B. PENDAHULUAN
• Umum
• Peningkatan sarana prasarana sekolah menjadi salah satu unsur penting dalam
peningkatan pembelajaran di sekolah ;
• Prasarana sekolah merupakan bagian dari bangunan gedung negara, yang harus
diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal
fungsi bangunannya, handal, ramah lingkungan dan dapat sebagai teladan
bagi lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di
Indonesia;
• Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dilaksanakan dengan
sebaik- baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak
dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara;
• Pemberi jasa konstruksi untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan secara
baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya konstruksi teknis
bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata
laku professional;
• Spesifikasi Teknis untuk pekerjaan konstruksi perlu disiapkan secara matang
sehingga mampu mendorong perwujudan karya bangunan yang sesuai dengan
kepentingan kegiatan.
C. LATAR BELAKANG
• Peningkatan sarana prasarana sekolah merupakan salah satu aspek penting dalam
upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Ketercukupan sarana
pembelajaran di sekolah menjadi salah satu stimulant bagi stakeholder untuk
bersinergi meningkatkan kualitas dan mutu sekolah;
• Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dalam hal ini melakukan
inovasi dan terobosan dalam upaya peningkatan mutu sekolah dengan
pemenuhan sarana prasarana sekolah;
• DPA Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Utara menjadi salah satu sumber
pembiayaan pembangunan dalam menopang terlaksananya pemenuhan sarana
prasarana di sekolah;
• Khusus
Melaksanakan Pekerjaan Pembangunan Sekolah SD N 1 Airmadidi yang sesuai
dengan Detail Engineering Design (DED) dan Spesifikasi Teknis yang telah ditetapkan
sebagaidasar acuan pada saat pelaksanaan proses pembangunan pekerjaan fisik.
E. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA
Pengguna Jasa adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Utara dengan Tim
Pelaksana, sebagai berikut :
• Pengguna Anggaran adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Utara.
• Pejabat Pembuat Komitmen adalah PPK
F. KLASIFIKASI BANGUNAN
G. LINGKUP PEKERJAAN
No Nama Pekerjaan Pagu Hps
( Rp )
1. REHABILITASI RUANG KELAS SD
NEGERI 1 AIRMADIDI 2.720.000.000 2.720.000.000
Setiap jenis laporan harus disampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat
Pembuat Komitmen untuk dibahas guna mendapatkan persetujuan, sesuai dengan lingkup
pekerjaan, maka jadwal tahapan pelaksanaan kegiatan dan jenis laporan yang harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas adalah :
• Laporan Harian
Laporan harian ini harus dibuat oleh Kontraktor Pelaksana Pekerjaan terhitung setelah
SPMK sebanyak 6 (enam) eksemplar yang berisi antara lain : buku harian yang memuat
semua kejadian, perintah atau petunjuk yang penting dari Konsultan Pengawas/Direksi
yang dapat pelaksanaan pekerjaan, menimbulkan konsekuensi keuangan, kelambatan
penyelesaian pekerjaan dan tidak terpenuhinya syarat teknis. Laporan Harian berisikan,
antara lain :
• Tenaga;
• Bahan bangunan/material yang didatangkan, diterima atau tidak;
• Peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan;
• Kegiatan perkomponen pekerjaan yang diselenggarakan;
• Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan;
• Kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan.
• Laporan Pelaksanaan
Laporan Pelaksanaan, sebagai resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan
hari kerja) terhitung 7 (tujuh) hari setelah dimulainya kerja oleh kontraktor (7 (tujuh)
hari kerja setelah SPMK ditandatangani) sebanyak 5 (lima) rangkap dan berisi antara
lain :
• Review terhadap rencana kerja Kontraktor;
• Resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja) selama
seminggu tersebut;
• Gambaran/penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek;
• Monitor masalah teknis dilapangan;
• Permasalahan non-teknis yang dihadapi;
L. ALIH PENGETAHUAN
Jika diperlukan, Penyedia Jasa Pelaksana pekerjaan berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil kegiatan/unit
kerja Kuasa Pengguna Anggaran.
M. SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN BONGKARAN
-Mobilisasi peralatan dan tenaga sesuai dengan persiapan pemakaian alat yang
akan di pakai, yaitu :
1) Concrete Mixer
2) Eksavator pc 50
3) Generator Set
4) Tandon Air
5) Alat – Alat Pertukangan
6) Tenaga Pelaksana / Tenaga Pendukung
- Membuat kantor ukuran 3x3 meter dan Gudang semen dan peralatan ukuran
3x3 meter
- Memasang rambu-rambu ;
1) Rambu petunjuk
2) Rambu larangan
3) Rambu peringatan
4) Rambu kewajiban
5) Rambu informasi
6) Bendera K3
Pelaksanaan:
a. Sebelum melaksanakan pengecoran untuk konstruksi beton, kontraktor terlebih
dahulu meminta direksi/konsultan pengawas untuk memeriksa dimensi, pembesian
dan bekisting balok/plat tersebut.
