Anda di halaman 1dari 6

CRITICAL MEDICAL AND SURGICAL NURSING JOURNAL

(Jurnal Keperawatan Medikal Bedah dan Kritis)


Vol. 8, No. 2, October 2019

Laman Jurnal: https://e-journal.unair.ac.id/CMSNJ

Eksplorasi Pengetahuan Kearifan Lokal (Etnomedichine) dalam


Menangani Masalah Kegawatdaruratan Sehari-Hari Masyarakat di
Wilayah Kota Ternate

Wasis Nugroho
Poltekkes Kemenkes Ternate, Ternate, Indonesia
ARTICLE HISTORY ABSTRACT
Diterima: 29 Mei 2019 Introduction: Patients Modernisasi dan akulturasi budaya daerah dapat
Disetujui: 18 Oktober 2020 mempengaruhi pengetahuan masyarakat dalam penggunaan sumber daya local
sebagai sumber pengobatan termasuk dalam kondisi kegawatdaruratan yang terjadi
sehari-hari. Sumber daya local perlu dikaji secara detail terkait manfaat, metode
KEYWORDS penggunaan dan efek sahmping. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi
kegawatdaruratan, pengetahuan masyarakat mengenai kearifan lokal (ethnomedicine) dalam
pengetahuan, kearifan lokal penanganan masalah kegawatdaaruratan sehari-hari di masyarakat Kota Ternate.
Methods: Metode penelitian menggunakan deskriptif dengan teknik purposive
sampling. Total sampel yang digunakan adalah 40 orang yang berpengalaman
CORRESPONDING AUTHOR menggunakan kearifan lokal dalam menangani kegawatdaruratan sehari-hari. Data
Wasis Nugroho diperoleh melalui kuosioner, wawancara, observasi dan dokumentasi.
wasisnugroho1@gmail.com Results: Hasil penelitian menunjukkan terdapat 11 masalah kegawatdaruratan yang
Poltekkes Kemenkes Ternate, terjadi dan ditangani dengan menggunakan 108 ramuan. Dari ramuan ini
teridentifikasi sebanyak 22 macam jenis tanaman obat yang digunakan. Perlunya
Indonesi peningkatan edukatif terhadap masalah kegawatdaruratan sehari-hari yang terjadi di
masyarakat dan bagaimana pemanfaatan kearifan lokal sebagai alternatif
penanganan pertama yang dilakukan.
Conclusion: Instansi terkait perlu memberikan dukungan terhadap pelestarian
tanaman obat keluarga yang selain keindahan ini juga tersimpan banyak manfaatnya.
Cite this as Nugroho, W. (2019). Eksplorasi Pengetahuan Kearifan Lokal (Etnomedichine) dalam Menangani
Masalah Kegawatdaruratan Sehari-Hari Masyarakat di W
Nurs. J, 8(2), 80-84.

