pada siklus I menjadi 77,56
pengalaman yang mengesankan siswa pada tiap siklus diikuti perubahan tingkah laku
yang positif, terlihat pada keaktifan dan ketertarikan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa merasa senang dan berminat dalam
mengikuti pembelajaran menceritakan pengalaman yang mengesankan melalui
Pada penelitian Pramukawati (2006) dan penelitian kali ini terdapat kajian
buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan
teknik modeling. Selain perbedaan juga terdapat persamaan dalam penelitiaan yaitu
ini terbukti dengan hasil rata-rata keterampilan menulis buku harian pada siklus 1
sebesar 74,12% atau 24,43% dan pada siklus 11 83,62% atau 12,82%. Dengan
keterampilan menulis buku harian siswa. Dari hasil nontes siswa lebih termotivasi
melakukan penelitian lain, tapi penelitian yang dilakukan penulis masih berkaitan
dengan penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu keterampilan
langsung dengan beberapa contoh pembelajaran siswa kelas VII E SMP Negeri 30
Semarang dalam menulis buku harian bisa meningkat dengan meggunakan bahasa
tindakan kelas tentang menulis buku harian belum banyak dilakukan. Penelitian yang
telah ada tersebut memiliki kekhasan masing-masing. Begitu juga dengan penelitian
yang dilakukan penulis kali ini. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
sebelumnya mengenai menulis terutama dalam penulisan buku harian. Penelitian ini
harian. Alternatif lain dalam penelitian ini berupa penggunaan teknik pembelajaran
(direct method instruction) dan teknik modeling dapat melatih keaktifan siswa dalam
didapat dari proses belajar di kelas. Dari hasil mengamati dan menganalisis contoh
model-model buku harian yang diberikan oleh guru, siswa dapat menemukan sendiri
mengenai bagian-bagian dari buku harian serta cara penulisannya dengan baik dan
benar. Dengan adanya pembelajaran langsung ini diharapkan siswa tidak hanya
mengetahui apa itu buku harian saja, tetapi bisa mengetahui bagaimana cara menulis
harian dan perubahan tingkah laku siswa VII E SMP Negeri 30 Semarang, setelah
instruction) dan teknik modeling. Pada penelitian ini guru mengkaitkan materi yang
diajarkan dengan dunia nyata siswa secara langsung dan guru menghadirkan contoh
atau model buku harian saat pembelajaran, sehingga siswa dapat menulis buku harian
dengan baik. Dengan demikian, keterampilan menulis buku harian pada siswa kelas
VII E SMP Negeri 30 Semarang dapat meningkat. Variabel penelitian adalah variabel
langsung dan teknik modeling. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII E SMP
Negeri 30 Semarang.
Landasan teoretis dalam penelitian ini meliputi banyak hal antara lain: hakikat
menulis, tujuan pengajaran menulis, hakikat buku harian, manfaat buku harian, cara
menulis buku harian, aspek-aspek yang dinilai dalam menulis buku harian, hakikat
Keterampilan menulis bukan berasal dari faktor bawaan. Jika seseorang ingin
terampil menulis harus banyak latihan yang dilakukan secara terus menerus. Pada
subbab ini dipaparkan pendapat para ahli mengenai pengertian, tujuan, serta manfaat
menulis.
menjadi tujuan setiap pengajaran bahasa yang secara langsung memberikan saran dan
membuka jalan bagi para siswa untuk benar-benar mampu melakukan kegiatan
akademik.
2001:298).
Menurut konsep ini kegiatan menulis merupakan kegiatan untuk
mengungkapkan segala sesuatu yang ada dipikiran dan perasaan seseorang kepada
orang lain dalam bentuk tulisan. Dilihat secara leksikal, kata menulis mempunyai dua
arti. Pertama, menulis berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-
tanda yang dapat dilihat. Kedua, kata menulis mempunyai arti kegiatan
dalam bentuk tulisan dan dapat disampaikan kepada orang lain tanpa bertatap muka
secara langsung. Menulis juga merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
tentunya keterampilan ini harus selalu dilatih dengan disertai praktik yang teratur.
Adapun tujuan dari pengajaran menulis adalah (1) membantu para siswa
memahami bagaimana caranya ekspresi tulis dapat melayani mereka, dengan jalan
menciptakan situasi-situasi di dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis dan
kegiatan menulis; (2) mendorong para siswa menggunakan bentuk yang tepat dan
serasi dalam ekspresi tulis; dan (3) mengembangkan pertumbuhan terhadap dalam
menulis dengan sejumlah cara dengan penuh keyakinan pada diri sendiri secara
umum yang tersirat, yaitu: (1) eksposisi merupakan penulisan yang memenuhi
keinginan manusia untuk memberi informasi kepada orang lain, atau dari sudut
pembaca berkeinginan untuk memperolah informasi dari orang lain yang menguasai
suatu hal; (2) argumentasi adalah penulisan yang mempunyai keinginan untuk
meyakinkan pendengar atau pembaca mengenai suatu kebenaran dan lebih jauh
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Sedangkan dari pihak pembaca dan
pendengar, mereka ingin mendapatkan kepastian tentang kebenaran ini; (3) persuasif
merupakan sebuah varian dari argumentasi. Tulisan ini lebih condong untuk
objek tertentu; (4) deskripsi merupakan penulisan atau pembicara yang berkeinginan
untuk menggambarkan atau menceritakan bagaimana bentuk atau wujud suatu objek,
atau mendeskripsikan cita rasa suatu benda, hal, atau bunyi; dan (5) narasi adalah
kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik yang dialami sendiri maupun
yang didengarnya melalui orang lain. Dengan cara ini, ia menemukan pula
kejadian itu.
dan perasaan yang memiliki dalam bentuk tulis. Tujuan menulis juga dapat memberi
arahan, menjelaskan sesuatu yang berlangsung, disuatu tempat pada suatu waktu,
semakin penting untuk dikuasai. Hal ini sejalan dengan pengabdian kebudayaan
dengan menulis kita dapat merangsang pemikiran kita; (2) dengan menulis dapat
memunculkan ide baru; (3) menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan
menjernihkan berbagai konsep atau ide yang kita miliki; (4) dengan menulis dapat
melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang; (5) dengan kegiatan menulis
dapat menyerap dan memproses informasi; (6) dengan menulis dapat melatih
menjadikan kita untuk aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi (Hairston
Kegiatan menulis ini tidak dapat dikatan mudah karena penulis tidak hanya
serta menguasai informasi yang berhubungan topik tulisan. Menulis juga merupakan
suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Sehingga dengan
wawasan itu pembaca menjadi ketagihan membaca tulisannya karena pembaca
merasa puas. Hal-hal itulah yang menyebabkan kegiatan menulis merupakan sesuatu
yang sulit.
gagasannya secara runtut dan sistematis. Dengan kegiatan menulis secara intensif dan
terencana akan membiasakan penulis dalam berpikir dan berbahasa secara tertib serta
bagi manusia.
Dalam subbab ini akan dibahas mengenai pengertian buku harian, manfaat
tindakan yang telah kita lakukan, yang berisi pemikiran kita setelah melihat berbagai
kehidupan yang lalu dan menjadi inspirasi dan pemikiran dalam menghadapi
Menurut Kosasih (2005: 399) buku harian adalah buku yang berisikan
catatan yang bersifat pribadi, berupa kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan ataupun
Buku harian adalah catatan tentang apa yang kita kerjakan hari ini dan masa
lampau, juga merupakan sumber informasi penting tentang peristiwa, apa, kapan,
siapa, bagaimana, mengapa, dan dimana, yang berhubungan dengan diri kita, untuk
mengungkapkan segala sesuatu yang tidak mungkin diungkapkan kepada orang lain
(Nurhadi 2007: 9). Buku harian merupakan salah satu bentuk tulisan pribadi. Tulisan
pribadi adalah suatu pernyataan dari gagasan-gagasan serta perasaan kita mengenai
pengalaman-pengalaman kita sendiri, yang ditulis baik bagi kesenangan kita sendiri
ataupun bagi kepentingan dan kenikmatan sanak keluarga atau sahabat karib.
Menulis buku harian sangat baik untuk dilakukan karena dalam menulis buku
harian kita akan dapat mengenali siapa diri kita sebenarnya. Meskipun bersifat
pribadi, buku harian memiliki makna-makna baik secara tersurat maupun tersirat.
Melalui kegiatan menulis setiap hari, seseorang dapat mengekspresikan diri
mengetahui emosi dan keinginan diri yang terpendam. Buku harian bukan sekadar
agenda kegiatan apa yang akan dilakukan seseorang. Fungsinya murni sebagai
wadah untuk menuangkan perasaan dan emosi dari hari ke hari. Dengan
harian adalah sebuah buku yang berisi tulisan pribadi yang berupa ungkapan
perasaan, pengalaman seseorang atau berupa catatan tentang apa yang dikerjakan
Menurut Kosasih (2005: 399-401) ada beberapa manfaat yang diperoleh dari
mengisi buku harian antara lain: (1) teman di waktu luang yaitu buku harian menjadi
tempat mengadu semua perasaan yang tidak dapat diungkapkan kepada orang lain,
seperti rasa marah, kesal, atau senang kepada orang lain; (2) bahan biografi yaitu
buku harian dapat menjadi catatan perjalanan hidup seseorang; (3) arena rekreasi dan
ajang kreativitas dalam menulis yaitu dengan menulis buku harian kita dapat
menuangkan ide-ide berharga yang muncul secara tiba-tiba dalam benak kita dapat
kita selamatkan; (4) museum gagasan yaitu dengan menulis buku harian kita dapat
mencatat ide-ide atau gagasan yang sering muncul secara tiba-tiba kapanpun dan
dimanapun; (5) alat untuk bercermin diri yaitu dengan membaca kembali catatan-
catatan dalam buku harian, kita dapat menilai sikap, tindakan, atau perjalanan hidup
yang telah kita lalui; dan (6) membentuk kepercayaan diri, karena untuk berkata
sesuatu yang menakutkan bagi sebagian orang. Maka dengan menuliskannya dalam
Hal-hal yang perlu dilakukan ketika menulis buku harian adalah sebagai
berikut: (1) tentukan masalah atau topik utama yang akan dicatat, yaitu sebelum
menulis pengalaman kita kedalam buku harian, terlebih dahulu harus ditentukan
topik apa yang akan ditulis supaya dalam penulisannya isinya sama dengan topik
yang akan kita tulis; (2) tuangkan apa yang ingin kita catat itu secara bebas dan
leluasa, maksudnya dalam penuangan pengalaman pribadi harus bebas dan leluasa
tanpa ada ruang pikir yang membatasinya saat menulisnya di dalam buku harian,
tetapi harus dengan bahasa yang baik dan benar; (3) tidak mununda-nunda waktu,
maksudnya selagi kita ingin menulis kisah kita ke dalam buku harian tidak boleh
menunda waktu penulisannya. Hal ini supaya isinya lebih sempurna; dan (4)
cantumkan jam serta tanggal pada setiap kali membuat catatan, maksudnya setiap
kita menulis pengalaman kita ke dalam buku harian harus dicantumkan jam serta
tanggal, hal ini dianjurkan supaya kita mengetahui kapan kisah itu terjadi (Kosasih
2005:401).
bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui komponen berpikir kritis, logis,
sistematis, dan memiliki sifat objektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu
permasalahan baik dalam bidang bahasa Indonesia, bidang lainnya, maupun dalam
kegiatan sehari-hari.
memuaskan. Pembelajaran di SMP cenderung text book oriented dan kurang terkait
metode ceramah, sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa atau sulit dipahami.
Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan
kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran
motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung
pembaharuan, inovasi ataupun gerakan perubahan mind set kearah pencapaian tujuan
terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Menurut Nur
selangkah.
Lebih lanjut disebutkan pula, pengetahuan deklaratif (yang dapat
pengajaran kelas secara eksklusif dilaksanakan dalam bahasa sasaran; (2) kosakata
lisan dibangun secara bertahap dan teratur dengan pertukaran tanya-jawab antar guru
dan siswa dalam kelas kecil dan intensif; (4) tata bahasa diajarkan secara induktif;
(5) butir-butir pengajaran baru diperkenalkan secara lisan; (6) kosakata konkret
maupun menulis diajarkan; dan (8) ucapan dan tata bahasa yang tepat sangat
diperhatikan.
Instruction)
lima langkah dalam pengajaran langsung dimana model ini masih berpusat pada
guru, antara lain sebagai berikut : (1) fase persiapan, dalam fase ini guru
mempersiapkan siswa untuk belajar; (2) fase demonstrasi, dalam fase ini guru
demi tahap; (3) fase pelatihan terbimbing, dalam fase ini guru merencanakan dan
memberikan bimbingan awal; (4) fase umpan balik, yaitu fase di mana guru harus
mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan
memberikan umpan balik; dan (5) fase pelatihan lanjut (mandiri), yaitu fase di mana
khusus pada penerapan kepada situasi yang lebih kompleks dan kehidupan sehari-
belajar mengajar secara terstruktur dan ketat. Pada awal pembelajaran, guru
siswa menjadi pendengar aktif dan baik. Keberhasilan metode langsung memerlukan
lingkungan yang baik untuk presentasi dan demonstrasi, yakni ruangan yang tenang
kepada siswa dan spesifik, mengandung uraian yang jelas tentang situasi penilaian
(kondisi evaluasi), dan mengandung tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan
harus bisa mengetahui pengetahuan yang didasari menjadi dua yaitu: (1)
pengetahuan, ada model yang harus ditiru (Depdiknas 2003:16). Pemodelan pada
menulis buku harian yaitu guru memperlihatkan contoh buku harian kepada siswa.
Hal ini dilakukan karena selama ini guru belum pernah menghadirkan model buku
cara penulisan catatan harian bersifat bebas pula. Walaupun bersifat bebas, unsur-
unsur yang harus ada dalam penulisan buku harian tetap sama yaitu tempat kejadian,
waktu dan hal-hal/kejadian-kejadian yang terjadi. Sifat bebas yang dimiliki oleh
buku harian ini berpengaruh pada model (bentuk) penulisan buku harian. Menurut
Nurhadi, dkk (2007: 11-12) ada beberapa contoh model (bentuk) penulisan buku
Model 1
Pagi ini aku merasa senang karena hari ini merupakan hari pertama di
Aku berjalan sendirian menjemput adik pulang sekolah karena ayah dan
ibu masih kerja dan yang biasa jemput adik tante Maria sedang sakit.
Walaupun aku masih takut pergi sendiri karena bahasa inggrisku masih
tempatnya.
tempatnya distro dan butik-butik anak muda. Aku senang sekali karena
belanja adalah hobiku. Aku dibelikan ayah baju, tas, dan sepatu saat itu
Hari ini kami sekeluarga pergi ke Marina Bay untuk merayakan hari
lahirnya negara Singapura. Aku melihat dan masuk di durian runtuh yaitu
Marina begitu indah, karena disamping pantai ada patung singa kecil.
Hari mulai gelap dan kembang api yang begitu banyak dan besar mulai
dinyalakan. Begitu indah kembang api itu dan ini merupakan pengalaman
yang paling mengesankan. Karena waktu sudah malam aku bersama
Model 2
Semarang
Aku baru saja bercerita pada teman sekamarku tentang kejadian lucu yang
aku alami hari ini. Kini saatnya berbagi cerita pada buku harianku yang menjadi
sahabatku saat aku senang maupun sedih. Saat aku sedang berjalan-jalan di Mall
Ciputra bersama Heny, kami memasuki setiap butik untuk melihat-melihat baju.
Lama sekali kami berbelanja akhirnya kamipun mendapatkan baju yang kami
sukai.
Karena lapar akhirnya kami makan di Solaria. Selesai makan kami pergi
melihat-lihat tas, akhirnya aku mendapatkan tas yang aku idam-idamkan. Karena
ayahku telepon dan selesai ayah telepon aku langsung naik motor, tapi apa yang
terjadi ternyata motor yang aku naiki bukanlah Heny yang di motor itu melainkan
Aku sangat malu ternyata Heny disebelah kiri cowok itu, karena motornya
sama jadi aku salah naik, akupun ditertawakan Heny dan orang-orang disekitar
parkiran. Sepanjang perjalanan pulang kekos kami tertawa terus keingat
kecerobohan aku tadi di parkiran. “Hari ini aku benar-benar apes mimpi apa aku
semalam, walaupun tidak kenal sama cowok itu tapi bagiku malunya setengah
Model 3
Timbangan
7 Mei 2009
Menulis buku harian dapat menggunakan kalimat yang ekspresif, yaitu
kalimat yang menyatakan pikiran dan perasaan secara mendalam. Dalam kalimat itu,
biasanya digunakan idiom dan pilihan kata tertentu yang menunjukkan arti ‘sangat’,
Tujuan dari penulisan buku harian untuk mencatat peristiwa atau kejadian
pemikiran, dan perasaanmu dengan bahasa nonformal atau sehari-hari (Nurhadi dkk
2007: 8).
penulis hanya memfokuskan pada bentuk/model buku harian yang berisi tentang
pengalaman, perasaan, dan pemikiran. Hal ini disebabkan kerena indikator yang harus
dicapai dalam pembelajaran menulis buku harian adalah siswa mampu menulis
pengalaman, pemikiran, dan perasaan pada buku harian dengan memperhatikan cara
Buku harian adalah catatan tentang apa yang kita kerjakan hari ini dan masa
lampau, juga merupakan sumber informasi penting tentang peristiwa, apa, kapan,
siapa, bagaimana, mengapa, dan dimana, yang berhubungan dengan diri kita, untuk
mengungkapkan segala sesuatu yang tidak mungkin diungkapkan kepada orang lain
(Nurhadi 2007: 9). Buku harian merupakan salah satu bentuk tulisan pribadi. Tulisan
pribadi adalah suatu pernyataan dari gagasan-gagasan serta perasaan kita mengenai
harian antara lain: (1) kualitas isi; (2) kelengkapan unsur buku harian dengan bahasa
yang baik dan benar; (3) ejaan dan tanya baca; (4) pilihan kata; (5) keefektifan
kalimat; (6) kohesi dan koherensi; dan (7) kerapian tulisan (Nurhadi 2007: 10).
Modeling
modeling merupakan pembelajaran yang bertujuan siswa bisa mengerti apa itu buku
harian dan bagaimana untuk menulisnya. Tujuan pembelajaran menulis buku harian
berdasarkan pengalaman pribadi siswa. Dalam menulis buku harian juga harus
disertai sumber informasi yang penting yaitu tentang peristiwa apa, kapan, siapa,
buku harian yang baik dan benar dalam penulisannya dan bahasanya. Selain itu
siswa juga bisa mengetahui berbagai model buku harian. Teknik modeling ini juga
memudahkan siswa dalam membuat buku harian, sehingga siswa dengan mudah
mempunyai gambaran yang benar dalam menulis buku harian. Jadi, teknik modeling
ini dapat membantu siswa untuk lebih mudah mengingat model-model dan cara
penulisan bahasa dengan baik dan benar dalam menulis buku harian.
mudah, yaitu: (1) siswa terlebih dahulu diberitahu apa yang dimaksud dengan buku
harian; (2) siswa diberitahu bagaimana cara penulisan buku harian yang baik dan
benar dengan bahasa yang baku; (3) siswa diberi contoh-contoh beberapa model
buku harian; (4) siswa memilih salah satu model buku harian yang terdapat dalam
contoh yang diberikan oleh guru; (5) siswa mengidentifikasi model buku harian
tersebut berdasarkan aspek-aspek penulisan buku harian yang baik dan benar
menliputi: kualitas isi, kelengkapan unsur buku harian, ejaan dan tata aca, pilihan
kata, keefektifan kalimat, kohesi dan koherensi, dan kerapihan tulisan, siswa
menuliskan peristiwa yang pernah dialaminya atau pengalaman yang menarik sesuai
dengan peraturan yang telah ditentukan dalam penulisan buku harian tanpa melihat
model dalam contohnya; dan (5) siswa selesai menulis pengalaman pribadinya,
kemudian hasil tulisannya dicocokkan dengan cara penggunaan bahasa dan tulisan
Pada pembelajaran menulis buku harian untuk siswa kelas VII SMP
sangatlah penting karena pada dasarnya siswa kelas VII adalah anak yang baru
pun masih dangkal. Selain itu, pembelajaran menulis buku harian ini dapat
bermanfaat bagi kehidupan siswa sehari-hari. Buku harian dapat digunakan untuk
Pada kenyataanya, keterempilan menulis buku harian siswa kelas VII E SMP
Negeri 30 Semarang belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat pada hasil penulisan
buku harian siswa rata-rata masih rendahnya keterampilan dalam menulis buku
harian, hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor siswa dan faktor guru. Faktor
siswa yaitu siswa jarang menulis buku harian di rumah, sehingga siswa sulit untuk
menuliskan pengalaman, pemikiran, dan perasaannya. Padahal siswa setiap hari pasti
mengalami suatu peristiwa atau memiliki perasaan baik senang maupun sedih yang
bukan pada praktik. Hal ini disebabkan selama ini guru hanya berorientasi pada nilai
bukan pada keterampilan apa yang akan diperoleh setelah siswa lulus nanti, dan
pembelajaran menulis buku harian belum dilakukan secara optimal dan guru juga
belum pernah memperlihatkan contoh buku harian kepada siswa, sehingga sebagian
besar siswa di kelas tersebut kurang tahu bentuk dan isi buku harian yang baik.
menulis buku harian. Karena dalam metode pembelajaran langsung (direct method
intruction) dengan pemanfaatan model atau contoh buku harian yang ditunjukkan
langsung secara garis besar ada lima langkah dalam metode pengajaran langsung di
mana model ini masih berpusat pada guru, yaitu mulai dari fase persiapan,
penulisan buku harian yang benar. Dengan adanya keterampilan menulis buku harian
akan lebih melatih siswa berpikir untuk menemukan cara menulis buku harian
dengan menggunakan pemikiran, perasaan, dan gagasan yang ada dalam diri siswa.
