Anda di halaman 1dari 19

Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta

Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

OPTIMALISASI FORMULASI TAHU DARI KACANG KEDELAI LOKAL


(Glicine Max) DAN BAHAN GLUCO DELTA LACTONE
DENGAN APLIKASI PROGRAM LINIER

Oleh :
Selsiami Rohmah
083020061

INTISARI
Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari dan mengetahui formulasi optimal
dari kacang kedelai lokal dan konsentrasi Glucono Delta Lacton (GDL) terhadap
karakteristik tahu sehingga diperoleh biaya minimum produksi.
Penelitian ini menggunakan program linier, dengan kadar protein dan kadar
lemak dan kadar karbohidrat sebagai faktor pembatas. Faktor pembatas tersebut
diperoleh dari acuan Standar Nasional Indonesia yang sudah ditetapkan pada tahun
1998. Program linier dapat menghasilkan suatu formulasi yang optimal dengan
bermutu baik dan harga terjangkau.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa konsentrasi gluco delta lactone
berpengaruh nyata terhadap rasa, tekstur dan kenampakan tetapi tidak berbeda nyata
terhadap aroma. Formulasi II merupakan formulasi terpilih karena memiliki
kandungan gizi yang tinggi yaitu kadar protein 10,09%, kadar lemak 1,59% dan kadar
karbohidrat 7,12% dan disukai oleh panelis. Tahu formula II adalah formula terpilih
dengan harga sebesar Rp. 2947,42/2000gram berdasarkan program linier.

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kebutuhan kedelai di Indonesia Kebutuhan kedelai pada tahun 2012
saat ini mencapai 1,9 juta – 2 juta ton sebanyak 2,4 juta ton dan 83,7%
per tahun. Sekitar 70% kebutuhan didistribusi ke pengrajin tahu dan
kedelai bergantung pada impor dari tempe. Banyaknya kedelai impor
luar negeri seperti Amerika, Malaysia, menyebabkan harga kedelai lokal terus
Kanada, Brazil dan Argentina. Hal ini mengalami kenaikan. Selain
menyebabkan naiknya harga kedelai berkurangnya lahan pertanian akibat
dunia saat ini mencapai 100% dan bencana banjir dan pembangunan serta
memberikan dampak yang cukup tingginya gagal panen menyebabkan
signifikan bagi harga kedelai nasional. banyak petani memilih untuk tidak
Impor terbesar kedelai berasal dari menanam kedelai
Amerika sebanyak 1,8 ton, Malaysia (Ozal, 2012). Kedelai lokal varitas
120.074 ton, dan Brazil 13.550 ton. unggul lebih tinggi kadar proteinnya

1
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

dari kedelai impor yaitu sekitar 40- Delta Lactone (GDL) dapat
44% sedangkan kedelai impor 35-37% menentukan formulasi optimal
(Badan Penelitian dan Pengembangan terhadap biaya produksi yang
Pertanian, 2008). dihasilkan?
Rasa tahu kedelai lokal lebih Kerangka Pemikiran
lezat, rendemennya pun lebih tingi, Menurut Tristan dan Syah,
dan resiko terhadap kesehatan cukup (2012) konsentradi Gluco Delta
rendah karena bukan benih transgenik. Lanton (GDL) yang ditambahkan pada
Kualitas kedelai lokal Indonesia jauh proses pembuatan tahu adalah 0,4%,
lebih bagus dari kedelai impor, selain 0,8% dan 1,2% dengan suhu koagulasi
warnanya tidak kusam dan juga segar 63oC dan 83oC terhadap pH, kadar
karena langsung dipanen dan diolah. protein, kadai air dan total padatan
Sementara kedelai impor, selain curd. Konsentrasi GDL yang terbaik
warnanya kusam, lamanya waktu adalah 0,4%.
pengiriman dari Negara-negara Pemakaian GDL (Gluco Delta
pengimpor ke Indonesia menurunkan Lacton) sebagai koagulan akan
kualitas kedelai itu sendiri sebelum menurunkan pH susu kedelai dan
diolah (Ozal, 2012). Tahun 2012 ini menyebabkan agregasi dari protein
pemerintah akan meningkatkan terdenaturasi dengan meningkatkan
produksi kacang kedelai dengan sifat hidrofobik dan ketidaklarutan
menambah lahan pertanian dan (Kohyama dan Nishinari, dalam
membudidayakan bibit unggul yang Tristan dan Syah 2008).
kualitasnya lebih baik dari kedelai Menurut Setyawan (1992) jenis
impor. bahan penggumpal GDL (Gluco Delta
1.2. Identifikasi Masalah Lacton) menghasilkan kadar protein
Berdasarkan latar belakang (berat kering) tahu sutera dari susu
tersebut maka masalah yang dapat kedelai yang lebih tinggi (38.5 %)
didentifikasikan adalah : dibandingkan jenis bahan penggumpal
1. Bagaimana korelasi penggunaan CaS04 (20.2 %) serta kombinasi antara
kedelai lokal dengan koagulan GDL (Gluco Delta Lacton) dengan
Gluco Delta Lactone (GDL) dalam CaS04 ( 1 5 . 2 %).
pembuatan tahu terhadap GDL (Gluco Delta Lacton) saat
karakteristik tahu yang dihasilkan? dilarutkan GDL(Gluco Delta Lacton)
2. Apakah penggunaan kacang dapat larut dengan cepat dan
kedelai lokal dan koagulan Gluco terhidrolisis menjadi asam glukonat.
Delta Lactone (GDL) dapat Gugus karbonil pada asam glukonat
menentukan formulasi optimal yang terbentuk cenderung tidak stabil
terhadap biaya produksi ? dan membentuk COO- dan H+, adanya
3. Apakah penggunaan kacang H+ inilah yang menyebabkan
kedelai lokal dan koagulan Gluco

