Anda di halaman 1dari 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/328831661

Analisis Persediaan Bahan Buku Dengan Metode Economic Order Quantity


(EOQ) Pada UD. Gemilang Jaya Wonosobo

Article in Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ · November 2018

CITATIONS READS

0 5,421

1 author:

M. Trihudiyatmanto
Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo, Indonesia
95 PUBLICATIONS 194 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by M. Trihudiyatmanto on 23 December 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal PPKM III (2017) 220 - 234 ISSN: 2354-869X

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN


MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY ( EOQ )
(STUDI EMPIRIS PADA CV. JAYA GEMILANG WONOSOBO)

M. Trihudiyatmanto a
a
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ) Wonosobo
a
Email : trihudiyatmanto@unsiq.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel: Permasalahan utama dalam perencanaan dan pengendalian bahan baku bagi sebuah
Diterima : 20 Agustus 2017 perusahaan manufaktur adalah bagaimana menyelenggarakan persediaan bahan baku
Disetujui : 26 Agustus 2017 yang paling tepat agar kegiatan produksi tidak terganggu dan dana yang di
investasikan untuk persediaan bahan tidak berlebihan. Dengan adanya kebijakan
Kata Kunci: dalam persediaan bahan baku yang diterapkan pada perusahaan, biaya persediaan
Persediaan Bahan Baku, Trend tersebut dapat ditekan sekecil mungkin. Untuk meminimumkan biaya persediaan
Projection, Economic Order tersebut dapat digunakan analisis “Economic Order Quantity” (EOQ).
Quantity (EOQ) dan Reorder Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend persediaan bahan baku pada CV.
Point . Jaya Gemilang Wonosobo, frekuensi pembelian bahan baku dan jumlah kebutuhan
bahan baku yang optimal pada CV. Jaya Gemilang Wonosobo, total persediaan CV.
Jaya Gemilang Wonosobo dan titik pemesanan kembali (reorder point) bahan baku
pada CV. Jaya Gemilang Wonosobo selama masa tenggang. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah untuk menganalis kebutuhan bahan baku dengan
menggunakan metode Trend Projection, untuk menganalisis pembelian bahan baku
menggunakan Economic Order Quantity (EOQ), analisis total persediaan bahan
baku, analisis reorder point. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa hasil
peramalan bahan baku untuk bulan Januari 2017 adalah senilai 1.173 m3. Frekuensi
pembelian bahan baku CV. Jaya Gemilang Wonosobo bila menggunakan metode
EOQ adalah sebesar 3 kali dalam satu tahun sedangkan titik pemesanan kembali
untuk tahun 2015 adalah sebesar 3.986,1 m3 dan untuk tahun 2016 sebesar 5.040
m3. Total biaya persediaan bahan baku bila dihitung menurut metode EOQ adalah
sebesar Rp. 139.389.451,00 untuk tahun 2015 dan sebesar Rp. 181.332.711,00 untuk
tahun 2016.

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article History The main problem in planning and controlling raw materials for a manufacturing
Received : August 20, 2017 company is how to maintain the most appropriate raw material inventory so that the
Accepted : August 26, 2017 production activities are not disturbed and the funds invested in the material
inventory are not excessive. Given the policy in the stock of raw materials applied to
Key Words : the company, the cost of such inventory can be minimized. To minimize the cost of
Raw Material Inventory, Trend inventory can be used analysis of "Economic Order Quantity" (EOQ).
Projection, Economic Order This study aims to determine the trend of raw material inventory on the CV. Jaya
Quantity (EOQ) and Reorder Gemilang Wonosobo, the frequency of raw material purchase and the optimal
Point. amount of raw material requirement in CV. Jaya Gemilang Wonosobo, total
inventory CV. Jaya Gemilang Wonosobo and point reorder (reorder point) of raw
material at CV. Jaya Gemilang Wonosobo during his grace period. The method used
in this research is to analyze raw material requirement by using Trend Projection
method, to analyze raw material purchase using Economic Order Quantity (EOQ),
analysis of total raw material inventory, reorder point analysis. Based on data
analysis, it is known that the result of raw material forecast for January 2017 is
worth 1,173 m3. Frequency of purchase of CV. Jaya Gemilang Wonosobo when
using EOQ method is 3 times in one year while the reorder point for year 2015 is
3,986,1 m3 and for year 2016 equal to 5,040 m3. The total cost of raw material
inventory when calculated by EOQ method is Rp. 139,389,451.00 for the year 2015
and Rp. 181.332.711,00 for the year 2016.

