Anda di halaman 1dari 2

Pemahaman masyarakat terhadap kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia dapat menjadi dasar

dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme kaum muda dan pelajar. Dalam hal ini, bahasa Indonesia
diketahui mempunyai dua kedudukan yaitu sebagai bahasa Nasional dan bahasa Negara.

Tuangkan pendapat Anda dalam forum diskusi ini tentang kaitan jiwa nasionalisme dengan
penggunaan bahasa Indonesia. Sertakan pendapat Anda dengan contoh/alasan logis dan teori
pendukung!

Jawaban:
Dalam konteks sejarah, bahasa Melayu sebagai bahasa yang mengawali terlahirnya bahasa
Indonesia, merupakan bahasa yang disebarkan oleh para pedagang Melayu yang datang ke
banyak kepulauan di Nusantara. Bahasa melayu pada saat itu menjadi bahasa penghubung
(lingua franca) antara pedagang dan berbagai suku di Indonesia.
Bahasa Melayu mendapatkan momentum yang baik, ketika Pemuda Indonesia mengadakan
kongres yang pertama di Solo(1926) dan Kongres Pemuda kedua(1928) di Jakarta, yang secara
sadar dengan semangat nasionalisme menggalang persatuan menuju kemerdekaan Indonesia.
Pada saat itu, bahasa itu dinyatakan sebagai bahasa Indonesia, resmi dipandang sebagai bahasa
nasional dan bahasa persatuan Indonesia. Sebagai bahasa persatuan, bahasa Indonesia memiliki
fungsi sebagai: lambang kebangsaan, lambang identitas nasional, alat pemersatu, alat
perhubungan antar daerah (Halim, 1976, seperti dikutip Kertiasih,2018). Pada saat itu bahasa
Indonesia menjadi alat komunikasi antar pemuda yang mendambakan kemerdekaan dengan para
pemuda lainnya dari seluruh Nusantara. Bahasa Indonesia menjadi jembatan bagi pemuda dari
berbagai daerah dan suku yang memiliki bahasa daerah yang beragam. Di sini semangat
kebangsaan nasionalisme menjadi pendorong, penggerak para pemuda berjuang menuju
persatuan, kesatuan Indonesia dengan perantara bahasa Indonesia.
L. Stoddard dalam bukunya menyebutkan, “Semangat kebangsaan merupakan salah satu tenaga
penggerak yang hebat dalam zaman modern. Di Eropa, diawali nasionalisme mula-mula telah
mencapai kedewasaan secara sadar, maka nasionalisme telah merombak secara radikal wajah
segala bentuk dan benda selama abad ke sembilan belas. Karena itu, abad itu dikenal sebagai
Abad Kebangsaan” (Stoddard, 1996, seperti dikutip Kertiasih,2018). Dalam kaitan dengan
nasionalisme, bahasa Indonesia menjadi faktor dalam membangun kesadaran nasional,
kedudukan sebagai negara merdeka dalam politik negara kebangsaan di dalam masa penjajahan.
Selanjutnya bahasa Indonesia erat hubungannya dengan kebangkitan kesadaran nasional
(nasionalisme). Hal itu dapat dimengerti dari penggunaan bahasa Indonesia yang semakin meluas
di kalangan masyarakat, setelah bahasa itu dinyatakan sebagai bahasa resmi, Indonesia. Berbagai
organisasi, pergaulan di masyarakat menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa
Indonesia yang semakin luas, mendorong semangat kebangsaan Indonesia semakin merasuk ke
dalam pikiran dan pandangan masyarakat Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia,
orang-orang tumbuh kesadaran sebagai bangsa, terbangun semangat kebangsaan (nasionalisme)
melawan tekanan penjajahan asing. Maka berkembangnya bahasa Indonesia menjadi faktor
penting dalam meluaskan wawasan kebangsaan, nasionalisme di Indonesia. Maka dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia menjadi bahasa negara dan memiliki
fungsi penting sebagai: (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar dalam dunia
pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat nasional, (4) alat pengembangan kebudayaan,
ilmu pengetahuan, dan teknologi (Halim, 1976 seperti dikutip Kertiasih, 2018). Dan secara resmi
diakui dan disebutkan sebagai bahasa negara dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV, pasal
36.
Pada dewasa ini, tugas kita sebagai generasi penerus bangsa adalah melestarikan dan berbangga
dalam menggunakan bahasa Indonesia. Karena dengan bahasa Indonesia dapat mempererat
persatuan dan kesatuan melewati batas perbedaan suku, bahasa daerah dan latar belakang sosial
budaya masing-masing. Slogan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap
satu jua, akan sangat sulit terwujud jika tidak adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
dan bahasa negara. Interaksi budaya yang terjadi antar suku dan daerah dengan perantara bahasa
Indonesia dapat memperkaya nilai budaya dari setiap daerah yang nantinya akan memperkaya
identitas kita sebagai bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia bukan hanya menjadi sekedar bahasa
tetapi menjadi alat untuk tercapainya tujuan bangsa baik di masa lalu, masa kini dan di masa
depan nanti.
Sumber referensi:
Santoso, A., Martutik, Andoyo, Supriatna, A., Setiawati, L.(2023).Bahasa Indonesia.(edisi
kedua).Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Kertiasih, N.N.(2018). Kulturistik: Jurnal Ilmu Bahasa dan Budaya. BAHASA INDONESIA DAN
NASIONALISME DI INDONESIA.(2).2.187-192.https://dx.doi.org/10.22225/kulturistik.2.2.808

Anda mungkin juga menyukai