Anda di halaman 1dari 5

1.

Bisnis cerdas adalah bisnis yang mampu mengumpulkan, menganalisis,


dan memanfaatkan data untuk meningkatkan kinerja, efisiensi, dan
inovasi. Bisnis cerdas dapat memperoleh keunggulan kompetitif dengan
menghasilkan wawasan yang relevan, akurat, dan tepat waktu dari data
internal dan eksternal. Contoh kemampuan bisnis cerdas adalah:
1) Business intelligence (BI): Kemampuan untuk mengubah data mentah
menjadi informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan
bisnis. BI meliputi alat-alat seperti dashboard, laporan, visualisasi, dan
analitik deskriptif. Contoh penggunaan BI adalah untuk melacak
kinerja penjualan, keuangan, operasional, dan pelanggan.
2) Data mining: Kemampuan untuk menemukan pola, hubungan, dan tren
tersembunyi dalam data yang besar dan kompleks. Data mining
menggunakan teknik-teknik seperti klasifikasi, klastering, asosiasi, dan
prediksi. Contoh penggunaan data mining adalah untuk
mengidentifikasi segmen pelanggan, merekomendasikan produk, dan
mendeteksi penipuan.
3) Machine learning: Kemampuan untuk membuat sistem yang dapat
belajar dari data tanpa pemrograman eksplisit. Machine learning
menggunakan algoritma-algoritma seperti regresi, klasifikasi,
klastering, dan pembelajaran mendalam. Contoh penggunaan machine
learning adalah untuk mengenali wajah, mengenali suara, dan
menghasilkan teks.
4) Artificial intelligence (AI): Kemampuan untuk membuat sistem yang
dapat meniru atau melampaui kemampuan manusia dalam berbagai
aspek seperti pemahaman bahasa, penglihatan komputer, pengambilan
keputusan, dan kreativitas. AI menggunakan teknik-teknik seperti
natural language processing, computer vision, deep learning, dan
reinforcement learning. Contoh penggunaan AI adalah untuk
menerjemahkan bahasa, menghasilkan gambar, dan bermain catur.
2. Bisnis cerdas (business intelligence) adalah proses pengumpulan, analisis,
dan penyajian data bisnis untuk mendukung pengambilan keputusan yang
lebih baik. Bisnis cerdas memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan,
antara lain:

1) Kelebihan:
A. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis dengan
mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan mempercepat
proses.
B. Meningkatkan kinerja dan daya saing bisnis dengan
mengidentifikasi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan.
C. Meningkatkan keterlibatan dan loyalitas pelanggan dengan
menyediakan layanan yang sesuai dengan kebutuhan, preferensi,
dan perilaku mereka.
D. Meningkatkan inovasi dan kreativitas bisnis dengan mendorong
kolaborasi, pembelajaran, dan penemuan baru.

2) Kekurangan:
A. Memerlukan investasi awal yang besar untuk membangun
infrastruktur, perangkat lunak, dan sumber daya manusia yang
berkualitas.
B. Memerlukan keterampilan dan pengetahuan khusus untuk
mengelola dan menganalisis data yang kompleks dan beragam.
C. Memerlukan perlindungan dan keamanan data yang ketat untuk
mencegah kebocoran, manipulasi, atau penyalahgunaan data oleh
pihak yang tidak berwenang.
D. Memerlukan keterbukaan dan kerjasama antara berbagai
departemen, unit, atau pihak yang terlibat dalam bisnis cerdas.
3. RESUME JURNAL
Judul Jurnal Analisis Hasil Implementasi Business Intelligence
Menentukan Daerah Rawan Banjir
Penulis Ricky Akbar, Nurman Abedi, dan Rahmi Handayani
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan Business
Intelligence (BI) sebagai alat analisis data dalam
menentukan daerah-daerah rawan banjir dan
kebakaran di Indonesia.
Metode Penelitian Jurnal ini menerapkan metode BI dalam
mengumpulkan, menganalisis, dan memproses data
yang berkaitan dengan banjir dan kebakaran.
Penggunaan algoritma dan teknik analisis data
dilakukan untuk mencari pola dan tren.
Data yang Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup
Digunakan data cuaca, topografi, data historis banjir dan
kebakaran, serta faktor-faktor lain yang berkontribusi
terhadap risiko banjir dan kebakaran.
Hasil Analisis Jurnal ini mencatat hasil analisis data menggunakan
BI yang menghasilkan pemetaan daerah rawan banjir
dan kebakaran di Indonesia. Informasi ini dapat
digunakan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan dan perencanaan mitigasi bencana.

Kesimpulan Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan BI


dapat membantu dalam mengidentifikasi daerah
rawan banjir dan kebakaran dengan lebih akurat dan
efisien. Hal ini dapat memberikan kontribusi positif
dalam pengelolaan risiko bencana di Indonesia.

Jurnal ini membahas aplikasi Business Intelligence (BI) dalam


mengidentifikasi daerah-daerah rawan banjir dan kebakaran di Indonesia.
Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk memanfaatkan BI sebagai alat analisis
data yang dapat membantu memahami pola-pola dan tren yang berkaitan dengan
bencana banjir dan kebakaran di Indonesia.

Metode penelitian yang digunakan melibatkan pengumpulan data dari


berbagai sumber yang mencakup informasi cuaca, topografi, serta data historis
tentang banjir dan kebakaran. Data ini kemudian dianalisis menggunakan
algoritma dan teknik BI yang kompleks untuk menghasilkan pemetaan daerah-
daerah rawan. Hasil analisis ini menjadi dasar bagi pengambilan keputusan dan
perencanaan mitigasi bencana.

Salah satu keunggulan utama dalam menggunakan BI adalah efisiensi


dalam analisis data yang rumit. Hasil pemetaan yang dihasilkan memberikan
gambaran yang lebih mendalam tentang daerah-daerah rawan, memungkinkan
pemerintah dan lembaga terkait untuk mengidentifikasi prioritas dalam
manajemen risiko bencana.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa penerapan Business


Intelligence (BI) telah membuktikan efisiensinya dalam mengidentifikasi daerah
rawan banjir dan kebakaran di Indonesia. Dengan adanya pemetaan yang lebih
akurat dan efisien, pemerintah dan lembaga terkait dapat mengambil tindakan
yang lebih tepat dan berdampak positif dalam mengurangi risiko bencana.

Penggunaan BI dalam manajemen risiko bencana adalah langkah maju


dalam menghadapi tantangan bencana alam di Indonesia. Pendekatan yang lebih
cerdas dalam pengumpulan dan analisis data berpotensi untuk meningkatkan
keselamatan dan kualitas hidup masyarakat serta mengurangi dampak negatif dari
banjir dan kebakaran. Selain itu, penelitian ini juga membuka peluang untuk
meningkatkan kerjasama antar lembaga dalam pemantauan dan mitigasi bencana,
serta pengembangan model-model prediktif yang lebih canggih untuk mendukung
perencanaan masa depan.

Dalam konteks Indonesia, di mana bencana alam seperti banjir dan


kebakaran sering terjadi, penerapan BI dapat menjadi alat yang sangat berharga
dalam upaya mitigasi. BI memungkinkan pemerintah dan pemangku kepentingan
untuk memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang risiko bencana,
memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih efisien dan respons yang lebih
cepat terhadap situasi darurat.

Selain itu, hasil penelitian ini memberikan landasan untuk pengembangan


strategi mitigasi yang lebih efektif di masa depan. Dengan terus memperbarui dan
meningkatkan data yang digunakan dalam analisis BI, kita dapat lebih siap dalam
menghadapi bencana-bencana yang mungkin terjadi. Kesimpulannya, penerapan
Business Intelligence dalam manajemen risiko bencana memiliki potensi besar
untuk meningkatkan keamanan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia serta
mengurangi dampak negatif dari bencana alam yang sering melanda negara ini.

Anda mungkin juga menyukai