Anda di halaman 1dari 31

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG


SEKOLAH DASAR

(SD) NEGERI 1 AIRMADIDI


DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN MINAHASA UTARA

TAHUN ANGGARAN 2023


A. UMUM
Unit Kerja : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Unit Eselon II : Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara
Kantor Kabupaten : Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Utara
Satuan Kerja : Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Utara
Nama Program : Pembangunan sekolah
Nama Kegiatan : Pembangunan gedung negara

Pembangunan gedung sekolah


Nama Pekerjaan :
Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Minahasa Utara
RP. 3.000.000.000,-
Nilai HPS :
DAU Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Utara
Sumber Pendanaan :

B. PENDAHULUAN
• Umum
• Peningkatan sarana prasarana sekolah menjadi salah satu unsur penting dalam
peningkatan pembelajaran di sekolah ;
• Prasarana sekolah merupakan bagian dari bangunan gedung negara, yang harus
diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal
fungsi bangunannya, handal, ramah lingkungan dan dapat sebagai teladan
bagi lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di
Indonesia;
• Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dilaksanakan dengan
sebaik- baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak
dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara;
• Pemberi jasa konstruksi untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan secara
baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya konstruksi teknis
bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata
laku professional;
• Spesifikasi Teknis untuk pekerjaan konstruksi perlu disiapkan secara matang
sehingga mampu mendorong perwujudan karya bangunan yang sesuai dengan
kepentingan kegiatan.

• Berdasarkan DPA pada Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Utara pada


kegiatan yang dilaksanakan merupakan Bangunan Tidak Sederhana berdasarkan
Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara untuk ruang lingkup pekerjaan
bangunan Gedung termasuk dengan fasilitas prasarana dan sarana disekitar
bangunan;
• Untuk besaran dan ukuran kapasitas Ruangan yang akan direncanakan dalam
pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Sekolah SD N 1 Airmadidi berpedoman
pada Perencanaan Teknis/Detail Engineering Design (DED) dan Standar
Pembangunan Gedung Negara oleh Pemerintah;

C. LATAR BELAKANG
• Peningkatan sarana prasarana sekolah merupakan salah satu aspek penting dalam
upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Ketercukupan sarana
pembelajaran di sekolah menjadi salah satu stimulant bagi stakeholder untuk
bersinergi meningkatkan kualitas dan mutu sekolah;
• Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dalam hal ini melakukan
inovasi dan terobosan dalam upaya peningkatan mutu sekolah dengan
pemenuhan sarana prasarana sekolah;
• DPA Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Utara menjadi salah satu sumber
pembiayaan pembangunan dalam menopang terlaksananya pemenuhan sarana
prasarana di sekolah;

D. MAKSUD DAN TUJUAN


• Umum
Spesifikasi Teknis ini merupakan petunjuk bagi pelaksana konstruksi (kontraktor) yang
memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan konstruksi. Dengan
penugasan ini diharapkan penyedia jasa konstruksi dapat melaksanakan
tanggungjawabnya dengan baik untuk menghasilkan pekerjaan fisik yang memadai

• Khusus
Melaksanakan Pekerjaan Pembangunan Sekolah SD N 1 Airmadidi yang sesuai
dengan Detail Engineering Design (DED) dan Spesifikasi Teknis yang telah ditetapkan
sebagaidasar acuan pada saat pelaksanaan proses pembangunan pekerjaan fisik.
E. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA
Pengguna Jasa adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Utara dengan Tim
Pelaksana, sebagai berikut :
• Pengguna Anggaran adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Utara.
• Pejabat Pembuat Komitmen adalah PPK

F. KLASIFIKASI BANGUNAN

Klasifikasi bangunan adalah Bangunan Gedung Negara dengan klasifikasi sebagaimana


dimaksud Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018. Berdasarkan klasifikasi gedung negara,
untuk pembangunan gedung sekolah meliputi :
1) Bangunan Gedung Sederhana, yaitu bangunan gedung dengan karakter sederhana,
serta memiliki kompleksitas dan teknologi yang sederhana. Bangunan gedung
sederhana meliputi gedung kantor dengan jumlah s.d. 2 lantai dengan luas maksimal
mencapai 500, bangunan dinas tipe C, D, dan E yang tidak bertingkat, gedung
pelayanan kesehatan (puskesmas), gedung pendidikan dengan jumlah lantai 2 lantai;

G. LINGKUP PEKERJAAN
No Nama Pekerjaan Pagu Hps
( Rp )
1. REHABILITASI RUANG KELAS SD
NEGERI 1 AIRMADIDI 2.720.000.000 2.720.000.000

2. PEMBUATAN GAPURA SD NEGERI 1 80.000.000 80.000.000


AIRMADIDI
3. PEMBANGUNAN TOILET SD 200.000.000 200.000.000
NEGERI 1 AIRMADIDI

• Dalam melaksanakan konstruksi bangunan Gedung negara sudah termasuk tahap


pemeliharaan konstruksi;
• Pelaksanaan konstruksi dilakukan berdasarkan dokumen pelelangan yang telah disusun
oleh perencana konstruksi dengan segala tambahan dan perubahannya pada saat
penjelasan pekerjaan/aanwizing pelelangan, serta ketentuan teknis (pedoman dan standar
teknis) yang dipersyaratkan;
• Pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan : kualitas masukan (bahan, tenaga dan
alat), kualitas proses (tata cara pelaksanaan pekerjaan) dan kualitas hasil pekerjaan,
seperti yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
• Pelaksanaan konstruksi harus mendapatkan pengawasan dari penyedia jasa Konsultan
Pengawas;
• Pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan ketentuan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) serta Keamanan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3);
• Penyusunan kontrak kerja sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku;
• Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil pelaksanaan
konstruksi fisik. Pada masa pemeliharaan ini penyedia jasa pelaksanaan konstruksi
berkewajiban memperbaiki segala cacat atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi
selama masa konstruksi;
• Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang dipasang di dalam dan di luar Gedung
harus di uji coba sesuai dengan fungsinya. Apabila terjadi kekurangan atau kerusakan
yang menyebabkan peralatan tidak berfungsi, maka harus diperbaiki sampai berfungsi
dengan sempurna;
• Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak kerja pelaksanaan konstruksi bangunan
Gedung negara, masa pemeliharaan konstruksi adalah minimal 6 (enam) bulan terhitung
sejak serah terima pertama pekerjaan konstruksi;
• Keluaran akhir yang harus dihasilkan pada tahap ini adalah :
• Bangunan gedung negara yang sesuai dengan dokumen untuk pelaksanaan konstruksi;
• Dokumen hasil Pekerjaan Konstruksi, meliputi :
• Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as build drawings);
• Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi fisik,
termasuk Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
• Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan beserta segala
perubahan/addendumnya;
• Laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan konstruksi
fisik, laporan akhir pengawasan dan laporan akhir pengawasan berkala;
• Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, serah terima I dan II,
pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitan dengan pelaksanaan
konstruksi fisik;
• Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pelaksanaan
konstruksi fisik;
• Manual pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang
menyangkut pengoperasian dan perawatan peralatan dan perlengkapan mekanikal-
elektrikal bangunan.
H. LINGKUP PEKERJAAN SESUAI DENGAN PERENCANAAN DAN KELUARAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rincian


