Anda di halaman 1dari 64

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

UPT SATUAN PENDIDIKAN SDN PANDANREJO II KECAMATAN REJOSO


KABUPATEN PASURUAN TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Disusunoleh
TIM PENGEMBANG KURIKULUM

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASURUAN
UPT SATUAN PENDIDIKAN SDN PANDANREJO II
JALAN DESA PANDANREJO
KODE POS 67181
2022
LEMBAR PENGESAHAN

KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
UPT SATUAN PENDIDIKAN SDN PANDANREJO II
KECAMATAN REJOSO KABUPATEN PASURUAN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Di susun oleh
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
Ketua Komite Pasuruan, 11 Juli 2022
SDN PANDANREJO II Kepala SDN PANDANREJO II

SIBAWEH H. RIDUWAN, S.Ag.M.Pd.I


NIP. 196206181980102002

Kepala Dinas Pendidikan


Pengawas Sekolah
Kabupaten Pasuruan

Drs. SUHAR, MM
HASBULLAH, S.Pd
NIP.19620804 198303 1 017
Pembina Tingkat I
NIP. 19640807 198403 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
UPT Satuan Pendidikan SDN PANDANREJO II telah menyusun Dokumen I Kurikulum
Satuan Pendidikan yang sekaligus juga penerapan Kurikukum 2013 serta penerapan Kurikulum
Merdeka.. Penyusunan Dokumen Kurikulum ini merupakan salah satu upaya mengoptimalkan
kegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan oleh sekolah dalam Mandiri Belajar

Namun demikian, kami menyadari bahwa Dokumen kurikulum Merdeka Belajar ini masih
belum sempurna. Penyempurnaan secara berkelanjutan akan terus dilakukan seiring dengan
perubahan dan penyempurnaan Kurikukum Merdeka Belajar.

Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada seluruh anggota Tim


Pengembang Kurikulum dan stakeholder yang lain yang telah meluangkan waktu dan tenaganya
untuk membantu penyunan Dokumen ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk
terhadap segala upaya yang kita lakukan demi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Rejoso, 11 Juli 2022

Kepala Sekolah ,

Iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….. iv
BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang………………………………………………………………….... 1
B. Dasar Hukum …………………………………………………………………… 2
C. Tujuan Penyusunan Dukumen Kurikulum …………………………. 5
D. Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum …………………. 6
BAB II : TUJUAN PENDIDIKAN VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH…… 9
A. Tujuan Pendidikan…………………………………………………………… 9
B. Visi ………………………………………………………………………………… 9
C. Misi ………………………………………………………………………………… 9
D. Tujuan Sekolah……………...………………………………………………… 10
BAB III : KERANGKA DASAR, STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM 11
A. Kerangka Dasar…………………………………………………..................... 11
B. Struktur dan Muatan Kurikuum ……………………………………… 23
BAB IV: KALENDER PENDIDIKAN…………………………………………………… 47
A. Alokasi Waktu………………………………………………………………… 47
B. Penetapan Kalender Pendidikan…………………………………… 49
BAB V : PENUTUP ………………………………………………………………………….. 53
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………………………. 54
A. SK Tim Pengembang Kurikulum …………………………………… 55
B. Berita Acara, Daftar Hadir, dan Notula Kegiatan Kurikulum 58
C. Validasi Kurikulum ……………………………………………………….. 62
D. SK Pemberlakuan Kurikulum …………………………………………. 65
E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ………………………….. 67

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam Kondisi Khusus , kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara normal
seperti biasanya, namun demikian peserta didik harus tetap mendapatkan layanan
pendidikan dan pembelajaran.

Pada masa pandemi Covid-19, sekolah telah melaksanakan kegiatan pembelajaran di


tengah kKondisi Khusus sesuai dengan kondisi dan kreatifitas masing-masing sekolah
dimana peserta didik belajar dari rumah dengan bimbingan dari guru dan orang tua.

Menghadapi tahun pelajaran 2022/2023 yang masih dalam Kondisi Khusus , tentunya
sekolah membutuhkan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran yaitu
Kurikulum Kondisi Khusus yang merupakan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada masa pandemi Covid-19 dengan
memperhatikan rambu-rambu ketentuan yang berlaku serta kondisi keterbatasan masing-
masing satuan pendidikan di masa pandemi Covid-19. Masa Kondisi Khusus yang
dimaksud bukan hanya pada masa Kondisi Khusus wabah Corona Virus Disease (Covid-19),
tetapi berlaku pula pada masa Kondisi Khusus karena terjadi bencana alam, huru-hara dan
sebagainya.

Kurikulum Kondisi Khusus ini dikembangkan untuk menghadapi masa Pandemi


covid 19 oleh Tim Pengembang Kurikulum sekolah yang meliputi kerangka dasar Kurikulum
Kondisi Khusus, tujuan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, serta
kalender pendidikan, Sebelum mengembangkan Kurikulum Kondisi Khusus, sekolah
melakukan analisis kondisi internal yang ada di satuan pendidikan, dan analisis kondisi
lingkungan eksternal satuan pendidikan dengan melakukan skrening zona lokasi tempat
tinggal guru, tenaga kependidikan dan peserta didik untuk memastikan tempat tinggalnya
bukan merupakan episentrum penularan Covid-19.

Kurikulum Kondisi Khusus ini disusun dan dilaksanakan pada masa Pandemi covid
19. Oleh karena itu semua aspek yang berkenaan dengan perencanaan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar disesuaikan dengan Kondisi Khusus pada
setiap satuan pendidikan sekolah. Dalam menyusun Kurikulum Kondisi Khusus, satuan
pendidikan dapat melakukan modifikasi dan inovasi kurikulum, disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan sekolah.

Dengan tersusunnya dokumen Kurikulum Kondisi Khusus ini, SDN PANDANREJO II


akan menjadi sekolah yang memiliki Kurikulum Kondisi Khusus yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi lingkungan sekolah dimasa pandemi covid 19, sehingga terselenggara
proses pendidikan yang berbasis lingkungan sekolah dengan mengembangkan berbagai
keunggulan-keunggulan dan kreatifitas dan inovasi sekolah.

B. DASAR HUKUM
1. UU. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
1.1 Pasal 36 ayat 2:

“Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”.

1.2 Pasal 38 ayat 2:

“Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan


relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah /
madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
departemen agama kabupaten / kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk
pendidikan menengah”.

2. PP No 79 Tahun 2014 Tentang Mulok Kurikulum 2013


2.1. Pasal 8

“Mulok diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan sumber


daya pendidikan yang tersedia.Mulok atau muatan lokal ditetapkan sebagai mata
pelajaran yang berdiri sendiri.Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar
muatan lokal paling banyak 2 (dua ) jam per minggu hal ini merupakan kebutuhan
sumber daya pendidikan sebagai implimentasi penambahan beban belajar muatan
lokalsebagaimana di maksud pada ayat ( 2 ) ditanggung oleh pemerintah daerah
yang menetapkan.”
2.2. Pasal 10
“Dalam pengembangan muatan lokal oleh satuan pendidikan dilakukan oleh tim
pengembang kurikulum di satuan pendidikan dengan melibatkan unsur komite
sekolah/madrasah dan nara sumber serta pihak lain yang terkait.”

3. Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan.


3.1. Pasal 1 :

“Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah Kurikulum operasional yang disusun


oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan”

4. Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 Tentang KTSP


4.1. Pasal 4 ayat 1

“ Pengembangan KTSP dilakukan oleh tim pengembang KTSP

4.2. Pasal 4 ayat 3


“Pelaksanaan KTSP merupakan tanggung daerahb satuan pendidikan “

5. Pergub daerah Timur No 19 Tahun 2014 Tentang Mapel Bahasa Daerah


5.1. Pasal 2 dan 6

“ Bahasa daerah diajarkan secara terpisah sebagai mata pelajaran muatan lokal
wajib di seluruh sekolah/madarasah di daerah Timur, yang meliputi Bahasa
daerah dan Madura, dengan kurikulum sebagaimana tersebut dalam lampiran”
‘Pembelajaran bahasa daerah di sekolah/madarasah diberikan minimal 2 jam per
minggu'

6. Perda No 4 Tahun 2014 tenatng Penyelenggaraan pendidikan di kabupaten Pasuruan


6.1. Pasal 4 ayat 1
“Penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Pasuruan secara umum
bertujuan untuk membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, menjunjung tinggi nilai-nilai
agama, sehat jasmani dan rohani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
memiliki keterampilan hidup (life skills), menjadi warga negara yang
demokratis dan cinta tanah air, responsif gender dan bertanggung
daerahb”‘Penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Pasuruan
berdasarkan prinsip demokratis, berkeadilan dan tidak diskriminatif
antara Sekolah dan Madrasah, antara negeri dan swasta dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan moral, Hak Asasi manusia (HAM),
transparansi, akuntabilitas, responsif gender, dan kultur masyarakat.

7. Permendikbud No.53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
dan Satuan Pendidikan Pada pendidikan Dasar dan Menengah;

8. Perbub No 36 tentang muatan wajib muatan lokal BTQ Pasal 1 Ayat 22


‘Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) adalah suatu pembelajaran membaca Al-Qur’an
secara tepat sesuai kaidah ilmu tajwid dan ilmu qiro’ah dan menulis Al- Qur’an
dengan benar sesuai kaidah-kaidah imla’ dan khath, yang menjadi kurikulum
lokal dan wajib diajarkan kepada peserta didik yang beragama Islam sebagai
suatu mata pelajaran tersendiri sebagaimana mata pelajaran yang lain”

9. SE Menteri Nomor 4 Tahun 2020 cap ttg kebijakan pendidikan masa covid
Pemberlakuan Belajar dari Rumah ( BDR )

a. Belajar dari rumah melalui pembelajaran Daring/ jarak jauh dilaksanakan


untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa , tanpa
terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan
kelas atau kelulusan.
b. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup
anatara lain mengenai pandemi Covid-19
c. Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi antar
siswa, sesuai minat an kondisi masing-masing, termasuk
mempertimbangkan akses / fasilitas belajar di rumah.
d. Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik berupa
kualitatif dan berguna bagi guru tanpa diharuskan memberi skor/ nilai
kuantitatif.
10. Surat Edaran Sesjen Nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan dari
rumah dalam masa Kondisi Khusus penyebaran Covid-19

11. Surat Keputusan Bersama 4 Menteri tanggal 15 Juni 2020 tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran tahun 2022/2023 di masa Pandemi Covid-19
12. Surat Keputusan Bersama 4 Menteri (REVISI) tanggal 7 Agustus 2020 tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran tahun 2022/2023 di masa Pandemi
Covid-19
13. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor
719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan
Dalam Kondisi Khusus.

14. Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
Nomor 018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kurikulum 13 pada kondisi khusus

C. TUJUAN PENYUSUNAN DOKUMEN KURIKULUM


Secara umum tujuan diterapkan Kurikulum adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi), dan
mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secarapartisipatif dalam
pengembangan kurikulum. Sedangkan secara khusus tujuannya adalah:
1. Menyamakan persepsi kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik
dan Komite sekolah tentang berbagai peraturan dan perundang-undangan yang
mendasari implementasi kurikulum 2013 pada masa pandemi covid-19
2. Sebagai acuan tekhnis atau pedoman penyelenggaraan pembelajaran selama
pandemi covid -19 di Sekolah. Dengan harapan agar pembelajaran di SDN
PANDANREJO II.ini dapat terlaksana dengan baik dan efektif
3. Sebagai panduan implementasi kurikulum 2013 untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
padakehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia
4. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum.
5. Memberdayakan sumber daya yang tersedia.
6. Meningkatkan kepedulian warga Sekolah dalam mengembangkan kurikulum melalui
pengambilan keputusan bersama untuk mewujudkan keunggulan sekolah.
7. Untuk memastikan hak anak untuk tetap mendapatkan layanan Pendidikan,
melindungi warga satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan
psikososial bagi pendidik, pesertadidik dan orang tua.