2
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

penurunan pH lingkungan. Waktu dan Tempat Penelitian


(Tristan dan Syah, 2008). Penelitian dilakukan di
Varietas-varietas unggul baru Laboratorium Teknologi Pangan,
yang kadar protein bijinya lebih dari Fakultas Teknik, Universitas
40% basis kering (bk), menghasilkan Pasundan, Jalan Dr. Setia Budhi No.
bobot dan tekstur yang lebih baik 193 Bandung. Mulai Bulan Februari -
dibanding kedelai impor yang kadar Maret 2013.
proteinnya 35−37% bk. Kadar protein BAHAN, ALAT, DAN METODE
biji berkorelasi positif dengan bobot PENELITIAN
dan tekstur tahu, terutama dipengaruhi Bahan dan Alat Yang Digunakan
oleh fraksi globulin (Ginting, dkk, Bahan baku yang digunakan
2009). dalam penelitian ini adalah kacang
Badan Litbang Pertanian kedelai lokal varietas agromulyo.
(2008) telah menghasilkan 12 varietas Bahan penunjang yang digunakan
unggul dan satu galur harapan kedelai yaitu Gluco Delta Lacton (GDL), susu
dengan kadar protein 40-44% bobot skim, garam, dan air. Bahan kimia
kering (bk), rendemen dan tekstur yang digunakan adalah aquadest, tablet
tahunya lebih baik dibanding kedelai kjedahl, NaOH 30-33%, larutan metil
impor yang kadar proteinnya hanya merah 0,1%, alkohol 95%, HCl 0,02
35-37% bk. Kadar protein biji kedelai, N, benzene, larutan luff schoorl,
terutama fraksi globulin, berkorelasi Na2S2O3 0,1N, H2SO4 6N, KI, Amylum
positif dengan bobot dan tekstur tahu, dan phenolphthalein.
sedangkan bobot atau ukuran biji Alat-alat yang digunakan
kedelai relatif tidak mempengaruhi Alat-alat yang digunakan untuk
mutu tahu. proses pembuatan tahu adalah
Hipotesis Penelitian timbangan besar, timbangan analitik,
Berdasarkan perumusan baskom, blender, panci, kain blacu,
kerangka pemikiran di atas, dapat sendok, kerta label, wajan, kompor,
diambil hipotesa penelitian yaitu : spatula, pengepres hidrolik, dan
1. Kedelai lokal dengan koagulan thermometer. Alat yang digunakan
Glucono Delta Lacton (GDL) dalam analisis kimia yaitu cawan abu,
diduga berkorelasi terhadap oven, timbangan, bunsen, tanur, kertas
karakteristik tahu saring, kapas, labu erlenmeyer,
2. Penggunaan kedelai lokal dan soxhlet, ektraktor, oven, desikator,
Glucono Delta Lacton (GDL) labu takar dan labu kjedahl dan kasa.
diduga dapat menentukan Metode Penelitian
formulasi optimal terhadap biaya Penelitian Pendahuluan
produksi yang dihasilkan. . Konsentrasi Gluco Delta lactone
(GDL) dan Uji Organoleptik

3
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

Tujuan dari penelitian (AOAC, 2005), kadar lemak (AOAC,


pendahuluan adalah untuk mengetahui 2005) dan kadar karbohidrat
pembuatan tahu yang terbaik dengan (Sudarmadji, 2007). Sedangkan bahan
perbendaan konsentrasi koagulan baku lainnya kandungan protein,
Gluco Delta Lactone (GDL) dalam lemak dan abu diperoleh dari
pembuatannya yaitu 0,2%, 0,4% dan komposisi kimia dari nutrition fact
0,6%. Uji organoleptik dilakukan yang ada dalam kemasan produk
untuk mengetahui tahu yang terbaik. bahan penunjang atau dari literatur.
Tahu yang terbaik menurut penilaian Komposisi bahan baku ini kemudian
organoleptik pada penelitian dijadikan sebagai variabel perubah
pendahuluan ini dilakukan uji hedonik. keputusan (variabel tetap) dalam
Pengujian ini dilakukan terhadap 30 pemodelan program linier sehingga
panelis untuk menentukan satu diperoleh formulasi tahu yang
formulasi koagulan yang terbaik optimal / feasible berdasarkan
berdasarkan penilaian panelis terhadap perhitungan program linier.
atribut mutu tahu, yaitu rasa, aroma Formula tahu yang digunakan adalah
tahu, tekstur tahu, dan kenampakan formula yang feasible berdasarkan
tahu. Contoh kriteria penilaian untuk program linier. Konsentrasi Gluco
uji hedonik yang digunakan untuk Delta Lactone (GDL) yang terpilih
atribut mutu kenampakan tahu adalah dari penelitian pendahuluan kemudian
sebagai berikut : digunakan untuk penelitian utama. Jika
Tabel 4. Kriteria Penilaian Uji formulasi yang dihasilkan tidak
Hedonik feasible maka akan digunakan
Skala Skala Numerik formulasi lain hingga diperoleh produk
Sangat Suka 8 tahu dengan formulasi yang feasible.
Sekali Nilai koefisien dari masing-masing
Sangat Suka 7 variabel untuk penentuan formula-
Suka 6 formula feasible diperoleh dari hasil
Agak Suka 5 analisis kimia bahan baku yaitu
Agak tidak Suka 4 analisis lemak, protein dan karbohidrat
Tidak Suka 3 dan juga dari nutrition fact yang ada
Sangat Tidak 2 dalam kemasan produk bahan
Suka penunjang atau dari literatur. Diagram
Sangat Tidak 1 alir proses pembuatan tahu dapat
Suka Sekali dilihat pada gambar 2.
Sumber : Soekarto, (1985). Tahap-tahap optimalisasi
formula tahu dengan program linier
Analisis Gluco Delta Lactone (GDL) adalah sebagai berikut :
Koagulan Gluco Delta Lactone 1. Menentukan Fungsi Tujuan
(GDL) dilakukan analisis kadar protein Pembuatan Tahu