pekerjaan yang tercantum pada Gambar Perencanaan, Bill of Quantity (BoQ) atau Rencana
Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)/ Spesifikasi Teknis.
Keluaran yang diminta dari kontraktor Pelaksana pada penugasan ini adalah sebagai
berikut :
• Metode Pelaksanaan Program Kerja, Alokasi Tenaga dan Konsep Pelaksanaan
Pekerjaan;
• Program Mutu dan Program K3 terkait pelaksanaan pembangunan fisik;
• Membuat MC 0 pekerjaan Gedung maksimal 14 hari setelah kontrak;
• Mengajukan Shop Drawing pada setiap tahapan pekerjaan yang dilaksanakan;
• Membuat Laporan Harian yang berisikan tentang :
• Tenaga;
• Bahan Bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak;
• Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan;
• Kegiatan perkomponen pekerjaan yang diselenggarakan;
• Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan;
• Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pekerjaan.
• Membuat Laporan Mingguan, sebagai resume Laporan Harian (Kemajuan Pekerjaan,
Tenaga dan Hari Kerja) dan Laporan Bulanan;
• Mengajukan Berita Acara Kemajuan Fisik Pekerjaan untuk pembayaran termin;
• Membuat Surat Permintaan Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan Tambah Kurang (Jika ada tambahan atau pengurangan pekerjaan);
• Membuat Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan;
• Membuat Berita Acara Penyerahan Kedua Pekerjaan;
• Membuat Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan; dan
• Membuat Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (As Built Drawing)
I. PELAPORAN DAN PELAKSANAAN

Setiap jenis laporan harus disampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat
Pembuat Komitmen untuk dibahas guna mendapatkan persetujuan, sesuai dengan lingkup
pekerjaan, maka jadwal tahapan pelaksanaan kegiatan dan jenis laporan yang harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas adalah :
• Laporan Harian
Laporan harian ini harus dibuat oleh Kontraktor Pelaksana Pekerjaan terhitung setelah
SPMK sebanyak 6 (enam) eksemplar yang berisi antara lain : buku harian yang memuat
semua kejadian, perintah atau petunjuk yang penting dari Konsultan Pengawas/Direksi
yang dapat pelaksanaan pekerjaan, menimbulkan konsekuensi keuangan, kelambatan
penyelesaian pekerjaan dan tidak terpenuhinya syarat teknis. Laporan Harian berisikan,
antara lain :
• Tenaga;
• Bahan bangunan/material yang didatangkan, diterima atau tidak;
• Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan;
• Kegiatan perkomponen pekerjaan yang diselenggarakan;
• Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan;
• Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan.
• Laporan Pelaksanaan
Laporan Pelaksanaan, sebagai resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan
hari kerja) terhitung 7 (tujuh) hari setelah dimulainya kerja oleh kontraktor (7 (tujuh)
hari kerja setelah SPMK ditandatangani) sebanyak 5 (lima) rangkap dan berisi antara
lain :
• Review terhadap rencana kerja Kontraktor;
• Resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja) selama
seminggu tersebut;
• Gambaran/penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek;
• Monitor masalah teknis dilapangan;
• Permasalahan non-teknis yang dihadapi;

• Monitor Kendali Mutu;


• Pemeriksaan Gambar Kerja;
• Foto-foto Kemajuan Pekerjaan dibuat secara bertahap sesuai kemajuan pekerjaan;
• Rencana kerja, metode dan jadwal pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
J. PRODUK DALAM NEGERI
Pelaksanaan Pekerjaan/Kontraktor harus mengutamakan penggunaan produksi dalam
negeri. Produk luar negeri boleh dipakai atau digunakan selama produksi dalam negeri
tidak dapat digunakan.
K. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN
Untuk pelaksanaan Pembangunan ini didalam perhitungan volume berpedoman kepada
peraturan yang berlaku, antara lain: regulasi nasional maupun internasional yang mengatur
standar umum Bangunan Pemerintah dan lain-lain yang disyaratkan Undang-undang dan
Peraturan Pemerintah/Daerah yang berlaku.

L. ALIH PENGETAHUAN
Jika diperlukan, Penyedia Jasa Pelaksana pekerjaan berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil kegiatan/unit
kerja Kuasa Pengguna Anggaran.

M. SPESIFIKASI TEKNIS
 PEKERJAAN PERSIAPAN DAN BONGKARAN

- Pemasangan papan proyek.

-Mobilisasi peralatan dan tenaga sesuai dengan persiapan pemakaian alat yang
akan di pakai, yaitu :
1) Concrete Mixer
2) Eksavator pc 50
3) Generator Set
4) Tandon Air
5) Alat – Alat Pertukangan
6) Tenaga Pelaksana / Tenaga Pendukung

- Memasang perancaha sertah mempersiapkan alat bantu kerja.

- Melakukan pengukuran dan pemasangan bouwplank.

- Membuat kantor ukuran 3x3 meter dan Gudang semen dan peralatan ukuran
3x3 meter

- Melakukan pembersihan lapangan dan peratahan menggunakan :


 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

- Menyiapkan dokumen RKK sesuai SOP.

- Memasang Spanduk,poster,papan informasi K3 di lokasi pekerjaan.

