Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENGARAPAN PADUAN SUARA JEMAAT “NAFIRI” WALEWANGKO

Tugas hasil pengarapan paduan suara pada :


23 September 2022 di jemaat “NAFIRI” WALEWANGKO

Dosen pengampu :
Prof. Dr. Perry Rumengan, M.Sn.

Oleh :
NOVAL NUSA ADAM BAWOLE
20407029
Dalam kunjungan di jemaat “NAFIRI” Walewangko diawali dengan pemanasan yang di
lakukan oleh para anggota paduan suara, lalu masuk pada latihan serta [choir clinic].

1. Melakukan pemanasan yang tidak tepat


Pemanasan yang tidak baik dapat menyebabkan berbagai hal yang merugikan saat bernyanyi,
mulai dari nada dihasilkan terkesan tidak tepat hingga terburuk adalah nyeri yang dirasakan di
area kepala dan bahu.

2. Dinamika yang kurang


Dinamika yang dimainkan tidak sesuai dengan yang ingin diinterpretasikan, menyebabkan ide dari lagu
tidak tersampaikan juga bunyi yang dihasilkan terdengar monoton. Hal ini pula membuat kesan dari lagu
yang dinyanyikan menjadi “MALAS”.

3. Teknik pernapasan yang salah


Selanjutnya teknik pernapasan yang digunakan tidaklah benar membuat support untuk bagian nada-nada
tinggi menjadi tidak akurat dan terdengar berantakan.

4. Kesalahan POSTUR dan GESTUR


Postur adalah posisi badan sedangkan gesture lebih ke mimik muka, kesalahan postur dapat menyebabkan
pernapasan salah dan meyebabkan perut mengecil bebrapa inci. Sedangkan kesalahan mimik membuat
penyampaian pesan lagu tidak kompleks.

Dari beberapa permasalahan di atas telah didapatkan menyelesaian serta koreksi dari Prof. Dr. Perry
Rumengan, M.Sn.
Yang langsung memberikan dampak bagi paduan suara, dengan teknik sebagai berikut ;

1. Prof melakukan pemanasan dengan tangan di pingang dan kepala menghadap ke bawah, lalu
kepala menegok ke atas, kanan, kiri dan bawah.
Dengan rileks kepala di patahkan ke kiri dan kekanan, tangan di bahu dan lalu di
putar kedepan dan kebelakang. Selanjunya gerak mulut dengan rileks dan melakukan “tap-tap”
atau tepuk bagian-bagian tubuh agar merangsang saraf-saraf.

2. Masih pada bagian yang sama Prof juga mengoreksi dinamika yang dihasilkan terlalu datar dan
tidak lembut sesui dinamika yang diharapkan dengan menambahkan sedikit Teknik “Vibrato”
untuk membuat bunyi yang dihasilkan menjadi lebih kaya dan megah. Melakukan “Humming”
untuk placement suara atau mengaktifkan tempat resonansi.
3. Dan yang berikutnya adalah teknik pernapasan yang diajarkan adalah dengan cara menghirup
nafas lewat mulut bertujuan untuk merangsang otot perut sehingga pernafasan yang digunakan
adalah pernafasan diafragma. Yang diikuti dengan menelan ludah dan merilekskan leher, pundak
beserta bagian tubuh yang akan digunakan untuk bernyanyi.

4. Untuk membuat postur tarik nafas dengan hidung dan biarkan dada terangkat, lalu buang nafas
tapi pertahankan postur bahu lalu senyum..

Berikut adalah dokumentasi dari kegiatan di jemaat “NAFIRI” Walewangko ;

Anda mungkin juga menyukai