Susilawati, SKM,MPH
04 & 11 Maret 2024
Outline
Prapatogenesis Patogenesis
Infeksi Sakit 1. Sembuh
2. Kronis
3. Sembuh dgn cacat
4. Mati
• Prapatogenesis menggambarkan periode saat orang mulai terinfeksi tanpa
gejala klinis.
➢ Pada penyakit infeksi, periode ini disebut masa tunas.
➢ Periode ini berbeda pada setiap penyakit tergantung dari sifat bakteri
(patogenitas, virulensi, jumlah bakteri, dll) dan manusia yang diserang.
• Patogenesis: periode yang pada awalnya seseorang yang telah sakit dan
timbul gejala yang mengikuti.
➢ Berdasar gejala itu dapat diketahui berbagai kemungkinan yang terjadi,
yaitu penyakit dapat sembuh atau menjadi kronis atau sembuh dengan
menimbulkan gejala sisa atau meninggal dunia.
➢ Pada bagan yang dikembangkan oleh Level dan Clark tidak dijelaskan
tentang kondisi orang sebelum terinfeksi, tetapi mempunyai risiko untuk
terkena suatu penyakit.
• Untuk mengatasi kekurangan ini, perjalanan penyakit dikembangkan
menjadi tahap peka, tahap pragejala, tahap klinis dan tahap
ketidakmampuan.
• Prapatogenesis menggambarkan periode saat orang mulai terinfeksi tanpa
gejala klinis.
➢ Pada penyakit infeksi, periode ini disebut masa tunas.
➢ Periode ini berbeda pada setiap penyakit tergantung dari sifat bakteri
(patogenitas, virulensi, jumlah bakteri, dll) dan manusia yang diserang.
• Patogenesis: periode yang pada awalnya seseorang yang telah sakit dan
timbul gejala yang mengikuti.
➢ Berdasar gejala itu dapat diketahui berbagai kemungkinan yang terjadi,
yaitu penyakit dapat sembuh atau menjadi kronis atau sembuh dengan
menimbulkan gejala sisa atau meninggal dunia.
➢ Pada bagan yang dikembangkan oleh Level dan Clark tidak dijelaskan
tentang kondisi orang sebelum terinfeksi, tetapi mempunyai risiko untuk
terkena suatu penyakit.-→ OKI, perjalanan penyakit dikembangkan
menjadi 1)tahap peka; 2).tahap pragejala; 3)tahap klinis, 4) tahap
ketidakmampuan.
Ad. 1. Tahap Peka
• Tahap ini meliputi orang2 yang sehat, tetapi mempunyai faktor risiko/
predisposisi untuk terkena penyakit--→Faktor2 tsb:
1. Genentika/etnik : sickle cell anemia
2. Kondisi fisik : Lelah, kurang tidur dan kurang gizi mempunyai risiko
terkena penyakit infeksi
3. Jenis kelamin : Wanita berisiko lebih tinggi terkena penyakit DM dan
rheumatoid artritis dibandingkan dengan pria, sebaliknya pria berisiko
lebih tinggi terkena jantung dan hipertensi dibandingkan Wanita
4. Umur : bayi dan balita yang masih rentan terhadap perubahan
lingkungan mempunyai risiko yang tinggi terkena penyakit infeksi,
sedangkan pada usia lanjut mempunyai risiko untuk terkena penyakit
jantung dan kanker
5. Sosial ekonomi : mrp faktor risiko timbulnya penyakit, misalnya:
a. Tingkat sosial ekonomi rendah: berisiko terkena penyakit infeksi
b. Tingkat sosial ekonomi tinggi: berisiko terkena penyakit
hipertensi, penyakit jantung coroner, gangguan kardiovasekular,
dll--→ karena pada orang dengan Tingkat sosial ekonomi yang
tinggi mempunyai kecenderungan untuk terjadinya pola konsumsi
makanan dengan kadar kolesterol yang tinggi.
6. Kebiasaan hidup yang kurang sehat seperti perokok berisiko terkena
penyakit jantung dan karsinoma paru-paru.
