Anda di halaman 1dari 24

Solidaritas Palestina

di Indonesia
(1917-1965)
Beggy Rizkiyansyah
Pegiat Jejak Islam untuk Bangsa (JIB)
www.jejakislam.net
Solidaritas Pra Kemerdekaan

• Perlawanan al-Buraq (Ṯaurat al-Burāq) Agustus 1929

• Solidaritas di Jawa Timur dalam liputan media Palestina: Sawt al-Sah’b :


ʿAṭf ʾIndūnīsiyā ʿalā Filasṭin

• Al-Jamia al-Arabiyya (30.10.1930) : “Yaum Filasṭīn Fī Indūnīsiyā”

• Hari Isra’ Mi’raj sebagai hari Palestina

• Solidaritas Djama’ah al-Chairiah al-Talabijja al-Azhariah al-Djawiah (1922)


Kongres Muslim Sedunia (al-Muʾtamar al-Islāmī al-ʿĀm)

• Yerusalem, 6-17 Desember 1931

• Inisiatif Mufti Palestina, Amin al Husayni

• 145 delegasi berbagai negeri Muslimin


(M. Iqbal, Rashid Ridha, abd. Azzam dll)

• Abdul Kahar Muzakkir (Indonesia) &


Abu Bakar Asyari (Malaysia)
Kongres Muslim Sedunia ((al-Muʾtamar al-Islāmī al-ʿĀm) )
Mustika, 11 Des 1931
Abdul Kahar Muzakkir:

Sudah lama kita Ummat Islam tidak mempunyai “pertalian”. Sudah lama ummat yang
tidak kurang banyaknya dari 450 miliun jiwa itu kalangkabut keadaannya, pecah-belah
suaranya, masing-masing mencari hidupnya sendiri-sendiri dengan ta’ berpedoman
Bersama. Khilafat tidak ada lagi. Negeri2 yang dibawah pemerintah asing dianiaya,
negeri-negeri yang merdeka ta’ dapat menolong.

Saudara-saudara kita disiksa oleh musuhnya, diserang, dibunuh, kita tak dapat menolong
melainkan kita dipaksa menonton saja. Bahkan kita di Indonesia sendiri dibuat dengan
sekehendak “Tuan” kita, dan saudara-saudara kita Muslimin tidak dapat dengar, tak
dapat tahu, apalagi menolong kita.

Kita sekalian Ummat Islam, juga di Indonesia. Bukan untuk yang beriman dan sembahyang
sahaja, tatapi juga tiap-tiap orang Indonesia yang mengaku dirinya Muslim. Masjidi Aqsa,
Buraq syarif, Baital Maqdis, kalimat-kalimat ini tidak asing bagi kita Muslimin. Apakah
itu? Dan manakah tempat letaknya? Dan bagaimanakah kita wajib menjaganya??
Situasi di Hindia Belanda

Aksi solidaritas besar di Surabaya (Gedung Al-Irsyad) 5 Juli 1937

• Lintas Ormas Islam (2000 peserta, 33 perwakilan kelompok)

• Wondoamiseno (PSII –Comite Palestina), K.H. Mas Mansur


(Muhammadiyah), Umar Hubeis (Al-Irsyad), Abdul Kahar Muzakkir
(PSII/Muhammadiyah)

• Petisi untuk Liga Bangsa-Bangsa (Jenewa) dan Mufti Amin al Husayni


Kongres Al-Islam (26 Feb – 1 Maret 1938)

• NU, Muhammadiyah, Partai Arab Indonesia, Comite Oemat Islam


Makassar, Comite Pembela Agama Islam Palembang dll

• Keputusan soal Palestina:


1. Qunut di setiap masjid
2. Mosi ke Jenewa
Kongres Al-Islam (26 Feb – 1 Maret 1938)

• 3. “Congres berseroe kepada perhimpoenan2 dan djoega pada


oemat Islam Indonesia, oentoek membantoe dengan wang dengan
keichlasan hati kepada saudara2 oemat Islam diPalestina djoega
didalam kesengsaraan itoe, dengan perantaraan Comite Palestina
di Batavia Centrum.”
Solidaritas Nadhlatul Ulama (NU)
Berita N.O. 1 September 1938

“…memberi pengertian dan


pengharepan pada kita,
bahwa Oem. Islam
sesoenggoehnja tiada mati,
roach Islam sesoenggoehnja
misih besar fi’ilnja.”
Solidaritas Nadhlatul Ulama
• Seruan K.H. Mahfuz Siddiq kepada seluruh ormas Islam agar membela Palestina (Nov
1938) > Dipanggil pemerintah kolonial.

• ‘Pekan Rajabiyah’ sebagai solidaritas Palestina

• Pembacaan qunut nazilah di setiap sholat fardu

• “Ya Allah, turunkan kutukan-Mu kepada musuh-musuh saudara kami bangsa Palestina yang
tengah memperjuangkan kemerdekaan mereka. Kutuki pula orang-orang kafir yang
membantu musuh-musuh kami, mereka yang menghalangi agama kami, mereka yang
menindas saudara-saudara kami, mereka yang membunuh para pejuang Palestina dan
mereka yang menghalang-halangi perjuangan kami…”
Pokok Pikiran beberapa tokoh di masa kolonial

• Pelanggaran terhadap hak-hak orang Arab “…perasaan kebangsaan yang dilukai


dan hak-hak sebangsa yang kena langgar oleh kekuasaan Inggris itu.” -H. Agus Salim

• Bukan perang Agama – Haji Agus Salim

• Penjajahan dan rasialisme : “datang dengan laku dan gaya pertuanan hendak
menguasai negeri. Tidak suka mereka dipersamakan dengan bangsa Arab, rakyat
yang asli,” – Haji Agus Salim
Pokok Pikiran beberapa tokoh di masa kolonial

• Ketidakadilan dunia barat terhadap orang Arab – Haji Agus Salim, M. Natsir & K.H.
Saifuddin Zuhri

• “…tentu semestinja akan ditanja, selain kepada bangsa Arab di Palestina dan
negara-negara Arab sekelilingnja jang berdekatan,-bagaimana menjelaskan soal
Palestina ini. Kalau ditanjakan kepada hati ketjil penduduk Arab di Palestina, sudah
tentu dari mereka tidak seorangpun akan rela bila kehendak “Balfour declaration”
itu diteruskan djuga…” – M. Natsir, 1941
Pokok Pikiran beberapa tokoh di masa kolonial

• “…sejarah dan keadilan tentu tidak akan membenarkan bahwa seorang tamu, yang
asing, yang tidak memiliki keterikatan apa pun, merampas hak dan akhirnya
mengusir tuan rumah.” - K.H. Saifuddin Zuhri

• “Dan pastilah dunia Islam akan menganggap Yahudi seluruhnya sebagai musuh
sebesar-besarnya. Dunia Islam pastilah akan mencari daya upaya mencari
kesempatan yang baik guna menyingkirkan kezaliman dan penganiayaan
tersebut.” - K.H. Saifuddin Zuhri
Dari Ormas ke Negara

• Dukungan Amin al-Husayni kepada kemerdekaan Indonesia: 6 September 1944

• Telegram “Dukungan balasan” Pemerintah RI kepada Palestina & Sekjen Liga Arab
(Mei 1947, Het Dagblad, 16 Mei 1947)

• Ahmad Subarjo tentang Moh. Ali Taher yang bantu pelajar Indonesia

• “…orang Mesir terkemuka yang banyak jasanya terhadap Indonesia.


Beliau dengan spontan membela pelajar-pelajar Indonesia dengan uang
dan sokongan moral waktu mereka memperjuangkan
Proklamasi Kemerdekaan.”
Telegram KH Hasyim Asy’ari kepada Syaikh Amin al-Husayni
• “muhammad amin al-husaini
jerman
dengan antara
perdana Menteri koiso tokio
atas perhatian tuan dan seluruh alam islam tentang janji Indonesia merdeka, majlis
syuro muslimin Indonesia, atas nama kaum muslimin se-indonesia, menyatakan terima kasih.
asysyukru walhamduli’llah.
guna kepentingan islam kami lebih perhebatkan perjuangan kami disamping dai nippon sampai
kemenangan akhir tercapai.
moga-moga pula perjuangan kemerdekaan negeri palestina dan negeri-negeri ‘arab
lainnya tercapai
majlis syuro muslimin Indonesia -hasyim asy’ari-“

• September 1944
Dari Ormas ke Negara

Resepsi pengakuan kemerdekaan Indonesia di Mesir, 9 Juni 1947


Dari Ormas ke Negara

Desakan Ormas Islam dan pengaruhnya kepada kebijakan Indonesia

• Partai Masyumi, 18 Desember 1947:

• - Menganjurkan agar pemerintah RI menetapkan sikapnya membantu perjuangan bangsa


Arab di Palestina.

• Muktamar Partai Masyumi, Maret 1948:

• -“Mengirimkan radiogram kepada Muftie Besar Amin Al Huseini tentang perdjuangan di


Palestina.”

• Kongres PSII, Januari 1948: Penolakan terhadap pembelahan Palestina


Dari Ormas ke Negara

• Delegasi resmi Pemerintah RI dalam Muktamar Internasional I tentang Baitul


Maqdis (1953) di Yerusalem

• Delegasi Indonesia: Ahmad Subarjo (Menlu), Sirajuddin Abbas, & HM Rasjidi

• Hasil muktamar:
- Sekretariat permanen di wakili oleh Partai Masyumi dan Liga Muslimin Indonesia
- Kedatangan delegasi Palestina ke Indonesia (1954)
Dari Ormas ke Negara

(Gagalnya) Pendekatan Israel :

• Telegram ucapan selamat atas KMB oleh Chaim Weizmann (Presiden) & David Ben
Gurion (PM) kepada Sukarno dan Hatta (Desember 1949)

• Telegram Moshe Sharett (Menlu) tentang pengakuan kemerdekaan Indonesia


(Januari 1950)

• Permintaan pembukaan kedutaan oleh Ya’acov Shimoni (Kepala Departemen Asia)


Pasang naik ideologi anti-kolonial

Konferensi Asia-Afrika Bandung 1955


• Ditolaknya kehadiran Israel
• Amin al Husayni sebagai pengamat
• “E. Other Problems: 1. In view of the existing tension in the Middle East caused
by the situation in Palestine and of the danger of that tension to world peace,
the Asian-African Conference declared its support for the rights of the Arab
people of Palestine and called for the implementation of the United Nations
resolutions on Palestine and of the peaceful settlement of the Palestine
question”
Pasang naik ideologi anti-kolonial
Konferensi Islam Asia Afrika (Maret 1965)
• Peran penting K.H. Idham Chalid (NU):
Kolonialisme adalah komplotan internasional, dibutuhkan perlawanan
internasional pula (Nurjaman & Sulaiman 2020)
• “1. Endorse the full restoration of all the rights of the Arab people of
Palestine to their homeland, and their inalienable right to self-
determination;
2. Declare their full support to the Arab people of Palestine in their struggle
for liberation from colonialism and racism.” - (The Organizing Committee,
1965, Document 1, Documents for The Main Conference of the Africa-Asia Islamic
Conference)
Pasang naik ideologi anti-kolonial

- Penolakan Timnas Sepakbola Indonesia melawan


Israel di kualifikasi Piala Dunia 1958
-
ASIAN Games 1962
• Penolakan terhadap Israel (dan Taiwan)
• Subandrio: Olahraga harus mempertimbangkan soal
politik
• Konsekuensi dan Perlawanan dari Indonesia : GANEFO
Kesimpulan

• Solidaritas karena ukhuwah Islamiyah


• Sikap Ormas dan tokoh Islam mempengaruhi kebijakan Negara
• Ikatan ukhuwah dan ideologi anti colonial
• Meneruskan perjuangan founding fathers Indonesia
• Zionisme sebagai ideologi : penjajahan dan rasialisme

Anda mungkin juga menyukai