Anda di halaman 1dari 20

PAPER KULIAH

TEKNIK TATA CARA KERJA

PERHITUNGAN ANTHROPOMETRI PADA KURSI KULIAH DAN


PERHITUNGAN ANTHROPOMETRI PADA PEKERJA PABRIK TAHU
UD SAUDARA JAYA (STASIUN KERJA: SORTASI)

Disusun Oleh :

Muhammad Zacky Fathoni 211710301028

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Ida Bagus Suryaningrat, S.TP., M.M., IPU, ASEAN, Eng.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2023
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anthropometri adalah suatu kumpulan data secara numerik yang berhubungan
dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta
penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Penerapan data
antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan
standar deviasinya dari satu distribusi normal Antropometri mengkaji masalah
tubuh manusia. Informasi ini diperlukan untuk merancang suatu sistem kerja agar
menunjang kemudahan pemakaian, keamanan dan kenyamanan dari suatu
pekerjaan, sehingga antropometri dapat juga diartikan sebagai suatu ilmu yang
mempelajari hubungan antara struktur dan fungsi tubuh (termasuk bentuk dan
ukuran tubuh) dengan disain alat – alat yang digunakan manusia. Antropometri
berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian,
ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang
distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan
produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan
komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi
ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan membuat
perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometri. (Wijaya dkk, 2016).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pendekatan anthropometri itu sendiri adalah sebagai
berikut:
1. Agar terjadi kesesuaian antara dimensi tubuh manusia (pengguna) dengan
rancangan yang digunakan.
2. Agar terjadi keserasian antara manusia dengan sistem kerja (man-machine
system), sehingga menjadikan tenaga kerja dapat bekerja secara nyaman, baik,
dan efisien.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anthropometri
Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti
manusia dan “metron (measure)” yang memiliki arti ukuran. Secara definitif
antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk
pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk maupun
sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Antropometri adalah
pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan
dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Antropometri merupakan
bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari ukuran tubuh yang
meliputi dimensi linear, serta, isi dan juga meliputi daerah ukuran, kekuatan,
kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh. Secara devinitif antropometri dapat
dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan ukuran dimensi tubuh
manusia meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan
tubuh manusia. (Kurniansyah, 2020).
Antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri,
perancangan pakaian, ergonomi, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut,
data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk
menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari,
nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam
distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan
membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometri. Salah satu
pembatas kinerja dalam suatu pekerjaan adalah tenaga kerja. Guna mengatasi
keadaan tersebut diperlukan data antropometri tenaga kerja sebagai acuan dasar
desain sarana prasarana kerja. Antropometri sebagai salah satu disiplin ilmu yang
digunakan dalam ergonomi memegang peran utama dalam rancang bangun sarana
dan prasarana kerja. Selain itu, kegunan dari pengukuran antropometri agar terjadi
keserasian antara tubuh dengan tugas gerak yang dilakukan sehingga dapat
menghasilkan gerak yang efisien, nyaman, dan benar/baik. (Kristanto, 2011).
Peranan anthropometri dalam perancangan industri adalah untuk melakukan
perbaikan pada fasilitas kerja yang nantinya akan memberi kenyamanan pada
penggunanya. Pekerja merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan,
khususnya perusahaan yang padat karya, dengan merancang sistem kerja yang
baik, tentu saja tidak hanya meningkatkan produktivitas kerja tetapi juga dapat
meminimalisir tingkat kecelakaan kerja. (Anjani dkk, 2020).

2.2 Profil Industri


UD Saudara Jaya merupakan sebuah pabrik yang berdiri untuk digunakan
sebagai tempat memproduksi tahu sekaligus tahu goreng. UD Saudara Jaya
mampu bertahan mulai dari tahun 1991 sampai sekarang yang semula usahanya
dijalani dengan mengontrak bangunan orang lain sampai dengan berkembang
menjadi industri yang dibangun menggunakan tanah sendiri. UD Saudara Jaya
dinilai menghasilkan produk berkualitas yang dapat menjadi nilai lebih bagi
konsumen sehingga UD Saudara Jaya menjadi salah satu industri tahu yang
populer di Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember.
BAB 3. HASIL PENGAMATAN

3.1 Antropometri Kursi Kuliah


3.1.1 Perhitungan Anthropometri Kursi Kuliah
Subjek Kursi Zacky Putri Atsila Resha Rata- Standar Persentil
Bagian rata Deviasi 50%
Panjang alas 37 45 42 43 42 43 1.41422 42.5
Lebar 39 47 38 42 41 42 3.74166 41.5
sandaran kursi
Tinggi 36 64 51 56 52 55.75 5.90903 54
sandaran kursi
Lebar alas 36 42 33 37 36 37 3.74166 36.5
kursi
Tinggi kursi 42.5 55 50 48 47 50 3.55902 49

3.1.2 Hasil Analisis dan Rekomendasi

Ukuran Ukuran
No Objek
sebelumnya rekomendasi
1. Panjang alas 37 42.5
2. Lebar sandaran 39 41.5
3. Tinggi sandaran kursi 36 54
4. Lebar alas kursi 36 36.5
5. Tinggi kursi 42.5 49

3.2 Antropometri Pada Pekerja Pabrik Tahu UD Saudara Jaya


3.2.1 Perhitungan Anthropometri Stasiun Kerja Sortasi
Subjek Kursi Zacky Putri Atsila Resha Rata- Standar Persentil
Bagian rata Deviasi 50%
Tinggi meja 57 97 102 94 96 97.25 3.40342 96.5
Lebar meja 93 73 76 70 75 73.5 2.64575 74
Panjang meja 127 134 142 128 136 133.4 5.77350 135
Tinggi kursi - 50 55 47 48 50 3.55902 49
Lebar kursi - 37 42 33 36 37 3.74165 36.5
Panjang kursi - 44 45 41 43 43.25 1.70783 43.5

3.2.2 Hasil Analisis dan Rekomendasi

Ukuran Ukuran
No. Objek
sebelumnya rekomendasi
1. Tinggi meja 57 96.5
2. Lebar meja 93 74
3. Panjang meja 127 135
4. Tinggi kursi - 49
5. Lebar kursi - 36.5
6. Panjang kursi - 43.5
BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Antropometri Kursi Kuliah


Antropometri merupakan suatu kumpulan data numerik yang memiliki
hubungan dengan karakteristik fisik dari tubuh manusia, ukuran, bentuk, dan juga
kekuatan serta perancangan desain. Kursi merupakan salah satu fasilitas yang
wajib ada yang mana akan selalu digunakan oleh mahasiswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Maka dari itu, kursi pada ruang kelas diharapkan telah
sesuai dengan konsep ergonomis dan juga anthropometri tubuh mahasiswa.
Perancangan kursi diperlukan data berupa lebar dan tinggi sandaran, Panjang
tempat duduk, dan tinggi dudukan kursi. Pengukuran menggunakan metode
anthropometri menyatakan dimensi ukuran manusia untuk keperluan pengukuran
sebagai rancangan awal suatu alat dalam proses pembelajaran agar mahasiswa
merasa nyaman sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Hal
ini sejalan dengan pernyataan (Sofian dan Purbasari, 2016), yang menjelaskan
antropometri adalah suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan
karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan
dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Pada penelitian yang telah dilakukan dimana didapatkan hasil ukuran awal
kursi pada ruang kelas perkuliahan yaitu panjang alas sebesar 37 cm, lebar
sandaran 39 cm, tinggi sandaran kursi 36 cm, lebar alas kursi 36 cm, dan tinggi
kursi 42,5 cm. Langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan perhitungan dan juga
perbandingan antara data awal dan juga ukuran akhir dimana ukuran tersebut
menjadi ukuran yang direkomendasikan untuk menunjang kegiatan pembelajaran
bagi para mahasiwa. Dimana ukuran rekomendasi yang diberikan yaitu panjang
alas sebesar 43 cm, lebar sandaran 42 cm, tinggi sandaran kursi 55,75 cm, lebar
alas kursi 37 cm, dan juga tinggi kursi sebesar 50 cm.
Berdasarkan data yang telah diperoleh di atas, maka dapat diketahui bahwa
selama ini kursi yang digunakan oleh mahasiswa terlalu kecil untuk ukuran rata-
rata dari mahasiwa. Hal ini membuat gerak-gerik mahasiswa sangat terbatas dan
juga mahasiswa akan mudah bosan karena kursi yang diduduki selama
pembelajaran di dalam kelas sangat kecil bagi mereka. Perbedaan ukuran yang
paling jauh didapatkan oleh tinggi sandaran kursi yaitu sebesar 19,75 cm. Tinggi
sandaran kursi yang sangat kecil akan membuat punggung para mahasiswa akan
mudah terasa pegal dan sakit, hal ini akan berdampak pada fokus selama
pembelajaran dan juga kesehatatan tulang belakang para mahasiswa. Sedangkan
untuk perbedaan ukuran yang paling sedikit yaitu lebar alas kursi yang memiliki
selisih sebesar 0,5 cm dari ukuran awal dengan ukuran rekomendasi.

4.2 Antropometri Pada Pekerja Pabrik Tahu UD Saudara Jaya


Pada industri atau pabrik tahu UD Saudara Jaya terutama pada departemen
atau stasiun kerja sortasi, terdapat fasilitas berupa meja yang tidak sesuai dengan
antropometri tubuh pekerja serta tidak disediakan fasilitas lain seperti kursi yang
mana hal ini tentu saja akan mengganggu aktivitas serta kenyamanan kepada
pekerja sehingga apabila dibiarkan secara terus-menerus akan berdampak kepada
bekerja yang dapat menyebabkan adanya beberapa keluhan seperti nyeri dan sakit
pinggang. Pada tabel hasil pengamatan di atas, terdapat beberapa bagian meja
yang diukur. Hal yang perlu diketahui untuk merancang meja adalah Panjang
meja, lebar meja, dan tinggi meja. Sedangkan untuk kursi tidak diperlukan
perancangan dikarenakan tidak tersedia, jadi hanya perlu untuk memberikan
rekomendasi dari pengukuran antropometri yang telah dilakukan pada pekerja.
Pengukuran menggunakan metode anthropometri menyatakan dimensi ukuran
manusia untuk keperluan industri sebagai perancang suatu alat dalam produksi
agar para pekerja merasakan kenyamanan sehingga proses produksi akan berjalan
dengan lancar. Hal ini sejalan dengan pernyataan (Sofian dan Purbasari, 2016),
yang menjelaskan antropometri adalah suatu kumpulan data numerik yang
berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk, dan
kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa
ukuran meja sebelumnya tidak sesuai dengan antropometri pekerja. Pada
pengukuran awal meja didapatkan ukuran terkait tinggi meja sebesar 57 cm, lebar
meja sebesar 93 cm, dan juga panjang meja sebesar 127 cm. Langkah selanjutnya
yaitu dengan melakukan perhitungan dan juga perbandingan antara data awal dan
juga ukuran akhir dimana ukuran tersebut menjadi ukuran yang direkomendasikan
untuk menunjang jalannya kegiatan produksi bagi para pekerja. Dimana ukuran
rekomendasi yang diberikan yaitu tinggi meja sebesar 97 cm, lebar meja sebesar
73,5 cm, dan juga panjang meja sebesar 134 cm. Berdasarkan perhitungan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa meja yang digunakan oleh pekerja pada
departemen sortasi belum sesuai dengan antropometri dari pekerja. Terdapat
perbedaan yang signifikan pada masing-masing pengukuran yaitu selisih tinggi
meja sebesar 40 cm, selisih lebar meja sebesar 19,5 cm, dan selisih panjang meja
sebesar 7 cm. Sedangkan untuk rekomendasi yang lain yaitu perlu diberikan kursi
kepada para pekerja agar pekerjaan yang dilakukan menjadi lebih nyaman dan
efisien serta menghindari adanya keluhan dari pekerja. Ukuran rekomendasi kursi
yang diberikan yaitu tinggi kursi sebesar 50 cm, lebar kursi sebesar 37 cm, dan
juga panjang kursi sebesar 43,3 cm.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari paper kuliah ini tentang perhitungan anthropometri
kursi kuliah dan pekerja pabrik tahu UD Saudara Jaya yakni sebagai berikut:
1. Perhitungan didasarkan atas rata – rata ukuran mahasiswa sehingga dilakukan
perhitungan perancangan dengan menggunakan persentil sebesar 50%.
2. Diperoleh hasil perhitungan bahwa ukuran kursi awal dapat dikatakan belum
sesuai, dimana setiap bagian memiliki ukuran yang cenderung lebih kecil
dibandingkan ukuran yang seharusnya.
3. Direkomendasikan untuk melakukan penyesuaian ukuran kursi berdasarkan
hasil perhitungan anthropometri sehingga kursi menjadi lebih ergonomis
sehingga akan memenuhi kenyamanan.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada pihak kampus atau bagian fasilitas
kampus yaitu sebaiknya melakukan penggantian dengan kursi baru yang lebih
baik dan sesuai dengan postur tubuh mahasiswa. Sedangkan, saran untuk industri
atau pabrik tahu UD Saudara Jaya yaitu agar dapat diubah untuk perancangan
pada fasilitas meja agar dapat memudahkan dan juga tidak membuat pengaruh
pada keselamatan kerja, serta untuk memberikan fasilitas tambahan berupa kursi
sehingga akan memberikan kenyamanan dan kemudahan kepada pekerja dan juga
menghindari adanya keluhan dari para pekerja sehingga proses produksi akan
berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Anjani, R. D., Nugraha, A. E., Sari, R. P., & Santoso, D. T. 2020. Perancangan
Alat Bantu Kerja Dengan Menggunakan Metode Antropometri Dan
Material Selection Pada Industri Sepatu. Jurnal Teknologi. 13(1): 15 – 24.
Kristanto, A. & Saputra, D. A., 2011. Perancangan Meja dan Kursi Kerja yang
Ergonomis pada Stasiun Kerja Pemotongan sebagai Upaya Peningkatan
Produktivitas. Jurnal Ilmiah Teknik Industri. 10(2): 78 – 87.
Kurniansyah, M. R. T. 2020. Hubungan Antropometri Dengan Kebugaran
Jasmani Pemain Sepakbola SMA. Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan. 9(1): 39 –
55.
Sofian, & Purbasari. 2016. Kajian perbaikan Postur Kerja dengan Metode Owas
(Ovako Working Posture Analysis Sistem) (Studi Kasus di Pabrik Roti
Cimpago Putih). Skripsi, Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang.
Wijaya, M. A., Siboro, B. A. H., & Purbasari, A. 2016. Analisa Perbandingan
Antropometri Bentuk Tubuh Mahasiswa Pekerja Galangan Kapal Dan
Mahasiswa Pekerja Elektronika. Jurnal Profisiensi. 4(2): 108 – 117.
PAPER KULIAH

TEKNIK TATA CARA KERJA

ANALISA LINGKUNGAN KERJA PADA PABRIK TAHU UD SAUDARA


JAYA (STASIUN KERJA: SORTASI)

Disusun Oleh :

Muhammad Zacky Fathoni 211710301028

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Ida Bagus Suryaningrat, S.TP., M.M., IPU, ASEAN, Eng.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2023
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekuatan pokok suatu perusahaan terletak pada Sumber Daya Manusia
(SDM). Semakin profesionalnya SDM yang pegang kendali, maka visi misi serta
tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif, efisien, dan produktif. Sebab,
karyawan merupakan salah satu asset penting yang dimiliki sebuah perusahaan.
Dikatakan aset penting jika tidak ada karyawan maka sebuah perusahaan tidak
bisa melakukan kegiatan operasional. Proses kerja yang dilakukan karyawan
menjadi penentu perusahaan dalam mencapai tujuan. (Budiharjo, 2015). Seluruh
perusahaan tentu mendambakan kegiatan operasionalnya dapat berjalan sesuai
tujuan. Untuk mewujudkan tujuan perusahaan perlu melakukan upaya-upaya
peningkatan kinerja karyawannya. Tujuannya, agar seluruh karyawan yang
terlibat di dalamnya tumbuh menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas
atau tanggung jawab pada bidang masing-masing. (Nisa & Habib, 2020).
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai karyawan dalam menjalankan tugasnya sesuai tanggung jawab yang
diberikan perusahaan (Lusri & Siagian, 2017). Kinerja karyawan yang baik
dengan etos kerja yang tinggi akan membantu perusahaan untuk memenuhi target
perusahaan dan membantu perusahaan memperoleh keuntungan, sedangkan
kinerja karyawan menurun dan buruk maka akan merugikan perusahaan. Dalam
hal ini perusahaan perlu melakukan pengukuran kinerja guna dijadikan acuan
untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. Perhatian terkait kinerja
karyawan perlu dilakukan perusahaan, jika tidak diperhatikan tentu akan
berpengaruh pada hasil kerja yang dilakukan dan berimbas pada kegiatan
operasional perusahaan. Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan dapat
menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja karyawan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan menjadi fokus
penelitian ini yaitu lingkungan kerja dan tata ruang. Lingkungan kerja adalah
lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan
kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai
untuk dapat bekerja optimal. Kedua faktor ini dianggap berpengaruh besar dalam
kegiatan operasional sebuah perusahaan. Sebab lingkungan kerja yang nyaman
akan mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Dengan begitu
kegiatan operasional perusahaan akan berjalan sesuai harapan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pengamatan ini yaitu menganalisa kondisi lingkungan
kerja yang tidak ergonomis dalam sistem kerja serta menentukan komponen yang
menjadi masalah dalam lingkungan kerja.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah tempat kerja karyawan yang dilengkapi fasilitas
pendukung untuk mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan sebagai tempat kerja
hendaknya menyediakan lingkungan yang nyaman. Lingkungan kerja adalah
segala sesuatu yang berada di lingkungan pekerja yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan kerja seperti kelembapan, suhu, pentilasi, penerangan,
kegaduhan, kebersihan tempat kerja dan alat alat perlengkapan yang memadai
untuk bekerja. Tidak dipungkiri lagi bahwa semua karyawan mengharapkan
lingkungan kerjanya seperti itu. Lingkungan kerja yang membuat mereka nyaman
dalam bekerja. Setelah mereka merasa nyaman dalam lingkungan kerjanya, maka
mereka akan bekerja dengan sepenuh hati. Dengan begitu mereka akan
memberikan hasil kerja yang maksimal bahkan mereka akan bekerja lebih
produktif lagi. Hal ini ternyata sebab karyawan termotivasi oleh lingkungan
kerjanya. (Kristianti & Pengastuti, 2019).
Menyediakan lingkungan kerja yang baik akan memberikan kepuasan dan
kesan tersendiri bagi karyawan, sehingga karyawan akan memberikan hasil yang
baik untuk perusahaan. Namun, hal ini berbanding terbalik jika lingkungan
kerjanya tidak baik. Lingkungan yang tidak baik akan merugikan perusahaan itu
sendiri. Sebab karyawan akan kehilangan konsentrasi dan tidak semangat dalam
bekerja bila lingkungan kerjanya tidak kondusif dan tidak nyaman. Hal seperti ini
akan memberikan dampak buruk pada hasil kerja karyawan. Lingkungan kerja di
sini ada dua yaitu lingkungan kerja fisik dan non fisik. Untuk pengertian
lingkungan kerja fisik yaitu segala sesuatu yang memiliki bentuk fisik yang ada di
perusahaan. Dan untuk yang non fisik yaitu segala sesuatu yang terkait dengan
hubungan kerja. (Mandasari, 2015).

2.2 Profil Industri


UD Saudara Jaya merupakan sebuah pabrik yang berdiri untuk digunakan
sebagai tempat memproduksi tahu sekaligus tahu goreng. UD Saudara Jaya
mampu bertahan mulai dari tahun 1991 sampai sekarang yang semula usahanya
dijalani dengan mengontrak bangunan orang lain sampai dengan berkembang
menjadi industri yang dibangun menggunakan tanah sendiri. UD Saudara Jaya
dinilai menghasilkan produk berkualitas yang dapat menjadi nilai lebih bagi
konsumen sehingga UD Saudara Jaya menjadi salah satu industri tahu yang
populer di Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember.
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisa Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan
pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman
dan memungkinkan para pegawai untuk dapat bekerja optimal. Faktor lingkungan
kerja juga merupakan hal yang harus diperhatikan dalam rancangan sistem kerja.
Lingkungan terdiri dari dimensi dan lingkungan fisik, serta lingkungan organisasi
pada umumnya. Lingkungan fisik meliputi temperatur, pencahayaan, kebisingan,
getaran, kelembaban, polusi, dan kondisi cuaca pada umumnya. Kenyamanan
dalam bekerja akan berdampak pada kualitas kerja seseorang. Oleh karena itu,
kenyamanan karyawan diterima dengan baik dalam arti lingkungan kerja
mendukung, maka karyawan akan maksimal dalam bekerja. Kondisi tempat kerja
yang terjamin baik akan berdampak pada naiknya kinerja karyawan secara
berkelanjutan. Kinerja karyawan menurun ketika perusahaan tidak memperhatikan
fasilitas pendukung karyawannya dalam bekerja. Ketersediaan fasilitas dapat
menyokong kinerja karyawan agar lebih baik. (Rahadi & Risky, 2021).

3.2 Hasil Analisa Lingkungan Kerja


Terdapat 5 faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja pada Pabrik Tahu
UD Saudara Jaya, yaitu:
1. Faktor Kimia
Permasalahan: Tempat dan lingkungan kerja yang berdebu dan pada proses
penggorengan pekerja tidak menggunakan pelindung seperti masker.
Dampak: Pekerja tidak nyaman dan lebih mudah terpapar penyakit dan juga
memungkinkan pekerja terkena asap secara langsung.
Solusi: Sebaiknya pabrik menjadwalkan pembersihan rutin agar lingkungan
kerja terasa lebih nyaman dan juga pabrik menghendaki dan memastikan para
pekerjanya untuk senantiasa menggunakan APD yang lengkap.
2. Faktor Fisik
Permasalahan: Ruang produksi yang sempit sehingga menyebabkan suhu
pada ruangan tersebut menjadi panas.
Dampak: Mengakibatkan dehidrasi pada pekerja dan pekerja lebih cepat
merasakan lelah dan gerah karena suhu ruangan yang panas.
Solusi: Dengan menambahkan kipas pada tiap sudut ruangan.
3. Faktor Mental Psikologis
Permasalahan: Hanya terdapat 1 orang pada departemen sortasi dan berada
agak jauh dari departemen yang lain.
Dampak: Pekerja akan merasa kesepian dan pekerjaan yang dilakukan
menjadi membosankan.
Solusi: Memperbaiki sikap dan cara kerja dari pekerja tersebut agar
pekerjaannya tidak monoton.
4. Faktor Biologis
Permasalahan: Pada stasiun kerja sortasi, pekerja tidak menggunakan sarung
tangan.
Dampak: Akan memungkinkan bakteri yang ada di tangan pekerja berpindah
ke produk.
Solusi: Perlu untuk menggunakan sarung tangan dan APD yang lengkap.
5. Faktor Fisiologis
Permasalahan: Sikap kerja pekerja tidak sesuai yang disebabkan karena
ketidak sesuaian alat yang digunakan dengan ukuran tubuh pekerja.
Dampak: Akan dapat menyebabkan penyakit pada pekerja.
Solusi: Perlu untuk menggunakan peralatan yang sesuai dengan ukuran tubuh
pekerja.
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diberikan dari paper kuliah tentang analisa
lingkungan kerja kali ini, yaitu:
1. Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya
sehari-hari. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan
memungkinkan para pegawai untuk dapat bekerja optimal.
2. Terdapat 5 faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja yaitu faktor kimia,
faktor fisik, faktor mental psikologis, faktor biologis, dan juga faktor
psikiologis.
3. Dengan ditemukannya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan
kerja, maka diperlukan perbaikan agar proses produksi dapat berjalan lancar
dan terjamin keamanan dan keselamatan kerja para pekerjanya.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu bagi industri atau pabrik harus
segera berupaya untuk melakukan perbaikan melalui upaya pengelolaan
lingkungan yang lebih baik lagi, pihak pabrik harus segera memberikan dan
melengkapi layanan yang ada saat ini serta fasilitas yang memadai agar parameter
lingkungan tersebut menjadi sesuai standar kebutuhan lingkungan kinerja pekerja
yang lebih baik dan lebih dapat mendukung peningkatan kinerja pekerja. Dengan
demikian, diharapkan proses produksi akan berjalan dengan lancar tanpa ada
keluhan sedikitpun dari para pekerja.
DAFTAR PUSTAKA

Budihardjo, M. 2015. Panduan Praktis Penilaian Kinerja Karyawan. Jakarta: Raih


Asa Sukses.
Kristanti, D. & Pangastuti R. L. 2019. Kiat-Kiat Merangsang Kinerja Karyawan
Bagian Produksi. Surabaya: Media Sahabat Cendekia.
Lusri, L. & Siagian, H. 2017. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi Pada
Karyawan PT. Borwita Citra Prima Surabaya. AGORA. 5 (1).
Mandasari, W. 2015. Upaya Peningkatan Kinerja Karyawan Operasional melalui
Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja: Studi Kasus pada
Lembaga Penyiaran Publik RRI Semarang. Jurnal Manajemen UDINUS.
Nisa, K. K., & Habib, M. A. 2020. Penerapan Corporate Social Responcibility
(CSR) di TBBM Pertamina Rewulu sebagai Bentuk Pemberdayaan
Masyarakat. Journal Sosiologi. 65 – 72.
Rahadi, D. R. & Risky, H. 2021. Analisa Lingkungan Kerja dan Peningkatan
Kinerja Karyawan melalui Motivasi: Studi Literatur. Jurnal Tirtayasa
Ekonomika. 16(1): 118 – 124.

Anda mungkin juga menyukai