1
RRC/EI/46
sepenting kategori pertama, namun perusahaan tetap sistem informasi yang telah dilakukan saat ini
harus memilikinya demi kelancaran proses usaha. (adanya fenomena over investment).
Kategori ketiga adalah sistem informasi yang pada Pada dimensi kedua (ordinat), membawa posisi
dasarnya hanya merupakan pelengkap saja bagi sistem informasi dari SUPPORT ke NECESSITY
perusahaan (necessity), sehingga secara operasional dapat atau dari posisi NECESSITY ke CORE (atau
diserahkan pemeliharaannya pada pihak ketiga sebaliknya) berkaitan secara langsung dengan
(outsource). manejemen perubahan, karena dimensi ini
memperlihatkan bagaimana manajemen
Cara penggunaannya cukup mudah. Katakanlah menempatkan peranan sistem informasi dalam
berdasarkan analisa kebutuhan, perusahaan memutuskan kerangka strategis perusahaan. Sama seperti
untuk mengembangkan lima buah sistem informasi, halnya pada dimensi pertama, untuk melakukan
masing-masing diberi nomor 1 sampai dengan 5 (lihat hal ini dibutuhkan investasi dan usaha yang tidak
gambar). Sesuai dengan misi yang dicanangkan mudah agar gap yang ada dapat segera ditutup.
perusahaan, dalam suatu jangka waktu tertentu,
perusahaan harus memiliki SI1 yang lebih baik dari Bagaimana jika ternyata perusahaan tidak memiliki
kompetitor. Perusahaan juga menilai bahwa keberadaan sumber daya finansial maupun sumber daya lain yang
SI1 ini sifatnya sangat kritikal bagi kelangsungan hidup cukup? Jawabannya adalah prioritas. Berikut adalah
perusahaan. Dalam strategic distinction model, sistem urutan prioritas dari sistem yang harus dikembangkan
yang akan dikembangkan ini diletakkan pada koordinat berdasarkan target yang diinginkan oleh perusahaan (“TO
STRONGER-CORE (karena merupakan target, sistem ini BE”) berkaitan dengan dua dimensi pada Strategic
dinamakan sebagai “TO BE”). Melihat bahwa pada Distinction Model:
dasarnya saat ini perusahaan telah memiliki SI1 tersebut 1. CORE dan STRONGER;
(dalam tahap pengembangan terntentu), maka langkah
selanjutnya adalah melakukan penilaian dimana posisi 2. CORE dan EQUAL;
sistem tersebut pada saat analisa ini (posisi “AS IS”). Dari 3. NECESSITY dan STRONGER;
contoh terlihat bahwa berdasarkan evaluasi, sistem SI 1 4. NECESSITY dan EQUAL;
yang dimiliki sekarang memiliki posisi EQUAL- 5. CORE dan WEAKER;
NECESSITY. Jelas terlihat bahwa terdapat suatu gap yang 6. NECESSITY dan WEAKER;
cukup besar antara posisi sistem yang diinginkan dengan
keadaannya saat ini, sehingga manajemen perusahaan 7. SUPPORT dan STRONGER;
harus menjalankan langkah-langkah tertentu agar misi 8. SUPPORT dan EQUAL; dan
pencapaian sistem yang diinginkan dapat terpenuhi. 9. SUPPORT dan WEAKER.
Pemetaan yang sama dilakukan terhadap sistem SI 2, SI3,
SI4, dan SI5 untuk melihat secara jelas gap yang terjadi
antara keinginan dan kenyataan. REFERENSI
Bagaimana langkah yang harus diambil manajemen Earl, Michael J. Management Strategies for Information
setelah melakukan analisa gap ini? Pada dasarnya, Technology, United Kingdom: Prentice Hall International,
langkah yang harus diambil adalah tergantung dari 1989.
besarnya gap yang terjadi dalam dua matriks dua dimensi
RICHARDUS EKO INDRAJIT adalah Kepala
tersebut: Program Studi Sistem Informasi STIMIK
Pada dimensi pertama (axis), membawa sebuah Perbanas dan Dosen Inti di Program Pasca
sistem dari posisi WEAKER ke EQUAL atau Sarjana Universitas Bina Nusantara.
Menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik
dari posisi EQUAL ke STRONGER biasanya Komputer di ITS Surabaya, Master of Applied
memiliki korelasi langsung dengan besarnya Computer Science di Harvard University, Master
investasi yang harus dikeluarkan perusahaan of Business Administration di Leicester
untuk membangun sistem informasi tersebut. University, dan Doctor of Business
Administration di University of the City of
Sehingga dengan kata lain, perusahaan harus Manila. Selain mengajar di Program Pasca
mengalokasikan sejumlah dana tertentu untuk Sarjana Universitas Indonesia, Universitas
dapat membangun sistem informasinya, sehingga Atmajaya, dan Institut Pengembangan
gap yang ada dapat ditutup. Sebaliknya, jika Manajemen Indonesia, serta aktif sebagai
konsultan dan peneliti di Lembaga Ketahanan
ingin membawa sistem informasi dari posisi Nasional (Lemhannas), bekerja pula sebagai
STRONGER ke EQUAL atau dari posisi Direktur Sistem Informasi di perusahaan
EQUAL ke WEAKER, maka perusahaan harus konsultan Renaissance Advisors. Pengetahuan di
mengurangi investasi atau pengeluaran untuk bidang teknologi informasi dan manajemen
sistem informasi diperoleh dari pengalaman
2
RRC/EI/46
praktis di industri keuangan, perbankan, Softcopy dari makalah dan dokumen ini tersedia melalui
manufaktur, penerbangan, pertambangan, website personal Richardus Eko Indrajit di alamat:
telekomunikasi, pendidikan dan kesehatan. http://www.indrajit.org.