Disusunoleh
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
UPT SATUAN PENDIDIKAN SDN PANDANREJO II
KECAMATAN REJOSO KABUPATEN PASURUAN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Di susun oleh
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
Ketua Komite Pasuruan, 11 Juli 2022
SDN PANDANREJO II Kepala SDN PANDANREJO II
Drs. SUHAR, MM
HASBULLAH, S.Pd
NIP.19620804 198303 1 017
Pembina Tingkat I
NIP. 19640807 198403 1 002
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
UPT Satuan Pendidikan SDN PANDANREJO II telah menyusun Dokumen I Kurikulum
Satuan Pendidikan yang sekaligus juga penerapan Kurikukum 2013 serta penerapan Kurikulum
Merdeka.. Penyusunan Dokumen Kurikulum ini merupakan salah satu upaya mengoptimalkan
kegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan oleh sekolah dalam Mandiri Belajar
Namun demikian, kami menyadari bahwa Dokumen kurikulum Merdeka Belajar ini masih
belum sempurna. Penyempurnaan secara berkelanjutan akan terus dilakukan seiring dengan
perubahan dan penyempurnaan Kurikukum Merdeka Belajar.
Kepala Sekolah ,
Iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Kondisi Khusus , kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara normal
seperti biasanya, namun demikian peserta didik harus tetap mendapatkan layanan
pendidikan dan pembelajaran.
Menghadapi tahun pelajaran 2022/2023 yang masih dalam Kondisi Khusus , tentunya
sekolah membutuhkan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran yaitu
Kurikulum Kondisi Khusus yang merupakan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada masa pandemi Covid-19 dengan
memperhatikan rambu-rambu ketentuan yang berlaku serta kondisi keterbatasan masing-
masing satuan pendidikan di masa pandemi Covid-19. Masa Kondisi Khusus yang
dimaksud bukan hanya pada masa Kondisi Khusus wabah Corona Virus Disease (Covid-19),
tetapi berlaku pula pada masa Kondisi Khusus karena terjadi bencana alam, huru-hara dan
sebagainya.
Kurikulum Kondisi Khusus ini disusun dan dilaksanakan pada masa Pandemi covid
19. Oleh karena itu semua aspek yang berkenaan dengan perencanaan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar disesuaikan dengan Kondisi Khusus pada
setiap satuan pendidikan sekolah. Dalam menyusun Kurikulum Kondisi Khusus, satuan
pendidikan dapat melakukan modifikasi dan inovasi kurikulum, disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan sekolah.
B. DASAR HUKUM
1. UU. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
1.1 Pasal 36 ayat 2:
“Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”.
“ Bahasa daerah diajarkan secara terpisah sebagai mata pelajaran muatan lokal
wajib di seluruh sekolah/madarasah di daerah Timur, yang meliputi Bahasa
daerah dan Madura, dengan kurikulum sebagaimana tersebut dalam lampiran”
‘Pembelajaran bahasa daerah di sekolah/madarasah diberikan minimal 2 jam per
minggu'
7. Permendikbud No.53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
dan Satuan Pendidikan Pada pendidikan Dasar dan Menengah;
9. SE Menteri Nomor 4 Tahun 2020 cap ttg kebijakan pendidikan masa covid
Pemberlakuan Belajar dari Rumah ( BDR )
11. Surat Keputusan Bersama 4 Menteri tanggal 15 Juni 2020 tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran tahun 2022/2023 di masa Pandemi Covid-19
12. Surat Keputusan Bersama 4 Menteri (REVISI) tanggal 7 Agustus 2020 tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran tahun 2022/2023 di masa Pandemi
Covid-19
13. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor
719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan
Dalam Kondisi Khusus.
14. Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
Nomor 018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kurikulum 13 pada kondisi khusus
2. Landasan Sosiologis
3. Landasan Psiko-pedagogis
Kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai
dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai
dengan konteks lingkungan dan zamannya pada masa Pandemi covid-19.
a) Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepercayaan peserta didik dan
lingkungannya
A. Tujuan Pendidikan
C. Misi Sekolah
1. Menyelenggarakan bimbingan kesadaran beribadah, sesuai ajaran agamanya.
2. Membudayakan hidup bersih, berprilaku santun, disiplin, kekeluargaan, saling
menghormati yang mencerminkan sikap bangsa Indonesia.
