Anda di halaman 1dari 105

UPDATE TERKINI AKREDITASI KLINIK

BAB 3 .PKP : PENYELENGGARAAN


KESEHATAN PERSEORANGAN
STANDAR 1 SD 15

WEBINAR
ZOOM ASKLIN JABAR
Kamis 8 Desember 2022

DR.dr.TB.Rachmat Sentika Sp.A,MARS


Surveior FKTP/Klinik
Dr.dr. Tb. Rachmat Sentika SpA.MARS,
Dokter Umum (82), Spesialis Anak(90), MARS UI(97)
Lemhanas (99), S3 Ilmu Pemerintahan AKK UNPAD(2007
Lahir : Sukabumi 9 Februari 1956
• DOKTER SPESIALIS ANAK, IDAI BANTEN, RS PREMIER BINTARO,
• UKK TUMBUH KEMBANG PEDIATRIK SOSIAL
• SURVEIOR FKTP,FORKOM BANTEB, KETUA KMKP
• STAF AHLI STUNTING HABIBIE INSTITUTE FOR PUBLIC POLICY
• KOMITE PENURUNAN STUNTING,AKI ,DAN SDGs PB IDI 2022-2025
• SURVEIOR AKREDITASI PUSKESMAS KEMENKES,
 DEWAS RSUD CIBABAT KOTA CIMAHI 2021-2025
 DOSEN SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN ;KEBIJAKAN KEPOLISIAN DAN KTA 2008-
SEKARANG
Pengalaman –Karier 1982-2016 (PNS,ANGGOTA DPR RI DAN ORGANISASI)
 Dewas RSPN HASAN SADIKIN 2016 sd 2020
 Deputi Koordinasi Peningkatan kesehatan Kemenko PMK 2014-2016;
 Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) 2014-2016
 Staf Ahli Menko Kesra Bidang MDG’s Kemenko Kesra 2012-2014
 Tim ahli KPAI 2007 -2012
 Deputi Kesejahteraan dan perlindungan Anak Kemen PPPA 2002-2006
HP 0811831838  Anggota DPR 1992 – 1997 & 1997 – 1999,
rsentika@yahoo.com  Dokter Anak di RSU Tangerang 1990 – 1992
Jl. Mandar 7 ,DC7 No. 7 sek 3a Bintaro
 Pendidikan Dr Spesialis Anak FK Unpad /RSHS 1986 sd 1990
Jaya,Tangerang Selatan Banten 15225
 Kepala Puskesmas Pagaden, Subang 1981 – 1985, PPDS 1986 – 1990
 Satuan Tugas Perlindungan Anak,PP.IDAI 2008-SEKARANG
 Pembina IDI Cabang Tangerang Selatan 2019-2022
 Wakli Ketua PN PKBI 2019-2024
AGENDA
1. Penyamaan persepsi
2. Informasi terkini Akreditasi klinik 2022
3. Tata cara Akreditasi Klinik 2022
4. Overview SIAF 2022 untuk Klinik
5. Bab 3, Penyelengaraan Kesehatan
Perseorangan (PKP) Standar 1 sd 15
PENYAMAAN PERSEPSI AKREDITASI KLINIK 4

1
Akreditasi klinik adalah : Suatu mekanisme regulasi yang tujuannya untuk
mendorong upaya peningkatan kinerja serta mutu pelayanan Klinik yang
dilakukan Lembaga penyelenggara Akreditasi yang telah diberikan
Kewenangan oleh Kemenkes. (RPMK 46/2016 tentang Akreditasi )

Klinik adalah, Fasilitas pelayanan Kesehatan yang menyelengarakan


pelayanan Kesehatan perseorangan yang menyediakan pelayanan medis
dasar dan/atau spesialistik (Pasal 1 PMK 9 tahun 2014 tentang klinik dan PMK
14 tahun 2021 tentang perijinan dan standar usaha berisiko bidang
Kesehatan)

Pelayanan Kesehatan Perseorangan adalah : Suatu kegiatan pelayanan


kesehatan yg diselenggarakan untuk peningkatan,pencegahan,penyembuhan
penyakit,pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan
kesehatan perseorangan (PMK 9/2014 tentang klinik dan PMK 14 /2021
Perijinan dan Standar usaha berisiko bidang kesehatan)
2 INFORMASI TERKINI (9 NOPEMBER 2022) AKREDITASI FKTP
STANDAR  SURVEIOR FKTP KEMKES BERJUMLAH 881 ORANG
AKREDITASI  AKTIF MENGIKUTI PERUBAHAN UNSUR SIAF 2022 UNTUK PUSKESMAS DAN
PUSKESMAS DAN KLINIK KLINIK , SEJAK 2019, 2020,2021,2022, ADA UJI KOPETENSI SURVEIOR KEMKES

Puskesmas
2 Standar
Standar Klinik
Unsur Edisi
Edisi 2015
Revisi
Standar
Standar
Bab 9 5 Unsur Edisi
Edisi 2015
Revisi
Standar 42 35 Bab 4 3
Kriteria 168 81
Standar 26 22
Elemen Penilaian 776 327
Elemen Penilaian 499 110

Sumber : Dit mutu Kemkes,Sep,2022


SUBSTANSI RPMK AKREDITASI PUSKESMAS, KLINIK, LABKES, UTD & TPMD
2 Substansi Pengaturan

Fasyankes Yang Diakreditasi • Puskesmas


• Klinik
 Surveior SIAP , dan • Tempat Praktik Mandiri Dokter/Dokter Gigi (TPMD)
tergabung dalam LPA Ada • Laboratorium Kesehatan
13 LPA yg diverifikasi • Unit Transfusi Darah
Kemkes

Penyelenggara • Kemenkes bersama Lembaga Penyelenggara Akreditasi


(LPA)
Pelaksanaan • Klinik dua hari, sehari Online dan sehari Offline
Periode Akreditasi 5 tahun