D. LANDASAN DAN PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


Kurikulum Kondisi Khusus SDN PANDANREJO II dikembangkan sesuai dengan
kondisi lingkungan eksternal dan internal sekolah yang meliputi sarana prasarana, guru,
peserta didik, pemetaan zona lokasi tempat tinggal peserta didik maupun guru pada masa
Kondisi Khusus pandemi covid-19. Pengembangan Kurikulum Kondisi Khusus SDN
PANDANREJO II mengacu pada regulasi dan pedoman yang sesuai, serta memperhatikan
pertimbangan komite sekolah dan dikembangkan berdasarkan landasan dan prinsip-prinsip
sebagai berikut:

Landasan pengembangan Kurikulum Kondisi Khusus adalah sebagai berikut


1. Landasan Filosofis
Kurikulum Kondisi Khusus sekolah dikembangkan menggunakan filosofi:

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa


masa kini dan masa mendatang.

c. Target utama pendidikan sekolah adalah pembentukan karakter mulia atau


akhlakul karimah serta pembekalan kompetensi sebagai bekal masa depan
peserta didik.

d. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.

e. Guru adalah sosok teladan yang baik bagi peserta didik.

2. Landasan Sosiologis

Kurikulum Kondisi Khusus dikembangkan atas dasar kebutuhan merespon


perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika
kehidupan keberagamaan, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, membangun
masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan terutama pada masa Pandemi covid-19

3. Landasan Psiko-pedagogis
Kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai
dengan perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai
dengan konteks lingkungan dan zamannya pada masa Pandemi covid-19.

Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum Kondisi Khusus SDN PANDANREJO II dikembangkan dengan mengacu


pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL ), Isi (SI) proses dan berpedoman pada Surat
Keputusan Mendikbud No. 719//P/ 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada
satuan pendidikan dalam kondisi khusus, serta memperhatikan masukan dari komite
sekolah. Berdasarkan ketentuan tersebut, kurikulum SDN PANDANREJO II dikembangkan
dengan prinsip sebagai berikut :

a) Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepercayaan peserta didik dan
lingkungannya

Kurikulum SDN PANDANREJO II dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik


memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensi agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
daerahb. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan, berpusat pada peserta didik.

b) Beragam dan terpadu

Kurikulum SDN PANDANREJO II dikembangkan dengan memperhatikan keragaman


karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, dan adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu.
Kurikulum tersebut disusun secara berkaitan dan berkesinambungan yang bermakna dan
tepat antar subtansi.
c) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Kurikulum SDN PANDANREJO II dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu


pengetahuan, tehnologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat
dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara
tepat perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni tersebut.

d) Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Perkembangan Kurikulum SDN PANDANREJO II dilakukan dengan melibatkan pemangku


kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi di bidang pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan. Termasuk di dalamnya adalah kehidupan kemasyarakatan, dunia
usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan.

e) Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi Kurikulum SDN PANDANREJO II mencakup keseluruhan dimensi kompetensi


bidang kajian, keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

f) Belajar sepanjang hayat

Kurikulum SDN PANDANREJO II diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan,


dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non formal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

g) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum SDN PANDANREJO II dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan


nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI

DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan

Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana dirumuskan dalam UU Nomor 20 tahun 2003


tentang Sisdiknas. Pada bab II pasal 3 disebutkan bahwa tujuan Pendidikan Nasional
adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung daerahb.
Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut

B. Visi Kabupaten, Visi Dinas Pendidikan, dan Visi Sekolah

 Visi Kabupaten Pasuruan adalah :


“Menuju Kabupten Pasurun yng Sejhtera, Maslahat dan Berdaya Saing”.
 Visi Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan :
“Mempersiapkan Perluasan, Pemerataan, dan Peningkatan Kualitas Pendidikan
dan tenaga pendidik baik Pendidikan Formal maupun Non-Formal”.

 Visi SDN PANDANREJO II adalah :


” Terbentuknya insan yang akhlaqul karimah, berlandaskan Iman dan Taqwa, cerdas,
trampil, kreatif, disiplin, mandiri, berbudaya dan berwawasan luas”

C. Misi Sekolah
1. Menyelenggarakan bimbingan kesadaran beribadah, sesuai ajaran agamanya.
2. Membudayakan hidup bersih, berprilaku santun, disiplin, kekeluargaan, saling
menghormati yang mencerminkan sikap bangsa Indonesia.
3. Menumbuhkan sikap unggul, mandiri, dan professional.
4. Menyelenggarakan bimbingan prestasi, dan menyiapkan siswa melanjutkan
kesekolah berikutnya.
5. Mengembangkan bakat, minat, dan potensi siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler
6. Menyelenggarakan pembelajaran terpadu, aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan
menyenangkan, yang berwawasan life skill.

D. Tujuan SDN PANDANREJO II


1. Menjadikan insan yang akhlaqul karimah.
2. Menghargai dan menghormati sesame di lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat, yang berbeda agama, budaya, suku bangsa serta status sosial
3. Menguasai dasar-dasar Ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal
melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi dan berkualitas.
4. Memiliki keahlian dan ketrampilan untuk hidup mandiri.
5. Meraih prestasi akademik dan non akademik minimal tingkat Kabupaten.
6. Membiasakan hidup sehat, bersih, dan mencintai lingkungan
7. Melaksanakan proses pembelajaran dengan pendekatan PAKEM
8. Menghadirkan nuansa yang harmonis dalam lingkungan kerja.
BAB III

KERANGKA DASAR, STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. KERANGKA DASAR KURIKUKUM

a. Konsep Kurikulum Kondisi Khusus disusun dan dilaksanakan hanya pada masa darurat covid
19.
b. Penyusunan kurikulum Kondisi Khusus dilakukan dengan cara memodifikasi dan melakukan
inovasi pada strukturkurikulum, bebanbelajar, strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar
dan lain sebagainya sesuai dengan kondisi sekolah.
c. Pada masa darurat covid 19, seluruh peserta didik tetap mendapatkan layanan pendidikan
dan pembelajaran dari sekolah.
d. Kurikulum Kondisi Khusus hanya diterapkan pada masa darurat covid 19 dan dilakukan
apabila sekolah mampu memenuhi persyaratan protocol kesehatan yang ditetapkan
pemerintah setempat yang meliputi sarana yaitu Tempat cuci tangan, hand sanitizer,
penataan kelas yang memenuhi physical distanching, bilik untuk penyemprotan disinfektan,
Alat pengukur suhu badan, masker cadangan, pengoptimalan fungsi UKS dan lain lain. Bila
kondisi sudah normal makakegiatan pembelajaran akankembali dilaksanakan secara
normal seperti biasanya.

1. KONSEP PEMBELAJARAN
a. Kegiatan pembelajaran pada masa Kondisi Khusus dilakukan dengan berpedoman pada
Kalender Pendidikan Sekolah tahun pelajaran 2022/2023 yang ditetapkan melalui Surat
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten pasuruan Nomor
421.3/1530/424.071/2020 Tentang Kalender Pendidikan Bagi Satuan Pendidikan Di
Lindkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2022/2023.
b. Kegiatan pembelajaran masa Kondisi Khusus dilakukan tidak hanya untuk mencapai
ketuntasan kompetensi dasar (KD) kurikulum, namun lebih menititik beratkan pada
penguatan karakter, praktek ibadah, peduli pada lingkungan dan kesalehan social
lainnya.
c. Kegiatan pembelajaran masa darurat covid 19 melibatkan guru, orang tua, peserta didik
dan lingkungan sekitar.
d. Kegiatan pembelajaran dilakukan setelah sekolah melakukan:
Pemetaan/skrining zona desa/kelurahan tempat tinggal peserta didik, guru serta tenaga
kependidikan yang ada di sekolah sebagai bahan penentuan pelaksanaan metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh sekolah, selain itu untuk memastikan tempat
tinggalnya bukan merupakan episentrum penularan Covid-19 (zona hijau) atau termasuk
lingkungan yang tidak aman (zona merah), dalam hal ini dapat diketahui antara lain
melalui gugus tugas penanganan covid 19, melalui aplikasi pemantauan covid 19 atau
surat keterangan dari kepala desa/kelurahan atau kecamatan, selain itu pemetaan/
skrining kesehatan bagi pesertadidik, guru dan tenaga kependidikan untuk memastikan
kondisi kesehatannya tidak berpotensi untuk menularkan atau tertular Covid-19 hal
tersebut dapat ditunjukkan melalui surat keterangan sehat dari puskesmas sebagai
bentuk pemenuhan kelengkapan apabila proses pembelajaran akan dilakukan secara
tatap muka atau kelas nyata.
e. Kegiatan pembelajaran masa Kondisi Khusus dilaksanakan dengan mempertimbangkan
terjaganya kesehatan, keamanan, dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan dan masyarakat baik pada aspek fisik maupun psikologi, untuk
pembelajaran tatap muka atau kelas nyata hal tersebut ditunjukkan dengan surat
rekomendasi dari pemerintah setempat melalui Kementerian Agama dan surat
persetujuan dari orang tua.
f. Konsep Pembelajaran dari Rumah (BDR )

Dalam Surat Keputusan Bersama 4 Menteri (REVISI) tanggal 7 Agustus 2020


tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran tahun 2022/2023 di masa
Pandemi Covid-19
dikemukakan bahwa berkenaan semakin meluasnya wabah Covid-19 , maka
kesehatan lahir dan batin siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh warga sekolah
menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan. Oleh
karena itu sejak saat itu melarang pelaksanaan pembelajaran tatap muka tetapi
diberlakukan Belajar dari Rumah (BDR ) dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Belajar dari rumah melalui pembelajaran Daring/ jarak jauh dilaksanakan
untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa , tanpa
terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan
kelas atau kelulusan.
2. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup
anatara lain mengenai pandemi Covid-19
3. Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi antar
siswa, sesuai minat an kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan
akses / fasilitas belajar di rumah.
4. Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik berupa
kualitatif dan berguna bagi guru tanpa diharuskan memberi skor/ nilai
kuantitatif.
Tujuan Pembelajaran dari Rumah
Lebih lanjut Surat Edaran Sekretaris Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
15 tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam
masa Kondisi Khusus Covid-19 dijelaskan bahwa tujuan Belajar dari Rumah
(BDR ) adalah
1. Memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan
selama darurat COVID-19
2. Melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk COVID-19
3. Mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 di satuan pendidikan; dan
4. Memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik dan
orang tua/wali
Prinsip Pelaksanaan Belajar Dari Rumah

BDR dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip yang tertuang dalam Surat Edaran
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID 19),
yaitu:

1. Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan
pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi pertimbangan utama
dalam pelaksanaan BDR ;
2. Kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna
bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian
kurikulum;
3. BDR dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai
pandemi COVID-19;
4. Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan,
konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik;
5. Aktivitas Dan penugasan selama BDR dapat bervariasi antar daerah, satuan
pendidikan dan Peserta Didik sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk
mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas BDR ;
6. Hasil belajar peserta didik selama BDR diberi umpan balik yang bersifat kualitatif
dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif; dan
7. Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan
orang tua/wali

a. MATERI, METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN Pengembangan Materi Ajar.