Sehingga kekreatifan siswa dalam menulis buku harian akan lebih aktif dan
dapat hilang.
pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling yaitu dengan
pemanfaatan contoh berbagai macam model buku harian yang ditunjukkan oleh
guru, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis buku harian dan tingkah
laku siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang mengalami perubahan ke arah
yang positif.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), artinya penelitian yang
berbasis kelas atau sekolah. Dalam penelitian tindakan kelas ini berisi refleksi awal
dan perencanaan umum. Penelitian ini bertujuan agar dapat memperbaiki dan
yang terdiri atas empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I bertujuan untuk mengetahui
keterampilan menulis buku harian siswa pada tahap awal tindakan penelitian. Siklus
ini sekaligus dipakai sebagai refleksi untuk melakukan siklus II. Siklus II ini
P RP
R T R T
O O
O O
Siklus I Siklus II
46
Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas
Keterangan :
P : Perencanaan
T : Tindakan
O : Observasi
R : Refleksi
RP : Revisi perencanaan
Proses tindakan siklus I terdiri atas empat tahap yaitu tahap perencanaan,
3.1.1.1 Perencanaan
Masalah yang dialami dalam pembelajaran menulis buku harian selama ini adalah
masih rendah karena cara pembelajarannya yang digunakan kurang sesuai dengan
method instruction) dan teknik modeling. Rencana yang dilakukan adalah menyusun
teknik modeling;
2) Menyiapkan contoh buku harian yang akan dijadikan model dalam pembelajaran.
Buku harian yang dibuat sesuai dengan jumlah kelompok dengan berbagai macam
3.1.1.2 Tindakan
Tindakan adalah perbuatan yang dilakukan oleh guru sebagai upaya perbaikan
keterampilan menulis buku harian untuk siswa SMP Negeri 30 Semarang, khusunya
kelas VII E. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti secara garis besar adalah
pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Tindakan ini
dilaksanakan dalam tiga tahap pertemuan, yaitu tahap pendahuluan, tahap inti
1) Pertemuan Pertama
Pada tahap pendahuluan dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut :
(1) guru memberikan ilustrasi tentang buku harian kepada siswa dengan
mengadakan tanya jawab kepada siswa, pernahkah mereka menulis buku harian;
dan (3) guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu, yaitu menulis buku
teknik modeling.
mempersiapkan siswa untuk belajar menulis buku harian secara terbimbing; (2)
siswa dikondisikan dalam kelompok-kelompok kecil terdiri atas 4-5 siswa; (3)
siswa menyimak lembar contoh pengalaman pribadi dalam buku harian yang
dibacakan guru sebagai bahan acuan menulis; (4) siswa dan guru mendiskusikan
tentang cara-cara menulis buku harian dengan bahasa yang baik dan benar dalam
pembelajaran langsung; (5) siswa diberi penguatan oleh guru mengenai hasil
diskusi; (6) siswa ditugasi untuk menulis buku harian model ke-1 sesuai dengan
tertentu dalam satu hari; (7) siswa mengumpulkan hasil penulisan buku harian
penjelasan dari guru bahwa apa yang telah dilakukan merupakan kegiatan menulis
Tahap selanjutnya adalah tahap penutup dengan kegiatan berikut: (1) guru
bahasa yang baik dan benar dalam pembelajaran langsung; (2) guru dan siswa
melakukan refleksi tentang proses pembelajaran pada hari itu dan membuat
dorongan kepada siswa untuk belajar lebih rajin; dan (3) siswa mendapatkan tugas
untuk menulis pengalaman pribadi model ke-2 dengan bahasa yang baik dan
2) Pertemuan Kedua
(1) guru menanyakan apakah siswa telah berlatih menulis buku harian
menjelaskan bahwa kegiatan hari itu yaitu menemukan definisi menulis buku
instruction).
harian oleh guru; (2) guru dan siswa mendiskusikan dan menyimpulkan definisi
buku harian; (3) guru dan siswa berdiskusi tentang manfaat buku harian, cara
menulis buku harian yang benar, dan perbedaan penyajiannya sesuai model-
model buku harian; (4) siswa mendapat penjalasan dari guru tentang menulis
buku harian; (5) siswa berlatih secara individu dalam kelompok untuk menulis
buku harian berdasarkan model ke-3; (6) guru meminta siswa untuk saling
membenahinya; (8) guru memilih salah satu kelompok untuk membacakan hasil
diminta untuk membaca hasil diskusinya; (9) guru dan siswa mendiskusikan
kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan catatan harian yang telah dibuat oleh
siswa; dan (10) guru memberikan penguatan dan kesimpulan terhadap hasil
diskusi siswanya.
Pada tahap selanjutnya adalah tahap penutup dengan kegiatan berikut : (1)
guru bersama siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar pada
hari itu; dan (2) siswa diberi tugas untuk membuat buku harian berdasarkan tiga
3.1.1.3 Observasi
dilakukan siswa dalam proses pembelajaran menulis buku harian dengan metode
Pengamatan ini dilakukan sejak awal, selama proses pembelajaran dan akhir
pembelajaran. Observasi ini peneliti tidak hanya sendirian, tetapi dibantu oleh tiga
orang teman, dua laki-laki dan satu perempuan, yaitu yang laki-laki satu mengambil
video dan yang satunya membantu dalam tahap wawancara kepada beberapa siswa
membantu saat membagikan beberapa contoh model buku harian dan kertas asturo
dan kerta lipat untuk membuat majalah dinding. Dalam observasi ini data diperoleh
dengan data tes yang dilakukan pada setiap siklus. Dalam proses observasi ini data
diperoleh melalui beberapa cara seperti yang disebutkan diatas, antara lain: (1) tes
keterampilan menulis buku harian setelah dilakukan dua siklus; (2) observasi untuk
pembelajaran berlangsung, jurnal berisi mengenai pesan dan kesan siswa setelah
modeling. Sebagaimana jurnal siswa dan jurnal guru berisi mengenai ungkapan
yang mempunyai nilai tinggi, sedang, dan rendah masing-masing satu siswa. Hal ini
digunakan untuk mendapatkan data nontes yang berupa gambar (foto) dan video
digunakan sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa selama penelitian. Hal
ini akan memperkuat data yang lain, yaitu memperjelas dan mendukung data. Seluruh
3.1.1.4 Refleksi
teknik modeling yang dilakukan pada siklus I ini mulai disukai oleh siswa. Hal ini
terlihat dari antusiasme siswa terhadap proses pembelajaran. Hasil tes menulis buku
harian siklus I hanya tiga kategori yang menunjukkan kategori baik yaitu pada
indikator kualitas isi, ejaan dan tanda baca, dan kerapian tulisan. Ada tiga indikator
yang menunjukkan kategori cukup yaitu pada indikator kelengkapan unsur buku
harian, pilihan kata, dan kohesi dan koherensi. Pada hasil tes siklus I terdapat satu
kategori yang menunjukkan kategori kurang yaitu pada indikator keefektifan kalimat.
Keterampilan siswa dalam menulis buku harian juga perlu diperbaiki. Hal ini terlihat
ketika proses menulis buku harian, siswa masih melakukan hal-hal yang harus
dihindari dalam menulis buku harian seperti, melamun saat guru memberikan materi,
menulis buku harian dengan menganggu temannya, menulis buku harian sambil
ditulis dalam buku harian. Kesulitan lain yang dihadapi siswa adalah masih kurang
Hal-hal tersebut nantinya harus diperbaiki ke arah yang lebih baik pada siklus
II. Untuk mengatasi kebiasaan yang salah dalam menulis buku harian nantinya dapat
dilakukan dengan cara memberikan penjelasan kepada siswa mengenai cara menulis
buku harian yang benar. Kemudian, guru memberikan motivasi kepada siswa agar
terus berlatih menulis buku harian. Sementara itu, upaya mengatasi kesulitan siswa
dalam menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik
modeling nantinya akan dilakukan penjelasan dan pelatihan kembali. Selain itu, guru
akan memberikan sebuah contoh model buku harian yang lainnya dari pengalaman
peneliti sendiri dengan unsur-unsur buku harian yang baik dan benar. Hal ini
secara keseluruhan nilai yang dicapai baru sebesar 67,32. Untuk mencapai nilai
ketuntasan sebesar 70, peneliti akan lebih memotivasi siswa dan membantu kesulitan-
kesulitan yang masih dihadapi siswa pada pembelajaran menulis buku harian dengan
perilaku siswa yang beragam. Mulai dari perilaku positif hingga perilaku negatif.
Beberapa siswa tertarik dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode
pembelajaran langsung dan teknik modeling, tetapi ada pula siswa yang masih belum
tertarik dengan pembelajaran tersebut karena berbagai alasan seperti tidak menyukai
keterampilan menulis buku harian dan mengalami kesulitan, tetapi masih malu untuk
bertanya. Keaktifan siswa dalam bertanya juga nantinya perlu ditingkatkan pada
siklus II. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang masih sulit berkonsentrasi pada
Untuk memperbaiki perilaku siswa agar lebih ke arah yang positif, pada
pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik
penciptaan suasana belajar yang lebih kondusif, dan proses pembelajaran yang lebih
menarik dan menyenangkan serta pemberian motivasi kepada siswa untuk terus
3.1.2.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus II, peneliti mempersiapkan hal-hal yang akan
dilaksanakan pada siklus II dengan berpedoman pada refleksi pada siklus I. Pada
tahap perencanaan siklus II ini, peneliti sebelumnya bekerja sama dengan guru yang
mengampu mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk membicarakan hal-hal
yang akan diajarkan untuk mengatisipasi kejadian-kejadian yang akan muncul dalam
mempertimbangkan hasil penelitian tindakan pada siklus I; (2) memotivasi siswa agar
berpartisipasi lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam menulis buku harian; (3)
menyiapkan perangkat tes menulis pengalaman pribadi yang akan digunakan dalam
evaluasi hasil belajar siklus II yang berupa data nontes dan tes. Data nontes berupa
lembar observasi, lembar wawancara, lembar jurnal, dan dokumentasi rekaman video
dan foto sedangkan data yang berupa instrumen tes yaitu soal esai terbuka beserta
penilainnya; (4) menyiapkan media berupa contoh model buku harian yang akan
memberikan gambaran contoh model buku harian yang baik dan benar; dan (5)
3.1.2.2 Tindakan
yang diberikan pada siklus II ini adalah penyempurnakan tindakan pada siklus I.
Tindakan yang dilakukan peneliti dalam meneliti proses pembelajaran menulis buku
harian dalam metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik
modeling. Tindakan itu dilaksanakan dalam tiga tahap pertemuan yaitu tahap
1) Pertemuan Pertama
memberikan umpan balik mengenai hasil yang diperoleh pada siklus I; (2) guru
menulis buku harian. Pada tahap ini dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
(1) guru mengevaluasi salah satu hasil tulisan siswa pada siklus I, sehingga siswa
menjadi tahu kesalahan mereka dan dapat menulis buku harian dengan baik; (2)
modeling; (4) guru menyuruh siswa membentuk kelompok baru, satu kelompok
4-5 siswa; (5) siswa menerima contoh model buku harian yang baik dan benar
dengan beberapa model yang berbeda; (6) guru menugasi pada setiap kelompok
untuk membuat catatan harian berdasarkan contoh model ke-3 yang telah
dibagikan; (7) guru menugasi siswa untuk menukarkan hasil catatan hariannya
dengan antarkelompok; (8) guru menugasi siswa untuk mencari ejaan yang masih
salah dari catatan harian dan menyimpulkan pokok-pokok menulis buku harian
dengan bahasa yang ekspresif; (9) guru memilih hasil terbaik dari masing-masing
siswanya; dan (12) guru menjelaskan materi yang belum dikuasai siswa pada
pembelajaran siklus I.
Tahap selanjutnya adalah penutup. Pada tahap ini yang dilakukan adalalah
refleksi terhadap kegiatan pembelajaran pada hari itu yaitu guru dan siswa
merefleksi terhadap tugas yang diberikan dan membuat kesimpulan terhadap hasil
pembelajaran dan siswa mendapatkan tugas untuk berlatih menulis buku harian
benar.
2) Pertemuan Kedua
bertanya jawab tentang tugas siswa untuk menulis buku harian dengan metode
menulis kegiatan yang terjadi dalam satu hari yang akan dilakukan pada hari itu,
modeling; (3) guru menugasi pada setiap kelompok secara individu untuk
berdasarkan hasil suntingan teman; (8) guru dan siswa memilih dua majalah
dinding catatan harian terbaik; (9) siswa memajang majalah dinding catatan
harian terbaik di dalam kelas; (10) tulisan terbaik diberi penjelasan; (11) siswa
modeling; dan (13) guru dan siswa mengadakan evaluasi secara keseluruahan dari
akhir ini guru dan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar
pada hari itu dan guru memotivasi siswa untuk terus meningkatkan keterampilan
3.1.2.3 Observasi
Observasi pada siklus II masih sama dengan siklus I, peneliti masih dibantu
oleh kedua temannya, yang satu membantu mengambil gambar pada saat proses
Tujuan dilakukan observasi pada siklus II ini masih sama seperti pada siklus I,
respon siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan melalui metode
wawancara, dengan data tes yang dilakukan pada tiap siklus. Data-data dari observasi
ini kemudian dianalisis dan dideskripsikan untuk memperoleh hasil pengamatan yang
sempurna.
3.1.2.4 Refleksi
teknik modeling pada siklus II ini mendapatkan perhatian siswa yang lebih daripada
pembelajaran siklus I. Siswa mulai tampak tertarik terutama pada tahap penerapan
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling secara berkelompok karena pada
siklus II ini siswa lebih paham dalam mengembangkan unsur-unsur buku harian ke
dalam bentuk catatan harian dan pengalaman pribadi yang akan dijadikan sebuah
buku harian. Selain itu, kebiasaan siswa yang salah seperti, siswa melamun saat guru
buku harian sambil mengobrol, dan kurang konsentrasi terhadap pengalaman pribadi
yang akan ditulis sudah berkurang. Bahkan siswa sudah mulai tahu cara menulis buku
harian yang benar dan memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk menulis.
Pada siklus II ini target nilai rata-rata kelas keseluruhan indikator atau nilai
komulatif sebesar 70 juga berhasil dicapai, bahkan terlampaui karena pada siklus II
ini nilai rata-rata kelas komulatif mencapai 78,4. Hal ini berarti terjadi peningkatan
dari nilai rata-rata pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan
dokumentasi, perilaku siswa pada pembelajaran di siklus II ini juga lebih positif
daripada siklus I, walaupun masih ada beberapa siswa yang masih sulit
berkonsentrasi dan mengganggu siswa yang lain. Jadi, pada siklus II ini pembelajaran
menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling
menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah keterampilan menulis buku
harian siswa kelas VII. Adapun sumber datanya adalah siswa kelas VII E SMP
Negeri 30 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009. Rincian yang jelas tentang siswa kelas
VII E SMP Negeri 30 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009 berjumlah 40 siswa yang
terdiri atas 16 siswa putra dan 24 siswa putri. Penentuan subjek penelitian ini
didasarkan atas hasil wawancara dengan guru yang mengajar di kelas VII E SMP
menganggap bahwa kegiatan menulis buku harian akan membutuhkan banyak waktu
dan jam pelajaran yang tersedia sangat terbatas. Padahal seharusnya guru bisa
memberikan tugas rumah untuk berlatih sendiri membuat catatan pribadi dengan
ketentuan-ketentuan yang telah diterapkan oleh guru. Kurangnya praktik dan latihan
menjadikan siswa tidak tertarik dengan kegiatan menulis buku harian. Dengan
demikian keterampilan menulis buku harian siswa kelas VII E perlu ditingkatkan.
Variabel penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu variabel pertama
menulis buku harian yang terdapat dalam kurikulum standar isi 2006 yaitu mampu
Siswa diharapkan terampil menulis buku harian sesuai aspek penilaian yaitu
(1) kualitas isi; (2) kelengkapan unsur buku harian dengan bahasa yang baik dan
benar; (3) ejaan dan tanya baca; (4) pilihan kata; (5) keefektifan kalimat; (6) kohesi
dan koherensi; dan (7) kerapian tulisan. Selain tujuh aspek itu siswa juga dituntut
untuk mampu menuliskan pokok-pokok pengalaman pribadi yang terjadi dalam satu
hari. Selain mampu menulis buku harian dengan bahasa yang baik dan benar, juga
mampu menulis catatan harian dengan menggunakan bahasa yang ekspresif. Pada
penelitian tindakan kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang dapat dikatakan berhasil
dalam pembelajaran menulis buku harian apabila telah mencapai nilai ketuntasan
Teknik Modeling
yang lengkap dan luas untuk pembelajaran membaca dan menulis. Melalui metode
model buku harian, model catatan harian ini ditunjukkan kepada setiap siswa untuk
diamati; 3) siswa diminta untuk mendiskusikan segala sesuatu mengenai buku harian
setelah membaca dan mengamati buku harian yang dihadirkan guru, apakah ada kata-
kata yang tidak baku dan menulisnya pada selembar kertas; 4) setiap kelompok
pengetahuan deklaratif, yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.
bagaimana caranya untuk menulis buku harian yang baik dan benar baik dari segi
dengan bahasa yang baik dan ekspresif, untuk itu guru menekankan supaya siswa
Kemudian siswa diberi sajian contoh buku harian dengan berbagai model yang akan
menganalisis catatan harian yang disajikan oleh guru apakah bahasa yang dipakai
sudah baik dan ekspresif dengan memenuhi empat cara menulis buku harian yang
menulis buku harian dengan berbagai macam modelnya. Kegiatan terakhir adalah
guru dan siswa saling berinteraksi tentang apa saja yang menjadi kendala yang
berupa tes dan nontes. Instrumen tes berisi soal yang harus dikerjakan oleh siswa
pada akhir kegiatan menulis buku harian. Instrumen nontes berupa lembar observasi,
keterampilan siswa dalam menulis buku harian diperlukan alat ukur yang berupa tes
tertulis. Pada siklus I, siswa ditugasi untuk menulis pengalaman dalam bentuk
catatan harian yang di dalamnya tertera peristiwa, waktu, dan tempat terjadinya
peristiwa. Pada siklus II, siswa ditugasi untuk menulis ungkapan perasaan pada saat
mengalami suatu kejadian dalam bentuk catatan harian yang di dalamnya tertera
peristiwa, waktu, dan tempat terjadinya peristiwa. Tes ini dilakukan setelah siswa
mengamati dan mendiskusikan model buku harian yang dihadirkan oleh guru. Nilai
akhir siswa dalam menulis buku harian adalah jumlah keseluruhan skor dari masing-
Skor Skor
No. Aspek Penilaian SB B C K Bobot maks x
5 4 3 2 Bobot
1. Kualitas isi 4 20
2. Kelengkapan unsur 5 25
buku harian
3. Ejaan dan tanda baca 3 15
4. Pilihan kata 3 15
5. Keefektifan kalimat 2 10
6. Kohesi dan 2 10
koherensi
7. Kerapian tulisan 1 5
Jumlah skor komulatif maksimal 100
yang harus ditulis dalam lembar penilaian, skor, dan bobot yang diperoleh sehingga
akan mencapai skor komulatif maksimal. Aspek penilaian ini dimulai dari kualitas isi
Unsur yang
No. Bobot Kriteria Penelitian Skor Kategori
Dinilai
1. Kualitas Isi 4 Isi/topik yang 5 Sangat baik
dikemukakan
menarik.
Baik
Isi/topik yang 4
dikemukakan cukup
menarik.
Cukup baik
Isi/topik yang 3
dikemukakan
kurang menarik Kurang baik
Isi/topik yang 2
dikemukakan tidak
menarik
Kelengkapan 5 Unsur-unsurnya 5
Sangat baik
2. Unsur Buku lengkap (adanya
Harian peristiwa, waktu
terjadinya peristiwa,
tempat terjadinya
peristiwa, waktu dan
tempat penulisan).
Unsur-unsurnya 4
Baik
cukup lengkap
(kurang 1 unsur)
Unsur-unsurnya 3
Cukup baik
kurang lengkap
(kurang 2 unsur)
Unsur yang
No. Bobot Kriteria Penelitian Skor Kategori
Dinilai
5. Keefektifan 2 Kalimat sudah 5 Sangat baik
Kalimat efektif
Keterpaduan 4 Baik
antarkalimat dan
antarparagraf cukup
jelas.