3. Menumbuhkan sikap unggul, mandiri, dan professional.
4. Menyelenggarakan bimbingan prestasi, dan menyiapkan siswa melanjutkan
kesekolah berikutnya.
5. Mengembangkan bakat, minat, dan potensi siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler
6. Menyelenggarakan pembelajaran terpadu, aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan
menyenangkan, yang berwawasan life skill.
a. Konsep Kurikulum Kondisi Khusus disusun dan dilaksanakan hanya pada masa darurat covid
19.
b. Penyusunan kurikulum Kondisi Khusus dilakukan dengan cara memodifikasi dan melakukan
inovasi pada strukturkurikulum, bebanbelajar, strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar
dan lain sebagainya sesuai dengan kondisi sekolah.
c. Pada masa darurat covid 19, seluruh peserta didik tetap mendapatkan layanan pendidikan
dan pembelajaran dari sekolah.
d. Kurikulum Kondisi Khusus hanya diterapkan pada masa darurat covid 19 dan dilakukan
apabila sekolah mampu memenuhi persyaratan protocol kesehatan yang ditetapkan
pemerintah setempat yang meliputi sarana yaitu Tempat cuci tangan, hand sanitizer,
penataan kelas yang memenuhi physical distanching, bilik untuk penyemprotan disinfektan,
Alat pengukur suhu badan, masker cadangan, pengoptimalan fungsi UKS dan lain lain. Bila
kondisi sudah normal makakegiatan pembelajaran akankembali dilaksanakan secara
normal seperti biasanya.
1. KONSEP PEMBELAJARAN
a. Kegiatan pembelajaran pada masa Kondisi Khusus dilakukan dengan berpedoman pada
Kalender Pendidikan Sekolah tahun pelajaran 2022/2023 yang ditetapkan melalui Surat
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten pasuruan Nomor
421.3/1530/424.071/2020 Tentang Kalender Pendidikan Bagi Satuan Pendidikan Di
Lindkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2022/2023.
b. Kegiatan pembelajaran masa Kondisi Khusus dilakukan tidak hanya untuk mencapai
ketuntasan kompetensi dasar (KD) kurikulum, namun lebih menititik beratkan pada
penguatan karakter, praktek ibadah, peduli pada lingkungan dan kesalehan social
lainnya.
c. Kegiatan pembelajaran masa darurat covid 19 melibatkan guru, orang tua, peserta didik
dan lingkungan sekitar.
d. Kegiatan pembelajaran dilakukan setelah sekolah melakukan:
Pemetaan/skrining zona desa/kelurahan tempat tinggal peserta didik, guru serta tenaga
kependidikan yang ada di sekolah sebagai bahan penentuan pelaksanaan metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh sekolah, selain itu untuk memastikan tempat
tinggalnya bukan merupakan episentrum penularan Covid-19 (zona hijau) atau termasuk
lingkungan yang tidak aman (zona merah), dalam hal ini dapat diketahui antara lain
melalui gugus tugas penanganan covid 19, melalui aplikasi pemantauan covid 19 atau
surat keterangan dari kepala desa/kelurahan atau kecamatan, selain itu pemetaan/
skrining kesehatan bagi pesertadidik, guru dan tenaga kependidikan untuk memastikan
kondisi kesehatannya tidak berpotensi untuk menularkan atau tertular Covid-19 hal
tersebut dapat ditunjukkan melalui surat keterangan sehat dari puskesmas sebagai
bentuk pemenuhan kelengkapan apabila proses pembelajaran akan dilakukan secara
tatap muka atau kelas nyata.
e. Kegiatan pembelajaran masa Kondisi Khusus dilaksanakan dengan mempertimbangkan
terjaganya kesehatan, keamanan, dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan dan masyarakat baik pada aspek fisik maupun psikologi, untuk
pembelajaran tatap muka atau kelas nyata hal tersebut ditunjukkan dengan surat
rekomendasi dari pemerintah setempat melalui Kementerian Agama dan surat
persetujuan dari orang tua.
