Anda di halaman 1dari 4

Arti Seorang Sahabat

- Penokohan

Mimi(eka)~037
Ami(Rifqi)~057
Linda(Marsel)~043
Jovan(aji)~044
Dion(Rangga)~056

- Sinopsis Drama

Pada suatuhari, Mimi mendapati Ami sedang terlihat sangat gelisan. Mimi tertanya-tanya
dalam hatinya, ada apa gerangan dengan si Ami. Tak ingin menyaksikan Ami terus
menampilkan raut yang menyedihkan, maka Mimi langsung mencari tahu permasalahannya.

- Dialog Drama

Mimi(Eka) : Ami, kamu kenapa? Kok wajahmu terlihat sangat gelisah sekali? Kamu ada
masalah apa?

Ami(Rifqi) : Enggak kok, aku enggak ada apa-apa. Aku cuma enggak cukup tidur aja,
makanya mukaku terlihat pucat.

Mimi(Eka): Masalahnya, muka kamu enggak cuman terlihat pucat, tapi kamu seperti orang
yang sedang kebingungan. Ami pun berusaha mengelak.

Ami(Rifqi) : Ah, kamu bisa aja sih! Aku enggak kenapa-kenapa kok. Bener aku cuma nggak
cukup tidur aja. Mimi pun terdiam.

Dan tidak lama kemudian datanglah Linda.

Linda(Marsel) : Hai, kalian lagi pada ngapain di sini? Oww… kamu kenapa, Ami? Kok kamu
kelihatan pucat amat?
Mimi(Eka) : Nah, benarkan, kalau kamu tuh terlihat enggak kayak biasanya. Udahlah, kamu
ngomong aja, ada apa sebenarnya?

Linda(Marsel) : Iya Ami, kita ini kan sahabat. Kalau kamu ada masalah, coba cerita ke kami
berdua. Kami pasti akan berusaha untuk membantu.

Ami(Rifqi) tetap berusaha menutupi masalah yang dihadapinya, karena tidak ingin
merepotkan kedua temannya itu.

Ami(Rifqi) : Udahlah, aku enggak kenapa-kenapa kok. Kan tadi aku udah bilang, aku enggak
cukup tidur.

Linda(Marsel) dan Mimi(Eka) pun hanya bisa terdiam, dan lima menit kemudian datanglah
Jovan(Aji) dan Dion(Rangga).

Mimi(Eka) : Hi, guys... Kalian dari mana?

Jovan(Aji) : Emm... Kami abis main dari rumah tante aku.

Dion(Rangga) : Iya, tadi aku sama Jovan main sebentar ke rumah tante si Jovan.

Linda(Marsel) : Oh... emang kalian pada ngapain di sana?

Jovan(Aji) : Enggak papa, cuman silaturahmi aja, cuma udah lama enggak ke sana.

Linda(Marsel) : Oh... gitu, baguslah!

Sama seperti Linda(Marsel) dan Mimi(Eka), Jovan(Aji) dan Dion(Rangga) pun langsung
menanyakan sesuatu kepada Ami(Rifqi) yang dilihatnya tidak seperti biasanya.

Jovan(Aji) : Eh... Ami, kamu kenapa?

Ami(Rifqi) : Aku kenapa emang?


Dion(Rangga) : Yah... Kamu, orang ditanya bener-bener malah jawabnya gitu lagi!

Linda(Marsel) : Enggak tahu sih Ami(Rifqi) nih... aku yakin dia pasti lagi ada masalah, tapi
enggak tahu kenapa dia enggak mau ngomong, padahal kita nih kan sahabat. Jadi, gimana
gitu kalau ada seorang sahabat yang enggak terbuka gini.

Mendengar ucapan Linda(Marsel), Ami(Rifqi) pun akhirnya tak kuasa untuk menutupi apa
yang sedang dihadapinya.

Ami(Rifqi) : Sebenarnya aku enggak mau ngomong masalahaku karena aku enggak mau
kalian ikut terlibat dalam masalahaku, tapi karena kalian memaksa aku untuk ngomong,
maka aku enggak punya pilihan.

Mimi(Eka) : Iya, enggak apa-apa, kamu ngomong aja!

Ami(Rifqi) : Aku akan berhenti sekolah.

Jovan(Aji) : Ha… Berhenti sekolah? Maksud kamu apaan?

Dion(Rangga) : Iya, maksud kamu berhenti gimana, Ami?

Ami(Rifqi) : Aku enggak mau menambah beban orang tuaku. Mereka bekerja siang-malam
demi bisa menyekolahkan aku. Pas aku lihat ibuku sakit semalam, aku enggak mungkin lagi
bergantung kepada ibuku.

Keempat sahabat Ami(Rifqi) pun terdiam sambil memikirkan jalan terbaik untuk Ami. Jovan
kemudian memberikan usulan untuk Ami(Rifqi).

Jovan(Aji) : Ok Ami(Rifqi), gimana kalau aku coba tanyakan ke tante aku barang kali dia
butuh karyawan part time.

Dion(Rangga) : Iya, tante kamu kan punya supermarket.


Linda(Marsel) : Kayaknya itu ide bagus deh. Kalau tante Jovan emang butuh karyawan part
time, kamu kan bisa simpan uang kamu untuk biaya sekolah. Kamu maukan, Ami?

Ami(Rifqi) menerima penawaran Jovan(Aji).

Ami(Rifqi): Baiklah kalau begitu, aku pasti mau kalau tante Jovan emang butuh karyawan
part time.

Jovan(Aji) : Sip! kamu tenang aja, aku yakin tante kubutuh karyawan tambahan soalnya pas
aku main ke sana kemarin ada satu karyawannya yang keluar.

Teman-teman Ami akhirnya dengan semringah melihat Ami kembali bisa tersenyum. Ami
pun akhirnya diterima bekerja di supermarket tantenya Jovan, dan dia tidak jadi keluar
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai