Anda di halaman 1dari 38

PENCEGAHAN PENYAKIT

Susilawati, SKM,MPH
04 & 11 Maret 2024
Outline

• Perjalanan Penyakit Alamiah


• Pencegahan Penyakit
• Upaya Pencegahan (Preventive) Penyakit
Menurut Leavel dan Clark (Five Level of
Prevention)
Perjalanan Penyakit Alamiah
• Setiap orang yang menderita penyakit tertentu mempunyai riwayat
perjalanan penyakitnya, terutama penyakit kronis yang berlangsung
bertahun-tahun
• Riwayat perjalanan penyakit alamiah merupakan proses perkembangan
suatu penyakit tanpa adanya intervensi yang dilakukan oleh manusia
dengan sengaja dan terencana.
• Perjalanan penyakit alamiah sebenarnya merupakan suatu
“eksperimen” dengan intervensi yang dilakukan oleh alam ---→
“Eksperimen” yang dilakukan oleh alam ini tidak dianggap sebagai
suatu eksperimen karena intervensi tidak dilakukan oleh peneliti secara
sengaja dan terencana
• Eksperimen alamiah , dapat berupa : patogenik dan patogresif
Patogenik
• Keadaan patogenik: seseorang yang awalnya sehat menjadi sakit,
disebabkan intervensi yang dilakukan oleh alam atau oleh orang yang
bersangkutan baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
➢ Intervensi oleh alam: bencana alam, banjir, gempa bumi dan
letusan gunung berapi.
➢ Intervensi oleh yang bersangkutan
a. Dilakukan sengaja: kebiasaan merokok dan minum alcohol
b. Dilakukan tidak sengaja: termakan/terminum oleh makanan
dan minuman yang tercemar oleh bakteri pathogen atau zat lain
yang dapat menimbulkan penyakit.
Patogresif
• Eksperimen alamiah yang bersifat patogresif merupakan perjalanan
klinis suatu penyakit.
➢ Keadaan awal pada patogresif adalah orang itu sakit dan
menunjukkan gejala klinis yang diikuti perkembangannya.
• Level dan Clark menggambarkan riwayat perjalanan penyakit sbb:

Prapatogenesis Patogenesis
Infeksi Sakit 1. Sembuh
2. Kronis
3. Sembuh dgn cacat
4. Mati
• Prapatogenesis menggambarkan periode saat orang mulai terinfeksi tanpa
gejala klinis.
➢ Pada penyakit infeksi, periode ini disebut masa tunas.
➢ Periode ini berbeda pada setiap penyakit tergantung dari sifat bakteri
(patogenitas, virulensi, jumlah bakteri, dll) dan manusia yang diserang.
• Patogenesis: periode yang pada awalnya seseorang yang telah sakit dan
timbul gejala yang mengikuti.
➢ Berdasar gejala itu dapat diketahui berbagai kemungkinan yang terjadi,
yaitu penyakit dapat sembuh atau menjadi kronis atau sembuh dengan
menimbulkan gejala sisa atau meninggal dunia.
➢ Pada bagan yang dikembangkan oleh Level dan Clark tidak dijelaskan
tentang kondisi orang sebelum terinfeksi, tetapi mempunyai risiko untuk
terkena suatu penyakit.
• Untuk mengatasi kekurangan ini, perjalanan penyakit dikembangkan
menjadi tahap peka, tahap pragejala, tahap klinis dan tahap
ketidakmampuan.
• Prapatogenesis menggambarkan periode saat orang mulai terinfeksi tanpa
gejala klinis.
➢ Pada penyakit infeksi, periode ini disebut masa tunas.
➢ Periode ini berbeda pada setiap penyakit tergantung dari sifat bakteri
(patogenitas, virulensi, jumlah bakteri, dll) dan manusia yang diserang.
• Patogenesis: periode yang pada awalnya seseorang yang telah sakit dan
timbul gejala yang mengikuti.
➢ Berdasar gejala itu dapat diketahui berbagai kemungkinan yang terjadi,
yaitu penyakit dapat sembuh atau menjadi kronis atau sembuh dengan
menimbulkan gejala sisa atau meninggal dunia.
➢ Pada bagan yang dikembangkan oleh Level dan Clark tidak dijelaskan
tentang kondisi orang sebelum terinfeksi, tetapi mempunyai risiko untuk
terkena suatu penyakit.-→ OKI, perjalanan penyakit dikembangkan
menjadi 1)tahap peka; 2).tahap pragejala; 3)tahap klinis, 4) tahap
ketidakmampuan.
Ad. 1. Tahap Peka
• Tahap ini meliputi orang2 yang sehat, tetapi mempunyai faktor risiko/
predisposisi untuk terkena penyakit--→Faktor2 tsb:
1. Genentika/etnik : sickle cell anemia
2. Kondisi fisik : Lelah, kurang tidur dan kurang gizi mempunyai risiko
terkena penyakit infeksi
3. Jenis kelamin : Wanita berisiko lebih tinggi terkena penyakit DM dan
rheumatoid artritis dibandingkan dengan pria, sebaliknya pria berisiko
lebih tinggi terkena jantung dan hipertensi dibandingkan Wanita
4. Umur : bayi dan balita yang masih rentan terhadap perubahan
lingkungan mempunyai risiko yang tinggi terkena penyakit infeksi,
sedangkan pada usia lanjut mempunyai risiko untuk terkena penyakit
jantung dan kanker
5. Sosial ekonomi : mrp faktor risiko timbulnya penyakit, misalnya:
a. Tingkat sosial ekonomi rendah: berisiko terkena penyakit infeksi
b. Tingkat sosial ekonomi tinggi: berisiko terkena penyakit
hipertensi, penyakit jantung coroner, gangguan kardiovasekular,
dll--→ karena pada orang dengan Tingkat sosial ekonomi yang
tinggi mempunyai kecenderungan untuk terjadinya pola konsumsi
makanan dengan kadar kolesterol yang tinggi.
6. Kebiasaan hidup yang kurang sehat seperti perokok berisiko terkena
penyakit jantung dan karsinoma paru-paru.
• Faktor2 tsb dapat dihindarkan kecuali umur dan jenis kelamin
Ad. 2. Tahap Pragejala (Sub klinis)
• Tahap ini telah terjadi infeksi, tetapi belum menunjukkan gejala dan masih
belum terjadi gangguan fungsi organ.
• Ciri-ciri tahap pragejala:
1. Perubahan akibat infeksi atau pemaparan oleh agen penyebab penyakit
masih belum tampak
2. Pada penyakit infeksi terjadi perkembangbiakan mikroorganisme
pathogen
3. Pada penyakit non infeksi merupakan periode terjadinya perubahan
anatomi dan histologi, misalnya terjadinya aterosklerotik pada
pembuluh darah coroner yang mengakibatkan penyempitan pembuluh
darah.
• Pada tahap ini sulit untuk diagnose secara klinis
Ad.3.Tahap Klinis
• Kondisi ketika telah terjadi perubahan fungsi organ yang terkena dan
menimbulkan gejala.
➢ Untuk menemukan penderita pada tahap ini relatif tidak sulit,
terutama pada penyakit2 yang menimbulkan gejala.
➢ Kesulitan utama untuk mendiagnosis penyakit pada tahap ini
adalah karena tidak semua penyakit menimbulkan gejala yang
jelas, bahkan setiap penyakit tidak selalu menimbulkan gejala.
• Manifestasi klinis pada tahap ini sangat bervariasi, mulai dari yang
sangat ringan dan tidak spesifik sampai yang sangat berat atau
meninggal dunia.----→ Variasi ini disebut Spektrum Penyakit.
• Ketidakjelasan spektrum penyakit disebabkan karena setiap penyakit
mempunyai gambaran spektrum yang berbeda, misal:
1. Karsinoma mempunyai 3 fase : dysplasia, karsinoma in situ,
metastase
2. Pada penyakit infeksi tdp manifestasi klinis yang berbeda-beda:
a. Morbili, 90% timbul gejala
b. Pertusis, 60% timbul gejala
c. Poliomielitis, 90% timbul gejala
Ad.4. Tahap ketidakmampuan
• Tahap ini merupakan tahap ketika telah terjadi pembatasan dalam
melakukan kegiatan sehari-hari. ---→misalnya gejala sisa sebagai akibat
penyakit kardiovaskuler atau ruda paksa.
• Sifatnya bermacam2 dan berdasarkan lama dan sifatnya dapat dibagi
menjadi:
1. Gangguan fungsi somatis atau psikis
2. Bersifat sementara atau menetap, dan
3. Terjadinya lama atau singkat.
• Pada penyakit akut biasanya terjadi pembatasan aktivitas dalam waktu
singkat dan bersifat sementara, sedangkan pada penyakit kronis biasanya
berlangsung lama atau menetap.
PENCEGAHAN PENYAKIT
• Upaya pencegahan penyakit telah dilakukan sejak zaman prasejarah.
➢ Dinegara cina pada sekitar 2000 tahun SM telah dilakukan pencegahan
terhadap penyakit variola hingga pada saat itu timbul ungkapan “
seorang dokter yang baik bukan menyembuhkan orang sakit, tetapi
menyembuhkan orang sehat”.
• Upaya pencegahan penyakit mencapai puncaknya pada abad ke 18
karena pada saat itu mulai ditemukan berbagai vaksin dan sera , misalnya:
1. Vaksin variola
2. Vaksin rabies
3. Vaksin polio
• Pencegahan penyakit berkembang terus dan pencegahan tidak hanya
ditujukan pada penyakit infeksi saja, tetapi pencegahan penyakit non
infeksi
➢ James Lind menganjurkan makanan sayur dan buah segar untuk
mencegah penyakit scorbut.
➢ Pencegahan dilakukan pada fenomena non penyakit seperti
pencegahan terhadap ledakan penduduk dengan KB.
• Dalam epidemiologi, pencegahan ada bbrp tingkatan sesuai dengan
perjalanan penyakit, yi:
1. Pencegahan primer
2. Pencegahan sekunder
3. Pencegahan tersier
Ad.1.Pencegahan Primer
• Pencegahan Tingkat pertama, yaitu upaya untuk mempertahankan orang
yang sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit.
• Upaya pencegahan primer: pencegahan umum dan pencegahan khusus.
• Pencegahan umum: untuk mengadakan pencegahan pada masyarakat
umum, ex: Pendidikan kesehatan Masyarakat dan kebersihan lingkungan.
• Pencegahan khusus ditujukan pada orang2 yang mempunyai risiko,
dengan melakukan imunisasi-→ misalnya imunisasi thd:
1.
• Pencegahan khusus ditujukan pada orang2 yang mempunyai risiko dengan
melakukan imunisasi, misalnya imunisasi thd:
1. Diftheritis
2. Pertusis
3. Tetanus
4. Poliomielitis
5. Morbili
6. Hepatitis
7. Sanitasi Lingkungan spt :
a. Penjernihan air minum
b. Pencegahan terhadap kecelakaan
c. Keselamatan kerja, dll
Ad.2. Pencegahan Sekunder
• Tingkat pencegahan kedua ini merupakan upaya manusia untuk mencegah
orang yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit,
menghindarkan komplikasi dan mengurangi ketidakmampuan.
• Pencegahan sekunder ini dapat dilakukan dengan cara mendeteksi
penyakit secara dini dan pengadaan pengobatan yang cepat dan tepat.
• Deteksi penyakit secara dini dapat dilakukan dgn cara:
1. Penyaringan
2. Pengamatan epidemiologis
3. Survei epidmiologis
4. Memberi pelayanan kesehatan sebaik-baiknya pada sarana pelayanan
umum atau praktek dokter swasta
• Mengadakan pengobatan penyakit menular yang terdapat di
masyarakat spt penyakit akibat hubungan seksual dapat melindungi
orang lain terkena penyakit tsb.
• Pencegahan sekunder dilakukan bagi penderita dan pencegahan
primer dilakukan bagi orang yang potensi terkena penyakit.
• Pencegahan sekunder banyak dilakukan pada penyakit kronis spt
hipetensi dan DM--→ karena kesulitan untuk mengadakan
pencegahan primer
Ad.3. Pencegahan Tersier
• Pencegahan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan
dan mengadakan rehabilitasi.
• Upaya pencegahan Tingkat ketiga dapat dilakukan dengan:
1. Memaksimalkan fungsi organ yang cacat
2. Membuat protesa ekstremitas akibat amputasi
3. Mendirikan pusat-pusat rehabilitasi medik
• Pencegahan penyakit ini terus diupayakan selama orang yang
menderita belum meninggal dunia.
Terima Kasih
Upaya Pencegahan (Preventive) Penyakit Menurut
Leavel dan Clark (Five Level of Prevention)
UPAYA PENCEGAHAN (PREVENTIVE) PENYAKIT MENURUT LEAVEL AND CLARK
(FIVE LEVEL OF PREVENTION)

