Anda di halaman 1dari 3

Mitos atau Fakta: Benarkah Manusia

hanya Memakai 10 Persen Kemampuan


Otak
Oleh admin dalam Lainnya pada January 27, 2013
6

Otak adalah hal yang sangat luar biasa, ia membantu manusia dalam beraktivitas sampai
berimajinasi. Tapi ada perkataan yang mengatakan bahwa selama hidupnya manusia hanya
menggunakan 10% (sepuluh persen) kemampuan otaknya. Bahkan ada yang mengatan bahwa
Albert Einstein dapat menggunakan lebih dari 10% kemampuan otaknya itu. Benarkah
manusia hanya memakai 10% kemampuan otak? Mitos atau Fakta?

Wow, jika manusia selama hidupnya hanya menggunakan 10% kemampuan otaknya, apa
yang dapat dilakukan manusia jika ia dapat menggunakan 90% kemampuan otak manusia?
Manusia itu pasti sangat menakjubkan.

Tapi sayangnya, perkataan ini hanyalah mitos, pada dasarnya setiap manusia dalam
beraktivitas ringan saja memerlukan kinerja otak, bahkan untuk menjalankan sistem
di tubuh kita, manusia memerlukan kinerja otak.

Otak itu sendiri terdiri dari saraf-saraf yang saling terhubung, pada saat kinerja otak dimulai,
maka saraf-saraf ini akan memberikan respon-respon antara saraf yang satu ke saraf yang
lainnya, lalu respon itu hilang jika kinerja selesai.

Hal inipun dibuktikan oleh perkataan-perkataan para ahli berikut ini:

Eric Chudler, Direktur Center for Sensorimonitor Neural Engineering di


University of Washington

Eric Chudler mengatakan perkataan mengenai mitos 10% kemampuan otak ini
hanyalah mitos belaka.
Ia mengatakan jika itu benar, maka manusia itu pastilah sekarat. Ia mengatakan pada
saat ia merekam kegitaan otak dengan EEGS atau PET scan, ia tidak melihat adanya
bagian otak yang diam dan tidak terpakai.

Larry Squire, peneliti neuroscientist di Veterans Administration Hospital dan


University of California San Diego

Larry Squire mengatakan bahwa setiap bagian otak yang terluka pasti ada
konsekuensi dan akibatnya. Kemungkinan besar mitos ini dimulai karena adanya
bagian otak yang terluka.

Seorang peneliti pernah menganalisa perilaku tikus dengan mengambil sebagian otak
mereka. Mereka meletakkan tikus itu di dalam lorong-lorong untuk melihat apakah
tikus-tikus tersebut dapat keluar dari sana. Ternyata tikus dengan setengah otak itu
seringkali bisa menemukan jalan keluar.

Ini kemudian menjadi kesimpulan bahwa manusia hanyalah menyia-nyiakan


kemampuan otak mereka. Larry Squire juga mengatakan "Kenapa otak kita
bertambah besar jika kita hanya menggunakan sedikit bagian saja?"

Barry Beyerstein, Professor Psikologi Simon Fraser University

Barry Beyerstein yang telah bertahun-tahun mempelajari mitos ini menggunakan PET
dan FMRI, menemukan bahwa pemindaian dari teknologi tersebut jelas menunjukkan
seluruh bagian otak terpakai.

Memang tidak langsung digunakan secara bersamaan, tetapi untuk seluruh kegiatan
sehari-hari yang dilakukan, seluruh bagian otak digunakan. Hal ini sama seperti otot,
dimana sluruh otot tubuh tidak digunakan secara bersamaan, melainkan hanya di
kegiatan tertentu, tapi pada dasarnya untuk seluruh kegiatan sehari-hari, semua otot di
tubuh kita digunakan.

Lalu bagaiman dengan mitos yang mengatakan bahwa otak akan semakin besar untuk orang
yang lebih pintar? Hal ini tidaklah salah sepenuhnya, tapi juga tidak benar.
Otak manusia tidak akan bertambah besar jika seseorang semakin pintar, tapi otak manusia
memiliki ukuran yang tidak berubah. Memang, otak yang lebih besar menandakan bahwa
orang itu memiliki otak yang memiliki kapasitas dan kinerja yang lebih baik, tapi hal itu
tergantung atas seberapa sering orang tersebut menggunakan kemampuan otaknya.

Otak manusia sendiri, semakin sering digunakan ia tidak akan bertambah besar melainkan
hanya menambah jumlah lipatan yang ada di otak terssebut. Peneliti membuktikan bahwa
otak Albert Einstein memiliki jumlah lipatan yang lebih banyak dari otak manusia biasa.

Anda mungkin juga menyukai