Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muthia Farhana

Nim : 2311213041
Kelas : A3
Matkul : Administrasi Kebijakan Kesehatan
Tugas Individu
Memasukkan TB pada agenda kebijakan dan menyusun kebijakan DOTS

1. Tuliskan siapa para pelaku kebijakan!


Jawab :
- Internasional Union Against Tuberculosis and Lung Disease (IUATLD), yang bersama
dengan dokter umum Karel Styblo, berusaha mencari cara untuk meningkatkan program
tuberkulosis.
- World Health Organization (WHO), khususnya Direktur Jenderal Halfdan Mahler, yang
meluncurkan Kesehatan untuk Semua pada tahun 2000, memperluas unit tuberkulosis dan
menunjuk Arata Kochi sebagai kepala unit tuberkulosis baru.
- Komisi Ad Hoc untuk Penelitian Kesehatan, yang terdiri dari pakar kesehatan masyarakat
terkemuka, dengan sekretariat yang berbasis di Universitas Harvard.
2. Proses apa yang anda temukan?
Jawab :
Dalam studi kasus ini, kami mengamati proses transisi dari masa ketidakpedulian ke masa
pemberantasan tuberkulosis pada tahun 1970, ketika hanya satu LSM internasional,
IUATLD, yang mengembangkan strategi surveilans dengan menggunakan pengobatan jangka
pendek, namun pengembangan pendekatan vertikal ditolak. WHO, khususnya Direktur
Jenderal Halfdan Mahler. Kemudian, pada tahun 1980, negara ini mulai memasuki era
kelahiran kembali dan eksperimen, dengan meningkatnya kasus dan penyakit yang
disebabkan oleh kecanduan narkoba, diikuti dengan perluasan Unit Tuberkulosis WHO untuk
menangani keahlian dan pertukaran informasi. Kemudian, pada tahun 1990-an, advokasi ini
berujung pada pencanangan TB sebagai “darurat global” dengan nama kebijakan baru TB,
yaitu DOTS-Directly Observed Therapy, yang diikuti dengan penekanan pada pentingnya
pengembangan vaksin dan vaksin TB baru.
3. Apa yang anda temukan dalam konteks kebijakan?
Jawab :
Pada tahun 1970an, tuberkulosis telah diberantas di banyak negara berpendapatan rendah dan
menengah, namun hasilnya tidak efektif. Tuberkulosis dikaitkan dengan kemiskinan, namun
banyak negara kurang memperhatikannya, sehingga Styblo dan IUATLD mencoba
mengembangkan strategi pengendalian dengan menggunakan pengobatan jangka pendek,
tetapi komunitas kesehatan masyarakat tidak setuju pada saat itu. Jadi faktor kontekstual yang
banyak ditekankan adalah faktor struktural dan internasional.
4. Apa isi/konten kebijakan?
Jawab :
Isi kebijakan tersebut adalah pada bulan April 1993, ketika tuberkulosis dinyatakan sebagai
“Global Emergency. Kebijakan pada DOTS (Directly Observed Therapy) berupa strategi
pengawasan TB yang terdiri dari 5 komponen yang terdiri dari terapi pengamatan langsung,
pengujian dahak, system pencatatas pasien, penyediaan obat yang efektif, dan komitmen
politik.

Anda mungkin juga menyukai