80 | Volume 8 No 2 OKTOBER 2019


perawatannya.
1. INTRODUCTION
Salah satu upaya masyarakat dalam
Penanganan awal masalah kegawatdaruratan
memanfaatkan sumber daya alam sebagai sarana
(Prehospital) yang terjadi di masyarakat merupakan
dalam pengobatan dan perawatan tradisional yang
bagian yang sangat penting dalam rantai
bertujuan untuk dapat mengatasi masalah kesehatan
penyelamatan jiwa korban (AHA, 2015). Masyarakat
kegawatdaruratan. Pengetahuan tentang pengobatan
saat ini selain membutuhkan penanganan awal
dan perawatan secara tradisional ini umumnya
masalah gawat darurat dari pelayanan medis, juga
diwariskan secara turun temurun sehingga hanya
masih melibatkan upaya pengobatan secara
terbatas pada sekelompok masyarakat tertentu saja.
tradisional. Penanganan yang mereka lakukan baik
Keadaan ini sangat rentan terhadap kepunahan, juga
secara bersamaan antara penanganan medis dan
kekurangan dalam memperoleh informasi, yang
penanganan secara tradisional, maupun dalam
merupakan akibat dari akulturasi budaya dan
mengatasi masalah terlebih dahulu dengan usaha
perkembangan modernisasi (Marina, 2017).
menggunakan pengobatan tradisional yang
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi
kemudian dilanjutkan dengan penanganan medis
pengetahuan masyarakat mengenai kearifan lokal
(Marilyn, 2011). Selain itu dalam mengatasi masalah
(ethnomedicine) dalam penanganan masalah
kegawatdaruratan, masyarakat melakukan
kegawatdaaruratan sehari-hari di masyarakat Kota
penanganan secara alami yang diperoleh dari
Ternate.
lingkungannya dengan mempertimbangkan efek
samping, informasi dan kemampuannya. 2. METHOD
Kemampuan pengolahan sumber daya ini selain Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang
merupakan kekayaan budaya yang sangat bertujuan untuk menggambarkan pendeskripsian
mendukung proses penanganan masalah tentang penanganan masalah gawat darurat dengan
kegawatdaruratan, juga mempunyai nilai ilmu menggunakan pengobatan alami yang digunakan
pengetahuan yang sangat penting dan perlu masyarakat oleh masyarakat di Ternate. Penelitian ini
diketahui. Oleh karena itu Pemerintah melalui Badan dilaksanakan di 3 (tiga) kecamatan kota Ternate yaitu
Litbangkes Tanaman Obat Kemenkes RI tahun (2015) Ternate Tengah, Utara, dan Selatan. Penelitian
bergiat melakukan riset eksplorasi pengobatan dilakukan di kota Ternate dikarenakan terdapat
tradisional (ethnomedicine) di Indonesia. keluarga yang tinggal, mengetahui dan pernah
Pengetahuan pengobatan tradisional perlu menangani masalah kegawatdaruratan sehari-hari
dieksplorasi lebih banyak lagi, termasuk bagaimana secara alamiah. Penelitian ini menggunakan purposive
penanganan yang spesifik dalam mengatasi masalah sampling dengan jumlah sampel keseluruhan
kesehatan kegawatdaruratan. Penanganan ini sebanyak 40 orang. Instrumen yang digunakan adalah
misalnya, dalam menggunakan ramuan tradisional kuesioner, wawancara terstruktur, observasi dan
tanaman obat serta bahan lainnya. Perlu mengetahui dokumentasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni
bagaimana cara pengolahannya karena hal ini sampai Desember Tahun 2017.
menjadi faktor pendukung dalam penanganan selain
penanganan medis. Pengetahuan tentang pengobatan 3. RESULT
tradisional dalam penanganan masalah The Karakteristik Responden

kegawatdaruratan, perlu diketahui informasinya Tempat Tinggal Informan

secara sistematika. Informasi dimulai dari jenis Hasil pemetaan eksplorasi kearifan lokal yang ada

tanaman obat dan bahan yang digunakan, Masalah diwilayah kota ternate dengan 40 orang yang dapat

yang terjadi serta bagaimana cara pengobatan dan ditemui dan diwawancarai. Dari semuanya terdapat 2