f. Konsep Pembelajaran dari Rumah (BDR )
BDR dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip yang tertuang dalam Surat Edaran
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID 19),
yaitu:
1. Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan
pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi pertimbangan utama
dalam pelaksanaan BDR ;
2. Kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna
bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian
kurikulum;
3. BDR dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai
pandemi COVID-19;
4. Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan,
konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik;
5. Aktivitas Dan penugasan selama BDR dapat bervariasi antar daerah, satuan
pendidikan dan Peserta Didik sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk
mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas BDR ;
6. Hasil belajar peserta didik selama BDR diberi umpan balik yang bersifat kualitatif
dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif; dan
7. Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan
orang tua/wali
1) Kegiatan Pendahuluan.
a) Guru menyiapkan kondisi pisik dan psikhis peserta didik
b) Mengucapkan salam dan doa bersama sebelum mulaipembelajaran
c) Guru menyapa dengan menanyakan kondisi peserta didik dan
keluarganya
d) Guru melakukan Pretest secara lisan.
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
f) Guru menyampaikan lingkup materi pelajaran.
2) Kegiatan Inti.
a) Guru mengorganisir peserta didik dalam pembelajaran.
b) Guru menyampaikan materi pelajaran dan mendiskusikan bersama
pesertadidik.
c) Pesertadidik melakukan kegiatansaintifik yang meliputi: mengamati,
menanya, mencari informasi, menalar/ mengasosiasi, dan
mengomunikasikan/ menyajikan/ mempresentasikan.
d) Guru menggunakan media atau alat peraga yang sesuai dengan
karakteristik materi di masa darurat.
e) Hasil pekerjaan peserta didik dapat berupa video, animasi,
portofolio, proyek, produk, gambar, keterampilan, puisi, cerpen dan
lain sebagainya yang memungkinkan dilaksanakan pesertadidik di
masa darurat.
f) Guru member apresiasi terhadap hasil karya peserta didik.
g) Guru melaksanakan penilaian sikap selama aktivitas peserta didik
belajar melalui pengamatan dan/atau menanyakan kepada orang tua
sisiwa.
3) KegiatanPenutup.
a) Post test, dapatdilakukan dengan tes dan non tes.
b) Guru dan peserta didik melakukan refleksi dengan mengevaluasi
seluruh aktivitas pembelajaran serta menyimpulkan manfaat hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c) Kegiatan penutup diakhiri dengan guru memberikan informasi
kepada peserta didik tentang materi/kompetensi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya dan memberikan pesan moral
serta informasi pandemic covid 19.
d) Penugasan, atau pekerjaan rumah dapatdilakukan secara individu
maupun kelompok dan diberikan secara memadai sehingga tidak
menyita banyakwaktu, tenaga dan biaya.
e) Doapenutup dan salam
2. Saat Pembelajaran
a) Pembelajaran luring dibantu orang tua/wali pesertadidik sesuai
dengan jadwal dan penugasan yang telah diberikan.
b) Guru dapat melakukan kunjungan kerumah peserta didik untuk
melakukan pengecekan dan pendampingan belajar dengan
wajib melakukan prosedur pencegahan penyebaran COVID19.
c) Berdoa Bersama sebelum dan sesudah belajar.
3. Pasca Pembelajaran
a) Setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan
pemantauan belajar harian.
b) Orang tua/wali peserta didik memberikan tandatangan pada
tiap sesi belajar yang telah tuntas di lembar pemantauan harian
c) Memberikan tambahan muatan penugasan yaitu Pendidikan
kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemic COVID-19.
Selain itu, menambahkan konten rekreasional dan ajakan
melakukan olahraga/ kegiatan fisik dalam upaya menjaga
kesehatan mental dan fisik peserta didik selamamasa belajar
dari rumah.
d) Hasil penugasan dan lembar pemantauan aktivitas harian
dikumpulkan setiap akhir minggu sekaligus mengambil jadwal
dan penugasan untuk minggu berikutnya yang dilakukan
pengirimannya dapat juga melalui alat komunikasi atau kurir.