Berdasarkan tabel 3 peneliti dapat menilai dan mengetahui hasil tes menulis
mencapai kategori sangat baik, jika memperoleh nilai 85-100, kategori baik 75-84,
Keterangan :
1 = Kualitasa isi
2 = Kelengkapan unsur buku harian
3 = Ejaan dan tanda baca
4 = Pilihan kata
5 = Keefektifan kalimat
6 = Kohesi dan koherensi
7 = Kerapian tulisan
siswa dalam menulis buku harian. Tes dilakukan satu kali tiap siklus yaitu
dilaksanakan pada akhir siklus. Apabila dalam siklus I hasilnya masih kurang atau
belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka diadakan tindakan siklus II.
Observasi ini dilakukan pada saat proses kegiatan belajar berlangsung. Hal ini
guru harus secara cepat, cermat, dan sabar agar memeroleh data seakurat mungkin.
selama proses pembelajaran, 5) perilaku positif siswa terhadap cara yang digunakan,
6) perilaku negatif siswa terhadap cara yang digunakan, 7) tanggapan positif siswa
terhadap cara yang digunakan, 8) tanggapan negatif siswa terhadap cara yang
digunakan.
Pedoman jurnal dibuat untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi dalam
proses pembelajaran dan untuk mengungkapkan kesulitan siswa dalam menulis buku
harian. Jurnal berupa jurnal guru dan siswa. Jurnal guru berisi mengenai uraian
tentang (1) kesiapan dan minat siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian
teknik modeling; (2) respon/ tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan
langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (3) keaktifan siswa dalam
pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (4) tingkah
laku siswa dalam diskusi dan selama kegiatan pembelajaran menulis buku harian
modeling yang dilakukan peneliti; dan (6) catatan yang berisi kejadian-kejadian yang
muncul pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode
Jurnal siswa berisi : (1) pendapat siswa tentang pembelajaran menulis buku
instruction) dan teknik modeling; (2) pendapat siswa tentang cara penjelasan guru; (3)
instruction) dan teknik modeling; (4) pendapat siswa tentang kesulitan dari metode
pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; dan (5)
pesan, kesan, dan saran siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran langsung
(direct method instruction) dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis buku
harian.
buku harian. Aspek yang diungkap dalam wawancara ini meliputi minat siswa dalam
method instruction) dan teknik modeling, dan hambatan yang dialami siswa dalam
pembelajaran menulis buku harian. Selain itu, wawancara juga digunakan untuk
Hal-hal yang diungkapkan dalam wawancara yaitu: (1) pendapat siswa dalam
pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (2) pendapat
method instruction) dan teknik modeling; (3) pendapat siswa tentang metode
pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (4) kesulitan
instruction) dan teknik modeling; (5) perasaan siswa dalam mengikuti pembelajaran
instruction) dan teknik modeling; dan (6) saran siswa terhadap pembelajaran menulis
buku harian dalam metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan
teknik modeling.
Dokumentasi isi digunakan secara tunggal untuk menganalisis data pada saat
kegiatan siswa berlangsung. Hal ini dilakukan dengan maksud sebagai bukti
Dokumentasi ini berupa VCD dan foto, peneliti menggunakan vedio dan foto sebagai
alat untuk memperkuat data penelitian. Dokumentasi video dan foto dapat menjadi
gambaran perilaku siswa saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, dokumentasi
video dan foto juga berfungsi untuk mengetahui keruntutan penelitian dari awal
(2) kegiatan siswa bertanya kepada peneliti; (3) kegiatan siswa menulis buku harian;
pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (5) kegiatan
mempresentasikan hasil kerja, dan menanggapi hasil kerja; dan (6) kegiatan siswa
mengisi lembar jurnal. Setiap kegiatan dalam pembelajaran diambil empat foto
mengenai situasi kelas, respon siswa, dan sikap siswa selama pembelajaran
berlangsung.
berbentuk tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menulis buku harian dengan menggunakan perangkat tes, sedangkan teknik
nontes digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap teknik dan metode
Data tes dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pekerjaan siswa yang dibuat
pada setiap siklus. Hasil tes pada siklus I dianalisis. Dari hasil analisis I tersebut,
maka peneliti dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada pada tes siklus
pada siklus pertama untuk menghadapi tes pada siklus II. Tes ini dilakukan secara
individu, artinya tiap siswa menulis buku harian. Evaluasi proses pembelajaran
menulis buku harian ini digunakan tes esai yaitu berupa penulisan buku harian.
yaitu : (1) menyiapkan soal tes uraian; (2) siswa mengamati isi contoh model buku
harian yang disajikan oleh guru secara berkelompok; (3) siswa memilih topik utama
catatan harian yang telah ditentukan; (4) siswa menulis catatan harian; (5) guru
menilai dan mengolah data dari hasil pekerjaan siswa; dan (6) guru mengukur
kemampuan menulis buku harian berdasarkan hasil tes pada siklus I dan siklus II.
Tes menulis buku harian dilakukan sebanyak satu kali setiap siklus. Adapun
aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menulis buku harian yaitu aspek kualitas
isi, kelangkapan unsur buku harian, ejaan dan tanda baca, pilihan kata, keefektifan
dan rekaman video dan foto. Teknik nontes digunakan untuk mengetahui sejauh mana
perubahan sikap siswa setelah diadakan proses pembelajaran menulis buku harian
teknik modeling.
3.5.2.1 Observasi
siswa selama pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II tahapan dalam
observasi yaitu :
3) Peneliti mencatat hasil observasi dengan mengisi lembar observasi yang telah
dipersiapkan; dan
3.5.2.2 Jurnal
pembelajaran berlangsung. Jurnal yang dinilai peneliti adalah jurnal aktifitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Sebelum pembelajaran, siswa diberi tahu
terlebih dahulu bahwa pada akhir pembelajaran siswa diminta untuk membuat jurnal
diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada di dalam jurnal siswa yang sudah
dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru. Pertanyaan tersebut antara lain mengenai : (1)
metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (2)
pendapat siswa tentang cara penjelasan guru; (3) ketertarikan siswa terhadap metode
pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (4) pendapat
instruction) dan teknik modeling; dan (5) pesan, kesan, dan saran siswa terhadap
Sementara itu, guru juga mengisi jurnal yang sudah dipersiapkan sebelumnya
ketika pembelajaran sudah berakhir. Jurnal guru dipergunakan oleh guru untuk
buku harian yaitu meliputi : (1) kesiapan dan minat siswa terhadap pembelajaran
method instruction) dan teknik modeling; (2) respon/ tanggapan siswa terhadap tugas
pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (3) keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan
metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling; (4)
tingkah laku siswa dalam diskusi dan selama kegiatan pembelajaran menulis buku
teknik modeling; (5) tanggapan siswa terhadap pembelajaran munulis buku harian
teknik modeling yang dilakukan peneliti; dan (6) catatan yang berisi kejadian-
kejadian yang muncul pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan
modeling.
3.5.2.3 Wawancara
terbuka yang dibantu oleh satu teman pada saat di luar kegiatan pembelajaran.
wawancara ini adalah untuk mengetahui pandangan, sikap, dan motivasi siswa dalam
pembelajaran menulis buku harian. Sasaran wawancara adalah para siswa yang
nilainya kurang, cukup, dan baik dalam menulis buku harian. Adapun jumlah siswa
yang menjadi sasaran wawancara pada setiap siklusnya (siklus I dan siklus II) adalah
enam siswa. hal ini dilakukan karena jika yang diwawancarai yang nilainya tinggi
saja, kemungkinan kesulitan siswa dalam menulis buku harian tidak dapat diketahui.
Begitu juga jika yang diwawancarai yang nilainya terendah saja, peneliti tidak akan
mengetahui apakah yang nilainya tinggi menemukan kesulitan atau tidak, karena
Sasaran siklus I yaitu 1 siswa yang mendapatkan nilai baik, 1 siswa yang
mendapatkan nilai cukup, dan 1 siswa yang mendapatkan nilai kurang. Sasaran
wawancara siklus II yaitu 1 siswa yang mendapatkan nilai baik,1 siswa yang
yaitu :
2) Menentukan siswa yang hasil tesnya mempunyai nilai yang baik dan siswa yang
3.5.2.4 Dokumentasi
mendapatkan data nontes yang berupa gambar (foto) dan rekaman video yang diambil
peneliti pada proses pembelajaran siklus I maupun siklus II. Data-data rekaman
dokumentasi berwujud video dan foto ini memuat segala perilaku siswa selama
dilakukan dengan cara meminta bantuan teman peneliti. Rekaman video yang telah
terkumpul selanjutnya dilaporkan secara deskriptif sesuai dengan kondisi yang ada.
Rekaman video dan foto ini merupakan bukti autentik mengenai keadaan tingkah laku
siswa pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan metode
dan nyata dilakukan. Waktu yang direncanakan dalam pengambilan gambar yaitu
proses pembelajaran. Data kuantitatif diperolah dari hasil tes yang dikerjakan siswa
(direct method instruction) dan teknik modeling. Analisis tersebut dihitung secara
selanjutnya jumlah tersebut dihitung dalam persentase dengan rumus sebagai berikut.
K
P 100 %
R
modeling antara siklus I dan siklus II dibandingkan. Hasil ini akan memberikan
teknik modeling. Dengan adanya peningkatan ini berarti pembelajaran menulis buku
harian pada siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang dapat berhasil optimal.
dari instrumen nontes yang berupa data observasi, jurnal, wawancara, dan
Data yang diperolah dari siklus I dan siklus II dibandingkan dengan cara
melihat hasil tes dan nontes, sehingga akan dapat mengetahui adanya perubahan
dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar dengan metode pembelajaran
langsung (direct method instruction) dan teknik modeling. Salain itu juga untuk
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian tindakan kelas yang berupa hasil
tes dan nontes. Hasil tes meliputi siklus I dan siklus II. Hasil tes siklus I merupakan
hasil tes keterampilan menulis buku harian untuk mengetahui kondisi awal
pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hasil tes siklus II merupakan perbaikan
dalam bentuk data kuantitatif. Hasil nontes berupa hasil observasi, jurnal, wawancara,
4.1.1 Siklus I
teknik modeling. Tindakan pada siklus I ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
masalah siswa yang muncul dalam keterampilan menulis buku harian. Hasil
87
pelaksanaan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran
langsung dan teknik modeling pada siklus I terdiri atas data tes dan nontes dengan
Hasil tes pada siklus I merupakan hasil tes keterampilan menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hasil tes pada siklus I
dijabarkan di bawah ini dengan penjabaran hasil tes keterampilan menulis buku
langsung dan teknik modeling. Hasil tes keterampilan menulis buku harian dengan
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
1. Sangat baik ≥ 85 0 0 0
2. Baik 70 – 84 12 896 30
3. Cukup 60 – 69 26 1691 65
4. Kurang < 60 2 106 5
Jumlah 40 2693 100
Nilai rata – rata 2693
= 67,32
40
pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus I. Dari tabel tersebut
menunjukkan tidak ada siswa yang mencapai nilai dengan kategori sangat baik.
Kategori baik dengan rentang nilai 70-84 terdapat 12 siswa yang mencapai nilai
tersebut atau dengan persentase 30%. Adapun untuk kategori cukup dengan rentang
nilai 60-69 dicapai oleh 26 siswa atau dengan persentase 65%. Sementara untuk
kategori kurang dengan rentang nilai < 60 atau dengan persentase 5% ada dua siswa
langsung dan teknik modeling sebesar 67,32 dan termasuk dalam kategori cukup.
Jadi, target untuk rata-rata kelas sebesar 70 atau dengan kategori baik masih belum
tercapai, untuk itu peneliti akan menindaklanjuti penelitian ini untuk mencapai target
yang ditetapkan pada siklus II. Di bawah ini dijabarkan hasil penilaian siklus I pada
Hasil keterampilan menulis buku harian secara lengkap dapat dilihat pada
Pada diagram 1 dapat diketahui hasil tes menulis buku harian siklus I bahwa
tidak ada siswa yang memeroleh nilai ≥ 85 atau dalam kategori sangat baik. Siswa
yang memeroleh nilai dalam kategori baik atau interval nilai 70–84 berjumlah 12
siswa. Siswa yang memeroleh nilai 60–69 berjumlah 26 siswa atau termasuk dalam
kategori cukup, sedangkan ada dua siswa yang mendapat nilai < 60 atau dalam
kategori kurang.
Indikator yang pertama adalah kualitas isi buku harian. Hasil tes pada
4 Kurang 2 1 8 2,5
tabel 7 tersebut, ada satu siswa dengan persentase 2,5% yang sudah mencapai
kategori sangat baik. Sebanyak 27 siswa atau dengan persentase 67,5% mendapatkan
nilai dengan kategori baik. Sementara itu untuk kategori cukup ada 11 siswa dengan
persentase 27,5% dan kategori kurang ada satu siswa dengan persentae 2,5%. Pada
indikator kualitas isi buku harian, nilai rata-rata kelas mencapai 74 yang termasuk
yaitu pada bagian isi paragraf banyak terdapat kalimat-kalimat yang tidak
Indikator kedua adalah kelengkapan unsur buku harian. Hasil tes pada
1 Sangat baik 5 0 0 0
2 Baik 4 3 60 7,5
5
3 Cukup 3 35 525 87,5
4 Kurang 2 2 20 5
harian. Dari 40 siswa, tidak ada satupun siswa yang memeroleh kategori sangat baik.
Ada tiga siswa atau dengan persentase 7,5% mendapat nilai dengan kategori baik.
Sementara itu, untuk kategori cukup ada 35 siswa atau dengan persentase 87,5%.
Adapun untuk kategori kurang ada dua siswa dengan persentase 5%. Pada indikator
kelengakapan unsur buku harian ini, nilai rata-rata kelas mencapai 60,5 yang
Pada siklus I, hanya ada dua siswa yang nilainya berkategori kurang. Siswa
hanya mampu menyebutkan tiga unsur kelengkapan menulis buku harian. Kesalahan
siswa terletak pada unsur tempat dan waktu penulisan yang sering lupa dituliskan
Indikator yang ketiga adalah ejaan dan tanda baca. Hasil tes pada indikator ini
1 Sangat baik 5 0 0 0
2 Baik 4 3 45 7,5
3
3 Cukup 3 31 372 77,5
4 Kurang 2 6 54 15
Tabel 9 menunjukkan hasil tes siklus I keterampilan siswa dalam ejaan dan
tanda baca. Dari keseluruhan jumlah siswa, tidak ada siswa yang mampu
menggunakan kalimat dengan kategori sangat baik. Nilai dengan kategori baik
dicapai sebanyak tiga siswa dengan persentase 7,5%. Ada 31 siswa atau dengan
persentase 77,5% mencapai nilai dengan kategori cukup. Sementara itu untuk
kategori kurang ada enam siswa dengan persentase 15% mendapat nilai kategori
kurang. Pada indikator ejaan dan tanda baca nilai rata-rata kelas mencapai 78,5 yang
Siswa yang nilainya masih masuk dalam kategori kurang hasil pekerjaan
mereka masih menggunakan kata yang tidak baku dan masih banyak kesalahan dalam
menggunakan tanda baca. Sementara itu, siswa yang nilainya masuk dalam kategori
baik sudah mampu menggunakan kalimat yang baku dan menggunakan tanda baca
secara tepat.
Penilaian indikator pilihan kata mempunyai bobot nilai tiga. Jadi, skor
tertinggi untuk aspek ini adalah 15, sedangkan skor terendah adalah enam. Hasil tes
menulis buku harian pada aspek pilihan kata dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini.
2. Baik 4 18 216 40
3
3 Cukup 3 22 198 55
4 Kurang 2 0 0 0
Berdasarkan data pada tabel 10, dapat dilihat bahwa nilai rata–rata siswa
dalam menulis buku harian pada indikator pilihan kata mencapai 69 atau dalam
kategori cukup. Jumlah skor yang diperoleh 40 siswa adalah 414. Tidak ada siswa
yang memeroleh nilai dalam kategori sangat baik. Sementara itu, ada 18 siswa
dengan persentase 40% yang memeroleh nilai dengan kategori baik. Frekuensi
tertinggi adalah pada kategori cukup yang mencapai 22 siswa dengan persentase
55%. Adapun untuk kategori kurang tidak ada satupun siswa yang mencapai rentang
nilai tersebut.
Siswa yang nilainya masuk dalam kategori cukup umumnya disebabkan dalam
pemilihan kata kurang sesuai dengan situasi, kurang bervariasi, dan kurang ekspresif.
Selain itu, masih banyak ditemukan kata yang tidak baku dalam penulisan buku
harian. Berbeda dengan siswa yang nilainya masuk dalam kategori baik, mereka telah
mampu menggunakan kata secara variatif dan kata baku dalam penulisan buku
harian.
Penilaian indikator keefektifan kalimat mempunyai bobot nilai tiga. Jadi, skor
tertinggi untuk indikator ini adalah 12, sedangkan skor terendah adalah enam. Hasil
tes menulis buku harian pada aspek keefektifan kalimat dapat dilihat pada tabel 11
berikut ini.
1 Sangat baik 5 0 0 0
2 Baik 4 0 0 0
2
3 Cukup 3 17 102 42,5
4 Kurang 2 23 92 57,5
Jumlah 40 194 100
Berdasarkan data pada tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai rata–rata siswa
dalam menulis buku harian pada indikator keefektifan kalimat mencapai 48,5 atau
dalam kategori kurang. Jumlah skor yang diperoleh 40 siswa adalah 194. Tidak ada
siswa yang memeroleh nilai dalam kategori sangat baik. Adapun untuk kategori baik
juga tidak ada satupun siwa yang mencapai nilai rentang tersebut. Sementara itu, ada
17 siswa dengan persentase 42,5% yang memeroleh nilai dengan kategori cukup.
Frekuensi tertinggi adalah pada kategori kurang yang mencapai 23 siswa dengan
persentase 57,5%.
Siswa yang nilainya masuk dalam kategori kurang pada umumnya masih
kalimat dalam penulisan buku harian. Kesulitan lain yang dialami siswa adalah siswa
Penilaian indikator kohesi dan koherensi mempunyai bobot nilai dua. Jadi,
skor tertinggi untuk aspek ini adalah sepuluh, sedangkan skor terendah adalah empat.
Hasil tes menulis buku harian pada aspek kohesi dan koherensi dapat dilihat pada
2. Baik 4 8 64 20
2
3. Cukup 3 30 180 75
4. Kurang 2 1 4 2,5
Berdasarkan data pada tabel 12, dapat dilihat bahwa nilai rata–rata siswa
dalam menulis buku harian pada indikator kohesi dan koherensi mencapai 64,5 atau
dalam kategori cukup. Sebanyak satu siswa dengan persentase 2,5% memeroleh nilai
dalam kategori sangat baik. Sementara itu, ada delapan siswa dengan persentase 20%
memeroleh nilai dalam kategori baik. Frekuensi tertinggi adalah pada kategori cukup
yang mencapai 30 siswa dengan persentase 75%. Sementara itu ada satu siswa
kesalahan pada keterpaduan antarkalimat dan antarparagraf tidak jelas dalam menulis
buku harian.
Penilaian indikator kerapian tulisan mempunyai bobot nilai satu. Jadi, skor
tertinggi untuk aspek ini adalah lima, sedangkan skor terendah adalah dua. Hasil tes
menulis buku harian pada aspek kerapian tulisan dapat dilihat pada tabel 13 berikut
ini.
4. Kurang 2 0 0 0
Berdasarkan data pada tabel 13, dapat dilihat bahwa nilai rata–rata siswa
dalam menulis buku harian pada indikator kerapian tulisan mencapai 79,5 atau dalam
kategori baik. Sebanyak lima siswa dengan persentase 12,5% memeroleh nilai dalam
kategori sangat baik. Ada 29 siswa dengan persentase 72,5% memeroleh nilai dalam
kategori baik. Sementara itu, ada enam siswa dengan persentase 15% memeroleh nilai
dalam kategori cukup. Pada kategori kurang tidak ada satupun siswa yang memeroleh
kategori tersebut.
Siswa yang memeroleh nilai dalam kategori cukup karena banyak ditemukan
kesalahan pada kerapian tulisan, siswa kebanyakan tulisannya kurang bagus dan tidak
Data nontes pada siklus I ini diperoleh melalui observasi, jurnal, wawancara,
dan dokumentasi rekaman video serta foto. Berikut ini penjelasan mengenai hasil data
nontes.