http://e-journal.unair.ac.id/CMSNJ | 81
orang sebagai informan yang merupakan orang tahun. Mereka yang sudah mengetahui manfaat dari
yang selalu dipanggil ketika ada permasalahan tanaman obat tertentu akan terus mempertahankan
kesehatan yang terjadi dilingkungan masyarakat persepsi untuk menangani permasalahan kesehatan.
yang mengalami masalah kesehatan sehari-hari. Apalagi pengalaman ini telah diceritakan atau
Berikut adalah wilayah tempat tinggal partisipan di dilakukan secara turun temurun didalam
tiga kecamatan kota Ternate. keluarganya, maka mempertahankan pengobatan
Dari data proporsional informan berdasarkan pilihan ini menjadi alternatif utama dalam mengatasi
tempat tinggal diatas diperoleh bahwa Informan masalah kesehatan termasuk kegawatdaruratan
yang terbanyak bertempat tinggal di wilayah kota sehari-hari yang terjadi.
ternate tengah sebanyak 27 orang (67,5%), Ramuan pengobatan
Kemudian kota ternate utara terdiri dari 7 orang Dalam riset ini dikumpulkan semua informasi yang
informan (17,5), dan Kota ternate Selatan sebanyak berkaitan penggunaan tumbuhan dan bahan alami
6 orang (15%). sebagai pengabatan dan penanganan masalah
Usia Informan kegawatdaruratan sehari-hari yang dialami
Usia informan terbanyak di kisaran 40-60 tahun 27 dilingkungan keluarga, yang meliputi
orang (68%), disusul informan dengan usia dibawah ramuan/komposisi, informasi tumbuhan dan
40 tahun 8 orang (20%) dan sisanya sebanyak 5 kegunaannya serta identifikasi tanaman obat.
orang (12%) informan dengan usia diatas 60 tahun. Jumlah rata-rata ramuan yang dimiliki adalah 3
Tingkat Pendidikan ramuan untuk informan, dimana pada informan
Proporsi Pendidikan informan dengan tingkat nomor 1 dan 13 memiliki pengetahuan tentang
Pendidikan Sekolah menengah atas (SMA) lebih penanganan kegawatdaruratan sehari-hari yang
banyak pertama dengan jumlah 25 orang (59%), banyak. Mereka ini merupakan tokoh masyarakat
kemudian dengan tingkat Pendidikan Sekolah setempat dimana ramuan yang berkaitan dengan
menengah pertama (SMP) sebanyak 6 Orang (59%). kesehatan maupun kegawatdaruratan sehari-hari
Informan dengan tingkat Pendidikan pada mereka miliki dengan baik. Meskipun demikian
perguruan tinggi sebanyak 5 orang (12%) dan semua informan memiliki pengetahuan tentang
disusul pada tingkat Pendidikan Sekolah Dasar pengobatan terhadap masalah kesehatan lebih
sebanyak 4 orang (9%). Hasil pengumpulan data banyak lagi, namun pembatasan penelitian ini yang
penelitian tidak terdapat informan dengan proporsi hanya menitik beratkan pada permasalahan
Pendidikan informan yang tidak bersekolah. kegawatdaruratan sehari-hari sehingga
Pengetahuan Masyarakat Mengenai Pengobatan memunculkan sedikit informasi.
Lokal Dalam Situasi Kegawatdaruratan Kelompok penyakit
Sumber informasi terkait pengobatan tradisional Terdapat 11 masalah kegawatdarurata sehari-hari
Pengetahuan informan yang diperoleh dari orang tua yang terjadi dilingkungan masyarakat, masalah-
yang terbanyak yakni 27 orang (67%), selanjutnya masalah kesehatan itu adalah sebagai berikut. Jenis
yang diperoleh dari teman sebanyak 11 orang (27%),
sedangkan pengalaman sebanyak 2 (5%) orang.
Untuk pengetahuan informan melalui Pendidikan
tidak ada.
Lama pengobatan
Lama melakukan penanganan kesehatan melalui
tanaman obat yang terus dipertahankan lebih dari 5

82 | Volume 8 No 2 OKTOBER 2019


Tabel 2. Daftar Jenis terbanyak penanganannya.
MasalahKegawatdaruratan sehari-hari
No Penyakit/Gejala Jumlah Ramuan
Tempat Mendapatkan Tanaman Obat
1 Demam 25 Data yang ditunjukan pada diagram diatas
2 Diare 12
3 Luka potong 10 menunjukan bahwa tempat mendapatkan tanaman
4 Sakit Kepala 10
5 Batuk dan Sesak Napas 8
obat (TO) lebih banyak di pekarangan sebanyak 56
6 Luka Bakar 8 macam (52%), di Pasar 35 macam (32%) dan di
7 Mimisan 4
8 Luka Tercukur 4 kebun 17 macam (16%).
9 Memar 3
10 Darah tinggi 5
11 Keracunan 3 4. DISCUSSION
Kota ternate merupakan wilayah yang terpadat
gejala/penyakit yang mendominasi yang berkaitan
pemukimannya dibanding dengan di bagian wilayah
dengan perilaku hidup bersih dan akibat penyakit,
lain di Propinsi maluku utara. Aktifitas masyarakat
seperti demam dan diare (no. 1 dan 2); untuk kasus
telah terfokus di kota ternate sejak dahulu karena
yang mengakibatkan luka (no. 3,6,8 dan 9), untuk
sebelum ibu kota propinsi di alihkan ke kota Sofifi,
sakit yang berhubungan dengan sirkulasi dan
kota ternate merupakan sentral ibu kota dengan
kardiovaskuler (no. 4 dan 10) dan sakit yang
menumpuknya sentra perdagangan ekonomi, transit
berhubungan dengan pernapasan (no. 5). Hal ini
dan Pendidikan. Kota ternate terbagi menjadi 4
menunjukan bahwa kejadian gejala/penyakit yang
kecamatan yang terdiri dari kecamatan ternate
berkaitan dengan perilaku hidup bersih masih
tengah, utara, barat dan selatan. Sebaran proporsi
mendominasi, kemudian untuk penyebab terjadinya
informan berdasarkan tempat tinggal yang diambil di
luka karena kurang hati-hati dan juga kurangnya
menjaga keselamatan dalam beraktivitas. Selain itu 3 (tiga) wilayah kecamatan saj mengingat bagian

