Anda di halaman 1dari 8

Teknik Kehandalan sebagai Tools dalam Kompetisi

Dunia Industri

Disusun Oleh :
Muhammad Bagus Santoso
(11/319736/TK/38853)

JURUSAN TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014

1. Pengertian Keandalan
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran
dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang
sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai
memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai).

2. Konsep Dasar Keandalan


Suatu produk dikatakan memiliki nilai sebagai akibat dari utilitas atau
performansinya dalam memenuhi suatu kebutuhan atau permintaan dari
konsumen. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap nilai yang tinggi bagi
suatu produk adalah versatilitas, kemudahan penggunaan, keamanan,
estetika, dan keandalannya.
Keandalan (reliability) didefinisikan sebagai probabilitas bahwa suatu
komponen atau sistem akan melakukan fungsi yang diinginkan sepanjang
suatu periode waktu tertentu bilamana digunakan pada kondisi-kondisi
pengoperasian yang telah ditentukan. Atau dalam perkataan yang lebih
singkat, keandalan merupakan probabilitas dari ketidak-gagalan terhadap
waktu.
Menentukan keandalan dalam pengertian operasional mengharuskan
definisi diatas dibuat lebih spesifik. Pertama, harus ditetapkan definisi yang
jelas dan dapat diobservasi dari suatu kegagalan. Berbagai kegagalan ini
harus didefinisikan relatif terhadap fungsi yang dilakukan oleh komponen atau
sistem.
Kedua, unit waktu yang menjadi referensi dalam penentuan keandalan
harus diidentifikasikan dengan tegas. Sebagai contoh, interval waktu yang
ditentukan mungkin didasarkan pada waktu kalender atau jam, jam
pengoperasian, atau dalam siklus operasional. Dalam beberapa kasus,
keandalan tidak didefinisikan terhadap waktu namun terhadap ukuran lainnya,
misalnya kilometer yang telah ditempuh. Untuk sistem produksi, kegagalan
bisa didefinisikan dalam terminologi unit atau batch yang diproduksi.

Ketiga, komponen atau sistem yang diteliti harus diobservasikan pada


performansi normal. Ini mencakup beberapa faktor seperti beban yang
didesain, lingkungan, dan berbagai kondisi pengoperasian.

3. Rekayasa Keandalan dalam Dunia Industri


Rekayasa keandalan (reliability engineering) merupakan elemen
penting dari suatu industri, karena penerapan rekayasa keandalan dalam
industri tersebut akan menjamin kualitas produk yang dihasilkan sehingga
mampu bersaing di pasaran.
Salah satu ekpektasi pelanggan saat ini, adalah sehubungan dengan
kemampuan suatu produk ataupun sistem dalam melakukan fungsinya, atau
lebih dikenal dalam istilahnya sebagai suatu keandalan (reliability) produk
ataupun sistem, yang telah menjadi tinggi dan semakin tinggi Produk-produk
konsumeris sederhana seperti alat-alat elektronika, berbagai peralatanperalatan kecil, dan peralatan-peralatan mekanik diharapkan dapat bekerja
tanpa terjadi kegagalan. Untuk produk-produk ataupun sistem yang lebih
kompleks,

seperti

komputer,

kendaraan

bermotor,

ataupun

sistem

telekomunikasi, sebagian besar pelanggan masih mentolerir sangat sedikit


kegagalan yang terjadi. Walaupun demikian, pada banyak kasus, misalnya:
pesawat terbang, pesawat ruang angkasa, pabrik kimia, rumah sakit, ataupun
reaktor nuklir, ketidakandalan (unreliability) dari produk atau sistem yang
digunakan, selain mempengaruhi keselamatan manusia juga berakibat buruk
pada lingkungan.
Sementara bagi perusahaan yang bergerak di bidang industri
manufaktur ataupun jasa, tentu harus dapat memberikan perhatian penuh
dalam berbagai hal pada kegiatan produksinya untuk memenuhi berbagai
ekspektasi yang diberikan oleh pelanggan. Salah satunya adalah dengan
menentukan seberapa besar tingkat keandalan mesin atau sistem, dan juga
melakukan kegiatan pemeliharaan terhadap mesin-mesin ataupun sistem
yang mereka miliki untuk tetap handal dalam kegiatan memproduksi berbagai
produk yang dapat memenuhi ekspektasi dari pelanggan.
Tiap produk yang dihasilkan oleh industri, apapun jenisnya, pasti akan
mengalami kegagalan. Banyak hal yang mempengaruhi dan beragam pula
mekanisme yang menyebabkan terjadinya kegagalan tersebut. Umumnya,

kegagalan ini akan menyebabkan banyak sekali ketidak-nyamanan sebagai


tambahan terhadap dampak ekonomisnya. Tak sedikit pula, beberapa dari
kegagalan ini meningkatkan perhatian terhadap keselamatan manusia,
terlepas dari ada atau tidaknya kecelakaan fatal yang diakibatkannya.
Namun, banyak pula kegagalan yang akibatnya lebih signifikan dari
sekedar dampak ekonomis dan keselamatannya. Contoh terakhir yang cukup
baik adalah meledaknya pesawat ruang angkasa Challenger beberapa tahun
yang lalu. Meledaknya Challenger ini diakibatkan oleh kegagalan dari
komponen rubber O-rings yang digunakan untuk melapisi keempat bagian
dari booster rockets. Kegagalan komponen ini berawal dari temperatur
dibawah titik beku sebelum peluncuran yang berkontribusi terhadap
kegagalan dimaksud dengan membuat rubber menjadi mengkerut.

