Tujuan
1. Mengenal kegunaan dan karakteristik alat-alat praktikum system kendali
2. Mampu mengoperasikan motor DC dengan kontroler sederhana
3. Memahami model rangkaian motor DC secara umum
4. Mendapatkan parameter-parameter model system kendali
5. Mampu melakukan pengukuran fungsi transfer secara sederhana dengan kasus motor
arus searah
II. Alat-alat
1. Modul praktikum system kendali, meliputi :
a. Power supply
b. Attenuator unit
c. Op-amp unit
d. PID unit
e. Pre-amplifier
f. Servo amplifier
g. Input potensio
h. Output potensio
i. Dc motor – tacho
2. Multimeter digital
3. Jumper
4. Generator fungsi
III. Teori
1. Percobaan I
PENGENALAN ALAT
Power supply, adalah suatu hardware komponen elektronika yg mempunyai fungsi
sebagai supplier arus listrik dengan terlebih dahulu merubah tegangannya dari AC jadi
DC. Jadi arus listrik PLN yang bersifat Alternating Current (AC) masuk ke power supply,
dikomponen ini tegannya diubah menjadi Direct Current (DC) baru kemudian dialirkan
ke komponen lain yang membutuhkan. Proses pegubahan tegangan tersebut dilakukan
karena hardware pada umumnya seperti komputer, hanya bisa bekerja dengna
menggunakan arus DC. Ibaratnya makhluk hidup, power supply sama dengan jantung
yang fungsi utamanya untuk memompa hasil proses pembentukan darah keseluruh tubuh
yang memerlukannya.
Attenuator unit, Attenuator adalah sebuah rangkaian elektronika yang memiliki fungsi
untuk menurunkan sinyal listrik dari output suatu rangkaian. Selain sebagai pelemah
sinyal listrik, attenuator juga dapat digunakan sebagai penyesuai impedensi. Karena dapat
berfungsi sebagai impedensi, attenuator selalu mengikuti perubahan-perubahan besarnya
impedensi output.
Berikut rumus perhitungan nilai attenuator :
Keterangan :
● A : Penguatan sinyal
● a : Pelemahan sinyal
Untuk membuat sebuah attenuator baik attenuator tipe L, tipe T, ataupun tipe π
tentu kita harus tahu skema rangkaiannya, karena masing-masing jenis attenuator
punya susunan komponen yang berbeda-beda. Berikut skema rangkaian jenis-jenis
attenuator yang telah kami sebutkan tadi.
terhingga)
▪ Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
2.Percobaan II
SISTEM PEMODELAN
Model adalah alat yang berguna sebagai gambaran dari sebuah sistem, baik secara fisik
ataupun matematis, untuk menjadi sarana dalam mengembangkan suatu sistem. Suatu
model dapat dikatakan baik jika dapat mewakili aspek-aspek yang terdapat dalam sistem
yang sedang direpresentasikan, jadi bisa disimpulkan model adalah :
Sistem adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipecah menjadi suatu komponen yang
berdiri sendiri tanpa kehilangan sifat-sifat penting atau fungsinya (Ackoff).
Sehingga, Pemodelan Sistem adalah suatu bentuk penyederhanaan dari sebuah elemen dan
komponen yang sangat komplek untuk memudahkan pemahaman dari informasi yang
dibutuhkan.
2. Menjalankan Motor
a. Buatlah hubungan rangkaian seperti ini:
PS-100A AU-100A SA-100A MT-100A
-Pada modul Attenuator Unit AU-100A, gunakanlah salah satu potensiometer saja,
level tegangan keluaran dari output potensiometer tersebut berkisar dari 0V
sampai +15V.
-Selanjutnya hubungkan ouput potensio yang digunakan pada terminal input 1 dari
Servo Amplifier SA-100A. Pastikan posisi awal potensio dari Attenuator Unit
AU-100A berada pada posisi 0.
-Ubah perlahan-lahan posisi potensio sampai motor mulai bergerak. Pada
tegangan berapa motor mulai bergerak?
b. Perhatikan arah putaran motor. Naikan tegangan input Servo Amplifier dengan
mengubah posisi potensio, perhatikan pengaruh nya pada putaran motor.
c. Ulangi langkah-langkah sebelumnya, tetapi keluaran AU dihubungkan ke terminal
input 2 dari SA-100A. Perhatikan arah putaran motor. Apakah motor berubah
arah?
d. Ulangi seluruh langkah-langkah diatas, tetapi dengan keluaran Attenuator Unit
berupa tegangan DC Variabeldari 0V s/d -15V. Apakah motor dapat berputar?
Mengapa?
3. Modul Op-Amp
a. Buatlah hubungan rangkaian seperti ini:
PS-100A AU-100A OA-100A SA-100A MT-100A
Gunakanlah 1 unit potensio tang terdapat pada AU-100A/ Keluaran dari potensio
pada AU-100A berupa tegangan DC dengan variable dari 0V sampai +15V.
Keluaran AU-100A dimasukkan pada salah satu input OA-100A. Apakah motor
dapat berputar?
b. Buat rangkaian seperti diatas, tetapi dengan keluaran AU-100A berupa tegangan
DC dengan variabel dari 0V sampai -15V. Apakah motor dapat berputar?
Perhatikan juga arah putaran motor, apakah searah jarum jam (clock wise) atau
berlawanan dengan arah jarum jam (counter clock wise).
c. Buat rangkaian seperti diatas, kali ini dengan menggunakan kedua potensio pada
AU-100A, atur sedemikian rupa sehingga keduanya mampu menghasilkan
tegangan DC variabel dari -15V sampai +15V. Keluaran potensio 1 dari berkisar
0V sampai -15V dan keluaran potensio 2 berkisar 0V sampai +15V. Hubungkan
keluaran kedua potensio tersebut ke terminal-terminal masukan OA-100A.
Atur posisi potensio 1 dan 2 pada AU-100A sehingga tegangan keluarannya 0V.
Selanjutnya atur potensio zero set yang terdapat pada modul OA-100A sehingga
keluaran OpAmp menjadi 0V. Pengaturan zero setting ini hari selalu dilakukan
untuk percobaan-percobaan berikutnya.
d. Posisi potensio 2 pada AU-100A tidak diubah, tetap menghasilkan 0V. Posisi
potensio 1 diubah perlahan-lahan sehingga motor bergerak dengan kecepatan
sedang.
4. Tachogenerator
a. Buatlah hubungan rangkaian seperti ini:
PS-100A AU-100A SA-100A MT-100A
-Pada modul Attenuator Unit AU-100A, gunakanlah salah satu potensio meter
saja, level tegangan keluaran dari output potensiometer tersebut berkisar dari 0V
sampai +15V.
-Selanjutnya hubungkan output potensio yang digunakan pada terminal input 1
dari Servo Amplifier SA-100A. Pastikan posisi awal potensio dari Attenuator Unit
AU-100A berada pada posisi 0.
-Ubah perlahan-lahan posisi potensio yang terdapat pada AU-100A, sampai motor
bergerak.
b. Dengan menggunakan stopwatch, hitung waktu yang dibutuhkan sumbu tambahan
untuk berputar 20 kali. Ukur tegangan keluaran tachogenerator, ingatlah bahwa
putaran sumbu tambahan dibanding dengan sumpu utama adalah 1 banding 20
(rasio 1:20)
c. Ulangi langkah-langkah diatas untuk beberapa jenis tegangan.
d. Dapatkan karakteristik tachogenerator, dimana tegangan keluaran dalam Volt
sebagai fungsi putaran dalam rad/detik.
e. Dari percobaan ini akan diperoleh Ktcg yang diperlukan pada percobaan
selanjutnya
Prosedur Percobaan 2
Fungsi Transfer Melalui Pengukuran Fisik
1. Penentuan Resistansi Motor
a. Buatlah hubungan rangkaian seperti ini:
PS-100A AU-100A OA-100A SA-100A MT-100A
b. Gunakanlah salah satu potensiometer yang terdapat pada Attenuator Unit AU-
100A. Keluaran potensiometer yang digunakan pada Attenuator Unit tersebut
berupa tegangan DC yang dapat diubah-ubah dari 0V sampai -15V.
c. Potensiometer AU-100A pada posisi 0 atau minimum sehingga tegangan keluaran
AU adalah 0V. Nyalakan unit catudaya. Ubah kedudukan potensio sampai motor
DC berputar pada putaran rendah (tegangan motor sekitar 5V)
d. Bebani motor dengan rem elektrik sampai motor tidak berputar. Jaga arus motor
tidak melebihi arus maksimum 2A, turunkan tegangan input bila perlu. Harga arus
motor dilihat dariAmperemeter yang terdapat pada DC Motor-Tacho MT-100A.
e. Catat harga tegangan keluaran AU-100A (Vm) dan arus motor (Im). Resistensi
motor Rm akan menjadi Rm = Vm/Im.
4. Penentuan KoefisienGesekan
a. Rangkai system seperti gambar dibawah. Motor berputar bebas tanpa pembebanan
rem elektrik.
PS-100A AU-100A OA-100A SA-100A sMT-100A
b. Jalankan motor sampai mencapai keadaan tunak (steady state)
c. Ukurlah :Im, Vm, dan tegangan tachogenerator. Dapatkan harga ω . Koefisien
gesekan D maka menjadi Dm = Kt.Im/ω
V. Wiring Diagram
3. Konstanta Torsi
a. Im = -0,14 A
b. Vm = 8 V
c. Vtacho = 2,21v
d. ω = 242,7 rad/s
e. Kτ = 7,99
4. Koefisien Gesek
a. Im = -0,14
b. Vm = 8
c. Vtacho = 2,21
d. ω = 242,7 rad/s
e. Dm = 0,005
5. Momen Inersia
J = -0,978
VII. Analisis
Percobaan 1 :
- Ketika input tegangan di bawah 5,92 volt motor tidak bergerak karna motor DC
biasanya dapat bergerak ketika tegangan input harus lebih dari 5 volt
- Motor tidak bergerak ketika di beri tegangan negatif karna motor tersebut
membutuhkan tegangan positif lebih dari 5 volt.
- Motor tidak bergerak karna di beri tegangan negatif karna tegangan tersebut masuk
ke attenautor unit,sedangkan attenuator ini kan berfungsi sebagai penurun sinyal
listrik.
Percbaan 2 :
- Ketika input diberi tegangan positif motor tidak berputar, karena pada op-amp
terdapat komponen elektronika seperti resitor,transistor dan dioda. Dan dioda dalam
Op-Amp ini mebutuhkan tegangan negatif agar dioda tersebut forward
bias.Sedangkan dioda di percobaan ketika tegangan positif reverse bias.
- Berbeda dengan ketika input di beri tegangan negatif motor akan berputar,karna
dioda di dalam Op-Amp bekerja atau forward bias.
VIII. Kesimpulan
- Dalam praktikum ini menggunakan power supply untuk sumber tegangan
input,fungsi nya pengubah arus DC menjadi arus AC.
- Motor DC adalah alat elektronik yg mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
dan membutuhkan arus se arah’
- Attenuator dalam percobaan ini berfungsi sebagai penurun sinyal listrik
- Motor DC dapat berputar ke kanan ketika tegangan input bermuatan positif
- Sebalik nya motor DC akan berputar ke kiri ketika di beri tegangan negative
- OP AMP sifatnya inverting.