penyebab akibat penyakit sirkulasi, kardiovaskuler wilayah ternate utara dan barat berdekatan jarak dan

dan pernapasan juga ditemui. Penanganan dengan letak geografis yang sama untuk mewakili informan.
Jika dilihat dari kepadatan pemukiman masyarakat,
menggunakan ramuan tanaman obat sebagai upaya
maka ternate tengah yang paling terbanyak. Informan
tambahan dalam menangani masalah tersebut.
dalam penelitian ini yang berada di wilayah kota
perlu adanya pembinaan dan penyuluhan oleh
ternate tengah yang paling terbanyak diperoleh,
pihak terkait.
selain banyaknya ditemui situasi ini sangat unik
Penggunaan Tanaman Obat
untuk diselidiki.
Penggunaan tanaman obat adalah sebagai berikut:
Faktor usia dan siklus kehidupan dapat
Tabel diatas menunjukan bahwa penggunaan
mempengaruhi upaya mencari pengobatan di
tanaman obat yang terbanyak yakni dengan di tempel
lingkungan keluarga dalam masyarakat (Marilyn,
(33) ramuan, Diminum (28) ramuan dan disusul
2013). Keputusan seseorang yang diminta baik dalam
dengan penggunaan dengan cara di usap, di kunyah
keluarga maupun di lingkungan masyarakat yang
dan ditelan serta disumbat.
telah dianggap sudah berpengalaman dalam
Frekwensi Pemakaian
menangani masalah kesehatan termasuk
Dari tabel frekwensi diatas ditemukan bahwa
kegawatdaruratan sehari-hari. Biasanya usia yang
sebanyak 1x sehari penggunaan obat dipakai, dan
lebih dewasa menjadi sumber untuk membantu
kemudian 2x sehari serta 3x sehari. Kebanyakan
ketika terjadi sebuah masalah. Usia 40-60 tahun
untuk penanganan luka dan cidera, karena hanya
dianggap banyak memiliki informasi, pengetahuan
menempelkan pada area luka saja maka dapat
dan pengalaman dengan rentang kehidupan ini.
dilakukan sekali sehari, untuk penanganan masalah
Mereka juga mempunyai berbagai macam
akut kebanyakan diberikan ramuan 2-3x sehari untuk
pengalaman melalui lingkungannya. Meskipun usia
http://e-journal.unair.ac.id/CMSNJ | 83
tua dapat dijadikan patokan dalam membantu dapat ditanam di lingkungan rumah mengingat
menangani masalah kesehatan, namun dari segi keterbatasan lahan dan pengelolaannya yang
ketahanan fisiknya menjadi pertimbangan oleh dirasakan cukup membutuhkan perhatian khusus.
mereka yang hendak ingin meminta bantuan. Usia Tumbuhan yang teridentifikasi dalam penelitian
yang terlalu muda yakni dibawah 40 tahun masih ini sebagai sumber pengobatan untuk kondisi
dianggap belum banyak memiliki pengalaman. kegawatdaruratan adalah sejumlah 37 tumbuhan
Tingkatan Pendidikan pada dasarnya obat. Identifikasi ini dilakukan baik secara proses
merupakan suatu proses pengetahuan tingkatan melalui interview dan juga telah didokumentasikan.
kemampuan dalam memahami dan melakukan Jenis tanaman ini sebenarnya tidak asing diketahui
tindakan termasuk penanganan kesehatan dan tempat tumbuhnya sangat familiar di daerah
(Sarwono, 2007). Tingkatan Pendidikan dari data daerah pemukiman. Ada beberapa tumbuhan obat
diatas tergambar bahwa mereka dengan latar yang berada di tempat yang cukup jauh dari
belakang Pendidikan terbanyak di tingkat SMA. pemukiman seperti tumbuhan Amo, tumbuhan obat
Mereka dengan pemahaman penanganan masalah ini sangat besar sehingga tidak memungkinkan untuk
termasuk masalah kesehatan tidak mesti dimiliki di ditanami dipekarangan. Beberapa tanaman yang
bangku Pendidikan (formal) bahkan sebenarnya menurut masyarakat setempat mengatakan bahwa
informasi yang mereka peroleh tentang sangat berkhasiat dan masih baru diketahui.
penanganan masalah kesehatan termasuk masalah Perlunya upaya untuk melestarikan dan
kegawatdaruratan sehari hari secara turun temurun membudidayakan tumbuhan ini lebih baik lagi agar
dari orang tuannya, temannya atau media tidak punah terhadap resiko pembangunan kota dan
informasi. meski ada beberapa informan yang daya gunanya cukup terbantu ketika semua wilayah
dengan tingkatan perguruan tinggi namun sedikit. masyarakat yang membutuhkan penanganan
Mereka mungkin lebih mempertimbangkan aspek kesehatan khususnya penanganan kegawatdaruratan
ilmiah dan teknologi pengobatan sehingga lebih sehari-hari. Upaya untuk melestarikan dan
bertumpuh pada penanganan secara medis dengan membudidayakan tumbuhan ini lebih baik lagi agar
menggunakan obat-obatan modern. tidak punah terhadap resiko pembangunan kota dan