Surveior • Surveior Akreditasi Puskesmas dan Klinik


• Surveior Akreditasi Laboratorium Kesehatan dan Unit
Transfusi Darah
• Surveior Akreditasi Tempat Praktik Mandiri Dokter/ Dokter
Gigi
Tata Cara AKREDITASI FKTP online
3 • Portal Mutu Fasyankes Primer SINA Fasyankes
• Puskesmas,Klinik,Laboratorium dan Unit Transfusi Darah UTD
SE 652/2022: selambat 31`Desember 2023
 IJIN Fasyanes
 Terakreditasi
• TPMDr / TPM Drg  Sebagai Perasyarat Kerjasama FKTP VS BPJS
 Puskesmas Kes
 Klinik Aplikasi INM Dit.Mutu Fasyankes
 Laboratorium Kemkes, melakukan
 UTD Verifikasi FKTP,OK
Aplikasi IKP
 Lembaga
penyelenggara
SE 455/2020
 Website Lembaga Upload Akreditasi FKTP
BPJS
penyelenggara Komitmen KES.COVID (LPA)
Akreditasi FKTP (LPA)
mutufasyankes.kemkes.go.id
sinafasyankes.kemkes.go.id Self Assesmen
 sap.kmkp.org
SIAF 2022
 Masukan email dan LPA melakukan
FKTP,isi pendaftaran Perencanaan  Penjadwalan Survei
 Pasword FKTP Perbaikan  Pelaksanaan Survei
Strategis (PPS)
 Pengiriman hasil survei
PROFILE  Verifikasi
KINERJA FKTP  Rekomendasi Status
 Verifikasi Kemkes
sinafasyankes.kemkes.go.id  Penerbitan e-Sertifikat
REKOMENDASI
 Dirjen Yankes mengirimkan Hasil SA
DINKES KAB/KOTA
4 STANDAR AKREDITASI KLINIK 3 BAB, 22 STANDAR 105 EP
Bab 1.TATA KELOLA KLINIK
Bab 2 : Peningkatan Mutu Keselamatan Pasien
1. TKK 1 : Visi, Misi, Tujuan, Struktur organisasi
1. PMKP 1. Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien: -
2. TKK 2 : Tata kelola SDMKK 3 :
Indikator mutu, Pelaporan IKP, investigasi, tindak lanjut
3. TKK 3 :Tata Kelola Fasilitas dan Keselamatan yaitu
2. PMKP 2. Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien
sarana, utilitas dan peralatan; keselamatan;bencana
3. PMKP 3. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi,Penerapan
dan kebakaran; B3, limbah B3, limbah domestic
Kewaspadaan standar dan Penerapan Kewaspadaan Standar
4. TKK 4 : Tata Kelola Kerjasama

PKP 9 PKP 15
PKP 1, 3 PKP 7 PKP 12
PKP 8

PKP 2,
PKP 10, PKP 13,
5, 6
PKP 2, 4 11 14
Hak  Pasien  Pelaksanaan Pelayanan gizi Pelayanan
Pelayanan Pelayanan
kewajiban  Skrining, berisiko asuhan Pelayanan Pemulangan rekam penunjang obat
pasien  Pemberdaya anestesi
asesmen, tinggi dan medis Lab,
Dan bedah
Pendaftaran  Rencana  Tindak an pasien, rujukan radiodiagnostik
berisiko  Informed
asuhan,
tinggi
 Pemberdayaan consent
pasien Bab 3. Penyelengaraan kesehatan Perseorangan
Standar 1 sd Standar 15
4
Rekam PENYELENGGARAAN KESEHATAN
Medis
PERSEORANGAN
(PKP)

Gambaran Umum
• Pelayanan yang dilakukan di klinik meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif.

• Klinik pratama menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar sedangkan klinik utama


menyelengggarakan pelayanan spesialistik.

• Pelaksanaan asuhan dan pelayanan dilakukan secara terintegrasi oleh semua Profesional
Pemberi Asuhan (PPA).(Interprofessional collaborative)
• Asuhan pasien terintegrasi merupakan konsep pelayanan berfokus pada pasien yang
dilaksanakan sehari hari
4
Pokok Bahasan :

Metoda Isu2 Elemen


Struktur Esensi Standar
Penilaian Penting Penilaian
SIAP SIAP Bab 3 Bab 3
Bab 3 Bab 3
SK.PJ Klinik Tentang
1.Jenis-jenis Pelayanan
PKP
POKOK BAHASAN 2.PJ.PKP
Penyelenggaraan Kesehatan 3.Program kerja
Perseorangan adalah, disingkat KPK,dimulai dari
PKP Identifikasi issue
 Adalah suatu kegiatan strategis PKP,dan
pelayanan kesehatan yg
diselenggarakan untuk Target sasaran
peningkatan,pencegahan,pen 3.Indikator Tiap unit
yembuhan ,Indikator Prioritas
penyakit,pengurangan klinik,Indikator Mutu
penderitaan akibat penyakit Nasional klinik ada 4,
dan memulihkan kesehatan
perseorangan (PMK 9/2014 (KT,APD,Identitas dan
tentang klinik dan PMK 14 KP)
/2021 Perijinan dan Standar 4.Pelaksanaan dan
usaha berisiko bidang Pemantauan
kesehatan) Pengendalian dan
 Dari Pasien masuk sampai Penilaian Pencapaian
keluar dari Klinik Produknya : Layanan /Asuhan Klinis
Esensi ASUHAN KLINIS TERINTEGRASI, ANTAR PROFESI MERUPAKAN JENIS PELAYANAN UKP
Bab 3 SEBAGAI PRODUK UNGGULAN

02

 Asuhan Klinis harus


terstandar, bermutu, dan
03
berkeadilan sesuai Regulasi
 KMK 514/2015 jo KMK Asuhan Klinis harus PKP 1 : Hak Pasien dan keluarga (7 Ep)
diselenggarakan oleh PKP 2 : Klinik melibatkan pasien dan Keluarga dalam
1186/2022: Ttg Panduan proses asuhan (2 Ep)
klinis bagi Dokter di FKTP tenaga kesehatan yang
PKP 3 : Penerimaan pasien klinik(4 Ep)
 Ada 144 Diagnostik, MOU professional dan PKP 4 : Pengkajian pasien (3 Ep)
kompeten sesuai PKP 5 : Rencana asuhan
BPJS Kesehatan (Kapitasi)
kewenangan klinis, PKP 6 : Pelaksanaan rencana asuhan
 1. TBC dengan menggunakan PKP 7 : Pasien berisiko dan pelayanan gawat darurat
 79. Gangguan Gizi (Stunting) peralatan, serta sarana
PKP 8 ; Pelayanan anestesi,sedasi,dan bedah minor
PKP 9 : Pelayanan gizi
 ISPA Tidak ada yg ada dan prasarana yang PKP 10 : Pemulangan Pasien
Tonsilitis,Pharingitis,Comon memadai. PKP 11 : Rujukan
Cold PKP 12 : Rekam medis
PKP 13 : Laboratorium
PKP 14 : Radiologi
PKP 15 : Farmasi
PRINSIP DASAR ASUHAN KLINIS

