Anda di halaman 1dari 12

Pemanfaatan Teknologi Blockchain Dalam Rantai Pasok Suku

Cadang Alat Utama Sistem Senjata TNI Angkatan Udara


Herdian L.Tobing1, Marsono2, Waras Didik S.3
1), 2), 3)
Program Studi Strategi Operasi Udara, Seskoau, Indonesia
tobing.herdian@gmail.com

Abstrak — TNI Angkatan Udara dalam menjaga keamanan di wilayah udara nasional dengan
mengoperasionalkan alat utama sistem senjata (alutsista) yang berbeda platform dan fungsi
utama, membutuhkan kesiapan operasional alutsista tersebut melalui dukungan rantai pasok
suku cadang yang melibatkan sistem yang kompleks. Salah satu potensi ancaman dalam proses
dukungan tersebut adalah adanya suku cadang tidak resmi (ilegal) yang masuk ke dalam rantai
pasok pengadaan suku cadang alutsista TNI AU, sehingga diperlukan penelitian dalam rangka
menganalisa sistem rantai pasok suku cadang alutsista TNI Angkatan Udara, menganalisa celah
dalam mekanisme pengadaan sehingga komponen tidak resmi (ilegal) dapat masuk ke dalam
sistem rantai pasok dan bagaimana teknologi sistem informasi Blockchain dapat mengantisipasi hal
ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan melaksanakan
proses pengumpulan data melalui interaksi langsung oleh peneliti dengan narasumber atau
informan, sehingga menghasilkan penelitian yang bermanfaat dalam mengantisipasi dan
memperbaiki sistem manajemen rantai pasok melalui mekanisme pengadaan suku cadang
alutsista TNI Angkatan Udara.

Kata Kunci: Rantai Pasok, Suku Cadang Palsu, Alutsista, Teknologi Blockchain

Abstract — Indonesian Air Force role in maintaining national airspace security by operating
various main weapon systems with specific functions, requires operational readiness through complex
supply chain systems. One of the potential threats in the support process is the presence of Suspected
Unapproved Parts/SUP (counterfeit) in the Indonesian Air Force supply chain system, thus thorough
research is required to analyze the supply chain in main weapon system parts procurement, analyzing
how counterfeit parts compromised the supply chain through procurement and how Blockchain
technology potentially might be able to cope this problem. The research method used is this thesis
is descriptive qualitative method by carrying out data collection process through direct interaction
by researcher with resources or informants to achieve useful study in anticipating and improving the
Indonesian Air Force supply chain system.

Keywords: Supply Chain, Counterfeit Parts, Weapon Systems, Blockhain Technology

1. PENDAHULUAN

Manajemen rantai pasok merupakan hal business yang diterapkan. Dalam suatu
kritikal dari setiap pelaku sektor industri. perusahan yang memiliki kapitalisasi besar
Sistem manajemen rantai pasok pada setiap yang melaksanakan pendistribusiaan produk
perusahaan berbeda sesuai dengan core dalam skala global, dalam pemenuhan

Pemanfaatan Teknologi Blockchain Dalam Rantai Pasok 65


segmen bagian dari produk utamanya oleh masing-masing tier yang terlibat agar
membutuhkan produsen lain (second-tier) dapat menghasilkan komponen sesuai
sehingga selanjutnya dapat di assembly dengan spesifikasi dan selanjutnya oleh pihak
menjadi produk akhir (Wilhelm et al.,2016). OEM di assembly sesuai dengan desain suku
Di dalam rantai pasok produsen kedua cadang untuk selanjutnya didistribusi sesuai
tersebut, setiap segmen produk tersebut dengan pesanan konsumen. Dalam sistem
harus melewati serangkaian rantai pasokan rantai pasok komponen pesawat sangat
yang lebih kompleks disebut sebagai rantai dipengaruhi oleh quantity, demand dan waktu
pasok multi-tier (Gong et al.,2021). Proses (time constraint), usia komponen (product
komplek rantai pasok mulai dari bahan life cycle) dan kebutuhan market (Aryani dan
mentah (raw material) hingga dapat menjadi Rosita, 2010). Dalam skema model rantai pasok
sebuah produk, berpengaruh secara perusahaan penyedia suku cadang pesawat,
langsung terhadap indikator kinerja ekonomi pihak Original Equipment Manufacturers (OEM)
 2 Jurnal Patriot Biru TNI AU Vol. 1, No. 2, 10 November 2022, ISSN 2809-5464, h
meliputi ongkos, kualitas, daya tanggap dan bertanggung jawab terhadap desain pesawat,
ketangguhan suatu perusahankomponen(Mena, 2013).
sub-sistem yang pengembangan assembly
dan bahan
telah dibuat dari penyedia mentahkomponen-
(raw material). Pihak penye
Daya tanggap (responsiveness) di merupakan
(3rd tier) dalam penyedia komponen
bahan mentahutama untuk menjadi
yang menerima pesawat.
permintaan dari 2nd tier. Penyedia bah
indikator ini dijelaskan bahwa iniupaya sebuah
dapat terdiri Sebagai
dari beberapa supplier contoh rantaibahan
yang mendukung pasok
mentah perusahaan
yang berbeda (Madhwal da
perusahaan untuk memberikan 2017).pelayanan
Sistem rantai pasokBoeing,
ini diatur dengan
untuksedemikian
merakitrupa oleh masing-masing
pesawat tipe 787tier yang terlibat
yaang efektif tepat, cepat, danmenghasilkan
memberikan komponen dibutuhkan
sesuai dengan kerjasama
spesifikasi dandengan
selanjutnya
50 oleh pihak OEM di assem
produsen
informasi yang jelas secara dengan tepatdesain
waktusuku cadang untuk selanjutnya
komponen dimanadidistribusi sesuai dengan
28 diantaranya pesanan
berada dikonsumen. Da
rantai
sehingga menghindari persepsi tidak baik pasok komponen pesawat
luar Amerika Serikat (Celo dan Wang, 2018). (time const
sangat dipengaruhi oleh quantity, demand dan waktu
komponen (product life cycle)
dari konsumen (Hamid et al.,2020). Dari dan kebutuhan
tiap produsenmarket (Aryani dan
tersebut Rosita, 2010). Dalam skema m
masing-masing
pasok perusahaan penyedia suku cadang pesawat, pihak
memiliki rantai pasok nya masing-masing Original Equipment Manufacture
bertanggung
Industri penerbangan merupakan contoh jawab terhadap desain pesawat, pengembangan dan assembly komponen-komponen u
namun harus memenuhi jadwal pengiriman
sempurna tentang betapa rumitnya menjadi pesawat.
proses Sebagai contoh rantai pasok perusahaan Boeing, untuk merakit pesawa
dibutuhkan kerjasama denganyang telah ditetapkan
50 produsen komponen dimanaoleh28Boeing selaku
diantaranya berada di luar Amer
rantai pasok multi-tier ini. Setiap mata rantai
pihak OEM.
produksi di dalam sistem ini (Celobekerjadan Wang,
dapat2018). Dari tiap produsen tersebut masing-masing memiliki rantai pasok nya mas
namun
secara simultan agar dapat menyediakan harus memenuhi jadwal pengiriman yang telah ditetapkan oleh Boeing selaku pihak OEM.
komponen atau material kepada pihak
Original Equipment Manufacture (OEM).
Sebagai contoh, dibalik proses sebuah
turbine engine pesawat terdiri dari beberapa
rantai pasok yang cukup panjang mulai dari
penyedia tingkat 3 (3rd-tier) hingga sampai
ke OEM. Penyedia level 1 (1st tier) merupakan
perusahaan penyedia yang bekerja langsung
dengan pihak OEM yang menerima komponen
dari penyedia level 2 untuk dirakit menjadi
komponen. Penyedia level (2nd tier) bertugas
memberikan supply kepada 1st tier berupa
komponen sub-sistem yang telah dibuat dari
penyedia bahan mentah (raw material). Pihak Gambar 1. Rantai Pasok Pesawat Boeing 787
penyedia level 3 (3rd tier) merupakan penyedia Sumber : Celo and Wang (2018)
bahan mentah yang menerima permintaan
dari 2nd tier. Penyedia bahan mentah Kompleksitas
ini rantaiGambar
pasok yang diterapkan
1. Rantai Pasoksuatu perusahaan
Pesawat Boeing ini,787
menunjukkan bah
mendapatkan
dapat terdiri dari beberapa supplier yang sebuh suku cadang selain untuk digunakan dalam
Sumber : Celo and Wang (2018)\ merakit pesawat, suku cadang te
mendukung bahan mentah didistribusi
yang berbedakepada konsumen dalam hal ini perusahaan atau negara yang membutuhkan suku cada
(Madhwal dan Panvilov, 2017). Sistem rantaikesiapan operasional pesawat. Suku cadang ini harus mendapat otorisasi dari p
untuk mendukung
apabila dijual oleh pihak penyedia diluar rantai karena harus memenuhi requirements dari
pasok ini diatur dengan sedemikian rupa
manufaktur pesawat.