Guru mengunakan KI KD kurikukulum kondisi khusus dalam memilih materi
pelajaran esensi untuk dijadikan prioritas dalam pembelajaran. Sedangkan materi
lain dapat dipelajari peserta didik secara mandiri. Materi pembelajaran
diambilkan dan dikumpulkan serta dikembangkan dari:
1. Buku-buku sumber seperti buku peserta didik, buku pedoman guru, maupun
buku atau literatur lain yang berkaitan dengan ruang lingkup yang sesuai dan
benar.
2. Hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan dan/atau berkaitan dengan
fenomena sosial yang bersifat kontekstual, misalnya berkaitan dengan
pandemi Covid-19 atau hal lain yang sedang terjadi di sekitar peserta didik.
b. Model dan Metode Pembelajaran.
1. Desain pembelajaran untuk memperkuat pendekatan berbasis
ilmiah/saintifik berbentuk model-model pembelajaran, seperti model
Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery learning) model Pembelajaran
Berbasis Penelitian (Inquiry learning), Model Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning), Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning), dan model pembelajaran lainnya yang memungkinkan
peserta didik belajar secara aktif dan kreatif.
2. Guru memilih metode yang memungkinkan pencapaian tujuan pembelajaran
pada kondisi darurat.
3. Guru secara kreatif mengembangkan metode pembelajaran aktif yang
disesuaikan dengan karakteristik materi/tema dan karaktersituasi yang
dihadapi sekolah pada kondisi darurat.
4. Aktivitas dan tugas pembelajaran pada masa belajar dari rumah dilaksanakan
bervariasi antar peserta didik, sesuai minat dan kondisi masing-masing,
termasuk mempertimbang kan kesenjangan akses/ketersediaan fasilitas
belajar di rumah.
5. Pemberian tugas pembelajaran dilaksanakan dengan mempertimbangkan
konsep belajar dari rumah, yaitu sebagai usaha memutus mata rantai
penyebaran Covid-19, maka beban tugas yang diberikan kepada peserta didik
dipastikan dapat diselesaikan tanpa keluar rumah dan tetap terjaga
kesehatan, serta cuku pnya waktu istirahat untuk menunjang daya imunitas
peserta didik

c. Media dan Sumber Belajar.


Guru menggunakan media yang ada di sekitar lingkungan, dapat berupa benda-
benda yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sederhana. Pemilihan
media disesuaikan dengan materi/temayang diajarkan dan tagihan dengan tetap
mempertimbangkan kondisi kedaruratan. Selain itu guru dan peserta didik dapat
menggunakan media dan sumber belajarantara lain: buku sekolah elektronik (
https://bse.kmendikbud.go.id), sumberbahan ajar pesertadidik, Guru berbagi (E-
Learning Sekolah), aplikasi e -learning sekolah (https://elearning.kemenag.go.id/),
web Rumah Belajar oleh Pusdatin
Kemendikbud(https://belajar.kemdikbud.go.id), TVRI, TV edukasi
Kemendikbud (https:tve.kemendikbud.go.id/live/), Pembelajaran Digital oleh
Pusdatin dan SEAMOLEC, Kemendikbud (http://rumahbelajar.id), Tatap muka
daring program sapa duta rumah belajar Pusdatin Kemendikbud
(pusdatin.webex.com), Guru berbagi ( http://guruberbagi.kemdikbud.go),
Membaca digital (http://aksi.puspendik.kemdikbud.go.id/membacadigital/),
Video pembelajaran ( Video pembelajaran), Radio edukasi Kemendikbud (
https://radioedukasi.kemdikbud), Mobile edukasi - Bahan ajar multimedia (
https://medukasi.kemdikbud.go.id/meduka), , Kursus daring untuk Guru dari
SEAMOLEC (http://mooc.seamolec.org/),

2. LANGKAH-LANGKAH PENGELOLAAN PEMBELAJARAN


A. Langkah - Langkah Penyiapan sarana pendukung pembelajaran Kurikulum yang
dilakukan oleh Sekolah:
1. Melakukan pemetaan/ skrining zona tempat tinggal peserta didik, pendidik dan
tenaga kependidikan untuk menentukan model pengelolaan pembelajaran dan
mengajukan rekomendasi apabila termasuk pada zona hijau
2. Menetapkan model pengelolaan pembelajaran selama masa darurat
3. Memastikan system pembelajaran yang terjangkau bagi semua peserta didik
termasuk pesertadidik penyandang disabilitas
4. Membuat program pengasuhan untuk mendukung orang tua/wali dalam
mendampingi peserta didik belajar, minimal satu kali dalam satu minggu
melalui materi pengasuhan pada laman https://sahabatkeluarga.
kemdikbud.go.id/laman/.
5. Membentuk tim siaga darurat untuk penanganan COVID-19 di sekolah
terdiri dari unsur guru, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan memberikan
pembekalan mengenai tugas dan tanggung daerahb kepadatim, berkoordinasi
dengan Kemenag dan / gugus tugas penanganan COVID-19 setempat.
6. Memberikan laporan secara berkala kepada Kantor Kemenag melalui pengawas
sekolah tentang kondisi kesehatan warga sekolah, metode pembelajaran yang
digunakan ( kelas nyata, daring/luring atau kombinasi), kendala pelaksanaan dan
praktik pelaksanaannya serta capaian hasil belajar peserta didik.
B. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum Kondisi Khusus yang
dilakukan oleh guru:
1. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran :
A. Tatap muka
Pembelajaran tatap muka dilaksanakan jika status wilayah Kabupaten
Pasuruan dalam wabah covid-19 dinyatakan berada dalam zona hijau atau
kuning oleh gugus tugas covid-19 Kabupaten Pasuruan, dan diperkuat oleh
surat keputusan baik dari pemerentah daerah maupun dari dinas pendidikan
kabupaten Pasuruan.

Kegiatan pembelajaran yang dilaksankan dengan tatap muka meliputi


langkah – langkah sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan.
a) Guru menyiapkan kondisi pisik dan psikhis peserta didik
b) Mengucapkan salam dan doa bersama sebelum mulaipembelajaran
c) Guru menyapa dengan menanyakan kondisi peserta didik dan
keluarganya
d) Guru melakukan Pretest secara lisan.
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
f) Guru menyampaikan lingkup materi pelajaran.
2) Kegiatan Inti.
a) Guru mengorganisir peserta didik dalam pembelajaran.
b) Guru menyampaikan materi pelajaran dan mendiskusikan bersama
pesertadidik.
c) Pesertadidik melakukan kegiatansaintifik yang meliputi: mengamati,
menanya, mencari informasi, menalar/ mengasosiasi, dan
mengomunikasikan/ menyajikan/ mempresentasikan.
d) Guru menggunakan media atau alat peraga yang sesuai dengan
karakteristik materi di masa darurat.
e) Hasil pekerjaan peserta didik dapat berupa video, animasi,
portofolio, proyek, produk, gambar, keterampilan, puisi, cerpen dan
lain sebagainya yang memungkinkan dilaksanakan pesertadidik di
masa darurat.
f) Guru member apresiasi terhadap hasil karya peserta didik.
g) Guru melaksanakan penilaian sikap selama aktivitas peserta didik
belajar melalui pengamatan dan/atau menanyakan kepada orang tua
sisiwa.
3) KegiatanPenutup.
a) Post test, dapatdilakukan dengan tes dan non tes.
b) Guru dan peserta didik melakukan refleksi dengan mengevaluasi
seluruh aktivitas pembelajaran serta menyimpulkan manfaat hasil
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c) Kegiatan penutup diakhiri dengan guru memberikan informasi
kepada peserta didik tentang materi/kompetensi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya dan memberikan pesan moral
serta informasi pandemic covid 19.
d) Penugasan, atau pekerjaan rumah dapatdilakukan secara individu
maupun kelompok dan diberikan secara memadai sehingga tidak
menyita banyakwaktu, tenaga dan biaya.
e) Doapenutup dan salam

B. Belajar Jarak Jauh (BJJ)


Pada saat ini wilayah Kabupaten Pasuruan masih dalam status zona
merah dalam wabah covid-19 ini, sesuai dengan panduan yang ada
daerah yang masih dalam zona merah dilarang melaksanakan
pembelajaran dengan tatap muka. Berdasarkan hal tersebut maka SDN
PANDANREJO II melaksanakan pembelajaran jarak jauh atau belajar dari
rumah dengan moda Daring/ Luring.
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara Daring
Melihat situasi dan kondisi kesiapan sekolah khususnya para guru yang
ada di SDN PANDANREJO II yang rata-rata mampu dan mau melaksanakan
pembelajaran dengan moda daring dengan didukung sarana berupa
Android dan atau PC yang dimulikim oleh guru, dan hasil rapat dengan
orang tua siswa terkait pembelajaran yang mana orang tua siswa siap
mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan moda daring, maka SDN
PANDANREJO II di masa pandemi covid-19 ini menggunakan moda daring
dengan langkah –langkah sebagai berikut:
1) Kegiatan prapembelajaran
a) Guru menyiapkan nomor telepon pesertadidik atau orang tua/wali
peserta didik dan membuat grup WhatsApp (atau aplikasi
komunikasi lainnya) sebagai media interaksi dan komunikasi
b) Guru melakukan diskusi dengan orang tua/ wali dan peserta didik
untuk memastikan orang tua/wali peserta didik atau peserta didik
mendukung proses pembelajaran daring
c) Memberikan penjelasan tentang materi, media/ aplikasi yang
akan dipakai pembelajaran daring
d) Guru menyiapkan RPP yang sesuai dengan kondisi dan akses
pembelajaran daring.
2) Kegiatan saat pembelajaran
a) Guru memeriksa kehadiran pesertadidik dan pastikan peserta
didik dalam kondisi sehat dan siap mengikuti pembelajaran
b) Guru mengajak peserta didik berdoa sebelum pembelajaran
c) Guru menyampaikan materi sesuai dengan metode yang
direncanakan
d) Guru memberikan kesempatan kepada pesertadidik untuk
bertanya, mengemukakan pendapat dan/atau melakukan refleksi
3) Kegiatan pasca pembelajaran
a) Setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan
pemantauan belajar harian.

b) Mengingatkan orang tua/wali pesertadidik atau pesertadidik


untuk mengumpukan foto aktifitas/lembar tugas atau file
penugasan
c) Memberikan umpan balik terhadap hasil karya/tugas
pesertadidik/lembar refleksi pengalaman belajar
d) Kegiatan penutup diakhiri dengan membaca doa, guru
memberikan informasi kepada peserta didik tentang
materi/kompetensi yang akandipelajari pada pertemuan
berikutnya dan memberikan pesan moral serta informasi tentang
pandemic covid 19

Kegiatan pembelajaran dilakukan secara Luring


Pelaksanaan Belajar dari Rumah (BDR ) di SDN PANDANREJO
II menyesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa dan orang tua
siswa. Hal yang menjadi pertimbangan adalah akses internet,
kepemilikan perangkat IT siswa, kemampuan IT siswa dan orang
tua, dan kesiapan guru. Berdasarkan hasil pengamatan pihak
sekolah bahwa akses internet di sekitar sekolah cukup baik tetapi
tidak semua siswa memiliki perangkat IT, disamping itu kesiapan
guru menggunakan aplikasi masih belum maksimal, oleh karena itu
pelaksanaan Belajar dari Rumah di SDN PANDANREJO II
dilaksanakan dengan pembelajaran Luring menggunakan media
buku dan modul dan bahan ajar dari lingkungan. Adapun Langkah-
langkah pembelajaran Luring sebagai berikut :

1. Kegiatan Pra Pembelajaran


a) Guru menyiapkan RPP, bahan ajar, jadwal dan penugasan
b) Jadwal pembelajaran dan penugasan belajar dikirim melalui
kurir atau diambil oleh orangtua/wali pesertadidik sekali
seminggu di akhir minggu dan atau disebarkan melalui media
komunikasi yang tersedia.
c) Guru memastikan semua peserta didik telah mendapatkan
bahan ajar, lembar jadwal dan penugasan.
d) Guru dan orangtua/wali peserta didik yang bertemu untuk
menyerahkan jadwal dan penugasan diwajibkan melakukan
prosedur keselamatan pencegahan COVID-19.

