di Indonesia
(1917-1965)
Beggy Rizkiyansyah
Pegiat Jejak Islam untuk Bangsa (JIB)
www.jejakislam.net
Solidaritas Pra Kemerdekaan
Sudah lama kita Ummat Islam tidak mempunyai “pertalian”. Sudah lama ummat yang
tidak kurang banyaknya dari 450 miliun jiwa itu kalangkabut keadaannya, pecah-belah
suaranya, masing-masing mencari hidupnya sendiri-sendiri dengan ta’ berpedoman
Bersama. Khilafat tidak ada lagi. Negeri2 yang dibawah pemerintah asing dianiaya,
negeri-negeri yang merdeka ta’ dapat menolong.
Saudara-saudara kita disiksa oleh musuhnya, diserang, dibunuh, kita tak dapat menolong
melainkan kita dipaksa menonton saja. Bahkan kita di Indonesia sendiri dibuat dengan
sekehendak “Tuan” kita, dan saudara-saudara kita Muslimin tidak dapat dengar, tak
dapat tahu, apalagi menolong kita.
Kita sekalian Ummat Islam, juga di Indonesia. Bukan untuk yang beriman dan sembahyang
sahaja, tatapi juga tiap-tiap orang Indonesia yang mengaku dirinya Muslim. Masjidi Aqsa,
Buraq syarif, Baital Maqdis, kalimat-kalimat ini tidak asing bagi kita Muslimin. Apakah
itu? Dan manakah tempat letaknya? Dan bagaimanakah kita wajib menjaganya??
Situasi di Hindia Belanda
• “Ya Allah, turunkan kutukan-Mu kepada musuh-musuh saudara kami bangsa Palestina yang
tengah memperjuangkan kemerdekaan mereka. Kutuki pula orang-orang kafir yang
membantu musuh-musuh kami, mereka yang menghalangi agama kami, mereka yang
menindas saudara-saudara kami, mereka yang membunuh para pejuang Palestina dan
mereka yang menghalang-halangi perjuangan kami…”
Pokok Pikiran beberapa tokoh di masa kolonial
• Penjajahan dan rasialisme : “datang dengan laku dan gaya pertuanan hendak
menguasai negeri. Tidak suka mereka dipersamakan dengan bangsa Arab, rakyat
yang asli,” – Haji Agus Salim
Pokok Pikiran beberapa tokoh di masa kolonial
• Ketidakadilan dunia barat terhadap orang Arab – Haji Agus Salim, M. Natsir & K.H.
Saifuddin Zuhri
• “…tentu semestinja akan ditanja, selain kepada bangsa Arab di Palestina dan
negara-negara Arab sekelilingnja jang berdekatan,-bagaimana menjelaskan soal
Palestina ini. Kalau ditanjakan kepada hati ketjil penduduk Arab di Palestina, sudah
tentu dari mereka tidak seorangpun akan rela bila kehendak “Balfour declaration”
itu diteruskan djuga…” – M. Natsir, 1941
Pokok Pikiran beberapa tokoh di masa kolonial
• “…sejarah dan keadilan tentu tidak akan membenarkan bahwa seorang tamu, yang
asing, yang tidak memiliki keterikatan apa pun, merampas hak dan akhirnya
mengusir tuan rumah.” - K.H. Saifuddin Zuhri
• “Dan pastilah dunia Islam akan menganggap Yahudi seluruhnya sebagai musuh
sebesar-besarnya. Dunia Islam pastilah akan mencari daya upaya mencari
kesempatan yang baik guna menyingkirkan kezaliman dan penganiayaan
tersebut.” - K.H. Saifuddin Zuhri
Dari Ormas ke Negara
• Telegram “Dukungan balasan” Pemerintah RI kepada Palestina & Sekjen Liga Arab
(Mei 1947, Het Dagblad, 16 Mei 1947)
• Ahmad Subarjo tentang Moh. Ali Taher yang bantu pelajar Indonesia
• September 1944
Dari Ormas ke Negara
• Hasil muktamar:
- Sekretariat permanen di wakili oleh Partai Masyumi dan Liga Muslimin Indonesia
- Kedatangan delegasi Palestina ke Indonesia (1954)
Dari Ormas ke Negara
• Telegram ucapan selamat atas KMB oleh Chaim Weizmann (Presiden) & David Ben
Gurion (PM) kepada Sukarno dan Hatta (Desember 1949)