66 Tingginya
Pemanfaatan Teknologi Blockchain Dalam permintaan
Rantai Pasok suku cadang di seluruh pengguna pesawat seluruh dunia termasuk TN
menggantikan suku cadang yang pada siklus tertentu yang mengalami trouble shooting atau tre
membutuhkan pengadaan segera agr pesawat dapat dioperasionalkan kembali. Adanya Time C
Kompleksitas rantai pasok yang diterapkan requirements dari pihak OEM, hasil reproduksi
suatu perusahaan ini, menunjukkan bahwa ulang atau atau menggunakan knockdown
untuk mendapatkan sebuh suku cadang items dari suku cadang bekas yang sudah
selain untuk digunakan dalam merakit tidak laik (unserviceable). Diantara penyebab
pesawat, suku cadang tersebut juga terjadinya permasalahan rantai pasok ini
didistribusi kepada konsumen dalam hal ini diantaranya dikarenakan tidak adanya
perusahaan atau negara yang membutuhkan koordinasi dan komunikasi yang baik dari pihak
suku cadang tersebut untuk mendukung OEM kepada jaringan rantai pasok (Rosena
kesiapan operasional pesawat. Suku cadang et al., 2008), biaya produksi yang bertambah
ini harus mendapat otorisasi dari pihak OEM (Anderson, 2017) dan permasalahan tidak
apabila dijual oleh pihak penyedia diluar adanya kemampuan penelusuran (tracking)
rantai karena harus memenuhi requirements sumber item sub-sistem dimaksud (Madhwal
dari perusahaan manufaktur pesawat. dan Panfilov, 2017).
Tingginya permintaan suku cadang di seluruh Permasalahan komponen palsu (counterfeit)
pengguna pesawat seluruh dunia termasuk secara global mengalami peningkatan
TNI AU untuk menggantikan suku cadang yang pesawat seiring dengan tingginya kebutuhan
pada siklus tertentu yang mengalami trouble komponen pesawat. Laporan Riset Global
shooting atau trend failure, membutuhkan Brand Counterfeiting Report menyebutkan
pengadaan segera agar pesawat dapat bahwa nilai nominal peredaran suku cadang
dioperasionalkan kembali. Adanya Time palsu pada tahun 2017 telah mencapai 1.2
Compliance Technical Order (TCTO) atau Service Trilyun Dolar dan pada 2020 diperkirakan
Bulletin (SB) yang dikeluarkan produsen mencapai 1.82 Trilyun Dolar (Rahayu et
(OEM) pesawat dikarenakan adanya safety al., 2021). Laporan ini juga menyebutkan
issue pada suku cadang tertentu dan harus bahwa produk yang mengalami pemalsuan
segera dilaksanakan penggantian dengan termasuk suku cadang peralatan militer.
suku cadang hasil perbaikan atau upgrade, Departemen pertahanan Amerika Serikat
maka seluruh negara-negara pengguna akan juga telah mengidentifikasi lebih dari 60%
segera mengajukan kebutuhan akan suku pemalsuan komponen elektronik integrated
cadang dimaksud. Selain itu adanya informasi circuits (IC) di dalam peralatan persenjataan
obsolence dari pihak OEM pada komponen dan pesawat (US DoD, 2020). Dalam
dari sub-sistem sebuah suku cadang juga pemberitaan skala nasional pun seperti yang
dapat menyebabkan tingginya permintaan. yang terungkap dalam sebuah berita daring
Semakin tinggi permintaan (demand) atas suku di Media Indonesia (2/7/2015) mewartakan
cadang tertentu kepada OEM, maka semakin bahwa adanya sindikat yang bekerja dengan
tinggi pula permintaan OEM kepada pemasok menjual komponen pesawat palsu, yang
pada seluruh tier. Kondisi ini memberikan bekerja dengan memoles dan menjual
peluang ekonomi kepada pihak-pihak di spare parts yang berada dalam kondisi
luar rantai pasok yang mengetahui informasi tidak laik. Disebutkan bahwa pihak illegal
sulitnya mendapatkan komponen tertentu tersebut, melakukan rekondisi, memperbarui
untuk berusaha menyediakan sub komponen dan menyertakan dokumen palsu berupa
dimaksud. Akibatnya kemungkinan terjadi Certificate of Conformance (CoC), Authorized
risiko produksi raw material, komponen Release Confirm (ARC) dan Certificate of
atau hasil replikasi yang diproduksi memiliki Origin (CoO) untuk melengkapi suku cadang
kualitas tidak laik karena ada yang berasal yang tidak sesuai dengan spesifikasi standar
dari sumber di luar rantai pasok Suspected tersebut (Media Indonesia, 2015).
Unapproved Parts (SUP). Di dalam beberapa
kasus, suku cadang tersebut diperoleh dari
komponen yang tidak sesuai dengan standar

Pemanfaatan Teknologi Blockchain Dalam Rantai Pasok 67


dengan memoles dan menjual spare parts yang berada dalam kondisi tidak laik. Disebutkan bahwa pihak
llegal tersebut, melakukan rekondisi, memperbarui dan menyertakan dokumen palsu berupa Certificate of
Conformance (CoC), Authorized Release Confirm (ARC) dan Certificate of Origin (CoO) untuk melengkapi
uku cadang yang tidak sesuai dengan spesifikasi standar tersebut (Media Indonesia, 2015).

pesawat untuk lebih memperhatikan potensi


ancaman keselamatan terbang akibat dari
suku cadang yang tidak memenuhi desain
manufaktur dan maintenance requirements.
Salah satunya dengan menerbitkan
lembar laporan identifikasi SUP ke sistem
pengendalian suku cadang pesawat (Sletten,
2000). Kemudian secara paralel program ini
diterapkan di European Aviation Safety Agency
(EASA) pada tahun 2003 (EASA, 2012) dan
Gambar 2. Laporan SUP dan Penjualan Semikonduktor
kemudian secara nasional ditetapkan melalui
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Gambar Sumber : Military Embedded
2. Laporan SUP dan Systems
Penjualan
Udara Nomor: Skep/87/IV/ 2008 agar pelaku
Menurut Pecht (2003) banyaknya peredaran Semikonduktor
komponen tidak laik atau SUP yang terpasang di suku cadang
industri penerbangan agar melaksanakan
Sumber:
pesawat sangat membahayakan Military
penerbangan. Embedded
Suku cadang Systems
ini sangat berbahaya karena pada saat operasional
lutsista diterbangkan, komponen tersebut dapat bekerja dengan baik secara sementara (intermittent). Suku laporan apabila mengetahui adanya suku
adang yang di dalamnya terpasang komponen SUP apabila digunakan secara kontinu dapat menyebabkan cadang pesawat tidak resmi ini. Namun dari
kegagalan fungsi (malfunction) pada sistem dalam jangka waktu pendek, penurunan performa pesawat hingga
keseluruhan format laporan yang dikeluarkan
Menurut
berakhir pada kegagalan Pecht
sistem yang lebih(2003) banyaknya
besar (catastrophic). Dataperedaran
Federal Aviation Agency (FAA)
oleh FAA, EASA dan Dirjen JPU hanya
menyebutkan terdapat hampir 3000 laporan
komponen tidak komponenlaikSUPatauyang mengakibatkan
SUP yang lebih dari 24 kecelakaan
pesawat sejak tahun 2010 (FAA, 2018). Suku cadang palsu pesawat
tersebut mampu merupakan usaha untuk mengetahui setelah
bekerja saat dilaksanakan
terpasang di suku cadang sangat
pengetesan awal saat kondisi ideal, namun tidak mampu bekerja optimal saat dalam kondisi ekstrim seperti masuknya
saat komponen tersebut di pesawat
membahayakan
pesawat sedang berada pada ketinggian tertentu, akibatpenerbangan. Suku
suhu engine yang panas, voltase listrik yang tinggi atau
udara, namun belum bisa memberikan solusi
ekanan akibat gayacadang ini sangat
gravitasi (G-Force) saat pesawatberbahaya karena
bermanuver (McCurdy, 2020).pada agar mencegah masuknya komponen tidak
Sejak tahun 1990saat
FAA telahoperasional
berusaha meningkatkan alutsista diterbangkan,
tingkat edukasi kepada publik dan inspektor seluruh
laik masuk ke dalam rantai pasok dukungan
pengguna pesawat komponen tersebut
untuk lebih memperhatikan potensidapat bekerja terbang
ancaman keselamatan dengan akibat dari suku cadang
suku cadang saat proses pengadaan di TNI
yang tidak memenuhi desainsecara
baik manufaktursementara
dan maintenance(intermittent).
requirements. Salah satunya
Sukudengan menerbitkan
embar laporan identifikasi SUP keyang
sistem pengendalian suku cadang pesawat AU khususnya. Hal ini menunjukan bahwa
(Sletten, 2000). Kemudian
cadang di dalamnya terpasang
ecara paralel program ini diterapkan di European Aviation Safety Agency (EASA) pada tahun 2003belum (EASA, adanya sistem yang mampu untuk
2012) dan kemudian komponen
secara nasional SUP apabila
ditetapkan digunakan
melalui Peraturan secaraPerhubungan Udara
Direktur Jenderal melaksanakan track-back informasi dari
kontinu dapat menyebabkan kegagalan
Pemanfaatan Teknologi Blockchain(malfunction)
Dalam Rantai Pasok SukupadaCadang Alat Utama Sistem
mana komponen tidak laik tersebut berawal
Senjata Tni Angkatan Udara
fungsi sistem dalam
Herdian(AIA,
L.Tobing2011). Pemerintah melalui Departemen
jangka waktu pendek, penurunan performa
terkait, belum memiliki sistem yang dapat
pesawat hingga berakhir pada kegagalan
mencegah masuknya komponen atau suku
sistem yang lebih besar (catastrophic). Data
cadang palsu saat proses pengadaan dari luar
Federal Aviation Agency (FAA) menyebutkan
negeri yang dilaksanakan. Termasuk sistem
terdapat hampir 3000 laporan komponen
penerimaan suku cadang hasil pengadaan
SUP yang mengakibatkan lebih dari 24
di TNI AU belum bisa melaksanakan
kecelakaan pesawat sejak tahun 2010 (FAA,
pengecekan komponen secara langsung saat
2018). Suku cadang palsu tersebut mampu
penerimaan dikarenakan tidak adanya tester
bekerja saat dilaksanakan pengetesan awal
untuk setiap suku cadang pesawat dan hanya
saat kondisi ideal, namun tidak mampu
mengandalkan dokumen CoC, CoO dan ARC
bekerja optimal saat dalam kondisi ekstrim
dan data suku cadang yang tertera di plate
seperti saat pesawat sedang berada pada
dengan kontrak suku cadang tersebut. Jadi
ketinggian tertentu, akibat suhu engine yang
secara administrasi sudah benar namun
panas, voltase listrik yang tinggi atau tekanan
belum dapat menjamin suku cadang tersebut
akibat gaya gravitasi (G-Force) saat pesawat
sesuai dengan standar spesfikasi dari OEM.
bermanuver (McCurdy, 2020).
Dalam rangka untuk mengetahui usaha
Sejak tahun 1990 FAA telah berusaha
mengatasi masuknya suku cadang palsu
meningkatkan tingkat edukasi kepada
dalam rantai pasok dukungan suku cadang
publik dan inspektor seluruh pengguna
khususnya untuk mendukung operasional

68 Pemanfaatan Teknologi Blockchain Dalam Rantai Pasok


pesawat TNI AU, diperlukan penelitian dan St. Louis, 2001). Namun karakteristiknya
tentang model sistem pengadaan suku yang tidak transparan menimbulkan masalah
cadang di dalam rantai pasok yang dapat monopoli data (R.A Santekin et al., 2018).
mengidentifikasi komponen yang terdapat di Disamping tingginya potensi kecurangan dari
setiap suku cadang yang berasal dari approved pihak internal akibat manipulasi data, sistem
source dan memenuhi standar spesifikasi OEM. tersentralisasi juga rentan terhadap serangan
Pemanfaatan teknologi informasi yang terus dari luar (N. Diallo et al., 2018). Dengan
berkembang sangat dibutuhkan khususnya kondisi tersebut, penelitian diperlukan agar
dalam proses asset tracking suku cadang dibuat suatu sistem yang feasible dengan
dalam sistem rantai pasok. Saat ini teknologi menggunakan teknologi platform digital
sistem informasi yang digunakan secara yang semakin berkembang saat ini agar
umum bekerja dengan menggunakan server dapat mendukung sistem manajemen rantai
terpusat. Sistem yang terpusat (centralized) pasok melalui mekanisme pengadaan suku
memang memiliki beberapa kelebihan, cadang alutsista TNI AU agar terhindar dari
diantaranya yaitu kemudahan untuk kerentanan akibat suku cadang palsu yang
mengelola sumber daya yang ada (Schuff beredar secara global.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Adapun beberapa penelitian terdahulu dan dalam program membantu perawatan