 Asuhan Klinis harus  Protokol Kesehatan


terstandar, bermutu, dan  Alur Pelayanan
 (untuk Pasien dan Petugas)
berkeadilan sesuai  Triase/Skrining Kegawatdaruratan
peraturan-perundangan  Telemedicine
yang berlaku.  Hak & Kewajiban Pasien dan Petugas
 KMK 514/2015 jo KMK  Informed Consent
 Kajian Awal & Kajian Ulang
1186/2022: Ttg Panduan  Pelimpahan Wewenang Klinis
klinis bagi Dokter di FKTP  Audit Klinis
 Ada 144 Diagnostik, dasar  Keluhan & Kepuasan Pelanggan
MOU BPJS Kesehatan  Kewaspadaan Isolasi
 Risiko Pelayanan Klinis
sistem Kapitasi
 Keselamatan Pasien
 PPI
BAB 3 PKP STANDAR 1 SD STANDAR 15 DALAM GAMBAR

PKP 1 : Hak Pasien dan keluarga (7 Ep)


PKP 2 : Klinik melibatkan pasien dan
Keluarga dalam proses asuhan (2 Ep) 1. Sarana, Bangunan/Tempat (lihat ukuran luas
PKP 3 : Penerimaan pasien klinik(4 Ep) dan penampilan)
PKP 4 : Pengkajian pasien (3 Ep) 2. Prasarana/Alkes,Meubeler, (jenis
alat,pemeliharaan,ASPAK)
PKP 5 : Rencana asuhan
3. Tenaga Medis,Kesehatan
PKP 6 : Pelaksanaan rencana asuhan
(Kompetensi,Kredensial,STR,SIP.SKP
PKP 7 : Pasien berisiko dan pelayanan gawat darurat
terpeliahar)
PKP 8 ; Pelayanan anestesi,sedasi,dan bedah minor 4. SOP.SK,Dokumen sesuai Telusur
PKP 9 : Pelayanan gizi SIAF.(Dokumen tiap Bab UPDATE Regulasi)
PKP 10 : Pemulangan Pasien 5. Indikator mutu tiap Unit, Prioritas
PKP 11 : Rujukan Puskesmas, IMN (P.D,C/S,A)
PKP 12 : Rekam medis (Standar PMK 43/2019 Ttg Puskesmas dan PMK
PKP 13 : Laboratorium 14/2021 Ijin dana Standar Usaha berisiko bidang
PKP 14 : Radiologi Kesehatan)
PKP 8 Pelayanan Anestesi dan Tindakan bedah minor PKP 15 : Farmasi
BAB 3 PKP 3,9 SD 3.15 DALAM GAMBAR

Rujukan (Sisrute)
PKP 9 : Pelayanan gizi
PKP 10 : Pemulangan Pasien
PKP 11 : Rujukan
PKP 12 : Rekam medis
PKP 13 : Laboratorium
PKP 14 : Radiologi
PKP 15 : Farmasi
SESUAIKAN DENGAN
STANDAR
1. Bangunan
2. Tenaga
3. SOP, Dokumen
Rekam Medis PKP 13.Laboratorium PKP 15.Farmasi 4. Indikator Mutu tiap Unit,
Prioritas Puskesmas,IMN
5. Peralatan
PKP 1 Maksud dan Tujuan
HAK PASIEN DAN KELUARGA
• Klinik mendukung pasien untuk mengetahui hak dan kewajibannya.
• Klinik memastikan pelayanan yang diberikan bertanggung jawab dan
mendukung hak pasien dan keluarga selama menjalani asuhan dan
memastikan terpenuhinya kebutuhan pasien secara khusus seperti pasien
dengan keterbatasan, pasien lansia, ibu hamil dan menyusui.
• Klinik menyediakan media untuk pasien, keluarga dan seluruh pengguna
layanan yang ingin menyampaikan keluhan, konflik atau dilema lain.

ELEMEN PENILAIAN 1. Klinik mensosialisasikan hak dan kewajiban pasien. (D,O)


2. Petugas menjelaskan tentang hak dan kewajiban pasien (D,W)
3. Pasien mengerti dan memahami hak dan kewajibannya (D,W)
4. Ada pemenuhan hak pasien berkebutuhan khusus (W,O)
5. Tersedia petugas,media atau tempat untuk menyampaikan keluhan pelayanan
bagi pasien atau keluarga (W,O)
6. Ada tindak lanjut keluhan oleh klinik dan dikomunikasikan dengan
pasien atau keluarga (D,W,O)
7. Dokumentasi pengaduan dan tindak lanjut yang telah dilakukan (D,W)
ALUR PENDAFTARAN
Hak & Kewajiban
Pasien

Pendaftaran

Cara & Bahasa


dipahami
1. Jenis pelayanan dan tarif
2. Jadwal pelayanan
3. Proses-alur Pendaftaran  Identifikasi
4. Proses-alur Pelayanan Pasien min 2
5. Sarana yang tersedia
6. Kerjasama rujukan
 (nama legkap, tg
7. Hak dan kewajiban pasien lahir, no RM)
8. Hambatan bahasa
RDOWS
NO ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN OBSERVASI SIMULASI
Tersedia bukti klinik mensosialisasikan Bukti sosialisasi tentang Bukti adanya media cetak
1 hak dan kewajiban pasien. (D,O) hak dan kewajiban pasien atau media elektronik yang
dapat berupa tetap muka, berisi informasi hak dan
media cetak dan atau kewajiban pasien
media elektronik
Tersedia bukti petugas menjelaskan Bukti penjelasan hak dan Petugas pendaftaran: cara
2 tentang hak dan kewajiban pasien beserta kewajiban pasien kepada dan proses menjelaskan
keluarganya. (D,W) pasien dan atau keluarga hak dan kewajiban pasien,
dan bagaimana cara
pendokumentasiannya
Pasien mengerti dan memahami hak dan Bukti evaluasi pemahaman Petugas pendaftaran:
3 kewajibannya (D,W) pasien terhadap hak dan bagaimana bisa
kewajiban pasien mengetahui bahwa pasien
mengerti dan memahami
terhadap penjelasan
tentang hak dan kewajiban
pasien
Ada pemenuhan hak pasien Adanya upaya untuk Petugas pendaftaran,
4 berkebutuhan khusus atau dalam kondisi membantu pasien dengan penanggung jawab klinik
khusus.(W,O) kebutuhan khusus atau tentang adanya pasien
kondisi khusus untuk dengan kebutuhan khusus
memperoleh hak dan atau kondisi khusus dan
memenuhi kewajiban bagaimana memenuhi hak-
hak pasien bagai pasien
dengan kebutuhan khusus
atau kondisi khusu
ELEMEN penilaian
PKP 3.1.1

Tersedia bukti klinik


mensosialisasikan hak dan
kewajiban pasien. (D,O)
ELEMEN PENILAIAN
PKP 3.1.2

Tersedia bukti petugas


menjelaskan tentang hak
dan kewajiban pasien
beserta keluarganya.
(D,W)
ELEMEN PENILAIAN

PKP 3.1.3

Pasien mengerti dan


memahami hak dan
kewajibannya (D,W)
Presentation title 23
ELEMEN PENILAIAN PKP 3.1.4.
ELEMEN penilaian PKP 3.1.5

ADA PEMENUHAN HAK PASIEN TERSEDIA PETUGAS, MEDIA ATAU TEMPAT UNTUK
BERKEBUTUHAN KHUSUS ATAU DALAM MENYAMPAIKAN KELUHAN PELAYANAN BAGI PASIEN
KONDISI KHUSUS.(W,O) ATAU KELUARGA (W,O)
24
ELEMEN penilaian PKP 3.1. 6
ELEMEN PENILAIAN PKP 3.1.7

ADA TINDAK LANJUT KELUHAN OLEH KLINIK ADA DOKUMENTASI PENGADUAN DAN
DAN DIKOMUNIKASIKAN DENGAN PASIEN TINDAK LANJUT YANG TELAH
ATAU KELUARGA (D,W,O) DILAKUKAN (D,W)
PKP 2
KLINIK MELIBATKAN PASIEN DAN KELUARGA DALAM PROSES ASUHAN
• Pasien dan keluarga mengetahui dan menyetujui asuhan dan
pelayanan yang mereka terima di klinik.
Maksud dan Tujuan

• Persetujuan khusus untuk tindakan medik khusus dan resiko tinggi


(informed consent).
• Informed consent sedikitnya memuat informasi dan penjelasan: nama,
tindakan, resiko tindakan, kemungkinan komplikasi, tindakan alternative
dan hal-hal lain yang perlu dipersiapkan oleh pasien dan keluarga

ELEMEN PENILAIAN

1. Ada bukti pelaksanaan persetujuan


tindakan kedokteran dan terdokumentasi di rekam medik
pasien (D)
2. Pasien atau keluarga mengetahui
rencana asuhan, diagnostik dan kemungkinan
hasil asuhan yang diberikan (D,W)
INFORMED Menolak
CONSENT

Hak untuk Konsekuensi


menolak Tanggung jawab
Alternatif
Dokumentasi

PELAKSANAAN DAN
Tindakan yang memerlukan
DOKUMENTASI
Informed consent Setuju INFORMED CONSENT
NO ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI

1 Ada bukti pelaksanaan Bukti dilakukan


persetujuan tindakan informed
kedokteran dan consent untuk
terdokumentasi di rekam tindakan
medik pasien (D) kedokteran yang
ditetapkan
harus diakukan
informed
consent
2 Pasien atau keluarga Bukti dokumentasi PPA: bagaimana
mengetahui rencana dalam rekam menjelaskan pada
asuhan, diagnostik dan medis tentang pasien atau
penyampaian
kemungkinan hasil keluarga tentang
informai pada
asuhan yang diberikan pasien atau rencana
(D,W) keluarga tentang asuhan,diagnosis,
rencana asuhan, dan kemungkinan
diagnosis, hasil asuhan, dan
kemungkinan hasil bagaimana
asuhan pendokumentasia
nnya
ELEMEN PENILAIAN

PKP 3.2.1

Ada bukti pelaksanaan


persetujuan tindakan
kedokteran dan
terdokumentasi di rekam
medik pasien (D)
ELEMEN PENILAIAN
PKP 3.2.2
Diagnosis
Pasien atau keluarga
mengetahui rencana Tujuan
asuhan, diagnostik dan
kemungkinan hasil
asuhan yang diberikan Alternatif
(D,W)
Risiko dan komplikasi

Prognosis

Perkiraan biaya
Persetujuan

Penolakan
PKP 3
PENERIMAAN PASIEN KLINIK
Maksud dan Tujuan
Klinik menetapkan prosedur skrining.

Skrining bertujuan :
 Mengetahui kebutuhan pasien.
 Mengetahui kemampuan klinik dalam memberikan pelayanan.
 Berbagai metode skrining dapat diterapkan di klinik sesuai kebutuhan

Elemen Penilaian

1. Ada prosedur pendaftaran yang ditetapkan (D)


2. Ada bukti pelaksanaan pendaftaran sesuai regulasi
yang ditetapkan (W,O)
3. Ada prosedur skrining yang ditetapkan (D)
4. Ada bukti pelaksanaan skrining sesuai regulasi yang
ditetapkan (W,O)
Dilakukan sejak awal
Untuk memilah pasien
Termasuk risiko penularan infeksi
RDOWS
NO ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN OBSERVASI SIMULASI
1 Ada prosedur pendaftaran SOP
yang ditetapkan (R)
pendaftaran
2 Ada bukti pelaksanaan Proses Petugas
pendaftaran sesuai regulasi pendaftaran:
yang ditetapkan (W,O) pendaftaran,
bagaimana
cocokan proses
dengan SOP pendaftaran
3 Ada prosedur skrining yang SOP Skrining
ditetapkan (R)
4 Ada bukti pelaksanaan Proses Petugas
skrining sesuai regulasi yang skrining:
ditetapkan (W,O) pelaksanaan
bagaiman cara
skrining melakukan
skrining
Presentation title 35
• ELEMEN PENILAIAN PKP 3.3.1
ELEMEN PENILAIAN PKP 3.3.2
ADA PROSEDUR PENDAFTARAN YANG ADA BUKTI PELAKSANAAN PENDAFTARAN SESUAI
DITETAPKAN (D) REGULASI YANG DITETAPKAN (W,O)
36

 ELEMEN PENILAIAN PKP 3.3.3


ELEMEN PENILAIAN PKP 3.3.4

ADA PROSEDUR SKRINING YANG ADA BUKTI PELAKSANAAN SKRINING SESUAI


DITETAPKAN (D) REGULASI YANG DITETAPKAN (W,O)

1. Verifikasi identitas
2. Antrophometri (BB,TB,LK.LD,LP,LP,BMI)
3. Vital sign
(Suhu,Nadi,Respirasi,Tensi,SpO2)
4. Keluhan Utama
5. Anamesa
6. Diagnostik dan Perencanaan
PKP 4
PENGKAJIAN PASIEN
1. Maksud dan Tujuan
2. Proses kajian pasien menentukan efektifitas asuhan yang akan
dilakukan.
3. Kajian Awal : Ketika pasien diterima di klinik oleh tenaga medis,
4. Kajian Awal : Status fisik, Psikososial-spiritual, Riwayat kesehatan pasien,
Riwayat penggunaan obat dan Screening gizi pasien
5. Kajian Ulang : perkembangan pasien dan dievaluasi secara berkala

Elemen Penilaian

1. Ada bukti dilakukan kajian pasien oleh PPA dalam penetapan


diagnosis yang dituangkan ke dalam rekam medis. (D,O)
2. Kajian awal sekurang kurangnya memuat data a) sampai e) (D)
3. Kajian ulang dibuat dalam bentuk CPPT (Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi) dan terdokumentasi di Rekam Medik (D)
RDOWS
NO ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN OBSERVASI SIMULASI
1 Ada bukti dilakukan kajian Bukti kajian Proses kajian
pasien oleh PPA dalam pasien oleh PPA pasien dan
penetapan diagnosis yang dalam rekam pencatatannya
dituangkan ke dalam medis dalam rekam
rekam medis. (D,O) medis
2 Kajian awal sekurang dokumentasi
kurangnya memuat data kajian awal
a) sampai e) (D) dalam rekam
medis yang
memuat a sd e
3 Kajian ulang dibuat dalam dokumentasi
bentuk CPPT dan kajian ulang
terdokumentasi di Rekam dalam
Medik (D) CPPT/rekam
medis
Presentation title 39
ELEMEN PENILAIAN PKP 3.4.1,KAJIAN PASIEN OLEH PPA
ELEMEN PENILAIAN PKP 3.4.2, KAJIAN AWAL MEMUAT DATA A SD E

ADA BUKTI DILAKUKAN KAJIAN PASIEN OLEH PPA DALAM KAJIAN AWAL SEKURANG KURANGNYA
PENETAPAN DIAGNOSIS YANG DITUANGKAN KE DALAM
REKAM MEDIS. (D,O) MEMUAT DATA A) SAMPAI E) (D)
D

ISI MINIMAL KAJIAN


AWAL:
a. Status fisik
b. Psikososial-spiritual
c. Riwayat kesehatan pasien
d. Riwayat penggunaan obat
e. Screening gizi pasien

Kajian ulang berisikan


perkembangan pasien dan
dievaluasi secara berkala dengan
menggunakan form Catatan
Perkembangan Pasien
Terintegrasi (CPPT).
Kajian Pasien
Informasi
anamnesis (data Subjektif = S), pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang (data Objektif = O).

Analisis Informasi
menghasilkan masalah, kondisi, dan diagnosis untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien

Rencana Asuhan
solusi untuk mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan pasien.
ELEMEN PENILAIAN PKP 3.4.3

Kajian ulang dibuat dalam


bentuk CPPT dan
terdokumentasi di Rekam
Medik (D)
PKP 5
RENCANA ASUHAN DAN PELAKSANAAN
Maksud dan Tujuan
• Rencana asuhan menjelaskan asuhan dan pengobatan/ tindakan yang
diberikan kepada pasien.
• Rencana asuhan memuat satu paket tindakan yang dilakukan oleh
pelaksana asuhan untuk mendukung diagnosis yang ditegakkan
melalui pengkajian.
• Tujuan utama rencana asuhan adalah memperoleh hasil klinis yang
optimal.
• Rencana asuhan terdokumentasi dengan baik di rekam medis pasien.
ELEMEN PENILAIAN
1. Rencana asuhan oleh PPA terdokumentasi di RM (D)
2. Pelaksanaan asuhan dan terdokumentasi di rekam medik
pasien (D)
3. Rencana asuhan dievaluasi secara berkala oleh pemberi
asuhan (D)
PKP 6 PROMOTIF & PREVENTIF
Maksud dan Tujuan
Klinik menyelenggarakan pelayanan promotif dan preventif sesuai
dengan kebutuhan pasien dan masyarakat serta mendukung program
prioritas nasional seperti pemberian edukasi baik secara langsung
ataupun menggunakan media komunikasi seperti banner, leafleat
dan multi media.

SOA Planing, Rujuk,WTH,Periksa lab, Periksa X.Ray


Radiologi,Resep,Diet,control ulang,habiskan obat

Elemen Penilaian
1. Ada pelayanan promotif dan preventif yang dilakukan
secara berkala (D,W).
2. Ada bukti pelaksanaan dan laporan pelaksanaan
program promotif dan preventif (D)
D

FORM PEMBERIAN EDUKASI


PKP 7
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN
PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO TINGGI
Maksud dan Tujuan
Klinik menetapkan regulasi tentang pasien risiko tinggi
• Pasien emergensi
• Pasien dengan penyakit menular
• Pasien dialisis
• Pasien dengan risiko bunuh diri
• Populasi pasien rentan, lansia, anak-anak dan pasien berisiko tindak
kekerasan atau ditelantarkan.
Pelayanan risiko tinggi antara lain :
• Pelayanan pasien dengan penyakit menular.
• Pelayanan pasien yang menerima dialisis.
• Pelayanan pasien yang menerima kemoterapi

Elemen Penilaian

1. Ada penetapan pelayanan pasien risiko tinggi pada klinik (R)


2. Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi
dan pelayanan risiko tinggi sesuai SPO yang ada (D, W)
NOTE..
Regulasi untuk asuhan disesuaikan dgn populasi pasien risiko tinggi dan
pelayanan risiko tinggi yg berguna utk menurunkan risiko. Penting
diperhatikan:
• Bagaimana mengidentifikasi pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi
• Proses kolaborasi menentukan dan melakukan rencana asuhan
• dokumentasi yg dibutuhkan agar tim asuhan dapat bekerja dan
berkomunikasi
efektif
• keperluan informed consent
• keperluan monitor pasien
• kualifikasi khusus staf yg terlibat dalam proses asuhan
• teknologi medis khusus tersedia dan dapat digunakan

Elemen Penilaian

Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko


tinggi dan pelayanan risiko tinggi sesuai SPO yang ada (D, W)
PKP 8:
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH
Maksud dan Tujuan
• Klinik Pratama : Anestesi lokal
• Klinik Utama : Dapat melakukan anestesi sedasi intravena.
• Pelayanan bedah diberikan sesuai dengan perencanaan berdasarkan hasil kajian dan dicatat dalam rekam medis pasien.
• Klinik Pratama : bedah kecil (minor) tanpa anestesi umum dan/ atau spinal.
• Klinik utama dapat melakukan tindakan bedah kecuali bedah yang menggunakan anestesi umum dengan inhalasi/
spinal, operasi sedang berisiko tinggi dan operasi besar.

1. Klinik menetapkan prosedur pelayanan anestesi dan bedah sesuai kebutuhan. (R)
2. Pelayanan anestesi dan bedah dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku (D,O,W)
3. Jenis, dosis dan teknik anestesi dan pemantauan status fisiologi pasien selama pemberian anestesi oleh petugas
dicatat dalam rekam medis pasien. (D)
4. Ada bukti pelaksanaan kajian pra bedah (D)
5. Ada bukti pelaksanaan kajian pra anestesi (D)
6. Ada bukti pemantauan dan evaluasi paska anestesi dan bedah (D)
1. Klinik menetapkan prosedur pelayanan anestesi
dan bedah sesuai kebutuhan. (R)

Elemen Penilaian

1. Pelayanan anestesi dan bedah dilakukan oleh tenaga medis


yang kompeten sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku (D,O,W)
2. Jenis, dosis dan teknik anestesi dan pemantauan status fisiologi
pasien selama pemberian anestesi oleh petugas dicatat dalam
rekam medis pasien. (D)
3. Ada bukti pelaksanaan kajian pra bedah (D)
4. Ada bukti pelaksanaan kajian pra anestesi (D
D
Elemen Penilaian
6. Ada bukti pemantauan dan evaluasi paska anestesi dan bedah (D)
PKP 9 ,PELAYANAN GIZI

Klinik dengan Perawatan


Maksud dan Tujuan
• Pemberian terapi gizi sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinis.
• Kondisi kesehatan dan proses pemulihan pasien membutuhkan asupan makanan dan gizi yang
memadai, oleh karena itu makanan perlu disediakan secara regular, sesuai dengan rencana asuhan,
umur, budaya.
• Pasien berperan serta dalam perencanaan dan seleksi makanan.

Elemen Penilaian

1. Asuhan gizi dilakukan oleh petugas yang berkompeten sesuai dengan aturan perundangan (D)
2. Disusun rencana asuhan gizi berdasarkan kajian kebutuhan gizi pada pasien sesuai dengan
kondisi kesehatan dan kebutuhan pasien (D)
3. Distribusi dan pemberian makanan dilakukan sesuai jadwal dan pemesanan dan di
dokumentasikan. (D,W)
4. Pasien dan/atau keluarga diberi edukasi tentang pembatasan diet pasien dan keamanan atau kebersihan
makanan. (D,W)
1. Asuhan gizi dilakukan oleh petugas yang berkompeten sesuai dengan aturan perundangan (D)
2. Disusun rencana asuhan gizi berdasarkan kajian kebutuhan gizi pada pasien sesuai dengan kondisi kesehatan
dan kebutuhan pasien (D)
3. Distribusi dan pemberian makanan dilakukan sesuai
jadwal dan pemesanan dan di dokumentasikan. (D,W)

4. Pasien dan/atau keluarga diberi edukasi tentang


pembatasan diet pasien dan keamanan atau kebersihan
makanan. (D,W)
PKP 10 PEMULANGAN DAN
TINDAK LANJUT PERAWATAN
Klinik dengan Perawatan

Maksud dan Tujuan


• Klinik dapat memberikan pelayanan rawat inap paling lama 5 (lima) hari, apabila
memerlukan rawat inap lebih dari 5 hari maka pasien harus secara terencana dirujuk
ke rumah sakit sesuai dengan peraturan perundangan.

• Pemulangan pasien dilakukan berdasarkan kriteria pulang yang ditetapkan oleh


penanggung jawab klinik dan didokumentasikan pada resume pasien pulang.
Elemen Penilaian

1. Dokter melaksanakan pemulangan dan menyusun rencana tindak lanjut sesuai


dengan rencana yang disusun dan kriteria pemulangan. (D)
2. Ada bukti ringkasan pulang pasien dalam rekam medis. (D,O,W)
3. Ada bukti pemberian informasi kepada pasien saat pulang (D,W)
2. Ada bukti ringkasan pulang pasien dalam rekam medis.
(D,O,W)
PKP 11 PELAYANAN RUJUKAN

Maksud dan Tujuan


• Jika kebutuhan pasien terhadap pelayanan tidak dapat dipenuhi oleh klinik,
maka pasien harus di rujuk ke fasyankes yang mampu menyediakan pelayanan
yang berdasarkan kebutuhan pasien dan telah bekerja sama dengan klinik.
• Proses rujukan harus diatur dengan kebijakan dan prosedur sehingga pasien
dijamin memperoleh pelayanan yang dibutuhkan di tempat rujukan pada saat
yang tepat.

Elemen Penilaian

1. Ada tata cara dan prosedur rujukan pasien (R)


2. Klinik yang merujuk pasien memastikan bahwa fasyankes yang dituju dapat
memenuhi kebutuhan pasien (D,W).
3. Pasien/ keluarga memperoleh informasi rujukan dan memberi persetujuan untuk
dilakukan rujukan berdasarkan kebutuhan pasien (D,W)
4. Ada sarana transportasi rujukan yang memenuhi syarat (khusus klinik yang
menyelenggarakan pelayanan rawat inap) (W,O)
5. Ada daftar jejaring rujukan klinik (D)
Presentation title 65

ADA TATA CARA DAN PROSEDUR RUJUKAN PASIEN (R)


KLINIK YANG MERUJUK PASIEN MEMASTIKAN BAHWA FASYANKES YANG DITUJU DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN
PASIEN(D,W).DAN PASEIN KELUARGA MEMPEROLEH INFORMASI RUJUKAN

SOP SISTEM RUJUKAN GTERINGTEGRASI


PKP 12 :REKAM MEDIS
Maksud dan Tujuan
• Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien.
• Rekam medis elektronik adalah rekam medis yang dibuat dan disimpan
dalam bentuk elektronik.
• Isi rekam medis pada klinik disesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan
Elemen Penilaian
1. Ada bukti penyelenggaraan rekam medis (D)
2. Ada bukti rekam medis diisi secara lengkap oleh Profesional Pemberi
Asuhan (PPA) (D)

3. Ada tata cara penyimpanan, peminjaman dan pemusnahan rekam medis (R)
4. Ada bukti klinik menjaga kerahasiaan rekam medis pasien (D,O)
PERATURAN MENTERI KESEHATA
NOMOR 24
TENTANG
REKAM MEDIS

1. Ada bukti penyelenggaraan rekam medis (D)


• Penyelenggaraan Rekam Medis dilakukan secara
berurutan dari sejak pasien masuk sampai pasien
pulang, dirujuk atau meninggal, meliputi kegiatan :
• Registrasi pasien
• Pendistribusian rekam medis
• Isi rekam medis dan pengisian informasi klinis
• Pengolahan data dan pengkodean
• Klaim pembiayaan
• Penyimpanan rekam medis
• Penjaminan mutu
• Pelepasan informasi kesehatan
• Pemusnahan rekam medis
2. Ada bukti rekam medis diisi secara lengkap oleh Profesional
Pemberi Asuhan (PPA) (D)

Terisi lengkap dan dibubuhi nama, waktu, tanda tangan PPA


3. ADA TATA CARA PENYIMPANAN, PEMINJAMAN DAN PEMUSNAHAN
REKAM MEDIS (R)
4. Ada bukti klinik menjaga kerahasiaan
rekam medis pasien (D,O)
Contoh Rekam Medis
Asuhan klinis (SOAP) Dokter
 Subjective : Keluhan Utama, Anamnesa
 Objective : Pemeriksaan Fisik, vital
sign,Antrophometri,Status gizi,Sign +/ Sign –
 Assesment : Diagnostik sesuai kewenangan KMK
514/2015 PNPK. 144 Diagnostik
 Planning : Rencana Asuhan yang diberikan
seperti,Rawat,Rujuk,Beri obat resep,Lab,penunjang dll
Surat Permintaan layanan lanjutan sesuai Planning rencana Asuhan Dokter
Surat rujukan,Resep,Permintaan Laboratorium,Radiologi,penunjang lain
PKP 13 PELAYANAN LABORATORIUM
Maksud dan Tujuan
• Klinik yang menyelenggarakan pelayanan laboratorium menetapkan jenis-jenis pelayanan dan
pemeriksaan laboratorium yang tersedia.
• Regulasi pelayanan laboratorium disusun sebagai acuan yang meliputi kebijakan dan pedoman
serta prosedur-prosedur pelayanan laboratorium.
Elemen Penilain

1. Ada penetapan jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan (R).


2. Terdapat Penanggung Jawab Laboratorium (O, W)
3. Klinik menetapkan rentang nilai normal untuk setiap jenis pemeriksaan yang disediakan (D)
4. Ada bukti reagensia esensial dan bahan lain tersedia sesuai dengan jenis pelayanan yang ditetapkan, pelabelan
dan penyimpanannya(D, W)
5. Ada prosedur pelaporan, pencatatan dan tindak lanjut hasil laboratorium kritis (R,D,W)
6. Ada prosedur rujukan spesimen dan/ atau pengguna layanan, jika pemeriksaan laboratorium tidak
dapat dilakukan oleh klinik (R,D)
7. Ada bukti pelaksanaan Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan Pemantapan Mutu Eksternal
(PME) secara berkala (D,O,W).
Dapat 1 SK Pelayanan Laboratorium yang berisi :
• Jenis pemeriksaan Lab
• Penanggung jawab Lab
• Rentang Nilai normal
• Nilai Kritis
• Regensia essensial
• Rujukan Pemeriksaan

1. Ada penetapan jenis-jenis pelayanan laboratorium yang


disediakan (R).
5. Ada prosedur pelaporan, pencatatan dan tindak lanjut
hasil laboratorium kritis
6. Ada prosedur rujukan spesimen dan/ atau pengguna
layanan, jika pemeriksaan laboratorium tidak dapat
dilakukan oleh klinik (R,D)
2. Terdapat Penanggung Jawab Laboratorium (O, W) 4. Ada bukti reagensia esensial dan bahan lain tersedia
3. Klinik menetapkan rentang nilai normal untuk setiap SESUAI dengan jenis pelayanan yang ditetapkan,
jenis pemeriksaan yang disediakan (D) DAN penyimpanannya(D, W)
5. Ada prosedur pelaporan, pencatatan dan tindak lanjut
hasil laboratorium kritis (R,D,W)
6. Ada prosedur rujukan spesimen dan/ atau pengguna layanan, jika
pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan oleh klinik (R,D)
7. ADA BUKTI PELAKSANAAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)
DAN PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)
secara berkala (D,O,W).
Dilakukan pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal
terhadap pelayanan laboratorium sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan dan dilakukan perbaikan jika terjadi penyimpangan
PKP 14
PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK
Maksud dan Tujuan
• Pelayanan radiologi diagnostik di klinik disesuaikan dengan kebutuhan dan sesuai keamanan radiasi.

• Klinik yang memiliki pelayanan radiodiagnostik dipastikan memiliki manajemen keamanan


radiasi yang meliputi:
1. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku dan peraturan perundang-undangan
2. Kepatuhan terhadap standar dari manajemen fasilitas, radiasi dan program pencegahan
dan pengendalian infeksi.
3. Tersedia APD sesuai pekerjaan dan bahaya yang dihadapi.
4. Orientasi bagi semua staf pelayanan radiologi tentang praktik dan prosedur keselamatan.

Elemen Penilaian

1. Klinik menerapkan prosedur pelayanan radio diagnostik (R)


2. Ada bukti pelayanan radiologi sesuai dengan prosedur yang ada termasuk kepatuhan terhadap
manajemen keamanan radiasi (D)
PKP 15 PELAYANAN KEFARMASIAN

Maksud dan Tujuan


• Klinik melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan serta pelayanan farmasi klinik sesuai standar
pelayanan kefarmasian.
• Klinik secara berkala minimal satu kali dalam setahun menetapkan formularium yang mengacu pada Formularium
Nasional.
• Pengkajian resep dilakukan oleh tenaga kefarmasian, meliputi pengkajian administrative, farmasetik dan klinis.
• Peresepan hanya dilakukan oleh tenaga medis yaitu dokter, dokter gigi dan dokter spesialis.
Elemen Penilaian
1. Tersedia bukti pengelolaan dan pelayanan sediaan farmasi BMHP dan alat kesehatan oleh tenaga kefarmasian sesuai
dengan peraturan perundang- undangan. (D,O,W)
2. Tersedia daftar formularium obat klinik (D)
3. Ada kebijakan dan atau prosedur pengadaan obat sesuai dengan regulasi (R)
4. Tersedia bukti dilakukan pengkajian resep dan pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan pemberian obat. (D,O)
5. Tersedia bukti pemberian informasi obat dan konseling oleh Apoteker.(D,O)
6. Tersedia bukti rekonsiliasi obat pada pelayanan rawat inap sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (D,O,W)
7. Tersedia obat emergensi pada unit-unit dimana diperlukan, dan dapat diakses untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat
emergensi, dipantau, dan diganti tepat waktu setelah digunakan atau bila kadaluarsa. (D,O,W)
Ketentuan Terkait Pelayanan Kefarmasian di Klinik terdapat Pada
 PMK No 14 Tahun 2021 bagian Standar Usaha Klinik,
 Permenkes Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik dan
 Permenkes No 34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik

Klinik Rawat Jalan

• Klinik yang menyelenggarakan rawat jalan dapat


melaksanakan Pelayanan Kefarmasian.
• Klinik yang menyelenggarakan pelayanan kefarmasian,
wajib memiliki apoteker sebagai penanggung jawab
Pelayanan Kefarmasian dan wajib memiliki instalasi
farmasi.