b. Penyambungan pembesian pada balok/kolom lama harus mengikuti panjang
Penyaluran yang telah ditetapkan dalam peraturan PBI-1971. Besi lama untuk
ikatan harus dibersihkan dari karat.
c. Untuk merekatkan beton baru dengan beton lama, kontraktor menyiapkan bahan
additive dalam hal ini adalah lem beton. Spesifikasi bahan additive tersebut harus
memenuhi syarat yang telah ditetapkan dalam peraturan PB-1971.
d. Proporsi :
1) Adukan beton harus meneapai Kekuatan Tekan Beton minimal K250 ( FC 21,7
MPA ) kecuali ditentukan lain untuk semua beton bertulang.
2) Untuk mengontrol kekuatan/mutu yang dieapai pada pelaksanaan Kontraktor
harus mengambil contoh kubus untuk diadakan test laboratorium menurut syarat-
syarat PBI 1971 pasal 4.6 dan 4.7.
e. Pengecoran Beton :
1) Sebelum pengeeoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kotoran-kotoran
dan bahan-bahan lain. Alatalat pengaduk beton (beton molen) dan alat pembawa
(kereta) juga harus bersih. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, serta harus
diperiksa terlebih dahulu. Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bestek
dan detail. Jika terdapat ketidakcocokan pada ukuran Kontraktor wajib untuk minta
pertimbangan terlebih dahulu dari Direksi.
2) Ukuran diameter besi beton harus sesuai dengan ketentuan dalam gambar. Jika
suatu diameter tidak terdapat dipasaran, Kontraktor diwajibkan membiearakan
terlebih dahulu dengan Direksi.
3) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 cm dan segera
sesudah pengecoran dimulai, lapisan lapisan beton dipadatkan dengan penggetar
(internal concrete vibrator). Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan
konstan serta penggunaannya tidak boleh kena besi tulangan.
4) Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum
dalam RKS ini, dipakai peraturan yang termuat dalam PBI 1971 sebagai syarat.
5) Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas pelaksanaan pengecoran beton
dapat diberikan pada waktunya, Kontraktor diwajibkan menyampaikan
pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya.
6) Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton bersangkutan mengalami periode
pengerasan sebagaimana diatur pada PBI 1971, dan sementara itu penyiraman
beton harus selalu dilaksanakan.
f. Penyambungan Beton
Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal pengecoran beton diputuskan sebelum
selesai, sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, permukaan
yang akan disambung harus dikasarkan dan dibersihkan, dan penyambungannya
menggunakan bonding agent yang disetujui Direksi/Pengawas.
g. Pemeliharaan Beton:
1) Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab dengan
jalan menutup beton dengan karung basah atau menyiraminya dengan air secara
rutin, sampai beton berumur satu minggu.
2) Pada umur sampai dengan 48 jam, beton harus dijaga dari air hujan deras, air
mengalir, getaran-getaran dan sinar matahari.
Bekesting
a. Seluruh bahan bekisting menggunakan papan terentang (kayu klasIII) dan balok 5/7
cm, kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain,dan untuk mendapatkan hasil cetakan
yang menenuhi syaratpekerjaan bekisting harus dikerjakan oleh tukang yang ahli.
b. Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu mengecor tidak
ada air adukan yang lolos, sebelum mulai mengecor bagian dari dalam bekisting
harus disiram air dan dibersihkan dari kotoran.
c. Bekesting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa agar
waktu pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat, gelombang-
gelombang maupun perubahan-perubahan bentuk, ukuran-ukuran, ketinggian
ketinggian serta posisi dari pada beton.
d. bahan bekesting. Bekesting serta sambungan-sambungan harus rapat, sehingga
mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengeeoran. Lubang-lubang
permukaan sementara harus disediakan didalam bekesting untuk memudahkan
pembersihan.
e. Pembongkaran Bekesting :
Bekesting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat menjamin
keselamatan penuh atas struktur dan konstruksi yang dicetak dengan memperhatika
syaratsyarat sebagai berikut :
1) Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar bekesting setelah 7 (tujuh) hari,
dengan syarat bahwa betonnnya cukup keras dan tidak cacat karena pembongkaran
tersebut.
2) Bagian konstruksi beton yang disangga (horisontal) dengan perancah tidak boleh
dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang cukup (28 hari) untuk
menyangga beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan atau
beban-beban lain yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut.
Contoh-contoh
Sebelum pelaksanaan pemasangan, terlebih dahulu Kontraktor harus memberikan contoh-
contoh material yang akan dipakai guna mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas.
Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi :
Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan pemasangan dan
letakletak instalasi listrik, plumbing dan lain-Iainnya.
