Anda di halaman 1dari 3

IBADAT TUTUP TAHUN

Kata Pengantar:

Ibu/Bpk, Sdri/a-ku yang dikasihi Tuhan, kita adalah kepingan waktu yang terserak
pada maha raya kekekalan. Kita adalah noktah, titik debu di tengah semesta. Betapa tidak,
hidup itu singkat, seperti bayang berlalu, seperti kembang yang mekar di waktu pagi dan layu
di waktu senja. Dalam jangka hidup yang sesingkat itu, terletak semua kenyataan eksistensi
kita; tentang kebahagiaan pertumbuhan kita, kemuliaan perbuatan kita, kemegahan karya-
karya kita, sekaligus dosa-dosa kita, duka dan kecemasan, kegagalan, kerapuhan dan
keretakan kita.

Titik pijak refleksi kita malam ini adalah WAKTU. Misteri waktu seringkali mengungkung
KITA karena rekayasa yang kita buat sendiri. Kita seakan terpilin masuk dalam lipatan waktu
yang kita baca dalam huruf dan angka; kalender, arloji, weker, jadwal dan program-program
kerja. Kita lelah. Tergopoh-gopoh mengejar waktu supaya tetap dan tepat mengikuti semua
proyek kita, namun seringkali sebaliknya. Waktu mengejar kita dan kita tertangkap tak
berdaya. Mari kita memahami anugerah waktu yang terberi, sebab mengenal waktu adalah
mengenal kehidupan. Dan mengenal kehidupan adalah mengenal Allah. Sehingga Alberth
Einstein, seorang yang dianggap paling cerdas di muka bumi ini pernah berujar, “Aku ingin
mengerti waktu karena aku ingin mendekati Tuhan”.

Pernyataan Tobat

Doa Pembuka:

Marilah berdoa:
Bapa penuh Cinta, syukur kami hanyalah merupakan bukti kecintaan kami akan Dikau.
Kami mencintai Dikau karena keyakinan yang telah Kau pupuk dalam HATI kami masing-
masing. Kami mohon pada-Mu kiranya Dikau selalu menyertai kami dalam setiap derap
langkah hidup kami.
Bapa penuh cinta. kami yang kini bersujud di hadapan-Mu, memohon agar di penghujung
tahun ini, kami masih tetap memuliakan kebesaran kasih-Mu karena nyatalah bahwa nafas
hidup masih tetap Kau hembuskan dalam diri kami. Kami bersyukur atas anugerah terindah
yang telah kau berikan kepada kami. Semuanya ini kami sampaikan kepada-Mu, Demi
Kristus Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, satu Allah, kini dan sepanjang
masa. Amin.

1
Bacaan & Renungan (Yoh. 1:1-5. 14. 18)

Bagaimana mungkin kita menyingkap misteri waktu? Misteri yang sebenarnya


mengarahkan kita untuk melihat, tentang bagaimana begitu ajaibnya Tuhan menenun kita.
Bagaimana Tuhan tampak begitu arsiteik bagi kita. Penginjil Yohanes bahkan berulang kali
mengatakan tentang kebenaran ini, “Pada mulanya adalah Sabda”. Sabda, firman, lalu
menjadi. Ingatlah akan kejadian alam raya, semua terbentuk berkat sabda. Jadilah terang,
jadilah gelap. Jadilah siang, jadilah malam. Kita pun, pada mulanya hanyalah sebuah kata
yang terekam dalam rahim waktu. Yang akhirnya terlahir karena sebuah cinta antara ayah dan
ibu. Tampak, bahwa Allah berkarya dalam diam, menyempurnakan semua dalam waktu
hingga memahkotai semua ciptaan dengan karya penebusan, ketika Ia meretas ke dalam
sejarah manusia lewat sabda yang menjadi daging dan tinggal bersama-sama dengan kita
Maka malam ini patutlah kita bermazmur, “Aku bersyukur kepada-Mu Tuhan oleh karena
kejadianku yang dashyat dan ajaib dan jiwaku benar-benar menyadarinya.”