• Faktor2 tsb dapat dihindarkan kecuali umur dan jenis kelamin
Ad. 2. Tahap Pragejala (Sub klinis)
• Tahap ini telah terjadi infeksi, tetapi belum menunjukkan gejala dan masih
belum terjadi gangguan fungsi organ.
• Ciri-ciri tahap pragejala:
1. Perubahan akibat infeksi atau pemaparan oleh agen penyebab penyakit
masih belum tampak
2. Pada penyakit infeksi terjadi perkembangbiakan mikroorganisme
pathogen
3. Pada penyakit non infeksi merupakan periode terjadinya perubahan
anatomi dan histologi, misalnya terjadinya aterosklerotik pada
pembuluh darah coroner yang mengakibatkan penyempitan pembuluh
darah.
• Pada tahap ini sulit untuk diagnose secara klinis
Ad.3.Tahap Klinis
• Kondisi ketika telah terjadi perubahan fungsi organ yang terkena dan
menimbulkan gejala.
➢ Untuk menemukan penderita pada tahap ini relatif tidak sulit,
terutama pada penyakit2 yang menimbulkan gejala.
➢ Kesulitan utama untuk mendiagnosis penyakit pada tahap ini
adalah karena tidak semua penyakit menimbulkan gejala yang
jelas, bahkan setiap penyakit tidak selalu menimbulkan gejala.
• Manifestasi klinis pada tahap ini sangat bervariasi, mulai dari yang
sangat ringan dan tidak spesifik sampai yang sangat berat atau
meninggal dunia.----→ Variasi ini disebut Spektrum Penyakit.
• Ketidakjelasan spektrum penyakit disebabkan karena setiap penyakit
mempunyai gambaran spektrum yang berbeda, misal:
1. Karsinoma mempunyai 3 fase : dysplasia, karsinoma in situ,
metastase
2. Pada penyakit infeksi tdp manifestasi klinis yang berbeda-beda:
a. Morbili, 90% timbul gejala
b. Pertusis, 60% timbul gejala
c. Poliomielitis, 90% timbul gejala
Ad.4. Tahap ketidakmampuan
• Tahap ini merupakan tahap ketika telah terjadi pembatasan dalam
melakukan kegiatan sehari-hari. ---→misalnya gejala sisa sebagai akibat
penyakit kardiovaskuler atau ruda paksa.
• Sifatnya bermacam2 dan berdasarkan lama dan sifatnya dapat dibagi
menjadi:
1. Gangguan fungsi somatis atau psikis
2. Bersifat sementara atau menetap, dan
3. Terjadinya lama atau singkat.
• Pada penyakit akut biasanya terjadi pembatasan aktivitas dalam waktu
singkat dan bersifat sementara, sedangkan pada penyakit kronis biasanya
berlangsung lama atau menetap.
PENCEGAHAN PENYAKIT
• Upaya pencegahan penyakit telah dilakukan sejak zaman prasejarah.
➢ Dinegara cina pada sekitar 2000 tahun SM telah dilakukan pencegahan
terhadap penyakit variola hingga pada saat itu timbul ungkapan “
seorang dokter yang baik bukan menyembuhkan orang sakit, tetapi
menyembuhkan orang sehat”.
• Upaya pencegahan penyakit mencapai puncaknya pada abad ke 18
karena pada saat itu mulai ditemukan berbagai vaksin dan sera , misalnya:
1. Vaksin variola
2. Vaksin rabies
3. Vaksin polio
• Pencegahan penyakit berkembang terus dan pencegahan tidak hanya
ditujukan pada penyakit infeksi saja, tetapi pencegahan penyakit non
infeksi
➢ James Lind menganjurkan makanan sayur dan buah segar untuk
mencegah penyakit scorbut.
➢ Pencegahan dilakukan pada fenomena non penyakit seperti
pencegahan terhadap ledakan penduduk dengan KB.
• Dalam epidemiologi, pencegahan ada bbrp tingkatan sesuai dengan
perjalanan penyakit, yi:
1. Pencegahan primer
2. Pencegahan sekunder
3. Pencegahan tersier
Ad.1.Pencegahan Primer
• Pencegahan Tingkat pertama, yaitu upaya untuk mempertahankan orang
yang sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit.
• Upaya pencegahan primer: pencegahan umum dan pencegahan khusus.
• Pencegahan umum: untuk mengadakan pencegahan pada masyarakat
umum, ex: Pendidikan kesehatan Masyarakat dan kebersihan lingkungan.
• Pencegahan khusus ditujukan pada orang2 yang mempunyai risiko,
dengan melakukan imunisasi-→ misalnya imunisasi thd:
1.
• Pencegahan khusus ditujukan pada orang2 yang mempunyai risiko dengan
melakukan imunisasi, misalnya imunisasi thd:
1. Diftheritis
2. Pertusis
3. Tetanus
4. Poliomielitis
5. Morbili
6. Hepatitis
7. Sanitasi Lingkungan spt :
a. Penjernihan air minum
b. Pencegahan terhadap kecelakaan
c. Keselamatan kerja, dll
Ad.2. Pencegahan Sekunder
• Tingkat pencegahan kedua ini merupakan upaya manusia untuk mencegah
orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit,
menghindarkan komplikasi dan mengurangi ketidakmampuan.
• Pencegahan sekunder ini dapat dilakukan dengan cara mendeteksi
penyakit secara dini dan pengadaan pengobatan yang cepat dan tepat.
• Deteksi penyakit secara dini dapat dilakukan dgn cara:
1. Penyaringan
2. Pengamatan epidemiologis
3. Survei epidmiologis
4. Memberi pelayanan kesehatan sebaik-baiknya pada sarana pelayanan
umum atau praktek dokter swasta
• Mengadakan pengobatan penyakit menular yang terdapat di
masyarakat spt penyakit akibat hubungan seksual dapat melindungi
orang lain terkena penyakit tsb.
• Pencegahan sekunder dilakukan bagi penderita dan pencegahan
primer dilakukan bagi orang yang potensi terkena penyakit.
• Pencegahan sekunder banyak dilakukan pada penyakit kronis spt
hipetensi dan DM--→ karena kesulitan untuk mengadakan
pencegahan primer
Ad.3. Pencegahan Tersier
• Pencegahan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan
dan mengadakan rehabilitasi.
• Upaya pencegahan Tingkat ketiga dapat dilakukan dengan:
1. Memaksimalkan fungsi organ yang cacat
2. Membuat protesa ekstremitas akibat amputasi
3. Mendirikan pusat-pusat rehabilitasi medik
• Pencegahan penyakit ini terus diupayakan selama orang yang
menderita belum meninggal dunia.
Terima Kasih
Upaya Pencegahan (Preventive) Penyakit Menurut
Leavel dan Clark (Five Level of Prevention)
UPAYA PENCEGAHAN (PREVENTIVE) PENYAKIT MENURUT LEAVEL AND CLARK
(FIVE LEVEL OF PREVENTION)
1 2 3 4 5
Orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang2 malu untuk
kembali ke masyarakat-→Sering terjadi masyarakat tidak mau menerima
mereka sebagai anggota masyarakat yang normal-→OKI jelas pendidikan
kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi
juga perlu pendidikan kesehatan pada masyarakat.
2. Rehabilitasi Mental
- agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan social secara memuaskan
- Bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul kelainan2 atau
gangguan mental-→ OKI bekas penderita perlu mendapatkan
bimbingan kejiwaan sebelum kembali ke dalam masyarakat.
Rehabilitasi 3. Rehabilitasi Sosial Vokasional
- agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan
dalam masyarakat dgn kapasitas kerja yg semaksimal2nya
sesuai dgn kemampuan & ketidakmampuannya
4. Rehabilitasi Aesthesis
- Perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan,
walaupun kadang2 fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri
tidak dapat dikembalikan misalnya: penggunaan mata
palsu.
TERIMA KASIH
TUGAS
• Amati salah satu keluargamu yang sedang sakit, analisis perilakunya serta perubahan yang terjadi
pada yang sakit, keluarga, dan lingkungannya!