Anda di halaman 1dari 8

1.

Kohesi dan koherensi


Kohesi
1. Mulyana, (2005: 26)
Menyebutkan kohesi adalah hubungan antarbagian dalam teks yang ditandai penggunaan unsur
bahasa.
Konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan bentuk, artinya unsur-unsur wacana
(kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun suatu wacana memiliki keterkaitan secara
padu dan utuh.
2. Tarigan (1987:96)
Kohesi merupakan organisasi sintaksis dan merupakan wadah kalimat-kalimat yang disusun
secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan.
Tarigan juga mengatakan bahwa kohesi atau kepaduan wacana merupakan aspek formal bahasa
dalam wacana.
Contohnya :
1. Pak Budi mengajar Matematika dan Kesenian. Pelajaran tersebut merupakan pelajaran yang
dikuasainya dan mampu diajarkannya dengan baik.
Pada contoh di atas, dalam kalimat kedua terdapat kata – kata “pelajaran tersebut” yang
maksudnya adalah pelajaran “Matematikan dan Kesenian”, menunjukkan kedua kalimat
tersebut memiliki kohesi.
2. Tlepon Rani berdering saat pelajaran berlangsung. Hal itu membuat guru marah.
Pada contoh di atas, terdapat kata “hal itu” yang menunjukkan kejadian telpon Rani yang
berdering sat jam pelajaran.
3. Ayah dan ibu berangkat kerja bersama menggunakan mobil. Mereka berangkat sangat pagi,
saat saya belum bangun.
Pada contoh di atas, kata “mereka” merujuk pada ayah dan ibu di kalimat pertama.
Koherensi
1. Brown dan Yule dalam Mulyana, (2005: 30)
Koherensi didefiniskan sebagai sebuah pola keterkaitan antara bagian yang satu dengan bagian
yang lain, sehingga kalimat memiliki kesatuan makna yang utuh.
2. Tarigan via Mulyana, (2005: 30)
Koherensi juga berarti hubungan timbal balik yang serasi antarunsur dalam kalimat.
3. Samiati via Mulyana, (2005: 30)
Hubungan koherensi adalah keterkaitan antara bagian yang satu dengan yang bagian lainnya,
sehingga kalimat memiliki kesatuan makna yang utuh.
Contohnya:
1. Belajarlah yang rajin. Kamu bisa meraih cita-cita setinggi langit.
Pada contoh tersebut, kalimat pertama dan kedua terlihat berbeda, namun kalimat kedua
merupakan pendukung gagasan pada kalimat pertama.
2. Meja ini terlihat tua namun masih bagus. Pak Kamso adalah pemiliknya, ia rajin merawatnya.
Pada contoh tersebut, kalimat kedua mendukung gagasan yang termuat dalam kalimat pertama.

2. Surat Lamaran Kerja


3. Ciri – Ciri Novel Sejarah

• Novel ini disajikan dengan urutan yang kronologis, sistematis, sesuai dengan peristiwa
dan kejadian yang berlangsung di masa lampau
• Novel ini memiliki struktur teks yang membangun novel yaitu struktur teks orientasi,
urutan peristiwa, dan reorientasi
• Novel ini berisi naskah yang menceritakan ulang kejadian masa lalu atau kejadian masa
lampau
• Novel ini menggunakan konjungsi temporal
• Berisi tentang fakta-fakta yang benar-benar terjadi di masa lalu

4. Struktur Dalam Novel Sejarah


1. Eksposisi:
• Pengenalan setting, seperti waktu, tempat, dan suasana.
• Perkenalan dengan tokoh-tokoh utama dan karakternya.
• Pemberian gambaran awal tentang konflik yang akan dihadapi.
Contoh: Novel "Bumi Manusia" oleh Pramoedya Ananta Toer memulai dengan pengenalan
setting di masa penjajahan Belanda dan karakter Minke sebagai tokoh utama.
2. Komplikasi:
• Perkembangan cerita dan konflik yang semakin memanas.
• Munculnya berbagai rintangan dan tantangan yang dihadapi tokoh.
• Titik balik yang mengubah jalan cerita.
Contoh: Dalam "Laskar Pelangi", Laskar Pelangi mengalami berbagai rintangan dalam meraih
pendidikan, seperti keterbatasan ekonomi dan fasilitas sekolah.
3. Klimaks:
• Puncak dari seluruh konflik dalam cerita.
• Momen penuh ketegangan dan penentuan nasib para tokoh.
• Pertarungan antara kekuatan-kekuatan yang berlawanan.
Contoh: Klimaks "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" terjadi saat Zainuddin dan Hayati
bertemu kembali setelah bertahun-tahun terpisah.
4. Resolusi:
• Penyelesaian konflik dan akhir dari cerita.
• Pengungkapan nasib para tokoh dan bagaimana mereka mengatasi rintangan.
• Pesan dan makna yang ingin disampaikan penulis.
Contoh: Resolusi "Robohnya Surau Kami" menunjukkan bagaimana masyarakat bersatu
membangun kembali surau mereka setelah gempa bumi.
5. Koda:
• Bagian penutup yang bersifat opsional.
• Bisa berupa komentar, refleksi, atau epilog tentang cerita.
Contoh: Koda "Bumi Manusia" memberikan gambaran tentang masa depan Minke setelah
keluar dari penjara.