4.1.2.2.1 Observasi
Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku siswa
Sifat positif siswa dalam proses pembelajaran antara lain: (1) siswa memperhatikan
pelajaran dengan sungguh-sungguh; (2) siswa berlatih menulis buku harian dengan
sungguh-sungguh; (3) siswa membaca buku harian dengan penuh perhatian; (4) siswa
mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh; dan (6) siswa tidak
mengganggu teman. Adapun sifat negatif siswa antara lain: (1) siswa meremehkan
penjelasan dari peneliti; (2) siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian; (3)
siswa enggan melakukan kegiatan membaca buku harian; (4) siswa enggan bertanya
ketika mengalami kesulitan; (5) siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh peneliti; dan
Pada hasil observasi siklus I terdapat beberapa siswa yang melakukan sikap
positif maupun sikap negatif dalam pembelajaran menulis buku harian dengan
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hal ini dapat dipahami karena
proses pembelajaran yang dilakukan peneliti merupakan sesuatu yang baru yang
menyesuaikan. Hasil observasi siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Keterangan:
1. SB = Sangat Baik : 81%-100%
2. B = Baik : 61%-80%
3. C = Cukup : 41%-60%
4. K = Kurang : < 40%
di atas dapat diketahui bahwa pada aspek observasi siswa memperhatikan pelajaran
Pada tahap menulis buku harian, para siswa melakukan kegiatan menulis
harian dengan penuh konsentrasi. Waktu untuk menulis mereka manfaatkan seefektif
model-model buku harian. Aspek observasi ini masuk dalam kategori cukup karena
membaca model buku harian dari sebuah kutipan yang diberikan peneliti dengan
sungguh-sungguh. Aspek observasi ini masuk dalam kategori cukup karena terdapat
sudah mulai aktif bertanya. Baik bertanya secara terbuka kepada peneliti maupun
proses pembelajaran berlangsung. Aspek observasi ini masuk dalam kategori kurang
karena hanya 12 siswa yang sudah aktif bertanya ketika mengalami kesulitan.
langsung dan teknik modeling, peneliti memberikan tugas kepada siswa seperti tugas
pembelajaran langsung dan teknik modeling untuk menulis buku harian, dan tugas
untuk mengerjakan soal tes yang berhubungan dengan unsur-unsur buku harian
setelah siswa melakukan kegiatan menulis buku harian. Ada berbagai perilaku siswa
yang muncul ketika peneliti memberikan tugas tersebut. Aspek observasi ini masuk
dalam kategori baik karena terdapat 31 siswa yang mengerjakan tugas dengan
sungguh-sungguh.
Aspek observasi yang terakhir adalah siswa tidak suka mengganggu teman.
Pada aspek ini terlihat sikap siswa yang sangat positif karena terdapat 39 siswa yang
tidak suka menggangu teman sehingga aspek ini masuk dalam kategori sangat baik.
Aspek negatif merupakan kebalikan dari aspek positif. Hasil observasi pada
Keterangan:
1. SB = Sangat Baik : 81%-100%
2. B = Baik : 61%-80%
3. C = Cukup : 41%-60%
4. K = Kurang : < 40%
Berdasarkan tabel 15 menunjukkan pada perilaku negatif siswa meremehkan
penjelasan peneliti, masuk dalam kategori cukup karena hanya 20 siswa yang
sungguh. Mereka masih sulit berkonsentrasi terhadap proses pembelajaran. Selain itu,
langsung dan teknik modeling yang merupakan materi yang baru bagi siswa, muncul
perilaku negatif, yaitu siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian dengan
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Aspek observasi ini masuk
dalam kategori kurang karena hanya 17 siswa masih meremehkan kegiatan menulis
buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa-siswa
tersebut masih belum tertarik dengan metode pembelajaran langsung dan teknik
masuk dalam kategori kurang karena hanya 12 siswa yang berperilaku negatif. Siswa-
siswa tersebut masih menulis buku harian dengan konsentrasi yang kurang. Selain itu,
mereka juga belum memanfaatkan waktu untuk menulis buku harian dengan sebaik-
baiknya.
Ketika mengalami kesulitan selama proses pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, beberapa orang siswa
siswa. Muncul berbagai respon dari siswa ketika mendapatkan tugas. Salah satunya
adalah siswa mengeluh ketika mendapatkan tugas. Aspek observasi tersebut masih
masuk dalam kategori kurang karena hanya 13 siswa yang masih mengeluh ketika
mendapatkan tugas.
Aspek observasi pada perilaku negatif yang terakhir adalah siswa suka
mengganggu teman. Aspek observasi ini masuk dalam kategori kurang karena hanya
empat siswa yang suka menggangu teman mereka. Siswa-siswa tersebut suka
pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik
modeling jumlah siswa yang berperilaku positif lebih banyak daripada siswa yang
berperilaku negatif.
4.1.2.2.2 Jurnal
Jurnal yang digunakan dalam siklus I ini adalah jurnal siswa dan jurnal
peneliti. Jurnal siswa berisi pendapat dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran
langsung dan teknik modeling, sedangkan jurnal peneliti berisi hasil pengamatan
modeling.
1) Jurnal Siswa
Jurnal siswa yang diberikan terdiri atas lima pertanyaan dan diisi secara
individu. Lima pertanyaan itu meliputi (1) pendapat siswa tentang pembelajaran
menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik
modeling; (2) pendapat siswa tentang cara penjelasan peneliti; (3) ketertarikan siswa
terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dan penerapannya pada
menulis buku harian; (4) pendapat siswa tentang kesulitan dari metode pembelajaran
langsung dan teknik modeling; (5) pesan, kesan, dan saran siswa terhadap metode
harian.
senang dan tertarik dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode
pembelajaran langsung dan teknik modeling karena mereka mempelajari hal baru dan
Sementara itu, sebelas siswa merasa tidak senang dan tidak tertarik dengan
pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik
modeling karena mereka malas menulis buku harian dan merasa sulit untuk
langsung dan teknik modeling, yaitu sebanyak 32 siswa merasa penjelasan peneliti
mudah dipahami karena materi pelajaran dijelaskan secara runtut dan disertai contoh.
Sementara itu, sebelas siswa merasa penjelasan peneliti masih sulit dipahami karena
materi pelajaran yang dijelaskan merupakan materi yang baru bagi mereka.
dan teknik modeling karena merupakan metode dan teknik yang baru pertama kali
dikenal dan digunakan dalam pembelajaran. Adapun delapan siswa merasa tidak
tertarik dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena terlalu
mereka masih kurang sehingga masih kesulitan dalam menulis buku harian.
Sementara itu, 35 siswa sudah tidak mengalami kesulitan karena dengan metode
harian.
Kesan, pesan, dan saran siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling sangat baik mereka
menyarankan agar suara peneliti ketika menjelaskan materi lebih keras lagi.
2) Jurnal Guru
guru antara lain: (1) catatan mengenai kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran;
(2) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan
modeling; (4) catatan yang berisi tentang tanggapan siswa terhadap tugas pada
pembelajaran langsung dan teknik modeling; dan (5) catatan yang berisi kejadian-
kejadian yang muncul pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dapat terlihat ketika peneliti
memasuki kelas, para siswa telah siap di tempat duduk masing-masing. Suasana kelas
yang gaduh menjadi tenang ketika peneliti mulai menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Siswa mulai tertarik dengan pembelajaran karena tertarik dengan
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling yang baru pertama kali mereka
ketahui.
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling ditunjukkan dari respon siswa
menanyakan hal-hal yang masih sulit bagi mereka. Ada yang bertanya ketika peneliti
menerangkan di depan kelas, ada pula yang bertanya ketika peneliti berjalan untuk
mengamati pekerjaan siswa. Sementara itu, masih banyak juga siswa yang malu
modeling dalam pembelajaran menulis buku harian, beberapa siswa masih mengalami
kesulitan ketika menulis buku harian secara berkelompok, namun sebagian besar
siswa sudah mampu menulis buku harian secara berkelompok dengan memanfaatakan
ditunjukkan ketika peneliti memberikan tugas untuk mengerjakan soal tes untuk
menulis buku harian berdasarkan model-model buku harian, siswa mengerjakan tugas
tersebut dengan sungguh-sungguh dan serius. Sementara itu, ada pula beberapa siswa
yang mengeluh ketika diberi tugas dan melihat pekerjaan teman mereka.
Selain hal di atas, kejadian lain yang muncul ketika proses pembelajaran,
yaitu adanya gangguan dari luar kelas. Hal tersebut menggangu proses pembelajaran
dan memengaruhi konsentrasi siswa dalam pembelajaran, yaitu suasana gaduh di luar
kelas karena beberapa kelas VII yang lain sedang tidak ada pelajaran. Beberapa siswa
dari kelas lain mengganggu suasana pembelajaran dengan mengetuk pintu berulang
efektif pembelajaran.
4.1.2.2.3 Wawancara
Wawancara dilakukan terbatas kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi, nilai
sedang, dan nilai rendah. Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk mengetahui
tanggapan yang diberikan siswa dalam pembelajaran menulis buku harian dengan
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hal-hal yang diungkap dalam
pembelajaran langsung dan teknik modeling; (3) pendapat siswa tentang metode
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (4) kesulitan yang dihadapi
dalam kegiatan menulis buku harian, (5) perasaan siswa dalam dalam mengikuti
pembelajaran menulis buku harian melalui metode pembelajaran langsung dan teknik
modeling; dan (6) saran siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan
menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.
Untuk siswa yang memeroleh nilai tertinggi merasa senang dan tertarik dengan
langsung dan teknik modeling karena merupakan pembelajaran yang menarik dan
menantang. Untuk siswa yang mendapat nilai sedang merasa tertarik dengan
langsung dan teknik modeling karena dengan pembelajaran tersebut dapat menambah
wawasan dan memacu kita untuk bisa menulis buku harian dengan baik. Sementara
itu, siswa yang mendapat nilai rendah merasa kurang tertarik dengan pembelajaran
keterampilan menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa yang mendapat nilai
tertinggi merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena runtut dan disertai
contoh. Siswa yang mendapat nilai sedang juga berpendapat bahwa penjelasan
peneliti mudah dipahami karena peneliti dapat menciptakan suasana belajar yang
meyenangkan selama proses pembelajaran. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai
rendah berpendapat bahwa penjelasan peneliti masih belum bisa dipahami karena
masih belum paham tentang metode pembelajaran langsung dan teknik modeling.
teknik modeling. Siswa yang mendapat nilai tertinggi merasa tertantang dengan
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena baru pertama kali
mencoba serta sangat membantu dalam menulis buku harian dan meyenangkan.
Siswa yang mendapat nilai sedang merasa tertarik dengan metode pembelajaran
langsung dan teknik modeling karena metode dan teknik tersebut membantu untuk
menulis buku harian. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai rendah berpendapat
bahwa metode pembelajaran langsung dan teknik modeling terlalu rumit karena harus
mencari unsur-unsur buku harian dalam sebuah model buku harian dan menulis buku
menulis buku harian. Siswa yang mendapat nilai tertinggi dan sedang merasa belum
menghadapi kesulitan yang berarti. Sementara siswa yang mendapat nilai rendah
modeling karena merasa kurang tertarik. Siswa tersebut mengakui bahwa tidak
langsung dan teknik modeling pada kegiatan menulis buku harian. Siswa yang
mendapat nilai tertinggi merasa senang bisa menulis buku harian dengan metode
pembelajaran langsung dan teknik modeling, meskipun baru pertama kali dipelajari.
Siswa yang mendapat nilai sedang merasa senang bisa menulis buku harian secara
harus berlatih lagi. Sementara siswa yang mendapat nilai rendah merasa senang
ketika menerapkan buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik
Siswa yang mendapat nilai tertinggi memberikan saran agar pembelajaran yang akan
datang lebih menarik dan menyenangkan lagi. Siswa yang mendapat nilai sedang
memberikan saran kepada peneliti agar tetap bisa menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan suara peneliti diperkeras lagi. Sementara itu, siswa yang
mendapat nilai rendah memberikan saran agar dijelaskan kembali tentang metode
pembelajaran langsung dan teknik modeling dan dilatih kembali cara menulis buku
harian.
4.1.2.2.4 Dokumentasi
pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik
modeling siklus I berlangsung. Peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk mengambil
Dokumentasi foto dan rekaman video yang diambil terdiri atas (1) aktivitas
siswa ketika memperhatikan penjelasan peneliti tentang menulis buku harian; (2)
aktivitas siswa ketika bertanya kepada peneliti; (3) aktivitas siswa ketika menulis
buku harian; (4) aktivitas siswa ketika diskusi mengerjakan tugas dengan metode
pembelajaran langsung dan teknik modeling; (5) aktivitas siswa ketika menjawab
siswa ketika mengisi jurnal siswa. Berikut ini adalah gambar dan penjelasan pada saat
pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik
modeling siklus I.
Gambar 2. Aktivitas Siswa Menerima Penjelasan Peneliti Siklus I
peneliti tentang menulis buku harian. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan
pengetahuan tentang keterampilan menulis buku harian. Pada gambar di atas terlihat
peneliti. Hal tersebut dapat diketahui dari sikap duduk siswa yang kurang teratur
ketika peneliti sedang menyampaikan materi pelajaran. Keadaan ini berubah ketika
peneliti menjelaskan materi tentang buku harian dengan contoh modelnya, para siswa
melakukan pengamatan yang nantinya dicatat pada jurnal peneliti. Selain itu,
peneliti yang dicatat dalam lembar observasi. Gambar selanjutnya adalah kegiatan
Karakteristik siswa, yaitu masih malu untuk bertanya ketika mengalami kesulitan,
padahal peneliti sudah memberikan kesempatan untuk bertanya, tetapi masih belum
dimanfaatkan dengan baik oleh siswa. Siswa lebih suka bertanya ketika peneliti
sedang melakukan pengawasan dengan mendekati siswa, pada saat itulah siswa
Dalam proses pembelajaran ketika ada siswa yang masih merasa kesulitan dan
menjelaskan kembali bagian yang belum dipahami oleh siswa. Dengan mendekati
siswa secara langsung diharapkan informasi yang dibutuhkan oleh siswa dapat lebih
dipahami. Selain itu, ketika berhadapan secara langsung, siswa menjadi tidak malu
bertanya karena bertatap muka langsung dengan peneliti dan tidak diperhatikan oleh
teman yang lain. Gambar selanjutnya adalah aktivitas siswa ketika menulis buku
harian.
Gambar 4. Akivitas Siswa Menulis Buku Harian Siklus I
tahap ini, pertama-tama siswa memperhatikan berbagai contoh model buku harian
sebagai acuan untuk menulis buku harian. Kemudian, siswa membaca dan memahami
penggalan buku harian dari model-model buku harian tersebut dengan seksama
setelah dibagikan oleh peneliti. Berikutnya, siswa diminta untuk menentukan unsur-
unsur berita dalam buku harian tersebut. Terakhir, siswa berlatih menulis buku harian
mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Pada
proses ini siswa berdiskusi dengan menggunakan contoh model buku harian yang
telah dibagikan dan bekerja secara berkelompok. Dengan cepat siswa harus
memahami berbagai contoh model buku harian tersebut dan dengan tepat siswa harus
menjadi sebuah buku harian berdasarkan model yang telah ditentukan. Pada proses
tugas menulis buku harian masih banyak siswa yang melakukan kesalahan seperti
yang terlihat pada gambar di atas banyak siswa tidak serius ketika menulis buku
harian. Kesalahan lain juga terjadi seperti siswa masih mengobrol ketika menulis
buku harian.
pribadinya yang akan ditulis menjadi buku harian, maka kesalahan-kesalahan tersebut
harus diperbaiki pada siklus II. Pada proses menulis buku harian, observer juga
atau masih menyepelekan kegiatan menulis buku harian. Gambar selanjutnya adalah
kegiatan siswa saat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran
secara bergantian dengan serius, tapi masih ada juga siswa yang mengganggu
temannya saat menjawab pertanyaan. Peneliti melakukan tanya jawab kepada siswa
untuk menguji tingkat kepahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan
kelompoknya, namun pada siklus ini siswa masih malu untuk mempresentasikan hasil
menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Jurnal diisi secara
modeling. Dengan jurnal siswa ini nantinya akan diketahui sejauh mana tanggapan
teknik modeling yang dilakukan pada siklus I ini mulai disukai oleh siswa. Hal ini
terlihat dari antusiasme siswa terhadap proses pembelajaran. Hasil tes menulis buku
harian siklus I hanya tiga kategori yang menunjukkan kategori baik yaitu pada
indikator kualitas isi, ejaan dan tanda baca, dan kerapian tulisan. Ada tiga indikator
yang menunjukkan kategori cukup yaitu pada indikator kelengkapan unsur buku
harian, pilihan kata, dan kohesi dan koherensi. Pada hasil tes siklus I terdapat satu
kategori yang menunjukkan kategori kurang yaitu pada indikator keefektifan kalimat.
Keterampilan siswa dalam menulis buku harian juga perlu diperbaiki. Hal ini terlihat
ketika proses menulis buku harian, siswa masih melakukan hal-hal yang harus
dihindari dalam menulis buku harian seperti, melamun saat guru memberikan materi,
menulis buku harian dengan menganggu temannya, menulis buku harian sambil
Hal-hal tersebut nantinya harus diperbaiki ke arah yang lebih baik pada siklus
II. Untuk mengatasi kebiasaan yang salah dalam menulis buku harian nantinya dapat
dilakukan dengan cara memberikan penjelasan kepada siswa mengenai cara menulis
buku harian yang benar. Kemudian, guru memberikan motivasi kepada siswa agar
terus berlatih menulis buku harian. Sementara itu, upaya mengatasi kesulitan siswa
dalam menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik
modeling nantinya akan dilakukan penjelasan dan pelatihan kembali. Selain itu, guru
akan memberikan sebuah contoh model buku harian yang lainnya dari pengalaman
peneliti sendiri dengan unsur-unsur buku harian yang baik dan benar. Hal ini
Kriteria nilai ketuntasan pada siklus I sebesar 70 juga belum dicapai karena
secara keseluruhan nilai yang dicapai baru sebesar 67,32. Untuk mencapai nilai
ketuntasan sebesar 70, peneliti akan lebih memotivasi siswa dan membantu kesulitan-
kesulitan yang masih dihadapi siswa pada pembelajaran menulis buku harian dengan
perilaku siswa yang beragam. Mulai dari perilaku positif hingga perilaku negatif.
Beberapa siswa tertarik dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode
pembelajaran langsung dan teknik modeling, tetapi ada pula siswa yang masih belum
tertarik dengan pembelajaran tersebut karena berbagai alasan seperti tidak menyukai
keterampilan menulis buku harian dan mengalami kesulitan, tetapi masih malu untuk
bertanya. Keaktifan siswa dalam bertanya juga nantinya perlu ditingkatkan pada
siklus II. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang masih sulit berkonsentrasi pada
Untuk memperbaiki perilaku siswa agar lebih ke arah yang positif, maka pada
pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik
penciptaan suasana belajar yang lebih kondusif, dan proses pembelajaran yang lebih
menarik dan menyenangkan serta pemberian motivasi kepada siswa untuk terus
4.1.3 Siklus II
II ini. Siklus II ini dipersiapkan dan direncanakan lebih matang karena siklus ini
merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mengubah perilaku
siswa ke arah yang lebih positif daripada siklus I. Perencanaan pada siklus II ini
dengan melihat refleksi siklus I sehingga diharapkan siklus II berjalan dengan lebih
baik.
dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dengan segala perbaikan
untuk mengatasi masalah yang ada pada siklus I. Berikut hasil tes dan nontes siklus
II.
menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling
dengan melakukan perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I. Hasil tes diperoleh
dari tes tertulis siswa setelah menulis buku harian. Tes tersebut untuk mengetahui
pembelajaran menulis buku harian pada siklus II. Penjabaran hasil tes keterampilan
diperoleh setelah dilakukan tes tingkat keterampilan menulis buku harian. Hasil tes
2 Baik 70 – 84 38 2949 95
3 Cukup 60 – 69 0 0 0
4 Kurang < 60 0 0 0
pembelajaran langsung dan teknik modeling. Dari 40 siswa, ada 2 siswa mencapai
kategori nilai sangat baik dengan rentang nilai lebih dari atau sama dengan 85.
Sebanyak 38 siswa mencapai kategori nilai baik dengan rentang nilai 70-84.
Sementara itu, tidak ada siswa yang masuk kategori cukup dan kategori kurang. Rata-
rata kelas dalam nilai komulatif menulis buku harian siklus II sebesar 78,4 dan
termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan target nilai rata-rata kelas yang ditetapkan
pada siklus II, yaitu 70, maka nilai rata-rata kelas telah sesuai dengan target.
Hasil keterampilan menulis buku harian lengkap dapat dilihat pada gambar
Pada diagram 2 dapat diketahui hasil tes menulis buku harian siklus II dapat
diketahui bahwa ada 2 siswa yang memeroleh nilai sangat baik, yaitu ≥ 85. Paling
banyak siswa memeroleh nilai dalam kategori baik, yaitu dalam rentang nilai 70–84
sebanyak 38 siswa. Dalam siklus II tidak ada siswa yang memeroleh nilai di bawah
Indikator yang pertama adalah kualitas isi buku harian. Hasil tes pada
4 Kurang 2 0 0 0
tabel 17 tersebut, ada 2 siswa dengan persentase 5% yang sudah mencapai kategori
sangat baik. Sebanyak 37 siswa dengan persentase 92,5% mendapat nilai dengan
kategori baik. Sementara itu untuk kategori cukup ada satu siswa dengan persentase
2,5%, dan tidak ada satupun siswa yang memeroleh katageri kurang. Pada indikator
kualaitas isi buku harian, nilai rata-rata kelas mencapai 80,5 yang termasuk dalam
kategori baik.
Indikator kedua adalah keruntutan pemaparan. Hasil tes pada indikattor ini
2 Baik 4 36 720 90
5
3 Cukup 3 3 45 7,5
4 Kurang 2 0 0 0
harian. Dari 40 siswa, hanya satu siswa dengan persentase 2,5% sudah mampu
menulis buku harian secara runtut dengan kategori sangat baik. Sebanyak 36 siswa
dengan persentase 90% mendapat nilai dengan kategori baik. Sementara itu, tiga
siswa dengan persentase 7,5% masuk kategori cukup. Adapun nilai dengan kategori
kurang dengan tidak ada satupun siswa yang mencapai rentang nilai tersebut. Pada
indikator kelengkapan unsur buku harian ini, nilai rata-rata kelas mencapai 79 yang
1 Sangat baik 5 4 60 10
2 Baik 4 34 408 85
3
3 Cukup 3 2 18 5
4 Kurang 2 0 0 0
Tabel 19 menunjukkan hasil tes siklus II keterampilan siswa dalam ejaan dan
tanda baca. Dari keseluruhan jumlah siswa, hanya ada empat siswa dengan persentase
10% mendapat nilai dengan kategori sangat baik. Sebanyak 34 siswa dengan
persentase 85% mencapai nilai dengan kategori baik. Adapun dua siswa dengan
persentase 5% mendapat nilai dengan kategori cukup. Adapun untuk kategori kurang
tidak ada satupun siswa yang mendapat nilai kategori tersebut. Pada indikator ejaan
dan tanda baca nilai rata-rata kelas mencapai 81 yang termasuk dalam kategori baik.
tertinggi untuk aspek ini adalah lima belas, sedangkan skor terendah adalah enam.
Hasil tes menulis buku harian pada aspek pilihan kata dapat dilihat pada tabel 20
berikut ini.
1 Sangat baik 5 0 0 0
4 Kurang 2 0 0 0
Berdasarkan data pada tabel 20, dapat dilihat bahwa jumlah skor yang
diperoleh 40 siswa adalah 480. Tidak ada siswa yang memeroleh nilai dalam kategori
sangat baik, cukup, dan kurang. Semua siswa yang berjumlah 40 memeroleh nilai
dengan kategori baik dengan persentase 100%. Pada aspek pilihan kata semua siswa
sudah bisa memilih kata yang tepat sesuai dengan situasi dan cukup ekspresif. Pada
indikator pilihan kata nilai rata-rata kelas mencapai 80 yang termasuk dalam kategori
baik.
4.1.1.1.6 Penilaian Indikator Keefektifan Kalimat
Penilaian indikator keefektifan kalimat mempunyai bobot nilai tiga. Jadi, skor
tertinggi untuk indikator ini adalah dua belas, sedangkan skor terendah adalah tiga.
Hasil tes menulis buku harian pada aspek kelengkapan unsur berita dapat dilihat pada
2 Baik 4 22 176 55
2
3 Cukup 3 12 72 30
4 Kurang 2 2 8 5
Berdasarkan tabel 21 dapat diketahui ada empat siswa yang masuk dalam
kategori sangat baik dengan persentase 10%. Frekuensi pada kategori baik ada 22
siswa dengan persentase 55%. Kategori cukup mempunyai frekuensi 12 siswa dengan
frekuensi 30%. Adapun dua siswa untuk kategori kurang dengan persentase 5%. Dari
semua kategori yang ada diperoleh jumlah skor seluruh siswa sebesar 296 dengan
Penilaian indikator kohesi dan koherensi mempunyai bobot nilai dua. Jadi,
skor tertinggi untuk aspek ini adalah sepuluh, sedangkan skor terendah adalah empat.
Hasil tes menulis buku harian pada indikator kohesi dan koherensi dapat dilihat pada
4 Kurang 2 0 0 0
Berdasarkan data pada tabel 22, dapat dilihat bahwa nilai rata–rata siswa
dalam menulis buku harian pada indikator kohesi dan koherensi mencapai 70 atau
dalam kategori baik. Pada indikator kohesi dan koherensi ada dua siswa yang
memeroleh nilai dalam kategori sangat baik dengan persentase 5%. Sebanyak 21
siswa dengan persentase 52,5% memeroleh nilai dalam kategori baik, sedangakan 17
siswa dengan persentase 42,5% memeroleh nilai dalam kategori cukup. Pada
indikator ini tidak ada satupun siswa yang memeroleh nilai dalam kategori kurang.
Penilaian indikator kerapian tulisan mempunyai bobot nilai satu. Jadi, skor
tertinggi untuk aspek ini adalah lima, sedangkan skor terendah adalah dua. Hasil tes
menulis buku harian pada aspek kerapian tulisan dapat dilihat pada tabel 23 berikut
ini.
2. Baik 4 22 88 55
1
3. Cukup 3 2 6 5
4. Kurang 2 0 0 0
dalam menulis buku harian pada indikator kerapian tulisan mencapai 87 atau dalam
kategori sangat baik. Sebanyak 16 siswa dengan persentase 40% memeroleh nilai
dalam kategori sangat baik. Ada 22 siswa dengan persentase 55% memeroleh nilai
dalam kategori baik. Sementara itu, ada dua siswa dengan persentase 5% memeroleh
nilai dalam kategori cukup. Pada kategori kurang tidak ada satupun siswa yang
Seperti pada siklus I, hasil nontes pada siklus II diperoleh dari hasil observasi,
jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini pemaparan hasil nontes siklus II.
4.1.3.2.1 Observasi
buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Observasi
pembelajaran.
Pada siklus II ini, pedoman yang digunakan dalam observasi sama dengan
pedoman observasi siklus I. Pedoman tersebut terbagi pada sikap positif dan sikap
negatif. Sifat positif siswa dalam proses pembelajaran antara lain: (1) siswa
perhatian; (4) siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran;
(5) siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh; dan (6) siswa
Adapun sifat negatif siswa antara lain: (1) siswa meremehkan penjelasan dari
peneliti; (2) siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian; (3) siswa enggan
melakukan kegiatan membaca buku harian; (4) siswa enggan bertanya ketika
mengalami kesulitan; (5) siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh peneliti; dan (6)
Berikut ini adalah penjabaran hasil observasi terhadap perilaku siswa, baik
perilaku positif maupun negatif, selama proses pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II.
Keterangan:
1. SB = Sangat Baik : 81%-100%
2. B = Baik : 61%-80%
3. C = Cukup : 41%-60%
4. K = Kurang : < 40%
pada aspek positif mengalami perubahan yang lebih baik. Pada aspek observasi ada
kategori sangat baik, terutama pada penjelasan materi metode pembelajaran langsung
dan teknik modeling. Siswa ingin tahu lebih banyak tentang metode pembelajaran
langsung dan teknik modeling sehingga mereka bisa memanfaatkan contoh model
buku harian secara berkelompok lebih baik daripada ketika melakukan pemanfaatan
pada perilaku siswa ketika menulis buku harian. Aspek observasi siswa menulis buku
harian dengan sungguh-sungguh masuk dalam kategori sangat baik karena jumlah
siswa yang bersungguh-sunguh dalam proses menulis buku harian sebanyak 37 siswa.
Para siswa menulis buku harian dengan serius sesuai model buku harian yang telah
ditentukan.
Pada tahap membaca model buku harian dari sebuah contoh catatan harian
konsentrasi dan perhatian sehingga aspek observasi siswa membaca dengan sungguh-
yang mereka hadapi sehingga aspek observasi ini masuk dalam kategori baik. Siswa-
siswa tersebut bertanya ketika peneliti menjelaskan materi ataupun ketika peneliti
Ketika melakukan tugas yang diberikan oleh peneliti, seperti tes menulis buku
sehingga aspek observasi ini masuk dalam kategori sangat baik. Ketika mengerjakan
soal yang berkaitan dengan pengalaman pribadi siswa yang telah mereka baca, siswa-
siswa tersebut mengerjakan soal tes dengan penuh kesungguhan dan konsentrasi.
Pada siklus II ini, sebanyak 39 siswa berperilaku positif dengan tidak suka
mengganggu teman. Aspek observasi ini masuk dalam kategori sangat baik. Para
siswa lebih suka memperhatikan pelajaran, mengerjakan tugas dari peneliti, atau
memecahkan kesulitan yang mereka hadapi. Hasil observasi pada aspek negatif dapat
Keterangan:
1. SB = Sangat Baik : 81%-100%
2. B = Baik : 61%-80%
3. C =Cukup : 41%-60%
4. K = Kurang : < 40%
bersikap positif, beberapa orang siswa masih berperilaku yang kurang baik. Hal
tersebut masuk dalam aspek observasi negatif. Pada aspek observasi siswa
meremehkan penjelasan peneliti masuk dalam kategori kurang karena hanya ada dua
dalam kategori kurang karena terdapat empat siswa yang masih meremehkan kegiatan
menulis buku harian. Kedua siswa tersebut menganggap mudah karena sudah merasa
bisa menulis buku harian, tetapi masih bingung dan tidak mau bertanya.
harian dari sebuah contoh kertas model buku harian masuk dalam kategori kurang
karena ada empat siswa yang masih enggan membaca. Siswa tersebut masih terlihat
dalam kategori cukup karena ada 10 siswa yang masih malu untuk bertanya. Siswa-
siswa tersebut lebih suka bertanya kepada teman yang lain ketika mengalami
Pada aspek observasi siswa mengeluh ketika mendapatkan tugas dari peneliti
masuk dalam kategori kurang karena ada enam siswa yang masih suka mengeluh
ketika peneliti memberikan tugas. Aspek yang terakhir, yaitu siswa suka mengganggu
teman. Pada aspek tersebut hanya ada satu siswa yang masih suka menganggu siswa
yang lain. Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa tersebut suka mengganggu
siswa lain diantaranya karena faktor tempat duduk. Kedua siswa tersebut berada pada
baris belakang sehingga merasa jauh dari pengamatan peneliti dan mengganggu siswa
yang lain. Selain itu, siswa tersebut juga terlihat kurang memiliki keseriusan dan
pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik
modeling siklus II jumlah siswa yang berperilaku positif lebih banyak daripada siswa
4.1.3.2.2 Jurnal
Jurnal yang digunakan pada siklus II ini sama dengan jurnal yang digunakan
pada siklus I, yaitu jurnal siswa dan jurnal peneliti. Berikut ini adalah uraian hasil
1) Jurnal Siswa
Aspek-aspek yang harus diisi oleh siswa pada lembar jurnal siswa siklus II
meliputi: (1) pendapat siswa tentang pembelajaran menulis buku harian dengan
siswa tentang cara penjelasan peneliti; (3) ketertarikan siswa terhadap metode
pembelajaran langsung dan teknik modeling dan penerapannya pada menulis buku
harian; (4) pendapat siswa tentang kesulitan dari metode pembelajaran langsung dan
teknik modeling; dan (5) pesan, kesan, dan saran siswa terhadap metode pembelajaran
langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis buku harian. Berikut ini
harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, yaitu terdapat 37
siswa yang merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran tersebut. Alasan yang
yang akan datang. Sementara itu, tiga siswa masih kurang senang dan kurang tertarik
dengan pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan
menyusunnya kedalam kalimat yang efektif, dan harus menggunakan ejaan dan tanda
model buku harian sehingga lebih menarik, dan peneliti bisa membuat situasi kelas
langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran. Siswa yang menjawab tertarik
dan dapat membantu dalam belajar menulis buku harian. Sementara itu, dua siswa
kurang tertarik dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dengan
alasan masih belum paham, belum bisa menerapkan metode pembelajaran langsung
langsung dan teknik modeling dengan alasan masih kurang paham, bingung, dan
kurang pengetahuan yang berhubungan dengan buku harian. Sementara itu, 36 siswa
Aspek yang kelima, siswa memberikan pesan, kesan, dan saran terhadap
pembelajaran. Pada aspek ini sebanyak 40 siswa memberikan pesan, kesan, dan saran
telah dilakukan sangat baik untuk menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
diberikan siswa antara lain agar pembelajaran menulis buku harian dengan metode
pembelajaran langsung dan teknik modeling juga dapat diajarkan di kelas VII yang
2) Jurnal Guru
guru antara lain: (1) catatan mengenai kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran;
(2) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan
modeling; (4) catatan yang berisi tentang tanggapan siswa terhadap tugas pada
pembelajaran langsung dan teknik modeling; dan (5) catatan yang berisi kejadian-
kejadian yang muncul pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II ini terlihat lebih
baik, walaupun setiap awal pembelajaran keadaan siswa selalu ramai dan lebih tenang
menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II ini
juga lebih baik daripada siklus I. Jumlah siswa yang bertanya mengenai kesulitan
yang mereka hadapi juga lebih banyak. Siswa lebih suka bertanya ketika peneliti
untuk bertanya.
beragam. Beberapa siswa dengan antusias berlatih dan berkreasi menulis buku harian
yang lebih baik daripada ketika siklus I. Selain itu, ada pula yang masih mengeluh
mengembangkan pengalaman pribadi menjadi sebuah buku harian yang baik dan
benar.
siswa mengerjakan tugas dengan serius dan sungguh-sungguh. Hal itu terlihat ketika
peneliti memberikan tugas untuk mengerjakan soal tes menulis buku harian, siswa-
siswa tersebut memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk menyelesaikan soal dan
mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Hal yang sama juga terlihat ketika siswa
mendapat tugas untuk menulis buku harian, terlihat siswa berkonsentrasi dan
memanfaatkan waktu dengan baik untuk menemukan pengalaman pribadi yang
mengesankan yang disertai waktu dan tempat kejadian secara tepat. Sementara itu,
ada beberapa siswa yang masih belum bisa berkonsentrasi dengan baik dan belum
berlangsung, yaitu ketika siswa sedang melakukan aktivitas menulis buku harian
dengan model yang telah ditentukan tiba-tiba mendapat gangguan dari luar, yaitu
kelas VII yang lain baru selesai pelajaran olahraga sehingga suasana sempat gaduh.
Gangguan dari luar tersebut memang tidak berpengaruh besar bagi siswa, tetapi
4.1.3.2.3 Wawancara
Wawancara pada siklus II ini juga dilakukan pada siswa yang memeroleh nilai
tertinggi, sedang, dan rendah. Pertanyaan yang diajukan pada wawancara siklus II ini
juga sama dengan siklus I yang meliputi: (1) pendapat siswa dalam pembelajaran
langsung dan teknik modeling; (2) pendapat siswa tentang penjelasan peneliti
mengenai metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (3) pendapat siswa
tentang metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (4) kesulitan yang
modeling dalam kegiatan menulis buku harian, (5) perasaan siswa dalam dalam
langsung dan teknik modeling bahwa siswa tersebut senang dan tertarik dengan
modeling serta penjelasan peneliti tentang materi pelajaran mudah dipahami. Untuk
siswa yang mendapat nilai sedang merasa senang dengan pembelajaran menulis buku
harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling karena proses
harian dari biasanya karena pada siklus II ada kegiatan membuat majalah dinding.
Sementara itu, siswa yang mendapat nilai rendah juga berpendapat bahwa
pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik
modeling menyenangkan, walaupun dia merasa masih perlu banyak berlatih menulis
buku harian.
langsung dan teknik modeling pada siklus II ini, untuk siswa yang memeroleh nilai
mendapat nilai sedang merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena pada siklus
II ini peneliti menggunakan contoh model buku harian sehingga materi pembelajaran
menjadi lebih jelas dan menarik. Untuk siswa yang mendapat nilai rendah juga
merasa penjelasan peneliti mudah dipahami, tetapi dia masih kesulitan untuk
pada pembelajaran menulis buku harian siklus II ini, untuk siswa yang memeroleh
modeling dapat membantu dalam menulis buku harian secara berkelompok dan
langsung dan teknik modeling menarik, walaupun siswa tersebut masih mengalami
kesulitan karena merasa baru pertama kali belajar menulis buku harian dengan
metode ini.
memeroleh nilai tertinggi merasa sudah tidak mengalami kesulitan karena materi
pelajaran sudah diajarkan sebelumnya sehingga menjadi lebih paham. Siswa yang
memeroleh nilai sedang merasa kesulitan dalam penggunaan kalimat yang efektif dan
pengkondisian kelompok. Siswa yang mendapat nilai rendah merasa kesulitan ketika
menulis pengalaman pribadi karena masih bingung dalam mengembangkan unsur-
unsur buku harian menjadi sebuah buku harian dengan tiga modelnya.
langsung dan teknik modeling pada kegiatan menulis buku harian, siswa yang
memeroleh nilai tertinggi dan sedang menjawab dengan jawaban yang serupa. Kedua
siswa merasa senang menulis buku harian pada siklus II ini karena bentuk model
buku harian menarik disertai contoh catatan harian yang lebih jelas sehingga siswa
bisa lebih memahami dalam menulis buku harian. Untuk siswa yang memeroleh nilai
rendah merasa senang ketika menulis buku harian, meskipun masih sulit menulis
buku harian dengan tiga model cara menulis buku harian karena jarang berlatih untuk
menulis.
Siswa yang memeroleh nilai tertinggi, sedang, dan rendah memberikan saran
pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa yang memeroleh nilai tertinggi
pembelajaran langsung dan teknik modeling dilanjutkan dan diajarkan di kelas yang
lain karena akan membuat pelajaran menjadi lebih menarik dan meyenangkan. Siswa
yang memeroleh nilai sedang memberikan saran agar pembelajaran menulis buku
harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling harus lebih
dikembangkan agar hasilnya lebih baik. Siswa yang memeroleh nilai rendah
memberikan saran agar metode pembelajaran langsung dan teknik modeling bisa
digunakan dalam pembelajaran keterampilan yang lain, tidak hanya keterampilan
4.1.3.2.4 Dokumentasi
pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik
Gambar yang diambil terdiri atas: (1) aktivitas siswa ketika memperhatikan
penjelasan peneliti tentang menulis buku harian; (2) aktivitas siswa ketika bertanya
kepada peneliti; (3) aktivitas siswa ketika menulis buku harian; (4) aktivitas siswa
ketika diskusi mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung dan teknik
hasil pekerjaan kelompoknya; dan (6) aktivitas siswa ketika mengisi jurnal siswa.
Berikut adalah gambar dan penjelasan hasil rekaman video pada saat
penjelasan peneliti. Materi pembelajaran pada siklus II tidak jauh beda dengan siklus
I, namun peneliti lebih menekankan pada model kedua penulisan buku harian melalui
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa juga disuruh membuat
majalah dinding dengan menggunakan kertas lipat dan kertas asturo sesuai kreatifitas
setiap kelompok sehingga ketertarikan siswa dalam menulis buku harian meningkat.
Dengan adanya contoh model buku harian dan membuat majalah dinding buku harian
selain membantu siswa juga diharapkan membuat suasana belajar menjadi lebih
menarik. Gambar selanjutnya adalah aktivitas siswa ketika bertanya kepada peneliti
Pada gambar 9 terlihat aktivitas siswa ketika meminta penjelasan dari peneliti.
Perilaku siswa dalam bertanya kepada peneliti pada siklus II ini masih seperti ketika
siklus I, yaitu siswa lebih suka bertanya kepada peneliti ketika peneliti mulai
siswa untuk bertanya. Jumlah siswa yang bertanya pada siklus II ini lebih banyak
daripada siklus I. Terlihat pada gambar di atas salah seorang siswa bertanya kepada
peneliti dan meminta penjelasan kembali materi yang masih dianggap sulit. Dengan
bertanya ketika peneliti berkililing, siswa menjadi tidak malu untuk bertanya dan
menjadi lebih dekat dengan peneliti. Gambar selanjutnya adalah aktivitas siswa ketika
siklus II ini, siswa lebih antusias ketika menulis buku harian karena mereka sudah
paham dengan model buku harian yang akan dijadikan sebuah buku harian. Kegiatan
unsur-unsur buku harian menjadi sebuah majalah dinding buku harian terlihat pada
menulis buku harian model kedua dijadikan sebuah majalah dinding. Pada siklus II
ini kebiasaan yang salah pada siswa ketika proses menulis buku harian, seperti terlalu
lama memikirkan pengalaman apa yang harus dijadikan buku harian, mengobrol, dan
menggangu teman sudah tidak dilakukan. Konsentrasi siswa ketika proses menulis
buku harian secara berkelompok juga sudah lebih baik. Gambar selanjutnya adalah
aktivitas siswa ketika mengerjakan siswa saat menjawab pertanyaan yang berkaitan
dalam menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti. Siswa lebih serius dan antusias
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan tepat dan benar. Selain itu, siswa
juga sudah mulai percaya diri saat mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya di
depan kelas dengan diberi motivasi oleh peneliti. Gambar selanjutnya adalah aktivitas
Lembar jurnal ini diisi pada akhir pertemuan kedua. Siswa menuliskan pendapat
mereka pada lembar jurnal yang telah disediakan. Dari lembar jurnal siswa tersebut
nantinya dapat diketahui sejauh mana tanggapan siswa tentang pembelajaran menulis
buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Jurnal siswa
ini merupakan salah satu sumber data nontes pada pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Dari jurnal siswa juga
teknik modeling pada siklus II ini mendapatkan perhatian siswa yang lebih daripada
pembelajaran siklus I. Siswa mulai tampak tertarik terutama pada tahap penerapan
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling secara berkelompok pada siklus
II ini siswa lebih paham dalam mengembangkan unsur-unsur buku harian ke dalam
bentuk catatan harian dan pengalaman pribadi yang akan dijadikan sebuah buku
harian. Selain itu, kebiasaan siswa yang salah seperti, siswa melamun saat guru
buku harian sambil mengobrol, dan kurang konsentrasi terhadap pengalaman pribadi
yang akan ditulis sudah berkurang. Bahkan siswa sudah mulai tahu cara menulis buku
harian yang benar dan memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk menulis.
Pada siklus II ini target nilai rata-rata kelas keseluruhan indikator atau nilai
komulatif sebesar 70 juga berhasil dicapai, bahkan terlampaui karena pada siklus II
ini nilai rata-rata kelas komulatif mencapai 78,4. Hal ini berarti terjadi peningkatan
dari nilai rata-rata pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan
dokumentasi, perilaku siswa pada pembelajaran di siklus II ini juga lebih positif
daripada siklus I, walaupun masih ada beberapa siswa yang masih sulit
berkonsentrasi dan mengganggu siswa yang lain. Jadi, pada siklus II ini pembelajaran
menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling
menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling
4.2 Pembahasan
permasalahan yang dihadapi siswa. Penelitian ini terdiri atas dua siklus, yaitu siklus I
dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) perencanaan,
(2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Siklus II merupakan perbaikan
menulis buku harian siswa masih rendah, maka peneliti menindaklanjuti pada siklus
II untuk mencapai target yang telah ditentukan. Pembahasan dalam penelitian ini
SMP N 30 Semarang
Pembahasan hasil penelitian didasarkan pada hasil siklus I dan siklus II.
Pembahasan hasil penelitian pada tiap siklusnya diperoleh dari data tes dan nontes.
Hasil tes dan nontes siklus I dan siklus II digunakan untuk mengetahui peningkatan
keterampilan siswa dalam menulis buku harian dan perubahan perilaku siswa setelah
harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, maka dilakukan
tes siklus I. Hasil tes pada siklus I menunjukkan bahwa kemampuan awal para siswa
sebesar 67,32. Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa tingkat keterampilan awal
siswa dalam menulis buku harian masih di bawah target yang telah ditentukan untuk
pembelajaran langsung dan teknik modeling digunakan data tes yang diperoleh dari
tes pada siklus I dan siklus II. Hasil tes pada siklus I akan dibandingkan dengan siklus
II untuk mengetahui perubahan keterampilan siswa dari kondisi awal hingga setelah
pembelajaran langsung dan teknik modeling. Pada siklus I dan siklus II ditargetkan
nilai rata-rata kelas keseluruhan indikator atau nilai komulatif sebesar 70.
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus I dan siklus II.
Siklus I Siklus 2
No. Kategori
Frekuensi Bobot Frekuensi Bobot
1. Sangat Baik 0 0 2 187
3. Cukup 26 1691 0 0
4. Kurang 2 106 0 0
mencapai 67,32. Nilai rata-rata kelas tersebut termasuk dalam kategori cukup. Setelah
pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik
modeling pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 78,4 dan termasuk
dalam kategori baik. Terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas atau nilai
komulatif setelah pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Peningkatan nilai rata-rata
indikator. Pada indikator kualitas isi, hasil tes keterampilan awal siswa menunjukkan
nilai rata-rata keterampilan awal siswa pada siklus I sebesar 74, sedangkan pada
Awalnya siswa kurang mengerti kualitas isi yang harus ada dalam buku harian.
Mereka hanya tahu kalau buku harian hanyalah pencurahan isi hati saja tanpa
memperhatikan kualitas isi topik yang menarik untuk dibaca. Pada tahap siklus I,
kebanyakan siswa belum bisa membuat topik buku harian yang menarik. Saat
pembelajaran siklus II, siswa dibantu model buku harian kedua yang akan dijadikan
sebuah majalah dinding sehingga siswa tertarik dan bisa membuat topik yang
menarik. Hasilnya, pada siklus II 40 siswa mampu menuliskan topik buku harian
yang menarik. Nilai rata–rata siswa pada siklus ini masuk dalam kategori baik.
Pada Indikator yang kedua adalah kelengkapan unsur buku harian. Pada
indikator ini, nilai rata–rata pada tahap siklus I adalah 60,5. Pada siklus II terjadi
peningkatan sebesar 8,8% atau dengan nilai rata-rata siswa mencapai 79. Nilai
Pada tahap siklus I, dalam menulis buku harian siswa hanya mampu
menyebutkan tiga unsur menulis buku harian. Sehingga mereka memeroleh nilai rata-
rata dalam kategori kurang. Setelah melakukan pengamatan terhadap contoh model
buku harian pada siklus II, peneliti memberi penjelasan tentang semua unsur-unsur
buku harian sehingga siswa lebih mengerti dalam menuliskan unsur-unsur buku
harian. Hasilnya tulisan siswa pada siklus II masuk dalam kategori baik.
Pada Indikator ejaan dan tanda baca untuk tahap siklus I nilai rata–ratanya
adalah 78,5, sedangkan pada siklus II nilai rata–rata siswa menacapai 81. Jadi,
peningkatan keterampilan menulis buku harian pada indikator ini adalah 3,18%.
Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam penggunaan ejaan bahasa Indonesia
yang disempurnakan. Banyak sekali terdapat kesalahan yang peneliti temukan dalam
lembar hasil kerja siswa. Kesalahan–kesalahan yang ada antara lain dalam pemakaian
huruf kapital, kata hubung yang diletakkan di awal kalimat, serta pemakaian tanda
baca yang kurang tepat. Saat pembelajaran siklus II, peneliti menunjukkan
kekurangan–kekurangan yang terjadi pada penulisan buku harian tahap siklus I. Hal
serupa juga peneliti lakukan pada siklus II. Akhirnya, pada akhir pembelajaran nilai
Pada Indikator yang keempat adalah pilihan kata. Pada indikator pilihan kata,
nilai rata–rata pada tahap siklus I adalah 69, sedangkan pada siklus II terjadi
peningkatan nilai rata–rata siswa mencapai 80. Jadi, dapat dihitung besarnya
persentase peningkatan pada indikator pilihan kata dari tahap siklus I sampai siklus II
sebesar 33,3%.
Hasil menulis buku harian siswa pada indikator pilihan kata tahap siklus I
termasuk dalam kategori cukup. Masih banyak dijumpai kata yang tidak sesuai
dengan situasi, kurang bervariasi, dan belum ekspresif dalam penulisan buku harian.
Siswa dalam menggunakan pilihan kata sudah baik, namun siswa kesulitan dalam
memanfaatkan kata–kata yang variatif. Akibatnya, hasil tulisan siswa pada tahap
siklus I belum mencapai dalam kriteria buku harian yang baik. Pada siklus II, peneliti
membagikan contoh model buku harian untuk diamati. Kegiatan pengamatan ini
pengamatan di kelas serta imbauan peneliti untuk banyak membaca buku harian di
rumah menjadikan nilai siswa pada indikator ini masuk dalam kategori baik.
Pada indikator yang kelima adalah keefektifan kalimat. Hasil tes siklus I pada
indikator ini menunjukkan tingkat keterampilan siswa pada indikator tersebut sebesar
48,5, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan yang mencolok sebesar 74. Dari
hasil tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari siklus I sampai siklus II
sebesar 7,30%. Siswa mengalami kesulitan dalam penulisan kalimat efektif karena
mereka masih menggunakan kalimat yang panjang dan bertele-tele. Pada siklus II ini,
siswa sudah bisa menulis dengan menggunakan kalimat yang efektif dengan baik.
Mereka sudah mulai bisa menulis kalimat yang singkat, padat, dan jelas serta
menarik. Sehingga hasil nilai rata-rata untuk indikator ini berada dalam kategori baik.
Pada Indikator yang keenam adalah kohesi dan koherensi. Nilai rata-rata siswa
pada tahap siklus I berada dalam kategori cukup, yaitu 64,5, sedangkan pada siklus II
mencapai nilai rata-rata 70 dan termasuk dalam kategori baik. Jadi, persentase
peningkatan hasil tes menulis buku harian pada indikator kohesi dan koherensi
adalah 6,90%.
koherensi dalam menulis buku harian. Hal ini ditandai dengan hasil nilai rata-rata
siswa pada tahap siklus I yang masih dalam kategori cukup. Masih ada beberapa anak
modeling pada siklus II, kemampuan siswa dalam menentukan kohesi dan koherensi
dalam menulis buku harian semakin meningkat. Siswa telah mampu menentukan
kohesi dan koherensi yang saling berkaitan. Sehingga pada siklus II ini memeroleh
Pada indikator terakhir adalah kerapian tulisan. Nilai rata–rata siswa pada tahap
siklus I berada dalam kategori baik, yaitu 79,5, sedangkan pada siklus II mencapai
nilai rata-rata 87 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Jadi, persentase
peningkatan hasil tes menulis buku harian pada indikator ini adalah 8,60%.
Pada siklus I siswa masih mengalami kesulitan dalam merapikan tulisan karena
dalam menulis buku harian masih banyak terdapat coretan. Namun pada lembar kerja
siswa secara keseluruhan hasil tulisan buku harian mereka sudah mencapai kategori
buku harian semakin meningkat. Siswa telah mampu belajar menulis buku harian
dengan rapi dan jelas tanpa ada coretan. Sehingga pada siklus II ini memeroleh nilai
keterampilan menulis buku harian siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang
Modeling
perilaku siswa. Pengamatan dilakukan mulai dari siklus I sampai siklus II berakhir.
observasi yang digunakan pada siklus I sama dengan yang digunakan pada siklus II.
Aspek-aspek dalam observasi meliputi atas sikap positif dan sikap negatif. Sikap
positif siswa dalam proses pembelajaran antara lain: (1) siswa memperhatikan
pelajaran dengan sungguh-sungguh; (2) siswa menulis buku harian dengan sungguh-
sungguh; (3) siswa membaca buku harian dengan penuh perhatian; (4) siswa aktif
tugas dari peneliti dengan sungguh-sungguh; dan (6) siswa tidak mengganggu teman.
Adapun sikap negatif siswa antara lain: (1) siswa meremehkan penjelasan dari
peneliti; (2) siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian; (3) siswa enggan
melakukan kegiatan membaca buku harian; (4) siswa enggan bertanya ketika
mengalami kesulitan; (5) siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh peneliti; dan (6)
perubahan perilaku siswa. Terjadi penambahan jumlah siswa yang melakukan sikap
positif dan terjadi penurunan jumlah siswa yang melakukan sikap negatif.
siklus II lebih besar daripada jumlah siswa pada siklus I. Sementara itu, aspek negatif
siswa siswa meremehkan penjelasan dari peneliti, jumlah siswa yang meremehkan
penjelasan dari peneliti pada siklus II lebih sedikit daripada jumlah siswa pada siklus
I.
Pada aspek observasi positif siswa menulis buku harian dengan sungguh-
sungguh, jumlah siswa yang menulis buku harian dengan sungguh-sungguh pada
siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, pada aspek negatif siswa
meremehkan kegiatan menulis buku harian, jumlah siswa yang meremehkan kegiatan
Pada aspek observasi positif siswa membaca buku harian dengan penuh
perhatian, jumlah siswa yang membaca buku harian dengan penuh perhatian pada
siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, pada aspek observasi negatif
siswa enggan melakukan kegiatan membaca buku harian, jumlah siswa yang enggan
Pada aspek observasi siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama
pembelajaran, jumlah siswa yang aktif bertanya pada siklus II lebih banyak daripada
siklus I. Sementara itu, pada aspek observasi negatif siswa enggan bertanya ketika
mengalami kesulitan selama pembelajaran, jumlah siswa yang enggan bertanya pada
Pada aspek observasi positif siswa mengerjakan tugas dari peneliti dengan
sungguh-sunguh pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Sementara itu, pada
aspek observasi negatif siswa mengeluh ketika mendapatkan tugas dari peneliti,
jumlah siswa yang mengeluh ketika mendapatkan tugas dari peneliti pada siklus II
siswa yang tidak mengganggu teman pada siklus II lebih banyak daripada siklus I.
Sementara itu, pada aspek observasi negatif siswa suka mengganggu teman, jumlah
siswa yang mengganggu teman pada siklus II lebih sedikit daripada siklus I.
observasi positif meningkat pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa sebagian
besar siswa pada siklus II berperilaku positif daripada siklus I. Sementara itu, pada
aspek observasi negatif, jumlah siswa yang berperilaku negatif pada keseluruhan
aspek observasi negatif berkurang pada siklus II. Dengan kata lain bahwa sebagian
kecil siswa berperilaku negatif pada siklus I. Jadi, dari siklus I ke siklus II pada aspek
Perubahan perilaku siswa juga dapat dilihat dari jurnal, baik jurnal siswa
maupun jurnal peneliti. Pada jurnal siswa dapat diketahui pendapat siswa tentang
pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik
modeling. Jurnal siswa yang diberikan terdiri atas lima pertanyaan dan diisi secara
individu. Lima pertanyaan itu meliputi: (1) pendapat siswa tentang pembelajaran
menulis buku harian dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; (2)
pendapat siswa tentang cara penjelasan peneliti; (3) ketertarikan siswa terhadap
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dan penerapannya pada menulis
buku harian; (4) pendapat siswa tentang kesulitan dari metode pembelajaran langsung
dan teknik modeling; dan (5) pesan, kesan, dan saran siswa terhadap penggunaan
buku harian.
menulis buku harian. Jumlah siswa yang merasa senang pada siklus II lebih banyak
daripada siklus I. Sementara itu, jumlah siswa yang merasa tidak senang pada siklus
mengenai metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Jumlah siswa yang
merasa penjelasan peneliti mudah dipahami pada siklus II lebih banyak daripada
siklus I. Sementara itu, jumlah siswa yang merasa penjelasan peneliti sulit dipahami
langsung dan teknik modeling dalam pembelajaran. Jumlah siswa yang merasa
tertarik terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling pada siklus II
lebih banyak daripada jumlah siswa pada siklus I. Sementara itu, jumlah siswa yang
Sementara itu, jumlah siswa yang tidak mengalami kesulitan pada siklus II lebih
Aspek yang terakhir, yaitu siswa memberikan pesan, kesan, dan saran
kesan, dan saran terhadap metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dalam
guru antara lain: (1) catatan mengenai kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran;
(2) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis buku harian dengan
modeling; (4) catatan yang berisi tentang tanggapan siswa terhadap tugas pada
pembelajaran langsung dan teknik modeling; dan (5) catatan yang berisi kejadian-
kejadian yang muncul pada saat pembelajaran menulis buku harian dengan
daripada siklus I. Hal ini terlihat ketika pembelajaran siklus I akan dimulai, masih
banyak siswa yang terkadang tidak memperhatikan pelajaran, sedangkan pada siklus
II, ketika pembelajaran dimulai, siswa mulai memperhatikan materi pelajaran yang
disampaikan peneliti.
lebih baik daripada siklus I. Hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa yang aktif
bertanya ketika mengalami kesulitan. Jumlah siswa yang aktif bertanya ketika
mengalami kesulitan selama pembelajaran pada siklus II lebih besar daripada siklus I.
modeling dalam pembelajaran pada siklus I sebagian besar siswa masih merasa
sedangkan pada siklus II menurun hingga sebagian kecil siswa yang masih
mengalami kesulitan sudah mulai bisa mengatasinya. Hal ini disebabkan peneliti
menggunakan media yang menarik berupa model buku harian dalam bentuk majalah
dinding. Peneliti juga berusaha menjelaskan aspek penggunaan kalimat efektif secara
langsung kepada siswa agar siswa lebih memahami cara merangkai kalimat yang
efektif.
Catatan-catatan lain tentang kejadian yang muncul selama proses
pembelajaran berlangsung hampir sama pada siklus I dan siklus II, yaitu adanya
gangguan dari luar. Pada siklus I gangguan dari luar ketika proses pembelajaran
pertemuan pertama, dan kedua muncul dari kelas yang lain karena kelas VII yang lain
sedang tidak ada pembelajaran. Sementara itu, gangguan pada siklus II muncul pada
pertemuan kedua ketika proses menulis buku harian, ada kelas yang baru selesai
konsentrasi.
nilai tertinggi, sedang, dan rendah. Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk
mengetahui tanggapan yang diberikan siswa dalam pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Hal-hal yang diungkap
menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik
pembelajaran langsung dan teknik modeling; (3) pendapat siswa tentang metode
pembelajaran langsung dan teknik modeling; (4) kesulitan yang dihadapi siswa
kegiatan menulis buku harian; (5) perasaan siswa dalam kegiatan menulis buku harian
dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling; dan (6)
saran siswa terhadap pembelajaran menulis buku harian dengan menggunakan
siswa yang memeroleh nilai tertinggi pada siklus I maupun siklus II merasa senang
langsung dan teknik modeling serta penjelasan peneliti mudah dipahami, selain itu
siswa yang memeroleh nilai sedang pada siklus I dan siklus II juga merasa tertarik
wawasan. Untuk siswa yang memeroleh nilai rendah pada siklus I merasa kurang
harian, sedangkan siswa yang memeroleh nilai rendah pada siklus II merasa tertarik,
langsung dan teknik modeling, untuk siswa yang memeroleh nilai tertinggi pada
siklus I dan II merasa penjelasan peneliti mudah dipahami karena runtut dan disertai
contoh dan pada siklus I materi pembelajaran merupakan materi yang sudah diajarkan
sebelumnya. Untuk siswa yang memeroleh nilai sedang pada siklus I dan II juga
peneliti bisa menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan dan penggunaan metode
serta teknik yang tepat sehingga pembelajaran menjadi menarik. Untuk siswa yang
memeroleh nilai rendah pada siklus I dan siklus II merasa penjelasan peneliti masih
untuk siswa yang mendapat nilai tertinggi pada siklus I merasa tertantang dengan
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling, sedangkan siswa yang mendapat
nilai tertinggi pada siklus II berpendapat bahwa metode pembelajaran langsung dan
teknik modeling dapat melatih kerjasama tim secara berkelompok dalam berdiskusi
memecahkan masalah. Untuk siswa yang mendapat nilai sedang pada siklus I dan
siklus II merasa tertarik dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling
karena dapat menambah pengetahuan dan membuat pelajaran jadi menarik. Untuk
siswa yang memeroleh nilai rendah pada siklus I merasa bahwa metode pembelajaran
memeroleh nilai rendah pada siklus II merasa metode pembelajaran langsung dan
langsung dan teknik modeling dalam kegiatan menulis buku harian, untuk siswa yang
memeroleh nilai tertinggi pada siklus I dan siklus II merasa belum mengalami
kesulitan yang berarti. Untuk siswa yang memeroleh nilai sedang pada siklus I
merasa kesulitan dalam menentukan kohesi dan koherensi saat penulisan buku harian,
sedangkan siswa yang memeroleh nilai sedang pada siklus II merasa kesulitan dalam
mengembangkan pilihan kata yang sesuai dengan situasi, dan kalimat yang ekspresif.
Untuk siswa yang mendapat nilai rendah pada siklus I dan siklus II sama-sama
merasa kesulitan karena kurang memiliki kemauan belajar yang tinggi untuk berlatih
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Untuk siswa yang memeroleh
nilai tertinggi pada siklus I dan siklus II sama-sama merasa senang dapat menulis
buku harian. Untuk siswa yang memeroleh nilai sedang pada siklus I dan II juga
merasa senang dapat menulis buku harian, meskipun harus berlatih lagi. Untuk siswa
yang memeroleh nilai rendah pada siklus I merasa kesulitan dengan proses penerapan
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dan ingin berlatih lagi,
sedangkan siswa yang memeroleh nilai rendah pada siklus II merasa senang,
metode pembelajaran langsung dan teknik modeling. Siswa yang memeroleh nilai
tertinggi, sedang, dan rendah pada siklus I memberikan saran, yaitu siswa yang
mendapat nilai tertinggi memberikan saran agar pembelajaran yang akan datang lebih
menarik dan menyenangkan lagi. Siswa yang mendapat nilai sedang memberikan
saran kepada peneliti agar tetap bisa menciptakan kondisi kelas yang meyenangkan
dan suara peneliti lebih diperkeras lagi. Sementara itu, siswa yang mendapat nilai
rendah memberikan saran agar dijelaskan kembali tentang perasaan siswa kegiatan
menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik
modeling dan dilatih kembali cara menulis buku harian yang benar.
