PEMBUKA
Tanda Salib Dan Salam
Tobat
P Mari kita awali ibadat ini dengan mengakui segala dosa dan kesalahan kita: Saya
mengaku
UP kepada Allah yang Mahakuasa dan kepada saudara sekalian bahwa saya telah
berdosa dengan pikiran dan
perkataan dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya
sungguh berdosa. Oleh sebab
itu saya mohon kepada Santa perawan Maria, kepada para malaikat dan orang Kudus,
dan kepada saudara
sekalian supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.
P Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan
mengantar kita ke hidup yang
kekal.
U Amin
Doa Pembuka
P Marilah berdoa: (Hening sejenak)
Allah Bapa Maha setia, Engkau mengasihi kami. Semoga kami pun mengasihi Engkau
dengan segenap hati,
dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatan kami.
Dengan perantaraan
Yesus Kristus putra-Mu Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh
Kudus hidup dan
berkuasa Allah sepanjang segala masa.
U Amin
MENDENGARKAN SABDA ALLAH
Mari kita mendengarkan sabda Allah
Bacaan
Yohanes 6:52-59
"Daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar
minuman."
Bapak, Ibu dan siswa/siswi yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan
Harian Jumat 19 April 2024.
Dalam Bacaan Injil Yohanes 6:52-59 hari ini mengisahkan tentang "Daging-Ku adalah benar-benar
makanan, dan Darah-Ku adalah benar-benar minuman."
“Roti Hidup” merupakan salah satu pengajaran Yesus yang terpenting dan tersulit, namun Yesus
tetap mengajarkan-Nya meskipun pada saat ia mengajarkan hal ini banyak pengikut-Nya
meninggalkan Dia. (lih. Yoh. 6: 66).
Ajaran Yesus ini menimbulkan pertentangan dikalangan orang Yahudi. Bahkan sebagian para murid
dan para pengikutNya pun tidak mengerti.
Karena itu Yesus menggunakan bahasa simbolis bahwa Ia adalah Roti Hidup yang turun dari surga.
Roti Hidup itu adalah Tubuh dan Darah Yesus sendiri yang dikorbankan di atas salib untuk menebus
dosa umat manusia.
Manusia telah mati karena dosa, namun oleh korban Yesus di Salib dan kebangkitan-Nya manusia
memperoleh hidup dan keselamatan.
Yesus sendiri memberi teladan bagaimana berbagi hidup dengan yang lain yakni dengan
menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya sendiri.
Yesus memberikan DiriNya sebagai makanan karena Ia tidak mau manusia menjadi lemah, bahkan
jatuh kedalam dosa karena melanggar perintah-perintah Allah.
Yesus Kristus tidak akan membiarkan manusia berjuang sendiri dengan segala yang akan
dihadapinya didunia ini.
Tubuh dan Darah merupakan lambang kehidupan. Oleh karena itu siapapun yang makan dan
minum darahNya berarti membiarkan Yesus hidup di dalam diri kita tentunya dalam setiap segi
kehidupan kita.
Dalam Ekaristi kita dapat menyambut Tubuh dan darahNya secara nyata kita telan. Dengan cara ini
kita dapat bersatu dengan Nya.
Dia tinggal dalam diri kita dan kita semua tinggal dalam diriNya. Ekaristi adalah puncak dan sumber
iman kristiani yang menjadi pusat dari seluruh liturgi Gereja.
Doa Umat
P Tuhan Yesus sang penyembuh agung, tinggalah bersama kami, sertailah kami,
sehingga di tengah
kecemasan ini, kami tetap merasakan damai-Mu, sebab Engkaulah Tuhan dan
Pengantara kami, kini dan
sepanjang masa. Amin.