2. PENGELOLAAN KELAS
a. PedomanPengelolaan Kelas pada Sekolah yang berada pada zona hijau
atau Kuning
Kegiatan pembelajaran berbentuk kelas nyata atau tatap muka dilaksanakan
berdasarkan rekomendasi dari pemerintah daerah setempat atau kantor
kementerian agama, dengan alas an bahwa semua peserta didik, pendidik
dan tenaga kependidikan bertempat tinggal di zona hijau, namun
pelaksanaan proses pembelajaran tetap mengikuti kepada protokol
Kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah baik dari segi sarana prasarana,
metode pembelajaran maupun jumlah peserta didik dalam satu kelas, Bila
ruang kelas tidak mencukupi, maka proses pembelajaran dilaksanakan secara
sift pagi dan siang sesuai dengan Kondisi Khusus .Atau pembelajaran dapat
dilakukan dengan membagi menjadi dua kelompok masing-masing kelompok
secara bergiliran dengan cara melakukan pembelajaran 3 hari tatap muka
dan 3 hari secara daring/ luring pada masing-masing kelompok secara
bergantian.
Kegiatan pembelajaran kelas nyata dimulai pada bulan keempat untuk
jenjang Sekolah dasar. Namun pelaksanaan pembelajaran kelasn yata akan
dihentikan apabila ada perubahan kondisi menjadi Kondisi Khusus pada
lingkungan sekolah dan sekitarnya
b. Pedoman Pengelolaan Kelas pada Sekolah yang berada pada zona merah
1) Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh atau kelas
virtual Dalam Jaringan (Daring) yaitu bagi peserta didik yang terpenuhi
fasilitasnya berupa laptop Hp android maupun jaringan internet, sekolah
dan guru menggunakan aplikasi pembelajaran digital dengan
menyediakan menu/pengaturan kelas virtual antara lain Elearning
Sekolah dari Kementerian Agama, dan/atau aplikasi lain yang sejenis.
Pada proses bembelajaran Daring tatap muka virtual juga dilakukan
melalui video conference, teleconference, dan/atau diskusi dalam group
di media social atau aplikasi pesan, hal tersebut dilakukan untuk
memastikan adanya interaksi/ komunikasi dua arah antara guru dengan
peserta didik.
2) Untuk pembelajaran jarak jauh Luar Jaringan (Luring) dilaksanakan bagi
peserta didik yang belum terpenuhi fasilitasnya berupa laptop, Hp
android maupun jaringan internet, guru dan peserta didik menggunakan
vasilitas melalui media buku, modul, dan bahan ajar dari lingkungan
sekitar. Selain itu, para peserta didik juga dapat menggunakan media
televisi dan radio atau pengiriman bahan ajar menggunakan kurir.
3) Dalam pelaksanaan Kegiatan pembelajaran jarak jauh baik Daring maupun
Luring, jadwal kelas diatur secara proporsional, yaitu dalam sehari hanya
ada satu atau dua kelas virtual, hal tersebut dilakukan agar peserta didik
tidak berada di depan komputer/laptop/HP seharian penuh. Disamping
itu juga untuk menghemat penggunaan paket data internet.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar pada kondisi khusus
mengacu pada Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Nomor : 018/ H/ KR/ 2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 13 pada Penddidkan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah Atas untuk kondisi khusus dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 1: Kompetensi Inti Kelas I, II, dan III Sekolah Dasar
Sedangkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pelajaran yang digunakan sebagai
acuan dalam penyusunan RPP ,pelaksanaan pembelajaran dan penilaian adalah sesuai
dengan Lampiran Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Nomor : 018/ H/ KR/ 2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 13 pada Penddidkan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah Atas untuk Kondisi Khusus. (KI KD terlampir )
B. Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu yang sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu
untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana tabel berikut.
1. Ruang Lingkup
Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu
daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan
masyarakat tersebut, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta
potensi daerah yang bersangkutan. Kebutuhan daerah tersebut adalah seperti
kebutuhan untuk:
3. Meningkatkan penguasaan Bahasa Inggris untuk keperluan peserta didik dan untuk
mendukung pengembangan potensi daerah, seperti potensi pariwisata.
Lingkup isi/jenis muatan lokal dapat berupa: bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian
daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang
berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu untuk
pengembangan potensi daerah yang bersangkutan.
2. Prinsip Pengembangan
a. Utuh
c. Terpadu
d. Apresiatif
e. Fleksibel
Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan waktunya
bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan pendidikan.
Pendidikan muatan lokal tidak hanya berorientasi pada hasil belajar, tetapi juga
mengupayakan peserta didik untuk belajar secara terus menerus.
g. Manfaat
Penyelenggaraan pendidikan muatan lokal dapat dibangun secara bertahap tumbuh dan
dari satuan-satuan pendidikan. Hal ini berarti bahwa satuan pendidikan diberi
kewenangan untuk menentukan jenis muatan lokal sesuai dengan hasil analisis konteks.
Penentuan jenis muatan lokal kemudian diikuti dengan penyusunan kurikulum yang
sesuai dengan identifikasi kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendukung. Jenis
muatan lokal yang sudah diselenggarakan satuan pendidikan kemudian dianalisis untuk
mencari dan menentukan bahan kajian umum / besarannya.
Pada tahap ini pemerintah daerah) sudah memiliki bahan kajian muatan lokal
yang diidentifikasi dari jenis muatan lokal yang diselenggarakan satuan
pendidikan di daerahnya. Tim pengembang muatan lokal dapat menganalisis core
and content dari jenis muatan lokal secara keseluruhan. Setelah core and content
umum ditemukan, maka tim pengembang kurikulum daerah dapat merumuskan
rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk membuat kebijakan tentang jenis
muatan lokal yang akan diselenggarakan di daerahnya
4. Rambu-rambu pelaksanaan Muatan Lokal
Berikut adalah rambu-rambu pelaksanaan pendidikan muatan lokal di satuan
pendidikan :
a. Muatan lokal diajarkan pada setiap jenjang kelas mulai dari tingkat pra satuan
pendidikan hingga satuan pendidikan menengah. Khusus pada jenjang pra satuan
pendidikan, muatan lokal tidak berbentuk sebagai mata pelajaran.
b. Muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri dan bahan kajian
yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain dan pengembangan diri.
c. Alokasi waktu adalah 2 jam/minggu jika muatan lokal berupa mata pelajaran
khusus muatan lokal.
d. Muatan lokal dilaksanakan selama satu semester atau satu tahun atau bahkan
selama tiga tahun.
e. Proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek (kognitif, afektif,
psikomotor, dan action).
f. Penilaian pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk kerja, produk, dan
portofolio.
g. Satuan pendidikan dapat menentukan satu atau lebih jenis bahan kajian mata
pelajaran muatan lokal.
h. Penyelenggaraan muatan lokal disesuaikan dengan potensi dan karakteristik
satuan pendidikan.
i. Satuan pendidikan yang tidak memiliki tenaga khusus untuk muatan lokal dapat
bekerja sama atau menggunakan tenaga dengan pihak lain.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan sendiri. Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah
Pasuruan dan diterapkan di SDN PANDANREJO II kecamatan Beres berdasarkan kesepakatan
dari tim penyusun kurikulum bahwasanya SDN PANDANREJO II sangat perlu untuk
mengampu pelajaran Bahasa daerah, dan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) dengan alasan sebagai
berikut :
1. Bahasa Daerah
a) Latar Belakang
b) Tujuan
Selain ruang lingkup tersebut juga ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran Bahasa daerah adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan pengajaran Bahasa daerah lebih ditekankan pada penggunaan
Bahasa daerah yang baik dan benar terlebih unggah-ungguh basa untuk
berkomunikasi.
2. Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi
misalnya untuk menyatakan sikap emosional, menyatakan sikap moral,
menyatakan perintah, dan untuk bersosialisasi.
3. Pembelajaran kebahasaan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman penggunaan bahasa.
4. Pembelajaran bahasa perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengajaran antara
lain dari yang mudah ke yang sukar, dari hal-hal yang dekat ke yang jauh, dari
yang sederhana ke yang rumit, dari diketahui ke yang belum diketahui, dan
dari yang konkrit ke yang abstrak.
5. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa juga
untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan bernalar, memperluas wawasan,
dan mempertajam kepekaan perasaan siswa.
6. Pembelajaran bahasa mencakup aspek mendengarkan / menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut dilaksanakan secara terpadu.
7. Pembelajaran kosa kata disajikan dalam konteks bacaan dipadukan dengan
kegiatan pembelajaran mendengar, berbicara, membaca, dan menulis serta
pembelajaran sastra. Usaha memperkaya kosa kata dilakukan secara terus
menerus dan aspek diperoleh melalui surat kabar, majalah, pidato, dan
sebagainya.
8. Pembelajaran sastra yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan
mengapresiasi karya sastra. Kegiatan apresiasi karya sastra berkaitan erat
dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran, dan daya imajinasi serta
kepekaan terhadap masyarakat, budaya, dan lingkungan hidup.