relevan tentang pemanfaatan teknologi kesehatan dengan menajamen data
Blockchain di dalam beberapa bidang klinis kesehatan pasien. Selanjutnya
penelitian yang dilaksanakan antara lain penelitian tentang penggunaan
sebagai berikut: teknologi Blockchain sebagai metode
tracing dan tracking data vaksinasi
1) Bidang Agrikultur. Penelitian tentang pasien Covid-19 yang diteliti oleh Wei
pemanfaatan teknologi Blockchain Yan Ng (2021) yang menjelaskan ulasan
di dalam manajemen rantai pasok sistematis atas pondasi penggunaan
agrikultur antara lain penelitian oleh teknologi Blockchain dalam spektrum
Bhat et al. (2022) dan Borah et al. (2020) yang luas di dalam bidang kesehatan
yang membahas tentang penggunaan khususnya saat dan pasca pandemik
teknologi Blockchain dan Internet of Covid-19.
Things (IoT) pada rantai pasok industri
3) E-Voting. Di dalam riset nasional juga
agrikultur. Peneliti manajemen
telah ada penelitian Hanifatunnisa
rantai pasok pada industri agrikultur dan Ismail (2020) yang menjelaskan
mengkombinasi Blockchain dengan implementasi teknologi Blockchain
penggunaan peralatan elektronik dalam sistem pencatatan pemungutan
dengan basis Internet of Things (IoT), serta suara (e-Voting) dalam kegiatan
riset penerapan sistem Smart Agrikultur pemilihan umum (Pemilu). Dengan
dengan konsep Hyperledger Blockchain pemanfaatan teknologi Blockchain pada
yang diteliti oleh Putri et al. (2020). penelitian ini hasil perolehan voting tiap
TPS akan berlaku sebagai node dan saling
2) Bidang Medis. Penelitian tentang aplikasi
berkorelasi dengan node dari TPS lain,
dari teknologi Blockchain di dalam
serta hasil pengambilan suara (voting)
bidang kesehatan dan medis beberapa
yang diperoleh oleh tiap kontestan
riset yang telah dilaksanakan antara lain diketahui secara langsung (real-time) dan
oleh Siyal et al. (2019) yang membahas proses perolehan hasil pemilihan suara
penerapan teknologi Blockchain dapat diketahui lebih cepat.

Pemanfaatan Teknologi Blockchain Dalam Rantai Pasok 69


keamanan sertifikat.

5) Kepemilikan Kendaraan Bermotor. Penelitian oleh Santoso (2021) menjelaskan aplikasi pen
teknologi Blockchain dalam sistem pencatatan data kepemilikan kendaraan bermotor. Pene
menghasilkan sebuah sistem informasi pencatatan data kepemilikan kendaraan yang dapat men
4) Keamanan Sertifikat. DI kelebihan
dalamteknologi Blockchain
geografis. Selanjutnya
yang mencatat Matisekyang(2019)
setiap perubahan terjadi pada data kep
kendaraan
penelitian Argani dan Taraka (2020) yangbermotor dan terdistribusi
menjelaskan seluruh stakeholdersBlockchain
kepada penggunaan (node) yang berada di jaring
menggunakan teknologi Blockchain tersebut. sebagai Platform Hybrid Warfare baik
dapat dioptimalkan sebagai layer security dalam sisi defensif dan ofensif. Sisi
6) Bidang Pertahanan. Selanjutnya di dalam dunia pertahanan antara lain membahas Blockcha
dalam memeriksa keabsahan sertifikat defensif
intelijen pertahanan diteliti oleh McAbeedijelaskan
et al. (2019) yangpenggunaannya
membahas penggunaan teknologi Bl
di Perguruan Tinggi. Penelitian
sebagai ini
database intelijenuntuk penyimpanan
yang menyimpan informasi
peta geografis. rahasia
Selanjutnya Matisek (2019) me
penggunaan Blockchain dan
menjelaskan tentang konsep bagaimana sebagaikomunikasi
Platform Hybrid Warfare baik
terenkripsi dalam sisi defensif dan ofen
(unhackable
menggunakan kode enkripsi defensif untuk dijelaskan penggunaannya untuk penyimpanan informasi rahasia dan komunikasi te
communication).
(unhackable communication).
sistem keamanan sertifikat.
2.1. Kerangka Pemikiran
5) Kepemilikan Kendaraan 2.1.Bermotor.
Kerangka Pemikiran
Penelitian oleh Santoso (2021)
menjelaskan aplikasi penggunaan
teknologi Blockchain dalam sistem
pencatatan data kepemilikan kendaraan
bermotor. Penelitian ini menghasilkan
sebuah sistem informasi pencatatan
data kepemilikan kendaraan yang dapat
menunjukkan kelebihan teknologi
Blockchain yang mencatat setiap
perubahan yang terjadi pada data
kepemilikan kendaraan bermotor dan
terdistribusi kepada seluruh stakeholders
(node) yang berada di jaringan sistem
tersebut.
6) Bidang Pertahanan. Selanjutnya di
Gambar 3 Kerangka Pemikiran
dalam dunia pertahanan antara lain GambarSumber
3 Kerangka Pemikiran
: Diolah Peneliti
membahas Blockchain untuk intelijen Sumber : Diolah Peneliti
pertahanan diteliti oleh McAbee et al.
3. METODOLOGI PENELITIAN
(2019) yang membahas penggunaan
teknologi Blockchain sebagai Metode yang digunakan dalam penelitian tentang pemanfaatan teknologi Blockchain dalam siste
database
pasok suku cadang alutsista ini dengan menggunakan pendekatan secara kualitatif. Pendekatan
intelijen yang menyimpan petamenjawab rumusan masalah dengan menggunakan pendapat partisipan (grounded
tersebut untuk
Desain penelitian yang digunakan di dalam penulisan hasil penelitian ini adalah pendekatan naratif/d
yang dimaksudkan peneliti untuk menguraikan dan memfokuskan pada klarifikasi dengan deskripsi s
3. METODOLOGI PENELITIAN
yang sistematis, lengkap, komprehensif untuk menggambarkan kondisi objektif dan tentang pem
Pemanfaatan Teknologi Blockchain Dalam Rantai Pasok Suku Cadang Alat Utama Sistem Senjata Tni Angka
Herdian
Metode yang digunakan dalam penelitian deskripsi statement yang sistematis, lengkap,
tentang pemanfaatan teknologi Blockchain komprehensif untuk menggambarkan
dalam sistem rantai pasok suku cadang alutsista kondisi objektif dan tentang pemanfaatan
ini dengan menggunakan pendekatan teknologi Blockchain dalam manajemen
secara kualitatif. Pendekatan kualitatif sistem rantai pasok melalui pengadaan suku
tersebut untuk menjawab rumusan masalah cadang alutisista dalam upaya menghindari
dengan menggunakan pendapat partisipan masuknya komponen illegal sekaligus respon
(grounded theory). Desain penelitian yang positif atas upaya penerapan sistem informasi
digunakan di dalam penulisan hasil penelitian berbasis e-office pada seluruh lembaga
ini adalah pendekatan naratif/deskriptif yang Pemerintah.
dimaksudkan peneliti untuk menguraikan
dan memfokuskan pada klarifikasi dengan

