Anda di halaman 1dari 3

Biografi - Muhammad Natsir

Pak Natsir in Memoriam


Pak Natsir dan Jihad Palestina Senin

Orang banyak mengenalnya sebagai Pak Natsir. Nama lengkapnya Muhammad


Natsir, bergelar Datuk Sinaro nan Panjang, lahir di Minangkabau tanggal 17 Juli
1908, tepatnya di kampung Jembatan Berukir, Alahan Panjang, Sumatera Barat,
dari pasangan Sutan Saripado dan Khadijah. Beliau adalah tokoh bangsa, tokoh
umat, dan tokoh dunia Islam, karena aktifitas dan peran yang telah dilakukannya
untuk Islam dan umat tanpa mengenal lelah. Pada tahun 1945-1946, pak Natsir
menjadi anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP KNIP),
tahun 1946-1949 menjabat sebagai Menteri Peneranan RI, tahun 1950-1951
menjadi Perdana Menteri RI.
Dalam percaturan dunia Islam, khususnya di negara-negara Arab, pak Natsir
sangat dikenal, dihormati dan disegani, beliau ikut serta dan terlibat pada
beberapa organisasi Islam tingkat internasional, tahun 1967 diamanahkan
menjabat Wakil Presiden World Muslim Congress (Muktamar Alam Islami),
Karachi, Pakistan, tahun 1969 menjadi anggota World Muslim League, Mekah,
Saudi Arabia, tahun 1972 menjadi anggota Majlis A’la al-Alam lil Masajid,
Mekah, Saudi Arabia, tahun 1980 menerima “Faisal Award” atas pengabdiannya
kepada Islam dari King Faisal, Saudi Arabia, tahun 1985 menjadi anggota Dewan
Pendiri The International Islamic Charitable Foundation, Kuwait, pada tahun
1986 menjadi anggota Dewan Pendiri The Oxford Centre for Islamic Studies,
London, Inggris dan angota Majelis Umana’ International Islamic Univesity,
Islamabad, Pakistan.
Ketika Subandrio naik haji dan ingin bertemu dengan Raja Faisal, Raja Faisal
tidak mau menerimanya. Setelah diusahakan oleh pihak KBRI Jedah dan
prosesnya agak lama, akhirnya Raja Faisal mau juga menerima Subandrio yang
saat itu menjadi orang penting di Indonesia. Subandrio menceritakan tentang
Islam di Indonesia, juga menceritakan perannya membela Islam, kisah naik haji
dan lain-lain.
Tanpa disangka dan diduga oleh Subandrio, Raja Faisal langsung bertanya,
“Kenapa saudara tahan Muhammad Natsir?”. Pak Natsir pernah diasingkan oleh
pemerintah Orde Lama ke Batu Malang, Jawa Timur (1960-1962) dan menjadi
“tahanan politik” di Rumah Tahanan Militer (RTM) Keagungan Jakarta (1962-
1966).
“Saudara tahu”, kata Raja Faisal. “Muhammad Natsir bukan pemimpin umat
Islam Indonesia saja, tetapi pemimpin umat Islam dunia ini, kami ini!”.
Dalam bidang akademik, Pak Natsir menerima gelar Doktor Honoris Causa
bidang Politik Islam dari Universitas Islam Libanon (1967), dalam bidang sastra
dari Universitas Kebangsaan Malaysia, dan dalam bidang pemikiran Islam dari
Universitas Saint dan Teknologi Malaysia (1991).
Perhatian dan kepedulian Pak Natsir terhadap Palestina terus bergelora, tak lapuk
karena hujan, tak lekang karena panas, walau usianya sudah uzur, lah laruik sanjo
istilah orang Minang, beliau masih memiliki semangat yang tinggi dan kepedulian
yang besar terhadap urusan umat khususnya Palestina.

http://novrisy.co.nr Novri Sy’s Collections


Biografi - Muhammad Natsir

Pak Natsir banyak meninggalkan karya tulis yang berkaitan dengan dakwah dan
pemikiran, sebagiannya diterbitkan dalam bahasa Arab, misalnya Fiqh Da’wah,
dan Ikhtaru Ahadas Sabilain (Pilih Salah Satu dari Dua Jalan). Beliau juga
menulis buku khusus yang membahas permasalahan Palestina dengan judul
Qadhiyatu Falisthin (Masalah Palestina).
Menurut Al-Mustasyar Abdullah Al-‘Aqil, mantan wakil Sekretaris Jendral
Rabithah Alam Islami di Mekah Al-Mukaromah, “Dr. Muhammad Natsir sangat
serius memperhatikan masalah Palestina. Ia temui tokoh, pemimpin dan dai di
negara-negara Arab dan Islam untuk membangkitkan semangat membela
Palestina, setelah kekalahan tahun 1967”.
Ketika redaktur majalah “Al-Wa’yul Islami” Kuwait, ustadz Muhammad Yasir
Al-Qadhami bersilaturrahim ke rumah pak Natsir, Februari 1989, dan bertanya
tentang tokoh-tokoh yang berpengaruh pada dirinya dan mempengaruhi
perjuangannya, pak Natsir menjawab, “ Haji Syekh Muhammad Amin Al-
Husaini, Imam Asy Syahid Hasan Al-Banna, dan Imam Hasan Al-Hudhaibi.
Sedang tokoh-tokoh Indonesia adalah Syekh Agus Salim dan Syekh Ahmad
Surkati.”
Di hadapan sekitar 2.000 orang yang hadir dalam acara Tasyakur 80 Tahun
Muhammad Natsir, di Masjid Al-Furqan, Jalan Kramat Raya 45, Jakarta Pusat, 17
Juli 1988. Pak Natsir menyampaikan kepada jama’ah, founding fathers, tokoh dan
pendiri Republik ini, ulama, zuama, cendikiawan, dan generasi muda Islam
tentang perjuangan anak-anak dan pemuda Palestina melawan penjajah Zionis
Israel.
“Soal Palestina yang selama ini macet, hidup kembali dengan demonstrasi,
pemuda-pemuda dan anak-anak sekolah yang secara spontan menyatakan protes
dengan beramai-ramai melempari dengan batu (bukan granat) dengan seruan
Allahu Akbar, ke arah tentara Israel yang bersenjata lengkap. Sudah delapan
bulan yang demikian itu berjalan, sudah banyak yang syahid ditembaki oleh
tentara Israel. Tetapi mereka tak berhenti. Siapa yang mnenyangka tadinya akan
demikian semangat jihad anak-anak belasan tahun berhadapan dengan angkatan
bersenjata Israel…Demikianlah. Tak ada yang tetap di dunia ini. Innazzamaana
Qadistadaara (Zaman beredar, musim berganti)”.
Walau dikenal luas oleh para tokoh dunia, Pak Natsir tetap menjalani hidup
dengan penuh kesederhanaan. Pak Natsir merupakan salah satu dari sedikit tokoh
Islam Indonesia yang sungguh-sungguh berjuang menghidupi Islam, bukan
sungguh-sungguh hidup dari memanfaatkan Islam, sehingga menjadi gemuk di
jalan dakwah, seperti yang sekarang banyak dikerjakan orang-orang yang
mengaku tokoh Islam. Bagi Pak Natsir, dunia dengan segala gemerlapnya adalah
kepalsuan, bukan hakikat.
Tokoh yang sederhana ini wafat pada hari Sabtu tanggal 6 Februari 1993 pukul
12.10 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta dalam usia 84 tahun.
Semoga Allah ampuni segala dosanya, diterima segala amal ibadahnya dan
dilapangkan kuburnya, dikumpulkan bersama para nabi, shiddiqin, syuhada dan
orang-orang shalih di dalam surga.
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa
yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala

http://novrisy.co.nr Novri Sy’s Collections


Biografi - Muhammad Natsir

sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauhmahfuz) .”(QS:
Yaasin/36: 12).

H. Ferry Nur S.Si, Sekjen KISPA email:


http://us.mc313.mail.yahoo.com/mc/compose?to=ferryn2006%40yahoo.co.id

http://novrisy.co.nr Novri Sy’s Collections

Anda mungkin juga menyukai