4
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

Fungsi tujuan yang dipergunakan 2. Menentukan model variabel antara


bersifat minimasi, yaitu minimasi komponen kimia bahan baku dan
biaya yang dikeluarkan untuk jenis
pembuatan tahu. Persamaan linier bahan baku yang akan dicari
fungsi tujuannya adalah sebagai formulasi optimalnya, yaitu:
berikut: a. Variabel keputusan (variabel
Z1 = C1X1 + C2X2 + C3X3 + C4X4 berubah) : Kacang Kedelai (X1),
Keterangan : Air (X2), GDL (Gluco Delta
Zn : Fungsi tujuan (minimasi biaya) Lacton) (X3), Susu Skim (X4).
pembuatan tahu b. Variabel perubah keputusan
Cn : Harga per satuan unit jenis bahan (variabel tetap) : Protein (a1), Lemak
baku/gram yang digunakan (a2) dan Karbohidrat (a3). Pemodelan
Xn : Jenis bahan baku ke-n yang dari program linier dalam pembuatan
digunakan dalam pembuatan tahu. tahu dapat dilihat pada tabel 5 dan
contoh formulasi tahu :
Tabel 5. Model Variabel Komposisi Kimia Bahan Tahu
Bahan Baku (Xn) Kandungan Gizi (an) (%) Biaya
Protein Lemak Karbohidrat (Cn)
(a1) (a2) (a3) (RP/g)
Kacang Kedelai (X1) a11 a21 a31 c1
Air (X2) a12 a22 a32 c2
(Gluco Delta Lacton) (X3) a13 a23 a33 c3
Susu Skim (X4) a14 a24 a34 c4
3.
4. Menentukan Fungsi Pembatas diinginkan. Fungsi pembatas terbagi
Fungsi pembatas diambil menjadi dua jenis yaitu :
berdasarkan interaksi antara jenis
bahan baku (X1...X4) dengan 1. Fungsi pembatas yang membatasi
komponen kimia bahan baku (a1 ... a3) persentase kandungan gizi yang
yang terbatas, yaitu aiXn yang bersifat terkandung dalam produk akhir.
minimum atau maksimum. Fungsi Nilai kandungan gizi yang ingin
pembatas ditentukan untuk mencapai dicapai, ditentukan berdasarkan
kandungan gizi produk akhir tahu yang kandungan gizi produk sejenis
yang ada di pasaran, seperti yang
terlihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Pembatas Kandungan Gizi Produk Akhir Tahu
Kandungan Gizi Persyaratan Satuan
Protein (b1) Minimal 9 %
Lemak (b2) Minimal 0,5 %

5
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

Karbohidrat (b3) Minimal 1,9* %

Sumber : Badan Standar Nasional Indonesia, * USDA Nutrient Data Base


2. Fungsi pembatas yang membatasi Xnm : Jenis bahan baku ke-n pada
persentase penggunaan bahan baku formulasi tahu
yang digunakan. Dimana nilai ainm : Nilai jenis kandungan gizi ke-i
pembatas penggunaan bahan baku pada jenis bahan baku ke-m yang
ditentukan berdasarkan jumlah digunakan pada formulasi tahu ke-n.
minimal atau maksimal br : Nilai minimum persentase
penggunaan bahan baku hingga kandungan gizi produk akhir tahu
diperoleh formulasi tahu yang QT : Jumlah atau banyaknya produk
feasible. akhir yang akan dibuat (gram).
a. Fungsi pembatas komponen kimia Qn: Jumlah bahan baku ke-m (gram)
1. Fungsi pembatas protein minimal yang ditambahkan dalam pembuatan
b1 : tahu ke-n.
a11X1 + a12X2 + a13X3 + a14X4 ≥ b1 Uji Organoleptik Tahu
(X1+X2+X3+X4) Pengujian organoleptik dengan
2. Fungsi pembatas lemak minimal b2 uji hedonik terhadap ketiga formulasi
: tahu feasible berdasarkan
a21X1 + a22X2 + a23X3 + a24X4 ≥ b2 pemrograman linier. Pengujian ini
(X1+X2+X3+X4) dilakukan terhadap 30 panelis untuk
3. Fungsi pembatas karbohidrat menentukan satu formulasi tahu
minimal b3 : terbaik berdasarkan penilaian panelis
a21X1 + a22X2 + a23X3 + a24X4 ≥ b2 terhadap atribut mutu aroma, rasa,
(X1+X2+X3+X4) kenampakan dan tekstur tahu. Contoh
b. Fungsi pembatas bahan baku kriteria penilaian untuk uji mutu
1. Fungsi pembatas bahan baku hedonik yang digunakan untuk atribut
keseluruhan: X1+X2+X3+X4 = QT kenampakan tahu adalah sebagai
2. Fungsi pembatas kacang kedelai berikut :
(X1) : X1 = Q1 x QT Tabel 7. Kriteria Penilaian Uji
3. Fungsi pembatas air (X2) : X2 ≤ Q2 DeskripsiPenelitian Utama
x QT
4. Fungsi pembatas GDL (Gluco Skala Skala Numerik
Delta Lacton) (X3) : X3 = Q3 x QT Sangat kuat 6
5. Fungsi pembatas susu skim (X4) : Kuat 5
X4 ≤ Q4 x QT Agak Kuat 4
Keterangan: Agak Lemah 3

6
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

Lemah 2 mutu susu kedelai karena adanya


Sangat Lemah 1 protein kacang kedelai yang terlarut
Sumber : Soekarto, (1985). didalam air.
Penentuan Produk Terbaik pencucian
Produk terbaik berdasarkan Pencucian ini dilakukan
pemrograman linier, analisis kimia, bertujuan untuk memisahkan bahan-
dan uji organoleptik kemudian bahan pengotor dari biji-biji kedelai
dibandingkan untuk mengetahui sehingga diperoleh kedelai yang bebas
apakah hasil dari ketiga uji tersebut dari kotoran, selanjutnya dilakukan
memiliki persamaan atau tidak. penirisan.
Apabila masing-masing hasil uji Penggilingan
berbeda, maka produk terbaik Jumlah air yang ditambahkan
ditentukan berdasarkan komposisi pada proses penggilingan sebanyak 2
kimia yang mendekati dengan kali jumlah kacang kedelai. Bubur
komposisi kimia tahu berdasarkan kacang kedelai yang dihasilkan
SNI 01-3142-1998 dan USDA Nutrient ditampung dalam baskom plastik siap
Data Base. untuk dilakukan pemasakan.
Deskripsi Penelitian Pemasakan
Sortasi Pemasakan sari kedelai bertujuan
Sortasi dilakukan dengan cara untuk meningkatkan nilai gizi dan
manual pada suhu ruang yang kualitas kedelai, mengurangi rasa
bertujuan untuk memilih kedelai mentah, menambah keawetan produk
dengan bentuk yang utuh dan akhir dan merubah sifat protein kacang
memisahkan dari kotoran yang kedelai sehingga mudah dikoagulasi.
mengkontaminsai kedelai sehingga Penyaringan
kedelai yang diolah adalah kedelai Bubur kedelai dilakukan
yang berkualitas baik penyaringan. Penyaringan dilakukan
penimbangan bertujuan untuk memisahkan filtrat
Penimbangan dilakukan dengan dengan ampas. Setelah penyaringan
timbangan kecil yang memiliki pertama dilakukan kemudian
kapasitas maksimal timbangan 5 kg. ditambahkan pada ampas air hangat
Penimbangan bertujuan untuk dengan perbandinga air dan kedelai 2 :
menghasilkan tahu yang seragam pada 1 untuk dilakukan ekstraksi kemudian
setiap proses pembuatannya diperas kembali
perendaman Penggumpalan
Perendaman bertujuan untuk Koagulasi bertujuan untuk
melunakkan kedelai sehingga kulitnya memecah protein yang terdapat dalam
mudah terkelupas. Perendaman tidak sari kedelai sehingga akan terbentuk
boleh dilakukan terlalu lama (lebih gumpalan yang disebut curd.
dari 5 jam) karena akan mempengaruhi Pencetakan dan Pengepresan

7
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

Gumpalan protein bakal tahu


(curd) kemudian diambil dan
dimasukan ke dalam cetakan. .
Pengepresan bakal tahu dilakukan
dengan cara menekan papan penutup
cetakan dengan keras sehingga bakal
tahu menjadi padat.
Pemotongan
Tahu yang telah dipisahkan dari
kain cetakan kemudian dipotong
dengan ukuran 5 cm x 5 cm.

Gambar 3. Diagram Alir Penelitian


Utama Pembuatan Tahu

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian


Pendahuluan Pembuatan Tahu

IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian Pendahuluan
Konsentrasi gluco delta lactone pada penelitian pendahuluan terdiri
yang digunakan untuk pembuatan tahu dari 0,2%, 0,4% dan 0,6%. .

8
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

Tabel 9. Hasil Analisis Kimia Peroduk Pada Penelitian Pendahuluan


Formulasi Protein Lemak Karbohidrat
Formulasi 1 9,77 % 2,2 % 6,88 %
Formulasi 2 10,54% 1,39% 7,95 %
Formulasi 3 10,74 1,19 8,59 %

Hasil analisis dari ketiga produk tahu formulasi tersebut adalah feasible
pada penelitian pendahuluan maka produk tersebut selanjutnya
memenuhi standar SNI (Standar dilakukan uji organoleptik.
Nasional Indonesia) sehingga ketiga
Tabel 9. Hasil Analisis Kimia Peroduk Pada Penelitian Pendahuluan
Formulasi Protein Lemak Karbohidrat
Formulasi 1 9,77 % 2,2 % 6,88 %
Formulasi 2 10,54% 1,39% 7,95 %
Formulasi 3 10,74 1,19 8,59 %

Hasil analisis dari ketiga produk tahu formulasi tersebut adalah feasible
pada penelitian pendahuluan maka produk tersebut selanjutnya
memenuhi standar SNI (Standar dilakukan uji organoleptik.
Nasional Indonesia) sehingga ketiga
Tabel 10. Hasil Uji Organoleptik Tahu mentah
Konsentrasi GDL Nilai Rata- rata Respon Organoleptik
Rasa Aroma Tekstur Kenampakan
0,2 % 3, 43 a 3,54 a 3,31 a 3,57 a
0,4 % 3,77 b 3,667a 3,66 a 3,54 a
0,6 % 3,87 b 3,71 a 3,74 b 3,73 b
Tabel 11. Hasil Uji Organoleptik Tahu Matang
Konsentrasi GDL Nilai Rata- rata Respon Organoleptik
Rasa Aroma Tekstur Kenampakan
0,2 % 3, 26 a 3,47 a 3,54 a 3,53 a
0,4 % 3,56 bc 3,57a 3,44 b 3,35 a
0,6 % 3,77 c 3,88 a 3,77 c 3,79 b
Analisis Kimia Gluco Delta lactone 0,4%. Hasil analisis komponen kimia
(GDL) yang diperoleh digunakan sebagai data
Hasil dari analisis input variabel tetap dalam
menunjukkan bahwa gluco delta pemrograman linier sehingga
lactone banyak mengandung diharapkan data output yang dihasilkan
karbohidrat dengan jumlah 16,74%, adalah formulasi yang benar-benar
kadar protein 3,25% dan kadar lemak optimal dari segi kandungan kimianya,

9
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

yaitu kadar protein, lemak dan optimal dengan kandungan protein,


karbohidrat. Output data ini kemudian lemak dan karbohidrat memenuhi
dijadikan formulasi optimal untuk standar pembatas yang telah
pembuatan tahu. ditentukan dan harga yang rendah.
Penelitian Utama Formulasi yang digunakan dalam
Formulasi yang dihasilkan dari pembuatan tahu dengan menggunakan
program linier merupakan formula program linier dapat dilihat pada Tabel

Tabel 14. Formulasi Tahu Menggunakan Program Linier


Jumlah Harga
Harga/gram
Formula Bahan Baku % Gram Total
(Rp)
(Rp)
Kedelai lokal 7,108 142,16 10 1421,6
Air 92,402 1848,04 0,15 277,206
Gluco Delta
I 0,200 4 180 720
Lactone
Susu Skim 0,290 5,8 68 394,4
Harga per 2000 gram (Rp) 2813,20
Kedelai lokal 7,1005 142,01 10 1420,1
Air 92,3095 1846,19 0,15 276,9285
Gluco Delta
II 0,2000 4 180 720
Lactone
Susu Skim 0,3900 7.8 68 530,4
Harga per 2000 gram (Rp) 2947,42
Kedelai lokal 7,0935 141,87 10 1418,7
Air 92,2165 1844,33 0,15 276,6495
Gluco Delta
III 0,2000 4 180 720
Lactone
Susu Skim 0,4900 9.8 68 666,4
Harga per 2000 gram (Rp) 3081,74
Harga dari setiap untuk pemasakan. Air yang
formulasi kemudian digunakan sebanyak 1000 gram
ditambahkan biaya air dan sehingga biaya yang
garam yang digunakan untuk ditambahkan sebesar Rp210
proses perebusan . Air yang dan garam yang digunakan
digunakan untuk proses sebanyak 5 gram dan harga Rp.
perebusan tahu adalah air yang 2 maka total penambahan biaya
sama dengan yang digunakan sebesar Rp. 212,-.

10
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

Tabel 15. Hasil Uji Organoleptik Tahu mentah


Formula Nilai Rata- rata Respon Organoleptik
Rasa Aroma Tekstur Kenampakan
Formulasi I 2,35 2,41 2,50 2,76
521 4,71 4,37 4,43 4,31
213 4,84 4,48 4,64 4,67
186 4,19 4,16 4,25 4,01

Tabel 16. Hasil Uji Organoleptik Tahu matang


Formula Nilai Rata- rata Respon Organoleptik
Rasa Aroma Tekstur Kenampakan
Formulasi I 2,22 2,27 2,20 2,59
521 4,21 4,24 4,48 4,39
213 4,90 4,17 4,53 4,38
186 4,47 4,07 4,29 4,16
formulasi I memiliki tekstur garam dan margarin sehingga rasa
yang agak liat dan keras, selain itu rasa yang dihasilkan lebih gurih. Gluco
tahu pada formulasi 1 ini memiliki rasa delta lactone (GDL) dalam proses
yang hambar karena tidak adanya koagulasi bertransformasi menjadi
penambahan garam pada saat asam glukonat menyebabkan protein
pencampuran sedangkan 3 tahu terkoagulasi sebagai gel yang
pembanding lainnya memiliki tekstur homogen dan tidak ada whey yang
yang lembut dan rasa yang gurih dipisahkan (Gerrard, 2002).
karena adanya penambahan garam atau
Tabel 17. Hasil Uji Organoleptik Tahu mentah
Formula Nilai Rata- rata Respon Organoleptik
Rasa Aroma Tekstur Kenampakan
Formulasi II 3,36 3,54 3,97 4,33
521 3,67 3,70 4,65 4,80
213 4,29 4,45 4,02 4,81
186 3,41 3,84 4,44 4,56
Tabel 18. Hasil Uji Organoleptik Tahu matang
Formula Nilai Rata- rata Respon Organoleptik
Rasa Aroma Tekstur Kenampakan
Formulasi II 3,70 3,83 3,76 4,05
521 4,35 3,64 3,96 3,68

11
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

213 5,38 4,67 4,83 4,93


186 4,01 4,35 4,45 4,17
Hasil uji deskripsi pada volume, kandungan padatan, pH, jenis
formulasi II tahu sebelum digoreng dan jumlah koagulan serta waktu
memiliki nilai yang lemah untuk koagulasi formulasi II pada tahu
semua respon yang diuji dibandingkan setelah digoreng menunjukkan
dengan 3 tahu yang digunakan sebagai kenampakan memiliki nilai yang lebih
pembanding. Hal ini disebabkan kuat dibandingkan dengan 521.
karena penggunaan jenis maupun Sedangkan pada aroma lebih kuat
konsentrasi koagulan yang berbeda dibandingkan 186. Gluco delta lactone
akan mempengaruhi sifat tekstur dan (GDL) sebagai bahan penggumpal
flavor curd yang berbeda pula (Mujoo, akan mengendapkan protein dalam
2003). Menurut Obatolu (2007), proses larutan. Dosis Gluco delta lactone
koagulasi susu kedelai dipengaruhi (GDL) yang ditambahkan akan sangat
oleh interaksi kompleks antara jenis berpengaruh terhadap protein yang
kedelai, suhu pemasakan susu kedelai, diendapkan.
Tabel 19. Hasil Uji Organoleptik Tahu mentah
Formula Nilai Rata- rata Respon Organoleptik
Rasa Aroma Tekstur Kenampakan
Formulasi III 3,70 3,83 3,76 4,05
521 4,35 3,64 3,96 3,68
213 5,38 4,67 4,83 4,93
186 4,01 4,35 4,45 4,17
Kandungan karbohidrat dalam kedelai
sekitar 30% yang terdiri dari 15%
karbohidrat tak dapat larut dan 15% penyebab alergi (Koswara, 1992).
karbohidrat yang dapat larut. Kedelai Senyawa-senyawa yang terdapat di
mengandung isoflavone dan zat anti- dalam kacang kedelai akan larut di
nutrisi seperti saponin, fosfolipid, dalam air sebagai pelarut pada saat
protease inhibitor, fitat dan tripsin pembuatan sari kedelai. Senyawa-
inhibitor (Saidu, 2005). Selain itu senyawa yang terlarut tersebut akan
kedelai mengandung senyawa memberikan pengaruh terhadap tahu
penyebab off-flavor, yaitu glukosida, yang dihasilkan sebelum dan sesudah
saponin, esterogen dan senyawa tahu digoreng.

Tabel 20. Hasil Uji Organoleptik Tahu matang


Formula Nilai Rata- rata Respon Organoleptik
Rasa Aroma Tekstur Kenampakan
Formulasi III 4,01 3,93 3,95 4,21
521 4,57 4,25 4,76 4,61

12
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

213 5,16 5,05 5,04 4,93


186 3,70 3,17 3,89 4,08
Tahu yang dibuat dengan yang banyak mengandung protein akan
menggunakan formula III setelah bereaksi dengan karbohidrat yang ada
digoreng memiliki nilai yang lebih di dalam komponen gluco delta
kuat dari semua respon dibandingkan lactone yang dapat mempengaruhi
dengan 186. Penambahan susu skim tekstur tahu. GDL merupakan jenis
yang banyak menyebabkan tekstur dan koagulan yang biasa digunakan pada
aroma lebih baik dibandingkan dengan pembuatan tahu sutera (silken tofu).
186. Hal ini disebabkan susu skim

Analisis Kimia Tahu


Tabel 21. Hasil Analisis Kimia Tahu
Kandungan Kimia
Formula Karbohidra
Protein (%) Lemak (%)
t (%)
Formulasi I 8,21 2,39 7,19
Formulasi II 10,09 1,59 7,12
Formulasi III 10,99 1,06 8,73

1. Kadar Protein karena selama koagulasi


Berbedanya kadar protein protein yang terdapat di dalam
di dalam tahu yang dihasilkan susu skim akan terkoagulasi
dipengaruhi oleh penambahan atau menggumpal bersama
pemakaian bahan baku yang protein yang ada di dalam sari
digunakan terutama susu skim kedelai. Selain itu kandungan
yang memang memiliki protein yang terdapat pada
kandungan protein tinggi kedelai lokal juga akan
hingga 30%, pada penelitian ini memberikan pengaruh pada
digunakan bahan baku utama kadar protein tahu yang
kacang kedelai lokal yang dihasilkan karena merupakan
memiliki kadar protein tinggi sumber protein yang terbesar
yaitu sebesar 35- 40%. Kadar pada pembuatan tahu.
protein yang tinggi di dalam Kadar protein pada tahu
susu skim akan ditentukan berdasarkan pada jenis
menyumbangkan naiknya kacang kedelai yang digunakan selain
kadar protein di dalam tahu, itu juga dapat dipengaruhi oleh

13
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

kesempurnaan metode ekstraksi dan ini menyebabkan kandungan


kadar bahan padat sari kedelai, metode lemak tahu menjadi kecil.
koagulasi (jenis koagulan, 3. Kadar Karbohidrat
ada/tidaknya proses penghancuran Tingginya kadar
curd). karbohidrat ini karena gluco
2. Kadar Lemak delta lactone merupakan bahan
Kadar lemak tahu yang yang dibuat dari fermentasi
dihasilkan berdasarkan hasil karbohidrat. Pada saat
analisis kimia seperti yang penggumpalan karbohidrat
ditunjukkan pada Tabel 18 dalam gluco delta lactone akan
memperlihatkan hasil yang terperangkap dalam curd
berbeda. Hal ini disebabkan sehingga kadar karbohidrat
lemak yang terdapat di dalam tahu menjadi meningkat,
sari kedelai sebagian kecil yang berbeda dengan protein
terperangkap di dalam protein meskipun kandungan protein
yang terkoagulasi selama pada kedelai varietas
penggumpulan. Selain itu agromulyo berkisar 30 – 40%
rendahnya kandungan lemak di tetapi pada saat pengepresan
dalam tahu yang dihasilkan protein banyak terlarut dalam
karena proses ekstraksi untuk whey.
mendapatkan sari kedelai yang Saat dilarutkan, GDL
kurang sempurna. dapat larut dengan cepat dan
Proses penggumpalan terhidrolisis menjadi asam
dengan menggunakan gluco glukonat. Gugus karbonil pada
delta lactone (GDL) asam glukonat yang terbentuk
mengakibatkan keseimbangan cenderung tidak stabil dan
emulsi dari susu kedelai akan membentuk COO- dan H+,
terganggu, mantel air terlepas adanya H+ menyebabkan
dari emulsi dan protein penurunan pH lingkungan.
mengalami denaturasi dengan Skema hidrolisis GDL menjadi
membentuk gumpalan. Lemak asam glukonat
yang terbebaskan dari ikatan (Trisna dan Syah, 2011).
dengan protein akan Kesimpulan
membentuk emulsi dengan air. Dari Penelitian yang telah
Oleh karena berat jenis lemak dilakukan, maka dapat diambil
lebih rendah daripada air maka kesimpulan sebagai berikut :
lemak akan naik ke atas atau 1. Penggunaan kacang kedelai lokal
mengapung sehingga pada dan bahan penggumpal gluco delta
proses pengepresan akan turut lactone berkorelasi dalam
bersama air di dalam whey. Hal

14
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

pembuatan tahu terhadap syarat yang ditetapkan oleh SNI


karakteristik tahu yang dihasilkan. yaitu minimal 1,9 %.
2. Penambahan gluco delta lactone 7. Hasil uji Deskripsi pada penelitian
terhadap tahu yang terbuat dari utama memberikan nilai yang
kacang kedelai lokal dapat berbeda dalam hal rasa, aroma,
menentukan formulasi optimal tekstur dan kenampakan pada
terhadap biaya produksi. ketiga formulasi terhadap tahu
3. Hasil penelitian pendahuluan pembanding yaitu 521, 213 dan
menunjukkan konsentrasi gluco 186.
delta lactone terpilih untuk Saran
dilakukan pada penelitian utama Berdasarkan hasil
adalah 0,2% berdasarkan hasil uji penelitian yang telah dilakukan
organoleptik metode hedonik dapat dikemukakan saran
terhadap atribut rasa, aroma, yaitu :
tekstur dan kenampakan. 1. Perlu dilakukan pengujian analisis
4. Hasil analisis penelitian tekstur curd secara objektif dengan
pendahuluan menunjukkan gluco parameter kekerasan dan daya
delta lactone memiliki kadar kunyah sehingga dapat
protein 3,256%, kadar lemak 0,4%. menghasilkan tahu dengan tekstur
kadar karbohidrat 16,745%. yang lembut.
5. Hasil penelitian utama 2. Perlu adanya penelitian lanjut
menunjukkan formula optimal mengenai umur simpan tahu antara
terpilih dengan menggunakan tahu yang disimpan dalam suhu
program linier adalah formula II kamar dan tahu dalam lemari
dengan harga Rp. 2947,42 per pendingin.
2000 gram dan harag total Rp.
948.75,- untuk 1 buah tahu. DAFTAR PUSTAKA
6. Hasil analisis kimia tahu formula Anggraini, I, 2003. Kajian Proses
II memiliki kandungan protein Pembuatan Tahu Instan
sebesar 10,09% lebih besar dari Fungsional dari Tepung
syarat yang ditetapkan oleh SNI Kedelai Bebas Lemak
yaitu minimal 9%, kadar lemak (Defatted Soy Flour) dengan
tahu hasil penelitian memiliki Teknik Pencampuran
kandungan sebesar 1,59 % lebih Kering. Tugas Akhir Fakultas
besar dari syarat yang ditetapkan Teknik Pertanian Institut
oleh SNI yaitu minimal 0,05 % dan Pertanian Bogor.
kadar karbohidrat tahu hasil Astri, P.D, 2009, Teknologi
penelitian memiliki kandungan Pengolahan Susu Toghurt,
sebesar 7,12 % lebih besar daru http://astriparamithadewi.blogs
pot.com/2009/12/teknologi-

15
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

pengolahan-susu-karamel- “Veteran” Jawa Timur.


susu.html, acces, 04 Surabaya.
November, 2012. Haqqi, Ahmad S.R dan Dahrul Syah,
AOAC, Assosiation of official 2011, Eksplorasi Tekstur Dan
analytical chemist, 2005, Protein Tahu Komersil,
Official Method Of Analysis Fakultas teknologi Pertanian
Of The Associations Of Institut Pertanian Bogor
Official Analytical Of Jurusan Teknologi Pangan dan
Chemist, Arlington The Gizi, Bogor.
Association Of Official Jinlong Li, et.all, 2012, Journal : A
Analytical Chemist, Inc. Novel Approach to
Badan Pusat Statistik, 2012, Tanaman Improving The Quality of
Pangan, Bittern-Solidified Tofu by
www.bps.go.I’/tanaman_panga W/O Controlled-Release
n.php, acces, 07 November, Coagulant. 2 : Using The
2012, Bandung. Improved Coagulant in Tofu
Cahyadi, Wisnu, 2007. Kedelai: Processing ang Product
Khasiat dan Teknologi. Jakarta: Evaluation, A1 Food and
Bumi Aksara Bioprocess Tevhnology,
Chang KC, 2006, Chemistry and Tsukuba, Japan.
Technology of Tofu Making. Kartika, dkk. 1989, Pedoman Uji
In Hui YH (Eds) Handbook Indrawi Bahan pangan,
and Food Science , Technology Yogyakarta.
and Engineering . 4: 1-24, CRC Karsono K. 2010. Pengaruh Umur
Press, Boca Ralton. Koagulan Whey Tahu dan
Effendi, Supli, 2009, Teknologi Suhu Awal Proses Koagulasi
Pengolahan dan pengaweta Terhadap Pola Elektroforesis
Pangan, Penerbit Alfabeta, Protein Terkoagulasi dan
Bandung. Mutu Tekstur Curd Kedelai
Ginting, dkk, 2009, Varietas Unggul (Glycine max). Bogor:
Kedelai Untuk Bahan Baku Fakultas Teknologi Pertanian,
Industri Pangan, Jurnal Institut Pertanian Bogor.
Litbang Pertanian. Ketaren, K.S. 1998. Teknologi
Hardiyanti, Qomariah, 2011, Kajian Pengolahan Kedelai. Pustaka
Kualitas Tahu Dari Kacang Sinar Utama, Jakarta.
Tunggang Dan Kedelai. Koswara S. 1992, Teknologi
Program Studi Teknologi Pengolahan Kedelai, PT Penebar
Pangan, Fakultas Teknologi Swadaya, Jakarta.
Industri, Universitas Milewski S, 2001, Protein Structure
Pembangunan Nasional and Physicochemical

16
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

Properties. In Sikorski ZE Tofu) Instant Dari Tepung


(Eds). Chemical and Fuctional Protein Kedelai. Jurursan
Properties of Food Protein. P teknologi pangan dan Gizi,
35-55. Technomic Publishing fakultas Teknologi Pangan,
Company, inc, Lancaster Institut Pertanian Bogor,
Pennysylvania. Bogor.
Novitasari, Windi, 2008, Suprapto. 1997. Bertanam Kedelai.
Pemanfaatan Karagenan Dan Penebar Swadaya, Jakarta.
Asam Sitrat Untuk SNI 01-3142, 1998, Tahu, Badan
Meningkatkan Kualitas Standarisasi Nasional, Dinas
Tahu, Jurusan Teknologi Perindustrian dan Perdagangan,
Pangan Fakultas Teknik Jakarta.
Industri Universitas Soekarto, S.T., 1985, Penilaian
Pembangunan Nasional Organoleptik untuk Industri
“Veteran” Jawa Timur. Pangan dan Hasil Pertanian.
Obatolu VA, 2007, Effect of Different Penerbit Bhratara karya Aksara,
coagulant of yield and Jakarta.
Quality of tofu from Soymilk Sudarmadji, S., B. Haryono, dan
. J Eur Food Resh and Tech. Suhardi, (1996), Analisis Bahan
Ozal, Dimasya, 2012, Ini perbedaan Makanan dan Pertanian, Edisi
Kedelai Lokal Dengan II, Liberty Yogyakarta,
Impor, Kompas.Com, Edisi Yogyakarta.
Senin, 13 Agustus 2012. Sundarsih dkk, 2009, Pengaruh
Permana, Irwan, 2001, pengaruh Waktu dan Suhu
Varietas Kedelai (Glycine Perendaman Pada Tingkat
Max Merr) dan jenis kesempurnaan Kedelai Pada
koagulasi pada rendemen Tingkat Kesempurnaan
dan kualitas tahu, Fakultas Ekstraksi Protein Kedelai
teknologi Pertanian Institut dalam Proses Pembuatan
Pertanian Bogor Jurusan Tahu, Jurusan Teknik Kimia
Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas Teksik Universitas
Rukmana, dan Yuniarsih 1996, Diponegoro Semarang.
Kedelai Budidaya dan Supriyadi dan Yuripan, 2008,
Pascapanen, penerbit Evaluasi Produk Tahu di
Kanisius, Yogyakarta. Sentra Industri Srandakan,
Sarwono, B, Yan Pieter Saragih. 2006, jurusan Teknologi Pangan dan
Membuat Aneka Tahu, Hasil Pertanian, Fakultas
Jakarta: Penebar Swadaya. Teknologi Pangan, Universitas
Setyawan, aviandre, 1992, Pembuatan Gadjah Mada, Yogyakarta.
Tepung Tahu Sutera (Silken

17
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

Susilowati, Tri, 1989, Pembuatan


Tahu Sutera, Buletin
Pusbangtepa, Institut Pertanian
Bogor.
Syah, dkk, 2012, Pengaruh Koagulan
Dan Kondisi Koagulasi
Terhadap Profil Protein
Curd Kedelai Serta
Korelasinya Terhadap
Tekstur, Jurusan Teknologi
Pangan Dan Gizi, Fakultas
Teknologi Pangan, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Tristan dan Syah, 2008, Pengaruh
Konsentrasi Koagulan GDL
(Gluco Delta Lactone) Dan
Suhu Awal Koagulasi
Terhadap Pola
Elektroforesisi Protein
Terkoagulasi Serta
Korelasinya Terhadap
Tekstur Curd Kedelai
(Glycine Max), Institut
Pertanian Bogor.
Winarno, 1992, Kimia Pangan Dan
Gizi, Penerbit Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.

18
Optimalisasi Formulasi Tahu Dari Kacang Kedelai Lokal (Glicine Max) Dan Bahan Gluco Delta
Lactone Dengan Aplikasi Program Linier

glukonat. Gugus karbonil pada


asam glukonat yang terbentuk
cenderung tidak stabil dan
berkisar 34 - 40% tetapi membentuk COO- dan H+,
pada saat pengepresan protein adanya H+ menyebabkan
banyak terlarut dalam whey. penurunan pH lingkungan.
Saat dilarutkan, GDL Skema hidrolisis GDL menjadi
dapat larut dengan cepat dan asam glukonat
terhidrolisis menjadi asam (Trisna dan Syah, 2011).

19

Anda mungkin juga menyukai