Siswa yang memeroleh nilai tertinggi, sedang, dan rendah pada siklus II
memberikan saran, yaitu siswa yang memeroleh nilai tertinggi memberikan saran
agar pembelajaran menulis buku harian metode pembelajaran langsung dan teknik
modeling dilanjutkan dan diajarkan di kelas yang lain karena akan membuat pelajaran
menjadi lebih menarik. Siswa yang memeroleh nilai sedang memberikan saran agar
pembelajaran dapat lebih efektif dan meyenangkan. Siswa yang memeroleh nilai
rendah memberikan saran agar kegiatan menulis buku harian dengan menggunakan
pembelajaran keterampilan yang lain, tidak hanya keterampilan menulis buku harian.
Perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik juga dapat dilihat dari hasil
menulis buku harian dengan menggunakan metode pembelajaran langsung dan teknik
modeling siklus I dan II berlangsung. Gambar yang diambil terdiri atas (1) aktivitas
siswa ketika memperhatikan penjelasan peneliti tentang menulis buku harian; (2)
aktivitas siswa ketika bertanya kepada peneliti; (3) aktivitas siswa ketika menulis
buku harian; (4) aktivitas siswa berdiskusi mengerjakan tugas dengan metode
pembelajaran langsung dan teknik modeling; (5) aktivitas siswa ketika menjawab
Siklus I Siklus II
penjelasan peneliti pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I tampak beberapa siswa
berani bertanya kepada peneliti. Pada dua siklus, kebiasaan siswa masih sama, yaitu
Perbedaan dari siklus I dan siklus II ada pada jumlah siswa yang bertanya. Pada
Gambar 16 menunjukkan pada proses menulis buku harian pada siklus I ada
siswa yang bersunguh-sunguh, namun ada pula yang meremehkan. Hal ini bertolak
belakang pada siklus II, yaitu siswa sudah mulai serius ketika menulis buku harian
tanpa meremehkan materi pelajaran. Perbedaan siklus I dan II, yaitu jumlah siswa
yang bersungguh-sunguh pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Hal ini
disebabkan siswa sudah paham tentang topik berita yang akan mereka tulis.
Siklus I Siklus II
Gambar 17. Perbandingan Aktivitas Siswa Berdiskusi Mengerjakan
Tugas dengan Metode Pembelajaran Langsung dan Teknik
Modeling
Pada gambar 17 terlihat perbandingan aktivitas siswa ketika berdiskusi
mengerjakan tugas dengan metode pembelajaran langsung dan teknik modeling dan
pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I terlihat banyak siswa yang masih melakukan
kesalahan atau melakukan hal-hal yang membuat kegiatan diskusi menjadi kurang
efektif. Hal tersebut antara lain seperti mengangkat buku harian ketika membaca,
mengobrol, dan menganggu teman. Pada pembelajaran siklus II, peneliti memberikan
masukan kepada siswa tentang cara berdiskusi yang benar sehingga pada siklus II
kebiasaan melakukan hal-hal yang tidak perlu dilakukan ketika berdiskusi sudah
mulai berkurang.
Siklus I Siklus II
Gambar 18. Perbandingan Aktivitas Siswa ketika Menjawab Pertanyaan
dan Mempresentasikan Hasil Pekerjaan Kelompoknya
Gambar 18 merupakan perbandingan kondisi siswa ketika menjawab
siklus II. Pada siklus I beberapa siswa masih kurang serius ketika menjawab
pertanyaan yang diajukan peneliti, menanyakan jawaban kepada siswa yang lain dan
II para siswa sudah mulai memanfaatkan waktu dengan baik untuk menjawab semua
pertanyaan yang diajukan dan lebih konsentrasi serta percaya diri ketika
Siklus I Siklus II
jurnal siswa pada siklus I dan siklus II. Pada dua siklus tersebut, para siswa sudah
mengisi lembar jurnal siswa dengan baik sesuai dengan apa yang mereka alami.
saran tentang proses pembelajaran menulis buku harian dengan metode pembelajaran
perubahan perilaku siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang ke arah yang lebih
PENUTUP
5.1 Simpulan
telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil simpulan sebagai
berikut.
1) Keterampilan menulis buku harian siswa kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang
rata-rata sebesar 67,32, sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas
sebesar 78,4. Hal ini menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar
16,44%.
2) Perilaku siswa VII E SMP Negeri 30 Semarang tahun ajaran 2008/2009 setelah
dibuktikan dari hasil data nontes yang berupa observasi, jurnal, wawancara, dan
dokumentasi video. Perubahan tingkah laku siswa dapat dilihat secara jelas pada
185
saat pembelajaran. Berdasarkan hasil data nontes pada siklus I, masih tampak
tingkah laku negatif siswa saat pembelajaran berlangsung. Pada siklus II tingkah
laku negatif siswa semakin berkurang dan tingkah laku positif siswa semakin
bertambah.
5.2 Saran
Atas dasar simpulan hasil penelitian, maka saran yang dapat peneliti
1) Guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kiranya dapat menggunakan
sebagai salah satu alternatif metode dan teknik pembelajaran dalam penyusunan
meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis buku harian. Selain itu, metode
dan teknik ini juga membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan
meyenangkan. Hal ini disebabkan siswa diajak untuk belajar bekerjasama secara
buku harian yang dapat dimanfaatkan siswa untuk menambah wawasan dan
(direct method instruction) dan teknik modeling dalam pembelajaran yang lebih
lanjut. Dengan metode dan teknik tersebut dapat diketahui kemampuan siswa
pembelajaran langsung dan teknik modeling pada pelajaran yang lain; dan
3) Para peneliti yang menekuni bidang penelitian bahasa Indonesia kiranya dapat
Djuharie, Setiawan dan Suherli. 1997. Panduan Membuat Karya Tulis. Bandung:
Yamaha Widya.
188
Hamzah. 2001. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Hastuti, Sri. 1996. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Kosasih, dkk. 2005. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP kelas 1,2, dan
3. Bandung: Pustaka Setia.
Lestari. 2005. Peningkatan Tujuh Aspek Keterampilan Menulis Surat Pribadi dengan
Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas V SDN
Pedurungan Tengah 02 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. Skripsi.
Semarang:Unnes.
Maryati. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia 1 untuk SMP Kelas VII. Semarang:
Aneka Ilmu.
Nurhadi, dkk. 2007. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VII. Malang: Erlangga.
Parera, Jos Daniel. 1993. Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga.
Pardjimin. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesi untuk SMP/MTS Kelas VII. Bogor:
Yudhistira.
Tim Cendekia. 2004. Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Ganeca
Exact.
Tim Pelatihan Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Jakarta: Depdikbud.
Wagiran dan Doyin. 2005. Curah Gagasan Langkah Awal Menulis Karya Ilmiah.
Semarang: Rumah Indonesia.
SIKLUS I
Kelas/Semester : VII/I
Kompetensi Dasar : 4.1. Menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan
memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik
dan benar.
Indikator :
2. Materi Pembelajaran
Penulisan dalam buku harian.
a. Kegiatan Awal
a. Guru memberikan ilustrasi tentang buku harian kepada siswa dengan
menggunakan metode pembelajaran langsung (direct metod instruction)
dan teknik modeling;
b. Guru mengadakan tanya jawab kepada siswa, pernahkah mereka menulis
buku harian; dan
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu, yaitu menulis buku
harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction)
dan teknik modeling.
b. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan informasi latar belakang tentang menulis buku harian,
pentingnya pembelajaran menulis buku harian, dan mempersiapkan siswa
untuk belajar menulis buku harian secara terbimbing;
2. Siswa dikondisikan dalam kelompok-kelompok kecil terdiri atas 4-5
siswa;
3. Siswa menyimak lembar contoh pengalaman pribadi dalam buku harian
yang dibacakan guru sebagai bahan acuan menulis;
4. Siswa dan guru mendiskusikan tentang cara-cara menulis buku harian
dengan bahasa yang baik dan benar dalam pembelajaran langsung;
5. Siswa diberi penguatan oleh guru mengenai hasil diskusi;
6. Siswa ditugasi untuk menulis buku harian model ke-1 sesuai dengan
pengalaman pribadi siswa secara individu dalam berkelompok pada
peristiwa tertentu dalam satu hari;
7. Siswa mengumpulkan hasil penulisan buku harian sebagai bahan penilaian
individu dalam kelompoknya masing-masing;
8. Guru memilih hasil tulisan pengalaman pribadi terbaik dari masing-
masing kelompok dipilih satu tulisan untuk dipersentasikan di depan
kelas;
9. Kelompok lain memberikan penilain berdasarkan rubrik penilaian; dan
10. Siswa mendapatkan penjelasan dari guru bahwa apa yang telah dilakukan
merupakan kegiatan menulis buku harian dengan penggunaan metode
pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling.
c. Kegiatan Akhir
1. Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan-kesulitan menulis buku
harian dengan bahasa yang baik dan benar dalam pembelajaran langsung;
2. Guru dan siswa melakukan refleksi tentang proses pembelajaran pada hari
itu dan membuat kesimpulan terhadap hasil pembelajaran, dan guru
memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa untuk belajar lebih
rajin; dan
3. Siswa mendapatkan tugas untuk menulis pengalaman pribadi model ke-2
dengan bahasa yang baik dan benar sesuai langkah-langkah penulisannya.
Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal
1. Guru menanyakan apakah siswa telah berlatih menulis buku harian
berdasarkan pengalamannya baik yang menyedihkan maupun yang
menyenangkan berdasarkan penugasan pada pertemuan pertama; dan
2. Guru menjelaskan bahwa kegiatan hari itu yaitu menemukan definisi
menulis buku harian, manfaat dan tujuannya, dan perbedaan penyajiaanya
berdasarkan model-model buku harian dalam metode pembelajaran
langsung (direct instruction).
b. Kegiatan Inti
1. Siswa diminta untuk mendefinisikan buku harian berdasarkan
pengetahuan siswa ketika diberikan beberapa contoh model buku harian
oleh guru;
2. Guru dan siswa mendiskusikan dan menyimpulkan definisi buku harian;
3. Guru dan siswa berdiskusi tentang manfaat buku harian, cara menulis
buku harian yang benar, dan perbedaan penyajiannya sesuai model-model
buku harian;
4. Siswa mendapat penjalasan dari guru tentang menulis buku harian;
5. Siswa berlatih secara individu dalam kelompok untuk menulis buku harian
berdasarkan model ke-3;
6. Guru meminta siswa untuk saling menukarkan catatan hariannya dengan
kelompok lainnya;
7. Siswa dengan kelompoknya mendiskusikan kesalahan dan kekurangan
yang ada, kemudian membenahinya;
8. Guru memilih salah satu kelompok untuk membacakan hasil diskusinya
dan meminta anggota kelompok lain mendengarkan, kemudian kelompok
lain memberikan tanggapan atau masukan untuk kelompok yang diminta
untuk membaca hasil diskusinya;
9. Guru dan siswa mendiskusikan kesalahan dan kekurangan dalam
pembuatan catatan harian yang telah dibuat oleh siswa; dan
10. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan terhadap hasil diskusi
siswanya.
c. Kegiatan Akhir
1. Guru bersama siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar
pada hari itu; dan
2. Siswa diberi tugas untuk membuat buku harian berdasarkan tiga model
berserta judulnya, dengan bahasa yang baik dan benar.
5. Sumber Belajar
1. Contoh buku harian.
2. Buku Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII.
6. Penilaian
a. Penilaian proses
Penilaian ini dilakukan selama pembelajaran berlangsung yaitu: (a) keaktifan
yang meliputi keterampilan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru,
menjawab pertanyaan, dan memberikan komentar, (b) mengamati kegiatan
siswa saat proses menulis buku harian.
b. Penilaian hasil
Penilaian hasil dihitung berdasarkan instrumen yang digunakan untuk
menilai hasil menulis buku harian.
Skor Skor
maks x
No. Aspek Penilaian SB B C K Bobot
Bobot
5 4 3 2
1. Kualitas isi 4 20
2. Kelengkapan unsur 5 25
buku harian
3. Ejaan dan tanda 3 15
baca
Pilihan kata
4. 3 15
Keefektifan kalimat
5. 2 10
Kohesi dan
6. 2 10
koherensi
Kerapian tulisan
7. 1 5
Unsur yang
No Bobot Kriteria Penelitian Skor Kategori
Dinilai
Isi/topik yang
dikemukakan cukup 4 Baik
menarik.
Isi/topik yang
dikemukakan kurang
menarik. 3 Cukup baik
Isi/topik yang
dikemukakan tidak
menarik.
2 Kurang
baik
Unsur-unsurnya cukup
lengkap (kurang 1 unsur)
4 Baik
Unsur-unsurnya kurang
lengkap (kurang 2 unsur)
2 Kurang
baik
3. Ejaan dan 3 Jumlah kesalahan kurang 5 Sangat baik
Tanda Baca dari 5
Keterpaduan
antarkalimat dan
4 Baik
antarparagraf cukup jelas
Keterpaduan
antarkalimat dan
antarparagraf kurang
jelas. 3 Cukup baik
Keterpaduan
antarkalimat dan
antarparagraf tidak jelas.
2 Kurang
baik
2 Kurang
baik
P= x 100 %
P : Nilai persentase kemampuan siswa
SIKLUS II
Kelas/Semester : VII/I
Kompetensi Dasar : 4.1. Menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan
memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang
baik dan benar.
Indikator :
2. Materi Pembelajaran
Penulisan dalam buku harian.
3. Metode Pembelajaran
a. Pemodelan
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. Kerja kelompok
e. Penguatan
f. Penugasan
g. Demontrasi
h. Inkuiri
Pertemuan Kedua
a. Kegiatan awal
1. Guru dan siswa bertanya jawab tentang tugas siswa untuk menulis buku
harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction)
dan teknik modeling dengan menulis kegiatan yang terjadi dalam satu hari
yang akan dilakukan pada hari itu, yaitu siswa mampu menuliskan pokok-
pokok pengalaman pribadi dengan bahasa yang baik dan benar.
b. Kegiatan inti
1. Guru menuliskan pokok-pokok pengalaman pribadi yang terjadi dalam
satu hari;
2. Siswa mengembangkan pokok-pook pengalaman pribadi menjadi sebuah
catatan harian dengan mengggunakan bahasa yang ekspresif melalui
metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik
modeling ;
3. Guru menugasi pada setiap kelompok secara individu untuk membuat
catatan harian model ke-2 berupa majalah dinding dengan menggunakan
bahan-bahan yang telah dibagikan oleh guru;
4. Secara berkelompok siswa berkreasi menyusun majalah dinding dari hasil
catatan hariannya dengan sebaik dan seindah mungkin;
5. Setiap kelompok mengumpulkan majalah dindingnya untuk ditempel di
papan tulis;
6. Siswa berkelompok menilai hasil majalah dinding kelompok lainnya
dengan rubrik yang sudah disepakati kemudian menyuntingnya;
7. Siswa memperbaiki tulisannya berdasarkan hasil suntingan teman;
8. Guru dan siswa memilih dua majalah dinding catatan harian terbaik;
9. Siswa memajang majalah dinding catatan harian terbaik di dalam kelas;
10. Tulisan terbaik diberi penjelasan;
11. Siswa menyimpulkan dan memberikan pendapatnya tentang pembelajaran
hari itu;
12. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran menulis buku
harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction)
dan teknik modeling; dan
13. Guru dan siswa mengadakan evaluasi secara keseluruahan dari
pembelajaran menulis buku harian.
c. Kegiatan Akhir
Guru dan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar
pada hari itu dan guru memotivasi siswa untuk terus meningkatkan
keterampilan menulis buku harian dengan tiga model contoh catatan harian.
5. Sumber Belajar
a. Contoh buku harian.
b. Buku Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII.
6. Penilaian
a. Penilaian proses
Penilaian ini dilakukan selama pembelajaran berlangsung yaitu: (a) keaktivan
yang meliputi keterampilan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru,
menjawab pertanyaan, dan memberikan komentar, (b) mengamati kegiatan
siswa saat proses menulis buku harian.
b. Penilaian hasil
Penilaian hasil dihitung berdasarkan instrumen yang digunakan untuk
menilai hasil menulis buku harian.
- Teknik : Tes Tertulis
- Bentuk Instrumen : Tes Uraian
Tabel 1. Aspek Penilain
Skor Skor
maks x
No. Aspek Penilaian SB B C K Bobot
Bobot
5 4 3 2
1. Kualitas isi 4 20
2. Kelengkapan unsur 5 25
buku harian
Pilihan kata
4. 3 15
Keefektifan kalimat
5. 2 10
Kohesi dan
6. koherensi 2 10
Kerapian tulisan
7. 1 5
Unsur yang
No Bobot Kriteria Penelitian Skor Kategori
Dinilai
1. Kualitas Isi 4 Isi/topik yang 5 Sangat baik
dikemukakan menarik.
Isi/topik yang
dikemukakan cukup 4 Baik
menarik.
Isi/topik yang
dikemukakan kurang
menarik. 3 Cukup baik
Isi/topik yang
dikemukakan tidak
menarik.
2 Kurang
baik
2. Kelengkapan 5 Unsur-unsurnya lengkap 5 Sangat baik
Unsur Buku (adanya peristiwa, waktu
Harian terjadinya peristiwa,
tempat terjadinya
peristiwa, waktu dan
tempat penulisan).
Unsur-unsurnya cukup
lengkap (kurang 1 unsur)
4 Baik
Unsur-unsurnya kurang
lengkap (kurang 2 unsur)
2 Kurang
baik
2 Kurang
baik
Keterpaduan
antarkalimat dan
4 Baik
antarparagraf cukup jelas
Keterpaduan
antarkalimat dan
antarparagraf kurang
jelas. 3 Cukup baik
Keterpaduan
antarkalimat dan
antarparagraf tidak jelas.
2 Kurang
baik
7. Kerapian 1 Tulisan bagus, jelas terbaca 5 Sangat baik
Tulisan dan bersih (tidak ada
coretan).
2 Kurang baik
P= x 100 %
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP N 30 Semarang
Kategori
Nomor
No Positif Negatif
Responden
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1. R. 01
2. R. 02
3. R. 03
4. R. 04
5. R. 05
6. R. 06
7. R. 07
8. R. 08
9. R. 09
10. R. 10
11. R. 11
12. R. 12
13. R. 13
14. R. 14
15. R. 15
16. R. 16
17. R. 17
18. R. 18
19. R. 19
20. R. 20
21. R. 21
22. R. 22
23. R. 23
24. R. 24
25. R. 25
26. R. 26
27. R. 27
28. R. 28
29. R. 29
30. R. 30
31. R. 31
32. R. 32
33. R. 33
34. R. 34
35. R. 35
36. R. 36
37. R. 37
38. R. 38
39. R. 39
40. R. 40
Jumlah
Kriteria:
Perilaku Positif:
1) siswa memperhatikan pelajaran menulis buku harian dengan sungguh-
sungguh,
2) siswa berlatih menulis buku harian dengan sungguh-sungguh,
3) siswa membaca buku harian dengan penuh perhatian,
4) siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran,
5) siswa mengerjakan tugas dari guru dengan sungguh-sungguh, dan
6) siswa tidak mengganggu teman.
Perilaku Negatif:
1) siswa meremehkan penjelasan dari guru,
2) siswa meremehkan kegiatan menulis buku harian,
3) siswa enggan melakukan kegiatan membaca buku harian,
4) siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan,
5) siswa mengeluh ketika diberi tugas oleh guru, dan
6) siswa suka mengganggu teman.
Pengisian:
√ : Melakukan
- : Tidak melakukan
...................................................................................................................................
2. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam menulis buku harian? Jika ya, tuliskan
kesulitan apa saja yang Anda alami dan jika tidak, tuliskan alasan mengapa Anda
tidak mengalami kesulitan?
Jawab: ......................................................................................................................
...................................................................................................................................
3. Apakah Anda tertarik dalam pembelajaran menulis buku harian dengan teknik
modeling dalam pembelajaran langsung (direct instruction)? Jika ya, tuliskan
ketertarikan apa saja yang Anda alami dan jika tidak, tuliskan alasan mengapa
Anda tidak tertarik dalam pembelajaran tersebut?
Jawab: ......................................................................................................................
...................................................................................................................................
4. Apakah Anda sekarang lebih paham dalam pembelajaran menulis buku harian
dengan teknik modeling dalam pembelajaran langsung (direct instruction)?
Mengapa?
Jawab: ......................................................................................................................
...................................................................................................................................
5. Tuliskan pesan, kesan, ataupun saran dalam pembelajaran menulis buku harian
yang telah dilakukan?
Jawab: ......................................................................................................................
..............................................................................................................................
Guru pengampu :
Sekolah : SMP Negeri 30 Semarang
Kelas : VII E
Hari/tanggal :
Pertanyaan
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Lampiran 6. Pedoman Wawancara Siklus I dan II
PEDOMAN WAWANCARA
Nama siswa :
No. Absen :
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas : VII E
Hari/tanggal :
Tahun Pelajaran : 2008/2009
Pertanyaan.
............................................................................................................................
............................................................................................................................
5. Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat dipahami?
Jelaskan!