Waktu nyata bagi manusia. Bagi Tuhan, waktu tiada. Ia adalah pengrajin semua
waktu. Ia penggerak sejarah dan sejarah akan bergerak menuju kepada-Nya. Ia adalah awal
yang tidak berawal dan akhir yang tidak pernah ada akhirnya. Allah adalah semua di dalam
semua. Bukankah bagi Allah, seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran
jaga di waktu malam! Bukankah Ia masa lalu yang paling lalu dan masa depan yang paling
depan!

St. Agustinus, ketika orang bertanya kepadanya tentang waktu. Ia menjawab, “jika
kamu tidak bertanya, aku tahu. Namun jika kamu bertanya, aku tidak tahu lagi”. Baginya,
jika tidak ada yang berlalu, tidak bakal ada waktu lampau. Jika tidak ada yang datang, tidak
bakal ada waktu yang akan datang; jika tidak ada yang ada, maka tidak bakal ada waktu kini.
Baginya waktu lampau, kini dan akan datang, mengkristal dalam kesadaran kita sebagai
makhluk yang sesungguhnya menyadari bahwa kita hanya diciptakan. Dan semua kita fana,
hanya Allah yang kekal. Karena itu dengan sadar ia berdoa, “Tuhan, Engkaulah keabadian
dan aku, aku hancur dalam kepingan waktu”.

Marilah ibu/bpk, sdri dan sdra-ku, Apapun yang telah terjadi di tahun 2021, kita
datang kepada malam ini, dengan sejumlah kenangan yang mungkin akan kita lupakan dan
sejumput harapan yang masih buta. Dengan kesadaran, bahwa kita hanyalah bejana tanah liat
dihadapan-Nya, marilah kita bersyukur bahwa kita masih diberi waktu...

2
Aku Percaya

Doa Umat:

 Bagi para Pemimpin Negara Kami


Bapa Maha Kasih, rahmatilah para pemimpin Negara kami dengan kebijaksanaan-Mu,
agar mereka mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan golongan ataupun
pribadi. Marilah kita mohon…
 Bagi Bapak Paus, para Uskup, dan para Imam
Bapa penuh cinta, mampukanlah para pemimpin Gereja kami, agar tanggungjawab yang
diberikan kepada mereka dapat dilaksanakan dalam pelayanan kasih akan Dikau dan
sesama. Marilah kita mohon…
 Bagi Perdamaian Dunia
Bapa penuh kasih, sadarkanlah kami umat-Mu di seluruh dunia, agar dapat membangun
persahabatan bukan permusuhan, perdamaian bukan perang, cinta kasih bukan konflik.
Marilah kita mohon…
 Bagi Kita yang Hadir di Tempat ini
Bapa berbelaskasih, Engkau telah memanggil dan memilih kami untuk berkarya sebagai
saksi-saksiMu di dunia ini. Curahilah kami dengan rahmat pengabdian dan pelayanan
yang utuh dan tulus, agar kami dapat menunjukkan tentang-Mu kepada sesama kami.
Marilah kita mohon…

Bapa Kami

Doa Penutup:

Marilah berdoa:

Ya Bapa yang Maha Baik, kami bergembira karena Engkau senantisa menyatakan
cinta-Mu kepada kami. Engkau telah melindungi dan membimbing kami sepanjang
perjalanan kami, di tahun yang hendak kami lewati ini. Kami mohon pada-Mu, kiranya
Engkau tetap menyertai kami juga, di dalam tahun yang akan jumpai sebentar lagi. Semoga
tahun baru yang bakal kami sambut ini, dapat kami hadapi dengan rasa syukur dan semangat
yang baru pula. Mampukanlah kami agar dapat mengabdi Dikau dengan lebih giat. Demi
Kristus Tuhan kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Assisi, 31 desember 2021

Anda mungkin juga menyukai