70 Pemanfaatan Teknologi Blockchain Dalam Rantai Pasok


4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pelaksanaan pengadaan barang kebutuhan pembina item mengumpulkan


dan jasa di TNI Angkatan Udara tidak hanya data dari satuan pengguna yang berada di
dilaksanakan sepihak oleh Disadaau saja, satuan operasional. Hasil dari penyusunan
namun melibatkan Satuan Kerja (Satker) lain rencana kebutuhan oleh Pembina Item (Bin
dalam proses tersebut. Disadaau melaksanakan item) menjadi sebuah produk berupa Usul
Jurnal pengadaan
Patriot Biru TNI AUbarang/jasa
Vol. 1, No. 2, berdasar
10 November pada Pesanan hlm.
2022, ISSN 2809-5464, (UP)1~10
dimana dari UP tersebut akan
penyusunan rencana kebutuhan yang dilaksanakan proses pengadaan barang/jasa
chain dalam dilakukan
manajemenoleh sistem rantai pasok
Pembina Itemmelalui pengadaan
(Bin item). Dalam suku cadang alutisista dalam
oleh Disadaau.
dari masuknya komponen illegal sekaligus respon positif atas upaya penerapan sistem informasi
menyusun rencana kebutuhan pembina item
e pada seluruh lembaga Pemerintah.
mengumpulkan data dari satuan pengguna Celah dalam Mekanisme Pengadaan
N PEMBAHASAN yang membutuhkan. Selanjutnya hasil
sanaan pengadaandari barang
penyusunan
dan jasa rencana kebutuhan
di TNI Angkatan tidak hanyaBerdasarkan
Udara oleh hasil temuan yang diperoleh
dilaksanakan sepihak
saja, namunPembina
melibatkan Satuan Kerja (Satker)
item menjadi sebuah produk berupalain dalam proses tersebut.
peneliti, Disadaau
bahwa di dalam sistem manajemen
pengadaan barang/jasa berdasar pada penyusunan
usul pesanan (UP) dimana dari UP tersebut rencana kebutuhan yang dilakukan oleh
rantai pasok melalui proses pengadaan
Bin item). Dalam menyusun rencana kebutuhan pembina item mengumpulkan data dari satuan
suku cadang, baik melalui jalur pengadaan
akan dilaksanakan proses pengadaan barang/
membutuhkan. Selanjutnya hasil dari penyusunan rencana kebutuhan oleh Pembina item
h produk berupa jasa oleh pesanan (UP) dimana dari UP tersebut akandidilaksanakan
usul Disadaau. Pusada Kementerian
proses Pertahanan, Dinas
ng/jasa oleh Disadaau. Pengadaan TNI Angkatan Udara dengan jalur
Direct Commercial Sales (DCS) atau Foreign
Military Sales (FMS), secara umum telah
sesuai dengan Peraturan Menteri Pertahanan
Nomor 16 Tahun 2019 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa Alpalhankam di Kementerian
Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia.
Namun dari analisa peneliti diketahui
terdapat bagian dari mekanisme tersebut
belum menjelaskan tentang transparansi
sesuai konsep pengadaan yang merupakan
aktivitas memperoleh barang maupun jasa
secara efektif, transparan dan efisien (Dimyati
dan Kadar, 2014). Hal ini menunjukkan bahwa
setiap masuknya komponen atau suku
Gambar 4. Mekanisme Pengadaan Barang/Jasa Satker Mabesau cadang alutsista yang diterima sebagai hasil
Sumber : Disadaau pengadaan, baik secara kualitas dan validitas
Gambar 4. Mekanisme Pengadaan Barang/
pelaksanaan pemenuhan kebutuhan suku cadang di TNI Angkatan sub-komponen Udara secara umum yang terdapat di dalam unit
Jasa Satker Mabesau
bantuan pihak ketiga atau melalui jalur Direct Commercial Sales (DCS). Informan Kedua
Sumber : Disadaau suku cadang diserahkan sepenuhnya kepada
hwa dalam mekanisme DCS, Disadaau melaksanakan pemenuhan kebutuhan suku cadang
pihak ketiga.
enyusunan rencana kebutuhan yang dilakukan oleh Pembina Item. Dalam menyusun rencana
bina item mengumpulkan data dari satuan
Proses pelaksanaan penggunakebutuhan
pemenuhan yang berada di satuan operasional. Hasil
n rencana kebutuhan
suku cadang di TNI Angkatan Udaramenjadi
oleh Pembina Item (Bin item) secarasebuahPemanfaatan Blockhain
produk berupa Usul dalam Proses
imana dari UPumum
tersebut akan dilaksanakan proses
menggunakan pengadaan
bantuan barang/jasaPengadaan
pihak oleh Disadaau.
ketiga atau melalui jalur Direct Commercial
Mekanisme Pengadaan Sebelum membangun model blockchain
Sales yang
arkan hasil temuan (DCS). Informan
diperoleh Kedua
peneliti, bahwamenjelaskan
di dalam sistem manajemen rantai pasok
untuk rantai pasok suku cadang alutsista dalam
bahwa dalam mekanisme DCS, Disadaau
pengadaan suku cadang, baik melalui jalur pengadaan di Pusada Kementerian Pertahanan,
an TNI Angkatan Udara dengan jalur
melaksanakan Direct Commercial
pemenuhan Sales (DCS) atau Foreign Military masuknya komponen
kebutuhan
rangka mencegah
ecara umum telah
sukusesuai denganberdasar
cadang Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 16
pada penyusunan
tidak 2019 (counterfeit),
Tahunlaik tentang perlu dibangun
ang dan Jasa Alpalhankam di Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional flowchart untuk
Indonesia. Namun menentukan apakah sistem
rencana kebutuhan yang dilakukan oleh
eneliti diketahui terdapat bagian dari mekanisme tersebut belum blockchainmenjelaskan diperlukan.
tentang Melalui flowchart
Pembina yang
suai konsep pengadaan Item.merupakan
Dalam menyusun rencana barang maupun jasa secara
aktivitas memperoleh
ran dan efisien (Dimyati dan Kadar, 2014). Hal ini menunjukkan bahwa setiap masuknya
suku cadang alutsista yang diterima sebagai hasil pengadaan, baik Pemanfaatan
secara kualitas dan validitas
Teknologi Blockchain Dalam Rantai Pasok 71
yang terdapat di dalam unit suku cadang diserahkan sepenuhnya kepada pihak ketiga.
Sebelum membangun node dalam sebuah model jaringan ditentukan terlebih dahulu stakeholders ata
partisipan yang saling terkait diantaranya:
1. TNI Angkatan Udara selaku end user.
2. Mitra
3. Principal
4. Freight Forwarder (FF)
5. Approved Distributor
akan menjelaskan perlunya 6. FMS Office Alur
dibangun Transaksi di dalam Blockchain
7. OEM Manufaktur
sepuluh langkah decision path sesuai dengan Pengadaan
analisa keputusan yang diperlukan. Alur TujuhTransaksi di dalam Blockchain Pengadaan
pertanyaan pertama menanyakan secara
spesifik apakah benar penggunaan teknologi
benar dibutuhkan dan feasible diaplikasikan
TNI AU dan
di dalam sistem pengadaan. Tiga pertanyaan Mitra

terakhir berguna untuk menentukan


bagaimana model blockchain yang sesuai
dengan kebutuhan sistem rantai pasok yang
akan dibangun. Bahwa sistem pengadaan
TNI AU melibatkan multiple entities sehingga
harus menggunakan model Permissioned Gambar 5. Alur Transaksi Blockchain
Sumber : Wibowo et al (2022)
Public Blockhain. Menurut Natarajan etPadaal.gambar 5 dapat dijelaskan bahwa mekanisme pencatatan pada blok transaksi dimulai ketika TNI AU
melaksanakan transaksi dalamGambar 5. Alur
hal ini dengan Transaksi
Mitra Blockchain
yang menyediakan jasa pembelian suku cadang dengan
(2017) bahwa perbedaan permissioned pihak OEM. Transaksi yang berhasil degenerate akan melakukan penyimpanan blok data dengan modul
Sumber : Wibowo et al (2022)
bockchain dengan Public Blockchain adalah
blockchain seperti blok transaksi pada setiap transaksi yang terjadi. Kemudian block hasil transaksi tersebut
di broadcast kepada seluruh node yang tergabung dalam network terdistribusi. Seluruh node terkait akan segera
sebagai berikut: melakukan verifikasi atas adanya pembentukan block dengan mengeksekusi fungsi hash berdasarkan nilai
Pada gambar
input yang telah didapatkan 5 dapat
transaksi sebelumnya. Apabiladijelaskan bahwa
block yang terbentuk telah sesuai dengan
approved protokol mekanisme
yang ditetapkan secara konsensus, maka
pencatatan block tersebut
pada blok akan dimasukkan dan terhubung
transaksi
Identifikasi Partisipan Blockchain dengan jaringan rantai block lain yang telah ada sebelumnya.
dimulai
Pemanfaatan Teknologi Blockchain ketika TNIPasok
Dalam Rantai AU Suku
melaksanakan
Cadang Alat Utama transaksi
Sistem Senjata Tni Angkatan Udar
dalam hal ini dengan Mitra yang menyediakan Herdian L.Tobin
Setelah memutuskan bahwa perlu
jasa pembelian suku cadang dengan pihak
dibangun model blockchain dengan kaidah
OEM. Transaksi yang berhasil degenerate akan
traceability, konsensus, transparan dan dapat
melakukan penyimpanan blok data dengan
menghubungan antar stakeholders, maka
modul blockchain seperti blok transaksi
selanjutnya adalah membangun network
pada setiap transaksi yang terjadi. Kemudian
jaringan tiap stakeholders di dalam sistem
block hasil transaksi tersebut di broadcast
rantai pasok suku cadang sesuai dengan
kepada seluruh node yang tergabung dalam
interaksi masing-masing. Untuk membangun
network terdistribusi. Seluruh node terkait
model network Blockchain, disesuaikan
akan segera melakukan verifikasi atas adanya
dengan mekanisme pengadaan yang
pembentukan block dengan mengeksekusi
dilaksanakan. Sebelum membangun node
fungsi hash berdasarkan nilai input yang
dalam sebuah model jaringan ditentukan
telah didapatkan transaksi sebelumnya.
terlebih dahulu stakeholders atau partisipan
Apabila block yang terbentuk telah sesuai
yang saling terkait diantaranya:
dengan approved protokol yang ditetapkan
1. TNI Angkatan Udara selaku end user. secara konsensus, maka block tersebut akan
2. Mitra dimasukkan dan terhubung dengan jaringan
3. Principal rantai block lain yang telah ada sebelumnya.
4. Freight Forwarder (FF)
Protokol Smart Contract tiap Node
5. Approved Distributor
6. FMS Office
Berdasarkan Perkasau Nomo 4 Tahun 2019
7. OEM Manufaktur
Pasal 3 disebutkan bahwa pengadaan barang/
jasa bermaksud untuk mendapatkan barang/
jasa yang sesuai dengan kebutuhan atas
setiap uang yang dibelanjakan baik secara
kualitas, kuantitas, waktu, biaya, lokasi, dan
penyedia. Dengan menerapkan Peraturan ini
di dalam mekanisme rantai pasok alat utama

72 Pemanfaatan Teknologi Blockchain Dalam Rantai Pasok


Blockchain dalam Pengadaan L-3 Display Systems C-130J
Pada November 2016 Lockheed Martin selaku pihak OEM yang melaksanakan assembly
menerima laporan adanya L-3 Display Systems pada pesawat C-130J yang bermasalah. Setelah dilak
investigasi dengan L-3 Communication Corporation sebagai penyedia suku cadang ditemukan bahwa
400 digital displays yang terpasang adalah menggunakan memory chips palsu (counterfeit). Namun L
sistem senjata TNI Angkatan Udara
Martindengan b. Dinas
tidak menginformasikan Pengadaan
hal tersebut TNIAirAngkatan
United States Force (USAF)Udara
selaku user, melainka
memonitor
memanfaatkan teknologi Blockhain dalam selama enam bulan
melaksanakan Kontrak dengan ‘Mitra (Horvath,
apabila ada laporan kerusakan dari USAF A’ 2017).
memanfaatkan teknologi Blockchain dengan memanfaatkan teknologi Blockchain melalui implemen
penerapan Protokol Smart Contract dimana
khususnya yaitu immuteable, melalui mekanisme
traceability, Direct
transparan, smart Commerical
contract dan mekanisme konsens
adanya kebutuhan aliran informasi antara tiap
digambarkan dalam mekanisme Sales (DCS)
berikut dengan
dengan data sebagai
asumsi dilaksanakan berikut:
pengadaan oleh TNI Angkata
dan TNI
node serta aliran uang dengan menggunakanAU telah bergabung dengan konsorsium rantai pasok dalam
Item Name : Flight Information Display jaringan Blockchain:
a. Pengajuan kebutuhan olehUnit;
smart contract. Dengan memanfaatkan Bin Item
P/Ndengan mengajukan
: 429300-100; sesuai
NSN pengajuan dengan data sebagai b
: 6610-01-498-
teknologi Blockchain kondisi ini b.tidak lagi Source:
0524; Udara
Dinas Pengadaan TNI Angkatan L-3 Communication
melaksanakan Corp,A’ melalui mek
Kontrak dengan ‘Mitra
tertutup dan tidak terlacak, namun Direct
menjadiCommerical Sales Collins Aerospace,
(DCS) dengan or Approved
data sebagai berikut: ItemDistributor;
Name : Flight Information D
Unit; P/N
transparan dan mampu dilacak (traceability). : 429300-100; NSN : 6610-01-498-0524;
Qty : 10 Each; Source :
Leadtime: 6 Months; L-3 Communication Corp,
Aerospace, or Approved Distributor; Qty : 10 Each; Leadtime : 6 Months; Price est
Hal ini bermanfaat dalam mengetahui 10,000 per ea Price est : USD 10,000 per ea
kebutuhan suku cadang TNI Angkatan
Udara oleh OEM lebih awal untuk dipenuhi,
pergerakan suku cadang yang akan dikirim,
verifikasi originalitas suku cadang, bahkan
harga komponen tersebut dapat diketahui
untuk menghindari marked-up harga oleh
pihak di dalam rantai Blockchain.

Blockchain dalam Pengadaan L-3 Display


Systems C-130J

Pada November 2016 Lockheed Martin selaku Gambar 6. Data komponen L-3 Display System
pihak OEM yang melaksanakan assembly Gambar 6. Sumber : Parttarget.com
Data komponen L-3 Display
pesawat, menerima laporan adanya L-3 System
c. Dalam melaksanakan Kontrak dengan mengikuti Peraturan Kasau Nomor 14 Tahun 2019
Display Systems pada pesawat C-130J yang Barang dan Jasa TNI
Pengadaan Sumber : Peraturan
AU dan Parttarget.com
LKPP No. 9 Tahun 2018 tentang Pe
bermasalah. Setelah dilaksanakan investigasi
Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Melalui Penyedia kemudian input dengan Smart Contra
dengan L-3 Communication Pemanfaatan
CorporationTeknologi Blockchain Dalam Rantai Pasok Suku Cadang Alat Utama Sistem Senjata Tni Angka
c. Dalam melaksanakan Kontrak dengan Herdian
sebagai penyedia suku cadang ditemukan mengikuti Peraturan Kasau Nomor 14
bahwa terdapat 400 digital displays yang Tahun 2019 tentang Pengadaan Barang
terpasang adalah menggunakan memory dan Jasa TNI AU dan Peraturan LKPP
chips palsu (counterfeit). Namun Lockheed No. 9 Tahun 2018 tentang Pedoman
Martin tidak menginformasikan hal tersebut Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa
United States Air Force (USAF) selaku user, Melalui Penyedia kemudian input dengan
melainkan hanya memonitor selama enam Smart Contract. TNI AU menginput hasil
bulan apabila ada laporan kerusakan dari kontrak untuk dapat membentuk Block
USAF (Horvath, 2017). Dengan memanfaatkan
baru dengan menunggu konsensus dari
teknologi Blockchain dengan memanfaatkan
seluruh network. Smart contract yang
teknologi Blockchain melalui implementasi
telah terbentuk selanjutnya disimpan
sifat khususnya yaitu immuteable,
dan diinformasikan ke seluruh network
traceability, transparan, smart contract dan
blockchain.
mekanisme konsensus dapat digambarkan
dalam mekanisme berikut dengan asumsi
d. Dalam Block pertama yang terbentuk,
dilaksanakan pengadaan oleh TNI Angkatan
spektek kebutuhan suku cadang L-3
Udara dan TNI AU telah bergabung dengan
Display System telah diinput ke dalam
konsorsium rantai pasok dalam jaringan
Blockchain. Dalam rangkaian network
Blockchain:
Block selanjutnya terlihat warna merah
a. Pengajuan kebutuhan oleh Bin Item yang menunjukkan bahwa belum adanya
dengan mengajukan sesuai pengajuan approval atau konsensus dari node-
dengan data sebagai berikut: node berikutnya, dalam hal ini pihak

Pemanfaatan Teknologi Blockchain Dalam Rantai Pasok 73


Mitra, Prinsipal, FF atau OEM termasuk Contract dengan Node terkait finansial,
pihak Supplier Tier di bawahnya. Dengan menambahkan update data dan paralel
menerapkan Kriptografi Asimetris pada melaksanakan penyiapan item oleh
Blockchain diketahui nilai Hash dengan penyedia.
memggunakan alogritma SHA-256 pada
g. Item Flight Information Display Unit,
Block 1 yang telah terbentuk tersebut
Part Number : 429300-100, NSN : 6610-
adalah"0000fb59f899e8d6c0d4db4c
01-498-0524 dalam simulasi ini yang
5 3 7 2 d 9 b 0 0 3 4 1 e 9
 9 Jurnal Patriot Biru TNI AU Vol. 1, No. 2, 10 November 2022, ISSN 2809-5464, hlm. 1~10 telah disiapkan oleh penyedia yaitu
d54a8cbfa16d86f3d17a665e8"
L-3 Communication Corporation yang
AU menginput hasil kontrak untuk dapat membentuk Block baru dengan menunggu konsensus dari
d. Selanjutnya nilai Hash dari Block 1 ini
seluruh network. Smart contract yang telah terbentuk selanjutnya disimpan dan diinformasikan ke
memiliki rantai hingga Tier Raw Material
akan
seluruh network menjadi Previous Hash atau key
blockchain. (penyedia bahan mentah). Tiap Tier
dari Block kedua sebelum dilaksanakan mulai dari Raw Material, Tier-3 Sub-
d. Dalam Block pertama yang terbentuk, spektek kebutuhan suku cadang L-3 Display System telah diinput
generate
ke dalam Blockchain. Mining,
Dalam rangkaian networkuntuk memperoleh
Block selanjutnya terlihat warna merah yang komponen Memory, Tier-2 Cabling, Tier1
menunjukkanHash
bahwa belumpadaadanyaBlock ke-3
approval atau dandariseterusnya.
konsensus node-node berikutnya,Didalam hal ini Display Assembly menambahkan Block
pihak Mitra, Prinsipal, FF atau OEM termasuk pihak
dalam setiap Block dapat ditambahkan Supplier Tier di bawahnya. Dengan menerapkan baru dengan memberikan data-data
Kriptografi Asimetris pada Blockchain diketahui nilai Hash dengan memggunakan alogritma SHA-256
pada informasi
Block 1 dan
yang data-data
telah yang tersebut
terbentuk ingin adalah informasi atas item tanggung jawab
ditampilkan oleh Node atau dalam hal
“0000fb59f899e8d6c0d4db4c5372d9b00341e9d54a8cbfa16d86f3d17a665e8f”. masing-masing untuk diketahui oleh
ini Node Mitra untuk di broadcast kepada
e. Selanjutnya nilai Hash dari Block 1 ini akan menjadi Previous Hash atau key dari Block kedua sebelum
seluruh Node. Informasi tersebut meliputi
dilaksanakan seluruh jaringan.
generate Mining, untuk memperoleh Hash pada Block ke-3 dan seterusnya. Di dalam originality, date of manufacturing, delivery
setiap Block dapat ditambahkan informasi dan data-data yang ingin ditampilkan oleh Node atau dalam time stamp, dan freight forwarder.
hal ini Node Mitra untuk di broadcast kepada seluruh jaringan.
Selanjutnya dalam rangkaian besar
dengan seluruh stake holders akan dapat
digambarkan pada Gambar 4.17.
h. Dengan adanya informasi dan data
tersebut, pihak user dalm hal ini TNI AU
tidak perlu lagi melaksanakan konfirmasi
kepada pihak Mitra A atas originalitas
Gambar 7. Block-2 pada Network item yang diterima serta delivery time.
Sumber : Diolah Peneliti Sehingga apabila terjadi keterlambatan
f. Proses ini berlangsung
Gambar 7.dengan
seterusnya, Block-2
tiap Nodepada
menerimaNetwork
data informasi, melaksanakan Smart
pengiriman, pihak TNI AU maupun Mitra
Contract dengan NodeSumber
terkait finansial,: Diolah
menambahkanPeneliti
update data dan paralel melaksanakan
penyiapan item oleh penyedia. dapat mengetahui dimana node yang
menyebabkan keterlambatan (backlog)
g. Itemf.Flight Information
ProsesDisplayiniUnit, Part berlangsung
Number : 429300-100, NSN seterusnya,
: 6610-01-498-0524 dalam
simulasi ini yang telah disiapkan oleh penyedia yaitu L-3 Communication Corporation yang memiliki
pengiriman.
dengan tiap Node menerima data
rantai hingga Tier Raw Material (penyedia bahan mentah). Tiap Tier mulai dari Raw Material, Tier-3
Sub-komponen informasi,
Memory, Tier-2 Cabling, Tier-1 Display Assembly menambahkanSmart
melaksanakan Block baru dengan
memberikan data-data informasi atas item tanggung jawab masing-masing untuk diketahui oleh seluruh
Node. Informasi tersebut meliputi originality, date of manufacturing, delivery time stamp, dan freight
forwarder. Selanjutnya dalam rangkaian besar dengan seluruh stake holders akan dapat digambarkan
pada5. KESIMPULAN
Gambar 4.17.