4) Pekerjaan Kolom
- Pengecoran Mutu Beton K300 ( FC 26,4 MPA ) untuk balok induk, balok
anak dan ring balok sesuai dengan yg di syaratkan
- Pengecoran Mutu Beton K300 ( FC 26,4 MPA ) untuk plat lantai beton
sesuai dengan yg di syaratkan
- Pengecoran Mutu Beton K250 ( FC 21,7 MPA ) untuk plat kanopi beton
7) Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran sloof
- Dilakukan setelah 12 jam atau paling lambat setelah beton berumur 24 jam.
- Dilanjutkan dengan pembongkarn dolken pada bagian bawah pelat dan balok
kemudian panel balok bagian bawah dan plywood pada pelat lantai.
PEKERJAAN DINDING
Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan untuk semua pasangan
bata seperti yang tertera pada gambar, pelaksanaan pemasangan harus benar-benar
mengikuti garis-garis ketinggian, siku dan bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar
dan disebutkan dalam spesifikasi ini.
Material:
a. Batu bata yang digunakan harus baru, dengan pembakaran yang cukup sehingga
masak, keras, kering dan tidak mudah patah. Jika diketuk menimbulkan suara
nyaring. Ukuran yang dianjurkan adalah 5 cm x 11 cm x 22 cm dengan toleransi 0,5
cm.
b. Adukan yang digunakan untuk pasangan dinding biasa adalah campuran 1 PC : 5
Pasir. Untuk dinding kedap air pada KM/WC, ruang cuci dan 20 cm diatas lantai
seluruh dinding menggunakan spesi transram campuran 1 PC : 2 Pasir.
Pengerjaan dan Penyimpanan.
Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini disimpan dengan cara-cara yang
disetujui Direksi, untuk menghindari dari segala hal yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada bahan-bahan tersebut.
Contoh-contoh
Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Direksi dan
persetujuan atas bahan-bahan tersebut sudah ada sebelum bahan yang dimaksud
dipergunakan. Pengambilan contoh atas bahan yang telah ada dilapangan akan diadakan
sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Direksi guna keperluan pengujian.
Pelaksanaan:
a. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah ½ batu, kecuali Direksi memberikan
petunjuk lain.
b. Pemasangan batu bata harus lurus dan tegak, lajur penaikannya diukur tepat dengan
tiang lot, kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar maka setiap lajur bata
harus putus sambunga dengan lajur dibawahnya. Selain itu pola ikatan pasangan
harus terjaga baik diseluruh pekerjaan.
c. Pada jarak-jarak tertentu atau luasan maksimum 10 M² pasangan batu bata perlu
diperkuat dengan kolom praktis (beton bertulang), dengan dimensi, penulangan dan
penempatan sesuai gambar.
d. Segera setelah pasangan batu bata selesai, siarsiarnya dikeruk sedalam 1 cm agar
plesteran dapat melekat dengan baik.
e. Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air sampai jenuh, dan
pemasangannya harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik. Batu bata
potongan tidak boleh dipakai/dipasang, terkecuali pada pertemuan-pertemuan dengan
kosen/kolom.
Pekerjaan Plesteran Ketebalan 2 cm
- letakan adukan pada permukaan dinding, kemudian ratakan dengan jidar dan
raskam
- Buatlah adukan acian yang terdiri dari campuran air dan semen
- Ulangi langka diatas hingga seluruh permukaan tertutupi oleh lapisan acian
dengan merata.
PEKERJAAN LANTAI
- Melakukan penyiraman air smen padah cor lantai yang akan di pasangkan
PEKERJAAN ATAP
1. Untuk pekerjaan rangka atap menggunakan baja ringan setara dengan taso
(SNI).
2. Penutup atap menggunakan spandek zimcalume Tb.0,30 Mm dan sesuai
standar Indonesia atau SNI
3. Pemasangan kerangka atap dan penutup atap sesuai dengan gambar rencana
kerja.
2) Bahan Rangka Atap adalah Baja Ringan tipe Zincalume yang dilengkapi
dengan dokumen penunjang yang menjamin kekuatan bahan yang digunakan
termasuk dokumen pendukung yang memuat tentang jamiman keamanan
struktur atap apabila menggunakan rangka atap dari perusahaan pemegang hak
paten.
3) Untuk bahan penutup atap digunakan Atap Gelombang Zink Alume dengan
ketebalan 0,3 mm dan ukurannya sesuai standard yang ada dan merupakan
produksi dalam negeri. Untuk penutupbubungan digunakan nok Zink Alume.
Pelaksanaan:
Pemasangan atap harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga atap yang terpasang
tidak akan terbebani. Pemasangan atap harus rapi dan dikerjakan oleh tukang yang
benar-benar ahli dan berpengalaman. Apabila atap yang terpsang tidak rapi dan terjadi
kebocoran, Direksi/Pengawas Teknik berhak menolak dan pemborong harus segera
membongkar dan memperbaiki.