2. Saat Pembelajaran
a) Pembelajaran luring dibantu orang tua/wali pesertadidik sesuai
dengan jadwal dan penugasan yang telah diberikan.
b) Guru dapat melakukan kunjungan kerumah peserta didik untuk
melakukan pengecekan dan pendampingan belajar dengan
wajib melakukan prosedur pencegahan penyebaran COVID19.
c) Berdoa Bersama sebelum dan sesudah belajar.
3. Pasca Pembelajaran
a) Setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan
pemantauan belajar harian.
b) Orang tua/wali peserta didik memberikan tandatangan pada
tiap sesi belajar yang telah tuntas di lembar pemantauan harian
c) Memberikan tambahan muatan penugasan yaitu Pendidikan
kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemic COVID-19.
Selain itu, menambahkan konten rekreasional dan ajakan
melakukan olahraga/ kegiatan fisik dalam upaya menjaga
kesehatan mental dan fisik peserta didik selamamasa belajar
dari rumah.
d) Hasil penugasan dan lembar pemantauan aktivitas harian
dikumpulkan setiap akhir minggu sekaligus mengambil jadwal
dan penugasan untuk minggu berikutnya yang dilakukan
pengirimannya dapat juga melalui alat komunikasi atau kurir.

2. PENGELOLAAN KELAS
a. PedomanPengelolaan Kelas pada Sekolah yang berada pada zona hijau
atau Kuning
Kegiatan pembelajaran berbentuk kelas nyata atau tatap muka dilaksanakan
berdasarkan rekomendasi dari pemerintah daerah setempat atau kantor
kementerian agama, dengan alas an bahwa semua peserta didik, pendidik
dan tenaga kependidikan bertempat tinggal di zona hijau, namun
pelaksanaan proses pembelajaran tetap mengikuti kepada protokol
Kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah baik dari segi sarana prasarana,
metode pembelajaran maupun jumlah peserta didik dalam satu kelas, Bila
ruang kelas tidak mencukupi, maka proses pembelajaran dilaksanakan secara
sift pagi dan siang sesuai dengan Kondisi Khusus .Atau pembelajaran dapat
dilakukan dengan membagi menjadi dua kelompok masing-masing kelompok
secara bergiliran dengan cara melakukan pembelajaran 3 hari tatap muka
dan 3 hari secara daring/ luring pada masing-masing kelompok secara
bergantian.
Kegiatan pembelajaran kelas nyata dimulai pada bulan keempat untuk
jenjang Sekolah dasar. Namun pelaksanaan pembelajaran kelasn yata akan
dihentikan apabila ada perubahan kondisi menjadi Kondisi Khusus pada
lingkungan sekolah dan sekitarnya

b. Pedoman Pengelolaan Kelas pada Sekolah yang berada pada zona merah
1) Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh atau kelas
virtual Dalam Jaringan (Daring) yaitu bagi peserta didik yang terpenuhi
fasilitasnya berupa laptop Hp android maupun jaringan internet, sekolah
dan guru menggunakan aplikasi pembelajaran digital dengan
menyediakan menu/pengaturan kelas virtual antara lain Elearning
Sekolah dari Kementerian Agama, dan/atau aplikasi lain yang sejenis.
Pada proses bembelajaran Daring tatap muka virtual juga dilakukan
melalui video conference, teleconference, dan/atau diskusi dalam group
di media social atau aplikasi pesan, hal tersebut dilakukan untuk
memastikan adanya interaksi/ komunikasi dua arah antara guru dengan
peserta didik.
2) Untuk pembelajaran jarak jauh Luar Jaringan (Luring) dilaksanakan bagi
peserta didik yang belum terpenuhi fasilitasnya berupa laptop, Hp
android maupun jaringan internet, guru dan peserta didik menggunakan
vasilitas melalui media buku, modul, dan bahan ajar dari lingkungan
sekitar. Selain itu, para peserta didik juga dapat menggunakan media
televisi dan radio atau pengiriman bahan ajar menggunakan kurir.
3) Dalam pelaksanaan Kegiatan pembelajaran jarak jauh baik Daring maupun
Luring, jadwal kelas diatur secara proporsional, yaitu dalam sehari hanya
ada satu atau dua kelas virtual, hal tersebut dilakukan agar peserta didik
tidak berada di depan komputer/laptop/HP seharian penuh. Disamping
itu juga untuk menghemat penggunaan paket data internet.

B. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM


Struktur kurikulum merupakan pengorganisasian kompetensi inti, mata pelajaran, beban
belajar, kompetensi dasar, dan muatan pembelajran pada satuan pendidikan. Struktur
kurikulum sekolah dasar berpedoman pada Permendikbud RI Nomor 67 Tahun 2013
kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah dasar, adapun komponen kurikulumnya
sebagai berikut:
A. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu, melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai
berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan

4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar pada kondisi khusus
mengacu pada Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Nomor : 018/ H/ KR/ 2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 13 pada Penddidkan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah Atas untuk kondisi khusus dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 1: Kompetensi Inti Kelas I, II, dan III Sekolah Dasar

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS I KELAS II KELAS III
1. Menerima dan 1.Menerima dan 1.Menerima, menjalankan,
menjalankan ajaran agama menjalankan ajaran agama dan menghargai ajaran
yang dianutnya yang dianutnya agama yang dianutnya
2.Menunjukkan perilaku 2.Menunjukkan perilaku 2.Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jujur, disiplin, tanggung jujur, disiplin, tanggung
daerahb, santun, peduli, daerahb, santun, peduli, daerahb, santun, peduli,
dan percaya diri dalam dan percaya diri dalam dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan berinteraksi dengan berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan guru keluarga, teman, dan guru keluarga, teman, guru, dan
tetangganya
3.Memahami pengetahuan 3.Memahami pengetahuan 3.Memahami pengetahuan
faktual dengan cara faktual dengan cara faktual dengan cara
mengamati (mendengar, mengamati (mendengar, mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan melihat, membaca) dan melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa menanya berdasarkan rasa menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentangdirinya, ingin tahu tentang dirinya, ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan makhluk ciptaan Tuhan makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan dan kegiatannya, dan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang benda-benda yang benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan dijumpainya di rumah dan dijumpainya di rumah dan
di sekolah di sekolah di sekolah
4.Menyajikan pengetahuan 4.Menyajikan pengetahuan 4.Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang faktual dalam bahasa yang faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis dalam karya jelas dan logis, dalam karya jelas, sistematis dan logis,
yang estetis, dalam yang estetis, dalam dalam karya yang estetis,
gerakan yang gerakan yang dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, mencerminkan anak sehat, mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang dan dalam tindakan yang dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku mencerminkan perilaku mencerminkan perilaku
anak berimandan anak beriman dan anak beriman dan
berakhlak mulia berakhlak mulia. berakhlak mulia
Tabel 2: Kompetensi Inti Kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS IV KELAS V KELAS VI
1.Menerima, menjalankan, 1.Menerima, menjalankan, 1.Menerima, menjalankan,
dan menghargai ajaran dan menghargai ajaran dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya agama yang dianutnya
2.Menunjukkan perilaku 2.Menunjukkan perilaku 2.Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jujur, disiplin, tanggung jujur, disiplin, tanggung
daerahb, santun, peduli, daerahb, santun, peduli, daerahb, santun, peduli,
dan percaya diri dalam dan percaya diri dalam dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan berinteraksi dengan berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan keluarga, teman, guru, dan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya tetangganya serta cinta tetangganya serta cinta
tanah air tanah air

3. Memahami pengetahuan 3.Memahami pengetahuan 3.Memahami pengetahuan


faktual dengan cara faktual dan konseptual faktual dan konseptual
mengamati dan menanya dengan cara mengamati, dengan cara mengamati,
berdasarkan rasa ingin menanya dan mencoba menanya dan mencoba
tahu tentang dirinya, berdasarkan rasa ingin berdasarkan rasa ingin
makhluk ciptaan Tuhan tahu tentang dirinya, tahu tentang dirinya,
dan kegiatannya, dan makhluk ciptaan Tuhan makhluk ciptaan Tuhan
benda-benda yang dan kegiatannya, dan dan kegiatannya, dan
dijumpainya di rumah, di benda- benda yang benda-benda yang
sekolah dan di tempat dijumpainya di rumah, di dijumpainya di rumah, di
bermain sekolah dan tempat sekolah dan di tempat
bermain bermain
4.Menyajikan pengetahuan 4.Menyajikan pengetahuan 4.Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang faktual dan konseptual faktual dan konseptual
jelas, sistematis dan logis, dalam bahasa yang dalam bahasa yang jelas,
dalam karya yang estetis, jelas,sistematis, logis d an sistematis, logis dan kritis,
dalam gerakan yang kritis, dalam karya yang dalam karya yang estetis,
mencerminkan anak sehat, estetis, dalam gerakan dalam gerakan yang
dan dalam tindakan yang yang mencerminkan anak mencerminkan anak sehat,
mencerminkan perilaku sehat, dan dalam tindakan dan dalam tindakan yang
anak beriman dan yang mencerminkan mencerminkan perilaku
berakhlak mulia perilaku anak beriman dan anak beriman dan
berakhlak mulia berakhlak mulia

Sedangkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pelajaran yang digunakan sebagai
acuan dalam penyusunan RPP ,pelaksanaan pembelajaran dan penilaian adalah sesuai
dengan Lampiran Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Nomor : 018/ H/ KR/ 2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 13 pada Penddidkan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah Atas untuk Kondisi Khusus. (KI KD terlampir )

B. Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu yang sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu
untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana tabel berikut.

Tabel 3: Matapelajaran Sekolah Dasar

MUATAN PELAJARAN ALOKASI WAKTU PERMINGGU


Kelompok A I II III IV V VI
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
Pendidikan Pancasila dan
2 5 5 6 5 5 5
Kewarganegaran
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 4 4 4 4 4 4
Kesehatan
30 32 34 36 36 36

 Matapelajaran Kelompok A adalah kelompok matapelajaran yang kontennya


dikembangkan oleh pusat. Matapelajaran Kelompok B yang terdiri atas matapelajaran
Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah
kelompok matapelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi
dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
 Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu untuk
tiap matapelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta
didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
 Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal yang
dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
C. Muatan Lokal
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pasal 77 N
dinyatakan bahwa : (1) Muatan lokal untuk setiap satuan pendidikan berisi muatan dan
proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal, (2) Muatan lokal
dikembangkan dan dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan.
Selanjutnya, dalam Pasal 77 antara lain dinyatakan bahwa : (1) Pemerintah daerah
provinsi melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan
menengah, (2) Pemerintah daerah kabupaten/kota melakukan koordinasi dan supervisi
pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar, (3) Pengelolaan muatan lokal meliputi
penyiapan, penyusunan, dan evaluasi terhadap dokumen muatan lokal, buku teks
pelajaran, dan buku panduan guru dan (4) Dalam hal seluruh kabupaten/kota pada 1
(satu) provinsi sepakat menetapkan 1 (satu) muatan lokal yang sama, koordinasi dan
supervisi pengelolaan kurikulum pada pendidikan dasar dilakukan oleh pemerintah
daerah provinsi.
Muatan lokal sebagai bahan kajian yang membentuk pemahaman terhadap potensi
di daerah tempat tinggalnya bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan,
dan keterampilan kepada peserta didik agar :
a. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan
budayanya.
b. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai
daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada
umumnya.
c. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang
berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur
budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup muatan lokal adalah sebagai berikut :

a. Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah.


Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada
dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan
sosial budaya.

Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu
daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan
masyarakat tersebut, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta
potensi daerah yang bersangkutan. Kebutuhan daerah tersebut adalah seperti
kebutuhan untuk:

1. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah.

2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu sesuai dengan


keadaan perekonomian daerah.

3. Meningkatkan penguasaan Bahasa Inggris untuk keperluan peserta didik dan untuk
mendukung pengembangan potensi daerah, seperti potensi pariwisata.

4. Meningkatkan kemampuan berwirausaha.

b. Lingkup isi/jenis muatan lokal.

Lingkup isi/jenis muatan lokal dapat berupa: bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian
daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang
berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu untuk
pengembangan potensi daerah yang bersangkutan.

2. Prinsip Pengembangan

Pengembangan muatan lokal SDN PANDANREJO II memperhatikan beberapa prinsip


pengembangan sebagai berikut :

a. Utuh

Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan pendidikan berbasis


kompetensi, kinerja, dan kecakapan hidup.
b. Kontekstual

Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan budaya, potensi, dan


masalah daerah.

c. Terpadu

Pendidikan muatan lokal dipadukan dengan lingkungan satuan pendidikan, termasuk


terpadu dengan dunia usaha dan industri.

d. Apresiatif

Hasil-hasil pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam bentuk pertunjukkan, lomba-


lomba, pemberian penghargaan) di level satuan pendidikan dan daerah.

e. Fleksibel

Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan waktunya
bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan pendidikan.

f. Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan muatan lokal tidak hanya berorientasi pada hasil belajar, tetapi juga
mengupayakan peserta didik untuk belajar secara terus menerus.

g. Manfaat

Pendidikan muatan lokal berorientasi pada upaya melestarikan dan


mengembangkan budaya lokal dalam menghadapi tantangan global.

3. Strategi Pengembangan Muatan Lokal

Terdapat dua strategi dalam pengembangan muatan lokal, yaitu:

a. Dari bawah ke atas (bottom up)

Penyelenggaraan pendidikan muatan lokal dapat dibangun secara bertahap tumbuh dan
dari satuan-satuan pendidikan. Hal ini berarti bahwa satuan pendidikan diberi
kewenangan untuk menentukan jenis muatan lokal sesuai dengan hasil analisis konteks.
Penentuan jenis muatan lokal kemudian diikuti dengan penyusunan kurikulum yang
sesuai dengan identifikasi kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendukung. Jenis
muatan lokal yang sudah diselenggarakan satuan pendidikan kemudian dianalisis untuk
mencari dan menentukan bahan kajian umum / besarannya.

b. Dari atas ke bawah (top down)

Pada tahap ini pemerintah daerah) sudah memiliki bahan kajian muatan lokal
yang diidentifikasi dari jenis muatan lokal yang diselenggarakan satuan
pendidikan di daerahnya. Tim pengembang muatan lokal dapat menganalisis core
and content dari jenis muatan lokal secara keseluruhan. Setelah core and content
umum ditemukan, maka tim pengembang kurikulum daerah dapat merumuskan
rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk membuat kebijakan tentang jenis
muatan lokal yang akan diselenggarakan di daerahnya
4. Rambu-rambu pelaksanaan Muatan Lokal
Berikut adalah rambu-rambu pelaksanaan pendidikan muatan lokal di satuan
pendidikan :
a. Muatan lokal diajarkan pada setiap jenjang kelas mulai dari tingkat pra satuan
pendidikan hingga satuan pendidikan menengah. Khusus pada jenjang pra satuan
pendidikan, muatan lokal tidak berbentuk sebagai mata pelajaran.
b. Muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri dan bahan kajian
yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain dan pengembangan diri.
c. Alokasi waktu adalah 2 jam/minggu jika muatan lokal berupa mata pelajaran
khusus muatan lokal.
d. Muatan lokal dilaksanakan selama satu semester atau satu tahun atau bahkan
selama tiga tahun.
e. Proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek (kognitif, afektif,
psikomotor, dan action).
f. Penilaian pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk kerja, produk, dan
portofolio.
g. Satuan pendidikan dapat menentukan satu atau lebih jenis bahan kajian mata
pelajaran muatan lokal.
h. Penyelenggaraan muatan lokal disesuaikan dengan potensi dan karakteristik
satuan pendidikan.
i. Satuan pendidikan yang tidak memiliki tenaga khusus untuk muatan lokal dapat
bekerja sama atau menggunakan tenaga dengan pihak lain.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan sendiri. Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah
Pasuruan dan diterapkan di SDN PANDANREJO II kecamatan Beres berdasarkan kesepakatan
dari tim penyusun kurikulum bahwasanya SDN PANDANREJO II sangat perlu untuk
mengampu pelajaran Bahasa daerah, dan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) dengan alasan sebagai
berikut :

1. Bahasa Daerah

a) Latar Belakang

Bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, saling berbagi


pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan kemampuan
intelektual dan apresiasi sastra. Mata Pelajaran Bahasa daerah adalah program
pengajaran bahasa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa
daerah serta sikap posisi Bahasa daerah.
Pembelajaran Bahasa Daerah memiliki peran sentral dalam mengembangkan
dan melestarikan budaya daerah. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta
didik mengenal dirinya, dan budaya daerahnya. Selain itu, pembelajaran bahasa juga
membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan
kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Bahasa Daerah merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis dalam
kehidupan sehari-hari pada lingkungan masyarakat pada daerah tertentu.
Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan,
dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan
berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni
kemampuan memahami atau menghasilkan teks lisan atau tulis yang direalisasikan
dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau
menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata
pelajaran Bahasa Daerah diarahkan untuk mengembangkan kebudayaan daerah
tertentu sesuai dengan keberadaan daerah tersebut. Selain itu pembelajaran Bahasa
daerah berfungsi sebagai :
1. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa daerah untuk
melestarikan dan mengembangkan budaya daerah dalam rangka kelangsungan
pengembangan bahasa.
2. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa daerah untuk
mewujudkan dan mengembangkan pengetahuan tentang sastra daerah.
3. Sarana pembinaan pemakaian dan penyebarluasan bahasa daerah yang baik untuk
berbagai keperluan yang menyangkut berbagai masalah.
4. Sarana pengembangan penalaran.
5. Sarana pengambangan budi pekerti luhur.

b) Tujuan

Muatan lokal mata pelajaran Bahasa Daerah bertujuan untuk :


 Siswa menghargai dan membanggakan Bahasa daerah sebagai bahasa daerah dan
berkewajiban mengembangkan serta melestarikan.
 Siswa memahami bahasa daerah dari segi bantuk, makna, dan fungsi serta
menggunakannya dengan tepat untuk bermacam-macam tujuan, keperluan dan
keadaan misalnya : di sekolah, di rumah, di masyarakat dengan baik dan benar.
 Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa daerah yang baik dan benar
untuk meningkatkan keterampilan, kemampuan intelektual (berfikir kreatif,
menggunakan akal sehat, menerapkan kemampuan yang berguna, menggeluti
konsep abstrak, dan memecahkan masalah), kematangan emosional dan sosial.
 Siswa dapat bersikap lebih positif dalam tata kehidupan sehari-hari dalam
lingkungannya.
c) Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran bahasa daerah meliputi penguasaan kebahasaan,


kemampuan memahami, mengapresiasi sastram dan kemampuan menggunakan
Bahasa daerah, yang dijabarkan dalam aspek aspek kebahasaan (mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis dan apresiasi sastra).

Selain ruang lingkup tersebut juga ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran Bahasa daerah adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan pengajaran Bahasa daerah lebih ditekankan pada penggunaan
Bahasa daerah yang baik dan benar terlebih unggah-ungguh basa untuk
berkomunikasi.
2. Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi
misalnya untuk menyatakan sikap emosional, menyatakan sikap moral,
menyatakan perintah, dan untuk bersosialisasi.
3. Pembelajaran kebahasaan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman penggunaan bahasa.
4. Pembelajaran bahasa perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengajaran antara
lain dari yang mudah ke yang sukar, dari hal-hal yang dekat ke yang jauh, dari
yang sederhana ke yang rumit, dari diketahui ke yang belum diketahui, dan
dari yang konkrit ke yang abstrak.
5. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa juga
untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan bernalar, memperluas wawasan,
dan mempertajam kepekaan perasaan siswa.
6. Pembelajaran bahasa mencakup aspek mendengarkan / menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut dilaksanakan secara terpadu.
7. Pembelajaran kosa kata disajikan dalam konteks bacaan dipadukan dengan
kegiatan pembelajaran mendengar, berbicara, membaca, dan menulis serta
pembelajaran sastra. Usaha memperkaya kosa kata dilakukan secara terus
menerus dan aspek diperoleh melalui surat kabar, majalah, pidato, dan
sebagainya.
8. Pembelajaran sastra yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan
mengapresiasi karya sastra. Kegiatan apresiasi karya sastra berkaitan erat
dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran, dan daya imajinasi serta
kepekaan terhadap masyarakat, budaya, dan lingkungan hidup.
9. Bahan pelajaran kebahasaan mencakup lafal, ejaan, tanda baca, struktur, kosa
kata, paragraf, huruf daerah, angka daerah, dan wacana. Penekanan
pembelajaran kebahasaan bukan pada pembahasan bagian-bagian kalimat,
paragraf atau wacana, melainkan pada pembangunan gagasan melalui
hubungan antar kata dalam kalimat, antar kalimat dalam paragraf, antar
paragraf dalam wacana yang utuh.
10. Bahan pelajaran pemahaman bahasa diambil dari bahan mendengarkan dan
membaca yang meliputi pengembangan kemampuan untuk menyerap gagasan,
pendapat, pengalaman, pesan, dan perasaan yang dilisankan atau ditulis. Bahan
pelajaran pemahaman mencakup pula karya sastra daerah.
11. Bahan pelajaran penggunaan bahasa diambil dari bahan berbicara dan menulis
yang meliputi pengembangan kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat,
pengalaman, pesan, dan perasaan.
12. Pemilihan bahan sastra dapat dikaitkan dengan tema dan dapat juga tidak.
13. Tema digunakan untuk pemersatu kegiatan berbahasa serta untuk
pengembangan dan perluasan penguasaan perbendaharaan kata siswa. Dengan
menggunakan tema, pembelajaran bahasa berlangsung materi yang berkaitan
dengan tema.
14. Sumber belajar berupa: (1). Buku-buku pelajaran yang sesuai: buku bacaan,
bunga rampai, kamus, ensiklopedi. (2). Media cetak: surat kabar, majalah. (3).
Media ekektronika: radio, radio kaset, televisi, video. (4). Lingkungan: alam,
sosial, budaya. (5). Nara sumber. (6). Pengalaman dan minat siswa. (7). Hasil
karya siswa.

Penilaian proses dan hasil belajar bahasa daerah mencakup pengetahuan,


keterampilan dan sikap berbahasa.

d) Jenis dan Strategi Pelaksanaan

1. Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan daerah yaitu penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa budaya yang
harus dilestarikan yang diputuskan dalam kurikulum Bahasa daerah di Propinsi
daerah Timur.