5. Unsur Intrinsik Pada Novel / Cerpen


1. Tema: Gagasan utama yang mendasari cerita. Tema bisa tentang cinta, persahabatan,
perjuangan, kematian, dan lain sebagainya.
Contoh: Tema cerpen "Lelaki Tua dan Laut" oleh Ernest Hemingway adalah tentang perjuangan
manusia melawan alam.
2. Alur Cerita: Rangkaian peristiwa yang membangun cerita. Alur cerita terbagi menjadi
beberapa tahap, seperti eksposisi, komplikasi, klimaks, resolusi, dan koda.
Contoh: Alur cerita "Sang Pemimpi" oleh Andrea Hirata menceritakan perjalanan Laskar Pelangi
dalam meraih mimpi mereka.
3. Tokoh dan Penokohan: Orang-orang yang terlibat dalam cerita. Penokohan menjelaskan
bagaimana karakter dan sifat-sifat tokoh diceritakan.
Contoh: Tokoh utama dalam "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" adalah Zainuddin dan Hayati.
Penokohan mereka digambarkan sebagai orang yang berprinsip dan teguh pendirian.
4. Latar: Tempat, waktu, dan suasana yang melatarbelakangi cerita. Latar membantu pembaca
membayangkan situasi dalam cerita.
Contoh: Latar cerita "Robohnya Surau Kami" adalah di sebuah desa di Sumatra Barat pada masa
penjajahan Belanda.
5. Sudut Pandang: Cara pandang pengarang dalam menceritakan kisah. Sudut pandang bisa
orang pertama, orang ketiga serba tahu, atau orang ketiga terbatas.
Contoh: Sudut pandang "Bumi Manusia" oleh Pramoedya Ananta Toer adalah orang pertama, di
mana Minke sebagai tokoh utama menceritakan kisahnya sendiri.
6. Amanat: Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat tidak harus
disampaikan secara eksplisit, tapi bisa tersirat dalam cerita.
Contoh: Amanat "Laskar Pelangi" adalah bahwa pendidikan adalah kunci untuk meraih mimpi.
7. Gaya Bahasa: Cara pengarang menggunakan bahasa untuk menceritakan kisah. Gaya bahasa
bisa formal, informal, puitis, dan lain sebagainya.
Contoh: Gaya bahasa "Ronggeng Dukuh Paruk" oleh Ahmad Tohari menggunakan bahasa yang
puitis dan penuh dengan metafora.

6. Struktur Dalam Laporan Hasil Observasi


7. Struktur Teks Eksposisi
1. Tesis:
• Berisi pernyataan umum tentang topik yang akan dibahas.
• Tesis dapat berupa definisi, klasifikasi, atau uraian tentang suatu fenomena.
• Contoh: "Hutan hujan tropis adalah ekosistem yang paling beragam di bumi."
2. Argumentasi:
• Berisi penjelasan dan bukti yang mendukung tesis.
• Argumentasi dapat berupa fakta, data, contoh, atau pendapat ahli.
• Contoh: "Hutan hujan tropis memiliki lebih banyak spesies tumbuhan dan hewan
dibandingkan dengan ekosistem lainnya. Hutan hujan tropis juga berperan penting
dalam mengatur iklim global."
3. Penegasan Ulang Tesis:
• Merupakan ringkasan dari tesis dan argumentasi.
• Penegasan ulang tesis dapat memperkuat pemahaman pembaca tentang topik yang
dibahas.
• Contoh: "Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hutan hujan tropis
adalah ekosistem yang sangat penting dan perlu dilestarikan."

8. Struktur Teks Eksplanasi


1. Judul:
• Judul harus singkat, jelas, dan informatif.
• Judul mencerminkan fenomena yang akan dijelaskan.
• Contoh: "Proses Terjadinya Gempa Bumi", "Bagaimana Hujan Terbentuk?", "Misteri di
Balik Terbentuknya Gunung Berapi".
2. Tesis:
• Berisi pernyataan umum tentang fenomena yang akan dijelaskan.
• Tesis dapat berupa definisi, klasifikasi, atau uraian tentang suatu fenomena.
• Contoh: "Gempa bumi adalah peristiwa getaran atau goncangan yang terjadi di bumi
akibat pergerakan lempeng tektonik."
3. Penjelasan:
• Berisi uraian tentang proses terjadinya fenomena secara detail.
• Penjelasan dapat dibantu dengan diagram, gambar, atau skema.
• Contoh: "Gempa bumi terjadi ketika lempeng tektonik bergerak dan saling bertabrakan.
Pergerakan ini menyebabkan energi yang tersimpan di dalam bumi terlepas dan
menghasilkan getaran yang merambat ke seluruh permukaan bumi. Getaran inilah yang
kemudian disebut sebagai gempa bumi."
4. Kesimpulan:
• Merupakan ringkasan dari penjelasan tentang fenomena.
• Kesimpulan dapat berupa penegasan kembali tesis atau pernyataan tentang dampak
fenomena.
• Contoh: "Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa gempa bumi adalah
fenomena alam yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng tektonik. Gempa bumi dapat
menimbulkan kerusakan parah dan korban jiwa."

9. Urutan Sebuah Anekdot


1. Abstrak:
• Bagian awal anekdot yang memberikan gambaran umum tentang cerita.
• Abstrak biasanya berisi humor atau kejutan yang menarik minat pembaca.
• Contoh: "Suatu hari, seorang anak kecil bertanya kepada ayahnya..."
2. Orientasi:
• Bagian yang menjelaskan latar belakang cerita, seperti waktu, tempat, dan tokoh yang
terlibat.
• Orientasi membantu pembaca memahami situasi dan konteks cerita.
• Contoh: "Saat itu, di sebuah taman kota, seorang anak kecil sedang bermain dengan
ayahnya."
3. Krisis:
• Bagian yang menceritakan peristiwa puncak atau inti cerita.
• Krisis biasanya berisi humor atau kejutan yang membuat cerita menjadi lucu dan
menarik.
• Contoh: "Anak kecil itu bertanya kepada ayahnya, 'Ayah, apa bedanya orang kaya dan
orang miskin?'"
4. Reaksi:
• Contoh: "Ayahnya terdiam sejenak, lalu menjawab, 'Orang kaya adalah orang yang
memiliki banyak uang, sedangkan orang miskin adalah orang yang tidak memiliki banyak
uang.'"
5. Koda:
• Bagian akhir anekdot yang berisi kesimpulan atau pesan moral cerita.
• Koda tidak selalu wajib ada, tetapi dapat membantu memperkuat makna cerita.
• Contoh: "Anak kecil itu pun tertawa dan berkata, 'Wah, berarti ayah adalah orang
miskin!'."

10. Urutan Teks Ceramah


1. Pendahuluan atau Tesis
Pendahuluan atau tesis isinya berupa pengenalan isu, masalah, dan pandangan pembicara
tentang topik yang akan dibahas.
2. Isi atau Rangkaian Argumen
Pada bagian isi, pembicara memaparkan argumen yang sudah dibuat di bagian pendahuluan
atau tesis. Dalam hal ini, argumen yang dipaparkan harus memperkuat tesis yang sudah dibuat.
Biasanya argumen tersebut terdiri dari beberapa poin.
3. Penutup atau Penegasan Ulang
Di bagian penutup, pembicara dapat menegaskan kembali secara ringkas argumen yang sudah
dibahas sebelumnya, serta menambahkan kesimpulan dan saran kepada pendengar terkait
topik yang dibahas.

11. Makna Lambang Pada Puisi


Lambang adalah tanda, gambar, maupun kata yang menyampaikan maksud tertentu yang dapat
dipahami oleh pembaca. Beberapa contoh lambang yang bisa digunakan dalam puisi adalah
bunga dan warna merah. Bunga melambangkan keindahan. Sementara, warna merah
melambangkan keberanian.

Anda mungkin juga menyukai