PEKERJAAN PLAFOND
Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan penggantung,
rangka, dan penutup plafond pada tempat-tempat yang sesuai dengan yang ditunjukan
dalam gambar.
Material:
a. Jenis :
Material untuk penggantung dan rangka plafond menggunakan bahan Zincalume
dengan ukuran-ukuran yang sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar.
b. Mutu :
Mutu baja ringan yang digunakan memenuhi standar peraturan baja ringan yang
telah ditetapkan
d. Ukuran :
Untuk penutup plafond digunakan bahan akustik 9 mm buatan dalam negeri, tidak
cacat dan diusahakan warna yang digunakan seragam.
o Melakukan Waterpas/Selang timbang dengan tujuan agar
plafond terlihat rapih dan lurus.
Pelaksanaan:
a. Ketinggian, ukuran, pembidangan dan konstruksi plafond dilaksanakan
dengan modul sesuai ketentuan-ketentuan dalam gambar kerja.
b. Rangka platond harus rata, terutama pada bidang- bidang bawah yang akan
ditutup dengan Nusaboard, dan diberi penggantung dalam jumlah yang
cukup.
c. Rangka plafond sebelum ditutup dicek terlebih dahulu kekuatannya oleh
direksi termasuk jarak gantungan serta dimensi rangka plafond tersebut.
d. Pada sudut pertemuan antara plafon dipasang list dari profil kayu 3 x 3 cm
yang dicat ditentukan kemudian.
e. Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli, lurus dan
tidak lentur.Apabila terjadi plafond terpasang ternyata tidak lurus dan lentur,
Direksi berhak menolak dan Kontraktor harus segera membongkar dan
memperbaiki kembali.
- Kisi kisi yang digunakan memakai besi hollo ukuran 5x10cm di cat memakai
Semua pekerjaan ruang luar dan fasade sesuai dengan gambar yang telah di
rencanakan / tetapkan.
PEKERJAAN PENGECATAN
Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya, yakni :
1) Undang Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
2) Undang Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
3) Undang Undang No. 29 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
4) Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
5) PERPRES No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah dan perubahan-perubahannya
11) Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar teknis yang terkait
antara lain :
a) Persyaratan, prinsip, dan peraturan harus sesuai dengan standar Edisi terbaru Cipta
Karya Pedoman (1995);
b) Ditetapkan dalam pedoman Pelaksanaan Sistem Perencanaan Pengembangan
Program dan Penganggaran (Buku Petunjuk Pelaksanaan Sistem Perencanaan
Program Penyusunan Dan Penganggaran-SP4);
c) Peraturan/kode untuk peraturan keselamatan dan api untuk bangunan pendidikan.
12) Persyaratan teknis lainnya terkait pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan diterapkan di Indonesia termasuk Peraturan
daerah setempat tentang Bangunan Gedung.
O. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
e. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila ada
perubahan).
POSISI PENGALAMAN
NO JUMLAH SKK/SKT MINIMAL
JABATAN MINIMAL
SKK Manajer Lapangan
Pelaksanaan Pekerjaan Gedung
Pelaksana Jenjang 6
1 Proyek 1 Orang 2 tahun
Atau Pelaksana Lapangan Pekerjaan
Gedung Jenjang 4 (SIP.01.001.4)
atau Sertifikat Keterampilan (SKT)
TA 022 Pelaksana Bangunan
Gedung/Pekerjaan Gedung
KAPASITAS STATUS
NAMA
NO JUMLAH ATAU OUT KEPEMILIKAN
ALAT
PUT MINIMAL
Segala biaya yang ditimbulkan dalam penyelesaian pekerjaan sudah termasuk didalam
perhitungan Harga Penawaran yang disampaikan oleh Penyedia Jasa meliputi antara lain :
1) Pembuatan Pagar Keliling Proyek;
2) Pengadaan Air Kerja;
3) Pengadaan Listrik Kerja;
4) Pembuatan Ruang Kelas, Saluran Air, Direksi Keet, Gudang Material/Barang;
5) Biaya yang ditimbulkan dan peralatan yang dibutuhkan saat Commisioning Test;
6) Penjagaan keamanan bahan, material dan tenaga selama pelaksanaan pekerjaan fisik;
7) Biaya Asuransi Tenaga Kerja yang dipekerjakan daan biaya pengobatan/santunan bila
terjadi kecelakaan di areal pekerjaan;
8) Pengurusan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG);
10) Biaya Pembongkaran dan Pembersihan lahan sebelum dan sesudah Pekerjaan selesai
dan di serah terimakan (PHO).
P. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Q. PENUTUP
Demikian Spesifikasi Teknis ini dibuat untuk dijadikan acuan dan pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang sesuai dengan rencana.