h. Dengan adanya informasi dan data tersebut, pihak user dalm hal ini TNI AU tidak perlu lagi
Selanjutnya
melaksanakan berdasarkan
konfirmasi kepada hasilitempembahasan
pihak Mitra A atas originalitas yang diterima serta delivery time. yaitu khususnya melalui mekanisme
Sehingga apabila terjadi keterlambatan pengiriman,
dan analisa data yang peneliti rumuskan pihak TNI AU maupun Mitra dapat mengetahui pengadaan Direct Commercial Sales
dimana node yang menyebabkan keterlambatan (backlog) pengiriman.
maka dapat disimpulkan beberapa hal antara (DCS) masih terdapat celah masuknya
lain:
5. KESIMPULAN suku cadang yang tidak laik (counterfeit)
Selanjutnya berdasarkan hasil pembahasan dan analisa data yang peneliti rumuskan maka dapat di dalam sistem rantai pasok dikarenakan
a. beberapa
disimpulkan Dalam proses pemenuhan kebutuhan
hal antara lain:
setiap masuk atau penerimaan
a. Dalam prosessuku cadang
pemenuhan kebutuhan melalui
suku cadang manajemen
melalui manajemen rantai pasok suku cadang alat
utama sistemrantai
senjata TNIpasok
Angkatan Udara yaitu khususnya melalui mekanisme pengadaan Direct
komponen atau sub komponen yang
suku cadang alat utama
Commercial Sales (DCS) masih terdapat celah masuknya suku cadang yang tidak laik (counterfeit) di terdapat di dalam sebuah suku cadang
sistem senjata TNI Angkatan Udara
Pemanfaatan Teknologi Blockchain Dalam Rantai Pasok Suku Cadang Alat Utama Sistem Senjata Tni Angkatan Udara
alutsista yang diterima sebagai hasil
Herdian L.Tobing
74 Pemanfaatan Teknologi Blockchain Dalam Rantai Pasok
pengadaan, secara originalitas dan dan validitas item dan datanya
validitas komponen atau sub-komponen (traceability) dapat dimanfaatkan dalam
yang terdapat di dalam unit suku cadang menutup celah mekanisme pemenuhan
tidak dapat diketahui secara transparan rantai pasok suku cadang alutsista yaitu
dan terlacak (traceability) namun dengan melibatkan seluruh stakeholders
diserahkan sepenuhnya kepada pihak mulai dari OEM Manufaktur beserta
ketiga. rantai suppliernya, approved distributor,
Freight Forwarder (FF), Mitra, Prinsipal
b. Teknologi Blockchain yang saat ini
hingga sampai TNI Angkatan Udara
sedang berkembang sesuai dengan
sebagai end user di dalam suatu rantai
karakter khususnya yaitu sebagai
network (chain) yang terhubung satu
program terdesentralisasi, transparan,
sama lain.
immutable dan dapat dilacak originalitas

6. REFERENSI

Aryani, D. & Rosita, F. (2010). “Pengaruh of Production Research. Taylor & Francis
Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Group.
Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas
Hamid, Rismawati, Djoko Lesmana Radji,
Pelanggan”, Bisnis dan Birokrasi, Jurnal
and Yulinda L Ismail. (2020) “Pengaruh
Ilmu Administrasi dan Organisasi.
Empathy dan Responsiveness Terhadap
Argani, Abimanyu, and Wahyatma Taraka. Minat Kunjungan Ulang Pelanggan”.
(2020). “Pemanfaatan Teknologi Jurnal Kajian Ekonomi Dan Bisnis.
Blockchain Untuk Mengoptimalkan Hanifatunnisa, Rifa, and Muhammad Ismail.
Keamanan Sertifikat Pada Perguruan (2020). “Desain dan Implementasi Sistem
Tinggi,” Universitas Gorontalo Pencatatan Pemungutan Suara dengan
Bhat, Showkat Ahmad, Nen-Fu Huang, Ishfaq Teknologi Blockchain pada Jaringan
Bashir Sofi, and Muhammad Sultan. Peer-to-Peer.” Jurnal Nasional Teknik
(2021). “Agriculture-Food Supply Chain Elektro dan Teknologi Informasi.
Management Based on Blockchain and Horvath, Bryan T. (2017). “The Impact Of
IoT: A Narrative on Enterprise Blockchain Counterfeit Parts In The Air Force Supply
Interoperability,” MDPI Chain,” Air War College, Air University
Maxwell AFB United States.
Borah, Malaya Dutta. (2020). “Supply Chain
Management in Agriculture Using Madhwal, Yash, and Panfilov, Peter B. (2017)
Blockchain and IoT,” Supply Chain Journal Industrial Case : Blockchain on Aircraft’s
Parts Supply Chain Management.” AMCIS
Celo, Sokol, and Kim Wang. (2018). The Role
2017 Group.
of Internal and External Complexity in
Global Factory Performance: An NKC McCurdy, Marti. (2020). Counterfeit
Application. Journal of International components: Risky business. Military
Management Embedded System. Retrieved from
https://militaryembedded.com/
Gong, Yu, Yan Jiang, and Fu Jia. (2021) comms/power-electronics/counterfeit-
“Multiple Multi-Tier Sustainable Supply components-risky-business diakses pada
Chain Management: A Social System 15 Feb 2022
Theory Perspective,” International Journal

Pemanfaatan Teknologi Blockchain Dalam Rantai Pasok 75


McAbee, Ashley S M, Murali Tummala, and Siyal, Asad Ali, Aisha Z Junejo, Muhammad
John C McEachen. (2019). “Military Zawish, Kainat Ahmed, Aiman Khalil, and
Intelligence Applications for Blockchain Georgia Soursou. (2019). “Applications
Technology,” Naval Postgraduate School of Blockchain Technology in Medicine
Monterey, CA, USA and Healthcare: Challenges and Future
Perspectives,” MDPI
Mena, Carlos. (2013). “Toward A Theory Of
Multi-Tier Supply Chain Management.” Sletten, Steven J. (2000). “Suspected
Journal of Supply Chain Management 49. Unapproved Suspected Unapproved
Parts in the in the Aviation Industry
Pecht, Michael. (2013). “The Counterfeit
Aviation Industry: Consideration of
Electronics Problem.” Open Journal of
System Safety and Control,” Journal of
Social Sciences. Scientific Research
Aviation/Aerospace
Putri, A N, M Hariadi, and A D Wibawa. (2020).
US DoD. (2020). “Industrial Capabilities Report
“Smart Agriculture Using Supply Chain
To Congress,” Annual Report
Management Based On Hyperledger
Blockchain,” IOP Conference Series: Earth Wei Yan Ng. (2021). “Blockchain Applications
and Environmental Science in Health Care for COVID-19 and beyond:
A Systematic Review,” Lancet Digit Health
Rahayu, Syarifah Bahiyah and Azahari,
Afiqah. (2021).Military Supply Wilhelm, Miriam, Constantin Blome, Vikram
Chain Management and Blockchain Bhakoo, and Antony Paulraj. (2016)
Development. Researchgate “Sustainability in Multi-Tier Supply
Chains: Understanding the Double
Schuff, David and Louis, Robert St. (2001).
Agency Role of the First-Tier Supplier,”
Centralization vs. Decentralization of
Journal of Operations Management.
Application Software. Communications
of the ACM

76 Pemanfaatan Teknologi Blockchain Dalam Rantai Pasok

Anda mungkin juga menyukai