Klinik Rawat Inap dan Rehabilitasi NAPZA

• Wajib melaksanakan pelayanan kefarmasian, wajib


memiliki apoteker sebagai penanggung jawab Pelayanan
Kefarmasian di Instalasi Farmasi
KLINIK YANG TIDAK MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DAPAT
BEKERJASAMA DENGAN KLINIK LAIN ATAU APOTEK UNTUK MEMBERIKAN
PELAYANAN KEFARMASIAN.

Pelayanan Resep pada Klinik rawat jalan yang tidak memiliki


Apoteker dilakukan di apotek atau Klinik lain yang
menyelenggarakan Pelayanan Kefarmasian.

Klinik yang tidak menyelenggarakan pelayanan kefarmasian harus


memiliki lemari khusus penyimpanan obat darurat dan bahan
medis habis pakai (PMK no 14/2021)

Daftar Obat Keadaan Darurat Medis pada klinik yang tidak


menyelenggarakan pelayanan kefarmasian mengacu pada KMK
Nomor HK.01.07/MENKES/4799/2021
PELAYANAN KEFARMASIAN DI KLINIK

Pengelolaan sediaan
farmasi, alkes, &
BMHP Pelayanan Farmasi Klinis
PELAYANAN KEFARMASIAN DI KLINIK
Pengelolaan sediaan farmasi, alkes, & BMHP

Pengelolaan sediaan
Pelayanan Farmasi Klinis
farmasi, alkes dan
BHMP 1. Pengkajian dan Pelayanan Resep

1. Pemilihan 2. Penelusuran Riwayat Penggunaan


Obat (klinik rawat inap)
2. Perencanaan
3. Rekonsiliasi Obat (klinik rawat inap)
3. Pengadaan
4. Pelayanan Informasi Obat
4. Penerimaan
5. Konseling
5. Penyimpanan
6. Ronde/visite pasien (klinik rawat
6. Pendistribusian inap)
(klinik rawat inap) 7. Pemantauan Terapi Obat
7. Pemusnahan dan 8. Monitoring Efek Samping
Penarikan Obat(MESO)/Farmakovigilans
8. Pengendalian
9. Evaluasi Penggunaan Obat(EPO);
9. Administrasi dan/atau
10. Pelayanan Kefarmasian di rumah
(home pharmacy care)
Sumber dari : Sosialisasi Permenkes Nomor 34 Tahun 2021 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Klinik. Kamis, 20 Januari 2022
2. TERSEDIA DAFTAR FORMULARIUM OBAT
KLINIK (D) Pemilihan

Formularium Klinik merupakan


Formularium Klinik disusun oleh tim penyusun Formularium
daftar Obat yang ditetapkan oleh
Klinik yang terdiri dari tenaga medis dan Apoteker.
penanggung jawab Klinik.

Kriteria Obat yang masuk di Formularium Klinik, yaitu:


ü Obat yang memiliki NIE dari BPOM
ü Pemilihan Obat untuk Klinik yang bekerja sama dengan BPJS mengacu
pada Fornas;
ü Mengutamakan Obat generik
ü Memiliki benefit-risk ratio yang paling menguntungkan pasien
ü Mudah penggunaannya sehingga meningkatkan kepatuhan dan
penerimaan oleh pasien
ü Memiliki benefit-cost ratio yang tertinggi berdasarkan biaya langsung dan
tidak langsung
ü Terbukti evidence based medicine, aman dan banyak dibutuhkan untuk
pelayanan dengan harga yang terjangkau.

Sumber dari : Sosialisasi Permenkes Nomor 34 Tahun 2021 Tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian Di Klinik. Kamis, 20 Januari 2022
PENGADAAN

Ø Pengadaan dilaksanakan dengan pembelian menggunakan surat pesanan yang ditandatangani Apoteker.
Ø Sediaan Farmasi diperoleh dari Industri Farmasi atau PBF yang memiliki izin.
Ø Alat Kesehatan dan BMHP diperoleh dari Penyalur Alat Kesehatan (PAK) atau toko Alat Kesehatan yang memiliki
izin.
Ø Terjaminnya keaslian, legalitas, dan kualitas produk yang dibeli.
Ø Produk dipesan tepat waktu, mudah ditelusuri, lengkap sesuai dengan perencanaan.
Ø Pengadaan Obat darurat medis pada Klinik yang tidak melakukan Pelayanan
Kefarmasian berasal dari apotek melalui Surat Pesanan Kebutuhan Obat Darurat
Medis yang ditandatangani oleh penanggung jawab Klinik

3. Ada kebijakan dan atau prosedur pengadaan obat sesuai


dengan regulasi

Sumber dari : Sosialisasi Permenkes Nomor 34 Tahun 2021 Tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian Di Klinik. Kamis, 20 Januari 2022
KONSELING dsb

ibu hamil

pediatri

Kriteria Pasien

polifarmasi,
instruksi
khusus

kepatuhan
rendah

Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan pasien/keluarga untuk meningkatkan
pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan dalam penggunaan Obat dan menyelesaikan
masalah yang dihadapi pasien.
6. Tersedia bukti rekonsiliasi obat
pada pelayanan rawat inap
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (D,O,W)
8. TERSEDIA BUKTI PENYIMPANAN DAN
PELAPORAN OBAT NARKOTIKA SERTA
PSIKOTROPIKA SESUAI DENGAN REGULASI
(D,O,W)

Obat Narkotika, Psikotropika dan Prekursor


Penyimpanan sesuai dengan PMK no 3 Tahun 2015
10. TERSEDIA KEBIJAKAN DAN ATAU
PROSEDUR PENANGANAN OBAT
KADALUARSA/ RUSAK (R,D,W)
MONITORING EFEK SAMPING OBAT

kegiatan pemantauan
setiap respon terhadap Kegiatan: -Mengidentifikasi Obat
Obat yang merugikan atau dan pasien yang mempunyai risiko
tidak diharapkan yang tinggi mengalami efek samping
terjadi pada dosis normal Obat. -Mengisi Laporan
yang digunakan pada Monitoring Efek Samping Obat
manusia untuk tujuan (MESO). -Melaporkan ke Pusat
profilaksis, diagnosis dan Monitoring Efek
terapi atau memodifikasi Samping Obat Nasional.
fungsi fisiologis

94
1/26/22
12. ADA KEBIJAKAN DAN ATAU PROSEDUR PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
MEDICATION ERROR. (R,D,W)
13. Dalam hal klinik tidak memiliki apoteker, sebagai penanggung jawab pelayanan kefarmasian, klinik
hanya mengelola obat darurat medis sesuai peraturan perundang-undangan (D,O,W)
TERIMA KASIH

HATURNUHUN

Dr.Tb rachmat Sentika Sp.A.,MARS


HP 0811831838
rsentika@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai