Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ida Bagus Suryaningrat, S.TP., M.M., IPU, ASEAN, Eng.
UNIVERSITAS JEMBER
2023
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pendekatan anthropometri itu sendiri adalah sebagai
berikut:
1. Agar terjadi kesesuaian antara dimensi tubuh manusia (pengguna) dengan
rancangan yang digunakan.
2. Agar terjadi keserasian antara manusia dengan sistem kerja (man-machine
system), sehingga menjadikan tenaga kerja dapat bekerja secara nyaman, baik,
dan efisien.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anthropometri
Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti
manusia dan “metron (measure)” yang memiliki arti ukuran. Secara definitif
antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk
pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk maupun
sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Antropometri adalah
pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan
dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Antropometri merupakan
bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari ukuran tubuh yang
meliputi dimensi linear, serta, isi dan juga meliputi daerah ukuran, kekuatan,
kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh. Secara devinitif antropometri dapat
dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan ukuran dimensi tubuh
manusia meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan
tubuh manusia. (Kurniansyah, 2020).
Antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri,
perancangan pakaian, ergonomi, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut,
data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk
menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari,
nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam
distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan
membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometri. Salah satu
pembatas kinerja dalam suatu pekerjaan adalah tenaga kerja. Guna mengatasi
keadaan tersebut diperlukan data antropometri tenaga kerja sebagai acuan dasar
desain sarana prasarana kerja. Antropometri sebagai salah satu disiplin ilmu yang
digunakan dalam ergonomi memegang peran utama dalam rancang bangun sarana
dan prasarana kerja. Selain itu, kegunan dari pengukuran antropometri agar terjadi
keserasian antara tubuh dengan tugas gerak yang dilakukan sehingga dapat
menghasilkan gerak yang efisien, nyaman, dan benar/baik. (Kristanto, 2011).
Peranan anthropometri dalam perancangan industri adalah untuk melakukan
perbaikan pada fasilitas kerja yang nantinya akan memberi kenyamanan pada
penggunanya. Pekerja merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan,
khususnya perusahaan yang padat karya, dengan merancang sistem kerja yang
baik, tentu saja tidak hanya meningkatkan produktivitas kerja tetapi juga dapat
meminimalisir tingkat kecelakaan kerja. (Anjani dkk, 2020).
Ukuran Ukuran
No Objek
sebelumnya rekomendasi
1. Panjang alas 37 42.5
2. Lebar sandaran 39 41.5
3. Tinggi sandaran kursi 36 54
4. Lebar alas kursi 36 36.5
5. Tinggi kursi 42.5 49
Ukuran Ukuran
No. Objek
sebelumnya rekomendasi
1. Tinggi meja 57 96.5
2. Lebar meja 93 74
3. Panjang meja 127 135
4. Tinggi kursi - 49
5. Lebar kursi - 36.5
6. Panjang kursi - 43.5
BAB 4. PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari paper kuliah ini tentang perhitungan anthropometri
kursi kuliah dan pekerja pabrik tahu UD Saudara Jaya yakni sebagai berikut:
1. Perhitungan didasarkan atas rata – rata ukuran mahasiswa sehingga dilakukan
perhitungan perancangan dengan menggunakan persentil sebesar 50%.
2. Diperoleh hasil perhitungan bahwa ukuran kursi awal dapat dikatakan belum
sesuai, dimana setiap bagian memiliki ukuran yang cenderung lebih kecil
dibandingkan ukuran yang seharusnya.
3. Direkomendasikan untuk melakukan penyesuaian ukuran kursi berdasarkan
hasil perhitungan anthropometri sehingga kursi menjadi lebih ergonomis
sehingga akan memenuhi kenyamanan.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada pihak kampus atau bagian fasilitas
kampus yaitu sebaiknya melakukan penggantian dengan kursi baru yang lebih
baik dan sesuai dengan postur tubuh mahasiswa. Sedangkan, saran untuk industri
atau pabrik tahu UD Saudara Jaya yaitu agar dapat diubah untuk perancangan
pada fasilitas meja agar dapat memudahkan dan juga tidak membuat pengaruh
pada keselamatan kerja, serta untuk memberikan fasilitas tambahan berupa kursi
sehingga akan memberikan kenyamanan dan kemudahan kepada pekerja dan juga
menghindari adanya keluhan dari para pekerja sehingga proses produksi akan
berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, R. D., Nugraha, A. E., Sari, R. P., & Santoso, D. T. 2020. Perancangan
Alat Bantu Kerja Dengan Menggunakan Metode Antropometri Dan
Material Selection Pada Industri Sepatu. Jurnal Teknologi. 13(1): 15 – 24.
Kristanto, A. & Saputra, D. A., 2011. Perancangan Meja dan Kursi Kerja yang
Ergonomis pada Stasiun Kerja Pemotongan sebagai Upaya Peningkatan
Produktivitas. Jurnal Ilmiah Teknik Industri. 10(2): 78 – 87.
Kurniansyah, M. R. T. 2020. Hubungan Antropometri Dengan Kebugaran
Jasmani Pemain Sepakbola SMA. Jurnal Cerdas Sifa Pendidikan. 9(1): 39 –
55.
Sofian, & Purbasari. 2016. Kajian perbaikan Postur Kerja dengan Metode Owas
(Ovako Working Posture Analysis Sistem) (Studi Kasus di Pabrik Roti
Cimpago Putih). Skripsi, Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang.
Wijaya, M. A., Siboro, B. A. H., & Purbasari, A. 2016. Analisa Perbandingan
Antropometri Bentuk Tubuh Mahasiswa Pekerja Galangan Kapal Dan
Mahasiswa Pekerja Elektronika. Jurnal Profisiensi. 4(2): 108 – 117.
PAPER KULIAH
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ida Bagus Suryaningrat, S.TP., M.M., IPU, ASEAN, Eng.
UNIVERSITAS JEMBER
2023
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekuatan pokok suatu perusahaan terletak pada Sumber Daya Manusia
(SDM). Semakin profesionalnya SDM yang pegang kendali, maka visi misi serta
tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif, efisien, dan produktif. Sebab,
karyawan merupakan salah satu asset penting yang dimiliki sebuah perusahaan.
Dikatakan aset penting jika tidak ada karyawan maka sebuah perusahaan tidak
bisa melakukan kegiatan operasional. Proses kerja yang dilakukan karyawan
menjadi penentu perusahaan dalam mencapai tujuan. (Budiharjo, 2015). Seluruh
perusahaan tentu mendambakan kegiatan operasionalnya dapat berjalan sesuai
tujuan. Untuk mewujudkan tujuan perusahaan perlu melakukan upaya-upaya
peningkatan kinerja karyawannya. Tujuannya, agar seluruh karyawan yang
terlibat di dalamnya tumbuh menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas
atau tanggung jawab pada bidang masing-masing. (Nisa & Habib, 2020).
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai karyawan dalam menjalankan tugasnya sesuai tanggung jawab yang
diberikan perusahaan (Lusri & Siagian, 2017). Kinerja karyawan yang baik
dengan etos kerja yang tinggi akan membantu perusahaan untuk memenuhi target
perusahaan dan membantu perusahaan memperoleh keuntungan, sedangkan
kinerja karyawan menurun dan buruk maka akan merugikan perusahaan. Dalam
hal ini perusahaan perlu melakukan pengukuran kinerja guna dijadikan acuan
untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. Perhatian terkait kinerja
karyawan perlu dilakukan perusahaan, jika tidak diperhatikan tentu akan
berpengaruh pada hasil kerja yang dilakukan dan berimbas pada kegiatan
operasional perusahaan. Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan dapat
menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja karyawan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan menjadi fokus
penelitian ini yaitu lingkungan kerja dan tata ruang. Lingkungan kerja adalah
lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan
kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai
untuk dapat bekerja optimal. Kedua faktor ini dianggap berpengaruh besar dalam
kegiatan operasional sebuah perusahaan. Sebab lingkungan kerja yang nyaman
akan mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Dengan begitu
kegiatan operasional perusahaan akan berjalan sesuai harapan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pengamatan ini yaitu menganalisa kondisi lingkungan
kerja yang tidak ergonomis dalam sistem kerja serta menentukan komponen yang
menjadi masalah dalam lingkungan kerja.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah tempat kerja karyawan yang dilengkapi fasilitas
pendukung untuk mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan sebagai tempat kerja
hendaknya menyediakan lingkungan yang nyaman. Lingkungan kerja adalah
segala sesuatu yang berada di lingkungan pekerja yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan kerja seperti kelembapan, suhu, pentilasi, penerangan,
kegaduhan, kebersihan tempat kerja dan alat alat perlengkapan yang memadai
untuk bekerja. Tidak dipungkiri lagi bahwa semua karyawan mengharapkan
lingkungan kerjanya seperti itu. Lingkungan kerja yang membuat mereka nyaman
dalam bekerja. Setelah mereka merasa nyaman dalam lingkungan kerjanya, maka
mereka akan bekerja dengan sepenuh hati. Dengan begitu mereka akan
memberikan hasil kerja yang maksimal bahkan mereka akan bekerja lebih
produktif lagi. Hal ini ternyata sebab karyawan termotivasi oleh lingkungan
kerjanya. (Kristianti & Pengastuti, 2019).
Menyediakan lingkungan kerja yang baik akan memberikan kepuasan dan
kesan tersendiri bagi karyawan, sehingga karyawan akan memberikan hasil yang
baik untuk perusahaan. Namun, hal ini berbanding terbalik jika lingkungan
kerjanya tidak baik. Lingkungan yang tidak baik akan merugikan perusahaan itu
sendiri. Sebab karyawan akan kehilangan konsentrasi dan tidak semangat dalam
bekerja bila lingkungan kerjanya tidak kondusif dan tidak nyaman. Hal seperti ini
akan memberikan dampak buruk pada hasil kerja karyawan. Lingkungan kerja di
sini ada dua yaitu lingkungan kerja fisik dan non fisik. Untuk pengertian
lingkungan kerja fisik yaitu segala sesuatu yang memiliki bentuk fisik yang ada di
perusahaan. Dan untuk yang non fisik yaitu segala sesuatu yang terkait dengan
hubungan kerja. (Mandasari, 2015).
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diberikan dari paper kuliah tentang analisa
lingkungan kerja kali ini, yaitu:
1. Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya
sehari-hari. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan
memungkinkan para pegawai untuk dapat bekerja optimal.
2. Terdapat 5 faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja yaitu faktor kimia,
faktor fisik, faktor mental psikologis, faktor biologis, dan juga faktor
psikiologis.
3. Dengan ditemukannya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan
kerja, maka diperlukan perbaikan agar proses produksi dapat berjalan lancar
dan terjamin keamanan dan keselamatan kerja para pekerjanya.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu bagi industri atau pabrik harus
segera berupaya untuk melakukan perbaikan melalui upaya pengelolaan
lingkungan yang lebih baik lagi, pihak pabrik harus segera memberikan dan
melengkapi layanan yang ada saat ini serta fasilitas yang memadai agar parameter
lingkungan tersebut menjadi sesuai standar kebutuhan lingkungan kinerja pekerja
yang lebih baik dan lebih dapat mendukung peningkatan kinerja pekerja. Dengan
demikian, diharapkan proses produksi akan berjalan dengan lancar tanpa ada
keluhan sedikitpun dari para pekerja.
DAFTAR PUSTAKA