9. Bahan pelajaran kebahasaan mencakup lafal, ejaan, tanda baca, struktur, kosa
kata, paragraf, huruf daerah, angka daerah, dan wacana. Penekanan
pembelajaran kebahasaan bukan pada pembahasan bagian-bagian kalimat,
paragraf atau wacana, melainkan pada pembangunan gagasan melalui
hubungan antar kata dalam kalimat, antar kalimat dalam paragraf, antar
paragraf dalam wacana yang utuh.
10. Bahan pelajaran pemahaman bahasa diambil dari bahan mendengarkan dan
membaca yang meliputi pengembangan kemampuan untuk menyerap gagasan,
pendapat, pengalaman, pesan, dan perasaan yang dilisankan atau ditulis. Bahan
pelajaran pemahaman mencakup pula karya sastra daerah.
11. Bahan pelajaran penggunaan bahasa diambil dari bahan berbicara dan menulis
yang meliputi pengembangan kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat,
pengalaman, pesan, dan perasaan.
12. Pemilihan bahan sastra dapat dikaitkan dengan tema dan dapat juga tidak.
13. Tema digunakan untuk pemersatu kegiatan berbahasa serta untuk
pengembangan dan perluasan penguasaan perbendaharaan kata siswa. Dengan
menggunakan tema, pembelajaran bahasa berlangsung materi yang berkaitan
dengan tema.
14. Sumber belajar berupa: (1). Buku-buku pelajaran yang sesuai: buku bacaan,
bunga rampai, kamus, ensiklopedi. (2). Media cetak: surat kabar, majalah. (3).
Media ekektronika: radio, radio kaset, televisi, video. (4). Lingkungan: alam,
sosial, budaya. (5). Nara sumber. (6). Pengalaman dan minat siswa. (7). Hasil
karya siswa.
1. Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan daerah yaitu penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa budaya yang
harus dilestarikan yang diputuskan dalam kurikulum Bahasa daerah di Propinsi
daerah Timur.
Pelaksanaan program muatan lokal Bahasa daerah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Muatan lokal Bahasa daerah dilaksanakan 2 jam pelajaran per minggu dengan alokasi
waktu dalam tiap jamnya 35 menit dan terdapat penambahan 1 jam pelajaran pada
tiap minggunya.
2. Muatan lokal Bahasa daerah dilaksanakan serentak dari kelas 1 sampai dengan kelas
6.
3. Waktu pelaksanaan mata pelajaran Bahasa daerah dilaksanakan serentak dari kelas 1
sampai dengan kelas 6 sesuai dengan jadwal pelajaran kelas masing – masing.
4. Dalam pembelajarannya dilakukan juga evaluasi seperti mata pelajaran yang lain yang
berupa ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan kenaikan kelas, dan masuk
dalam ujian sekolah.
5. Untuk ujian sekolah dilakukan melalui tes tulis dan praktik, sedangkan untuk tes yang
lain dilakukan dengan tes tulis.
a) Latar Belakang
Perubahan besar yang terjadi pada masyarat dan bangsa Indonesia
khususnya serta masyarakat dan bangsa-bangsa di dunia pada umumnya menuntut
adanya penyesuaian-penyesuaian tertentu dalam bidang pendidikan. Pendidikan
tidak cukup lagi diselenggarakan secara tradisional, berjalan apa adanya target yang
jelas dan tidak adanya prosedur pencapaian target yang terbukti efektif dan efisien.
Kurikulum Baca Tulis Al Qur’an disusun sebagai salah satu upaya mewujudkan
keinginan Pasuruan sebagai kota santri, upaya implementasi Visi Pendidikan
Kabupaten Pasuruan dan upaya melaksanakan salah satu Misinya yaitu
meningkatkan pengamalan nilai-nilai agama untuk mewujudkan kualitas keimanan
dsan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Sesuai dengan kerangka pikir diatas, kurikulum baca tulis Al Qur’an SD/MI
di kembangkan dengan pendekatan sebagai berikut :
1. Lebih menitikberatkan target kompetensi kebutuhan dan sumber daya
pendidikan yang tersedia.
2. Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan
yang tersedia.
3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksanaan pendidikan di
lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan.