Gambar 2. rubber O-rings challanger

Dari ilustrasi dan contoh diatas, dapat disimpulkan bahwa dampak dari
kegagalan produk dan sistem bervariasi dari ketidak-nyamanan dan biaya
yang kecil terhadap kecelakaan manusia, kerugian ekonomis yang signifikan,
sampai pada kematian.
Berbagai penyebab dari kegagalan ini mencakup engineering design
yang buruk, konstruksi atau proses manufaktur yang salah, human error,

perawatan yang jelek, pengujian dan inspeksi yang tidak mencukupi,


penggunaan yang tidak tepat, dan kurangnya proteksi terhadap tekanan
lingkungan yang berlebihan. Dengan hukum yang telah ada dan berbagai
keputusan pengadilan terbaru, maka pihak manufaktur dianggap paling
bertanggung jawab karena telah gagal mempertimbangkan dengan tepat
keamanan (safety) dan keandalan (reliability) dari produk yang dihasilkan.
Hal ini yang akhirnya mengarah pada kondisi bahwa engineer yang
berwenang terhadap desain produk harus memasukkan faktor keandalan
sebagai salah satu kriteria desainnya.

4. Rekayasa Keandalan dari Produk


Rekayasa

keandalan

(reliability

engineering)

berupaya

untuk

melakukan studi, karakterisasi, pengukuran, dan analisis terhadap berbagai


kegagalan dan aktivitas perbaikan-kembali dari komponen atau sistem dalam
rangka meningkatkan penggunaan operasionalnya. Peningkatan ini dilakukan
melalui design life, eliminasi atau reduksi kemungkinan munculnya berbagai
kegagalan dan resiko keselamatan, yang karenanya akan meningkatkan
waktu pengoperasian yang tersedia.

Gambar1. 1 Faktor yang mempengaruhi keandalan

Bilamana diaplikasikan terhadap produk, beberapa tahapan yang perlu


dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Penguraian dari struktur produk berdasarkan pendekatan terhadap
berbagai fungsi yang harus dilakukan oleh produk, subsistem, dan tiap
komponennya. Ini diilutrasikan melalui konstruksi dari Function Block
Diagram (FBD). Tahapan ini akan secara definitif menjelaskan
pengertian operasional dari kegagalan.
b) Penguraian dari arsitektur produk dalam bentuk komposisional dari
konfigurasi berbagai komponen, secara serial atau paralel, yang
membentuk produk bersangkutan. Ini selanjutnya akan dituangkan
secara diagramatis dalam Reliability Block Diagram (RBD).
c) Asesmen terhadap tingkat keandalan dari tiap komponen (reliability
estimation) yang berdasarkan RBD pada tahapan sebelumnya akan

menghasilkan estimasi dari tingkat keandalan produk (reliability


prediction).
d) Upaya peningkatan keandalan dari produk akan dilakukan dengan
analisis statistikal terhadap karakteristik kegagalan pada tiap tahapan
bathtub curve-nya, yang kemudian bisa dioptimasi secara stokastik
atau dengan simulasi monte-carlo.
e) Perwujudan peningkatan ini bisa saja mengarah pada perlu diubahnya
engineering design dari produk bersangkutan atau bahkan pada
arsitektur produk tersebut. Ini tentu saja perlu dikaji kembali
berdasarkan kelayakan secara teknis dan ekonomisnya.

5. Penutup
Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan keselamatan dan
pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen, maka mau tidak mau pihak
manufaktur harus memperhatikan dan mempertimbangkan dengan sangat
mendalam aspek keandalan dari produk yang dihasilkannya. Ini menjadi
penting untuk bisa mewujudkan kepuasan konsumen (customer satisfaction)
melalui rekayasa keandalan produk sesuai dengan poin-poin yang teradapat
pada sub bab 4. Dengan tercapainya kepuasan konsumen maka hal itu
perupakan tools yang sanagat baik dalam persaingan di dunia industry
tersebut

yang salah satunya

kehandalan produk.

dengan cara

memanfaatkan rekayasa

6. Daftar Pustaka

http://idrel.blogspot.com/
Fikri, Agus. Analisis Keandalan (Reliability) Mesin Produksi dengan Fungsi
Distribusi Weibull.
Sitania, Farida. Analisis Keandalan Produk dengan Pola Penggunaan
Intermittent. Universitas Patimura : 2010.
Prastiani, Indri. Peningkatan Keandalan Produk Melalui Desain Ulang
Komponen Produk. Institut Teknologi Nasional : 2014. Bandung
http://www.onlineethics.org/cms/12707.aspx

Anda mungkin juga menyukai