220
Jurnal PPKM III (2017) 220 - 234 ISSN: 2354-869X

1. PENDAHULUAN Perencanaan metode EOQ dalam suatu


a. Latar Belakang perusahaaan akan mampu meminimalisasi
Agar proses produksi berjalan efektif dan terjadinya out of stock sehingga tidak
efisien, pengawasan dan pengendalian mengganggu proses dalam perusahaan dan
persediaan menjadi masalah yang sangat mampu menghemat biaya persediaan yang
penting karena jumlah persediaan akan dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya
menentukan atau mempengaruhi kelancaran efisisensi persediaan bahan baku di dalam
produksi perusahaan tersebut. Jumlah atau perusahaan yang bersangkutan. Selain itu
tingkat persediaan yang dibutuhkan oleh dengan adanya penerapan metode EOQ
perusahaan berbeda-beda untuk setiap perusahaan akan mampu mengurangi biaya
perusahaan, pabrik, tergantung dari volume penyimpanan, penghematan ruang, baik untuk
produksinya, jenis pabrik dan ruangan gudang dan ruangan kerja,
prosesnya.(Assauri,1 999: 177) menyelesaikan masalah-masalah yang timbul
Semua perusahaan pada dasarnya dari banyaknya persediaan yang menumpuk
mengadakan perencanaan dan pengendalian sehingga mengurangi resiko yang dapat
bahan dengan tujuan pokok menekan timbul karena persediaan yang ada digudang
(meminimurnkan) biaya dan untuk seperti kayu yang sangat rentan terhadap api.
mamaksimumkan laba dalam waktu tertentu. Analisis EOQ ini dapat digunakan dengan
Dalam perencanaan dan pengendalian bahan mudah dan praktis untuk merencanakan
baku yang menjadi masalah utama adalah berapa kali suatu bahan dibeli dan dalam
menyelenggarakan persediaan bahan yang kuntitas berapa kali pembelian.
paling tepat agar kegiatan produksi tidak Selain menentukan EOQ, perusahaan
terganggu dan dana yang ditanam dalam juga perlu menentukan waktu pemesanan
persediaan bahan tidak berlebihan. Masalah kembali bahan baku yang akan digunakan
tersebut berpengaruh terhadap penentuan (1) atau reorder point (ROP) agar pembelian
berapa kuantitas yang akan dibeli dalam bahan yang sudah ditetapkan dalam EOQ
periode akuntansi tertentu, (2) berapa jumlah tidak mengganggu kelancaran kegiatan
atau kuantitas yang akan dibeli dalam setiap produksi. Yang dimaksud dengan (ROP)
kali dilakukan pembelian,(3) kapan adalah titik dimana jumlah persediaan
pemesanan bahan harus dilakukan, (4) berapa menunjukkan waktunya untuk mengadakan
jumlah minimum kuantitas bahan yang harus pesanan kembali.(Wasis, 1997:180)
selalu ada dalam persediaan pengaman (safety Dari perhitungan EOQ dan ROP dapat
stock) agar perusahaan terhindar dari ditentukan titik minimum dan maksimum
kemacetan produksi akibat keterlambatan persediaan bahan. Persediaan yang
bahan, dan berapa jumlah maksimum diselenggarakan paling banyak sebesar titik
kuantitas bahan dalam persediaan agar dana maksimum, yaitu pada saat bahan yang dibeli
yang ditahan tidak berlebihan. (Lovelock, datang. Tujuan penentuan titik maksimum
2000). adalah agar dana yang tertanam dalam
Seharusnya dengan adanya kebijakan persediaan bahan tidak berlebihan sehingga
persediaan bahan baku yang diterapkan dalam tidak teijadi pemborosan. Karena pada saat
perusahaan, biaya persediaan tersebut dapat bahan yang dibeli datang besarnya bahan
ditekan sekecil mungkin (M. digudang perusahaan sama dengan persediaan
Trihudiyatmanto, 2017). Untuk besi atau safety stock.
meminimumkan biaya persediaan tersebut Berdasarkan penelitian Atmojo (2003)
dapat digunakan analisis “Economic Order menunjukkan total biaya persediaan bahan
Quantity” (EOQ). EOQ adalah volume atau baku yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
jumlah pembelian yang paling ekonomis lebih besar bila dibandingkan dengan total
untuk dilakukan pada setiap kali pembelian biaya persediaan bahan baku yang dihitung
(Prawirosentono, 2001:49). menurut EOQ, sehingga dapat disimpulkan
Metode EOQ berusaha mencapai tingkat bahwa EOQ dapat meningkatkan efisiensi
persediaan yang seminimum mungkin, biaya persediaan bahan baku dalam pemsahaan.
rendah dan mutu yang lebih baik.

221
Jurnal PPKM III (2017) 220 - 234 ISSN: 2354-869X

Dari latar belakang di atas maka penulis persediaan bahan mentah (bahan baku
tertarik untuk mengangkat topik dalam atau raw material, bahan setengah jadi
penelitian ini mengenai pengendalian bahan atau work in process dan barang jadi atau
baku di perusahaan tersebut dengan judul finished goods).
Analisis Pengendalian Persediaan Bahan 2) Persediaan adalah bagian utama dari
Baku Dengan Menggunakan Metode modal kerja, mempakan aktiva yang pada
Economic Order Quantity ( EOQ). setiap saat mengalami perubahan
(Gitosudanno, 2002:93).
b. Rumusan Masalah 3) Soemarsono (1999:246), mengemukakan
Berdasarkan permasalahan–permasalahan pengertian persediaan sebagai barang-
yang terjadi maka dapat dirumuskan rumusan barang yang dimiliki perusahaan untuk
permasalahan sebagai berikut : dijual kembali atau digunakan dalam
1) Bagaimana perhitungan trend persediaan kegiatan perusahaan.
bahan baku pada CV. Jaya Gemilang 4) Inventory atau persediaan barang sebagai
Wonosobo? elemen utama dari modal kerja
2) Berapa kali frekuensi dalam satu periode merupaimn aktiva yang selalu dalam
pembelian bahan baku dilakukan, bila CV. keadaan berputar, dimana secara terus-
Jaya Gemilang Wonosobo menetapkan menerus mengalami perubahan. (Riyanto,
metode Economic Order Quantity ( 2001:69).
EOQ)? 5) Sedangkan menurut PSAK No.14
3) Berapa batas atau titik pemesanan bahan Paragraf 3, menyatakan pengertian
baku yang dibutuhkan oleh CV. Jaya persediaan adalah aktiva :
Gemilang Wonosobo selama masa 1) Tersedia untuk dijual dalam usaha
tenggang (reorder point)? kegiatan nonnal.
4) Berapa total biaya persediaan bahan baku 2) Dalam proses produksi dan atau dalam
bila perusahaan menetapkan kebijakan perjalanan.
Economic Order Quantity ( EOQ)? 3) Dalam bentuk bahan atau
perlengkapan (supplies).
2. TINJAUAN PUSTAKA Yang dimaksud persediaan dalam
a. Pengertian Persediaan Bahan Baku penelitian ini adalah suatu bagian dari
Setiap perusahaan yang kekayaan perusahaan industri yang digunakan
menyelenggarakan kegiatan produksi akan dalam rangkaian proses produksi untuk diolah
memerlukan persediaan bahan baku. Dengan menjadi barang setengah jadi atau akhirnya
tersedianya persediaan bahan baku maka menjadi barang jadi.
diharapkan sebuah perusahaan industri dapat b. Pengertian Pengendalian Persediaan
melakukan proses produksi sesuai kebutuhan Bahan Baku
atau pennintaan konsumen. Selain itu dengan Pengendalian persediaan merupakan
adanya persediaan bahan baku yang cukup fungsi manajerial yang sangat penting bagi
tersedia digudang juga diharapkan dapat perusahaan, karena persediaan fisik pada
memperlancar kegiatan produksi perusahaan perusahaan akan melibatkan investasi yang
dan dapat menghindari terjadinya kekurangan sangat besar pada pos aktiva lancar.
bahan baku. Keterlambatan jadwal Pelaksanaan fungsi ini akan berhubungan
pemenuhan produk yang dipesan konsumen dengan seluruh bagian yang bertujuan agar
dapat merugikan perusahaan dalam hal ini usaha penjualan dapat intensif serta produk
image yang kurang baik. dan penggunaan sumber daya dapat
Agar lebih mengerti maksud dari maksimal.
persediaan, maka penulis akan Istilah pengendalian merupakan
mengemukakan beberapa pendapat mengenai penggabungan dari dua pengertian yang
pengertian dari persediaan. sangat erat hubungannya tetapi dari masing-
1) Menurut Prawirosentono (2001:61), masing pengertian tersebut dapat diartikan
persediaan adalah aktiva lancar yang sendiri-sendiri yaitu perencanaan dan
terdapat dalam perusahaan dalam bentuk pengawasan. Pengawasan tanpa adanya