Kurikulum baca tulis Al Qur’an SD/MI yang dikembangkan dengan
pendekatan tersebut diharapkan mampu menjamin pertumbuhan keimanan dan
ketaqwaan terhadap Allah SWT, kecintaan kepada Al Qur’an sebagai pedoman
hidup dan Rahmat bagi ummat manusia, serta sebagai ciri khas masyarakat
Kabupaten Pasuruan yang agamis.
Kehidupan dan peradaban manusia senantiasa mengalami perubahan.
Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas
pendidikan, salah satunya melalui penyempurnaan kurikulum. Kualitas pendidikan
yang tertinggi diperlukan untuk menciptakan kehiduoan yang cerdasm damai,
terbuka, demokratis dan mampu bersaing.
Dalam konteks SD/MI, agar lulusannya memiliki keunggulan kompetitif
dan komperatif, maka kurikulum Baca Tulis Al Qur’an perlu dikembangkan dengang
berkesinambungan.Selanjutnya, basis kompetensi yang dikembangkan di SD harus
menjalin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, dengan
pengenalan baca tulis Al Qur’an secara mendasar. Dengan pertimbangan ini, maka
disusun kurikulum Baca Tulis Al Qur’an untuk standar anak-anak tingkat SD/MI.
Standar ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam mengembangkan
kurikulum baca tulis Al Qur’an di SD/MI se Kabupaten Pasuruan.
Oleh karena itu, peranan dan efektifitas pendidikan Baca Tulis Al Qur’an
sebagai landasan bagi pengembangan spritual terhadap kesejahteraan masyarakat
mutlak harus ditingkatkan, karena asumsinya adalah jika Pendidikan Agama (yang
meliputi baca tulis Al Qur’an) yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual
dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.
Pendidikan baca tulis Al Qur’an di SD/MI sebagai bagian yang integral dari
Pendidikan Agama Islam, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan
dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi secara substansial
mata pelajaran baca tulis Al Qur’an memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan dan
akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan baca tulis Al Qur’an dimaksudkan untuk memberikan motivasi,
bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung
dalam Al Qur’an sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari sebagai
menifestasi iman dan taqwa kepada Allah SWT.
c) Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Baca Tulis Al Qur’an meliputi aspek-aspek sebagai
berikut :
a) Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al Qur’an.
b) Hafalan surat-surat pendek.
c) Pemahaman kandungan surat-surat pendek.
d) Penerapan Tajwid dalam membaca Al Qur’an.
e) Menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid dalam bacaan Al Qur’an.
1. Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan
bijakan daerah yaitu Pasuruan sebagai Kabupaten Santri seperti yang tertera
pada Perda Kab. Pasuruan No. 17 Tahun 2006 dan Peraturan Bupati Pasuruan
No. 36 Tahun 2007.
Pelaksanaan program muatan lokal BTQ dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Muatan lokal BTQ dilaksanakan 2 jam pelajaran per minggu dengan alokasi waktu
dalam tiap jamnya 35 menit.
2. Muatan lokal BTQ dilaksanakan serentak dari kelas 1 sampai kelas 5.
3. Pelaksanaannya tergantung dari jadwal masing – masing kelas secara bergiliran dari
kelas 1 sampai kelas 5
4. Dalam pembelajarannya dilakukan juga evaluasi seperti mata pelajaran yang lain
yang berupa ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan kenaikan kelas, dan
EBTA (evaluasi tahab akhir) untuk Kelas V semester II.
5. Untuk EBTA dilakukan melalui tes tulis dan praktik, sedangkan untuk tes yang lain
dilakukan dengan tes tulis.
6. Dalam pelaksanaan Kegiatan belajar mengajar pagi hari dilantunkan “asmaul
husnah”
D. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester dan satu tahun pembelajaran. Beban belajar kurikulum 13
yang dilaksanakan SDN PANDANREJO II kecamatan Beres mengacu pada permendikbud
Nomor 67 tahun 2013 tentang Kerangka dasar Kurikulum 13. Berdasarkan permendikbud
tersebut, satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran sesuai dengan kebutuhan.
Dan SDN PANDANREJO II memberikan jam pelajaran pada Bahasa Daerah dan BTQ
masing-masing 2 jam pelajaran, sehingga beban belajar di SDN PANDANREJO II sbb :
2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu
4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak
40 minggu
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan
untuk mencapai standart lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta
didik.