1 2 3 4 5

Health Promotion Rehabilitation


Early Diagnosis (Rehabilitasi)
(Promosi
and Prompt Disability Limitation
Kesehatan)
Treatment (Pembatasan
Specific Protection
(Diagnosis Dini Kecacatan)
(Perlindungan Khusus)
dan Pengobatan
yang Cepat dan
Tepat)
1.
Pendidikan Kesehatan ttg peningkatan gizi, kebiasaan
Health hidup, perbaikan sanitasi lingkungan,dll sangat diperlukan,
Promotion misal:
(Promosi - penyediaan air rumah tangga yang baik,
Kesehatan) - perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran, air limbah,
- hygiene perorangan,
- rekreasi,
- sex education,
- persiapan memasuki kehidupan pra nikah,
- persiapan menopause
Upaya Promosi Kesehatan:
1.Penyediaan makanan sehat (cukup kualitas dan
kuantitasnya).
2. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, ex: penyediaan
air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan
sampah, kotoran dan air limbah dll.
3. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
4.Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan
kepribadian yang baik
2.
Yi perlindungan yang diberikan pd orang2 atau kelompok
Specific beresiko terkena suatu penyakit tertentu--→agar dapat
Protection bertahan dari serangan penyakit yang mengincarnya.
(Perlindungan
Khusus)
Disebut kekebalan buatan.

Bentuk pelayanan perlindungan khusus,


1. Program imunisasi
2. Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu
3. Isolasi penderitaan penyakit menular .
4. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di TTU maupun di
tempat kerja.
3. Langkah awal ketika seseorang telah jatuh sakit.
Early Diagnosis
and Prompt
Treatment Sasaran: orang-orang yang telah jatuh sakit--→ agar sakit yang
(Diagnosis Dini dideritanya dapat segera diidentifikasi dan secepatnya diberikan
dan Pengobatan pengobatan yang tepat.
yang Cepat dan
Tepat)
Dapat mencegah orang yang sudah sakit, tidak tambah parah.
Faktor seseorang dapat sembuh dari penyakitnya, dipengaruhi oleh:
1. Jenis obat yang diminum
2. Kemampuan si tenaga medisnya
3. Kapan pengobatan itu diberikan--→ Semakin cepat pengobatan
diberikan kepada penderita, semakin besar kemungkinan sembuh.
Tujuan utama :
a. Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis
penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
b. Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.
c. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.
Beberapa usaha deteksi dini:
1) Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan : misalnya
pemeriksaan darah, roentgent paru-paru, dll serta segera memberikan
pengobatan.
2) Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit
menular (contact person), untuk diawasi agar derita penyakitnya timbul
dapat segera diberikan pengobatan dan tindakan2 lain yang perlu misalnya
isolasi,desinfeksi dll.
3) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal
gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan..
Dampak Pengobatan yang terlambat:
1. Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak dapat
sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.
2. Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
3. Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.
4. Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.
4. Karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan
penyakit→ maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai
Disability tuntas→tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap
Limitation penyakitnya-→Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang
(Pembatasan yang bersangkutan cacat atau ketidakmampuan-→OKI, diperlukan pendidikan kesehatan
Kecacatan)

Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi mencegah


terjadinya infertilitas---→tahapan ini disebut Pengobatan yang Sempurna (Perfect
Treatment) karena kecacatannya yang ditakutkan terjadi disebabkan pengobatan
kepada penderita tidak sempurna.

Adapun pembatasan kecacatan terkesan membiarkan penyakit menyerang dan


membuat cacat si penderita baru kemudian diambil Tindakan--→Banyak penyakit
yang dapat menimbulkan kecacatan dapat dicegah dengan pengobatan yang lebih
sempurna. Salah satunya adalah dengan meminum obat yang diberikan oleh dokter
sampai habis.
5. Tahapan yang sifatnya pemulihan
Rehabilitation
(Rehabilitasi) Ditujukan pada kelompok masyarakat yang dalam masa
penyembuhan sehingga diharapkan agar benar2 pulih
dari sakit sehingga dapat beraktifitas dengan normal
kembali.

Apalagi kalau suatu penyakit sampai menimbulkan cacat


kepada penderitanya, maka tahapan rehabilitasi ini bisa
dibilang tahapan yang menentukan hidupnya kedepan
akan seperti apa nantinya
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi
cacat, untuk memulihkan cacatnya kadang2 diperlukan latihan tertentu-
→OKI kurangnya pengertian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak akan
melakukan latihan2 yang dianjurkan.

Orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang2 malu untuk
kembali ke masyarakat-→Sering terjadi masyarakat tidak mau menerima
mereka sebagai anggota masyarakat yang normal-→OKI jelas pendidikan
kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi
juga perlu pendidikan kesehatan pada masyarakat.

Sebagai contoh: pusat-pusat rehabilitasi bagi korban kekerasan,


rehabilitasi PSK, dan korban narkoba.
Rehabilitasi
1. Rehabilitasi Fisik
- agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya.
- Ex: seseorang karena kecelakaan,patah kakinya perlu mendapatkan
rehabilitasi dari kaki yang patah ini = kaki yang sesungguhnya

2. Rehabilitasi Mental
- agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan social secara memuaskan
- Bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul kelainan2 atau
gangguan mental-→ OKI bekas penderita perlu mendapatkan
bimbingan kejiwaan sebelum kembali ke dalam masyarakat.
Rehabilitasi 3. Rehabilitasi Sosial Vokasional
- agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan
dalam masyarakat dgn kapasitas kerja yg semaksimal2nya
sesuai dgn kemampuan & ketidakmampuannya

4. Rehabilitasi Aesthesis
- Perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan,
walaupun kadang2 fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri
tidak dapat dikembalikan misalnya: penggunaan mata
palsu.
TERIMA KASIH
TUGAS
• Amati salah satu keluargamu yang sedang sakit, analisis perilakunya serta perubahan yang terjadi
pada yang sakit, keluarga, dan lingkungannya!

Anda mungkin juga menyukai