2. Pelaksanaan muatan lokal Bahasa daerah disesuaikan dengan karakteristik


sekolah dan kebutuhan peserta didik. Hal ini karena karakteristik sekolah berada
di lingkungan yang rata-rata penggunaan bahasa daerahnya adalah Bahasa
daerah. Sedangkan kesesuaian dengan kebutuhan peserta didik karena pada
dasarnya peserta didik yang bersekolah di SDN PANDANREJO II rata-rata
menggunakan bahasa Ibu dalam kesehariaanya yaitu Bahasa daerah.

e) Uraian Jenis dan Pelaksanaan Muatan Lokal Bahasa daerah

Pelaksanaan program muatan lokal Bahasa daerah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut:

1. Muatan lokal Bahasa daerah dilaksanakan 2 jam pelajaran per minggu dengan alokasi
waktu dalam tiap jamnya 35 menit dan terdapat penambahan 1 jam pelajaran pada
tiap minggunya.

2. Muatan lokal Bahasa daerah dilaksanakan serentak dari kelas 1 sampai dengan kelas
6.

3. Waktu pelaksanaan mata pelajaran Bahasa daerah dilaksanakan serentak dari kelas 1
sampai dengan kelas 6 sesuai dengan jadwal pelajaran kelas masing – masing.

4. Dalam pembelajarannya dilakukan juga evaluasi seperti mata pelajaran yang lain yang
berupa ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan kenaikan kelas, dan masuk
dalam ujian sekolah.

5. Untuk ujian sekolah dilakukan melalui tes tulis dan praktik, sedangkan untuk tes yang
lain dilakukan dengan tes tulis.

2. Baca Tulis Al Qur’an

a) Latar Belakang
Perubahan besar yang terjadi pada masyarat dan bangsa Indonesia
khususnya serta masyarakat dan bangsa-bangsa di dunia pada umumnya menuntut
adanya penyesuaian-penyesuaian tertentu dalam bidang pendidikan. Pendidikan
tidak cukup lagi diselenggarakan secara tradisional, berjalan apa adanya target yang
jelas dan tidak adanya prosedur pencapaian target yang terbukti efektif dan efisien.
Kurikulum Baca Tulis Al Qur’an disusun sebagai salah satu upaya mewujudkan
keinginan Pasuruan sebagai kota santri, upaya implementasi Visi Pendidikan
Kabupaten Pasuruan dan upaya melaksanakan salah satu Misinya yaitu
meningkatkan pengamalan nilai-nilai agama untuk mewujudkan kualitas keimanan
dsan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Sesuai dengan kerangka pikir diatas, kurikulum baca tulis Al Qur’an SD/MI
di kembangkan dengan pendekatan sebagai berikut :
1. Lebih menitikberatkan target kompetensi kebutuhan dan sumber daya
pendidikan yang tersedia.
2. Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan
yang tersedia.
3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksanaan pendidikan di
lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan.
Kurikulum baca tulis Al Qur’an SD/MI yang dikembangkan dengan
pendekatan tersebut diharapkan mampu menjamin pertumbuhan keimanan dan
ketaqwaan terhadap Allah SWT, kecintaan kepada Al Qur’an sebagai pedoman
hidup dan Rahmat bagi ummat manusia, serta sebagai ciri khas masyarakat
Kabupaten Pasuruan yang agamis.
Kehidupan dan peradaban manusia senantiasa mengalami perubahan.
Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas
pendidikan, salah satunya melalui penyempurnaan kurikulum. Kualitas pendidikan
yang tertinggi diperlukan untuk menciptakan kehiduoan yang cerdasm damai,
terbuka, demokratis dan mampu bersaing.
Dalam konteks SD/MI, agar lulusannya memiliki keunggulan kompetitif
dan komperatif, maka kurikulum Baca Tulis Al Qur’an perlu dikembangkan dengang
berkesinambungan.Selanjutnya, basis kompetensi yang dikembangkan di SD harus
menjalin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, dengan
pengenalan baca tulis Al Qur’an secara mendasar. Dengan pertimbangan ini, maka
disusun kurikulum Baca Tulis Al Qur’an untuk standar anak-anak tingkat SD/MI.
Standar ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam mengembangkan
kurikulum baca tulis Al Qur’an di SD/MI se Kabupaten Pasuruan.
Oleh karena itu, peranan dan efektifitas pendidikan Baca Tulis Al Qur’an
sebagai landasan bagi pengembangan spritual terhadap kesejahteraan masyarakat
mutlak harus ditingkatkan, karena asumsinya adalah jika Pendidikan Agama (yang
meliputi baca tulis Al Qur’an) yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual
dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.

Pendidikan baca tulis Al Qur’an di SD/MI sebagai bagian yang integral dari
Pendidikan Agama Islam, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan
dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi secara substansial
mata pelajaran baca tulis Al Qur’an memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan dan
akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan baca tulis Al Qur’an dimaksudkan untuk memberikan motivasi,
bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung
dalam Al Qur’an sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari sebagai
menifestasi iman dan taqwa kepada Allah SWT.

b) Tujuan dan Fungsi


Mata pelajaran Pendidikan Baca Tulis Al Qur’an bertujuan untuk memberikan
kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan dan
menggemari Al Qur’an serta menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan isi
kandungan ayat-ayat Al Qur’an untuk mendorong, membina dan membimbing
akhlak dan perilaku peserta didik agar berpedoman kepada dan sesuai dengan isi
kandungan ayat-ayat Al Qur’an.
Sedangkan fungsi dari Pendidikan Baca Tulis Al Qur’an adalah sebagai
berikut :
a) Menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik membaca dan menulis Al
Qur’an.
b) Mendorong, membimbing dan membina kemauan dan kegemaran untuk
membaca Al Qur’an.
c) Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan pengamalan
kandungan ayat-ayat Al Qur’an dalam perilaku peserta didik sehari-hari.
d) Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang
yang setingkat lebih (SMT/MTs).

c) Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Baca Tulis Al Qur’an meliputi aspek-aspek sebagai
berikut :
a) Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al Qur’an.
b) Hafalan surat-surat pendek.
c) Pemahaman kandungan surat-surat pendek.
d) Penerapan Tajwid dalam membaca Al Qur’an.
e) Menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid dalam bacaan Al Qur’an.

d) Jenis dan Strategi Pelaksanaan

1. Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan
bijakan daerah yaitu Pasuruan sebagai Kabupaten Santri seperti yang tertera
pada Perda Kab. Pasuruan No. 17 Tahun 2006 dan Peraturan Bupati Pasuruan
No. 36 Tahun 2007.

2. Pelaksanaan muatan lokal BTQ disesuaikan dengan karakteristik sekolah dan


kebutuhan peserta didik. Hal ini karena karakteristik sekolah berada di
lingkungan mayoritas beragama Islam dan membentuk akhlakul karima
masyarakat sekitar sekolah.
e) Uraian Jenis dan Pelaksanaan Muatan Lokal BTQ

Pelaksanaan program muatan lokal BTQ dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Muatan lokal BTQ dilaksanakan 2 jam pelajaran per minggu dengan alokasi waktu
dalam tiap jamnya 35 menit.
2. Muatan lokal BTQ dilaksanakan serentak dari kelas 1 sampai kelas 5.
3. Pelaksanaannya tergantung dari jadwal masing – masing kelas secara bergiliran dari
kelas 1 sampai kelas 5
4. Dalam pembelajarannya dilakukan juga evaluasi seperti mata pelajaran yang lain
yang berupa ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan kenaikan kelas, dan
EBTA (evaluasi tahab akhir) untuk Kelas V semester II.
5. Untuk EBTA dilakukan melalui tes tulis dan praktik, sedangkan untuk tes yang lain
dilakukan dengan tes tulis.
6. Dalam pelaksanaan Kegiatan belajar mengajar pagi hari dilantunkan “asmaul
husnah”

D. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester dan satu tahun pembelajaran. Beban belajar kurikulum 13
yang dilaksanakan SDN PANDANREJO II kecamatan Beres mengacu pada permendikbud
Nomor 67 tahun 2013 tentang Kerangka dasar Kurikulum 13. Berdasarkan permendikbud
tersebut, satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran sesuai dengan kebutuhan.
Dan SDN PANDANREJO II memberikan jam pelajaran pada Bahasa Daerah dan BTQ
masing-masing 2 jam pelajaran, sehingga beban belajar di SDN PANDANREJO II sbb :

1. Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan dalam jam


pembelajaran per minggu.
a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 34 jam pembelajaran.
b. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 36 jam pembelajaran
c. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 38 jam pembelajaran
d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V adalah 40 jam, dan
e. VI adalah 38 jam
Durasi setiap jam pembelajaran adalah 30 menit. Ada pengurangan 5 menit dari
keadaan normal.

2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 20 minggu.
3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu
4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak
40 minggu
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan
untuk mencapai standart lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta
didik.

Pada masa pandemi covid-19 tidak ada kegiatan pembelajaran tatap muka,
tetapi dengan kegiatan Belajar dari Rumah (BDR ) dengan beban belajar per jam
pembelajaran 30 menit. Untuk memperluas dan memperdalam materi pelajaran guru
memberikan tugas secara individu baik berupa pengetahuan maupun ketrampilan
TABEL 2.3

BEBAN BELAJAR KEGIATAN TATAP MUKA KESELURUHAN DI

SDN PANDANREJO II

Satu Jampel / Jumlah Jampel / Minggu Efektif / Waktu Pemb /


Kelas
Menit Minggu Tahun Tahun

I 30 34 38 1292

II 30 36 38 1368

III 30 38 38 1444

IV 30 40 38 1520

V 30 40 38 1520

VI 30 38 38 1444

2. Pengaturan Alokasi Waktu Pembelajaran


Alokasi waktu pembelajaran di SDN PANDANREJO II telah ditentukan
seperti yang tercantum pada tabel 2.3 dengan rincian sebagai sebagai berikut:
a. Alokasi waktu per jam tatap muka mata pelajaran adalah 30 menit.
b. Jumlah jam per minggu untuk kelas rendah I, II, dan III sebanyak 34 - 38 Jam per
minggu, dan untuk kelas IV, V dan VI sebanyak 38 - 40 Jam per minggu.
1) Pendidikan Agama alokasi waktunya 4 jam pelajaran per minggu.
2) Pendidikan Kewarganegaraan alokasi waktunya 5 jam pelajaran per minggu.
3) Bahasa Indonesia alokasi waktunya kelas 1,2,3 masing-masing 8,9,10 jam
pelajaran per minggu, kelas 4,5,6 masing-masing 7 jam pelajaran per minggu
4) Matematika alokasi waktunya 5 jam pelajaran per minggu untuk kelas 1, dan 6
jam pelajaran per minggu untuk kelas 2 sampai 6
5) Ilmu Pengetahuan Alam alokasi waktunya 3 jam pelajaran per minggu untuk
kelas 4,5,dan 6
6) Ilmu Pengetahuan Sosial alokasi waktunya 3 jam pelajaran per minggu untuk
kelas 4,5, dan 6
7) Seni Budaya dan Keterampilan mendapatkan alokasi waktu 2 jam pelajaran per
minggu.
8) Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan mendapatkan alokasi waktu 4 jam
pelajaran per minggu.
9) Muatan lokal yang terdiri dari Bahasa daerah, dan BTQ masing-masing
mendapatkan alokasi waktu 2 jam pelajaran per minggu.
Beban belajar siswa pada masa pandemi covid-19 per minggu tidak ada perubahan
artinya sama dengan permendikbud Nomor 67 tahun 2013, hanya pelaksanaannya
tidak lagi tatap muka di kelas tetapi dengan belajar dari rumah.