Pada masa pandemi covid-19 tidak ada kegiatan pembelajaran tatap muka,
tetapi dengan kegiatan Belajar dari Rumah (BDR ) dengan beban belajar per jam
pembelajaran 30 menit. Untuk memperluas dan memperdalam materi pelajaran guru
memberikan tugas secara individu baik berupa pengetahuan maupun ketrampilan
TABEL 2.3
SDN PANDANREJO II
I 30 34 38 1292
II 30 36 38 1368
III 30 38 38 1444
IV 30 40 38 1520
V 30 40 38 1520
VI 30 38 38 1444
Dalam kondisi pandemi Covid-19, sekolah melaksanakan Pembelajaran dari Rumah (BDR )
Demi keamanan dan keselamatan anak-anak,maka kegiatan pengembangan diri di sekolah
tidak bisa dilaksanakan. Diharapkan selama siswa belajar di rumah orang tua dapat
memberikan bimbingan berupa penanaman sikap dan ketrampilan melalui pembiasaan
dan keteladanan yang dapat menumbuhkan sikap dan karakter yang positif. Misalnya
melatih dan membiaskan anak tanggung daerahb, disiplin, kerja keras, mandiri dan
terampil.
F. Ketuntasan Belajar
1) Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian
hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0–100%. Kriteria ideal
ketuntasan untuk masing-masing indikator 75 %. Sekolah harus menentukan kriteria
ketuntasan minimal sebagai target pencapaian kompetensi (TPK) dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan
sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah secara
bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan
belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Kompleksitas adalah tingkat kesulitan dari Kompetensi yang akan dicapai, semakin sulit
kompetensi yang akan dicapai berarti nilainya semakin rendah.
Potensi dari siswa untuk dapat mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
Tabel 3 :
Rekapitulasi KKM
3 Muatan Lokal 70 70 70 70 70 70
1. Bahasa Daerah 70 70 70 70 70 70
2. BTQ 70 70 70 70 70 70
KKM MINIMAL 70
Berdasarkan rekap KKM diatas dapat ditetapkan bahwa Kreteria Ketuntasan Minimal SDN
PANDANREJO II pada tahun pelajaran 2020/ 2021 adalah 70 selanjutnya KKM dari satuan
pendidikan tersebut digunakan dasar dalam menentukan rentang predikat nilai siswa dengan
rumus :
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝐾𝐾𝑀
Rentang predikat = = 11, 66 sehingga panjang interval untuk setiap predikat
3
adalah 11 dan 12
Karena rentang predikat nilainya 11 dan 12 maka rentang predikat nilai semua muatan pelajaran
adalah sebgai berikut :
KALENDER PENDIDIKAN
A. Alokasi Waktu
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk
seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
pengembangan diri. Waktu libur adalah yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk
jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari
libur umum termasuk hari-hari besar nasional dan hari libur khusus.
SEMESTER I
17 Hari Kemerekaan RI
1 Isro’ Mikroj
PENUTUP
Semoga Dokumen Kurikulum Kondisi Khusus SDN PANDANREJO II ini mampu menjadi
sarana bagi sekolah untuk ikut mencerdaskan generasi muda harapan bangsa di masa pandemic
covid 19 ini.
Amiiin.
H. RIDUWAN, S.Ag.M.Pd.I
NIP. 196206181980102002
PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS PENDIDIKAN
UPT SATUAN PENDIDIKAN SDN PANDANREJO II
Jl.Desa PANDANREJO II Kecamatan Rejoso
Pasuruan Kode Pos 67181
KEPUTUSAN
KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI PANDANREJO II
Nomor : 423.5/41/424.071.509 /2022
TENTANG
KURIKULUM SEKOLAH DASAR NEGERI PANDANREJO II
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
MEMUTUSKAN
Menetapkan : .
Pertama : Memberlakukan Kurikulum SDN PANDANREJO II tahun
pelajaran 2022/2023
Kedua : Segala biaya yang diperlukan akibat ditetapkannya keputusan
ini dibebankan kepada keuangan sekolah.
Ditetapkan di : Pasuruan
Pada tanggal : 11 Juli 2022
Kepala SDN PANDANREJO II
H. RIDUWAN, S.Ag.M.Pd.I
NIP. 196206181980102002