Jawab: ...............................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Lampiran 7. Pedoman Dokumentasi Siklus I dan II
Indikator Penilaian
No. Responden Nilai Kategori
1 2 3 4 5 6 7
1. R-1 16 15 12 9 6 6 4 68 C
2. R-2 12 15 12 9 4 6 3 61 C
3. R-3 16 15 12 9 6 6 4 68 C
4. R-4 16 20 12 12 6 10 4 80 B
5. R-5 16 10 9 9 6 6 4 60 C
6. R-6 16 15 12 12 6 8 4 73 B
7. R-7 16 15 12 12 4 6 4 69 C
8. R-8 16 15 12 12 6 6 3 70 B
9. R-9 16 15 12 12 6 8 5 74 B
10. R-10 16 15 15 12 6 6 4 74 B
11. R-11 12 15 12 9 4 6 4 62 C
12. R-12 12 15 12 9 6 8 4 66 C
13. R-13 16 15 12 12 6 6 4 71 B
14. R-14 16 15 12 9 4 6 4 66 C
15. R-15 16 15 9 9 4 6 4 63 C
16. R-16 12 15 12 9 4 6 3 61 C
17. R-17 12 15 12 9 6 6 4 64 C
18. R-18 16 15 12 12 4 6 4 69 C
19. R-19 16 15 12 9 4 6 4 66 C
20. R-20 8 15 9 9 4 6 4 55 K
21. R-21 16 15 12 9 4 6 4 66 C
22. R-22 16 15 12 12 4 6 4 69 C
23. R-23 12 15 12 9 6 8 4 66 C
24. R-24 20 15 12 12 4 8 5 76 B
25. R-25 16 15 12 12 6 8 4 73 B
26. R-26 16 15 9 9 4 6 4 63 C
27. R-27 12 15 12 9 4 6 4 62 C
28. R-28 12 15 12 9 4 6 4 62 C
29. R-29 16 15 12 9 4 6 4 66 C
30. R-30 16 15 12 12 4 6 3 68 C
31. R-31 16 15 12 12 4 6 4 69 C
32. R-32 16 20 15 12 6 8 5 82 B
33. R-33 16 15 12 12 4 6 4 69 C
34. R-34 16 15 15 12 6 8 5 77 B
35. R-35 12 15 12 9 6 6 4 64 C
36. R-36 16 15 9 9 4 6 3 62 C
37. R-37 12 10 9 9 4 4 3 50 K
38. R-38 16 15 12 12 4 6 5 70 B
39. R-39 16 20 12 12 6 6 4 76 B
40. R-40 12 15 12 9 4 6 4 62 C
Indikator Penilaian
No. Responden Nilai Kategori
1 2 3 4 5 6 7
1. R-1 16 20 12 12 6 8 5 79 B
2. R-2 16 20 15 12 8 6 4 81 B
3. R-3 16 20 12 12 8 8 5 81 B
4. R-4 16 20 15 15 10 10 5 91 SB
5. R-5 16 15 12 12 8 6 4 73 B
6. R-6 16 20 12 12 6 8 4 78 B
7. R-7 16 15 12 12 8 8 5 76 B
8. R-8 16 20 12 12 8 6 4 78 B
9. R-9 16 20 12 12 8 8 5 81 B
10. R-10 16 20 12 12 8 6 5 79 B
11. R-11 16 20 12 12 8 8 5 81 B
12. R-12 16 20 12 12 10 8 5 83 B
13. R-13 16 20 12 12 8 8 5 81 B
14. R-14 12 20 12 12 8 6 4 74 B
15. R-15 16 20 12 12 6 6 3 75 B
16. R-16 16 20 12 9 6 6 4 73 B
17. R-17 16 20 12 9 6 6 4 73 B
18. R-18 16 20 12 12 8 8 4 80 B
19. R-19 16 20 12 9 6 6 4 73 B
20. R-20 16 15 12 12 8 6 4 73 B
21. R-21 16 20 12 12 4 6 4 74 B
22. R-22 16 20 12 9 6 6 4 73 B
23. R-23 16 20 12 12 8 8 4 80 B
24. R-24 16 20 12 12 8 8 4 80 B
25. R-25 16 20 12 12 8 8 5 81 B
26. R-26 16 20 9 12 8 8 4 77 B
27. R-27 16 20 12 12 8 8 5 81 B
28. R-28 16 20 12 12 10 8 5 83 B
29. R-29 16 20 12 12 6 8 4 78 B
30. R-30 16 20 12 12 8 8 5 81 B
31. R-31 16 20 12 9 8 6 5 76 B
32. R-32 20 25 15 12 10 10 4 96 SB
33. R-33 16 20 12 12 4 6 5 75 B
34. R-34 20 20 12 12 6 8 4 82 B
35. R-35 16 20 12 9 8 8 4 77 B
36. R-36 16 20 15 9 6 6 4 76 B
37. R-37 16 20 9 9 8 6 3 71 B
38. R-38 16 20 12 12 6 8 4 80 B
39. R-39 16 20 12 12 8 8 5 81 B
40. R-40 16 20 12 9 6 6 4 73 B
Hari ini kami sekeluarga pergi ke Marina Bay untuk merayakan hari
lahirnya negara Singapura. Aku melihat dan masuk di durian runtuh
yaitu sebuah bangunan yang mirip dengan buah durian di dalamnya
terdapat museum. Banyak pesawat tempur yang berkeliling diseluruh
kawasan negara Singapura sambil membawa bendera yang begitu
besar. Pantai Marina begitu indah, karena disamping pantai ada patung
singa kecil.
Hari mulai gelap dan kembang api yang begitu banyak dan besar
mulai dinyalakan. Begitu indah kembang api itu dan ini merupakan
pengalaman yang paling mengesankan. Karena waktu sudah malam
akupun bersama keluargaku pulang ke rumah.
Semarang
Kamis, 19 Maret 2009
Pukul 19.00 WIB
Aku baru saja bercerita pada teman sekamarku tentang kejadian lucu
yang aku alami hari ini. Kini saatnya berbagi cerita pada buku harianku yang
menjadi sahabatku saat aku senang maupun sedih. Saat aku sedang berjalan-
jalan di Mall Ciputra bersama Heny, aku dan Heny memasuki setiap butik
untuk melihat-melihat baju. Lama sekali kami berbelanja akhirnya kamipun
mendapatkan baju yang kami sukai.
Karena lapar akhirnya kami makan di Solaria. Selesai makan kami
pergi melihat-lihat tas, akhirnya aku mendapatkan tas yang aku idam-
idamkan. Karena hari sore akhirnya kami pulang.
Setiba di parkiran aku mengambil helm di tempat penitipan. Tiba-tiba
ayahku telepon dan selesai ayah telepon aku langsung naik motor, tapi apa
yang terjadi ternyata motor yang aku naiki bukanlah Heny yang di motor itu
melainkan seorang cowok yang sedang menunggu ceweknya mengambil
helm.
Aku sangat malu ternyata Heny disamping kiri cowok itu, karena
motornya sama jadi aku salah naik, akupun ditertawakan Heny dan orang-
orang disekitar parkiran. Sepanjang perjalanan pulang kekos kami tertawa
terus keingat kecerobohan aku tadi di parkiran. “Hari ini aku benar-benar apes
mimpi apa aku semalam, walaupun tidak kenal sama cowok itu tapi bagiku
malunya setengah mati”, kataku dalam hati.
7 Mei 2009
Kategori
Nomor
No Positif Negatif
Responden
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1. R. 01 √ √ √ - √ √ - - - √ - -
2. R. 02 √ √ √ - √ √ - - - √ - -
3. R. 03 √ √ √ √ √ √ - - - - - -
4. R. 04 √ √ √ - √ √ - - - √ - -
5. R. 05 - - - - - - √ - √ √ √ √
6. R. 06 √ √ √ √ √ √ - - - - - -
7. R. 07 √ √ √ √ √ √ - - - - - -
8. R. 08 √ √ √ - √ √ - - - √ - -
9. R. 09 - √ √ - √ √ √ - - √ √ -
10. R. 10 √ √ √ - √ √ √ √ - √ - -
11. R. 11 √ √ √ - √ √ - - - √ - -
12. R. 12 √ √ √ - √ √ √ - - √ - -
13. R. 13 √ √ √ - √ √ - - √ √ - -
14. R. 14 √ √ - √ √ √ - - √ - - √
15. R. 15 √ √ - √ √ √ - - √ - - -
16. R. 16 √ √ √ √ √ √ - - - - √ -
17. R. 17 - - √ - √ √ √ √ √ √ - -
18. R. 18 √ - √ - √ √ √ √ - √ - -
19. R. 19 √ - √ - √ √ - √ - √ - √
20. R. 20 √ - √ - √ √ - √ - √ - -
21. R. 21 - √ - - √ √ √ - √ √ - -
22. R. 22 - √ - - - √ √ - √ √ √ -
23. R. 23 - √ - - - √ √ - √ √ √ -
24. R. 24 - - - - - √ √ √ √ √ √ -
25. R. 25 - - √ - - √ √ √ - √ √ -
26. R. 26 √ - √ - - √ - √ - √ √ -
27. R. 27 √ - √ - √ √ - √ - √ - -
28. R. 28 √ √ √ - √ √ - √ - √ - -
29. R. 29 - - √ √ √ √ √ √ - - √ -
30. R. 30 - - - - √ √ √ √ √ √ - √
31. R. 31 √ √ √ √ √ √ - - - √ - -
32. R. 32 √ √ √ - √ √ - - - √ - -
33. R. 33 - √ √ √ √ √ √ - - √ - -
34. R. 34 - - √ √ - √ √ √ - - √ -
35. R. 35 - - - √ - √ √ √ √ - √ -
36. R. 36 - √ √ - √ √ √ √ - √ √ -
37. R. 37 √ - √ √ √ √ - √ - √ - -
38. R. 38 - - √ - √ √ √ √ - √ - -
39. R. 39 - √ √ - √ √ √ - - √ √ -
40. R. 40 - √ - - - √ √ - √ √ √ -
Jumlah 23 26 30 12 31 39 20 17 12 31 13 4
Kriteria:
Perilaku Positif:
Perilaku Negatif:
Pengisian:
√ : Melakukan
- : Tidak melakukan
No Nomor Kategori
Responden Positif Negatif
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1. R. 01 √ √ √ √ √ √ - - - - - -
2. R. 02 √ √ - √ √ √ - - √ - - -
3. R. 03 √ √ √ √ √ √ - - - - - -
4. R. 04 √ √ √ √ √ √ - - - - - -
5. R. 05 - - - - √ √ √ √ √ - √ √
6. R. 06 √ √ - √ √ √ - - - - - -
7. R. 07 √ √ - - √ √ - - √ - - -
8. R. 08 √ √ √ - √ √ - - - - - -
9. R. 09 √ √ √ √ √ √ - - - - - -
10. R. 10 √ √ √ √ √ √ - - - - - -
11. R. 11 √ √ √ √ √ √ - - - - - -
12. R. 12 - √ √ √ √ √ - - - - - -
13. R. 13 √ √ √ - √ √ - - - - - -
14. R. 14 √ √ √ √ √ √ - - - - - -
15. R. 15 √ √ √ - √ √ - - - √ - -
16. R. 16 - √ √ - √ √ - - - √ - -
17. R. 17 √ √ √ √ √ √ - - - - - -
18. R. 18 √ √ √ √ √ √ - - - - - -
19. R. 19 √ √ √ - √ √ - - - √ - -
20. R. 20 √ √ √ - √ √ - - - √ - -
21. R. 21 √ √ √ - √ √ - - - √ - -
22. R. 22 √ √ √ √ √ √ - - - - - -
23. R. 23 √ √ √ - √ √ - - - √ - -
24. R. 24 √ √ √ - √ √ - - - - - -
25. R. 25 √ √ √ - √ √ - - - - √ -
26. R. 26 √ √ √ - √ √ - - - - - -
27. R. 27 √ √ √ - √ √ - - - - - -
28. R. 28 √ √ √ √ √ √ √ - - - - -
29. R. 29 √ √ √ √ √ √ - - - - √ -
30. R. 30 √ √ √ √ √ √ - - - - - -
31. R. 31 √ √ √ - √ √ - - - √ - -
32. R. 32 √ √ √ √ √ √ - - - √ √ -
33. R. 33 √ √ √ - √ √ - - - √ √ -
34. R. 34 √ √ √ √ √ √ - - - - - -
35. R. 35 √ √ √ √ √ √ - - - - - -
36. R. 36 √ √ √ - √ √ - - - √ - -
37. R. 37 √ - √ - √ √ √ √ - - - -
38. R. 38 √ - √ √ √ - - √ - - √ -
39. R. 39 √ √ - √ √ √ - - √ - - -
40. R. 40 √ √ √ √ √ √ - - - - - -
Jumlah 37 37 35 32 40 39 2 4 4 10 6 1
Kriteria:
Perilaku Positif:
Perilaku Negatif:
Pengisian:
√ : Melakukan
- : Tidak melakukan
a. Senang
b. Tidak senang
35 87,5
5 12,5
a. Mudah dipahami
b. Sulit dipahami
30 75
10 25
a. Tertarik
b. Tidak tertarik
32 80
8 20
a. Mengalami kesulitan
b. Tidak mengalami kesulitan
32 80
8 20
- -
a. Senang
b. Tidak senang
37 92,5
3 7,5
c. Mudah dipahami
d. Sulit dipahami
38 96
2 5
c. Tertarik
d. Tidak tertarik
39 97,5
1 2,5
c. Mengalami kesulitan
d. Tidak mengalami kesulitan
39 97,5
1 2,5
metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling dapat
terlihat ketika peneliti memasuki kelas, para siswa telah siap di tempat duduk masing-
masing. Suasana kelas yang gaduh menjadi tenang ketika peneliti mulai menjelaskan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa mulai tertarik dengan pembelajaran
karena tertarik dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan
sudah tidak malu untuk menanyakan hal-hal yang masih sulit bagi mereka. Ada yang
bertanya ketika peneliti menerangkan di depan kelas, ada pula yang bertanya ketika
peneliti berjalan untuk mengamati pekerjaan siswa. Tetapi masih banyak siswa yang
malu untuk bertanya kepada peneliti meskipun mereka masih mengalami kesulitan.
instruction) dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis buku harian, sebagian
sesuai dengan unsur-unsur buku harian menjadi kalimat yang baik dan benar (singkat,
padat, dan jelas). Tetapi, beberapa siswa sudah mampu menulis buku harian karena
Perilaku siswa selama kegiatan menulis buku harian sudah baik. Hal ini
ditujunjukkan dengan perubahan perilaku kearah positif. Siswa merasa senang dan
instruction) dan teknik modeling ditunjukkan ketika peneliti memberikan tugas untuk
mengerjakan soal tes yang berkaitan dengan pengalaman pribadi siswa dan
menulisnya sesuai dengan contoh model-model buku harian yang telah dibaca, siswa
mengerjakan tugas tersebut dengan sungguh-sungguh dan serius. Tetapi, ada pula
beberapa siswa yang mengeluh ketika diberi tugas dan melihat pekerjaan teman
mereka.
Selain hal di atas, kejadian lain yang muncul ketika proses pembelajaran yaitu
adanya gangguan dari luar kelas. Hal tersebut menggangu proses pembelajaran dan
kelas karena beberapa kelas VII yang lain sedang tidak ada pelajaran. Beberapa siswa
dari kelas lain mengganggu suasana pembelajaran dengan mengetuk pintu berulang
kali.
Lampiran 22. Jurnal Guru Siklus II
metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling pada
siklus II ini terlihat lebih baik walaupun setiap awal pembelajaran keadaan siswa
selalu ramai dan lebih tenang ketika peneliti mulai memberikan materi pembelajaran.
metode pembelajaran langsung (direct method instruction) dan teknik modeling pada
siklus II ini juga lebih baik daripada siklus I. jumlah siswa yang bertanya mengenai
kesulitan yang mereka hadapi juga lebih banyak. Siswa lebih suka bertanya ketika
instruction) dan teknik modeling beragam. Beberapa siswa dengan antusias berlatih
dan berkreasi membuat buku harian dengan pengalaman pribadi yang lebih baik
daripada ketika siklus I. Tetapi, ada pula yang masih mengeluh karena mengalami
siswa mengerjakan tugas dengan serius dan sungguh-sungguh. Hal itu terlihat ketika
menyelesaikan soal dan mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Hal yang sama juga
terlihat ketika siswa mendapat tugas untuk menulis buku harian, terlihat siswa
berkonsentrasi dan memanfaatkan waktu dengan baik untuk membuat buku harian
sesuai dengan modelnya. Namun ada beberapa siswa yang masih belum bisa
berlangsung yaitu ketika siswa sedang melakukan aktivitas menulis buku harian tiba-
tiba mendapat gangguan dari luar yaitu kelas VII yang lain baru selesai pelajaran
olahraga sehingga suasana sempat gaduh. Gangguan dari luar tersebut memang tidak
berpengaruh besar bagi siswa tetapi mengganggu konsentrasi siswa yang sedang
Pertanyaan.
Siswa : Saya sudah sangat mengerti tata cara menulis buku harian.
Peneliti : Apakah Anda merasa kesulitan dalam menulis buku harian? Jika
ya,kesulitannya apa saja?
Siswa : Tidak, guru saya sudah menjelaskan dengan baik, sehingga saya lebih
cepat mengerti.
Peneliti : Apakah yang menyebabkan Anda mengalami kesulitan dalam menulis
buku harian?
Siswa : Yang membuat saya sedikit kesulitan yaitu pemilihan kata yang baku.
Peneliti : Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat dipahami?
Jelaskan!
Siswa : Tentu saja karena selain memberikan contoh model buku harian ibu
guru juga menjelaskan dengan sangat jelas.
Peneliti : Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis
buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling?
Siswa : Supaya kedepan banyak orang yang lebih mengetahui cara menulis
buku harian dengan benar.
Pertanyaan.
Peneliti : Apakah Anda senang menerima pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung (direct method instruction)
dan teknik modeling? Berikan alasannya!
Penulis : Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat
dipahami? Jelaskan!
Siswa : Ya, karena bila ada kesulitan siswa dapat bertanya kepada guru.
Penulis : Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis
buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling?
Siswa : Harapan saya yaitu dapt menerapkan metode pembelajaran langsung
dan teknik modeling dalam menulis buku harian sehari-hari.
Peneliti : Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat dipahami?
Jelaskan!
Siswa : Ya, karena sangat jelas dan terperinci.
Peneliti : Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis
buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling?
Siswa : Agar menjadi lebih jelas dan terperinci lagi supaya mudah dimengerti
siswa.
Lampiran 24. Hasil Wawancara Siklus II
Penulis : Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat
dipahami? Jelaskan!
Siswa : Tentu saja karena selain memberikan contoh model buku harian ibu
guru juga menjelaskan dengan sangat jelas serta memberikan
contoh pembuatannya.
Penulis : Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis
buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling?
Siswa : Saran saya metode pembelajaran langsung dan teknik modeling
dalam menulis buku harian ini dapat diajarkan juga di kelas lain,
sehingga pelajaran menulis buku harian menjadi lebih menarik.
Pertanyaan.
Peneliti : Apakah Anda senang menerima pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling? Berikan alasannya!
Siswa : Ya senang, karena pelajaran kali ini lebih menyenangkan. Pelajaran
menulis buku harian tidak seperti biasanya, tidak monoton ada
metode dan tekniknya yang membuat jadi menarik dan
menyenangkan.
Peneliti : Bagaimana pendapat Anda dengan pembelajaran menulis buku
harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling yang diberikan guru selama ini?
Siswa : Senang, karena dapat memahami dalam menulis buku harian yang
lebih baik karena dihadirkannya model-model buku hariannya.
Penulis : Apakah Anda merasa kesulitan dalam menulis buku harian? Jika
ya,kesulitannya apa saja?
Siswa : Kesulitan yang saya alami ketika harus berkelompok, namun kondisi
belum tenang serta dalam memilih pilihan kata yang baku.
Penulis : Apakah yang menyebabkan Anda mengalami kesulitan dalam menulis
buku harian?
Siswa : Harus menggunakan bahasa yang baku, pilihan kata yang tepat, dan
harus menguasai aspek-aspek munilis buku harian yang benar.
Penulis : Apakah contoh buku harian yang dihadirkan oleh guru dapat
dipahami? Jelaskan!
Siswa : Ya, karena bila ada kesulitan siswa dapat bertanya kepada guru dan
cara penjelasannya suaranya keras dan sangat terperinci sehingga
mudah dipahami.
Penulis : Apakah yang menjadi harapan Anda mengenai pembelajaran menulis
buku harian dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling?
Siswa : Harapan saya yaitu dapat menerapkan metode pembelajaran langsung
dan teknik modeling tidak hanya keterampilan menulis buku
harian, tetapi dapat dipakai pada keterampilan yang lain.
Pertanyaan.
Peneliti : Apakah Anda senang menerima pembelajaran menulis buku harian
dengan metode pembelajaran langsung (direct method
instruction) dan teknik modeling? Berikan alasannya!
Siswa : Pelajaran menyenangkan dengan metode pembelajaran langsung
dan teknik modeling karena itu merupakan hal baru bagi saya.
Asli