- Pemasangan jaring pengaman dan penahan jatuh

- Menyediakan seluruh peralatan APD dan fasilitas kesehatan, yaitu :

1) Helm pelindung (safety helmet)

2) Rompi Keselamatan (safety vest)

3) Pelindung mata (goggles, spectacles)

4) Pelindung pernafasan dan mulut (masker)

5) Sarung tangan (safety gloves)

6) Sepatu Keselamatan (safety shoes) untuk pekerja

7) Sepatu Keselamatan (safety shoes) untuk staf

8) Penunjang seluruh tubuh (full body harness)

9) Peralatan P3K (kotak P3K, Obat luka, perban)

- Memasang rambu-rambu ;

1) Rambu petunjuk

2) Rambu larangan

3) Rambu peringatan

4) Rambu kewajiban

5) Rambu informasi

6) Bendera K3

 PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI


Pekerjaan Galian Tanah
Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk pondasi bangunan serta pekerjaan
galian yang nyata-nyata tertera dalam gambar kerja.
Pelaksanaan :
a. Dimensi galian tanah pondasi minimal sama dengan gambar kerja atau maksimal
sampai mencapai tanah keras/asli. Kecuali tanah dasar/keras melebihi dua kali
kedalaman yang telah ditentukan, maka Direksi/Pengawas Teknik dapat mengambil
kebijaksanaan untuk merubah konstruksi dan atau dimensi galian tanpa mengurangi
kekuatan pondasi nantinya.
b. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimal 3 meter
dari tepi lubang galian.
c. Jika pada galian terdapat air tergenang, harus dipompa keluar. Untuk ini Kontraktor
harus menyediakan pompa air yang siap pakai.
d. Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.
e. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga
dicapai kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan dalam gambar, maka
kelebihan pada galian harus diurug kembali dengan pasir, dan dipadatkan biaya
akibat pekerjaan tersebut menjadi beban Kontraktor.
Pekerjaan Urugan
Pekerjaan ini meliputi semua penimbunan kembali bekas galian, urugan pasir bawah
pondasi, urugan pasir dibawah lantai dan pekerjaan urugan lainnya yang tertera dalam
gambar.
Pelaksanaan :
a. Jika terdapat tempat-tempat tertentu pada lokasi bangunan yang menurut Direksi
perlu ditimbun, maka Kontraktor harus menimbun sampai mencapai ketinggian yang
ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang cukup baik, bebas dari
rumput, akar-akar dan lain-lain serta harus mencapai kepadatan yang diperlukan.
b. Dalam hal ini harus mengikuti petunjuk-petunjuk Pengawas Teknik.
c. Urugan pasir/tanah harus disertai dengan pemadatan dengan stamper, sehingga
minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
d. Ketebalan lapisan urugan tanah yang diperkenankan maksimum 30 cm setiap lapis,
kemudian dipadatkan sehingga pada ketebalan yang ditentukan urugan tanah
tersebut mencapai tingkat kepadatan yang diinginkan.
e. Semua urugan pasir/tanah harus dipadatkan sambil disiram air sampai jenuh,
sehingga mendapatkan angka kepadatan maksimal
f. Pasir yang dipakai harus pasir kali dan bukan pasir laut, dengan persyaratan bahwa
pasir harus dalam keadaan bersih dari lumpur, tanah dan tidak mengandung garam
atau mineral lainnya.
Pasangan Batu Kali
Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan batu kosong dan pondasi batu kali untuk landasan
sloof, pasangan batu kali sebagaimana dinyatakan dalam gambar kerja.
Material :
a. Batu kali yang dipakai harus dari jenis yang keras, tidak keropos serta mempunyai
gradasi baik dengan diameter maksimum 25 cm.
b. Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 PC : 4 Pasir
c. Baik batu kali, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus bersih
dari lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.
d. Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan jenis batu lain kecuali atas izin Direksi.
Pelaksanaan :
a. Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk yang
ditunjukan dalam gambar kerja.
b. Antar satu batu kali dengan batu kali lainnya tidak boleh saling bersentuhan, tetapi
diantaranya diberi spesi 1 Pc : 4 Psr sampai penuh sebagai perekat sambil ditekan
agar padat.

 PEKERJAANN STRUKTUR BETON


Pekerjaan Beton Bertulang
Lingkup Pekerjaan:
Bagian pekerjaan ini meliputi pembongkaran beton lama, pengadaan dan pemasangan
darib semua macam beton tidak bertulang, beton bertulang dengan penulangannya
termasuk bekisting, finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain yang nyatanyata termasuk
dalam pekerjaan ini. Untuk beton bertulang digunakan beton dedngan kuat K300 ( FC
26,4 MPA )
a. Sloof, Kolom, Ringbalok dan pelat.
b. Lain-lain seperti ditentukan dalam gambar dan RAB.
Referensi:
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton bertulangharus mengikuti
Ketentuan ketentuan seperti tertera dalam :
a. SNI 1734-1989-F
b. SKBI - Pedoman Perencanaan untuk Rumah dan Gedung
c. Petunjuk Peraturan Beton Indonesia, tahun 1971 dan PBI 1989.
d. Spesifikasi Bahan Bangunan
Material:
Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
1) Agregat :
Agregat merupakan batu pecah/kerikil terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai
kasar dengan dimensi Ø > 2 < 3 cm, dan harus sesuai dengan persyaratan dalam
ketentuan-ketentuan beton bertulang. Penampungan harus dilaksanakan sedemikian
rupa, sehingga bebas dari kontaminasi dengan bahan-bahan yang dapat merusak.
2) Semen:
a) Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, seperti disyaratkan
dalam SNI-8 Bab 3-2;
b) Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan standard dari
pabrik dan terlindung.
c) Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus mengusahakan
hanya menggunakan satu merk semen saja.
3) Besi Tulangan :
a) Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang akan digunakan merupakan
dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar
b) Besi untuk tulangan penampungannya harus bebas dari kontaminas; langsung
dengan udara bergaram, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk.
c) Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang berukuran
garis tengah minimal 1 mm.
4) Air:
Air yang dipakai untuk adukan harus bersih, dalam arti tidak mengandung lumpur
dan bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton khususnya garam.
5) Bekisting :
Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III, kecuali Direksil
Pengawas menegaskan lain.