Dalam sebuah komunitas akan berusaha daya gunanya cukup terbantu ketika semua wilayah

menjaga satu sama lainnya untuk tetap sehat, masyarakat yang membutuhkan penanganan

keterikatan secara keturunan membuat perhatian kesehatan khususnya penanganan kegawatdaruratan

yang sangat utama terhadap anggotan keluarga yang sehari-hari.

lainnya. Kekerabatan yang erat saling memberikan


5. CONCLUSION
informasi satu dengan lainnya, mereka saling
Perlunya peningkatan edukatif terhadap masalah
membantu dalam mengatasi permasalahn yang
kegawatdaruratan sehari-hari yang terjadi di
terjadi dilingkungannya (Sarwono, 2007). Jika dilihat
masyarakat dan bagaimana pemanfaatan kearifan
dari kepadatan kota, kebun-kebun yang luas yang
lokal sebagai alternatif penanganan pertama
dapat ditanami tanaman obat menjadi hal yang sulit.
dilakukan. Pihak instansi terkait perlu memberikan
Informan lebih memilih pekarangan yang
dukungan terhadap pelestarian tanaman obat
dimodifikasi sehingga dapat menanam tumbuhan
keluarga yang selain keindahan ini juga tersimpan
obat sebagai koleksinya dan keterjangkauan dalam
banyak manfaatnya.
pengobatan. Meskipun demikian ada juga bahan
tanaman obat yang diperoleh dari pasar dengan REFERENCE
membeli. Bahan ini memang tidak ada dan tidak Arikunto S, 2010. Manajemen Penelitian. Penerbit

84 | Volume 8 No 2 OKTOBER 2019


Rineka Cipta.
Marilyn, 2011. Keperawatan Keluarga, Teori,
Praktik dan Riset Penerbit EGC.
Pratiwi. A, 2011. Buku Ajar Keperawatan
Transkultural. Penerbit Gosyen Publihshing,
Yogyakarta.
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.
2012.Gambaran Penyakit Tidak Menular di
Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2010. Buletin
Jendela Data dan Informasi Kesehatan.
Badan Penelitian dan Pengembangan, 2013. Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDA).
Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat
Tradisional, 2015. Pengantar Riset Eksplorasi
pengetahuan lokal etnomedichine berbasis
komunitas di Indonesia. Kemenkes 2015.
Creswell WJ. 1998. Qualitative Inquiri and Research
Design Chosing Among Five Traditions. Sage
Publication, International Educational and
Profesional Publisher, Thousand Oaks. London,
New Delhi.
Sugiyono, 2011. Menejemen penelitian. Penertbit
Rineka Cipta 2011.
Tim Pengobatan Alternatif sehat dan bugar, 2011.
Obat Herbal, Luar Biasa. Teruji secara klinis.
Penerbit CV. Pustaka

http://e-journal.unair.ac.id/CMSNJ | 85

Anda mungkin juga menyukai