E. Kegiatan Pengembangan Diri


Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri dapat
dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler, Bimbingan konseling, pembiasaan dan
keteladanan.

Dalam kondisi pandemi Covid-19, sekolah melaksanakan Pembelajaran dari Rumah (BDR )
Demi keamanan dan keselamatan anak-anak,maka kegiatan pengembangan diri di sekolah
tidak bisa dilaksanakan. Diharapkan selama siswa belajar di rumah orang tua dapat
memberikan bimbingan berupa penanaman sikap dan ketrampilan melalui pembiasaan
dan keteladanan yang dapat menumbuhkan sikap dan karakter yang positif. Misalnya
melatih dan membiaskan anak tanggung daerahb, disiplin, kerja keras, mandiri dan
terampil.

F. Ketuntasan Belajar
1) Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian
hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0–100%. Kriteria ideal
ketuntasan untuk masing-masing indikator 75 %. Sekolah harus menentukan kriteria
ketuntasan minimal sebagai target pencapaian kompetensi (TPK) dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan
sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah secara
bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan
belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

Adapun penentuan KKM berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

1. Kompleksitas Kompetensi Dasar

Kompleksitas adalah tingkat kesulitan dari Kompetensi yang akan dicapai, semakin sulit
kompetensi yang akan dicapai berarti nilainya semakin rendah.

2. Sumber Daya Pendukung (Pendidik dan Sarana Prasarana)

Segala sumber yang dapat mendukung tercapainya kompetensi, terutama dari


pendidik yang mempunyai kapasitas tinggi dan sarana prasarana yang menunjang.

3. Intake (potensi siswa)

Potensi dari siswa untuk dapat mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

Di SDN PANDANREJO II penentuan KKM kelas I s/d kelas VI dilakukan sebagai


berikut:

1. Dibuat di awal tahun pelajaran baik semester I maupun semester II


2. Setiap kelas merekap KKM semester I dan semester II menjadi KKM kelas
3. Kepala Sekolah merekap KKM setiap kelas menjadi KKM sekolah yang akan
dimasukkan pada dukumen I kurikulum.
Berikut ini tabel nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang menjadi target pencapaian
kompetensi (TPK) di SDN PANDANREJO II tahun pelajaran 2022/2023

Tabel 3 :

Rekapitulasi KKM

Komponen Kreteria Ketuntasan Minimal


Kelompok A I II III IV V VI
1 Pendidikan Agama dan Budi pekerti 70 70 70 70 70 70
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran 70 70 70 70 70 70
3 Bahasa Indonesia 70 70 70 70 70 70
4 Matematika 70 70 70 70 70 70
5 Ilmu Pengetahuan Alam 70 70 70 70 70 70
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 70 70 70 70 70 70
Kelompok B 70 70 70 70 70
1 Seni Budaya dan Prakarya 70 70 70 70 70 70
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 70 70 70 70 70 70

3 Muatan Lokal 70 70 70 70 70 70
1. Bahasa Daerah 70 70 70 70 70 70
2. BTQ 70 70 70 70 70 70
KKM MINIMAL 70

Berdasarkan rekap KKM diatas dapat ditetapkan bahwa Kreteria Ketuntasan Minimal SDN
PANDANREJO II pada tahun pelajaran 2020/ 2021 adalah 70 selanjutnya KKM dari satuan
pendidikan tersebut digunakan dasar dalam menentukan rentang predikat nilai siswa dengan
rumus :

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝐾𝐾𝑀
Rentang predikat = = 11, 66 sehingga panjang interval untuk setiap predikat
3

adalah 11 dan 12

Karena rentang predikat nilainya 11 dan 12 maka rentang predikat nilai semua muatan pelajaran
adalah sebgai berikut :

Predikat Rentang nilai

A ( sangat Baik ) 88 < A < 100

B ( Baik ) 76 < B < 88

C ( Cukup ) 65 < C < 76

D (Perlu bimbingan ) D < 65

3. Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap criteria :


1. Kompleksitas : - Tinggi = 50-64
- Sedang = 65-80
- Rendah = 81-100
2. Daya dukung : - Tinggi = 81-100
- Sedang = 65-80
- Rendah = 50-64
3. Intake : - Tinggi = 81-100
- Sedang = 65-80
- Rendah = 50-64
Jika indikator memiliki Kriteria: kompleksitas sedang, daya dukung tinggi dan intake
sedang  KKM adalah rata-rata setiap unsur dari kriteria yang kita tentukan.

2. Upaya Sekolah Dalam Meningkatkan KKM


Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan KKM untuk mencapai KKM
ideal (100%), diperlukan beberapa kreteria diantara lain:
1. Meningkatkan sarana dan prasarana seperti media pembelajaran, buku-buku
penunjang, menciptakan berbagai alat peraga yang murah dan inovatif dari guru.
2. Meningkatkan kemampuan guru melalui kegiatan KKG, Seminar, Loka karya, Diklat,
dan Workshop yang dilakukan oleh gugus sekolah atau pihak lain yang mendukung
dan relevan dengan pembelajaran di sekolah.
3. Meningkatkan supervisi kelas untuk lebih memacu guru dalam mempersiapkan
pembelajaran dan meningkatkan kualitas pendidikan di SDN PANDANREJO II
4. Mengadakan program remidi, tambahan pelajaran, bimbingan khusus dan pendekatan
personal ( Personal approach ) bagi siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM.

1. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian hasil belajar pada kondisi khusus memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
a. Penilaian hasil belajar mengacu pada regulasi/ juknis penilaian hasil belajar
dari Kemdikbud RI dengan penyesuaian masa darurat.
b. Penilaian hasil belajar mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek
keterampilan.
c. Penilaian hasil belajar berbentuk antara laian portofolio, penugasan, proyek,
praktek, tulis dan bentuk lainnya, yang diperoleh melalui tes daring, dan/atau
bentuk asesmen lainnya yang memungkinkan ditempuh secara jarak jauh dan
tetap memperhatikan protocol kesehatan dan/atau keamanan.
d. Penilaian meliputi penilaian harian (PH), Penilaian Tengah Semester (PTS)
penilaian akhir semester (PAS) dan penilaian akhir tahun (PAT).
e. Penilaian dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang bermakna, dan
tidak dipaksakan untuk mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara
menyeluruh;
f. Pemberian tugas kepada peserta didik dan penilaian hasil belajar pada masa
Belajar dari Rumah dilaksanakan bervariasi anta rpeserta didik, sesuai minat
dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjanganakses
/ketersediaan fasilitas belajar di rumah.Pemberian tugas diberikan secara
proporsional atau tidak berlebihan dengan tujuan perlindungan kesehatan,
keamanan, dan motivasi peserta didik selama masa darurat tetap terjaga.
g. Hasil belajar peserta didik dikirim ke guru antara lain berupa foto, gambar,
video, animasi, karyaseni dan bentuk lain tergantung jenis kegiatannya dan
yang memungkinkan diwujudkan di masa darurat.
h. Terkait penugasan yang diberikan oleh guru, waktu pembelajaran dan
pengerjaan tugas disesuaikan dengan jadwal ayang/siaran dan waktu
pengumpulan tugas setiap akhir minggu atau disesuaikan dengan kondisi
peserta didik dan ketersediaan waktu peserta didik dan orangtua/wali
i. Dari hasil belajar tersebut, guru melakukan penilaian baik dengan teknik skala
capaian perkembangan, maupun hasil karya.
j. Guru melakukan analisis untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar yang
muncul lalu dilakukan skoring.

2. Kenaikan Kelas ( sekolah dapat melakukan kebijakan sesuai dengan kondisi di


masing-masing lembaga)
1. Peserta didik yang naik kelas ditentukan oleh sekolah dalam suatu rapat
Dewan Guru dengan mempertimbangkan KKM, sikap / penilaian / budi pekerti,
dan kehadiran peserta didik yang bersangkutan
2. Peserta didik dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program
pembelajaran pada dua semester di kelas yang telah diikuti
3. Pada raport semester genap tidak terdapat nilai di bawah KKM sebanyak lebih
dari 3 mata pelajaran untuk nilai pengetahuan (KI3) dan nilai ketrampilan (KI$)
4. Memiliki nilai minimal baik untuk aspek kepribadian pada semester yang
diikuti
5. Kehadiran siswa minimal 90%
6. Peserta didik dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan naik kelas.
7. Peserta didik yang tidak naik kelas harus mengulang di kelasnya

3. Kelulusan (menyesuaikan kondisi dan kebutuhan)


Kreteria kelulusan bagi siswa Kelas VI (enam) di SDN PANDANREJO II
Kecamatan Beres berdasarkan PP No. 13 Tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 72 ayat 1 yang berbunyi sebagai berikut:
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah setelah:

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.


b. Memperoleh nilai sikap/ prilaku minimal baik.
c. Lulus ujian satuan/ program pendidikan.
Ketentuan lebih lanjut tentang kreteria kelulusan akan diatur tersendiri dalam
permendikbud tentang ujian sekolah tahun pelajaran 2022/2023.

Adapun penentukan kelulusan di SDN PANDANREJO II dilakukan dengan


mekanisme sebagai berikut:
 Kelulusan peserta didik diputuskan dalam rapat dewan guru.
 Peserta didik yang dinyatakan lulus diberi ijazah dan raport sampai
dengan semester 2 kelas VI sekolah dasar.

5. Mutasi Peserta Didik


Mutasi peserta didik di SDN PANDANREJO II pada masa darurat sebagai berikut:
a. Mutasi masuk :
1) Sekolah masih ada peluang sehingga dikeluarkan surat keterangan kesediaan
menerima
2) Menunjukkan surat pindah dari sekolah/sekolah asal
3) Menunjukkan surat keterangan sehat dari Puskesmas
4) Menunjukkan rapot asli dari sekolah/sekolah asal yang telah direkomendasi oleh
instansi terkait.
5) Memenuhi pernyaratan administrative
b. Mutasi keluar
1) Mempunyai alasan yang jelas dan dibenarkan dibuktikan dengan surat
permohonan orang tua
2) Menunjukkan surat pernyataan diterima dari sekolah yang menjadi tujuan
mutasi.
3) Mengisi surat pernyataan untuk tidak kembali kesekolah asal
4) Memperoleh rekomendasi dari instansi yang terkait.
BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Kurikulum Sekolah pada jenjang pendidikan dasar diselenggarakan dengan mengikuti


kalender pendidikan pada setiap tahun pelajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu
dalam kegiatan proses belajar mengajar selama satu tahun pelajaran.Kalender pendidikan
meliputi : Permulaan Tahun Ajaran, Hari Efektif Pembelajaran, Hari Efektif Fakultatif, Libur
Semester, dan Libur hari Besar. Kalender pendidikan yang dibuat disesuaikan dengan kalender
pendidikan yang dibuat Dinas Pendidikan Provinsi daerah Timur.

A. Alokasi Waktu
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk
seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
pengembangan diri. Waktu libur adalah yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk
jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari
libur umum termasuk hari-hari besar nasional dan hari libur khusus.

Alokasi Waktu Pada Kalender Pendidikan

Tahun pelajaran 2022/2023

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu Efektif Belajar Semester I 136 hari Digunakan untuk kegiatan


(23 minggu efektif) pembelajaran efektif pada setiap
Semester II 128 hari (21
satuan pendidikan
Minggu efektif)

2. Jeda Tengah Semester Maksimum 2 Minggu Satu minggu setiap semester

3. Jeda Antar Semester Maksimum 2 Minggu Antara semester 1 dan 2

4. Libur Akhir Tahun Maksimum 3 Minggu Digunakan khusus untuk


Pelajaran penyiapan kegiatan dan
administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran

NO Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

5. Hari Libur Keagamaan 2 – 4 Minggu Daerah khusus yang memerlukan


libur keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

6. Hari Libur Umum / Maksimum 2 Minggu Disesuaikan dengan peraturan


Nasional pemerintah

7. Hari Libur Khusus Maksimum 1 Minggu Untuk satuan pendidikan sesuai


dengan ciri kekhususan masing-
masing

8. Kegiatan Khusus Sekolah Maksimum 3 Minggu Digunakan untuk kegiatan yang


diprogramkan secara khusus oleh
sekolah tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
B. Penetapan Kalender Pendidikan
Dengan memperhatikan pedoman penyusunan kalender pendidikan sebagaimana tercantum
dalam standar isi, maka kalender pendidikan SDN PANDANREJO II Tahun Pelajaran
2022/2023 sbb:

Penetapan Kalender Pendidikan di SDN PANDANREJO II Kecamatan Harapan


adalah sebagai berikut:
1. Permulaan tahun pelajaran adalah tanggal 12 Juli 2022 dan berakhir pada tanggal 25
Juni 2023
2. Jumlah minggu efektif belajar satu tahun pelajaran adalah 34-38 minggu dalam satu
tahun pelajaran.
3. Jumlah hari efektif dalam satu tahun pelajaran 244-264 hari yang digunakan untuk
pembelajaran, terbagi atas semester 1 sejumlah 138 hari dan semester 2 sejumlah 128
hari.
4. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
dan Menteri Agama dalam hal yang terkait hari raya keagamaan, Kepala Daerah
tingkat Kabupaten atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari
libur khusus.
5. Pemerintah Pusat / Provinsi / Kabupaten dapat menentukan hari libur serentak untuk
satuan-satuan pendidikan.
6. Kalender Pendidikan untuk satuan-satuan pendidikan disusun oleh masing-masing
satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen
Standart Isi dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
7. Libur Semester I berlangsung selama 12 (dua belas) hari kerja.
8. Libur Semester II berlangsung selama 18 (delapan belas) hari kerja.
9. Hari libur bulan Ramadhon adalah 1 (satu) hari sebelum bulan puasa Ramadhan, 2
(dua) hari pertama bulan Ramadhon, dan 5 (lima) hari sebelum 1 Syawal yang
ditetapkan oleh Menteri Agama untuk sekolah.
10. Libur hari raya Idul Fitri berlansung selama 5 hari sesudah tanggal 2 Syawal yang
ditetapkan oleh Menteri Agama untuk sekolah.

11. Libur Hari Besar :

1. 20 Juli 2021 : Hari Raya Idul Adha


2. 10 Agustus 2021 : Tahun Baru Islam 1443 H
3. 17 Agustus 2021 : HUT Kemerdekaan RI ke – 73
4. 29 Oktober 2021 : Maulud Nabi Muhammad SAW
5. 25 Desember 2021 : Hari Raya Natal
6. 1 Januari 2022 : Tahun Baru Masehi 2022
7. 1 Februari 2022 : Tahun Baru Imlek 2572
8. 1 Maret 2022 : Isra’ Mi’raj 1441 H
9. 3 Maret 2022 : Hari Raya Nyepi / Tahun Saka 1943
10. 15 April 2022 : Wafatnya Isa Al- Masih
11. 1 Mei 2022 : Hari Buruh Internasional
12. 2-3 Mei 2022 : Hari Raya Idul Fitri 1442 H
13. 26 Mei 2022 : Kenaikan Isa Al-Masih
14. 1 Juni 2022 : Hari Lahir Pancasila
KALENDER AKADEMIK

SEKOLAH DASAR NEGERI PANDANREJO II

KECAMATAN BERES KABUPATEN PASURUAN

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

SEMESTER I

BULAN TGL KEGIATAN KET

Masa Pengenalan lingkungan sekolah


12-14 3 Efektif Fakultatif
(MPS)

15-17 Proses Belajar Mengajar 3 Efektif

JULI 2020 19 Proses Belajar Mengajar 1 Efektif

20 Hari Raya Idul Adha

21-24 Proses Belajar Mengajar 4 Efektif

26-31 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

2-7 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

9 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

10 Tahun Baru Islam 1442 H

11-14 Proses Belajar Mengajar 4 Efektif

Proses Belajar Mengajar dan persiapan


AGUSTUS 16 1 Efektif
lomba agustusan

17 Hari Kemerekaan RI

18-21 Proses Belajar Mengajar 4 Efektif

23-28 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

30-31 Proses Belajar Mengajar 2 Efektif

3-4 Proses Belajar Mengajar 2 Efektif

6-11 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif


SEPTEMBER
13-18 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

20-25 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif


BULAN TGL KEGIATAN KET

27-30 Proses Belajar Mengajar 4 Efektif

1-2 Proses Belajar Mengajar 2 Efektif

4-9 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

11-16 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

OKTOBER 18 Proses Belajar Mengajar 1 Efektif

19 Maulid Nabi Muhammad SAW

20-23 Proses Belajar Mengajar 4 Efektif

25-30 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

1-6 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

8-13 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

NOPEMBER 15-20 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

22-27 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

29-30 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

1-4 Perkiraan Ujian Akhir Semester 6 Efektif

6-11 Perkiraan Ujian Akhir Semester 6 Efektif

13-16 Proses pengolahan nilai 4 Efektif


DESEMBER
Pembagian rapor Semester I
17-18 2 Efektif
Tapel 2018/2019

20-31 Libur Semester I Tapel 2018/2019

1-2 Libur Semester I Tapel 2018/2019

3 Awal Masuk semester I 1 Efektif

4-8 Proses Belajar Mengajar 5 Efektif


JANUARI
10-15 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

17-22 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

24-29 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif


BULAN TGL KEGIATAN KET

31 Proses Belajar Mengajar 1 Efektif

1 Tahun Baru Imlek

2-5 Proses Belajar Mengajar 4 Efektif

7-12 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif


PEBRUARI
14-19 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

21-26 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

28 Proses Belajar Mengajar 1 Efektif

1 Isro’ Mikroj

2 Proses Belajar Mengajar 1 Efektif

3 Hari Raya Nyepi

4-5 Proses Belajar Mengajar 2 Efektif


MARET
7-12 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

14-19 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

21-26 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

28-31 Proses Belajar Mengajar 4 Efektif

1-2 Proses Belajar Mengajar 2 Efektif

Proses Belajar Mengajar dan pondok


4-9 6 Efektif
romadhon

APRIL 15 Wafat Yesus Kristus

16 Proses Belajar Mengajar 1 Efektif

18-23 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

25-30 Libur Hari Raya Idhul Fitri

MEI 1 Hari Buruh

2-3 Hari Raya Idhul Fitri

4-7 Libur Hari Raya Idhul Fitri


BULAN TGL KEGIATAN KET

9-14 Proses Belajar Mengajar 6 Efektif

16 Hari Raya Waisak

17-21 Proses Belajar Mengajar 5 Efektif

23-25 Proses Belajar Mengajar 3 Efektif

26 Kenaikan Isa Almasih

27-28 Proses Belajar Mengajar 2 Efektif

30-31 Perkiraan Ujian Akhir Semester 2 Efektif

JUNI 1-4 Perkiraan Ujian Akhir Semester 4 Efektif

6-11 Perkiraan Ujian Akhir Semester 6 Efektif

13-16 Proses pengolahan nilai 5 Efektif

Pembagian rapor Semester II Tapel


17-18 5 Efektif
2018/2019

20-30 Libur akhir tahun pelajaran


BAB V

PENUTUP

Dengan telah selesainya penyusunan dokumen Kurikulum Kondisi Khusus SDN


PANDANREJO II pada awal tahun pelajaran 2022/2023 maka salah satu pedoman dan acuan
dalam penyelenggaraan pendidikan di SDN PANDANREJO II telah tersedia

Sangat besar harapan kami, semoga Dokumen Kurikulum Kondisi Khusus


SDN PANDANREJO II ini dapat digunakan dan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan dalam proses
penyelenggaraan pendidikan di masa Kondisi Khusus pandemicovid 19. Kami juga sangat
mengharap dukungan dari semua pihak, khususnya guru, karyawan, maupun para peserta didik
serta masyarakat yang peduli terhadap pendidikan agar dapat bekerja sama mendukung
keterlaksanaan kurikulum Kondisi Khusus ini. Banyak bantuan yang sudah diberikan kepada kami
dari berbagai pihak, kami mengucapkan banyak terimakasih. Kepada pemerintah khususnya
Kabid dikdas dan Kasi Kurikulum Kabupaten Pasuruan yang memberi dukungan dan masukan
kepada kami dalam Menyusun Kurikulum Kondisi Khusus .

Semoga Dokumen Kurikulum Kondisi Khusus SDN PANDANREJO II ini mampu menjadi
sarana bagi sekolah untuk ikut mencerdaskan generasi muda harapan bangsa di masa pandemic
covid 19 ini.

Amiiin.

Pasuruan, 23 Juli 2021


Kepala Sekolah

H. RIDUWAN, S.Ag.M.Pd.I
NIP. 196206181980102002
PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS PENDIDIKAN
UPT SATUAN PENDIDIKAN SDN PANDANREJO II
Jl.Desa PANDANREJO II Kecamatan Rejoso
Pasuruan Kode Pos 67181

KEPUTUSAN
KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI PANDANREJO II
Nomor : 423.5/41/424.071.509 /2022
TENTANG
KURIKULUM SEKOLAH DASAR NEGERI PANDANREJO II
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI PANDANREJO II


Menimbang : a. Bahwa dalam rangka terlaksananya kegiatan Pembelajaran yang
efektif dan efisien di SDN PANDANREJO II Kecamatan
Rejoso Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2022/2023 perlu
disusun dan diberlakukan Kurikulum SDN PANDANREJO II
b. Bahwa untuk penyusunan/ pengembangan Kurikulum SDN
PANDANREJO II Tahun Pelajaran 2022/2023 sebagaimana
yang tercantum pada poin (a.) perlu ditetapkan Tim
Pengembang Kurikulum SDN PANDANREJO II Tahun
Pelajaran 2022/2023.
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 17 ayat (2) dan
pasal 19 ayat (1);
3. Permendikbud nomor 19/2007 tentang standar pengelolaan
pendiddikan dasar dan menngah

4. Permendikbud Nomor 61 Tahuhn 2014 Tentng KTSP


Pendidikasar Dan Menengah
5. Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan
Kurikulum KTSP 2006 Dan 2013
6. Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 Tentang Komite Sekolah
7. Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Penugasan Guru
Sebagai Kepala Sekolah
8. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum Pada Satuan Pendidikan Dalam Kondisi Khusus

Memperhatikan : 1. Saran, usul dan masukan dari pengawas kecamatan Rejoso


2. Hasil Rapat Koordinasi Dewan guru pada tanggal 6 Juli 2022

MEMUTUSKAN
Menetapkan : .
Pertama : Memberlakukan Kurikulum SDN PANDANREJO II tahun
pelajaran 2022/2023
Kedua : Segala biaya yang diperlukan akibat ditetapkannya keputusan
ini dibebankan kepada keuangan sekolah.

Ketiga : Kurikulum SDN PANDANREJO II diberlakukan sejak


ditetapkan Surat Keputusan ini.
Keempat : Apabila terjadi kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pasuruan
Pada tanggal : 11 Juli 2022
Kepala SDN PANDANREJO II

H. RIDUWAN, S.Ag.M.Pd.I
NIP. 196206181980102002

Tembusan disampaikan kepada Yth. ;


1. Pengawas Sekolah
2. Komite Sekolah

Anda mungkin juga menyukai