222
Jurnal PPKM III (2017) 220 - 234 ISSN: 2354-869X

perencanaan terlebih dahulu tidak ada artinya, optimal. Untuk mecari berapa total bahan
demikian pula sebaliknya perencanaan tidak yang tetap untuk dibeli dalam Setiap kali
akan menghasilkan sesuatu tanpa adanya pembelian untuk menutup kebutuhan selama
pengawasan. satu periode. (Yamit, 1999 : 47).
Menurut Widjaja (1996:4), perencanaan 2) Kebijakan-Kebijakan EOQ
adalah proses untuk memutuskan tindakan Bahan baku yang tersedia dalam
apa yang akan diambil dimasa depan. menjamin kelancaran proses produksi dan
Perencanaan kebutuhan bahan adalah suatu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
sistem perencanaan yang pertama-tama sehubungan dengan perusahaan tersebut
berfokus pada jumlah dan pada saat barang seminimal mungkin, maka tindakan yang
jadi yang diminta yang kemudian menentukan perlu dilakukan adalah menentukan Economic
permintaan turunan untuk bahan baku, Order Quantity (EOQ), Safety Stock, Reorder
komponen dan sub perakitan pada saat Point (ROP).
tahapan produksi terdahulu (Horngren, a) Menentukan jumlah bahan baku yang
1992:32l). ekonomis (EOQ)
Pengawasan bahan adalah suatu fungsi Setiap perusahaan industri, dalam
terkoordinasi didalam organisasi yang terus- usahanya untuk melakukan proses
menerus disempurnakan untuk meletakkan produksinya yaitu dengan melakukan
pertanggungjawaban atas pengelolaan bahan pembelian. Dalam melakukan pembelian
baku dan persediaan pada umumnya, serta bahan baku yang harus dibeli untuk
menyelenggarakan suatu pengendalian memenuhi kebutuhan selama satu periode
internal yang menjamin adanya dokumen tertentu agar perusahaan tidak kekurangan
dasar pembukuan yang mendukung sahnya bahan baku dan juga bisa mendapatkan
suatu transaksi yang berhubungan dengan bahan tersebut dengan biaya seminimal
bahan, pengawasan bahan meliputi mungkin. Biaya-biaya yang timbul
pengawasan fisik dan pengawasan nilai atau sehubungan dengan adanya pembelian
rupiah bahan.(Supriyono, 1999:400). dan persediaan bahan baku (carrying cost
Pengendalian adalah proses manajemen dan ordering cost ) setelah dihitung maka
yang memastikan dirinya sendiri sejauh hal dapat ditentukan jumlah pembelian yang
itu memungkinkan, bahwa kegiatan yang optimal atau disebut EOQ, yaitu jumlah
dijalankan oleh anggota dari suatu organisasi kuantitas bahan yang dapat diperoleh
sesuai dengan rencana dan kebijaksanaannya. dengan biaya minimal atau sering
(Widjaja, 1996:3). Pengendalian berkisar dikatakan sebagai jumlah pembelian yang
pada kegiatan memberikan pengamatan, optimal.
pemantauan, penyelidikan dan b) Menentukan safety stock (Persediaan
pengevaluasian keseluruh bagian manajemen Pengaman)
agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Suatu perusahaan industri perlu
c. Metode EOQ mempunyai jumlah bahan baku yang
1) Pengertian EOQ selalu tersedia dalam perusahaan untuk
Menurut Gitosudarmo, (2002 : 101) EOQ menjamin kontinuitas usahanya.
sebenarnya adalah merupakan volume atau Persediaan bahan baku ini biasa disebut
jumlah pembelian yang paling ekonomis persediaan pengaman atau safety stock.
untuk dilaksanakan pada setiap kali Persediaan pengaman merupakan suatu
pembelian. Untuk memenuhi kebutuhan itu persediaan yang dicadangankan sebagai
maka dapat diperhitungkan pemenuhan pengaman dari kelangsungan proses
kebutuhan (pembeliannya) yang paling produksi perusahaan (Ahyari, 2003 1199).
ekonomis yaitu sejumlah barang yang akan c) Pesanan atau pembelian bahan dasar itu
dapat diperoleh dengan pembelian dengan tidak dapat datang tepat waktunya
menggunakan biaya yang minimal. sehingga akan mundur.
EOQ (Economic Order Quantity) adalah Disamping itu yang mempengaruhi
jumlah pesanan yang dapat meminimumkan besar kecilnya persediaan besi menurut
total biaya persediaan, pembelian yang Gitosodarmo (2002:1 13) adalah:

223
Jurnal PPKM III (2017) 220 - 234 ISSN: 2354-869X

(1) Jumlah yang dibeli setiap kali Apabila SOC > ECC maka
memesan bahan dasar. persediaan besi relatif besar.
(2) Ketetapan perkiraan standart Apabila SOC < ECC maka
penggunaan bahan dasar terhadap persediaan besi relatif kecil.
produk. (4) Menentukan Reorder Point
(3) Perbandingan SOC dan ECC d. Kerangka Berpikir
SOC (Stock Out Cost) adalah biaya Peluang untuk melakukan efektivitas dan
yang dikeluarkan untuk pembelian efesiensi pengendalian bahan baku dapat di
bahan pengganti atau substitusi akan identifikasikan melalui pembelian bahan baku
datangnya pesanan lebih lambat dengan mempertimbangkan persediaan
datang. ekonomis (EOQ), pemesanan kembali
ECC (Extra Carrying Cost) adalah (reorder point) dan persediaan besi (safety
biaya yang dikeluarkan akibat stock) sehingga dapat disusun kerangka pikir
datangnya pesanan bahan baku sebagai berikut, seperti yang dapat dilihat
terlalu awal. pada gambar dibawah ini:

Ramalan Kebutuhan Kebijaksanaan Kelancaran Proses


Bahan Persediaan Bahan Produksi
Baku:
 EOQ
 Safety Stock
Ramalan Penjualan
 Reorder Point

Dari model diatas maka dapat diketahui CV. Jaya Gemilang Wonosobo. Pada
bahwa suatu perusahaan apabila penelitian ini menggunakan seluruh data
menginginkan persediaan bahan baku yang persediaan bahan baku yang berupa kayu
optimal maka harus menetapkan pada CV. Jaya Gemilang Wonosobo dan
kebijaksanaan pembelian berdasarkan pada biaya-biaya pengadaan bahan baku.
pertimbangan ramalan kebutuhan bahan dan b. Populasi dan Sampel penelitian
ramalan penjualan. Kebijaksanaan persediaan Ditinjau dari wilayahnya, populasi dan
digunakan sebagai dasar untuk melakukan sampel untuk jenis penelitian kasus meliputi
pembelian bahan baku. Akan tetapi dalam daerah yang sangat sempit (Arikunto,
melakukan pembelian harus 1998:115), maka dalam penelitian ini tidak
mempertimbangkan tentang persediaan ada populasi dan sampelnya tetapi langsung
ekonomis (EOQ), pemesanan kembali keseluruhan kasus persediaan dan
(reorder point) dan persediaan besi (safety penggunaan bahan baku pada CV. Jaya
stock). Gemilang Wonosobo.
c. Variabel Penelitian
3. METODE PENELITIAN Variabel penelitian adalah objek
a. Jenis Penelitian penelitian yang menjadi titik perhatian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi
kasus adalah penelitian yang dilakukan seeara variabel yaitu :
intensif, terinci dan mendalam terhadap objek Pemakaian bahan baku yang
suatu organisme, lembaga atau gejala - gejala sesungguhnya, dihitung dalam satuan m3
tertentu yang diteliti. (Arikunto, 1998:115). Peramalan persediaan bahan baku,
Adapun kasus yang dibahas mengenai dihitung dalam satuan m3
kebijakan persediaan bahan baku dalam usaha Persediaan bahan baku, dihitung dalam
menjamin kelancaran proses produksi pada satuan m3

224
Jurnal PPKM III (2017) 220 - 234 ISSN: 2354-869X

EOQ (Economic Order Quantity) : 3) Analisis Reorder Point


1) Biaya penyimpanan Reorder point dapat diketahui dengan
2) Biaya pemesanan menetapkan penggunaan selama lead time dan
3) Titik pemesanan kembali (reorder point) ditambah dengan penggunaan selama periode
4) Persediaan pengaman (safety stock) tertentu sebagai safety stock, dengan
menggunakan rumus :
d. Metode Analis Data Reorder point = penggunaan selama lead
1) Analisis Kebutuhan Bahan Baku time + safety stock
Dalam penelitian ini, peneliti Penggunaan selama lead time = lead time
menggunakan metode Trend Projection. x pengunaan bahan baku
Teknik ini menyesuaikan dengan garis trend Safety Stock = jumlah standar deviasi dari
suatu rangkaian titik-titik data historis suatu tingkat kebutuhan x 1,65
perusahaan dan kemudian diproyeksikan Rumus standar deviasi:
dengan ramalan periode yang akan datang. (X−Y)2
Adapun bentuk persamaan garis linear adalah: SD = 𝑛
Y = a + bX Dimana:
Dimana : SD = Standar deviasi
Y = Peramalan kebutuhan bahan baku X = pemakaian sesungguhnya
a = Konstanta Y = peramalan / perkiraan
b = Bilangan waktu untuk satuan waktu pemakaian
X = Satuan waktu n = jumlah (banyaknya data)
2) Analisis pembelian bahan baku 4) Analisis total biaya persediaan bahan
Untuk dapat menentukan jumlah baku
pemesanan atau pembelian yang optimal tiap Analisis ini untuk mengetahui berapa
kali pemesanan perlu ada perhitungan total persediaan yang terdiri dari biaya
kuantitas pembelian optimal yang ekonomis pembelian bahan baku, biaya penyimpanan
atau Economic Order Quantity (EOQ). dan biaya pemesanan.
Adapun langkah-langkahnya sebagai Adapun rumusnya adalah :
berikut : Total biaya persediaan bahan baku =
2𝑆𝐷 biaya pembelian bahan baku
EOQ = 𝐻 + biaya pemesanan + biaya penyimpanan
Dimana: TIC = 2. 𝐷𝑆𝐻
EOQ = jumlah pembelian optimal Dimana:
yang ekonomis TIC(Q) = total biaya persediaan
S = biaya pemesanan (persiapan per tahun
pesanan dan penyiapan mesin) D = jumlah kebutuhan
perpesanan barang dalam unit (m3)
D = Penggunaan/permintaan H = biaya penyimpanan
yang diperkirakan per periode waktu (unit per periode)
H = Biaya penyimpanan per S = biaya pemesanan
unit per tahun. setiap kali pesanan
Biaya penyumpanan = 10% x harga beli
per unit bahan baku. 4. HASIL PENELITIAN DAN
Frekuensi pemesanan (I) PEMBAHASAN
𝑅
I = 𝐸𝑂𝑄 a. Deskriptif Hasil Penelitian
Dimana: 1) Pembelian Bahan Baku
Berikut ini adalah tabel pembelian
I = frekuensi pemesanan
bahan baku yang dilakukan oleh CV.
R = jumlah bahan baku yang
Jaya Gemilang Wonosobo selama periode
dibutuhkan
2015 – 2016.
EOQ = jumlah pembelian optimal
yang ekonomis

225
Jurnal PPKM III (2017) 220 - 234 ISSN: 2354-869X

Tahun
No Bulan
2015 2016
1 Januari 882,56 1.210,25
2 Februari 865,25 955,05
3 Maret 560,30 760,25
4 April 930,56 861,24
5 Mei 804,75 845,40
6 Juni 825,10 999,29
7 Juli 770,20 970,10
8 Agustus 725,17 1.927,55
9 September 930,49 1.400,60
10 Oktober 985,72 1.000,85
11 November 1.345,65 1.590,90
12 Desember 1.372,45 1.380,75
Jumlah 10.998,2 13.902,23
Rata-rata 916,52 1.158,52

Berdasarkan tabel diatas terlihat jelas produksi dan sebagian disimpian untuk
bahwa setiap bulan selama periode tahun cadangan produksi berikutnya maupun
2015-2016 terjadi peningkatan terhadap sebagai cadangan apabila sewaktu-waktu
jumlah pembelian bahan baku yang kesulitan mendapatkan bahan baku di
dilakukan oleh CV. Jaya Gemilang pasaran. Data tentang penggunaan bahan
Wonosobo. baku di CV. Jaya Gemilang Wonosobo
2) Penggunaan Bahan Baku dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Bahan baku yang tersedia di gudang
sebagian besar digunakan untuk proses

Tahun
No Bulan 2015 2016
Jumlah +/- Jumlah +/-
1 Januari 882,56 0,01 1.210,25 10,32
2 Februari 865,25 -98,98 955,05 0,05
3 Maret 560,30 2,09 760,25 0
4 April 930,56 -0,24 861,24 1,02
5 Mei 804,75 4,39 845,40 0,3
6 Juni 825,10 4,35 999,29 0,09
7 Juli 770,20 -0,04 970,10 0
8 Agustus 725,17 4,4 1.927,55 1,05
9 September 930,49 0,04 1.400,60 24,2
10 Oktober 985,72 1,83 1.000,85 0,04
11 November 1.345,65 0,04 1.590,90 -0,03
12 Desember 1.372,45 -0,56 1.380,75 -0,46
Jumlah 10.998,2 -78,67 13.902,23 36,58
Rata-rata 916,52 -6,6 1.158,52 3,05

Dilihat dari tabel diatas, tingkat diangka 916,52 m3, meningkat pada
penggunaan pada setiap tahun mengalami tahun 2016 sejumlah 1.158,52 m3.
peningkatan. Terlihat dari tahun 2015,
penggunaan bahan baku hanya berkisar

226
Jurnal PPKM III (2017) 220 - 234 ISSN: 2354-869X

3) Biaya Pemesanan dan biaya pengiriman. Lebih jelasnya


Biaya pemesanan terdiri dari biaya data tentang biaya pemesanan dapat
pemeriksaan, biaya administrasi kontrak dilihat pada tabel berikut ini:

Tahun
No Jenis Biaya
2015 2016
1 Biaya pemeriksaan Rp. 2.600.000 Rp. 2.600.000
2 Biaya administrasi kontrak
a. Biaya pencatatan Rp. 4.200.000 Rp. 4.675.000
b. Biaya ekspesin dan Rp. 2.600.000 Rp. 2.600.000
administrasi
c. Biaya persiapan dan Rp. 16.775.000 Rp. 17.245.000
pembuatan faktur
d. Biaya bongkar bahan Rp. 145.775.000 Rp. 162.450.000
baku dan penerimaan
bahan
3 Biaya pengiriman Rp. 355.360.000 Rp. 545.450.000
Prosentase biaya pemeriksaan 0,49% 0,35%
Prosentase biaya adm. kontrak 32% 25,44%
Prosentase biaya pengiriman 67,39% 74,21%
Jumlah Rp. 527.310.000 Rp. 740.020.000
Rata-rata perbulan Rp. 43.942.500 Rp. 61.251.666,67

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa administrasi kontrak senilai 32% pada
terjadi peningkatan yang cukup signifikan tahun 2015 dan menurun pada tahun
dari biaya pemesanan yang harus 2016 menjadi 25,44%.
dilakukan oleh CV. Jaya Gemilang 4) Prosentase Biaya Penyimpanan
Wonosobo. Dari tahun 2015 total biaya Biaya penyimpanan yang dibutuhkan
pemesanan sebesar Rp 527.310.000 untuk analisis lebih lanjut,
dengan biaya rata-rata tiap bulan yaitu diperhitungkan dalam bentuk prosentase
sebesar Rp 43.942.500. Sedangkan yaitu prosentase dari nilai persediaan.
pada tahun 2016 teljadi peningkatan Adapun besarnya nilai persediaan adalah
biaya hingga mencapai angkat sejumlah jumlah bahan baku yang dipesan setiap
Rp 740.020.000 dengan biaya perbulan pesan dan harga bahan baku merupakan
senilai Rp 61.251.666,67. biaya variabel yang besarnya tergantung
Dari ketiga prosentase biaya tersebut, dari jumlah bahan baku setiap kali pesan.
prosentase terbesar berasal dari biaya Besarnya biaya penyimpanan bahan baku
pengiriman sejumlah 67,39% pada tahun kayu albasia ditetapkan oleh perusahaan
2015, sedangkan pada tahun 2016 sebesar 10% dari nilai persediaan. Data
meningkat hingga menyentuh angka tentang biaya penyimpanan dapat dilihat
74,21%. Baru setelah itu muncul biaya pada tabel berikut:

% Biaya Biaya
Tahun Harga per unit
simpan penyimpanan
2015 10% Rp. 7.300.000 Rp. 730.000
2016 10% Rp. 8.100.000 Rp. 810.000

227
Jurnal PPKM III (2017) 220 - 234 ISSN: 2354-869X

Sedangkan rincian biaya Wonosobo adalah sebagai berikut:


penyimpanan CV. Jaya Gemilang

Tahun
No Jenis Biaya
2015 2016
1 Biaya Adm. Gudang Rp. 110.000 Rp. 110.000
2 Biaya atas modal yang Rp. 300.000 Rp. 300.000
terikat dlm persediaan
3 Cad. Biaya untuk Rp. 200.000 Rp. 400.000
kemungkinan rusaknya
brg dlm persediaan
4 Biaya pengepakan Rp. 600.000 Rp. 650.000
Jumlah Rp. 1.210.000 Rp. 1.460.000

Dari tabel tersebut dapat terlihat Untuk mengetahui kebutuhan bahan


bahwa biaya penyimpanan meningkat baku pada bulan pertama tahun 2017
pada tahun 2016 sejumlah Rp 1.460.000 dengan menggunakn metode trend
daripada tahun 2015 yang hanya berada projection, Adapun untuk mengetahui
pada angka Rp 1.210.000. trend projection perlu data tentang
penggunaan bahan baku selama tahun
e. Analisis Data 2015 samapi 2016 sebagai berikut:
1) Analisis Kebutuhan Bahan Baku

228
Jurnal PPKM III (2017) 220 - 234 ISSN: 2354-869X

No Bulan Y X XY X2
1 Januari 882,56 -25 -22064 529
2 Februari 865,25 -23 -19900,75 441
3 Maret 560,3 -21 -11766,3 361
4 April 930,56 -19 -17680,64 287
5 Mei 804,75 -17 -13680,75 225
6 Juni 825,1 -15 -12376,5 169
7 Juli 770,2 -13 -10012,6 121
8 Agustus 725,17 -11 -7976,87 81
9 September 930,49 -9 -8374,41 49
10 Oktober 985,72 -7 -6900,04 25
11 November 1.345,65 -5 -6728,25 9
12 Desember 1.372,45 -3 -4117,35 1
13 Januari 1.210,25 3 3630,75 1
14 Februari 955,05 5 4775,25 8
15 Maret 760,25 7 5321,75 25
16 April 861,24 9 7751,16 49
17 Mei 845,4 11 9299,4 81
18 Juni 999,29 13 12990,77 121
19 Juli 970,1 15 14551,5 169
20 Agustus 1.927,55 17 32768,35 225
21 September 1.400,60 19 26611,4 287
22 Oktober 1.000,85 21 21017,85 361
23 November 1.590,90 23 36590,7 441
24 Desember 1.380,75 25 34518,75 529
Jumlah 24.900,43 0,00 68.249,17 4.595,00
Rata-rata 1.037,52 - 2.843,72 191,46
Y = a +bX
Y = Peramalan kebutuhan
a = konstanta
b = bilangan waktu
X = satuan waktu
a = 1.037,52
b = 5,42
X = 25 bulan (Januari 2017)
Y = a+bX
=1.037,52+(5,42x25)
=1.037,52+ 135,5
=1.173,02 1.173
Jadi, peramalan bahan baku untuk bulan Januari tahun 2017 adalah senilai 1.173 m3.

2) Penentuan Persediaan Pengaman pernesanan pada CV. Jaya Gemilang


(Safety Stock) Wonosobo selama periode tahun 2015 –
Jumlah pemakaian bahan baku, harga 2016 dapat dilihat pada tabel berikut:
bahan baku perunit dan besamya biaya

229
Jurnal PPKM III (2017) 220 - 234 ISSN: 2354-869X
Pemakaian Biaya Biaya
Tahun
Jumlah Harga/m3 Total pemesanan penyimpanan
2015 10.998,2 Rp.7.300.000 Rp. 80.286.860.000 Rp.527.310.000 Rp. 1.210.000
2016 13.902,23 Rp.8.100.000 Rp. 112.608.063.000 Rp.740.020.000 Rp. 1.460.000

Berdasarkan tabel tersebut, maka


dapat dihitung data sebagai berikut: b) Penentuan persediaan pengaman
a) Penentuan kuantitas pembelian (safety stock)
optimal Persediaan pengaman (Safety
(1) Tahun 2015 Stock) berguna untuk melindungi
2𝑆𝐷 perusahaan dari resiko kehabisan
EOQ = bahan baku (Stock Out) dan
𝐻
= keterlambatan penerimaan bahan
2𝑥527 .310 .000 𝑥10.998,2 baku yang dipesan. Safety Stock
730 .000 diperlukan untuk mengurangi
= 15.888.933.8 kerugian yang ditimbulkan karena
= 3.986,1 terjadinya Stock Out, tetapi pada
Jumlah pembelian bahan baku tingkat persediaan dapat ditekan
yang optimal setiap kali pesan seminimal mungkin, oleh karena itu
pada tahun 2015 adalah sebesar perusahaan perlu mengadakan
4.113,53 m3 dengan frekuensi perhitungan untuk menentukan safety
pembelian bahan baku yang stock yang paling optimal untuk
diperlukan perusahaan yaitu: menentukan besarnya pengaman
10.998,2 digunakan analisis statistic. Dengan
= 2,76 melihat dan mempertimbangkan
3.986 ,1
Dengan daur pemesanan ulang penyimpangan - penyimpangan yang
adalah : terjadi antara perkiraan pemakai
360
= 130,43 dibulatkan menjadi bahan baku dengan pemakaian
2,76
sesungguhnya dapat diketahui
130 hari.
besarnya penyimpangan tersebut.
(2) Tahun 2016
Setelah diketahui berapa
2𝑆𝐷
EOQ = besarnya standar deviasi masing –
𝐻
masing tahun maka akan ditetapkan
= besarnya analisis penyimpangan.
2𝑥740 .020 .000 𝑥13.902,23 Dalam analisis penyimpangan ini
810 .000
managemen perusahaan menentukan
= 25.402.292 seberapa jauh bahan baku yang
= 5.040 masih dapat diterima. Pada
Jumlah pembelian bahan baku umumnya batas toleransi yang
yang optimal setiap kali pesan digunakan adalah 5 % diatas
pada tahun 2016 adalah sebesar perkiraan dan 5 % dibawah
5.040 m3 dengan frekuensi perkiraan. CV. Jaya Gemilang
pembelian bahan baku yang Wonosobo sepakat menggunakan 2
diperlukan perusahaan yaitu: standar deviasi 5% dengan nilai 1,65.
13.902 ,23
= 2,76 Untuk perhitungan standar deviasi
5.040
Dengan daur pemesanan ulang dapat dilihat pada tabel sebagai
adalah : berikut:
360
= 130,43 dibulatkan menjadi
2,76
130 hari.

230
Jurnal PPKM III (2017) 220 - 234 ISSN: 2354-869X

(1) Tahun 2015


Pengguna Perkira
Devisiasi Kuadrat
NO Bulan an an
X Y (X-Y) (X-Y)2
1 Januari 882,56 850 32,56 1.060,15
2 Februari 865,25 850 15,25 232,56
3 Maret 560,3 850 -289,7 83.926,09
4 April 930,56 850 80,56 6.489,91
5 Mei 804,75 850 -45,25 2.047,56
6 Juni 825,1 850 -24,9 620,01
7 Juli 770,2 850 -79,8 6.368,04
8 Agustus 725,17 850 -124,83 15.582,53
9 September 930,49 850 80,49 6.478,64
10 Oktober 985,72 850 135,72 18.419,92
11 November 1.345,65 850 496,65 246.661,22
12 Desember 1.372,45 850 533,45 284.568,90
Jumlah 10.998,20 10.200 810,2 672.455,54
672 .455 ,545
𝜎 = 56.037,96 = 236,72 m3
12
adapun dengan cara untuk menentukan jumlah persediaan pengaman adalah
sebagai berikut:
Safety stock = Zσ
Safety stock = 1,65 x 236,72 m3
= 390,588 m3
Persediaan pengaman yang harus ada pada tahun 2015 adalah sebesar 390,588
m3.
(2) Tahun 2016
Pengguna Perkira
Devisiasi Kuadrat
NO Bulan an an
X Y (X-Y) (X-Y)2
1 Januari 1.210,25 850 360,25 129.780,06
2 Februari 955,05 850 105,05 11.035,50
3 Maret 760,25 850 -89,75 8.055,06
4 April 861,24 850 11,24 126,34
5 Mei 845,4 850 -4,60 21,16
6 Juni 999,29 850 149,29 22.287,50
7 Juli 970,1 850 120,10 14.424,01
8 Agustus 1.927,55 850 1.077,55 1.161.114,00
9 September 1.400,60 850 550,60 303.160,36
10 Oktober 1.000,85 850 150,85 22.755,72
11 November 1.590,90 850 740,90 548.932,81
12 Desember 1.380,75 850 530,75 281.695,56
Jumlah 13.902,23 10.200 3702,23 2.503.388,10
2.503 .388 ,10
𝜎 = 208.615,68 = 456,75 m3
12
adapun dengan cara untuk menentukan jumlah persediaan pengaman adalah sebagai
berikut:
Safety stock = Zσ
Safety stock = 1,65 x 456,75 m3
= 786,64 m3
Persediaan pengaman yang harus ada pada tahun 2016 adalah sebesar 786,64 m3.
231
Jurnal PPKM III (2017) 220 - 234 ISSN: 2354-869X

3) Penentuan Pemesanan Kembali Maximum Inventory (MI) = Safety stock +


(Reorder Point) EOQ
Saat pemesanan kembali atau a) Tahun 2015
Reorder Point (ROP) adalah saat dimana MI = 390,588 m3 + 421,138
perusahaan harus melakukan pemesanan m3
bahan bakunya kembali, sehingga = 811,73 m3
penerimaan bahan baku yang dipesan Jadi, jumlah persediaan maksimum
dapat tepat waktu. Karena dalam pada tahun 2015 adalah sebesar 811,73
melakukan pemesanan bahan baku tidak m3.
dapat langsung diterima hari itu juga. b) Tahun 2016
Besarnya sisa bahan baku yang masih MI = 786,84 m3 + 825,46 m3
tersisa hingga perusahaan harus = 1.612,3 m3
melakukan pemesanan kembali adalah Jadi, jumlah persediaan maksimum
sebesar ROP yang telah dihitung. Yang pada tahun 2016 adalah sebesar 1.612,3
dimaksud dengan lead time dalam m3.
penelitian ini adalah tenggang waktu
yang diperlukan antara saat pemesanan 5) Perhitungan Total Biaya Persediaan
bahan baku dilakukan dengan datangnya Bahan Baku (TIC)
bahan baku yang dipesan. Dengan Untuk memperoleh total biaya
demikian dapat dihitung ROP-nya persediaan bahan baku yang minimal
dengan rumus: diperlukan adanya perbandingan antara
ROP = Safety stock + (Lead time x perhitungan biaya persediaan bahan baku
kebutuhan per hari) menurut EOQ dengan perhitungan biaya
a) Tahun 2015 persediaan bahan baku yang selama ini
ROP = 390,588 + (1 x dilakukan oleh perusahaan. Hal tersebut
10.998,20 dilakukan untuk mengetahui berapa besar
m3)
360
penghematan biaya persediaan total
= 390,588 + 30,55
dalam perusahaan. Perhitungan total
= 421,138 m3
biaya persediaan menurut metode EOQ
Pada tahun 2015 perusahaan harus
akan dihitung dengan rumus Total
melakukan pemesanan kembali pada
Inventory Cost (TIC) dalam rupiah
saat persediaan bahan baku sebesar
sebagai berikut :
421,138 m3.
b) Tahun 2016 TIC = 2𝐷. 𝑆. 𝐻
13.902 ,23 a) Tahun 2015
ROP = 786,84 + (1 x 360 TIC =
m3) 2𝑥10.998,20𝑥1.210.000𝑥730.000
= 786,84 + 38,62 =
= 825,46 m3
19.429.420.120.000. 000
Pada tahun 2016 perusahaan harus = Rp 139.389.451
melakukan pemesanan kembali pada Total biaya persediaan yang
saat persediaan bahan baku sebesar dikeluarkan perusahaan menurut
825,46 m3. metode EOQ pada tahun 2015 adalah
Rp 139.389.451
4) Penentuan Pemesanan Maksimum b) Tahun 2016
(Maximum Inventory) TIC =
Persediaan maksimum diperlukan
2 𝑥 13.902,23 𝑥 1.460.000 𝑥 810.000
oleh pemsahaan agar jumlah persediaan
=
yang ada digudang tidak berlebihan
sehingga tidak terjadi pemborosan modal 32.881.554.396.000.000
kerja. Adapun untuk mengetahui = Rp 181.332.711
besarnya persediaan maksimum dapat Total biaya persediaan yang
digunakan rumus : dikeluarkan perusahaan menurut

232
Jurnal PPKM III (2017) 220 - 234 ISSN: 2354-869X

metode EOQ pada tahun 2016 adalah Dimana :


Rp Rp 181.332.711. C = Biaya penyimpanan
P = Biaya pemesanan tiap kali pesan
Sedangkan perhitungan total biaya F = Frekuensi pembelian yang dilakukan
persediaan menurut perusahaan akan perusahaan
dihitung menggunakan persediaan rata- Sedangkan persediaan rata-rata
rata yang ada diperusahaan dengan bahan baku perusahaan adalah sebagai
menggunakan rumus sebagai berikut: berikut:
TIC = (Persediaan rata - rata) (C) + (P)
(F)

Pers. Rata-
Tahun Pembelian Bulan
rata
2015 10.998,2 12 916,52
2016 13.902,23 12 1.158,52

Sehingga TIC menurut perusahaan kali pembeliaan bahan baku dalam satu
adalah: periode ( 1 tahun).
a) Tahun 2015 3) Batas atau titik pemesanan bahan baku
TIC = (947,2)(730.000) + yang dibutuhkan oleh CV. Jaya
(1.210.000)(12) Gemilang Wonosobo bila menggunakan
= 691.456.000 + metode EOQ adalah sebagai berikut:
14.520.000 a) Tahun 2015 sebesar 3.986,1 m3
= Rp 705.976.000 b) Tahun 2016 sebesar 5.040 m3
Jadi, biaya persediaan yang 4) Total biaya persediaan bahan baku
dikeluarkan oleh perusahaan pada perusahaan bila dihitung menurut EOQ
tahun 2015 adalah Rp 705.976.000. adalah sebagai berikut:
b) Tahun 2016 a) Tahun 2015 adalah sebesar Rp
TIC = (1.158,52)(810.000) + 139.389.451
(1.460.000)(12) b) Tahun 2016 adalah sebesar Rp
= 938.401.200 + 181.332.711
17.520.000 Jadi total biaya persediaan bahan baku
= Rp 955.921.200 yang dihitung menumt EOQ lebih sedikit
Jadi, biaya persediaan yang dibandingkan yang dikeluarkan oleh CV.
dikeluarkan oleh perusahaan pada Jaya Gemilang Wonosobo, maka ada
tahun 2016 adalah Rp 955.921.200 penghematan biaya persediaan bahan baku
bila CV. Jaya Gemilang Wonosobo
5. PENUTUP menggunakan metode EOQ dalam
a. Kesimpulan persediaan bahan bakunya.
Dari hasil penelitian dan pembahasan
pada bab sebelumnya, dapat diambil suatu b. Saran
simpulan sebagai berikut: Berdasarkan simpulan diatas, maka
1) Persediaan bahan baku kayu pada CV. peneliti dapat memberikan saran kepada
Jaya Gemilang Wonosobo dari tahun perusahaan yang dapat digunakan sebagai
2015 sampai dengan tahun 2016 setiap bahan pertimbangan adalah:
tahunnya mengalami peningkatan 1) Perusahaan sebaiknya meninjau
persediaan bahan baku kayu. kembali kebijakan persediaan bahan
2) Frekuensi pembeliaan bahan baku CV. baku yang selama ini telah dilakukan
Jaya Gemilang Wonosobo bila perusahaan.
menggunakan metode EOQ adalah 3 2) Perusahaan sebaiknya menentukan
besamya persediaan pengaman (Safety

233
Jurnal PPKM III (2017) 220 - 234 ISSN: 2354-869X

Stock), Pemesanan Kembali (Reorder Akademi Manajemen Perusahaan,


Point), dan Persediaan Maksimum YKPN.
(Maximum Inventory) untuk Mc Carty and Parreault. (1995). Intisari
menghindari resiko kehabisan bahan Pemasaran. Edisi Keenam. Jilid I.
baku (Stock Out) dan juga kelebihan Jakarta: Binarupa Aksara.
bahan baku sehingga dapat M. Trihudiyatmanto. (2017). Riset
meminimalisasi biaya bahan baku bagi Operasional (Operations research) &
perusahaan. Penyelesaian menggunakan Softwere
WinQSB (1st ed.). Wonosobo: FE UNSIQ
6. DAFTAR PUSTAKA Wonosobo. Retrieved from
Fandy Tjiptono. (2015). Stategi Pemasaran. https://www.academia.edu/33225674/Ris
Edisi 4. Yogyakarta: Penerbit Andi. et_Operasional_Operations_research_and
Freddy Rangkuti. (2015). Riset Pemasaran. _Penyelesaian_menggunakan_Softwere_
Jakarta. Gramedia. WinQSB
Halloway, R. J. (1991). Manajemen Mursid. (2003). Manajemen pemasaran.
pemasaran. Edisi Ketujuh. Yogyakarta: Jakarta: Bumi Aksara-PAU UI.
BPFE UGM. Radiosunu. (1993). Manajemen Pemasaran.
Handoko Hani. (1995). Manajemen Suatu Pendekatan Analisis. Edisi Kedua.
Pemasaran. Jakarta: Lembaga Penerbit Yogyakarta: BPFE – UGM
FE Universitas Indonesia. Swastha B. (2002). Azas – Azas Marketing.
Keagen Warren J. (1994). Manajemen Yogyakarta: Liberty.
Pemasaran. Global, Edisi Kedua, Jilid II. Stanton W. J. (1993). Prinsip Pemasaran.
Jakarta: Prenhallindo. Edisi Ketujuh, Terjemahan Y. Lamarto.
Lovelock C. (2000). Service Marketing and Jakarta: Erlangga.
Management. Second Edition. New Supramono dan Utami. (2004). Desain
Yersey: Prentice Hall. Proposal Penelitian. Yogyakarta: Andi.
Machfoedz M. (2005). Pengantar Pemasaran
Modern. Cetakan Pertama. Yogyakarta:

234

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai