Anda di halaman 1dari 2

Latar belakang di tii jawa barat

Pada dasarnya, pemberontakan dimaksudkan untuk mengganggu


kedaulatan NKRI melalui pengambilan kekuasaan dari pemerintah sah.
Pemberontakan DI/TII dipelopori oleh berbagai alasan dari daerah yang
ikut terlibat. Namun, mayoritas alasan disebabkan oleh ketidakpuasan
akan kebijakan pemerintah

Latar belakang DI/TII di Jawa Barat adalah penandatanganan Perjanjian Renville pada 1948 yang
mengharuskan pengikut RI mengosongkan wilayah Jawa Barat dan pindah ke Jawa Tengah.
Menurut Kartosuwirjo, ini adalah pengkhianatan pemerintah RI atas perjuangan rakyat Jawa Barat

Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia


(DI/TII) ini dimulai oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, di
Jawa Barat pada tahun 1948. Dia menyatakan mendirikan
Negara Islam Indonesia (NII).
Awalnya pemerintah berupaya menyelesaikan
pemberontakan DI/TII ini dengan jalan damai. Pemerintah
membentuk sebuah panitia yang beranggotakan Zainul Arifin
(kementerian Agama), Makmun Sumadipraja (Kementerian
Dalam Negeri), dan kolonel Sadikin (Kementerian
Pertahanan). Mereka di berikan tugas untuk mengadakan
kontak dengan pimpinan DI/TII untuk berunding. Namun
usaha ini pun gagal.
Upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah mengirim
surat ke Kartosuwiryo untuk berunding melalui Mohammad
Natsir (mantan perdana menteri dan pemimpin Masyumi),
namun juga tidak berhasil.
Karena kegagalan cara diplomatis, akhirnya pemerintah
melakukan tindakan militer berupa Operasi Pagar Betis.
Dalam operasi in, TNI yang dipimpin oleh Divisi Siliwangi,
mengepung wilayah-wilayah yang menjadi basis kekuatan
DI/TII dan membatasi gerakkan mereka.
Operasi ini dinamakan “pagar betis” karena pasukan TNI
mengepung basis-basis pemberontak DI/TII, sehingga
membatasi ruang gerak mereka.
Akhirnya pada 4 Juni 1962, Kartosuwiryo berhasil di tangkap
di Gunung Geber. Tertangkapnya Kartosuwiryo ini
mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.
Tambahan

-operasi pagar betis

Operasi Pagar Betis adalah operasi militer Indonesia untuk mengakhiri pemberontakan
DI/TII di Jawa Barat yang dipimpin oleh Kartosuwiryo, dengan mengepung markas
pemberontak di Gunung Geber. Dalam operasi ini, TNI yang dipimpin oleh Divisi Siliwangi,
mengepung wilayah-wilayah yang menjadi basis kekuatan DI/TII dan membatasi gerakkan
mereka.
Operasi ini dinamakan “pagar betis” karena pasukan TNI mengepung basis-basis
pemberontak DI/TII, sehingga membatasi ruang gerak mereka. Akhirnya pada 4 Juni 1962,
Kartosuwiryo berhasil ditangkap di Gunung Geber. Tertangkapnya Kartosuwiryo ini
mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.
-kartosuwiryo

Tokoh terkenal DI/TII ini terlahir dengan nama lengkap Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Ia
dilahirkan di Cepu, Jawa Tengah pada tanggal 7 Januari 1907. Ia sendiri merupakan anak dari 7
bersaudara. Ayahnya yang bernama Kartosuwiryo bekerja sebagai seorang mantri candu. Jabatan
tersebut diketahui cukup tinggi bagi seorang pribumi pada masa kolonial. Dilihat dari latar belakang
keluarganya, Kartosuwiryo tidak dilahirkan dari keluarga islam yang taat. Mengingat ayahnya
merupakan mantri candu. Namun untuk pendidikan, Ia mendapatkannya dengan layak. eksekusi mati
terhadapnya dilakukan pada tanggal 5 September 1962 beberapa bulan setelah ia tertangkap. Lokasi
eksekusi mati Kartosuwiryo dilakukan di Pulau Ubi di wilayah kepulauan Seribu, Jakarta. Ia juga
dimakamkan disana.

Anda mungkin juga menyukai