Pelaksanaan:
a. Sebelum melaksanakan pengecoran untuk konstruksi beton, kontraktor terlebih
dahulu meminta direksi/konsultan pengawas untuk memeriksa dimensi, pembesian
dan bekisting balok/plat tersebut.
b. Penyambungan pembesian pada balok/kolom lama harus mengikuti panjang
Penyaluran yang telah ditetapkan dalam peraturan PBI-1971. Besi lama untuk
ikatan harus dibersihkan dari karat.
c. Untuk merekatkan beton baru dengan beton lama, kontraktor menyiapkan bahan
additive dalam hal ini adalah lem beton. Spesifikasi bahan additive tersebut harus
memenuhi syarat yang telah ditetapkan dalam peraturan PB-1971.
d. Proporsi :
1) Adukan beton harus meneapai Kekuatan Tekan Beton minimal K250 ( FC 21,7
MPA ) kecuali ditentukan lain untuk semua beton bertulang.
2) Untuk mengontrol kekuatan/mutu yang dieapai pada pelaksanaan Kontraktor
harus mengambil contoh kubus untuk diadakan test laboratorium menurut syarat-
syarat PBI 1971 pasal 4.6 dan 4.7.
e. Pengecoran Beton :
1) Sebelum pengeeoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kotoran-kotoran
dan bahan-bahan lain. Alatalat pengaduk beton (beton molen) dan alat pembawa
(kereta) juga harus bersih. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, serta harus
diperiksa terlebih dahulu. Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bestek
dan detail. Jika terdapat ketidakcocokan pada ukuran Kontraktor wajib untuk minta
pertimbangan terlebih dahulu dari Direksi.
2) Ukuran diameter besi beton harus sesuai dengan ketentuan dalam gambar. Jika
suatu diameter tidak terdapat dipasaran, Kontraktor diwajibkan membiearakan
terlebih dahulu dengan Direksi.
3) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 cm dan segera
sesudah pengecoran dimulai, lapisan lapisan beton dipadatkan dengan penggetar
(internal concrete vibrator). Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan
konstan serta penggunaannya tidak boleh kena besi tulangan.
4) Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum
dalam RKS ini, dipakai peraturan yang termuat dalam PBI 1971 sebagai syarat.
5) Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas pelaksanaan pengecoran beton
dapat diberikan pada waktunya, Kontraktor diwajibkan menyampaikan
pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya.
6) Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton bersangkutan mengalami periode
pengerasan sebagaimana diatur pada PBI 1971, dan sementara itu penyiraman
beton harus selalu dilaksanakan.
f. Penyambungan Beton
Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal pengecoran beton diputuskan sebelum
selesai, sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, permukaan
yang akan disambung harus dikasarkan dan dibersihkan, dan penyambungannya
menggunakan bonding agent yang disetujui Direksi/Pengawas.
g. Pemeliharaan Beton:
1) Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab dengan
jalan menutup beton dengan karung basah atau menyiraminya dengan air secara
rutin, sampai beton berumur satu minggu.
2) Pada umur sampai dengan 48 jam, beton harus dijaga dari air hujan deras, air
mengalir, getaran-getaran dan sinar matahari.

Bekesting
a. Seluruh bahan bekisting menggunakan papan terentang (kayu klasIII) dan balok 5/7
cm, kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain,dan untuk mendapatkan hasil cetakan
yang menenuhi syaratpekerjaan bekisting harus dikerjakan oleh tukang yang ahli.
b. Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu mengecor tidak
ada air adukan yang lolos, sebelum mulai mengecor bagian dari dalam bekisting
harus disiram air dan dibersihkan dari kotoran.
c. Bekesting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa agar
waktu pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat, gelombang-
gelombang maupun perubahan-perubahan bentuk, ukuran-ukuran, ketinggian
ketinggian serta posisi dari pada beton.
d. bahan bekesting. Bekesting serta sambungan-sambungan harus rapat, sehingga
mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengeeoran. Lubang-lubang
permukaan sementara harus disediakan didalam bekesting untuk memudahkan
pembersihan.

e. Pembongkaran Bekesting :
Bekesting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat menjamin
keselamatan penuh atas struktur dan konstruksi yang dicetak dengan memperhatika
syaratsyarat sebagai berikut :
1) Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar bekesting setelah 7 (tujuh) hari,
dengan syarat bahwa betonnnya cukup keras dan tidak cacat karena pembongkaran
tersebut.
2) Bagian konstruksi beton yang disangga (horisontal) dengan perancah tidak boleh
dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang cukup (28 hari) untuk
menyangga beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan atau
beban-beban lain yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut.
Contoh-contoh
Sebelum pelaksanaan pemasangan, terlebih dahulu Kontraktor harus memberikan contoh-
contoh material yang akan dipakai guna mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas.
Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi :
Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan pemasangan dan
letakletak instalasi listrik, plumbing dan lain-Iainnya.

PEKERJAAN BETON TAK BERTULANG


Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, pemasangan dan semua pekerjaan
beton tak bertulang dan campuran yang dipergunakan adalah 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr, dan
dilaksanakan untuk neutneut kosen, neut-neut kolom kayu, lantai kerja, lantai cor beton,
rabat beton dan lainnya yang ditentukan dalam gambar. Dan Untuk Pembesian
menggunakan besi Ukuran 6, 8, 10, 12, 16 mm sesuai gambar dan SNI. Dan kuncian besi
menggunagan bendrat.

Pengecoran Lantai Kerja Camp. 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr


1) Pengecoran Di Bawah Lantai Camp. 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr

2) Pengecoran Pondasi Beton

- Perakitan Pembesian sesuai dengan spesifikasi

- Perakitan Bekisting untuk pengecoran

- Pengecoran Mutu Beton K300 ( FC 26,4 MPA ) sesuai dengan yg di


syaratkan

3) Pekerjaan Sloof Beton

- Perakitan Pembesian sesuai dengan spesifikasi

- Perakitan Bekisting untuk pengecoran

- Pengecoran Mutu Beton K300 ( FC 26,4 MPA ) sesuai dengan yg di


syaratkan

4) Pekerjaan Kolom

- Perakitan Pembesian sesuai dengan spesifikasi

- Perakitan Bekisting untuk pengecoran

- Pengecoran Mutu Beton K300 ( FC 26,4 MPA ) sesuai dengan yg di


syaratkan

5) Pekerjaan Balok Beton

- Perakitan Pembesian sesuai dengan spesifikasi


- Perakitan Bekisting untuk pengecoran

- Pengecoran Mutu Beton K300 ( FC 26,4 MPA ) untuk balok induk, balok
anak dan ring balok sesuai dengan yg di syaratkan

- Pengecoran Mutu Beton K250 ( FC 21,7 MPA ) untuk balok praktis

6) Pekerjaan Plat Beton

- Perakitan Pembesian sesuai dengan spesifikasi

- Perakitan Bekisting untuk pengecoran

- Pengecoran Mutu Beton K300 ( FC 26,4 MPA ) untuk plat lantai beton
sesuai dengan yg di syaratkan

- Pengecoran Mutu Beton K250 ( FC 21,7 MPA ) untuk plat kanopi beton

7) Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran sloof

- Pembongkaran di mulai dari melepas penyangga/suport pada bekisting sloof

- Kemudian melepas panel pada sisi kiri dan kanan sloof.

Pembongkaran bekisting kolom

- Dilakukan setelah 12 jam atau paling lambat setelah beton berumur 24 jam.

- Dengan melepas clam kolom kemudian penyangga/suport dilepas satu


persatu dan terakir panel kolom.

Pembongkaran bekisting balok dan pelat lantai

- Pembongkaran dimulai dari melepas penyangga/suport kemudian sisi luar


panel balok beton

- Dilanjutkan dengan pembongkarn dolken pada bagian bawah pelat dan balok
kemudian panel balok bagian bawah dan plywood pada pelat lantai.

 PEKERJAAN DINDING

Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan untuk semua pasangan
bata seperti yang tertera pada gambar, pelaksanaan pemasangan harus benar-benar
mengikuti garis-garis ketinggian, siku dan bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar
dan disebutkan dalam spesifikasi ini.
Material:
a. Batu bata yang digunakan harus baru, dengan pembakaran yang cukup sehingga
masak, keras, kering dan tidak mudah patah. Jika diketuk menimbulkan suara
nyaring. Ukuran yang dianjurkan adalah 5 cm x 11 cm x 22 cm dengan toleransi 0,5
cm.
b. Adukan yang digunakan untuk pasangan dinding biasa adalah campuran 1 PC : 5
Pasir. Untuk dinding kedap air pada KM/WC, ruang cuci dan 20 cm diatas lantai
seluruh dinding menggunakan spesi transram campuran 1 PC : 2 Pasir.
Pengerjaan dan Penyimpanan.
Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini disimpan dengan cara-cara yang
disetujui Direksi, untuk menghindari dari segala hal yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada bahan-bahan tersebut.
Contoh-contoh
Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Direksi dan
persetujuan atas bahan-bahan tersebut sudah ada sebelum bahan yang dimaksud
dipergunakan. Pengambilan contoh atas bahan yang telah ada dilapangan akan diadakan
sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Direksi guna keperluan pengujian.
Pelaksanaan:
a. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah ½ batu, kecuali Direksi memberikan
petunjuk lain.
b. Pemasangan batu bata harus lurus dan tegak, lajur penaikannya diukur tepat dengan
tiang lot, kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar maka setiap lajur bata
harus putus sambunga dengan lajur dibawahnya. Selain itu pola ikatan pasangan
harus terjaga baik diseluruh pekerjaan.
c. Pada jarak-jarak tertentu atau luasan maksimum 10 M² pasangan batu bata perlu
diperkuat dengan kolom praktis (beton bertulang), dengan dimensi, penulangan dan
penempatan sesuai gambar.
d. Segera setelah pasangan batu bata selesai, siarsiarnya dikeruk sedalam 1 cm agar
plesteran dapat melekat dengan baik.
e. Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air sampai jenuh, dan
pemasangannya harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik. Batu bata
potongan tidak boleh dipakai/dipasang, terkecuali pada pertemuan-pertemuan dengan
kosen/kolom.
Pekerjaan Plesteran Ketebalan 2 cm

- Siapkan lahan kerja

- Alat bantu berupa : waterpass, meteran, unting-unting, jidar, raskam, benang,


dll

- Sebelumnya basahi terlebih dahulu permukaan tembok

- Buat adukan mortar dengan perbandingan 1 Pc : 4 Ps dan buat kepalaan


plesteran dengan jarak 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu unting-unting
untuk loting, waterpass dan jidar.

- letakan adukan pada permukaan dinding, kemudian ratakan dengan jidar dan
raskam

- Ratakan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat sebelumnya


hingga permukaan plesteran rata dengan kepalaan.

Pekerjaan Acian Dinding, Kolom dan Balok

- Buatlah adukan acian yang terdiri dari campuran air dan semen

- Setelah adukan jadi gunakan roskam untuk mengambil adukan lalu


aplikasikan pada dinding, kolom dan balok dengan menekan roskam dan
sebarkan acian ke semua sisi hingga menutupi pori-pori plesteran atau
permukaan secara merata.

- Ulangi langka diatas hingga seluruh permukaan tertutupi oleh lapisan acian
dengan merata.

 PEKERJAAN LANTAI

- Pemasangan Tegel Menggunakan Granit Polished 60 x 60 Cm

- Sebelum pemasangan rendam terlebih dahulu tegel di dalam air

- Melakukan penyiraman air smen padah cor lantai yang akan di pasangkan

Granit dengan tujuan agar Granit melekat dengan sempurnah.


- Pemasangan Tegel Menggunakan Keramik Dinding 30 x 60 Cm
- Pada saat memassanga tegel keramik dinding, diharuskan melukai wadah dinding
yang akan di pasang tegel, agar keramik menempel dengan sempurna.
Pelaksanaan :
a. Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, pasir timbunan harus benar benar padat sehingga
tidak terjadi penurunan/keretakan pada lantai.
b. Pemasangan lantai/ubin harus rapi, dengan siar saling tegak lurus, serta mengikuti peil-
peil yang ditentukan dalam gambar.
c. Semua pemasangan Tegel Dinding harus menggunakan eampuran 1 pc : 3 ps dengan
perekat yang ditentukan oleh direksi
d. Pemasangan tegel pada lantai dan dinding harus dikerjakan dengan rata dan datar serta
dikerjakan oleh tukang yang benar benar ahli.
e. Untuk pekerjaan pemasangan lantai KM/WC harus dibuat miring (1 %) kearah saluran
pembuangan air (floor drain).
f. Sebelum pemasangan Keramik Bak Air KM/WC harus terlebih dahulu menggunakan
Waterprofing untuk menjaga rembesan air ke dinding.
g. Pemasangan tegel lantai keramik KM/WC dipasang diatas lantai kerja (beton tidak
bertulang) dengan adukan 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl setebal 7 cm.
h. Pada sudut-sudut pertemuan antara dinding dengan lantai Keramik, dipasang ubin plint
(dinding bagian luar) dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran lantainya.
i. Pemasangan tegel plint lantai tegak lurus dan rata dengan dinding.
j. Pemasangan anti slip tangga (step nosing) dilakukan pada saat pemasangan lantai anak
tangga.
Pekerjaan Sanitair
1. Kontraktor harus mengadakan dan memasang alat-alat yang dibutuhkan untuk kelancaran
pekerjaan dilapangan.
2. Untuk kelengkapan KM/WC seperti : Closet jongkok, urinoir, dan wastafel adalah
produksi dalam negeri dengan kwalitas terbaik
3. Penempatan floor drain disesuaikan dengan posisi ruangan dan kebutuhan, floor drain
terbuat dari bahan Stainless Steel kualitas baik.
4. Wastafel dilengkapi dengan kaca (cermin) tebal 5 mm.
5. Perletakan sanitair yang tertera pada gambar dan pemasangannya harus dilaksanakan
dengan penuh keahlian sehingga memberikan hasil yang sempurna.
Saluran Air Hujan :
a. Saluran Air hujan dari atap diterima dan disalurkan melalui saluran air hujan disekeliling
bangunan,yang dibuat dari pasangan batu bata seperti tertera dalam gambar.
b. Saluran air hujan dibuat dengan kemiringan 2 % dan pada tiap jarak tertentu dibuat bak
kontrol.
c. Air buangan dari saluran air hujan, wastafel dan urinoir disalurkan ke saluran utama.

Pekerjaan Instalasi Air


Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
a. Sistem Pemipaan Air Bersih, dari jaringan air bersih keseluruh bangunan, yang terdiri
dari, Ruang Cuci, KM/WC, Wastafel. kran-kran dalam ruangan dan sebagainya.
b. Pengujian (test run) sistem plumbing air bersih secara keseluruhan untuk mengetahui
sistem itu bekerja baik. benar dan aman.
c. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan-perlengkapan lainnya agar instalasi bekerja
dengan baik, benar, aman walaupun dalam gambar dan spesifikasi tekniknya tidak
dicantumkan secara jelas, misalnya fitting-fitting dan accesoriesnya.
Bahan yang dipakai :
a. Semua instalasi air bersih menggunakan pipa PVC Wavin atau setara kualitas AW Ø 1”
untuk jaringan diluar bangunan dan Ø ½” untuk instalasi dalam bangunan.
b. Pipa PVC Wavin yang digunakan untuk air bersih harus menggunakan yang memenuhi
Standar Industri Indonesia (SII).
c. Semua kran yang terpasang harus menggunakan kran stainless stell Ø ½” yang berkepala
kristal, penempatan dan ukurannya harus sesuai dengan gambar rencana/detail.
Pemasangan :
a. Pipa PVC Wavin penyambungannya dilakukan dengan sambungan (draad) berulir, dan
pada bagian ulir jantannya dilapisi dengan seal tape.
b. Pemasangan pipa harus dilaksanakan dengan baik dan tertutup, terkecuali apabila
menggunakan water moer harus dipasang pada tempat yang mudah dicapai dan tidak
tertutup oleh dinding maupun lantai.
Pengujian :
a. Semua instalasi pipa yang terpasang sebelum ditutup harus diuji terlebih dahulu untuk
menghindari terjadinya kebocoran.
b. Bila dalam pengujian ditemukan adanya kerusakan, kebocoran atau penyumbatan,
Kontraktor harus segera mengganti/memperbaiki kerusakan tersebut, kemudian dilakukan
pengujian/pemeriksaan kembali.

 PEKERJAAN ATAP

1. Untuk pekerjaan rangka atap menggunakan baja ringan setara dengan taso
(SNI).
2. Penutup atap menggunakan spandek zimcalume Tb.0,30 Mm dan sesuai
standar Indonesia atau SNI

3. Pemasangan kerangka atap dan penutup atap sesuai dengan gambar rencana
kerja.

4. Pemasangan Listplang menggunakan GRC(Luar)


Lingkup Pekerjaan :
1) Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka atap, penutup atap baru, bubungan,
sebagimana dijelaskan dalam gambar dan dalam Rencana Anggaran Biaya
(R.A.B).

2) Bahan Rangka Atap adalah Baja Ringan tipe Zincalume yang dilengkapi
dengan dokumen penunjang yang menjamin kekuatan bahan yang digunakan
termasuk dokumen pendukung yang memuat tentang jamiman keamanan
struktur atap apabila menggunakan rangka atap dari perusahaan pemegang hak
paten.

3) Untuk bahan penutup atap digunakan Atap Gelombang Zink Alume dengan
ketebalan 0,3 mm dan ukurannya sesuai standard yang ada dan merupakan
produksi dalam negeri. Untuk penutupbubungan digunakan nok Zink Alume.
Pelaksanaan:
Pemasangan atap harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga atap yang terpasang
tidak akan terbebani. Pemasangan atap harus rapi dan dikerjakan oleh tukang yang
benar-benar ahli dan berpengalaman. Apabila atap yang terpsang tidak rapi dan terjadi
kebocoran, Direksi/Pengawas Teknik berhak menolak dan pemborong harus segera
membongkar dan memperbaiki.

 PEKERJAAN PLAFOND

Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan penggantung,
rangka, dan penutup plafond pada tempat-tempat yang sesuai dengan yang ditunjukan
dalam gambar.
Material:
a. Jenis :
Material untuk penggantung dan rangka plafond menggunakan bahan Zincalume
dengan ukuran-ukuran yang sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar.
b. Mutu :
Mutu baja ringan yang digunakan memenuhi standar peraturan baja ringan yang
telah ditetapkan
d. Ukuran :
Untuk penutup plafond digunakan bahan akustik 9 mm buatan dalam negeri, tidak
cacat dan diusahakan warna yang digunakan seragam.
o Melakukan Waterpas/Selang timbang dengan tujuan agar
plafond terlihat rapih dan lurus.

o Pemasangan jarak rangka plafond sesuai dengan modul yang di


lampirkan, dan wajib melakukan HAK/KAIT pada kuda-kuda
dengan tujuan untuk memperkuat rangka plafond.

o Memasan Plafond Akustik (60x60cm) dengan Modul Metal


Furing yang telah di tetapkan. Dan Memasang plafond gipsun
ukuran 9 mm (Dalam) memakai Rangka hollo sesuai dengan
gambar.

Pelaksanaan:
a. Ketinggian, ukuran, pembidangan dan konstruksi plafond dilaksanakan
dengan modul sesuai ketentuan-ketentuan dalam gambar kerja.
b. Rangka platond harus rata, terutama pada bidang- bidang bawah yang akan
ditutup dengan Nusaboard, dan diberi penggantung dalam jumlah yang
cukup.
c. Rangka plafond sebelum ditutup dicek terlebih dahulu kekuatannya oleh
direksi termasuk jarak gantungan serta dimensi rangka plafond tersebut.
d. Pada sudut pertemuan antara plafon dipasang list dari profil kayu 3 x 3 cm
yang dicat ditentukan kemudian.
e. Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli, lurus dan
tidak lentur.Apabila terjadi plafond terpasang ternyata tidak lurus dan lentur,
Direksi berhak menolak dan Kontraktor harus segera membongkar dan
memperbaiki kembali.

 PEKERJAAN PINTU,JENDELA DAN VENTILASI

- Pemasangan kusen,bingkai,ventilasi memakai Allumunium 4’’ (BROWN)

- Siapkan alat dan material yang akan di pakai.

- Rentangkan benang dengan tujuan untuk mencari AS bouwplank dari


jendel,ventilasi, bingkai yang akan di pasang.

-Pasang angkur pada kusen secukupnya.

- Cek kembali kedudukan kusen,bingkau, ventilasi apakah sudah sesuai pada


tempatnya.

-Bersihkan daerah sekeliling


- Material Memakai Kaca polos dengan ketebalan 5mm & 8mm

 PEKERJAAN MECHANICAL ELECTRICAL

Pekerjaan Instalasi Listrik


1. Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah
Pengadaan Panel Induk dan Pembagi, Lampu TL bambu, Lampu SL, Lampu Baret,
Lampu Pijar, KabelKabel, Stop Kontak, Saklar, Fitting, Pipa Instalasi, Material
Bantu, termasuk pemasangannya.
Penyerahan Surat Jaminan oleh Instalatur/Kontraktor beserta pembuatan gambar
Instalasi yang terpasang
2. Bahan yang dipakai :
Kabel-kabel yang dipakai adalah dari jenisnya NYA yang memenuhi standard PLN
(SPLN)serta berinitial LMK (Minimal merk Eterna atau setara).
Stop kontak, sacklar dan fitting serta peralatan listrik yang digunakan harus buatan
dalam negeri yang telah memenuhi standard PLN, kemampuan minimal 10/16 A.
Untuk trafo lampu TL yang digunakan merk Philips atau setara, sedangkan balon
pijar/TL harus merk yang tercantum SNI TL atau setara harus dilengkapi Capasitor.
Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang digunakan adalah jenis NYA
diameter 2,5 mm atau 1,5 mm dengan pelindung PVC diameter 5/8" dan dipasang
inbouw.
Untuk semua penyambung kabel harus menggunakan T Dos dan ditutup dengan las
dop, serta ditempatkan pada kedudukan yang aman.
Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafon ditutup dan
pelesteran diding dikerjakan.
Pada semua stop kontak dan SDP harus di beri arde dengan menggunakan kawat
BC, dan khusus pentanahan harus dikerjakan sampai mendapatkan tahanan yang
disyaratkan, serta diberi pelindung pipa Paralon Ø ¾".
Untuk pemasangan instalasi penangkal petir harus mengikuti standar
PLN dan sesuai gambar.

 PEKERJAAN RUANG LUAR DAN FASADE


- Melakukan penggalian sesuai dengan dimensi yang di rancang

- Memasang Pas.Dinding Bata dan melakukan plesteran dengan tujuan agar

tidak ada rembesan pada celah dinding.

- Melakukan Pengecoran pada penutup Septictank

- Menyambungkan Pipa Air Kotor ke dalam Septictank

- Pemasangan Koral, dan Ijuk pada sumber Resapan.

- Kisi kisi yang digunakan memakai besi hollo ukuran 5x10cm di cat memakai

cat besi setara dengan Altex.

Semua pekerjaan ruang luar dan fasade sesuai dengan gambar yang telah di
rencanakan / tetapkan.

 PEKERJAAN PENGECATAN

- Pengecatan dinding tembok menggunakan Cat (Metrolite/Catylac/Setara)baik

luar maupun dalam bangunan menggunakan cat sesuai fungsinya.

- Pengecekan tingkat kering pada dinding yang akan di cat.


- Mempersiap kan peralatan seperti Kuas roll, Kuas tangan dan Cat yang akan
di pakai.
- Pengecetan di sesuaikan dengan spesifikasi yang terlampir dalam prodak.

N. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya, yakni :
1) Undang Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
2) Undang Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
3) Undang Undang No. 29 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
4) Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
5) PERPRES No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah dan perubahan-perubahannya

6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/PRT/M/2006 tanggal 1 Desember


2006 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
7) Permen PUPR No 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
8) Permen PUPR No 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi;
9) Permen PUPR Nomor : 14 Tahun 2020 tentang Standard dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia;
10) Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Melalui Penyedia;

11) Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar teknis yang terkait
antara lain :
a) Persyaratan, prinsip, dan peraturan harus sesuai dengan standar Edisi terbaru Cipta
Karya Pedoman (1995);
b) Ditetapkan dalam pedoman Pelaksanaan Sistem Perencanaan Pengembangan
Program dan Penganggaran (Buku Petunjuk Pelaksanaan Sistem Perencanaan
Program Penyusunan Dan Penganggaran-SP4);
c) Peraturan/kode untuk peraturan keselamatan dan api untuk bangunan pendidikan.
12) Persyaratan teknis lainnya terkait pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan diterapkan di Indonesia termasuk Peraturan
daerah setempat tentang Bangunan Gedung.
O. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan dibagi 2 bagian:


a. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan fisik adalah selama 180 (seratus delapan
puluh) hari kalender, terhitung sejak ditandatanganinya SPK ;
b. Jangka Waktu pemeliharaan pekerjaan fisik selama 180 (seratus delapan puluh)
hari kalender, terhitung sejak ditanda tanganinya BAST 1 (PHO).

P. PERSYARATAN PENYEDIA KONSTRUKSI


Pekerjaan Pembangunan Sekolah SD N 1 Airmadidi Tahun Anggaran 2023 terdiri dari
Pekerjaan Standar dan Pekerjaan Non Standar yang mesti dikerjakan secara simultan
dalam waktu yang bersamaan sehingga dibutuhkan kualifikasi/kompetensi khusus sesuai
dengan ruang lingkup pekerjaan yang dikerjakan. Untuk mendapatkan hasil Produk
Bangunan beserta kelengkapan lainnya yang berkualitas maka Penyedia Jasa Konstruksi
yang akan mengerjakan pekerjaan tersebut harus memiliki Kualifikasi dan Kompetensi
dengan persyaratan kualifikasi sebagai berikut :

1. Persyaratan Kualifikasi Administrasi :


a. Memiliki Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) yang masih berlaku.
b. Memiliki Nomor Induk Berusaha ( NIB )
c. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha Kecil, yang
masih berlaku dan diterbitkan oleh instansi yang berwenang, dengan Klasifikasi
subkualifikasi BG007 Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Pendidikan Atau
LSBU KBLI 41016 BG006 Konstruksi Bangunan Pendidikan.
d. Nomor NPWP dengan status keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil Konfirmasi
Status Wajib Pajak valid (KSWP), serta telah memenuhi kewajiban perpajakan
tahun pajak terakhir (SPT Tahun 2022).

e. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila ada
perubahan).

f. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan


pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau yang bertindak
untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana,
dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang
bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan Negara.

g. Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan konstruksi dalam kurun


waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi pelaku usaha yang baru berdiri
kurang dari 3 (tiga) tahun.
Untuk kualifikasi Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun:
• Dalam hal Penyedia belum memiliki pengalaman, dikecualikan dari ketentuan
huruf i untuk pengadaan dengan nilai paket sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah);
• Harus mempunyai 1 (satu) pengalaman pada bidang yang sama, untuk pengadaan
dengan nilai paket pekerjaan paling sedikit di atas Rp2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima
belas miliar rupiah)

2. Persyaratan Administrasi Teknis ( Persyaratan Berkontrak ) :


a. Menyampaikan jadwal pelaksanaan;
b. Menyampaikan rencana atau jadwal permintaan dan pengiriman material dalam
pelaksanaan pekerjaan;
c. Menyampaikan jadwal mobilisasi peralatan;
d. Menyampaikan program mutu terkait K3 dan sistem pengaturan lalu-lintas proyek;
e. Memiliki personil yang akan ditugaskan dalam pelaksanaan pekerjaan, dengan
kualifikasi personil sebagai berikut :

POSISI PENGALAMAN
NO JUMLAH SKK/SKT MINIMAL
JABATAN MINIMAL
SKK Manajer Lapangan
Pelaksanaan Pekerjaan Gedung
Pelaksana Jenjang 6
1 Proyek 1 Orang 2 tahun
Atau Pelaksana Lapangan Pekerjaan
Gedung Jenjang 4 (SIP.01.001.4)
atau Sertifikat Keterampilan (SKT)
TA 022 Pelaksana Bangunan
Gedung/Pekerjaan Gedung

Ahli Muda K3 Konstruksi


2 Ahli K3 1 Orang 3 tahun
Konstruksi ( SKA 603) Atau Ahli Muda K3
konstruksi ( MPK.01.001.7)
f. Persyaratan Peralatan Utama

KAPASITAS STATUS
NAMA
NO JUMLAH ATAU OUT KEPEMILIKAN
ALAT
PUT MINIMAL

1 Dump Truk 2 bh 4 Ton Milik Sendiri/Sewa

2 Pick up 2 bh 1,5 Ton Milik Sendiri/Sewa

3 Genset 1 bh 10 Kva Milik Sendiri/Sewa

4 Molen 2 bh 0.3 M3 Milik Sendiri/Sewa

5 Pompa air 2 bh 3600 rpm Milik Sendiri/Sewa

6 Excavator 1 bh Kap Bucket 0,2 Milik Sendiri/Sewa


M3
g. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
Penyedia menyiapkan penjelasan manajemen resiko serta penjelasan rencana
tindakan sesuai tabel jenis pekerjaan dan identifikasi resiko dibawah ini :

NO JENIS / TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI RESIKO

Pas. Rangka Atap Baja Ringan, Terjatuh pada pekerjaan yang


1
Kanal C75/75, Reng R40/45. berada diketinggian

O. DAFTAR PEKERJAAN YANG MERUPAKAN TANGGUNGJAWAB REKANAN


DAN SUDAH MASUK DALAM TOTAL HARGA PENAWARAN

Segala biaya yang ditimbulkan dalam penyelesaian pekerjaan sudah termasuk didalam
perhitungan Harga Penawaran yang disampaikan oleh Penyedia Jasa meliputi antara lain :
1) Pembuatan Pagar Keliling Proyek;
2) Pengadaan Air Kerja;
3) Pengadaan Listrik Kerja;
4) Pembuatan Ruang Kelas, Saluran Air, Direksi Keet, Gudang Material/Barang;
5) Biaya yang ditimbulkan dan peralatan yang dibutuhkan saat Commisioning Test;
6) Penjagaan keamanan bahan, material dan tenaga selama pelaksanaan pekerjaan fisik;
7) Biaya Asuransi Tenaga Kerja yang dipekerjakan daan biaya pengobatan/santunan bila
terjadi kecelakaan di areal pekerjaan;
8) Pengurusan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG);

9) Pengurusan Izin Penangkal Petir;

10) Biaya Pembongkaran dan Pembersihan lahan sebelum dan sesudah Pekerjaan selesai
dan di serah terimakan (PHO).
P. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Sekolah SD N 1 Airmadidi, pekerjaan


konstruksi harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat (RKS) yangterlampir pada dokumen pengadaan dan ketentuan lainnya akan diatur
dalam Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak).

Q. PENUTUP

Demikian Spesifikasi Teknis ini dibuat untuk dijadikan acuan dan pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang sesuai dengan rencana.

Anda mungkin juga menyukai